laporanakhir - randaljambi.files.wordpress.com · ketenagakerjaan ii - 77 ... 6.4.3. mata air vi -...

253
RE ENCANA INDUK SISTEM PENYED ( R I S P A M ) KABUPATEN KERIN PEMERINTAH KABUPAT DINAS PEKERJAAN UMU LAPORAN AKHI DIAAN AIR MINUM NCI TEN KERINCI UM IR

Upload: vudieu

Post on 19-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM( R I S P A M )

KABUPATEN KERINCI

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

DINAS PEKERJAAN UMUM

LAPORAN AKHIR

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM( R I S P A M )

KABUPATEN KERINCI

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

DINAS PEKERJAAN UMUM

LAPORAN AKHIR

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM( R I S P A M )

KABUPATEN KERINCI

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

DINAS PEKERJAAN UMUM

LAPORAN AKHIR

Page 2: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM( R I S P A M )

KABUPATEN KERINCI

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

DINAS PEKERJAAN UMUM

LAPORAN AKHIR

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM( R I S P A M )

KABUPATEN KERINCI

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

DINAS PEKERJAAN UMUM

LAPORAN AKHIR

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM( R I S P A M )

KABUPATEN KERINCI

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

DINAS PEKERJAAN UMUM

LAPORAN AKHIR

Page 3: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum i

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kegiatan Penyusunan Rencan Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten

Kerinci merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Kerinci dapat memujudkan upaya optimalisasi terhadap pelayanan kebutuhan air

minum. Laporan Akhir ini akan menguraikan mengenai tentang kebutuhan akan

pelayanan air bersih atau pun air minum yang dapat terlayani oleh masyarakat

Kabupaten Kerinci.

Kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat yang optimal kepada

seluruh stakeholders pembangunan bidang pelayanan publik di Kabupaten Kerinci.

Atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin dengan baik selama ini kami

ucapkan terima kasih.

Sungai Penuh , Desember 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

DINAS PEKERJAAN UMUM

Page 4: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum ii

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kata Pengantar iDaftar Isi ii

BAB 1 PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang I - 1

1.1.1. Maksud dan Tujuan I - 21.1.2. Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan I - 31.1.3. Otorisasi I - 31.1.4. Landasan Hukum I - 3

1.2. Lingkup Kegiatan I - 41.3. Sistematika Laporan Akhir I - 6

BAB 2 KONDISI UMUM DAERAH2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Kerinci II - 12.2. Sarana dan Prasarana II - 23

2.2.1. Sarana Wilaya II - 232.2.2. Prasarana Wilayah II - 25

2.3. Kajian Ekonomi Kabupaten Kerinci II - 332.4. Kajian Tata Ruang Kabupaten Kerinci II - 38

2.4.1. Rencana Struktur Ruang II - 382.4.2. Rencana Pola Ruang II - 482.4.3. Kajian Penataan Ruang II - 682.4.4. Kondisi Guna Lahan Kabupaten Kerinci II - 72

Page 5: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum iii

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2.5. Kependudukan II - 762.5.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk II - 762.5.2. Distribusi dan Kepadatan II - 762.5.3. Struktur Penduduk II - 772.5.4. Ketenagakerjaan II - 772.5.5. Tingkat Pendidikan II - 782.5.6. Karakteristik Sosial-Budaya Masyarakat II - 782.5.7. Tingkat Kemiskinan II - 78

BAB 3 KONDISI SPAM EKSISTING3.1. Aspek Teknis III - 1

3.1.1. Ibu Kota Kabupaten III - 13.1.2. Ibu Kota Kecamatan III - 2

3.2. Aspek Non Teknis III - 83.2.1. Kelembagaan III - 83.2.2. Pengaturan III - 103.2.3. Keuangan III - 32

BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN4.1 Kriteria Perencanaan IV - 1

4.1.1. Unit Air Baku IV - 14.1.2. Unit Transmisi IV - 74.1.3. Unit Produksi IV - 104.1.4. Unit Distribusi IV - 124.1.5. Unit Pelayanan IV - 18

4.2. Standar Kebutuhan Air IV - 194.2.1 Kebutuhan Domestik IV - 204.2.2. Kebutuhan Non Domestik IV - 21

4.3. Periode Perencanaan IV - 214.4. Kriteria Daerah Pperencanaan IV - 22

BAB 5 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR5.1. Arah Perkembangan Kota V - 1

5.1.1. Rencana Struktur Ruang V - 15.1.2. Rencana Pola Ruang V - 115.1.3. Arah Pengembangan Wilayah Perkotaan V - 4

5.2. Rencana Daerah Pelayanan V - 305.2.1. Rencana Pengembangan Sistem Sumberdaya

AirV - 30

5.3. Proyeksi Jumlah Penduduk V - 315.4. Proyeksi Kebutuhan Air Minum V - 33

5.4.1. Kebutuhan Air Domestik V - 335.4.2. Kebutuhan Air Non Domestik V - 335.4.3. Kehilangan Air V - 33

Page 6: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum iv

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

BAB 6 POTENSI AIR BAKU6.1. Potensi Air Permukaan VI - 16.2. Potensi Air Tanah VI - 26.3. Neraca Air VI - 26.4. Alternatif Sumber Air Baku VI - 3

6.4.1. Air Permukaan VI - 36.4.2. Air Tanah VI - 56.4.3. Mata Air VI - 5

BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM7.1. Kebijakan Struktur, dan Pola Pengembangan Ruang

Wilayah Kabupaten KerinciVII - 1

7.1.1. Kebijakan Penataan Ruang di KabupatenKerinci

VII - 1

7.1.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah KabupatenKerinci

VII - 7

7.1.3. Rencana Pola Ruang Wilayah KabupatenKerinci

VII - 21

7.2. Rencana Sistem Pelayanan VII - 327.3. Rencana Pengembangan SPAM VII - 337.4. Kapasitas Sistem VII - 347.5. Perkiraan Kebutuhan Biaya VII - 39

BAB 8 RENCANA PENDANAAN INVESTASI8.1. Kebutuhan Investasi Dan Sumber Pendanaan VIII - 18.2. Dasar Penentuan Asumsi Keuangan VIII - 28.3. Kondisi Tarif VIII - 38.4. Hasil Analisis Kelayakan VIII - 5

8.4.1. Metoda Pennilaian Investasi VIII - 58.4.2. Penilaian Investasi Pengembangan SPAM

Kabupaten KerinciVIII - 6

BAB 9 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN9.1. Lembaga Penyelenggara IX - 19.2. Struktur Organisasi IX - 49.3. Kebutuhan SDM IX - 79.4. Rencana Pengembangan SDM IX - 7

Page 7: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum I -1

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

1.1 LATAR BELAKANGKabupaten Kerinci dengan posisi yang sangat strategis dan merupakanwilayah Hiter

Land dari Kota Jambi merupakan salah satu potensi yang sangatmenguntungkan bagi

perkembangan tata ruang wilayahnya.

Pemenuhan akan air minum merupakan persyaratan yang mutlak gunamenunjang

perkembangan dan pertumbuhan sebuah kawasan di perkotaan maupunperdesaan. Sesuai

dengan kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan di bidangPerumahan dan Pemukiman,

yaitu adanya upaya penciptaan lingkungan yang bersih dansehat. Untuk itu, perlu dilakukan

peningkatan aktifitas masyarakat di berbagai sektor,terutama pelayanan air minum.

Page 8: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum I -2

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pembangunan pada Masalah Air Minum di Perkotaandan Pedesaan sudah barang tentu

terdapat kekurangan-kekurangan dan belum optimalbaik mengenai sarana, pendistribusian

kepada penduduk, serta masih banyakpenduduk yang belum menikmati air bersih yang

disebabkan masih banyak kendalakendalapada PDAM di seluruh Indonesia, terutama

menyangkut aspek keuangan,pembenahan manajemen dan aspek teknis yang menyangkut

masalah kebocoran,efisiensi produksi, jam operasi produksi dan idle capacity. Hal ini

mencerminkan masihdiperlukannya peningkatan dan penyempurnaan dalam sistem

penyediaan air bersihyang ada. Cakupan pelayanan air minum perpipaan saat ini yang

masih rendah.

Untuk itu perlu adanya pembenahan di semua aspek terutama sarana danprasarana

air minum. Perencanaan prasarana air minum yang tidak terencana denganbaik akan

mengakibatkan makin menurunnya kualitas dan kuantitas pelayanan danakan membawa

dampak kerugian yang lebih besar. Dengan demikian, diperlukanperencanaan dalam

pembangunan sistem penyediaan air minum secara bertahap demitahap mengenai

kebutuhan penduduk tentang air minum, khususnya di KabupatenKerinci.

Arah dari kebijakan Pembangunan Penyediaan Air Minum memprioritaskanpada

aspek pemerataan pembangunan dan menuntaskan permasalahan yang adaterutama

pendistribusian air minum, dan pembenahan institusi. Dimana nantinya akanberkaitan

dengan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian akan tercapai tujuannasional yaitu

keadilan sosial, dimana hal tersebut mempunyai arti penting berkaitandengan kesehatan

dan kesejahteraan masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Kerinci melalui

BadanPerencanaan Pembangunan Daerah di Tahun Anggaran 2013 menyelenggarakan Studi

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Kerinci demi

terlaksananya ketahanan Air untuk ketahanan pangan dan sumber kehidupan serta AIR,

peduli sekarang atau merugi nanti.

1.1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan RISPAM Kabupaten Kerinci adalah untuk:

1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum di Kabupaten Kerinci

2. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan SPAMdi

Kabupaten Kerinci

Page 9: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum I -3

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

3. Memberikan masukan bagi Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten dalamupaya

mengembangkan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten Kerincimelalui program

yang terpadu dan berkelanjutan.

Tujuan dari penyusunan RISPAM Kabupaten Kerinci adalah menghasilkandokumen

rencana induk pengembangan SPAM, yang dapat menjadi pedomanpengembangan SPAM di

kabupaten Kerinci hingga tahun 2013.

Sedangkan sasaran dari perencanaan ini adalah untuk:

1. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan infrastruktur air bersih.

2. Mendorong investasi baik Pemerintah dan Masyarakat/swasta.

3. Terkoordinasinya Pembangunan Sarana Air Minum.

1.1.2 Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Rencana IndukPengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Kerinci yang siapditindaklanjuti oleh

Penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum Pemerintah Provinsidan Pemerintah

Kabupaten untuk menjadi dokumen Legal Pemerintah Kabupaten Kerincimengenai Rencana

Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

1.1.3 Otorisasi

Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten

Kerinci dilaksanakan di bawah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci, dan dipihak

ketigakan melalui penyedia jasa.

1.1.4 Landasan Hukum

Landasan hukum dari kegiatan RISPAM kegiatan ini adalah:

1. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah;

2. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

3. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

4. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem;

5. Penyediaan Air Minum;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis;

7. dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air minum;

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang;

Page 10: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum I -4

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

9. Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

1.2 Ruang Lingkup PekerjaanLINGKUP SPASIAL

Lokasi kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Kerinci meliputi wilayahadministrasi

Kabupaten Kerinci.

LINGKUP MATERIAL

Ruang lingkup penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Kerincimeliputi :

1. Melaksanakan koordinasi, mengumpulkan data dan konsultasi kepada instansi terkait.

2. Menganalisis kinerja badan pengelola air minum daerah.

3. Menganalisis kondisi eksisting SPAM untuk mengetahui kebutuhan rehabilitasi dalam

rangka pelayanan air minum.

4. Melaksanakan identifikasi potensi pengembangan pelayanan air minum dan potensi air

baku.

5. Melaksanakan survey sosial, ekonomi masyarakat.

6. Membuat proyeksi kebutuhan air minum berdasarkan hasil survey kebutuhan nyata

(real demand survey), kriteria dan standar pelayanan.

7. Membuat skematisasi pemakaian air dan hidrolis rencana pengembangan sistem

jaringan pipa eksisting dan perencanaan jaringan pipa pada SPAM baru.

8. Mengkaji pilihan SPAM yang paling ekonomis dari investasi, serta operasi dan

pemeliharaan untuk pembangunan SPAM baru.

9. Melaksanakan kajian keterpaduan perencanaan pengembangan SPAM dengan sanitasi.

10. Menyusun strategi dan program pengembangan pelayanan air minum dengan pola

investasi dan pemeliharaannya.

11. Menyusun materi rencana induk air minum dengan memperhatikan rencana

pengelolaan sumber daya air, rencana tata ruang wilayah, kebijakan dan strategi

pengembangan SPAM.

Muatan Rencana Induk Pengembangan SPAM Memuat :

1. Rencana Umum, meliputi:

Page 11: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum I -5

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

a. Evaluasi Kondisi kab/Kota, yang bertujuan untuk mengetahui karakter, fungsi

strategis dan konteks regional nasional kab/kawasan yang bersangkutan.

b. Evaluasi kondisi eksisting SPAM, yang dilakukan denganmenginventarisasi peralatan

dan perlengkapan sistem penyediaan air minumeksisting.

2. Rencana Jaringan

Rencana ini meliputi perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi

Sistemdistribusi meliputi reservoir, jaringan pipa distribusi dan tata letak, baik

untukSPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan.

3. Program dan kegiatan pengembangan dalam penyusunan rencana indukHal ini meliputi

identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraankebutuhan air dan

identifikasi air baku.

4. Kriteria dan standar pelayanan

Kriteria dan standar pelayanan mencakup kriteria teknis yang dapat

diaplikasikandalam perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data

hasil surveimaka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan ditentukan

sejak awalseperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis

pelayananyang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.

5. Rencana sumber dan alokasi air baku

Dari sekian banyak sumber air baku yang ada, dibuat skala prioritas penggunaansumber

air tersebut, dan harus sudah mendapat izin tertulis (SIPA/surat izinpemakaian air)

dari instansi terkait. Kebutuhan kapasitas air baku disusun untukmenentukan rencana

alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yangdirencanakan. Kebutuhan kapasitas

sumber air baku ditentukan berdasarkankebutuhan air.

6. Rencana Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS) sanitasi meliputi :

1. Identifikasi potensi pencemar air baku

2. Identifikasi area perlindungan air baku

3. Proses pengolahan buangan dari IPA

7. Rencana pembiayaan dan pola investasi

Berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber dan pola pembiayaan,

perhitunganbiaya tingkat awal mencakup seluruh komponen pekerjaan perencanaan,

pekerjaankonstruksi, pajak, pembebasan tanah, dan perizinan.

Page 12: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum I -6

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

8. Rencana pengembangan kelembagaan

Kelembagaan penyelenggara meliputi struktur organisasi dan penempatan tenaga

ahlisesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu pada peraturan

perundanganyang berlaku.

1.3 Sistematika laporanPenyusunan RISPAM Kabupaten Kerinci ini diuraikan dalam beberapa sub bahasa,

yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab awal ini menjelaskan latar belakang dilaksanakannya kegiatan penyusunan

RISPAM Kabupaten Kerinci, maksud tujuan serta sasaran yang akan dicapai,

landasan hukum serta ruang lingkup kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

penyedia jasa.

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

Merupakan uraian kondisi umum daerah mengacu pada dokumen perencanaan

yang ada di Kabupaten Kerinci, yang meliputi kondisi fisik daerah; sarana dan

prasarana; sosial ekonomi dan budaya; sarana kesehatan lingkungan; ruang dan

lahan; kependudukan dan keuangan daerah.

BAB III KONDISI SPAM EKSISTING

Menggambarkan kondisi penyediaan air minum di Kabupaten Kerinci, yang

ditinjau dari aspek teknis maupun non teknis, serta permasalahan dan kendala

dalam penyediaan air minum di Kabupaten Kerinci.

BAB IV STANDAR/KRITERIA PERENCANAAN

Menjelaskan pedoman dalam perencanaan pemenuhan kebutuhan air minum di

Kabupaten Kerinci.

BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

Menghitung jumlah kebutuhan air minum beberapa tahun mendatang serta

arahan pengembangan daerah pelayanan.

BAB VI POTENSI AIR BAKU

Page 13: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum I -7

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Menginventarisir potensi-potensi sumber air baku yang dapat dijadikan sumber

air olahan untuk air minum di Kabupaten Kerinci.

BAB VII RENCANA PENGEMBANGAN SPAM

Berisi kebijakan pemanfaatan ruang, rencana sistem pelayanan, rencana

pengembangan SPAM, kapasitas sistem dan perkiraan kebutuhan biaya.

BAB VIII RENCANA PENDANAAN/INVESTASI

Menguraikan kebutuhan investasi dan pola pendanaan dalam rencana penyedian

air minum di Kabupaten Kerinci.

BAB IX RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

Menguraikan struktur organisasi dan lembaga dalam penyelenggaraan

pengembangan sistem pemenuhan air minum di Kabupaten Kerinci.

Page 14: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -1

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2.1 Kondisi Fisik Kabupaten KerinciSecara geografis Kabupaten Kerinci terletak antara 1o40’-2o26’ Lintang Selatan dan

101o08’-101o50’ Bujur Timur. Kabupaten Kerinci merupakan salah satu wilayah ujung Barat

Propinsi Jambi yang berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi

Bengkulu. Oleh karena itu Kabupaten Kerinci menjadi wilayah strategis yang dilalui jalan

utama Jambi-Sumatera Barat-Bengkulu. Orientasi dan Administrasi Wilayah Kabupaten

Kerinci disajikan pada Gambar II.1.1 dan Gambar II.1.2.

Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci memiliki batas administrasi sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Solok Selatan Propinsi Sumatera Barat;

Sebelah Selatan : Kabupaten Merangin Propinsi Jambi dan Kabupaten

Muko-Muko Propinsi Bengkulu;

Page 15: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -2

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Sebelah Barat : Kota Sungai Penuh, Propinsi Jambi dan Kabupaten

Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat;

Sebelah Timur : Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin Propinsi

Jambi.

Kabupaten Kerinci memiliki luas wilayah 3.808,50 Km2, dengan 12 wilayah

kecamatan. Kecamatan yang memiliki luas terbesar di Kabupaten Kerinci adalah

Kecamatan Gunung Raya (19,61%), Batang Merangin (14,90%) dan Siulak (15,50%), dimana

luas untuk masing-masing wilayah kecamatan dalam lingkup wilayah Kabupaten Kerinci

secara rinci disajikan pada Tabel II.1.1.

Tabel II1.1Luas Wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Kerinci

N

No.Kecamatan Luas (Ha) %

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Gunung RayaBatang MeranginKeliling DanauDanau KerinciSitinjau LautAir HangatAir Hangat TimurDepati VIIGunung KerinciSiulakKayu AroGunung Tujuh

74.67756.73230.43929.8475.825

21.67516.0002.580

35.00059.02032.80516.250

19,6114,907,997,831,535,704,200,679,2015,508,614,26

Jumlah 380.850 100Sumber : Kerinci Dalam Angka,Tahun 2013.

Page 16: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -3

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 17: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -4

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

A. Topografi dan Morfologi

Kabupaten Kerinci memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi berupa

perbukitan dan pegunungan. Sebagian wilayah (42 %) Kabupaten Kerinci terletak di

ketinggian 500-1.000 mdpl dengan luas 159.583 Ha, sementara daerah berketinggian diatas

2.000 mdpl seluas 14.267 Ha (4 %), dan wilayah yang berada antara 0-500 mdpl hanya

5.010 Ha (1 %).

Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokan dalam beberapa

satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan bergelombang halus sampai perbukitan

gelombang sedang dan pegunungan. Orientasi ke arah utara dijumpai morfologi yang lebih

tinggi, yaitu morfologi perbukitan gelombang sampai pegunungan, sedangkan ke arah

Selatan dijumpai morfologi dataran rendah dan batuan yang relatif sejenis. Kondisi

tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap penyebaran sumberdaya alam dan sebagai

pertimbangan dalam penentuan alokasi ruang di masa datang.

Wilayah Kabupaten Kerinci memiliki 5 klasifikasi lereng. Wilayah datar berada pada

kemiringan 0-8 %, wilayah landai 8-15%, wilayah bergelombang/berbukit 15-25 %, cukup

curam 25-40%, dan wilayah curam >40%. Hampir separuh (35,34 %) dari wilayah Kabupaten

Kerinci merupakan dataran yang curam dengan kemiringan >40%. Sedangkan untuk wilayah

datar dan relatif datar hanya mencapai 4,95 % sampai 17,56 % (terdiri dari kemiringan 0-8

% dan 8-15%).

Wilayah Kabupaten Kerinci membentang dari Gunung Tujuh sampai Gunung Raya,

sebagian besar (98%) berada pada ketinggian di atas 500 m – 3.805 m di atas permukaan

laut, yang merupakan bagian dari Bukit Barisan. Karakter wilayah bergelombang dan

berbukit-bukit membentuk enclave yang sangat luas dan sebagian ditutupi hutan lebat

yang alami merupakan ciri khas wilayah kabupaten yang berbeda dengan wilayah lain

umumnya. Keadaan topografi yang merupakan dataran tinggi berbukit-bukit dan dikelilingi

gunung-gunung dan hutan lebat, menyebabkan kabupaten ini memiliki iklim yang sejuk dan

nyaman.

Berdasarkan Peta Topografi (Bakosurtanal, 1991) dan Peta Geologi Skala 1 :

250.000, (Pusat penelitian dan pengembangan geologi, 1996), dan citra satelit Landsat

ETM-7 tahun 2005 terlihat Kabupaten Kerinci mempunyai keadaan topografi yang sangat

bervariasi umumnya berupa perbukitan dan pegunungan. Pada bagian barat dan timur

membujur dari utara ke selatan memperlihatkan pola kontur yang rapat dan meruncing.

Hal ini mencerminkan suatu daerah perbukitan dengan lereng yang terjal. Pada bagian

tengah membujur dari utara ke selatan merupakan daerah dengan kontur merenggang

dengan kelerengan landai, karena itu Kabupaten Kerinci memiliki kawasan lembah raksasa

Page 18: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -5

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

yang landai di bagian tengah yang merupakan celah luas yang diapit wilayah pegunungan.

Celah dan lembah yang luas ini digambarkan membentuk seperti “mangkok raksasa”.

Sebagian besar (78%) wilayah Kabupaten Kerinci terletak di ketinggian di atas 1000

m di atas permukaan laut dengan luas 329.422 Ha. Sementara daerah berketinggian antara

500 – 1000 m di atas permukaan laut seluas 82.422 Ha (20%). Sedangkan wilayah yang

berada di bawah 500 m di atas permukaan laut hanya 8.136 Ha (2%), hanya terdapat di 4

kecamatan, yaitu Gunung Raya, Kumun Debai, keliling Danau, dan Batang Merangin. Dari

ke-4 kecamatan tersebut, Kecamatan Batang Merangin yang memiliki luas terbesar untuk

ketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan dari kriteria ketinggian bahwa kecenderungan efektif pengembangan

wilayah terbangun atau sebagai wilayah perkotaan/permukiman memungkinkan dapat

dialokasikan pada ketinggian wilayah 100-500 di atas permukaan laut. Sementara

selebihnya pada ketinggian > 1000 m di atas permukaan laut merupakan kawasan hutan

(TNKS).

Dibandingkan dengan lainnya Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya dan Kayu

Aro, Batang Merangin, Keliling Danau memiliki ketinggian > 1000 m di atas permukaan laut

yang paling besar. Ditinjau dari kondisi tutupan lahannya, ke-5 kecamatan ini sebagian

besar merupakan kawasan hutan.

Tabel II.1.2Ketinggian Wilayah Kabupaten Kerinci

No KECAMATAN KETINGGIAN TOTAL LUAS(Ha)100-500 % 500-1000 % > 1000 %

123456789101112

Kayu AroGunung TujuhAir HangatAir Hangat TimurDepati TujuhGunung KerinciSiulakSitinjau LautKeliling DanauDanau KerinciBatang MeranginGunung Raya

--------

1.300-

4.6461.990

--------

15,98-

57,1024,46

--

2.1501.010

-4.025

-2.6403.1904.310

21.56222.945

--

2,611,23

-4,88

-3,203,875,23

26,1627,84

49.055-

22.00315.842

-89.995

-3.185

25.83025.42030.30249.450

14,89-

6,684,81

-,27,32

-0,977,847,729,20

15,01

19.055-

24.15316.852

-94.020

-5.825

30.32029.73056.51074.385

Total 7.936 61.832 311.082 380.850Persentase 2,08 16,24 81,68 100,00

Sumber : Kerinci Dalam Angka,Tahun 2013.

Berdasarkan klasifikasi kemiringan, Kabupaten Kerinci memiliki 4 klasifikasi

kemiringan. Wilayah datar berada pada kemiringan 0-2%, wilayah relatif datar 2-15%,

wilayah bergelombang/berbukit 15-40% dan wilayah curam > 40%. Dari data yang ada,

dapat dideskriptifkan bahwa hampir separuh (54,9% atau 230.600 Ha) dari wilayah

Kabupaten Kerinci merupakan dataran yang curam dengan kemiringan > 40%. Diikuti

Page 19: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -6

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

dengan daerah yang berbukit 15-40% seluas 104.645 Ha atau 24,9% dari luas total

Kabupaten Kerinci. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar yang dapat dilakukan

pembangunan fisik hanya mencapai 18,8% (terdiri dari kemiringan 0-2% dan 2-15%) dari

total luas kabupaten atau sekitar 78.945 Ha.

Kecamatan Sitinjau Laut, Kayu Aro, Hamparan Rawang dan Sungaipenuh memiliki

wilayah datar (0-2%) yang cukup luas, sedangkan Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya,

Batang Merangin, memiliki wilayah yang bergelombang/berbukit sampai curam yang sangat

luas. Kawasan ini merupakan kawasan hutan TNKS. Kriteria sebagai pengembangan

kawasan permukiman yang aman dilihat sisi kemiringan/lereng adalah pada klasifikasi 0-

15%.

Tabel II.1.3Kemiringan Lahan Kabupaten Kerinci

No. KECAMATANKLASIFIKASI LERENG JUMLAH

0 – 2% 2 – 15% 15 – 40% >40% DANAU/RAWA

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Gunung RayaBatang MeranginKeliling DanauDanau KerinciSitinjau LautAir HangatAir Hangat TimurDepati VIIGunung KerinciSiulakKayu AroGunung Tujuh

425-

715695

1.630-

2.385--

695-

7.305

19.14016.8302.4902.9401.050

-3.435

--

6.670-

7.725

21.21019.4209.4709.2102.910

-6.705

--

21.165-

14.120

33.59021.26015.51014.99029.985

-27.730

--

65.355-

18.640

30-

2.1352.095

-----

135-

1.265

74.83556.51030.32027.73035.475

-40.255

--

94.020-

49.05513.850 60.280 104.210 227.060 5.660 380.850

Sumber : RTRW Kab. Kerinci, 2010.

Komponen kelerengan > 40% sangat mendominasi di Kabupaten Kerinci dengan nilai

hampir mencapai 60%, merupakan tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk

mengembangkan wilayahnya. Karena komponen kelerengan ini sangat curam dan terjal,

sehingga memiliki potensi terancam bahaya longsor.

Tabel II.1.4Klasifikasi Lereng di Kabupaten Kerinci

NO KLASIFIKASI LERENG LERENG LUAS (Ha) PERSENTASE LUAS(%)

1234

DatarLandai – agak curamCuram, bergelombangSangat curam, terjal

0 – 2%2 – 15%

15 – 40%> 40%

18.52060.425

104.645230.600

4,4114,3924,9254,90

Luas Wilayah Kabupaten 420.000Sumber : Hasil Analisis

Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam beberapa

satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan bergelombang halus sampai perbukitan

gelombang sedang dan pegunungan. Menilik dari bentuk morfologi dan penyebaran

Page 20: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -7

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

batuannya, maka orientasi ke arah utara akan dijumpai morfologi yang lebih tinggi yaitu

morfologi perbukitan gelombang sampai pegunungan, yang diikuti dengan variasi dari jenis

batuan yang ada. Sedangkan pada orientasi ke arah selatan akan dijumpai morfologi

dataran rendah dan batuan yang relatif sejenis. Pada daerah yang morfologi rendah

memiliki dataran yang sempit, dimana dataran rendah tersebut merupakan celah-celah

dari perbukitan. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh terhadap penyebaran sumberdaya

alam dan sebagai pertimbangan dalam penentuan alokasi ruang di masa mendatang.

Di lain pihak, keadaan morfologi wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit ini

merupakan kendala dalam pembangunan infrastruktur wilayah terutama pengembangan

jaringan jalan. Menghadapi medan yang berat dengan tebing-tebing yang curam, berbukit-

bukit dan sering terjadi longsor menyebabkan perlunya penerapan teknologi khusus dalam

pembangunan jaringan jalan tersebut. Pengembangan kawasan terbangun pun di samping

lahannya terbatas TNKS dan persawahan produktif, kondisi lahan bergelombang dengan

tingkat kecuraman yang tinggi di daerah perbukitan merupakan salah satu kendala dalam

pengembangan permukiman di luar lahan produktif.

Page 21: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -8

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 22: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -9

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

B. Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di wilayah ini terbagi ke dalam 6 (enam) jenis tanah,

yaitu andosol, latosol, podsolik, alluvial, kompleks podsolik-latosol dan litosol serta jenis

tanah kompleks latosol-litosol. Dilihat dari penyebarannya, maka jenis tanah yang

mendominasi adalah andosol dengan wilayah penyebaran seluas 267.683 Ha (70,29%) dari

luas wilayah dan hampir sebagian besar berada di wilayah TNKS. Jenis tanah andosol

banyak terdapat di Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya dan Kayu Aro.

Jenis tanah latosol berjumlah 65.229 Ha (17,13%), menyebar di Kecamatan Gunung

Raya, Batang Merangin, Keliling Danau, Air Hangat, Gunung Kerinci dan Kayu Aro.

Sedangkan yang terluas di Kecamatan Batang Merangin dan Kecamatan Gunung Kerinci,

umumnya berada di wilayah TNKS. Jenis podsolik luasnya hanya 27.296 Ha (7,17%)

menyebar di Kecamatan Gunung Raya, Keliling Danau, Air Hangat, dan Air Hangat Timur.

Jenis tanah alluvial merupakan tanah yang baru berkembang, dimana proses

pembentukkannya dipengaruhi oleh faktor-faktor:

1. erosi yang kuat yang menyebabkan bahan-bahan yang dierosikan lebih banyak dari

proses pembentukkan tanah

2. pengendapan terus-menerus menyebabkan pembentukkan horizon lebih lambat dari

pengendapan, misalnya terdapat di daerah dataran banjir, delta, lembah-lembah dan

bukit-bukit pasir pantai

3. bahan induk yang sangat sukar lapuk (inert) atau tidak permeable sehingga air sukar

meresap dan reaksi-reaksi tidak berjalan

4. bahan induk yang tidak subur atau mengandung unsur-unsur yang beracun bagi tanaman

ataupun organisme lain, sehingga differensiasi oleh bahan organik tidak terjadi

5. selalu jenuh atau tergenang yang dapat menghambat perkembangan horizon

Pemanfaatan tanah jenis alluvial pada usaha pertanian dapat dilakukan di daerah

endapan sungai atau daerah rawa pasang surut, sedangkan tanah alluvial yang berasal dari

bahan alluvium umumnya merupakan tanah subur. Perbaikan drainase perlu diperhitungkan

agar tidak mengakibatkan munculnya cat clay yang sangat masam akibat oksidasi sulfida

menjadi sulfat. Jenis tanah alluvial di Kabupaten Kerinci umumnya berupa tanah subur

yang dimanfaatkan menjadi lahan pertanian sawah. Jenis tanah alluvial yang ada di

Kabupaten Kerinci berjumlah 5.062 Ha (1,33%) menyebar di beberapa kecamatan yang ada,

di antaranya Kecamatan Danau Kerinci, Keliling Danau, Sitinjau Laut, Air Hangat dan Air

Hangat Timur. Jenis tanah alluvial yang terdapat di wilayah TNKS berada di sekitar

Kecamatan Keliling Danau dan Gunung Raya.

Page 23: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -10

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Jenis tanah lainnya adalah kompleks podsolik-latosol-litosol seluas 12.975 Ha

(3,41%) berada di Kecamatan Gunung Raya dan jenis tanah kompleks latosol-litosol seluas

2.605 Ha (0,68%) berada di Kecamatan Gunung Kerinci dan Kayu Aro. Kedua jenis tanah ini

umumnya beradal di dalam kawasan TNKS dan ditumbuhi tanaman tahunan atau hutan

lebat.

Jenis tanah podsolik coklat, latosol dan alluvial memiliki tingkat hara yang tinggi

dan sangat subur, sehingga sangat cocok untuk pengembangan kegiatan pertanian,

terutama tanaman hortikultura dan perkebunan. Persebaran jenis tanah tersebut yang

terbesar di Kecamatan Batang Merangin, Keliling Danau, Sungaipenuh, Gunung Kerinci,

Sitinjau Laut, Air Hangat Timur.

Tabel II1.6Luas Wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Kerinci

No. JENIS TANAH LUAS (Ha) %

1.2.3.4.5.6.

AndosolLatosolPodsolikAlluvialKomplek Podsolik-Latosol-LitosolKomplek Latosol-Litosol

267.48365.22927.2965.062

12.9752.605

70,2917,137,171,333,410,68

Jumlah 380.850 100Sumber : Kerinci Dalam Angka,Tahun 2013.

Page 24: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -11

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 25: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -12

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

C. Geologi

Secara umum keadaan geologi wilayah Kabupaten Kerinci terletak pada penyebaran

beberapa formasi batuan geologi, yaitu formasi asal, formasi pemeta, formasi bandan,

formasi kumun, formasi pengasih, ganodiorit langkup, batuan gunung api rio-andesit,

batuan gunung kuarter, batuan gunungapi andesit-basal, batuan gunungapi berksi, batuan

gunungapi Tuf, endapan alluvium.

Secara lokal pada skala 1 : 100.000, menurut hasil studi pusat geologi yang

berkerjasama dengan Bappeda Kabupaten Kerinci tahun 2003, sesuai dengan struktur

geologinya di Kabupaten Kerinci terdapat sesar berarah ke baratlaut-tenggara, yaitu sesar

Siulak. Sesar ini terdiri atas dua sesar yang sejajar dan membatasi Danau Kerinci. Panjang

sesar kurang lebih 37 km dan lebarnya 17 km. Sesar ini mulai aktif sejak Miosen Tengah,

hal ini berhubungan dengan pembentukkan formasi Kumun dan diaktifkan lagi pada Pilio-

Plitosen. Sesar ini merupakan sesar geser menganan dengan kemiringan hampir tegak.

Geomorfologi

Berdasarkan relief dan batuan penyusunnya, daerah penelitian dapat dibagi menjadi 6

satuan, yaitu pegunungan batuan pra-tersier; pegunungan batuan gunungapi tersier;

pegunungan batuan sedimen; pegunungan batuan intrusi; pegunungan batuan gunungapi

kuarter dan kipas alluvial dan dataran alluvial.

1. pegunungan batuan pra-tersier

Satuan ini melampar di daerah timur Kabupaten Kerinci. Bentang alam ini mempunyai

lereng cukup terjal (> 16%), dan beda ketinggian titik terendah dan tertinggi lebih

besar 300 m, sehingga disebut morfologi pegunungan. Pola aliran sungai menunjukkan

dendritik, membentuk lembah V dalam dan lebar menunjukkan erosi lateral dan

vertikal aktif. Batuan penyusunnya terdiri atas perselingan sabak, filit, batu lempung

sabakan, batupasir, tuf dan setempat hornfels, yang merupakan formasi asal, serpih

tufan berselingan dengan batu gamping (Formasi Peneta) dan granit biotit (Granit

Tatan). Hampir seluruh satuan ini ditutupi oleh hutan lebat, yang merupakan TNKS.

Namun di luar taman nasional tersebut sebagian telah dimanfaatkan untuk pertanian

dan perkebunan.

2. pegunungan batuan gunungapi tersier

Satuan ini terdapat di bagian barat. Bentang alam ini mempunyai kelerengan terjal

(>16%), dengan puncak tumpul sampai runcing, beda ketinggian titik terendah dan

tertinggi lebih besar 300 m, sehingga disebut morfologi pegunungan. Pola aliran sungai

dendritik dan sebagian menunjukkan pola aliran sejajar. Lembah menunjukkan huruf V,

dalam dan lebar. Batuan penyusunnya terdiri atas breksi, tuf dan sebagian lava, yang

Page 26: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -13

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

merupakan formasi hulusimpang. Di bagian selatan dan bagian barat ditutupi oleh

hutan cukup lebat, sedangkan di bagian tengah gundul dan sebagian digunakan untuk

perkampungan, ladang dan kebun.

3. pegunungan batuan sedimen

Bentang alam ini sebarannya tidak luas, hanya di sekitar lembah Kerinci. Pada

umumnya membentuk morfologi pegunungan dengan puncak tumpul. Pola aliran sejajar

dan dendritik, dengan lembah relatif dangkal dan lebar menunjukkan erosi lateral lebih

dominan dibandingkan erosi vertikal. Pelapukan cukup intensif sehingga soilnya cukup

tebal. Batuan penyusunnya terdiri atas formasi Bandan, formasi Kumun dan formasi

Pengasih. Pada umumnya ditutupi oleh hutan sekunder yaitu hutan kayumanis,

sebagian gundul dan sebagian dimanfaatkan untuk pertanian berupa persawahan,

ladang dan kebun.

4. pegunungan batuan intrusi

Bentang alam ini membentuk morfologi pegunungan dengan puncak tumpul. Pola aliran

membentuk pola dendritik dengan lembah sempit dan dangkal, menunjukkan erosi

tidak begitu efektif. Namun proses pelapukan cukup intensif, sehingga membentuk soil

cukup tebal. Batuan penyusunnya terdiri atas granit dan granodiorit. Pelamparan

satuan ini terdapat di bagian barat laut daerah penelitian, yang pada umumnya gundul,

tetapi di bagian barat merupakan kawasan hutan TNKS.

5. pegunungan batuan gunungapi kuarter

Bentang alam ini tersusun oleh batuan gunungapi kuarter, beberapa di antaranya masih

aktif, yaitu Gunungapi Kerinci, Gunungapi Raya, Gunungapi Kunyit. Sebagian besar

bentang alam ini masih menunjukkan kerucut gunungapi dan bentuk kawahnya masih

terlihat. Pada umumnya menunjukkan morfologi pegunungan dengan lereng cukup

terjal. Pola aliran yang berkembang radial, dengan membentuk lembah sempit dan

dalam yang menunjukkan proses erosi vertikal lebih dominan daripada erosi lateral.

Proses pelapukan sangat intensif, sehingga membentuk soil tebal dan sebagian

dimanfaatkan untuk kebun, hutan kayu manis. Tetapi sebagian besar merupakan hutan

kawasan TNKS.

6. kipas alluvial dan dataran alluvial

kipas alluvial

Bentang alam ini sangat terbatas sebarannya, yaitu kipas alluvial Pulau Tengah dan

kipas alluvial Lujun. Bentuknya seperti kipas dan batuan penyusunnya merupakan

endapan alluvial, sehingga disebut sebagai kipas alluvial. Lahan ini banyak

Page 27: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -14

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

digunakan untuk permukiman khususnya kipas alluvial Sungaipenuh. Sedangkan yang

lain merupakan permukiman, persawahan dan perkebunan, karena bentang alam

seperti ini biasanya tanahnya subur dan air tanahnya sangat melimpah.

dataran alluvial

Bentang alam ini menunjukkan morfologi dataran, yang membentuk di lembah

Kerinci, lembah Bento, dan lembah Nasi. Sungai membentuk lembah U lebar dan

dalam. Proses yang berkembang adalah erosi lateral, pengendapan dan pelapukan.

Di daerah bentang alam ini cukup subur dan air sangat melimpah, sehingga banyak

digunakan untuk persawahan, permukiman. Khusus lembah Bento dan lembah Nasi,

dimana air menggenang sehingga membentuk suatu danau atau rawa.

Struktur Geologi

Struktur geologi yang berkembang di daerah Kabupaten Kerinci adalah struktur sesar dan

beberapa kelurusan. Kondisi struktur batuan di wilayah Kabupaten Kerinci umumnya

ditandai dengan adanya sesar/patahan dan gejala-gejala perlipatan. Patahan-patahan yang

ada merupakan segmen dari sistem patahan besar Sumatera yang dikenal dengan Patahan

Semangko. Patahan/sesar yang ada di Kabupaten Kerinci terdapat 3 jenis sesar utama,

yaitu:

Sesar Siulak

Sesar ini berada ke arah baratlaut-tenggara. Sesar ini melalui Sungai Siulak.

Pelamparan sesar ini cukup panjang dari baratlaut sampai bagian selatan

membatasi Danau Kerinci, dan menerus melampar sampai Sungai Memping. Di

daerah Semurup terdapat mata air panas dan aktivitas fumarola yang membentuk

suatu kelurusan. Sesar ini sangat panjang, diduga sesar ini merupakan bagian dari

sesar Sumatera, dimana gaya utama pembentukkan sesar dari lajur tunjaman

(tempat lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Benua Asia) yang terletak di

sebelah timur Pulau Sumatera. Sesar ini mungkin mulai aktif sejak miosen tengah.

Hal ini berhubungan dengan pembentukkan formasi Kumun dan kemudian diaktifkan

lagi pada periode tektonik pilio-plitosen.

Sesar Airanget

Sesar ini melintasi bagian barat dari lembah Kerinci. Pada citra landsat

menunjukkan adanya kelurusan sangat jelas. Di daerahnya dijumpai mata air panas

yang membentuk garis lurus berimpit dengan zona sesar. Mata air tersebut terdapat

di Kampung Sungailabu, Kampung Sungaitutung, dan Kampun Airanget. Di bagian

Page 28: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -15

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

selatan Danau Kerinci membentuk lembah lurus. Sesar ini diduga masih merupakan

sesar Sumatera.

Sesar Pelayanggedang

Sesar ini melintasi timur laut-barat daya, yang melalui Sungai Pelayanggedang.

Sesar ini memotong batuan gunungapi Kuarter, sehingga diduga juga merupakan

sesar aktif. Jenis sesar ini masih perlu penelitian lebih lanjut.

Wilayah Kabupaten Kerinci merupakan bagian dari Pulau Sumatera, yaitu terletak di

tepi bagian muka Lempeng Benua Asia yang berbenturan dengan Lempeng

Samudera Hindia. Akibatnya daerah ini sering dilanda bencana geologi seperti

gempa bumi. Letusan gunungapi serta pergerakan tanah. Lokasi bencana tersebut

umumnya terkonsentrasi di sepanjang lajur gunungapi barisan. Hal ini disebabkan

oleh lajur ini membentuk bentang alam pegunungan dan dilalui sesar aktif

Sumatera.

Kabupaten Kerinci yang terletak pada lajur gunungapi barisan dimana lajur ini

berhimpit dengan sesar aktif Sumatera. Secara fisik morfologi wilayah ini

merupakan daerah pegunungan dan lembah terbanan tektonik Kerinci. Lembah

tektonik ini diisi oleh endapan sungai, endapan kipas alluvial dan danau. Daerah ini

sangat subur karena material asalnya adalah batuan gunungapi dan airnya cukup

banyak. Dengan kesuburan tanahnya, daerah ini menjadi penghasil beras di Provinsi

Jambi dan ditempati oleh lebih kurang 312.000 jiwa, yang mata pencaharian

utamanya sebagai petani dan perkebunan kayumanis.

Menurut catatan kegempaan, dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, paling tidak

telah dua kali bencana gempa bumi tektonik yang cukup signifikan melanda daerah

ini. Akibat bencana tersebut, telah merubah tatanan geologi di wilayah ini yang

meliputi bentang alam, struktur geologi, sifat fisik batuan, tataguna lahan dan

memicu bencana lainnya. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 1908 berpusat di

daerah pertemuan antara segmentasi Dikit dan segmentasi Siulak-Batang Merangin.

Sedangkan bencana yang terjadi pada tahun 1995 terjadi antara segmentasi Siulak-

Batang Merangin dengan Batang Saliti. Pengamatan mikrosesimetik pada kejadian

itu menunjukkan bahwa daerah kerusakan yang berat dijumpai di 3 lokasi, yaitu

Semurup, Jujun, dan Hiang.

Alam Kabupaten Kerinci yang memiliki luas lebih kurang 4.200 km2 memiliki

karakteristik biogeofisika yang khas dengan sumberdaya alam yang berlimpah dan

beraneka ragam. Selain alamnya yang eksotik, pertanian dan perkebunannya yang

subur berkat hutan hujan tropika yang kaya akan plasma nutfah, kawasan ini juga

Page 29: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -16

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

potensial dengan sumberdaya mineral dan sumber panas bumi. Di samping

merupakan roda utama penggerak laju pertumbuhan pembangunan wilayah Kerinci,

kekayaan alam ini merupakan peluang usaha yang amat potensial untuk

dikembangkan.

Kabupaten Kerinci memiliki bahan galian berupa batu gamping dengan cadangan

98.000.000 m3 di Desa Koto Baru, Kecamatan Sitinjau laut. Di kecamatan ini juga

terdapat potensi batu marmer dengan cadangan 138.000.000 m3 kaolin serta bahan

galian lempung yang jumlah cadangan dan kualitasnya belum terukur.

Potensi obsidian ditemukan di Bukit Cermin, Kecamatan Air Hangat Timur dengan

cadangan teridentifikasi 404.000.000 m3. Di Kecamatan Keliling Danau terdapat

2.237.000 m3 trass dengan warna abu-abu. Sejumlah bahan galian lain seperti

granit, perlit dan andesit saat ini sedang dieksplorasi di beberapa tempat di

antaranya di Kecamatan Gunung Raya, Air Hangat dan Danau Kerinci.

Potensi pertambangan dan bahan galian Kabupaten Kerinci juga merupakan potensi

unggulan di Kabupaten Kerinci. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan LQ bahwa

subsektor semen dan bahan galian non logam merupakan sektor basis di Kabupaten

Kerinci.

Di Kecamatan Gunung Kerinci terdapat potensi bahan galian antara lain kwarsa,

batu gamping, batubara, belerang, gamping kristal, kaolin dan gneis. Kecamatan ini

merupakan kawasan yang memiliki deposit bahan tambang yang besar selain

Kecamatan Air Hangat yang memiliki deposit bahan tambang antara lain endapan

sinter, emas, granit, obsidian, tras, air raksa, dan panas bumi.

Berdasarakan analisis geologi dapat digambarkan bahwa Kabupaten Kerinci memiliki

patahan/sesar yang menyebabkan terjadinya bencana longsor dan gempa. Hampir

di semua bagian wilayah, terutama pada ketinggian di atas 15% terdapat patahan

yang cukup dalam.

Sumber daya alam lainnya yang terdapat di Kabupten Kerinci adalah tersedianya

lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas dan subur, yakni seluas 122.048

Ha. Dari jumlah tersebut 32.611 Ha telah dimanfaatkan untuk lahan tanaman

pangan, 70.015 Ha sebagai lahan perkebunan dan peternakan. Sedangkan sisanya

merupakan lahan tidur yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lahan

pertanian, perkebunan dan peternakan yang produktif. Dukungan curah hujan yang

hampir merata sepanjang tagun, variasi temperatur antara musim hujan dan musim

kemarau yang tidak terlalu besar, serta budaya masyarakat Kerinci yang agraris,

Page 30: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -17

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

merupakan aset yang amat layak untuk dipertimbangkan sebagai peluang investasi

yang menjanjikan.

D. Iklim

Kabupaten Kerinci beriklim tropis dengan suhu rata-rata 22,30C dengan suhu

maksimum 28,9 0C terjadi pada bulan Juni dan suhu minimum sebesar 17,1 0C terjadi pada

bulan Januari.

Curah hujan rata-rata per bulan sebesar142,3 mm3 dengan curah hujan terendah

23,7 mm3 terjadi pada bulan Agustus dan curah hujan tertinggi sebesar 340,9 mm3 terjadi

pada bulan November.

Kelembaban relatif udara rata-rata per bulan sebesar 82% dengan kelembaban

udara 78 persen terjadi pada bulan Januari dan kelembaban udara tertinggi pada bulan

April dan Desember yaitu 84%.

Tabel 4.6Curah Hujan dan Kelembaban

No. BULAN CURAH HUJAN( mm3 ) HARI HUJAN KELEMBABAN

( % )

PENYINARANMATAHARI

( % )123456789101112

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

48,60193,2042,20

177,10117,6072,60

107,6023,7028,10

250,00340,90305,60

5154

16146954

152123

78,0083,0080,0084,0082,0081,0083,0082,0079,0083,0082,0084,00

50,0048,0046,0048,0055,0058,0052,0053,0051,0040,0036,0027,00

Rata-rata 2012 142,27 11 82,00 47,00Sumber : Kerinci Dalam Angka, 2013.

Penyinaran matahari di Kabupaten Kerinci pada tahun 2012 tercatat antara 27 -

58%, sedangkan suhu udara pada tahun 2006 yang tercatat adalah 28,90C maksimum dan

17,10C minimum. Penyinaran matahari rata-rata tertinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu

sebesar 60% pada bulan Agustus, dan terendah pada bulan Mei sebesar 22%.

Page 31: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -18

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 32: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -19

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 33: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -20

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

E. Hidrologi

Pada dasarnya kondisi hidrologi Kabupaten Kerinci dapat terlihat dari adanya

sumber-sumber air, baik berupa air permukaan, mata air, maupun air tanah.

Air Permukaan (sungai)

Wilayah Kerinci didominasi oleh pegunungan Bukit Barisan, sebagai bagian dari

rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang memanjang sepanjang pantai barat

Sumatera. Titik tertinggi adalah puncak Gunung Kerinci. Terdapat banyak dataran

sepanjang lembah Bukit Barisan tersebut. Pegunungan Bukit Barisan yang berada di

sebelah barat dan timur Kerinci ini menjadi titik tertinggi di wilayah kabupaten ini,

sehingga semua sungai yang mengalir di Kabupaten Kerinci mengalir ke arah tengah dan

selatan menuju dan bermuara ke Danau Kerinci.

Di wilayah Kabupaten Kerinci banyak terdapat sungai dan anak sungai, yang disebabkan

oleh letaknya di dataran tinggi dengan kondisi topografi pegunungan dan hutan yang

lebat. Umumnya sungai dan anak sungai tersebut bermuara ke Danau Kerinci yang

kemudian mengalir sampai ke timur pantai Jambi. Sungai terbesar di kabupaten ini

salah satunya adalah Sungai Batang Merangin yang mengalir melalui Danau Kerinci.

Debit airnya cukup tinggi dan stabil sepanjang tahun, sehingga sangat potensial

dibangun bendungan untuk PLTA Kerinci Tirta Sakti. Saat ini sungai-sungai yang ada di

Kabupaten Kerinci sebagian besar dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dan keperluan

rumah tangga.

Sungai lain yang terdapat di kabupaten ini antara lain Sungai Sikai, Rumpun, Tanduk,

Cubadak, Dadap, Simpang Tutup, Siulak Deras, Koto Rendah, Bukit Sembahyang, Dusun

Baru, Pendung Mudik, Air Patah, Terung, Semurup, Tutung, Bungkal, Jembatan Serong,

Renah Kayu Embun, Batu Lumut, Tanah Kampung, Hiang, Batang Sangir, Betung Kuning,

Cupak, Raja Seleman, Talang Kemulun, Lubuk Pagar, Tapan, Air Jernih, Air Terjun, Air

Lintah, Talang Kemuning, Rawa Air Lingkat, Lempur, dan Sungai Renah Sako.

Luas areal potensial untuk pengembangan pertanian dengan memiliki pelayanan irigasi

yang memadai berada pada Sungai Siulak Deras, Sungai Batang Sangir, Sungai Tanduk

dan Sungai Betung Kuning. Untuk areal pertanian di sekitar Sungai Siulak Deras sudah

terlayani oleh Irigasi Teknis seluas 3.701 Ha. Kawasan ini memang sebagai kawasan

potensial pengembangan pertanian lahan basah (sawah).

Mata Air

Di wilayah Kabupaten Kerinci juga dijumpai mata air yang terbentuk dari dasar lembah

atau kaki perbukitan yang disebabkan adanya lapisan batuan kedap air di bawahnya,

sehingga peregangan tidaj terus ke dalam, melainkan ke arah kateral dan muncul di

Page 34: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -21

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

kaki tebing/lembah atau kaki perbukitan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa

danau dan air terjun di daerah pegunungan.

Air tanah

Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh curah hujan, luas daerah resapan, sifat

kelulusan bahan permukaan dan batuan yang terdapat di bawahnya serta morfologi.

Potensi air tanah umumnya relatif dalam, sekitar > 60 meter. Kedalaman > 90 meter

mendominasi di kabupaten ini dengan luas mencapai 82%. Sementara tingkat

kedalaman < 60 meter tidak dijumpai dalam wilayah Kabupaten Kerinci. Hampir seluruh

kecamatan atau wilayah Kabupaten Kerinci mempunyai kedalaman efektif tanah > 90

meter. Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya, Batang Merangin, Kayu Aro,

Sungaipenuh memiliki kedalaman efektif tanah > 90 meter yang cukup luas.

Tekstur tanah di Kabupaten Kerinci didominasi oleh tekstur tanah halus, yaitu

mencapai 60% atau sekitar 250.187 Ha, dibandingkan dengan tekstur tanah sedang yang

hanya memiliki 164.003 Ha atau 39%. Kecamatan yang memiliki tekstur tanah halus

terbesar berada di Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya, Kayu Aro, Batang

Merangin, dan Air Hangat. Kehalusan tekstur tanah ini menunjukkan bahwa tingkat

permeabilitas atau penyerapan air ke dalam tanah sangatlah besar, sehingga pada

kawasan yang memiliki tekstur tanah yang halus cenderung memiliki kandungan air

tanah yang cukup besar.

Identifikasi dan karakteristik lahan rawa lebak di Kabupaten Kerinci terbagi menjadi

beberapa permasalahan, tantangan, pengertian, luasan yang dapat dikembangkan dan

diusahakan. Permasalahan yang terjadi adalah meningkatnya kebutuhan pangan dan

lapangan kerja serta berkurangnya lahan pertanian subur. Tantangan yang ada adalah

memanfaatkan lahan rawa lebak sebagai lahan produksi pertanian. Pengertian lahan

rawa lebak adalah lahan marjinal yang rejim airnya dipengaruhi oleh hujan, baik yang

turun setempat maupun di daerah sekitarnya. Luas lahan rawa lebak di Kabupaten

Kerinci adalah 5.810 Ha.

Permasalahan utama pengembangan adalah rejim air yang fluktuatif dan sulit diduga,

serta kebanjiran pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.

Lokasi lahan rawa lebak di Kabupaten Kerinci adalah: rawa bento di Kecamatan Kayu

Aro; Lebak Arah Seratus di Kecamatan Sitinjau Laut; Lebak Air Kelabu di Kecamatan

Danau Kerinci dan Sitinjau Laut; Lebak Kelembak di Kecamatan Keliling Danau, Lebak

Air Lingkat/Lebak Lempur di Kecamatan Gunung Raya.

Page 35: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -22

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 36: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -23

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2.2 SARANA DAN PRASARANA2.2.1 Sarana Wilayah

1) Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan sumber

daya manusia dan perlu dipenuhi kebutuhannya sebagai dampak bertambahnya jumlah

penduduk. Sarana Pendidikan ini terdiri dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),

SMP dan SMU sederajat, namun Akademi dan Perguruan Tinggi belum tersedia di Kabupaten

Kerinci, karena telah terkosentrasi di Kota Sungai Penuh yang sebelumnya merupakan

Ibukota Kabupaten Kerinci sebelum pemekaran. Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten

Kerinci saat ini disajikan pada Tabel II.2.1.

Tabel II.2.1Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Kerinci

KECAMATANJUMLAH SARANA PENDIDIKAN

(Unit)TK SD SMP SMU SMK MI MTs MA Akdmi/PT

Gunung RayaBatang MeranginKeliling DanauDanau KerinciSitinjau LautAir HangatAir Hangat TimurDepati VIIGunung KerinciSiulakKayu AroGunung Tujuh

65

103375

113864

191926171619161512253211

565512433692

2212111-111-

---1-----11-

226653422431

2121221-112-

--12211--111

------------

Jumlah 71 227 51 13 3 40 15 10 -Sumber : Kerinci Dalam Angka, BPS Tahun 2010

2) Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Kerinci terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas

dan Puskesmas Pembantu. Pada umumnya sarana kesehatan di Kabupaten Kerinci

didominasi oleh Puskesmas pembantu sebanyak 40 unit. Ketersediaan sarana kesehatan

dalam melayani kesehatan masyarakat Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel II.2.2

berikut :

Page 37: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -24

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel II.2.2Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Kerinci

KECAMATAN RUMAHSAKIT

PUSKESMAS PUSKESMASPEMBANTU

APOTIK KLINIK RUMAHBERSALIN

Gunung TujuhKayu AroGunung KerinciSiulakAir HangatAir Hangat TimurDepati VIISitinjau LautDanau KerinciKeliling DanauGunung RayaBatang Merangin

-1----------

121212111222

-54533134345

------------

------------

------------

Jumlah 1 18 40 - - -Sumber : Kerinci Dalam Angka, BPS Tahun 2013

3) Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan di Kabupaten Kerinci diantaranya berupa Mesjid, Mushalla,

Langgar, dan Gereja. Pada umumnya masyarakat Kabupaten Kerinci memeluk agama Islam

(99%) dan selebihnya adalah pemeluk agama lain seperti agama kristen. Dominasi pemeluk

agama Islam ini terlihat dari adanya rumah ibadah umat muslim disetiap wilayah

kecamatan di Kabupaten Kerinci, yaitu 218 unit Mesjid, 313 unit Langgar, dan 9 unit

Mushalla. Sedangkan bangunan Gereja hanya berjumlah 1 unit yang berada di Kecamatan

Kayu Aro.

Dalam kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Kerinci, kerukunan hidup antar umat

beragama sangat diutamakan. Program pembangunan bidang keagamaan dilaksanakan

melalui pembinaan lembaga sosial keagamaan untuk meningkatkan pemahaman nilai-nilai

agama yang dianutnya.

4) Sarana Perekonomian

Sarana perekonomian di Kabupaten Kerinci berupa Pasar, Koperasi dan Perbankan.

Untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat, saat ini terdapat beberapa pasar yang

merupakan pasar mingguan. Pasar besar yang cukup penting ada di 3 (tiga) lokasi

kecamatan yaitu : 1) Pasar Siulak Deras di Kecamatan Gunung Kerinci, 2) Pasar Siulak

Gedang di Kecamatan Siulak, dan 3) Pasar Bedeng VIII di Kecamatan Kayu Aro.

Selain pasar, sarana ekonomi lain yang cukup berpengaruh terhadap pembangunan

di Kabupaten Kerinci adalah koperasi dan sarana Perbankan. Jenis Koperasi di Kabupaten

Kerinci terdiri dari KUD, KPN KOPKAR, KOPPAS, KOPWAN, KSU, KSP, dan KOPTAN yang

berjumlah 123 unit. Sedangkan sarana Perbankan yang ada di Kabupaten Kerinci

Page 38: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -25

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

diantaranya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank 9 Jambi yang memiliki kantor

ranting, yang tersebar di setiap wilayah kecamatan.

5) Sarana Pemerintahan

Setelah dimekarkannya wilayah Kabupaten Kerinci menjadi 2 (dua) wilayah Otonom

yaitu Kabupaten Kerinci (Induk) dan Kota Sungai Penuh pada tahun 2008. Maka Kabupaten

Kerinci yang sebelumnya memiliki pusat pemerintahan di Kota Sungai Penuh, saat ini telah

menetapkan lokasi baru sebagai pusat pemerintahan.

Berdasarkan hasil kajian lokasi pusat pemerintahan dan penetapannya melalui

Keputusan Kepala Daerah serta Keputusan Ketua DPRD Kabupaten Kerinci, maka Ibukota

Kabupaten Kerinci adalah Siulak (Ibukota Kecamatan Siulak), yang berjarak lebih kurang 30

menit dari Kota Sungai Penuh.

2.2.2 Prasarana Wilayah

1) Prasarana Transportasi

Jaringan Jalan

Jaringan Jalan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan pemerataan

pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan keadilan sosial bagi seluruh

masyarakat. Saat ini 25% jaringan jalan di kabupaten Kerinci memiliki kondisi baik, dan 17%

memiliki kondisi rusak total, hal ini dapat ditunjukan pada Tabel 2.2.3 berikut :

Tabel 2.2.3Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Kerinci di rinci menurut Kecamatan

KECAMATAN PANJANG(Km)

KONDISI PERMUKAAN(Km)

BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT RUSAK TOTALGunung RayaBatang MeranginKeliling DanauDanau KerinciSitinjau LautAir HangatAir Hangat TimurDepati VIIGunung KerinciSiulakKayu AroGunung Tujuh

209,79942,8765,9526,4957,1233,7543,6634,9035,70

112,48153,5960,40

48,62191,0717,805,25

22,7710,207,107,759,705,40

36,929,70

15,5036,600,50

---

5,50--

7,101,001,80

107,77471,7835,1512,4526,65

-26,7016,4517,0079,3879,6514,50

37,90223,2212,507,197,70

23,554,36

10,709,00

19,0036,0234,40

-20,20

-1,60

-----

1,60--

Jumlah 1.776,70 372,28 68,0 887,48 425,54 23,40Sumber : Kerinci Dalam Angka, 2013.

Untuk mendukung pembangunan dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, maka

kondisi jaringan jalan di Kabupaten Kerinci sangat membutuhkan peningkatan kualitas dan

fungsinya, sehingga arus pergerakan orang, barang dan jasa menuju Kabupaten Kerinci

dapat terjamin kelancarannya, serta pelayanan publik di dalam wilayah Kabupaten Kerinci

Page 39: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -26

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

dapat berjalan baik dan terlepas dari ikatan pelayanan Kota Sungai Penuh yang dulunya

merupakan ibukota Kabupaten Kerinci.

Terminal

Untuk menunjang pergerakan arus lalu lintas orang dan barang dari dan ke

Kabupaten Kerinci, tersedia moda angkutan berupa bus dan travel. Pada umumnya

perusahaan penyedia moda/jasa angkutan terkosentrasi di Kota Sungai Penuh yang

sebelumnya merupakan Ibukota Kabupaten Kerinci sebelum pemekaran, karena

terminal/tempat pemberhentian kendaraan tersedia di wilayah tersebut.

Namun setelah adanya pemekaran wilayah menjadi dua wilayah administrasi ini,

Kabupaten Kerinci perlu mengkaji lebih jauh kebutuhan dalam penyediaan lokasi/areal

pemusatan armada bus dan travel AKDP/AKAP serta Angkutan Perdesaan, sehingga dapat

melayani masyarakat di Kabupaten Kerinci pada masa mendatang.

Bandar Udara

Pemerintah Kabupaten Kerinci sejak tahun 2002 telah mengupayakan pengaktifan

dan pembangunan kembali Bandar Udara Depati Parbo yang berada di Kecamatan Sitinjau

Laut. Bandar Udara Depati Parbo saat ini telah di darati oleh pesawat jenis Fokker 50

dengan rute penerbangan : Pekan baru – Jambi - Kerinci, dan rute penerbangan Kerinci –

Jambi – Pekanbaru - Malaka – Medan – Batam - Pekanbaru.

Bandar Udara Depati Parbo memiliki beberapa fasilitas yaitu : a) Fasilitas Sisi

Udara, b) Fasilitas Sisi Darat, dan c) Fasilitas Penunjang. Fasilitas sisi udara terdiri dari :

landasan pacu (Runway), penghubung landasan pacu (Taxiway), dan tempat parkir pesawat

(Apron). Dan fasilitas sisi darat terdiri dari : bangunan terminal penumpang,

jalan/sirkulasi, dan tempat parkir. Sedangkan fasilitas penunjang terdiri dari : fasilitas PK-

PPK, fasilitas kemanan bandara, dan fasilitas bangunan operasional.

Pembangunan fasilitas di Bandar Udara Depati Parbo saat ini belum terwujud secara

maksimal, mengingat keterbatasan anggaran Pemerintah Daerah. Beberapa kegiatan yang

belum terlaksana diantaranya adalah pembebasan lahan dan pekerjaan konstruksi. Untuk

pekerjaan konstruksi telah dilakukan perpanjangan landasan pacu (Runway) dengan ukuran

1.400 m x 30 m, dari 1.800 m yang direncanakan. Selain itu juga dilakukan pembangunan

Taxiway dengan ukuran 62,25 m x 15 m dan Apron seluas 60 m x 44,65 m sesuai dengan

Rencana Induk Pembangunan Bandara Depati Parbo yang ada.

Dermaga (transportasi perairan)

Wilayah Kabupaten Kerinci memiliki kawasan perairan yaitu Danau Kerinci dengan

luas 4.265 Ha yang berada di 4 (empat) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Danau Kerinci,

Sitinjau Laut, Keliling Danau dan Batang Merangin. Saat ini kawasan Danau Kerinci

Page 40: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -27

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

dimanfaatkan untuk budidaya perikanan dan pariwisata oleh masyarakat dan pemerintah

daerah.

Mengingat kondisi dan potensi yang ada saat ini, maka kawasan Danau Kerinci ini

berpeluang untuk dikembangkan sebagai suatu klaster ekonomi yang menghubungkan

wilayah- wilayah kecamatan disekelilingnya, yaitu melalui pengembangan sistem

transportasi danau berupa pembangunan dermaga-dermaga sebagai titik pergerakan dan

tujuan transportasi danau.

2) Prasarana Wilayah Lainnya

Air Bersih

Penyediaan air bersih di Kabupaten Kerinci saat ini dilakukan oleh Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sakti yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

melalui 8 (delapan) cabang sesuai dengan potensi dan kapasitas yang dimilikinya

sebagaimana disajikan pada Tabel II.2.4.

Page 41: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -28

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel II.2.4Pelayanan PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci

Cabang Kayu Aro Siulak Semurup Sungai Penuh Hiang TamiaiJujun/PlTengah

Lempur

Tahun Berdiri 1996 1992 1986 1982 1994 1994 1992 1997IPA Ma. Pelompek

Ma.S TandukMa.S Lintang

Siulak DerasSiulak Gedang

Semurup Sungai JernihPelayang RayaRawang

AmbaiKoto PetaiSanggaranAgung

TamiaiPulau Sangkar

Jujun

P. Tengah

LempurTalangKemuning

Sistim Pompa & Grafitasi Grafitasi Grafitasi Grafitasi &Pompa

Pompa &Grafitasi

Pompa &Grafitasi

Grafitasi Pompa &Grafitasi

Kapasitas Terpasang 30 lt/det 55 lt/det 105 lt/det 76 lt/det 50 lt/det 12,5 lt/det 7,5 lt/det 20 lt/det

Kapasitas Termanfaat 20 lt/det 36 lt/det 60 lt/det 165 lt/det 24 lt/det 3 lt/det 7,5 lt/det 9 lt/det

Jumlah Sambungan 3.339 Unit 2.727 unit 7.748 unit 10.325 unit 5.825 unit 604 unit 2.093 unit 1.747 unit

Jumlah Penduduk Terlayani 40.077 Jiwa 42.077 jiwa 46.580 jiwa 63.682 jiwa 36.246 jiwa 8.485 jiwa 19.618 jiwa 10.251 jiwa

Tingkat Kebocoran 39,58% 66,04% 40,97% 35,47% 23,08% 20,67% 20,06% 24,26%

Sumber : PDAM Tirta Sakti Tahun 2010.

Page 42: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -29

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pada tahun 2012, jumlah konsumen air minum di Kabupaten Kerinci berjumlah

25.731 sambungan. Dari jumlah produksi sebanyak 6.447.407 m3 hanya 5.559.943 m3

yang disalurkan ke konsumen. Jumlah konsumen di masing-masing kecamatan di

Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada Tabel II.2.5 berikut.

Tabel II.2.5Jumlah Konsumen, Produksi dan Jumlah produksi

Air Minum yang Disalurkan di Kabupaten Kerinci Tahun 2012

KECAMATAN KONSUMEN PRODUKSI(Ribu M3)

DISALURKAN(Ribu M3)

Gunung RayaBatang MeranginKeliling DanauDanau KerinciSitinjau LautAir HangatAir Hangat TimurDepati VIIGunung KerinciSiulakKayu AroGunung Tujuh

1.980726

1.964

6.401

8.248

3.399

3.013

339.314117.629275.320

1.197.417

2.410.597

1.380.676

756.454

324.389114.016261.813

1.139.922

2.272.372

713.280

734.157Jumlah 25.731 6.477.407 5.559.949

Sumber : Kerinci Dalam Angka, 2013.

ListrikKebutuhan listrik bagi masyarakat di Kabupaten Kerinci saat ini dipenuhi oleh

pembangkit listrik tenaga diesel yang terletak di Kota Sungai Penuh dan Kecamatan

Kayu Aro. Namun penyediaan energi listrik tersebut belum optimal dipeuhi oleh PLTD

yang ada, terutama saat beban puncak.

Kondisi ini terjadi akibat semakin meningkatnya kebutuhan listrik untuk

kelompok rumah tangga dan industri, sedangkan PT. PLN (persero) unit pelayanan

Sungai Penuh dan kersik Tuo memiliki kapasitas daya terpasang 12.528 MW, dengan

total beban puncak 11.639 MW, sehingga kondisi ini menyebabkan kelistrikan di

Kabupaten Kerinci terjadi pemadaman bergilir.

Untuk mengatasi hal tersebut, di Kabupaten Kerinci direncanakan pengembangan

dan pemanfaatan energi panas bumi, energi air, energi surya, dan Bio massa sebagai

sumber energi alternatif untuk Pembangkit Listrik, dalam upaya memenuhi kebutuhan

masyarakat dan mengantisipasi kelangkaan energi listrik yang ada.

Page 43: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -30

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

TelekomunikasiKebutuhan masyarakat Kabupaten Kerinci terhadap jasa telekomunikasi saat ini

masih didominasi oleh PT. Telkom (Persero) Cabang Sungai Penuh. Kapasitas pelayanan

Telekom di Kabupaten Kerinci tahun 2010 adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan Semurup

- Kapasitas Telepon : 362 SST

- Kapasitas Speedy : 29 SSL

- Jumlah Pelanggan Telepon : 480 SST

- Jumlah Pelanggan Speedy : 96 SSL

2. Kecamatan Siulak

- Kapasitas Telepon : 297 SST

- Kapasitas Speedy : 18 SSL

- Jumlah Pelanggan Telepon : 480 SST

- Jumlah Pelanggan Speedy : 96 SSL

3. Kecamatan Keliling Danau

- Kapasitas Telepon : 62 SST

- Kapasitas Speedy : -

- Jumlah Pelanggan Telepon : 240 SST

- Jumlah Pelanggan Speedy : 96 SSL

4. Kecamatan Kayu Aro

- Kapasitas Telepon : 72 SST

- Kapasitas Speedy : -

- Jumlah Pelanggan Telepon : 240 SST

- Jumlah Pelanggan Speedy : 96 SSL

Selain itu masyarakat Kabupaten Kerinci pada umumnya telah memanfaatkan

fasilitas dan pelayanan telepon selular yang disediakan oleh beberapa provider, dimana

disetiap wilayah kecamatan terdapat beberapa menara telekomunikasi BTS (Base

Transceiver Station) yang mendukung operasional dari arus telekomunikasi telepon

selular ini.

Base Transmition System (BTS) yang ada di Kabupaten Kerinci diantaranya

didukung oleh beberapa penyedia layanan yaitu Telkomsel, Satelindo (STI), Pro XL, dan

Indosat, dimana semua BTS yang ada sebanyak 43 buah berlokasi di beberapa

kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kerinci sebagaimana disajikan pada Tabel II.2.6.

Page 44: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -31

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel II.2.6Jenis dan Bangunan Tower/Menara Telepon Seluler

di Kabupaten Kerinci Tahun 2009

Kecamatan Jenis dan Jumlah Tower/Menara (Unit)Telkomsel STI Pro XL Indosat

1. Gunung Tujuh2. Kayu Aro3. Gunung Kerinci4. Siulak5. Air Hangat6. Air Hangat Timur7. Depati VII8. Sitinjau Laut9. Danau Kerinci10. Keliling Danau11. Gunung Raya12. Batang Merangin

-41211-1122-

-----------1

32--11111323

-2-1---11112

Jumlah 15 1 18 9Sumber : RTRW Kabupaten Kerini, 2010.

IrigasiDaerah Irigasi di Kabupaten Kerinci dimanfaatkan untuk mengairi areal

persawahan dengan kriteria irigasi teknis seluas 12.929 Ha, semi teknis seluas 2.778 Ha,

dan irigasi sederhana seluas 15.643 Ha. Daerah Irigasi (DI) di Kabupaten Kerinci

diantaranya merupakan kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Jambi

yang masing-masing berjumlah 2 (dua) Daerah Irigasi, sebagaimana disajikan pada Tabel

II.2.7

Tabel II.2.7Daerah Irigasi Kewenangan Pemerintah Pusat dan Propinsi

di Kabupaten Kerinci Tahun 2012

NAMA DAERAH IRIGASI LUAS AREAL(Ha) KRITERIA KEWENANGAN

1. DI Siulak Deras2. DI Tangkil3. DI Betung Kuning4. DI Sungai Tanduk

5.8013.6281.5002.000

TeknisTeknisTeknisTeknis

Pem. PusatPem. PusatPem. Prov JambiPem. Prov Jambi

Jumlah 12.429Sumber : RTRW Kabupaten Kerini, 2010

Sedangkan Daerah Irigasi yang merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten

Kerinci sebanyak 234 Daerah Irigasi yang tersebar di setiap wilayah kecamatan. Jumlah

Daerah Irigasi setiap kecamatan di Kabupaten Kerinci tersebut disajikan pada Tabel

II.2.8.

Page 45: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -32

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel II.2.9Jumlah Daerah Irigasi setiap Kecamatan

di Kabupaten Kerinci Tahun 2009

KECAMATAN JUMLAH DI LUAS AREAL(Ha)

KLASIFIKASI (Ha)TEKNIS SEMI TEKNIS SEDERHANA

1. Gunung Tujuh2. Kayu Aro3. Gunung Kerinci4. Siulak5. Air Hangat6. Air Hangat Timur7. Depati VII8. Sitinjau Laut9. Danau Kerinci10. Keliling Danau11. Gunung Raya12. Batang Merangin

20152112281071516303623

2.1002.4129078261.6551.1634751.6861.3592.8012.2071.471

------------

-965-----452---196

2.1001.3779077451.6551.1634751.1451.3592.5401.9051.063

233 19.062 - 1.613 16.434Sumber : RTRW Kabupaten Kerini, 2010

PersampahanKabupaten Kerinci telah memiliki Tempat Pengelolaan (Pembuangan) sampah

Akhir (TPA) di Desa Talang Kemulun, Kecamatan Danau Kerinci. Adapun kondisi TPA

saat ini adalah :

1. Tanah milik Pemerintah Daerah, dan bukan tanah yang produktif;

2. Beroperasi pada tahun 1998 sampai saat ini dengan luas areal 2 Ha, dan

berkapasitas 500.000 m3;

3. Timbulan sampah terangkut oleh petugas kebersihan adalah 20 ton/hari dari pasar

POND (balai-balai), dan umumnya timbulan sampah berasal dari Kota Sungai Penuh;

4. Belum Melayani Pengangkutan sampah Domestik; dan

5. Sistem pengelolaan open dumping.

Penempatan TPA di lokasi ini tidak begitu baik karena berdekatan dengan Danau

Kerinci karena secara ekologis akan mengganggu ekosistem sungai. Oleh karena itu,

untuk masa mendatang diperlukan menetapkan suatu lokasi di Kabupaten Kerinci

sebagai lokasi TPA Regional, dengan sistem pengeloaan sanitary landfill. TPA nantinya

diharapkan bukan hanya sebagai tempat pembuangan akhir tapi juga tempat pengolahan

sampah (Pembuatan Kompos, Lindi, Pemisahan Sampah).

Jaringan Drainase, Air Limbah dan Pengendalian Air

Kondisi jaringan drainase di Kabupaten Kerinci secara umum kinerjanya belum

optimal, dimana drainase yang ada memiliki fungsi lain sebagai tempat pembuangan

sampah dan limbah rumah tangga. Sebagai akibatnya di beberapa lokasi permukiman di

Page 46: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -33

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Kerinci menjadi kawasan kumuh dan merupakan kawasan genangan air dan

banjir di musim hujan.

Oleh karena itu, dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi dalam sistim

jaringan drainase diatas dibutuhkan penyediaan sarana dan prasarana penunjang secara

terencana, terpadu dan berkesenambungan serta pembenahan terhadap manajemen

pengelolaan sistim jaringan drainase.

Kabupaten Kerinci memiliki beberapa DAS yaitu kesatuan wilayah tata pengairan

yang terbentuk secara alamiah dimana air meresap dan mengalir melalui sungai /anak

sungai yang bermuara di sungai utama. Dalam rencana pengembangannya kedepan

diprioritaskan pada sistem pengendalian debit air dari Daerah Aliran Sungai (DAS)

tersebut.

2.3 Kajian Ekonomi Kabupaten KerinciA. Perkembangan PDRB Kabupaten Kerinci

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kerinci selama 9 (sembilan)

tahun, sejak tahun 2000 sampai tahun 2008 menunjukan peningkatan yang sangat

berarti. Pada tahun 2000 hanya sebesar Rp. 676,78 Milyar maka pada tahun 2008, PDRB

atas harga berlaku sudah mencapai Rp. 2,38 Trilyun, sedangkan PDRB atas harga konstan

pada tahuun 2008 sudah mencapai Rp. 1 Trilyun.

Indeks perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2008 sebesar 351,28

yang berarti selama 9 (sembilan) tahun mulai tahun 2000 PDRB Kabupaten Kerinci

mengalami perkembangan sebesar 351,28% atau 3,51 kali lebih besar dibandingkan

tahun 2000. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan indeks perkembangannya tahun

2008 sebesar 147,90 atau mengalami perkembangan sebesar 147,90%atau 1,47 kali lebih

besar dibandingkan tahun 2000. Perkembangan PDRB Kabupaten Kerinci disajikan pada

Tabel II.3.1.

Page 47: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -34

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel II.3.1Perkembangan PDRB Kabupaten Kerinci Tahun 2000-2008

TahunAtas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

PDRB(Juta)

IndeksPerkembangan

Pertumbuhan(%)

PDRB(Juta)

IndeksPerkembangan

PDRB(Juta)

200020012002200320042005200620072008

676.777,98766.562,06937.600,35

1.165.962,011.332.156,761.577.067,481.804.348,022.055.285,332.377.386,68

100113,27138,54172,28196,84233,03266,61303,69351,28

-13,2722,3124,3613,2718,3814,4113,9131,76

676.777,98705.113,36733.160,07768.258,07806.660,74847.651,97892.698,98945.310,06

1.000.928,38

100104,19108,48113,52119,19125,25131,90139,68147,90

-4,194,124,645,005,085,315,895,88

Sumber : PDRB Kabupaten Kerinci, BPS Tahun 2009.

B. Pertumbuhan ekonomi

Perkembangan PDRB Kabupaten Kerinci tahun 2000 sampai tahun 2008 menunjukan

peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan 18,96% atas harga berlaku. Sedangkan atas

harga konstan pertumbuhan rata-rata sampai tahun 2008 sebesar 5,01%.

Pada tahun 2001 perekonomian Kabupaten Kerinci mulai stabil, yang ditandai

dengan pertumbuhan positif sebesar 4,19%. Dan pertumbuhan positif ini pada tahun

2002 mampu dipertahankan. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci

meningkat lagi mencapai 5,88%. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Propinsi

Jambi, percepatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci menduduki nomor dua

paling rendah diatas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Angka-

angka pertumbuhan ekonomi di Propinsi Jambi disajikan pada Tabel II.3.2.

Tabel II.3.2.Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jambi

Kabupaten/KotaPertumbuhanEkonomi (%)

1. Kerinci2. Merangin3. Sarolangun4. Batang Hari5. Muaro Jambi6. Tanjab Timur7. Tanjab Barat8. Tebo9. Bungo10. Kota Jambi11. Kota Sungai Penuh

5,885,997,626,246,605,715,996,0811,136,146,15

Rata - rata 7,16Sumber : PDRB Kabupaten Kerinci, BPS Tahun 2009.

Page 48: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -35

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

C. Kontribusi sektoral PDRB

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci tahun 2008 sebesar 5,88 % telah

menunjukan perbaikan yang sangat baik pada masa pemulihan krisis. Semua sektor

tumbuh positif dengan tingkat pertumbuhan dinamis pada sebagian besar sektor

perekonomian.

Sektor pertanian yang merupakan sektor paling dominan memberikan kontribusinya

pada total PDRB tahun 2008 dengan angka 6,25%. Tingginya pertumbuhan sektor

pertanian ini disumbangkan oleh pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan, dan

sub sektor perkebunan. Meningkatnya pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan

disebabkan oleh meningkatnya produksi padi dan tanaman hortikultura, dimana petani

sudah banyak menggunakan bibit unggul dan didukung musim yang baik, serta

membaiknya pasar produk hortikultura sehingga meningkatnya keinginan petani untuk

mengusahakan tanaman tersebut. Sedangkan meningkatnya pertumbuhan sub sektor

perkebunan didongkrak oleh hasil ikutan, dimana selama ini batang kayu manis hanya

dimanfaatkan untuk kayu bakar, sekarang dimanfaatkan untuk bahan baku industri dan

bahan bangunan.

Sektor industri pengolahan masih mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini lebih banyak disumbangkan oleh

sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau, dan industri barang dari kayu.

Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 4,17%, dan lebih tinggi dari pertumbuhan

sebelumnya yaitu 3,49%.

Sektor yang juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Dimana tahun 2008 sektor ini tumbuh 5,36%, namun

pertumbuhan ini menurun tipis bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun-tahun

sebelumnya yaitu 6,03% pada tahun 2006 dan 5,76% pada tahun 2007.

Pertumbuhan sektor bangunan masih cukup tinggi yaitu 6,78% dan diatas rata-rata

pertumbuhan PDRB Kabupaten Kerinci, meskipun pertumbuhannya lebih rendah dari

tahun-tahun sebelumnya. Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2008

mengalami pertumbuhan yang agak rendah namun lebih tinggi dari tahun sebelumnya

yaitu 5,36%, namun sub sektor telekomunikasi pertumbuhannya lebih tinggi dari tahun

sebelumnya yaitu 6,85 menjadi 6,92%.

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan juga merupakan sektor yang

tumbuh dibawah rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Kerinci, namun

pertumbuhannya meningkat dari tahun sebelumnya. Dan sektor jasa-jasa, di tahun 2008

Page 49: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -36

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

tumbuh 4,23% dan pertumbuhan ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu 4,34%.

Gambaran kontribusi sektoral ini disajikan pada Tabel II.3.3.

Tabel II.3.3.Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Kerinci.

SektorPertumbuhan Kontribusi

2007 2008 2007 20081. Pertanian2. Pertambangan dan Penggalian3. Industri Pengolahan4. Listrik dan Air Minum5. Bangunan6. Perdagangan, Hotel dan Restoran7. Pengangkutan dan Komunikasi8. Keuangan , Persewaan dan Jasa

Perusahaan9. Jasa-jasa

6,313,495,262,996,835,764,822,914,34

6,254,175,623,386,785,735,363,074,23

67,280,402,280,713,098,573,680,8713,13

67,060,382,250,673,209,203,710,8512,68

PDRB 5,89 5,88 100 100Sumber : PDRB Kabupaten Kerinci, BPS Tahun 2009.

D. PDRB Perkapita

PDRB Perkapita Kabupaten Kerinci atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp.

3.059.353,67 pada tahun 2000 dengan rata-rata perbulan Rp. 254,946,14 menjadi

sebesar Rp. 5.887.725,46 atau sebesar Rp. 409.463,79 perbulan pada tahun 2004. Pada

tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 6.899.924,67 atau sebesar Rp. 574.993,72 perbulan.

Pada tahun 2008 PDRB perkapita Kabupaten Kerinci mencapai Rp. 10.136.812,67 dengan

rata-rata perbulan Rp. 844.734,39.

Sedangkan PDRB perkapita Kabupaten Kerinci atas dasar harga konstan 2000

meningkat menjadi Rp. 3.565.193,75 pada tahun 2004, pada tahun 2005 meningkat

menjadi Rp. 3.708.614,11, dan tahun 2006 Rp. 3.865.033,17, tahun 2007 Rp.

4.060.714,88, dan tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 4.267.055,11.

E. Pariwisata

Kabupaten Kerinci sudah sejak lama dikenal sebagai daerah tujuan wisata yang

potensial, karena pesona alamnya yang amat indah. Disampaing berudara sejuk, daerah

ini juga memiliki obyek wisata yang cukup lengkap, dari wisata pegunungan, danau, air

terjun, hutan alami yang merupakan potensi wisata alam. Selain itu Kabupaten Kerinci

memiliki karakteristik sosial budaya yang khas di Propinsi Jambi, dimana disetiap

wilayah kecamatan memiliki adat istiadat tersendiri, oleh karena itu potensi budaya

Page 50: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -37

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

berupa tarian, lagu dan makanan menjadi warna tersendiri dalam pengembangan wisata

di Kabupaten Kerinci. Adapun jenis obyek wisata di Kabupaten Kerinci disajikan pada

Tabel II.3.4.

Tabel II.3.4.Jenis Obyek Wisata di Kabupaten Kerinci

Nama Obyek Wisata Jenis1. Air Panas Sungai Medang2. Air Terjun 13 Tingkat3. Gunung Kaca4. Air Terjun Pungut5. Air Panas Sungai Abu6. Panorama Bukit Villa Kemantan7. Batu Jung Kemantan Kebalai8. Air Terjun Pancuran Tujuh9. Goa Kapeh10. Air Terjun Siulak Kecil11. Air Terjun Pauh Tinggi12. Air Terjun Telun Berasap13. Gunung Kerinci14. Danau Gunung Tujuh15. Danau Belibis16. Rawa Ladeh Panjang17. Goa Kasah18. Perkebunan Teh19. Aroma Pecco20. Taman Bunga Puri Asri21. Air Terjun Koto Lebuh Tinggi22. Bukit Sembahyang23. Air Terjun Puti Mayang24. Dendeng Batokok Siulak Deras25. Hutan Adat 50 Tumbi Lempur26. Danau Lingkat27. Air Terjun Siluang Bersisik Emas28. Benteng Depati Parbo29. Batu Selindrik30. Gerao Rasau31. Air Terjun Ksen32. Danau Kaco33. Batu Besurat34. Danau Kerinci35. Air Panas Semurup36. Mesjid Keramat Pulau Tengah37. Kebun Nanas Koto Tengah

Wisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AlamWisata AgroWisata AlamWisata AgroWisata AlamWisata AlamWisata Alam

Wisata KulinerWisata AlamWisata AlamWisata Alam

Wisata SejarahWisata SejarahWisata AlamWisata AlamWisata Alam

Wisata SejarahWisata AlamWisata Alam

Wisata ReligiusWisata Agro

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebuudayaan Kabupaten Kerinci Tahun 2009

Page 51: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -38

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2.4 Kajian Tata RuangKabupaten Kerinci2.4.1. Rencana Struktur Ruang

A. Rencana Sistim Perkotaan

Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan

keseimbangan pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi

pertumbuhan pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten)

atau pada kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan sistem

pusat-pusat kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistim perkotaan yang

efektif dan efisien. Hirarki pusat permukiman/kota di Kabupaten Kerinci saat ini

diantaranya adalah :

1. Batang Sangir (IKK Kayu Aro);

2. Siulak (IKK Siulak);

3. Semurup (IKK Air Hangat);

4. Hiang (Sitinjau Laut);

5. Jujun (IKK Keliling Danau);

6. Lempur (IKK Gunung Raya);

7. Tamiai (IKK Batang Merangin);

8. Sanggaran Agung (IKK Danau Kerinci);

9. Sungai Tutung (IKK Air Hangat Timur);

10. Siulak Deras (IKK Gunung Kerinci);

11. Pelompek (IKK Gunung Tujuh); dan

12. Koto Tuo (IKK Depati VII).

Pada umumnya pusat-pusat permukiman di Kabupaten Kerinci memiliki hirarki III.

Batang Sangir merupakan pusat permukiman dengan hirarki pertama, sedangkan hirarki

terendah adalah Pelompek dan Koto Tuo. Oleh karena itu, dalam rangka pengembangan

pusat-pusat permukiman di Kabupaten kerinci, terdapat pusat permukiman yang perlu

didorong pertumbuhannya dan ada pula yang dikendalikan pertumbuhan sesuai

potensinya, bahkan mungkin dibatasi. Untuk sistem pusat perkotaan Kabupaten Kerinci,

pusat-pusat perkotaan yang perlu didorong ataupun dikendalikan pertumbuhannya

adalah :

a. Batang Sangir (IKK Kayu Aro)

Dalam kebijakan penataan ruang provinsi maupun lokal, Batang Sangir diarahkan

sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PKL) yang melayani dua kecamatan, yaitu

Gunung Tujuh dan Gunung Kerinci. Oleh karena itu, Pelompek dan Siulak Deras

Page 52: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -39

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

dijadikan Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) yang mendorong perkembangan

wilayah Kabupaten Kerinci dibagian Utara.

b. Siulak (IKK Siulak)

Dalam sistem pusat-pusat perkotaan eksisting IKK ini berada pada hirarki II, namun

mengingat kebijakan Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk meningkatkan

peranannya sebagai lokasi pusat perkantoran dan sekaligus sebagai Ibukota

Kabupaten Kerinci, maka untuk menciptakan tingkat pelayanan yang optimal,

Siulak dipromosikan sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) yang akan melayani

PPK Air Hangat, dan PPL Air Hangat Timur dan Depati Tujuh.

c. Semurup (IKK Air Hangat)

Adalah salah satu pusat permukiman yang tumbuh cukup baik dengan kelengkapan

fasilitas sosial yang memadai sehingga kedepan diperkirakan akan dapat

bertumbuh secara mandiri dibanding IKK lainnya. Namun mengingat peran Siulak

sebagai Ibukota Kabupaten Kerinci dan sebagai PKL, maka semurup hanya perlu

diarahkan dan dikendalikan pertumbuhannya untuk melayani desa-desa dibawah

wilayah administrasinya dan mengupayakan interaksi wilayahnya ke siulak (IKK

Siulak). Semurup dan Koto Tuo (IKK Depati VII) perlu dikendalikan

pertumbuhannya dan diarahkan kembali orientasi pengembangannya menuju

siulak dalam rangka menghindari terjadinya konurbasi dengan Kota Sungai Penuh,

mengingat dua pusat permukiman ini berbatasan langsung dengan Kota Sungai

Penuh.

d. Sanggaran Agung (IKK Danau Kerinci)

Merupakan salah satu IKK yang sedang berkembang dan di dalam kebijakan

struktur ruang Propinsi Jambi dirahkan sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL).

Pusat permukiman ini merupakan kawasan wisata Danau Kerinci yang diperkirakan

akan berkembang pada masa mendatang. Mengingat wilayah ini memiliki hirarki

terendah dlam sistim perkotaan di Kabupaten Kerinci, namun Sanggaran Agung

memiliki posisi strategis sebagai simpul transportasi dalam lingkup wilayah

Kabupaten Kerinci. Untuk itu Sanggaran Agung akan dipacu dan didorong

pertumbuhan wilayahnya sebagai pusat pertumbuhan baru yang diharapkan dapat

mewujudkan keseimbangan pertumbuhan wilayah di Kabupaten Kerinci.

e. Hiang (IKK Sitinjau Laut)

Hiang dalam struktur wilayah Kabupaten Kerinci memiliki hirarki III dan telah

cukup berkembang karena didukung oleh infrastruktur dan merupakan lokasi

bandara Depati Parbo sebagai prasarana transportasi udara di Kabupaten Kerinci.

Page 53: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -40

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Mengingat posisi Sanggaran Agung yang ditetapkan menjadi Pusat Kegiatan

Lingkungan (PKL), maka hiang dikendalikan pertumbuhannya dan diupayakan

sebagai PPL yang akan mendorong perkembangan Sanggaran Agung. Selain itu,

mengingat posisi Hiang yang berbatasan langsung dengan Kota Sungai Penuh dan

ini merupakan salah satu argument untuk mengendalikan pertumbuhan Hiang

dalam menghindari terjadinya penyatuan wilayah dengan Kota Sungai Penuh.

f. Jujun (IKK Keliling Danau)

Merupakan pusat permukiman dengan hirarki III dalam sistim perkotaan di

Kabupaten Kerinci. Dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Kerinci jujun

diarahkan sebagai PPK yang melayani wilayah di bawah administrasi wilayahnya

dan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan Sanggaran Agung sebagai PKL. Posisi

dan peran Jujun ini juga dimiliki oleh Tamiai (IKK Batang Merangin) dan Lempur

(KKK Gunung Raya).

Tabel II.4.1Sistem Perkotaan di Kabupaten Kerinci

No. Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi Fungsi Utama1. Batang Sangir PKL Simpul Transportasi

Perdagangan dan distribusi BarangLokal

Pusat Wisata Pegunungan Agroindustri Agroforestri

2. Sanggaran Agung PKL Pusat Pemerintahan Agroindustri Perdagangan dan Jasa Pusat Wisata Danau (perairan)

3. Siulak PKLp Ibukota Kabupaten Pusat Pemerintahan Perdagangan dan Jasa Pariwisata Perkebunan Agroforestry

4. Semurup PPK Simpul transportasi lokal Jasa pendukung pertanian, dan

peternakan. Pertanian lahan basah

5. Hiang PPK Simpul transportasi lokal Jasa pendukung pertanian dan

perkebunan. Pertanian lahan basah. Pendukung agropolitan

6. Jujun PPK Perikanan air tawar Pertanian lahan kering dan basah Jasa pendukung pertanian dan

Page 54: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -41

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

No. Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi Fungsi Utamaperikanan

7. Lempur PPK Pusat pengembangan energy panasbumi

Pertanian lahan kering Penunjang agropolitan Agroforestry

8. Tamiai PPK Pusat pengembangan energy alternatif Pertanian lahan kering agroforestry

9. Sungai Tutung PPL Pertanian lahan basah dan kering Agroforestri Pariwisata

10. Siulak Deras PPK Pengembangan pertambangan Agroforestry Pertanian lahan kering Jasa pendukung pertanian dan

perkebunan11. Pelompek PPL Penunjang Agropolitan

Agroforestry Pertanian Hortikultura

12. Koto Tuo PPL Pertanian lahan basah Peternakan

Sumber: Hasil Analisis

B. Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

1. Jaringan Jalan Provinsi

Terdapat dua ruas jalan yang merupakan jalan provinsi yaitu :

a. Jaringan jalan yang menghubungkan PKL Bangko (ibukota Kabupaten Merangin) –

PKWp Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh) – PKL Batang Sangir sepanjang 185.300

Km. Kondisi jalan saat ini perlu perbaikan pada beberapa ruas jalan terutama

antara Bangko dan Danau Kerinci, Semurup dan Siulak Deras.

Pusat-pusat perkotaan yang dihubungkan oleh jalan provinsi ini adalah :

• PPK Tamiai (IKK Batang Merangin)

• PKL Sanggaran Agung (IKK Danau Kerinci)

• PPK Hiang (IKK Sitinjau Laut)

• PPL Koto Tuo (IKK Depati VII)

• PPK Semurup (IKK Air Hangat)

• PKLp Siulak (IKK Siulak)

• PPK Siulak Deras (IKK Gunung Kerinci)

• PKL Batang sangir (IKK Kayu Aro)

Page 55: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -42

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

• PPL Pelompek (IKK Gunung Tujuh)

b. Jaringan jalan yang menghubungkan PKWp Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh)

dengan PPK Lempur (IKK Gunung Raya). Jalan ini melalui PPK Jujun (IKK Keliling

Danau) dan merupakan salah satu jalur wisata menuju obyek wisata Danau Kerinci.

2. Jaringan Jalan Kabupaten.

Selain jaringan jalan provinsi di atas, selebihnya adalah jalan kabupaten yang

secara status terdapat 220 ruas jalan dengan panjang total 937,45 Km yang

menghubungkan IKK ke tiap-tiap wilayah kecamatan.

3. Recana Pembangunan Jalan.

Berdasarkan data dari Dinas PU Binamarga Kabupaten Kerinci diketahui bahwa

terdapat pembangunan….ruas jalan di Kabupaten Kerinci, yaitu :

4. Sistem Jaringan Jalan; berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan

pengelompokan jalan adalah sebagai berikut :

a. Jalan Arteri Primer 1; yang menghubungkan PKN dengan PKN

b. Jalan Arteri primer 2; yang menghubungkan PKN dengan PKW

c. Jalan Kolektor 1; yang menghubungkan PKW dengan PKW

d. Jalan Kolektor 2; yang menghubungkan PKW dengan PKL

e. Jalan Lokal Primer 1; yang menghubungkan PKL dengan PKL

f. Jalan Lokal Primer 2; yang menghubungkan PKL dengan PPK

g. Jalan Lingkungan Primer; yang menghubungkan PPK dengan PPK, dan PPK

dengan PPL

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana pengembangan jaringan jalan di

Kabupaten Kerinci adalah sebagai berikut :

1. Jalan Kolektor 2 yang bersatus sebagai jalan provinsi menghubungkan

simpul-simpul

a. Tamiai (PPK) – Sanggaran Agung (PKL)

b. Sanggaran Agung (PKL) – Hiang (PPK)

c. Koto Tuo (PPL) – Semurup (PPK)

d. Semurup (PPK) – Siulak (PKLp)

e. Siulak (PKLp) – Siulak Deras (PPK)

f. Siulak Deras (PPK) – Batang Sangir (PKL)

g. Batang Sangir (PKL) – Pelompek (PPL)

Page 56: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -43

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

h. Jujun (PPK) – Lempur (PPK)

2. Jalan Lokal Primer 2 berstatus sebagai jalan kabupaten adalah yang

menghubungkan simpul-simpul;

a. Semurup (PPK) – Hiang (PPK)

b. Jujun (PPK) – Sanggaran Agung (PKL)

5. Rencana Pengembangan Terminal

Dengan memperhatikan arah pengembangan wilayah Kabupaten Kerinci secara

linier mengikuti jaringan jalan, rencana struktur ruang, dan untuk mewujudkan

keseimbangan pembangunan wilayah maka rencana lokasi pengembangan terminal

angkutan penumpang untuk Kabupaten Kerinci adalah Terminal Tipe C untuk

Semurup dan Hiang (PPK).

6. Rencana Pengembangan Pelabuhan Udara

Kabupaten Kerinci memiliki Bandar udara yang merupakan bandara khusus yaitu

bandara Depati Parbo yang diorientasikan untuk navigasi, mitigasi bencana dan

pariwisata. Bandara ini terletak di Hiang (IKK Sitinjau Laut) dengan dimensi

runway 1.400 m x 30 m yang dapat dipergunakan untuk kegiatan pendaratan dan

lepas landas pesawat Fokker-50. Bandara Depati Parbo saat ini dalam tahap

penyelesaian pembangunan fasilitas sisi udara dan sisi daratnya, setelah diaktifkan

sejak tahun 2002.

Dilihat dari perkembangannya saat ini, potensi permintaan pelayanan angkutan

udara mengalami peningkatan sejalan dengan kegiatan pembangunan di

Kabupaten Kerinci, disamping kegiatan pemerintahan, potensi pariwisata sangat

dominan mempengaruhi pergerakan orang dan barang ke wilayah ini. Untuk itu

Pemerintah Kabupaten Kerinci berupaya mempercepat pelaksanaan pembangunan

Bandar udara Depati Parbo agar dapat menjadi salah satu prasarana pendukung

pembangunan di Kabupaten Kerinci.

7. Rencana Sistem Jaringan Listrik

Kebutuhan listrik untuk wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh saat ini

dilayani oleh PT. PLN (Persero) Cabang padang. Berdasarkan data pengusahaan

listrik PT/ PLN (Persero) Ranting Sungai Penuh tahun 2009 diketahui bahwa

Produksi listrik untuk Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh melalui PLTD Koto

Page 57: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -44

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Lolo dan Sungai Penuh dengan daya terpasang sebesar 17.216 KW dan daya

mampu sebesar 11.848 KW.

Adapun jumlah pelanggan pada tahun 2009 adalah 40.031 pelanggan. Berdasarkan

proyeksi kebutuhan listrik untuk 20 tahun mendatang, diketahui sebesar 33.342,65

KW untuk konsumsi listrik rumah tangga, fasilitas umum sebesar 8.335.663 KW,

dan kebutuhan penerangan jalan sebesar 5.001.398 KW. Berdasarkan hal

perhitungan tersebut, akan terjadi defisit energi lsitrik sebesar 60% untuk tahun

2031. Untuk mengatasi masalah ini dimasa mendatang, telah direncanakan

pembangunan sumber pembangkit listrik alternatif yang paling potensial

diantaranya :

1. PLTA Merangin di Kecamatan Batang Merangin, dengan daya 2 x 90 MW;

2. PLTMH Telun Berasap dan PLTMH Gunung Tujuh di Kecamatan Gunung Tujuh,

yang masing-masing sebesar 8 MW dan 6,3 MW; dan

3. PLTP Talang Kemuning di Kecamatan Gunung Raya dengan daya sebesar 110

MW.

8. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

Penyedia jasa telekomunikasi di Kabupaten Kerinci saat ini adalah PT. Telkom

yang kantor pelayanannya berlokasi di Kota Sungai Penuh yang memberikan

pelayanan telekomunikasi melalui Stasiun Telepon Otomatis (STO) dengan

kapasitas mencapai 5.000 SST. Pelayanan lainnya yang diberikan oleh PT. Telkom

adalah melalui jasa warung telekomunikasi sebanyak 200 SST.

Pengembangan fasilitas telekomunikasi saat ini tidak hanya terbatas pada telepon

rumah dan warung telekomunikasi saja, akan tetapi telah berkembang hingga

jangkauan telekomunikasi nirkabel seperti telepon genggam dan akses internet.

Saat ini telah beroperasi di Kabupaten Kerinci 4 provider telekumunikasi nirkabel

yaitu Telkomsel, Excelindo, Ceria dan Indosat. Total BTS yang telah terpasang di

Kabupaten Kerinci dan tersebar di seluruh kecamatan.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dimasa mendatang, perlu diupayakan

pendistribusian pelayanan telekomunikasi secara merata di dalam wilayah

Kabupaten Kerinci, khususnya internet. sebagai prioritas utama direncanakan

pembangunan kantor pelayanan di Ibukota Kabupaten Kerinci (Siulak), pemenuhan

kebutuhan telekomunikasi di kawasan perkotaan, dan selanjutnya memenuhi

kebutuhan di lokasi-lokasi strategis kabupaten, sehingga kebutuhan informasi bagi

masyarakat dapat terus terpenuhi.

Page 58: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -45

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

9. Rencana Pengembangan Sistem Sumberdaya Air

Sumberdaya air di kabupaten Kerinci secara umum dimanfaatkan untuk rumah

tangga, irigasi dan sumber energi (PLTA, PLTMH). Adapun rincian penggunaan

sumberdaya air tersebut diantaranya adalah :

1. Irigasi; daerah Irigasi di Kabupaten Kerinci sebanyak 234 DI yang terdiri dari

irigasi teknis sepanjang 1.613 meter dan Irigasi sederhan sepanjang 14.310

meter. Dimana seluruh irigasi tersebut mengairi areal persawahan seluas

19.062 Ha yang tersebar di setiap kecamatan dalam Kabupaten Kerinci;

2. PLTMH Lempur yang sumber airnya berada di Kecamatan Gunung Raya;

3. PDAM; terdapat 15 instalasi PAM yang terdapat di Kecamatan Kayu Aro,

Gunung Kerinci, Air Hangat, Sitinjau Laut, Keliling Danau, Danau Kerinci,

Gunung Raya dan Batang Merangin. Berdasarkan laporan dan data PDAM

Sungai Penuh diketahui bahwa pada tahun 2010 telah terjadi peningkatan

kapasitas produksi dari 356 Liter/detik menjadi 366 Liter/detik, dan

pertumbuhan jumlah sambungan 1.200 unit/tahun, telah terwujudnya

peningkatan cakupan pelayanan dari 54,35% menjadi 65,72% pada thaun 2010.

Dalam pemanfaatan sumberdaya air perlu dipertimbangkan dampak negatif yang

ditimbulkan muncul akibat kurang tepatnya pengendalian sumberdaya air

tersebut, misalnya bencana banjir dan menurunnya produktifitas pertanian. Untuk

itu pemanfaatan sumber daya air ke depan untuk Kabupaten Kerinci perlu

dilakukan:

1. Perbaikan dan peningkatan sistem dan bangunan irigasi yang ada, guna

menjamin ketersediaan pasokan air bagi pertanian sawah.

2. Pengembangan PAM pada kawasan perkotaan, terutama pada pusat-pusat

permukiman di seluruh kecamatan dengan sambungan PAM 80% dari total

jumlah KK pada tahun 2028 dan 20% melalui hidran umum.

3. Pembangunan bendungan untuk pengairan dan sekaligus untuk pengendalian

daya rusak air, terutama di di Kawasan Suoh dan pesisir.

4. Peningkatan kapasitas (debit) sumber daya air untuk pemulihan kinerja PLTA

Way Bessai melalui rehabilitasi kawasan tangkapan air hujan (hulu) yang

berada di wilayah Lampung Barat.

Page 59: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -46

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

10. Rencana Sistem Pengelolaan Sampah

Seiring bertambahnya jumlah penduduk, maka volume sampah yang dihasilkan

juga turut meningkat. Untuk itu penanganan/pengelolaan terhadap sampah

memerlukan perhatian yang cukup besar, terutama dampak yang muncul apabila

tidak ditangani secara tepat terhadap kota itu sendiri. Secara garis besar

pengelolaan sampah dapat di rinci sebagai berikut :

1. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat

pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/ tarik,

truk, motor gerobak;

2. Pengangkutan : dari TPS diangkat dengan truk menuju TPA;

3. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke Tempat

Pengelolaan Akhir (TPA), di mana nantinya sampah-sampah organik akan di

olah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan

bangunan.

Rencana pengelolaan sampah untuk wilayah Kabupaten Kerinci dibedakan menjadi

3 kawasan penanganan, yaitu kawasan Perkotaan dan kawasan perdesaan, dimana

untuk persampahan di wilayah perkotaan khususnya di pusat perdagangan

dilakukan proses/tahapan pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir.

Sedangkan di wilayah perdesaan pada umumnya dikelola sendiri oleh masyarakat

setempat dengan jalan pengumpulan, pembakaraan dan pemendaman dalam

tanah.

Untuk TPA di Kabupaten Kerinci yang berlokasi di Talang Kemulun untuk 20 tahun

mendatang arealnya masih mencukupi untuk menampung jumlah sampah yang

ditimbulkan di Kabupaten Kerinci. Namun untuk mengefesienkan pamanfaatan

areal TPA tersebut direncanakan pengolahan sampah, khususnya sampah organik

menjadi kompos, sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.

Page 60: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -47

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 61: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -48

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2.4.2. Rencana Pola Ruang

A. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan Hutan Lindung

Berdasarkan 256/KPTS-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000 luas hutan lindung di

Lampung Barat adalah : 81.702 Ha yang sebagian kecil berada di sebelah Selatan

TNBBS yang memanjang secara sporadis dari Barat Daya ke Tenggara dan sebagian

besar di bagian Utara, di kawasan pegunungan.

Hasil super impose dengan peta penggunaan lahan terbaru (2007), dapat

dikatakan bahwa sebagian besar kondisi hutan lindung berada dalam keadaan yang

rusak (70% menurut hasil studi WAC/Watala, 2006). Indikator lain dari kerusakan

hutan lindung ini adalah menurunnya debit air Way Bessai untuk PLTU Way Bessai

dan semakin luasnya cakupan areal banjir di kawasan Suoh. Selain menjadi tegalan,

semak belukar sebagian hutan lindung ditanami tanaman kopi (kebun). Sebaran dan

luasan Hutan Lindung di Lampung Barat adalah seperti yang diuraikan pada tabel di

bawah ini.

Berdasarkan hasil lokakarya, masukan dari Dinas Kehutanan dan Pertambangan

diperoleh informasi bahwa pada kawasan hutan lindung khususnya pada Kawasn

Bukit Rigis, No. Register 45B desa Sukapura, terdapat permukiman lama yang sudah

ada sebelum penetapan status kawasan hutan. Permukiman tersebut diusulkan

untuk dilepas/dikeluarkan (inclave) dari status hutan dengan luas 300 Ha.

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Seluruh kawasan TNBBS, Hutan Lindung dan kawasan dengan kelas lereng di

atas 40% merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya. TNBBS sebagai kawasan suaka alam dan hutan lindung dibahas

terpisah dengan kawasan yang mempunyai kelerengan di atas 40%. Kawasan dengan

kelerengan di atas 40% diluar dua kawasan di atas mencapai luas 52.662 Ha atau

10,64% dari total luas wilayah Lampung Barat. Fakta lapangan menggambarkan

bahwa sebagian kawasan ini berada dalam kondisi dengan bukaan vegetasi yang

cukup luas dan tanaman kopi.

Hasil super impose peta kelas lereng di atas 40% dengan peta rawan longsor

menunjukkan bahwa hampir seluruh kawasan tersebut merupakan kawasan rawan

longsor. Mengingat ancaman bencana alam di Lampung Barat tidak saja dari potensi

longsor namun juga rawan gempa, untuk menghidari bencana yang lebih besar serta

visi penataan ruang yang berbasis konservasi, seluruh kawasan yang berada pada

Page 62: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -49

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

kelerengan di atas 40% seyogyanya harus dipulihkan melalui penanaman tanaman

yang bernilai ekonomi tinggi.

Rencana pengelolaan kawasan di atas 40% ini adalah dengan melakukan

reboisasi pada kawasan yang sudah kritis dengan pendekatan partisipasi masyarakat

lokal yang didukung oleh pemerintah dan lembaga peduli lingkungan lainnya

Kawasan Perlindungan Setempat

Diseluruh wilayah Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Barat merupakan

wilayah dengan daerah aliran sungai (DAS) terbanyak. Terdapat 60 sungai besar

yang sebagian besar bermuara ke Samudera Hindia dan lainnya ke Laut Cina dan

melintasi sebagian besar wilayah Provinsi Lampung. Artinya sebagian besar

kebutuhan air baku Provinsi Lampung sangat tergantung dari keberadaan kawasan

lindung di wilayah Lampung Barat. Pada sisi lain keseimbangan neraca air dan

kualitas iklim regional, khususnya di wilayah Provinsi Lampung sangat tergantung

dari keberadaan TNBBS dan hutan lindung di Lampung Barat.

Hal penting lain terkait dengan kawasan lindung ini, adalah keberlanjutan dari

luas dan produktivitas pertanian sawah, rencana pembangunan PLTU Suoh,

keberlanjutan dari pemanfaatan aliran sungai (debit) untuk PLTHM serta

pengendalian banjir. Diantara upaya yang dapat dilakukan untuk memulihkan

kawasan lindung setempat adalah dengan menetapkan garis sempadan sungai (GSS),

garis sempadan danau (Danau Ranau), catchment area (kawasan sekitar mata air

dan hulu sungai) dan garis sempada pantai.

Mengacu pada ketetapan sempadan yang sudah ditetapkan melalui Peraturan

Pemerintah No. 26 Tahun 2008 bahwa lebar sempadan adalah sebagai berikut :

1. Sempadan pantai ditetapkan dengan kriteria :

a. Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus)

meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat;

b. Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya

curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi

fisik pantai.

2. Sempadan sungai ditetapkan dengan kriteria :

a. Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5

(lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;

Page 63: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -50

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

b. Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan

permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi

sungai;

c. Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan

permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi

sungai.

3. Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan dengan kriteria :

a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus)

meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi;

b. Daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional

terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kawasan lindung setempat meliputi :

1. Sempadan pantai (100 meter) sepanjang 210 Km

2. Sempadan danau selebar 50-100 meter disesuaikan dengan kondisi sempadan

saat ini

3. Sempadan sungai, terutama sungai-sungai besar (60 sungai) selebar 50-100

meter.

Kawasan Suaka Alam (TNBBS dan CAL)

Di Lampung Barat terdapat 2 kawasan suaka alam, yaitu Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan (280.851 Ha) dan Cagar Alam Laut (17.281 Ha). Kawasan Bukit

Barisan Selatan ditetapkan sebagai Taman Nasional melalui Surat Pernyataan

Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982 seluas 356.800

Ha. Wilayah dan batas kawasan TNBBS tidak pernah berubah sejak ditetapkan pada

tahun 1935 sebagai Suaka Margasatwa melalui Besluit Ban der Gauvemeur General

van Nederlandsch Indie No. 48 stbl. 1935 dengan nama Sumatera Selatan I (SS I).

berdasarkan SK Menhut No. 71/Kpts- II/1990 tanggal 15 Fepbruari 1990 ditetapkan

pula Cagar Alam Laut (CAL) Bukit Barisan Selatan seluas ± 21.600 Ha yang

terintegrasi dalam pengelolaan TNBBS Juli 2004 beserta 2 Taman Nasional lain (TN

Gunung Leuser dan TN Kerinci Seblat) ditetapkan sebagai Cluster Natural World

Heritage Site dengan nama The Tropical Rainforest Heritage of Sumatera. Juli 2007

menjadi TN Model melalui SK Dirjen PHKA No. 69/IVSet/ HO/2006 dan menjadi Balai

Besar TN berdasarkan Permenhut No. P03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007.

Page 64: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -51

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kedua kawasan yang menjadi ciri khas dari Lampung Barat berada dalam

kondisi yang rusak. Berdasarkan hasil penelitian World Agroforestry Center-Asia

Tenggara (2006) 70% dari TNBBS mengalami alih fungsi dan rusak. Sedangkan pada

laporan Renstra Kawasan Pesisir Provinsi Lampung diperoleh informasi bahwa telah

terjadi degradasi habitat wilayah pesisir yang diakibatkan oleh penangkapan ikan

dengan pengeboman, potas, mini trawl, kendati kerusakannya tidaklah begitu parah

dibanding TNBBS.

Kawasan Rawan Bencana

Kawasan Rawan Bencana Tsunami; Terkait erat dengan kejadian gempabumi,

maka di wilayah Kabupaten Lampung Barat juga berpotensi terjadi tsunami

apabilagempa diikuti oleh perpindahan material di bawah laut akibat longsoran

ataupun akibat goncangan (shaking) gempa sendiri.

Sistem palung yang memanjang sejajar Pulau Sumatera di Samudera Indonesia

yang terletak di sebelah barat-barat daya wilayah Kabupaten Lampung Barat

merupakan zona lemah yang berpotensi adanya runtuhan material di dasar laut.

Apabila terjadi perpindahan/longsoran material di palung atau sistem patahan yang

sejajar dengan palung di Samudera Indonesia akibat proses tektonik, maka terdapat

kemungkinan akan terjadi gelombang tsunami yang mengarah kurang lebih ke arah

timur laut atau barat daya.

Sebagian besar kawasan rawan bencana tsunami terletak pada bagian Pantai

Barat sebelah Selatan. Hampir semua desa yang berada di kawasan pesisir potensial

terkena bencana tsunami, terutama desa tepi pantai mulai dari Kecamatan

Bengkunat, Pesisir Selatan, Pesisir Tengah, Karya Penggawa, Pesisir Utara sampai

Kecamatan Lemong. Hanya saja di bagian Utara kawasan potensial terkena tsunami

lebih kecil dibanding bagian Selatan, karena di bagian Selatan pantainya lebih

landai.

Klasifikasi zona rawan bencana tsunami :

• Zona Kerawanan tinggi, wilayah dengan jarak garis pantai 50 m, sepanjang

pantai dengan ketinggian kontur kurang dari 10 m dpl.

• Zona Kerawanan menengah yaitu daerah sepanjang pantai dengan kontur

ketinggian 10 – 15 m dpl, dengan kemiringan lereng cukup terjal.

Page 65: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -52

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

• Zona kerawanan rendah yaitu wilayah sepanjang pantai dengan ketinggian 15 –

30m dpl, dengan morfologi curam dan relief tinggi atau berbukit, dan daerah

ini dapat dimanfaatkan untuk evakuasi dan lokasi pengungsian.

Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi; Berdasarkan Peta Seismotektonik

Indonesia, secara regional Wilayah Kabupaten Lampung Barat terletak pada Zona

Sumber Gempabumi Samudera Indonesia. Lajur penunjaman (Palung Samudera

Indonesia) yang terletak di sebelah barat wilayah Lampung Barat menjadikan

wilayah ini rawan bencana gempabumi. Analisis regional menunjukkan kemungkinan

akumulasi energi yang terjadi pada jalur penunjaman dapat menjadi pemicu

terjadinya gempa bumi akibat pelepasan energi akumulatif tersebut. Selanjutnya

energi ini akan merambat lebih cepat melalui patahan-patahan yang terletak pada

satu system dengan episentrum.

Pola struktur di wilayah Kabupaten Lampung Barat yang berarah tenggara-

baratlaut dan timurlaut-baratdaya sangat berpotensi menjadi zona lemah. Untuk itu

zona sepanjang patahan-patahan dalam sistem ini harus diwaspadai sebagai daerah

bahaya gempabumi merusak. Kondisi geologi wilayah Kabupaten Lampung Barat

merupakan salahsatu variabel utama dalam menentukan tingkat kerawanan bencana

di wilayah ini. Sistem patahan dan kondisi litologi merupakan media yang mampu

menghantarkan gelombang gempa ke wilayah-wilayah di sekitar titik episentrum.

Daerah-daerah yang harus diwaspadai terkait dengan bencana gempa bumi

adalah daerah-daerah pada sisten patahan terutama pada daerah yang ditutupi oleh

batuan yang bersifat lepas (unconsolidated), yang pada umumnya berumur Kuarter.

Secara historis gempa-gempa yang terjadi di wilayah Kabupaten Lampung Barat

merupakan gempa dangkal (dengan hiposenter 0-90 kilometer) dengan kekuatan 5

dan 6. Pusat-pusat gempa berada pada arah barat dan barat daya wilayah

Kabupaten Lampung Barat. Sejarah terjadinya gempa bumi menunjukkan bahwa

wilayah ini termasuk wilayah gempabumi yang merusak (Wilayah /Samudera

Indonesia). Peta Seismotektonik Indonesia (Kertapati,drr,1992) memperlihatkan

adanya konsentrasi kegempaan yang cukup tinggi di ujung Selat Semangko.

Konsentrasi kegempaan yang cukup tinggi juga terdapat berkaitan dengan adanya

Sistem Patahan Mentawai.Gempa dengan kedalaman 90-150 kilometer menjadi ciri

khas kegempaan di daerah Sumatera Bagian Selatan. Gempa-gempa ini sering

terjadi berkaitan dengan zona penunjaman di barat daya Pulau Sumatera saat ini.

Page 66: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -53

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Beberapa wilayah yang merupakan daerah resiko gempabumi di Kabupaten

Lampung Barat antara lain :

1. Daerah di sekitar zona patahan, seperti di sepanjang Sesar Semangko dari Teluk

Karang berak sampai Liwa,

2. Daerah pada sebaran litologi berupa aluvial dan batuan berumur Kuarter,

3. Daerah pemukiman padat penduduk,

4. Daerah dengan bangunan-bangunan semi permanen ataupun bangunan yang

tidak tahan gempa,

Kawasan Rawan Bencana Longsor; Tanah longsor adalah perpindahan material

pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material yang

bergerak ke bawah atau keluar lereng. Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan

tanah, umumnya gerakan tanah yang terjadi adalah longsor bahan rombakan (debris

avalanches) dan nendatan (slumps/rotational slides). Gaya-gaya gravitasi dan

rembesan (seepage) merupakan penyebab utama ketidakstabilan (instability) pada

lereng alami maupun lereng yang di bentuk dengan cara penggalian atau

penimbunan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi

batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup

dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat

dibedakan sebagai faktor alami dan manusia. Kondisi alam yang menjadi factor

utama terjadinya longsor antara lain :

- Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu

lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan gunung api.

- Iklim : curah hujan yang tinggi.

- Keadaan topografi : lereng yang curam.

- Keadaan tata air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi

dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.

- Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.

Gejala umum terjadinya tanah longsor :

Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing;

Biasanya terjadi setelah hujan;

Munculnya mata air baru secara tiba-tiba;

Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

Page 67: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -54

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Dari seluruh kecamatan yang ada hanya Kecamatan Ngambur, Bengkunat dan

Gedung Surian saja yang relatif tidak terdapat kawasan rawan longsor. Total desa

yang potensial terkena bahaya longsor adalah 153 desa di 14 kecamatan. Artinya

hampir 80% dari luas kawasan Kabupaten Lampung Barat merupakan kawasan rawan

longsor.

Kawasan Rawan Banjir; Secara alamiah, pada umumnya banjir disebabkan oleh

curah hujan yang tinggi dan di atas normal, sehingga sistim pengaliran air yang

terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan kanal

penampung banjir buatan tidak mampu menampung akumulasi air hujan sehingga

meluap. Kemampuan/daya tampung system pengaliran air berkurang akibat

sedimentasi, maupun penyempitan sungai akibat fenomena alam dan manusia.

Secara umum pada sebuah system aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan

(gradien) sungai yang relative tinggi (lebih dari 30%) apabila di bagian hulunya

terjadi hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang relatif

tinggi.

Tingkat kemiringan sungai yang relatif curam ini dapat dikatakan sebagai factor

“bakat” atau bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu factor pemicu.

Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan (catchment area) juga

menyebabkan peningkatan debit banjir karena debit/pasokan air yang masuk ke

dalam sistem pengaliran air menjadi tinggi sehingga melampaui kapasitas

pengaliran dan menjadi pemicu terjadinya erosi pada lahan curam yang

menyebabkan terjadinya sedimentasi di sistem pengaliran air dan wadah air

lainnya. Disamping itu berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi atas

meningkatnya debit banjir.

Pada daerah permukiman dimana telah padat dengan bangunan sehingga

tingkat resapan air kedalam tanah berkurang, jika terjadi hujan dengan curah hujan

yang tinggi sebagian besar air akan menjadi aliran permukaan yang langsung masuk

kedalam sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya terlampaui dan mengakibatkan

banjir.

Perilaku manusia yang menimbulkan bencana banjir diantaranya kegiatan

pembalakan kayu secara ilegal, proyek-proyek pembangunan infrastruktur jalan dan

jembatan, perkebunan kopi skala besar, HPH, HTI, dan IPK yang tidak direncanakan

dengan baik telah menyebabkan terjadinya banjir. Akibatnya, beberapa DAS di

Lampung Barat kondisinya semakin kritis, sehingga di musim hujan sering

Page 68: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -55

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

menimbulkan banjir dan kekeringan di musim kemarau. Kendati demikian luasan

kawasan banjir di Lampung Barat tidaklah terlalu besar.

Kawasan rawan banjir di Lampung Barat sebagian besar terdapat di Suoh dan

Pesisir Selatan. Penyebab utama dari banjir pada kawasan tersebut adalah karena

kerusakan kawasan tangkapan air, sehingga terjadi surface run off (limpasan) yang

tinggi sehingga badan sungai tidak mampu menampung limpasan dan menggenang

pada wilayah cekungan/datar. Meskipun demikian untuk kawasan banjir Suoh juga

disebabkan karena daerah cekungan yang cukup luas, sehingga pada saat musim

hujan juga terjadi genangan (banjir) yang luas. Secara kesluruhan desa-desa yang

potensial terkena bahaya banjir adalah di Pesisir Tengah dan Bengkunat.

Kawasan Lindung Lainnya; pada kawasan TNBBS terdapat habitat binatang langka

yang dilindungi yaitu Badak, Harimau Sumatera dan Gajah. Habitat terluas ketiga

jenis binatang ini terdapat di Bengkunat. Sesuai RDTR yang disusun bersama WWF

diusulkan untuk mengembangkan kawasan lindung khusus habitat yang didalamnya

dikembangkan kawasan rehabilitasi habitat dengan total luas 9.338 Ha.

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Kawasan Hutan Produksi Terbatas

Lampung Barat mempunyai HPT seluas 33.358 Ha yang saat ini tidak seluruhnya

produktif dan sebagian mengalami kerusakan. Untuk itu akan dilakukan pemulihan

dan pemanfaatan HPT melalui dua program hutan tanaman yaitu Hutan Tanaman

Rakyat dan Hutan Desa. Dinas Kehutanan dan PSDA Lampung Barat bermaksud akan

mengembangkan kedua program terebut, dengan prioritas utama program HTR pada

HPT yang ada seluas 5.000 Ha dalam beberapa tahun kedepan. Tahap pertama

direncanakan akan dikembangkan di Kecamatan Bengkunat sesuai dengan RDTR

Kecamatan Bangkunat. Pada RDTR tersebut direncanakan pengembangan HTR dan

HKm seluas 16.084 Ha. Secara bertahap akan dikembangkan sesuai kemampuan

pada HPT yang secara status hutan mempunyai luas lebih dari 33.358 Ha.

Kawasan Hutan Rakyat

Salah satu primadona hasil hutan rakyat Lampung Barat adalah hutan damar

yang dalam bahasa setempat dikenal dengan Repong Damar. Produksi Damar, rata-

rata tiap tahunnya menghasilkan Rp. 60 Milyar. Hanya saja sampai saat ini belum

dilakukan pendataan dan pengukuran luas dan sebaran Repong Damar secara detil.

Umumnya Repong Damar tersebar di sepanjang tepi barat Bukit Barisan (TNBBS)

Page 69: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -56

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

yang memanjang dari Tenggara ke Barat Laut. Perkiraan sementara luas Repong

adalah 17.500 Ha (paparan Bupati pada penerimaan penghargaan PU, November

2008). Agar terdapat kepastian hukum bagi masyarakat pengelola Repong Damar

serta kepastian untuk menyusun

Kawasan Pertanian

Pertanian Lahan Basah; Berdasarkan data irigasi luas pertanian padi sawah adalah

18.593,93 Ha. Namun tidak semua daerah irigasi berada dalam kondisi yang baik,

sehingga tidak seluruhnya produktif. Bila diambil kondisi Daerah Irigasi (DI) yang

baik dan sedang, maka luasnya menjadi 16.112, 7 Ha. Sedangkan bila mengacu pada

data BPS (Lampung Barat Dalam Angka 2007) luas kawasan pertanian padi sawah

adalah 33.328 Ha dan padi ladang 1.831 Ha atau total luas 35.159 Ha dengan total

produksi 150.409 ton (rata-rata produksi 4,2 ton/ha). Dengan asumsi bahwa setiap

keluarga mengkonsumsi beras 139,5 Kg/KK/tahun dan konversi produksi padi (gabah

kering) ke beras adalah 63,2% (Anjak, Litbang Deptan, 2006), maka kebutuhan

lahan untuk padi sawah di Lampung Barat bagi 710.370 penduduk (142.074 KK) pada

tahun 2029 adalah 134.153 Ha (31.359 ton). Dengan demikian luas lahan pertanian

sawah yang ada masih memadai sehingga tetap dipertahankan.

Pertanian Lahan Kering; dalam ilmu pertanian jenis pertanian ini dikenal dengan

pertanian tanpa genangan atau unirrigated land, seperti tanaman palawija,

kacangkacangan, jagung dan lain-lain (Tejoyuwono, 1989). Secara eksisting jenis

tanaman pertanian lahan kering yang bertumbuh di Lampung Barat adalah jagung,

ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Jenis pertanian

lahan kering ini dikembangkan pada lahan yang bersesuaian, baik berdasarkan peta

kesesuaian lahan maupun fakta lapangan. Kegiatan ini diarahkan untuk

diintensifkan di kecamatan Sukau dan ditunjang oleh Balik Bukit, sebagian kecil di

Way Tenong. Lokasi lain adalah Suoh dan Bengkunat. Mengingat letak geografis

kecamatan-kecamatan di atas, maka Sukau lebih diarahkan sebagai sentra produksi

pertanian lahan kering skala kabupaten, sedangkan Suoh untuk pemenuhan sendiri

dan Bengkunat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penduduk di kawasan pesisir

bagian selatan (kecamatan pemekaran; Ngambur, Bengkunat & Bengkunat

Belimbing).

Pertanian Hortikultura; ciri khas dari pertanian hortikultura ini adalah tanaman

lahan kering yang bernilai ekonomi tinggi (Tejoyuwono, 1989), seperti sayur-

Page 70: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -57

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

sayuran. Komoditas pertanian hortikultura yang terdapat di Lampung Barat adalah

kembang kol, kentang, kubis, wortel, labu siam, bawang daun, sawi, buncis dan

cabe. Sebagian besar jenis komoditas ini dikembangkan di Sukau, Belalau, Sekincau

dan Way Tenong. Mengingat karakteristik wilayah dan penduduk serta kesesuaian

lahan yang ada, maka ke empat kawasan ini diarahkan sebagai kawasan

pengembangan pertanian hortkultura dengan kawasan inti Kecamatan Sekincau.

Kawasan Perkebunan

Berdasarkan potensi (luas) komoditas perkebunan yang dikembangkan di

Lampung Barat terdapat 4 jenis komoditas yang mempunyai areal tanam yang paling

luas, yaitu Kopi (Robusta) seluas 38.419 Ha, sawit (28.739 Ha), Lada (3.725 Ha) dan

Kelapa Dalam (2.913 Ha). Mengingat kondisi perkebunan sawit yang terdapat di

Bengkunat (17.807 Ha) sudah tidak bergitu produktif serta tidak bersesuaian dengan

kebijakan Lampung Barat sebagai kabupaten konservasi, maka perkebunan sawit

tidak menjadi prioritas untuk dikembangkan. Oleh karena itu untuk tanaman

perkebunan yang sebaiknya dikembangkan adalah kopi, lada dan kelapa dalam.

Kopi; sesuai data yang tersedia, total luas perkebunan kopi (robusta) di

Lampung Barat

adalah 38.419 Ha dengan areal terluas di Sekincau (9.268 Ha), diikuti Way

Tenong (6.459 Ha) dan Belalau (6.093 Ha). Sesuai dengan kebijakan Pemerintah

Kabupaten Lampung Barat, bahwa perlu dikembangkan kawasan agropolitan dengan

komoditas inti kopi di Kecamatan Way Tenong dan sekitarnya. Dalam hal ini

direkomendasikan untuk mengembangkan kawasan agropolitan yang meliputi

kecamatan Sekincau, Sukau, Belalau dan Way Tenong. Mencermati hasil kajian

dalam penyusunan rencana terminal agribisnis, kawasan yang potensial

dikembangkan sebagai kawasan perkebunan kopi dilihat dari kesesuaian lahan

pertanian adalah kecamatan Belalu dan Sumber Jaya.

Lada; merupakan salah satu produksi khas Lampung Barat dengan total luas

lahan tahun 2007 sebesar 2.913 Ha. Sebagian besar perkebunan lada dikembangkan

di Bengkunat (885 Ha), Belalau (668 Ha), Way Tenong (653 Ha) dan Lemong (625

Ha). Dalam kerangka pengembangan wilayah yang berimbang dan memberikan fokus

kegiatan ekonomi secara spasial, sebaiknya Bengkunat dan Lemong diarahkan

sebagai sentra lada kabupaten. Adapun posisi Belalau dan Way Tenong dapat saja

sebagai penunjang produksi.

Page 71: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -58

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kelapa Dalam; Komoditas perkebunan peringkat ketiga di Lampung Barat

adalah Kelapa Dalam yang sampai saat ini diolah menjadi kopra. Kawasan dengan

cakupana real produksi terluas terdapat di sepanjang kawasan pesisir terutama di

kecamatan Pesisir Selatan (864 Ha) diikuti Bengkunat (663 Ha), Pesisir Utara (333

Ha). Kecamatan lainnya dipesisir rata-rata mempunyai luas lahan perkebunan

kelapa dalam sebesar 200 Ha. Pesisir Selatan berpotensi untuk dijadikan sebagai

sentra pengembangan kelapa dalam.

Kawasan Perikanan

Perikanan Tangkap, Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999

pasal 3, bahwa wilayah provinsi, sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat 1, terdiri

ataswilayah

darat dan wilayah laut sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis pantai ke arah

laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan. Sesuai dengan undang-undang

tersebut maka batas wilayah laut termasuk kawasan perikanan tangkap yang

pengelolaannya menjadi wewenang provinsi adalah sejauh 12 mil. Perairan pesisir

untuk kegiatan perikanan tangkap dengan bagan, bubu atau perahu < 10 GT

penekanan pada kegiatan penangkapan udang, ikan pelagis dan ikan laut lainnya

skala kecil pada jalur penangkapan 0 – 4 mil dari garis pantai. Perairan pesisir untuk

kegiatan perikanan tangkap komersil untuk perahu/kapal ikan 10 – 30 GT penekanan

pada kegiatan penangkapan udang, ikan pelagis dan ikan laut lainnya skala komersil

pada jalur penangkapan > 4 mil dari garis pantai. Lampung Barat mempunyai 210

km panjang pantai dengan 3 pelabuhan ikan, yaitu di Bengkunat, Krui dan Lemong.

Namun hasil perikanan tangkap belum begitu optimal. Hal ini dapat dilihat dari

aktivitas yang terjadi di 3 pelabuhan perikanan ini, dimana hanya pelabuhan Krui

yang terlihat kegiatan nelayan dan tempat penjualan/lelang ikan yang cukup intens.

Berdasarkan data umum yang diperoleh (Lampung Barat Dalam Angka, 2007)

diketahui bahwa jumlah nelayan adalah 1.603 orang dengan produksi ikan tangkap

tidak lebih dari 9.000 ton/tahun. Artinya dengan luas 1,3 juta Ha hanya dihasilkan

9.000 ton/tahun terlihat bahwa nilai produksi kelautan Lampung Barat belum

terolah secara optimal. Saat ini potensi kawasan pesisir (laut) yang perlu dikelola

dengan baik adalah Cagar Alam Laut (17.281 Ha) sebagai taman wisata alam laut,

kawasan surfing di Tanjung Setia (kelas dunia), areal diving di Lemong dan

Belimbing, dan selebihnya adalah kawasan ikan tangkap sampai batas 4 mil dari

pantai (kewenangan kabupaten; 1,3 juta Ha). Secara lebih detil rencana

Page 72: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -59

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

pengelolaan kawasan laut dan pesisir didetailkan pada rencana pengelolaan zonasi

kawasan pesisir pada studi yang berbeda.

Budidaya Perikanan, Perikanan budidaya dapat dikelompokkan menjadi 3

(tiga), yaitu budidaya laut, budidaya tambak dan budidaya air tawar. Kriteria untuk

kawasan pengembangan budidaya air tawar dan tambak adalah sebagai berikut :

• Kelerengan lahan < 8 %

• Persediaan air cukup

• Jauh dari sumber pencemaran, baik pencemaran domestik maupun industri.

• Kualitas air baik (memenuhi kriteria kualitas air untuk budidaya perikanan).

Kriteria untuk kawasan pengembangan budidaya laut adalah

• Terlindung dari gelombang dan angin. Menghindari terjadinya kerusakan pada

kegiatan atau usaha budidaya yang berasal dari gelombang dan arus yang besar.

• Jauh dari permukiman dan industri. Limbah atau pencemaran yang berasal dari

rumah tangga dan industri dapat mengakibatkan kerusakan perairan dan

kegagalan usaha budidaya.

• Jauh dari muara sungai. Muara sungai juga sangat mempengaruhi budidaya laut

dengan adanya proses sedimentasi akibat aktifitas di daerah atas ( Upland )

seperti penebangan hutan, pertanian, permukiman dan industri yang dekat

bantaran sungai. Kondisi ini menjadi kompleksi karena daerah muara sungai

secara oseanografi sangat dipengaruhi oleh air laut. Akibatnya, kondisi

perairan, biota dan ekosistemnya memiliki karakteristik yang khas. Dengan

demikian kegiatan budidaya laut tidak mungkin dilakukan di daerah ini.

• Jauh dari kawasan ekosistem penting laut, seperti terumbu karang, mangrove

dan padang lamun.

• Kualitas air baik. Kualitas ini mengidikasikan kelayakan kondisi perairan yang

dapat dijadikan lokasi budidaya laut. Kelayakan kondisi perairan ini dapat

diukur dari parameter fisika, kimia dan biologi. Parameter Fisika ; Kecerahan;

parameter kimia : Disolved Oxygen (DO), Chemical Oxygen Demand (COD),

kandungan organik (organic matter), Biolocal Oxygen Demand (BOD),

kandungan klorofil dan parameter biologi : plankton.

Budidaya perikanan di Lampung Barat belum terkelola secara optimal, dimana

per tahunnya hanya menghasilkan sedikit di atas 1.000 ton. Produksi sebesar ini

Page 73: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -60

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

dihasilkan oleh 6.342 petani ikan kolam yang sebagian besar bergiat di Kecamatan

Suoh, Batu Brak dan Balik Bukit. Memperhatikan luas lahan dan ketersediaan air

dengan puluhan sungai yang ada, diperlukan adanya terobosan baru agar budidaya

perikanan kolam, sungai dan danau lebih ditingkatkan. Namun untuk pengembangan

budidaya perikanan darat di danau dan sungai sebaiknya dihindari penggunaan

jaring apung/karamba. Pengalaman pada beberapa danau/waduk menunjukkan

bahwa pencemaran danau/sungai dari pakan ikan membawa dampak buruk bahkan

terhadap hasil produksi ikan itu sendiri.

Dengan demikian sangat disarankan agar budidaya perikanan dikembangkan

dalam bentuk kolam. Berkenaan dengan pengembangan terkini dari budidaya

perikanan kolam, pendekatan minapolitan perlu dilakukan terutama di kawasan

pertanian lahan basah (minapadi). Mengingat keterbatasan lahan untuk

pengembangan usaha tani yang berbasis lahan (ekstensif), maka pengembangan

kolam ikan bernilai ekonomi tinggi perlu ditumbuhkan pada kawasan-kawasan yang

selama ini sudah menjadi sentra budidaya ikan.

Kawasan Pengolahan Ikan; pengolahan ikan atau industri perikanan (added value)

terhadap hasil tangkapan/budidaya ikan masih berlum berkembang di Lampung

Barat. Mengingat potensi perikanan tangkap/budidaya yang sangat besar (terutama

laut), serta perlunya transformasi struktur ekonomi masyarakat yang berbasis non

lahan, maka usaha pengeolahan ikan merupakan salah satu tumpuan peningkatan

perekonomian masyarakat Lampung Barat terutama di kawasan pesisir. Lemong,

Bengkunat dan Krui dapat dijadikan sentra pengolahan ikan laut dengan pusat

pengeolahan di Bengkunat. Pertimbangan Bengkunat sebagai pusat pengolahan

terkait dengan rencana pembangunan Pelabuhan Nasional di Teluk Bengkunat.

Sedangkan pengolahan ikan budidaya dapat dikembangkan di Way Tenong sebagai

pusat agropolitan.

Kawasan Pertambangan

Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan wilayah

pertambangan (WP), yang terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah

pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN).

Wilayah usaha pertambangan (WUP), adalah bagian dari wilayah pertambangan

(WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi

Page 74: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -61

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

geologi. WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan

pemerintah provinsi.

Wilayah pertambangan rakyat (WPR), adalah bagian dari wilayah pertambangan

(WP) tempat dilakukannya usaha pertambangan rakyat. WPR ditetapkan oleh

bupati/walikota, sesuai pasal 21, UU nomor 4 tahun 2009 tentang

pertambangan. Kriteria untuk menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR)

adalah :

a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di

antara tepi dan tepi sungai;

b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman

maksimal 25 (dua puluh lima) meter;

c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba;

d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima)

hektare;

e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang; dan/atau

f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah

dikerjakan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun.

• Wilayah pencadangan negara (WPN), adalah bagian dari wilayah pertambangan

(WP) yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional. Penetapan

wilayah pencadangan negara (WPN) dilakukan oleh pemerintah pusat dengan

tetap memperhatikan aspirasi daerah sebagai daerah yang dicadangkan untuk

komoditas tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan

ekosistem dan lingkungan. WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu

dapat diusahakan sebagian luasnya, sedangkan WPN yang ditetapkan untuk

konservasi ditentukan batasan waktunya. WPN yang diusakan sebagaian luasnya

statusnya berubah menjadi wilayah usaha pertambangan khusus (WUPK).

Perubahan status WPN menjadi WPUK dapat dilakukan dengan pertimbangan

sebagai berikut :

a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri;

b. Sumber devisa negara;

c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana;

d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi;

e. Daya dukung lingkungan; dan/atau

f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar.

Page 75: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -62

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Hampir semua wilayah administrasi merupakan rencana usaha pertambangan,

karena 17 dari 19 wilayah administrasi kabupaten/kota mempunyai bahan

pertambangan yang berpotensi untuk dieksploitasi.

Bahan Galian Strategis; yang termasuk kategori bahan galian strategis adalah emas,

pasir besi dan bijih besi. Belum diperoleh data rinci tentang deposit emas yang

terdapat di Way Rilau (Bengkunat), tapi diperkirakan tersebar pada kisaran 1.000

Ha. Deposit pasir besi dan bijih besi masing-masing diperikirakan 3,4 juta ton dan

600.000 ton. Sebagian besar pasir besi terdapat di sepanjang pantai barat mulai

dari Pesisir Selatan sampai Lemong dan Bijih besi terdapat di Kecamatan Belalau

(Desa Atar Bawang). Pemanfaatan bahan strategis ini akan membuka lapangan kerja

dan penghasilan yang signifikan bagi masyarakat sekitar, terutama pertambangan

emas. Sebagian besar pasir besi terdapat di sepanjang pantai barat Lampung Barat.

Selama lokasi bahan galian berada diluar sempadan pantai dan bukan sendun, serta

memenuhi persyaratan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, tentu hal

ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan tetap memperhatikan lingkungan

sekitar.

Bahan Galian Vital; yang termasuk kategori bahan galian vital adalah perlit,

granodiorit, obsidian, kaolin, batu gamping, lempung dan pasir kuarsa. Jenis batuan

ini umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk industri. Perlit dijumpai di Batu

Brak dengan perkiraan deposit sebesar 3,9 juta ton, granodiorit terdapat di Balik

Bukit dan Suoh dengan potensi 680.000 ton, obsidian ditemui di Balik Bukit, Belalau

dan Suoh dengan perkiraan deposit mencapai 1,6 juta ton, kaolin banyak dijumpai

di Sumber Jaya dengan potensi lebih dari 625.000 ton. Batu gamping dan Kuarsa

(Silika) dijumpai di Lemong dan Diatomea di Belalau. Artinya Lampung Barat

mempunyai potensi bahan galian vital yang tersebar merata di seluruh kecamatan.

Bahan galian ini dapat saja dikelola (eksploitasi) dengan prioritas yang mempunyai

nilai ekonomi tinggi dan tidak merusak lingkungan.

Bahan Galian Konstruksi; merupakan jenis batuan yang kuat dan umum digunakan

sebagai bahan dasar bangunan (konstruksi), seperti basalt (8,8 juta ton), batu

apung (1,4 juta ton), pasir batu (1,2 juta ton) dan batu tembakak. Basalt dan Batu

Apung banyak terdapat di kawasan perbukitan seperti Belalau, Sumber Jaya dan

Page 76: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -63

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Balik Bukit. Sedangkan pasir batu (sirtu) umumnya terdapat pada wilayah hilir

sungai, seperti Way

Krui, Lemong, Ratu Ngaras dan Bandar Agung. Pemanfaatan bahan galian sudah

pasti akan membawa dampak lingkungan. Oleh karena itu pemanfaatannya

sebaiknya dibatasi untuk kebutuhan lokal sehingga tidak dieksploitasi secara

berlebihan.

Bahan Galian Sumber Energi; di Kabupaten Lampung Barat terdapat dua jenis

bahan galian sumber energi yaitu batu bara dan panas bumi. Batu bara terdapat di

Kecamatan Batu Brak ( Ha) dan Sukau (3 Ha) dengan total deposit diperkirakan

260.000 ton. Sedangkan panas bumi terdapat di Suoh, Sumber Jaya dan Sukau.

Namun potensi yang paling besar adalah di Suoh yang diperkirakan dapat

menghasilkan listrik sebesar 430 MW. Kedua jenis bahan galian sumber energi ini

dapat saja dimanfaatkan, namun jauh lebih penting untuk memprioritaskan

pemanfaatan panas bumi yang terdapat di Suoh. Pemanfaatan panas bumi sebagai

sumber energi terbarui (alternatif) dapat menjadi solusi sumber daya litrik yang ada

saat ini terbatas serta mendukung kebijakan Pemerintah Lampung Barat sebagai

Kabupaten Konservasi.

Kawasan Industri

Di Lampung Barat tidak terdapat industri berat ataupun industri sedang, hanya ada

indusri kecil dengan jumlah yang juga tidak terlalu banyak yaitu 215 unit industri

makanan dan 174 unit industri lainnya. Mengingat semakin terbatasnya luas lahan

untuk kegiatan usaha pertanian serta perlunya peningkatan SDM masyarakat, maka

kegiatan industry yang berbasis agro perlu didorong pertumbuhannya. Oleh karena

itu industri pengolahan hasil agro, perikanan dan kelautan perlu mendapat prioritas

utama dalam pengembangan ekonomi kerakyatan. Agroindustri sebaiknya

dikembangkan di sekitar Sukau sampai Sumber Jaya dan pengolahan ikan laut di

Krui-Bengkunat.

Kawasan Pariwisata

Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pembangunan

kepariwisataan dilakukan melalui pengembangan industri pariwisata, destinasi

pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata. Upaya pengembangan

kepariwisataan di Kabupaten Lampung Barat ini juga tetap dikaitkan dengan daerah

Page 77: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -64

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

tujuan wisata (destinasi) nasional yakni: Jakarta, Jogja, dan Bali sebagai satu

kesatuan destinasi wisata nasional sekaligus untuk menarik minat pengunjung,

ditujukan terhadap wisatawan nusantara maupun mancanegara. Daerah tujuan

pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis

yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat

daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta

masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Pariwisata Budaya; Wisata budaya dalam bentuk situs banyak terdapat di Balik

Bukit, Belalau, Batu Brak dan Pesisir Utara. Balik Bukit sebagai ibukota

pemerintahan dapat dijadikan pusat wisata budaya dan selanjutnya disiapkan paket

wisata budaya ke Batu Brak dan Belalau. Sementara itu untuk wisata Pesisir Utara

dapat digabung dengan paket wisata bahari. Wisata budaya yang bersifat sejarah

(situs) tentunya perlu diperkaya dengan atraksi budaya yang dipusatkan di Liwa

(Balik Bukit).

Pariwisata Alam; jenis wisata ini merupakan andalan dari Lampung Barat, salah

satunya yang sudah mendunia adalah gelombang laut di Pantai Barat yang

dimanfaatkan oleh peselancar dunia untuk surfing. Terdapat 2 titik surfing yang

atraktif, yaitu di Tanjung Setia dan Way Jambu yang telah didukung dengan

parasarana perhubungan yang baik dan penginapan khusus bagi peselancar

mancanegara (cottage). Kekuatan wisata alam kedua adalah ekowisata/wana wisata

pada beberapa lokasi TNBBS seperti di Kubu Perahu dan perbatasan dengan

Tanggamus (Rhino Camp). Lampung Barat juga mempunyai Danau Ranau dan telah

dibangun resort berperingkat bintang 4 yaitu Seminung Resort dan akan

dikembangkan lebih lanjut dengan beberapa klaster yang mengelilingi resort seperti

klaster kupu-kupu, rusa, play/camping ground dan lain-lain. Arung jeram, diving &

snorkeling (wisata alam laut), menikmati air terjun, mengarungi gua dan menikmati

pantai sepanjang 210 km adalah potensi wisata alam lain yang belum tergarap

secara optimal. Strategi pengembangan wisata Lampung Barat dapat dimulai dari

pantai (paling banyak pengunjung dan adanya turis asing), dikaitkan dengan CAL

dan TNBBS dan selanjutnya diperluas ke pariwisata budaya. Untuk itu diperlukan

dukungan promosi yang gencar, pembangunan infrastruktur, penguatan strategi

pemasaran dan meningkatkan pelayanan wisatawan mulai dari informasi sampai

fasilitas penunjang pada tiap-tiap kawasan wisata alam yang sudah ada.

Page 78: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -65

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pengembangan wisata alam lainnya dapat dilakukan seiring dengan penguatan dan

pengembangan objek yang sudah ada.

Pariwisata Buatan; Salah satu wisata buatan yang akan dikembangkan di Lampung

Barat dengan skala nasional adalah Kebun Raya Liwa (KRL). Bahkan dalam kebijakan

penataan ruang provinsi KRL ini sudah diarahkan sebagai kawasan strategis provinsi.

Saat ini kemajuan pembangunan sudah sampai pada penyelesaian Master Plan

termasuk DED KRL dan tahun 2010 akan dilanjutkan dengan pembangunan beberapa

prasarana dasar. Pariwisata buatan boleh dikatakan bukan menjadi kekuatan dari

pariwisata Lampung Barat. Kalaupun ada, seperti KRL Liwa basisnya tetap potensi

alam dan bersifat alamiah. Pariwsata safari alam terbuka dan taman buru

merupakan salah satu atraksi wisata yang berbasis alam yang dapat dikembangkan

di Lampung Barat. Potensi ini sudah mempunyai embrionya di Bengkunat (kawasan

khusus konservasi binatang liar) dan Belimbing (taman buru). Kalaupun akan

dikembangkan wisata buatan lain, mungkin lebih berorientasi pada pasar dalam

daerah sendiri, seperti waterboom dan kolam renang di Liwa dan Krui.

Kawasan Permukiman

Permukiman Perkotaan; mencermati perkembangan kawasan dan kebijakan

penataan ruang nasional dan provinsi, pertumbuhan kawasan perkotaan di Lampung

Barat maka Liwa dan Fajar Bulan akan mempunyai ciri kawasan permukiman

perkotaan pada kawasan perbukitan dan setiap saat menghadapi potensi bahaya

gempa dan longsor. Sementara Krui adalah kawasan permukiman pantai yang juga

potensial terkena bahaya tsunami. Walaupun hasil kajian menginformasikan bahwa

bahaya Tsunami bersiklus 500 tahun sekali, mitigasi gempa dan tsunami tetap

menjadi bagian tidak terpisahkan dalam perencanaan tata ruang wilayah ini. Secara

fungsional Kota Liwa adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa,

pendidikan, kesehatan dan budaya. Krui sebagai kawasan perkotaan pesisir dengan

fungsi utama kegiatan berbasis laut dan Fajar Bulan akan menjadi pusat kegiatan

agropolitan.

Permukiman Perdesaan; Umumnya ciri permukiman perdesaan adalah berupa

bangunan rumah tradisional, umumnya berkondisi semi permanen, KDB rendah, MCK

diluar rumah dan sebagian besar menggunakan sumur (air tanah) sebagai sumber air

minum dan belum mendapat aliran listrik. Ciri permukiman bersifat mengelompok

dan tersebar secara sporadis. Memperhatikan kondisi faktual lapangan pola

Page 79: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -66

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

pembangunan permukiman di Lampung Barat umumnya membentuk pola pita

(ribbon) memanjang mengikuti pola perkembangan pembangunan jalan. Hal ini

mudah dilihat, terutama antara Fajar Bulan sampai ke Liwa yang merupakan

konsentrasi utama permukiman penduduk di Lampung Barat. Pembangunan

permukiman perdesaan di Lampung Barat memang belum padat dan menimbulkan

masalah. Hanya saja perlu dikuatkan keyakinan masyarakat bahwa rumah panggung

yang ada saat ini adalah rumah tahan gempa dan sesuai untuk daerah tropis.

Selanjutnya pola pembangunan permukiman dikembangkan sedemikian rupa

sehingga aman, efektif, efisien dan sehat serta tersedia fasilitas umum/sosial yang

menjadi kebutuhan masyarakat lokal.

Berdasarkan rencana pola ruang diatas, pola ruang Lampung Barat dibedakan

menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

2. Rencana Pola Ruang Kawasan Budiddaya

3. Diantara kedua jenis rencana pola ruang terebut juga dipetakan beberapa

kawasan yang berhimpit dengan kedua pola ruang diatas, yaitu :

i. Rencana kawasan perkotaan Kota Liwa

ii. Rencana kawasan Agropolitan Way Tenong

iii. Potensi kawasan pertambangan

iv. Kawasan Rawan Bencana Tsunami

v. Kawasan Patahan Semangko Besar

Page 80: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -67

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 81: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -68

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2.4.3. Kebijakan Penataan Ruang

A. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

Dengan memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, karakteristik

wilayah Kerinci, kapasitas sumber daya wilayah, kebijakan penataan ruang

nasional, pulau dan provinsi untuk Kabupaten Kerinci serta kebijakan aspek-aspek

sektoral yang terkait dengan Kabupaten Kerinci, maka rumusan kebijakan

penataan ruang yang akan dilaksanakan dalam rangka penataan ruang wilayah

Kabupaten Kerinci tahun 2010-2030 adalah, sebagai berikut :

1. Penguatan dan pemulihan hutan, kawasan lindung dan TNKS;

2. Penataan penyesuaian kawasan rawan bencana serta pengendaliannya agar

dapat teraplikasinya perencanaan yang berlandaskan mitigasi bencana di

wilayah Kabupaten Kerinci.

3. Pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berbasis

konservasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui intensifikasi lahan,

diversifikasi dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan sistem produksi

yang komulatif dalam skala global;

5. Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro serta wisata

sesuai keunggulan dan potensi kawasan yang bernilai ekonomi tinggi,

terintegrasi dan dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan;

6. Pembangunan Infrastruktur yang berkualitas untuk peningkatan aksesibilitas

dan peningkatan kualitas pelayanan masyarakat.

B. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran dari

kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah

operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai :

a. Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang,

dan penetapan kawasan strategis kabupaten;

b. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rtrw

kabupaten; dan

c. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah kabupaten.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumus berdasarkan :

Page 82: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -69

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

a. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten;

b. Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan

penataan ruangnya; dan

c. Ketentuan peraturan perundang-undangan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:

a. Memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang;

b. Tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang

wilayah nasional, dan provinsi;

c. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu

perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif;

d. Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana

pola ruang wilayah kabupaten; dan

e. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Dengan pertimbangan bahwa strategi adalah turunan dari kebijakan yang

dijabarkan secara lebih operasional dan dapat dituangkan dalam bentuk ruang.

Mengacu pada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas, maka strategi

penataan ruang wilayah Kabupaten Kerinci adalah sebagai berikut :

1. Strategi untuk “Penguatan dan pemulihan hutan, kawasan lindung dan

TNKS” adalah :

a. Pemantapan tata batas kawasan lindung dan kawasan budidaya untuk

memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi;

b. Menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama

pemulihan fungsi TNKS dan hutan lindung yang berbasis masyarakat;

c. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan

dan pencemaran lingkungan;

d. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya

keanekaragaman hayati dan sumber daya tarik wisata alam

hutan/ekowisata dan wisata hutan; dan

e. Menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam rangka

pemulihan fungsi kawasan lindung terutama TNKS, hutan lindung dan

cagar alam.

Page 83: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -70

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2. Strategi untuk “Penataan penyesuaian kawasan rawan bencana serta

pengendaliannya agar dapat teraplikasinya perencanaan yang berlandaskan

mitigasi bencana di wilayah Kabupaten Kerinci” adalah :

a. Menyusun dan melaksanakan rehabilitasi kawasan atas sesar dan kawasan

Gunung Kerinci;

b. Menyusun dan merencanakan pengembangan kawasan evakuasi bencana

alam gempa bumi dan letusan gunung api;

c. Perencanaan dan penataan detail khusus untuk kawasan rawan bencana

berdasarkan mitigasi bencana dan pengendalian pemanfaatan lahan untuk

kawasan bukan permukiman padat; dan

d. Mengembangkan sistem infrastruktur, prasarana dan sarana wilayah

dengan menerapkan sistem tanggap bencana dan sistem tahan bencana

gempa.

3. Strategi untuk “Pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya

alam yang berbasis konservasi guna meningkatkan kesejahteraan

masyarakat” adalah :

a. Mengembangkan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti

pembangkit listrik mikro hidro, tenaga uap, panas bumi dan lain-lain;

b. Mengembangkan infrastruktur dan prasarana kawasan menunjang

pengembangan pembangkit listrik sumber panas bumi (geothermal) PLTPB

di Lempur;

c. Mengembangkan kawasan pusat studi dan penelitian pengembangan

pembangkit listrik sumber energi alternatif yaitu panas bumi, tenaga uap,

mikrohidro dan lainnya;

d. Menyusun rencana pengembangan sumber daya energi alternatif listrik

tenaga uap Batang Merangin dan tenaga panas bumi Semurup serta

sumber energi listrik mikro-hidro dengan sumber potensi air terjun dan

sungai yang ada di Kabupaten Kerinci;

e. Mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan

sekaligus juga bernilai sosial-ekonomi, seperti hutan kemasyarakatan,

hutan tanaman rakyat, hutan adat dan perkebunan; dan

f. Meningkatkan kapasitas sosialisasi masyarakat dalam pemanfaatan sumber

energi yang terbarukan (renewable energy).

Page 84: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -71

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

4. Strategi untuk “Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi

lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan dan sistem produksi

yang komulatif dalam skala regional wilayah maupun nasional” adalah :

a. Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan

melalui intensifikasi lahan;

b. Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi

peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat;

c. Meningkatkan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan,

peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi dengan

kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi;

d. Meningkatkan sistem produksi dan pengolahan hasil pertanian dan

perkebunan serta kehutanan agar dapat meningkatkan nilai jual dan

meningkatkan pendapatan masyarakat serta meningkatkan perekonomian

daerah; dan

e. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber

daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang

dibutuhkan.

5. Strategi untuk “Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier

berbasis agro serta wisata sesuai keunggulan dan potensi kawasan yang

bernilai ekonomi tinggi, terintegrasi dan dikelola secara berhasil guna,

terpadu dan ramah lingkungan” adalah :

a. Merencanakan dan mengembangkan kawasan pertanian dengan sistem

modernisasi dan teknologi terpadu untuk meningkatkan kegiatan ekonomi

berbasis agro;

b. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas

unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agro-industri dan agri-bisnis);

c. Mengembangkan penelitian dan pengelolaan sumber daya pertanian,

perkebunan dan kehutanan sehingga menjadi kekuatan utama ekonomi

masyarakat Kerinci, serta meningkatkan kualitas sumber daya

pengelolaan melalui pengembangan pusat kajian dan penelitian agri-

bisnis;

d. Meningkatkan dan merehabilitasi kawasan pengolahan teh Kayu Aro;

Page 85: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -72

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

e. Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan

sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta

pemasaran yang lebih agresif dan efektif; dan

f. Mengembangkan dan meningkatkan penataan kawasan daya tarik wisata

yaitu kawasan wisata Gunung Kerinci dan sekitarnya, kawasan wisata

Danau Kerinci dan sekitarnya serta kawasan-kawasan daya tarik wisata

lainnya.

6. Strategi untuk “Pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana wilayah

yang berkualitas untuk peningkatan aksesibilitas ke seluruh wilayah dan

peningkatan kualitas pelayanan di Kabupaten Kerinci” adalah :

a. Membangun prasarana dan sarana transportasi terutama transportasi

darat yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara

signifikan dan berimbang namun tetap mempertimbangkan ketahanan

terhadap ancaman bencana alam;

b. Meningkatkan aksesibilitas antar kawasan dalam wilayah maupun antar

wilayah dengan wilayah sekitar Kabupaten Kerinci;

c. Meningkatkan dan mengembangkan kawasan bandar udara Depati Parbo

sebagai sarana transportasi udara guna melayani jalur penerbangan skala

regional;

d. Membangun utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan memadai

sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat permukiman (kawasan),

termasuk fasilitas pemerintahan kabuapten yang baru;

e. Menyusun syarat dan ketentuan pembangunan prasarana, sarana dan

infrastruktur tahan gempa; dan

f. Menyusun program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak

untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti letusan gunung api, gempa

bumi, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman lainnya.

2.4.4. Kondisi Guna Lahan Kabupaten Kerinci

Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Kerinci didominasi oleh hutan,

perkebunan rakyat seperti, kayu manis (cassiavera), kopi karet dan teh. Selain kayu

manis di daerah hinterland berkembang juga pertanian tanaman pangan (persawahan)

dan tanaman hortikultura.

Page 86: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -73

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Perkebunan kayu manis berlokasi pada lahan peruntukan hutan produksi

kemasyarakatan (HPK) seluas 109.823 Ha atau mencapai 26,15% dari total luas wilayah

kabupaten, sekaligus merupakan pembatas/kawasan penyangga antara kawasan TNKS

dengan penggunaan lahan budidaya lainnya. Saat ini hampir 60% dari luas HPK sudah

berubah fungsi menjadi perkebunan rakyat dan semak belukar. Walaupun begitu

statusnya tetap dipertahankan sebagai hutan produksi kemasyarakatan. Kawasan HPK ini

setiap tahunnya telah dilakukan reboisasi untuk mengembalikan fungsinya semula

sebagai HPK. Beberapa lokasi dalam HPK ini sudah diperuntukan untuk kegiatan

agroforesty.

Penggunaan lahan lainnya berskala besar adalah perkebunan teh PTPN VI yang

terdapat di Kecamatan Kayu Aro seluas 3.016 Ha. Perkebunan kopi seluas 7.000 Ha,

Kayu Manis 109.823 Ha dan karet mencapai 748 Ha.

Penggunaan lahan tegalan dan ladang yang diusahakan dan dilakukan oleh rakyat

sekitar mencapai luas 36.450 Ha atau 8,68% dari total luas wilayah kabupaten.

Penggunaan lahan ini ditanami rakyat sebagai kegiatan hortikultura (buah-buahan dan

sayuran). Lebih dari separuh atau 51,19 wilayah Kabupaten Kerinci merupakan kawasan

TNKS yang fungsi pokoknya sebagai kawasan hutan lindung. Keberadaan TNKS

menyebabkan bentuk kegiatan konservatif menjadi suatu keharusan dalam

pengembangan wilayah Kabupaten Kerinci, sementara diluar TNKS kegiatan budidaya

eksploitatif dan ekstensif akan berpengaruh terhadap fungsi lindung dan kelestarian

alam TNKS. Deskriptif pola penggunaan lahan Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada

Tabel II.4.2.

Penggunaan lahan untuk permukiman umumnya menyebar di sepanjang jaringan

jalan dan kosentrasi permukiman penduduk yang paling besar adalah di Kecamatan Kayu

Aro, perkembangan permukiman saat ini cukup pesat menyebar sporadis di pusat-pusat

kegiatan terutama di daerah perkotaan. Hal ini dibuktikan dari data BPS tahun 2004,

luas lahan permukiman mencapai 2.135 Ha, selama kurun waktu 2 tahun saja luas

penggunaan lahan permukiman sudah mencapai 3.345 Ha. Berarti mengalami kenaikan

sekitar 1.210 Ha atau mengalami kenaikan 36,17% selama kurun waktu 2 tahun terakhir.

Kenaikan penggunaan lahan untuk kawasan permukiman ditandai dengan berubah fungsi

dan berkurangnya luas lahan pertanian (ladang dan kebun). Hal ini ditunjukan luas lahan

ladang/kebun selama 2-3 tahun terakhir mengalami penurunan, pada tahun 2003

tercatat memiliki luas 130.720 Ha, menurun pada tahun 2006 tinggal 40.075 Ha,

berkurang sebesar 90.045 Ha atau naik 69 %.

Page 87: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -74

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pesatnya perkembangan ini seringkali menyebabkan berubahnya fungsi lahan

pertanian yang subur (produktif) menjadi kawasan terbangun. Hal ini terlihat pada

daerah sepanjang jalan-jalan utama yang tadinya persawahan. Ladang/kebun sudah

berubah menjadi permukiman. Perkembangan ini perlu diantisipasi sejak dini karena

akan terus terjadi intervensi lahan produktif karena desakan kebutuhan perkembangan

kota. Kawasan-kawasan produktif harus tetap dipertahankan sementara perkembangan

permukiman diarahkan kepada lahan-lahan yang tidak produktif terutama ke arah

perbukitan dengan kemiringan kurang dari 15%.

Secara umum kecenderungan perubahan penggunaan lahan yang drastis tidak

Nampak, tetapi lebih banyak pergeseran fungsi. Baik untuk kehutanan maupun

perkebunan. Tetapi walaupun demikian, cukup banyak masalah yang dihadapi, terutama

yang berkaitan dengan penetapan batas TNKS serta perambahan hutan yang ditandai

dengan terus berkurangnya kawasan hutan.

Tabel II.4.2.Penggunaan Lahan Kabupaten Kerinci tahun 2008

No Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) %

1 Permukiman/Kampung 3.345 0,80

2 Sawah 6.630 3,96

3 Tegalan dan Ladang 36.450 8,68

4 Perkebunan 120.587 28,71

a. Kayu manis 109.823 26,15

b. Teh 3.016 0,72

c. Kopi 7.000 1,67

d. Karet 748 0,18

5 Kebun Campuran 3.625 0,86

6 Semak/Alang-alang/Rumput dsb 16.082 3,83

7 Hutan Lebat/Hutan Negara (TNKS) 215.000 51,19

8 Hutan Rakyat/Belukar 846 0,20

9 Hutan Sejenis (Pinus, dsb) 1.250 0,30

10 Sungai, Danau dan Rawa 5.890 1,40

11 Jalan (Perhubungan) 295 0,07

Total 420.000 100,00Sumber : Kabupaten Kerinci Dalam Angka, BPS Tahun 2008

Page 88: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -75

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 89: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -76

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2.5 Kependudukan

Penduduk, disadari atau tidak merupakan pelaku sekaligus obyek pembangunan.

Keberhasilan sebuah pembangunan sangat ditunjang oleh kuantitas dan kualitas SDM.

Dengan bergabungnya kebijakan otonomi daerah sejak tahun 1999, potensi penduduk

menjadi bertambah penting bagi pembangunan daerah.

2.5.1 Jumlah dan laju Pertumbuhan Penduduk

Pada tahun 2012 penduduk Kabupaten Kerinci berjumlah 235.797 jiwa dengan

tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun 2011-2012 secara umum di Kabupaten Kerinci

adalah sebesar 0,23%.

Tabel II.5.1Jumlah Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2012

No. KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH LAJUPERTUMBUHAN

PENDUDUKTAHUN 2011-2012

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Gunung RayaBatang MeranginKeliling DanauDanau KerinciSitinjau LautAir HangatAir Hangat TimurDepati VIIGunung KerinciSiulakKayu AroGunung Tujuh

7.0718.837

10.8488.0237.0279.7518.8237.1316.110

15.91120.5867.466

7.2398.514

11.7258.1537,299

10.2409.1167.6895.809

15.67419.8006.984

14.31017.35122.57316.17614.32619.99117.93914.82011.91931.58540.38614.420

0,230,230,240,230,240,240,240,240,230,230,230,22

JUMLAH 117.585 118.212 235.797 0,23Sumber : Kerinci Dalam Angka, 2013.

2.5.2 Distribusi dan Kepadatan

Melalui perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah, sampai

tahun 2012 tingkat kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Kerinci adalah 61,91

jiwa/ha. Adapun tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Depati

VII, yaitu 574,44 jiwa/ha dan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Gunung Raya,

yaitu 19,16 jiwa/ha. Pada umumnya penyebaran penduduk di wilayah Kabuapten Kerinci

tidak merata. Jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Kayu Aro, yaitu 40.386

jiwa atau 17,13% dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Kerinci tahun 2012,

sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di wilayah Kecamatan Gunung Kerinci,

yaitu 11.919 jiwa (5,05%).

Page 90: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -77

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel II.5.2Kepadatan Penduduk, Sex Ratio dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2012

No. KECAMATAN KEPADATAN PENDUDUK SEX RATIO1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Gunung RayaBatang MeranginKeliling DanauDanau KerinciSitinjau LautAir HangatAir Hangat TimurDepati VIIGunung KerinciSiulakKayu AroGunung Tujuh

19,1650,5874,1654,20

245,9392,23

112,12574,4434,0553,52

123,1188,74

97,67103,7992,5398,4196,2895,2396,7992,74

105,18101,51103,97107,36

JUMLAH 61,91 99,47Sumber : Kerinci Dalam Angka, 2013.

Perkembangan penduduk per kecamatan pada rentang tahun 2011-2012 di

Kabupaten Kerinci menunjukkan tingkat pertumbuhan yang relatif kecil.

2.5.3 Struktur Penduduk

Struktur penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2012 di Kabupaten Kerinci,

jumlah penduduk laki-laki hampir sebanding dengan jumlah penduduk perempuan.

Jumlah penduduk laki-laki adalah 117.585 jiwa atau 49,87% dari total jumlah penduduk

Kabupaten Kerinci. Jumlah penduduk perempuan sebesar 118.212 jiwa (50,13%).

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Podes Inti Provinsi Jambi tahun 1998,

diketahui bahwa mata pencaharian utama penduduk di Kabupaten Kerinci mayoritas di

sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor jasa. Dengan data

tersebut terlihat bahwa penduduk di Kabupaten Kerinci masih tergantung pada sektor

ekstraktif terutama pertanian, perkebunan dan kehutanan serta kegiatan jasa

masyarakat.

2.5.4 Ketenagakerjaan

Data penduduk berdasarkan kelompok umur menggambarkan banyaknya usia

produktif dan non produktif dalam suatu wilayah. Usia produktif atau usia angkatan

kerja dapat digolongkan dari usia 15 sampai 54 tahun, sedangkan kelompok usia non

produktif dari 0 tahun sampai 14 tahun dan usia 55 tahun ke atas. Untuk Kabupaten

Kerinci, usia produktif berjumlah 116.700 jiwa atau 49,49%, dan non-produktif

berjumlah 59.134 jiwa (25,08%).

Page 91: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum II -78

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel. II.5.3Persentase Angkatan Kerja menurut Status dalam Pekerjaan Utama

No. STATUS DALAM PEKERJAAN UTAMA PERSENTASE1.2.3.4.5.6.7.

Berusaha SendiriBerusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayarBerusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayarBuruh/karyawanPekerja bebas pertanianPekerja bebas non pertanianPekerja tidak dibayar

16,3529,472,939,58

14,866,58

20,23JUMLAH 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Kerinci, 2013.

2.5.5 Tingkat Pendidikan

Kesadaran dan kemampuan masyarakat Kabupaten Kerinci dalam pendidikan

relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah dengan karakteristik serupa di

wilayah sekitarnya. Hal ini terlihat dari relatif tingginya partisipasi pendidikan di

kabupaten ini, yang diindikasikan dengan semakin tingginya pendidikan, maka semakin

tinggi pula tingkat pertisipasi di dalam mengikuti jenjang pendidikan.

2.5.6 Karakteristik Sosial-Budaya Masyarakat

Penduduk Kabupaten Kerinci adalah merupakan penduduk asli, karena

masyarakat Kerinci sejak nenek moyangnya telah lama menetap di daerah ini. Keadaan

sosial-budaya masyarakatnya dicirikan oleh adanya suku Kerinci, yaitu merupakan

turunan suku melayu tua dan mempunyai bahasa dan dialek spesifik (Bahasa Kerinci)

dengan tulisan rencong srik. Hubungan kekerabatan lebih erat dan terikat satu sama

lain, yaitu terlihat adanya suatu strata masyarakat, tokoh masyarakat, ninik-mamak,

alim ulama, cerdik pandai. Di samping itu di Kabupaten Kerinci ini terdapat asat istiadat

yang dilaksanakan turun-temurun dengan menonjolkan sifat kegotongroyongan.

2.5.7 Tingkat Kemiskinan: Gambaran Ketertinggalan Pembangunan

Berdasarkan identifikasi dan verifikasi dan validasi data yang telah dilakukan

oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci, maka sebagai tindak lanjut dari identifikasi

daerah tertinggal ditandai dengan banyaknya penduduk miskin yang terdapat di

Kabupaten Kerinci. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah penduduk miskin terbesar

adalah di Kecamatan Siulak, Kayu Aro, Keliling Danau, Air Hangat Timur, Sitinjau Laut,

dan Kecamatan Batang Beringin.

Page 92: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -1

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

3.1 ASPEK TEKNIS

PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci di dukung dengan adanya Instalasi Pengolahan

Air sebanyak 29 unit dengan kapasitas 421 l/det, yang berada di 8 lokasi dengan sistim

perpompaan dan gravitasi.

3.1.1 Ibukota Kabupaten

Cabang Siulak

Total kapasitas pada cabang siulak ini adalah 55 liter/detik, dengan voume reservoar

550 m3. Terdapat 2 (dua) intake yaitu intake sungai sikabu dan sungai mukai. Intake

Sungai Sikabu, terdiri dari 2 (dua) IPA (instalasi pengolahan air) yaitu IPA jenis SSF

dengan kapasitas produksi 5 liter/detik dan IPA jenis IPA baja yang kapasitasnya juga

Page 93: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -2

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

sebesar 5 liter/detik dengan volume reservoar masing-masing 50 m3, sistem distribusi

hidrolis. Sedangkan intake Sungai Mukai memiliki 3 (tiga) instalasi pengolahan air yaitu

2 (dua) jenis IPA 5 liter/detik dengan jenis IPA beton dan IPA SSF, namun IPA SSF tidak

berfungsi. IPA dan ditambah dengan kapasitas 40 liter/detik dengan jenis IPA Baja. IPA

dengan kapasitas 5 liter/detik memiliki reservoar dengan volume 50 m3, sedangkan IPA

dengan kapasitas 40 liter/detik memiliki reservoar dengan volume 400 m3. Sistem

distribusi yang digunakan pada intake sungai mukai ini juga dengan sistem hidrolis.

PDAM cabang siulak ini meliputi wilayah pelayanan untuk Kecamatan Gunung Kerinci,

Kecamatan Siulak, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Depati Tujuh dan Kecamatan

Pesisir Bukit.

Sambungan rumah Cabang Siulak ini berjumlah 3.520 SR, ekspor ke Cabang Semurup

1.479 SR, dan ekspor ke Cabang Sungai Penuh 30 SR. Dengan demikian, total

sambungan rumah untuk Cabang Siulak ini adalah 5.029 SR.

3.1.2 Ibukota Kecamatan

1. Cabang Semurup

Cabang Semurup, dengan intake dari Sungai Pendung memiliki 4 (empat) IPA, yaitu IPA

5 liter/detik jenis SSF (tidak aktif), 2 IPA dengan kapasitas 10 liter/detik dengan jenis

IPA baja dan IPA Beton dengan reservoar sebesar 50 m3, dan IPA dengan kapasitas 80

liter/detik dengan reservoar sebesar 600 m3. Keseluruhan IPA yang ada di cabang

Semurup didistribusikan dengan sistem hidrolis.

PDAM Cabang Semurup ini meliputi wilayah pelayanan untuk Kecamatan Air Hangat,

Kecamatan Air Hangat Timur, Kecamatan Depati Tujuh, Kecamatan Hamparan Rawang,

dan Kecamatan Pesisir Bukit.

Sambungan rumah dari Cabang Semurup 6.826 SR, impor dari cabang Siulak 1.479 SR

dan ekspor ke cabang Sungai Penuh sebanyak 2.618 SR.

2. Cabang Sungai Penuh

Cabang Sungai Penuh memiliki 3 (tiga) intake, yaitu dari Sungai Batang Merao, Sungai

Jernih, dan Sungai Ampuh. Intake Sungai Batang Merao memiliki IPA Baja kapasasitas 20

liter/detik dengan kapasitas reservoar sebanyak 100 m3. Intake Sungai Jernih memiliki

2 (dua) IPA jenis beton, yaitu dengan kapasasitas 20 liter/detik dan 35 liter/detik

dengan reservoar 200 m3 dan 100 m3. Dan intake Sungai Ampuh hanya memiliki IPA 5

Page 94: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -3

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

liter/detik dengan reservoar 50 m3. Keseluruhan IPA yang ada menggunakan

pendistribusian dengan sistem Hidrolis.

Wilayah pelayanan dari dari cabang Sungai Penuh ini meliputi Kecamatan Sungai Penuh,

Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Kumun Debai, Kecamatan Tanah Kampung,

Kecamatan Pesisir Bukit dan Kecamatan Keliling Danau.

Sambungan Rumah total di cabang Sungai Penuh ini berjumlah 11.251 SR, yang terdiri

dari supply setempat 8.060 SR, impor dari cabang Siulak 30 SR, impor dari cabang

Semurup 2.618 SR’ impor dari cabang PI. Tengah 300 SR dan impor dari cabang Joang

243 SR.

3. Cabang Hiang

Cabang Hiang memiliki 4 (empat) intake, yang terdiri dari 2 (dua) intake dari Danau

Kerinci dengan kapasitas 20 liter/detik jenis IPA Baja dan IPA Beton, dengan reservoar

masing-masing IPA 100 m3. Distribusi dengan pompa. Selanjunty intake Sungai Ambei

dengan jenis IPA Beton kapasitas 10 liter/detik, dengan reservoar 100 m3. Intake Sungai

Batang Sangkir dngan kapasitas 10 liter/detik dengan 100 m3.

Wilayah pelayanan meliputi Kecamatan Danau Kerinci, Kecamatan Sitinjau Laut,

Kecamatan Tanah Kampung dan Kecamatan Kumun Debai.

Sambungan Rumah di cabang Hiang ini berjumlah 6.514 SR dan impor ke Cabang Sungai

Penuh sebanyak 243 SR.

4. Cabang Jujun/Pulau Tengah

Sungai Gunung Lumut, Muara Telago dan Sungai Batang Merao adalah intake yang ada

di cabang ini. Intake sungai Gunung Lumut hanya berkapasitas 2,5 liter/detik dengan

jenis IPA Beton dan reservoar 50 m3. Muaro Telago dengan jenis IPA Broncapt

berkapasitas 10 liter/detik dengan reservoar 50 m3. Sungai Batang Merao berkapasitas

30 liter/detik dengan kapasitas reservoar 300 m3. Sistem pendistribusian secara

hidrolik.

Wilayah pelayanan cabang Hiang Meliputi Kecamatan Kelilin Danau dan Kecamatan

Kumun Debai.

Wilayah pelayanan meliputi Kecamatan Keliling Danau dan Kecamatan Kumun Debai.

Sambungan Rumah berjumlah 1.972 SR, dan ekspor ke Cabang Sungai Penuh 300 SR.

Page 95: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -4

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

5. Cabang Tamiai

Intake berasal dari Sungai Batang Sako dan Sungai Batang Merangin dengan kapasitas

produksi masing-masing 2,5 liter/detik dan 10 liter/detik dengan jenis IPA Beton,

sedangkan reservoar sama-sama berkapasitas 50 m3. Sistem distribusi secara hidrolik

untuk melayani Kecamatan Batang Merangin.

Sambungan Rumah keseluruhan di Cabang Tamiai 745 SR.

6. Cabang Lempur

Danau Lingkat dan Muara Talang Kemuning merupakan intake dari cabang Lempur,

dengan kapasitas 10 liter/detik, reservoar masing-masing 100 m3 sistem hidrolik untuk

melayani Kecamatan Gunung Raya yang memiliki SR sebanyak 2.010.

7. Cabang Kayu Aro

Cabang Lempur mengambik Intake dari MA Pelompek, Muara Sungai Tanduk dan Muara

Sungai Tanduk dan Muara Sungai Lintang. Intake MA Pelompek berkapasitas produksi 10

liter/detik dengan reservoar 100 m3. Intake Muara Sungai Tandung 16 liter/detik, dan

intake Muara Sungai Lintang dengan kapasitas 10 liter/detik, keseluruhan IPA yang ada

berjenis Broncapt. Reservoar berkapasitas 100 m3, dan muara Sungai Lintang

berkapasitas 100 m3.

Wilayah pelayanan adalah Kecamatan Gunung Tujuh dan Kecamatan Kayu Aro.

Jumlah SR sebanyak 3.879.

Page 96: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -5

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

DAERAH SAMBUNGAN CAKUPAN NRW RATA KONS KAP.IDLEINTAKE IPA POMPA HIDROLIS DISTRIBUSI PELAYANAN AKTIF % % M3/BLN SETARA SR

Wilayah Pelayanan : - Kec. Gunung Kerinci - Kec. Siulak - Kec. Air Hangat - Kec. Depati Tujuh - Kec. Pesisir BukitSR Cabang Siulak (setempat) 3.520Ekspor Ke Cab. Semurup 1.479Ekspor Ke Cab. Sei.Penuh 30

Total Kapasitas : 55 L/DET 550 JUMLAH 5.029Wilayah Pelayanan :

- Kec. Air Hangat - Kec. Air Hangat Timur - Kec. Depati Tujuh - Kec. Hamparan Rawang - Kec. Pesisir Bukit

Impor dari Cab. Siulak 1.479SR Cab. Semurup 6.826

Total Kapasitas : 100 L/DET 650 Ekspor ke Cab. Sei.Penuh 2.618JUMLAH 9.444

Wilayah Pelayanan : - Kec. Sungai Penuh - Kec. Hamparan Rawang - Kec. Kumun Debai - Kec. Tanah Kampung - Kec. Pesisir Bukit - Kec. Keliling DanauSupplay Setempat 8.060Impor dari Cab. Siulak 30Impor dari Cab. Semurup 2.618Impor dari Cab. Pl.Tengah 300Impor dari Cab. Hiang 243

Total Kapasitas : 80 L/DET 450 SR Cabang. Sei.Penuh 11.251

Wilayah Pelayanan : - Kec. Danau Kerinci - Kec. Sitinjau Laut - Kec. Tanah Kampung - Kec. Kumun Debai

SR Cabang. Hiang 6.510Ekspor ke Cab.S.Penuh 243

Total Kapasitas : 60 L/DET 600 JUMLAH 6.753

JUJUN / Wilayah Pelayanan :PULAU TENGAH - Kec. Keliling Danau 344 156

- Kec Kumun Debai 424 (174)1.204 1.496

SR Cab. Pulau Tengah 1.972Total Kapasitas : 42.5 L/DET 400 Ekspor ke Cab.S.Penuh 300

JUMLAH 2.272

Wilayah Pelayanan : 479 (229) - Kec. Batang Merangin 266 734SR Cabang. Tamiai 745

Total Kapasitas : 12.5 L/DET 100

1.440 (440)Wilayah Pelayanan : 570 430

- Kec. Gunung RayaSR Cabang. Lempur 2.010

Total Kapasitas : 20 L/DET 200

Wilayah Pelayanan : - Kec. Gunung Tujuh 807 193 - Kec. Kayu Aro 1.839 (239)

1.233 (233)

SR Cabang Kayu Aro 3.879Total Kapasitas : 36 L/DET 450

JUMLAH 406 3400 38.192 33,33 12,47 2.408L/DET M3 SR % SR

SIULAK

TAMIAI

LEMPUR

SEMURUP

SUNGAI PENUH

HIANG

34,01

KAYU ARO

UNIT PRODUKSI SISTEM DISTRIBUSICABANG RESERVOAR

11,13 471

33,79 12,32 556

32,54

16,04 (60)

34,05 10,00

34,68 9,81

(753)

27,82 9,04

(279)

1.978

505

(10)

10,33

11,51

31,04

29,05

5 L/DetSSF

5 L/DetIPA Baja

50 m3

50 m3

5 L/DetSSF

5 L/DetIPA Beton

50 m3

400 m340 L/DetIPA Baja

Sei.Sikabu

Sei.Mukai

H

H

5 L/DetSSF

10 L/DetIPA Baja

10 L/DetIPA Beton

80 L/DetIPA Beton

Sei.Pendung

600 m3

50 m3

H

H

H

Sei.Btg.Merao

20 L/DetIPA Baja

20 L/DetIPA Beton

35 L/DetIPA Beton

5 L/DetIPA Beton 50 m3

100 m3

200 m3

100 m3

Sei.Ampuh

Sei. Jernih H

H

DanauKerinci

20 L/DetIPA Baja

DanauKerinci

Sei. Ambai

20 L/DetIPA Beton

10 L/DetIPA Beton

100 m3

100 m3

100 m3

100 m3

100 m3

H

H

H

2.5 L/DetIPA Beton

10 L/DetBroncapt

Sei. GngLumut

MA.Talago

50 m3

50 m3

H

H

Sei. Btg.Sako

Sei. Btg.Merangin

2,5 L/DetIPA Beton

10 L/DetIPA Beton

50 m3

50 m3

H

H

DanauLingkat

MA.Talang

Kemuning

10 L/DetIPA Beton 100 m3

100 m3

H

H

MA.Pelompek

MA.Sei.Tanduk

MA. Sei.Lintang

10 L/DetBroncapt

16 L/DetBroncapt

10 L/DetBroncapt

100 m3 H

100 m3 H

10 L/DetBroncapt

10

16

10

10

10

20

20

20 20

20

20

50 m3 100 m3 100 m3

Sei.Btg.Merao

30 L/DetIPA Baja

300 m3 H

Sei. BtgSangkir

10 L/DetIPA Baja

10

30

100 m3

10

Tabel III.1.1Kondisi Eksisting Teknis PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci

Tahun 2013

Page 97: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -6

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel III.1.2Tingkat Pelayanan PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci

Tahun 2013

No. KECAMATANJUMLAH

PENDUDUK(Jiwa)

JUMLAH KK TERLAYANITINGKAT

PELAYANAN(%)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.

Gunung RayaBatang MeranginKeliling DanauDanau KerinciSitinjau LautTanah KampungSungai PenuhHamparan RawangPesisir BukitKumun DebaiAir HangatAir Hangat TimurDepati TujuhGunung KerinciSiulakKayu AroGunung Tujuh

15.05922.56021.99915.96813.9408.280

32.79413.08716.5338.715

21.12918.43015.26411.44130.01435.72511.738

4.5916.3976.1424.3964.1342.6228.0802.9203.5952.4276.7445.7734.1663.5759.713

10.5813.524

1.994740

1.9642.8912.0611,3606.6902.2802.288

5433.9561.2203.011

2872.8762.7231.137

43,4311,5731,9865,7649,8551,8782,8078,0857,7922,3758,6621,1372,288,03

29,6125,7332,26

JUMLAH 312.676 89.744 38.021 42,37Sumber : PDAM Tirta Sakti Kab. Kerinci, 2013

Dari Tabel III.1.2 di atas dapat dilihat tingkat pelayanan PDAM Tirta Sakti yang

terendah berada di Kecamatan Gunung Kerinci, yang hanya 8,03% rumah tangga yang

terlayani. Hal ini kemungkinan disebabkan karena letak geografis daerah yang memiliki

kontur yang tajam sehingga mengalami kendala dalam pendistribusian perpipaan. Selain

itu, masyarakat memenuhi kebutuhan air minum dari BJP (bukan jaringan perpipaan) yang

berasal dari sungai-sungai yang mengalir di kecamatan tersebut. Sedangkan untuk

pelayanan yang tertinggi adalah Kecamatan Sungai Penuh, yaitu 82,80% rumah tangga

sudah terlayani oleh jaringan distribusi PDAM Tirta Sakti.

Tabel III.1.3Tingkat Kehilangan Air di masing-masing Cabang

PDAM Tirta Sakti Kabupaten KerinciTahun 2013

No. CABANG TINGKAT KEHILANGAN AIR(%)

1.2.3.4.5.6.7.8.

SiulakSemurupSungai PenuhHiangJujun/Pulau TengahTamiaiLempurKayu Aro

32,1733,5935,7232,3835,0222,0527,1530,74

Sumber : PDAM Tirta Sakti Kab. Kerinci, 2013

Dari Tabel III.1.3 di atas, terlihat tingkat kehilangan air yang terbesar di PDAM

cabang Sungai Penuh, yaitu 35,72%, sedangkan tingkat kehilangan air terendah di PDAM

cabang Tamiai, yang hanya 22,05% dari total produksi.

Page 98: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -7

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

GAMBAR III.1.1 PETA PELAYANAN

Page 99: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -8

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

3.2 Aspek Non Teknis

3.2.1 Kelembagaan

Pelayanan air minum di Kabupaten Kerinci pada awalnya dilaksanakan oleh Proyek

Penyediaan Air Bersih Jambi (PPSAB) Propinsi Jambi yang pada tahun anggaran 1976/1977

dilaksanakan pembangunan Sarana Penyediaan Air Bersih yang berloksi di Kota Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci.

Pada Tahun 1981 dengan Surat Keputusan Menteri Nomor : 104/KPTS/CK/1981 pada

tanggal 10 Nopember 1981 dibentuklah Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM), kemudian

pada Tahun 1981/1982 mulai beroperasinya Instalasi Pengolahan Air di Desa Rawang

tepatnya pada bulan September 1982 dengan Kapasitas 20 l/det.

Terbentuknya BPAM ini adalah untuk mempersiapkan wadah organisasi yang dapat

mengelola pelayanan air minum kepada masyarakat secara mandiri, sesuai dengan Surat

Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 28/KPTS/1984 dan Menteri Dalam

Negeri Nomor : 5 Tahun 1984 yang isinya meliputi pedoman-pedoman organisasi, sistem

akuntansi, teknik operasi dan pemeliharaan, teknik perawatan, struktur dan perhitungan

biaya untuk menentukan tarif air minum dan pelayanan air bersih kepada masyarakat.

Pada saat kondisi keuangan BPAM telah mencapai Break Event Point (BEP) yaitu

pada Tahun 1990/1991, dengan kemampuan keuangan memungkinkan BPAM dialih

statusnya menjadi PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), maka pada Tahun 1990

berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Kerinci Nomor : 10 Tahun 1990

dibentuklah Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci yang dikukuhkan

atau disahkan oleh Gubernur KDH Tingkat I Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor :

485 Tahun 1990. Yang secara Neraca Pembukuan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti

kabupaten Kerinci dimulai beroperasi pada tanggal 5 Oktober 1991.

Tujuan utama pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kerinci ini untuk

mewujudkan serta meningkatkan pelayanan umum, berupa jasa kepada masyarakat dengan

jalan memenuhi dan mengusahakan kebutuhan air minum yang bersih dan sehat bagi

kesejahteraan masyarakat. Disamping tujuan diatas juga berguna untuk melaksanakan

pembangunan daerah khususnya dan pembangunan Nasional pada umumnya.

Pada tanggal 5 Oktober 1991 sampai dengan sekarang Perusahaan Dearah Air Minum

Tirta Sakti Kabupaten Kerinci dengan bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan

Pemerintah Kabupaten secara berkesinambungan melalui Direktorat Air Bersih yaitu

Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum melaksanakan

Page 100: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -9

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

pengembangan dan pembangunan sarana air bersih di Kecamatan-Kecamatan dan

Pedesaan.

Struktur OrganisasiPDAM Tirta Sakti

Gambar III.2.1Kelembagaan PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci

BUPATI

DIREKTUR UTAMA

DEWANPENGAWAS

BAGIAN UMUM

DIREKTUR UMUM &ADM

DIREKTUR TEKNIK

BAGIAN HUKUM,HUMAS,HUB.LANG

G

BAGIANKEUANGAN

BIDANG TRANSMISI/DISTRIB

BIDANG PRODUKSI

BIDANGPERENCANAAN

CAB. SUNGAI PENUH

CAB. SEMURUP

CAB. SIULAK

CAB. P.TENGAH/JUJUN

CAB. HIANG

CAB. KAYU ARO

CAB. LEMPUR

CAB. TAMIAI

UNIT USAHAAMDK”OEGAR”

SPI

LITBANG

Page 101: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -10

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

3.2.2 Pengaturan

Peraturan Daerah dalam penentuan sistem organisasi PDAM Tirta Sakti adalah:

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KERINCI

RANCANGANPERATURAN DAERAH KABUPATEN

KERINCINOMOR TAHUN 2009

TENTANGSUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH

AIR MINUM TIRTA SAKTI KABUPATEN KERINCIDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KERINCI,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 Ayat 1 dan 2 PermendagriNomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan DaerahAir Minum, maka Perda Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan Organisasidan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti KabupatenKerinci perlu ditinjau kembali;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a diatas,perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Susunan Organisasi danTata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 58 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 21 Tahun 1957 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah SwatantraTingkat II dalam Lingkungan Daerah Swatantra Tingkat I SumateraTengah sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1958 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1643).

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32 Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4377);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4339);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

Page 102: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -11

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang PengembaganSistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4410);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ danKepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum;

8. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1990 tentang PembentukanPerusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Daerah Tingkat IIKerinci

9. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Kewenangan DaerahKabupaten Kerinci (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2008Nomor 8).

Dengan Persetujuan Bersama

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kerincidan

BUPATI KERINCI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TENTANG SUSUNAN ORGANISASIDAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SAKTIKABUPATEN KERINCI.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Kerinci.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kerinci.3. Bupati adalah Bupati Kerinci.4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Kerinci.5. PerusahaanDaerah Air Minum yang selanjutnya disingkat PDAM adalah Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci.6. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci.7. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti

Kabupaten Kerinci.8. Pegawaiadalah Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci.9. Pelanggan adalah setiap orang/pribadi atau badan yang mendapat pelayanan atau yang

menggunakan air minum dari PDAM Tirta Sakti secara tetap dengan membayar rekeningair minum.

10. Air Minum adalah Air Minum Produksi PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci.

Page 103: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -12

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

BAB IIKEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 2

(1) PDAM adalah milik Pemerintah Kabupaten Kerinci dan sebagai alat kelengkapan yangbergerak di bidang penyediaan air minum.

(2) PDAM dipimpin oleh Direksi yang berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas.

Pasal 3

Tugas Pokok PDAM adalah Menyelenggarakan Pengelolaan Air Minum untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek kesehatan dan pelayananan umum.Pasal 4

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut dalam Pasal 3, PDAMmenyelenggarakan fungsi sebagai berikut :a. melaksanakan pelayanan umum, jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum dan

sekaligus menghimpun dana sebagai sumber pendapatan daerah sesuai denganPeraturan dan Perundang-Undangan yang berlaku;

b. merumuskan kebijaksanaan teknik dan memberikan bimbingan teknik sesuai dengankebijaksanaan yang ditetapkan Bupati dan Peraturan Perundang-undangan yangberlaku;

c. mengamankan dan mengendalikan teknik pelaksanaan tugas pokok berdasarkankebijaksanaan yang di tetapkan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IIISUSUNAN ORGANISASI

Pasal 5

(1) Susunan Organisasi PDAM adalah sebagai berikut :a. Dewan Pengawasb. Direksi :

1. Direktur Utama.2. Direktur Umum dan Administrasi.3. Direktur Teknik.

(2) Direktur Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b Angka 1,membawahi :a. Direktur Umum dan Administrasi.b. Direktur Teknik.c. Satuan Pengawasan Intern (SPI)d. Satuan Penelitian Pengembangan (Litbang) dan Pengolahan Data Elektronik (PDE)e. Cabangf. Unit Usaha

(3) Direktur Umum dan Administrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1) huruf b,Angka 2, membawahi :

Page 104: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -13

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

a. Bagian Umum yang terdiri dari :1. Subbag Tata Usaha.2. Subbag Sumber Daya Manusia.3. Subbag Logistik, Perlengkapan dan Penataan Asset.4. Subbag Pemeliharaan Umum.

b. Bagian Keuangan yang terdiri dari :1. Subbag Anggaran.2. Subbag Akuntansi.3. Subbag Kas.4. Subbag Pengelola Rekening & Penagihan.

c. Bagian Hukum, Humas dan Hubungan Langganan yang terdiri dari :1. Subbag Hukum dan Humas2. Subbag Hubungan Langganan.

(4) Direktur Teknik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b Angka 3,membawahi :a. Bidang Perencanaan, terdiri dari :

1. Seksi Survey Perencanaan.2. Seksi Monitoring dan Evaluasi.3. Seksi Pelaporan dan Dokumentasi.

b. Bidang Produksi, yang terdiri dari :1. Seksi Sumber dan Pengolahan I ( Kota).2. Seksi Sumber dan Pengolahan II (Utara).3. Seksi Sumber dan Pengolahan III (Selatan).4. Seksi Laboratorium.5. Seksi Pemeliharaan Sarana Produksi.

c. Bidang Transmisi / Distribusi terdiri dari :1. Seksi Pendistribusian Air.2. Seksi Pemeliharaan Jaringan dan Kebocoran Air.3. Seksi Bengkel Meter.

(5). Satuan Pengawasan Intern(6). Satuan Penelitian Pengembangan (Litbang) dan Pengelolaan Data Elektronik (PDE).

Pasal 6

Susunan organisasi PDAM adalah sebagaimana terlampir dalam peraturan daerah ini yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

BAB IVTATA KERJA

Pasal 7

Direksi, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Ketua SPI, Ketua Litbang serta Kepala Cabangdalam melaksanakan tugas berkewajiban :

a. Menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi serta simplikasibaik secara vertikal maupun secara horizontal.

b. Bertanggung jawab memimpin, mengawasi bawahannya masing-masing danmemberikan bimbingan serta petunjuk – petunjuk bagi pelaksanaan fungsi dantugas bawahannya sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Page 105: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -14

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

c. Mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepadaatasannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

d. Menyampaikan laporan tepat pada waktunya kepada atasan sesuai dengan bidangtugasnya.

BAB VKEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Bagian PertamaDEWAN PENGAWAS

Pasal 8

Dewan Pengawas mempunyai tugas:a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan

pengelolaan PDAM;b. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Bupati diminta atau tidak diminta guna

perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain pengangkatan Direksi, program kerjayang diajukan oleh Direksi, rencana perubahan status kekayaan PDAM, rencanapinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain, serta menerima, memeriksa dan ataumenandatangani Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan; dan

c. Memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategis Bisnis (business plan/corporate plan),dan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang dibuat Direksi kepada Bupatiuntuk mendapatkan pengesahan.

Pasal 9

Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,mempunyai fungsi :a. Menilai kinerja Direksi dalam mengelola PDAM;b. Menilai Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan yang disampaikan Direksi untuk

mendapat pengesahan Bupati;c. Meminta keterangan Direksi mengenai pengelolaan dan pengembangan PDAM; dand. Mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara, rehabilitasi dan pemberhentian

Direksi kepada Bupati.

Bagian KeduaDIREKTUR UTAMA

Pasal 10

Kedudukan Direktur Utama :1. Direktur Utama berkedudukan sebagai unsur pembantu Bupati dalam menyelenggarakan

tugas pokok dan fungsi sesuai dengan bidangnya.2. Direktur Utama berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Pasal 11

Direktur Utama mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam pengelolaan PDAMmeliputi :

Page 106: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -15

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

a. Perencanaanb. Pengkoordinasianc. Penetapan Programd. Pengendalian Operasionale. Pelaporanf. Mewakili PDAM baik didalam maupun diluar PDAMg. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang

tugasnya.

Pasal 12

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 Direktur Utamamempunyai fungsi :a. Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan PDAM.b. Merencanakan, menetapkan program kerja serta perumusan anggaran pendapatan dan

biaya PDAM.c. Bersama Direksi lainnya merumuskan strategi dan mengambil keputusan serta

menjalankan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Dewan Pengawas ataspersetujuan Bupati dalam pelaksanaan operasional PDAM sesuai dengan peraturanyang berlaku.

d. Mengangkat, menempatkan, membina dan memberhentikan Pegawai sesuai dengankebutuhan, kemampuan dan peraturan yang berlaku serta berkoordinasi denganDirektur Umum dan Administrasi dan Direktur Teknik.

Bagian KetigaDIREKTUR UMUM DAN ADMINISTRASI

Pasal 13

1. Direktur Umum dan Administrasi berkedudukan sebagai unsur pembantu DirekturUtama dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sesuai dengan bidangnya.

2. Direktur Umum dan Administrasi berada dibawah dan bertanggung jawab kepadaDirektur Utama.

Pasal 14

Direktur Umum dan Administrasi mempunyai tugas pokok membantu Direktur Utamadalam pengelolaan Bagian Umum yang meliputi Kepegawaian, Pemeliharaan Umum,Kinerja Keuangan, Pelayanan Adminstrasi Pelanggan, Kesekretariatan, Logistik,Perlengkapan dan Penataan Asset serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan olehDirektur Utama sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 15

Untuk menyelengarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, DirekturUmum dan Administrasi mempunyai fungsi :a. Pengaturan, pengawasan dan pengendalian kegiatan pada Bagian Umum, Bagian

Keuangan dan Bagian Hukum, Humas dan Hubungan Langganan.b. Penetapan kebijaksanaan mengenai pemeliharaan umum dan penggunaan secara efektif

semua peralatan, fasilitas serta perlengkapan milik PDAM .

Page 107: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -16

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

c. Pengawasan, Penyusunan anggaran belanja, perencanaan besarnya anggaran kerjaPDAM, perumusan dan penetapan kebijaksanaan mengenai penggunaan keuangansecara lebih efektif bersama Direktur Teknik.

d. Perencanaan dan pengendalian sumber-sumber pendapatan belanja, tarif, penerimaandan pendapatan PDAM.

e. Penilaian dan persetujuan setiap pembelian untuk keperluan operasional sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

f. Pengendalian, penyelenggaraaan pembukuan dan penilaian laporan keuangan untukmengusulkan perbaikan posisi keuangan dan persediaan kepada Direktur Utama.

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai mana dimaksud dalam pasal 14 dan15 Direktur Bidang Umum dan Administrasi dibantu oleh :a. Kepala Bagian Umum.b. Kepala Bagian Keuangan.c. Kepala Bagian Hukum, Humas dan Hubungan Langganan

Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 KepalaBagian dibantu oleh Kepala Sub Bagian.

Bagian KeempatDIREKTUR TEKNIK

Pasal 18

1. Direktur Teknik berkedudukan sebagai unsur pembantu Direktur Utama dalammenyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan bidangnya.

2. Direktur Teknik berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Pasal 19

Direktur Teknik mempunyai tugas pokok membantu Direktur Utama dalam pengelolaan,perencanaan, dan pengembangan sistim penyediaan air minum meliputi terjaminnyapasokan produksi air yang memenuhi standar kualitas air dan kegiatan pendistribusian airsecara merata, terus-menerus dan pengendalian instalasi perpipaan PDAM sertamelaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama sesuai dengan bidangtugasnya.

Pasal 20

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 19, DirekturTeknik mempunyai fungsi :a. Pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan kegiatan pada Bidang Perencanaan,

Produksi, Transmisi, Distribusi dan Perawatan / Pemeliharaan.b. Penetapan kebijaksanaan mengenai pemeliharaan teknik dan penggunaannya secara

efektif dan efisien serta pengawasan pemakaian material dan bahan kimia.c. Perencanaan sistim penyediaan air minum untuk keperluan produksi dan distribusi.

Page 108: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -17

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

d. Perumusan alternatif dan kebijaksanaan mengenai peningkatan kinerja produksi,distribusi air dan penanggulangan kehilangan air.

Pasal 21

Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 dan 20 Direktur Teknikdibantu oleh :a. Kepala Bidang Perencanaan.b. Kepala Bidang Produksi.c. Kepala Bidang Transmisi dan Distribusi.

Pasal 22

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai mana dimaksud dalam pasal 21 KepalaBidang dibantu oleh Kepala Seksi.

Bagian KelimaSATUAN PENGAWASAN INTERN

Pasal 23

(1). Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh seorang Ketua yang kedudukannya setingkatdengan Kepala Bagian dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

(2). Ketua Satuan Pengawasan Intern dibantu oleh maksimal lima orang anggota yangkedudukannya setingkat dengan Kepala Sub Bagian.

Bagian KeenamSATUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN (LITBANG) DAN

PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK (PDE)

Pasal 24

(1). Satuan Penelitian Pengembangan (Litbang) dan Pengolahan data Elektronik (PDE)dipimpin oleh seorang Ketua yang kedudukannya setingkat dengan Kepala Bagian danberada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

(2). Satuan Penelitian Pengembangan dan Pengolahan data Elektronik dibantu olehmaksimal lima orang anggota yang kedudukannya setingkat dengan Kepala Sub Bagian.

Bagian KetujuhCABANG

Pasal 25

1. Untuk mendukung operasional dan pelayanan kepada pelanggan, PDAM dapatdibentuk cabang pelayanan yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi

2. Cabang perusahaan dipimpin oleh seorang Kepala Cabang yang berkedudukansetingkat dengan Kepala Bagian/Bidang dan berada dibawah serta bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama.

Page 109: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -18

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

3. Dalam menjalankan tugasnya Kepala Cabang dibantu oleh Kepala Seksi sesuaidengan kebutuhan.

Bagian kedelapanUNIT USAHA

Pasal 26

Untuk Pengembangan usaha PDAM dapat membentuk unit usaha.

BAB VIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 27

Uraian tugas dan fungsi masing-masing Bagian, Bidang, Satuan, Cabang, Sub Bagian danSeksi ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta SaktiKabupaten Daerah Tingkat II Kerinci dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 29

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangannya dalam LembaranDaerah Kabupaten Kerinci.

Ditetapkan di Sungai PenuhPada tanggal2009

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KERINCI,KABUPATEN KERINCI

KETUA

H. NASRUL MADIN H. MURASMAN

Page 110: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -19

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Untuk penetapan tarif air minum, maka ditetapkan SK Direksi, yaitu:

SURAT KEPUTUSAN DIREKSIPERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SAKTI

KABUPATEN KERINCI

NOMOR : TAHUN 2012

TENTANG

PERATURAN PELAYANAN AIR MINUMPERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SAKTI KABUPATEN KERINCI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SAKTI,

Menimbang : a. bahwa Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerincimerupakan Perusahaan Daerah yang menyelenggarakan SistemPenyediaan Air Minum ;

b. bahwa untuk meningkatkan pelayanan Perusahaan Daerah Air MinumTirta Sakti Kabupaten Kerinci serta dalam rangka mencapai MDGs(Millenium Development Goals) tahun 2015, maka perlu diatur hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan air minum;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada hurufa dan huruf b, maka Direksi memandang perlu untuk mengeluarkanSurat Keputusan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerahsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun1969 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 37,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2901);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3699);

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang PerlindunganKonsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,

Page 111: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -20

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3866);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organdan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum;

8. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000tentang Pedoman Kerjasama Perusahaan Daerah Dengan PihakKetiga;

9. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1990 tentang PembentukanPerusahaan Daerah air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci;

10. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 tentang Dewan Pengawas,Direksi dan KepegawaianPerusahaan Daerah Air Minum Tirta SaktiKabupaten Kerinci;

11. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasidan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti KabupatenKerinci;

12. Keputusan Bupati Kerinci Nomor :690/Kep.329/2009 tentangPenetapan Tarif Air Minum dan Non Air Pada Perusahaan Daerah AirMinum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci;

13. Peraturan Perusahaan Nomor 02 Tahun 2009 tentang KetentuanKepegawaian PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci;

DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SAKTI

KABUPATEN KERINCI

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUMTIRTA SAKTI KABUPATEN KERINCI TENTANG PERATURANPELAYANAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUMTIRTA SAKTI KABUPATEN KERINCI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direksi ini yang dimaksud dengan:

1. Direksi adalah Direksi PDAM.2. Daerah adalah Kabupaten Kerinci3. Pemerintah Daerah adalah Bupati Kerinci dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.4. Perusahaan Daerah Air Minum, yang selanjutnya disebut PDAM, adalah Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci.5. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas PDAM.

Page 112: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -21

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

6. Air baku untuk air minum, yang selanjutnya disebut air baku, adalah air yang dapatdimanfaatkan oleh PDAM yang dapat berasal dari sumber air permukaan, mata air,danau yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

7. Air minum adalah air minum produksi PDAM.8. Mata air adalah sumber air yang berasal dari lapisan bawah tanah/aquifer yang

muncul ke permukaan tanah secara alamiah.9. Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah.10. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah

permukaan tanah.11. Sarana dan prasarana air minum adalah bangunan beserta peralatan dan

perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan mendistribusikan air minumuntuk masyarakat.

12. Pipa transmisi air baku adalah pipa pembawa air baku dari bangunan penangkap air(intake) ke Instalasi Pengolahan Air (IPA).

13. Pipa transmisi air bersih adalah pipa pembawa air bersih dari sumber mata air ataudari Instalasi Pengolahan Air (IPA) ke reservoir/bak penampungan.

14. Pipa distribusi adalah pipa primer dan sekunder pembawa air minum dari Reservoiryang disalurkan kepada pelanggan.

15. Pipa dinas adalah pipa dan perlengkapannya yang menghubungkan pipa distribusidengan pipa persil sampai dengan meter air.

16. Pipa Tertier adalah pipa beserta peralatan yang terletak antara pipa dinas dan pipadistribusi dimana pada pipa tertier terletak titik pengambilan (taping) ke sambunganrumah.

17. Pipa persil adalah pipa beserta peralatan dan perlengkapannya yang terletak dalampersil pelanggan sesudah meter air.

18. Persil adalah sebidang tanah yang dimiliki/dikuasai oleh seseorang atau badan, yangmempunyai ukuran tertentu sesuai dengan bukti kepemilikan tanah.

19. Meter air adalah alat untuk mengukur volume pemakaian air oleh pelanggan dalamsatuan waktu tertentu dan sudah ditera oleh lembaga yang berwenang.

20. Instrumen Meter Air adalah peralatan mekanis yang terdapat pada meter air yaitukipas, kaca, magnit meter, register kapsul, meter, tutup meter dan peralatan lainnyayang terdapat di dalam meter air.

21. Segel meter adalah segel yang dipasang oleh instansi yang berwenang untukmenandakan ketelitian meter sudah memenuhi syarat.

22. Segel dinas adalah segel yang dipasang oleh PDAM pada meter air ke pipa dinas danpipa persil untuk mencegah penyalahgunaan meter air oleh pelanggan dari jaringanperpipaan.

23. Pelanggan adalah perorangan atau sekelompok masyarakat/badan yang menggunakanjasa pelayanan air minum dari PDAM.

24. Non Air adalah pelayanan yang meliputi sambungan baru, pemeriksaan air lab,penyambungan kembali, balik nama, denda, pemeriksaan instalasi pelanggan,penggantian meter, penggantian pipa persil dan non air lainnya.

25. Eks pelanggan adalah pelanggan yang berhenti menjadi pelanggan.26. Instalatir air minum adalah suatu badan usaha atau perorangan yang bergerak dalam

pekerjaan instalasi air minum dan telah memiliki persyaratan sesuai peraturanperundang-undangan.

27. Terminal Air dan Hidran Umum, yang selanjutnya disebut TAHU, adalah saranapelayanan air minum yang terlebih dahulu ditampung dalam sebuah tangki atau bakdan pengambilannya dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan jerigen ataualat sejenis.

28. Tarif air minum adalah harga air minum untuk setiap meter kubik (m3) yang harusdibayar oleh pelanggan.

Page 113: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -22

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

29. Rekening air minum adalah kewajiban yang harus dibayar oleh pelanggan setiap bulansesuai jumlah pemakaian air ditambah biaya tetap.

BAB IIAZAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Azas penyelenggaraan PDAM meliputi azas kepastian hukum, keterbukaan,partisipatif, akuntabilitas, kepentingan umum, profesionalisme, kesamaan hak ,keseimbangan hak dan kewajiban, efisiensi dan efektifitas.

(2) Tujuan pelayanan air minum adalah untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakatsecara berkesinambungan sesuai standar kesehatan dengan mengutamakan pemerataanpelayanan, mempertimbangkan keterjangkauan masyarakat, membantu danmendorong pertumbuhan perekonomian daerah.

(3) Ruang lingkup pelayanan PDAM meliputi semua bentuk pelayanan yang berkaitandengan air minum dan non air.

BAB IIIPENYELENGGARAAN PELAYANAN AIR MINUM

Bagian PertamaKewenangan

Pasal 3

(1) PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang diberi wewenang untukmenyelenggarakan pelayanan air minum yang dimanfaatkan untuk masyarakat umum.

(2) Untuk melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PDAM memilikitugas sebagai berikut:a. menyediakan pelayanan air minum bagi masyarakat .b. melakukan pemeliharaan terhadap aset PDAM;c. melaksanakan perluasan cakupan pelayanan pada wilayah dimana sumber air tanah

tidak memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air minum;d. mengatur sistem pendistribusian air minum sesuai dengan kapasitas produksi yang

tersedia;e. berpartisipasi dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya air dalam

rangka konservasi lingkungan;f. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam melaksanakan penyelenggaraan pelayanan air minum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) PDAM dapatmengadakan kerjasama dengan pihak ketiga berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Bagian KeduaHak dan Kewajiban PDAM Terhadap Pelanggan

Paragraf 1Hak PDAM

Pasal 4

Dalam penyelenggaraan pelayanan air minum, PDAM mempunyai hak sebagai berikut:

Page 114: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -23

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

a. menagih dan menerima hasil penjualan air dan/atau non air dari pihak lain ataupelanggan;

b. menetapkan dan mengenakan denda terhadap keterlambatan pembayaran tagihan;c. menolak dan/atau menerima permintaan calon pelanggan dengan memperhatikan

kapasitas produksi dan alasan-alasan teknis lainnya;d. menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pelanggan dan eks

pelanggan, atau pihak lain sesuai ketentuan;e. melakukan pemeriksaan atas rangkaian pipa dinas dan pipa persil apabila diperlukan.

Paragraf 2Kewajiban PDAM

Pasal 5

Dalam penyelenggaraan pelayanan air minum PDAM mempunyai kewajiban sebagai berikut:a. mengoperasikan sarana pelayanan air minum secara optimal;b. Apabila dalam jangka waktu 1 X 24 (satu kali dua puluh empat jam) PDAM tidak dapat

memenuhi aliran air setelah mendapat laporan dari pelanggan, maka PDAMmenyediakan kebutuhan air melalui cara lain atau memberitahu kepelanggan tentanggangguan aliran air.

c. memberikan pelayanan air minum kepada pelanggan dengan memperhatikan kualitas,kuantitas dan kontinuitas kecuali dalam keadaan memaksa (force majeure);

d. melaksanakan penggantian meter air secara periodik paling sedikit setiap 5 (lima)tahun, dan apabila sebelum 5 tahun meter air mengalami kerusakan secara teknis ,maka kewajiban PDAM untuk melakukan penggantian meter air;

e. memberitahukan kepada pelanggan tentang adanya gangguan dan hambatan pelayanan;f. melakukan pemeriksaan kualitas air minum;g. melayani dan menindaklanjuti keluhan pelanggan;h. meningkatkan kapasitas air untuk menjaga kontinuitas pendistribusian;i. menyediakan call centre yang aktif selama 24 (dua puluh empat) jam dan kotak pos

pengaduan.

Bagian KetigaPelayanan Umum Air Minum

Pasal 6PDAM memberikan pelayanan untuk kepentingan umum sesuai dengan kemampuan yangmeliputi:

a. menyediakan hidran kebakaran di tempat-tempat tertentu;b. menyediakan loket pembayaran rekening air yang memberikan kemudahan bagi

pelanggan.

Bagian KeempatTata Cara Pelayanan Air Minum

Paragraf 1Pemasangan Baru

Pasal 7

(1) Setiap permohonan pemasangan baru harus diajukan secara tertulis kepada PDAM.

Page 115: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -24

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

(2) Permohonan pemasangan baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakanformulir yang harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap, diberi tanggal, danditandatangani serta melampirkan persyaratan yang ditentukan oleh PDAM.

(3) Permohonan pemasangan baru dapat diterima atau ditolak oleh PDAM.(4) Terhadap permohonan yang diterima, pemasangan sambungan akan dilaksanakan paling

lama 3(tiga) hari kerja setelah permohonan pemasangan baru diterima dan biayapemasangan dilunasi.

(5) Terhadap permohonan pemasangan baru yang ditolak, PDAM memberikan alasan yangjelas secara tertulis paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah pengajuan permohonandan pelunasan biaya disertai pengembalian segala sesuatunya yang menjadi hakpemohon.

Pasal 8

Setiap pemasangan baru pelayanan air minum dikenakan biaya pemasangan sesuai denganPeraturan.

Pasal 9

Untuk pemasangan baru khusus komplek real estate/BTN dan Perkantoran yang belum adajaringan air minumnya/perpipaan, seluruh biaya prasarana dan sarana air minumdibebankan kepada pihak pengembang berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yangdibuat oleh PDAM.

Pasal 10

(1) Untuk pelanggan baru golongan niaga/industri yang melakukan pemasangan pipa persilsendiri dikenakan biaya pengawasan yang besarnya 40% (empat puluh perseratus) dariharga pipa persil yang terpasang.

(2) Pipa persil untuk pelanggan niaga/industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan jaminan selama 3 (tiga) bulan sejak diterimanya berita acara pemeriksaandan pengawasan dalam hal terjadi kebocoran.

(3) Jaminan yang diberikan PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya padakebocoran jaringan perpipaan.

Pasal 11

Pipa dinas, meter air dan instrumennya yang dipergunakan dalam penyambungan airminum ke persil pelanggan, sepenuhnya milik PDAM.

Paragraf 2Pemutusan Sambungan Langganan

Pasal 12

(1) PDAM dapat melakukan pemutusan sambungan kepada pelanggan karena hal-halsebagai berikut:a. menunggak rekening air minum selama 3 (tiga) bulan berturut-turut;b. pelanggaran yang mengakibatkan kerugian bagi PDAM;c. karena permintaan pelanggan.

(2) Pemutusan sambungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:a. pemutusan sementara;b. pemutusan tetap.

Page 116: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -25

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pasal 13

(1) Pemutusan sementara adalah tindakan yang dilakukan PDAM kepada pelanggan berupapencabutan meter air untuk sementara.

(2) Pemutusan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:a. pemutusan sementara selama 2 (dua) bulan karena adanya tunggakan dan atau

adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pelanggan;b. pemutusan sementara atas permintaan sendiri paling lama 6 (enam) bulan dengan

terlebih dahulu melunasi seluruh tunggakan.(3) Pemutusan sementara dapat disambung kembali paling lambat 2 (dua) hari setelah

pelanggan melunasi tunggakan dan denda administrasi ditambah biaya penyambungankembali yang diatur sesuai dengan ketentuan perusahaan.

Pasal 14

(1) Pemutusan tetap adalah pemutusan dari pipa tertier/distribusi.(2) Pemutusan tetap dilakukan apabila:

a. pelanggan tidak menyelesaikan segala kewajibannya dalam jangka waktusebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a;

b. pelanggan tidak memperpanjang masa pemutusan sementara dalam jangka waktusebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf b;

c. atas permintaan pelanggan dengan mengajukan permohonan tertulis untuk berhentimenjadi pelanggan PDAM dengan melunasi segala sesuatu yang menjadi kewajibanpelanggan.

(3) Pemutusan tetap dapat disambung kembali setelah pelanggan melunasi tunggakan dandenda ditambah biaya penyambungan kembali.

BAB IVREKENING AIR MINUM

Bagian PertamaTarif Air Minum

Pasal 15(1) Setiap orang atau badan yang menggunakan jasa pelayanan air minum dikenakan tarif

air minum.(2) Perhitungan dan penetapan tarif air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berdasarkan tarif yang berlaku.

Pasal 16

(1) Besarnya tarif air minum dihitung berdasarkan formulasi sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

(2) PDAM dapat melaksanakan penyesuaian tarif air minum secara berkala yang tata caradan penghitungannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Page 117: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -26

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Bagian KeduaRekening Air Minum

Pasal 17(1) Rekening air minum terdiri atas:

a. jumlah pemakaian air minum pelanggan per meter kubik (m³) dikalikan dengan tarifair;

b. biaya beban tetap yang terdiri atas:1) Biaya Pemeliharaan Meter Air (BPMA);

2) Biaya Administrasi (BA).

(2) Biaya beban tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dalam KeputusanBupati.

(3) Jumlah pemakaian air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dihitungberdasarkan hasil pembacaan meter air selama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila meter air tidak terbaca atau tidak berjalan baik maka jumlah pemakaian airminum dihitung berdasarkan pemakaian rata-rata 3 (tiga) bulan terakhir.

(5) PDAM dapat menyesuaikan biaya beban tetap sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf bsecara berkala yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian KetigaPembayaran Rekening Air Minum

Pasal 18(1) Pembayaran rekening air minum dilakukan pada tempat-tempat yang ditentukan oleh

PDAM.(2) Pembayaran rekening air minum dimulai tanggal 1 (satu) sampai dengan tanggal 20

(dua puluh) setiap bulan.(3) Keterlambatan pembayaran rekening air minum dikenakan denda keterlambatan yang

ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.(4) Besarnya denda keterlambatan dan biaya administrasi segel meter sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dan (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian KeempatBiaya Non Air

Pasal 19

(1) Selain biaya pemasangan baru dan biaya dalam rekening air, kepada pelanggan dapatdikenakan biaya non air yang terdiri atas:a. biaya penyambungan kembali;b. biaya balik nama;c. biaya penggantian meter air atas permintaan pelanggan;d. biaya pindah letak meter;e. biaya tera meter atas permintaan pelanggan ;f. biaya pengujian kualitas air minum;g. biaya beban pelanggan pasif.

(2) Besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan KeputusanDireksi.

Page 118: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -27

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

BAB VHAK DAN KEWAJIBAN PELANGGAN

Bagian PertamaHak Pelanggan

Pasal 20

Pelanggan mempunyai hak sebagai berikut:a. mendapatkan hasil pengujian atas:

1) perhitungan tagihan rekening air minum bulanan;2) kualitas air;3) akurasi meter air.

b. mendapatkan penjelasan atas ketentuan yang telah disepakati pada saat mengajukanpemasangan baru;

c. mendapatkan informasi tentang struktur dan besaran tarif serta tagihand. mendapatkan penggantian meter air apabila berdasarkan hasil tera meter,

menunjukkan kondisi rusak;e. mengajukan permohonan pemutusan sementara atas permintaan sendiri;f. menyampaikan pengaduan tentang layanan air minum yang meliputi:

1) keberatan atas tagihan rekening air minum;2) pendistribusian air minum;3) kualitas air minum4) hal-hal lain yang menyangkut pelayanan air minum.

Bagian KeduaKewajiban Pelanggan

Pasal 21

Pelanggan mempunyai kewajiban sebagai berikut:a. segera melaporkan apabila mengetahui adanya kerusakan pipa dinas atau sarana milik

PDAM lainnya;b. mentaati seluruh ketentuan dan prosedur yang tercantum dalam surat pernyataan yang

ditetapkan oleh PDAM dan peraturan pelayanan air minum;c. bertanggungjawab atas kerusakan atau kehilangan meter air dan rangkaian pipa dinas

yang berada di lingkungan rumah pelanggan;d. melaksanakan pendaftaran atas perubahan kepemilikan rumah atau bangunan dan

dikenakan biaya balik nama;e. memberi kemudahan kepada petugas PDAM dalam melaksanakan tugas kedinasannya di

dalam persil pelanggan;f. bertanggungjawab apabila terjadi pemakaian air besar atau penurunan kualitas air

akibat menggunakan bak penampungan (menara air atau penampungan air di bawahpermukaan tanah/ground reservoir) atau terjadi kebocoran pipa persil (setelah meterair);

Page 119: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -28

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

g. memelihara pipa dinas, segel dinas dan segel meter, meter air serta instrumen metertermasuk kelengkapannya yang berada di dalam persil pelanggan sejak menjadipelanggan;

h. pelanggan sebagai pemilik persil bertanggungjawab penuh atas beban biaya yangditimbulkan oleh pihak lain.

Bagian KetigaPelayanan Pengaduan

Pasal 22

(1) Pelanggan dapat menyampaikan pengaduan tentang pelayanan air minum.(2) PDAM menindaklanjuti pengaduan baik secara teknis maupun administrasi.(3) PDAM memberikan informasi yang diperlukan kepada pihak terkait.(4) Penyelesaian perselisihan antara pelanggan dan PDAM dapat dilaksanakan di luar

pengadilan yang dilakukan melalui azas musyawarah/mufakat atau alternatifpenyelesaian sengketa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VIPENGENDALIANBagian Pertama

LaranganPasal 23

Setiap orang atau badan dilarang:a. menimbun dan atau mendirikan bangunan di atas meter air;b. menggabungkan air PDAM dengan air dari sumber lainnya dalam 1 (satu) saluran pipa

persil;c. mendistribusikan air minum ke luar persil pelanggan;d. menjual air minum kepada pihak lain dengan cara dan dalih apapun kecuali telah

diperjanjikan terlebih dahulu dengan pihak PDAM;e. mendistribusikan air minum dari kran umum atau terminal air dengan segala jenis pipa

dan atau saluran ke rumah ataupun ke pihak lain;f. memindahkan lokasi meter air/hidran tanpa seizin PDAM;g. merusak jaringan pipa, melepas dan menghilangkan segel, membalik arah meter air

atau merusak meter air dan instrumennya;h. menyadap air minum langsung dari pipa distribusi atau pipa dinas tanpa melalui meter

air dan atau mengambil air minum sebelum meter air;i. menyambung kembali saluran air minum (secara illegal), setelah dilakukan pemutusan

sambungan oleh PDAM;j. mengubah ukuran dan letak pipa dinas yang dipasang;k. menjual air minum dari kran umum dengan menggunakan mobil tangki tanpa seizin

PDAM;l. menggunakan pompa hisap langsung dari pipa dan atau cara lain yang menyimpang

dari ketentuan PDAM;

Page 120: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -29

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

m. melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan sumber daya air dansarana/prasarana PDAM, mengganggu upaya pengolahan dan pendistribusian air ataumengakibatkan pencemaran air secara sengaja maupun sebagai akibat kelalaian;

n. melakukan kegiatan di sekitar sumber air yang mengakibatkan kerugian terhadapPDAM dan yang merusak fungsi sumber air secara sengaja maupun sebagai akibatkelalaian;

o. menggunakan logo, atribut, atau mengatasnamakan PDAM di luar kepentingan PDAM.

Bagian KeduaPemeriksaan/Penelitian

Pasal 24

(1) Pengujian meter air dilaksanakan di bengkel meter PDAM dan dapat disaksikan olehpelanggan.

(2) Apabila menurut hasil pengujian terbukti meter air dinyatakan tidak/kurang baik atauterdapat penyimpangan dari semestinya, maka perlu dilakukan penggantian meter airtanpa dipungut biaya dan besaran pemakaian airnya akan diperhitungkan.

(3) Apabila hasil pengujian meter air atas permintaan pelanggan dinyatakan baik, makapelanggan dikenakan biaya pengujian meter air yang besarnya diatur denganKeputusan Direksi.

Bagian KetigaPengawasan

Pasal 25

Pengawasan terhadap pelayanan air minum dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah bersama-sama dengan pelanggan dan masyarakat umum.

BAB VIIPERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 26

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan informasi mengenai gangguanpelayanan PDAM.

(2) Masyarakat berhak untuk memberikan saran secara lisan atau tertulis dalam rangkapeningkatan pelayanan PDAM.

(3) Untuk memenuhi hak masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PDAM wajibmenyediakan sarana yang memadai.

BAB VIIISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 27

(1) Setiap pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23dikenakan sanksi administrasi yang terdiri atas:

a. sanksi denda;

Page 121: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -30

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

b. sanksi polisional.(2) Sanksi polisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. penyegelan meter air;b. pemutusan sambungan langganan yang terdiri atas:

1) pemutusan sementara sambungan langganan;2) pemutusan tetap sambungan langganan.

BAB IXMEKANISME DAN TATA CARA SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 28

(1) Sanksi denda keterlambatan pembayaran rekening adalah dikenakan denda progresifsebagai berikut :

a. Terlambat pembayaran rekening setelah tanggal 20 setiap bulan dikenakan tarifBiaya Keterlambatan (BK) sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Terlambat pembayaran rekening mulai tanggal 1 berikutnya dan seterusnyadikenakan denda tarif progresif.

(2) Sanksi denda administrasi dikenakan kepada pelanggan yang melakukan pelanggaransebagai berikut :a. Menimbun meter air dengan bahan material dan atau mendirikan bangunan di atas

meter air yang mempersulit pelaksanaan tugas petugas PDAM, dikenakan dendasebesar Rp. 250.000,- (Dua ratus lima puluh ribu rupiah).

b. Menggabungkan air PDAM dengan air dari sumber lainnya dalam 1 (satu) saluranpipa persil, dikenakan denda sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta rupiah).

c. Mendistribusikan air minum ke luar persil pelanggan, dikenakan denda sebesar Rp.1.500.000,- (Satu juta lima ratus ribu rupiah).

d. Menjual air minum kepada pihak lain dengan cara dan dalih apapun tanpa seizinPDAM, dikenakan denda sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua juta rupiah).

e. Mendistribusikan air minum dari Kran Umum atau Terminal Air dengan segala jenispipa dan atau saluran ke rumah ataupun ke pihak lain, dikenakan denda sebesarRp.1.500.000,- (Satu juta lima ratus ribu rupiah).

f. Memindahkan Hidran, Kran Umum tanpa seizin PDAM, dikenakan denda sebesarRp.2.000.000,- (Dua juta rupiah).

g. Merusak jaringan pipa, melepas meter air/ segel, membalik arah meter air ataumerusak meter air dan instrumennya, dikenakan denda dengan rumus perhitungan :3 m³/hari x 30 hari x 12 bln x tarif + Rp. 500.000,-

h. Menghilangkan meter air, dikenakan denda sesuai dengan harga meter.i. Menyambung kembali saluran air minum (secara illegal), setelah dilakukan

pemutusan sambungan oleh PDAM , dikenakan denda dengan rumus perhitungan : 3m³/hari x 30 hari x 12 bln x tarif + Rp.500.000,-

j. Mengubah ukuran dan letak pipa dinas yang dipasang, dikenakan denda sebesarRp.3.000.000,- (Tiga juta rupiah).

k. Menjual air minum dari Kran Umum Sosial degan menggunakan Mobil Tangki tanpaseizin PDAM, dikenakan denda tarif Niaga Besar (NB) sesuai pemakaian.

Page 122: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -31

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

l. Menggunakan pompa hisap langsung dari pipa melalui meter air dan atau cara lainyang menyimpang dari ketentuan PDAM, dikenakan denda sebesar Rp. 3.000.000,-(Tiga juta rupiah).

m. Menyadap air minum langsung dari pipa distribusi tanpa melalui meter air dan ataumengambil air minum sebelum meter air, dikenakan denda paling tinggi sebesarRp.50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah).

n. Melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan sumber daya air dansarana/prasarana PDAM, mengganggu upaya pengolahan dan pendistribusian airatau mengakibatkan pencemaran air secara sengaja maupun sebagai akibatkelalaian, dikenakan denda paling tinggi sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima puluh jutarupiah).

o. Menggunakan logo, atribut atau mengatasnamakan PDAM diluar kepentingan PDAM,dikenakan denda paling tinggi sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah).

BAB XKETENTUAN PIDANA

Pasal 29Setiap orang dan atau badan yang melanggar ketentuan Pasal 23, penyelesaiannyadilimpahkan kepada pihak yang berwenang.

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 30

Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannyaakan diatur lebih lanjut.

Pasal 31

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan agar setiap orang dapatmengetahuinya.

Ditetapkan di : Sungai Penuh

Pada tanggal : 01 M e i 2012DIREKSI PDAM TIRTA SAKTI

KABUPATEN KERINCI

Ir. H. NANDANG MUZARDI, MMDIREKTUR UTAMA

Page 123: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -32

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

3.2.3 KeuanganTabel III.2.1

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sakti Kabupaten KeriniLaporan Laba Rugi per 31 Desember 2012 dan 2011

Sumber : PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci, 2013.

PENDAPATANPENDAPATAN USAHA

PENDAPATAN PENJUALAN AIR 15.865.697.820,00 * 14.567.117.335,00Harga Air 12.741.380.320,00 * 12.401.055.835,00Beban Tetap 3.124.317.500,00 * 2.166.061.500,00

PENDAPATAN NON AIR 6.021.050.623,00 * 5.538.680.055,00Pendapatan Sambungan Baru 1.227.931.623,00 * 1.369.525.555,00Pendapatan Denda 374.404.000,00 * 263.876.500,00Pendapatan Penyambungan Kembali 43.575.000,00 * 52.675.000,00Pendapatan Balik Nama - 7.400.000,00Pendapatan Sewa HU - 2.110.000,00Pendapatan Jasa Perbaikan - 3.070.000,00Pendapatan Pindah Lokasi - 3.600.000,00Pendapatan AMDK 4.375.140.000,00 * 3.836.423.000,00

PENDAPATAN KEMITRAAN - -PENDAPATAN AIR LIMBAH - -

JUMLAH PENDAPATAN USAHA 21.886.748.443,00 * 20.105.797.390,00PENDAPATAN LAIN-LAIN 18.410.452,94 * 354.794.539,00

21.905.158.895,94 * 20.460.591.929,00

BEBANBEBAN OPERASIONAL

Beban Sumber Air 56.216.100,00 * 77.258.670,00Beban Pegawai 9.268.337.255,00 * 8.867.025.346,00Beban Listrik 1.387.289.332,00 * 1.130.933.395,00Beban BBM 74.229.525,00 * 120.446.040,00Beban Pemakaian Bahan Kimia 685.974.437,00 * -Beban Pemeliharaan 689.506.387,90 * -Beban Pemakaian Bahan Pembantu 82.998.900,00 * -Beban Penyusutan/Penyisihan/Amortisasi 3.760.720.507,75 * 2.820.556.797,00Beban Operasional Lainnya 2.038.633.337,37 * 7.981.484.637,00

JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 18.043.905.782,02 * 20.997.704.885,00BEBAN NON OPERASIONAL 4.212.559.396,00 428.217.359,00

22.256.465.178,02 * 21.425.922.244,00

LABA/RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (351.306.282,08) * (965.330.315,00)PAJAK PENGHASILAN - -

LABA/RUGI BERSIH (351.306.282,08) * (965.330.315,00)

JUMLAH PENDAPATAN

JUMLAH BEBAN

URAIAN 31 DESEMBER 201131 DESEMBER 2012

Page 124: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -33

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

ASET LANCAR 6.258.992.231,16 * 5.388.589.902,00KAS DAN BANK 1.320.843.180,64 * 974.142.569,00

Kas 10.122.976,00 13.624.317,00Bank 1.310.720.204,64 960.518.252,00

INVESTASI JANGKA PENDEK 400.000.000,00 * -Deposito 400.000.000,00 -Surat Berharga - -

PIUTANG USAHA (NET) 3.004.183.036,75 * 2.442.511.418,00Piutang Rekening Air 3.799.764.140,00 3.353.502.632,00Piutang Rekening Non Air 35.885.960,50 37.930.836,00Piutang AMDK 892.370.700,00 682.625.170,00Penyisihan Piutang Usaha (1.723.837.763,75) (1.631.547.220,00)

PIUTANG NON USAHA (NET) 7.080.250,00 * 7.080.250,00Piutang Non Usaha 7.080.250,00 7.080.250,00Penyisihan Piutang Non Usaha - -

PERSEDIAAN 1.452.257.598,09 * 1.922.114.249,00Persediaan Bahan Operasi Kimia 121.457.800,50 165.468.738,00Persediaan Bahan Operasi Lainnya 2.020.050,00 5.338.575,00Persediaan Bahan Instalasi 997.827.295,59 1.203.156.107,00Persediaan Operasional AMDK 330.952.452,00 397.806.329,00Persediaan Barang Jadi AMDK 150.344.500,00Persediaan Lain-Lain - -Akumulasi Penurunan Nilai - -

PEMBAYARAN DIMUKA 74.628.165,68 * 42.741.416,00INVESTASI JANGKA PANJANG - -

Deposito Berjangka Lebih dari 1 tahun - -Penyertaan - - -Investasi jangka panjang lainnya - -

PROPERTI INVESTASI - -Nilai Perolehan - -Akumulasi Penyusutan - -Akumulasi Penurunan Nilai - -

ASET TETAP 69.364.649.795,91 * 34.620.563.624,91 * 53.590.911.412,00 22.472.391.752,00Tanah dan Penyempurnaan Tanah 580.865.775,00 539.365.775,00Instalasi Sumber Air 2.817.300.684,00 2.783.432.884,00Instalasi Pompa 1.038.916.081,00 966.026.081,00Instalasi Pengolahan Air 20.342.227.415,00 8.778.150.915,00Instalasi Transmisi dan distribusi 40.073.474.362,91 36.335.750.079,00Bangunan/Gedung 1.710.345.154,00 1.700.362.654,00Peralatan dan Perlengkapan 302.588.248,00 295.014.248,00Kendaraan/alat Pengangkutan 1.265.086.591,00 1.081.486.591,00Inventaris/Perabot Kantor 1.233.845.485,00 1.111.322.185,00Akumulasi Penyusutan (34.744.086.171,00) * (31.118.519.660,00)

Akumulasi Penyusutan Inst. Sumber Air (1.031.750.546,00) (882.478.474,00)Akumulasi Penyusutan Instalasi Pompa (673.761.453,00) (621.006.954,00)Akumulasi Penyusutan Inst. Pengolahan Air (7.210.991.851,00) (6.484.572.714,00)Akum.Penyusutan Inst. Trans. & Dist. (22.816.912.932,00) (20.714.760.559,00)Akumulasi Penyusutan Bangunan/ Gedung (755.174.762,00) (542.675.469,00)Akum.Penyusutan Peralatan & Perlengkapan (278.433.563,00) (255.063.959,00)Akum.Peny. Kendaraan/Alat Pengangkutan (999.048.080,00) (777.010.578,00)Akum.Peny. Inventaris/Perabot Kantor (978.012.984,00) (840.950.953,00)

Akumulasi Penurunan Nilai - -ASET TETAP LEASING - -

Nilai Perolehan - -Akumulasi Penyusutan - -

ASET LAIN-LAIN 872.050.000,00 * 872.050.000,00Aset Tetap dalam Penyelesaian - -Uang Jaminan - -Pembayaran dimuka pembagian laba kepada Pemda 872.050.000,00 872.050.000,00Aset Tidak Berwujud - -

TOTAL ASET 41.751.605.856,07 * 28.733.031.654,00

31 Desember 201131 Desember 2012URAIANASET

Tabel III.2.2Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sakti Kabupaten Kerini

Neraca Komparatif per 31 Desember 2012 dan 2011

Page 125: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum III -34

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1.497.230.807,74 * 2.409.466.323,00UTANG USAHA 744.347.146,00 * 1.458.420.779,00UTANG NON USAHA - -BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 9.365.130,00 * 4.275.400,00PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA - -PINJAMAN JANGKA PENDEK - -

Pinjaman/Kredit Bank Jangka Pendek - -Pinjaman Jangka Pendek Lainnya - -

UTANG PAJAK 419.886.919,00 * 299.506.919,00PINJAMAN JANGKA PENDEK LAINNYA - -KEWAJIBAN JANGKA PANJANG YG TELAH JATUH TEMPO 323.631.612,74 * 647.263.225,00

Pokok Pinjaman dari Pemerintah Pusat yang Telah Jatuh Tempo 323.631.612,74 647.263.225,00Bunga Pinjaman dari Pemerintah Pusat yang Telah Jatuh Tempo

KEWAJIBAN IURAN PENSIUN - -KEWAJIBAN JANGKA PENDEK LAINNYA - -

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 17.859.411.917,58 * 17.859.411.918,00PINJAMAN DALAM NEGERI 17.859.411.917,58 * 17.859.411.918,00

Pokok Pinjaman dari Pemerintah Pusat 16.888.517.080,75 16.888.517.081,00Bunga Pinjaman yang Belum Jatuh Tempo 970.894.836,83 970.894.837,00

PINJAMAN LUAR NEGERI - -Bunga Masa Tenggang-Pinjaman Dalam Negeri - -Bunga Masa Tenggang-Pinjaman Luar Negeri - -

UTANG LEASING - -KEWAJIBAN LAIN-LAIN - -

PENDAPATAN YANG DITANGGUHKAN - -CADANGAN DANA - -UANG JAMINAN LANGGANAN - -

19.356.642.725,32 * 20.268.878.241,00

KEKAYAAN PEMDA YANG DIPISAHKAN - -Kekayaan Asal Anggaran Belanja Daerah - -Kekayaan Asal Dana Pembangunan Daerah - -

PENYERTAAN PEMERINTAH PUSAT 40.748.626.782,00 * 26.736.414.782,00Penyertaan Yang Telah Ditetapkan Statusnya - -Penyertaan Yang Belum Ditetapkan Statusnya 40.748.626.782,00 * 26.736.414.782,00

MODAL 7.752.038.043,20 * 7.482.134.043,00MODAL HIBAH 56.920.000,00 * 56.920.000,00SELISIH PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP - -CADANGAN - -

CADANGAN UMUM - -CADANGAN TUJUAN - -

LABA DITAHAN/(AKUMULASI KERUGIAN) (25.811.315.412,37) * (24.845.985.097,00)LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN (351.306.282,08) * (965.330.315,00)

22.394.963.130,75 * 8.464.153.413,0041.751.605.856,07 * 28.733.031.654,00

URAIAN 31 Desember 201131 Desember 2012

TOTAL MODAL DAN KEWAJIBAN

MODAL DAN CADANGAN

KEWAJIBAN

TOTAL KEWAJIBAN

TOTAL MODAL DAN CADANGAN

lanjutan...

Page 126: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -1

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

4.1. Kriteria Perencanaan4.1.1. Unit Air Baku

Tentukan kebutuhan air berdasarkan:

a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode perencanaan

untuk perhitungan kebutuhan domestic

b. Identifikasi jenis penggunaan nondomestik sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2 tentang Tata

Cara Perencanaan Plambing

c. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2 tentang

Tata Cara Perencanaan Plambing

d. Perhitungan kebutuhan air domestil dan nondomestik berdasarkan perhitungan butir a,

b dan c

e. Kehilangan air fisik/teknis maksimal 15% dengan komponen utama penyebab kehilangan

atau kebocoran air sebagai berikut:

Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk

Page 127: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -2

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kebocoran dan luapan pada tangki reservoir

Kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan

Sedangkan kehilangan nonteknis dan konsumsi resmi tak berekening diminiminalkan

hingga mendekati nol.

Kebutuhan air baku rata-rata dihitung berdasarkan jumlah perhitungan kebutuhan air

domestik, non domestik dan air tak berekening. Rencana alokasi air baku dihitung 130%

dari kebutuhan air baku rata-rata.

Unit Air Baku dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan pengambilan

/ penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pengadaan, dan/atau

sarana pembawa serta perlengkapannya. Unit air baku merupakan sarana pengambilan

dan/atau penyedia air baku

Ketentuan Teknis

1) Air Baku

Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi: mata air, air

tanah, air permukaan dan air hujan

2) Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pengambilan Air Baku :

a) Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai : mata air, debit, kualitas air,

pemanfaatan.

b) Perhitungan debit sumber air baku

1. Pengukuran debit mata air, menggunakan:

a. Pengukuran debit dengan pelimpah.

Alat ukur pelimpah yang dapat digunakan. Alat ukur Thomson berbentuk V

dengan sudut celah 30º, 45º, 60º, 90º.

Alat ukur Thomson sudut celah 90º dengan rumus:

Q = 1,417. H 3/2

dimana:

Q = debit aliran (m³/detik)

H = tinggi muka air dari ambang

1,417 = konstanta konversi waktu (perdetik)

b. Penampung dan pengukuran volume air dengan mengukur lamanya (t) air

mengisi penampungan air yang mempunyai volume tertentu:

Page 128: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -3

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

)det/()( ikLt

AxHQDebit

VAQ .

Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam penampangan yang

mempunyai luas tertentu (A) dalam jangka waktu tertentu maka dapat

dihitung :

2. Potensi Air Tanah

a) perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui survei terhadap

10 buah sumur gali yang bisa mewakili kondisi air tanah dangkal di desa

tersebut.

b) Perkiraan potensi sumur tanah dalam dapat diperoleh informasi data dari

instansi terkait, meliputi: kedalaman sumur, kualitas air dan kuantitas serta

konstruksinya.

3. Perhitungan debit air permukaan terdiri dari:

a) Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai dilakukan dengan

mengukur luas potongan melintang penampang basah sungai dan kecepatan

rata-rata alirannya, dengan rumus:

dimana:

Q = debit (m³/detik)

A = luas penampang basah (m²)

R = jari-jari hidrolik (m)

S = kemiringan/slope

m = koefisien Bazin

)det/()( ikLt

npenampungaVolumeQairDebit

SRCV ..

R

mChezykoefisienC

1

6,157

Page 129: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -4

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Selain pengukuran perlu diperoleh data-data lain dan informasi yang dapat

diperoleh dari penduduk. Data-data yang diperlukan meliputi debit aliran,

pemanfaatan sungai, tinggi muka air minimum dan tinggi muka air

maksimum.

b) Perhitungan debit air danau

Perhitungan debit air danau dilakukan berdasarkan pengukuran langsung.

Cara ini dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan fluktuasi tinggi

muka air selama minimal 1 tahun. Besarnya fluktuasi debit dapat diketahui

dengan mengalikan perbedaan tinggi air maksimum dan minimum dengan

luas muka air danau.

Pengukuran ini mempunyai tingkat ketelitian yang optimal bila dilakukan

dengan periode pengamatan yang cukup lama. Data-data di atas dapat

diperoleh dari penduduk setempat tentang fluktuasi yang pernah terjadi

(muka air terendah).

c) Perhitungan debit embung

Pengukuran debit yang masuk ke dalam embung dapat dilakukan pada saat

musim penghujan, yaitu dengan mengukur luas penampang basah

sungai/parit yang bermuara di embung dan dikalikan dengan kecepatan

aliran.

Sedangkan volume tampungan dapat dihitung dengan melihat volume

cekungan untuk setiap ketinggian air. Volume cekungan dapat dibuat pada

saat musim kering (embung tidak terisi air) yaitu dari hasil pemetaan

topografi embung dapat dibuat lengkung debit (hubungan antara tinggi air

dan volume).

3) Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan:

a) Penempatan bangunan penyadap (intake) harus aman terhadap polusi yang

disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan mahluk hidup lain);

b) Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam

pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-

lain);

c) Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai,

terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up-

lift);

d) Penempatan bangunan pengambilan disusahakan dapat menggunakan sistem

gravitasi dalam pengoperasiannya;

Page 130: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -5

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

e) Dimensi bangunan pengabilan harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum

harian;

f)Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan fluktuasi

ketinggian muka air;

g) Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik

sumber air baku;

h) Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur pakai (lifetime)

minimal 25 tahun;

i) Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan material

lokal atau disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar.

4) Tipe Bangunan Pengambilan Air Baku

a) Sumber air baku mata air

Bangunan Pengambilan air baku untuk mata air secara umum dibedakan

menjadi bangunan penangkap dan bangunan pengumpul atau sumuran:

1. Bangunan penangkap

a. Pertimbangan pemilihan bangunan penangkap adalah pemunculan mata

air cenderung arah horisontal dimana muka air semula tidak berubah,

mata air yang muncul dari kaki perbukitan; apabila keluaran mata air

melebar maka bangunan pengambilan perlu dilengkapi dengan

konstruksi sayap yang membentang di outlet mata air.

b. Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air

bersih, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan

lain-lain), peluap(overflow), penguras (drain), bangunan pengukur

debit, konstruksi penahan erosi, lubang periksa (manhole), saluran

drainase keliling, pipa ventilasi.

2. Bangunan pengumpul atau sumuran

a. Pertimbangan pemilihan bangunan pengumpul adalah pemunculan

mata air cenderung arah vertikal, mata air yang muncul pada daerah

datar dan membentuk tampungan, apabila outlet mata air pada suatu

tempat maka digunakan tipe sumuran, apabila outlet mata air pada

beberapa tempat dan tidak berjatuhan maka digunakan bangunan

pengumpul atau dinding keliling.

b. Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air

bersih, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan

lain-lain), peluap(overflow), penguras (drain), bangunan pengukur

Page 131: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -6

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

debit, konstruksi penahan erosi, lubang periksaan (manhole), saluran

drainase keliling, pipa ventilasi.

b) Sumber Air Baku Air Tanah

Pemilihan bangunan pengambilan air tanah dibedakan menjadi sumur dangkal

dan sumur dalam

1. Sumur dangkal

a. Pertimbangan pemilihan sumur dangkal adalah secara umum kebutuhan

air di daerah perencanaan kecil; potensi sumur dangkal dapat

mencukupi kebutuhan air bersih di daerah perencanaan (dalam kondisi

akhir musim kemarau/kondisi kritis).

b. Perlengkapan bangunan sumur dangkal dengan sistem sumur gali,

meliputi: ring beton kedap air, penyekat kontaminasi dengan air

permukaan tiang beton, ember/pompa tangan. Sedangkan

perlengkapan sumur dangkal dengan sistem sumur pompa tangan (SPT)

meliputi pipa tegak (pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok reducer.

2. Sumur dalam

a. Pertimbangan pemilihan sumur dalam adalah secara umum kebutuhan

air di daerah perencanaan cukup besar; di daerah perencanaan potensi

sumur dalam dapat mencukupi kebutuhan air minum daerah

perencanaan sedangkan kapasitas air dangkal tidak memenuhi.

b. Sumur dalam sumur pompa tangan (SPT) dalam meliputi pipa tegak

(pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok reducer. Sumur pompa

benam (submersible pump) meliputi pipa buta, pipa jambang,

saringan, pipa observasi, pascker socket/reducer, dop socket, tutup

sumur, batu kerikil.

c) Sumber air baku air permukaan

Pemilihan bangunan pengambilan air permukaan dibedakan menjadi :

a. Bangunan penyadap

(Intake) bebas

1. Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap

(intake) bebas adalah fluktuasi muka air tidak

terlalu besar, ketebalan air cukup untuk

dapat masuk inlet.

2. Kelengkapan bangunan pada bangunan

penyadap (intake) bebas adalah saringan

Page 132: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -7

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

sampah, inlet, bangunan pengendap,

bangunan sumur

b. Bangunan penyadap

(Intake) dengan bendung

1. Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap

(intake) dengan bendung adalah ketebalan air

tidak cukup untuk intake bebas.

2. Kelengkapan bangunan penyadap (intake)

dengan bendung adalah saringan sampah,

inlet, bangunan sumur, bendung, pintu bilas.

c. Saluran Resapan

(Infiltration galleries)

1. Pertimbangan pemilihan saluran resapan

(Infiltration galleries) adalah ketebalan air

sangat tipis, sedimentasi dalam bentuk

lumpur sedikit, kondisi tanah dasar cukup

poros (porous), aliran air bawah tanah cukup

untuk dimanfaatkan, muka air tanah terletak

maksimum 2 meter dari dasar sungai.

2. Kelengkapan bangunan pada saluran resapan

(Infiltration galleries) media infiltrasi: pipa

pengumpul berlubang, sumuran.

4.1.2. Unit Transmisi

Perencanaan teknis unit transmisi mengoptimalkan jarak antara unit air baku

menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan distribusi

sependek mungkin, terutama untuk sistem transimisi distribusi (pipa transmisi dari unit

produksi menuju reservoir).

─ Karena transmisi distribusi debit aliran untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan

pipa transmisi air baku kebutuhan maksimum harian.

─ Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa dibawah level

garis hidrolis untuk menjamin aliran sesuai harapan.

─ Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan pipa pada

bagian belokan baik dalam bentuk belokan arah vertikal maupun belokan arah

horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal dalam

pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan kerusakan

pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara berlebihan.

Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu mengendalikan

pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran tertutup dalam suatu pipa

Page 133: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -8

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air secara tiba-tiba yang menyebabkan

pecahnya pipa transmisi atau berubahnya posisi pipa transmisi dari posisi semula.

Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif besar dari

diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND-1000 mm perlu dilengkapi dengan

aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.

Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum

1. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi dalam

pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi udara

dalam pipa akan terjadi.

2. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan berlebih

yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.

3. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi lumpur

atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik-titik terendah

dalam setiap segmen pipa transmisi.

4. Katup ventilasi udara (Air Valve) perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna

menghindari terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan negatif

atau kondisi vakum udara.

Tabel IV.1.1Kriteria Pipa Transmisi

Page 134: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -9

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit hari

maksimum. Perioda operasi pompa antara 20–24 jam per hari.

Tabel IV.1.2Besar Debit dan Jumlah Pompa

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -9

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit hari

maksimum. Perioda operasi pompa antara 20–24 jam per hari.

Tabel IV.1.2Besar Debit dan Jumlah Pompa

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -9

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit hari

maksimum. Perioda operasi pompa antara 20–24 jam per hari.

Tabel IV.1.2Besar Debit dan Jumlah Pompa

Page 135: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -10

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel IV.1.3Ketentuan Teknis Pipa Transmisi

PERENCANAAN JALUR PIPATRANSMISI PENENTUAN DIMENSI PIPA BAHAN PIPA(SNI)

1. Jalur pipa sependek mungkin;

2. Menghindari jalur yang

mengakibatkan konstruksi sulit

dan mahal;

3. Tinggi hidrolis pipa minimum 5

m diatas pipa, sehingga cukup

menjamin operasi air valve;

4. Menghindari perbedaan elevasi

yang terlalu besar sehingga

tidak ada perbedaan kelas

pipa.

1. Pipa harus direncanakan

untuk mengalirkan debit

maksimum harian;

2. Kehilangan tekanan dalam

pipa tidak lebih air 30% dari

total tekanan statis (head

statis) pada sistem

transmisi dengan

pemompaan. Untuk sistem

gravitasi, kehilangan

tekanan maksimum 5

m/1000 m atau sesuai

dengan spesifikasi teknis

pipa

1. Spesifikasi pipa PVC mengikuti

standar SNI 03-6419-2000 tentang

Spesifikasi Pipa PVC bertekanan

berdiameter 110-315 mm untuk

Air Bersih dan SK SNI S-20-1990-

2003 tentang Spesifikasi Pipa PVC

untuk Air Minum.

2. SNI 06-4829-2005 tentang Pipa

Polietilena Untuk Air Minum;

3. Standar BS 1387-67 untuk pipa

baja kelas medium.

4. Fabrikasi pipa baja harus sesuai

dengan AWWA C 200 atau SNI-07-

0822-1989 atau SII 2527-90 atau

JIS G 3452 dan JIS G 3457.

5. Standar untuk pipa ductile

menggunakan standar dari ISO

2531 dan BS 4772.

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

4.1.3. Unit Produksi

Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan kebutuhan hari puncak yang besarnya

berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata. Penyusunan perencanaan teknis unit produksi

didasarkan pada kajian kualitas air yang akan diolah (kondisi rata-rata dan terburuk yang

mungkin terjadi dijadikan sebagai acuan dalam penetapan proses pengolahan air

dikaitkan dengan sasaran standar kualitas air minum (output).

Rangkaian proses pengolahan air umumnya : satuan operasi dan satuan proses yaitu untuk

memisahkan material kasar, material tersuspensi, material terlarut, proses netralisasi dan

proses desinfeksi.

Unit produksi dapat terdiri dari :

Unit koagulasi

Unit flokulasi

Unit sedimentasi

Page 136: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -11

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Unit filtrasi

Unit netralisasi

Unit desinfeksi

Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:

SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir lambat;

SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air Sistem

Konvensional Dengan Struktur Baja;

SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Penjernihan Air.

Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi

Tabel IV.1.4Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi

SURVEI DAN PENGKAJIAN PERHITUNGAN GAMBAR

1. penyelidikan tanah

2. survei dan pengkajian lokasi IPA

3. survei dan pengkajian topografi

4. survei dan pengkajian

ketersediaan bahan konstruksi

5. survei dan pengkajian

ketersediaan peralatan elektro

6. survei dan pengkajian sumber

daya energi

Perhitungan mengacu pada

tata cara perancangan

teknis unit produksi

1. gambar jaringan pipa transmisi

2. gambar lokasi/tata letak IPA

3. gambar lokasi reservoir

4. gambar detail konstruksi

• pipa transmisi

• reservoir

• IPA

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

Penyusunan perencanaan teknis unit produksi didasarkan pada kajian kualitas air

yang akan diolah (kondisi rata-rata dan terburuk yang mungkin terjadi dijadikan sebagai

acuan dalam penetapan proses pengolahan air dikaitkan dengan sasaran standar kualitas

air minum (output).

Rangkaian proses pengolahan air umumnya : satuan operasi dan satuan proses yaitu

untuk memisahkan material kasar, material tersuspensi, material terlarut, proses

netralisasi dan proses desinfeksi.

Unit produksi dapat terdiri dari :

Unit koagulasi

Unit flokulasi

Unit sedimentasi

Unit filtrasi

Page 137: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -12

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Unit netralisasi

Unit desinfeksi

Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:

SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir lambat;

SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air Sistem

Konvensional Dengan Struktur Baja;

SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Penjernihan Air.

4.1.4. Unit Distribusi

Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya

berkisar 115%-300% dari kebutuhan rata-rata. Air yang dihasilkan dari IPA dapat ditampung

dalam reservoir air yang berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi dengan

kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan sebagai

penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir air dibangun baik dengan

konstruksi baja maupun konstruksi beton bertulang.

Jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk jaringan tertutup

(loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution system), atau

kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system). Bentuk jaringan pipa distribusi

ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah

pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.

Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-out) sistem

distribusi adalah sebagai berikut:

Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah

pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air;

Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan;

Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya,

diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayah pelayanan relatif

datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi dengan menara air,

atau penambahan pompa penguat (booster pump);

Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m,

wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa sehingga memenuhi

persyaratan tekanan minimum. Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan dapat

Page 138: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -13

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan

tekanan dapat digunakan pompa penguat.

Perpipaan Transmisi Air Minum dan Distribusi

a. Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat menggunakan

formula:

Q = V x A

A = 0,785 D2

Dimana

Q : debit (m3/detik)

V : kecepatan pengaliran (m/detik)

A : luas penampang pipa (m2)

D : diameter pipa (m)

b. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan tinggi

dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas AW, 8 s/d 10

kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa lain yang telah

memiliki SNI atau standar internasional setara.

c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan zona

pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani, penggambaran

dilakukan skala maksimal 1:5.000.

Tabel IV.1.5Kriteria Pipa Distribusi

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -13

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan

tekanan dapat digunakan pompa penguat.

Perpipaan Transmisi Air Minum dan Distribusi

a. Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat menggunakan

formula:

Q = V x A

A = 0,785 D2

Dimana

Q : debit (m3/detik)

V : kecepatan pengaliran (m/detik)

A : luas penampang pipa (m2)

D : diameter pipa (m)

b. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan tinggi

dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas AW, 8 s/d 10

kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa lain yang telah

memiliki SNI atau standar internasional setara.

c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan zona

pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani, penggambaran

dilakukan skala maksimal 1:5.000.

Tabel IV.1.5Kriteria Pipa Distribusi

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -13

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan

tekanan dapat digunakan pompa penguat.

Perpipaan Transmisi Air Minum dan Distribusi

a. Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat menggunakan

formula:

Q = V x A

A = 0,785 D2

Dimana

Q : debit (m3/detik)

V : kecepatan pengaliran (m/detik)

A : luas penampang pipa (m2)

D : diameter pipa (m)

b. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan tinggi

dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas AW, 8 s/d 10

kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa lain yang telah

memiliki SNI atau standar internasional setara.

c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan zona

pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani, penggambaran

dilakukan skala maksimal 1:5.000.

Tabel IV.1.5Kriteria Pipa Distribusi

Page 139: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -14

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

Pipa Distribusi

1. Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi

Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan

pertimbangan:

Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling

menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang saling

berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk sistem

tertutup, kecuali bila konsumen jarang

Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah (lay-out)

pipa berbentuk cabang

Keadaantopografi dan batas alamwilayahpelayanan

Tata gunalahanwilayahpelayanan

2. Komponen Jaringan Distribusi

Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan

pengendalian kehilangan air

(a) Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area pelayanan

dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi

utama (distribusi primer). Pembentukan zona distribusi didasarkan pada batas alam

(sungai, lembah, atau perbukitan) atau perbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter

antara zona pelayanan dimana masyarakat terkonsentrasi atau batas administrasi.

Pembentukan zona distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga tekanan

minimum yang relatif sama pada setiap zona. Setiap zona distribusi dalam sebuah

wilayah pelayanan yang terdiri dari beberapa Sel Utama (biasanya 5-6 sel utama)

dilengkapi dengan sebuah meter induk.

(b)Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian pipa distribusi

yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah pelayanan SPAM.

(c) Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa yang

menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.

(d) Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang

membentuk jaringan tertutup Sel Utama.

(e) Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi pembagi

dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa pelayanan dilakukan

melalui Clamp Sadle.

Page 140: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -15

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

(f) Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona distribusi

dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang membentuk

suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk beberapa Sel Dasar

dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama biasanya dibentuk bila jumlah

sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.

3. Bahan Pipa

Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia. Hal

yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang terwakili untuk menguji

mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang dapat mewakili

tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552-1991 tentang Metode

Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau standar lain yang berlaku.

4. Diameter Pipa Distribusi

Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak dengan

sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran jaringan pipa

mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan tiga buah hidran

kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak antara hidran maksimum

300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung pada jumlah penduduk

wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan dapat digunakan tabel dibawah ini :

Tabel IV.1.6Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan jaringan Pipa Distribusi

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

Tabel 4.7Diameter Pipa Distribusi

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -15

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

(f) Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona distribusi

dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang membentuk

suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk beberapa Sel Dasar

dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama biasanya dibentuk bila jumlah

sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.

3. Bahan Pipa

Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia. Hal

yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang terwakili untuk menguji

mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang dapat mewakili

tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552-1991 tentang Metode

Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau standar lain yang berlaku.

4. Diameter Pipa Distribusi

Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak dengan

sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran jaringan pipa

mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan tiga buah hidran

kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak antara hidran maksimum

300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung pada jumlah penduduk

wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan dapat digunakan tabel dibawah ini :

Tabel IV.1.6Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan jaringan Pipa Distribusi

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

Tabel 4.7Diameter Pipa Distribusi

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -15

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

(f) Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona distribusi

dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang membentuk

suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk beberapa Sel Dasar

dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama biasanya dibentuk bila jumlah

sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.

3. Bahan Pipa

Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia. Hal

yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang terwakili untuk menguji

mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang dapat mewakili

tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552-1991 tentang Metode

Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau standar lain yang berlaku.

4. Diameter Pipa Distribusi

Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak dengan

sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran jaringan pipa

mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan tiga buah hidran

kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak antara hidran maksimum

300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung pada jumlah penduduk

wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan dapat digunakan tabel dibawah ini :

Tabel IV.1.6Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan jaringan Pipa Distribusi

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

Tabel 4.7Diameter Pipa Distribusi

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

Page 141: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -16

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metoda hardy-

cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus dianalisis

dengan bantuan program komputer.

2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus Hazen

Williams :

Hf = 10,66-1,85 D-4,87 L

Kecepatan aliran dengan rumus:

V = 0,38464 C.D 0,63 I 0,54

Debit aliran dihitung dengan rumus:

Q = 0,27853 C.D 2,63 I 0,54

Dimana:

Q = debit air dalam pipa (m³/detik)

C = koefisien kekasaran pipa

D = diameter pipa (m)

S = slope/kemiringan hidrolis

Ah = kehilangan tekanan (m)

L = panjang pipa (m)

V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)

A = luas penampang pipa (m³)

Perlengkapan Jaringan Pipa Distribusi :

a. Katup/valve

Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang pada:

lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;

setiap percabangan;

pipa outlet pompa;

pipa penguras atau wash out

Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup Gerbang

(Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).

b. Katup penguras (Wash Out/Blow Off)

Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung jalur

pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan

Page 142: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -17

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

c. Katup Udara (Air Valve)

Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa dengan

perletakan ¼ panjang bentang pipa dari arah aliran, pada jalur lurus setiap jarak

tertentu.

d. Hidran Kebakaran

Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidran maksimum tidak

boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran kran komersil

e. Bak Pelepas Tekan (BPT)

Bak pelepas tekan (BPT) merupakan salah satu bangunan penunjang pada jaringan

transmisi atau pipa distribusi. BPT berfungsi untuk menghilangkan tekanan lebih yang

terdapat pada aliran pipa, yang dapat mengakibatkan pipa pecah.

f. Jembatan Pipa

a) Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang

sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan tanah/sungai.

b) Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa baja atau

pipa Ductile Cast Iron (DCIP).

c) Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.

d) Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari titik

masuk jembatan pipa.

g. Syphon

Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang di

bawah dasar sungai/saluran.

Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipa baja atau pipa

Ductile Cast Iron (DCIP).

Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadap pipa transmisi

atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok beton penahan

sebagai pondasi.

Bagian pipa yang menyeberang/berada di bawah dasar sungai/saluran harus diberi

pelindung.

h. Manhole

a) Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap perlengkapan-

perlengkapan tertentu pada jaringan distribusi.

b) Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air, pemasangan katup, dan

sebagainya.

i. Thrust Block

Page 143: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -18

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

1. Berfungsi sebagai pondasi bantalan/dudukan perlengkapan pipa seperti bend, tee,

Katup (valve) yang berdiameter lebih besar dari 40 mm.

2. Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang yaitu pada:

Belokan pipa.

Persimpangan/percabangan pipa.

Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon.

Perletakan valve/katup.

3. Dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.

4.1.5. Unit Pelayanan

Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum, terminal air, hidran

kebakaran dan meter air

1) Sambungan Rumah

Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan perlengkapannya,

dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air. Fungsi utama dari sambungan

rumah adalah:

mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;

untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.

Perlengkapan minimal yang harus ada pada sambungan rumah adalah:

bagian penyadapan pipa;

meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;

katup pembuka/penutup aliran air;

pipa dan perlengkapannya.

2) Hidran/Kran Umum

Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan meteran air

berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana. KU menggunakan pipa

pelayanan dengan diameter ¾”–1” dan meteran air berukuran ¾”. Panjang pipa

pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di lapangan/pelanggan.

Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan merupakan pekerjaan sipil yang

sederhana meliputi pembuatan bantalan beton, meteran air, penyediaan kotak

pengaman dan batang penyangga meteran air dari plat baja beserta anak kuncinya,

pekerjaan pemasangan, plesteran dan lain-lain sesuai gambar rencana.

Instalasi KU dibuat sesuai gambar rencana dengan ketentuan sebagai berikut:

lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah

Page 144: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -19

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai saluran air

kotor/selokan terdekat yang ada

KU dilengkapi dengan meter air diameter ¾”

3) Hidran Kebakaran

Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan untuk

mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemadam kebakaran atau

pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant) pada umumnya dipasang pada

setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada kondisi daerah/peruntukan dan

kepadatan bangunannya.

Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu:

Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari kran kebakaran.

Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi air.

Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran. Dengan menutup

katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran ini tidak berisi air.

Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:

Bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran

Badan hidran

Kepala hidran

Katup hidran

4.2. Standar Kebutuhan AirTingkat pemakaian air per orang sangat bervariasi antara suatu daerah dengan

daerah lainnya, sehingga secara keseluruhan penggunaan air dalam suatu sistem

penyediaan air minum juga akan bervariasi. Bervariasinya pemakaian air ini disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain: iklim, standar hidup, aktivitas masyarakat, tingkat sosial

dan ekonomi, pola serta kebiasaan masyarakat dan hari libur.

Berhubungan dengan fluktuasi pemakaian air ini, terdapat tiga macam pengertian, yaitu:

a. Kebutuhan rata-rata

Pemakaian air rata-rata dalam satu hari adalah pemakaian air dalam setahun dibagi

dengan 365 hari.

b. Kebutuhan maksimum (Qmax)

Fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari dalam satu tahun sangat bervariasi dan

terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan hari lainnya.

Page 145: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -20

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kebutuhan air pada hari maksimum digunakan sebagai dasar perencanaan untuk

menghitung kapasitas bangunan penangkap air, perpipaan transmisi dan Instalasi

Pengolahan Air (IPA). Faktor hari maksimum (fm) berkisar antara 1,1 sampai 1,5

(Lampiran III Permen PU NO. 18 Tahun 2007). Dalam penyusunan Rencana Induk SPAM

Kawasan Perkotaan Bandung Raya, faktor hari maksimum (fm) yang digunakan sebagai

kriteria desai adalah 1,2.

c. Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Faktor jam puncak (fp) adalah suatu kondisi dimana pemakaian air pada jam tersebut

mencapai maksimum. Faktor jam puncak biasanya dipengaruhi oleh jumlah penduduk

dan tingkat perkembangan kota, dimana semakin besar jumlah penduduknya semakin

beraneka ragam aktivitas penduduknya. Dengan bertambahnya aktivitas penduduk,

maka fluktuasi pemakian air semakin kecil. Berdasarkan standar yang tercantum dalam

Lampiran III Permen PU No.18 Tahun 2007, faktor jam puncak (fp) berkisar antara 1,15

– 3. Dalam penyusunan Rencana Induk SPAM Kawasan Perkotaan Bandung Raya, faktor

jam puncak (fp) yang digunakan sebagai kriteria desain adalah 1,5.

Kebutuhan air ditentukan berdasarkan:

Proyeksi penduduk

Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode perencanaan

Pemakaian air (L/o/h)

Laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun

Ketersediaan air

Perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data sekunder sosial ekonomi dan

kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan atau masyarakat

4.2.1. Kebutuhan Domestik

Merupakan kebutuhan air yang berasal dari rumah tangga dan sosial. Standar konsumsi

pemakaian domestic ditentukan berdasarkan rata-rata pemakaian air perhari yang

diperlukan oleh setiap orang. Standar konsumsi ipemakaian air domestic dapat dilihat dari

Tabel IV.2.1.

Tabel IV.2.1Tingkat Konsumsi/Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

Page 146: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -21

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

No. KATEGORI KOTA JUMLAH PENDUDUK SISTEM TINGKAT PEMAKAIANAIR

1. Kota Metropolitan >1.000.000 Non Standar 190

2. Kota Besar 500.000 – 1.000.000 Non Standar 170

3. Kota Sedang 100.000 – 500.000 Non Standar 150

4. Kota Kecil 20.000 – 100.000 Standar BNA 130

5. Kota kecamatan <20.000 Standar IKK 100

6. Kota Pusat Pertumbuhan <3.000 Standar DPP 60

Sumber: SK-SNI Air minum 2001

Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik) dihitung berdasarkan jumlah

penduduk tahun perencanaan. Kebutuhan air minum untuk daerah domestic ini dilayani

dengan sambungan rumah (SR) dan hidran umum (HU). Kebutuhan air minum untuk daerah

domestic ini dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:

Kebutuhan air = % pelayanan x a x b

Dimana:

a = jumlah pemakaian air (liter/orang/hari)

b = jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)

4.2.2. Kebutuhan Non Domestik

Kegiatan non domestic adalah kegiatan penunjang kota terdiri dari kegiatan

komersil berupa industri, perkantoran, perniagaan dan kegiatan sosial seperti sekolah,

rumah sakit dan tempat ibadah. Penentuan kebutuhan air non domestic didasarkan pada

faktor jumlah penduduk pendukng dan jumlah unit fasilitas yang dimaksud. Fasilitas

perkotaan tersebut antara lain adalah fasilitas umum, industri dan komersil. Perhitungan

kebutuhan air nnon domestic di Kabupaten Tanjung Jabung Timur diasumsikan sebesar 15-

20%.

4.3. Periode PerencanaanUntuk periode perencanaan dalam penyusunan RISPAM di ikuti pedoman yang di

atur dalam Permen PU no. 18 Tahun 2007 , yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Page 147: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -22

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel IV.3.1Periode Perencanaan

Sumber: Permen PU no. 18 Tahun 2007

4.4. Kriteria Daerah PelayananPenetapan wilayah Pelayanan

Pada dasarnya sasaran wilayah pelayanan suatu daerah tergantung pada fungsi

strategis kota atau kawasan, tingkat kepadatan penduduk dan ketersediaan sumber air.

Wilayah pelayanan tidak terbatas pada wilayah administrasi yang bersangkutan sesuai hasil

kesepakatan dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka menunjang

pembangunan sistem penyediaan air minum.

Kondisi wilayah pelayanan yang menjadi sasaran pelayanan mengacu pada

pertimbangan teknis dalam standar spesifikasi teknis berikut. Cantumkan hasil

pertimbangan teknis dalam bentuk tabel tabel dan buatlah dalam bentuk peta.

a. Bentuk Wilayah Pelayanan

Bentuk wilayah pelayanan mengikuti arah perkembangan kota dan kawasan di dalamnya.

b. Luas Wilayah Pelayanan

Page 148: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -23

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Luas wilayah pelayanan ditentukan berdasarkan survei dan pengkajian sehingga memenuhi

persyaratan teknis.

c. Pertimbangan Teknis Wilayah Pelayanan

Pertimbangan teknis dalam menentukan wilayah pelayanan antara lain namun tidak

dibatasi oleh:

kepadatan penduduk

tingkat kesulitan dalam memperoleh air

kualitas sumber air yang ada

tata ruang kota

tingkat perkembangan daerah

dana investasi, dan

kelayakan operasi

d. Komponen Wilayah Pelayanan

Komponen wilayah pelayanan adalah:

Kawasan permukiman

Kawasan perdagangan

Kawasan pemerintahan dan pendidikan

Kawasan industri

Kawasan pariwisata

Kawasan khusus: pelabuhan, rumah susun.

Penetapan wilayah studi

Apabila terdapat sistem eksisting, maka lakukan penanganan seperti pada

ketentuan umum dan ketentuan teknis di atas, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Menguraikan sasaran wilayah pelayanan dan arah pengembangan kota menurut tata

ruang kota yang sudah disetujui.

Menguraikan komponen-komponen yang ada di dalam wilayah pelayanan saat ini

dan proyeksi pada masa mendatang.

Menggambarkan dan menempatkan lokasi sumber air alternatif yang telah

dikunjungi dan alternatif jalur pipa transmisi air baku.

Membuat batas wilayah meliputi seluruh alternatif sumber dan wilayah yang

menjadi kesepakatan dan koordinasi pihak terkait.

Page 149: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum IV -24

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Penetapan wilayah proyek

Wilayah proyek merupakan wilayah sistem yang sudah terpilih yang mencakup

semua tahapan pengembangan sistem penyediaan air minum.kemudian menggambarkan

alternatif terpilih tersebut pada sebuah peta wilayah proyek, dan lengkapi dengan

keterangan sistem yang mencakup:

a. lokasi sumber air baku dan pengembangannya,

b. lokasi instalasi pengolahan dan pengembangannya,

c. lokasi reservoir distribusi dan pengembangannya,

d. wilayah pelayanan dan pengembangannya.

Page 150: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -1

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

5.1. Arahan Perkembangan Kota5.1.1. Rencana Struktur Ruang

A. RencanaSistimPerkotaan

Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan

keseimbangan pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi

pertumbuhan pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten) atau

pada kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan sistem pusat-pusat

kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistim perkotaan yang efektif dan efisien.

Hirarki pusat permukiman/kota di Kabupaten Kerinci saat ini diantaranya adalah :

1. Batang Sangir (IKK Kayu Aro);

2. Siulak (IKK Siulak);

3. Semurup (IKK Air Hangat);

Page 151: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -2

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

4. Hiang (Sitinjau Laut);

5. Jujun (IKK Keliling Danau);

6. Lempur (IKK Gunung Raya);

7. Tamiai (IKK Batang Merangin);

8. Sanggaran Agung (IKK Danau Kerinci);

9. Sungai Tutung (IKK Air Hangat Timur);

10. Siulak Deras (IKK Gunung Kerinci);

11. Pelompek (IKK Gunung Tujuh); dan

12. Koto Tuo (IKK Depati VII).

Pada umumnya pusat-pusat permukiman di Kabupaten Kerinci memiliki hirarki III.

Batang Sangir merupakan pusat permukiman dengan hirarki pertama, sedangkan hirarki

terendah adalah Pelompek dan Koto Tuo. Oleh karena itu, dalam rangka pengembangan

pusat-pusat permukiman di Kabupaten kerinci, terdapat pusat permukiman yang perlu

didorong pertumbuhannya dan ada pula yang dikendalikan pertumbuhan sesuai potensinya,

bahkan mungkin dibatasi. Untuk sistem pusat perkotaan Kabupaten Kerinci, pusat-pusat

perkotaan yang perlu didorong ataupun dikendalikan pertumbuhannya adalah :

a. Batang Sangir (IKK Kayu Aro)

Dalam kebijakan penataan ruang provinsi maupun lokal, Batang Sangir diarahkan

sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PKL) yang melayani dua kecamatan, yaitu

Gunung Tujuh dan Gunung Kerinci. Oleh karena itu, Pelompek dan Siulak Deras

dijadikan Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) yang mendorong perkembangan wilayah

Kabupaten Kerinci dibagian Utara.

b. Siulak (IKK Siulak)

Dalam sistem pusat-pusat perkotaan eksisting IKK ini berada pada hirarki II, namun

mengingat kebijakan Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk meningkatkan peranannya

sebagai lokasi pusat perkantoran dan sekaligus sebagai Ibukota Kabupaten Kerinci,

maka untuk menciptakan tingkat pelayanan yang optimal, Siulak dipromosikan

sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) yang akan melayani PPK Air Hangat, dan PPL

Air Hangat Timur dan Depati Tujuh.

c. Semurup (IKK Air Hangat)

Adalah salah satu pusat permukiman yang tumbuh cukup baik dengan kelengkapan

fasilitas sosial yang memadai sehingga kedepan diperkirakan akan dapat bertumbuh

secara mandiri dibanding IKK lainnya. Namun mengingat peran Siulak sebagai Ibukota

Kabupaten Kerinci dan sebagai PKL, maka semurup hanya perlu diarahkan dan

dikendalikan pertumbuhannya untuk melayani desa-desa dibawah wilayah

Page 152: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -3

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

administrasinya dan mengupayakan interaksi wilayahnya ke siulak (IKK Siulak).

Semurup dan Koto Tuo (IKK Depati VII) perlu dikendalikan pertumbuhannya dan

diarahkan kembali orientasi pengembangannya menuju siulak dalam rangka

menghindari terjadinya konurbasi dengan Kota Sungai Penuh, mengingat dua pusat

permukiman ini berbatasan langsung dengan Kota Sungai Penuh.

d. Sanggaran Agung (IKK Danau Kerinci)

Merupakan salah satu IKK yang sedang berkembang dan di dalam kebijakan struktur

ruang Propinsi Jambi dirahkan sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL). Pusat

permukiman ini merupakan kawasan wisata Danau Kerinci yang diperkirakan akan

berkembang pada masa mendatang. Mengingat wilayah ini memiliki hirarki terendah

dlam sistim perkotaan di Kabupaten Kerinci, namun Sanggaran Agung memiliki posisi

strategis sebagai simpul transportasi dalam lingkup wilayah Kabupaten Kerinci. Untuk

itu Sanggaran Agung akan dipacu dan didorong pertumbuhan wilayahnya sebagai

pusat pertumbuhan baru yang diharapkan dapat mewujudkan keseimbangan

pertumbuhan wilayah di Kabupaten Kerinci.

e. Hiang (IKK Sitinjau Laut)

Hiang dalam struktur wilayah Kabupaten Kerinci memiliki hirarki III dan telah cukup

berkembang karena didukung oleh infrastruktur dan merupakan lokasi bandara Depati

Parbo sebagai prasarana transportasi udara di Kabupaten Kerinci. Mengingat posisi

Sanggaran Agung yang ditetapkan menjadi Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL), maka

hiang dikendalikan pertumbuhannya dan diupayakan sebagai PPL yang akan

mendorong perkembangan Sanggaran Agung. Selain itu, mengingat posisi Hiang yang

berbatasan langsung dengan Kota Sungai Penuh dan ini merupakan salah satu

argument untuk mengendalikan pertumbuhan Hiang dalam menghindari terjadinya

penyatuan wilayah dengan Kota Sungai Penuh.

f. Jujun (IKK Keliling Danau)

Merupakan pusat permukiman dengan hirarki III dalam sistim perkotaan di Kabupaten

Kerinci. Dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Kerinci jujun diarahkan sebagai PPK

yang melayani wilayah di bawah administrasi wilayahnya dan diarahkan untuk

mendorong pertumbuhan Sanggaran Agung sebagai PKL. Posisi dan peran Jujun ini

juga dimiliki oleh Tamiai (IKK Batang Merangin) dan Lempur (KKK Gunung Raya).

Page 153: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -4

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

TabelV.1.1SistemPerkotaan di KabupatenKerinci

No. IbukotaKecamatan HirarkiFungsi FungsiUtama1. BatangSangir PKL SimpulTransportasi

Perdagangan dandistribusiBarangLokal

PusatWisataPegunungan Agroindustri Agroforestri

2. SanggaranAgung PKL PusatPemerintahan Agroindustri Perdagangan dan Jasa PusatWisataDanau (perairan)

3. Siulak PKLp IbukotaKabupaten PusatPemerintahan Perdagangan dan Jasa Pariwisata Perkebunan Agroforestry

4. Semurup PPK Simpultransportasilokal Jasapendukungpertanian, dan

peternakan. Pertanianlahanbasah

5. Hiang PPK Simpultransportasilokal Jasapendukungpertaniandan

perkebunan. Pertanianlahanbasah. Pendukungagropolitan

6. Jujun PPK Perikanan air tawar Pertanianlahankering dan basah Jasapendukungpertanian dan

perikanan7. Lempur PPK Pusatpengembangan energy

panasbumi Pertanianlahankering Penunjangagropolitan Agroforestry

8. Tamiai PPK Pusatpengembangan energy alternatif Pertanianlahankering agroforestry

9. Sungai Tutung PPL Pertanianlahanbasah dan kering Agroforestri Pariwisata

10. SiulakDeras PPK Pengembanganpertambangan Agroforestry Pertanianlahankering Jasapendukungpertanian dan

perkebunan11. Pelompek PPL PenunjangAgropolitan

Agroforestry PertanianHortikultura

12. Koto Tuo PPL Pertanianlahanbasah Peternakan

Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci

Page 154: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -5

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

B. RencanaSistemJaringanTransportasi

Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

1. Jaringan Jalan Provinsi

Terdapat dua ruas jalan yang merupakan jalan provinsi yaitu :

a. Jaringan jalan yang menghubungkan PKL Bangko (ibukota Kabupaten Merangin) –

PKWp Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh) – PKL Batang Sangir sepanjang 185.300 Km.

Kondisi jalan saat ini perlu perbaikan pada beberapa ruas jalan terutama antara

Bangko dan Danau Kerinci, Semurup dan Siulak Deras.

Pusat-pusat perkotaan yang dihubungkan oleh jalan provinsi ini adalah :

• PPK Tamiai (IKK Batang Merangin)

• PKL Sanggaran Agung (IKK Danau Kerinci)

• PPK Hiang (IKK Sitinjau Laut)

• PPL Koto Tuo (IKK Depati VII)

• PPK Semurup (IKK Air Hangat)

• PKLp Siulak (IKK Siulak)

• PPK Siulak Deras (IKK Gunung Kerinci)

• PKL Batang sangir (IKK Kayu Aro)

• PPL Pelompek (IKK Gunung Tujuh)

b. Jaringan jalan yang menghubungkan PKWp Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh) dengan

PPK Lempur (IKK Gunung Raya). Jalan ini melalui PPK Jujun (IKK Keliling Danau) dan

merupakan salah satu jalur wisata menuju obyek wisata Danau Kerinci.

2. Jaringan Jalan Kabupaten.

Selain jaringan jalan provinsi di atas, selebihnya adalah jalan kabupaten yang secara

status terdapat 220 ruas jalan dengan panjang total 937,45 Km yang menghubungkan

IKK ke tiap-tiap wilayah kecamatan.

3. Recana Pembangunan Jalan.

Berdasarkan data dari Dinas PU Binamarga Kabupaten Kerinci diketahui bahwa

terdapat pembangunan….ruas jalan di Kabupaten Kerinci, yaitu :

4. Sistem Jaringan Jalan; berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan

pengelompokan jalan adalah sebagai berikut :

a. Jalan Arteri Primer 1; yang menghubungkan PKN dengan PKN

b. Jalan Arteri primer 2; yang menghubungkan PKN dengan PKW

Page 155: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -6

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

c. Jalan Kolektor 1; yang menghubungkan PKW dengan PKW

d. Jalan Kolektor 2; yang menghubungkan PKW dengan PKL

e. Jalan Lokal Primer 1; yang menghubungkan PKL dengan PKL

f. Jalan Lokal Primer 2; yang menghubungkan PKL dengan PPK

g. Jalan Lingkungan Primer; yang menghubungkan PPK dengan PPK, dan PPK

dengan PPL

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana pengembangan jaringan jalan di

Kabupaten Kerinci adalah sebagai berikut :

1. Jalan Kolektor 2 yang bersatus sebagai jalan provinsi menghubungkan simpul-

simpul

a. Tamiai (PPK) – Sanggaran Agung (PKL)

b. Sanggaran Agung (PKL) – Hiang (PPK)

c. Koto Tuo (PPL) – Semurup (PPK)

d. Semurup (PPK) – Siulak (PKLp)

e. Siulak (PKLp) – Siulak Deras (PPK)

f. Siulak Deras (PPK) – Batang Sangir (PKL)

g. Batang Sangir (PKL) – Pelompek (PPL)

h. Jujun (PPK) – Lempur (PPK)

2. Jalan Lokal Primer 2 berstatus sebagai jalan kabupaten adalah yang

menghubungkan simpul-simpul;

a. Semurup (PPK) – Hiang (PPK)

b. Jujun (PPK) – Sanggaran Agung (PKL)

5. Rencana Pengembangan Terminal

Dengan memperhatikan arah pengembangan wilayah Kabupaten Kerinci secara linier

mengikuti jaringan jalan, rencana struktur ruang, dan untuk mewujudkan

keseimbangan pembangunan wilayah maka rencana lokasi pengembangan terminal

angkutan penumpang untuk Kabupaten Kerinci adalah Terminal Tipe C untuk

Semurup dan Hiang (PPK).

6. Rencana Pengembangan Pelabuhan Udara

Kabupaten Kerinci memiliki Bandar udara yang merupakan bandara khusus yaitu

bandara Depati Parbo yang diorientasikan untuk navigasi, mitigasi bencana dan

pariwisata. Bandara ini terletak di Hiang (IKK Sitinjau Laut) dengan dimensi runway

1.400 m x 30 m yang dapat dipergunakan untuk kegiatan pendaratan dan lepas landas

Page 156: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -7

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

pesawat Fokker-50. Bandara Depati Parbo saat ini dalam tahap penyelesaian

pembangunan fasilitas sisi udara dan sisi daratnya, setelah diaktifkan sejak tahun

2002.

Dilihatdariperkembangannyasaatini,

potensipermintaanpelayananangkutanudaramengalamipeningkatansejalandengankegi

atanpembangunan di KabupatenKerinci, disampingkegiatanpemerintahan,

potensipariwisatasangatdominanmempengaruhipergerakan orang dan

barangkewilayahini.UntukituPemerintahKabupatenKerinciberupayamempercepatpela

ksanaanpembangunan Bandar udaraDepatiParbo agar

dapatmenjadisalahsatuprasaranapendukungpembangunan di KabupatenKerinci.

7. Rencana Sistem Jaringan Listrik

Kebutuhan listrik untuk wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh saat ini

dilayani oleh PT. PLN (Persero) Cabang padang. Berdasarkan data pengusahaan

listrik PT/ PLN (Persero) Ranting Sungai Penuh tahun 2009 diketahui bahwa Produksi

listrik untuk Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh melalui PLTD Koto Lolo dan

Sungai Penuh dengan daya terpasang sebesar 17.216 KW dan daya mampu sebesar

11.848 KW.

Adapun jumlah pelanggan pada tahun 2009 adalah 40.031 pelanggan. Berdasarkan

proyeksi kebutuhan listrik untuk 20 tahun mendatang, diketahui sebesar 33.342,65

KW untuk konsumsi listrik rumah tangga, fasilitas umum sebesar 8.335.663 KW, dan

kebutuhan penerangan jalan sebesar 5.001.398 KW. Berdasarkan hal perhitungan

tersebut, akan terjadi defisit energi lsitrik sebesar 60% untuk tahun 2031. Untuk

mengatasi masalah ini dimasa mendatang, telah direncanakan pembangunan sumber

pembangkit listrik alternatif yang paling potensial diantaranya :

1. PLTA Merangin di Kecamatan Batang Merangin, dengan daya 2 x 90 MW;

2. PLTMH Telun Berasap dan PLTMH Gunung Tujuh di Kecamatan Gunung Tujuh,

yang masing-masing sebesar 8 MW dan 6,3 MW; dan

3. PLTP Talang Kemuning di Kecamatan Gunung Raya dengan daya sebesar 110 MW.

8. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

Penyedia jasa telekomunikasi di Kabupaten Kerinci saat ini adalah PT. Telkom yang

kantor pelayanannya berlokasi di Kota Sungai Penuh yang memberikan pelayanan

telekomunikasi melalui Stasiun Telepon Otomatis (STO) dengan kapasitas mencapai

Page 157: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -8

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

5.000 SST. Pelayanan lainnya yang diberikan oleh PT. Telkom adalah melalui jasa

warung telekomunikasi sebanyak 200 SST.

Pengembangan fasilitas telekomunikasi saat ini tidak hanya terbatas pada telepon

rumah dan warung telekomunikasi saja, akan tetapi telah berkembang hingga

jangkauan telekomunikasi nirkabel seperti telepon genggam dan akses internet. Saat

ini telah beroperasi di Kabupaten Kerinci 4 provider telekumunikasi nirkabel yaitu

Telkomsel, Excelindo, Ceria dan Indosat. Total BTS yang telah terpasang di

Kabupaten Kerinci dan tersebar di seluruh kecamatan.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dimasa mendatang, perlu diupayakan

pendistribusian pelayanan telekomunikasi secara merata di dalam wilayah Kabupaten

Kerinci, khususnya internet. sebagai prioritas utama direncanakan pembangunan

kantor pelayanan di Ibukota Kabupaten Kerinci (Siulak), pemenuhan kebutuhan

telekomunikasi di kawasan perkotaan, dan selanjutnya memenuhi kebutuhan di

lokasi-lokasi strategis kabupaten, sehingga kebutuhan informasi bagi masyarakat

dapat terus terpenuhi.

9. Rencana Pengembangan Sistem Sumberdaya Air

Sumberdaya air di kabupaten Kerinci secara umum dimanfaatkan untuk rumah

tangga, irigasi dan sumber energi (PLTA, PLTMH). Adapun rincian penggunaan

sumberdaya air tersebut diantaranya adalah :

1. Irigasi; daerah Irigasi di Kabupaten Kerinci sebanyak 234 DI yang terdiri dari

irigasi teknis sepanjang 1.613 meter dan Irigasi sederhan sepanjang 14.310

meter. Dimana seluruh irigasi tersebut mengairi areal persawahan seluas 19.062

Ha yang tersebar di setiap kecamatan dalam Kabupaten Kerinci;

2. PLTMH Lempur yang sumber airnya berada di Kecamatan Gunung Raya;

3. PDAM; terdapat 15 instalasi PAM yang terdapat di Kecamatan Kayu Aro, Gunung

Kerinci, Air Hangat, Sitinjau Laut, Keliling Danau, Danau Kerinci, Gunung Raya

dan Batang Merangin. Berdasarkan laporan dan data PDAM Sungai Penuh

diketahui bahwa pada tahun 2010 telah terjadi peningkatan kapasitas produksi

dari 356 Liter/detik menjadi 366 Liter/detik, dan pertumbuhan jumlah

sambungan 1.200 unit/tahun, telah terwujudnya peningkatan cakupan pelayanan

dari 54,35% menjadi 65,72% pada thaun 2010.

Dalam pemanfaatan sumberdaya air perlu dipertimbangkan dampak negatif yang

ditimbulkan muncul akibat kurang tepatnya pengendalian sumberdaya air tersebut,

Page 158: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -9

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

misalnya bencana banjir dan menurunnya produktifitas pertanian. Untuk itu

pemanfaatan sumber daya air ke depan untuk Kabupaten Kerinci perlu dilakukan:

1. Perbaikan dan peningkatan sistem dan bangunan irigasi yang ada, guna menjamin

ketersediaan pasokan air bagi pertanian sawah.

2. Pengembangan PAM pada kawasan perkotaan, terutama pada pusat-pusat

permukiman di seluruh kecamatan dengan sambungan PAM 80% dari total jumlah

KK pada tahun 2028 dan 20% melalui hidran umum.

3. Pembangunan bendungan untuk pengairan dan sekaligus untuk pengendalian

daya rusak air, terutama di di Kawasan Suoh dan pesisir.

4. Peningkatan kapasitas (debit) sumber daya air untuk pemulihan kinerja PLTA

Way Bessai melalui rehabilitasi kawasan tangkapan air hujan (hulu) yang berada

di wilayah Lampung Barat.

10. Rencana Sistem Pengelolaan Sampah

Seiring bertambahnya jumlah penduduk, maka volume sampah yang dihasilkan juga

turut meningkat. Untuk itu penanganan/pengelolaan terhadap sampah memerlukan

perhatian yang cukup besar, terutama dampak yang muncul apabila tidak ditangani

secara tepat terhadap kota itu sendiri. Secara garis besar pengelolaan sampah dapat

di rinci sebagai berikut :

1. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat

pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/ tarik, truk,

motor gerobak;

2. Pengangkutan : dari TPS diangkat dengan truk menuju TPA;

3. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke Tempat

Pengelolaan Akhir (TPA), di mana nantinya sampah-sampah organik akan di olah

menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan.

Rencana pengelolaan sampah untuk wilayah Kabupaten Kerinci dibedakan menjadi 3

kawasan penanganan, yaitu kawasan Perkotaan dan kawasan perdesaan, dimana

untuk persampahan di wilayah perkotaan khususnya di pusat perdagangan dilakukan

proses/tahapan pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Sedangkan di

wilayah perdesaan pada umumnya dikelola sendiri oleh masyarakat setempat dengan

jalan pengumpulan, pembakaraan dan pemendaman dalam tanah.

Untuk TPA di Kabupaten Kerinci yang berlokasi di Talang Kemulun untuk 20 tahun

mendatang arealnya masih mencukupi untuk menampung jumlah sampah yang

ditimbulkan di Kabupaten Kerinci. Namun untuk mengefesienkan pamanfaatan areal

Page 159: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -10

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

TPA tersebut direncanakan pengolahan sampah, khususnya sampah organik menjadi

kompos, sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.

Page 160: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -11

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

5.1.2. Rencana Pola Ruang

A. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan Hutan Lindung

Berdasarkan 256/KPTS-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000 luas hutan lindung di

Lampung Barat adalah : 81.702 Ha yang sebagian kecil berada di sebelah Selatan

TNBBS yang memanjang secara sporadis dari Barat Daya ke Tenggara dan sebagian

besar di bagian Utara, di kawasan pegunungan.

Hasil super impose dengan peta penggunaan lahan terbaru (2007), dapat dikatakan

bahwa sebagian besar kondisi hutan lindung berada dalam keadaan yang rusak (70%

menurut hasil studi WAC/Watala, 2006). Indikator lain dari kerusakan hutan lindung ini

adalah menurunnya debit air Way Bessai untuk PLTU Way Bessai dan semakin luasnya

cakupan areal banjir di kawasan Suoh. Selain menjadi tegalan, semak belukar sebagian

hutan lindung ditanami tanaman kopi (kebun). Sebaran dan luasan Hutan Lindung di

Lampung Barat adalah seperti yang diuraikan pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan hasil lokakarya, masukan dari Dinas Kehutanan dan Pertambangan

diperoleh informasi bahwa pada kawasan hutan lindung khususnya pada Kawasn Bukit

Rigis, No. Register 45B desa Sukapura, terdapat permukiman lama yang sudah ada

sebelum penetapan status kawasan hutan. Permukiman tersebut diusulkan untuk

dilepas/dikeluarkan (inclave) dari status hutan dengan luas 300 Ha.

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Seluruh kawasan TNBBS, Hutan Lindung dan kawasan dengan kelas lereng di atas

40% merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya. TNBBS sebagai kawasan suaka alam dan hutan lindung dibahas terpisah

dengan kawasan yang mempunyai kelerengan di atas 40%. Kawasan dengan kelerengan

di atas 40% diluar dua kawasan di atas mencapai luas 52.662 Ha atau 10,64% dari total

luas wilayah Lampung Barat. Fakta lapangan menggambarkan bahwa sebagian kawasan

ini berada dalam kondisi dengan bukaan vegetasi yang cukup luas dan tanaman kopi.

Hasil super impose peta kelas lereng di atas 40% dengan peta rawan longsor

menunjukkan bahwa hampir seluruh kawasan tersebut merupakan kawasan rawan

longsor. Mengingat ancaman bencana alam di Lampung Barat tidak saja dari potensi

longsor namun juga rawan gempa, untuk menghidari bencana yang lebih besar serta

visi penataan ruang yang berbasis konservasi, seluruh kawasan yang berada pada

Page 161: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -12

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

kelerengan di atas 40% seyogyanya harus dipulihkan melalui penanaman tanaman yang

bernilai ekonomi tinggi.

Rencana pengelolaan kawasan di atas 40% ini adalah dengan melakukan reboisasi

pada kawasan yang sudah kritis dengan pendekatan partisipasi masyarakat lokal yang

didukung oleh pemerintah dan lembaga peduli lingkungan lainnya

Kawasan Perlindungan Setempat

Diseluruh wilayah Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Barat merupakan

wilayah dengan daerah aliran sungai (DAS) terbanyak. Terdapat 60 sungai besar yang

sebagian besar bermuara ke Samudera Hindia dan lainnya ke Laut Cina dan melintasi

sebagian besar wilayah Provinsi Lampung. Artinya sebagian besar kebutuhan air baku

Provinsi Lampung sangat tergantung dari keberadaan kawasan lindung di wilayah

Lampung Barat. Pada sisi lain keseimbangan neraca air dan kualitas iklim regional,

khususnya di wilayah Provinsi Lampung sangat tergantung dari keberadaan TNBBS dan

hutan lindung di Lampung Barat.

Hal penting lain terkait dengan kawasan lindung ini, adalah keberlanjutan dari

luas dan produktivitas pertanian sawah, rencana pembangunan PLTU Suoh,

keberlanjutan dari pemanfaatan aliran sungai (debit) untuk PLTHM serta pengendalian

banjir. Diantara upaya yang dapat dilakukan untuk memulihkan kawasan lindung

setempat adalah dengan menetapkan garis sempadan sungai (GSS), garis sempadan

danau (Danau Ranau), catchment area (kawasan sekitar mata air dan hulu sungai) dan

garis sempada pantai.

Mengacu pada ketetapan sempadan yang sudah ditetapkan melalui Peraturan

Pemerintah No. 26 Tahun 2008 bahwa lebar sempadan adalah sebagai berikut :

1. Sempadan pantai ditetapkan dengan kriteria :

a. Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter

dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat;

b. Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam

atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik

pantai.

2. Sempadan sungai ditetapkan dengan kriteria :

a. Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5

(lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;

b. Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan

permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai;

Page 162: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -13

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

c. Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan

permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi

sungai.

3. Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan dengan kriteria :

a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus)

meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi;

b. Daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional

terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kawasan lindung setempat meliputi :

1. Sempadan pantai (100 meter) sepanjang 210 Km

2. Sempadan danau selebar 50-100 meter disesuaikan dengan kondisi sempadan saat

ini

3. Sempadan sungai, terutama sungai-sungai besar (60 sungai) selebar 50-100 meter.

Kawasan Suaka Alam (TNBBS dan CAL)

Di Lampung Barat terdapat 2 kawasan suaka alam, yaitu Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan (280.851 Ha) dan Cagar Alam Laut (17.281 Ha). Kawasan Bukit Barisan

Selatan ditetapkan sebagai Taman Nasional melalui Surat Pernyataan Menteri

Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982 seluas 356.800 Ha. Wilayah

dan batas kawasan TNBBS tidak pernah berubah sejak ditetapkan pada tahun 1935

sebagai Suaka Margasatwa melalui Besluit Ban der Gauvemeur General van

Nederlandsch Indie No. 48 stbl. 1935 dengan nama Sumatera Selatan I (SS I).

berdasarkan SK Menhut No. 71/Kpts- II/1990 tanggal 15 Fepbruari 1990 ditetapkan pula

Cagar Alam Laut (CAL) Bukit Barisan Selatan seluas ± 21.600 Ha yang terintegrasi

dalam pengelolaan TNBBS Juli 2004 beserta 2 Taman Nasional lain (TN Gunung Leuser

dan TN Kerinci Seblat) ditetapkan sebagai Cluster Natural World Heritage Site dengan

nama The Tropical Rainforest Heritage of Sumatera. Juli 2007 menjadi TN Model

melalui SK Dirjen PHKA No. 69/IVSet/ HO/2006 dan menjadi Balai Besar TN

berdasarkan Permenhut No. P03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007.

Kedua kawasan yang menjadi ciri khas dari Lampung Barat berada dalam kondisi

yang rusak. Berdasarkan hasil penelitian World Agroforestry Center-Asia Tenggara

(2006) 70% dari TNBBS mengalami alih fungsi dan rusak. Sedangkan pada laporan

Renstra Kawasan Pesisir Provinsi Lampung diperoleh informasi bahwa telah terjadi

degradasi habitat wilayah pesisir yang diakibatkan oleh penangkapan ikan dengan

Page 163: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -14

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

pengeboman, potas, mini trawl, kendati kerusakannya tidaklah begitu parah dibanding

TNBBS.

Kawasan Rawan Bencana

Kawasan Rawan Bencana Tsunami; Terkait erat dengan kejadian gempabumi, maka

di wilayah Kabupaten Lampung Barat juga berpotensi terjadi tsunami apabilagempa

diikuti oleh perpindahan material di bawah laut akibat longsoran ataupun akibat

goncangan (shaking) gempa sendiri.

Sistem palung yang memanjang sejajar Pulau Sumatera di Samudera Indonesia

yang terletak di sebelah barat-barat daya wilayah Kabupaten Lampung Barat

merupakan zona lemah yang berpotensi adanya runtuhan material di dasar laut.

Apabila terjadi perpindahan/longsoran material di palung atau sistem patahan yang

sejajar dengan palung di Samudera Indonesia akibat proses tektonik, maka terdapat

kemungkinan akan terjadi gelombang tsunami yang mengarah kurang lebih ke arah

timur laut atau barat daya.

Sebagian besar kawasan rawan bencana tsunami terletak pada bagian Pantai Barat

sebelah Selatan. Hampir semua desa yang berada di kawasan pesisir potensial terkena

bencana tsunami, terutama desa tepi pantai mulai dari Kecamatan Bengkunat, Pesisir

Selatan, Pesisir Tengah, Karya Penggawa, Pesisir Utara sampai Kecamatan Lemong.

Hanya saja di bagian Utara kawasan potensial terkena tsunami lebih kecil dibanding

bagian Selatan, karena di bagian Selatan pantainya lebih landai.

Klasifikasi zona rawan bencana tsunami :

• Zona Kerawanan tinggi, wilayah dengan jarak garis pantai 50 m, sepanjang pantai

dengan ketinggian kontur kurang dari 10 m dpl.

• Zona Kerawanan menengah yaitu daerah sepanjang pantai dengan kontur

ketinggian 10 – 15 m dpl, dengan kemiringan lereng cukup terjal.

• Zona kerawanan rendah yaitu wilayah sepanjang pantai dengan ketinggian 15 –

30m dpl, dengan morfologi curam dan relief tinggi atau berbukit, dan daerah ini

dapat dimanfaatkan untuk evakuasi dan lokasi pengungsian.

Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi; Berdasarkan Peta Seismotektonik Indonesia,

secara regional Wilayah Kabupaten Lampung Barat terletak pada Zona Sumber

Gempabumi Samudera Indonesia. Lajur penunjaman (Palung Samudera Indonesia) yang

terletak di sebelah barat wilayah Lampung Barat menjadikan wilayah ini rawan

Page 164: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -15

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

bencana gempabumi. Analisis regional menunjukkan kemungkinan akumulasi energi

yang terjadi pada jalur penunjaman dapat menjadi pemicu terjadinya gempa bumi

akibat pelepasan energi akumulatif tersebut. Selanjutnya energi ini akan merambat

lebih cepat melalui patahan-patahan yang terletak pada satu system dengan

episentrum.

Pola struktur di wilayah Kabupaten Lampung Barat yang berarah tenggara-

baratlaut dan timurlaut-baratdaya sangat berpotensi menjadi zona lemah. Untuk itu

zona sepanjang patahan-patahan dalam sistem ini harus diwaspadai sebagai daerah

bahaya gempabumi merusak. Kondisi geologi wilayah Kabupaten Lampung Barat

merupakan salahsatu variabel utama dalam menentukan tingkat kerawanan bencana di

wilayah ini. Sistem patahan dan kondisi litologi merupakan media yang mampu

menghantarkan gelombang gempa ke wilayah-wilayah di sekitar titik episentrum.

Daerah-daerah yang harus diwaspadai terkait dengan bencana gempa bumi adalah

daerah-daerah pada sisten patahan terutama pada daerah yang ditutupi oleh batuan

yang bersifat lepas (unconsolidated), yang pada umumnya berumur Kuarter.

Secara historis gempa-gempa yang terjadi di wilayah Kabupaten Lampung Barat

merupakan gempa dangkal (dengan hiposenter 0-90 kilometer) dengan kekuatan 5 dan

6. Pusat-pusat gempa berada pada arah barat dan barat daya wilayah Kabupaten

Lampung Barat. Sejarah terjadinya gempa bumi menunjukkan bahwa wilayah ini

termasuk wilayah gempabumi yang merusak (Wilayah /Samudera Indonesia). Peta

Seismotektonik Indonesia (Kertapati,drr,1992) memperlihatkan adanya konsentrasi

kegempaan yang cukup tinggi di ujung Selat Semangko. Konsentrasi kegempaan yang

cukup tinggi juga terdapat berkaitan dengan adanya Sistem Patahan Mentawai.Gempa

dengan kedalaman 90-150 kilometer menjadi ciri khas kegempaan di daerah Sumatera

Bagian Selatan. Gempa-gempa ini sering terjadi berkaitan dengan zona penunjaman di

barat daya Pulau Sumatera saat ini.

Beberapa wilayah yang merupakan daerah resiko gempabumi di Kabupaten

Lampung Barat antara lain :

1. Daerah di sekitar zona patahan, seperti di sepanjang Sesar Semangko dari Teluk

Karang berak sampai Liwa,

2. Daerah pada sebaran litologi berupa aluvial dan batuan berumur Kuarter,

3. Daerah pemukiman padat penduduk,

4. Daerah dengan bangunan-bangunan semi permanen ataupun bangunan yang tidak

tahan gempa,

Page 165: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -16

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kawasan Rawan Bencana Longsor; Tanah longsor adalah perpindahan material

pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material yang

bergerak ke bawah atau keluar lereng. Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan

tanah, umumnya gerakan tanah yang terjadi adalah longsor bahan rombakan (debris

avalanches) dan nendatan (slumps/rotational slides). Gaya-gaya gravitasi dan

rembesan (seepage) merupakan penyebab utama ketidakstabilan (instability) pada

lereng alami maupun lereng yang di bentuk dengan cara penggalian atau penimbunan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi

batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup

dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat

dibedakan sebagai faktor alami dan manusia. Kondisi alam yang menjadi factor utama

terjadinya longsor antara lain :

- Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung,

struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan gunung api.

- Iklim : curah hujan yang tinggi.

- Keadaan topografi : lereng yang curam.

- Keadaan tata air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi

dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.

- Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.

Gejala umum terjadinya tanah longsor :

Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing;

Biasanya terjadi setelah hujan;

Munculnya mata air baru secara tiba-tiba;

Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

Dari seluruh kecamatan yang ada hanya Kecamatan Ngambur, Bengkunat dan

Gedung Surian saja yang relatif tidak terdapat kawasan rawan longsor. Total desa yang

potensial terkena bahaya longsor adalah 153 desa di 14 kecamatan. Artinya hampir 80%

dari luas kawasan Kabupaten Lampung Barat merupakan kawasan rawan longsor.

Kawasan Rawan Banjir; Secara alamiah, pada umumnya banjir disebabkan oleh curah

hujan yang tinggi dan di atas normal, sehingga sistim pengaliran air yang terdiri dari

Page 166: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -17

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan kanal penampung

banjir buatan tidak mampu menampung akumulasi air hujan sehingga meluap.

Kemampuan/daya tampung system pengaliran air berkurang akibat sedimentasi,

maupun penyempitan sungai akibat fenomena alam dan manusia. Secara umum pada

sebuah system aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan (gradien) sungai yang

relative tinggi (lebih dari 30%) apabila di bagian hulunya terjadi hujan yang cukup

lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi.

Tingkat kemiringan sungai yang relatif curam ini dapat dikatakan sebagai factor

“bakat” atau bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu factor pemicu.

Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan (catchment area) juga

menyebabkan peningkatan debit banjir karena debit/pasokan air yang masuk ke dalam

sistem pengaliran air menjadi tinggi sehingga melampaui kapasitas pengaliran dan

menjadi pemicu terjadinya erosi pada lahan curam yang menyebabkan terjadinya

sedimentasi di sistem pengaliran air dan wadah air lainnya. Disamping itu

berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi atas meningkatnya debit banjir.

Pada daerah permukiman dimana telah padat dengan bangunan sehingga tingkat

resapan air kedalam tanah berkurang, jika terjadi hujan dengan curah hujan yang

tinggi sebagian besar air akan menjadi aliran permukaan yang langsung masuk kedalam

sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya terlampaui dan mengakibatkan banjir.

Perilaku manusia yang menimbulkan bencana banjir diantaranya kegiatan

pembalakan kayu secara ilegal, proyek-proyek pembangunan infrastruktur jalan dan

jembatan, perkebunan kopi skala besar, HPH, HTI, dan IPK yang tidak direncanakan

dengan baik telah menyebabkan terjadinya banjir. Akibatnya, beberapa DAS di

Lampung Barat kondisinya semakin kritis, sehingga di musim hujan sering menimbulkan

banjir dan kekeringan di musim kemarau. Kendati demikian luasan kawasan banjir di

Lampung Barat tidaklah terlalu besar.

Kawasan rawan banjir di Lampung Barat sebagian besar terdapat di Suoh dan

Pesisir Selatan. Penyebab utama dari banjir pada kawasan tersebut adalah karena

kerusakan kawasan tangkapan air, sehingga terjadi surface run off (limpasan) yang

tinggi sehingga badan sungai tidak mampu menampung limpasan dan menggenang pada

wilayah cekungan/datar. Meskipun demikian untuk kawasan banjir Suoh juga

disebabkan karena daerah cekungan yang cukup luas, sehingga pada saat musim hujan

juga terjadi genangan (banjir) yang luas. Secara kesluruhan desa-desa yang potensial

terkena bahaya banjir adalah di Pesisir Tengah dan Bengkunat.

Page 167: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -18

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kawasan Lindung Lainnya; pada kawasan TNBBS terdapat habitat binatang langka

yang dilindungi yaitu Badak, Harimau Sumatera dan Gajah. Habitat terluas ketiga jenis

binatang ini terdapat di Bengkunat. Sesuai RDTR yang disusun bersama WWF diusulkan

untuk mengembangkan kawasan lindung khusus habitat yang didalamnya

dikembangkan kawasan rehabilitasi habitat dengan total luas 9.338 Ha.

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Kawasan Hutan Produksi Terbatas

Lampung Barat mempunyai HPT seluas 33.358 Ha yang saat ini tidak seluruhnya

produktif dan sebagian mengalami kerusakan. Untuk itu akan dilakukan pemulihan dan

pemanfaatan HPT melalui dua program hutan tanaman yaitu Hutan Tanaman Rakyat

dan Hutan Desa. Dinas Kehutanan dan PSDA Lampung Barat bermaksud akan

mengembangkan kedua program terebut, dengan prioritas utama program HTR pada

HPT yang ada seluas 5.000 Ha dalam beberapa tahun kedepan. Tahap pertama

direncanakan akan dikembangkan di Kecamatan Bengkunat sesuai dengan RDTR

Kecamatan Bangkunat. Pada RDTR tersebut direncanakan pengembangan HTR dan HKm

seluas 16.084 Ha. Secara bertahap akan dikembangkan sesuai kemampuan pada HPT

yang secara status hutan mempunyai luas lebih dari 33.358 Ha.

Kawasan Hutan Rakyat

Salah satu primadona hasil hutan rakyat Lampung Barat adalah hutan damar yang

dalam bahasa setempat dikenal dengan Repong Damar. Produksi Damar, rata-rata tiap

tahunnya menghasilkan Rp. 60 Milyar. Hanya saja sampai saat ini belum dilakukan

pendataan dan pengukuran luas dan sebaran Repong Damar secara detil. Umumnya

Repong Damar tersebar di sepanjang tepi barat Bukit Barisan (TNBBS) yang memanjang

dari Tenggara ke Barat Laut. Perkiraan sementara luas Repong adalah 17.500 Ha

(paparan Bupati pada penerimaan penghargaan PU, November 2008). Agar terdapat

kepastian hukum bagi masyarakat pengelola Repong Damar serta kepastian untuk

menyusun

Kawasan Pertanian

Pertanian Lahan Basah; Berdasarkan data irigasi luas pertanian padi sawah adalah

18.593,93 Ha. Namun tidak semua daerah irigasi berada dalam kondisi yang baik,

sehingga tidak seluruhnya produktif. Bila diambil kondisi Daerah Irigasi (DI) yang baik

dan sedang, maka luasnya menjadi 16.112, 7 Ha. Sedangkan bila mengacu pada data

Page 168: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -19

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

BPS (Lampung Barat Dalam Angka 2007) luas kawasan pertanian padi sawah adalah

33.328 Ha dan padi ladang 1.831 Ha atau total luas 35.159 Ha dengan total produksi

150.409 ton (rata-rata produksi 4,2 ton/ha). Dengan asumsi bahwa setiap keluarga

mengkonsumsi beras 139,5 Kg/KK/tahun dan konversi produksi padi (gabah kering) ke

beras adalah 63,2% (Anjak, Litbang Deptan, 2006), maka kebutuhan lahan untuk padi

sawah di Lampung Barat bagi 710.370 penduduk (142.074 KK) pada tahun 2029 adalah

134.153 Ha (31.359 ton). Dengan demikian luas lahan pertanian sawah yang ada masih

memadai sehingga tetap dipertahankan.

Pertanian Lahan Kering; dalam ilmu pertanian jenis pertanian ini dikenal dengan

pertanian tanpa genangan atau unirrigated land, seperti tanaman palawija,

kacangkacangan, jagung dan lain-lain (Tejoyuwono, 1989). Secara eksisting jenis

tanaman pertanian lahan kering yang bertumbuh di Lampung Barat adalah jagung, ubi

kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Jenis pertanian lahan

kering ini dikembangkan pada lahan yang bersesuaian, baik berdasarkan peta

kesesuaian lahan maupun fakta lapangan. Kegiatan ini diarahkan untuk diintensifkan di

kecamatan Sukau dan ditunjang oleh Balik Bukit, sebagian kecil di Way Tenong. Lokasi

lain adalah Suoh dan Bengkunat. Mengingat letak geografis kecamatan-kecamatan di

atas, maka Sukau lebih diarahkan sebagai sentra produksi pertanian lahan kering skala

kabupaten, sedangkan Suoh untuk pemenuhan sendiri dan Bengkunat diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan penduduk di kawasan pesisir bagian selatan (kecamatan

pemekaran; Ngambur, Bengkunat & Bengkunat Belimbing).

Pertanian Hortikultura; ciri khas dari pertanian hortikultura ini adalah tanaman lahan

kering yang bernilai ekonomi tinggi (Tejoyuwono, 1989), seperti sayur-sayuran.

Komoditas pertanian hortikultura yang terdapat di Lampung Barat adalah kembang kol,

kentang, kubis, wortel, labu siam, bawang daun, sawi, buncis dan cabe. Sebagian

besar jenis komoditas ini dikembangkan di Sukau, Belalau, Sekincau dan Way Tenong.

Mengingat karakteristik wilayah dan penduduk serta kesesuaian lahan yang ada, maka

ke empat kawasan ini diarahkan sebagai kawasan pengembangan pertanian hortkultura

dengan kawasan inti Kecamatan Sekincau.

Kawasan Perkebunan

Berdasarkan potensi (luas) komoditas perkebunan yang dikembangkan di Lampung

Barat terdapat 4 jenis komoditas yang mempunyai areal tanam yang paling luas, yaitu

Kopi (Robusta) seluas 38.419 Ha, sawit (28.739 Ha), Lada (3.725 Ha) dan Kelapa Dalam

Page 169: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -20

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

(2.913 Ha). Mengingat kondisi perkebunan sawit yang terdapat di Bengkunat (17.807

Ha) sudah tidak bergitu produktif serta tidak bersesuaian dengan kebijakan Lampung

Barat sebagai kabupaten konservasi, maka perkebunan sawit tidak menjadi prioritas

untuk dikembangkan. Oleh karena itu untuk tanaman perkebunan yang sebaiknya

dikembangkan adalah kopi, lada dan kelapa dalam.

Kopi; sesuai data yang tersedia, total luas perkebunan kopi (robusta) di Lampung

Barat

adalah 38.419 Ha dengan areal terluas di Sekincau (9.268 Ha), diikuti Way Tenong

(6.459 Ha) dan Belalau (6.093 Ha). Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten

Lampung Barat, bahwa perlu dikembangkan kawasan agropolitan dengan komoditas

inti kopi di Kecamatan Way Tenong dan sekitarnya. Dalam hal ini direkomendasikan

untuk mengembangkan kawasan agropolitan yang meliputi kecamatan Sekincau,

Sukau, Belalau dan Way Tenong. Mencermati hasil kajian dalam penyusunan rencana

terminal agribisnis, kawasan yang potensial dikembangkan sebagai kawasan

perkebunan kopi dilihat dari kesesuaian lahan pertanian adalah kecamatan Belalu dan

Sumber Jaya.

Lada; merupakan salah satu produksi khas Lampung Barat dengan total luas lahan

tahun 2007 sebesar 2.913 Ha. Sebagian besar perkebunan lada dikembangkan di

Bengkunat (885 Ha), Belalau (668 Ha), Way Tenong (653 Ha) dan Lemong (625 Ha).

Dalam kerangka pengembangan wilayah yang berimbang dan memberikan fokus

kegiatan ekonomi secara spasial, sebaiknya Bengkunat dan Lemong diarahkan sebagai

sentra lada kabupaten. Adapun posisi Belalau dan Way Tenong dapat saja sebagai

penunjang produksi.

Kelapa Dalam; Komoditas perkebunan peringkat ketiga di Lampung Barat adalah

Kelapa Dalam yang sampai saat ini diolah menjadi kopra. Kawasan dengan cakupana

real produksi terluas terdapat di sepanjang kawasan pesisir terutama di kecamatan

Pesisir Selatan (864 Ha) diikuti Bengkunat (663 Ha), Pesisir Utara (333 Ha). Kecamatan

lainnya dipesisir rata-rata mempunyai luas lahan perkebunan kelapa dalam sebesar 200

Ha. Pesisir Selatan berpotensi untuk dijadikan sebagai sentra pengembangan kelapa

dalam.

KawasanPerikanan

Perikanan Tangkap, Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 pasal 3,

bahwa wilayah provinsi, sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat 1, terdiri

ataswilayahdarat dan wilayah laut sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis pantai ke arah

Page 170: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -21

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan. Sesuai dengan undang-undang tersebut

maka batas wilayah laut termasuk kawasan perikanan tangkap yang pengelolaannya

menjadi wewenang provinsi adalah sejauh 12 mil. Perairan pesisir untuk kegiatan

perikanan tangkap dengan bagan, bubu atau perahu < 10 GT penekanan pada kegiatan

penangkapan udang, ikan pelagis dan ikan laut lainnya skala kecil pada jalur penangkapan

0 – 4 mil dari garis pantai. Perairan pesisir untuk kegiatan perikanan tangkap komersil

untuk perahu/kapal ikan 10 – 30 GT penekanan pada kegiatan penangkapan udang, ikan

pelagis dan ikan laut lainnya skala komersil pada jalur penangkapan > 4 mil dari garis

pantai. Lampung Barat mempunyai 210 km panjang pantai dengan 3 pelabuhan ikan, yaitu

di Bengkunat, Krui dan Lemong. Namun hasil perikanan tangkap belum begitu optimal. Hal

ini dapat dilihat dari aktivitas yang terjadi di 3 pelabuhan perikanan ini, dimana hanya

pelabuhan Krui yang terlihat kegiatan nelayan dan tempat penjualan/lelang ikan yang

cukup intens. Berdasarkan data umum yang diperoleh (Lampung Barat Dalam Angka, 2007)

diketahui bahwa jumlah nelayan adalah 1.603 orang dengan produksi ikan tangkap tidak

lebih dari 9.000 ton/tahun. Artinya dengan luas 1,3 juta Ha hanya dihasilkan 9.000

ton/tahun terlihat bahwa nilai produksi kelautan Lampung Barat belum terolah secara

optimal. Saat ini potensi kawasan pesisir (laut) yang perlu dikelola dengan baik adalah

Cagar Alam Laut (17.281 Ha) sebagai taman wisata alam laut, kawasan surfing di Tanjung

Setia (kelas dunia), areal diving di Lemong dan Belimbing, dan selebihnya adalah kawasan

ikan tangkap sampai batas 4 mil dari pantai (kewenangan kabupaten; 1,3 juta Ha). Secara

lebih detil rencana pengelolaan kawasan laut dan pesisir didetailkan pada rencana

pengelolaan zonasi kawasan pesisir pada studi yang berbeda.

Budidaya Perikanan, Perikanan budidaya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu

budidaya laut, budidaya tambak dan budidaya air tawar. Kriteria untuk kawasan

pengembangan budidaya air tawar dan tambak adalah sebagai berikut :

• Kelerengan lahan < 8 %

• Persediaan air cukup

• Jauh dari sumber pencemaran, baik pencemaran domestik maupun industri.

• Kualitas air baik (memenuhi kriteria kualitas air untuk budidaya perikanan).

Kriteriauntukkawasanpengembanganbudidayalautadalah

• Terlindung dari gelombang dan angin. Menghindari terjadinya kerusakan pada

kegiatan atau usaha budidaya yang berasal dari gelombang dan arus yang besar.

Page 171: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -22

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

• Jauh dari permukiman dan industri. Limbah atau pencemaran yang berasal dari

rumah tangga dan industri dapat mengakibatkan kerusakan perairan dan kegagalan

usaha budidaya.

• Jauh dari muara sungai. Muara sungai juga sangat mempengaruhi budidaya laut

dengan adanya proses sedimentasi akibat aktifitas di daerah atas ( Upland )

seperti penebangan hutan, pertanian, permukiman dan industri yang dekat

bantaran sungai. Kondisi ini menjadi kompleksi karena daerah muara sungai secara

oseanografi sangat dipengaruhi oleh air laut. Akibatnya, kondisi perairan, biota

dan ekosistemnya memiliki karakteristik yang khas. Dengan demikian kegiatan

budidaya laut tidak mungkin dilakukan di daerah ini.

• Jauh dari kawasan ekosistem penting laut, seperti terumbu karang, mangrove dan

padang lamun.

• Kualitas air baik. Kualitas ini mengidikasikan kelayakan kondisi perairan yang

dapat dijadikan lokasi budidaya laut. Kelayakan kondisi perairan ini dapat diukur

dari parameter fisika, kimia dan biologi. Parameter Fisika ; Kecerahan; parameter

kimia : Disolved Oxygen (DO), Chemical Oxygen Demand (COD), kandungan organik

(organic matter), Biolocal Oxygen Demand (BOD), kandungan klorofil dan

parameter biologi : plankton.

Budidaya perikanan di Lampung Barat belum terkelola secara optimal, dimana per

tahunnya hanya menghasilkan sedikit di atas 1.000 ton. Produksi sebesar ini dihasilkan oleh

6.342 petani ikan kolam yang sebagian besar bergiat di Kecamatan Suoh, Batu Brak dan

Balik Bukit. Memperhatikan luas lahan dan ketersediaan air dengan puluhan sungai yang

ada, diperlukan adanya terobosan baru agar budidaya perikanan kolam, sungai dan danau

lebih ditingkatkan. Namun untuk pengembangan budidaya perikanan darat di danau dan

sungai sebaiknya dihindari penggunaan jaring apung/karamba. Pengalaman pada beberapa

danau/waduk menunjukkan bahwa pencemaran danau/sungai dari pakan ikan membawa

dampak buruk bahkan terhadap hasil produksi ikan itu sendiri.

Dengan demikian sangat disarankan agar budidaya perikanan dikembangkan dalam

bentuk kolam. Berkenaan dengan pengembangan terkini dari budidaya perikanan kolam,

pendekatan minapolitan perlu dilakukan terutama di kawasan pertanian lahan basah

(minapadi). Mengingat keterbatasan lahan untuk pengembangan usaha tani yang berbasis

lahan (ekstensif), maka pengembangan kolam ikan bernilai ekonomi tinggi perlu

ditumbuhkan pada kawasan-kawasan yang selama ini sudah menjadi sentra budidaya ikan.

Kawasan Pengolahan Ikan; pengolahan ikan atau industri perikanan (added value)

terhadap hasil tangkapan/budidaya ikan masih berlum berkembang di Lampung Barat.

Page 172: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -23

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Mengingat potensi perikanan tangkap/budidaya yang sangat besar (terutama laut), serta

perlunya transformasi struktur ekonomi masyarakat yang berbasis non lahan, maka usaha

pengeolahan ikan merupakan salah satu tumpuan peningkatan perekonomian masyarakat

Lampung Barat terutama di kawasan pesisir. Lemong, Bengkunat dan Krui dapat dijadikan

sentra pengolahan ikan laut dengan pusat pengeolahan di Bengkunat. Pertimbangan

Bengkunat sebagai pusat pengolahan terkait dengan rencana pembangunan Pelabuhan

Nasional di Teluk Bengkunat. Sedangkan pengolahan ikan budidaya dapat dikembangkan di

Way Tenong sebagai pusat agropolitan.

Kawasan Pertambangan

Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan wilayah

pertambangan (WP), yang terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah

pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN).

Wilayah usaha pertambangan (WUP), adalah bagian dari wilayah pertambangan

(WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi.

WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah

provinsi.

Wilayah pertambangan rakyat (WPR), adalah bagian dari wilayah pertambangan

(WP) tempat dilakukannya usaha pertambangan rakyat. WPR ditetapkan oleh

bupati/walikota, sesuai pasal 21, UU nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan.

Kriteria untuk menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR) adalah :

a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di

antara tepi dan tepi sungai;

b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman

maksimal 25 (dua puluh lima) meter;

c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba;

d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima)

hektare;

e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang; dan/atau

f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah

dikerjakan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun.

• Wilayah pencadangan negara (WPN), adalah bagian dari wilayah pertambangan

(WP) yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional. Penetapan wilayah

pencadangan negara (WPN) dilakukan oleh pemerintah pusat dengan tetap

memperhatikan aspirasi daerah sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas

Page 173: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -24

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem

dan lingkungan. WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat diusahakan

sebagian luasnya, sedangkan WPN yang ditetapkan untuk konservasi ditentukan

batasan waktunya. WPN yang diusakan sebagaian luasnya statusnya berubah

menjadi wilayah usaha pertambangan khusus (WUPK). Perubahan status WPN

menjadi WPUK dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri;

b. Sumber devisa negara;

c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana;

d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi;

e. Daya dukung lingkungan; dan/atau

f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar.

Hampir semua wilayah administrasi merupakan rencana usaha pertambangan, karena

17 dari 19 wilayah administrasi kabupaten/kota mempunyai bahan pertambangan yang

berpotensi untuk dieksploitasi.

Bahan Galian Strategis; yang termasuk kategori bahan galian strategis adalah emas,

pasir besi dan bijih besi. Belum diperoleh data rinci tentang deposit emas yang terdapat di

Way Rilau (Bengkunat), tapi diperkirakan tersebar pada kisaran 1.000 Ha. Deposit pasir

besi dan bijih besi masing-masing diperikirakan 3,4 juta ton dan 600.000 ton. Sebagian

besar pasir besi terdapat di sepanjang pantai barat mulai dari Pesisir Selatan sampai

Lemong dan Bijih besi terdapat di Kecamatan Belalau (Desa Atar Bawang). Pemanfaatan

bahan strategis ini akan membuka lapangan kerja dan penghasilan yang signifikan bagi

masyarakat sekitar, terutama pertambangan emas. Sebagian besar pasir besi terdapat di

sepanjang pantai barat Lampung Barat. Selama lokasi bahan galian berada diluar sempadan

pantai dan bukan sendun, serta memenuhi persyaratan dan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku, tentu hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan tetap memperhatikan

lingkungan sekitar.

Bahan Galian Vital; yang termasuk kategori bahan galian vital adalah perlit,

granodiorit, obsidian, kaolin, batu gamping, lempung dan pasir kuarsa. Jenis batuan ini

umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk industri. Perlit dijumpai di Batu Brak

dengan perkiraan deposit sebesar 3,9 juta ton, granodiorit terdapat di Balik Bukit dan Suoh

dengan potensi 680.000 ton, obsidian ditemui di Balik Bukit, Belalau dan Suoh dengan

perkiraan deposit mencapai 1,6 juta ton, kaolin banyak dijumpai di Sumber Jaya dengan

potensi lebih dari 625.000 ton. Batu gamping dan Kuarsa (Silika) dijumpai di Lemong dan

Diatomea di Belalau. Artinya Lampung Barat mempunyai potensi bahan galian vital yang

Page 174: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -25

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

tersebar merata di seluruh kecamatan. Bahan galian ini dapat saja dikelola (eksploitasi)

dengan prioritas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan tidak merusak lingkungan.

Bahan Galian Konstruksi; merupakan jenis batuan yang kuat dan umum digunakan

sebagai bahan dasar bangunan (konstruksi), seperti basalt (8,8 juta ton), batu apung (1,4

juta ton), pasir batu (1,2 juta ton) dan batu tembakak. Basalt dan Batu Apung banyak

terdapat di kawasan perbukitan seperti Belalau, Sumber Jaya dan Balik Bukit. Sedangkan

pasir batu (sirtu) umumnya terdapat pada wilayah hilir sungai, seperti Way

Krui, Lemong, Ratu Ngaras dan Bandar Agung. Pemanfaatan bahan galian sudah pasti

akan membawa dampak lingkungan. Oleh karena itu pemanfaatannya sebaiknya dibatasi

untuk kebutuhan lokal sehingga tidak dieksploitasi secara berlebihan.

Bahan Galian Sumber Energi; di Kabupaten Lampung Barat terdapat dua jenis bahan

galian sumber energi yaitu batu bara dan panas bumi. Batu bara terdapat di Kecamatan

Batu Brak ( Ha) dan Sukau (3 Ha) dengan total deposit diperkirakan 260.000 ton. Sedangkan

panas bumi terdapat di Suoh, Sumber Jaya dan Sukau. Namun potensi yang paling besar

adalah di Suoh yang diperkirakan dapat menghasilkan listrik sebesar 430 MW. Kedua jenis

bahan galian sumber energi ini dapat saja dimanfaatkan, namun jauh lebih penting untuk

memprioritaskan pemanfaatan panas bumi yang terdapat di Suoh. Pemanfaatan panas bumi

sebagai sumber energi terbarui (alternatif) dapat menjadi solusi sumber daya litrik yang

ada saat ini terbatas serta mendukung kebijakan Pemerintah Lampung Barat sebagai

Kabupaten Konservasi.

KawasanIndustri

Di Lampung Barat tidak terdapat industri berat ataupun industri sedang, hanya ada

indusri kecil dengan jumlah yang juga tidak terlalu banyak yaitu 215 unit industri

makanan dan 174 unit industri lainnya. Mengingat semakin terbatasnya luas lahan

untuk kegiatan usaha pertanian serta perlunya peningkatan SDM masyarakat, maka

kegiatan industry yang berbasis agro perlu didorong pertumbuhannya. Oleh karena itu

industri pengolahan hasil agro, perikanan dan kelautan perlu mendapat prioritas utama

dalam pengembangan ekonomi kerakyatan. Agroindustri sebaiknya dikembangkan di

sekitar Sukau sampai Sumber Jaya dan pengolahan ikan laut di Krui-Bengkunat.

Kawasan Pariwisata

Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pembangunan kepariwisataan

dilakukan melalui pengembangan industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran

dan kelembagaan pariwisata. Upaya pengembangan kepariwisataan di Kabupaten

Page 175: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -26

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Lampung Barat ini juga tetap dikaitkan dengan daerah tujuan wisata (destinasi)

nasional yakni: Jakarta, Jogja, dan Bali sebagai satu kesatuan destinasi wisata nasional

sekaligus untuk menarik minat pengunjung, ditujukan terhadap wisatawan nusantara

maupun mancanegara. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi

Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah

administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas

pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi

terwujudnya kepariwisataan.

Pariwisata Budaya; Wisata budaya dalam bentuk situs banyak terdapat di Balik Bukit,

Belalau, Batu Brak dan Pesisir Utara. Balik Bukit sebagai ibukota pemerintahan dapat

dijadikan pusat wisata budaya dan selanjutnya disiapkan paket wisata budaya ke Batu

Brak dan Belalau. Sementara itu untuk wisata Pesisir Utara dapat digabung dengan

paket wisata bahari. Wisata budaya yang bersifat sejarah (situs) tentunya perlu

diperkaya dengan atraksi budaya yang dipusatkan di Liwa (Balik Bukit).

Pariwisata Alam; jenis wisata ini merupakan andalan dari Lampung Barat, salah

satunya yang sudah mendunia adalah gelombang laut di Pantai Barat yang

dimanfaatkan oleh peselancar dunia untuk surfing. Terdapat 2 titik surfing yang

atraktif, yaitu di Tanjung Setia dan Way Jambu yang telah didukung dengan

parasarana perhubungan yang baik dan penginapan khusus bagi peselancar

mancanegara (cottage). Kekuatan wisata alam kedua adalah ekowisata/wana wisata

pada beberapa lokasi TNBBS seperti di Kubu Perahu dan perbatasan dengan Tanggamus

(Rhino Camp). Lampung Barat juga mempunyai Danau Ranau dan telah dibangun resort

berperingkat bintang 4 yaitu Seminung Resort dan akan dikembangkan lebih lanjut

dengan beberapa klaster yang mengelilingi resort seperti klaster kupu-kupu, rusa,

play/camping ground dan lain-lain. Arung jeram, diving & snorkeling (wisata alam

laut), menikmati air terjun, mengarungi gua dan menikmati pantai sepanjang 210 km

adalah potensi wisata alam lain yang belum tergarap secara optimal. Strategi

pengembangan wisata Lampung Barat dapat dimulai dari pantai (paling banyak

pengunjung dan adanya turis asing), dikaitkan dengan CAL dan TNBBS dan selanjutnya

diperluas ke pariwisata budaya. Untuk itu diperlukan dukungan promosi yang gencar,

pembangunan infrastruktur, penguatan strategi pemasaran dan meningkatkan

pelayanan wisatawan mulai dari informasi sampai fasilitas penunjang pada tiap-tiap

Page 176: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -27

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

kawasan wisata alam yang sudah ada. Pengembangan wisata alam lainnya dapat

dilakukan seiring dengan penguatan dan pengembangan objek yang sudah ada.

Pariwisata Buatan; Salah satu wisata buatan yang akan dikembangkan di Lampung

Barat dengan skala nasional adalah Kebun Raya Liwa (KRL). Bahkan dalam kebijakan

penataan ruang provinsi KRL ini sudah diarahkan sebagai kawasan strategis provinsi.

Saat ini kemajuan pembangunan sudah sampai pada penyelesaian Master Plan

termasuk DED KRL dan tahun 2010 akan dilanjutkan dengan pembangunan beberapa

prasarana dasar. Pariwisata buatan boleh dikatakan bukan menjadi kekuatan dari

pariwisata Lampung Barat. Kalaupun ada, seperti KRL Liwa basisnya tetap potensi alam

dan bersifat alamiah. Pariwsata safari alam terbuka dan taman buru merupakan salah

satu atraksi wisata yang berbasis alam yang dapat dikembangkan di Lampung Barat.

Potensi ini sudah mempunyai embrionya di Bengkunat (kawasan khusus konservasi

binatang liar) dan Belimbing (taman buru). Kalaupun akan dikembangkan wisata

buatan lain, mungkin lebih berorientasi pada pasar dalam daerah sendiri, seperti

waterboom dan kolam renang di Liwa dan Krui.

Kawasan Permukiman

Permukiman Perkotaan; mencermati perkembangan kawasan dan kebijakan penataan

ruang nasional dan provinsi, pertumbuhan kawasan perkotaan di Lampung Barat maka

Liwa dan Fajar Bulan akan mempunyai ciri kawasan permukiman perkotaan pada

kawasan perbukitan dan setiap saat menghadapi potensi bahaya gempa dan longsor.

Sementara Krui adalah kawasan permukiman pantai yang juga potensial terkena

bahaya tsunami. Walaupun hasil kajian menginformasikan bahwa bahaya Tsunami

bersiklus 500 tahun sekali, mitigasi gempa dan tsunami tetap menjadi bagian tidak

terpisahkan dalam perencanaan tata ruang wilayah ini. Secara fungsional Kota Liwa

adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan dan

budaya. Krui sebagai kawasan perkotaan pesisir dengan fungsi utama kegiatan berbasis

laut dan Fajar Bulan akan menjadi pusat kegiatan agropolitan.

Permukiman Perdesaan; Umumnya ciri permukiman perdesaan adalah berupa

bangunan rumah tradisional, umumnya berkondisi semi permanen, KDB rendah, MCK

diluar rumah dan sebagian besar menggunakan sumur (air tanah) sebagai sumber air

minum dan belum mendapat aliran listrik. Ciri permukiman bersifat mengelompok dan

tersebar secara sporadis. Memperhatikan kondisi faktual lapangan pola pembangunan

permukiman di Lampung Barat umumnya membentuk pola pita (ribbon) memanjang

Page 177: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -28

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

mengikuti pola perkembangan pembangunan jalan. Hal ini mudah dilihat, terutama

antara Fajar Bulan sampai ke Liwa yang merupakan konsentrasi utama permukiman

penduduk di Lampung Barat. Pembangunan permukiman perdesaan di Lampung Barat

memang belum padat dan menimbulkan masalah. Hanya saja perlu dikuatkan

keyakinan masyarakat bahwa rumah panggung yang ada saat ini adalah rumah tahan

gempa dan sesuai untuk daerah tropis. Selanjutnya pola pembangunan permukiman

dikembangkan sedemikian rupa sehingga aman, efektif, efisien dan sehat serta

tersedia fasilitas umum/sosial yang menjadi kebutuhan masyarakat lokal.

Berdasarkan rencana pola ruang diatas, pola ruang Lampung Barat dibedakan menjadi

tiga bagian, yaitu :

1. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

2. Rencana Pola Ruang Kawasan Budiddaya

3. Diantara kedua jenis rencana pola ruang terebut juga dipetakan beberapa

kawasan yang berhimpit dengan kedua pola ruang diatas, yaitu :

i. Rencana kawasan perkotaan Kota Liwa

ii. Rencana kawasan Agropolitan Way Tenong

iii. Potensi kawasan pertambangan

iv. Kawasan Rawan Bencana Tsunami

v. Kawasan Patahan Semangko Besar

Page 178: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -29

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

5.2. Rencana Daerah Pelayanan Kabupaten Kerinci

Page 179: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -30

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

5.2.1. Rencana Pengembangan Sistem Sumberdaya Air

Sumberdaya air di kabupaten Kerinci secara umum dimanfaatkan untuk rumah

tangga, irigasi dan sumber energi (PLTA, PLTMH). Adapun rincian penggunaan sumberdaya

air tersebut diantaranya adalah :

1. Irigasi; daerah Irigasi di Kabupaten Kerinci sebanyak 234 DI yang terdiri dari irigasi

teknis sepanjang 1.613 meter dan Irigasi sederhan sepanjang 14.310 meter. Dimana

seluruh irigasi tersebut mengairi areal persawahan seluas 19.062 Ha yang tersebar di

setiap kecamatan dalam Kabupaten Kerinci;

2. PLTMH Lempur yang sumber airnya berada di Kecamatan Gunung Raya;

3. PDAM; terdapat 15 instalasi PAM yang terdapat di Kecamatan Kayu Aro, Gunung

Kerinci, Air Hangat, Sitinjau Laut, Keliling Danau, Danau Kerinci, Gunung Raya dan

Batang Merangin. Berdasarkan laporan dan data PDAM Sungai Penuh diketahui bahwa

pada tahun 2010 telah terjadi peningkatan kapasitas produksi dari 356 Liter/detik

menjadi 366 Liter/detik, dan pertumbuhan jumlah sambungan 1.200 unit/tahun, telah

terwujudnya peningkatan cakupan pelayanan dari 54,35% menjadi 65,72% pada thaun

2010.

Dalam pemanfaatan sumberdaya air perlu dipertimbangkan dampak negatif yang

ditimbulkan muncul akibat kurang tepatnya pengendalian sumberdaya air tersebut,

misalnya bencana banjir dan menurunnya produktifitas pertanian. Untuk itu pemanfaatan

sumber daya air ke depan untuk Kabupaten Kerinci perlu dilakukan:

1. Perbaikan dan peningkatan sistem dan bangunan irigasi yang ada, guna menjamin

ketersediaan pasokan air bagi pertanian sawah.

2. Pengembangan PAM pada kawasan perkotaan, terutama pada pusat-pusat permukiman

di seluruh kecamatan dengan sambungan PAM 80% dari total jumlah KK pada tahun

2028 dan 20% melalui hidran umum.

3. Pembangunan bendungan untuk pengairan dan sekaligus untuk pengendalian daya

rusak air, terutama di di Kawasan Suoh dan pesisir.

Dari hasil analisis kebutuhan air bersih diketahui bahwa total kebutuhan air bersih

pada tahun 2030 adalah 9.913.831 liter perhari. Kebutuhan untuk sambungan rumah

sebanyak 8.150.384 liter perhari dan kebutuhan untuk non domestik sebanyak 1.652.305

liter perhari.

Kebutuhan air yang ada pada dasarnya disesuaikan dengan kapasitas terpasang

maupun kapasitas produksi dari PDAM. Untuk mendukung penyediaan air bersih ini,

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sakti melalui 8 (delapan) cabang yaitu cabang

Siulak, Semurup, Sungai Penuh, Hiang, Kayu Aro, Tamiai, Jujun dan Lempur.

Page 180: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -31

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pelayanan PDAM Tirta Sakti ke depan diharapkan dapat mengatasi/menekan atau

meminimalkan kendala sistem air berish, mulai dari sumber sampai dengan jaringan

transmisi dan pengolahannya serta perbaikan sistem distribusinya sehingga PDAM dapat

meningkatkan segi kuantitas demi terjaminnya kepuasan masyarakat sebagai

pelanggannya.

5.3. PROYEKSI JUMLAH PENDUDUKProyeksi penduduk di Kabupaten Kerinci berdasarkan kecamatan dilihat dari laju

pertumbuhan masing-masing kecamata yang ada pada wilayah administrasi Kabupaten

Kerinci. Berikut ini proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Kerinci tahun 2014 - 2033.

Page 181: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -32

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Jum

ah

Pend

uduk

Tah

un 2

012

(Po)

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

1G

unun

g R

aya

14,1

7314

,367

14,7

3915

,302

16,0

8117

,108

18,4

2920

,106

22,2

2224

,888

28,2

54

2Ba

tang

Mer

angi

n17

,351

17,5

8917

,830

18,0

7518

,323

18,5

7418

,829

19,0

8719

,349

19,6

1519

,884

3Ke

lilin

g D

anau

22,5

7322

,883

23,1

9623

,515

23,8

3724

,164

24,4

9624

,832

25,1

7225

,518

25,8

68

4D

anau

Ker

inci

16,3

5416

,578

16,8

0617

,037

17,2

7017

,507

17,7

4817

,991

18,2

3818

,488

18,7

42

5Si

tinj

au L

aut

14,3

2614

,522

14,7

2114

,923

15,1

2815

,335

15,5

4515

,758

15,9

7416

,193

16,4

15

6A

ir H

anga

t19

,991

20,2

6520

,543

20,8

2521

,111

21,4

0021

,694

21,9

9222

,293

22,5

9922

,909

7A

ir H

anga

t T

imur

17,9

3918

,185

18,4

3518

,687

18,9

4419

,204

19,4

6719

,734

20,0

0520

,279

20,5

57

8D

epat

i T

ujuh

14,8

2015

,024

15,2

3015

,439

15,6

5115

,866

16,0

8416

,305

16,5

2916

,756

16,9

86

9G

unun

g Ke

rinc

i11

,919

12,0

8212

,247

12,4

1512

,585

12,7

5712

,931

13,1

0813

,287

13,4

6913

,653

10Si

ulak

31,5

8532

,017

32,4

5532

,899

33,3

4933

,806

34,2

6834

,737

35,2

1235

,694

36,1

83

11Ka

yu A

ro40

,381

40,9

3441

,494

42,0

6142

,637

43,2

2043

,812

44,4

1145

,019

45,6

3546

,260

12G

unun

g T

ujuh

14,4

1914

,616

15,0

1915

,644

16,5

1817

,680

19,1

8221

,096

23,5

1926

,579

30,4

49

Jum

lah

235,

831

239,

062

242,

716

246,

823

251,

434

256,

621

262,

484

269,

157

276,

820

285,

714

296,

158

Jum

ah

Pend

uduk

Tah

un 2

012

(Po)

2024

2025

2026

2027

2028

2029

2030

2031

2032

2033

1G

unun

g R

aya

14,1

7332

,518

37,9

5144

,922

53,9

3865

,698

81,1

8310

1,77

312

9,43

316

6,98

821

8,53

7

2Ba

tang

Mer

angi

n17

,351

20,1

5720

,433

20,7

1420

,998

21,2

8621

,578

21,8

7422

,174

22,4

7822

,787

3Ke

lilin

g D

anau

22,5

7326

,222

26,5

8226

,947

27,3

1627

,691

28,0

7128

,456

28,8

4629

,242

29,6

43

4D

anau

Ker

inci

16,3

5418

,999

19,2

6019

,524

19,7

9220

,064

20,3

3920

,618

20,9

0121

,188

21,4

79

5Si

tinj

au L

aut

14,3

2616

,640

16,8

6817

,099

17,3

3317

,571

17,8

1218

,056

18,3

0318

,554

18,8

09

6A

ir H

anga

t19

,991

23,2

2423

,542

23,8

6524

,193

24,5

2524

,861

25,2

0225

,548

25,8

9826

,254

7A

ir H

anga

t T

imur

17,9

3920

,839

21,1

2521

,415

21,7

0922

,006

22,3

0822

,614

22,9

2423

,239

23,5

58

8D

epat

i T

ujuh

14,8

2017

,219

17,4

5517

,695

17,9

3818

,185

18,4

3418

,687

18,9

4419

,204

19,4

68

9G

unun

g Ke

rinc

i11

,919

13,8

4014

,029

14,2

2114

,416

14,6

1314

,813

15,0

1515

,221

15,4

2915

,640

10Si

ulak

31,5

8536

,678

37,1

7937

,688

38,2

0438

,727

39,2

5639

,793

40,3

3840

,890

41,4

49

11Ka

yu A

ro40

,381

46,8

9347

,534

48,1

8548

,844

49,5

1250

,190

50,8

7751

,573

52,2

7852

,994

12G

unun

g T

ujuh

14,4

1935

,359

41,6

2249

,666

60,0

7473

,659

91,5

5111

5,34

714

7,31

519

0,71

925

0,28

9

Jum

lah

235,

831

308,

586

323,

582

341,

941

364,

755

393,

536

430,

396

478,

313

541,

521

626,

108

740,

905

Jum

lah

Pend

uduk

Tah

un P

roye

ksi

(Pn)

No.

Keca

mat

an

No.

Keca

mat

anJu

mla

h Pe

ndud

uk T

ahun

Pro

yeks

i (P

n)

Page 182: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -33

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

5.4. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM5.4.1 Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang melayani sambungan langsung

pelanggan (SR) dan sambungan tidak langsung (KU/HU). Kebutuhan air domestik dihitung

berdasarkan proyeksi jumlah penduduk tahun perencanaan terhadap jumlah penduduk

yang terlayani, untuk konsumsi pemakaian air dihitung bedasarkan kebutuhan satuan unit

perencanaan (SK-SNI Kebutuhan air minum yang dikeluarkan PU-CK) dan disesuaikan

dengan tingkat pertumbuhan perekonomian penduduk perencanaan. Besarnya kebutuhan

air domestik di Kabupaten Kerinci sampai akhir tahun perencanaan tahun 2033 sebesar

266,66 lt/dt.

5.4.2 Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air non-domestik merupakan kebutuhan air yang penggunaannya diluar

dari kebutuhan air domestik seperti fasilitas sosial (peribadatan, yayasan dan panti sosial),

fasilitas institusi (kantor, pendidikan dan kesehatan), fasilitas industry dan fasilitas

komersial (hotel/penginapan, niaga/perdagangan, pasar dan sarana hiburan). Kebutuhan

air non domestik ini juga dihitung berdasarkan proyeksi penduduk terhadap pemakaian air

domestik dan atau konsumsi pemakaian air non-domestik yang dikeluarkan oleh

kementerian PU-CK dengan kisaran 20 – 30 %. Besarnya kebutuhan air non domestik untuk

Kabupaten Kerinci sampai akhir tahun perencanaan tahun 2033 sebesar 34,73 lt/dt.

5.4.3 Kehilangan Air

Kehilangan air dalam sistem merupakan selisih antara jumlah air yang

dikonsumsi/terjual dengan jumlah air yang diproduksi dan air yang didistribusi. Dalam

perencanaan air minum kehilangan air tetap diperhitungkan di dalam proyeksi kebutuhan

air, besarnya kehilangan air yang ditetapkan dalam standar nasional sebesar 20%

(kehilangan air maksimum) yang didasarkan pada pertimbangan ekonomis yang dikeluarkan

dalam bentuk petunjuk teknis kebocoran air oleh PU-CK. Perkiraan besarnya kehilangan air

sampai akhir tahun perencanaan adalah sebesar 53,25 lt/dt. Proyeksi kebutuhan air

Kabupaten Kerinci dapat dilihat dalam Tabel V.4.1 dan Tabel V.4.2 dibawah ini.

Page 183: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -34

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabe

l V.4

.1Pr

oyek

si K

ebut

uhan

Air

Min

um d

i Kab

upat

enKe

rinc

i Tah

un 2

014

-20

23

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

A.

Kepe

ndud

ukan

1Ju

mla

h Pe

ndud

ukJi

wa

239,

062

242,

172

245,

324

248,

519

251,

758

255,

041

258,

369

261,

743

265,

163

268,

630

2T

ingk

at P

elay

anan

%60

6060

6060

7575

7575

75

3Pe

ndud

uk T

erla

yani

Jiw

a14

3,43

714

5,30

314

7,19

414

9,11

115

1,05

519

1,28

119

3,77

719

6,30

719

8,87

220

1,47

2

4Ju

mla

h Pe

ndud

uk P

er S

RJi

wa

55

55

55

55

55

B.Ke

butu

han

Dom

esti

k

1Ju

mla

h SR

Uni

t28

,687

29,0

6129

,439

29,8

2230

,211

38,2

5638

,755

39,2

6139

,774

40,2

94

2Pe

mak

aian

Per

Ora

nglt

/har

i13

013

013

013

013

014

014

014

014

014

0

3Ke

butu

han

Air

SR

lt/d

et43

.16

43.7

344

.29

44.8

745

.46

61.9

962

.80

63.6

264

.45

65.2

9

4Ke

butu

han

Dom

esti

klt

/det

43.1

643

.73

44.2

944

.87

45.4

661

.99

62.8

063

.62

64.4

565

.29

C.

Kebu

tuha

n N

on D

omes

tik

15%

dar

i Ke

butu

han

Dom

esti

klt

/det

6.47

6.56

6.64

6.73

6.82

9.30

9.42

9.54

9.67

9.79

Tot

al K

ebut

uhan

Non

Dom

esti

klt

/det

6.47

6.56

6.64

6.73

6.82

9.30

9.42

9.54

9.67

9.79

D.

Tot

al K

ebut

uhan

Air

lt/d

et49

.64

50.2

850

.94

51.6

052

.27

71.2

972

.22

73.1

674

.12

75.0

9

E.Ke

hila

ngan

Air

% K

ehila

ngan

Air

%9.

9310

.06

10.1

910

.32

10.4

514

.26

14.4

414

.63

14.8

215

.02

Jum

lah

Kehi

lang

an A

irlt

/det

9.93

10.0

610

.19

10.3

210

.45

14.2

614

.44

14.6

314

.82

15.0

2

F.Ke

butu

han

Air

Rat

a-R

ata

(D+E

)lt

/det

59.5

760

.34

61.1

361

.92

62.7

385

.54

86.6

687

.79

88.9

490

.10

G.

Kebu

tuha

n H

ari

Mak

sim

um

Fakt

or K

oefe

sien

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

Kebu

tuha

n A

irlt

/det

71.4

872

.41

73.3

574

.31

75.2

810

2.65

103.

9910

5.35

106.

7310

8.12

H.

Kebu

tuha

n Ja

m P

unca

k

Fakt

or K

oefe

sien

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

Kebu

tuha

n A

irlt

/det

104.

2410

5.60

106.

9710

8.36

109.

7814

9.70

151.

6615

3.64

155.

6515

7.68

No.

Kete

rang

anSa

tuan

Tah

un

Page 184: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum V -35

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabe

l V.4

.2Pr

oyek

si K

ebut

uhan

Air

Min

um d

i Kab

upat

en K

erin

ci T

ahun

202

4-

2033

2024

2025

2026

2027

2028

2029

2030

2031

2032

2033

A.

Kepe

ndud

ukan

1Ju

mla

h Pe

ndud

ukJi

wa

272,

144

275,

707

279,

318

282,

979

286,

690

290,

452

294,

265

298,

131

302,

050

306,

022

2T

ingk

at P

elay

anan

%80

8080

8080

9090

9090

90

3Pe

ndud

uk T

erla

yani

Jiw

a21

7,71

522

0,56

522

3,45

522

6,38

322

9,35

226

1,40

6.84

264,

839

268,

318

271,

845

275,

420

4Ju

mla

h Pe

ndud

uk P

er S

RJi

wa

55

55

55

55

55

B.Ke

butu

han

Dom

esti

k

1Ju

mla

h SR

Uni

t43

,543

44,1

1344

,691

45,2

7745

,870

52,2

8152

,968

53,6

6454

,369

55,0

84

2Pe

mak

aian

Per

Ora

nglt

/har

i15

015

015

015

015

015

015

015

015

015

0

3Ke

butu

han

Air

SR

lt/d

et75

.60

76.5

977

.59

78.6

179

.64

90.7

791

.96

93.1

794

.39

95.6

3

4Ke

butu

han

Dom

esti

klt

/det

75.6

076

.59

77.5

979

8091

9293

9496

C.

Kebu

tuha

n N

on D

omes

tik

15%

dar

i Ke

butu

han

Dom

esti

klt

/det

11.3

411

.49

11.6

411

.79

11.9

513

.61

13.7

913

.97

14.1

614

.34

Tot

al K

ebut

uhan

Non

Dom

esti

klt

/det

11.3

411

.49

11.6

411

.79

11.9

513

.61

13.7

913

.97

14.1

614

.34

D.

Tot

al K

ebut

uhan

Air

lt/d

et86

.93

88.0

789

.23

90.4

091

.58

104.

3810

5.75

107.

1410

8.55

109.

98

E.Ke

hila

ngan

Air

% K

ehila

ngan

Air

%17

.39

17.6

117

.85

18.0

818

.32

20.8

821

.15

21.4

321

.71

22.0

0

Jum

lah

Kehi

lang

an A

irlt

/det

17.3

917

.61

17.8

518

.08

18.3

220

.88

21.1

521

.43

21.7

122

.00

F.Ke

butu

han

Air

Rat

a-R

ata

(D+E

)lt

/det

104.

3210

5.69

107.

0710

8.48

109.

9012

5.26

126.

9012

8.57

130.

2613

1.97

G.

Kebu

tuha

n H

ari

Mak

sim

um

Fakt

or K

oefe

sien

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

1.20

Kebu

tuha

n A

irlt

/det

125.

1912

6.83

128.

4913

0.17

131.

8815

0.31

152.

2815

4.28

156.

3115

8.37

H.

Kebu

tuha

n Ja

m P

unca

k

Fakt

or K

oefe

sien

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

1.75

Kebu

tuha

n A

irlt

/det

182.

5618

4.95

187.

3818

9.83

192.

3221

9.20

222.

0822

5.00

227.

9523

0.95

No.

Kete

rang

anSa

tuan

Tah

un

Page 185: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VI -1

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

6.1 Potensi Air PermukaanPotensi sumber daya air di Kabupaten Kerinci sangat melimpah, karena letaknya yang

berlokasi di dataran tinggi dengan kondisi topografi pergunungan dan hutan lebat,disertai

beberapa alur sungai dan anak sungai. Sebagian aliran sungai dan anak sungai bermuara ke

Danau Kerinci, kemudian mengalir melalui Sungai Batang Merangin sampai ke pantai timur

Jambi.

Sebagai gerbang utama arus ke luar deposit air dari Danau Kerinci, Sungai Batang

Merangin merupakan sungai terbesar yang ada di Kabupaten Kerinci. Selain itu sungai-

sungai lain yang terdapat di Kabupaten Kerinci diantaranya adalah Sungai Sikai, Sungai

Rumpun, Sungai Tanduk, Sungai CIbudak, Sungai Dadap, Sungai Simpang Tutup, Sungai

Siulak Desar, Sungai Koto Rendah, Sungai Bukit Sembahyang, Sungai Dusun Baru, Sungai

Pendung Mudik, Sungai Air Patah, Sungai Terung, Sungai Semurup, Sungai Tutung, Sungai

Hiang, Sungai Batang Sangir, Sungai Betung Kuning, Sungai Cupak Raja Seleman, Sungai

Talang Kemulun, Sungai Lubuk Pagar, Sungai Tapan, Sungai Air Jernih, Sungai Air Terjun,

Sungai Air Lintah, Sungai Talang Kemuning, Sungai Rawa Air Lingkat, Sungai Rumpun dan

Page 186: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VI -2

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Sungai Renah Sako. Selain bermuara di Danau Kerinci, sebagian dari sungai ini mengalir ke

Sumatera Barat seperti Sungai Air Terjun ke Kabupaten Solok Selatan dan Sungai Batang

Sako ke Kabupaten Pesisir Selatan.

Potensi Sumberdaya Air di Kabupaten Kerinci saat ini dimanfaatkan untuk

pengembangan Daerah Irigasi untuk mengairi areal persawahan, selain itu sebagian potensi

ini juga digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik (PLTA dan PLTMH).

6.2 Potensi Air TanahKondisi air tanah di Kabupaten Kerinci memiliki kualitas air yang cukup memadai,

kondisi ini diperkirakan adanya jenis batuan yang merupakan sebagai tempat daerah

tangkapan air dimana pada lapisan tersebut debit air cukup stabil dan kecil kemungkinan

terkontaminasi oleh adanya pencemaran, sedangkan pada tempat-tempat tertentu

terutama pada daerah perbukitan tinggi muka air akan lebih dalam dari muka tanah.

Secara umum potensi sumber air tanah untuk kebutuhan air bersih/minum saat ini

masih memungkinkan untuk di eksplorasi. Kemungkinan hal ini terjadinya adanya

perubahan lingkungan akibat perusakan hutan dan daerah resapan, adanya potensi sumber

pencemar yang menyebabkan turunnya potensi air tanah baik kulitas maupun kuantitas,

serta kajian geolistrik apakah debit yang terkandung masih mampu untuk memenuhi

kebutuhan air di masa yang akan datang.

6.3 Neraca Air

Ketersediaan sumber air baku sebagai kebutuhan SPAM Kabupaten Kerinci lebih

diprioritaskan pada sumber air permukaan dan air tanah. Prioritas peruntukan sumber air

permukaan saat ini tidak dipengaruhi oleh kebutuhan irigasi atau pertanian. Keutamaan

sumber air permukaan, terutama sungai Batang Merangin sumber ini sangat potensial dan

memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber air baku karena ketersediaan debit sumber

yang mampu untuk dimanfaatkan sampai puluhan tahun ke depan dengan debit minimum

yang masih jauh lebih besar bila dibandingkan dengan debit pemakaian air akhir tahun

perencanaan 2028.

Page 187: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VI -3

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

6.4 Alternatif Sumber Air Baku

Pemanfaatan sumber air baku di Kabupaten Kerinci adalah dengan memanfaatkan

sumber air permukaan (sungai dan danau) dan sumber air tanah, dan pemanfaatan sumber

mata air

Secara garis besar sumber-sumber air yang terdapat pada kawasan perencanaan

terbagi menjadi :

Air Tanah : Air tanah dangkal, air tanah dalam

Mata Air : Air Tanah yang muncul kepermukaan.

Air Permukaan : Sungai, danau atau waduk.

Pada pelaksanaan pekerjaan ini ka kajian potensi air angkasa ( Air Hujan ) tercakup

dalam pembahasan potensi air permukaan. Hubungan antara Air Angkasa, Air Permukaan,

dan Air Tanah Air diperlihatkan pada Gambar VI.3.1.

Gambar VI.1.1 Model Penyebaran Sumber Daya Air pada suatu wilayah

6.4.1 Air Permukaan

Sumber air permukaan pada daerah studi sangat banyak dilalui oleh sungai-sungai

yang melintas baik diwilayah perkotaan maupun wilayah IKK. Jarak lokasi sumber ke

daerah pelayanan relatif dekat, kapasitas debit yang dimiliki air permukaanpun jauh lebih

besar dari kapasitas debit yang dibutuhkan. Dari segi kualitas, sumber air permukaan

diperlukan adanya pengolahan lengkap, hal ini air permukaan merupakan aliran terbuka

bebas yang mudah terkontaminasi bahan pencemar disekelilingnya, disamping sumber air

Page 188: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VI -4

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

permukaan sebagai pembawa kandungan sedimen yang bersifat koloid. Secara kuantitas

penggunaan air permukaan dapat menjamin kesinambungannya dalam waktu yang cukup

lama. Sedangkan dari segi operasional sumber air permukaan memerlukan biaya yang

cukup mahal, kompleks dalam pemeliharaan dan operasional sistem.

Sumber air yang digunakan pada sistem penyediaan air bersih Kerinci secara umum

menggunakan sumber air permukaan dan air tanah dalam yang meliputi Sungai Sikai,

Sungai Rumpun, Sungai Tanduk, Sungai CIbudak, Sungai Dadap, Sungai Simpang Tutup,

Sungai Siulak Desar, Sungai Koto Rendah, Sungai Bukit Sembahyang, Sungai Dusun Baru,

Sungai Pendung Mudik, Sungai Air Patah, Sungai Terung, Sungai Semurup, Sungai Tutung,

Sungai Hiang, Sungai Batang Sangir, Sungai Betung Kuning, Sungai Cupak Raja Seleman,

Sungai Talang Kemulun, Sungai Lubuk Pagar, Sungai Tapan, Sungai Air Jernih, Sungai Air

Terjun, Sungai Air Lintah, Sungai Talang Kemuning, Sungai Rawa Air Lingkat, Sungai

Rumpun dan Sungai Renah Sako

A. Sungai Air Jernih

Sumber air ini merupakan sumber air utama pada sistem penyediaan air bersih

Kabupaten Kerincidengan kapasitas penyadapan untuk kapasitas IPA sebesar sebesar ± 35

liter/detik yang terbagai dalam 2 unit IPA. Karena air baku dari Sungai Jerbih ini secara

kualitas masih belum memenuhi syarat dari standar kualitas air bersih, maka air baku dari

Sungai Jernihini perlu diolah terlebih dahulu sebelum didistribusikan ke daerah pelayanan.

B. Sungai Batang Merangin

Sumber air ini merupakan sumber air baku pada sistem penyediaan air bersih

Kabupaten Kerincidengan kapasitas penyadapan untuk kapasitas IPA sebesar sebesar ±

10liter/detik. Unit IPA yang menggunakan IPA ini adalah IPA Tamiai. Karena air baku dari

Sungai Batang Merangin ini secara kualitas masih belum memenuhi syarat dari standar

kualitas air bersih, maka air baku dari sungai Batang Pelawan ini perlu diolah terlebih

dahulu sebelum didistribusikan ke daerah pelayanan.

C. Sungai Batang Merao

Sumber air ini merupakan sumber air baku pada sistem penyediaan air bersih

Kabupaten Batang Meraodengan kapasitas penyadapan untuk kapasitas IPA sebesar sebesar

± 30 liter/detik. Unit IPA yang memanfaatkan sumber air baku ini adalah IPA Jujun/Pulau

Page 189: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VI -5

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tengah. Air baku dari sungai Pulau Aro ini perlu diolah terlebih dahulu sebelum

didistribusikan ke daerah pelayanan.

D. Danau Kerinci

Sumber air ini merupakan sumber air baku pada sistem penyediaan air bersih

Kabupaten Kerinci dengan kapasitas penyadapan untuk kapasitas IPA sebesar 20

liter/detik. Unit IPA yang memanfaatkan sumber air baku ini adalah IPA Hiang. Karena air

baku ini secara kualitas masih belum memenuhi syarat dari standar kualitas air bersih,

maka air baku dari sungai Pulau Pandan ini perlu diolah terlebih dahulu sebelum

didistribusikan ke daerah pelayanan.

6.4.2 Air Tanah

Penggunaan Air tanah dibedakan menjadi air tanah dalam dan air tanah dangkal.

Pada lokasi studi air tanah dangkal banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumur

gali/sumur bor secara individu, dengan kedalaman antara 20 - 50 meter. Sedangkan air

tanah dalam digunakan oleh pengelola SPAM dengan kedalaman lebih dari 100 m untuk

dialirkan ke daerah pelayanan (pelanggan).

Dari segi kualitas kandungan materi air tanah cukup memadai baik fisik, kimia dan

biologis hanya diperlukan bahan desinfeksi sebelum disalurkan ke daerah pelayanan untuk

dikonsumsi. Namun demikian kualitas sumber air tanah tidak selalu baik mengingat kualitas

air tanah yang ada di Kabupaten Sarolangun ini memiliki kadar besi yang cukup tinggi dan

terletak dalam wilayah tanah yang bergambut, salah satu sumur bor SPAM PDAM memiliki

kualitas air yang berwarna putih kecoklatan dan berbau sehingga memerlukan pengolahan

yang lebih lanjut. Unit PDAM yang menggunakan air tanah sebagai sumber air baku adalah

unit PDAM unit Singkut dan Bukit Suban dengan kapasitas 25 l/det dan 5 l/det.

6.4.3 Mata Air

Mata air adalah air tanah yang muncul kepermukaan tanah secara alami.

Pemunculan mata air secara alami tersebut dapat diakibatkan karena pemancungan

topografi ataupun akibat adanya rekahan/atau patahan seperti dapat dilihat pada Gambar

VI.3.2 dan Gambar VI.3.3 di bawah ini:

Page 190: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VI -6

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Gambar VI.3.2Model Pemunculan mata air akibat pemacungan topografi

Gambar VI.3.3Model Pemunculan mata air akibat struktur patahan

Dalam upaya pemanfaatan mata air sebagai sumber air baku maka PDAM Tirta Sakti

perlu melakukan kajian atau studi yang lebih lanjut dan mendalam untuk memanfaatkan

mata air sebagai sumber air baku. Dari segi kualitas sumber mata air cukup bagus baik dari

kandungan fisik, kimia dan biologis hanya diperlukan bahan desinfeksi sebelum disalurkan

ke daerah pelayanan untuk dikonsumsi.

Biaya operasional yang dibutuhkan dalam pengambilan sumber mata air dapat lebih

murah karena tidak diperlukan biaya perawatan dan operasional secara khusus. Biaya

tinggi hanya dibutuhkan saat pembangunan awal jaringan pipa transmisi air baku dan unit

bangunan penangkap air (broncaptering).

Page 191: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VI -7

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Dari ke tiga sumber air baku yang terdapat pada daerah studi baik secara teknis

maupun non teknis, maka sumber air baku yang dapat diandalkan adalah dengan

memanfaatkan sumber air dari air permukaan walaupun ada beberapa wilayah

menggunakan sumber air dari sumber lain seperti mata air dan air tanah dalam bila dilihat

dari peta potensi air tanah Kabupaten Sarolangun sangat sulit untuk di ekplorasi, hal ini

perlu pengkajian lebih lanjut.

Pemilihan sumber cenderung dengan air permukaan ini berdasarkan atas evaluasi

dan pertimbangan bahwa pelayanan air bersih harus dilaksanakan secara kontinyu, dengan

kualitas yang memadai serta kemudahan memperoleh sumber air baku dalam jumlah tak

terbatas. Untuk daerah studi Kabupaten Kerinci baik wilayah perkotaan maupun

IKK/pedesaan hampir seluruhnya dilalui oleh sungai sehingga sistem SPAM di wilayah

tersebut lebih banyak menggunakan sumber air dari air permukaan. Untuk wilayah yang

jauh dari sumber air permukaan akan dilayani dengan sumber air dari sumber air tanah

dangkal/dalam.

Page 192: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -1

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

7.1 Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang

Wilayah Kabupaten Kerinci7.1.1 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

A. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

Dengan memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, karakteristik wilayah

Kerinci, kapasitas sumber daya wilayah, kebijakan penataan ruang nasional, pulau

dan provinsi untuk Kabupaten Kerinci serta kebijakan aspek-aspek sektoral yang

terkait dengan Kabupaten Kerinci, maka rumusan kebijakan penataan ruang yang

akan dilaksanakan dalam rangka penataan ruang wilayah Kabupaten Kerinci tahun

2010-2030 adalah, sebagai berikut :

1. Penguatan dan pemulihan hutan, kawasan lindung dan TNKS;

Page 193: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -2

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2. Penataan penyesuaian kawasan rawan bencana serta pengendaliannya agar dapat

teraplikasinya perencanaan yang berlandaskan mitigasi bencana di wilayah

Kabupaten Kerinci.

3. Pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berbasis

konservasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui intensifikasi lahan, diversifikasi

dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan sistem produksi yang komulatif

dalam skala global;

5. Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro serta wisata

sesuai keunggulan dan potensi kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, terintegrasi

dan dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan;

6. Pembangunan Infrastruktur yang berkualitas untuk peningkatan aksesibilitas dan

peningkatan kualitas pelayanan masyarakat.

B. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran dari

kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai :

a. Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan

penetapan kawasan strategis kabupaten;

b. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rtrw

kabupaten; dan

c. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumus berdasarkan :

a. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten;

b. Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan

penataan ruangnya; dan

c. Ketentuan peraturan perundang-undangan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:

a. Memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang;

b. Tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang

wilayah nasional, dan provinsi;

Page 194: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -3

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

c. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan

pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif;

d. Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola

ruang wilayah kabupaten; dan

e. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Dengan pertimbangan bahwa strategi adalah turunan dari kebijakan yang

dijabarkan secara lebih operasional dan dapat dituangkan dalam bentuk ruang.

Mengacu pada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas, maka strategi

penataan ruang wilayah Kabupaten Kerinci adalah sebagai berikut :

1. Strategi untuk “Penguatan dan pemulihan hutan, kawasan lindung dan TNKS”

adalah :

a. Pemantapan tata batas kawasan lindung dan kawasan budidaya untuk

memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi;

b. Menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama

pemulihan fungsi TNKS dan hutan lindung yang berbasis masyarakat;

c. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan

pencemaran lingkungan;

d. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya

keanekaragaman hayati dan sumber daya tarik wisata alam hutan/ekowisata

dan wisata hutan; dan

e. Menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam rangka

pemulihan fungsi kawasan lindung terutama TNKS, hutan lindung dan cagar

alam.

2. Strategi untuk “Penataan penyesuaian kawasan rawan bencana serta

pengendaliannya agar dapat teraplikasinya perencanaan yang berlandaskan

mitigasi bencana di wilayah Kabupaten Kerinci” adalah :

a. Menyusun dan melaksanakan rehabilitasi kawasan atas sesar dan kawasan

Gunung Kerinci;

b. Menyusun dan merencanakan pengembangan kawasan evakuasi bencana

alam gempa bumi dan letusan gunung api;

c. Perencanaan dan penataan detail khusus untuk kawasan rawan bencana

berdasarkan mitigasi bencana dan pengendalian pemanfaatan lahan untuk

kawasan bukan permukiman padat; dan

Page 195: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -4

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

d. Mengembangkan sistem infrastruktur, prasarana dan sarana wilayah dengan

menerapkan sistem tanggap bencana dan sistem tahan bencana gempa.

3. Strategi untuk “Pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya

alam yang berbasis konservasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat”

adalah :

a. Mengembangkan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti pembangkit

listrik mikro hidro, tenaga uap, panas bumi dan lain-lain;

b. Mengembangkan infrastruktur dan prasarana kawasan menunjang

pengembangan pembangkit listrik sumber panas bumi (geothermal) PLTPB di

Lempur;

c. Mengembangkan kawasan pusat studi dan penelitian pengembangan

pembangkit listrik sumber energi alternatif yaitu panas bumi, tenaga uap,

mikrohidro dan lainnya;

d. Menyusun rencana pengembangan sumber daya energi alternatif listrik

tenaga uap Batang Merangin dan tenaga panas bumi Semurup serta sumber

energi listrik mikro-hidro dengan sumber potensi air terjun dan sungai yang

ada di Kabupaten Kerinci;

e. Mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan sekaligus

juga bernilai sosial-ekonomi, seperti hutan kemasyarakatan, hutan tanaman

rakyat, hutan adat dan perkebunan; dan

f. Meningkatkan kapasitas sosialisasi masyarakat dalam pemanfaatan sumber

energi yang terbarukan (renewable energy).

4. Strategi untuk “Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan

dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan dan sistem produksi yang

komulatif dalam skala regional wilayah maupun nasional” adalah :

a. Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan

melalui intensifikasi lahan;

b. Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan

kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat;

c. Meningkatkan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan,

peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi dengan

kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi;

d. Meningkatkan sistem produksi dan pengolahan hasil pertanian dan

perkebunan serta kehutanan agar dapat meningkatkan nilai jual dan

Page 196: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -5

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

meningkatkan pendapatan masyarakat serta meningkatkan perekonomian

daerah; dan

e. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya

manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan.

5. Strategi untuk “Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis

agro serta wisata sesuai keunggulan dan potensi kawasan yang bernilai

ekonomi tinggi, terintegrasi dan dikelola secara berhasil guna, terpadu dan

ramah lingkungan” adalah :

a. Merencanakan dan mengembangkan kawasan pertanian dengan sistem

modernisasi dan teknologi terpadu untuk meningkatkan kegiatan ekonomi

berbasis agro;

b. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas

unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agro-industri dan agri-bisnis);

c. Mengembangkan penelitian dan pengelolaan sumber daya pertanian,

perkebunan dan kehutanan sehingga menjadi kekuatan utama ekonomi

masyarakat Kerinci, serta meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan

melalui pengembangan pusat kajian dan penelitian agri-bisnis;

d. Meningkatkan dan merehabilitasi kawasan pengolahan teh Kayu Aro;

e. Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana

pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta

pemasaran yang lebih agresif dan efektif; dan

f. Mengembangkan dan meningkatkan penataan kawasan daya tarik wisata

yaitu kawasan wisata Gunung Kerinci dan sekitarnya, kawasan wisata Danau

Kerinci dan sekitarnya serta kawasan-kawasan daya tarik wisata lainnya.

6. Strategi untuk “Pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana wilayah

yang berkualitas untuk peningkatan aksesibilitas ke seluruh wilayah dan

peningkatan kualitas pelayanan di Kabupaten Kerinci” adalah :

a. Membangun prasarana dan sarana transportasi terutama transportasi darat

yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan

dan berimbang namun tetap mempertimbangkan ketahanan terhadap

ancaman bencana alam;

b. Meningkatkan aksesibilitas antar kawasan dalam wilayah maupun antar

wilayah dengan wilayah sekitar Kabupaten Kerinci;

Page 197: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -6

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

c. Meningkatkan dan mengembangkan kawasan bandar udara Depati Parbo

sebagai sarana transportasi udara guna melayani jalur penerbangan skala

regional;

d. Membangun utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan memadai

sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat permukiman (kawasan),

termasuk fasilitas pemerintahan kabuapten yang baru;

e. Menyusun syarat dan ketentuan pembangunan prasarana, sarana dan

infrastruktur tahan gempa; dan

f. Menyusun program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak

untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti letusan gunung api, gempa

bumi, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman lainnya.

C. Kebijakan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

Kebijakan struktur ruang skala nasional dan provinsi yang berlaku untuk

Kabupaten Kerinci adalah :

1. Kawasan Strategis Nasional (KSN) dalam bidang lingkungan adalah Kawasan

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang juga merupakan kawasan

perlindungan biota alam serta merupakan hutan sebagai paru-paru dunia;

2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berdasarkan RTRW Propinsi Jambi adalah Batang

Sangir yaitu wilayah Batang Sangir (Kecamatan Kayu Aro) dan sekitarnya yang

merupakan jalur lintas perdagangan khususnya hasil pertanian dan perkebunan

dari dan ke Kabupaten Kerinci, Siulak (Kecamatan Siulak) dan sekitarnya yang

merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Kerinci, serta wilayah Sanggaran

Agung (Kecamatan Danau Kerinci) dan sekitarnya bagi kegiatan pariwisata dan

perikanan;

3. Jalan Strategis Nasional adalah segmen jalan Bangko – Kota Sungai Penuh – Pesisir

Selatan (Sumatera Barat).

4. Jalan Arteri Primer adalah segmen jalan Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh) -

Kayu Aro – Letter W/Batas Sumatera Barat;

5. Jalan Kolektor Primer adalah segmen jalan Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh) –

Jujun - Lempur;

6. Peranan dan fungsi wilayah Kabupaten Kerinci dalam struktur wilayah provinsi

Jambi yaitu sebagai pusat (i) Perkebunan; (ii) Peternakan dan perikanan; (iii)

Pertanian; (iv) Pariwisata; (v) Pertambangan; (vi) Kawasan Konservasi;

Page 198: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -7

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

7. Pengembangan Kawasan Bandar Udara pengumpan skala regional yaitu Bandar

Udara Depati Parbo di Kecamatan Sitinjau Laut;

8. Pengembangan terminal tipe A di Kota Sungai Penuh; dan

9. Mendorong percepatan pembangunan PLTA Batang Merangin dan pengembangan

sumber-sumber energi alternatif baru dengan memanfaatkan potensi sumber

daya yang ada.

D. Kebijakan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

1. Kawasan Lindung

a. Kawasan suaka alam dan margasatwa yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat.

b. Kawasan perlindungan setempat yaitu kawasan sepanjang sungai Batang

Merangin dan kawasan disekitar Danau Kerinci dan Danau Lingkat.

c. Kawasan Rawan Bencana yaitu beberapa kawasan di Kabupaten Kerinci

rawan terhadap bencana gempa bumi, letusan gunung api, longsoran dan

banjir.

2. Kawasan Budidaya

a. Kawasan Hutan Produksi Partisipasi yaitu kawasan yang difungsikan sebagai

zona penyangga antara kawasan budidaya dan Taman Nasional Kerinci

Seblat, dengan luas 30.490 Ha yang berada di wilayah Kabupaten Kerinci dan

Kota Sungai Penuh.

b. Kabupaten Kerinci salah satu wilayah yang diarahkan sebagai Kawasan

Pertanian lahan basah, lahan kering, tanaman tahunan dan perkebunan.

c. Kabupaten Kerinci sebagai salah satu wilayah pengembangan Kawasan

pariwisata di Propinsi Jambi.

d. Kawasan Permukiman

7.1.2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

A. Rencana Sistem Perkotaan

Perumusan Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci dilakukan dengan

mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah

provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang

berbatasan.

Berdasarkan kebijakan RTRW Nasional, RTR Pulau Sumatera dan RTRW Provinsi

serta usulan dari Pemerintah Daerah maka rencana sistem perkotaan di Kabupaten

Kerinci adalah sebagai berikut :

Page 199: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -8

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berada di Batang Sangir (Kecamatan Kayu Aro),

Sanggaran Agung (Kecamatan Danau Kerinci) dan Siulak (Kecamatan Siulak);

2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang diusulkan menjadi Pusat Pelayanan

Kegiatan Prioritas adalah Siulak Deras (Kecamatan Gunung Kerinci) dan Jujun

(Kecamatan Keliling Danau).

3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Pelompek (Kecamatan Gunung Tujuh),

Koto Tuo (Kecamatan Depati Tujuh), Hiang (Kecamatan Sitinjau Laut), Semurup

(Kecamatan Air Hangat), Sungai Tutung (Kecamatan Air Hangat Timur), Tamiai

(Kecamatan Batang Merangin) dan Lempur (Kecamatan Gunung Raya).

Rencana Struktur Ruang ini akan menjadi pertimbangan rencana arah

pengembangan wilayah yang juga akan sangat berdampak bagi tingkat pembangunan

yang akan terjadi di Kabupaten Kerinci untuk 20 tahun kedepan. Adapun rencana

sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel VII.1.1 dan

Gambar 7.1.1.

Tabel VII.1.1Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten

No Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi Fungsi Utama

1Batang Sangir(Kecamatan Kayu Aro)

PKL

- Kegiatan Pendukung Industri Agro- Kesehatan- Pendidikan- Pusat Jasa Keuangan- Pusat Jasa dan Informasi Pertanian- Pusat Perdagangan Hortikultura dan Peternakan- Pusat Pendukung Kegiatan Pariwisata- Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

dan Pertanian- Pusat Mitigasi Bencana Geologi

2Sanggaran Agung(Kecamatan Danau Kerinci)

PKL

- Pusat Jasa dan Informasi Pariwisata- Pusat Pendidikan Pariwisata dan Pertanian- Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Air

Tawar- Kegiatan Penunjang Pariwisata- Pusat Mitigasi Bencana Geologi- Pusat Pengembangan ESDM- TPA- Terminal Tipe C

3Siulak(Kecamatan Siulak)

PKL

- Pusat Perkantoran/Pemerintahan Kabupaten- Pusat Jasa Penunjang Kegiatan Pemerintahan- Pusat Pengembangan ESDM- Pusat Pendidikan dan Kebudayaan- Pusat Jasa dan Informasi Pariwisata- Pusat Pengembangan Pertanian dan Kehutanan- Kegiatan Evakuasi Bencana Gunung Api- Terminal Tipe C

4Siulak Deras(Kecamatan GunungKerinci)

PPK- Pengembangan Komoditas Perkebunan- Pengolahan Hasil Perkebunan- Pengolahan Hasil Perkebunan

Page 200: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -9

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

No Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi Fungsi Utama- Pengembangan ESDM- Kegiatan Pendukung Peternakan

5Jujun(Kecamatan Keliling Danau)

PPK

- Kegiatan Pendukung Perdagangan- Pendidikan- Kesehatan- Budidaya Perikanan Air Tawar- Kegiatan Penunjang Pariwisata- Kegiatan Penunjang Kehutanan- Pusat Pengembangan Buah-Buahan- Pengembangan ESDM

6Lempur(Kecamatan Gunung Raya)

PPL

- Pendidikan- Pengembangan Teknologi dan penelitian- Pengembangan PLTPB- Pengembangan kegiatan penunjang PLTPB- Pengembangan Perkebunan- Pengembangan Kehutanan- Pengembangan Pertanian- Pengembangan Pariwisata- Kegiatan Pendukung Perdagangan- Pengembangan ESDM- Pengembangan Industri Agro

7Tamiai( Kecamatan BatangMerangin)

PPL

- Pendidikan- Pengembangan PLTA Batang Merangin- Pengembangan kegiatan penunjang PLTA- Pengembangan Perkebunan- Kegiatan Pendukung Perdagangan- Pengembangan Pertanian- Kegiatan Penunjang Pariwisata

8Hiang(Kecamatan Sitinjau Laut)

PPL

- Pelayanan dan Jasa Transportasi- Kesehatan- Pendidikan- Kegiatan Pendukung Pariwisata- Kebudayaan dan Kerajinan- Pengembangan Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan

9Semurup(Kecamatan Air Hangat)

PPL

- Pendidikan- Pariwisata- Kegiatan Pendukung Pertanian- Pengolahan hasil pertanian- Peternakan- Pengembangan ESDM- Kesehatan

10Sungai Tutung(Kecamatan Air HangatTimur)

PPL

- Pendidikan- Peternakan- Pariwisata- Kegiatan Pendukung Industri Kecil/menengah- Pertanian

11Koto Tuo(Kecamatan Depati VII)

PPL

- Pertanian- Peternakan- Pariwisata- Pendidikan

12Pelompek(Kecamatan Gunung Tujuh)

PPL

- Peternakan- Pertanian- Pariwisata- Perkebunan- Kehutanan- Pengembangan ESDM

Sumber : RTRW Propinsi Jambi dan Hasil Analisis Tahun 2010

Page 201: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -10

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 202: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -11

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

B. Rencana Sistem Jaringan Prasarana

1) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi

a) Transportasi Darat

Transportasi darat dalam hal ini terdiri dari rencana pengembangan

jaringan jalan dan terminal. Jaringan jalan dikembangkan untuk mendukung

pengembangan Kabupaten Kerinci sebagai kabupaten yang mandiri dan

terlepas dari ikatan pelayanan Kota Sungai Penuh yang dulunya merupakan

ibukota Kabupaten Kerinci. Rencana pengembangan jaringan jalan ini

disajikan pada Tabel VII.1.2 dan Gambar 7.1.2.

Tabel VII.1.2.Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

Fungsi Jalan Lokasi RuasStrategis Nasional(Kepmen PU No.631/Kpts/M/2009)

Ruas Jalan Bangko (Kabupaten Merangin)-Sungai Penuh (KotaSungai Penuh).

Arteri Primer(RTRW Propinsi Jambi)

1. Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh)-Letter W/ Batas SumateraBarat.

2. Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh)-Lempur.

Kolektor Primer1. Simpang Tanjung Tanah – Hiang – Sungai Tutung – Kemantan –

Mukai Tinggi - Lubuk Nagodang.

Lokal Primer

1. Lolo Kecil – Selampaung.2. Tanjung Batu – Baru Pulau Sangkar.3. Simpang Tiga Hiang (Bandara) – Betung Kuning – Ambai Bawah

– Tebing Tinggi – Pendung Talang Genting.4. Sungai Tutung – Pungut Mudik.5. Belui Tinggi- Siulak Kecil – Koto Tengah – Sungai Gelampeh –

Siulak Deras.6. Siulak Deras Mudik – Sungai Tanduk – Pelompek.

Lokal SekunderRuas jalan di Kabupaten Kerinci selain Selain Jalan StrategisNasional, Jalan Propinsi, Jalan Kolektor Primer, Jalan LokalPrimer dan Jalan Strategis Kabupaten.

Strategis Kabupaten(Khusus untuk jalan mitigasibencana)

1. Pelompek – Pauh Tinggi – Sungai Kuning – Limbur LubukMingkuang (Kabupaten Bungo)

2. Sungai Tanduk – Danau Tinggi – Sungai Kuning – Limbur LubukMingkuang (Kabupaten Bungo)

3. Lempur Mudik – Renah Kemumu (Kabupaten Merangin)Sumber : Kementerian PU, RTRW Propinsi dan Hasil Analisis, Tahun 2010

Sedangkan untuk rencana pengembangan prasarana transportasi darat

lainnya adalah pengembangan terminal tipe C di PKL (Siulak dan Sanggaran

Agung ) yang merupakan simpul pengembangan wilayah yang diprioritaskan.

Page 203: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -12

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

b) Transportasi Udara

Sistem jaringan transportasi udara di Kabupaten Kerinci adalah Bandar

Udara Depati Parbo (Kecamatan Sitinjau Laut) yang difungsikan sebagai

bandar udara pengumpan. Saat ini Bandara Depati Parbo belum

termanfaatkan secara optimal untuk kegiatan penerbangan, dan investasi

yang telah ditanam pada saat pembangunan bandar udara ini cukup besar,

oleh karena itu dengan mempertimbangkan potensi wilayah dan pariwisata

diharapkan kedepannya bandar udara Depati Parbo dapat dimanfaatkan

dalam skala penerbangan regional.

Melalui perencanaan dan pengembangan serta komitmen pemerintah

daerah tingkat I dan tingkat II, diharapkan bandar udara Depati Parbo ini

dapat diaktifkan kembali untuk melayani jalur penerbangan Jambi-Kerinci,

Kerinci-Padang, Kerinci-Jambi-Palembang, Kerinci-jambi-Pekanbaru, dan

Kerinci-Bengkulu.

c) Transportasi Danau

Sistem transportasi danau berpeluang untuk dikembangkan di Kabupaten

Kerinci, dimana transportasi ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu

prasarana pendukung kegiatan pariwisata dan perikanan. Terdapat tiga titik

penyeberangan/dermaga yang direncanakan di Kawasan Danau Kerinci yaitu

desa Ujung Pasir dan Sangaran Agung di Kecamatan Danau Kerinci serta di

Desa Punai Merindu di Kecamatan Keliling Danau.

Page 204: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -13

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 205: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -14

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

2) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Energi

Prasarana energi sangat penting peranannya dalam peningkatan kegiatan

ekonomi di daerah, sehingga pengelolaan energi (penyediaan, pemanfaatan, dan

pengusahaan) harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, optimal dan

terpadu.

Tujuan pengembangan jaringan prasarana energi di Kabupaten Kerinci

adalah untuk menjamin ketersediaan energi dan memenuhi kebutuhan energi

bagi masyarakat di Kabupaten Kerinci, serta mengurangi disparitas antar wilayah

dan terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kabupaten Kerinci Saat ini telah memanfaatkan beberapa potensi air dan

potensi Panas Bumi yang merupakan sumber energi terbaharukan diantaranya

yaitu :

1. PLTMH Napal Melintang di Kecamatan Gunung Kerinci dengan kapasitas ±

900Kilo Watt;

2. PLTMH Batu Hampar Kecamatan Kayu Aro dengan kapasitas ± 1 Mega Watt;

3. PLTA Kerinci, di Kecamatan Batang Merangin dengan kapasitas ± 180 Mega

Watt; dan

4. PLTPB Lempur, di Kecamatan Gunung Raya.

Selain itu, juga terdapat potensi air yang berpotensi untuk dikembangkan

sebagai sumber energi terbaharukan lainnya yaitu :

1. PLTA Telun Berasap di Kecamatan Gunung Tujuh dengan kapasitas ± 8 Mega

Watt;

2. PLTA Gunung Tujuh di Kecamatan Gunung Tujuh dengan kapasitas ± 6,3

Mega Watt; dan

3. PLTA Pulau Tengah di Kecamatan Keliling Danau dengan kapasitas ± 3,7 Mega

Watt.

3) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumberdaya Air

a) Irigasi

Daerah Irigasi di Kabupaten Kerinci dimanfaatkan untuk mengairi areal

persawahan dengan kriteria irigasi teknis seluas 12.929 Ha, semi teknis

seluas 2.778 Ha, dan irigasi sederhana seluas 15.643 Ha.

Keberadaan 233 unit irigasi yang merupakan kewenangan pemerintah

daerah Kabupaten Kerinci telah cukup untuk mengairi jumlah areal

persawahan yang ada. Namun yang dibutuhkan dimasa mendatang adalah

Page 206: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -15

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

upaya rehabilitasi dan pemeliharaan saluran serta bendungan irigasi agar

dapat berfungsi baik untuk meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten

Kerinci.

b) Rencana Jaringan Air Baku

Dari standar kebutuhan air bersih tersebut dapat di proyeksikan

kebutuhan air bersih di Kabupaten Kerinci pada tahun 2030 mencapai

9.913.831 liter/hari, dimana kebutuhan untuk sambungan rumah sebanyak

8.150.384 liter perhari dan kebutuhan untuk non domestik sebanyak

1.652.305 liter perhari, sebagaimana disajikan pada Tabel VII.1.3.

Tabel VII.1.3.Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Kerinci

No KecamatanSambunganRumah (SR)Liter/hari

KranUmum (KU)Liter/hari

KebutuhanNon

Domestik(20%)

TotalKebutuhanLiter/hari

1 Kayu Aro 1.292.610 17.627 262.047 572.284

2 Gunung Tujuh 428.846 5.848 86.939 521.633

3 Gunung Kerinci 405.526 5.530 82.211 493.267

4 Siulak 1.066.120 14.538 216.132 1.296.790

5 Air Hangat 737.880 10.062 149.588 897.530

6 Depati VII 501.204 6.835 101.608 609.646

7 Air Hangat Timur 634.106 8.647 128.551 771.303

8 Sitinjau Laut 497.068 6.778 100.769 604.615

9 Danau Kerinci 660.022 9.000 133.804 802.827

10 Keliling Danau 769.604 10.495 156.020 936.118

11 Batang Merangin 620.532 8.462 125.799 754.793

12 Gunung Raya 536.866 7.321 108.837 653.024

Jumlah 8.150.384 111.142 1.652.305 9.913.831Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010

Pelayanan PDAM Tirta Sakti ke depan diharapkan dapat mengatasi/menekan

atau meminimalkan kendala sistem air bersih, mulai dari sumber air sampai

dengan jaringan distribusinya sehingga PDAM dapat meningkatkan segi kuantitas

demi terjaminnya kepuasan masyarakat sebagai pelanggannya.

4) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Peningkatan jaringan telekomunikasi sangat penting guna mendukung

penatalayanan pembangunan di Kabupaten Kerinci. Untuk saat ini selain

Page 207: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -16

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Perusahaan PT.TELKOM, jaringan telekomunikasi didominasi oleh jaringan

telepon seluler yang telah menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Kerinci.

Untuk kedepannya diharapkan penambahan jaringan telekomunikasi dari

operator telepon seluler untuk mendorong kelancaran informasi dan

telekomunikasi di Kabupaten Kerinci, serta pembangunan BTS bersama antar

provider yang diharapkan dapat mengurangi biaya masing-masing provider dan

menciptakan estetika lingkungan. Selain itu juga direncanakan pengembangan

jaringan internet keseluruh kator kecamatan dan lembaga pelayanan publik

lainnya dalam rangka peningkatan profesionalitas, efesiensi, efektifitas dan

akuntabilitas kinerja pemerintah.

5) Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana lainnya

a) Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Pengelolaan Sampah

Kabupaten Kerinci memiliki Tempat Pengelolaan (Pembuangan)

sampah Akhir (TPA) yang terdapat di Talang Kemulun, Kecamatan

Danau Kerinci. Penempatan TPA di lokasi ini tidak begitu baik karena

berdekatan dengan Danau Kerinci karena secara ekologis akan

mengganggu ekosistem sungai.

Untuk masa mendatang perlu menetapkan suatu lokasi di Kabupaten

Kerinci sebagai lokasi TPA Regional, dengan sistem pengeloaan sanitary

landfill. TPA nantinya diharapkan bukan hanya sebagai tempat

pembuangan akhir tapi juga tempat pengolahan sampah (Pembuatan

Kompos, Lindi, Pemisahan Sampah).

Pemilihan lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA)

dilakukan dengan mempertimbangkan aspek - aspek keruangan sebagai

berikut :

1. Lokasi TPA sampah diharapkan berlawanan arah dengan arah

perkembangan daerah perkotaan (Urbanized Area);

2. Lokasi TPA sampah harus berada di luar dari daerah perkotaan yang

didorong pengembangannya (Urban Promotion Area);

3. Diupayakan transportasi menuju TPA sampah tidak melalui jalan

utama menuju perkotaan/daerah padat;

Selain hal - hal tersebut di atas, perencanaan TPA sampah

perkotaan perlu memperhatikan hal sebagai berikut :

Page 208: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -17

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

1. Rencana pengembangan kota dan daerah, tata guna lahan serta

rencana pemanfaatan lahan bekas TPA;

2. Kemampuan ekonomi pemerintah daerah setempat dan masyarakat,

untuk menentukan teknologi sarana dan prasarana TPA yang layak

secara ekonomis, teknis dan lingkungan;

3. Kondisi fisik dan geologi seperti topografi, jenis tanah, kondisi

badan air sekitarnya, pengaruh pasang surut, angin iklim, curah

hujan, untuk menentukan metode pembuangan akhir sampah;

4. Pengembangan jaringan jalan yang ada, untuk menentukan rencana

jalan masuk TPA.

5. Rencana TPA di daerah lereng agar memperhitungkan masalah

kemungkinan terjadinya longsor;

6. Tersedianya biaya operasi dan pemeliharaan TPA;

7. Sampah yang dibuang ke TPA harus telah melalui pengurangan

volume sampah sedekat mungkin dengan sumbernya;

8. Sampah yang dibuang di lokasi TPA adalah hanya sampah perkotaan

yang bukan berasal dari industri, rumah sakit yang mengandung B3;

9. Kota-kota yang sulit mendapatkan lahan TPA di wilayahnya, perlu

melaksanakan model TPA regional serta perlu adanya institusi

pengelola kebersihan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan

TPA tersebut secara memadai; dan

10. Aksesibilitas jalan menuju TPA sampah harus tersedia guna

memudahkan kendaraan pengangkut membuang limbah /sampah

sampai ditempatnya, kebutuhan lahan yang relatif cukup luas

disesuaikan dengan konsep pengelolaan TPA sampah misalnya Buffer

zone untuk menghindari dampak dari bau, kebisingan, lalat dan

vektor penyakit dengan ditanami pohon pelindung. Selain itu

ditetapkan pula Free Zone yang merupakan zona bebas dimana

kemungkinan masih dipengaruhi leachate, sehingga harus

merupakan ruang Terbuka Hijau. Pendekatan pengelolaan sampah

yang berasal dari limbah organik dengan cara diproses menjadi

pupuk atau kompos, merupakan pendekatan yang perlu pula

menjadi alternative pilihan pengelolaan limbah, karena dapat

memberikan nilai tambah baik secara ekologis, psikologis dan

ekonomis.

Page 209: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -18

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Jaringan Drainase, Air Limbah dan Pengendalian Air

Kabupaten Kerinci memiliki jaringan drainase di wilayah perkotaan,

namun secara umum kinerjanya belum optimal, dimana drainase yang

ada difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah rumah

tangga. Dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi dalam sistim

jaringan drainase dibutuhkan penyediaan sarana dan prasarana

penunjang secara terencana, terpadu dan berkesenambungan serta

pembenahan terhadap manajemen pengelolaan sistim jaringan drainase.

Upaya tersebut dilaksanakan melalui program dan kegiatan

pengembangan drainase yaitu :

a) Program pengembangan dan perencanaan drainase, diantaranya

adalah penyusunan rencana induk drainase perkotaan;

b) Program pembangunan sistim drainase primer, sekunder dan tersier

di wilayah perkotaan dan kawasan strategis lainnya;

c) Program pengelolaan drainase terpadu dalam mendukung konservasi

sumberdaya air, seperti pembangunan drainase pada desa-desa

kawasan tangkapan air, dan pembangunan bak-bak penampung air

yang bersumber dari mata air sekitar kawasan konservasi.

d) Program promosi pengelolaan drainse, melalui penyuluhan dan

penyusunan regulasi penggunaan drainase; dan

e) Program pengembangan dan rehabiliasi jaringan drainase.

Selain itu dalam upaya pengendalian debit air di setiap DAS

Kabupaten Kerinci, maka pengembangannya kedepan diprioritaskan

pada sistem pengendalian debit air, khususnya Daerah Aliran Sungai

(DAS) yang sering meluap pada saat musim hujan, untuk DAS sungai

siulak dan DAS Batang Merao. Pengendalian banjir terhadap meluapnya

air sungai ini, diperlukan penanganan yang tepat untuk jalur badan

sungai sepanjang DAS serta penetapan /pengawasan yang konsisten akan

daerah perlindungan badan sungai / sempadan sungai.

Rencana Sistem Evakuasi Bencana Alam

Wilayah Kabupaten Kerinci sebagian besar adalah daerah rawan

bencana gempa bumi, hal ini dikarenakan wilayah ini berada diatas sesar

utama Patahan Sumatera yang membentang dari Utara hingga sisi

Selatan wilayah. selain itu kabupaten Kerinci juga memiliki beberapa

Page 210: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -19

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

daerah yang rawan terhadap bencana alam lainnya seperti erupsi gunung

api, banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor.

Dalam rangka mengantisipasi bencana yang mungkin akan terjadi

tersebut, maka upaya mitigasi bencana perlu dilakukan dalam

memperkecil korban jiwa dan kerugian harta benda yang diakibatkan

bencana alam tersebut. Salah satu upaya mitigasi terhadap bencana

alam tersebut, terutama bencana letusan gunung api Kerinci, maka

dalam struktur ruang dan rencana sistim jaringan prasarana lainnya ini

direncanakan jalur/arah penyelamatan diri dan lokasi/tempat

pengungsian sementara.

Berdasarkan tipologi kawasan rawan bencana letusan gunung api

Kerinci dan mempertimbangkan aspek kemudahan untuk melakukan

evakuasi, maka lokasi/tempat pengungsian sementara jika terjadi

letusan adalah di Renah Pemetik (desa pasir jaya), Kecamatan Siulak.

Adapun jalur evakuasi penduduk dari daerah rawan bencana letusan

gunung api (Kecamatan Gunung Tujuh, Kecamatan Kayu Aro, Kecamatan

Gunung Kerinci) adalah melalui jalan Pauh Tinggi-Sungai Kuning-Pasir

Jaya (Renah Pemetik)-Pungut Mudik-Limbur Lubuk Mingkuang

(Kabupaten Bungo), dan Jalan Danau Tinggi-Sungai Kuning-Pasir Jaya

(Renah Pemetik)-Pungut Mudik-Limbur Lubuk Mingkuang (Kabupaten

Bungo).

Sedangkan untuk mitigasi bencana gempa bumi, lokasi pengungsian

sementara diarahkan di lapangan terbuka yang terdapat di setiap

wilayah kecamatan. Adapun jalur evakuasi perlu direncanakan

pembangunannya, terutama untuk menjangkau daerah-daerah

pedalaman dan terisolir dalam rangka kemudahan dalam pendistribusian

bantuan, seperti di desa Masgo, Selampaung (Kecamatan Gunung Raya)

dan ke desa Renah Kemumu, Kecamatan jangkat (Kabupaten Merangin).

Page 211: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -20

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

7.1.3 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

A. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama menjaga

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, budaya dan sejarah

bangsa untuk kepentingan berlangsungnya pembangunan yang berkelanjutan.

Kawasan lindung harus dilindungi dari kegiatan-kegiatan produksi dan kegiatan

Page 212: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -21

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

lainnya yang dapat merusak kelestarian lingkungan.

Kawasan lindung di Kabupaten Kerinci terdiri dari : a) kawasan yang melindungi

kawasan bawahannya, b) kawasan perlindungan setempat, c) kawasan pelestarian

alam, d) kawasan lindung lainnya, dan e) kawasan rawan bencana. Adapun rincian dari

setiap jenis kawasan lindung ini adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Yang Melindungi Kawasan Bawahannya

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

meliputi : kawasan bergambut dan kawasan resapan air. Kawasan-kawasan

resapan air yang ada di wilayah Kabupaten Kerinci sangat besar, terutama pada

kawasan lindung/konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat yang lebih dari

separuh wilayah yang mengelilingi wilayah Kabupaten Kerinci.

Kawasan resapan air di Kabupaten Kerinci berupa rawa dengan luas 959 Ha,

yang terdiri dari :

a. Rawa Arah Seratus di Kecamatan Air Hangat Timur dengan luas 150 Ha;

b. Rawa Bento di Kecamatan Kayu Aro dengan luas 425 Ha; dan

c. Rawa Lingkat di Kecamatan Gunung Raya dengan luas 384 Ha.

2. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat terdiri dari kawasan sempadan sungai dan

danau, yang ditujukan untuk melindungi sungai dan danau dari kegiatan manusia

yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai dan danau.

a. Garis Sempadan Sungai.

Berada di seluruh Daerah Aliran Sungai yang ada, terutama sungai-sungai

besar seperti sungai Batang Merangin (di Kecamatan Danau Kerinci dan Batang

Merangin), Sungai Siulak (di Kecamatan Siulak dan Kecamatan Gunung

Kerinci), sungai Batang Merao (di Kecamatan Air Hangat, Air Hangat Timur,

Sitinjau Laut, dan Danau Kerinci) , Sungai Tapan (Kecamatan Keliling Danau),

dan lain-lain. Luas sempadan sungai di Kabupaten Kerinci lebih kurang 1.628

Ha.

b. Kawasan Tepi Waduk/Danau.

Di seluruh tepi waduk dan telaga serta danau yang ada, khususnya Danau

Kerinci, dan Danau Lingkat, yang berada di kawasan budidaya, dengan luas

lebih kurang 592 Ha.

c. Kawasan Sekitar Mata Air.

Di seluruh mata air yang ada di Kabupaten Kerinci

d. Rencana ruang terbuka hijau.

Page 213: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -22

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Di seluruh pusat-pusat permukiman dan pusat perkotaan di Kabupaten Kerinci.

3. Kawasan Pelestarian ALam

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yaitu Taman

Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Luas TNKS di Kabupaten Kerinci lebih kurang

191.822 Ha (setelah dikurangi luas TNKS untuk wilayah Kota Sungai Penuh).

Kawasan TNKS ini ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan

Nomor 91/Kpts-II/1999, Tahun 1999, dimana Taman Nasional ini merupakan

kawasan strategis nasional dan kawasan strategis Propinsi Jambi, serta sebagai

world herietage dan paru-paru dunia.

Secara defintif, kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan yang memiliki

ekosistim khas dan merupakan habitat alami yang memberikan perlindungan bagi

perkembangan flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam. Perlindungan ini

adalah untuk melindungi keaneka ragaman biota, tipe ekosistim, gejala dan

keunikan alami bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan

pembangunan pada umumnya.

4. Kawasan Lindung Lainnya

Berupa kawasan hutan rakyat yang merupakan Hutan Hak Adat yang statusnya

bukan hutan negara melainkan Hak Ulayat. Kawasan hutan hak adat di Kabupaten

Kerinci yang telah diinventarisasi adalah sebanyak 8 (delapan) kawasan dengan

penjelasan sebagai berikut :

Hutan adat Ulu Air Lempur Lekuk Limo Puluh Tumbi, desa Lempur Kecamatan

Gunung Raya dengan luas 858,3 Ha.

Hutan adat Nenek Limo Hiang Tinggi Nenek Empat Betung Kuning, desa Muara

Air Dua Kecamatan Sitinjau Laut, dengan luas 858,95 Ha.

Hutan adat Temedak, desa Keluru Kecamatan Keliling Danau, dengan luas 23

Ha.

Hutan adat Kaki bukit lengeh, desa Pungut Mudik, Kecamatan Air Hangat

Timur dengan luas 292 Ha.

Hutan adat Bukit Tinggai, desa Sungai Deras Kecamatan Air Hangat Timur,

dengan luas 41,27 Ha.

Hutan adat Bukit Sembahyang dan padun gelanggang, desa Air Terjun

Kecamatan Siulak, dengan luas 39,04 Ha.

Hutan adat bukit sigi, desa Tanjung genting, Kecamatan Gunung Kerinci.

Hutan adat kemantan, desa kemantan, Kecamatan Air Hangat.

Hutan adat bukit teluh, Kecamatan Batang Merangin.

Page 214: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -23

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

5. Kawasan Rawan Bencana

Kabupaten Kerinci adalah salah satu wilayah di Propinsi Jambi yang

merupakan daerah rawan bencana. Mengingat wilayah Kabupaten Kerinci berada

dekat dengan lokasi pertemuan lempeng aktif sumatera dan berada pada jalur

rangkaian gunungapi aktif dunia (ring of fire). Dalam struktur geologinya,

Kabupaten Kerinci dilalui oleh sesar utama yang berarah barat laut-tenggara yaitu

sesar siulak. Sesar ini terdiri atas dua sesar yang sejajar dan membatasi danau

kerinci dengan panjang kurang lebih 37 Km dan lebarnya 17 Km.

Berdasarkan kondisi ini, wilayah Kabupaten Kerinci menjadi daerah yang

rawan terhadap bencana gempa bumi, tanah longsor dan letusan gunung api.

Selain tiga jenis bencana ini, Kabupaten Kerinci juga rawan terhadap bencana

banjir dan angin puting beliung.

a. Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi

Berdasarkan tinjauan zona gempa di Indonesia, Kabupaten Kerinci secara

umum termasuk pada daerah rawan gempa dengan skala intensitas VII-VIII,

dengan episentrum yang relatif dangkal-sedang (Sampurno, ITB 1962).

Kegempaan di Kabupaten Kerinci selama ini merupakan gempa tektonik yang

terjadi akibat aktifitas tunjaman lempeng aktif Samudera Hindia dibawah

lempeng benua asia, dan sesar aktif sumatera. Berdasarkan sejarah gempa

bumi, tercatat sebanyak 3 (tiga) kali gempa bumi di Kabupaten Kerinci yaitu

Tahun 1908, 1995, dan 2009.

Kejadian gempa bumi tahun 1995 berpusat di daerah pertemuan antara

segmentasi siulak-batang merangin dengan segmentasi batang suliti. Sehingga

mengakibatkan kerusakan di kecamatan keliling danau (benik), dan

kecamatan air hangat (kemantan dan semurup). Jumlah korban jiwa pada

kejadian gempa bumi ini sebanyak 85 orang, bangunan rusak total sebanyak

75 unit, rusak sedang 6.806 unit, dan rusak ringan 10.448 unit. Pada tahun

2009, terjadi gempa bumi yang bersumber di kecamatan gunung raya dengan

kekuatan 7,1 SR. Dampak dari bencana ini tidak menimbulkan korban jiwa,

akan tetapi penduduk sebagian besar di wilayah tersebut kehilangan rumah

dan lapangan pekerjaan.

Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di wilayah Kabupaten Kerinci

terbagi atas 3 (tiga) tipologi kawasan sebagaimana disajikan pada Gambar 4.2,

dengan penjelasan sebagai berikut :

Tipe A

Page 215: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -24

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kawasan ini berlokasi jauh dari daerah sesar yang rentan terhadap

getaran gempa. Kawasan ini dicirikan dengan adanya kombinasi saling

melemahkan dari faktor dominan yang berpotensi untuk merusak. Bila

intensitas gempa tinggi (Modified Mercalli Intensity/MMI- VIII) maka efek

merusaknya diredam oleh sifat fisik batuan yang kompak dan kuat.

Adapun wilayah kecamatan yang masuk dalam kategori tipe ini adalah

Kecamatan Gunung Tujuh, sebagian wilayah Kecamatan Kayu Aro, dan

selebihnya berada di Kecamatan Gunung Kerinci, Siulak, Air Hangat,

Batang Merangin, Gunung Raya dan Keliling Danau yang berupa kawasan

Taman Nasional Kerinci Seblat.

Tipe B

Kawasan ini cenderung mengalami kerusakan cukup parah terutama untuk

bangunan dengan konstruksi sederhana. Faktor yang menyebabkan tingkat

kerawanan bencana gempa pada tipe ini tidak disebabkan oleh satu faktor

dominan, tetapi disebabkan oleh lebih dari satu faktor yang saling

mempengaruhi, yaitu intensitas gempa tinggi (MMI-VIII) dan sifat fisik

batuan menengah. Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten

Kerinci tergolong dalam tipe ini.

Tipe C

Kawasan ini mengalami kerusakan cukup parah dan kerusakan bangunan

dengan konstruksi beton teruama yang berada pada jalur sepanjang zona

sesar. Terdapat paling tidak dua faktor dominan yang menyebabkan

kerawanan tinggi pada kawasan ini. Kombinasi yang ada antara lain

adalah intensitas gempa tinggi dan sifat fisik batuan lemah, atau

kombinasi dari sifat fisik batuan lemah dan berada dekat zona sesar cukup

merusak. Wilayah kecamatan yang masuk dalam kategori tipe ini adalah

Kecamatan Depati VII, Air Hangat Timur, Sitinjau Laut, Danau Kerinci,

sebagian wilayah Kecamatan Batang Merangin, Gunung Raya, dan

Kecamatan Keliling Danau.

b. Kawasan Rawan Bencana Banjir

Bencana banjir di Kabupaten Kerinci terjadi pada tahun 2006yang

menyebabkan sebagian desa dan wilayah kecamatan digenangi air. Dalam

musibah ini tidak menimbulkan korban jiwa, akan tetapi masyarakat

mengalami kerugian materi yang cukup besar akibat rusaknya sarana dan

prasarana serta beberapa lahan pertanian/sawah dan musnahnya hewan

Page 216: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -25

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

ternak. Kecamatan yang mengalami bencana ini adalah Kecamatan Gunung

Kerinci, Kecamatan Air Hangat, dan Kecamatan Sitinjau Laut sertabeberapa

kecamatan di wilayah Kota Sungai Penuh.

Pada umumnya wilayah Kabupaten Kerinci memiliki kawasan rawan banjir

yang termasuk dalam kategori kerawanan sedang, dengan luas wilayah 24.120

Ha. wilayah yang masuk dalam kawasan rawan bencana banjir ini diantarnya

adalah sebagian wilayah Kecamatan Siulak, Air Hangat, Air Hangat Timur,

Sitinjau Laut dan Keliling Danau.

c. Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah

Daerah rawan longsor terjadi pada daerah yang memiliki lereng 25% ke

atas dengan tekstur tanah kasar dan peka terhadap erosi, di dukung oleh

faktor curah hujan yang tinggi. Kawasan ini diklasifikasikan menjadi Potensi

Gerakan Tanah Rendah, Potensi Gerakan Tanah Menengah dan Potensi

Gerakan Tanah Tinggi.

Potensi Gerakan Tanah Rendah, menempati sebagian kecil dari

kecamatan Gunung Kerinci yang menyebar di bagian Tengah dan bagian Barat,

Kecamatan Sitinjau Laut dan Kecamatan Gunung Raya.

Potensi Gerakan Tanah Menengah, secara umum penyebarannya

menempati bagian tengah dari seluruh Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai

Penuh tersebar hampir merata di setiap Kecamatan. Sedangkan Potensi

Gerakan Tanah Tinggi, menempati sebagian kecil Kecamatan Danau Kerinci

dan Kecamatan Gunung Raya, dan Kecamatan Gunung Kerinci kearah Timur

laut.

d. Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung/Angin Ribut

Bencana angin ribut/angin puting beliung/badai di Kabupaten Kerinci

pernah terjadi di Kecamatan Air Hangat dan Kecamatan Siulak. Dimana ke dua

wilayah kecamatan tersebut berada pada dataran yang sangat luas dan tidak

ada penghambat dari gerakan udara/angin yang menuju ke permukiman

penduduk.

Pemetaan ancaman angin ribut sangat sulit dilakukan, karena jenis

bencana tersebut merupakan jenis bencana yang bersifat kontinyu atau dapat

terjadi dimana saja. Untuk itu pemetaan kawasan rawan bencana angin ribut

ini dapat dilakukan dengan metode ploting. Metode ploting ini dilakukan

dengan cara memetakan/memplot setiap kejadian bencana yang pernah

terjadi disuatu daerah. Frekuensi kejadian bencana yang pernah terjadi dapat

Page 217: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -26

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

dijadikan acuan untuk menentukan tingkat kerawanan bencana. Berdasarkan

data bencana angin ribut di Kabupaten Kerinci diketahui bahwa kecamatan

yang sering mengalami bencana ini adalah Kecamatan Siulak dan Kecamatan

Air Hangat.

e. Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunungapi

Nama Lain Gunung Kerinci adalah :Peak ofIndrapura, G. Gadang, Berapi

Kurintji, yang bertipe Strato. Gunung Kerinci secara geografis terletak pada

1°41,5'LS -101°16' BT, dan secara administrasi termasuk dalam administrasi

Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, dan Kabupaten Solok Selatan, Propinsi

Sumbar.

Sejarah Letusan Gunung Kerinci dimulai pada tahun 1883 yang umumnya

terjadi letusan di kawah pusat. Karakter letusan Gunung Kerinci pada

dasarnya bersifat eksplosif, diselingi dengan adanya aliran-aliran lava.

Karakter letusan G. Kerinci saat ini adalah letusan bertipe vulkano lemah yang

hanya mengeluarkan material abu letusan, tidak ada data aliran lava yang

tercatat sebagaimana tertera dalam sejarah letusannya.

Berdasarkan informasi geologi dan tingkat resiko letusannya, maka

kawasan rawan letusan gunung api Kerinci dibagi menjadi 3 (tiga) tipologi,

dengan penjelasan sebagai berikut :

Tipe A

Kawasan Tipe A ini merupakan Kawasan Rawan Bencana (KRB) I, dimana

daerah berpotensi terlanda lahar/banjir dan tidak menutup kemungkinan

dilanda perluasan awan panas dan aliran lava. Bila erupsi membesar,

daerah ini mungkin akan dilanda hujan abu lebat dan lontaran baru pijar.

Daerah Bahaya II adalah daerah di sepanjang lembah sungai yang berhulu

dari puncak gunung api, melewati DAS Siulak dan DAS Batang Merao, dan

tidak tertutup kemungkinan luapan banjirnya sampai ke Danau Kerinci.

Tipe B

Kawasan Tipe B merupakan Kawasan Rawan Bencana (KRB) II, yang

merupakan kawasan berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu pijar,

aliran lava, hujan abu lebat, hujan lumpur panas (lahar) dan gas beracun.

Daerah Bahaya II adalah daerah di sepanjang lembah sungai yang berhulu

dari puncakyang berada di Kecamatan Kayu Aro, Gunung Tujuh dan

Gunung Kerinci. Luas wilayah bahaya II ini adalah 23.115 Ha dengan radius

15 Km.

Page 218: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -27

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tipe C

Kawasan Tipe C adalah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, yang berpotensi

terlanda awan panas, aliran lava, material lontaran dan guguran batu

pijar. Kawasan ini meliputi daerah puncak dan sekitarnya dan beberapa

lembah sungai yang berasal dari daerah puncak gunung. Daerah ini tidak

terdapat kawasan permukiman, dimana luas keseluruhan untuk kawasan

bahaya I ini mencakup seluas 4.779 Ha, dengan radius 5 km dari kawah.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa total luas kawasan lindung di

Kabupaten Kerinci lebih kurang 197.114 Ha, yang terdiri dari Kawasan Pelestarian

Alam, Kawasan Perlindungan Setempat, dan Kawasan Lindung lainnya. Secara rinci

jenis dan luasan kawasan lindung ini disajikan pada Tabel VII.1.4.

Tabel VII.1.4Kawasan Lindung di Kabupaten Kerinci

Jenis Kawasan Luas (Ha) % Kawasan Pelestarian Alam

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) 191.822 97,31

Kawasan Perlindungan SetempatSempadan SungaiSempadan Danau

1.628592

0,830,30

Kawasan Lindung LainnyaKawasan RawaHutan Hak Adat

9592.113

0,481,07

T o t a l 197.114 100Sumber : 1. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kerinci;

2. Hasil Analisis Tahun 2010

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya di Kabupaten Kerinci diantaranya adalah :

1. Kawasan Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi di Kabupaten Kerinci adalah kawasan Hutan Produksi

Pola Partisipasi Masyarakat (HP3M) yang berfungsi memproduksi hasil hutan yang

diserahkan pengelolaanya kepada masyarakat sesuai dengan Tata Guna Hutan

Kesepakatan (TGHK) yang sebelumnya berstatus sebagai Areal Penggunaan Lain

(APL).

Kawasan HP3M ditetapkan sesuai dengan SK Menteri Kehutanan dan

Perkebunan Nomor 421/Kpts-II/1999, dan SK Gubernur Daerah TK I Jambi Nomor

Page 219: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -28

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

108 Tahun 1999, tentang Penetapan Luas Kawasan Hutan Kesepakatan dan

Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jambi seluas 30.490 Ha. Dan luas kawasan

HP3M di Kabupaten Kerinci saat ini adalah 28.665 Ha, setelah dibagi dengan

kawasan HP3M di wilayah Kota Sungai Penuh.

2. Kawasan Pertanian

Kawasan pertanian di Kabupaten Kerinci terdiri dari :

a. Kawasan pertanian Lahan Basah yang tersebar di Kecamatan Siulak, Air

Hangat, Air Hangat Timur, Depati VII, Sitinjau Laut, Danau Kerinci dan Keliling

Danau, serta beberapa area di Kecamatan Gunung Raya dan Batang Merangin.

Luas kawasan pertanian lahan basah di Kabupaten Kerinci adalah 23.618 Ha.

b. Kawasan pertanian Lahan Kering yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan,

berupa tegalan, kebun campuran, kolam dan padang rumput dengan luas

55.893 Ha;

c. Kawasan pertanian Tanaman Tahunan yang sebagian besar berada di

Kecamatan Batang Merangin dan Gunung Raya. Selebihnya kawasan pertanian

tanaman tahunan ini tersebar di Kecamatan Gunung Tujuh, Kayu Aro, dan

Gunung Kerinci. Luas kawasan pertanian Tanaman Tahunan di Kabupaten

Kerinci adalah 26.414 Ha.

d. Kawasan Pertanian Tanaman Hortikultura yang sebagian besar terkosentrasi di

Kecamatan Kayu Aro dan Gunung Tujuh, dengan luas kawasan 17.767 Ha.

e. Kawasan Perkebunan di Kabupaten Kerinci yaitu Perkebunan t eh milik PTPN

VI Kayu Aro, dengan luas kawasan 3.622 Ha.

f. Kawasan Peternakan berupa kawasan pertanian lahan kering untuk

pengembalaan ternak besar dan areal persawahan (lahan basah) setelah

panen untuk ternak itik seperti di Kecamatan Air Hangat dan Air Hangat

Timur. Selain itu untuk peternakan unggas lainnya seperti ayam petelur

tersebar di setiap kecamatan dalam Kabupaten Kerinci seperti di Kecamatan

Danau Kerinci, Batang Merangin dan Kecamatan Siulak;

g. Kawasan Perikanan umumnya tersebar di seluruh wilayah kecamatan yang

diusahakan oleh setiap rumah tangga. Pengembangan sektor perikanan dimasa

mendatang diarahkan dengan menetapkan lokasi perikanan di kawasan Danau

Kerinci dan sekitarnya sebagai kawasan Mina Politan.

3. Kawasan Non Pertanian

a. Kawasan Pariwisata di Kabupaten Kerinci yang pada umumnya merupakan

obyek wisata alam dan tersebar di setiap wilayah kecamatan dalam

Page 220: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -29

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Kerinci. Luas kawasan pariwisata di Kabupaten Kerinci adalah

5.463 Ha, yang diantaranya merupakan obyek wisata alam yang cukup besar

dan diminati oleh wisatawan, diantaranya adalah: Air Terjun Telun Berasap,

Resort Danau Kerinci, Danau Lingkat, Pemandian Air Panas Semurup dan

Pemandian Air Panas Sungai Medang.

b. Kawasan Pertambangan yang umumnya adalah lokasi pertambangan bahan

galian golongan C, dan selain itu juga terdapat 1 (satu) lokasi yang memiliki

potensi untuk pertambangan mineral golongan A, serta lokasi pertambangan

panas bumi. Luas keseluruhan kawasan pertambangan ini adalah 9.703 Ha.

c. Kawasan permukiman di Kabupaten Kerinci pada umumnya merupakan

kawasan permukiman perdesaan. Dan dalam perencanaannya, kawasan

permukiman ini diupayakan terkosentrasi di pusat-pusat pertumbuhan yang

merupakan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) seperti di Batang Sangir, Siulak dan di

Sanggaran Agung. Luas kawasan permukiman di Kabupaten Kerinci adalah

12.589 Ha.

Berdasarkan uraian terhadap kawasan budidaya diatas, dapat diketahui bahwa

total luas kawasan budidaya di Kabupaten Kerinci lebih kurang 183.736 Ha, yang

terdiri dari Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Pertanian, dan Kawasan Non Pertanian.

Secara rinci jenis dan luasan kawasan budidaya ini disajikan pada Tabel VII.1.5.

Tabel VII.1.5.Luas Kawasan Budidaya di Kabupaten Kerinci

Jenis Kawasan Luas (Ha) %I. Kawasan Hutan Produksi

1. Hutan Produksi Pola Partisipasi Masyarakat (HP3M) 28.665 15,6II. Kawasan Pertanian

1. Kawasan Pertanian Lahan Basah2. Kawasan Pertanian Lahan Kering3. Kawasan Petanian Tanaman Tahunan4. Kawasan Pertanian Tanaman Hortikultura5. Kawasan Perkebunan

23.61855.89326.41417.7673.622

12,8530,4214,379,671,97

III. Kawasan Non Pertanian1. Kawasan Pariwisata2. Kawasan Pertambangan3. Kawasan Permukiman

5.4639.70312.589

2,975,286,85

Jumlah 183.736 100Sumber : 1. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kerinci;

2. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Kerinci;3. Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci;4. Hasil Analisis Tahun 2010

Page 221: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -30

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Page 222: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -31

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

7.2 Rencana Sistem PelayananRencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumberdaya Air

c) Irigasi

Daerah Irigasi di Kabupaten Kerinci dimanfaatkan untuk mengairi areal

persawahan dengan kriteria irigasi teknis seluas 12.929 Ha, semi teknis seluas 2.778

Ha, dan irigasi sederhana seluas 15.643 Ha.

Keberadaan 233 unit irigasi yang merupakan kewenangan pemerintah daerah

Kabupaten Kerinci telah cukup untuk mengairi jumlah areal persawahan yang ada.

Namun yang dibutuhkan dimasa mendatang adalah upaya rehabilitasi dan

pemeliharaan saluran serta bendungan irigasi agar dapat berfungsi baik untuk

meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Kerinci.

d) Rencana Jaringan Air Baku

Dari standar kebutuhan air bersih tersebut dapat di proyeksikan kebutuhan air

bersih di Kabupaten Kerinci pada tahun 2030 mencapai 9.913.831 liter/hari, dimana

kebutuhan untuk sambungan rumah sebanyak 8.150.384 liter perhari dan kebutuhan

untuk non domestik sebanyak 1.652.305 liter perhari, sebagaimana disajikan pada

Tabel VII.2.1.

Tabel VII.2.1Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Kerinci Tahun 2030

No Kecamatan

JumlahPenduduk

Tahun2033(Jiwa)

JumlahSambungan

RumahTahun

2033 (SR)

SambunganRumah (SR)Liter/hari

KebutuhanNon

Domestik(15%)

TotalKebutuhanLiter/hari

1. Kayu Aro 15,020 2,690 224,128 33,619 257,747

2. Gunung Tujuh 22,787 4,102 274,389 41,158 315,5473. Gunung Kerinci 29,643 5,336 356,969 53,545 410,5144. Siulak 21,479 3,866 258,623 38,794 297,4175. Air Hangat 18,809 3,386 226,548 33,982 260,5316. Depati VII 26,254 4,726 316,138 47,421 363,5597. Air Hangat Timur 23,558 4,240 283,687 42,553 326,2408. Sitinjau Laut 19,468 3,504 234,367 35,155 269,5229. Danau Kerinci 15,640 2,815 188,479 28,272 216,75110. Keliling Danau 41,449 7,461 499,468 74,920 574,38811. Batang Merangin 52,994 9,539 638,563 95,785 734,34812. Gunung Raya 18,923 3,406 228,014 34,202 262,216

Jumlah 306,022 55,070 3,729,375 559,406 4,288,781Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Page 223: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -32

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pelayanan PDAM Tirta Sakti ke depan diharapkan dapat mengatasi/menekan atau

meminimalkan kendala sistem air bersih, mulai dari sumber air sampai dengan jaringan

distribusinya sehingga PDAM dapat meningkatkan segi kuantitas demi terjaminnya kepuasan

masyarakat sebagai pelanggannya.

7.3 Rencana Pengembangan SPAMTingkat pelayanan didasarkan pada pertumbuhan dan perkembangan jumlah

penduduk yang dilayani baik perkotaan maupun IKK/pedesaan serta program air minum

untuk pencapaian target MDG’s (sampai tahun 2028) dan target pelayanan nasional. Untuk

skala perkotaan tingkat pelayanan harus mencapai 80% dan IKK/pedesaan 60% dari total

jumlah penduduk.

Tingkat pelayanan direncanakan sesuai dengan perkembangan penduduk tiap 5

tahun, maka tingkat pelayanan untuk tahap I untuk wilayah Kabupaten Kerinci mencapai

60%, sedangkan tahap II mencapai 80 % dan tahap III sebesar 90 % penduduk wilayah

Kabupaten Kerinci dapat terlayani oleh air bersih dimana

Untuk meningkatkan cakupan pelayanan maka pemerintah daerah dalam

mensejahterakan tingkat kesehatan masyakat baik melalui operator, BLU maupun

organisasi masyarakat adalah harus melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

Penyediaan Prasarana dan sarana air minum untuk daerah rawan air (IKK/pedesaan)

yang belum memiliki sistem.

Perluasan/Pengembangan SPAM Kota/IKK yang sudah memiliki sistem (baik jaringan

perpipaan maupun pelayanan/SR-HU).

Peningkatan air minum non perpipaan yang terlindungi.

Peningkatan Penyehatan PDAM dari status kurang sehat menjadi sehat dengan

melakukan penyesuaian tarif air rata-rata dan dukungan APBD dalam mengurangi

hutang.

Menurunkan tingkat kehilangan air/kebocoran dari 28,34% menjadi 20% (standar

kehilangan air nasional).

Penambahan sambungan pelayanan (SR)

Penambahan Kapasitas Produksi

Besarnya tingkat pelayanan yang didasarkan pada perkembangan jumlah penduduk

dalam pencapaian target MDG’s serta target perencanaan (hasil proyeksi penduduk sampai

tahun 2028).

Page 224: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -33

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Rencana pentahapan pengembangan akan dibagi dalam 3 tahap yaitu tahap I adalah

tahap jangka pendek yang telah diprogramkan untuk memenuhi kebutuhan tahun

2011/2012 , tahap II adalah tahap jangka menengah untuk memenuhi kebutuhan tahun

2015 sesuai dengan program pencapaian target MDG’s dan tahap III adalah tahap jangka

panjang untuk memenuhi kebutuhan akhir tahun perencanaan tahun 2028.

7.4 Kapasitas SistemTeknis

Kajian alternatif pengembangan SPAM Kabupaten Kerinci secara teknis dapat

berupa:

Pengembangan terhadap daerah yang belum terjangkau oleh jaringan perpipaan yang

berpotensi untuk berkembang dan menjadi prioritas pengembangan jaringan ke daerah

tersebut.

Pengembangan terhadap daerah yang sudah terjangkau oleh jaringan perpipaan namun

tingkat pelayanan belum optimal.

Pengembangan terhadap peningkatan kapasitas dengan membangun sistem baru atau

up rating IPA.

Potensi

Pengembangan SPAM Kabupaten Kerinci terutama wilayah perkotaan sangat

berpotensi besar mengingat Kecamatan Kerinci dalam satu dasa warsa terakhir sangat

pesat berkembang baik pertumbuhan penduduk maupun pertumbuhan perdagangan dan

jasa. Potensi-potensi yang dapat mendukung dalam pengembangan SPAM Kabupaten

Kerinci adalah :

Cakupan dan tingkat pelayanan yang maksimal sehingga tidak ada kapasitas yang idle.

Kapasitas sumber yang memiliki kualitas dan kuantitas yang mencukupi setiap saat.

Kemauan dan kemampuan masyarakat dalam membiayai sistem.

SDM yang mencukupi dalam menjalankan sistem dengan ditunjang kemampuan skil yang

memadai dan,

Penurunan tingkat kehilangan air yang tinggi.

Kebutuhan Air

Kebutuhan air untuk pelayanan sampai dengan tahun 2028 sesuai dengan periode

tahun perencanaan antara 15 – 20 tahun ke depan untuk Kabupaten Kerinciakan ditentukan

Page 225: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -34

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk terhadap jumlah penduduk yang terlayani.

Dari hasil perhitungan tersebut didapat kebutuhan air total untuk perkotaan sebesar 315,17

lt/dt dan untuk pedesaan sebesar 210,11 lt/dt. Sehingga untuk wilayah yang sudah dilayani

dengan sistem SPAM saat ini hanya menambahkan kekurangan terhadap kapasitas dan

sambungan pelayanan yang ada sesuai dengan kebutuhan proyeksi.

Air baku yang akan disadap/digunakan adalah air dari sumber air permukaan,

sumber ini dipilih karena wilayah Kabupaten Kerinci banyak dilintasi oleh sungai-sungai

terutama Sungai Batang Merangin dan Sungai Jernih yang memang banyak melintasi

kecamatan-kecamatan yang ada diwilayah tersebut dan memiliki debit minimum yang

cukup besar yaitu 591.3 m3/dt dan 112,5 m3/dt. Dengan demikian pengambilan air baku

dari air permukaan dibutuhkan bangunan penangkap air/intake, bangunan intake sungai ini

ada berbagai type/jenis yaitu jenis sumuran tepi/bantaran dengan sadap melalui saluran

terbuka dan jenis intake jembatan anjungan (sumuran di tengah sungai) atau intake kanal

(dengan membuat chamber). Kebutuhan debit sadap diambil debit maksimum akhir tahun

perencanaan (Qmax = 1,1 x pemakaian debit rata-rata).

Unit Produksi

Dengan sumber air berasal dari air permukaan maka unit produksi yang akan

digunakan adalah instalasi pengolahan air lengkap dengan kapasitas pengolahan air

disesuaikan dengan kebutuhan debit masing-masing baik Perkotaan/IKK yang akan dilayani.

Kebutuhan Debit Maksimum Unit Air Baku dan Unit Produksi pelayanan perkotaan/IKK akhir

tahun perencanaan 2028. Unit produksi tersebut merupakan rangkaian proses pengolahan

air yang hasilnya akan ditampung dalam bangunan berupa bak penampung air sementara

(reservoir) sebelum didistribusikan ke pelayanan.

Unit Distribusi

Unit distribusi merupakan jaringan transfer air (jaringan perpipaan) ke sambungan

langsung pelanggan, kapasitas jaringan transfer air ini tergantung dari pembebanan air ke

wilayah-wilayah/zona pelayanan. Sedangakan jumlah/kapasitas sambungan langsung

dihitung atas kebutuhan air jam puncak.

RENCANA PENURUNAN TINGKAT KEBOCORAN

A. Penurunan Kebocoran Teknis

Upaya penurunan tingkat kebocoran/kehilangan air secara teknis merupakan

tantangan besar bagi pengelola air minum, hal ini terkait dengan kinerja yang nantinya

Page 226: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -35

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

dapat berpengaruh terhadap biaya produksi. Selama ini upaya yang dilakukan oleh SPAM

Kabupaten Merangin dalam penurunan kebocoran/kehilangan air secara teknis masih

terfokus pada jaringan pipa yang rusak, berdasarkan adanya laporan yang kemudian baru

melakukan perbaikan¬perbaikan secara langsung. Sedangkan kebocoran teknis lain seperti

kebocoran katup dan pengurasan (washout) pada jaringan tidak begitu diperhatikan. Upaya

penurunan kebocoran/kehilangan air secara teknis harus dilakukan secara berkala dan

kontinyu, dengan cara monitoring jaringan per zona pelayanan.

B. Penurunan Kebocoran Non Teknis

Kebocoran/kehilangan air secara non teknis/administrasi tidak kalah besar

tantangannya dengan kebocoran/kehilangan air secara teknis. Disini sering operator

cenderung mengabaikan hal-hal yang dianggap sepele/kecil namun berdampak besar

seperti :

Melakukan perkiraan angka meter sesuai dengan keinginannya sendiri terhadap

kondisi alat ukur (meter induk atau meter pelanggan) yang tidak berfungsi/bekerja

dengan baik dan atau terhadap pelanggan yang rumahnya terkunci/kosong. Dengan

kata lain kemungkinan kehilangan air yang nyata dapat lebih besar dari 30%.

Salah melakukan dalam pembacaan meter dan perhitungan biaya.

Hal lain yang menyebabkan kebocoran/kehilangan air secara administrasi adalah :

Adanya sambungan tanpa meteran.

Adanya sambungan tak tercatat (pencurian air/sambungan illegal).

Upaya yang harus dilakukan dalam penurunan air secara administrasi adalah dengan :

Menempatkan tenaga yang jujur, memiliki skil dan kemampuan berhitung.

Melakukan penggantian meter air yang tidak berfungsi/rusak dengan yang baik

secara berkala ± 6 bulan sekali untuk dikalibrasi.

Melakukan monitoring terhadap adanya sambungan tanpa meter dan sambungan-

sambungan illegal.

Melakukan monitoring terhadap pelanggan yang melakukan manipulasi sambungan

(by pass, pemasangan magnet dsb.)

C. Perhitungan Water Balance

Titik awal dari analisis kebocoran/kehilangan air adalah perhitungan kesetimbangan

air dalam system. Oleh karena itu alat ukur yang tepat sa ngat d iperl uka n. Dala m

Page 227: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -36

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

kenyataan nya peralata n-pera latan tersebut sering tidak sesuai atau berfungsi kurang baik

atau tidak secara teratur dikalibrasi.

Salah satu bagian dari penilaian kehilangan air dalam sistem distribusi diperlukan data :

Volume air yang didistribusikan, dihitung rata-rata dari meter induk = Vd

Volume air yang dikonsumsi pelanggan, dihitung rata-rat dari meter air pelanggan =

Vc

Maka kesetimbangan air dari sistem distriubusi dapat dihitung berdasarkan rumus :

Vd =Vc + Vk (Vk = Volume kebocoran)

Sedangkan prosentase kehilangan air adalah :

Vk

KAT =_________ X 100 %

Vd

D. Potensi Pencemar Air Baku

Keberadaan air permukaan, air tanah dan mata air sebagai sumber kehidupan bagi

makhluk hidup saat ini cenderung menurun kualitas dan kuantitasnya, hal ini tidak terlepas

dari ulah dan kegiatan manusia demi kepentingan pribadi dan golongan. Penyebab

utamanya adalah alih fungsi lahan dan penebangan liar pada kawasan lindung,

penambangan liar/tradisional (emas, batu bara dan pasir) dan buangan air kotor serta

buangan padat (sampah) dari permukiman yang tidak dikelola dengan baik dan benar akan

mencemari/merusak lingkungan dan badan air perairan. Untuk mengembalikan kondisi

lingkungan tersebut harus diupayakan konservasi (mempertahankan, merehabilitasi dan

meningkatkan daya guna) lingkungan yang optimal serta melaksanakan peraturan dan

kebijakan pemerintah, dan partisipasi peran serta masyarakat.

Rekomendasi Penguasaan Dan Pengamanan Sumber Air Baku

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital untuk saat ini dan masa yang akan

datang, keberadaan sumber air akan sangat sulit didapatkan baik air tanah, air permukaan

dan mata air dengan kondisi kualitas, kuantitas yang baik dan mencukupi serta kontinuitas

yang berkelanjutan bila tidak di jaga dan dilestarikan. Dengan kondisi tersebut perlu

dilakukan kelestarian dan pemanfaatannya dengan menjaga kondisi lingkungan dan

Page 228: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -37

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

perilaku manusia untuk menjaga sumber-sumber air baku dari kegiatan dan aktivitas

manusia yang berpotensi sebagai pencemar.

Dalam Undang-undang Dasar negara disebutkan air, tanah dan udara sepenuhnya

milik dan dikuasai oleh negara, dalam hal ini pemerintah daerah dan DPRD sebagai

regulator kebijakan publik perlu membuat suatu peraturan (Perda) tentang penguasaan

dan pengamanan pengelolaan sumber daya alam atas sumber-sumber air baku tersebut,

serta peran serta dan partisipasi masyarakat dalam melestarikan dan mengawasi

lingkungan sehinga kegiatan dan aktivitas manusia yang dapat menimbulkan pencemaran/

dampak kerusakan bagi lingkungan yang menyangkut sumber-sumber air baku dapat

diberlakukan sanksi hukum yang dapat membuat jera pelaku pengrusakan lingkungan.

Pengolahan Limbah Dari IPA

Berbagai macam proses apapun suatu produk akan menghasilkan limbah/buangan

dari produk tersebut, tidak terkecuali proses pengolahan air dari air kotor menjadi air

bersih. Pengolahan air bersih/minum dari instalasi pengolahan air/IPA akan menghasilkan

limbah berupa kandungan lumpur yang bila tidak ditangani akan menyebabkan dampak

lingkungan terutama dapat menyebabkan pendangkalan terhadap perairan setempat. Hasil

limbah lumpur dari proses pengolahan air minum perlu dilakukan proses pemisahan antara

air dan partikel diskrit endapan lumpur dengan membuat bangunan pengering lumpur

sebelum dibuang atau ditempatkan pada tempat yang aman.

Potensi Sumber Air Minum Dari IPAL

Penggunaan air akibat aktivitas manusia akan menghasilkan air buangan yang

berpotensi sebagai pencemar baik terhadap air permukaan maupun air tanah. Untuk

wilayah perkotaan sumber air buangan berasal dari permukiman sebagai air kotor yang

akan dibuang ke badan air permukaan melalui saluran drainase. Air hasil buangan tersebut

merupakan pencemar bagi badan air penerima (sungai) yang berfungsi sebagai sumber air

baku. Untuk itu sebelum air buangan masuk ke badan air penerima harus diproses dan

diolah lebih dahulu melalui kolam stabilisasi seperti sistem Echodrain untuk mengurangi

beban pencemar. Sedangkan air buangan dari hasil buangan padat manusia akan dibuang

melalui jamban maupun septik tank, yang apabila tidak dikelola dengan baik dan benar

akan mencemari sumber air tanah.

Untuk itu perlu dilakukan pembuatan kolam resapan dengan media yang dapat

menghambat kandungan pencemar dalam air buangan yang meresap ke dalam tanah.

Page 229: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -38

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

7.5 Perkiraan Kebutuhan BiayaTabel 7.5.1

Perkiraan Biaya Pengembangan SPAM Kabupaten KerinciRENCANA USULAN PROGRAM AIR MINUM TAHUN 2014 - 2018

UNIT KERJA : PDAM TIRTA SAKTI KAB. KERINCIKABUPATEN : KERINCIPROPINSI : JAMBI

NO KEGIATAN TOTAL BIAYA TH.2014 - 2018 ( Rp )( Rp ) APBN APBD I APBD II

I Lokasi PDAM Induk

1 Pemasangan daya PLN 114 Kpa 1 unit 350,000,000.00 350,000,000.00

2 Gedung Labor 98,000,000.00 98,000,000.00

3 Pompa Submersible NC 45 Lt/dt 1 Unit 190,000,000.00 190,000,000.00

4 Pompa Centrifugal 45 Lt/dt 1 unit 120,000,000.00 120,000,000.00

5 Mobil Tangki Kap 5000 liter 1 unit 350,000,000.00 350,000,000.006 Pengadaan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 43,780,000.00 43,780,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 116,800,000.00 116,800,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 205,290,000.00 205,290,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 511,490,000.00 511,490,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 679,830,000.00 679,830,000.00

Pengadaan Pipa GI Dia. Ls 80,000,000.00 80,000,000.00

Pengadaan Accessoris Ls 60,000,000.00 60,000,000.00

Page 230: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -39

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

7 Pemasangan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 36,000,000.00 36,000,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 57,500,000.00 57,500,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 78,000,000.00 78,000,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 105,000,000.00 105,000,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 108,000,000.00 108,000,000.00

8 Pengadaan Water Meter 300 unit 98,000,000.00 98,000,000.00

9 Rumah Jaga 6 x 6 M 1 unit 75,000,000.00 75,000,000.00

JUMLAH 1 3,362,690,000.00 350,000,000.00 3,012,690,000.00

UNIT KERJA : PDAM TIRTA SAKTI KAB. KERINCIKABUPATEN : KERINCIPROPINSI : JAMBI

NO KEGIATANTOTAL BIAYA TH.2014 - 2018 ( Rp )

( Rp ) APBN APBD I APBD II

Lokasi PDAM Induk Kerinci

10 Pengadaan genset

Genset 200 KVA 1 unit 350,000,000.00 350,000,000.00

Genset 250 KVA 1 unit 380,000,000.00 380,000,000.00

11 Pembangunan mushalla 6 x 6 M I unit 120,000,000.00 120,000,000.00

Page 231: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -40

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

12 Paket air kemasan 1 Paket 350,000,000.00 350,000,000.00

13 AMDK 1 Paket 875,000,000.00 875,000,000.00

14 Gedung AMDK 1 Unit 250,000,000.00 250,000,000.00

JUMLAH 2 2,325,000,000.00 2,325,000,000.00

JUMLAH 1 + 2 5,687,690,000.00 5,337,690,000.00

NO KEGIATAN TOTAL BIAYA TH.2014 - 2018 ( Rp )( Rp ) APBN APBD I APBD II

II Lokai PDAM Cab. Siulak1 Pengadaan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 43,780,000.00 43,780,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 116,800,000.00 116,800,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 205,290,000.00 205,290,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 511,490,000.00 511,490,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 679,830,000.00 679,830,000.002 Pemasangan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 36,000,000.00 36,000,000.00Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 57,500,000.00 57,500,000.00

Page 232: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -41

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 78,000,000.00 78,000,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 105,000,000.00 105,000,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 108,000,000.00 108,000,000.00

3 Drainase Jalan Panjang 130 M Ls 75,000,000.00 75,000,000.00

4 Pompa Centrifugal 10 Lt/dt 1 Unit 75,000,000.00 75,000,000.00

5 Pompa Submersible NC 10 Lt/dt 1 Unit 85,000,000.00 85,000,000.00

6 Pengadaan water meter 400 Unit 130,400,000.00 130,400,000.00

7 Daya PLN 1 Paket 150,000,000.00 120,000,000.00

JUMLAH 2,457,090,000.00 - 160,000,000.00 2,267,090,000.00

NO KEGIATAN TOTAL BIAYA TH.2014 - 2018 ( Rp )( Rp ) APBN APBD I APBD II

III Lokasi PDAM Cab.Semurup1 Pengadaan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 43,780,000.00 43,780,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 116,800,000.00 116,800,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 205,290,000.00 205,290,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 511,490,000.00 511,490,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 679,830,000.00 679,830,000.002 Pemasangan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 36,000,000.00

Page 233: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -42

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

36,000,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 57,500,000.00 57,500,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 78,000,000.00 78,000,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 105,000,000.00 105,000,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 108,000,000.00 108,000,000.00

3 Pompa Submersible NC 15 Lt/dt 1 Unit 120,000,000.00 120,000,000.00

4 Kantor Pembayaran Rekening 3 x 6 1 Unit 80,000,000.00 80,000,000.00

5 Pengadaan reservoir 100 L / D 1 Paket 600,000,000.00 600,000,000.00

6 Pembuatan IPA 10 L / D 1 Paket 750,000,000.00 750,000,000.00

7 Daya PLN 1 Paket 150,000,000.00 150,000,000.00

8 Pengadaan water meter 400 Unit 130,400,000.00 130,400,000.00

JUMLAH 3,772,090,000.00 - 3,772,090,000.00

NO KEGIATAN TOTAL BIAYA TH.2014 - 2018 ( Rp )( Rp ) APBN APBD I APBD II

V Lokasi PDAM Cab. Hiang1 Pengadaan pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 43,780,000.00 43,780,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 116,800,000.00 116,800,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 205,290,000.00 205,290,000.00Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M

Page 234: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -43

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

511,490,000.00 511,490,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 679,830,000.00 679,830,000.002 Pemasangan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 36,000,000.00 36,000,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 57,500,000.00 57,500,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 78,000,000.00 78,000,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 105,000,000.00 105,000,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 108,000,000.00 108,000,000.00

3 Pompa Centrifugal 10 Lt/dt 1 Unit 75,000,000.00 75,000,000.00

4 Pompa Submersible NC 10 Lt/dt 1 Unit 85,000,000.00 85,000,000.00

5 Pengadaan Genset 100 Kva. 1 Unit 300,000,000.00 300,000,000.00

6 Pengadaan water meter 400 Unit 130,400,000.00 130,400,000.00

7 Daya PLN 1 Paket 150,000,000.00 150,000,000.00

8 Pengadaan reservoir 100 L/D 1 Paket 600,000,000.00 600,000,000.00

9 Pengadaan IPA 10 L / D 1 Paket 750,000,000.00 750,000,000.00

JUMLAH 4,032,090,000.00 600,000,000.00 750,000,000.00 2,682,090,000.00

NO KEGIATAN TOTAL BIAYA TH.2014 - 2018 ( Rp )( Rp ) APBN APBD I APBD II

VI Lokasi PDAM Cab. Jujun/Pulau Tengah1 Pengadaan pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 43,780,000.00 43,780,000.00Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M

Page 235: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -44

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

116,800,000.00 116,800,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 205,290,000.00 205,290,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 511,490,000.00 511,490,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 679,830,000.00 679,830,000.002 Pemasangan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 36,000,000.00 36,000,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 57,500,000.00 57,500,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 78,000,000.00 78,000,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 105,000,000.00 105,000,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 108,000,000.00 108,000,000.00

3 Pompa Centrifugal 10 Lt/dt 1 Unit 75,000,000.00 75,000,000.00

4 Pompa Submersible NC 10 Lt/dt 1 Unit 85,000,000.00 85,000,000.00

5 Perbaikan Pagar Kantor 45,000,000.00 45,000,000.00

6 Pengadaan reservoir 100 ( M3 ) 1 paket 600,000,000.00 600,000,000.00

7 Pengadaan water meter 400 Unit 130,400,000.00 130,400,000.00

8 Pengadaan IPA paket 10 L / D 1 Paket 750,000,000.00 750,000,000.00

9 Genset 75 Kva. 1 Unit 250,000,000.00 250,000,000.00

JUMLAH ,877,090,000.00 - 1,600,000,000.00 2,277,090,000.00

NO KEGIATAN TOTAL BIAYA TH.2014 - 2018 ( Rp )( Rp ) APBN APBD I APBD II

Page 236: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -45

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

VII Lokasi PDAM Cab. Tamiai1 Pengadaan pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 43,780,000.00 43,780,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 116,800,000.00 116,800,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 205,290,000.00 205,290,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 511,490,000.00 511,490,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 679,830,000.00 679,830,000.002 Pemasangan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 36,000,000.00 36,000,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 57,500,000.00 57,500,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 78,000,000.00 78,000,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 105,000,000.00 105,000,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 108,000,000.00 108,000,000.00

3 Pengadaan IPA 10 L / D 1 Paket 750,000,000.00 750,000,000.00

4 pengadaan reservoir 100 m3 1 Paket 600,000,000.00 600,000,000.00

5 Rehab IPA 5 L/D 1 Unit 65,000,000.00 65,000,000.00

6 Rehab IPA 2.5 L/D 1 Unit 45,000,000.00 45,000,000.00

7 Pompa Kimia 2 Unit 12,000,000.00 12,000,000.00

8 Water Meter 300 Unit 98,000,000.00 98,000,000.00

9 Daya PLN 1 Paket 150,000,000.00 150,000,000.00

10 Pengadaan Genset 75 Kva. 1 Unit 250,000,000.00 250,000,000.00

Page 237: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -46

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

11 Pompa Centrifugal 10 Lt/dt 1 Unit 75,000,000.00 75,000,000.00

12 Pompa Submersible NC 10 Lt/dt 1 Unit 85,000,000.00 85,000,000.00

JUMLAH 4,071,690,000.00 - 1,600,000,000.00 2,471,690,000.00

NO KEGIATAN TOTAL BIAYA TH.2014 - 2018 ( Rp )( Rp ) APBN APBD I APBD II

VIII Lokasi PDAM Cab. Lempur1 Pengadaan pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 43,780,000.00 43,780,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 116,800,000.00 116,800,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 205,290,000.00 205,290,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 511,490,000.00 511,490,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 679,830,000.00 679,830,000.002 Pemasangan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 36,000,000.00 36,000,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 57,500,000.00 57,500,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 78,000,000.00 78,000,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 105,000,000.00 105,000,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 108,000,000.00 108,000,000.00

3 Pengadaan IPA 10 L / D I Paket 750,000,000.00 750,000,000.004 Pengadaan reservoir 100 m3 I Paket 600,000,000.00 600,000,000.00

5 Pengadaan Genset 100 Kva. 1 Paket 300,000,000.00 300,000,000.00

Page 238: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -47

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

6 Pompa Kimia 1 Paket 12,000,000.00 12,000,000.00

7 Daya PLN 1 Paket 150,000,000.00 150,000,000.00

6 Pengadaan water meter 400 Unit 130,400,000.00 130,400,000.00

7 Pompa Centrifugal 10 Lt/dt 1 Unit 75,000,000.00 75,000,000.00

8 Pompa Submersible NC 10 Lt/dt 1 Unit 85,000,000.00 85,000,000.00

JUMLAH 4,044,090,000.00 - 1,650,000,000.00 2,394,090,000.00

NO KEGIATAN TOTAL BIAYA TH.2014 - 2018 ( Rp )( Rp ) APBN APBD I APBD II

IX Lokasi PDAM Cabang Kayu Aro1 Pengadaan pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 43,780,000.00 43,780,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 116,800,000.00 116,800,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 205,290,000.00 205,290,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 511,490,000.00 511,490,000.00

Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M 679,830,000.00 679,830,000.002 Pemasangan Pipa

Pipa PVC Dia. 50 mm 2000 M 36,000,000.00 36,000,000.00

Pipa PVC Dia. 75 mm 2500 M 57,500,000.00 57,500,000.00

Pipa PVC Dia. 100 mm 3000 M 78,000,000.00 78,000,000.00

Pipa PVC Dia. 150 mm 3500 M 105,000,000.00 105,000,000.00Pipa PVC Dia. 200 mm 3000 M

Page 239: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VII -48

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

108,000,000.00 108,000,000.00

3 Pengadaan IPA 10 L / D 1 Paket 750,000,000.00 750,000,000.00

4 pengadaan reservoir 100 m3 1 Paket 600,000,000.00 600,000,000.00

5 Pengadaan Genset 100 Kva. 1 Paket 300,000,000.00 300,000,000.00

6 Pengadaan water meter 400 Unit 130,400,000.00 130,400,000.00

7 Pompa Centrifugal 10 Lt/dt 1 Unit 75,000,000.00 75,000,000.00

8 Pompa Submersible NC 10 Lt/dt 1 Unit 85,000,000.00 85,000,000.00

JUMLAH 3,882,090,000.00 1,650,000,000.00 2,232,090,000.00

Page 240: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VIII -1

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

8.1 Kebutuhan Investasi Dan Sumber PendanaanKebutuhan investasi dan sumber pendanaan untuk pengembangan sistem

penyediaan air minum disajikan dalam tabel di bawah ini:

Rencana Program Dan Investasi Jangka Menengah (RIPJM)

Provinsi : Jambi

Pekerjaan : Pengembangan SPAM Kab. Kerinci

Kabupaten : Kerinci

Page 241: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VIII -2

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tabel VIII.1.1Kebutuhan Investasi Pembangunan SPAM di Kabupaten Kerinci

Tahun 2014 - 2033

No. Program Kegiatan Satuan Biaya (Rp.) Sumber Dana

1. Dukungan Air BakuKebutuhan Air Baku m3/det 12 M APBNPembangunan Uptake danTransmisi Air Baku

m3/det 9 M APBD I/APBD II

2. Peningkatan SPAM IKK

Penambahan Unit Produksi m3/det 8,4 M APBN/APBD IPenambahan JaringanDistribusi

m 36 M APBN/APBD I

Penambahan SambunganRumah

SR 7,5 M APBN/APBD I

3. IKK Baru

Pembangunan Unit Produksi m3/det 75 M APBNPembangunan JaringanDistribusi

m 108 M APBD I/APBD II

Pembangunan SR SR 3,9 M APBD dan PDAMJumlah 259.8 M

Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2013

Jumlah investasi yang dibutuhkan oleh PDAM saat ini adalah sebesar Rp

259.800.000.000,-. Dana investasi tersebut diharapkan dapat diperoleh melalui APBN, APBD

Propinsi, dan APBD Kabupaten. Program investasi tersebut akan dipenuhi dan dipergunakan

melalui tahapan-tahapan, yaitu tahapan I tahun 2014/2018, tahapan II tahun 2019, dan

tahapan III tahun 2024. Melalui pentahapan ini, diharapkan pengolahan PDAM menjadi lebih

bertahap dan menjadi lebih optimal.

8.2. Dasar Penentuan Asumsi KeuanganJumlah dana yang dibutuhkan dalam pengembangan SPAM ini didasarkan pada kondisi

eksisting PDAM Kabupaten Kerinci yang telah disajikan pada bab 3. Selanjutnya, dasar-

dasar penentuan asumsi keuangan ini juga dilandaskan pada rencana pengembangan SPAM

yang telah disajikan pada bab 6. Antara lain dasar penentuan asumsi keuangan adalah :

1. Persentase jumlah penduduk yang belum terlayani.

Dalam menentukan jumlah investasi yang dibutuhkan, persentase penduduk yang

belum terlayani menjadi salah satu dasar dalam menentukan kebutuhan investasi.

Pada saat ini, jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 29.475 jiwa atau 13,7 % dari

jumlah penduduk sebanyak 214.036 jiwa. Optimalisasi dan maksimalisasi kebutuhan

penduduk ini dapat terwujud dengan melakukan peningkatan sambungan rumah. Oleh

karena itu, tingkat penduduk yang belum terlayani menjadi dasar kebutuhan investasi.

2. Tingkat Kebocoran Air Yang Tinggi.

Kehilangan air yang diproduksi menyebabkan terjadinya kerugian di PDAM. Jika

kerugian ini terjadi terus menerus, akan berpengaruh pada kelangsungan hidup PDAM.

Page 242: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VIII -3

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Tingkat kehilangan air tersebut salah satunya disebabkan oleh kebocoran air, adanya

jaringan instalasi transmisi/distribusi yang telah rusak dan kemungkinan adanya

sambungan liar. Disamping itu, water meter pelanggan dan water meter induk sudah

tua dan sering rusak. Faktor kebocoran air ini dijadikan sebagai penentu kebutuhan

investasi. Analisis terhadap penyebab kebocoran dilakukan untuk melakukan

penggantian dan perbaikan terhadap prasarana yang bermasalah.

3. PerkembanganKabupatenKerinci

Pesatnya pertumbuhan Kabupaten Kerinci menuntut PDAM untuk dapat memberikan

pelayanan terbaik mereka. Perkembangan tersebut diikuti dengan perkembangan

kebutuhan masyarakat atas air bersih, salah satunya yang dihasilkan oleh PDAM.

Permintaan untuk membuka sambungan baru, menyebabkan dibutuhkan investasi yang

besar untuk memenuhinya. Oleh karena itu, perkembangan perekonomian kabupaten

menjadi factor penentu kebijakan investasi.

4. Peningkatan Kebutuhan Atas Kualitas Dan Kuantitas Air Yang Lebih Baik

Saat ini, PDAM belum dapat mengoperasikan mesin selama 24 jam. Waktu operasi yang

dilakukan hanya mencapai 18 jam. Keterbatasan kemampuan mesin menyebabkan

rendahnya kuantitas air yang lebih baik. Disamping itu, biaya pemeliharan mesin yang

semakin tinggi akan meningkatkan biaya produksi yang akan berpengaruh pada jumlah

laba yang dihasilkan oleh PDAM.

Kualitas air yang baik juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Peningkatan kebutuhan

atas kualitas dan kuantitas air yang lebih baik menyebabkan PDAM harus mengambil

langkah untuk memperoleh tambahan investasi. Investasi tersebut dapat digunakan

sebagai modal untuk memperbaiki mesin-mesin yang sudah terlalu tua, dan memiliki

biaya pemeliharaanyang terlalu tinggi.

8.3. Kondisi TarifBerikut adalah perhitungan tarif rata-rata air dan perhitungan full cost recovery

untuk tahun 2009:

Page 243: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VIII -4

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pendapatan, Tarif, dan Harga Pokok

Pendapatan Air

Terdiri dari:1. Rumah tangga

Kelompok 1 846. 275 M3 X 3.192,02 = 2.701.323.660Kelompok 2 137.834 M3 X 4.053,78 = 558.749.140

2. Social 38.485 M3 X 1.248,56 = 48.050.9203. Usaha 92.371 M3 X 6.013,93 = 555.512.8004. Industri 3.485 M3 X 10.952 = 38.170.8005. Instansi Pem/ABRI - M3 X - = -6. HU/MCK/TA 15.482 M3 X 12.642,14 = 60.480.0007. Lain-lain 4.784 M3 X 12.642,14 = 60.480.000

J U M L A H 1.138.716 M3 = 3.994.348.480

Tarif Rata-RataTarif air rata-rata 3.994.348.480 / 1.138.716 = 3.507,77

Pemakaian Rata-RataTerdiri dari:

1. Rumah tanggaKelompok 1 846.275 M3 / 5.359 = 157,92 m3

Kelompok 2 137.834 M3 / 191 = 721,64 m3

2. Social 38.485 M3 / 61 = 630,90 m3

3. Usaha 92.371 M3 / 487 = 189,67 m3

4. Industry 3.485 M3 / 3 = 1.161,67 m3

5. Instansi Pem/ABRI - M3 / - = -6. HU/MCK/TA 15.482 M3 X 12.642,14 = 60.480.000 m3

7. Lain-lain 4.784 M3 / - = -J U M L A H 1.138.716 M3 = 3.994.348.480

Jumlah pemakaian rata-rata pelanggan rumah tangga = 177,32 m3

Jumlah pemakaian rata-rata pelanggan rumah tangga tiap bulan = 14,78 m3

Jumlah pemakaian rata-rata tiap orang = 29,55(jumlah pelanggan rumah tangga dikalikan 6)

Page 244: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VIII -5

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

STRUKTUR HARGA POKOK (FULL COST RECOVERY)

dalam Rupiah

1. Biaya Usaha1. Biaya l i st r ik 783.078.3052. Biaya bahan bakar 51.023.5003. Biaya penyusutan 1.047.013.8394. Biaya pegawai 571.627.8045. Biaya pemeliharaan 227.127.9506. Biaya bahan k imia 210.197.0007. Biaya usaha la innya 54.149.740

J U M L A H 2.944.218.138

2. Biaya Umum dan Administrasi1. Biaya pegawai 919.493.3992. Biaya bunga dan denda RPD 2.122.262.1783. Biaya penyusutan aktiva tetap 55.220.6264. Biaya penyisihan piutang usaha 250.723.9275. Biaya umum dan adm la innya 959.049.687

J U M L A H 4.306.750.357JUMLAH BIAYA 7.250.968.495

3. Harga Pokok AirJumlah biaya

Jumlah produksi – kebocoran normal (maks. 20%)Rp 7.250.968.495

(2.036.737– (20% x 2.036.737)= Rp 4.450,11

Perhitungan tariff dan struktur harga pokok merupakan perhitungan untuk tahun

2009. Perhitungan tersebut menggambarkan besarnya tarif yang seharusnya

dibebankan kepada masyarakat. Tetapi hal ini tidak terimplementasikan, karena

rendahnya tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Kerinci.

8.4. Hasil Analisis Kelayakan8.4.1. Metoda Penilaian Investasi

Metoda penilaian investasi yang dapat digunakan sebagai dasar kelayakan suatu

investasi, antara lain adalah:

1. Metoda Net Present Value

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang

penerimaan-penerimaan kas bersih (opeasional maupun terminal cash flow) di masa

yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan

terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Ada beberapa konsep untuk

Page 245: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VIII -6

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

menghitung tingkat bunga yang dianggap relevan ini. Pada dasarnya tingkat bunga

tersebut adalah tingkat bunga pada saat kita mengganggap keputusan investasi masih

terpisah dari keputusan pembelanjaan ataupun waktu kita mulai mengaitkan

keputusan investasi dengan keputusan pembelanjaan.

2. Metoda Internal Rate of Return

Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi

dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang.

Apabila tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat bunga

yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil

dikatakan merugiakan.

8.4.2. Penilaian Investasi Pengembangan SPAM Kabupaten Kerinci

Berikut adalah informasi terkait penilaian investasi pengembangan SPAM Kabupaten

Kerinci :

Jumlah investasi Rp 108.356.022

Tingkat suku bunga yang disyaratkan 10%

Jangka waktu 15 tahun

Berdasarkan pada informasi tersebut, maka penilaian NPV tersaji dalam tabel

berikut:

TAHUN ARUS KAS 10% NPV1 102.503.182.639,50 0,9090 93.175.393.019,312 128.128.978.299,38 0,8260 105.834.536.075,293 153.754.773.959,26 0,7510 115.469.835.243,404 179.380.569.619,13 0,6830 122.516.929.049,875 205.006.365.279,01 0,6210 127.308.952.838,266 205.006.365.279,01 0,5640 115.623.590.017,367 205.006.365.279,01 0,5130 105.168.265.388,138 205.006.365.279,01 0,4670 95.737.972.585,309 205.006.365.279,01 0,4240 86.922.698.878,30

10 205.006.365.279,01 0,3860 79.132.456.997,7011 205.006.365.279,01 0,3500 71.752.227.847,6512 205.006.365.279,01 0,3190 65.397.030.524,0013 205.006.365.279,01 0,2900 59.451.845.930,9114 205.006.365.279,01 0,2630 53.916.674.068,3815 205.006.365.279,01 0,2390 48.996.521.301,68

1.346.404.929.765,55INVESTASI 108.356.022,00

N P V 1.346.296.573.743,55

Berdasarkan pada hasil perhitungan NPV, terlihat bahwa hasil yang diperoleh

adalah sebesar Rp 1.346.296.573.743,55. Angka ini bernilai positif, yang berarti bahwa

Page 246: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum VIII -7

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

investasi layak untuk dilaksanakan. Penilaian investasi juga dapat dilakukan dengan

menghitung IRR dari nilai investasi. Berikut adalah hasil perhitungan IRR:

TAHUN ARUS KAS 9% NPV 8% NPV1 102.503.182.639,50 0.9170 93.995.418.480,43 0.9260 86.820.413.935,882 128.128.978.299,38 0.8420 107.884.599.728,08 0.8570 90.700.197.416,523 153.754.773.959,26 0.7720 118.698.685.496,55 0.7940 91.683.049.183,264 179.380.569.619,13 0.7080 127.001.443.290,35 0.7350 90.049.942.851,655 205.006.365.279,01 0.6500 133.254.137.431,36 0.6810 86.697.396.882,866 205.006.365.279,01 0.5960 122.183.793.706,29 0.6300 72.842.861.710,947 205.006.365.279,01 0.5470 112.138.481.807,62 0.5830 61.313.098.721,288 205.006.365.279,01 0.5020 102.913.195.370,06 0.5400 51.698.505.196,069 205.006.365.279,01 0.4600 94.302.928.028,34 0.5000 43.461.349.439,1510 205.006.365.279,01 0.4220 86.512.686.147,74 0.4630 36.638.327.589,9311 205.006.365.279,01 0.3880 79.542.469.728,26 0.4290 30.781.705.746,6412 205.006.365.279,01 0.3560 72.982.266.039,33 0.3970 25.962.621.118,0313 205.006.365.279.01 0.3260 66.832.075.080,96 0.3680 21.878.279.302,5814 205.006.365.279,01 0.2990 61.296.903.218,42 0.3400 18.331.669.183,2515 205.006.365.279,01 0.2750 56.376.750.451,73 0.3150 15.433.904.210,03

1.435.915.834.005,49 823.753.322.488,06INVESTASI 108.356.022,00 108.356.022.00

N P V 1.435.807.477.983,49 823.644.966.466,06

Basis 9 %

IRR = 9 + (Rp 1.435.807.477.983,49 / Rp 612.162.511.517,43) x 1 %

RR = 9 % + 0,59 %

IRR = 11,35 %

Basis 8 %

IRR = 8 % + (Rp 823.644.966.466,06/ Rp

612.162.511.517,43) x 1 %

IRR = 8 % + 1,35 %

IRR = 9,35 %

Nilai IRR lebih besar dan lebih kecil dari 10 %, maka usulan proyek

investasi ini bisa tetap dilaksanakan.

Berdasarkan pada 2 (dua) metoda penilaian investasi, diperoleh hasil

penilaian yang berbeda. Dengan menggunakan NPV disimpulkan bahwa

investasi layak diterima, sedangkan menggunakan IRR menyatakan kalau

investasi layak diterima.

Page 247: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

RencanaIndukSistemPenyediaan Air Minum IX -1

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

9.1. Lembaga PenyelenggaraPengembangan kelembagaan/ institusional pengelolaan air bersih merupakan upaya

peningkatan kapasitas institusi pemerintah, swasta dan masyarakat untuk merespon

perubahan/ peningkatan kebutuhan air bersih dimasa kini dan masa yang akan datang.

Adapun tujuan dan sasaran dari pengembangan kelembagaan tersebut antara lain:

Memperjelas tugas pokok dan fungsi serta kinerja lembaga pemerintah daerah

sebagai pengambil kebijakan dan pemberi pelayanan air bersih.

Mengefektifkan struktur lembaga daerah untuk mendukung pembangunan sarana

air bersih.

Memperjelas peran pemerintah dan mengatur sinergi (mitra) dengan pihak swasta

serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan air bersih.

Mengembangkan kapasitas sumberdaya aparat untuk mendukung pelaksanaan

program pembangunan air bersih.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran diatas, maka langkah-langkah yang harus

dilakukan adalah:

Page 248: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

RencanaIndukSistemPenyediaan Air Minum IX -2

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Identifikasi instansi-instansi daerah yang terkait dengan pengelolaan sistem

penyediaan air bersih dalam kota yang telah ada, unit badan pengelolaannya

(PDAM), organisasi, serta jumlah personalianya.

Merangkum semua instansi tersebut beserta tugas dan tanggung jawab

pengelolaannya dalam penyediaan air bersih.

Menentukan kebutuhan pengembangan kelembagaan untuk pengelolaan sistem air

bersih saat ini dan proyeksi 25 tahun mendatang, baik dalam pembangunan

prasarana maupun operasi pelayanannya.

BentukLembaga/OrganisasiPengelola

a. Prasarana dan sarana yang pengelolaan yang diserahkan pada masyarakat, bentuk

pengelolaannya ditunjukkan pada Gambar IX.1.1

b. Bentuk Kelembagaan untuk Sistem Perpipaan dengan Sambungan Rumah, Hidran Umum

dan Kran Umum, ditunjukkan pada Gambar IX.1.2

c. Bentuk Kelembagaan pengelolaan air bersih oleh Pengelola, ditunjukkan pada Gambar

IX.1.3.

Gambar IX.1.1Contoh bentuk Kelembagaan Sistem Non Perpipaan di Masyarakat

KETUAPengelolaan Penyediaan Air Bersih

KETUAPengelolaan Penyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABTEKNIK

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABTEKNIK

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABADMINISTRASI

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABADMINISTRASI

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABKEUANGAN

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABKEUANGAN

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

Page 249: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

RencanaIndukSistemPenyediaan Air Minum IX -3

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

KETUAPengelolaan Penyediaan Air Bersih

KETUAPengelolaan Penyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABTEKNIK

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABTEKNIK

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABADMINISTRASI

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABADMINISTRASI

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABKEUANGAN

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABKEUANGAN

Sarana dan PrasaranaPenyediaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABHidran Umum

PENANGGUNGJAWABHidran Umum

PENANGGUNGJAWABPencatatan dan

pembukuan

PENANGGUNGJAWABPencatatan dan

pembukuan

PENANGGUNGJAWABPenagihan/Rekening

Penggunaan Air Bersih

PENANGGUNGJAWABPenagihan/Rekening

Penggunaan Air Bersih

STAFSTAF

PENANGGUNGJAWABKran Umum

PENANGGUNGJAWABKran Umum

PENANGGUNGJAWABSambungan Rumah

PENANGGUNGJAWABSambungan Rumah

Gambar IX.1.2Contoh bentuk Kelembagaan Untuk Sistem Perpipaan dengan SR, HU dan KU

Page 250: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

RencanaIndukSistemPenyediaan Air Minum IX -4

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Gambar IX.3.3Contoh bentuk Kelembagaan Untuk Pengelola Pelayanan Air Bersih

9.2. Struktur OrganisasiPelayanan air minum di Kabupaten Kerinci pada awalnya dilaksanakan oleh Proyek

Penyediaan Air Bersih Jambi (PPSAB) Propinsi Jambi yang pada tahun anggaran 1976/1977

dilaksanakan pembangunan Sarana Penyediaan Air Bersih yang berloksi di Kota Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci.

BUPATI

BADAN PENGELOLA

BIDANG TEKNIK BIDANG UMUM

Seksi Produksi danPerawatan

Seksi Transmisi danDistribusi

Seksi Laboratorium

Seksi Personalia

Seksi Keuangan

Seksi HubunganPelanggan

BADAN PENGAWAS

Seksi Perencanaan

Page 251: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

RencanaIndukSistemPenyediaan Air Minum IX -5

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

Pada Tahun 1981 dengan Surat Keputusan Menteri Nomor : 104/KPTS/CK/1981 pada

tanggal 10 Nopember 1981 dibentuklah Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM), kemudian

pada Tahun 1981/1982 mulai beroperasinya Instalasi Pengolahan Air di Desa Rawang

tepatnya pada bulan September 1982 dengan Kapasitas 20 l/det.

Terbentuknya BPAM ini adalah untuk mempersiapkan wadah organisasi yang dapat

mengelola pelayanan air minum kepada masyarakat secara mandiri, sesuai dengan Surat

Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 28/KPTS/1984 dan Menteri Dalam

Negeri Nomor : 5 Tahun 1984 yang isinya meliputi pedoman-pedoman organisasi, sistem

akuntansi, teknik operasi dan pemeliharaan, teknik perawatan, struktur dan perhitungan

biaya untuk menentukan tarif air minum dan pelayanan air bersih kepada masyarakat.

Pada saat kondisi keuangan BPAM telah mencapai Break Event Point (BEP) yaitu

pada Tahun 1990/1991, dengan kemampuan keuangan memungkinkan BPAM dialih

statusnya menjadi PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), maka pada Tahun 1990

berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Kerinci Nomor : 10 Tahun 1990

dibentuklah Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci yang dikukuhkan

atau disahkan oleh Gubernur KDH Tingkat I Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor :

485 Tahun 1990. Yang secara Neraca Pembukuan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti

kabupaten Kerinci dimulai beroperasi pada tanggal 5 Oktober 1991.

Tujuan utama pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kerinci ini untuk

mewujudkan serta meningkatkan pelayanan umum, berupa jasa kepada masyarakat dengan

jalan memenuhi dan mengusahakan kebutuhan air minum yang bersih dan sehat bagi

kesejahteraan masyarakat. Disamping tujuan diatas juga berguna untuk melaksanakan

pembangunan daerah khususnya dan pembangunan Nasional pada umumnya.

Pada tanggal 5 Oktober 1991 sampai dengan sekarang Perusahaan Dearah Air Minum

Tirta Sakti Kabupaten Kerinci dengan bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan

Pemerintah Kabupaten secara berkesinambungan melalui Direktorat Air Bersih yaitu

Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum melaksanakan

pengembangan dan pembangunan sarana air bersih di Kecamatan-Kecamatan dan

Pedesaan.

Page 252: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

RencanaIndukSistemPenyediaan Air Minum IX -6

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

StrukturOrganisasiPDAM TirtaSakti

Gambar IX.2.1Kelembagaan PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci

BUPATI

DIREKTUR UTAMA

DEWANPENGAWAS

BAGIAN UMUM

DIREKTUR UMUM &ADM

DIREKTUR TEKNIK

BAGIAN HUKUM,HUMAS,HUB.LANG

G

BAGIANKEUANGAN

BIDANG TRANSMISI/DISTRIB

BIDANG PRODUKSI

BIDANGPERENCANAAN

CAB. SUNGAI PENUH

CAB. SEMURUP

CAB. SIULAK

CAB. P.TENGAH/JUJUN

CAB. HIANG

CAB. KAYU ARO

CAB. LEMPUR

CAB. TAMIAI

UNIT USAHAAMDK”OEGAR”

SPI

LITBANG

Page 253: LAPORANAKHIR - randaljambi.files.wordpress.com · Ketenagakerjaan II - 77 ... 6.4.3. Mata Air VI - 5 BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM ... 8.3. Kondisi Tarif VIII - 3 8.4. Hasil Analisis

RencanaIndukSistemPenyediaan Air Minum IX -7

Pemerintah Kabupaten KerinciDinas Pekerjaan Umum

9.3. Kebutuhan SDMDari segi sumber daya manusia, PDAM harus dapat meningkatkan kemampuan teknis

dan non teknis karyawannya, serta melakukan penerimaan karyawan baru dengan

mengutamakan kualitas pendidikan dan kompetensi, sehingga tugas-tugas dapat berjalan

dengan baik. Jumlah dan latar belakang pendidikan karyawan yang dimiliki oleh PDAM saat

ini, masih jauh dari kondisi yang ideal, sehingga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan

kerja baik dari segi efisiensi maupun efektifitas.

Untukkedepan, segisumberdayamanusia PDAM

harusdapatmeningkatkankemampuanteknis dan non tekniskaryawannya,

sertamelakukanpenerimaankaryawanbarudenganmengutamakankualitaspendidikan dan

kompetensi, sehinggatugas-tugasdapatberjalandenganbaik.Jumlah dan

latarbelakangpendidikankaryawan yang dimilikioleh PDAM saatini, masihjauhdarikondisi

yang ideal, sehinggaakanberpengaruhterhadappelaksanaankerja.

Kebutuhan jumlah pegawai dengan menghitung jumlah rasio 8 per 1000 pelanggan

atau 1 pegawai untuk melayani 125 sambungan rumah (SR).

9.4. Rencana Pengembangan SDMPerlu dibuatkan konsep baru untuk meningkatkan kualitas SDM karyawan PDAM,

dengan melaksanakan sistem magang di salah satu PDAM yang dianggap memiliki prestasi

terbaik.Sistem magang ini dapat dilakukan dengan mengirimkan karyawan untuk mengikuti

pelatihan teknis dan non teknis, secara teori dan praktek lapang. Diharapkan PDAM Tirta

Sakti dapat memberangkatkan karyawannya untuk mengikuti pelatihan dan magang di

salah satu PDAM. Pengiriman karyawan yang akan mengikuti magang dapat dilakukan

secara bertahap, sehingga tidak mengganggu kegiatan operasional di PDAM. Konsep dan

aturan mengenai sistem magang ini dapat di disusun oleh lanjut oleh staf pimpinan PDAM.