laporan_iklim_kerja

19
Laporan praktikum K3 IKLIM KERJA (INDEKS SUHU BOLA BASAH) Disusun Oleh : Sunandar 70200111082 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Upload: fidah-slained

Post on 06-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan_Iklim_Kerja

Laporan praktikum K3

IKLIM KERJA

(INDEKS SUHU BOLA BASAH)

Disusun Oleh :

Sunandar

70200111082

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2013/2014

Page 2: Laporan_Iklim_Kerja

I. DASAR TEORI

1. Pengertian Iklim Kerja

Faktor fisik merupakan komponen yang terdapat di lingkungan kerja

seperti kebisingan, penerangan, iklim kerja, getaran dan radiasi, yang

biasanya mempengaruhi tenaga kerja. Faktor fisik yang diteliti dalam

penelitian ini adalah iklim kerja.

Kemajuan teknologi dan proses produksi dalam industri, telah

menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim / cuaca tertentu

yang disebut iklim kerja, yang dapat berupa iklim kerja panas dan iklim kerja

dingin.

Dalam Keputusan Mentri Tenaga Kerja No. PER

13/MEN/X/2011tentang Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu,

kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat

pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.

Menurut Suma’mur PK, iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara,

kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat

faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat

disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas disuatu lingkungan

kerja adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan

gerakan udara, dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang.

Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu

sistem pengatur suhu (system thermoregulator). Suhu menetap ini adalah

akibat keseimbangan diantara panas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai

Page 3: Laporan_Iklim_Kerja

akibat metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan

sekitar.

Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja

manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24

derajat Celsius sampai 27 derajat Celsius.

1.1. Iklim Kerja Panas

Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja

yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu

udara, suhu radiasi dan sinar matahari. Panas sebenarnya

merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus

dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan

panas tubuh yang dikeluarkan kelingkungan sekitar. Agar tetap

seimbang antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh

mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh ke lingkungan

sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan

evaporasi.

a. Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-

benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi

akan menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda

sekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah panas kepada

tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari tubuh

manusia.

Page 4: Laporan_Iklim_Kerja

b. Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan

melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan

panas terbawa oleh udara sekitar tubuh.

c. Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik

dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari.

d. Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat

menguap bila udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin

sehingga terjadi pelepasan panas dipermukan kulit, maka cepat

terjadi penguapan yang akhirnya suhu badan bisa menurun.

Lingkungan kerja panas dapat diklasifikasikan menjadi sebagai

berikut:

a. Lingkungan panas lembab ditandai dengan temperatur bola

kering yang tinggi disertai tekanan uap air yang tinggi.

b. Lingkungan panas kering ditandai dengan temperatur bola kering

mencapai 400C disertai beban panas radiasi tinggi.

Terdapat beberapa contoh tempat kerja dengan iklim kerja panas

diantaranya :

a. Proses produksi yang menggunakan panas, misalnya peleburan,

pengeringan, pemanasan

b. Pekerjaan yang langsung terkena sinar matahari, misalnya

pekerjaan jalan raya, bongkar muat, nelayan, petani

c. Tempat kerja dengan ventilasi udara kurang

Page 5: Laporan_Iklim_Kerja

1.2. Iklim Kerja Dingin

Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi kerja dengan

keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Kondisi semacam ini

dapat meningkatkan tingkat kelelahan seseorang.

Terdapat beberapa contoh tempat kerja dengan iklim kerja

dingin diantaranya di pabrik es, kamar pendingin, laboratorium,

ruang computer dan lain-lain.

Masalah kesehatan yang berhubungan dengan iklim dingin,

yaitu:

Chilblains : Bagian tubuh yang terkena membengkak, merah,

panas dan sakit diselingi gatal. Penyakit ini diderita akibat

bekerja ditempat dingin dengan waktu lama dan akibat

defisiensi besi.

Trench foot : Kerusakan anggota badan terutama kaki akibat

kelembaban atau dingin walau suhu diatas titik beku. Stadium

ini diikuti tingkat hyperthermis yaitu kaki membengkak, merah,

dan sakit. Penyakit ini berakibat cacat semetara.

Frosbite : Akibat suhu rendah dibawah titik beku, kondisi sama

seperti trenchfoot namun stadium akhir penyakit frosbite adalah

gangrene dan bisa berakibat cacat tetap.

2. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja

Page 6: Laporan_Iklim_Kerja

Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim

kerja adalah Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan

dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: No. PER 13/MEN/X/2011,

Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja, pasal 1 ayat 9

berbunyi :

“Indeks suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang

disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang

merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami

dan suhu bola”.

Untuk mengetahui iklim kerja di suatu tempat kerja dilakukan

pengukuran besarnya tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB

atau Indeks Suhu Basah dan Bola (Tim Hiperkes, 2004), macamnya adalah:

1. Untuk pekerjaan diluar gedung

ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering

2. Untuk pekerjaan didalam gedung

ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi

Alat yang dapat digunakan adalah heat stress area monitor untuk

mengukur suhu basah, temometer kata untuk menguku kecepatan udara

dan termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran

iklim kerja dapat mengunakan questemt digital. Pengukuran dilakukan pada

tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan kira – kira satu meter dari pekerja.

Tabel 1 Standar Iklim Kerja di Indonesia

Page 7: Laporan_Iklim_Kerja

Beban kerja setiap jam ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola)

Waktu kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat

Bekerja terus-menerus (8 jam/hari)

- 30,0 26,7 25

75% kerja 25% istirahat 30,6 28 25,9

50% kerja 50% istirahat 31,4 29,4 27,9

25% kerja 75% istirahat 32,2 31,1 30,0

Sumber : Bunga Rampai Hiperkes dan KK.

Catatan :

a. Beban kerja ringan membutuhkan kaloiri 100 – 200 kilo kalori /jam.

b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200 – 350 kilo kalori/ jam.

c. Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 – 500 kilo kalori /jam.

3. Efek Terhadap Kesehatan

Efek panas terhadap kesehatan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,

obesitas, keseimbangan air dan elektrolit, serta kebugaran. Ada 2 cara tubuh

untuk menghasilkan panas yang terdiri dari panas metabolisme dimana tubuh

menghasilkan panas pada saat mencerna makanan, bekerja dan latihan,

kemudian panas lingkungan dimana tubuh menyerap panas dari lingkungan

sekeliling, berupa panas matahari atau panas ruangan.

Apabila tubuh terpapar cuaca kerja panas, secara fisiologis tubuh akan

berusaha menghadapinya dengan maksimal, dan bila usaha tersebut tidak

berhasil akan timbul efek yang membahayakan. Karena kegagalan tubuh

dalam menyesuaikan dengan lingkungan panas maka timbul keluhan-keluhan

Page 8: Laporan_Iklim_Kerja

seperti kelelahan, ruam panas, heat cramps, heat exhaustion, dan heat

stroke, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Ruam panas ( prickly heat ), dapat terjadi dilingkungan panas, lembab

dimana keringat tidak dapat dengan mudah menguap dari kulit. Keadaan

ini dapat mengakibatkan ruam yang dalam beberapa kasus menyebabkan

rasa sakit yang hebat. Prosedur untuk mencegah atau memperkecil

kondisi ini adalah beristirahat berulang kali ditempat yang dingin dan

mandi secara teratur untuk memastikan dengan seksama kekeringan

pada kulit.

Kelelahan. Orang bekerja maksimal 40 jam/minggu atau 8 jam sehari.

Setelah 4 jam kerja seseorang harus istirahat, karena terjadi penurunan

kadar gula dalam darah. Tenaga kerja akan merasa cepat lelah karena

pengaruh lingkungan kerja yang tidak nyaman akibat tekanan panas. Cara

yang terbaik mengatasi kondisi ini dengan memindahkan pasien ketempat

dingin, memberikan kompres dingin, kaki dimiringkan keatas dan diberi

banyak minum.

Heat cramps, dapat terjadi sebagai akibat bertambahnya keringat yang

menyebabkan hilangnya garam natrium dari dalam tubuh, sehingga bisa

menyebabkan kejang otot, lemah dan pingsan. Kondisi ini biasanya

melebihi dari kelelahan karena panas. Kondisi ini dapat diobati melalui

meminum cairan yang mengandung elektrolit seperti calcium, sodium and

potassium. 

Heat exhaustion, biasanya terjadi karena cuaca yang sangat panas

terutama bagi mereka yang belum beradaptasi tehadap udara panas.

Page 9: Laporan_Iklim_Kerja

Penderita biasanya keluar keringat banyak tetapi suhu badan normal atau

subnormal, tekanan darah menurun, denyut nadi lebih cepat.

Heat stroke, terjadi karena pengaruh suhu panas yang sangat hebat,

sehingga suhu badan naik, kulit kering dan panas (AM Sugeng Budiono,

2003: 37). Kondisi ini harus diatasi melalui mendinginkan tubuh korban

dengan air atau menyelimutinya dengan kain basah. Segera mencari

pertolongan medis.

II. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui intensitas suhu di suatu tempat kerja;

2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran suhu ditempat kerja;

3. Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengukuran suhu di tempat kerja;

4. Membuat program pengendalian suhu sesuai dengan tingkat kebutuhan di

tempat kerja.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Heat Stress Monitor

2. Alat Tulis

IV. HASIL PENELITIAN

Pengukuran dilakukan pada ruang Laboratorium K3 Jurusan Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

Dari pengukuran tersebut di peroleh hasil :

WB : 20,7

Page 10: Laporan_Iklim_Kerja

GT : 25,9

Jadi InWBGT = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi

= 0,7x 20,7 + 0,3 x 25,9

= 14,49 + 7,77

= 22,26

V. PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum di dapat hasil pengukuran iklim kerja pada Laboratorium

K3 sebesar 22,26.

Dari hasil tersebut bila dibandingkan dengan nilai NAB ISBB dalam waktu

keja 8 jam, maka hasil tersebut dapat dinyatakan tidak melebihi nilai ambang

batas yang telah ditetapkan.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengukuran ISBB dengan menggunakan Heat

Stress Monitor (HSM) belum melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah

ditentukan oleh Permenakertrans No. PER 13/MEN/X/2011 baik yang berada

pada beban kerja ringan, sedang maupun beban kerja yang berat.

VII. PENGENDALIAN

Apabila Iklim kerja di tempat tersebut melebihi NAB yang telah di tetapkan,

maka pengendalian yang dapat dilakukan adalah :

1. Pengendalian kerja berdasarkan hirarki control untuk iklim kerja terdiri dari :

a. Engineering control

Isolasi Sumber Panas

Page 11: Laporan_Iklim_Kerja

Radiation shielding.

Local exhaust ventilation.

Localized cooling at work station.

Ventilasi umum (general ventilation)

b. Administrative Controll

Permeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala dan secara khusus.

Pengadaan air minum harus disediakan dalam jumlah yang memadai

Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan

Pengaturan lamanya kerja dan istirahat

c. Alat Pelindung Diri

APD yang dipakai antara lain :

Kacamata (goggles),

Topi,

Celemek

Pakaian kerja yang dilapisi dengan alumunium,

Sarung tangan dari kulit atau gaunlets

Sepatu kerja.

Pencegahan masalah panas yang berhubungan dengan kesehatan, dapat

dilakukan dengan cara :

o Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai dengan

pengeluaran keringat yang meningkat, penurunan denyut jantung dan

suhu tubuh. Proses ini biasanya memerlukan waktu 7 - 10 hari dan

Page 12: Laporan_Iklim_Kerja

aklimatisasi ini dapat menghilang dengan cepat apabila pekerja tidak

masuk selama satu minggu. Aklimatisasi bertujuan untuk membiasakan

diri kita terhadap cuaca terutama pada periode waktu kerja fisik yang

lama.

o Pemeliharaan cairan tubuh

Cairan yang masuk kedalam tubuh harus tetap dipelihara dengan

mempelajari aktifitas fisik. Dapat dialakukan dengan cara jangan

mengandalkan rasa haus sebagai indikator kekurangan cairan dan

menghindari alkohol karena akan sering kencing sehingga akan

meningkatkan dehidrasi dan dapat mempengaruhi penurunan panas

tubuh.

o Diet yang tepat

Memakan makanan ringan, menjauhi makanan berat. Semakin sedikit

yang dimakan,semakin sering mendapatkan keseimbangan pencernaan

makanannya.

o Pakaian yang tipis

Menggunakan pakaian yang tipis, pakaian warna lembut/muda, memakai

pakaian longgar sperti katun yang dapat dilewati gerak udara keseluruh

tubuh.

Page 13: Laporan_Iklim_Kerja

Daftar Pustaka

Budiono Sugeng, Jusuf, Pusparini Adriana. 2003. Bunga Rampai Hiperkes

dan KK. Semarang:Badan Penerbit UNDIP Semarang.

Depnakertrans RI. 2011. PER.13/MEN/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor.

Haryuti, Siswanto,A., Setijoso,W.(1987), Tekanan Panas. Surabaya : Balai

Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Jawa Timur.

Suma’mur PK. PK. 1996. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta:

PT.Toko Gunung Agung.