laporan tugas akhir tentang - badan penelitian dan...

61
LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG TARGET DAN REALISASI PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN O L E H NAMA : WULAN KURNIA DESTY NIM : 132600057 Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Upload: dinhdung

Post on 09-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN TUGAS AKHIR

TENTANG

TARGET DAN REALISASI PAJAK RESTORAN PADA

DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

O

L

E

H

NAMA : WULAN KURNIA DESTY

NIM : 132600057

Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Studi

Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

i

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat, petunjuk, dan kasih-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat melakukan pembuatan Laporan Tugas Akhir (LTA) sebagai salah satu syarat

mendapatkan gelar Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

Adapun Judul yang saya angkat adalah “Target Dan Realisasi Pajak

Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan” . Dalam penulisan Laporan Tugas

Akhir ini, penulis telah berupaya maksimal untuk mendapatkan hasil yang terbaik

dengan berbagai usaha dan perjuangan. Namun sebagai manusia biasa penulis pasti

memiliki keterbatasan dan penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam pengerjaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat

membangun.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih

atas segala dukungan, pikiran, tenaga, semangat, materi dan juga doa dari semua

pihak yang telah membantu penulis menjalani masa perkuliahan dan penyusunan

tugas akhir ini kepada:

1. Bapak Dr.Muryanto Amin, S.Sos, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

ii

2. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara, M.Si Selaku Ketua Jurusan Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dan Dosen Pembimbing

yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

dengan baik.

3. Ibu Arlina SH, M.Hum Selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan FISIP USU.

4. Seluruh Staff Pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FISIP USU yang telah membimbing dan mengajarkan berbagai mata kuliah

yang sangat bermanfaat.

5. Seluruh Staff Jurusan yang telah membantu dalam pengurusan administrasi

penulis.

6. Ibu Popy Maya Syafira,SP.MM Selaku Kasi Pengolahan Data Dan Informasi

Dinas Pendapatan Kota Medan Yang telah memberikan izin dan kesempatan

atas riset Di Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.

7. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang setulusnya kepada Abah

Teguh Santoso dan Ibu Yusmiati, Spd yang telah berjuang dan sangat berjasa

dalam mengasuh dan membimbing penulis serta selalu memberikan doa yang

tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Demikian juga untuk kedua kakak tercinta Suci Mahirda Novianty dan Dwi

Susanty yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

iii

8. Seluruh teman-teman Administrasi Perpajakan 2013 FISIP USU,

terkhususnya teman-teman kelas A Administrasi Perpajakan 2013 terima

kasih sebesar-besarnya.

Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan hingga

terselenggaranya Laporan Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga

Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang memerlukannya.

Medan, 17 Juni 2016

Penulis

Wulan Kurnia Desty

NIM : 132600057

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Laporan Tugas Akhir ........................................... 1

B. Tujuan dan Manfaat Laporan Tugas Akhir ................................... 3

1. Tujuan Laporan Tugas Akhir .................................................. 3

2. Manfaat Laporan Tugas Akhir ................................................ 3

2.1 Bagi Mahasiswa ............................................................. 3

2.2 Bagi Dinas Pendapatan Kota Medan ............................. 4

2.3 Bagi Program Studi ........................................................ 5

C. Uraian Teoritis ............................................................................... 5

D. Ruang Lingkup Laporan Tugas Akhir ........................................... 6

E. Metode Laporan Tugas Akhir. ...................................................... 7

F. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 9

G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir ................................ 10

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH

KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota

Medan……………………..... ....................................................... 12

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan ........ 14

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas Pendapatan

Daerah Kota Medan ...................................................................... 16

D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan ................. 27

E. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota

Medan ............................................................................................ 27

F. Bagan Struktur Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota

Medan…… .................................................................................... 29

v

BAB III GAMBARAN DATA TARGET DAN REALISASI PAJAK

RESTORAN

A. Ketentuan Umum .......................................................................... 30

B. Pengertian Pajak Restoran ............................................................. 31

C. Objek Pajak,Subjek Pajak, dan Wajib Pajak Restoran .................. 33

D. Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Pajak dan Cara Perhitungan Pajak

Restoran ........................................................................................ 34

E. Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan

Daerah Kota Medan ....................................................................... 36

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Potensi Pajak ................................................................................. 42

B. Target dan Realisasi Pajak Restoran ............................................. 43

C. Masalah-masalah yang Dihadapi dalam Pemungutan Pajak

Restoran ......................................................................................... 48

D. Upaya-upaya Peningkatan Penerimaan melalui Pajak Restoran ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 52

B. Saran .............................................................................................. 54

DAFTAR TABEL

A. Tabel 2.1 ........................................................................................ 27

B. Tabel 4.1 ........................................................................................ 42

C. Tabel 4.2 ........................................................................................ 43

D. Tabel 4.3 ........................................................................................ 44

E. Tabel 4.4 ........................................................................................ 45

F. Tabel 4.5 ........................................................................................ 46

G. Tabel 4.6 ........................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia terus-menerus mengalami

perbaikan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sistem perpajakan dan

kesadaran masyarakat akan pajak demi meningkatkan pendapatan negara melalui

pajak dan menciptakan iklim investasi serta perekonomian yang kondusif.

Untuk membiayai program-program pembangunan pemerintah baik sektor

fisik maupun non-fisik, maka dibutuhkan sumber pendanaan dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pengeluaran atau belanja negara itu

meliputi Belanja Pemerintah Pusat dan Belanja Pemerintah Daerah. Dalam struktur

penerimaan negara, penerimaan perpajakan merupakan sumber utama penerimaan

dalam negeri untuk menopang pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan nasional. Hanya 10pajak yang yang memungkinkan suatu negara untuk

tetap bisa menegaskan keberadaannya dan mempertahankannya. Hal ini menekankan

bahwa pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri terutama dari

pajak merupakan salah satu yang tidak bisa dielakkan dimasa yang akan datang.

Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2009 bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

2

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti dalam hal ini bahwa pemungutan

pajak menganut asas legalitas artinya pemungutan pajak tersebut ditentukan dahulu di

dalam undang-undang.

Dalam penerimaan pajak saat ini, kenyataannya masih belum sesuai dengan

harapan pemerintah, disebabkan karena wajib pajak dalam membayar kewajiban

pajaknya tidak tepat waktu dan bahkan tidak sedikit perusahaan-perusahaan

melaporkan jumlah asset yang dimiliki sesuai tingkat kewajaran. Apabila para wajib

pajak khususnya di kota Medan yang melaporkan penghasilannya pasti akan

berpengaruh besar terhadap penerimaan Negara . Karena bagaimanapun juga

sebagian besar dana pembangunan nasional berasal dari Penerimaan Negara, salah

satunya melalui penerimaan pajak. Oleh karena itu untuk menunjang peningkatan

pembangunan di Indonesia, pemerintah harus lebih bekerja keras untuk mencapai

target penerimaan pajak.

Hubungan dengan Laporan Tugas Akhir (LTA) adalah agar kita mengetahui

seberapa besar target penerimaan Pajak Restoran yang ditetapkan oleh Dinas

Pendapatan Kota Medan serta realisasi yang dicapai dari Pajak Restoran tersebut,

serta salah satu syarat yang wajib dilakukan mahasiswa dalam rangka menyelesaikan

pendidikannya pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

Dengan latar belakang tersebut maka penulis membuat Tugas Akhir dengan

judul : “Target Dan Realisasi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota

Medan”.

3

B. Tujuan dan Manfaat

Laporan Tugas Akhir (LTA) merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan

oleh setiap mahasiswa dalam rangka menyelesaikan pendidikannya pada Program

Diploma III Administrasi Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

Kegiatan penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini memiliki beberapa

tujuan dan manfaat, baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas, pihak

instansi dalam hal ini Dinas Pendapatan Kota Medan begitu juga dengan perusahaan

yang dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan kegiatan Laporan Tugas Akhir

(LTA) tersebut, sebagai berikut :

1. Tujuan

1.1 Agar mengetahui berapa besar target penerimaan Pajak Restoran yang telah

ditetapkan.

1.2 Agar mengetahui berapa besar realisasi yang dicapai dari target yang telah

ditetapkan.

1.3 Agar mengetahui kendala yang dihadapi dalam pencapaian target Pajak

Restoran.

2. Manfaat

2.1 Bagi Mahasiswa

1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari di perkuliahan ke

dalam permasalahan yang dihadapi di dalam Laporan Tugas Akhir

4

(LTA) dan ikut bergabung langsung sekaligus berperan serta kedalam

lingkungan kerja.

2. Menumbuhkan dan menciptakan semangat kerja dan profesionalisme

dalam melaksanakan pekerjaan serta mengembangkan tanggung jawab

dan disiplin.

3. Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman.

2.2 Bagi Dinas Pendapatan Kota Medan

1. Sebagai sarana untuk memberikan bahan masukan dan membantu dalam

membuat keputusan serta pengambilan kebijakan pada peraturan yang

ada.

2. Agar dapat meningkatkan hubungan yang baik dengan pihak universitas.

3. Sebagai sarana dalam pengadaan pegawai atau sumber-sumber

kemampuan dalam menciptakan ide baru untuk masa yang akan datang.

4. Untuk dapat mempromosikan gambaran suatu instansi / perusahaan

serta mendorong loyalitasnya.

5. Sebagai sarana untuk dapat melakukan kerja sama dan diskusi antara

pihak instansi / perusahaan dengan mahasiswa yang melaksanakan

Laporan Tugas Akhir (LTA).

5

2.3 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

1. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Perguruan Tinggi dengan

Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang diperoleh mahasiswa

selama dalam masa perkuliahan.

3. Mempertinggi dukungan alumni pada masa yang akan datang.

4. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan dan Dinas Pendapatan Kota Medan.

5. Meningkatkan kurikulum untuk setiap disiplin ilmu sehingga mampu

mencapai standar mutu pendidikan yang bertaraf nasional.

6. Promosi sumber daya Universitas Sumatera Utara.

C. Uraian Teoritis

Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH (Zein, 2003 :11) mendefenisikan

bahwa pengertian pajak adalah sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum.

Menurut S.I. Djajadiningrat (Resmi, 2011:1) Pajak sebagai suatu kewajiban

menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,

kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai

hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,

6

tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara

kesejahteraan secara umum.

Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada

daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(UU RI No. 28 tahun 2009 tentang PDRD, 2010:3).

Pajak Daerah terdapat dalam UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah (PDRD) dimana sebelumnya telah diubah dengan UU No. 34

Tahun 2000.

Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan minuman dengan dipungut bayaran

yang mencakup juga rumah makan, cafeteria, kantin, warung, Bar, dan sejenisnya

termasuk jasa boga atau Catering.

Target adalah sasaran (batas ketentuan dan sebagainya) yang telah ditetapkan

untuk dicapai. Realisasi adalah tindakan mewujudkan atau pencapaian suatu rencana,

cita-cita, target atau keinginan.

D. Ruang Lingkup

Di dalam Laporan Tugas Akhir (LTA) penulis membatasi lingkup kegiatan

yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan Pajak Daerah khususnya Pajak

Restoran, antara lain :

7

1. Mengetahui target penerimaan Pajak Restoran yang telah ditetapkan oleh

Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Mengetahui tingkat realisasi Pajak Restoran yang telah dicapai dari target

yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan.

3. Mengetahui kendala yang dihadapi Dinas Pendapatan Kota Medan dalam

pencapaian target Pajak Restoran.

Kegiatan yang dilaksakan dalam Laporan Tugas Akhir (LTA) adalah disini

penulis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan

dengan target penerimaan Pajak Restoran dan realisasi Pajak Restoran dan akan

mencari informasi yang berasal dari Dinas Pendapatan Kota Medan sebagai bahan

referensi untuk mengetahui berapa besar target yang telah ditetapkan dan realisasi

pencapaian Pajak Restoran tersebut.

E. Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Laporan Tugas Akhir (LTA)

adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Di dalam tahap persiapan ini, penulis akan melakukan beberapa persiapan yang

dimulai dari penentuan judul, penentuan tempat pelaksanaan praktik, serta

melakukan konsultasi atau diskusi dengan dosen pembimbing dan pihak

instansi dalam hal ini adalah pihak Dinas Pendapatan Kota Medan.

8

2. Studi Literatur

Pada tahap literature ini, penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber

pustaka seperti peraturan perundang-undangan yang menyangkut dengan judul

Laporan Tugas Akhir (LTA), buku-buku perpajakan, artikel ilmiah maupun

literatur yang berhubungan dengan objek Praktik Laporan Tugas Akhir (LTA)

seperti Undang-undang, buku-buku, media teknologi informasi seperti internet

dan literatur lainnya.

3. Observasi Lapangan

Pada tahap Observasi Lapangan ini penulis melakukan observasi lapangan di

Dinas Pendapatan Kota Medan, mengenai data target penerimaan Pajak

Restoran yang telah ditetapkan dan realisasi pencapaian Pajak Restoran pada

Dinas Pendapatan Kota Medan.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang terbagi menjadi dua,

yaitu :

a. Data Primer, yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang

mengetahui dan memahami tentang Pajak Restoran.

b. Data Sekunder, yaitu data yang berasal dari dokumen administrasi peraturan-

peraturan atau dasar hukum.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Di bagian ini, setelah semua data yang diperlukan terkumpul secara lengkap

dan jelas maka penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap kebenaran data

9

atau keterangan mengenai data target penerimaan Pajak Restoran yang telah

ditetapkan dan realisasi pencapaian Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan

Kota Medan.

.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Kegiatan mengajukan beberapa pertanyaan dengan para petugas yang

mengetahui dan memahami permasalahan tentang target penerimaan Pajak

Restoran dan realisasi pencapaian Pajak Restoran yang berpotensi mendukung

hasil laporan untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

2. Observasi

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data secara langsung dengan terjun

ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar, dan

meneliti bagaimana besaran target penerimaan Pajak Restoran dan Realisasinya

pada instansi pemerintahan tersebut.

3. Dokumentasi

Yaitu Kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar

dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi maupun Wajib Pajak. Penulis

juga melakukan pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan bacaan di

perpustakaan, Undang-Undang Perpajakan, Peratuaran Pemerintah, Keputusan

Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran, dan

10

sumber lainnya yang berhubungan dengan Tugas Akhir penulis, untuk

memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini.

G. Sistematika Penulisan Data

Sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan dalam bab ini akan dibahas mengenai latar

belakang Laporan Tugas Akhir (LTA), tujuan dan manfaat

Laporan Tugas Akhir (LTA), Uraian Teoritis, Ruang Lingkup

Laporan Tugas Akhir (LTA), Metode Laporan Tugas Akhir

(LTA), Metode Pengumpulan Data, Sistematika Penulisan

Data.

BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA

MEDAN

Dalam bab ini akan dibahas secara singkat sejarah berdirinya

instansi, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi,

dan gambaran pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB III : GAMBARAN DATA TARGET DAN REALISASI

PAJAK RESTORAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertian dan

ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan perpajakan, khususnya tentang Pajak Restoran.

11

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis akan menguraikan analisis dan evaluasi

data target penerimaan Pajak Restoran dan realisasi

pencapaian Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Kota

Medan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan mengenai masalah yang diangkat

sebagai dasar pemilihan judul penulis dan saran untuk

menanggapi Wajib Pajak yang tidak patuh terhadap

kewajibannya serta terhadap pelaksanaan Laporan Tugas

Akhir (LTA) agar lebih baik di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu Sub Bagian pada

Bagian Keuangan yang mengelolah bidang penerimaan dan pendapatan Daerah. Pada

sub ini tidak terdapat lagi sub seksi, karena pada saat ini Wajib Pajak/Wajib Pajak

Retribusi yang berdomisili di daerah Kota Medan belum begitu banyak.

Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan

penduduk di kota Medan melalui Peraturan Daerah sub bagian keuangan tersebut di

ubah menjadi bagian IX/ Pendapatan. Pada Bagian IX /Pendapatan dibentuklah

beberapa seksi yang mengelola Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah yang

merupakan para Wajib Pajak / Wajib Pajak Retribusi Daerah Kota Medan.

Sehubungan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD7/12/41-

10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah diseluruh

Indonesia, maka Pemerintah Daerah Kota Medan berdasarkan Peraturan Daerah

Nomor 12 tahun 1987, menyesuaikan atau membentuk struktur organisasi Dinas

Pendapatan Daerah yang baru ini dibentuklah seksi-seksi Administrasi Dinas

Pendapatan Daerah.

Bagian Tata Usaha terdiri dari 3 Kepala Sub Bagian. Peningkatan penerimaan

pendapatan daerah melalui Sub Sektor Perpajakan, Retribusi Daerah, Pendapatan

13

Daerah lainnya serta peningkatan pemungutan Pajak Parkir yang merupakan

kontribusi yang cukup penting bagi Pemerintah Daerah.

Meningkatnya Pendapatan Daerah hendaknya tidak harus ditempuh dengan

cara menaikkan tarif saja, tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki atau

menyempurnakan administrasi, sistem dan prosedur serta organisasi dari Dinas

Pendapatan Daerah yang ada sekarang. Namun kondisi saat ini dirasakan tuntutan

untuk perlunya meninjau kembali dan penyempurnaan Manual Pendapatan Daerah

(MAPATDA) dimaksud seiring dengan tuntutan gerak pembangunan yang sedang

berjalan terutama dari pola pendekatan yang selama ini dilakukan secara sektorat

perlu diubah secara fungsional dan disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah

yang paling akhir dibidang Perpajakan, maka penyempurnaan telah dilaksanakan

secara sungguh-sungguh sehingga berhasil disusun Manual Pendapatan Daerah

(MAPATDA).

Adapun penyempurnaan dimaksudkan dituangkan didalam :

1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 tanggal 26 Mei

1988, tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan Pendapatan

Daerah lainnya serta pemungutan Pajak Parkir diseluruh Indonesia.

2. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang

pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988.

3. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1988, tentang pelaksanaan

organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Medan.

14

Penyempurnaan sistem dan prosedur perpajakan dan Organisasi Pendapatan

Kota Medan atau Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) yang dilaksanakan

bertahap dan penyempurnaan ini merupakan berdasarkan Surat Edaran Menteri

Dalam Negeri Nomor 061/1867/PUOD, tanggal 2 Mei 1988, Instruksi Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Sumetera Utara Nomor 188.342.20/1991, tanggal 11 Maret

1991, yang terakhir diubah dengan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor

188.342/790/SK/1991, tentang pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 1991

tentang susunan organisasi dan tata cara kerja Dinas Pendapatan Kota Medan.

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan

Untuk memperlancar dan mengatur kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan

aktifitasnya, Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan telah membuat struktur

organisasi. Stuktur organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan

yang efektif yakni terciptanya garis koordinasi yang baik serta adanya hubungan yang

baik antara pimpinan dengan bawahan.

Untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Dinas Pendapatan Kota

Medan dan untuk pencapaian tujuan maka diadakan pembagian tugas dan fungsi

masing-masing sehingga memudahkan mengawasi pekerjaan. Dengan adanya

pembagian tugas yang dituangkan dalam struktur organisasi akan memberikan

penjelasan tentang batas-batas wewenang dan tanggung jawab.

Struktur organisasi yang digunakan untuk Dinas Pendapatan Kota Medan

adalah bentuk organisasi garis dimana bentuk tersebut menggunakan sistem

15

koordinasi mengalir dari pimpinan ke bawahan secara langsung dimana pihak

bawahan bertanggung jawab kepada pimpinan atas pekerjaaan yang diberikan

kepadanya.

Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan terdiri dari :

1. Dinas

2. Sekretariat, membawahkan :

1.1. Sub Bagian Umum

1.2. Sub Bagian Keuangan

1.3. Sub Bagian Penyusunan Program

3. Bidang Pendapatan dan Penetapan,

3.1. Seksi Pendatan dan Pendaftaran

3.2. Seksi Pemeriksaan

3.3. Seksi Penetapan

3.4. Seksi Pengolahan dan Informasi

4. Bidang Penagihan, Membawahkan:

4.1. Seksi Pembukuan dan Vertifikasi

4.2. Seksi Penagihan dan Perhitungan

4.3. Seksi Pertimbangan dan Restitusi

5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan, Terdiri Atas:

5.1. Seksi Bagi Hasil Pajak

5.2. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

5.3. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

16

5.4. Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah, Terdiri Atas:

6.1. Seksi Pengembangan Pajak

6.2. Seksi Pengembangan Retribusi

6.3. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain

7. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan

Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan

Keputusan Walikota Medan Nomor 1 tahun 2010, pasal 2 tentang Rincian Tugas

Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan.

Dalam Peraturan Walikota, yang dimaksud yaitu :

1. Daerah adalah Kota Medan

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan

3. Walikota adalah Walikota Medan

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Medan

5. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan

6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan

7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unsur pelaksana teknis pada Dinas yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

17

8. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang

tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai

kebutuhan daerah.

Adapun tugas pokok dari Kepala Dinas dan masing-masing seksi pada Kantor

Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh

Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas menyelenggarakan fungsi :

1.1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan.

1.2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pendapatan.

1.3. Pembinaan dan pelaksanaan tgas di bidang pendapatan.

1.4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2. Sekretariatan

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan

18

sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administasi

umum, keuangan dan penyusunan program.

Adapun fungsi sekretariatan adalah sebagai berikut:

2.1. penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan.

2.2. pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas.

2.3. pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan

Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan

kerumahtanggaan Dinas.

2.4. pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan

organisasi, dan ketatalaksanaan.

2.5. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas.

2.6. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

2.7. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

2.8. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Bagian sekretariatan terdiri dari beberapa sub dan tugas-tugas pokok, yaitu:

a. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

sekretariat lingkup administrasi Umum.

b. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

19

c. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

3. Sub Bidang Pendataan dan Penetapan

Bidang Pendataan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang,yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

3.1. Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Dinas lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan

penetapan, dan pengolahan data informasi

3.2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pendataan dan Penetapan

menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pendataan dan

Penetapan.

b. penyusunan petunjuk teknis ruang lingkup pendataan, pendaftaran,

pemeriksaan penetapan, dan pengolahan data dan informasi.

c. melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib

retribusi dan pendapatan daerah lainnya.

d. pelaksanaan pengolahan dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan

Pajak Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD),

hasil pemeriksaan dari instansi yang terkait.

20

e. pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan

pendapatan daerah lainnya.

f. perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak

dan Wajib Retribusi.

g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

pendataan dan penetapan.

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Adapun Bidang pendataan dan pendaftaran terdiri dari beberapa seksi dan

tugas-tugas pokok, yaitu:

a. Seksi pendataan dan pendaftaran

Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang

pendataan dan penetapan lingkup pendataan dan pendaftaran.

b. Seksi pemeriksaan

Seksi ini mempunyai tugas pokok sebagian bidang pendataan dan

penetapan lingkup pemeriksaan.

c. Seksi penetapan

Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang

pendataan dan penetapan pokok pajak daerah / pokok retribusi daerah.

d. Seksi pengolahan data

Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang

pendataan dan penetan lingkup data dan informasi.

21

4. Bidang Penagihan

Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bagian Penagihan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

4.1. Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan,

pertimbangan, dan restitusi.

4.2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Penagihan mempunyai tugas dan

fungsi yaitu :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Penagihan.

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan,

perhitungan, pertimbangan dan restitusi.

c. pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah

dan pendapatan daerah lainnya.

d. pelaksanaan penagihan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan

pendapatan daerah lainnya.

e. pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan atas pajak

daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

f. pelaksanaan telaan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib

pajak atas permohonan wajib pajak.

g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

penagihan.

22

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepada Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Adapun bidang pelaksanaan terdiri dari beberapa seksi dan tugas-tugas pokok,

yaitu :

a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi

Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi.

b. Seksi Penagihan dan Perhitungan

Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan

tugas Bidang Penagihan dan Perhitungan.

c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi

Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi.

5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan

Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu:

5.1. Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak,

penatausahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian

pandapatan.

23

5.2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Bagi Hasil Pendapatan

menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil

Pendapatan.

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasi pajak dan bukan

pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian

pendapatan.

c. pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak,

DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.

d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan

bukan pajak, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.

e. pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak/ bukan

pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak/bukan pajak pusat, DAU, DAK,

dan lain-lain pendapatan yang sah.

f. pelaksanaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan

pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan, dan lain-

lain pendapatan yang sah.

g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang bagi

hasil pendapatan.

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya .

24

Adapun bidang pelaksanaan terdiri dari beberapa seksi dan tugas-tugas pokok,

yaitu:

a. Seksi Bagi Hasil Pajak

Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil pajak.

b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan pajak.

c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penatausahaan bagi

hasil.

d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan

Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil

Pendapatan lingkup peraturan perundang-undangan dan kajian

pendapatan.

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok dan

fungsi, yaitu:

25

6.1. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi

dan pendapatan lain-lain.

6.2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan

Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan

Pendapatan Daerah.

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak, retribusi

dan pendapatan lain-lain.

c. pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan

pendapatan lainnya.

d. penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah.

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

pengembangan pendapatan daerah.

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Adapun bidang pelaksanaan terdiri dari beberapa seksi beserta tugas-tugas

pokok, yaitu :

a. Seksi Pengembangan Pajak

Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup

pengembangan pajak.

26

b. Seksi Pengembangan Retribusi

Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup

pengembangan retribusi.

c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain

Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain memiliki tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan lain-

lain.

7. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis

ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Adapun peraturan yang berlaku, yaitu :

8.1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang

diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

8.2. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional, dipimpin oleh Tenaga Fungsional

Senior yang ditunjuk.

8.3. Jumlah tenaga kerja fungsional, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

27

8.4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Medan

Visi Dinas Pendapatan Kota Medan yaitu “Terwujudnya Pendapatan Daerah

Sebagai Andalan Pembiayaan Pembangunan Daerah”.

Sedangkan Misi Dinas Pendapatan Kota Medan, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap sumber dan pengelola pendapatan

daerah.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana dinas.

3. Intensifikasi dan ekstensifikasi subjek dan objek pajak.

4. Meningkatkan penegakan hukum.

E. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan

Sebagai gambaran umum mengenai pegawai yang ada pada Dinas Pendapatan

Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1

Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan 2016

No Bagian/subdis/bendahara/swekelola Jumlah

1. Kepala Dinas 1 orang

2. Sekretariat 67 orang

28

3. Bidang Pengembangan 28 orang

4. Bidang Penagihan 47 orang

5. Bidang pendataan dan Penetapan 81 orang

6. Bidang bagi Hasil Pajak 82 orang

7. Unit Pelaksana Teknis 77 orang

8. Pegawai Honorer 110 orang

9. Pegawai Harian Lepas (UPT) 341 orang

Jumlah PNS/Pegawai Honor 834 orang

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan

Keterangan :

Cleaning Service : 27 orang

Security : 30 orang

29

F. Bagan Struktur Dinas Pendapatan Kota Medan

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan

KEPALA

DINAS SEKRETARI

S

KASUBBA

G

UMUM

KASUBBAG

KEUANGA

N

KASUBBAG

PENYUSUNAN

PROGRAM

KABID BAGI

HASIL

PENDAPATAN

KABID

PENGEMBANGAN

PENDAPATAN DAERAH

KASI BAGI

HASIL

PAJAK KASI BAGI HASIL

BUKAN PAJAK

KASI

PENATAUSAHAAN

BAGI HASIL KASI PERATURAN PER UU

AN

DAN PENGKAJIAN PEND.

KASI

PENGEMBANGAN

PAJAK KASI

PENGEMBANGAN

RETRIBUSI KASI PENGEMBANGAN

PENDAPATAN LAIN-

LAIN

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KABID

PENAGIHAN KASI PEMBUKUAN

&

VERIFIKASI KASI PENAGIHAN

&

PERHITUNGAN

KASI PERTAMBANGAN

&

RESTITUSI

KABID PENDATAAN

&

PENETAPAN

KASI PENDATAAN

&

PENDAFTARAN KASI

PEMERIKSAAN KASI

PENETAPAN KASI

PENGELOLAHAN

DATA & INFORMASI

UPT

BAB III

GAMBARAN DATA TARGET DAN REALISASI PAJAK RESTORAN

A. Ketentuan Umum

Dalam UUD RI 1945 yaitu pasal 23 A menyatakan bahwa “ Pajak dan

Pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan undang-

undang”, Pasal tersebut menunjukkan bahwa pengaturan bidang perpajakan bukan

hanya sekedar hak tetapi merupakan kewajiban warga Negara yang harus dilakukan

oleh Negara, sekaligus sebagai bentuk identitas dalam pengaturan bidang perpajakan.

1. Pengertian Pajak

Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH

“Pajak adalah Iuaran kepada kas Negara berdasarkan Undang- undang ( yang

dapat dipaksakan ) dengan tidak mendapat jasa imbal ( kompensasi ) yang langsung

dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Erly

Suandy 2002:11)

Menurut Prof.Dr.M.J.H.Smeet

“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-

norma umum,dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraperstasi yang

dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai

pengeluaran pemerintah. (Erly Suandy 2002:11)

31

Dari defenisi tersebut,dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pajak adalah :

1. Iuran dari Rakyat Kepada Negara

Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara.Iuran tersebut berupa uang

(bukan barang)

2. Berdasarkan undang-undang

Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya.

3. Tanpa Jasa Timbal Balik atau kontra prestasi dari Negara yang secara

langsung dapat di tunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan

adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

2. Pengertian Pajak Daerah

Pajak daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah Kontribusi Wajib Kepada

daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat (Menurut Undang-Undang No 28 Tahun2009)

B. Pengertian Pajak Restoran

Pajak Restoran adalah Pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan

oleh Restoran.( Peraturan Daerah Kota Medan nomor 5 tahun 2011 pasal 1 (8).

32

Dalam Pemungutan Pajak Restoran terdapat beberapa terminologi yang perlu

diketahui terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini :

1. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan minuman dengan dipungut

bayaran yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar

dan sejenisnya, termasuk usaha jasa boga dan katering.

2. Pengusaha Restoran adalah Orang pribadi atau Badan dalam bentuk

apapun,yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjanya melakukan

usaha dibidang rumah makan.

3. Bon penjualan (bill) adalah bukti pembayaran,yang sekaligus sebagai bukti

pungutan pajak,yang dibuat oleh wajib pajak saat mengajukan pembayaran

atas pembelian makanan dan minuman kepada subjek pajak.

Dasar Hukum Pemungutan Pajak Restoran pada suatu Kabupaten atau Kota

adalah sebagai dibawah ini :

1. Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

2. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pajak

Restoran.

3. Keputusan Walikota Medan Nomor 31 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pajak Restoran.

33

C. Objek, Subjek dan Wajib Pajak Restoran

1. Objek Pajak Restoran

Yang merupakan Objek Pajak Restoran adalah Setiap pelayanan dan fasilitas

penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup

juga rumah makan, cafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa

boga/catering,dan meliputi penjualan makanan atau minuman ditempat yang disertai

tempat penyantapan maupun di antar dan di bawa pulang. (UU No 28 tahun 2009

pasal 37 (1) dan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 tahun 2011 pasal 2 (2 dan 3) ).

Objek Pajak Restoran yang dikecualikan yaitu Pelayanan yang disediakan

oleh Restoran yang nilai penjualannya tidak melebihi batas tertentu yang ditetapkan

dengan peraturan daerah ( UU No 28 tahun 2009 pasal 37(3) )

Untuk daerah Kota Medan yang tidak termasuk objek pajak adalah pelayanan

yang disediakan di restoran yang nilai omset penjualannya tidak melebihi Rp

9.000.000 (Sembilan juta) setiap bulan nya. (Peraturan Daerah Kota Medan No 5

tahun 2011 Pasal 2 (4))

2. Subjek Pajak Restoran

Subjek Pajak Restoran adalah Orang pribadi atau Badan yang membeli

makanan dan/atau minuman dari Restoran.(Peraturan Daerah Kota Medan No 5

tahun 2011 Pasal 1 (10) ).

3. Wajib Pajak Restoran

Yang menjadi Wajib Pajak Restoran adalah Orang pribadi atau badan yang

mengusahakan restoran / rumah makan.

34

Dengan demikian, subjek pajak dan wajib pajak pada pajak restoran tidak

sama. Konsumen yang menikmati pelayanan restoran merupakan subjek pajak yang

membayar (menanggung) pajak sedangkan pengusaha restoran bertindak sebagai

wajib pajak.

D. Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Pajak dan Cara Perhitungan Pajak Restoran

1. Dasar Pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang

dilakukan atas pelayanan yang dilakukan restoran/rumah makan.

Pembayaran adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh subjek pajak kepada

wajib pajak untuk harga jual baik jumlah uang yang dibayarkan maupun

penggantian yang seharusnya diminta wajib pajak sebagai penukaran atas pembelian

makanan atau minuman, termasuk pula semua tambahan dengan nama apapun juga

dilakukan berkaitan dengan dunia usaha lainnya.

2. Tarif Pajak Restoran

Tarif pajak restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dan ditetapkan

oleh kabupaten/kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan

keleluasan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang

dipandang dengan sesuai kondisi masing-masing.

35

3. Cara Perhitungan Pajak Restoran

Besarnya pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak restoran. Secara umum

perhitungan pajak restoran adalah sesuai dengan rumus berikut :

Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak X Jumlah Pembayaran yang dilakukan kepada

restoran.

Contoh :

Pada tanggal 28 Mei 2014, Tuan Budi mengkonsumsi makanan dan minuman

di restoran Andi dengan jumlah Rp. 350.000. Hitung besarnya pajak restoran

yang dikenakan terhadap Tuan Budi.

Jawab :

Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak X Jumlah Pembayaran yang dilakukan kepada

restoran.

= 10% X Rp. 550.000

= Rp. 55.000

36

E. Mekanisme pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Kota

Medan

Pemungutan Pajak Restoran adalah suatu rangkaian mulai dari penghimpunan

data objek pajak restoran dan subjek pajak restoran, dengan penentuan besarnya pajak

restoran yang terutang sampai kegiatan menerima pembayaran pajak restoran tersebut

dari wajib pajak. Untuk itu wajib pajak terlebih dahulu melaporkan jenis usahanya

kepada Dinas Pendapatan Kota Medan. Dengan mekanisme sebagai berikut :

1. Pengukuhan Wajib Pajak

Wajib Pajak Restoran mendaftarkan usahanya kepada Dinas Pendapatan Kota

Medan dalam jangka waktu tertentu selambat-lambatnya tiga puluh hari sebelum

dimulainya kegiatan usahanya. Untuk dikukuhkan dan diberikan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP). Jangka waktu ini sesuai dengan jangka waktu yang

ditentukan oleh bupati atau walikota dimana restoran tersebut dipungut.

Surat keputusan pengukuhan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendapatan

tidak merupakan dasar untuk menentukan mulai saat pajak terutang Pajak Restoran,

tetapi hanya merupakan sarana administrasi dan pengawasan bagi petugas Dinas

Pendapatan. Apabila pengusaha restoran atau rumah makan tidak mendaftarkan

usahanya dalam jangka waktu yang ditentukan, kepala dinas pendapatan daerah

akan menetapkan pengusaha tersebut untuk pemberian nomor pengukuhan dan

NPWP dan bukan merupakan penetapan besarnya pajak terutang. Tata cara

pelaporan dan pengukuhan wajib pajak ditetapkan oleh Bupati/Walikota dengan

surat keputusan.

37

2. Pendaftaran dan Pendataan

Untuk mendapatkan data wajib pajak, dilaksanakan pendaftaran dan

pendataan terhadap wajib pajak. Kegiatan pendaftaran dan pendataan diawali

dengan mempersiapkan dokumen yang diperlukan, berupa formulir pendaftaran dan

pendataan, kemudian diberikan kepada wajib pajak. Setelah dokumen disampaikan

kepada wajib pajak, wajib pajak mengisi formulir dengan jelas, lengkap serta

mengembalikan kepada petugas pajak. Selanjutnya, petugas pajak mencatat formulir

pendaftaran dan pendataan yang dikembalikan wajib pajak berdasarkan nomor urut

dan digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan NPWPD.

3. Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (STPD)

Wajib Pajak Restoran wajib melaporkan Kepada Bupati/Walikota dalam

praktiknya Kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota tentang

perhitungan dan pembayaran pajak restoran yang terutang. Wajib pajak yang setelah

memiliki NPWPD setiap awal masa pajak wajib mengisi SPTPD. SPTPD diisi

dengan jelas, lengkap, dan benar serta ditandatangani oleh wajib pajak atau

kuasannya dan disampaikan kepada Walikota/Bupati atau pejabat yang ditunjuk

sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Umumnya SPTPD harus disampaikan

selambat-lambatnya lima belas hari setelah berakhirnya masa pajak. Seluruh data

perpajakan yang diperoleh dari daftar isian tersebut dihimpun dan dicatat atau

dituangkan dalam berkas atau kartu data yang merupakan hasil akhir, yang akan

dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan dan penetapan pajak terutang.

38

Keterangan dan dokumen yang harus dicantumkan dan atau dilampirkan pada

SPTPD ditetapkan oleh Walikota Kota Medan.

4. Penetapan Pajak Restoran

Berdasarkan SPTPD yang disampaikan oleh wajib pajak dan pendataan yang

dilakukan oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah, Walikota atau Pejabat yang

ditunjuk oleh Walikota menetapkan Pajak Restoran yang terutang dengan

menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). SKPD harus dilunasi oleh

wajib pajak paling lama tiga puluh hari sejak diterimanya SKPD oleh wajib pajak

atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh Walikota. Apabila setelah lewat waktu

yang ditentukan wajib pajak tidak atau kurang bayar pajak terutang SKPD, wajib

pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar dua persen sebulan dan

ditagih dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD).

5. Pembayaran Pajak Restoran

Pembayaran Pajak Restoran dilakukan wajib pajak dengan menyetorkan pajak

ke kas daerah, bank, atau tempat lain yang ditunjuk oleh Walikota dengan

menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD). Pembayaran pajak harus

dilakukan sekaligus atau lunas. Namun, dalam keadaan tertentu Walikota atau

pejabat yang ditunjukkan dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk

mengangsur pajak restoran terutama dalam kurun waktu tertentu.Kepada wajib

39

pajak yang melakukan pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan

dicatat dalam buku penerimaan.

6. Penagihan Pajak Restoran

Apabila Pajak Restoran yang terutang tidak dilunasi setelah jatuh tempo

pembayaran, Walikota, atau Pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan

penagihan pajak. Penagihan pajak dilakukan terhadap pajak terutama dalam SKPD,

SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus

dibayar bertambah.

Tata Cara Penagihan Pajak Restoran yaitu:

a. Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis sebagai awal

tindak pelaksanaan Penagihan Pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh

tempo pemabayaran.

b. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka

waktu sebagaimana telah ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat

Peringatan atau Surat lain yang sejenisnya, jumlah pajak yang masih harus

dibayar dengan surat paksa.

c. Pejabat menerbitkan Surat Paksa segera telah lewat 21 (dua puluh satu) hari

sejak tanggal surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang

sejenisnya.

40

d. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 X 24

jam sesudah tanggal pemberitahuan surat paksa, pejabat segera menerbitkan

Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP).

e. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang

pajaknya, setelah lewat 10 (sepuluh) hari sejak pelaksanaan surat perintah.

Melaksanakan penyitaan, pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal

Pelelangan pada Kantor Lelang Negara.

f. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam, dan tempat

lelang, jurusita, memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada wajib

pajak.

g. Bentuk, jenis dan isi formulir yang digunakan untuk pelaksanaan penagihan

pajak daerah ditetapkan oleh kepala daerah.

Dengan mekanisme diatas Pajak Restoran dapat dipungut dengan sistem yang

berlaku di Indonesia, menurut Undang-undang No. 18 Tahun 1997 dan Undang-

undang No. 34 Tahun 2000 Pemungutan Pajak menggunakan 3 sistem pemungutan

pajak, yaitu :

1 Self Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan

sendiri pajak daerah yang terutang.

2 Official Asesement System yaitu pemungutan pajak daerah berdasarkan kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang Surat

Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

41

3 With Holding System yaitu sistem pemungutan yang memberi wewenang

kepada pihak ke 3 (tiga) bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang

bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Namun, pada

Dinas Pendapatan Kota Medan, sistem pemungutan yang digunakan adalah

Self Assessment System.

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Potensi Pajak

Dengan berkembang pesatnya masyarakat di kota Medan, mendorong

pengusaha untuk membuka usaha restoran yang sesuai dengan selera dan keinginan

masyarakat yang beraneka ragam. Pajak Restoran merupakan sumber dana permanen

dari salah satu pajak daerah yang memberikan kontribusi setiap tahun dalam

penyusunan anggaran Negara. Dengan banyaknya restoran tersebut, maka Dinas

Pendapatan Kota Medan mengelompokkan restoran tersebut dalam beberapa

klasifikasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Jumlah Wajib Pajak Restoran Yang Terdaftar Pada Dinas Pendapatan

Kota Medan Tahun 2011-2015

No Klasifikasi Restoran Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2103

Tahun

2014

Tahun

2015

1 Restoran Cepat Saji 59 68 77 87 89

2 Restoran Khas Daerah 51 62 69 76 81

3 Restoran Nasional 127 171 271 482 654

4 Warung Nasi/Kedai

Kopi/dll 260 278 304 360 369

JUMLAH 497 579 721 1005 1193

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

43

B. Target dan Realisasi Pajak Restoran

1. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan

Kota Medan Tahun 2011

Tabel 4.2

Penerimaan Pajak Restoran Tahun Anggaran 2011

No Pajak Restoran Target Realisasi %

1 Restoran Cepat Saji 47.844.828.325 33.328.698.546 69,66

2 Restoran Nasional 33.210.369.013 24.100.129.272 72,56

3 Restoran Khas Daerah 8.896.204.242 5.997.876.212 67,42

4 Warung Nasi/Kedai

Kopi/dll 6.258.039.809 5.272.667.914 82,42

JUMLAH 96.209.441.389 70.485.458.322 73,20

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

Berdasarkan tabel diatas kita dapat melihat pada tahun 2011 realisasi

penerimaan pajak restoran sebesar 70.485.458.322 dan target yang ditetapkan

oleh Dinas Pendapatan Kota Medan sebesar Rp 96.209.441.389 ini berarti

penerimaan pajak restoran belum mencapai target sebesar 25.723.983.067 atau

sekitar 73,20 %.

44

2. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan

Kota Medan Tahun 2012

Tabel 4.3

Penerimaan Pajak Restoran Tahun Anggaran 2012

No Pajak Restoran Target Realisasi %

1 Restoran Cepat Saji 56.926.999.441 36.491.589.838 64,10

2 Restoran Nasional 37.701.870.340 32.286.119.172 85,64

3 Restoran Khas Daerah 8.837.513.179 7.529.086.415 85,19

4 Warung Nasi/Kedai

Kopi/dll 9.743.058.040 6.781.898.129 69,61

JUMLAH 113.209.441.000 83.182.567.951 73,48

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

Pada tahun 2012 Dinas Pendapatan Kota Medan menetapkan target

penerimaan pajak restoran sebesar Rp. 113.209.441.000 akan tetapi realisasi

penerimaan yang dicapai hanya sebesar Rp. 83.182.567.951. Dalam hal ini

penerimaan pajak restoran kurang mencapai target sebesar Rp. 30.026.873.049

atau sekitar 73,48 %.

45

3. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan

Kota Medan Tahun 2013

Tabel 4.4

Penerimaan Pajak Restoran Tahun Anggaran 2013

No Pajak Restoran Target Realisasi %

1 Restoran Cepat Saji 56.926.999.442 38.876.189.700 68,29

2 Restoran Nasional 37.701.870.339 35.474.265.500 94,09

3 Restoran Khas

Daerah 8.837.513.179 7.419.095.278 83,95

4 Warung Nasi/Kedai

Kopi/dll 9.743.058.040 9.820.672.580 100,80

JUMLAH 113.209.441.000 91.590.223.059 80,90

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

Pada tahun 2013 target pajak restoran yang ditetapkan Dinas Pendapatan

Kota Medan sebesar Rp. 113.209.441.000 dan realisasi penerimaannya sebesar

Rp. 91.590.223.059. Ini berarti pada tahun 2013 realisasi penerimaan pajak

restoran tidak mencapai target sebesar Rp. 21.619.217.941 atau sekitar 80,90

%.

46

4. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan

Kota Medan Tahun 2014

Tabel 4.5

Penerimaan Pajak Restoran Tahun Anggaran 2014

No Pajak Restoran Target Realisasi %

1 Restoran Cepat Saji 56.926.999.441 42.147.971.210 74,04

2 Restoran Nasional 37.701.870.340 47.907.501.741 127,07

3 Restoran Khas Daerah 8.837.513.179 7.727.361.426 87,44

4 Warung Nasi/Kedai

Kopi/dll 9.743.058.040 8.646.717.795 88,75

JUMLAH 113.209.441.000 106.429.552.172 94,01

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

Pada Tahun 2014 total realisasi penerimaan pajak restoran sebesar Rp.

106.429.552.172 sedangkan target ditetapkan sebesar Rp. 113.209.441.000

dalam hal ini berarti penerimaan pajak restoran tidak mencapai target sebesar

Rp. 6.779.888.828 atau sekitar 94,01 %.

5. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan

Kota Medan Tahun 2015

Tabel 4.6

Penerimaan Pajak Restoran Tahun Anggaran 2015

No Pajak Restoran Target Realisasi %

1 Restoran Cepat Saji 60.634.305.314 45.002.187.322 74,21

2 Restoran Nasional 48.349.021.415 60.936.967.096 126,03

3 Restoran Khas Daerah 10.478.647.833 7.851.987.487 74,93

4 Warung Nasi/Kedai

Kopi/dll 3.753.862.521 10.618.475.224 282,86

JUMLAH 123.215.837.083 124.409.617.130 100,97

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

47

Selanjutnya pada tahun 2015 target pajak restoran yang ditetapkan

Dinas Pendapatan Kota Medan sebesar Rp.123.215.837.083 dan realisasi

penerimaannya sebesar Rp. 124.409.617.130. Ini berarti pada tahun 2015

realisasi penerimaan pajak restoran sudah mencapai target sebesar Rp

1.193.780.047 atau sekitar 100,97 %.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh penulis, bisnis restoran

memang patut diperhitungkan sebagai kontributor Pendapatan Asli Daerah

Kota Medan. Betapa tidak, kontributor sektor ini termasuk andalan pasokan

Pendapatan Asli Daerah bagi pemerintah Kota Medan. Apalagi Kota Medan

termasuk 5 besar kota terbesar di Indonesia tentunya mobilitas perekonomian

cukup berjalan tinggi dimana dengan banyaknya tersedia restoran akan

mendatangkan penerimaan yang banyak bagi Pendapatan Asli Daerah, berarti

makin banyak restoran semakin banyak penerimaan yang akan diperoleh.

Sampai saat ini kontribusi terbesar dalam dunia bisnis diperoleh lewat pajak

restoran. Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh dari pajak restoran berasal

dari banyaknya pengunjung atau pembeli yang mendatangi tempat-tempat

makan/minum.

Kontribusi pajak restoran yang selama ini dipungut tentunya akan

menambah Pendapatan Asli Daerah dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang bermanfaat bagi proses pembiayaan pembangunan

dan juga digunakan untuk berbagai pelayanan umum yang berguna untuk

48

menambah keindahan pembangunan Kota Medan. Oleh karena itu, diharapkan

dapat menambah pemasukan ke kas daerah dari sisi penerimaan pajak restoran.

C. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Dalam Pemungutan Pajak Restoran

Adapun masalah-masalah yang dihadapi dalam pemungutan pajak restoran

adalah :

1. Kurangnya ketenagakerjaan yang ada di Dinas Pendapatan Kota Medan untuk

jumlah Wajib Pajak yang banyak.

2. Data-data yang tidak sesuai dengan wajib pajak. Biasanya data yang

menyangkut identitas Wajib Pajak seperti Nama, Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), dan alamat.

3. Wajib Pajak belum melaksanakan pembayaran sesuai dengan Ketetapan Pajak

Daerah (SKPD) yang telah diterbitkan (penunggak pembayaran). Wajib Pajak

belum membayar sepenuhnya atau hanya membayar sebagian dari tagihan

pajak mereka.

4. Pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak tidak sesuai dengan nilai yang

tercantum dalam SKPD, Dalam SKPD sudah ada tercantum berapa besar pajak

yang dikeluarkan atau dibayar wajib pajak tersebut akan tetapi wajib pajak

hanya membayar segagian atau mengangsur pembayaran pajak mereka.

5. Terdapat beberapa wajib pajak yang menutup usahanya. Banyaknya wajib pajak

menutup usaha mungkin dikarenakan objek pajak restoran tersebut mengalami

kebangkrutan sehingga harus menutup usaha mereka

49

6. Masih terdapat wajib pajak yang belum menyampaikan SPTPD, Banyak Wajib

Pajak yang belum menyampaikan SPTPD mungkin dikarenakan wajib pajak

berada di luar negeri , wajib pajak tersebut meninggal dunia.

7. Wajib Pajak belum sepenuhnya melaporkan dan membayar pajak sendiri sesuai

dengan yang dikutip dari subjek pajak.

8. Wajib Pajak tersebut tidak sepenuhnya melaporkan berapa penghasilan yang

dihasilkan dari subjek Pajak akan tetapi wajib pajak hanya melaporkan

sebagian saja,agar jumlah pajak juga dibayar sedikit.

9. Kendala juga datang dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, kendala yang

ada pada hal kelengkapan sarana dan prasarana yang meliputi kurangnya media

umtuk mengolah dan menyimpan data Wajib Pajak seperti komputer dan alat

transportasi.

D. Upaya-Upaya Peningkatan Penerimaan Melalui Pajak Restoran

Agar penerimaan pajak restoran dapat mencapai target yang telah ditentukan,

maka diperlukan langkah-langkah atau upaya-upaya yang perlu dilakukan demi

penerimaan pajak restoran tersebut, antara lain :

1. Melaksanakan Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak dengan

melaksanakan penjagaan.

Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet pajak restoran tersebut sangatlah

penting. Karena dalam omzet Wajib Pajak sering sekali memanipulasi data-data

omzet mereka agar dapat memperkecil biaya pajak restoran mereka.

50

2. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk dapat bekerja

optimal melalui rapat evaluasi.

Setiap petugas pajak dilapangan haruslah dapat bekerja secara optimal karena

pada saat ini banyak wajib pajak restoran yang melakukan pembayaran yang

tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD dengan cara rapat

evaluasi.

3. Melaksanakan pemeriksaan langsung terhadap Wajib Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak harus menunjukkan petugas pajak untuk memeriksa

data-data yang telah diberikan oleh wajib pajak kepada kantor Direktorat

Jenderal Pajak agar tidak terjadi pemalsuan omzet-omzet yang di dapat tiap

bulan oleh wajib pajak restoran tersebut.

4. Melakukan Penyuluhan terhadap setiap daerah supaya mesyarakat bisa sadar

membayar pajak.

Petugas pajak juga harus melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar bisa

sadar membayar pajak karena dengan membayar pajak maka negara kita akan

sejahtera.

5. Melakukan penagihan langsung kepada Wajib Pajak

Selain dikeluarkannya SPTPD,petugas pajak seharusnya juga melakukan

penagihan langsung kepada wajib pajak restoran tersebut. Agar dapat

melakukan pendekatan kepada Wajib Pajak yang melaksanakan pembayaran

yang tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD

51

6. Menyampaikan surat teguran pada Wajib Pajak yang belum menyampaikan

SPTPD

Petugas pajak harus mengeluarkan surat teguran secara langsung kepada wajib

pajak restoran yang belum menyampaikan SPTPD karena apabila SPTPD

belum disampaikan maka Direktorat Jenderal Pajak belum mengetahui berapa

besar pajak terutang Wajib Pajak.

7. Melaksanakan pendataan dan pendaftaran terhadap wajib pajak baru.

Petugas pajak harus mendata ulang Wajib Pajak yang sudah terdaftar ataupun

wajib pajak yang belum mendaftar. Karena banyak masyarakat contohnya

rumah makan masih belum mengerti mengenai pajak restoran.

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari data yang diterima oleh penulis, maka ada beberapa kesimpulan yang

dapat diambil dari laporan ini :

1. Pajak Restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan

oleh Restoran.

2. Dari data yang telah dijelaskan di atas dapat kita lihat bahwa masyarakat Kota

Medan pada umumnya dan WP yang menyediakan pelayanan restoran pada

khususnya telah memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam hal membayar

pajak restoran.

3. Tercapainya penerimaan pajak restoran yang melebihi target pada tahun 2015

yaitu sebesar 101% menandakan bahwa kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota

Medan dikatakan berhasil sehingga pajak restoran dapat memberikan

pemasukan bagi kas daerah untuk membiayai kegiatan pemerintah dan

pembangunan Kota Medan.

4. Tidak tercapainya target yang telah ditetapkan pada tahun anggaran 2011, 2012,

2013, dan 2014 disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain penetapan target

yang kurang realistis. Selain itu, dapat juga disebabkan karena masih kurangnya

kinerja pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang memungut atau

menagih pajak restoran tersebut.

53

5. Dari analisis data target dan realisasi untuk lima tahun diatas dapat disimpulkan

bahwa penerimaan yang diterima dari pajak restoran dari tahun ke tahun

semakin menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan meskipun belum

mencapai target yang telah ditetapkan.

6. Kondisi Kota Medan yang potensial membuat para pengusaha tertarik untuk

membangun bisnis kuliner di Kota Medan, sehingga penerimaan pajak restoran

meningkat.

7. Upaya-upaya yang dilakukan Dispenda Kota Medan dalam meningkatkan pajak

restoran antara lain :

a. Melaksanakan Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak

dengan melaksanakan penjagaan.

b. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk dapat

bekerja optimal melalui rapat evaluasi.

c. Melakukan Penyuluhan terhadap setiap daerah supaya mesyarakat bisa

sadar membayar pajak.

d. Melaksanakan penagihan langsung kepada Wajib Pajak yang belum

menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan.

54

B. Saran

Agar pelaksanaan pemungutan pajak restoran di Kota Medan dapat

dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal, maka ada beberapa

saran yang diberikan penulis untuk Dispenda Kota Medan :

1. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan diharapkan mampu menggerakkan

petugas pemerintah atau petugas lapangan untuk mencari potensi baru, data

yang menggunakan self assestment system guna memaksimalkan penerimaan

pajak restoran.

2. Perlu diadakannya sosialisasi kepada masyarakat umum tentang manfaat dan

tujuan dari pembayaran pajak daerah sehingga mereka sadar kewajiban mereka

dalam perpajakan serta memperoleh kepastian bahwa pemungutan pajak yang

dilakukan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan daerah.

3. Memberikan pelayanan yang lebih prima terhadap wajib pajak, sehingga wajib

pajak dapat merasa nyaman dan dihargai saat memenuhi kewajiban

perpajakannya.

4. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan diharapkan mampu mengelola

penerimaan pajak restoran secara jujur dan berdasarkan peraturan perundang-

undangan perpajakan daerah sehingga masyarakat mendapatkan kepastian

bahwa pajak yang mereka bayar digunakan untuk pembangunan daerah.

55

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi

Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Soemitro, Rochmat, 2000. Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Penghasilan,

PT.Eresco,Bandung

Keputusan Walikota Medan Nomor 31 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Peraturan

Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran

Undang-Undang No 12 Tahun 2008 atas perubahan Undang-Undang No 32 Tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007, tentang Perubahan

Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan