lap.praktek di apotek ffup

Upload: neta-serian-hadiati

Post on 11-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    1/18

    Nama : Neta Serian Hadiati

    NPM : 2012000162

    Kelas : B

    A. KASUS YANG DIANGKAT1. OTC (Over The Counter)

    a. Seorang ibu membeli Tolak Angin Cair. Ibu tersebut mengaku sudah

    sering mengkonsumsi tolak angin cair untuk swamedikasi, dan tidak

    ada masalah yang muncul. Jika waktu dan kondisi memungkinkan

    dapat diinformasikan kepada pasien tentang obat yang dipilihnya.

    Tolak angin cair mengandung Oryza sativa, Foeniculi Fructus,

    Isorae Fructus, Caryophylli Folium, Zingiberis Rhizoma, and other

    ingredient in extract form. Baik untuk masuk angin dan gejala-

    gejalanya seperti demam, radang tenggorokan, nyeri perut. Juga

    menjaga pertahanan tubuh selama aktivitas berat.

    b. Seorang mahasiswi datang ke apotek untuk membeli kiranti, namun

    apotek tidak memiliki persediaan obat yang diminta mahasiswi

    tersebut, sebagai solusinya apoteker merekomendasikan mensana yang

    memiliki khasiat yang sama seperti kiranti.

    Kiranti komposisi : Curcumae Domesticae Rhizoma, Kaempferiae

    Rhizoma, Zingiberis Rhizoma dan Tamarindi Pulpa

    Mensana komposisi : Agni Casti Fructus, Curcumae Domesticae

    Rhizoma, Zingiberis Rhizoma dan Tamarindi Pulpa

    Dilihat dari komposisinya secara umum kiranti dan mensana memiliki

    kesamaan komposisi, walaupun terdapat perbedaan 1 komposisi AgniCasti Fructus (mensana) dan Kaemferiae Rhizoma (kiranti), namun hal

    tersebut tidak berpengaruh banyak karena keduanya memiliki manfaat

    yang sama yaitu meredakan nyeri, sakit perut dan sakit otot pinggang

    pada masa menstruasi, membantu melancarkan menstruasi.

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    2/18

    2. SIMULASI RESEP2.1.Tulis Ulang Resep

    R/ Cefat F Sy No. I

    S 3 dd 5 mL

    Habiskan

    R/ Ventolin 0.5 mg

    Fludane

    Bisolvon

    CTM 0.5 mg

    Vitamin C

    Equal qs

    m.f. Pulv. dtd No. XV

    S 3 dd I Pulv

    Pro : Kayazha Rakha Iffat

    Umur : 3 thn

    2.2 Keabsahan Resep

    Evaluasi Uraian Keterangan

    Keabsahan Resep

    a. Nama Dokterb.No. SIP Dokterc. Paraf Dokterd.

    Alamat Dokter

    e. No. Tlp Dokter

    Ada

    Ada

    Ada

    AdaAda

    Resep tersebut sah

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    3/18

    2.3 Kelengkapan Resep

    Evaluasi Uraian Keterangan

    a. Inscriptio- Nama Dokter

    - Tanggal/Bulan/Tahun

    - Tanda R/

    b.Ordination/Prescription- Nama Obat

    - Kadar

    -Jumlah

    - Bentuk Sediaan

    c. Signatura- Aturan Pakai

    - Nama Pasien

    - Umur Pasien

    d.Subscriptio- TTD Dokter

    Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Tidak Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Resep tersebut

    tidak lengkap

    2.4 Dosis

    Ventolin Salbutamol (OOP ed. 6 hal. 612)Dosis Lazim (DL): 3 - 4 dd 2 - 4 mg

    DL 1xp = 2 - 4 mgDL 1xhari = 3 - 4 ( 2 - 4 mg) = 6 - 16 mg

    Dosis untuk usia 3 tahun berdasarkan skala denekamp adalah 35%

    terhadap dosis dewasa, maka:

    DL 1xp = 35% (2 - 4 mg) = 0,7 1,4 mg

    DL 1xhari = 35% (6 - 16 mg) = 2,1 5,6 mg

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    4/18

    Dosis dalam resep:

    DR/ 1xp = 0,5 mg (DR/ < DL)

    DR/ 1xhari = 3 x 0,5 mg = 1,5 mg (DR/ < DL)

    Fludane (MIMS Konsultasi ed. 11 hal. 93)

    Komposisi : Parasetamol 500 mg,

    Klorfeniramin maleat 2 mg

    Fenil propanolamin 12,5 mg

    Parasetamol (OOP ed. 6 hal. 318)

    Dosis Lazim (DL): 2 - 3 dd 0.51 g

    DL 1xp = 0,51 g

    DL 1xhari = 2 - 3 (0,51 g) = 1 g3 g

    Dosis untuk usia 3 tahun berdasarkan skala denekamp adalah 35%

    terhadap dosis dewasa, maka:

    DL 1xp = 35% (0,51 g) = 175 mg - 350 mg

    DL 1xhari = 35% (13 g) = 150 mg - 1050 mg

    Dosis dalam resep:

    DR/ 1xp =

    x 500 mg = 167 (DR/ < DL)

    DR/ 1xhari = 3 x 167 mg = 501 mg (DR/ = DL)

    Klorfeniramin maleat 2 mg (Farmakologi dan Terapi ed. 5

    hal. 278)

    Dosis Lazim (DL): 3 - 4 dd 48 mg

    DL 1xp = 48 mg

    DL 1xhari = 3 - 4 ( 48 mg) = 12 mg - 32 mg

    Dosis untuk usia 3 tahun berdasarkan skala denekamp adalah 35%

    terhadap dosis dewasa, maka:

    DL 1xp = 35% ( 4 - 8 mg) = 1,42,8 mg

    DL 1xhari = 35% (12 - 32 mg) = 4,2 mg11,2 mg

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    5/18

    Dosis dalam resep:

    DR/ 1xp =

    x 2 mg = 0,67 mg (DR/ < DL)

    DR/ 1xhari = 3 x 0,67 mg = 2,01 mg (DR/ < DL)

    Fenil propanolamin (OOP ed. 6 hal. 650)

    Dosis Lazim (DL): 3 dd 2550 mg

    DL 1xp = 2550 mg

    DL 1xhari = 3 (25 - 50 mg) = 75150 mg

    Dosis untuk usia 3 tahun berdasarkan skala denekamp adalah 35%

    terhadap dosis dewasa, maka:

    DL 1xp = 35% (25 - 50 mg) = 8,7517,5 mg

    DL 1xhari = 35% (75150 mg) = 26,2552,5 mg

    Dosis dalam resep:

    DR/ 1xp =

    x 12,5 mg = 4,17 (DR/ < DL)

    DR/ 1xhari = 3 x 4,17 mg = 12,5 mg (DR/ < DL)

    Bisolvon Bromhexine HCl (OOP ed. 6 hal. 624; ISO vol. 46hal. 511)

    Dosis Lazim (DL): 3 - 4 dd 8 - 16 mg

    DL 1xp = 8 - 16 mg

    DL 1xhari = 3 - 4 ( 8 - 16 mg) = 24 - 64 mg

    Dosis untuk usia 3 tahun berdasarkan skala denekamp adalah 35%

    terhadap dosis dewasa, maka:

    DL 1xp = 35% (8 - 16 mg) = 2,8 5,6 mg

    DL 1xhari = 35% (24 - 64 mg) = 8,4 22,4 mg

    Dosis dalam resep:

    DR/ 1xp = 4 mg (DR/ = DL)

    DR/ 1xhari = 3 x 4 mg = 12 mg (DR/ = DL)

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    6/18

    CTM (Farmakologi dan Terapi ed. 5 hal. 278)

    Dosis Lazim (DL): 3 - 4 dd 48 mg

    DL 1xp = 48 mg

    DL 1xhari = 3 - 4 ( 48 mg) = 12 - 32 mg

    Dosis untuk usia 3 tahun berdasarkan skala denekamp adalah 35%

    terhadap dosis dewasa, maka:

    DL 1xp = 35% ( 4 - 8 mg) = 1,42,8 mg

    DL 1xhari = 35% (12 - 32 mg) = 4,211,2 mg

    Dosis dalam resep:

    DR/ 1xp = 0,5 mg (DR/ < DL)

    DR/ 1xhari = 3 x 0,5 mg = 1,5 mg (DR/ < DL)

    Vitamin C (OOP ed. 6 hal. 809)

    Dosis Lazim (DL): 2 dd 250 500 mg

    DL 1xp = 250 - 500 mg

    DL 1xhari = 2 (250 - 500 mg) = 500 - 1000 mg

    Dosis untuk usia 3 tahun berdasarkan skala denekamp adalah 35%

    terhadap dosis dewasa, maka:

    DL 1xp = 35% (250 - 500 mg) = 87,5 175 mg

    DL 1xhari = 35% (500 1000 mg) = 175 350 mg

    Dosis dalam resep:

    DR/ 1xp = 1/8 x 250 mg = 31,25 mg (DR/ < DL)

    DR/ 1xhari = 3 x 31,25 mg = 93,75 mg (DR/ < DL)

    2.5

    Perhitungan bahan

    a. Ventolin = 15 x 0,5 mg = 7,5 mg =

    = 3,75 tablet

    b.Fludane = 15 x

    kaplet = 5 kaplet

    c. Bisolvon = 15 x

    tablet = 7,5 tablet

    d.CTM = 15 x 0,5 mg = 7,5 mg =

    = 1,875 tablet

    e. Vitamin C = 15 x

    tablet = 1,875 tablet

    f.

    Equal

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    7/18

    2.6 Perhitungan Harga HJA = HNA x PPn (10%) x Mark Up (25%)

    Ventolin Tab 2 mg x 3 x 10s Rp. 57.100,-@ Rp. 1.903,-

    ( MIMS Annual ed. 115 hal. 134 )

    Rp 1903,- x 1,1 x 1,25 = Rp 2.616,625 x 4 = Rp 10.466,25

    Fludane Dus 100 kaplet Rp. 43000,-@ Rp. 430,-

    ( ISO vol. 46 hal. 530 )

    Rp 430,- x 1,1 x 1,25 = Rp 591,25 x 5 = Rp 2.956,25

    Bisolvon dus 100 tab 8 mg Rp. 70180,-@ Rp. 701,-

    ( ISO vol. 46 hal. 511 )

    Rp 701,- x 1,1 x 1,25 = Rp 963,875 x 8 = Rp 7.711

    CTM Botol 1000 tab 4 mg = Rp. 33600,-@ Rp. 33,-

    ISO vol.46 hal 646

    Rp 33,- x 1,1 x 1,25 = Rp 45,375 x 2 = Rp 90,75

    Vitamin C Botol 250 tab = Rp. 38500,-@ Rp. 154,-

    ( ISO vol.46 hal 642 )

    Rp 154,- x 1,1 x 1,25 = Rp 211,75 x 2 = Rp 423,5

    Equal 100 sachet Rp 37100,-@ 371

    Rp 371,- x 1,1 x 1,25 = Rp 510,125 x 2 = Rp 1.020,25

    Harga resep racikan = Rp 1.000,- +

    = Rp 22.668,-

    2.7Kerasionalan Resep

    1. Tepat indikasiDilihat dari obat-obat yang diresepkan, pasien diduga mengalami

    asma bronchial. Asma merupakan suatu penyakit pernafasan yang

    ditandai dengan inflamasi saluran pernafasan (bronkus) yang

    menyebabkan aliran udara ke dan dari paru menjadi kurang

    lancar. Selama berlangsungnya serangan asma, otototot bronkus

    mengencang, lapisan mukosa saluran pernafasan membengkak

    dan produksi mucus saluran nafas meningkat sehingga

    mengakibatkan penyempitan saluran nafas.

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    8/18

    Ventolin (salbutamol) bersifat bronkodilator digunakan

    untuk meredakan bronkospasme pada bronchial asma

    Fludane (parasetamol, klorfeniramin, fenil propanolamin)

    bersifat digunakan untuk pengobatan simptomatik flu

    seperti demam, sakit kepala, kongesti saluran nafas dan bersin

    Parasetamol bersifat analgetik dan antipiretik menghilangkan nyeri dan meredakan panas

    Klorfeniramin maleat antihistamin menurunkan

    kebocoran dipermukaan selaput lendir saluran nafas

    Fenil propanolamin bersifat vasokontriksi, mengecilkan

    diameter pembuluh darah)

    Bisolvon (Bromhexine HCl) digunakan sebagai mukolitik

    CTM digunakan sebagai antihistamin pada penyakit asma

    yang bersifat alergi.

    Vitamin C digunakan untuk meningkatkan kekebalan

    tubuh.

    Secara umum penggunaan obatobat diatas sudah tepat untuk

    kondisi pasien walaupun ditemukan duplikasi penggunaan

    CTM. Oleh karena itu disarankan untuk memilih salah satunya

    saja. Hal ini dilakukan untuk menghindari duplikasi

    penggunaan obat juga untuk menekan dana pengobatan yang

    harus dikeluarkan oleh pasien.

    Kesimpulan: tepat indikasi

    2.

    Tepat obat dan cara pemberiaanBerbicara tentang ketepatan obat dan cara pemberian tidak akan

    terlepas dari indikasi obat itu sendiri. Berdasarkan data ketepatan

    indikasi diatas dapat disimpulkan bahwa obat-obat yang

    diresepkan sudah tepat dengan keadaan pasien dan cara

    pemberiannyapun sudah tepat yaitu melalui jalur oral.

    Kesimpulan : tepat obat dan cara pemberian

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    9/18

    3. Tepat dosisBeberapa obat (salbutamol, CTM, fenil propanolamin, vitamin C)

    dalam resep ini memiliki dosis dalam resep yang lebih kecil dari

    dosis lazim sub dosis. Walaupun obat-obat tersebut tidak

    termasuk ke dalam obat dengan indeks terapi sempit, namun

    keadaan sub dosis ini tetap dapat mempengaruhi efektivitas dari

    obat tersebut dikhawatirkan obat tidak memberikan efek

    terapinya dengan maksimal. Oleh karena itu disarankan untuk

    menyesuaikan dosis yang akan diberikan sehingga obat dapat

    memberikan efek terapi yang maksimal.

    Kesimpulan : tidak tepat dosis

    4. Tepat pasienData ketepatan indikasi, ketepatan obat dan perhitungan dosis

    diatas menunjukan bahwa obat yang diresepkan sudah sesuai

    dengan kondisi pasien walaupun pada perhitungan dosis terdapat

    beberapa obat yang memiliki dosis dalam resep yang lebih kecil

    dari dosis lazim untuk anak 3th.

    Kesimpulan : tepat pasien

    5. Tepat bentuk sediaanKayazha merupakan pasien yang berumur 3th, dokter meminta

    apoteker untuk menyiapkan obat-obat yang diresepkan kepada

    kayazha dalam bentuk puyer. Bentuk sediaan yang diminta oleh

    dokter untuk pasien ini sudah sesuai. Keuntungan puyer:Memberikan pilihan obat yang lebih luas, terutama bagi anak-

    anak dimana jenisnya terbatas.

    Memungkinkan pemberian dosis yang tepat sesuai berat badan.

    Memungkinkan pemberian banyak obat sekaligus.

    Memungkinkan harga obat lebih terjangkau.

    Kesimpulan : tepat bentuk sediaan

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    10/18

    6. Tepat hargaHarga yang diresepkan dokter cukup terjangkau untuk kondisi

    yang diderita pasien. Namun jika pasien masih merasa berat

    dengan harga tersebut, maka hal ini dapat ditanggulangi dengan

    mengganti obat dengan nama dagang tersebut dengan bentuk

    generiknya.

    Kesimpulan: tepat harga

    7. Waspada efek sampingKlorfeniramin maleat dapat menyebabkan efek samping

    sedasi, maka diinformasikan kepada pasien (dalam hal ini

    orang tua pasien) agar tidak perlu khawatir karena efek

    samping ini menguntungkan sehingga pasien menjadi cukup

    tidur dan tenang.

    Salbutamol dapat menyebabkan gangguan gastro intestinal

    (saluran pencernaan) ringan, maka dapat diinformasikan

    kepada pasien (dalam hal ini orang tua pasien) agar obat

    diberikan setelah makan.

    2.8 Cara Pengerjaan

    1. Diambil obat dan ditaruh di nampan yang bersih, antara lain:

    a. Ventolin 4 tablet

    b. Fludane 5 kaplet

    c. Bisolvon 8 tablet

    d.

    CTM 2 tablete. Vitamin C 2 tablet

    f. Equal 2 sachet

    Kemudian dicek kembali sebelum obat diracik.

    2. Disiapkan mortir dan stamper yang bersih.

    3. Dimasukkan 1 sachet equal ke dalam mortir (I) digerus halus dan

    merata untuk menutupi atau melapisi pori-pori mortir.

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    11/18

    4. Dilakukan pengenceran 1 tablet Vitamin C pada mortir terpisah

    dengan cara:

    Ditimbang bobot 1 tablet Vitamin C, kemudian digerus tablet

    tersebut di dalam mortir ad halus, dan diambil 0,875 bagian dari

    serbuk tablet tersebut, dimasukkan mortir I, digerus ad homogen.

    5. Dimasukkan 1 tablet sisa dari Vitamin C ke dalam mortir I

    digerus ad homogen.

    6. Dilakukan pengenceran 1 tablet Ventolin pada mortir terpisah

    dengan cara:

    Ditimbang bobot 1 tablet Ventolin, kemudian digerus tablet

    tersebut di dalam mortir ad halus, dan diambil 0,75 bagian dari

    serbuk tablet tersebut, dimasukkan mortir I, digerus ad homogen.

    7. Dimasukkan 3 tablet sisa dari Ventolin ke dalam mortir I

    digerus ad homogen.

    8. Dimasukkan 5 kaplet Fludane ke dalam mortar I gerus ad

    homogen.

    9. Dilakukan pengenceran 1 tablet Bisolvon pada mortir terpisah

    dengan cara:

    Ditimbang bobot 1 tablet Bisolvon, kemudian digerus tablet

    tersebut di dalam mortir ad halus, dan diambil 0,5 bagian dari

    serbuk tablet tersebut, dimasukkan mortir I, digerus ad homogen.

    10.Dimasukkan 7 tablet sisa dari Bisolvon ke dalam mortir I

    digerus ad homogen.

    11.Dilakukan pengenceran 1 tablet CTM pada mortir terpisah dengan

    cara:Ditimbang bobot 1 tablet CTM, kemudian digerus tablet tersebut

    di dalam mortir ad halus, dan diambil 0,875 bagian dari serbuk

    tablet tersebut, dimasukkan mortir I, digerus ad homogen.

    12.Dimasukkan 1 tablet sisa dari CTM ke dalam mortir I digerus

    ad homogen.

    13.Dimasukkan 1 sachet sisa equal ke dalam mortir I.

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    12/18

    14.Ditimbang seluruh campuran serbuk, kemudian ditentukan bobot

    satu bungkusnya.

    15.Ditimbang dari campuran serbuk tersebut untuk bobot satu

    bungkus serbuk, kemudian dibungkus dengan rapi.

    16. Ditimbang sisa dari campuran serbuk di bagi menjadi dua bagian

    sama rata di atas piring timbangan, kemudian dari tiap bagian

    piring timbangan (kanan dan kiri) masing-masing dibagi menjadi

    7 bungkus secara visual.

    17. Dimasukkan 15 bungkus pulveres tersebut ke dalam wadah yang

    bersih dan rapi.

    18.

    Diberi etiket pada wadah tersebut, dengan benar, jelas, dan rapi.

    19. Dicek kembali sebelum obat diserahkan kepada pasien.

    20. Diserahkan obat kepada pasien:

    a. Meminta no. resep pasien, no. resep dicocokkan dengan no.

    yang ditempel pada resep, nama pasien, dan nama dokter.

    b. Diberikan informasi yang jelas kepada pasien.

    c. Meminta no. telepon atau alamat pasien sebagai dokumentasi

    atau monitoring pengobatan pasien.

    2.9 Etiket (warna putih)

    APOTEK FARMASI PANCASILA

    Jl. Srengseng Sawah, JagakarsaJakarta 12640 -Telp: 7864727

    Apoteker : Drs. M. Sumitro, AptS.I.K NO. : 414/B

    No : 1 Tgl : 28/11/2012

    Kayazha Rakha Iffat

    3 x Sehari 1 Bungkus

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    13/18

    2.10Informasi

    Diberikan informasi mengenai aturan pakai dari obat :

    Obat ini adalah puyer dalam bentuk racikan, diminum tiga kali

    sehari satu bungkus, setiap pagi, siang, dan malam setelah makan.

    Sebelum diminum dipastikan bungkusan dibuka secara pelan-pelan

    agar tidak ada yang tertumpah atau berterbangan, kemudian di

    letakkan di dalam sendok minum dan dilarutkan dengan air minum.

    Racikan puyer ini untuk mengobati asma yang diderita oleh

    Kayazha (putri dari orang tua pasien).

    Obat ini memberikan efek samping gangguan saluran pencernaan

    oleh karena itu harus diberikan setelah makan, selain itu juga dapat

    menyebabkan kantuk, tetapi tidak perlu khawatir karena ini

    menguntungkan agar pasien menjadi cukup tidur serta tenang.

    Apoteker harus mengingatkan orang tua pasien agar tidak ada obat

    yang tersisa di dalam sendok minum saat memberikan obat ini.

    Informasikan juga kepada pasien (dalam hal ini orang tua pasien),

    - Jika asma kambuh walau telah diterapi atau serangan asma tidak

    membaik, anjurkan orang tua untuk egera membawa anak

    berobat kembali ke dokter.

    - Istirahat dan tindakan pencegahan lain adalah cara terbaik untuk

    menghindari serangan asma.

    Setelah itu diverifikasi kembali informasi yang disampaikan kepada

    pasien (dalam hal ini orang tua pasien), bila sudah dipastikan

    mengerti, apoteker dapat menawarkan bantuan apabila diperlukan.

    B. ANALISA KASUSTugas Khusus

    Glikazid merupakan salah satu antidiabetik oral dari golongan sulfonilurea.

    Bagaimana mekanisme kerja, efek samping, interaksi obat dari obat tersebut

    dan bagaimana cara penggunaannya dan hal apa yang perlu diperhatikan

    ketika mengkonsumsi obat tersebut?

    Dosis :

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    14/18

    Terapi antidiabetik oral selalu dimulai dari dosis rendah 1 kali pemberian

    per hari, setelah itu dosis dapat dinaikkan sesuai dengan respons terhadap

    obat. Dosis awal 40-80 mg 1 kali sehari bersama sarapan, maksimal 240

    mg/hari dalam 1-2 kali pemberian. Gliklazid dosis rendah dapat diberikan

    1 kali sehari, sebelum atau bersama sarapan, dosis tinggi diberikan dalam

    dosis terbagi.

    Kontraindikasi

    Porfiria, Asidosis, Ketosis, Hipersensitif terhadap gliklazid atau senyawa

    antidiabetioral golongan sulfonilurea lainnya. Penggunaan antidiaberikoral

    golongan sulfonilurea termasuk gliklazid pada penderita gangguan fungsi

    hati dan ginjal merupakan kontraindikasi, namun gliklazid masih dapat

    diberikan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal yang ringan

    Efek samping

    Umumnya ringan dan frekuensinya rendah, antara lain gangguan saluran

    cerna dan gangguan susunan syaraf pusat. Gangguan saluran cerna berupa

    mual, diare, sakit perut, dan hipersekresi asam lambung. Gangguan

    susunan syaraf pusat berupa sakit kepala, vertigo, bingung, ataksia dan lain

    sebagainya. Gejala hematologik termasuk leukopenia, trombositopenia,

    agranulositosis dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali.

    Hipoglikemia dapat terjadi apabila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat,

    juga pada gangguan fungsi hati atau ginjal atau pada lansia. Hipoglikemia

    sering diakibatkan oleh obat-obat antidiabetik oral dengan masa kerja

    panjang. Golongan sulfonilurea cenderung meningkatkan berat badan.

    Interaksi dengan Obat Lain :

    Alkohol: dapat menambah efek hipoglikemik. Analgetika (azapropazon,fenilbutazon, dan lain-lain): meningkatkan efek sulfonilurea. Antagonis

    kalsium: misalnya nifedipin kadang-kadang mengganggu toleransi

    glukosa. Antagonis Hormon: aminoglutetimid dapat mempercepat

    metabolism antidiabetikoral; oktreotid dapat menurunkan kebutuhan

    insulin dan antidiabetikoral. Antihipertensi diazoksid: melawan efek

    hipoglikemik. Antibakteri (kloramfenikol, kotrimoksasol, 4-kuinolon,

    sulfonamida dan trimetoprim): meningkatkan efek sulfonilurea.

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    15/18

    Antibakteri rifampisin: menurunkan efek sulfonilurea (mempercepat

    metabolisme). Antidepresan (inhibitor MAO): meningkatkan efek

    hipoglikemik

    Antijamur: flukonazol dan mikonazol menaikkan kadar plasma

    sulfonilurea. Anti ulkus: simetidin meningkatkan efek hipoglikemik

    sulfonilurea. Hormon steroid: estrogen dan progesterone (kontrasepsi oral)

    antagonis efek hipoglikemia. Klofibrat: dapat memperbaiki toleransi

    glukosa dan mempunyai efek aditif terhadap antidiabetikoral. Penyekat

    adrenoreseptor beta : meningkatkan efek hipoglikemik dan menutupi

    gejala peringatan, misalnya tremor. Penghambat ACE: dapat menambah

    efek hipoglikemik.

    Mekanisme kerja :

    Merangsang sekresi insulin dari sel-sel -Langerhans kelenjar pancreas

    dan meningkatkan sensitivitas sel-sel -Langerhans terhadap stimulus

    glukosa. Gliklazid memperbaiki sekresi insulin, terutama sekresi fase

    pertama, yang umumnya rusak atau berkurang pada DM tipe 2 atau DM

    yang tidak bergantung insulin. Oleh sebab itu untuk terapi gliklazid mutlak

    adanya sel-sel -Langerhans yang masih berfungsi (farmakodinamik).

    Disamping terhadap pankreas, gliklazid juga memiliki efek

    ekstrapankreatik, antara lain peningkatan penggunaan glukosa oleh sel dan

    potensiasi jalur biokimia pasca reseptor yang peka terhadap insulin. Pada

    dosis terapi normal, gliklazid mengurangi daya agregasi trombosit.

    ADME :

    Gliklazid diabsorpsi dengan baik melalui saluran pencernaan, dan

    mencapai kadar puncak dalam serum pada 4-6 jam. Waktu paruh gliklazidsekitar 12 jam. Gliklazid didistribusikan ke seluruh cairan ekstra sel.

    Penetrasi gliklazid ke jaringan otak hampir tidak ada. Glikazid dapat

    menembus sawar plasenta dan masuk ke dalam jaringan fetus. Gliklazid

    dimetabolisme terutama di hati, menghasilkan sedikitnya 8 senyawa

    metabolit. Sebagian besar (sekitar 70%) gliklazid diekskresi melalui urin

    dan sebagian lagi (sekitar 11%) melalui feses. Ekskresi melalui urin

    berlangsung lambat, ekskresi maksimum baru tercapai setelah 7 - 10 jam

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    16/18

    paska pemberian. Produk metabolit masih dapat terdeteksi di dalam urin

    120 jam setelah pemberian peroral. Proses eliminasi melalui feses

    biasanya selesai setelah 144 jam pasca pemberian per oral.

    Hal-hal yang harus diinformasikan kepada pasien:

    a. Jangan konsumsi obat lain tanpa seizin dokter atau apoteker.

    b. Obat ini hanya berperan sebagai pengendali diabetes, bukan

    penyembuh.

    c. Obat ini hanya faktor pendukung dalam pengelolaan diabetes, faktor

    utamanya adalah pengendalian diet (pola makan) dan olah raga

    Konsumsi obat sesuai dosis dan aturan pakai yang diberikan dokter

    d.

    Monitor kadar glukosa darah sebagaimana yang dianjurkan oleh dokter

    e. Jika Anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia (pusing, lemas,

    gemetar, pandangan berkunangkunang, pitam (pandangan menjadi

    gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, segera

    hubungi dokter

    f. Jika Anda sudah pernah mengalami hipoglikemia, selalu bawa

    sekantung kecil gula jika Anda bepergian. Segera makan gula begitu

    Anda mendapat serangan hipoglikemia

    g. Laporkan pada dokter jika Anda berencana untuk hamil

    Obat ini tidak boleh dikonsumsi semasa hamil atau menyusui, kecuali

    sudah diizinkan oleh dokter.

    C. DAFTAR PUSTAKA1. Ganiswara, sulistia G dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Ed.5. Jakarta:

    Gaya baru

    2. Pramudianto, Arlina (Editor). 2012. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi

    ed.11. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer (dibawah lisensi UBM Medica)

    3. Fun, L.W (Editor). 2007. MIMS Annual ed.115. Jakarta : Bhuana Ilmu

    Populer (dibawah lisensi UBM Medica)

    4. Tim Penulis ISO. 2012.ISO Vol 46. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan

    5. Tjay TH, Rahardja Kirana. 2007. Obat-Obat Penting. Ed.6. Jakarta: PT

    Elex Media Komputindo

  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    17/18

    6. Glikazid http://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/102

    diakses pada tanggal 02 desember 2012 pukul 20.15

    7. Tolak Angin Cairhttp://www.sidomuncul.com/engindex.php diakses pada

    tanggal 02 desember 2012 pukul 20.30

    8. Mensana http://www.mensana.co.id/ diakses pada tanggal 02 desember

    2012 pukul 20.35

    9. http://diarykiranti.com/female-secret/glossary/K diakses pada tanggal 02

    desember 2012 pukul 20.35

    D. KESIMPULAN1. OTC

    a. Interaksi dengan pasien Solusi mengganti kiranti menjadi mensana

    tidak bermasalah karena keduanya memiliki manfaat yang sama yaitu

    meredakan nyeri, sakit perut dan sakit otot pinggang pada masa

    menstruasi, membantu melancarkan menstruasi

    b. Tugas khusus Glikazid merupakan antidiabetik oral golongan

    sulfonylurea, memiliki mekanisme kerja merangsang sekresi insulin

    dari pancreas efektif untuk pasien non dependent insulin

    2. Simulasi resep

    a. Resep yang dianalisa sah namun tidak lengkap.

    b. Resep tidak rasional

    E. SARANSimulasi resep

    pada saat akan meresepkan obat yang berisi campuran agar

    lebih diperhatikan komposisinya agar tidak terjadi duplikasi terapi obat dan

    agar lebih diperhatikan lagi dalam penulisan resep terkait kelengkapannya.

    http://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/102http://www.sidomuncul.com/engindex.phphttp://www.mensana.co.id/http://diarykiranti.com/female-secret/glossary/Khttp://diarykiranti.com/female-secret/glossary/Khttp://www.mensana.co.id/http://www.sidomuncul.com/engindex.phphttp://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/102
  • 7/23/2019 Lap.praktek di apotek ffup

    18/18

    KESAN DAN PESAN UNTUK APOTEK FARMASI PANCASILA

    Pengalaman praktek di Apotek Farmasi Universitas Pancasila adalah pengalaman

    praktek untuk pertama dan terakhir kalinya yang secara keseluruhan amat

    berkesan bagi kami. Rasa kekeluargaannya terjaga sehingga tidak ada

    kesenjangan yang kami rasakan. Pada saat proses praktek berlangsung para DPP

    yang bertugas dihari itu tidak hanya sekedar membimbing kami tetapi juga

    mengaggap kami adalah rekan kerjanya. Selain itu juga kelengkapan literature

    yang ada di apotek amat sangat menunjang kebutuhan kami pada saat penelusuran

    literatur yang dilakukan pada simulasi resep. Adapun pesan yang dapat kami

    sampaikan untuk Apotek Farmasi Universitas Pancasila yaitu agar dapat

    meningkatkan kegiatan promosi, mengingat lokasi apotek yang kurang strategis.

    Dengan lokasi yang lebih strategis maka akan semakin banyak masyarakat yang

    mengetahui keberadaan apotek FFUP dan dengan begitu kasus-kasus yang

    ditemui akan semakin bervariasi.