laporane nyong modul 3 biotekl
DESCRIPTION
biotekTRANSCRIPT
LAPORAN BIOTEKNOLOGI LAUT
MODUL III
FERMENTASI YOGURT
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI LAUT
Oleh :
DIMAS PANJI BUDI PRASETYO
26020113140114
KELOMPOK 4
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
LEMBAR PENILAIAN
MODUL 3 : Fermentasi Yogurt
NO. KETERANGAN NILAI
1. Pendahuluan
2. TinjauanPustaka
3. Materi dan Metode
4. Hasil dan Pembahasan
5. Kesimpulan
6. Daftar Pustaka
TOTAL
Mengetahui,
KoordinatorPraktikum Asisten
Muhammad Syahrial A. Muhammad Fajri
NIM. 26020112130038 26020112130017
Nama: Dimas Panji BP NIM: 26020113140054 Ttd: ...................................
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL i
DAFTAR GAMBARiii
BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 2 1.3. Tujuan Praktikum 3 1.4. Manfaat Praktikum 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1. Kitosan 4 2.2. Demineralisasi 6 2.3. Deproteinasi 8 2.4. Deasetilasi 8
BAB III. MATERI DAN METODE 11 3.1. Materi Praktikum 11
3.1.1. Waktu dan Tempat 123.1.2. Alat Praktikum123.1.3. Bahan Praktikum 12
3.2. Metode Praktikum 12 3.2.1. Preparasi sampel bahan uji kitosan 12
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4 4.1. Hasil 4 4.2. Pembahasan 6
BAB V. PENUTUP 4 5.1. Kesimpulan 4 5.2. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 18
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Alat Penelitian 112. Bahan Penelitian 12
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Identifikasi Penyu Lekang 6
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu segar mengandung berbagai komponen zat gizi lengkap yang san-
gat bermanfaat bagi tubuh. Komposisi susu terdiri atas air , lemak susu , dan ba-
hankering tanpa lemak. Akibat kandungan susu segar yang kompleks menye-
babkan bahan ini mudah mengalami kerusakan jika tidak segera dilakukan penan-
gananyang tepat. Kerusakan pada susu segar terutama disebabkan oleh peruba-
hanaktivitas enzim serta kontaminasi mikroba patogen. Perubahan aktivitas enz-
immengakibatkan kandungan protein terpecah menjadi senyawa yang lebihseder-
hana (asam amino). Hasil penguraian ini menyebabkan mikroba dapattumbuh
lebih cepat karena asam amino dapat digunakan sebagai sumber nitrogendan kar-
bon bagi pertumbuhan bakteri. Adanya kontaminasi bakteri pada sususegar dapat
menyebabkan perubahan warna dan bau sehingga tidak dapat lagi dikonsumsi.
Agar susu dapat bertahan lebih lama, maka perlu dilakukan pengawetan. Salah
satu bentuk pengawetan terhadap susu adalah yoghurt.
Fermentasi adalah proses mengubah suatu senyawa menjadi senyawa lain
oleh bantuan aktivitas mikroba. Proses fermentasi merupakan salah satu
biotkenologi konvensional yang masih digunakan hingga sekarang. Produk yang
umum dihasilkan oleh fermentasi susu adalah yoghurt. Produk ini dihasilkan dari
fermentasi asam laktat yang berada pada susu melalui aktivitas bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus (Widodo, 2002).
Yoghurt sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk menjaga keasaman lambung
dan dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen di usus. Selain itu, yoghurt juga
mengandung protein dengan kadar yang tinggi, bahkan lebih tinggi daripada
protein susu. Hal ini disebabkan penambahan protein dari sintesa mikroba dan
kandungan protein dari mikroba tersebut (Winarno, 2003).
Adanya produk yoghurt hasil fermentasi ini akan meningkatkan dan
memperbaiki nilai ekonomi serta kualitas dari susu. Sesuai dengan fungsi
bioteknologi yang berguna untuk memperbaiki dan menambah nilai produk
tersebut dengan bantuan mikroorganisme. Penerapan bioteknologi dalam pangan
akan turut menjaga sumber daya yang dibutuhkan oleh manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan bioteknologi dalam proses fermentasi?
2. Bagaimanakah aktivitas mikroorganisme dalam proses fermentasi?
1.3 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Menerapkan pemanfaatan bioteknologi terhadap produk makanan.
2. Mengetahui aktivitas mikroorganisme tertentu.
1.4 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menerapkan pemanfatan bioteknologi terhadap
produk makanan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui aktivitas mikroorganisme dalam
proses fermentasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fermentasi
Fermentasi berasl dari bahasa latin yaitu fervere yang memiliki arti
mendidihkan. Dewasa ini, definisi dari fermentasi meluas. Adalah semua proses
yang melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang disebut
metabolit primer dan sekunder dalam suatu lingkungan yang
dikendalikan.Fermentasi ini merupakan bioteknologi sederhana dengan proses
dasar untuk mengubah suatu bahan menjadi bahan atau produk baru dengan
bantuan mikroba (Hery, 2008). Namun, kemudian istilah fermentasi berkembang
lagi menjadi seluruh perombakan senyawa organik yang dilakukan
mikroorganisme dengan melibatkan enzim yang dihasilkannya. Dengan kata lain,
fermentasi adalah perubahan struktur kimia dari bahan-bahan organik dengan
memanfaatkan agen-agen biologis terutama enzim sebagai biokatalis. Produk
fermentasi dapat digolongkan menjadi 4 jenis diantaranya:
1. Produk Biomassa
2. Produk Enzim
3. Produk Metabolit
4. Produk Transformasi
Fermentasi terbagi atas dua jenis, yakni homofermentatif dan
heterofermentatif. Homofermentatif adalah fermentasi yang produk akhirnya
hanya berupa asam laktat. Contoh homofermentatif adalah proses fermentasi yang
terjadi dalam pembutan yoghurt. Heterofermentatif adalah fermentasi yang produk
akhirnya berupa asam laktat dan etanol sama banyak. Contoh heterofermentatif
adalah proses fermentasi yang terjadi dalam pembuatan tape (Belitz, et al., 2009).
Menurut Winarno (1984), terjadinya proses fermentasi dapat
menyebabkan perubahan sifat pangan sebagai akibat pemecahan kandungan-
kandungan bahan pangan tersebut.Pada umumnya pemecahan karbohidrat
berlangsung melalui suatu degradasi dari gula monosakarida yaitu glukosa
menjadi asam piruvat.Selain menghasilkan asam piruvat sebagai produk akhir
juga dihasilkan 2 molekul NHDH yang harus dioksidasi.Tergantung pada tipe
mikroorganismenya asam piruvat (CH3COCOOH) dimetabolismekan lebih lanjut
untuk menghasilkan produk akhir fermentasi. Produk akhir fermentasi tersebut
dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba yaitu dengan cara melihat hasil-
hasilnya dari pemecahan glukosa (Winarno dan Fardiaz, 1994). Jalannya reaksi
pada proses fermentasi menurut Winarno dan Fardiaz(1994) adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Proses Fermentasi Asam Laktat
Gambar 2. Proses Pemecahan Glukosa Menjadi Asam Laktat oleh Bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus
Proses fermentasi memegang peranan penting karena merupakan kunci
(proses utama) bagi produksi bahan-bahan yang berbasis biologis. Bahan-bahan
yang dihasilkan melalui fermentasi merupakan hasil metabolit sel mikroba, seperti
antibiotik, asam-asam organik, aldehid, alkohol, fussel oil, dan sebagainya.Di
samping hasil-hasil metabolit tersebut, fermentasi juga dapat diterapkan untuk
menghasilkanbiomassa sel mikroba seperti ragi roti (baker yeast) yang digunakan
dalam pembuatan roti.Untuk menghasilkan tiap-tiap produk fermentasi di atas
dibutuhkan kondisi fermentasi yang berbeda dan jenis mikroba yang turut
bervariasi.Oleh karena itu, diperlukan keadaan lingkungan, substrat (media), serta
perlakuan (treatment) yang sesuai sehingga produk yang dihasilkan optimal.
2.2 Bakteri Starter yang Digunakan
Bibit starter atau kultur starter adalah sekumpulan mikroorganisme yang
digunakan dalam produksi biakan atau budidaya dalam pengolahan susu
(Susilorini dan Sawitri, 2007). Adapun menurut Hendrik (2008), starter adalah
peliharaan organisme yang tak berbahaya pada medium steril (skim atau susu),
yang digunakan untuk memproduksi keju dan susu fermentasi, yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak oleh industri susu dan berbagai industri pangan lainnya.
Pada fermentasi susu menjadi yogurt terdapat lima bakteri yang dapat
digunakan, yaitu Lactobacillus acidophilus (asidofilus, atau disingkat A),
Bifidobacterium bifidum (bakteri bifidus, disingkat B), Lactobacillus casei,
Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus. Streptococcus
thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus merupakan dua bakteri yang biasa
digunakan untuk pembuatan yogurt. Sementara dua bakteri yang pertama
merupakan bakteri menguntungkan makhluk hidup, yang secara alamiah terdapat
pada usus manusia, hidup berdampingan dan saling membantu dengan makhluk
hidup. Bakteri probiotik ini kemudian dijadikan sebagai produk industri makanan
dalam bentuk serbuk dan tablet suplemen kesehatan. Yogurt atau kefir sendiri
sering disebut makanan probiotik (Widodo, 2002).
L. bulgaricus adalah bakteri gram positif berbentuk batang dan tidak
membentuk endospora. Dalam susu, L.bulgaricus akan mengubah laktosa menjadi
asam laktat. Bakteri asam laktat bersifat termodurik dan homofermentatif, dengan
suhu optimum untuk pertumbuhannya sekitar 45 0C. Kondisi optimum untuk
pertumbuhannya adalah sedikit asam atau sekitar pH 5,5. Sedangkan S.
Thermophilus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat, sering pertumbuhanya
berbentuk rantai. Bakteri ini dapat diklasifikasikan sebagai bakteri
homofermentatif dan termodurik dengan pH optimum untuk pertumbuhanya
sekitar 6,5 (Helferich, et al., 1980).
Bakteri asam laktat adalah salah satu kelompok paling penting dari
mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi makanan, dan berkontribusi
pada rasa dan tekstur produk fermentasi serta menghambat bakteri pembusukan
makanan dengan memproduksi zat penghambat pertumbuhan dari sejumlah besar
asam laktat.(Todar, 2011). Sebagai starter dalam pembuatan yoghurt, bakteri asam
laktat tersebut akan menyebabkan terbentuknya beberapa senyawa yang memberi
aroma dan rasa pada yoghurt seperti: asam-asam non-volatil (laktat, piruvat,
oksalat), asam-asam mudah menguap (format, asetat, propionat), senyawa
karbonil (asetaldehida, aseton, asetoin) dan senyawa lain seperti asam-asam amino
(Helferich, et al., dalam Sibarani 2010).
III. MATERI & METODE
3.1 Materi Praktikum
3.1.1. Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Senin, 14 Desember 2015
Waktu : 12.30 s.d. selesai
Tempat : Laboratorium Kimia, Gedung E FPIK, Universitas
Diponegoro, Semarang
3.1.2. Alat
Tabel 1. Alat Praktikum
No. Nama Gambar Fungsi
1. PanciWadah untuk memanaskan
susu
2. Kompor Alat untuk memanaskan susu
3. Pengaduk Alat untuk mengaduk susu
4. Inkubator Alat untuk menginkubasi susu
5. NeracaAlat untuk menimbang bubuk
skim
6. Aluminium foilAlat untuk menjaga suhu agar
tetap panas
7. Gelas plastik Alat untuk mewadahi yoghurt
8. Plastik wrapAlat untuk membungkus
produk yoghurt
9. ThermometerAlat untuk mengukur suhu
susu
10. Gelas bekkerAlat untuk mewadahi bubuk
skim dan bibit starter
1. Bahan
Tabel 2. Bahan Praktikum
No. Nama Gambar Fungsi
1. Bubuk skim Bahan pengental yoghurt
2. Bibit starter Bahan pemercepat
pembentukan yoghurt
3.Susu murni 200
ml
Bahan yang akan difermentasi
menjadi yoghurt
4. Perisa makananBahan untuk menambah rasa
pada yoghurt
5. Penstabil
Bahan untuk
memperlunak/memperlembut
tekstur yoghurt
6. Gula 100 grMempermanis yoghurt agar
tidak terlalu asam
3.2 Metode
Gambar 1. Diagram Alir Proses Fermentasi Yoghurt
Pasteurisasi susu pada suhu 70º C
Tambahkan 50 gr bubuk skim dan 200 gr gula
Dinginkan hingga suhu 45º C
Tambahkan 10 ml perisa makanan
Bibit starter Lactobacillus casei ditambahkan
Proses inkubasi selama 12 jam pada suhu ruangan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil
Gambar 4. Yoghurt hasil fermentasi susu
4.2 Pembahasan
Proses fermentasi susu dengan hasil produk yoghurt ini dilakukan dengan
starter Lactobacillus casei. Proses fermentasi susu menghasilkan yoghurt dengan
tekstur lembut dan rasa asam. Perubahan rasa dan tekstur lembut ini menurut
Helferich dan Westhoff (1980) disebabkan oleh berubahnya laktosa dan kasein
pada susu oleh bakteri. Perubahan laktosa menjadi sumber karbon dan energi oleh
bakteri menghasilkan asam laktat yang mengakibatkan pH susu menjadi turun.
Suasana asam (pH rendah) kemudian akan menyebabkan keseimbangan kasein
terganggu dan pada titik isoelektrik (pH = 4.6), kasein akan menggumpal
membentuk koagulan sehingga terbentuk susu semi padat yaitu yoghurt dengan
tekstur yang sedikit menggumpal dan rasa yang berubah menjadi asam.
Pada proses pembuatan yoghurt dilakukan pemanasan sampai pada suhu
70 0C hal ini dimaksudkan agar susu steril dan tidak banyak bakteri yang hidup
dalam susu yang dapat mengganggu keberadaan bibit bakteri. Inkubasi atau fer-
mentasi yoghurt bisa dilakukan pada suhu kamar ataupun suhu 45 0C. Pada suhu
lebih tinggi maka aktivitas mkroba akan semakin tinggi juga. Selama proses fer-
mentasi akan terjadi penggumpalan karena penurunan pH. Untuk memperta-
hankan cita rasa dan aroma, yoghurt hasil fermentasi harus disimpan di tempat
dingin atau dapat juga dipasteurisasiuntuk mengahambat aktivitas mikroba dalam
yoghurt.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Bakteri Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus bul-garicus berperan dalam proses fermentasi susu menjadi yoghurt
2. Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri asam laktat yang mengubah laktosa menjadi asam laktat sehingga memberi aroma dan rasa asam pada yoghurt.
5.2 Saran
1. Praktikan sebaiknya memperhatikan penjelasan asisten ketika praktikum berlangsung.
2. Praktikan sebaiknya tertib dan tidak membuat kegaduhan selama praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Novel, S. S. dan R. Safitri. 2009. Manfaat Bakteri Probiotik Untuk Kesehatan
Manusia. Medicinus. 22 (3): 122-124.
Susilorini, T. E. dan M. E. Sawitri, 2007.Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya.
Depok. Jawa Barat.
LAMPIRAN