laporan tomi kalsium

18
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERAN BLOK DERMATO MUSKULO SKELETAL Pemeriksaan Kalsium Darah (Metode CPC photometric) Disusun Oleh Nama : Nugroho Rizki P. NIM : G1A009114 Kelompok : XI Asisten : Rahman Noor

Upload: dasep-padilah

Post on 02-Jan-2016

432 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tomi Kalsium

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERANBLOK DERMATO MUSKULO SKELETAL

Pemeriksaan Kalsium Darah(Metode CPC photometric)

Disusun Oleh Nama : Nugroho Rizki P.NIM : G1A009114Kelompok : XIAsisten : Rahman Noor

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2010

Page 2: Laporan Tomi Kalsium

LEMBAR PENGESAHANPemeriksaan Kalsium Darah(Metode CPC Photometric)

Oleh :Nugroho Rizki P.

G1A009114Kelompok XI

Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian praktikum Biokimia Kedokteran Blok Dermato Muskulo Skeletal

pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Jurusan Kedokteran

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Diterima dan disahkanPurwokerto, Desember 2010

Asisten

Rahman NoorG1A210011

Page 3: Laporan Tomi Kalsium

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Praktikum

Pemeriksaan Kalsium Darah

B. Tanggal Praktikum

Hari : Kamis

Tanggal : 25 November 2010

C. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat mengukur kadar kalsium darah dengan metode CPC

photometric.

2. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan kalsium darah

pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.

3. Mahasiswa akan dapat melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang

berkaitan dengan kadar kalsium darah abnormal dengan bantuan hasil

praktikum yang dilakukan.

Page 4: Laporan Tomi Kalsium

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

A.1. Metabolime Kalsium

Konsentrasi kalsium (Ca2+) ekstra sel adalah sekitar mmol/L

dan diatur secara ketat. Meskipun cukup banyak kalsium yang berikatan

denganorganel intrasel, seperti mitokondria dan retikulum endoplasma,

namun konsentrasi kalsium bebas atau bentuk terionisasi (Ca2+) di dalam

sel sangat rendah 0,05-10 umol/L. Meskipun terdapat gradien

konsentrasi yang sangat besar ini dan gradien transmembran yang baik,

namun Ca2+ tertahan sehingga tidak dapat masuk ke dalam sel. Karena

peningkatan Ca2+ yang berkepanjangan di sel bersifat sangat toksik,

sejumlah besar energi dikeluarkan untuk memastikan bahwa Ca2+

intrasel terkontrol. Suatu mekanisme penukaran Na+/ Ca2+yang memiliki

kapasitas tinggi, namun dengan afinitas rendah memompa, Ca2+ keluar

sel. Terdapat juga pompa Ca2+/proton dependen-ATPase yang

mengeluarkan Ca2+ untuk ditukar dengan H+. Pompa ini memiliki

afinitas tinggi terhadap Ca2+, tetapi kapasitasnya rendah dan mungkin

berperan mengatur secara halus kadar Ca2+ sitosol. Selain itu, terdapat

Ca2+ yang memompa Ca2+ dari sitosol ke lumen retikulum endoplasma.

Terdapat tiga cara untuk mengubah Ca2+ sitosol yang pertama adalah

melalui pengikatan reseptor yang merupakan kanal Ca2+, meningkatan

permeabilitas membran terhadap Ca2+. Kedua adalah hormon juga secara

tidak langsung mendorong influks Ca2+ dengan memodulasi potensial

membran plasma. Depolarisasi membran mebuat kanal Ca2+ bergerbang

Page 5: Laporan Tomi Kalsium

regangan dan memungkinkan influks Ca2+. Ketiga adalah Ca2+ dapat

dimobilisasi dari retikulum endoplasma dan mungkin cadangan di

mitokondria. Suatu observasi penting yang menghubungkan Ca2+ dengan

kerja hormon berkaitan dengan pengertian target kerja Ca2+ di dalam sel.

Penemuan regulator aktivitas fosfodiesterase yang dependen- Ca2+

merupaka dasar bagi pemahaman yang lebih luas tentang cara interaksi

Ca2+ dengan cAMP di dalam sel (Murray, 2006).

A.2. Faktor faktor yang mempegaruhi kadar kalsium darah

Pengaturan metabolisme Ca2+ bergantung pada kontrol hormon

atas pertukaran antara CES dan tiga kompartemen lainnya yaitu tulang,

ginjal, dan usus. Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi

kadar kalsium melingkupi 2 aspek. Pertama, pengaturan homeostasis

kalsium yang melibatkan penyesuaian-penyesuaian segara yang

diperlukan untuk mempertahankan kadar Ca2+ bebas dalam plasma yang

dilakukan secara terus menerus.Pengaturan homeostasis kalsium ini

terutama dilakukan oleh pertukaran cepat antara CES dan tulang, dalam

tingkat yang lebih rendah, oleh modifikasi ekskresi Ca2+ melalui urin.

Kedua, pengaturan keseimbangan kalsium yang melibatkan penyesuaian

penyesuaian penyerapan Ca2+ di usus yang berlangsung lebih lambat

serta penyesuaian dalam ekskresi kalsium di urin agar jumlah kalsium

dalam tubuh tetap konstan. Kontrol atas keseimbangan kalsium

memastikan bahwa pemasukan Ca2+ ekivalen dengan ekskresi dalam

jangka panjang (Sherwood, 2001).

Page 6: Laporan Tomi Kalsium

A.3. Hormon hormon yang mempengaruhi kadar kalsium darah

Hormon paratiroid (PTH) adalah suatu hormon petida yang

diekskresikan oleh kelenjar paratiroid. Efek keseluruhan PTH adalah

meningkatkan kadar kalsium dalam darah dan mencegah hipokalsemia

Apabila PTH sama sekali tidak ada dalam tubuh. Tubuh akan mengalami

kematian akibat asfiksia karena hipokalsemia pada otot-otot

pernapasan.melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus PTH bekerja

pabila tubuh kekurangan kalsium dan menghindari dari hipokalsemia.

Hormon ini juga dapat menurunkan kadar PO4 dalam plasma (Sherwood,

2001).

Kalsitonin, hormon yang dihasilkan oleh sel-sel C kelenjar

tiroid. Kalsitonin mempunyai dua efek. Pertama secara jangka pendek

menurunkan perpindahan kalsium dari tulang ke darah. Kedua secara

jangka panjang kalsitonin menurunkan resorpsi tulang dengan

menghambat osteoklas. penekanan resorpsi tulang menyebabkan kadar

PO4 dan Ca2+ plasma berkurang. Efek hipokalsemik dan hipofosfatemik

kalsitonin seluruhnya disebabkan oleh efek hormon ini pada tulang.

Hormon ini tidak memiliki efek pada pada ginjal dan usus. Tetapi

kalsitonin, tidak esensial untuk mempertahankan homeostasis maupun

keseimbangan kalsium. Hormon ini berfungsi sebagai cadangan pada

saat terjadi hiperkalsemia yang ekstrim (Sherwood, 2001).

Page 7: Laporan Tomi Kalsium

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan Praktikum

1. Alat

a. Spuit 3cc

b. Tourniquet

c. Plakon

d. Vacum med tanpa EDTA

e. Sentrifugator

f. Tabung reaksi 3ml

g. Rak tabung reaksi

h. Kuvet

i. Mikropipet (10 μl -100μl)

j. Mikropipet (100 μl -1000 μl)

k. Yellow tip

l. Blue tip

m.Spektrofotometer

2. Bahan

a. Sample (serum)

b. Working reagen

B. Cara Kerja :

1. Persiapan sampel

a. Diambil darah probandus 3cc dengan menggunakan spuit.

Page 8: Laporan Tomi Kalsium

b. Darah dimasukan ke dalam tabung vacum med dan di sentrifugasi

dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil

serumnya untuk sampel.

2. Masukan reagen glukosa 1 cc dengan blue tip ke kuvet.

3. Ambil serum darah 20 µl dengan yellow tip dan homogenkan.

4. Inkubasi selama 5 menit dengan suhu ruangan (20-25o C), kemudian diukur

pada spektrofotometer dengan pajang gelombang 546 nm.

C. Nilai Normal

Kadar kalsium plasma : 8,1-10,5 mg/dl

Page 9: Laporan Tomi Kalsium

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Probandus : Rahmat Husein

Umur : 19 tahun

Jenin kelamin : Laki-laki

Kondisi Umum : Baik

Hasil : 9,1 mg/dl

Interpretasinya : Normal

B. Pembahasan

Dalam pemeriksaan kadar kalsium darah ini dilakukan dengan

diawali mengambil darah dari probandus sebanyak 3 cc lalu

disentrifugasi dalam 4000 rpm selama 10 menit dan diambil plasmanya

yang akan dihomogenkan dengan working reagen lalu diinkubasi.

Didapatkan kadar kalsium darah 9,1 mg/dl. Interpretasinya normal

dikarenakan nilai normal kadar kalsium darah adalah 8,1-10,5 mg/dl.

Selain itu, bisa saja terjadi kesalahan dalam pemeriksaan, sebagai contoh

kesalahan pada spektrofotometer atau kesalahan saat menghomogenkan

serum dan working reagen.

Kalsium mempunya peran yang penting bagi tubuh kita yaitu

pengaturan proses penjendalan darah, pengatur fungsi jantung, otot ,saraf

dan permeabilitas membran. Ion kalsium mempunyai fungsi untuk

mengatur reaksi fisiologis dan biokimiawi dalam tubuh dalam hal ini

meliputi eksitabilitas neuromuskular, koagulasi darah, proses sekresi,

Page 10: Laporan Tomi Kalsium

integritas membrane, transportasi membran plasma, reaksi enzim,

pelepasan hormon, neurotransmitter, mineralisasi tulang (asscalbiass,

2010).

C. Aplikasi Klinis

1. Hiperparatiroidisme

Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-

kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari

biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar

paratiroid yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid

tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium. Dengan kata lain satu dari

keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak walaupun

kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat.Jika jumlah hormon

paratiroid yang disekresi lebih banyak daripada yang dibutuhkan maka

ini kita sebut hiperparatiroidisme primer. Jika jumlah yang disekresi

lebih banyak karena kebutuhan dari tubuh maka keadaan ini disebut

hiperparatiroidismesekunder. Hiperparatiroidisme adalah karakter

penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon

asam amino polipeptida. Sekresi hormon paratiroid diatur secara

langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium. Efek utama dari hormon

paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan

meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang,

meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan

produksi ginjal. Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika

kekurangan cairan fosfat.(Stephen, 2000)

Page 11: Laporan Tomi Kalsium

BAB V

KESIMPULAN

1. Metabolisme kalsim mempunyai 3 tahap pertama adalah melalui

pengikatan reseptor yang merupakan kanal Ca2+, meningkatan

permeabilitas membran terhadap Ca2+. Kedua adalah hormon juga secara

tidak langsung mendorong influks Ca2+ dengan memodulasi potensial

membran plasma. Ketiga adalah Ca2+ dapat dimobilisasi dari retikulum

endoplasma dan mungkin cadangan di mitokondria.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kalsium melingkupi 2 aspek.

Pertama,pengaturan kalsium untuk homeostasis di seimbangkan dengan

eksresi di urin.Kedua, pengaturan keseimbangan kalsium yang

melibatkan penyesuaian penyesuaian penyerapan Ca2+ di usus yang

berlangsung lebih lambat serta penyesuaian dalam ekskresi kalsium di

urin agar jumlah kalsium dalam tubuh tetap konstan

3. Dalam pemeriksaan kadar kalsium darah ini dilakukan dengan diawali

mengambil darah dari probandus sebanyak 3 cc lalu disentrifugasi dalam

4000 rpm selama 10 menit dan diambil serum nya yang akan

dihomogenkan dengan working reagen lalu diinkubasi. Didapatkan

kadar glukosa darah 8,1 mg/dl. Interpretasinya itu adalah normal karena

nilai normal kadar kalsium darah adalah 8,1-10,5 mg/dl.

4. Aplikasi klinis dari keadaan abnormal kadar kalsium darah yaitu

hiperparatiroidisme.

Page 12: Laporan Tomi Kalsium

DAFTAR PUSTAKA

Asscalbiass.2010.Pemeriksaan Kalsium.Buku Panduan Praktikum Biokimia

Kedokteran Blok Dermato Muskulo Skeletal. Purwokerto : Laboratorium

Biokimia FK Unsoed 1-2 hal.

Murray, Peter A. 2006. Kerja Hormon dan Transduksi Sinyal. Biokimia Harper.

Edisi : 24. Robert K. Murray, Peter A. Mayes, Victor W. Rodwell. Jakarta

: EGC. 484-485 hal.

Saputra, Lyndon dr.2002.Kapita selekta kedokteran jilid 1. Batam:Binarupa

Aksara. Hal 164-165.

Sherwood, Lauralee. 2001. Kelenjar Endokrin Perifer. Dalam: Fisiologi

Manusia (Dari Sel ke Sistem) Edisi 2. Jakarta : EGC. 677-684 hal.

Stephen J. Marx, M.D. “Hyperparathyroid And Hypoparathyroid Disorders”.

The New England Journal of Medicine. Volume 343:1863-1875.

December 21, 2000