laporan toksik
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
TOKSIKOLOGI
UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN (Tithonia diversifolia) TERHADAP
IKAN PANTAU (Rasbora argyrotaenia)
Oleh :
Hari marta saputra (0910421003)
Sulastri (0910421011)
Sayati Mandia (0910421013)
Robby Jannatan (0910422031)
Ervina maghdaulih (0910422047)
Wita puspita sari (0910423079)
LABORATORIUM STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2012
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai disiplin ilmu
yang sudah ada seperti ilmu kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik , Obat-obatan
dan lain-lain. Disamping itu ilmu ini terus berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu-ilmu lainnya, dan ini semua pada gilirannya akan menyulitkan
kita dalam membuat definisi yang singkat dan tepat mengenai toksikologi. Menurut
Ahli Kimia : Toksikologi adalah ilmu yang bersangkutan paut dengan efek-efek dan
mekanisme kerja yang merugikan dari agent-agent Kimia terhadap binatang dan
manusia. Sedangkan dari para ahli Farmakologi : toksikologi merupakan cabang
farmakologi yang berhubungan dengan efek samping zat kimia didalam sistem
biologi (John,1980).
Dalam peristiwa-peristiwa yang sebenarnya terjadi, faktor yang
dikhawatirkan bukanlah sifat racun yang ada didalam zat itu sendiri melainkan
bahaya yang mengiringi pemakaiannya. Bahaya ( Risk) adalah kemungkinan satu zat
menghasilkan hal yang merugikan dibawah keadaan-keadaan yang telah ditentukan.
Keamanan ( Safety) adalah kebalikan dari risk ( bahaya), adalah kemungkinan bahwa
hal yang merugikan itu tidak akan terjadi dibawah keadaan-keadaan yang telah
ditentukan. Tergantung pada keadaan-keadaan penggunaannya, bahan kimia yang
toksis bisa kurang berbahaya dari satu bahan yang relatif non toksis. Perkiraan
mengenai bahaya diambil dari perhitungan effek-effek yang merugikan terjadi atas
individu-individu dan atas masyarakat dari penggunaan satu bahan dalam jumlah dan
dalam cara yang diusulkan. Perkiraan ini penting untuk mempertimbangkan
pengaruh-pengaruh yang merugikan pada lingkungan sebagaimana efek-efek yang
lebih langsung pada kesehatan manusia( Ware,1978 ).
Tumbuhan Kembang bulan (Tithonia diversifolia) umumnya tumbuhan liar
di tempat-tempat curam, misalnya di tebing-tebing, tepi sungai dan selokan.
Sekarang banyak ditanam sebagai tanaman hias karena warna bunganya yang kuning
indah dan sebagai pagar untuk mencegah kelongsoran tanah. Juga merupakan
tumbuhan tahunan yang kerap tumbuh di tempat terang dan banyak sinar matahari
langsung. Tumbuh dengan mudah di tempat atau di daerah berketinggian 5-1500 m
di atas permukaan laut. (Didik dan Sulistijowati, 2001).
Tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia) merupakan tumbuhan
perdu yang tegak dengan tinggi lebih kurang ± 5 m. Batang tegak, bulat, berkayu
hijau. Daunnya tunggal, berseling, panjang 26-32 cm, lebar 15-25 cm, ujung dan
pangkal runcing, pertulangan menyirip, hijau. Bunga merupakan bunga majemuk, di
ujung ranting, tangkai bulat, kelopak bentuk tabung, berbulu halus, hijau, mahkota
lepas, bentuk pita, halus, kuning, benang sari bulat, kuning, putik melengkung,
kuning.Buahnya bulat, jika masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna
coklat.Bijinya bulat, keras, dan berwarna coklat. akarnya berupa akar tunggang
berwarna putih kotor (Djuhanda,1981).
Ikan Rasbora merupakan ikan asli Indonesia yang hidup di perairan umum
Indonesia. Ikan tersebut memiliki daerah distribusi yang luas meliputi Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya, bahkan sampai Cina. Oleh sebab itu
ikan tersebut memiliki banyak nama lokal. Ikan ini berukuran kecil memanjang
dengan kisaran panjang mencapai 17 cm, dan termasuk dalam famili Cyprinidae dari
genus Rasbora . Pergerakannya sangat lincah dengan warna mengkilap bagai perak
sehingga dikenal pula dengan nama Silver Rasbora. Dengan demikian ikan ini juga
memiliki potensi nasional sebagai ikan hias (Saanin,1984).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini, yaitu mengetahui pengaruh berbagai
konsentrasi ekstrak daun paitan (Tithonia diversifolia) terhadap tingkat mortalitas
Rasbora sp.
1.3 Tinjauan Pustaka
Klasifikasi Tithonia diversifolia :
Kingdom : Plantae.
Divisi : Magnoliophyta.
Class : Magnoliopsida.
Sub Class : Asteridae.
Ordo : Asterales.
Family : Asteraceae.
Genus : Tithonia.
Spesies : Tithonia diversifolia
Tithonia diversifolia adalah tumbuhan herba atau sukulen dengan tinggi kira-
kira 1,2-3 m. Letak daun berhadapan, bentuk daun berlekuk, tetapi adakalanya daun-
daun yang bagian atas tidak berlekuk. Tithonia diversifolia merupakan tanaman
perdu, tingginya dapat mencapai 9 m, bertunas merayap dalam tanah. Floret
berwarna kuning. Masing-masing batang dewasa terdapat beberapa bunga di ujung
cabang. Tithonia diversifolia tumbuh pada ketinggian 550-1950 dpl, dengan
temperatur 15-31 oC, dan curah hujan 1000-2000 mm. Tithonia diversifolia
menghasilkan biji sepanjang tahun, penyebarannya dibantu oleh angin, air dan
binatang. Perbanyakan Tithonia diversifolia adalah dengan cara disebar (Undang,
1999).
Tithonia diversifolia mempunyai peranan penting dalam dunia kedokteran.
Ekstrak dan isolasi senyawa dari tanaman ini dilaporkan dapat dijadikan sebagai anti
malaria, analgesik dan anti HIV. Hal ini dikarenakan, tanaman ini kaya akan
senyawa flavonoid dan sesquiterpen lakton. Flavonoid dan sesquiterpen lakton
adalah senyawa non-volatile (Moronkola, et al., 2006).
Tanaman Tithonia diversifolia sedikitnya mengandung 12 senyawa
terpenoid, gula dan 14 senyawa flavonoid dengan mengunakan megunakan metode
kromatografi lapisan tipis. Pada analisis ini tidak ditemukan adanya alkaloid.
Struktur kimia flavonoid dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
Sesquiterpen lakton mempunyai rasa pahit. Selain fungsi sesquiterpen lakton
yang dapat dijadikan anti malaria, senyawa ini juga dapat dijadikan sebagai anti
fungisida dan molluscida (Padua, 1999). Robinson (1995) menambahkan bahwa jenis
sesquiterpen mempunyai efek fisiologi yang nyata terhadap tumbuhan dan hewan
terutama senyawa yang mempunyai gugus fungsi lakton. Sesquterpen lakton ini
berdaya racun sehingga dapat dijadikan insektisida.
Tithonia diversifolia selain mengandung senyawa-senyawa non-volatile,
tanaman ini juga mengandung beberapa senyawa volatile. Senyawa non-volatile
terbanyak dalam tanaman ini adalah senyawa monoterpen (Moronkola, et al., 26
2006). Monoterpen adalah salah satu senyawa hasil metabolisme sekunder yang
mempunyai bau yang khas, bersifat lipophilic dan berperan penting dalam
pertahanan tumbuhan terhadap serangga ataupun phatogen yang lain. Beberapa
monoterpen terdapat bebas pada jaringan tumbuhan. Monoterpen berdasarkan
struktur kimianya dapat dibagi menjadi monoterpen asiklik, monosiklik (limonena)
dan bisiklik (α-pinine dan ß pinene). α-pinine dan ß pinene ini termasuk ke dalam
minyak essensial (Harborne, 1987). Senyawa monoterpen terbanyak dalam tanaman
ini adalah α-pinine (Moronkola, et al., 2006). Komposisi senyawa kimia yang berupa
minyak esensial pada Tithonia diversifolia dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Daun Tithonia diversifolia yang dianalisis dengan menggunakan GCMS
menurut Jamal (1995) mengandung 38 komponen dengan 8 komponen utama yaitu
asam palmitat; 9-pentadekadien-1-ol; benzil benzoat; stearaldehida; metilamina;
1,2,3,5-sikloheksantetrol serta dua senyawa yang tidak teridentifikasi. Ware (1978)
menambahkan bahwa senyawa benzil benzoat dapat dipakai sebagai penolak
serangga. Asam palmitat pada tanaman ini bersifat repelent (penolak 28 serangga)
untuk makan sehingga serangga akan mati kelaparan serta berpengaruh terhadap
saraf dan metabolisme serangga (Prarifitriya , 2006).
Klasifikasi Rasbora argyrotaenia :
Kingdom:Animalia
Filum :Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo :Cypriniformes
Famili :Cyprinidae
Genus :Rasbora
Spesies :Rasbora argyrotaenia
Menurut Djuhanda (1981) ikan Pantau mempunyai warna dasar keperakan
yang cemerlang.Warna siripnya yang kekunungan ditambah dengan masing-masing
cuping sirip ekornya yang memiliki memiliki pita warna hitam melintang.Bentuk
tubuh dari tubuh ikan ini panjang membulat ,sisik-sisiknya besar.Warna tubuh bagian
atasnya kecoklatan –kecoklatan dan bagian bawahnya kekuning-kuningan dipisahkan
oleh gurat sisi yang menghitam mulai dari belakang tutup insang terus ke belakang
badan.Lubang mulut kecil,sekitar mulut tidak ada sungut peraba ,sepintas lalu
kelihatan seperti beunteur.
Ikan Pantau (Rasbora argirotaenia) termasuk dalam genus Rasbora
mempunyai bentuktubuh memanjang hampir persegi dan ditutupi oleh sisik cycloid
yang terdapat mulai dari belakang kepala sampai kepangkal ekor. Perut membundar,
sirip punggung berukuran pendek tidak memiliki jari-jari lemak yang mengeras serta
terletak di belakang sirip perut bercagak (forked), posisi mulut terminal dan mulut
tidak memiliki sungut. Ikan dengan posisi mulut terminal baik mengarah ke atas
maupun kebawah tetapi kemungkinan besar hidup di lapisan tengah perairan
(Kottelat.et.all,1993).
Ikan Pantau memiliki bentuk tubuh mamanjang hampir persegi dan tubuhnya
ditutupi oleh sisik cycloit. Mempunyai bentuk mulut yang non proctractile yaitu
mulut ikan yang tidak dapat disembulkan kedepan. Mulutnya lebar, sudut mulut
dengan bola mata sedikit kebelakang bola mata. Bibir tebal dan hanya bibir atas yang
berlipatan. Bentuk bibir atas bergerigi serta moncong ikan yang tumpul. Ikan Pantau
ini tidak memiliki sungut. Ikan ini hidup secara bergerombol, tubuh berwarna putih
punggung agak kehitaman. Pada pertengahan punggung terdapat sirip punggung
yang disokong oleh jari-jari sirip, semua sirip berwarna kemerahan dan mempunyai
bercak hitam, sirip ekor bercagak panjang hampir sama dengan tinggi badan. Ciri
meristik dari ikan rasbora adalah tidak bersungut, sirip dubur dengan 5 jari yang
bercabang, mulut agak kecil dengan berbonggol sambungan, tulang rahang
bawah ,sambungan tulang rahang bawah (di dagu) berbogol dengan rusuk dengan
cekungan pada sambungan tulang rahang atas (Saanin,1984).
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 12 mei 2012, pukul 14.00 WIB. Di
Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
2.2. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah gelas ukur, botol aqua, pipet tetes, timbangan
saringan, ektrak Tithonia diversifolia dan ikan pantau (Rasbora argirotaenia).
2.3. Cara kerja
Sediakan 120 ikan pantau di botol aqua dengan masing-masing 10 ekor pada tiap
ulangan dan perlakuan. Masukkan ekstrak Tithonia diversifolia yang telah dibuat
sesuai dengan konsentrasi dan tiap perlakuan. Amati dan hitung jumlah ikan yang
hidup dan mati pada tiap-tiap perlakuan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil yang didapat dari praktikum sebagai berikut:
Tabel 1. Data tiap perlakuan
No Perlakuan Ulangan Hidup mati
1 Kontrol 1 10 0
2 10 0
3 10 0
2 P1 (5 ml/100 ml air) 1 10 0
2 10 0
3 10 0
3 P2 (8ml/100ml air) 1 2 8
2 4 6
3 6 4
4 P3(10ml/ 100ml air) 1 0 10
2 0 10
3 0 10
Dari table dapat kita lihat bahwasannya pada perlakuan 1 dengan konsentrasi
5ml/100 ml air, semua ikan hidup. Sedangkan pada perlakuan 2 dengan konsentrasi
8ml/100 ml air, rata ikan yang hidup dan yang mati sebanyak 50 %. Dan pada
perlakuan 3 10ml/100 ml air, semua ikan mati.
Meyer (1982) dalam Farihah (2008) melaporkan bahwa suatu ekstrak
menunjukkan aktivitas ketoksikan dalam BST jika ekstrak dapat menyebabkan
kematian 50% hewan uji pada konsentrasi kurang dari 1000 ppm. Pernyataan di atas
menunjukkan bahwa ekstrak air Daun Paitan bersifat toksik terhadap ikan pantau.
Tithonia diversifolia menunjukkan efek yang nyata terhadap beberapa
serangga, antara lain sebagai repelent, growt inhibitor, antifeedant dan racun
pernafasan dan racun kontak. ß pinene yang terkandung pada daun tanaman ini dapat
bersifat repelent terhadap lalat hijau. α-pinine berifat toksik knock down pada larva
Musca domestika yang diamati dalam waktu 24 jam dan senyawa ini juga
menghambat pertumbuhan dengan memperpanjang masa pupa (Ibrahim, et al.,
2001). Asam palmitat pada tanaman ini bersifat repelent (penolak serangga) untuk
makan sehingga serangga akan mati kelaparan serta berpengaruh terhadap saraf dan
metabolisme serangga dalam (Prarifitriya, 2006). Bunga dan daun tanaman ini juga
bersifat toksik terhadap larva Heliothis armigera instar V karena mempunyai sifat
anti nutrisi (Hadi, 1996).
Sesquiterpen lakton pada tanaman ini juga dapat dijadikan molluscida.
Monoterpen, sesquiterepen, falvonoid dan triophenes bersifat toksik terhadap
Pediculus humanus capitis dan senyawa-senyawa yang berupa minyak dapat
membuka lapisan lipid bilayer yang ada di kutikula yang berdampak pada menambah
cairan membran dan permeabilitas sel otot sehingga mengurangi gerak dari serangga
dan akhirnya mati (Ivanice, et al ., 2004).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa LC 50 pada perlakuan
terdapat pada perlakuan dua dengan konsentrasi 8ml/ 100ml air yang menyebabkan
50% dari hewan uji mati.
4.2. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar tiap-tiap praktikan lebih teliti dalam
menentukan konsentrasi dari setiap perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Djuhanda, T. 1981. Dunia ikan. Armico : Bandung.
Hadi. 1996. Pengaruh Ekstrak Bunga dan Daun Paitan Tithonia diversifolia Grey (ASTERACEAE) terhadap Sifat Anti Makan dan Indeks Nutrisi Larva Instar Heliothis armigera Hubner (LEPIDOPTERA:NOCTUIDAE). http://digilib. bi.itb.ac.id/go.php?id =jbptitbbi-gdl-s2-1996-mochamadha-704. Diakses tanggal 20 Mei 2012.
Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N. Kartikasari dan S. Wiroatmodjo. 1993. Freswater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi). Periplus Editions Limited. Munich : Germany.
Sulistijowati, A dan Didik. 2001. Efek Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia A. Gray) terhadap Candida albicans serta Profil Kromatografinya. Cermin dunia Kedokteran No. 130.
Harborn, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: ITB Bandung
Ibrahim, M. A. 2001. Insecticidal, Repellent, Antimicroba Activity and Phytotoxicty of Essensial Oils: With Spesial Reference to Limonene and its Suitability for Control af Insect Pest. Agriculturei
Jamal, dkk. 1995. Komponen Kimia dan Uji Daya Antibakteri Ekstrak Daun kirinyu (Tithonia diversifolia). Bogor: Laboratorium Treub, Puslitbang Biologi LIPI, Jl.Ir.H.Juanda 22. http://warintek.ristek.go.id/pangan kesehatan/ tanaman_obat/ pt/buku07.pdf. Diakses tanggal 20 Mei 2012
John ,Doull . 1980. Toxicology . The Basic Science of Poisons Second Edition. Mac millan Publishing Co, Inc : New York
Moronkola, D., et al. 2006. Identification of the Main Volatile Compounds in the Leaf and Flower of Tithonia diversifolia (Hemsl) Gray. The Japanese Society of Pharmacognosy and Spinger-Verlag. Juornal of Nature Medicines 10.1007/s11418-006-0019-5
Padua, et al. 1999. Plant Resources of South_East Asia NO. 12 (1). Medical and Poison Plant. Netherland: Backhuys Publishers. hal 22-23.
Prarifitriya, R. 2006. Uji Kerja Bersama (Joint Action) Ekstrak Daun Johar (Cossiana siamea) Dan Paitan (Thitonia diversifolia) Serta Potensi Daya Racunya Dibandingkan Dengan Insektisida Piretroid Terhadap Ulat Kubis (Plutella xylostella). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang. Jurusan Hama Dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta :Bandung.
Undang, 1999. Sistematika Tumbuhan Tinggi. Bandung: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati Institut Teknologi Bandung.
Ware, G.W. 1978. Pesticides Theory And Application. New York : W.H. Freemen
and Company. hlm. 145-147