laprak2 listrik
DESCRIPTION
laporan kelistrikan pertanian 2TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
KELISTRIKAN PERTANIAN
(Rangkaian Kapasitif dan Induktif)
Oleh :
Kelompok : 1 (Satu) / Shift 1
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 22 September 2014
Nama : Yosua Andreas
NPM : 240110120062
Asisten : 1. Frans Jeckson
2. David Septian
3. Rahmad Daniagam
4. Faldi Azmi
5. Wahyuning Liyana Dewi
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA
TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada suatu rangakaian listrik AC, terdapat komponen-komponen seperti
resistor, induktor maupun kapasitor. Arus listrik AC merupakan arus listrik bolak-
balik. Pada jaringan listrik AC arus listrik yang berbalik, cenderung untuk
terkonsentrasi pada permukaan, akibatnya terjadi peningkatan resistansi pada
bahan konduktor, dibandingkan dengan jaringan DC.
Resistansi AC disebabkan oleh adanya reaktansi. Resistansi AC ini akan
menghambat suatu arus listrik. Adapun dua jenis reaktansi, yaitu induktif
reaktansi dan kapasitif reaktansi. Induktif reaktansi disebabkan oleh adanya
medan magnet pada peralatan listrik, baik magnet permanen maupun non
permanen. Pada bangunan, terutama bangunan industri, jaringan listrik lebih
banyak mengandung reaktansi induktif. Sedangkan kapasitif reaktansi disebabkan
oleh adanya kapasitansi pada peralatan listrik , seperti insulansi pada kabel dan
peralatan. Pada umumnya kapasitif reaktansi pada bangunan relatif kecil.
Pada jaringan AC, besarnya arus dan tegangan bervariasi seperti halnya
gelombang sinus. Untuk menggambarkannya, dibandingkan dengan jaringan DC
sebagai referensi yang besarnya adalah 0.707 kali jaringan DC (nilai rms AC).
Komponen arus listrik AC ini sangat penting dalam rangkaian listrik. Masing-
masing komponen memilki fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, penting
untuk dipelajari bagaimana penggunaan rangkaian listrik AC dalam suatu industri
pertanian.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mengenal rangkaian listrik AC
2. Mahasiswa mengetahui fungsi dan cara pemakaian audio generator
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resistor dan Simbol Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk
membatasi arus listrik dan juga digunakan sebagai pembagi tegangan listrik, atau
resistor dapat dikatakan juga sebagai penentu besarnya suatu arus dan tegangan
listrik pada suatu rangkaian elektronika.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa resistor berfungsi untuk menahan arus
listrik sehingga setiap resistor memiliki nilai tahanan (resistansi) tertentu. Satuan
besarnya nilai tahanan suatu resistor adalah Ohm (Ω). Ohm diambil dari seseorang
bernama Georg Simon Ohm yang berkebangsaan Jerman, dimana dia adalah
fisikawan penemu hubungan antara arus, tegangan dan tahanan pada suatu
rangkaian listrik yang kemudian dikenal sebagai hukum Ohm.
2.1.1 Simbol Resistor
Simbol resistor pada suatu rangkaian elektronika pada umumnya dibagi
menjadi dua jenis yaitu simbol Amerika dan simbol Eropa.
Simbol Eropa ditunjukkan oleh R1 sedangkan R2 merupakan simbol Amerika.
Kedua simbol tersebut bukan merupakan bentuk asli resistor tetapi simbol tersebut
digunakan untuk menggambarkan resistor pada rangkaian elektronika.
Kode Resistor
Nilai tahanan pada suatu resistor ditampilkan pada badan resistor dan berupa
kode, pada umumnya kode tersebut terbagi atas dua macam yaitu kode warna dan
kode angka. Kode warna ini berbentuk seperti cincin yang melingkari badan
resistor.
Pada cincin 1 (warna hitam) merupakan digit pertama, cincin 2 (warna coklat)
merupakan digit kedua, cincin 3 (warna merah) merupakan faktor pengali, dan
cincin 4 (warna emas) merupakan toleransi. Setiap warna pada cincin memiliki
nilai yang berbeda.
Contoh
Cincin 1 (coklat) = digit pertama / nilai = 1
Cincin 2 (ungu) = digit kedua / nilai = 7
Cincin 3 (merah) = faktor pengali = x 102
Cincin 4 (emas) = toleransi = ± 5%
Jadi nilai resistor tersebut adalah:
= 17 x 100 dengan toleransi ± 5%
= 1700Ω dengan toleransi ± 5%
Nilai toleransi pada resistor merupakan kualitas dari resistor itu sendiri,
walaupun resistor memiliki nilai tahanan yang tetap, tetapi pada kenyataannya
nilai tahanan ini dapat berubah jika terpengaruh oleh faktor eksternal misalnya
adalah suhu (temperatur). Besarnya perubahan terhadap suhu tersebut tergantung
dari nilai toleransi yang tertera pada cincin ke empat pada badan resistor.
Contoh: dari hasil perhitungan nilai tahanan tersebut diatas diperoleh hasil 1700Ω
dengan toleransi ± 5%, maka rentang nilai minimum dan maksimum resistor
tersebut adalah:
Rentang nilai minimum dan maksimum resistor
1700Ω x 5% = 85Ω
Nilai minimum = 1700Ω - 85Ω = 1615Ω
Nilai maksimum = 1700Ω + 85Ω = 1785Ω
Jadi rentang nilai tahanan dari resistor tersebut jika terjadi perubahan suhu
adalah 1615Ω-1785Ω. Semakin kecil nilai toleransi maka semakin kecil pula
rentang-nya perubahan nilai tahanan suatu resistor, atau dengan kata lain semakin
kecil nilai toleransi semakin baik pula kualitas resistor tersebut.
Untuk kode angka cara pembacaannya hampir sama sama dengan kode warna
hanya tampilannya langsung berupa angka.
Contoh
Suatu resistor di badannya terdapat kode angka 471.
Maka 4 merupakan digit pertama, 7 merupakan digit kedua, dan 1
merupakan faktor pengali.
Sehingga nilai resistor tersebut 47 x 101 = 470Ω.
2.1.2 Disipasi Panas Pada resistor
Jika suatu arus listrik yang melewati resistor meningkat, maka akan
dihasilkan panas dan jika arus tersebut terus meningkat hingga melewati batas
maksimum maka resistor akan rusak. Untuk mencegah hal tersebut, selain
memiliki nilai tahanan dan toleransi, resistor juga memiliki nilai disipasi dalam
Watt.
Biasanya nilai disipasi pada resistor adalah 1/16W, 1/8W, 1/4W, 1/2W,
1W, 2W, 5W, dan seterusnya. Nilai disipasi pada resistor berguna agar sebuah
resistor dapat bertahan dari panas, pada kondisi arus listrik maksimum yang
melewatinya. Semakin besar nilai disipasinya semakin besar ukuran resistor-nya.
Dimana:
P adalah daya dalam Watt (W)
V adalah tegangan dalam Volt (V)
I adalah arus listrik dalam Ampere (A)
R adalah tahanan resistor dalam Ohm (Ω
P = V2 / R = 122 / 47 = 144 / 47 = 3,1 Watt
Resistor akan terdisipasi panas sebesar 3,1 Watt, jadi hendaknya pada
rangkaian tersebut digunakan resistor dengan nilai disipasi diatas 3,1 Watt (misal
5W) untuk menghindari kerusakan pada resistor.
Resistor Nonlinier
Resistor yang sudah dijelaskan sebelumnya merupakan resistor linier atau
resistor yang memiliki nilai tahanan yang tetap, walaupun dijelaskan juga
sebelumnya bahwa nilai tahanan resistor berubah-ubah terhadap temperatur tetapi
perubahan tersebut tidaklah terlalu besar.
Pada resistor nonlinier nilai tahanan-nya dibuat dapat berubah-ubah sesuai
kebutuhan, jenis resistor ini antara lain Potensiometer (resistor variabel), Negative
Temperature Co-eficient (NTC), Positive Temperature Co-efficient (PTC), dan
Light Depending Resistor (LDR).
2.1.3 Potensiometer
Resistor ini memiliki tuas putar atau geser yang berfungsi untuk merubah
nilai tahanan-nya. Biasanya potensiomenter digunakan pada tombol pengatur
volume, bass, treble, dan equalizer pada perangkat audio seperti amplifier dan
mini compo.
Simbol untuk potensiometer ditunjukkan pada gambar sebelah kiri, sedangkan di
sebelah kanan merupakan gambar potensiometer sebenarnya.
2.1.4 NTC dan PTC
Kedua jenis resistor ini merupakan jenis resistor nonlinier yang nilai
tahanan-nya tergantung dari temperatur atau suhu. Pada NTC (Negative
Temperature Co-efficient) nilai tahanan-nya akan berkurang jika temperaturnya
naik, sedangkan PTC (Positive Temperature Co-efficient) nilai tahanan-nya akan
bertambah seiring dengan naiknya temperatur.
2.1.5 LDR
LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor nonlinier yang nilai
tahanan-nya berubah-ubah terhadap perubahan cahaya.
2.2 Pengertian, Jenis, Fungsi Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah komponen listrik yang memiliki
kemampuan untuk menyimpan muatan listrik. Dari pengertian ini, dapat kita lihat
fungsi kapasitor yakni untuk menyimpan muatan listrik. Pada prinsipnya,
kapasitor terdiri atas dua permukaan konduktor yang dipisahkan oleh suatu bahan
isolator sehingga kedua permukaan konduktor tersebut memiliki kemampuan
untuk menyimpan muatan listrik.
Lambang Kapasitor
Sekarang ini, ada tiga jenis kapasitor yang banyak digunakan dalam rangkaian
listrik, yaitu:
Kapasitor kertas. Kertas pada kapasitor ini berfungsi sebagai penyekat di
antara kedua pelat logam.
Kapasitor variabel. Kapasitor ini digunakan dalam rangkaian penala pada
pesawat radio.
Kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor jenis ini memiliki kapasitansi paling
tinggi, yaitu sampai dengan 100.000 pF.
Kapasitor
Kemampuan kapasitor untuk memperoleh dan menyimpan muatan listrik disebut
kapasitas kapasitor atau kapasitansi. Satuan kapasitas kapasitor adalah farad (F).
Kapasitas suatu kapasitor didefinisikan sebagai perbandingan tetap antara muatan
(q) yang tersimpan dalam kapasitor dan beda potensial antara kedua pelat
konduktornya (V). Secara matematis, persamaan kapasitas kapasitor dirumuskan:
C = q / v
Dimana; C = kapasitas kapasitor (Farad), q = muatan yang tersimpan dalam
kapasitor (Coulomb), dan V = beda potensial antara kedua pelat konduktor (Volt).
Salah satu jenis kapasitor adalah kapasitor keping sejajar. Kapasitor ini
terdiri dari dua buah keping metal sejajar yang dipisahkan oleh isolator yang
disebut dielektrik. Jika kapasitor ini dihubungkan ke baterai, kapasitor terisi
hingga beda potensial antara kedua terminalnya sama dengan tegangan baterai.
Jika baterai dicabut, muatan-muatan listrik akan habis dalam waktu yang sangat
lama, kecuali jika sebuah konduktor dihubungkan pada kedua terminal kapasitor.
Fungsi kapasitor dalam suatu rangkaian listrik, yaitu:
Untuk menyimpan muatan dan energi listrik.
Untuk memilih frekuensi pemancar pada pesawat radio.
Sebagai perata tegangan dalam catu daya (power supply).
Untuk menghilangkan percikan apai pada sistem pengapian mobil.
2.3 Generator Frekuensi Audio
Generator Frekuensi Audio adalah alat tes elektronik yang berfungsi
sebagai pembangkit sinyal atau gelombang listrik. Bentuk gelombang pada
umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu sinusoida, persegi, dan segitiga. Dengan
generator frekuensi audio ini seorang teknisi dapat melakukan pengetesan suatu
alat yang akan dites (devices under test). Dari analisis terhadap hasil berbagai
bentuk gelombang respons alat tersebut, akan dapat diketahui ketepatan
karakteristik sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki.
Adapun kegunaan dari Generator Frekuensi Audio adalah.
Sebagai pembangkit gelombang listrik sinusoidal, segitiga, dan kotak.
Untuk memahami bentuk dan pola gelombang listrik.
Sebagai acuan untuk menyelidiki rangkaian yang kurang baik dari suatu
rangkaian/sirkuit listrik atau elektronika
Dapat digunakan sebagai sumber tegangan/arus AC untuk percobaan
rangkaian penguatan transistor.
Selain kegunaan di atas, Generator Frekuensi Audio juga dapat digunakan sebagai
media pembelajaran, yakni. sebagai alat yang pendukung pada kegiatan percobaan
siswa dalam hal:
mengenali bentuk gelombang sinus dan kotak;
mempelajari cara mengukur periode dan frekuensi gelombang;
sebagai sumber bunyi;
memperkenalkan perpaduan gelombang bunyi;
Generator Frekuensi audio mempunyai rangkaian jembatan wein sebagai
rangkaiannya. Jembatan Wien terdiri dari 2 pembagi tegangan, yaitu: Rangkaian
Wien (R1, C1, R3, C3) dan sebuah rangkaian resistor murni R2 dan R4. Dalam
penggunaan normal kesetimbangan jembatan DV’ = Vo – Vo’ = DV’ = 0, yaitu
bila Vo = Vo’ se-fase dan se-magnetudo. Kedua kondisi tersebut harus dipenuhi
secara serentak dengan menyetimbangkan jembatan AC.
Untuk mendapatkan kondisi setimbang, pertama tegangan keluaran Vo’ dari
pembagi potensial bersifat resistif selalu sefasa dengan tegangan masukan V i’.
Kondisi sefasa ini dicapai jika w = wo’ (fasa setimbang). Nilai wo dinyatakan
dengan oleh persamaan.
Dalam sebuah jembatan praktis, kapasitor Cl dan C3 adalah kapasitor tetap dan
resistor R1 dan R3 adalah resistor variabel yang dikontrol oleh sebuah poros
bersama. Dengan menetapkan R2 = 2R4, maka jembatan dapat digunakan sebagai
alat pengukur frekuensi yang disetimbangkan oleh suatu pengontrol tunggal.
Pengontrol ini dapat dikalibrasi langsung dalam frekuensi.
Sinyal masukan (Vi) dari sumber yang dipilih dengan frekuensi (f) tertentu
dilewatkan pada jembatan dan arus akan terbagi pada masing-masing lengan.
Dengan memilih nilai-nilai resistor dan kapasitor tertentu sehingga R1 = R2 = R
dan C1 = C2 = C sehingga diperoleh frekuensi sebesar:
f = 1/2RC
Dari frekuensi inilah dihasilkan gelombang sinusoidal.
Akan tetapi, dewasa ini telah dilakukan penyesuaian sehingga generator bisa
menghasilkan tak hanya gelombang sinus, tapi juga gelombang segitiga, dan
kotak.
Pada umumnya frekuensi yang dibangkitkan dapat divariasi dengan
mengatur kapasitor dalam rangkaian LC atau RC. Dalam instrumen ini frekuensi
dikendalikan oleh variasi arus yang mengemudikan integrator. Generator audio
memberikan keluaran berbentuk gelombang sinus, segitiga dan kotak dengan
jangkauan frekuensi dari 20 Hertz sampai 20 kilo Hertz. Frekuensi terkendali
tegangan (frequency controlled voltage) mengatur dua sumber arus Upper dan
Lower Constant Current Source. Upper Constant Current Source mensuplai arus
tetap ke integrator yang menghasilkan tegangan output naik secara linier terhadap
waktu, menurut persamaan berikut :
Voutput = -1/C ∫ idt
Kenaikan dan penurunan arus akan mengakibatkan naik atau turunnya
slope tegangan output, yang akan mengatur besarnya frekuensi. Tegangan
komparator akan mengubah keadaan ke level maksimum tegangan output
integrator yang telah ditetapkan. Perubahan ini akan memutus sumber arus
konstan Upper beralih ke Lower constant current source
Sumber arus konstan Lower akan mencatu arus balik ke integrator,
sehingga tegangan output turun secara linier terhadap waktu. Bila output
mencapai batas minimum yang ditetapkan, maka tegangan komparator akan
berubah keadaan dan menyambung ke Upper constant current source, demikian
seterusnya kembali seperti semula. Dengan demikian terjadilah siklus yang terus
menerus.Tegangan output integrator adalah bentuk gelombang segitiga yang besar
frekuensinya tergantung pada besar kecil arus yang dicatu oleh kedua sumber arus
konstan Upper dan Lower.
Keluaran komparator memberikan tegangan gelombang kotak (SQUARE) dengan
duty cycle 50%. Rangkaian diode resistance mengatur slope dari gelombang
segitiga (TRIANGLE) sehingga amplitudonya berubah menghasilkan gelombang
SINUS dengan distorsi kurang dari 1 %.
Jenis konektor yang dipakai tergantung frekuensi kerjanya. Kebanyakan
generator audio generasi terbaru frekuensi kerjanya sampai 20MHz memakai
konektor jenis-BNC, dengan terminasi 50 ~ 75 Ω.
Generator frekuensi audio seperti lazimnya kebanyakan generator sinyal,
terdapat juga bagian attenuator, beberapa jenis gelombang modulasi output, dan
memiliki fasilitas frekuensi gelombang sapuan yang memberi kemampuan untuk
pengetesan respons frekuensi dari rangkaian elektronik yang diberikan. Beberapa
generator audio dilengkapi kemampuan membangkitkan sinyal derau putih (pink
noise).
- Instrumen ini menghasilkan gelombang-gelombang : sinus, segitiga, dan persegi
dengan rangkuman frekuensi dari 0,5 Hz sampai 11 KHz.
- Jaringan pengontrol frekuensi diatur oleh cakera frekuensi pada panel depan
instrumen atau oleh sebuah tegangan pengontrol yang dimasukkan dari luar.
Tegangan pengontrol frekuensi mengatur dua sumber arus.
- Sumber arus atas mensuplai arus yang konstan ke integrator segitiga yang
tegangan keluarannya bertambah secara linier terhadap waktu. Tegangan
keluaran diberikan oleh hubungan :
eout = - 1/C ∫ i dt …………………… ( * )
- Suatu pertambahan atau penurunan arus yang disuplai dari sumber arus atas akan
memperbesar atau memperkecil kemiringan tegangan keluaran. Multivibrator
tegangan berubah keadaan pada suatu level yang telah ditentu-kan sebelumnya
pada kemiringan tegangan keluaran integrator yang positif. Perubahan keadaan
ini akan menghentikan penyaluran arus atas menuju integrator dan
menghubungkan suplai arus bawah.
-Sumber arus bawah mensuplai suatu arus balik menuju integrator, sehingga
keluarannya berkurang secara linier terhadap waktu. Jika tegangan keluaran
mencapai suatu level yang telah ditentukan lebih dahulu dengan kemiringan
bentuk gelombang keluaran yang negatif, pembanding tegangan sekali lagi.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Audio generator
2. Breadboard
3. Kabel penghubung
4. Multimeter
3.1.2 Bahan
1. Resistor 47 Ohm
2. Kapasitor 5,6 μF dan 1 μF
3. Induktor 0,5 mH dan 1 mH
3.2 Prosedur Praktikum
3.2.1 Rangkaian RC Seri
1. Memasang komponen R = 47 ohm dan C = 5,6 μF secara seri seperti pada
gambar 1 (pada modul) rangkaian RC seri.
2. Menyiapkan signal generator dengan keluaran sekitar 2 volt dan frekuensi
500Hz (sebagai sumber tegangan sinusoidal) dan hubungkan dengan
rangkaian RC seri).
3. Mengukur tegangan pada R, C dan pada RC seri dengan multimeter
tegangan AC.
4. Mengubah frekuensi 1000 Hz dan ulangi langkah 1 sampai 3.
5. Mengulangi percobaan di atas dengan memakai komponen R = 47 ohm
dan C = 1 μF.
3.2.2 Rangakaian RL seri
1.Memasang komponen R = 47 ohm dan L = 0.5 mH secara seri
2.Menyiapkan signal generator dengan keluaran sekitar 2 volt dan frekuensi
500Hz (sebagai sumber tegangan sinusoidal) dan hubungkan dengan
rangkaian RC seri).
3.Mengukur tegagnan pada R, C dan pada RC seri dengan multimeter
tegangan AC.
4.Mengubah frekuensi 1000 Hz dan ulangi langkah 1 sampai 3.
5.Mengulangi percobaan di atas dengan memakain komponen R = 47ohm dan
L = 0,5 mH.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil
4.1.1 Rangkaian RC Seri
Tabel 1. Rangkaian RC Seri dengan Frekuensi 500 Hz
R (Ohm)
C (μF)
VR
(Volt)VC
(Volt)Vs = VRC
(Volt)Z (Ohm) I (A) Ө (°) Peff (watt)
47 5,6 0,6 1,2 1,3 73,75 0,0176 63,434 5,28 x 10-3
47 1 0,2 0,8 0,8 321,76 2,48 x 10-3 75,963 2,48 x 10-4
Perhitungan :
a. R 47 Ohm dan 5,6 μF
Xc = 1/ωc
= 1
2 πfC
= 1
2 π 500 .(5,6 x10−6)
= 56,8410511 F
Z = R2 + Xc2
= √472+56,842
= 73,75571225 Ohm
I = Vs/Z
= 1,3
73,75
= 0,0176 A
tan Ө = VC/ VR
= tan-1 1,2/0,6
tan = 63,43494882°
Pmaks = VR . IPmaks = 0,6 . 0,0176
= 0,01057545207 WattPeff = 0,5 VR . IPeff = 0,5 . 0,6 . 0,0176
= 5,28 x 10-3 Watt
Diagram Fasor
b. R 47 Ohm dan 1 μF
Xc = 1/ωc
= 1
2 πfC
= 1
2 π 500 .(1 x 10−6)
= 318,3098862 F
Z = R2 + Xc2
= √472+318,3092
= 321,7610661 Ohm
I = Vs/Z
= 0,8
321,7610661
= 2,486316973 x 10-3 A
tan Ө = VC/ VR
= tan-1 0,8/0,2
tan = 75,96375653°
Pmaks = VR . IPmaks = 0,2 . 2,486316973 x 10-3
= 4,972633946 x 10-4 WattPeff = 0,5 VR . IPeff = 0,5 . 0,2 . 2,486316973 x 10-3
= 2,486316973 x 10-4 WattDiagram Fasor
0,6 1,3
63,43o1,2
75,96o0,8
0,2 0,8
Tabel 2. Rangkaian RC Seri dengan Frekuensi 1000 Hz
R (Ohm)
C (μF)
VR
(Volt)VC
(Volt)Vs = VRC
(Volt)Z (Ohm) I (A) Ө (°) Peff (watt)
47 5,6 0,1 0,6 0,6 54,924 0,0109 80,53 5,46 x 10-4
47 1 0,1 0,2 0,2 73,755712251,205 x 10-3 63,434 6,025 x 10-5
Perhitungan :
a. R 47 Ohm dan 5,6 μF
Xc = 1/ωc
= 1
2 πfC
= 1
2 π 1000 .(5,6 x10−6)
= 28,42052555 F
Z = R2 + Xc2
= √472+28,422
= 54,92473279 Ohm
I = Vs/Z
= 0,6
54,92
= 0,0109240404 A
tan Ө = VC/ VR
= tan-1 0,6/0,1
tan = 80,53767779°
Pmaks = VR . IPmaks = 0,1 . 0,0109
= 1,09240404 x 10-3 WattPeff = 0,5 VR . IPeff = 0,5 . 0,1 . 0,0109
= 5,4620202 x 10-4 WattDiagram Fasor
0,60,1
80,53o0,6
b. R 47 Ohm dan 1 μF
Xc = 1/ωc
= 1
2 πfC
= 1
2 π 1000 .(1 x 10−6)
= 159,1549431 F
Z = R2 + Xc2
= √472+159,1542
= 165,9496789 Ohm
I = Vs/Z
= 0,2
165,94
= 1,205184616 x 10-3 A
tan Ө = VC/ VR
= tan-1 0,2/0,1
tan = 63,43494882°
Pmaks = VR . IPmaks = 0,1 . 1,205 x 10-3
= 1,205 x 10-4 WattPeff = 0,5 VR . IPeff = 0,5 . 0,1 . 1,205 x 10-3
= 6,025 x 10-5 WattDiagram Fasor
4.1.2. Rangkaian RL Seri
Tabel 3. Rangkaian RL Seri dengan Frekuensi 500 Hz
R (Ω)L
(mF)VR (V) VL(V)
VS = VRL (V)
Z (Ω) I (A) ϴ(o) Peff(watt)
47 0,5 0,1 0,4 2 940 0,002111,09
5 1,0638 x 10-4
63,43o0,26
0,16
0,2
47 1 0,1 0,3 2 940 0,0021 8,43 1,0638 x 10-4
Perhitungan
a. R 47 Ohm dan 0,5 mF
XL = ωL
= 2 πfL
= 2 Π 500 . (0,5 x 10-3)
= 1,570796327 F
Cari nilai r :
Vs/Z = VR/R
Vs√¿¿¿
= VR/R
Vs . R/ VR = √¿¿
2 . 47/0,1 = √(47+r )2+1,5702
9402 = (47 + r)2 + (1,570)2
√883597,5326 = (47 + r)
r = 939,9986876 – 47
= 892,9986876 Ohm
Cari nilai Vr :
Vr + VR = √Vs2+Vl2
Vr = √Vs2+Vl2 - VR
= √22+0,42 - 0,1
= 1,939607805 Volt
Z = (R + r)2 + XL2
= √(47+892,998)2+1,5702
= 940 Ohm
I = Vs/Z
= 2
940
= 2,127659574 x 10-3 A
tan Ө = VL/( VR + Vr ) = XC/R
ϴ = 0,4/(0,1 + 1,939)tan = 11,09580329°
Pmaks = VR . IPmaks = 0,1 . 2,127659574 x 10-3
= 2,127 x 10-4 WattPeff = 0,5 VR . IPeff = 0,5 . 0,1 . 2,127659574 x 10-3
= 1,0638 x 10-4 Watt
Diagram Fasor
b. R 47 Ohm dan 1 mF
XL = ωL
= 2 πfL
= 2 Π 500 . (1 x 10-3)
= 3,141592654 F
Cari nilai r :
Vs/Z = VR/R
Vs√¿¿¿
= VR/R
Vs . R/ VR = √¿¿
2 . 47/0,1 = √(47+r )2+3,142
9402 = (47 + r)2 + (3,14)2
√883590,1304 = (47 + r)
r = 939,9947502 – 47
= 892,9947502 Ohm
Cari nilai Vr :
Vr + VR = √Vs2+Vl2
Vr = √Vs2+Vl2 - VR
= √22+0,32 - 0,1
= 1,922374842 Volt
0,1
0,42
11,095
Z = (R + r)2 + XL2
= √(47+892,994 )2+3,142
= 940 Ohm
I = Vs/Z
= 2
940
= 2,127659574 x 10-3 A
tan Ө = VL/( VR + Vr ) = XC/R
ϴ = 0,3/(0,1 + 1,922)tan = 8,437750338°
Pmaks = VR . IPmaks = 0,1 . 0,00212
= 2,127 x 10-4 WattPeff = 0,5 VR . IPeff = 0,5 . 0,1 . 0,00121
= 1,0638 x 10-4 WattDiagram Fasor
0,1
0,32
8,43
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Aliran suatu listrik sangat bermanfaat bagi industri pertanian atau
bangunan-bangunan lainnya. Rangkaian suatu arus listrik tentu memiliki beberapa
komponen utama. Komponen-komponen inilah yang dapat membuat suatu aliran
listrik menjadi baik. Pada praktikum ini, praktikan akan menguji beberapa
komponen utama listrik seperti resistor, kapasitor, dan induktor. Beberapa
komponen arus listrik ini dilakukan pengujian menggunakan alat-alat seperti
multimeter dan audio generator.
Fungsi multimeter yaitu untuk mengukur tegangan suatu material listrik.
Sedangkan audio generator memiliki fungsi sebagai pembangkit sinyal atau
gelombang listrik. Kedua alat ini digunakan praktikan dalam praktikum ini.
Dalam praktikum ini, pengujian menggunakan beberapa komponen yaitu resistor
47 Ohm, kapasitor 5,6 μF dan 1 μF, serta induktor 0,5 mH dan 1 mH. Beberapa
komponen ini memiliki besaran yang berbeda. Setiap komponen ini dilakukan
perhitungan menggunakan multimeter untuk menghitung tegangan.
Pada praktikum yang dilakukan ini, terjadi banyak kesalahan dan
ketidakpahaman praktikan dalam mengukur menggunakan multimeter. Dalam
menyusun suatu rangkaian, praktikan melakukan penyusunan rangkaian secara
seri dengan R dan C ataupun R dan L. Pada saat pengukuran menggunakan
multimeter, terjadi banyak masalah dalam kelompok ini. Pengukuran tegangan
pada rangkaian seringkali menunjukkan angka 0. Hal ini menyebabkan
pengukuran menjadi tidak akurat. Akibatnya, perhitungan tegangan dilakukan
pada angka yang rata-rata muncul oleh karena ketidakstabilan angka tegangan
yang tertera pada multimeter tersebut. Hal ini disebabkan karena praktikan yang
masih belum mengerti cara penggunaan alat dan asisten yang kurang memberi
arahan pada praktikan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :
1. Komponen-komponen listrik seperti resistor, kapasitor, dan induktor
terdapat pada rangkaian listrik AC
2. Audio Generator digunakan sebagai pembangkit sinyal dan gelombang
listrik
3. Fungsi kapasitor yaitu untuk menyimpan daya suatu aliran listrik
4. Resistor mempunyai satuan Ω, induktor mempunyai satuan mH, dan
satuan kapasitor yaitu μF
5. Multimeter tidak hanya digunakan dalam menghitung tegangan, tetapi
dalam menghitung arus listrik dan hambatan
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah :
1. Sebaiknya asisten laboratorium memberikan arahan dan petunjuk dalam
melakukan praktikum
2. Sebaiknya praktikan mengetahui terlebih dahulu fungsi dan tujuan tiap
alat-alat praktikum
3. Sebaiknya praktikan memahami cara merangkai suatu rangkaian listrik
dengan benar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Terdapat pada http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-jenis-fungsi-kapasitor_29.html (diakses pada hari Sabtu, 27 September 2014 pukul 13.00 WIB)
Budiharto, Widodo. 2005. Teknik Reparasi PC dan Monitor. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Hamid, Abi Mustofa.2011.Terdapat pada http://mustofaabihamid.blogspot.com/2011/03/generator-frekuensi-audio.html (diakses pada hari Sabtu, 27 September 2014 pukul 13.00 WIB)
Kuphaldt, Tony R.2012. Lessons in Electric Circuits Vol. 5 Alternate Current.
LAMPIRAN
Gambar 1. Signal Generator(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 2. Breadboard, Kabel Penghubung, dan Multimeter(Sumber : Dokumentasi Pribadi)