laporan - universitas negeri yogyakartastaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian/laporan...
TRANSCRIPT
LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
PUSDI: PENDIDIKAN DASAR, MENENGAH, DAN KEJURUAN
TAHUN ANGGARAN 2019
JUDUL PENELITIAN:
LITERACY SKILL GURU AKUNTANSI
SMK BISNIS DAN MANAJEMEN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh:
Dra. Isroah, M.Si. NIP. 19660704 199203 2 003
Ani Widayati, S.Pd., M.Pd., Ed.D. NIP. 19730908 200112 2 001
Eka Ary Wibawa, S.Pd., M.Pd. NIP. 19900614 201903 1 013
Yuliana Latifah NIM. 15803241022
Denisa Nugrah Anggraeni NIM. 15803241015
Irsan Aidil Akbar NIM. 15803241053
Dibiayai oleh DIPA BLU Universitas Negeri Yogyakaryta dengan SK Rektor UNY Nomor
1.30/UN34/IV/2019 tanggal 30 April 2019 tentang Penetapan Pemenang Penelitian dan PPM
Dana Internal UNY Tahun Anggaran 2019
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2019
Tema: Peningkatan Kompetensi Guru
ii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga tim peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Penelitian Unggulan
Perguruan Tinggi dengan judul “Literacy Skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen
di Daerah Istimewa Yogyakarta” ini dengan baik. Laporan penelitian ini disusun sebagai salah
satu bentuk komitmen tim peneliti untuk melaksanakan tri dharma perguruan tinggi dan
peningkatan kompetensi guru akuntansi.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya keterampilan literasi (literacy skill) bagi
guru akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di era revolusi industri 4.0. Keterampilan literasi
merupakan salah satu keterampilan penting yang perlu dikuasai oleh guru Akuntansi agar
mampu menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya dengan baik di era revolusi industri 4.0.
Terlebih dengan adanya gerakan literasi sekolah yang mengharuskan adanya aktivitas literasi
pada setiap tingkat satuan pendidikan.
Tim peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
masukan yang bermanfaat demi perbaikan pada laporan penelitian. Tak lupa tim peneliti juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan laporan penelitian ini.
Akhirnya tim peneliti berharap semoga laporan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuam bagi tim
peneliti maupun bagi pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, September 2019
Tim Peneliti
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : LITERACY SKILL GURU AKUNTANSI SMK BISNIS
DAN MANAJEMEN DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA Peneliti/Pelaksana Nama lengkap : Dra. Isroah, M.Si. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta NIDN : 0004076604 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala Program Studi : Pend. Akuntansi - S1 Nomor HP : +6281328185235 Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota (1) Nama Lengkap : Eka Ary Wibawa, S.Pd., M.Pd. NIDN : 8883860018
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta Anggota (1) Nama Lengkap : Ani Widayati, S.Pd., M.Pd., Ed.D. NIDN : 0008097303 Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta Institusi Mitra (jika ada) Nama Institusi Mitra : Alamat Institusi Mitra : Penanggung Jawab : Tahun Pelaksanaan : Biaya Tahun Berjalan : Rp. 25.000.000,00
Mengetahui, Yogyakarta, 28 Oktober 2019 Ketua LPPM, Ketua Pelaksana
Prof. Dr. Suyanta, M.Si. Dra. Isroah, M.Si. NIP 19660508 199203 1 002 NIP 19660704 199203 2 003
iv
LITERACY SKILL GURU AKUNTANSI SMK BISNIS DAN MANAJEMEN
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Isroah, Ani Widayati, Eka Ary Wibawa
Abstrak
Dunia kita sekarang ini tengah mulai memasuki era revolusi industri 4.0 yang berdampak
pada semua bidang kehidupan tidak terkecuali bidang pendidikan. Salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh guru akuntansi di era revolusi industri 4.0 yaitu skill literasi baru yang
terdiri atas literasi digital, literasi teknologi, dan literasi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui literacy skill guru akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY.
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan desain cross-sectional survey dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan selama 7 bulan yaitu bulan April sampai
dengan Oktober 2019 dengan mengambil lokasi penelitian di DIY. Populasi penelitian ini yaitu
guru akuntansi di DIY sebanyak 240 guru dengan sampel penelitian sebanyak 150 guru. Teknik
pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini yaitu angket dan daftar cek
dokumentasi. Pembuktian validitas instrumen angket penelitian dilakukan dengan analisis
faktor eksploratori, sedangkan estimasi reliabilitasnya menggunakan formula Cronbach Alpha.
Teknik analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif kuantitatif dilanjutkan dengan
pengkategorisasian data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan
Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari dimensi digital literacy skill masuk
dalam kategori baik dengan skor 69,09; 2) Literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan
Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari dimensi technological literacy skill
masuk dalam kategori baik dengan skor 73,07; 3) Literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis
dan Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari dimensi human literacy skill
masuk dalam kategori baik dengan skor 81,07; dan 4) secara umum literacy skill Guru
Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam kategori
baik.
Kata kunci: literacy skill, digital literacy, technological literacy, human literacy, guru
akuntansi
v
DAFTAR ISI
PRAKATA .......................................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ iii
ABSTRAK .......................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 4
E. Roadmap Penelitian ................................................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 5
A. Era Revolusi Industri 4.0 ........................................................................................ 5
B. Literasi Digital ........................................................................................................ 9
C. Literasi Teknologi ................................................................................................... 14
D. Literasi Manusia...................................................................................................... 17
E. Penelitian yang Relevan .......................................................................................... 18
F. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................... 21
A. Desain Penelitian .................................................................................................... 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 21
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 21
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 22
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................................................... 23
F. Teknik Analisis Data............................................................................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 26
A. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 26
B. Pembahasan............................................................................................................. 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 40
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 40
B. Saran ....................................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 42
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 46
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Jumlah Sampel Penelitian ........................................................21
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...............................................................22
3. Hasil Pembuktian Validitas ...................................................................23
4. Hasil Estimasi Reliabilitas .....................................................................24
5. Kategorisasi Tingkat Literacy Skill Guru Akuntansi .............................25
6. Statistik Deskriptif Literacy Skill Guru Akuntansi ................................26
7. Kategorisasi Digital Literacy Skill Guru Akuntansi ..............................28
8. Kategorisasi Technlogical Literacy Skill Guru Akuntansi ....................29
9. Kategorisasi Human Literacy Skill Guru Akuntansi..............................30
10. Kategorisasi Tingkat Literacy Skill Guru Akuntansi DIY ...................31
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Roadmap Penelitian ..................................................................................... 4
2. Histogram Literacy Skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen
di DIY .......................................................................................................... 27
3. Infografis Digital Literacy Skill Guru Akuntansi ......................................... 28
4. Infografis Technological Literacy Skill Guru Akuntansi ............................. 29
5. Infografis Human Literacy Skill Guru Akuntansi ........................................ 30
6. Literacy Skill Guru Akuntansi di DIY ......................................................... 31
7. Tingkat Literacy Skill Guru Akuntansi di DIY Per Dimensi Per
Kabupaten/Kota ........................................................................................... 32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 47
2. Tabulasi Data Penelitian ................................................................................. 51
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .............................. 55
4. Surat Kontrak Penelitian ................................................................................. 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinamika kehidupan manusia senantiasa akan terus berkembang sesuai kondisi
zaman. Dunia kita sekarang ini tengah mulai memasuki era revolusi industri 4.0. Suatu era
dimana teknologi menjadi aspek penting dalam berbagai aspek kehidupan. Perkembangan
pesat dengan teknologi, perubahan iklim, demografi, dan mobilitas orang memengaruhi
cara kita bekerja, hidup, dan belajar (UNESCO-UNEVOC TVET, 2018: 3). Era revolusi
industri 4.0 menggambarkan dunia industri digital telah menjadi suatu paradigma dan
acuan dalam tatanan kehidupan saat ini (Rozak, 2018). Pada era ini Perubahan pada era
revolusi industri 4.0 berdampak pada sebagian besar aspek kehidupan sehinga
membutuhkan adaptasi dengan gaya hidup, bisnis, dan orientasi kerja baru.
Dunia pendidikan juga terkena imbas dari adanya era revolusi industri 4.0 juga
merambah. Sukartono (2018: 2) mengemukakan bahwa era revolusi industri 4.0 mengubah
cara pandang tentang pendidikan yang tidak hanya sekadar cara mengajar tetapi juga inti
dari pendidikan itu sendiri. Perubahan di bidang pendidikan ini ditandai dengan semakin
pentinya peran teknologi cyber dan digital dalam pembelajaran (Priatmoko, 2018: 2).
Direktorat Pembelajaran Ditbelmawa Kemristekdikti juga menegaskan bahwa pendidikan
tinggi harus memahami revolusi industri 4.0 dan memetakan kebutuhan bangsa untuk
landasan membuat road-map pendidikan berkaitan pembagian tugas kerja produktif di
Indonesia (Kemristekdikti, 2018b: 59).
Revolusi industri 4.0 menuntut setiap individu untuk memiliki keterampilan (skill)
tertentu yang relevan dengan kondisi saat ini. Skill yang dibutuhkan di era industri antara
lain yaitu keterampilan berpikir kritis dan kreatif, literasi, kolaborasi, metakognisi,
fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, pemecahan masalah, kepemimpinan, dan digital
citizenship (Kemristekdikti, 2018a; Mutiara, 2018; Greenstein, 2012; Trilling & Fadel,
2009). Semua skill tersebut sangat penting untuk dikuasai, terutama bagi insan pendidikan
seperti seorang guru. Skill literasi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, baik oleh
kepala sekolah, guru maupun siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal di
era revolusi industri 4.0.
Ada paradigma literacy skill baru yang perlu dikuasai di era revolusi industri 4.0
saat ini. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rozak (2018) bahwa dalam rangka
menghadapi revolusi industri 4.0 diperlukan “literasi baru” yang mencakup literasi
2
data/digital, literasi teknologi, dan literasi manusia. Literasi digital yang juga dikatakan
literasi data terkait dengan kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan
informasi di dunia digital atau big data (Aoun, 2017). Literasi teknologi terkait dengan
kemampuan untuk menggunakan, mengelola, mengkases, dan memahami teknologi.
Sementara itu literasi manusia terkait dengan kemampuan komunikasi, kolaborasi,
berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Hal ini menggambarkan bahwa skill literasi baru
menjadi hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu di era revolusi industri 4.0,
tak terkecuali oleh guru.
Urgensi skill literasi baru bagi guru yakni dengan literacy skill (digital, technology,
and human) akan membantu guru dalam menyiapkan lulusan yang kompetitif di era
revolusi industri 4.0. Intan Ahmad, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemristekdikti, menyatakan bahwa agar lulusan bisa kompetitif di era revolusi industri
4.0, kurikukum perlu orientasi baru, tidak hanya cukup literasi lama (membaca, menulis,
& matematika), tetapi juga literasi baru yang meliputi literasi data/digital, literasi teknologi
dan literasi manusia (Kemristekdikti, 2018c: 4). Betapa pentingnya literacy skill ini, Yahya
(2018: 20) mempertegas bahwa era revolusi ndustri 4.0 membutuhkan tenaga kerja yang
memiliki keterampilan dalam literasi digital, literasi teknologi, dan literasi manusia.
Dengan demikian penyelenggara pendidikan harus mampu membekali lulusan dengan
ketiga literasi tersebut melalui revitalisasi sistem pembelajaran, satuan pendidikan, peserta
didik, pendidik, dan tenaga kependidikan
Literasi digital, teknologi, dan manusia perlu diintegrasikan dan dimanfaatkan pada
proses pembelajaran. Hasil penelitian Kavanagh & O'Rourke (2016: 7) menunjukkan
bahwa bahwa literasi digital dan teknologi di kelas dapat membantu mengembangkan dan
memperluas penggunaan teknologi untuk meningkatkan kreativitas, ekspresi diri, serta
pemahaman yang lebih komprehensif tentang apa yang mahasiswa lakukan. Selanjuttnya
Pianfetti (2001) menjelaskan mengenai kebutuhan guru akan literasi teknologi. Guru perlu
meningkatkan kemampuannya untuk mengakses dan menyebarluaskan informasi dengan
menggunakan teknologi agar dapat membekali peserta didiknya untuk mampu bekerja
dengan dominasi teknologi. Dalam rangka mempersiapkan peserta didik siap bekerja
dengan jenis pekerjaan yang didominasi oleh teknologi, guru juga harus belajar dan
meningkatkan literasi digitalnya. Usaha tersebut harus dilakukan sejak dini bahkan sejak
menjadi mahasiswa. Oleh karena itu, sebagai bekal dalam mengajar siswa SMK, penting
bagi mahasiswa guru Akuntansi untuk memiliki dan meningkatkan skill literasinya.
3
Selanjutnya seperti dikutip dari World Economic Forum, menjelang tahun 2020
robot akan banyak menggantikan posisi manusia dalam bekerja sehingga akan banyak
jenis pekerjaan yang hilang dan berubah seiring perkembangan akibat revolusi industri
4.0, namun demikian kreativitas tidak dapat dimiliki oleh robot (World Economic Forum,
2016) dan hanya manusia yang akan memilikinya. Creativity skills akan terbentuk melalui
budaya literasi. Sebagaimana hasil penelitian Appleton, Montero, & Jones (2017: 147)
yang menemukan bahwa pendekatan literasi perlu dikembangkan melalui pembelajaran
yang menggunakan literasi informasi untuk meningkatkan kreatifitas peserta didik.
Keterampilan lain yang tidak bisa dimiliki oleh robot yakni humanities atau rasa
kemanusiaan, karena hanya akan dimiliki oleh manusia yang memiliki perasaan secara
utuh. Humanities inilah merupakan salah satu tolak ukur human literacy skill, sebagaimana
disampaikan oleh Intan Ahmad (Kemristekdikti, 2018c: 4). Dalam proses pembelajaran
tentu saja guru harus menguasai skill literasi baru (digital, teknologi, dan manusia) dengan
baik. Hal ini bertujuan untuk menjamin proses pembelajaran di era revolusi industri 4.0
berjalan optimal sehingga menghasilkan lulusan yang kompetitif. Semua guru dituntut
untuk menguasai skill literasi ini, tak terkecuali guru akuntansi di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Terlebih DIY terkenal dengan sebutan kota pelajar yang menjadi
barometer pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan paparan permasalahan di atas, tim peneliti tertarik untuk mengetahui
tingkat literacy skill guru akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY. Penelitian ini
selaras dengan Rencana Induk Penelitian UNY 2016-2020 dalam sub bidang
pengembangan Profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta selaras dengan
tema Pusat Studi Pendidikan Dasar, Menengah, dan Kejuruan LPPM UNY tentang
peningkatan kompetensi guru. Harapannya hasil penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengembangan literacy skill guru akuntansi untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah didiskusikan, rumusan masalah penelitian
ini yaitu bagaimanakah literacy skill guru akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di
Daerah Istimewa Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui literacy skill guru akuntansi
SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta.
4
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat untuk mengetahui tingkat literacy skill
guru akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan
diketahuinya tingkat literacy skill guru akuntansi, kita dapat memilah aspek mana yang
belum bagus. Selanjutnya penelitian ini berusaha memberikan saran bagi guru akuntansi
untuk meningkatkan literacy skill-nya sehingga mampu menjalankan tupoksinya dengan
baik dan optimal di era revolusi industri 4.0.
E. Roadmap Penelitian
Penelitian ini mengacu pada Rencana induk penelitian LPPM UNY 2016- 2020
dan mengikuti tema-tema penelitian pada salah satu Pusat Studi LPPM UNY. Roadmap
di bawah ini menunjukkan posisi dan peran penelitian ini dalam kaitannya dengan tema
penelitian pada Rencana Induk Penelitian UNY 2016-2020 dan tema penelitian Pusat Studi
Pendidikan dasar, Menengah, dan Kejuruan LPPM UNY. Roadmap penelitian ini
disajikan dalam Gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1. Roadmap Penelitian
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Era Revolusi Industri 4.0
1. Pengertian Revolusi Industri 4.0
Pendiri dan Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) menjelaskan
bahwa revolusi industri 4.0 ditandai dengan lahirnya teknologi digital yang
berdampak masif pada kehidupan manusia di seluruh dunia dan kinerja manusia
secara fundamental dengan memiliki ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih
luas (Schwab, 2016). Revolusi industri 4.0 mendorong semua proses aktivitas secara
otomatis, sehingga teknologi internet yang semakin masif telah menjadi basis bagi
transaksi perdagangan dan transportasi secara online. Zimmerman (2018)
menyebutkan bahwa istilah industri 4.0 lahir dalam kelompok riset pemerintah
Jerman yang mengembangkan strategi teknologi tinggi yang menggambarkan
keterkaitan industri manufaktur dengan teknologi informasi dan komunikasi modern
yang menggunakan sistem teknologi cyber-fisik dan internet of things (IoT).
Revolusi Industri 4.0 merupakan perubahan kondisi yang terjadi secara besar-
besaran dalam berbagai bidang tanpa adanya sekat antar dunia digital, biologi, dan
fisik yang melalui perpaduan teknologi (Wurianto, 2018: 89).
Menurut Lee et al. (2013) revolusi industri 4.0 ditandai dengan empat faktor
yang mendorong adanya peningkatan digital manufaktur yaitu: 1) peningkatan
volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas; 2) munculnya analisis,
kemampuan, dan kecerdasan dalam berbisnis; 3) terjadinya bentuk interaksi baru
antara mesin dan manusia; dan 4) perbaikan intruksi transfer digital ke dunia fisik.
Sedangkan Sukartono (2018) berpendapat bahwa revolusi industri 4.0 merupakan
gabungan dari teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber yang merupakan tren
otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Revolusi industri
mengalami puncaknya saat ini (revolusi industri 4.0) dengan lahirnya teknologi
digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia (Rosyadi,
2018).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa era revolusi industri 4.0 merupakan era
perubahan secara masif bidang industri melibatkan teknologi digital dengan ruang
lingkup dan kompleksitas tinggi yang berdampak pada berbagai bidang kehidupan
6
manusia. Teknologi internet di era ini yang semakin masif dan menjadi basis utama
dalam bidang industri, perdagangan, dan transportasi.
2. Karakteristik Revolusi Industri 4.0
Hermann, Pentek, & Otto (2016) menjelaskan bahwa terdapat empat desain
prinsip industri 4.0 yakni: 1) Interkoneksi: kemampuan mesin, perangkat, sensor,
dan orang untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui internet of
things (IoT) atau internet of people (IoP); 2) Transparansi informasi: kemampuan
sistem informasi untuk menciptakan salinan virtual dunia fisik dengan memperkaya
model digital dengan data sensor termasuk analisis data dan penyediaan informasi;
3) Bantuan teknis yang terdiri atas: (a) kemampuan sistem bantuan untuk
mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi secara
sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah mendesak
dalam waktu singkat; (b) kemampuan sistem untuk mendukung manusia dengan
melakukan berbagai tugas yang tidak menyenangkan, terlalu melelahkan, atau tidak
aman; (c) meliputi bantuan visual dan fisik; dan (4) keputusan terdesentralisasi:
kemampuan sistem fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan
tugas seefektif mungkin. Tjandrawina (2016) menyebutkan bahwa terdapat
karakteristik unik pada revolusi industri 4.0 yakni pengaplikasian kecerdasan buatan
atau artificial intelligenc. Selanjutnya Zimmerman (2018) megungkapkan bahwa
pada era revolusi industri 4.0 dan era selanjutnya sekitar 75% pekerjaan melibatkan
kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika, internet of things, dan
pembelajaran sepanjang hayat.
3. Skill di Era Revolusi Industri 4.0
Dalam rangka menghadapi perkembangan dunia yang memasuki era revolusi
industri 4.0 maka ada perubahan pada kebutuhan sumber daya manusia yang
menguasai skill tertentu. Skill yang dibutuhkan di era revolusi industri antara lain
yaitu keterampilan berpikir kritis dan kreatif, literasi digital, kolaborasi,
metakognisi, fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, pemecahan masalah,
kepemimpinan, dan digital citizenship (Kemristekdikti, 2018a; Mutiara, 2018;
Greenstein, 2012; Trilling & Fadel, 2009).
World Economic Forum (2016) menyatakan bahwa untuk dapat beradaptasi
dengan perubahan sebagai dampak revolusi industri 4.0, seorang pekerja harus
memiliki kemampuan yang tidak akan bisa dilakukan oleh mesin, misalnya
kemampuan memecahkan masalah atau kreativitas. World Economic Forum (2016)
7
merilis 10 skills yang mutlak dibutuhkan para pekerja industri untuk bisa
menghadapi perubahan karena adanya revolusi industri 4.0. Sepuluh skills tersebut
antara lain: (1) pemecahan masalah yang kompleks; (2) berpikir kritis; (3)
kreativitas; (4) manajemen manusia; (5) koordinasi dengan orang lain; (6)
kecerdasan emosional; (7) penilaian dan pengambilan keputusan; (8) berorientasi
servis; (9) negosiasi; (10) fleksibilitas kognitif. Dari kesepuluh skills tersebut, yang
paling dominan adalah soft skills. Artinya, soft skills menjadi faktor yang paling
penting untuk menghadapi industri 4.0, sehingga para generasi penerus bangsa harus
memulai untuk mengasah soft skills-nya karena merekalah yang akan berperan
dalam masa depan bangsa.
Jadi, skill yang dibutuhkan pada era revolusi industri 4.0 antara lain yaitu
critical thinking, creative thinking, literasi digital, kolaborasi, metakognisi,
fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, pemecahan masalah kompleks,
kepemimpinan, dan digital citizenship, penilaian dan pengambilan keputusan, dan
berorientasi servis.
4. Revolusi Industri 4.0 pada Dunia Pendidikan
Revolusi industri 4.0 akan mempengaruhi pendidikan, terutama peran
pendidik. Pendidik harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang
ada demi menghadapi revolusi industri 4.0. Adanya revolusi industri 4.0 bisa
dimanfaatkan oleh pendidik untuk menunjang pembelajaran. Pada era revolusi
industri 4.0, dikenal istilah Pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum
yang digunakan pada teori pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk
mengintegrasikan teknologi cyber dalam bentuk fisik maupun tidak ke dalam
pembelajaran (Imaduddin, 2018)
Pembelajaran pada abad ke 21 ini harus menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi dan informasi termasuk perkembangan pada revolusi industri 4.0. Menurut
Trilling & Fadel (2009) muatan pembelajaran diharapkan mampu memenuhi 21st
century skills yaitu: 1) pembelajaran dan keterampilan inovasi meliputi penguasan
pengetahuan dan keterampilan yang beraneka ragam, pembelajaran dan inovasi,
berpikir kritis dan penyelesaian masalah, komunikasi dan kolaborasi, dan kreativitas
dan inovasi; 2) keterampilan literasi digital meliputi literasi informasi, literasi media,
dan literasi ICT; 3) karir dan kecakapan hidup meliputi fleksibilitas dan
adaptabilitas, inisiatif, interaksi sosial dan budaya, produktivitas dan akuntabilitas,
dan kepemimpinan dan tanggung jawab.
8
Pada framework yang dikembangkan oleh P21 (Partnership for 21st Century
Learning) menuntut peserta didik untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan
dibidang teknologi, literasi informasi, media dan teknologi, keterampilan
pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir. Menurut Irianto
(2017), struktur keterampilan di era revolusi industri 4.0 menjadi: 1) pemecahan
masalah yang kompleks; 2) kerjasama dengan orang lain; 3) manajemen orang; 4)
berpikir kritis; 5) negosiasi; 6) kontrol kualitas; 7) orientasi layanan; 8) penilaian
dan pengambilan keputusan; 9) mendengarkan secara aktif; dan 10); kreativitas.
Selain itu, Irianto (2017) mengemukakan bahwa pada tahun 2020 struktur kerja akan
berubah menjadi: 1) pemecahan masalah yang kompleks; 2) berpikir kritis; 3)
kreativitas; 4) manajemen orang; 5) kerjasama dengan orang lain 6) kecerdasan
emosional; 7) penilaian dan pengambilan keputusan; 8) orientasi layanan; 9)
negosiasi; dan 10) fleksibilitas kognitif.
Revolusi industri 4.0 juga akan mempengaruhi pendidikan dalam jenjang
pendidikan tinggi. Ali Ghufron Mukti (2018), Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, pada era revolusi industri 4.0
mahasiswa perlu mengembangkan aspek 4 C, yaitu Critical Thinking, Creativity
Communicative, dan Collaboration. Sementara itu, Iswan dan Herwina (2018)
mengungkapkan bahwa revolusi industri 4.0 berciri kreativitas, leadershirp
(kepemimpinan) dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas, modern
mengikuti perkembangan dinamika teknologi yang cepat, dan mampu menanamkan
jiwa enterpreneurship (kewirausahaan) bagi mahasiswa atau generasi revolusi
industri 4.0, yang mampu mendobrak mindset cara bekerja dalam era milenial yang
sangat kompetitif dari revolusi industri sebelumnya. Mahasiswa pada era revolusi
industri 4.0 dibawa ke era untuk akrab dengan kebiasaan menggunakan sarana
teknologi atau komputer yang terhubung dengan sistem internet untuk berinteraksi
dengan lingkungannya (Sriyanto, Subiantoro, & Nasution, 2018).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada era revolusi industri 4.0 dunia pendidikan
akan dipengaruhi dengan adanya perkembangan tersebut. Pada era revolusi industri
4.0 memunculkan istilah baru yaitu pendidikan 4.0, dimana istilah pendidikan 4.0
merupakan istilah yang menggambarkan usaha untuk mengintegrasikan teknologi
cyber pada proses pembelajaran. Era revolusi industri 4.0 akan mempengaruhi dunia
pendidikan terutama kepada peran pendidik yang dituntut untuk mengikuti dan
mengembangkan kemampuan pada bidang teknologi digital. Perguruan tinggi pun
9
tidak luput dari perkembangan era revolusi industri 4.0 dimana mahasiwa perlu
mengembangkan aspek 4C, yaitu Critical Thinking, Creativity Communicative, dan
Collaboration. Yang tidak kalah penting lagi, mahasiswa harus mampu
meningkatkan skill literasi digitalnya untuk menunjang kesuksesan belajar mereka.
Pada era revolusi 4.0 mahasiswa akan diarahkan untuk lebih mengakrabkan diri
untuk berinteraksi dengan teknologi digital dan internet sehingga membutuhkan
literasi digital yang mumpuni.
B. Literasi Digital
1. Definisi Literasi Digital
Menurut UNESCO (2018) literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, berkomunikasi, mengevaluasi, dan
membuat informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital yang mencakup
literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media. Bawden (2001) juga
menyatakan bahwa literasi digital merupakan literasi komputer dan literasi informasi.
Selanjutnya Phuapan, Viriyavejakul, & Pimdee (2015) menjelaskan bahwa literasi
digital merupakan kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, perangkat
komunikasi dan jaringan di lingkungan digital untuk menjalani kehidupan secara
efisien.
Literasi digital merupakan kecakapan menggunakan media digital dengan
beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi
(Kemendikbud, 2017). Literasi digital atau disebut juga dengan literasi informasi
digital (Bawden, 2001: 2) merupakan suatu konsep yang menjelaskan mengenai konsep
literasi di era digital. Literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk
menerapkan keterampilan fungsional pada perangkat digital sehingga ia dapat
menemukan dan memilih informasi, berpikir kritis, berkreativitas, berkolaborasi
bersama orang lain, berkomunikasi secara efektif, dan tetap menghiraukan keamanan
elektronik serta konteks sosial-budaya yang berkembang (Hague & Payton, 2010).
Jadi, literasi digital merupakan suatu kemampuan seseorang untuk membaca,
menulis, merangkai, memahami, mengakses informasi, pengetahuan mengolah
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber digital melalui media elektronik.
2. Pentingnya Literasi Digital
10
Menurut Kemendikbud (2017) pentingnya literasi digital bagi geenerasi bangsa
yaitu memiliki kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan
menggunakan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi, tetapi juga kemampuan
bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, dan memiliki sikap, berpikir kritis,
kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi digital. Literasi digital membuat masyarakat
bijaksana dalam mengakses, memilah, dan memahami berbagai jenis informasi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup (Kemendikbud, 2017).
Menurut Rohmadi (2018), pentingnya penggunaan literasi digital antara lain
sebagai berikut:
1. Literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan
pandangan yang kritis-kreatif.
2. Masyarakat tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif, menjadi korban
informasi hoaks, atau korban penipuan yang berbasis digital.
3. Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat
memahami pesan dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai
bentuk
4. Membangun budaya literasi digital perlu melibatkan peran aktif masyarakat
secara bersama-sama.
5. Keberhasilan membangun literasi digital merupakan salah satu indikator
pencapaian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
Literasi digital mampu membuat seseorang atau individu dapat memperoleh
informasi dengan cara yang lebih efisien. Misalkan seseorang dapat membaca tidak
hanya menggunakan buku tetapi dapat menggunakan e-book. Dalam memecahkan
masalah dengan adanya literasi digital juga mampu membuat seseorang atau individu
mendapatkan banyaknya informasi dan tidak hanya satu sumber informasi. Sehingga
informasi yang diperoleh tersebut dapat digabungkan dan ditarik kesimpulannya.
3. Karakteristik Literasi Digital
Karateristik literasi digital menunjukkan indikator literasi digital seseorang. Dari
karakteristik ini, kita dapat mengukur tingkat literasi digital seseorang. Ada banyak
tokoh yang mengemukakan teori tentang karakteristik literasi digital. Phuapan,
Viriyavejakul, & Pimdee (2015) menyatakan bahwa skill literasi digital seseorang
terdiri atas 8 elemen yaitu (a) Akses, (b) Kelola, (c) Integrasikan, (d) Evaluasi, (e) Buat,
(f) Komunikasi, (g) Analisis, dan (h) Sintesis. Selanjutnya UNESCO (2018)
mengemukakan bahwa karakteristik konpetensi literasi digital antara lain yaitu:
11
information and data literacy, communication and collaboration, digital content
creation, safety, dan problem solving.
Greenstein (2012) menjelaskan bahwa karakteristik literasi digital seseorang
dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain yaitu:
a. memilih informasi inti dan mengidentifikasi masalah utama dari sejumlah besar data
b. efektif menggunakan kata kunci dan strategi pencarian
c. mengelola aliran informasi dari berbagai sumber
d. mengevaluasi secara kritis dan memverifikasi sumber informasi online untuk
ketepatan dan keandalan informasi
e. mengevaluasi, membandingkan, dan menyintesis informasi dari berbagai sumber
f. menghargai tujuan dan persuasi pesan media
g. mempertimbangkan efek pesan pada keyakinan, perilaku, dan nilai-nilai
h. menggunakan strategi media digital dan tampilan visual untuk menyampaikan
informasi dan meningkatkan presentasi
i. mengumpulkan informasi yang relevan dari berbagai sumber dan menilai
kredibilitas dan akurasinya
j. mengevaluasi argumen dan pernyataan dalam teks untuk validitas dan relevansi
Bawden (2001) menyebutkan bahwa literasi digital menyangkut beberapa aspek
berikut ini:
a. Perakitan pengetahuan yaitu kemampuan membangun informasi dari berbagai
sumber yang terpercaya
b. Kemampuan menyajikan informasi termasuk di dalamnya berpikir kritis dalam
memahami informasi dengan memperhatikan validitas dan kelengkapan sumber dari
internet
c. Kemampuan membaca dan memahami materi informasi
d. Kesadaran tentang arti penting media konvensional dan menghubungkannya dengan
media berjaringan (internet)
e. Penggunaan jaringan terhadap informasi yang akan datang
f. Merasa nyaman dan memiliki akses untuk mengkomunikasikan dan
mempublikasikan informasi
Belshaw (2011) mengatakan bahwa ada delapan elemen esensial untuk
mengembangkan literasi digital, yaitu sebagai berikut.
a. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital;
b. Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten;
12
c. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual
d. Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital
e. Kepercayaan diri yang bertanggung jawab
f. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru
g. Kritis dalam menyikapi konten
h. Bertanggung jawab secara sosial.
Gilster (1997) mengidentifikasikan literasi digital ke dalam empat skill inti yang
perlu dimiliki seseorang sehingga dapat dikatakan berliterasi digital. Keempatnya
yaitu:
a. Pencarian di internet (Internet Searching)
Kompetensi ini mencakup beberapa komponen yakni kemampuan untuk
melakukan pencarian informasi di internet, serta melakukan berbagai aktivitas di
dalamnya.
b. Pandu arah hypertext (Hypertextual Navigation)
Kompetensi ini sebagai suatu ketrampilan untuk membaca serta pemahaman secara
dinamis terhadap lingkungan hypertext. Jadi seseorang dituntut untuk memahami
navigasi (pandu arah) suatu hypertext dalam web browser yang tentunya sangat
berbeda dengan teks yang dijumpai dalam buku teks. Kompetensi ini mencakup
beberapa komponen antara lain: Pengetahuan tentang hypertext dan hyperlink
beserta cara kerjanya, Pengetahuan tentang perbedaan antara cara membaca buku
teks degan melakukan browsing via internet, serta Kemampuan memahami
karakteristik halaman web.
c. Penyusunan pengetahuan (Knowledge Assembly)
Kompetensi ini sebagai suatu kemampuan untuk menyusun pengetahuan,
membangun suatu kumpulan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
dengan kemampuan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi fakta dengan baik
serta tanpa prasangka. Kompetensi ini mencakup beberapa komponen yaitu: (1)
kemampuan untuk melakukan pencarian informasi melalui internet, (2)
kemampuan untuk melakukan crosscheck atau memerika ulang terhadap informasi
yang diperoleh, (3) kemampuan untuk menggunakan segala jenis media untuk
membuktikan kebenaran informasi, serta (4) kemampuan untuk menyusun sumber
informasi yang diperoleh di internet dengan kehidupan nyata yang tidak terhubung
dengan jaringan.
d. Evaluasi konten informasi (Content Evaluation)
13
Kompetensi ini sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir kritis dan
memberikan penilaian terhadap apa yang ditemukan secara online disertai dengan
kemampuan untuk mengidentifikasi kebenaran dan kelengkapan informasi yang
direferensikan oleh link hypertext. Kompetensi ini mencakup beberapa komponen
antara lain: (1) kemampuan membedakan antara tampilan dengan konten informasi
yakni persepsi pengguna dalam memahami tampilan suatu halaman web yang
dikunjungi dan (2) kemampuan menganalisis latar belakang informasi yang ada di
internet yakni kesadaran untuk menelususri lebih jauh mengenai sumber dan
pembuat informasi.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik literasi digital terdiri atas tiga dimensi yakni memilih informasi,
mengevaluasi informasi, dan mempertimbangkan sumber, pesan, efek informasi.
Memilih informasi terdiri atas: menyeleksi dan mengidentifikasi informasi kunci,
menggunakan kata kunci, dan mengelola informasi dari berbagai sumber.
Mengevaluasi informasi terdiri atas: membandingkan dan mensintesis informasi dari
berbagai sumber, mengevaluasi dan memverifikasi sumber online, dan mengevaluasi
argumen dan pernyataan. Mempertimbangkan sumber, pesan, efek informasi terdiri
atas: menggunakan media digital dan tampilan visual, menghargai tujuan dan persuasi
pesan media, dan mempertimbangkan efek pesan. Karakteristik literasi digital inilah
yang akan digunakan oleh peneliti sebagai kisi-kisi instrumen penelitian.
4. Manfaat Literasi Digital
Terdapat manfaat literasi digital antara lain sebagai berikut (Kemendikbud, 2017):
1. Menghemat waktu
Mencari referensi di internet dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
2. Belajar lebih cepat dan efisien
Mencari arti kata tertentu menggunakan aplikasi seperti Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI)
3. Memperoleh informasi terkini dengan cepat
4. Memperluas jaringan
Menambah teman baru dari berbagai wilayah dan negara melalui media sosial
5. Ramah lingkungan
Menghemat kertas dengan menggunakan buku elektronik
Jadi literasi digital sangatlah berguna karena dalam mencari sumber informasi dapat
dengan mudah dan cepat karena hanya dengan cara membuka internet, belajar juga
14
menjadi lebih efisien karena tidak perlu berpindah pindah tempat, informasi yang
diperoleh juga lebih up to date, dan dengan mengunakannya komputer dapat
menghemat kertas karena tidak mencetak.
C. Literasi Teknologi
1. Definisi Literasi Teknologi
Literasi teknologi merupakan salah satu konsep baru literasi abad ke 21. Literasi
teknologi merupakan kempuan untuk memanfaatkan media baru seperti internet untuk
mengakses informasi dari berbagai sumber dan mengkomunikasikan informasi dengan
pengguna lain di berbagai lingkungan (rumah, sekolah, tempat kerja) secara efektif.
Davies (2011:45) menyatakan bahwa “Learners must become aware of the available
technology and its basic purpose, then implement and practice it in authentic situations
if they are to reach the higher levels of technology literacy”. Pernyataan tersebut
mengindikasikan pentinya literasi teknologi untuk dikuasai oleh pemebelajar masa kini.
Terdapat empat bagian dalam literasi teknologi informasi dan komunikasi, yakni
literasi informasi, literasi komputer, literasi digital, dan literasi internet.
Menurut Britanica Encyclopedia, literasi informasi adalah kemampuan
mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari berbagai bentuk (buku,
surat kabar, video, CD-rom, atau web. Davies (2011: 117) mendefinisikan literasi
teknologi sebagai kemampuan individu untuk mengadopsi, mengadaptasi,
menciptakan, dan mengevaluasi teknologi untuk secara positif memengaruhi
kehidupan, komunitas, dan lingkungannya. Menurut Gilster (1997) literasi digital
adalah kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber
ketika disajikan dalam digital. Menurut Doyle (1966) dalam Indrajit (2006), literasi
internet adalah kemampuan untuk menggunakan teori dan praktik dari pengetahuan
mengenai internet sebagai salah satu media komunikasi dan informasi retrieval. Literasi
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menurut Young (1999) dalam Indrajit
(2006) merupakan kombinasi dari kemampuan intelektual, konsep fundamental, dan
ketrampilan kontemporer yang harus dimiliki seseorang untuk berlayar dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif.
2. Karakteristik Literasi Teknologi
Menurut ITEEA (2009) karakteristik orang yang menguasai literasi teknologi
adalah orang yang nyaman dan objektif terhadap penggunaan teknologi. Baran & Davis
(2010) mengemukakan beberapa elemen dari media literasi, di antaranya, adalah: (1)
15
An awereness of the impact of media (kesadaran atas dampak media pada individu); (2)
An understanding of the process of mass communication (pemahaman pada proses
komunikasi massa); (3) Strategies of analyzing and discussing media massages
(pengembangan strategi yang digunakan untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan-
pesan media); (4) An understanding of media content as a text that provides insight into
our culture and our lives (pemahaman pada konten media sebagai sebuah teks yang
memberi wawasan pada kultur dan kehidupan manusia); (5) The ability to enjoy,
understand, and appreciate media content (kemampuan untuk menikmati, memahami
dan mengapresiasi konten media); (6) An understanding of the ethical and moral
obligations of media practitioners (memahami tuntutan etika dan moral dari para
praktisi media); (7) Development of appropriate and effective production skills
(mengembangkan kemampuan-kemampuan produksi secara memadai dan efektif).
Sementara itu menurut Davies (2011: 48) karakteristik orang dikatakan memiliki
skill literasi teknologi antara lain yaitu:
a. Mendengar tentang teknologi baru
b. Mempelajari kemampuan teknologi baru
c. Mempraktikkan berbagai aplikasi
d. Menggunakan teknologi secara efektif
Karakteristik literasi dari Davies (2011:48) tersebut yang akan digunakan oleh peneliti
sebagai indikator literasi teknologi guru akuntansi dalam penelitian ini.
3. Pentingnya Literasi Teknologi
Literasi teknologi menjadi salah satu prasyarat bagi kesiapan masyarakat
mengoptimalkan pemanfaatan TIK bagi kehidupannya. Pengetahuan tersebut
diperlukan karena merupakan suatu bentuk kesiapan mental yang dapat memberi arah
bagi setiap individu guna memperoleh keuntungan melalui pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi (Saleh, 2015: 153). Selanjutnya, teknologi informasi dan
komunikasi pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan peradaban kehidupan
manusia. Dalam hal ini, semua apek yang melingkupinya akan terdampak dari
kehadiran TIK tersebut. Davies (2011: 47) menegaskan bahwa orang yang memiliki
literasi teknologi tahu teknologi apa yang mampu, mereka mampu menggunakan
teknologi dengan mahir, dan mereka membuat keputusan cerdas tentang teknologi
mana yang akan digunakan dan kapan menggunakannya.
Sebelum merambah bidang pendidikan, TIK juga telah mempengaruhi berbagai
aspek dalam bidang ekonomi. Hal ini semakin jelas terlihat dalam memasuki era pasar
16
bebas termasuk menyongsong. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kondisi ini tentu
akan mengubah paradigma negara-negara berkembang dalam strategi
pembangunannya, dari pembangunan industri menuju era informasi.
4. Manfaat Literasi Teknologi
Menurut UNDP (2005: 121-123) manfaat yang terkait dengan penggunaan TIK
dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Mengembangkan materi belajar di mana saja dan dapat diakses oleh siswa di mana
saja.
b. Arus informasi gratis di dalam dan antar kelompok siswa.
c. Jaringan TIK memungkinkan interaksi antar siswa dengan guru dan pengembangan
progam pembelajaran.
d. Menghilangkan kendala waktu pada pembelajaran memungkinkan tingkat
kemajuan yang berbeda,
e. Mengurangi kendala fisik pada akses untuk belajar, meminimalkan biaya
perjalanan dan hidup serta jarak tidak lagi menjadi penentu marjinalisasi.
f. Penggunaan jaringan guru dan penasihat untuk menyusun proses dan
mendistribukan ide-ide serta bahan untuk khalayak yang lebih luas.
g. Sistem interaktif dapat menghasilkan data formatif pada kemajuan pembelajaran
dan menghubungkan ke pembelajaran adaptif yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
h. Sistem manajemen keuangan, administrasi dan sumber daya dapat menggunakan
data yang dihasilkan TIK di berbegao tingkat analisis untuk meningkatkan
pelayanan.
i. Siswa dari lokasi yang berbeda dapat belajar dan berbagi sumber belajar secara
bersama-sama.
j. Guru dari tempat yang berbeda dan dengan perspektif yang bervariasi dapat
berbagai pengalaman dan bersama-sama mengembangkan sumber-sumber belajar.
D. Literasi Manusia (Human Literacy)
1. Definisi Human Literacy
Menurut Muhammad (2016), human literacy (literasi manusia) is the process of
becoming and being human through practices that require learning or relearning
behaviors, which allow us to recognize our humanity and the humanity of others.
Pernyataan tersebut berarti bahwa literasi manusia merupakan proses menjadi manusia
melalui praktik belajar dan kebiasaan belajar kembali yang memungkinkan kita untuk
17
mengenali kemanusiaan kita dan kemanusiaan orang lain. O’Connor (2017)
menjelaskan bahwanya saat ini sedang ada upaya upaya untuk meningkatkan
kecerdasan buatan versus kemampuan bahasa manusia, namun kita harus melakukan
upaya yang lebih kuat untuk meningkatkan literasi manusia. Sementara itu Aoun (2017)
menjelaskan bahwa literasi manusia diarahkan pada peningkatan kemampuan
berkomunikasi dan penguasaan ilmu desain. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa literasi manusia merupakan usaha yang dilakukan untuk menjadi manusia yang
memiliki sikap kemanusiaan dan menjadi manusia yang berfungsi dengan baik di
lingkungannya.
2. Karakteristik Human Literacy
Menurut Kemenristekdikti (2018) indikator literasi manusia anatara lain yaitu:
a. Kepemimpinan (leadership)
b. Mampu bekerja dalam tim (team work)
c. Memiliki kelincahan dan kematangan budaya (cultural agility)
d. Memiliki jiwa entrepreneurship
Senada dengan hal itu, Ramli (2018) menjelaskan karakteristik human literacy antara
lain:
a. Memiliki sifat kepemimpinan
b. Dapat bekerja dalam tim
c. Dapat bekerja dalam lingkungan yang berbeda
d. Kewirausahaan menjadi kapasitas dasar yang harus dimiliki
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator literasi manusia yakni
leadership, team work, cultural agility, dan enterprenuership. Indikator inilah yang
akan dipakai untuk mengukur literas manusia dalam penelitian ini.
3. Manfaat Literasi Manusia
Literasi Manusia merupakan literasi baru di era Revolusi Industri 4.0. Literasi
manusia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan penguasaan ilmu
(Aoun, 2017). Literasi manusia wajib dikuasai karena menunjukan elemen softskill atau
pengembangan karakter individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif di
era “banjir” informasi (Rosyadi, 2018). Dunia pendidikan, salah satunya universitas,
perlu mencari metoda untuk mengembangkan kapasitas kognitif manusia. Literasi
manusia memiliki manfaat untuk memberikan penguatan SDM yang memiliki
keunggulan komunikasi dan desain atau rancangan (Ibda, 2018). Literasi manusia
18
memberikan manfaat terkait dengan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir
kritis, kreatif dan inovatif (Suwardana, 2017).
4. Pentingnya Literasi Manusia
Literasi manusia menjadi penting untuk bertahan di era Revolusi Industri 4.0,
tujuannya manusia bisa berfungsi baik di lingkungannya dan dapat memahami interaksi
dengan manusia (Ibda, 2018). Literasi manusia sangat penting untuk keterampilan
memimpin, kemampian bekerja dalam tim serta keterampilan memahami budaya orang
lain serta menjalin hubungan dengan manusia, untuk menjalin komunikasi yang baik.
Sehingga, literasi manusia sangat penting untuk pengetahuan seseorang dalam
berkomunikasi di dalam masyarakat. Literasi manusia menjadi penting untuk bertahan
di era ini, tujuannya adalah agar manusia bisa berfungsi dengan baik dilingkungan
manusia dan dapat memahami interaksi dengan sesama manusia
E. Penelitian yang relevan
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaeophanuek, Na-Songkhla, & Nilsook (2018)
menemukan bahwa untuk mengembangkan informasi literasi digital, mereka harus
mempraktikkan 3 keterampilan yaitu keterampilan manajemen informasi,
penggunaan peralatan digital, serta pembuatan konten baru dan konsolidasi
informasi. Tiga keterampilan tersebut berdasarkan pada proses pengembangan
keterampilan kognitif, yang mana harus diintegrasikan kesetiap langkah proses
pengembangan. Relevansi penelitian ini adalah keduanya sama-sama ingin
mengetahui sejauhmana informasi literasi digital yang diketahui guru akuntansi.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Metz (2017) menunjukkan bahwa lebih dari
80% siswa tidak dapat membedakan iklan dengan cerita baru, membedakan antara
sumber asli dan palsu, mengidentifikasi bias dalam tulisan, atau menentukan jika
apakah website bisa dipercaya. Relevansi penelitian ini adalah keduanya sama-sama
ingin mengetahui sejauhmana informasi literasi. Penelitian ini akan memberikan
saran untuk peningkatan literasi bagi guru.
3. Hasil penelitian Osterman (2012) menemukan bahwa perubahan sikap tantangan
baru untuk individu dalam mengevaluasi dan memahami informasi dan keterampilan
tambahan lainnya perlu ditingkatkan agar literasi lebih efektif. Perubahan tersebut
juga memberikan bukti bahwa membaca secara online harus berdasarkan pada
keterampilan literasi baik secara tekno-prosedural dan kognitif pada dasarnya.
19
Relevansi penelitian ini adalah keterampilan memahami literasi digital bagi guru
akuntansi
4. Hasil penelitian Cordell (2013) menunjukkan bahwa literasi informasi dan literasi
digital bukan merupakan konsep yang berlawanan. Hal tersebut merupakan hal yang
dasar untuk siswa di pendidikan tinggi. Konsep keterampilan dan literasi digital
dapat menyediakan lingkungan digital yang dasar kepada peserta didik yang ingin
sukses dalam studi literasi informasi. Relevansinya adalah sama-sama penelitian
yang cakupannya literasi informasi dan teknologi.
5. Penelitian yang dilakukan Cam & Kiyici (2017) menyatakan bahwa tingkat literasi
digital dari calon guru dianalisis dalam hal mereka memiliki koneksi internet yang
terkoneksi atau tidak; tingkat literasi digital calon guru yang memiliki koneksi
internet terus menerus ditemukan lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki.
Tingkat literasi digital dari calon guru dianalisis saat menghadiri kuliah di perguruan
tinggi mereka. Literasi informasi, literasi perangkat lunak, literasi teknologi, dan
literasi komputer dari calon guru yang belajar di jurusan pendidikan komputer dan
teknologi pengajaran ditemukan lebih tinggi daripada tingkat literasi digital dari
calon guru yang belajar di jurusan lain. Tingkat literasi digital calon guru dianalisis
berdasarkan tingkat pendapatan pribadi mereka. Relevansi dengan penelitian ini
karena sama-sama ingin mengetahui tingkat literasi digital. Penelitian ini akan
memberikan saran untuk peningkatan literasi bagi guru akuntansi SMK Bisnis dan
Manajemen di DIY
F. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan peneitian yang relevan, dapat disusun beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di
Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari dimensi digital literacy skill?
2. Bagaimanakah literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di
Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari dimensi technological literacy skill?
3. Bagaimanakah literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di
Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari dimensi human literacy skill?
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan desain cross-
sectional survei. Hal ini dipilih karena penelitian ini berusaha untuk mengetahui literacy
skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini.
Pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan kuantitatif karena data yang akan dihasilkan
berupa angka-angka dengan tujuan memudahkan analisis literacy skill yang belum optimal.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan yakni dari tanggal 2 Mei 2019
sampai dengan 30 Oktober 2019. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMK Bisnis dan
Manajemen Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini yaitu guru akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY
sebanyak 240 guru akuntansi. Penghitungan ukuran jumlah sampel dilakukan dengan rumus
Yamane (1967) sehingga memperoleh sampel penelitian sebanyak 150 guru adalah sebagai
berikut.
n = 𝑁
1+𝑁(𝑒2)
n = 240
1+240(0,052)
n = 150
Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Rincian Jumlah Sampel Penelitian
No Keterangan/Cluster Jumlah Guru Jumlah Sampel
1 Kota Yogyakarta 47 29
2 Kab Sleman 66 41
3 Kab Bantul 39 25
4 Kab Kulon Progo 43 27
5 Kab Gunung Kidul 45 28
Jumlah 240 150
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
21
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah angket dan
dokumentasi. Angket tertutup dengan lima alternatif jawaban yang dikembangkan
berdasarkan pada Skala Likert digunakan untuk mengetahui literacy skill guru akuntansi.
Kisi-kisi instrumen angket disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Nomor
item
Jumlah
Item
Sumber
Data
Literacy
Skill
Digital
Literacy
1. menyeleksi informasi
kunci
1,2,3 3 Guru
Akuntansi
2. menggunakan kata
kunci
4,5 2
3. mengelola informasi
dari berbagai sumber
6,7,8 3
4. membandingkan dan
mensintesis informasi
dari berbagai sumber
9,10,11 3
5. mengevaluasi dan
memverifikasi sumber
online
12, 13,14 3
6. menggunakan media
digital dan tampilan
visual
15,16,17,
18
4
7. menghargai tujuan dan
persuasi pesan media
19,20,21 3
8. mempertimbangkan
efek pesan
22,23,24,
25,26
5
Technolog
ical
Literacy
1. Mendengar tentang
teknologi baru
27,28,29 3 Guru
Akuntansi
2. Mempelajari
kemampuan teknologi
baru
30,31,32,
33
4
3. Mempraktikkan
berbagai aplikasi
34,35 2
4. Menggunakan
teknologi secara
efektif
36,37,38,
39,40
5
Human
Literacy 1. Leadership
41,42,43,
44,45
5 Guru
Akuntansi
2. Teamwork 46,47,48 3
3. Cultural agility
49,50,51,
52
4
4. Enterprenuership
53,54,55,
56
4
Jumlah 56
22
Sementara itu, teknik dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan beberapa
catatan, alat, dan dokumen yang berkaitan dengan literasi digital, teknologi dan manusia
yang digunakan oleh responden. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yakni angket dan daftar cek dokumentasi.
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Indikator instrumen penelitian yang berkualitas yakni valid dan reliabel. Pembuktian
validitas instrumen angket dilakukan dengan analisis faktor eksploratori. Langkah-langkah
analisis faktor yaitu: (1) menguji kelayakan analisis, (2) menyajikan matrik korelasi, (3)
melakukan ekstraksi, (4) melakukan rotasi, dan (5) menentukan faktor dan butir.
Estimasi reliabilitas instrumen angket dilakukan dengan formula Cronbach Alpha
dengan formula sebagai berikut.
( )
−
−=
2
2
11 t
i
n
n
Keterangan:
r : reliabilitas yang dicari
n : banyaknya item
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total
(Mardapi, 2017)
1. Rekap Hasil Pembuktian Validitas
Tabel 3. Hasil Pembuktian Validitas
Variabel Dimensi Indikator Nomor
item
Nomor
Item
Gugur
Nomor
Item
Valid
Literacy
Skill
Digital
Literacy
1. menyeleksi
informasi kunci
1,2,3 1 2,3
2. menggunakan kata
kunci
4,5 4,5
3. mengelola informasi
dari berbagai sumber
6,7,8 6,7,8
4. membandingkan dan
mensintesis
informasi dari
berbagai sumber
9,10,11 9 10,11
5. mengevaluasi dan
memverifikasi
sumber online
12, 13,14 12,13,14
23
Variabel Dimensi Indikator Nomor
item
Nomor
Item
Gugur
Nomor
Item
Valid
6. menggunakan media
digital dan tampilan
visual
15,16,17,
18
15,16,17
,
18
7. menghargai tujuan
dan persuasi pesan
media
19,20,21 20 19,21
8. mempertimbangkan
efek pesan
22,23,24,
25,26
23 22,24,
25,26
Technolog
ical
Literacy
1. Mendengar tentang
teknologi baru
27,28,29 27,28,29
2. Mempelajari
kemampuan
teknologi baru
30,31,32,
33
30,31,32
, 33
3. Mempraktikkan
berbagai aplikasi
34,35 34,35
4. Menggunakan
teknologi secara
efektif
36,37,38,
39,40
38,39,
40
36, 37
Human
Literacy 1. Leadership
41,42,43,
44,45
45 41,42,43
, 44
2. Teamwork 46,47,48 46,47,48
3. Cultural agility
49,50,51,
52
49,50,51
4. Enterprenuership
53,54,55,
56
55 52,53,54
,56
Jumlah 56 9 47
2. Rekap Hasil Estimasi Reliabilitas
Tabel 4. Hasil Estimasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Jumlah Item
0,936 47
Hasil estimasi reliabilitas instrumen Literacy Skill Guru Akuntansi menunjukkan bahwa
besarnya koefisien reliabilitas 0,936 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas instrumen
penelitian sangat tinggi.
24
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik statistik deskriptif
kuantitatif. Statistik deskriptif yang digunakan yaitu mean, median, modus, maximum,
minimum, standar deviasi, dan varians. Setelah analisis statistik deskriptif selesai dilakukan,
selanjutnya melakukan pengkategorisasian literacy skill guru akuntansi. Untuk
mengkategorisasikannya penelitian ini menggunakan perhitungan mean ideal dan standard
deviasi ideal dan kategorisasi sebagai berikut.
Mi = (ST + SR) / 2
SDi = (ST - SR) / 6
Keterangan
Mi : mean ideal
SDi : standar deviasi ideal
ST : skor ideal tertinggi
SR : skor ideal terendah
Kategorisasi Tingkat Literacy Skill Guru Akuntansi
Tabel 5. Kategorisasi Tingkat Literacy Skill Guru Akuntansi
No Interval Skor Kategori
1 di atas (Mi + 1,8 SDi) s.d. (M + 3 SDi) di atas 84 s.d. 100 Sangat baik
2 di atas (Mi + 0,6 SDi) s.d. (M + 1,8 SDi) di atas 68 s.d. 84 Baik
3 di atas (Mi – 0,6 SDi) s.d. (M + 0,6 SDi) di atas 52 s.d. 68 Cukup
4 di atas (Mi – 1,8 SDi) s.d. (M – 0,6 SDi) di atas 36 s.d. 52 Tidak baik
5 (Mi – 3 SDi) s.d. (Mi – 1,8 SDi) 20 s.d. 36 Sangat tidak baik
Sumber: Wagiran (2015: 337)
Perhitungan:
Mi = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) / 2 = (100 + 20) / 2 = 60
Sdi = (Skor Tertinggi - Skor Terendah) / 6 = (100 - 20) / 6 = 13,33
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan ukuran-ukuran
statistik data hasil penelitian secara umum. Adapun rangkuman hasil statsistik deskriptif
literacy skill Guru Akuntansi tersebut disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 . Statistik Deskriptif Literacy Skill Guru Akuntansi
No Keterangan Skor
1 N 150
2 Mean 74,41
3 Median 72,21
4 Modus 68,51
5 Variansi 71,23
6 Standar deviasi 8,44
7 Skewness 0,075
8 Kurtosis -0,283
9 Minimum 54,47
10 Maximum 93,62
Tabel 6 menunjukkan bahwa rerata skor literacy skill Guru Akuntansi SMK
Bisnis dan Manajemen di DIY sebesar 74,41. Nilai median skor literacy skill Guru
Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY sebesar 72,21 dan nilai modus skor
literacy skill sebesar 68,51. Ketiga ukuran tendensi sentral tersebut memiliki nilai yang
hampir sama, hal ini mengindikasikan jika data menyebar secara normal. Hal ini juga
didukung dengan nilai skewness sebesar 0,075 yang berarti bahwa tingkat kemiringan
distribusi data mendekati 0 sehingga data cenderung berdistribusi normal. Nilai kurtosis
sebesar -0,283 menunjukkan bahwa skor mendekati nilai 0 maka data cenderung normal
dan keruncingan distribusi datanya adalah tumpul. Selanjutnya besarnya nilai variansi
yaitu 71,23 dengan standar deviasi sebesar 8,44. Skor minimum literasi skill guru
akuntansi sebesar 54,47 sedangkan skor maksimumnya sebesar 93,62. Data tingkat
literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY selanjutnya dapat
digambarkan dalam histogram yang disajikan pada Gambar 2 berikut.
26
Gambar 2. Histogram Literacy Skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen
di DIY
Gambar 2 menunjukkan bahwa data literasi digital mahasiswa pendidikan
akuntansi memiliki distribusi yang normal dan cenderung homogen sesuai dengan nilai
statistik deskriptif skewness dan kurtosis. Histogram yang disajikan pada Gambar 2
memberikan informasi bahwa sebagian besar skor atau data literacy skill Guru Akuntansi
SMK Bisnis dan Manajemen di DIY berada pada rentang skor 65 sampai dengan 80.
Secara umum kondisi tersebut menggambarkan bahwa tingkat keterampilan literacy skill
Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY sudah baik namun belum optimal.
Analisis terhadap setiap aspek atau dimensi keterampilan literacy skill Guru Akuntansi
SMK Bisnis dan Manajemen di DIY perlu dilakukan untuk mengetahui aspek mana saja
yang belum optimal sehingga dapat dirumuskan rekomendasi atau saran untuk
peningkatan literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY.
2. Literacy Skill Guru Akuntansi ditinjau dari Dimensi Digital Literacy Skill
Digital literacy skill merupakan salah satu dimensi dari literacy skill Guru
Akuntansi. Digital literacy skill dapat diketahui melalui keterampilan menyeleksi
informasi kunci, menggunakan kata kunci, mengelola informasi dari berbagai sumber,
membandingkan dan mensintesis informasi dari berbagai sumber, mengevaluasi dan
memverifikasi sumber online, menggunakan media digital dan tampilan visual,
27
menghargai tujuan dan persuasi pesan media, dan mempertimbangkan efek pesan. Data
penelitian yang menggambarkan literacy skill ditinjau dari dimensi digital literacy skill
Guru Akuntansi disajikan pada infografis gambar 3 dan pengkategorisasian data
disajikan pada Tabel 7.
Gambar 3 . Infografis Digital Literacy Skill Guru Akuntansi
Tabel 7. Kategorisasi Digital Literacy Skill Guru Akuntansi
No Keterangan Skor Kategori
1 Menyeleksi informasi kunci 62,31 Cukup
2 Menggunakan kata kunci 74,33 Baik
3 Mengelola informasi dari berbagai sumber 65,73 Cukup
4 Membandingkan dan mensintesis informasi dari
berbagai sumber
66,60 Cukup
5 Mengevaluasi dan memverifikasi sumber online 66,84 Cukup
6 Menggunakan media digital dan tampilan visual 70,03 Baik
7 Menghargai tujuan dan persuasi pesan media 67,07 Cukup
8 Mempertimbangkan efek pesan 75,37 Baik
Keterampilan guru akuntansi dalam mempertimbangkan efek pesan memiliki
skor paling tinggi yakni 75,37 yang masuk ke dalam kategori baik. Selanjutnya
keterampilan guru akuntansi dalam menggunakan kata kunci memiliki skor sebesar
74,33 dan keterampilan dalam menggunakan media digital dan tampilan visual memiliki
skor 70,03 dimana kedua kategori tersebut masuk ke dalam kategori baik. Kemudian
keterampilan guru akuntansi dalam menghargai tujuan dan persuasi pesan media
memiliki skor sebesar 67,07, keterampilan mengevaluasi dan memverifikasi sumber
online skor sebesar 66,84, keterampilan membandingkan dan mensintesis informasi dari
28
berbagai sumber memiliki skor sebesar 66,60, dan keterampilan mengelola informasi
dari berbagai sumber memiliki skor sebesar 65,73, dimana keempat keterampilan
tersebut termasuk ke dalam kategori cukup. Sementara itu keterampilan Guru Akuntansi
pada dimensi digital literacy skill yang paling rendah yakni keterampilan menyeleksi
informasi kunci dengan skor sebesar 62,31 yang masuk ke dalam kategori cukup.
3. Literacy Skill Guru Akuntansi ditinjau dari Dimensi Technological Literacy Skill
Technological literacy skill merupakan salah satu dimensi dari literacy skill guru
Akuntansi. Technological literacy skill dinilai dari indikator mendengar teknologi baru,
mempelajari kemampuan teknologi baru, mempraktikkan berbagai aplikasi, dan
menggunakan teknologi secara efektif. Data hasil penelitian yang menggambarkan
literacy skill guru akuntansi dilihat dari dimensi technological literacy skill disajikan
pada infografis Gambar 4. Selanjutnya kategorisasinya disajikan pada Tabel 8.
Gambar 4. Infografis Technological Literacy Skill Guru Akuntansi
Tabel 8. Kategorisasi Technological Literacy Skill Guru Akuntansi
No Indikator Skor Kategori
1 Mendengar teknologi baru 74,80 Baik
2 Mempelajari kemampuan teknologi baru 74,30 Baik
3 Mempraktikkan berbagai aplikasi 65,20 Cukup
4 Menggunakan teknologi secara efektif 75,87 Baik
Indikator penggunaan teknologi secara efektif memiliki skor paling tinggi yakni
75,87 yang masuk ke dalam kategori baik. Selanjutnya indikator mendengar teknologi
baru memiliki skor 74,80 yang masuk ke dalam kategori baik dan indikator mempelajari
kemampuan teknologi baru memiliki skor sebesar 74,30 yang masuk ke dalam kategori
29
baik. Sementara itu yang paling rendah yakni indikator mempraktikkan berbagai aplikasi
dengan skor sebesar 65,20 yang masuk ke dalam ketegori cukup.
4. Literacy Skill Guru Akuntansi ditinjau dari Dimensi Human Literacy Skill
Human literacy skill merupakan salah satu dimensi dari literacy skill guru Akuntansi.
Human literacy skill dinilai dari indikator leadership, teamwork, cultural agility, dan
enterprenuership. Data hasil penelitian yang menggambarkan literacy skill guru
akuntansi dilihat dari dimensi human literacy skill disajikan pada infografis Gambar 5.
Selanjutnya kategorisasinya disajikan pada Tabel 9.
Gambar 5. Infografis Human Literacy Skill Guru Akuntansi
Tabel 9. Kategorisasi Human Literacy Skill Guru Akuntansi
No Indikator Skor Kategori
1 Leadership 74,00 Baik
2 Teamwork 79,42 Baik
3 Cultural agility 90,27 Sangat Baik
4 Enterprenuership 82,47 Baik
Indikator cultural agility memiliki skor paling tinggi yakni 90,27 yang masuk ke
dalam kategori sangat baik. Selanjutnya indikator enterprenuership memiliki skor 82,47
yang masuk ke dalam kategori baik dan indikator teamwork memiliki skor sebesar 79,42
yang masuk ke dalam kategori baik. Sementara itu yang paling rendah yakni indikator
leadership dengan skor sebesar 74,00 yang masuk ke dalam ketegori baik.
5. Literacy Skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY
30
Setelah dipaparkan deskripsi data hasil penelitian terkait dengan literacy skill Guru
Akuntansi yang ditinjau per dimensi, selanjutnya pada bagian ini akan dipaparkan hasil
penelitian yang menunjukkan literacy skill Guru Akuntansi secara umum. Tingkat
literacy skill pada Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY dinilai dari tiga
aspek, yaitu digital literacy skill, technological literacy skill, dan human literacy skill.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian, menunjukkan bahwa tingkat literacy
skill ditinjau dari ketiga aspek tersebut disajikan pada Gambar 6 Adapun katerogisasi
tingkat literacy skill Guru Akuntansi di DIY disajikan dalam Tabel 10.
Gambar 6. Literacy Skill Guru Akuntansi di DIY
Tabel 10. Kategorisasi Tingkat Literacy Skill Guru Akuntansi DIY
No Keterangan Skor Kategori
1 Tingkat Digital Literacy Skill 69,09 Baik
2 Tingkat Technological Literacy Skill 73,07 Baik
3 Tingkat Human Literacy Skill 81,07 Baik
Hasil analisis tingkat literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di
DIY ditinjau dari aspek digital literacy skill, technological literacy skill, dan human
literacy skill memiliki skor yang bervariasi. Aspek digital literacy skill dengan skor 69,09
masuk dalam kategori baik dan merupakan aspek dengan nilai paling rendah
dibandingkan dengan aspek lainnya. Aspek technological literacy skill memiliki skor
73,07 masuk dalam kategori baik, sedangkan aspek human literacy skill mendapat skor
tertinggi yaitu sebesar 81,07 termasuk dalam kategori baik. Meskipun semua aspek
masuk dalam kategori baik, namun terdapat beberapa indikator yang belum optimal dan
perlu ditingkatkan.
31
Secara umum, dari ketiga aspek literacy skill yang diteliti, aspek human literacy
skill memperoleh skor hasil yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Guru
Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY memiliki kemampuan yang sangat baik
dalam hal leadership, team work, cultural ability, dan entrepreneurship. Sementara pada
aspek digital literacy skill dan technological skill dengan rerata skor yang lebih rendah
memiliki arti bahwa Guru Akuntansi di DIY masih perlu memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan dalam hal literasi digital dan literasi teknologinya.
6. Literacy Skill Guru Akuntansi Per Dimensi Per Kabupaten/Kota
Sampel dalam penelitian ini terdiri atas Guru Akuntansi SMK Bisnis dan
Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terbagi dalam empat Kabupaten dan
satu Kotamadya, yaitu Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul,
Kabupaten Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta. Data hasil penelitian diolah dan dianalisis
lebih lanjut guna mengetahui tingkat literacy skill Guru Akuntansi pada masing-masing
dimensi dan masing-masing Kabupaten/Kota. Adapun data hasil literacy skill Guru
Akuntansi per dimensi dan per Kabupaten/Kota disajikan dalam Gambar 7.
Gambar 7. Tingkat Literacy Skill Guru Akuntansi di DIY Per Dimensi Per
Kabupaten/Kota
Gambar 7 menunjukkan bahwa tingkat literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan
Manajemen di DIY dinilai dari tiga aspek utama, yaitu digital literacy skill, technological
literacy skill, dan human literacy skill. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga aspek
tersebut yang memiliki skor tertinggi diperoleh oleh Kabupaten Bantul, di mana aspek digital
32
literacy skill mendapatkan skor 75,57, aspek technological literacy skill dengan skor 76,52,
dan aspek human literacy skill dengan skor 83,35. Sementara untuk skor terendah pada aspek
digital literacy skill didapatkan oleh Kota Yogyakarta dengan perolehan skor 53,06, aspek
technological literacy skill dan aspek human literacy skill dengan skor terendah oleh
Kabupaten Kulonprogo dengan perolehan skor 69,35 dan 77,86.
Secara umum pada Gambar 7 menunjukkan bahwa hampir di setiap Kabupaten/Kota,
aspek digital literacy skill memiliki nilai yang paling rendah dibandingkan dengan aspek
lainnya. Artinya perlu adanya usaha peningkatan yang lebih intensif dalam aspek digital
literacy skill, meliputi menyeleksi informasi kunci, menggunakan kata kunci yang tepat,
mengelola informasi dari berbagai sumber, mensintesis informasi dari berbagai sumber,
melakukan verifikasi, mengevaluasi argument dan pernyataan, bijaksana dalam menggunakan
media digital dan visual, menghargai tujuan persuasi pesan media, dan mempertimbangkan
efek pesan dari informasi yang ada.
B. PEMBAHASAN
1. Literacy Skill Guru Akuntansi ditinjau dari Dimensi Digital Literacy Skill
Profil literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY ditinjau
dari dimensi digital literacy skill dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini didukung
dengan keterampilan guru akuntansi dalam mempertimbangkan efek pesan termasuk
dalam kategori baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kaeophanuek, Na-Songkhla, & Nilsook (2018) bahwa diperlukan 3 keterampilan dalam
mengembangkan literasi digital, yaitu keterampilan manajemen informasi, penggunaan
peralatan digital, serta pembuatan konten baru dan konsolidasi informasi. Ketiga
keterampilan tersebut harus diintegrasikan dalam proses pengembangan keterampilan
kognitif (Kaeophanuek, Na-Songkhla, & Nilsook, 2018).
Kemampuan guru akuntansi dalam mempertimbangkan efek pesan sangat
diperlukan. Hal tersebut sangat berguna untuk guru akuntansi dalam menghindari
mudahnya termakan oleh isu yang provokatif, informasi hoaks, atau menjadi korban
penipuan yang berbasis digital (Rohmadi, 2018). Ketika guru akuntansi mempunyai
kemampuan dalam mempertimbangkan efek pesan, guru akuntansi dapat memilah dan
memilih informasi yang akan disampaikan kepada muridnya sehingga menghindari
tersebarnya hoaks atau informasi yang menyesatkan kepada siswa. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa keterampilan dalam mempertimbangkan efek pesan sangat
33
diperlukan oleh guru akuntansi untuk digunakan dalam memilih dan memilah informasi
yang didapatkan untuk disampaikan kepada siswa untuk menghindari tersebarnya berita
hoaks.
Hasil penelitian menunjukan bahwa guru akuntansi di Provinsi DIY dalam
keterampilan menyeleksi informasi kunci memiliki skor yang paling rendah dalam
dimensi digital literacy. Guru akuntansi cenderung dalam mencari informasi atau berita
dalam internet atau media sosial masih sering membaca informasi atau berita yang
kurang relevan dengan yang sedang dicari. Perubahan sikap tantangan baru untuk
individu dalam mengevaluasi dan memahami informasi dan keterampilan tambahan
lainnya perlu ditingkatkan agar literasi lebih efektif (Osterman, 2012). Dengan demikian,
diperlukan peningkatan literasi digital guru terutama dalam keterampilan menyeleksi
informasi kunci agar guru akuntansi dapat fokus dalam mencari informasi yang dicari
dan tidak terpecah dengan informasi yang tidak relevan dengan apa yang sedang dicari.
Selanjutnya keterampilan menyeleksi informasi kunci masih kurang baik. Guru
akuntansi memerlukan keterampilan tersebut untuk meningkakan keefektifan dan
keefisienan dalam mencari informasi yang sedang dicari. Greenstein (2012) menyatakan
bahwa seseorang perlu memiliki keterampilan efektif menggunakan kata kunci dan
strategi pencarian dalam menunjang kemampuan literasi digital seseorang. Literasi
digital membuat masyarakat bijaksana dalam mengakses, memilah, dan memahami
berbagai jenis informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup
(Kemendikbud, 2017). Salah satu indikator pencapaian dalam bidang pendidikan dan
kebudayaan adalah keberhasilan dalam membangun literasi digital (Rohmadi, 2018).
2. Literacy Skill Guru Akuntansi ditinjau dari Dimensi Technological Literacy Skill
Literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY ditinjau dari
dimensi technological literacy skill sudah cukup baik. Hal ini didukung dengan skill guru
Akuntansi dalam mendengar teknologi baru, mempelajari kemampuan teknologi baru,
mempraktikkan berbagai aplikasi, dan menggunakan teknologi secara efektif. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Davies (2011) bahwa
pentingnya literasi teknologi untuk dikuasai pembelajar masa kini dengan kemampuan
individu mengadopsi, mengadaptasi, menciptakan dan mengevaluasi teknologi sehingga
dapat mempengaruhi kehidupan, komunitas dan lingkungannya. Apabila seorang guru
mampu menggunakan teknologi dengan mahir dan dapat membuat keputusan cerdas
tentang teknologi yang mana akan digunakan dan kapan menggunakannya (Davies:
2007).
34
Guru Akuntansi harus menguasai technological literacy skill sehingga guru mampu
mengetahui apa teknologi terbaru yang dapat digunakan untuk pembelajaran Akuntansi.
Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2015) bahwa pengetahuan tentang
literasi teknologi diperlukan untuk membentuk suatu kesiapan mental yang dapat
memberikan arah bagi setiap individu guna memperoleh keuntungan melalui
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Kemudian guru mempelajari
teknologi tersebut dan mempraktikkan teknologi tersebut dalam pembelajaran.
Penggunaan teknologi secara tepat dapat membuat pembelajaran Akuntansi di kelas
efektif.
Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY sebagian besar sudah
mengetahui, mempelajari, dan mempraktikkan teknologi baru dalam pembelajaran
Akuntansi di kelas. Sehingga pembelajaran tersebut dapat dilakukan secara efektif.
Pengaplikasian teknologi dalam dunia pendidikan sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Imaduddin (2018) yang menyatakan bahwa pada pendidikan 4.0
mengintegrasikan teknologi cyber dalam bentuk fisik maupun tidak ke dalam
pembelajaran.
3. Literacy Skill Guru Akuntansi ditinjau dari Dimensi Human Literacy Skill
Skill yang dimiliki Guru Akuntansi di era revolusi industri 4.0 ditinjau dari dimensi
human literacy skill termasuk dalam kategori baik. Pada era revolusi industri 4.0, Guru
Akuntansi memang harus memiliki skill tersebut. Karena revolusi industri 4.0
mempengaruhi pendidikan dalam jenjang pendidikan tinggi. Skill yang harus dimiliki
Guru Akuntansi yakni pertama leadership. Selaras dengan penelitian yang dilakukan
oleh Iswan & Herwina (2018) menyatakan harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam
mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan modern mengikuti dinamika teknologi
yang cepat. Kedua, guru Akuntansi harus memiliki jiwa entrepreneurship untuk
mendobrak mindset siswa dalam bekerja di era milenial yang sangat kompetitif dari
revolusi industri lainnya. Ketiga, Guru Akuntansi harus memiliki skill untuk dapat
bekerja dengan tim (Ramli, 2018).
Guru Akuntansi penting untuk menguasai human literacy untuk dapat bertahan di
era revolusi industri 4.0. Tujuannya adalah agar bisa berfungsi dengan baik di lingkungan
sekitar dan dapat memahami interaksi dengan sesama manusia (Ibda, 2008). Guru
Akuntansi perlu menguasai literasi manusia karena menunjukkan pengembangan
karakter individu atau softskill untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif di era
“banjir” informasi (Rosyadi, 2018). Hal ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan
35
oleh Suwardana (2017) bahwa literasi manusia memberikan manfaat terkait dengan
kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Literasi manusia
juga memiliki manfaat untuk memberikan penguatan SDM yang memiliki keunggulan
komunikasi dan desain atau rancangan (Ibda, 2018).
4. Literacy Skill Guru Akuntansi
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat tiga dimensi yang menjadi
karakteristik dalam mengukur tingkat literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan
Manajemen di DIY. Dimensi literacy skill tersebut meliputi aspek digital literacy skill,
technological literacy skill, dan human literacy skill. Ketiga aspek dalam literacy skill
tersebut perlu dikuasai, terutama bagi insan pendidikan seperti seorang guru. Skill literasi
sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, baik oleh kepala sekolah, guru maupun siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal di era revolusi industri 4.0. Hal ini
selaras dengan pendapat Rozaq (2008), yang menyatakan bahwa dalam rangka
menghadapi revolusi industri 4.0 diperlukan “literasi baru” yang mencakup literasi
data/digital, literasi teknologi, dan literasi manusia. Betapa pentingnya literacy skill ini,
Yahya (2018: 20) juga mempertegas bahwa era revolusi industri 4.0 membutuhkan
tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam literasi digital, literasi teknologi, dan
literasi manusia.
Urgensi literacy skill dalam dunia pendidikan menggambarkan bahwa skill literasi
baru menjadi hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu di era revolusi industri
4.0, tak terkecuali oleh guru. Sebagaimana hasil penelitian Appleton, Montero, & Jones
(2017: 147) yang menemukan bahwa pendekatan literasi perlu dikembangkan oleh guru
melalui pembelajaran yang menggunakan literasi informasi untuk meningkatkan
kreatifitas peserta didik. Selain itu skill literasi baru bagi guru yakni dengan literacy skill
(digital, technology, and human) akan membantu guru dalam menyiapkan lulusan yang
kompetitif di era revolusi industri 4.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan capaian skor pada
masing-masing dimensi literacy skill pada Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen
di DIY. Aspek digital literacy skill memperoleh skor 69,09 termasuk ke dalam kategori
baik, aspek technological literacy skill memiliki skor 73,07 termasuk dalam kategori
baik, sedangkan aspek human literacy skill mendapat skor tertinggi yaitu sebesar 81,07
termasuk dalam kategori baik. Perbedaan capaian skor pada masing-masing dimensi
literacy skill pada Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY ini masih perlu
ditingkatkan dan diseimbangkan, mengingat bahwa literasi di kelas dapat membantu
36
mengembangkan dan memperluas penggunaan teknologi untuk meningkatkan
kreativitas, ekspresi diri, serta pemahaman yang lebih komprehensif tentang apa yang
peserta didik lakukan (Kavanagh & O'Rourke, 2016: 7).
Dimensi digital literacy skill yang merupakan dimensi dengan capaian terendah,
mengindikasikan bahwa kemampuan Guru Akuntansi dalam memilih informasi,
mengevaluasi informasi, dan mempertimbangkan sumber, pesan, efek informasi masih
rendah. Sementara digital literacy skill merupakan aspek yang penting dalam
menghadapi era revolusi 4.0, di mana digital literacy skill ini mendorong masyarakat
untuk menjadi lebih bijaksana dalam mengakses, memilah, dan memahami berbagai jenis
informasi (Kemendikbud, 2017). Dalam bidang pendidikan pun penguasaan dalam
digital literacy skill ini membuat guru lebih mampu mengontrol proses pembelajaran di
kelas, karena digital literacy skill bermanfaat dalam penyelenggaraan pembelajaran yang
lebih efektif dan efisien karena banyaknya referensi belajar yang bisa didapatkan dari
intenet (Gilster, 1997). Hal tersebut semakin menguatkan alasan bahwa digital literacy
skill pada Guru Akuntansi perlu semakin ditingkatkan.
Pada dimensi technological literacy skill memiliki skor 73,07 yang
menggambarkan bahwa tingkat literasi teknologi Guru Akuntansi SMK Bisnis dan
Manajemen di DIY termasuk dalam kategori baik. Namun demikian tetap perlu adanya
peningkatan dan keberlanjutan dalam technological literacy skill. Hal ini disebabkan
karena technological literacy skill merupakan salah satu konsep baru literasi abad ke 21
yang perlu dikuasi oleh pembelajar masa kini (Davies, 2011: 45). Tidak dapat dipungkiri
bahwa era revolusi 4.0 tidak terlepas dari kecanggihan teknologi informasi dan
komunikasi, untuk itulah masyarakat perlu memiliki kemampuan intelektual, konsep
fundamental dan ketrampilan kontemporer dalam menggunakannya (Indrajit, 2006).
Selain itu pentingnya guru memiliki skill dalam literasi teknologi, bertujuan agar guru
mampu mengembangkan materi belajar yang dapat diakses oleh siswa dimana saja dan
kapan saja (UNDP, 2005: 121-123).
Capaian skor literacy skill tertinggi yakni pada aspek human literacy skill dengan
skor sebesar 81,07 yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat literasi manusia pada Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY telah
dilakukan secara optimal. Aspek yang ada dalam kategori human literacy skill seperti
yang disampaikan oleh Ramli (2018) yang berupa leadership, team work, cultural agility,
dan jiwa entrepreneur telah tertanam dengan sangat baik pada Guru Akuntansi SMK
Bisnis dan Manajemen di DIY. Dalam menghadapi abad pengetahuan ini, literasi
37
manusia menjadi wajib untuk dikuasai karena menunjukan elemen softskill atau
pengembangan karakter individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif di
era “banjir” informasi (Rosyadi, 2018). Dunia pendidikan, salah satunya universitas,
perlu mencari metoda untuk mengembangkan kapasitas kognitif manusia. Literasi
manusia memiliki manfaat untuk memberikan penguatan SDM yang memiliki
keunggulan komunikasi dan desain atau rancangan (Ibda, 2018).
5. Literacy Skill Guru Akuntansi Per Dimensi Per Kabupaten/Kota
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Bantul merupakan kabupaten
yang memperoleh skor tertinggi dalam ketiga dimensi literacy skill yaitu 75,57 pada
dimensi digital literacy skill, 76,52 pada dimensi technological literacy skill, dan skor
83,35 pada dimensi human literacy skill dengan skor. Rerata skor yang didapatkan oleh
Kabupaten Bantul dalam literacy skill yaitu 78,48 yang termasuk dalam kategori Baik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Guru Akuntansi yang berapa di wilayah Kabupaten
Bantul telah berusaha mengdongkrak tingkat literacy skill yang dimilikinya dengan baik.
Namun tetap perlu adanya peningkatan agar diperoleh hasil yang lebih baik di kemudian
hari mengingat urgensi literacy skill bagi guru ialah akan membantu guru dalam
menyiapkan lulusan yang kompetitif di era revolusi industri 4.0. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Intan Ahmad, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemristekdikti, menyatakan bahwa agar lulusan bisa kompetitif di era revolusi industri
4.0, kurikukum perlu orientasi baru, tidak hanya cukup literasi lama (membaca, menulis,
& matematika), tetapi juga literasi baru yang meliputi literasi data/digital, literasi
teknologi dan literasi manusia (Kemristekdikti, 2018c: 4).
Sementara untuk skor terendah pada aspek digital literacy skill didapatkan oleh
Kota Yogyakarta dengan skor perolehan 53,06 yang termasuk dalam kategori cukup.
Guru Akuntansi di Kota Yogyakarta perlu lebih melakukan upaya peningkatan terkait
dengan kemampuannya dalam membaca, menulis, merangkai, memahami, mengakses
informasi, pengetahuan mengolah informasi yang diperoleh dari berbagai sumber digital
melalui media elektronik. Mengingat pentingnya literasi digital dalam bidang pendidikan
terutama pada bagi guru agar mampu menghasilkan lulusan responsif, adaptif, dan
kompetitif di era revolusi industri 4.0, maka diperlukan kerjasama yang terintegrasi baik
dari pihak guru itu sendiri, sekolah, masyarakat dan pemerintah sebagai pihak utama
dalam penyelenggaran pendidikan di Indonesia
Pada aspek human literacy skill, Kabupaten Kulonprogo dengan perolehan skor
perolehan terendah sebesar 77,86 yang termasuk dalam kategori baik. Sehingga secara
38
umum bahwa perolehan skor human literacy skill di wilayah lain selain Kabupaten
Kulonprogo di DIY telah memperoleh skor yang baik. Namun bukan berarti tidak perlu
upaya peningkatan, karena pada dasarnya dunia terus mengalami perkembangan,
termasuk dalam bidang teknologi dan informasi, sehingga manusia selaku user utama
perlu meningkatkan kapasitas diri. Urgensi human literacy skill ini mendorong manusia
agar dapat berfungsi baik di lingkungannya dan dapat memahami interaksi dengan
manusia (Ibda, 2018).
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam Bab IV,
maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa
Yogyakarta ditinjau dari dimensi digital literacy skill masuk dalam kategori baik dengan
skor 69,09. Keterampilan menggunakan kata kunci, menggunakan media digital dan
tampilan visual, dan mempertimbangkan efek pesan masuk dalam kategori baik.
Sedangkan keterampilan menyeleksi informasi kunci, mengelola informasi dari berbagai
sumber, membandingkan dan mensintesis informasi dari berbagai sumber, mengevaluasi
dan memverifikasi sumber online, dan menghargai tujuan dan persuasi pesan media
dalam kategori cukup.
2. Literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa
Yogyakarta ditinjau dari dimensi technological literacy skill masuk dalam kategori baik
dengan skor 73,07. Keterampilan guru dalam menggunakan teknologi secara efektif,
mendengar teknologi baru, dan mempelajari kemampuan teknologi baru masuk dalam
kategori baik, sedangkan keterampilan dalam mempraktikkan berbagai aplikasi masuk
dalam kategori cukup.
3. Literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa
Yogyakarta ditinjau dari dimensi human literacy skill masuk dalam kategori baik dengan
skor 81,07. Keterampilan guru dalam indikator cultural agility masuk dalam kategori
sangat baik, sedangkan keterampilan leadership, teamwork, dan enterpreneurship masuk
dalam kategori baik.
4. Literacy skill Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa
Yogyakarta masuk dalam kategori baik.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan penelitian, maka dapat
dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi Guru Akuntansi
a. Sebaiknya guru akuntansi menyeleksi informasi kunci dari berbagai informasi
yang didapatkan dari media digital
b. Sebaiknya guru akuntansi mengelola informasi dari berbagai sumber media digital
40
c. Sebaiknya guru akuntansi embandingkan dan mensintesis informasi dari berbagai
sumber
d. Sebaiknya guru akuntansi mengevaluasi dan memverifikasi sumber online
e. Sebaiknya guru akuntansi menghargai tujuan dan persuasi pesan media
f. Sebaiknya guru akuntansi mempraktikkan berbagai aplikasi yang mendukung
kegiatan pembelajaran akuntansi
2. Bagi MGMP Akuntansi
a. Sebaiknya MGMP Akuntansi memberikan sarana untuk meningkatkan literasi
guru akuntansi melalui sarasehan, seminar, dan pelatihan
b. Sebaiknya MGMP Akuntansi memiliki dan memperkuat jaringan komunikasi
digital antar guru akuntansi se DIY
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dengan melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa literacy digital skill Guru
Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di DIY masih rendah, maka pnelitian
selanjutnya perlu memfokuskan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Perubahan zaman yang terjadi pada era revolusi industri 4.0 saat ini juga menuntut Guru
Akuntansi mampu dan terampil menguasai keterampilan literasi digital.
41
DAFTAR PUSTAKA
Aoun, J.E. (2017). Robot-proof: Higher education in the age of artificial intelligence.
Massachusetts: MIT Press.
Appleton, L., Montero, G. G., & Jones, A. (2017). Creative approaches to information
literacy for creative arts students. Communications in information literacy, Vol. 11, No.
1, 2017, 147–167. https://doi.org/10.15760/comminfolit.2017.11.1.39.
Baran, S. & Davis, D. (2010). Mass Communication Teory: Foundations, Frement and
Future. (Terjemahan). Jakarta: Salemba Humanika.
Bawden, D. (2001). Information and digital literacies: A review of concepts. Journal of
Documentation, 57(2), 218–259. https://doi.org/10.1108/EUM0000000007083.
Belshaw, D. A. J. (2011). What is digital literacy? A Pragmatic investigation. Thesis.
Department of Education, Durham University.
Cam, E., & Kiyici, M. (2017). Perceptions of Prospective Teachers on Digital Literacy.
Malaysian online journal of educational technology, Vol. 5.
Cordell, R.M. (2013). Information Literacy and Digital Literacy- Competing Or
Complementary? Communications in information literacy. Vol. 7, No. 2.
Davies, R. S. (2011). Understanding Technology Literacy: A Framework for Evaluating
Educational Technology Integration. TechTrends, Volume 55, Number 5.
Gilster, P. (1997). Digital Literacy. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Greenstein, L. M. (2012). Assessing 21st century skills: A guide to evaluating mastery and
authentic learning. Thousand Oaks: Corwin Press.
Hague, C., & Payton, S. (2010). Digital literacy across the curriculum: A futurelab
handbook. Futurelab, 63. Retrieved from www.futurelab.org.uk/ projects/digital-
participation.
Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design principles for industrie 4.0 scenarios.
Proceedings of the Annual Hawaii International Conference on System Sciences (Vol.
2016-March, pp. 3928–3937). IEEE Computer Society. https://doi.org/10.1109/
HICSS.2016.488.
Ibda, H. (2018). Penguatan Literasi Baru pada Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam Menjawab
Tantangan Era Revolusi Industri. JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic
Education.1. 1. 1-21.
ICT Watch. (2018). Kerangka Literasi Digital Indonesia. Diakses pada tanggan 11 Januari
2019 dari http://literasidigital.id/books/kerangka-literasi-digital-indonesia.
42
Imaduddin, M. (2018). Membuat Kelas Online Berbasis Android dengan Google
Classroom: Terobosan Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0. Yogyakarta: Penerbit
Garudhawaca.
Indrajit, R. E. (2006). Mynistry of Communication And Information Technology : The
Strategic Blue Print of Planning And Developing The ICT-Literate Human Resources
in Indonesia, Version 1.0-Desember 2006.
Irianto, D. (2017). Industry 4.0: The Challenges of Tomorrow. Makalah. Disampaikan pada
Seminar Nasional Teknik Industri, Malang.
ITTEA. (2019). Technological Literacy Standards. ITEEA.
Kaeophanuek, S., Na-Songkhla, J. & Nilsook, P. (2018). How to Enhance Digital Literacy
Skills among Information Sciences Students. International Journal of Information and
Education Technology, Vol. 8, No. 4, 292-297.
Kavanagh, A. & O'Rourke, K.C. (2016). Digital literacy: Why it matters. Dublin: Learning,
Teaching & Technology Centre, Dublin Institute of Technology.
Kemendikbud. (2017). Materi pendukung literasi digital. Jakarta: Kemendikbud.
Kemristekdikti. (2018a). Mempersiapkan SDM Indonesia di era industri 4.0. Jakarta:
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
____________. (2018b). Memandang revolusi industri dan dialog pendidikan karakter di
perguruan tinggi Indonesia. Jakarta: Direktorat Pembelajaran Ditjenbelmawa
Kemristekdikti.
____________. (2018c). Proses pembelajaran digital dalam era revolusi industri 4.0.
Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Mardapi, D. (2017). Pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan, Edisi 2. Yogyakarta:
Nuha Litera.
Metz, S. (2017). Digital Literacy-Is it Real? Literacy in Science, Vol. 84, No. 1.
Muhammad, M. (2016). Human Literacy. Diakses pada tanggal 13 Maret 2019 pukul 09.28
WIB pada halaman web https://humanliteracy.weebly.com/
Mukti, A.G. (2018). Menilik Revolusi Industri 4.0 dari Aspek Pendidikan. Diakses pada
tanggal 14 Januari 2019 dari http://fia.ub.ac.id/blog/berita/menilik-revolusi-industri-4-
0-dari-aspek-pendidikan.html.
Mutiara, A. B. (2018). Era IR4 dan Disruption: Issue Strategis TIK dan Dampaknya.
diakses pada tanggal 11 Januari 2019 dari https://www.researchgate.net/
publication/327105999.
43
O’Connor, B. (2017). 2027: Human vs Machine Literacy. Diakses dari
https://www.projectliteracy.com/sites/default/files/Downloads/2027%20Human%20v
s%20Machine%20Literacy%20UK.pdf pada tanggal 13 Maret 2019.
Osterman, M. D. (2012). Digital literacy: Definition, theoretical framework, and
competencies. In M. S. Plakhotnik, S. M. Nielsen, & D. M. Pane (Eds.), Proceedings
of the 11th Annual College of Education & GSN Research Conference (pp. 135-141).
Phuapan, P., Viriyavejakul, C., & Pimdee, P. (2016). An analysis of digital literacy skills
among Thai University seniors. International Journal of Emerging Technologies in
Learning, 11(3), 24–31. https://doi.org/10.3991/ijet.v11i03.5301.
Pianfetti, E. S. (2001). Teachers and Technology: Digital Literacy through Professional
Development. Language Arts, 78, Diakses pada tanggal 13 Januari 2019 dari
https://www.researchgate.net/publication/234670089_Teachers_and_Technology_Dig
ital_Literacy_through_Professional_Development.
Priatmoko, S. (2018). Memperkuat Eksistensi Pendidikan Islam di Era 4.0. TA’LIM: Jurnal
Studi Pendidikan Islam, Vol.1, No.2, 1-19.
Ramli, K. (2018). Matematika dan Industri 4.0: Antara Big Data, Artificial Intelligence,
and Data/Network Security. Jakarta: Universitas Indonesia.
Rohmadi, M. (2018). Literasi digital. Diakses pada tanggal 11 Januari 2019 dari
http://lib.um.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Workshop-Literasi-Digital-
Rohmadi.pdf.
Rosyadi, S. (2018). Revolusi industri 4.0: Peluang dan tantangan bagi alumni universitas
terbuka. Diakses pada tanggal 11 Januari 2019 dari https://www.researchgate.net/
publication/324220813_REVOLUSI_INDUSTRI_40.
Rozak, A. (2018). Perlunya Literasi Baru Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Diakses
dari https://www.uinjkt.ac.id/id/perlunya-literasi-baru-menghadapi-era-revolusi-
industri-4-0/ pada tanggal 13 Maret 2019.
Schwab, K. (2016). 1.14 The Fourth Industrial Revolution: What it means and how to
respond. World Economic Forum, 1–7. https://doi.org/10.1080/0308569042000
238082.
Sriyanto, D., Subiantoro, N., & Nasution, C. (2018). Peranan Fasilitas Perguruan Tinggi
Berbasis IT dalam Aktivitas Proses Belajar Mengajar Menuju Pembangunan
Berwawasan Lingkungan di Era 4.0. Prosiding Seminar Nasional Era Industri (SNEI)
4.0. 1, 172-179.
Sukartono. (2018). Revolusi Industri 4.0 dan Dampaknya terhadap Pendidikan di
Indonesia, Diakses pada tanggal 11 Januari 2019 dari http://fkip.ums.ac.id/wp-
content/uploads/sites/43/2018/12/Revolusi-Industri-4.0-dan-Dampaknya-terhadap-
Pendidikan-di-Indonesia-Dr.-Sukartono.doc.
44
Suwardana, Hendra. (2017). Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental. JATI UNIK,
1, 2, 102-110.
Trilling, B & Fadel, C. (2009). 21st-century skills: Learning for life in our times. San
Francisco, CA: John Wiley & Sons.
UNDP. (2005). Promoting ICT for Human Development in Asia: Realizing the Millennium
Development Goals. UNDP New Delhi
UNESCO. (2018). A global framework of reference on digital literacy skills for indikator
4.4.2. Montreal, Quebec: UNESCO.
UNESCO-UNEVOC TVET. (2018). Managing skills in a time of disruption. Diakses pada
tanggal 11 Januari 2019 dari www.unevoc.unesco.org/learningforum.
Wagiran. (2015). Metodologi penelitian pendidikan: Teori dan implementasi. Yogyakarta:
Deepublish.
World Economic Forum. (2016). The Global Competitiveness Report 2016–2017. Diakses
pada tanggal 13 Januari 2019 dari http://www3.weforum.org/docs/GCR2016-2017/05
FullReport/TheGlobalCompetitivenessReport2016-2017_FINAL.pdf.
Yahya, M. (2018). Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan
Kejuruan Indonesia. Makalah. Disampaikan pada Sidang Terbuka Luar Biasa Senat
Universitas Negeri Makassar Tanggal 14 Maret 2018.
Yamane, T. (1967). Statistics: An Introductory Analysis, 2nd Ed., New York: Harper and
Row.
Zimmerman, T. (2018). Industry 4.0: Nothing Is More Steady Than Change. Diakses pada
tanggal 15 Januari 2019 dari https://www.igi-global.com/chapter/industry-40/208707.
45
46
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
ANGKET PEMETAAN LITERACY SKILL GURU AKUNTANSI
Nama lengkap dan gelar : ……………………....
NIP : ……………………....
Golongan/ruang : ……………………....
Sertifikasi : Sudah / Belum (lingkari salah satu)
Jumlah mapel yg diampu : ……………………....
Asal Sekolah : ……………………....
Bapak Ibu Guru Akuntansi yang kami hormati, penyebaran angket ini bertujuan
untuk membantu Bapak Ibu dalam memetakan keterampilan literasi (literacy skill) guru
akuntansi.
• Kami mohon kesediaannya untuk memberikan jawaban sesuai dengan kebiasaan yang
Bapak Ibu lakukan.
• Kami akan menjaga kerahasiaan tentang identitas diri Bapak Ibu.
• Kami berharap Bapak Ibu berkenan mengisi identitas dengan benar agar tidak tertukar
datanya dengan orang lain.
• Atas kesediaan Bapak Ibu dalam pengisian angket ini, kami sampaikan terima kasih.
• Berikanlah jawaban atas pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda checklist
(√) pada alternatif pilihan jawaban yang telah tersedia, dimana:
Kode Jawaban Keterangan Rubrik
SL Selalu dari 10 kali, Anda melakukan 10 kali
SR Sering dari 10 kali, Anda melakukan 7-9 kali
KD Kadang-kadang dari 10 kali, Anda melakukan 4-6 kali
JR Jarang dari 10 kali, Anda melakukan 1-3 kali
TP Tidak pernah dari 10 kali, Anda tidak melakukan sama sekali
Yogyakarta, Juli 2019
Hormat kami,
Isroah
Ani Widayati
Eka Ary Wibawa
47
ANGKET LITERACY SKILL GURU AKUNTANSI
No Pernyataan SL SR KD JR TP
1 Saya membaca semua informasi di internet
2
Saya mampu menemukan gagasan utama dari suatu artikel di
internet
3
Saya membaca berita media sosial meskipun kurang relevan
dengan yang saya cari
4 Saya menggunakan kata kunci ketika mencari informasi di internet
5
Saya menambahkan keterangan jenis dokumen (pdf, doc, xls) pada
kolom pencarian Google
6
Saya menyimpan alamat website ketika mengunduh sesuatu di
internet
7
Saya mengumpulkan informasi dari banyak sumber seperti jurnal
online, online book, dan artikel online.
8 Saya langsung mempercayai informasi dari satu sumber di internet
9
Saya senang membaca informasi dari banyak sumber tanpa
menyimpulkannya karena akan menguras waktu
10
Saya memastikan kredibilitas sumber informasi sebelum
memakainya
11 Saya mampu menilai sumber informasi yang valid
12 Saya membuktikan kebenaran semua informasi yang saya peroleh
13
Saya melakukan cross check informasi yang saya peroleh dengan
mencari informasi yang sama dari sumber lain
14 Saya melakukan pengecekan berita yang saya baca
15
Saya menggunakan media digital (laptop, smartphone, tablet)
dalam mencari informasi
16
Saya memperhatikan tampilan gambar dari media digital yang
saya gunakan
17
Saya memperhatikan kualitas suara dari media digital yang saya
gunakan
18
Saya memperhatikan aspek audio visual dari media digital yang
saya gunakan
19
Saya menghargai tujuan dari pesan yang disampaikan oleh sumber
informasi
20
Saya mengikuti ajakan dari pesan yang disampaikan oleh sumber
informasi
21
Saya memperhatikan aspek propaganda dari pesan yang
disampaikan oleh sumber informasi
22
Saya mempertimbangkan efek dari pesan yang disampaikan oleh
media sosial pada keyakinan yang saya anut
23
Saya mengabaikan efek pesan yang disampaikan oleh media sosial
pada perilaku saya
48
No Pernyataan SL SR KD JR TP
24
Saya mempertimbangkan efek dari pesan yang disampaikan oleh
media sosial pada nilai-nilai yang saya yakini
25
Saya mempertimbangkan efek dari pesan yang disampaikan
sumber informasi pada cara pandang saya terhadap lingkungan
26
Saya mempertimbangkan efek dari pesan yang disampaikan oleh
sumber informasi pada cara pandang saya terhadap orang lain
No Pernyataan SL SR KD JR TP
27
Saya tidak ketinggalan informasi perkembangan teknologi masa
kini
28 Saya mendengar adanya teknologi baru di bidang gaya hidup
29 Saya mendengar adanya teknologi baru di bidang pendidikan
30 Saya mencari informasi perkembangan teknologi masa kini
31 Saya senang mempelajari kemampuan teknologi baru
32
Saya bertanya kepada ahli tentang teknologi baru yang sedang
booming saat ini
33
Saya meng-update pengetahuan tentang teknologi masa kini di
bidang pendidikan
34 Saya meng-install aplikasi kekinian di smartphone saya
35 Saya mencoba-coba aplikasi kekinian di smartphone saya
36
Saya mampu menggunakan teknologi secara efektif dalam
pembelajaran
37 Saya menggunakan teknologi untuk mempercepat kerja saya
38
Saya menggunakan aplikasi kamus online atau sejenisnya untuk
menunjang tugas saya
39
Saya menggunakan aplikasi seperti GOJEK atau GRAB untuk
memudahkan transportasi
40
Saya menggunakan aplikasi seperti Bukalapak, Tokopedia,
Shopee, OLX untuk memudahkan jual beli online
No Pernyataan SL SR KD JR TP
41 Saya mampu untuk memimpin guru lain
42
Saya mampu berkomunikasi secara efektif sehingga dapat
memimpin rapat atau diskusi
43 Saya berperilaku sopan santun kapanpun dan dimanapun
44 Saya mempunyai pengalaman sebagai pemimpin
45
Saya menciptakan kebebasan dengan mendorong dan memberikan
kebebasan guru lain untuk memimpin dan melayani
46
Saya memberikan (sharing) tanggung jawab kepada guru lain
sama besar dengan tanggung jawab saya
47
Saya memiliki fokus pada tujuan yang sama dengan guru lain di
sekolah
48
Saya memberikan tanggapan yang cepat jika ada pertanyaan dari
guru lain
49 Saya bersikap terbuka terhadap perbedaan kultur guru
49
No Pernyataan SL SR KD JR TP
50 Saya menyadari adanya perbedaan kultur dengan guru
51 Saya menghormati perbedaan budaya dengan guru atau siswa
52 Saya mampu beradaptasi dengan kultur baru dalam pekerjaan saya
53 Saya mengasah keterampilan mengajar saya
54 Saya meng-update materi yang saya ajarkan
55 Saya menciptakan inovasi dalam pembelajaran saya
56 Saya mengevaluasi ketidakberhasilan saya kemudian bangkit lagi
-- TERIMAKASIH --
50
Lampiran 2. Tabulasi Data Penelitian
TABULASI DATA LITERACY SKILL GURU AKUNTANSI SMK BISNIS DAN MANAJEMEN DI DIY
No Asal Sekolah Rerata
DL Skor DL
Rerata TL
Skor TL
Rerata HL
Skor HL
1 SMK Putratama Bantul 2,77 55,45 2,91 58,18 2,93 58,57
2 SMK N 1 Bantul 3,82 76,36 4,27 85,45 3,93 78,57
3 SMK Muhammadiyah Kretek 4,23 84,55 4,00 80,00 4,57 91,43
4 Smk Santo Paulus Sedayu 4,32 86,36 3,91 78,18 4,79 95,71
5 SMK N 1 Bantul 3,64 72,73 3,18 63,64 4,36 87,14
6 SMK PUTRATAMA 3,77 75,45 3,91 78,18 3,64 72,86
7 SMK Negeri 1 Bantul 3,50 70,00 2,91 58,18 3,50 70,00
8 SMK BUDHI DHARMA PIYUNGSN 4,09 81,82 3,73 74,55 4,14 82,86
9 SMK Budhi Darma Piyungan 3,27 65,45 3,36 67,27 4,36 87,14
10 SMK Tamansiswa 1 Imogiri 3,95 79,09 3,82 76,36 4,36 87,14
11 SMK Muhammadiyah 2 Bantul 3,95 79,09 3,27 65,45 4,00 80,00
12 SMK Tamansiswa 1 Imogiri 4,05 80,91 3,45 69,09 4,07 81,43
13 SMK Tamansiswa 1 Imogiri 3,91 78,18 3,55 70,91 4,43 88,57
14 SMK TAMANSISWA 1 IMOGIRI 3,86 77,27 3,91 78,18 4,43 88,57
15 SMK Negeri 1 Bantul 3,45 69,09 3,91 78,18 4,43 88,57
16 SMKN 1 Bantul 3,68 73,64 3,45 69,09 3,43 68,57
17 SMK Putratama Bantul 2,55 50,91 4,36 87,27 4,21 84,29
18 SMKN 1 BANTUL 4,50 90,00 4,55 90,91 4,21 84,29
19 SMK PUTRATAMA BANTUL 2,55 50,91 2,64 52,73 3,71 74,29
20 SMK 17 BANTUL 4,41 88,18 4,55 90,91 4,21 84,29
21 SMK MUH KRETEK 3,41 68,18 3,73 74,55 3,93 78,57
22 SMK BUDI DHARMA 3,73 74,55 2,82 56,36 3,07 61,43
23 SMKN 1 BANTUL 4,23 84,55 4,36 87,27 4,71 94,29
24 SMK Muhammadiyah I Patuk 4,05 80,91 4,18 83,64 4,00 80,00
25 SMK N I Wonosari 4,05 80,91 4,18 83,64 4,00 80,00
26 SMK MUHAMMADIYAH KARANGMOJO 3,95 79,09 3,64 72,73 4,00 80,00
27 SMK Dominikus Wonosari 4,32 86,36 4,18 83,64 4,57 91,43
28 SMK Muhammadiyah Karangmojo 3,36 67,27 4,00 80,00 4,36 87,14
29 SMKN 1 WONOSARI 3,50 70,00 3,64 72,73 4,00 80,00
30 SMK MUHAMMADIYAH 2 PLAYEN 3,18 63,64 3,64 72,73 4,50 90,00
31 SMK Muhamammadiyah Wonosari 3,73 74,55 3,36 67,27 3,79 75,71
32 SMKN 1 Nglipar & SMK Muhammadiyah Semin 3,36 67,27 3,09 61,82 3,93 78,57
33 SMK Negeri 1 Wonosari 3,45 69,09 3,55 70,91 4,21 84,29
34 SMK MUH KARANGMOJO 3,45 69,09 3,82 76,36 4,64 92,86
35 SMK N 1 GIRISUBO 3,50 70,00 3,45 69,09 4,07 81,43
36 SMK Negeri 1 Wonosari 3,86 77,27 3,27 65,45 3,93 78,57
51
37 SMK N 1 Wonosari 3,55 70,91 3,45 69,09 4,36 87,14
38 SMK Muhammadiyah Tepus 3,09 61,82 3,45 69,09 4,57 91,43
39 SMK Muhammadiyah Karangmojo 3,32 66,36 3,55 70,91 3,71 74,29
40 SMKN 2 Gedangsari 4,09 81,82 3,82 76,36 3,79 75,71
41 SMK N 2 GEDANGSARI 3,95 79,09 3,36 67,27 3,36 67,14
42 SMKN 2 GEDANGSARI 4,00 80,00 4,45 89,09 4,43 88,57
43 SMK N I Wonosari Gunungkidul 3,27 65,45 3,64 72,73 3,43 68,57
44 SMKN 1 Wonosari 3,09 61,82 3,09 61,82 3,64 72,86
45 SMK N 1 Wonosari 2,91 58,18 2,64 52,73 3,50 70,00
46 Smk MuhammadiyahvWonosari 3,73 74,55 4,09 81,82 4,64 92,86
47 Smk N 1 Wonosari 3,55 70,91 3,64 72,73 3,64 72,86
48 SMK MUHAMMADIYAH 2 PLAYEN 3,23 64,55 4,09 81,82 4,00 80,00
49 SMK Muhammadiyah Wonosari 4,05 80,91 3,55 70,91 4,36 87,14
50 Smkn 1 Wonosari 3,50 70,00 3,00 60,00 3,36 67,14
51 SMK N 1 Nglipar Gunungkidul 4,18 83,64 3,18 63,64 4,07 81,43
52 SMKN 2 GEDANGSARI 3,23 64,55 3,36 67,27 4,21 84,29
53 SMK N 1 WONOSARI 3,50 70,00 4,00 80,00 4,50 90,00
54 SMK Muhammadiyah Semin 2,32 46,36 2,27 45,45 3,71 74,29
55 SMK Bhina Karya 1 Rongkop 3,68 73,64 2,91 58,18 3,50 70,00
56 SMK Muhammadiyah Semin 3,50 70,00 3,36 67,27 3,43 68,57
57 SMKN 1 Nglipar 2,86 57,27 2,18 43,64 3,14 62,86
58 SMKN 1 Bantul 4,32 86,36 4,45 89,09 4,64 92,86
59 SMKN 1 WONOSARI 3,41 68,18 2,91 58,18 3,86 77,14
60 SMKN 2 GEDANGSARI 4,64 92,73 4,82 96,36 4,64 92,86
61 SMK MUH WONOSARI 4,23 84,55 4,73 94,55 3,93 78,57
62 SMKN 1 NGLIPAR 3,77 75,45 4,18 83,64 4,14 82,86
63 SMK MUH SEMIN 3,64 72,73 4,27 85,45 4,50 90,00
64 SMK Pembangunan Karangmojo 3,00 60,00 4,00 80,00 4,71 94,29
65 SMK N 1 PENGASIH 2,50 50,00 4,18 83,64 4,43 88,57
66 SMKN 1 Samigaluh 2,36 47,27 3,09 61,82 4,00 80,00
67 SMK Negeri 1 Kokap 2,73 54,55 3,82 76,36 4,07 81,43
68 SMK N 1 SAMIGALUH 2,86 57,27 3,27 65,45 4,64 92,86
69 SMK BOPKRI Wates 2,91 58,18 2,73 54,55 3,07 61,43
70 SMK Negeri 1 Pengasih 2,82 56,36 3,91 78,18 4,14 82,86
71 SMKN 1 Pengasih 2,64 52,73 3,82 76,36 4,29 85,71
72 SMK PGRI 1 SENTOLO 2,77 55,45 3,45 69,09 3,14 62,86
73 smk Tamansiswa Nanggulan 2,86 57,27 3,36 67,27 3,07 61,43
74 SMK N 1 SAMIGALUH 3,00 60,00 2,82 56,36 3,71 74,29
75 Smkn1 Samigaluh 2,50 50,00 4,00 80,00 4,43 88,57
76 SMK Negeri 1 Yogyakarta 2,73 54,55 3,00 60,00 2,64 52,86
77 SMK N 1 Girimulyo 2,64 52,73 3,91 78,18 4,36 87,14
78 SMK Negeri 1 Girimulyo 3,41 68,18 3,55 70,91 3,64 72,86
79 SMK N 1 Depok 3,50 70,00 3,36 67,27 3,86 77,14
52
80 SMK N 1 Depok 3,68 73,64 4,00 80,00 4,07 81,43
81 SMK HAMONG PUTERA PAKEM 3,68 73,64 4,00 80,00 4,07 81,43
82 Smk Ma'arif 1 Sleman 4,55 90,91 4,45 89,09 4,50 90,00
83 Smk Muh Cangkringan 3,59 71,82 3,45 69,09 4,29 85,71
84 SMK Sanjaya Pakem 3,41 68,18 3,00 60,00 3,64 72,86
85 SMK YPKK 2 Sleman 3,86 77,27 3,82 76,36 4,00 80,00
86 SMK N 1 DEPOK SLEMAN 3,59 71,82 3,09 61,82 3,50 70,00
87 SMK N 1 Depok 3,86 77,27 4,18 83,64 4,00 80,00
88 SMK YPKK 2 Sleman 3,73 74,55 3,82 76,36 4,57 91,43
89 SMKN 1 GODEAN 3,77 75,45 4,09 81,82 4,14 82,86
90 SMK negeri 1 tempel 3,59 71,82 3,55 70,91 4,21 84,29
91 SMK 17 Seyegan 3,64 72,73 4,00 80,00 3,86 77,14
92 SMK YAPEMDA 1 SLEMAN 4,09 81,82 4,55 90,91 4,57 91,43
93 SMKN 1 Depok 3,23 64,55 3,18 63,64 3,57 71,43
94 SMK MUHAMMADIYAH 1 TURI 3,91 78,18 3,18 63,64 3,86 77,14
95 SMK N 1 Godean 3,91 78,18 3,73 74,55 4,57 91,43
96 SMK N 1 Tempel 3,50 70,00 3,18 63,64 4,21 84,29
97 SMK MUH. CANGKRINGAN 3,50 70,00 3,36 67,27 4,00 80,00
98 SMK Muhammadiyah 2 Moyudan 4,09 81,82 4,27 85,45 4,64 92,86
99 SMK Muh. 2 Moyudan 4,45 89,09 5,00 100,00 4,64 92,86
100 SMK YPKK 2 SLEMAN 4,00 80,00 4,18 83,64 4,36 87,14
101 SMK 17 Seyegan 3,86 77,27 4,09 81,82 3,86 77,14
102 SMKN 1 Godean 3,14 62,73 3,36 67,27 3,64 72,86
103 SMK M 2 Moyudan 3,73 74,55 3,73 74,55 3,93 78,57
104 SMK n 1 tempel 4,05 80,91 4,73 94,55 4,86 97,14
105 SMK N 1 Godean 3,14 62,73 3,00 60,00 3,71 74,29
106 SMK YPKK 1 Sleman 3,55 70,91 3,09 61,82 3,50 70,00
107 SMK YPKK 1 Sleman 3,27 65,45 3,27 65,45 4,00 80,00
108 SMK YPKK 1 SLEMAN 3,09 61,82 3,18 63,64 3,79 75,71
109 SMK Negeri 1 Depok Sleman 3,32 66,36 2,64 52,73 3,71 74,29
110 SMK Muhammadiyah 2 Moyudan 4,32 86,36 4,55 90,91 4,64 92,86
111 SMK Muhammadiyah Tepus 2,73 54,55 3,27 65,45 3,36 67,14
112 SMKN 1 GODEAN 4,27 85,45 3,64 72,73 4,43 88,57
113 SMK MUH 1 TURI 3,73 74,55 3,27 65,45 4,29 85,71
114 SMK YPKK 2 SLEMAN 3,77 75,45 4,00 80,00 4,07 81,43
115 SMK YPKK 3 SLEMAN 2,86 57,27 2,00 40,00 3,86 77,14
116 SMK SANJAYA PAKEM 3,73 74,55 4,00 80,00 4,00 80,00
117 SMK SANJAYA PAKEM 3,77 75,45 3,73 74,55 4,07 81,43
118 SMKN 1 GODEAN 3,59 71,82 4,36 87,27 4,93 98,57
119 SMKN 1 DEPOK 4,05 80,91 4,55 90,91 4,86 97,14
120 SMK MA'ARIF 1 SLEMAN 3,64 72,73 3,91 78,18 3,79 75,71
121 SMKN 1 DEPOK 4,32 86,36 4,55 90,91 4,71 94,29
122 SMKN 1 GODEAN 2,73 54,55 2,45 49,09 3,36 67,14
53
123 SMKN 1 GODEAN 3,23 64,55 3,00 60,00 3,57 71,43
124 SMKN 1 GODEAN 3,27 65,45 3,91 78,18 4,29 85,71
125 SMKN 1 TEMPEL 3,73 74,55 4,36 87,27 3,79 75,71
126 SMKN 1 TEMPEL 3,38 67,62 3,91 78,18 3,79 75,71
127 SMKN 1 GODEAN 3,73 74,55 3,18 63,64 4,14 82,86
128 SMKN 1 TEMPEL 3,41 68,18 4,00 80,00 4,00 80,00
129 SMKN 1 GODEAN 4,09 81,82 4,00 80,00 4,36 87,14
130 SMKN 1 GODEAN 3,32 66,36 3,18 63,64 3,79 75,71
131 SMKS Yapemda 1 Sleman 2,68 53,64 3,00 60,00 2,93 58,57
132 Smk n 7 yogyskarta 2,55 50,91 3,45 69,09 4,29 85,71
133 SMK Koperasi Yogyakarta 2,95 59,09 3,36 67,27 3,64 72,86
134 Smk koperasi yogyakarta 2,73 54,55 2,82 56,36 3,93 78,57
135 SMKN 7 Yogyakarta 2,91 58,18 4,91 98,18 4,57 91,43
136 SMKN 7 Yogyakarta 2,73 54,55 3,09 61,82 4,36 87,14
137 SMK N 7 YOGYAKARTA 2,86 57,27 3,27 65,45 3,71 74,29
138 SMK N 7 YK 2,82 56,36 3,27 65,45 3,79 75,71
139 SMK Negeri 1 Yogyakarta 3,00 60,00 3,55 70,91 4,36 87,14
140 SMK Pembangunan Yogyakarta 2,55 50,91 3,64 72,73 4,64 92,86
141 SMKN 1 Yogyakarta 2,73 54,55 3,45 69,09 3,86 77,14
142 SMK BOPKRI 1 Yogyakarta 2,41 48,18 4,09 81,82 4,21 84,29
143 SMKN 1 Yogyakarta 2,50 50,00 4,09 81,82 4,29 85,71
144 SMKN 1 YOGYAKARTA 3,05 60,91 4,09 81,82 4,57 91,43
145 SMK Koperasi Yogyakarta 2,77 55,45 3,64 72,73 4,57 91,43
146 Smf indonesia 2,73 54,55 4,18 83,64 4,36 87,14
147 SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2,64 52,73 3,91 78,18 4,21 84,29
148 Smk Koperasi Yogyakarta 2,64 52,73 3,73 74,55 4,50 90,00
149 SMK Putratama Bantul 2,86 57,27 4,09 81,82 4,07 81,43
150 SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta 4,14 82,73 4,55 90,91 4,29 85,71
54
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
,774
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
3424,877
df 1275
Sig. ,000
Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared
Loadings Rotation Sums of Squared
Loadings
Total % of
Variance Cumulative
% Total % of
Variance Cumulative
% Total % of
Variance Cumulative
%
1 15,223 29,849 29,849 15,223 29,849 29,849 8,587 16,838 16,838
2 3,788 7,428 37,277 3,788 7,428 37,277 7,354 14,419 31,257
3 2,972 5,828 43,106 2,972 5,828 43,106 6,043 11,849 43,106
4 2,831 5,552 48,658
5 2,132 4,181 52,838
6 2,008 3,937 56,776
7 1,734 3,401 60,177
8 1,577 3,092 63,269
9 1,275 2,499 65,768
10 1,192 2,338 68,106
11 1,148 2,252 70,358
12 1,044 2,047 72,405
13 ,963 1,888 74,293
14 ,953 1,869 76,161
15 ,898 1,760 77,922
16 ,788 1,545 79,467
17 ,763 1,497 80,964
18 ,718 1,409 82,372
19 ,692 1,357 83,729
20 ,664 1,303 85,032
21 ,630 1,235 86,267
22 ,566 1,110 87,377
23 ,546 1,070 88,447
24 ,478 ,937 89,384
25 ,468 ,918 90,302
26 ,426 ,836 91,138
27 ,409 ,803 91,941
28 ,369 ,724 92,665
29 ,357 ,701 93,366
55
30 ,322 ,631 93,997
31 ,314 ,616 94,612
32 ,278 ,546 95,158
33 ,249 ,489 95,647
34 ,246 ,482 96,129
35 ,223 ,437 96,566
36 ,203 ,399 96,965
37 ,180 ,353 97,317
38 ,178 ,350 97,667
39 ,155 ,304 97,972
40 ,154 ,302 98,273
41 ,140 ,274 98,547
42 ,131 ,257 98,804
43 ,114 ,224 99,029
44 ,088 ,173 99,201
45 ,083 ,163 99,364
46 ,080 ,157 99,521
47 ,062 ,121 99,643
48 ,059 ,116 99,759
49 ,050 ,098 99,857
50 ,043 ,084 99,941
51 ,030 ,059 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 Butir1 -,490
Butir2 ,651 Butir3 ,561 Butir4 ,615 Butir5 ,511 Butir6 ,582 Butir7 ,712 Butir8 ,354 Butir10 ,530 Butir11 ,607 Butir12 ,659 Butir13 ,547 Butir14 ,594 Butir15 ,457 Butir16 ,320 Butir17 ,414 Butir18 ,523 Butir19 ,404
56
Butir20 Butir21 ,320 Butir22 ,524 Butir24 ,486 Butir25 ,561 Butir26 ,532 Butir27 ,539 Butir28 ,507 Butir29 ,417 Butir30 ,427 Butir31 ,406 Butir32 ,496 Butir33 ,523 Butir34 ,544 Butir35 ,528 Butir36 ,398 Butir37 ,372 Butir38 Butir41 ,714 Butir42 ,634 Butir43 ,615 Butir44 ,320 Butir46 ,341 Butir47 ,469 Butir48 ,612 Butir49 ,735 Butir50 ,760 Butir51 ,794 Butir52 ,647 Butir53 ,524 Butir54 ,518 Butir55 ,533 Butir56 ,481 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 9 iterations.
Component Transformation Matrix
Component 1 2 3 1 ,651 ,572 ,499
2 -,719 ,675 ,165 3 ,242 ,466 -,851
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
57
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 95 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 95 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,936 47
58
Lampiran 4. Surat Kontrak Penelitian
59
60
61