toksik rev 2

37
BAB IV EKOTOKSIKOLOGI 4.1. PENGERTIAN EKOTOKSIKOLOGI Ilmu yang mempelajari efek negatif zat (berdiri sendiri atau dalam campuran zat, limbah, radiasi sinar, suhu, dll) terhadap semua atau sebagian dari tingkat organisasi biologis (komunitas, populasi, individu, organ jaringan, sel,biomolekul) dalam bentuk merusak stuktur maupun fungsi biologis. Dengan mempelajari ekotoksikologi dapat diketahui keberadaan polutan dalam suatu lingkungan (ekosistem) yang dalam waktu singkat, dapat menyebabkan perubahan biokimiawi suatu organisme. Selanjutnya perubahan tersebut dapat mempengaruhi perubahan fisiologis dan respon organisme, perubahan populasi, komposisi komunitas, dan fungsi ekosistem. Perubahan biokimiawi sampai dengan ekosistem menunjukkan adanya peningkatan waktu respon terhadap bahan kimia, peningkatan kesulitan untuk mengetahui hubungan respon dengan bahan kimia spesifik, dan increasing importance (Puspito, 2004). Pengangkutan dan perubahan bentuk bahan toksik di lingkungan baik di udara, air, tanah 1

Upload: william-gonzales

Post on 10-Nov-2015

267 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

toxicology paper

TRANSCRIPT

BAB IVEKOTOKSIKOLOGI

PENGERTIAN EKOTOKSIKOLOGIIlmu yang mempelajari efek negatif zat (berdiri sendiri atau dalam campuran zat, limbah, radiasi sinar, suhu, dll) terhadap semua atau sebagian dari tingkat organisasi biologis (komunitas, populasi, individu, organ jaringan, sel,biomolekul) dalam bentuk merusak stuktur maupun fungsi biologis.Dengan mempelajari ekotoksikologi dapat diketahui keberadaan polutan dalam suatu lingkungan (ekosistem) yang dalam waktu singkat, dapat menyebabkan perubahan biokimiawi suatu organisme. Selanjutnya perubahan tersebut dapat mempengaruhi perubahan fisiologis dan respon organisme, perubahan populasi, komposisi komunitas, dan fungsi ekosistem. Perubahan biokimiawi sampai dengan ekosistem menunjukkan adanya peningkatan waktu respon terhadap bahan kimia, peningkatan kesulitan untuk mengetahui hubungan respon dengan bahan kimia spesifik, dan increasing importance (Puspito, 2004).Pengangkutan dan perubahan bentuk bahan toksik di lingkungan baik di udara, air, tanah maupun dalam tubuh organisme (merupakan bagian utama penyususn ekosfer bumi) sangat dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia bahan tersebut. Perilaku serta pengaruh bahan toksik di lingkungan berhubungan dengan dinamika keempat bagian utama penyusun ekosfer tersebut. Bahan toksik yang ada di lingkungan pada umumnya mengalami perpindahan dari satu bagian utama ekosfer ke bagian utama ekosfer lainnya. Perpindahan atau transformasi bahan toksik di lingkungan dapat berupa transformasi fisik, kimia dan biologik (Puspito,2004).Dalam ekotosikologi diketahui bahan bahan toksik yang berupa senyawa kimia organik yang dapat bersifat toksik atau menimbulkan pengaruh merugikan lingkungan perairan antara lain: protein, karbohidrat, lemak dan minyak, pewarna, asam-asam organik, fenol, deterjen dan pestisida organik. Pengaruh negatif senyawa kimia organik terhadap organisme perairan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti konsentrasi senyawa kimia, kualitas fisika-kimia air, jenis dan kondisi organisme air serta lama organisme terpapar senyawa kimia tersebut (Aryani et al., 2004).Selain itu, bahan-bahan anorganik juga dapat menjadi toksik dila melebihi konsentrasi tertentu dalam lingkungan. Berikut ini adalah bahan-bahan toksik yang berupa senyawa kimia anorganik seperti asam dan alkali, fosfat, nitrat, sianida, mineral serta logam dan garam-garam logam.

PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGANPencemaran lingkungan adalah perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, sebagian karena tindakan-tindakan manusia yang disebabkan oleh perubahan pola pembentukan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahanbahan fisika, kimia dan jumlah organisme. Perubahan ini dapat mempengaruhi manusia secara langsung atau tidak langsung melalui hasil pertanian, peternakan, benda-benda, perilaku dalam apresiasi dan rekreasi di alam bebas (Fardiaz. 2001). Menurut Hidayat, pada dasarnya pencemaran lingkungan dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu : a. Gangguan, merupakan bentuk pencemaran yang paling ringan. b. Pencemaran temporer, berjangka pendek karena alam mampu mencernakannya sehingga lingkungan dapat kembali seperti semula.c. Pencemaran permanen, bersifat tetap karena alam tidak mampu kembali mencernakannya (dikenal sebagai perubahan sumberdaya alam). Pencemaran lingkungan hidup menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

MACAM-MACAM EKOTOKSIKOLOGIEkotoksikologi dibagi menjadi 3 macam, yaitu :4.3.1. Ekotoksikologi tanah : pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami atau perubahan fisik maupun kimiawi tanah yang dapat mengakibatkan menurunnya daya guna atau berkurangnya kemampuan daya dukung tanah, bila digunakan tanpa pengolahan lebih dahulu.4.3.2. Ekotoksikologi laut : pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan keadaan tersebut dapat terjadi karena masuknya zat, energi atau komponen lain dalam air sehingga kualitas air dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi. 4.3.3. Ekotoksikologi udara : pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

KARAKTERISTIK TIMBAL

Timbal merupakan salah satu jenis logam berat yang sering juga disebut dengan istilah timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata plumbum. Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan.Timbal atau Plumbum termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan IVA pada tabel Periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat (BA) 207,2. Titik leleh timbal adalah 1740C dan memiliki massa jenis 11,34 g/cm3 (Widowati, 2008).Timbal merupakan salah satu logam berat yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup karena bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka waktu lama dan toksisistasnya tidak berubah. Plumbum (Pb) dapat mencemari udara, air, tanah, tumbuhan, hewan, bahkan manusia. Logam Pb terdapat diperairan baik secara alamiah maupun sebagai dampak dari aktivitas manusia. Logam ini masuk ke perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Selain itu, proses korofikasi dari batuan mineral juga merupakan salah satu jalur masuknya sumber Pb ke perairan (Palar, 2004).Timbal (Pb) merupakan logam yang bersifat neurotoksin yang dapat masuk dan terakumulasi dalam tubuh manusia ataupun hewan, sehingga bahayanya terhadap tubuh semakin meningkat (Kusnoputranto, 2006).

TIMBAL DI LINGKUNGANTimbal di airLogam Pb terdapat di perairan baik secara alamiah maupun sebagai dampak dari aktivitas manusia. Logam ini masuk ke perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air. Selain itu, proses korofikasi dari batuan mineral juga merupakan salah satu jalur masuknya sumber Pb ke perairan (Palar, 2004). Timbal dari aktivitas manusia terdapat pada limbah industri yang mengandung Timbal yang dibuang ke badan air. Di perairan, timbal ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Kelarutan timbal cukup rendah sehingga kadar timbal dalam air relatif sedikit. Bahan bakar yang mengandung timbal juga memberikan kontribusi yang berarti bagi keberadaan timbal dalam air (Effendi, 2003). Timbal pada air bawah tanah 1 60 g/L, air permukaan (sungai dan danau) 1 10 g/L dan dalam air laut kadar Timbal lebih rendah dari dalam air tawar.Timbal di tanahMenurut Widowati (2008), rata-rata timbal (Pb) yang terdapat di dalam tanah adalah sebesar 5 25 mg/kg. Keberadaan timbal di dalam tanah dapat berasal dari emisi kendaraan bermotor, dimana partikel timbal yang terlepas ke udara, secara alami dengan adanya gaya gravitasi, maka timbal tersebut akan turun ke tanah.Konsentrasi timbal dalam tanah meningkat apabila dilakukan pemupukan terus menerus. Di tambah lagi, penggunaan pestisida dan herbisida juga mempengaruhi peningkatan kadar timbal dalam tanah. Rosen CJ juga menggariskan bahwa ambang batas timbal pada tanah harus kurang dari 300 ppm. Tumbuhan yang tumbuh pada tanah yang mengandung timbal lebih dari 300 ppm tergolong berbahaya untuk di konsumsi. Standard yang di tetapkan oleh WHO untuk sayur-sayuran, ambang batas yang di tetapkan WHO: 2 ppm untuk berat basah dan 2.82 ppm untuk berat kering).Timbal di udaraTimbal (Pb) di udara dapat berbentuk gas dan partikel. Sumber pencemar Pb selain dari transportasi adalah dari buangan industri, pembakaran batu bara yang mengandung Pb, penguapan lava dan lain-lain. Kandungan Pb di udara sangat berhubungan dengan padat tidaknya lalu lintas kendaraan bermotor.Konsentrasi timbal di udara di daerah perkotaan kemungkinan mencapai 5 sampai 50 kali daripada di daerah-daerah pedesaan. Semakin jauh dari daerah perkotaan maka semakin rendah konsentrasi Timbal (Pb) di udara. Logam Pb yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel. Gas timbal terutama berasal dari pembakaran bahan aditif bensin dari kendaraan bermotor yang terdiri dari tetraetil Pb dan tetrametil Pb. Partikel-partikel Pb di udara berasal dari sumber-sumber lain seperti pabrik-pabrik alkil Pb dan Pb-oksida, pembakaran arang dan sebagai-nya. Polusi Pb yang terbesar berasal dari pembakaran bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen Pb, terutama PbBrCl danPbBrCl.2PbO(Fardiaz, 2001).

SUMBER PENCEMARAN TIMBALTransportasi

Timbal (Pb) berupa tetra ethyl lead dan tetramethyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar. Timbal (Pb) sebagai salah satu zat yang dicampurkan ke dalam bahan bakar yaitu (CH)Pb atau TEL (Tetra Ethyl Lead). Timbal (Pb) yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Timbal (Pb) akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya (Sudarmaji, 2006).Sumber keracunan timbal bisa berasal dari kenderaan yang menggunakan bahan bakar bertimbal. Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi Pb in organik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya.

Alami

Secara alami timbal berada di tanah, perairan maupun udara. Timbal secara alami terdapat sebagai timbal sulfida, timbal karbonat, timbal sulfat dan timbal klorofosfat. Kandungan Pb dari beberapa batuan kerak bumi sangat beragam. Batuan eruptif seperti granit dan riolit memiliki kandungan Pb kurang lebih 200 ppm.Kadar Timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Timbal (Pb) yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat di dalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg. Timbal (Pb) yang terdapat di tanah berkadar sekitar 525 mg/kg dan di air bawah tanah (ground water) berkisar antara 160 g/ liter (Sudarmaji, 2006).Menurut Mukono (2002), secara alami timbal (Pb) juga ditemukan di air permukaan analisis Dalam air laut kadar timbal (Pb) lebih rendah dari dalam air tawar. Secara alami timbal (Pb) juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001-0,001 g/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian juga dapat mengandung timbal (Pb) (Sudarmaji, 2006). Menurut Charlena pupuk fosfat yang banyak digunakan oleh petani di Indonesia mengandung timbal berkisar 5- 156 ppm.

Industri

Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua industri yang memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan penolong, misalnya:a. Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini menghasilkan timbal konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari potongan logam (scrap).b. Industri bateraiIndustri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya.c. Industri bahan bakar.Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran Pb.d. Industri kabel.Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga membahayakan untuk kehidupan makluk hidup. Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate.e. Industri mainanSebuah penelitian yang di lakukan oleh Asosiasi pendidikan dan mainan tradisional anak Indonesia menemukan sekitar 80 % mainan di Indonesia mengandung timbal empat kali lebih banyak dari Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk mainan (BSN 2009).

METABOLISME TIMBAL DALAM TUBUHAbsorbsiTimbal masuk ke dalam tubuh melalui 3 tempat yaitu : melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan dan absorbsi melaui kulit. Plumbum yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan yang merupakan jalan pemajanan terbesar yaitu 40% dan melalui saluran pencernaan yaitu 5-10, sedangkan absorbsi melalui kulit sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Absorpsi timbal memiliki saluran pernafasan dipengaruhi oleh tiga proses yaitu deposisi, pembersinan mukosiliar, dan pembersihan alveolar. a. Deposisi Deposisi terjadi di nasofaring, saluran trakeobronkhial, dan alveolus. Deposisi tergantung pada ukuran partikel Pb, volume pernafasan dan daya larut. Partikel yang lebih besar banyak di deposit pada saluran pernafasan bagian atas dibanding partikel yang lebih kecil. Deposisi (penumpukan) partikel Pb dalam paru-paru maksimal (63%) ukuran sebesar 1 m dan minimal 39%) pada 0,1 m.b. Pembersihan mukosiliar Merupakan kombinasi aliran selaput lendir dan aktivitas siliar melalui proses pemindahan partikel-partikel yang ada pada laring dan faring. Pembersihan mukosiliar membawa partikel di saluran pernafasan bagian atas ke nasofaring kemudian ditelan. Rata-rata 10% Pb yang terinhalasi diabsorbsi melalui paru-paru, dan sekitar 5-10% dari yang tertelan diabsorbsi melalui saluran cerna. Proses fagositosis oleh makrofag alveoli merupakan mekanisme penting bagi pemindahan partikel-partikel dengan gerakan mukosilier. Pembersihan mukosilier pada perokok lebih lambat daripada yang bukan perokok. Infeksi paru-paru akut, bronchitis akut dan bronchitis kronis dapat menghambat aktivitas silier. c. Pembersihan alveolarPembersihan alveolar berfungsi membawa partikel ke ekskalator mukosiliar, menembus lapisan jaringan paru kemudian menuju kelenjar limfe dan aliran darah. Sebanyak 30-40% Pb yang di absorbsi melalui saluran pernapasan akan masuk ke aliran darah. Masuknya Pb ke aliran darah tergantung pada ukuran partikel, daya larut, volume pernafasan dan variasi faal antar individu. Pembersihan alveoler memerlukan tiga tahap yaitu : memindahkan melaui gerakan mukosilier, berjalan melalui membran-membran sampai pada jaringan paru, dan berjalan melalui jaringan paru sampai pada kelenjar limpa dan darah.Prosentase timbal udara yang terhirup akan mencapai darah diperkirakan sekitar 30% sampai 40% (rata-rata 37%) tergantung pada:1. Ukuran partikel2. Daya larut3. Volume pernafasan4. Variasi psikologis individu dan5. Kondisi psikologis yang mempengaruhi penyerapan paru-paru.Distribusi dan PenyimpananTimah hitam yang diabsorsi diangkut oleh darah ke organ-organ tubuh, sebanyak 95% Pb dalam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian Pb plasma dalam bentuk yang dapat berdifusi dan diperkirakan dalam keseimbangan dengan pool Pb tubuh lainnya. Yang dibagi menjadi dua yaitu ke jaringan lunak (sumsum tulang, sistem saraf, ginjal, hati) dan ke jaringan keras (tulang, kuku, rambut, gigi. Gigi dan tulang panjang mengandung Pb yang lebih banyak dibandingkan tulang lainnya. Pada gusi dapat terlihat leadline yaitu pigmen berwarna abu abu pada perbatasan antara gigi dan gusi. Hal itu merupakan ciri khas keracunan Pb. Pada jaringan lunak sebagian Pb disimpan dalam aorta, hati, ginjal, otak, dan kulit. Timah hitam yang ada di jaringan lunak bersifat toksik.EksresiEkskresi Pb melalui beberapa cara, yang terpenting adalah melalui ginjal dan saluran cerna. Ekskresi Pb melalui urine sebanyak 75 - 80%, melalui feces 15% dan lainnya melalui empedu, keringat, rambut, dan kuku. Ekskresi Pb melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif dan pasif kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar lainnya di dinding usus, regenerasi sel epitel, dan ekskresi empedu. Sedangkan Proses eksresi Pb melalui ginjal adalah melalui filtrasi glomerulus. Kadar Pb dalam urine merupakan cerminan pajanan baru sehingga pemeriksaan Pb urine dipakai untuk pajanan okupasional. Pada umumnya ekskresi Pb berjalan sangat lambat. Timah hitam waktu paruh di dalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari sedangkan pada tulang 25 tahun. Ekskresi yang lambat ini menyebabkan Pb mudah terakumulasi dalam tubuh, baik pada pajanan okupasional maupun non okupasional.

KADAR TIMBAL NORMAL PADA TUBUH MANUSIANilai Ambang Batas dari konsentrasi kandungan Pb dalam jaringan-jaringan dan cairan tubuh.Tabel 1. Kadar Pb dalam 9 Jaringan Tubuh Orang yang Tidak Terpapar Pb.

Umur dan jenis kelamin mempengaruhi kandungan Pb dalam jaringan tubuh seseorang. Semakin tua umur seseorang akan semakin tinggi pula konsentrasi Pb yang terakumulasi pada jaringan tubuhnya. Jenis jaringan juga turut mempengaruhi kadar Pb yang dikandung tubuh.

DAMPAK KESEHATAN PENCEMARAN TIMBALTimbal dalam tubuh dapat menghambat aktivitas kerja enzim. Namun yang paling berbahaya adalah toksitas timbal yang disebabkan oleh gangguan absorbsi kalsium. Hal ini menyebabkan terjadinya penarikan deposit timbal dari tulang tersebut (Darmono, 2001). Paparan bahan tercemar timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut:1.1.1. Sistem terhadap ginjal Logam berat Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis. 1.1.2. Gangguan terhadap sistem reproduksiLogam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Paparan timbal (Pb) juga dapat menyebabkan gangguan sistem reproduksi pada manusia, yakni pada pria paparan timbal (Pb) akan menyebabkan morfologi (teratospermia) dan jumlah sperma abnormal serta menurunkan libido. Pada wanita, khususnya wanita hamil akan menimbulkan efek teratogenik yang akan menyebabkan nekrosis dan pendarahan jaringan plasenta yang berakibat pada meningkatnya insiden abortus spontan, retardasi pertumbuhan dalam kandungan dan berat badan lahir rendah (BBLR), serta lahir mati (Mukono, 2002).Wanita yang kontak dengan timbal juga memiliki resiko besar menularkannya pada anak mereka selama masa kehamilan dan menyusui karena timbal yang di cerna oleh si ibu bisa mengalir melalui plasenta dan berakibat fatal pada janin (NHMRC, 2009). Mengingat kandungan darah dalam janin bisa sama dengan atau lebih besar dari si ibu, jumlah timbal dalam air susu ibu hanya 1-5 % dari timbal dalam darah si ibu.1.1.3. Gangguan terhadap sistem hemopoitikKeracunan timbal (Pb) dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar besi dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid) pada urin. Pada anak-anak juga terjadi peningkatan ekskresi ALA dalamdarah. Efekdominan dari keracunan timbal (Pb) pada sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP (coproporphyrine). Dapat dikatakan bahwa gejala anemia akibat paparan Timbal (Pb). Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara Hb dan kadar timbal (Pb) di dalam darah.1.1.4. Gangguan terhadap sistem syaraf Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan. Pada anak dengan kadar Pb darah sebesar 40-80 g/100 ml dapat timbul gejala gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah tersinggung, dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh Pb, maka pengaruhnya pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan tampak pada umur sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika terpapar Pb pada anak berusi 21 bulan sampai 18 tahun (Sudarmaji, dkk, 2006).

KERACUNAN TIMBALTimbal beracun baik dalam bentuk logam maupun garamnya. Garamnya yang beracun adalah : timbal karbonat (timbal putih), timbal tetraoksida (timbal merah), timbal monoksida, timbal sulfida, timbal asetat (merupakan penyebab keracunan yang paling sering terjadi). Ada beberapa bentuk keracunan timbal, yaitu keracunan akut, subakut dan kronis.Keracunan akut Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara tidak sengaja yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala keracunan akut mulai timbul 30 menit setelah meminum racun. Berat ringannya gejala yang timbul tergantung pada dosisnya. Keracunan biasanya terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau inhalasi uap timbal. Efek adstringen menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasa terbakar pada mulut. Gejala lain yang sering muncul ialah mual, muntah dengan muntahan yang berwarna putih seperti susu karena Pb Chlorida dan rasa sakit perut yang hebat. Lidah berlapis dan nafas mengeluarkan bau yang menyengat. Pada gusi terdapat garis biru yang merupakan hasil dekomposisi protein karena bereaksi dengan gas Hidrogn Sulfida. Tinja penderita berwarna hitam karena mengandung Pb Sulfida, dapat disertai diare atau konstipasi. Sistem syaraf pusat juga dipengaruhi, dapat ditemukan gejala ringan berupa kebas dan vertigo. Gejala yang berat mencakup paralisis beberapa kelompok otot sehingga menyebabkan pergelangan tangan terkulai (wrist drop) dan pergelangan kaki terkulai (foot drop).Keracunan Sub-akutKeracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun dalam dosis kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan gejala-gejala pada sistem syaraf yang lebih menonjol, seperti rasa kebas, kaku otot,vertigo dan paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan ini kemudian akan diikuti dengan kejang-kejang dan koma. Gejala umum meliputi penampilan yang gelisah, lemas dan depresi. Penderita sering mengalami gangguan sistem pencernaan, pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal : 20 - 30 gram. Periode fatal : 1-3 hari.Keracunan KronisKeracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi dibandingkan keracunan akut. Keracunan timbal kronis lebih sering dialami para pekerja yang terpapar timbal dalam bentuk garam pada berbagai industri, karena itu keracunan ini dianggap sebagai penyakit industri. seperti penyusun huruf pada percetakan, pengatur komposisi media cetak, pembuat huruf mesin cetak, pabrik cat yang menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas. Bahaya dan resiko pekerjaan itu ditandai dengan TLV 0,15 mikrogram/m3, atau 0,007 mikrogram/m3 bila sebagai aerosol. Keracunan kronis juga dapat terjadi pada orang yang minum air yang dialirkan melalui pipa timbal, juga pada orang yang mempunyai kebiasaan menyimpan Ghee (sejenis makanan di India) dalam bungkusan timbal. Keracunan kronis dapat mempengaruhi system syaraf dan ginjal, sehingga menyebabkan anemia dan kolik, mempengaruhi fertilitas, menghambat pertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif yang dapat muncul kemudian.

TOKSISITAS TIMBALTimbal adalah kontaminan lingkungan yang dikenal memiliki sifat toksisitas tinggi terhadap manusia dan organisme hidup lainnya (Tiwari, dkk. 2014).LD50 :Letal dosis 50 (LD 50) adalah dosis tertentu yang dinyatakan dalam mg berat bahan uji per kg berat badan (BB) hewan uji yang menghasilkan 50% respon kematian pada populasi hewan uji dalam jangka waktu tertentu.a. Tikus 100-825 mg/kg (oral, timbal arsenat)b. Tikus 109 mg/kg (oral, tetrametil timbal)c. Kelinci 125 mg/kg (oral, timbal arsenat)d. Ayam 450 mg/kg (oral, timbal arsenat)LD :Letal dosis (LD) adalah dosis yang melebihi dosis terapi dan mengakibatkan efek yang tidak diinginkan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.a. Tikus 11000 mg/kg (oral, timbal asetat)b. Anjing 2000-3000 mg/kg (oral, timbal sulfat)PTWI : 0,025 mg/kg BBPTWI adalah jumlah maksimum sementara suatu zat dalam milligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi dalam seminggu tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.

Tabel 2 kadar timbal dan dampak pada tubuh anak-anak dan dewasa

PENGOBATANPengobatan keracunan Pb akibat kerja adalah menghentikan penambahan timah hitam yang memasuki tubuh penderita yang pada umumnya melewati jalan pernafasan atau pencernaan, serta mengobatinya dengan ethylene diamine tetraacetic (EDTA) intravenous. Ethylene diamine tetraacetic akan mengikat kation Pb dalam tulang dan jaringan lunak. Ekskresi lebih dari 600 g Pb dalam spesimen urin 24 jam menandakan adanya pajanan secara signifikan (Palar, 2004). Selain menggunakan EDTA, dapat pula digunakan 2,3 dimercapto -1- propanol (British antilewisite atau BAL). Dua macam obat ini dapat mengikat Pb yang ada pada jaringan seperti eritrosit, otot, liver, ginjal dan tulang trabekular. Namun pada pasien dengan pajanan yang lama, sebagian besar Pb disimpan pada tulang padat dan otak. Keberhasilan terapi ini tergantung pada beberapa faktor antara lain : a. Beratnya gejala klinik, b. Derajat disfungsi organ terminal,c. Kadar pb dalam darah dan d. Sifat pajanan akut atau kronik. Biasanya terapi ini diindikasikan untuk pasien dengan kadar pb dalam darah lebih dari 80 g/dl.

KASUSTerjadi pencemaran Timbal di desa Cinangka, Bogor akibat usaha peleburan aki/baterai kendaraan. Usaha yang berkembang sejak tahun 1978 sempat berhenti total pada tahun 2010 .Akibatnya ada beberapa anak di desa tersebut mengalami retradasi mental dan terhambat pertumbuhannya. KPBB mengetes kadar timbal pada 40 siswa sd di desa cinangka dengan hasil berkisar 16,2 hingga 60 g/dl atau sekitar 36,6 ug/dl.Standar normal timbal dalam tubuh manusia menurut WHO maksimal 10 ug/dl.Setelah dilakukan penelitian hasilnya terbukti bahwa proses peleburan aki bekas sangat berpengaruh bagi lingkungan sekitar terutama pada anak-anak yang dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan.Pada ibu hamil bila didalam tubuhnya terdapat timbal yang melebihi batas akat berakibat kecacatan pada bayinya dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.Dampak dari peleburan aki bekas ini baru terasa dalam jangaka waktu yang lama. Proses peleburan aki ini dapat mencemari udara, air, dan tanah disekitar pabrik tersebut yang berdampak buruk pada lingkungan sekitar.

PETANYAAN1. Mengapa kadar plumbum di air laut lebih rendah dibanding air tawar?2. Jelaskan mekanisme gangguan enchepalophati pada system syaraf pusat dan tepi!3. Pada mekanisme tadi, plumbum akan mengikat eritrosit dan menyebabkan kematian pada eritrosit tersebut. Jelaskan bagaimana itu bisa terjadi!4. Bagaimana cara mencegah pencemaran plumbum di kalangan masyarakat menengah kebawah? Jika dengan cara menutup usaha peleburan aki tersebut, lalu bagaimana penghidupan masyarakat sekitar?5. Hubungkan dalam bentuk kalimat pencemaran plumbum di air, di tanah, dan di udara?6. Berapa waktu yang dibutuhkan tubuh dari mulai terpapar plumbum hingga menimbulkan gejala?

Jawaban : 1. Dilihat dari sumber pencemaran plumbum ada 3, yaitu alami, transportasi, dan industri.a. Alami : misal pada letusan gunung berapi, akan mengeluarkan magma yang mengandung plumbum dan akan mengalir ke sungaib. Industry : Kebanyakan plumbum dari industry akan mengalir ke sungai, c. Transportasi : dari membuangan asap sisa kendaraan bermotor akan menguap di udara dan akan turun sebagai air hujan atau berkondensasi menjadi embun Sehingga kadar plumbum di air tawar lebih tinggi dibandingkan air laut2. Paparan Pb dengan dosis rendah secara terus menerus yang berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan kesehatan, Timbal (Pb) merupakan logam yang bersifat neurotoksin yang dapat masuk dan terakumulasi dalam tubuh manusia ataupun hewan, sehingga bahayanya terhadap tubuh semakin meningkat. Ketika akumulasi Pb dalam darah seseorang mencapai 10 g/dl maka dapat terjadi penurunan IQ sebesar < 2,5 point. Sistem saraf adalah yang paling sensitif dapat menyebabkan lead encephalophaty yaitu suatu penyakit otak dengan gejala cerebral edema, pingsan dan kehilangan keseimbangan. Umumnya menyerang pada anak-anak dimana keracunan Pb sudah tinggi dan tidak segera diobati dan berdampak pada kematian. Ataupun tidak sembuh sempurna terkadang disertai cacat akibat kerusakan otak, seperti ataksia dan penurunan daya pikir. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan.3. adanya plumbum dalam darah akan mengakibatkan hambatan sintesis hemoglobin dan pemendekan masa hidup dari sirkulasi erythrocytes (jaringan sel darah merah) yang dihasilkan dalam stimulasi erythropoiesis (pembentukan eritrosit).

4. kita dapat mengurangi paparan plumbum dengan cara memakai alat pelindung diri saat bekerja pada peleburan aki bekas, 5. Diihat dari kasus kami yaitu tentang industri peleburan aki, itu menghasilkan limbah cair maupun gas. Pada limbah gas akan menyebar diudara dan dapat terhirup oleh masyarakat sekitar. Selain itu partikel timbal pada musim penghujan logam ini masuk ke perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air, sedangkan saat musim kemarau partikel timbal diudara berkondensasi dan menghasilkan tetesan embun. Limbah cair dibuang ke badan air sehingga mencemari perairan sekitar, apabila terlalu lama akan mengendap ditanah, partikel timbal ditanah juga dapat mencemari tanaman sayuran yang dikonsumsi manusia sehingga secara tidak langsung timbal akan meracuni manusia.6. waktu yang dibutuhkan tubuh dari mulai terpapar plumbum hingga menimbulkan gejala adalah : a. keracunan akut Gejala keracunan akut mulai timbul 30 menit setelah meminum racun. Berat ringannya gejala yang timbul tergantung pada dosisnya. Keracunan biasanya terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau inhalasi uap timbal.b. Keracunan subakut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun dalam dosis kecil. Gejala umum meliputi penampilan yag gelisah, lemas dan depresi. Penderita sering mengalami gangguan sistem pencernaan, pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal : 20 - 30 gram. Periode fatal : 1-3 hari.c. Keracunan kronis merupakan akumulasi keracunan plumbum pada tubuh, gejala timbal tergantung pada daya tahan tubuh dan kadar plumbum yang masuk.KATA KUNCI : Ekotoksikologi, Timbal (Plumbum)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Fozan Dr., et al. 2014.Association of Lead with Heamoglubin damage in males (car painters) of Lahore. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS) e-ISSN: 2279-0853, p-ISSN: 2279-0861. Volume 13, Issue 1 Ver. IX. (Feb. 2014), PP 83-88.www.iosrjournals.orgArdyanto, denny. 2005. Deteksi pencemaran timah hitam (Pb) dalam darah masyarakat yang terpajan timbal (Plumbum). Dalam jurnal kesehatan lingkungan, vol.2 no.1 juli 2005 : 67-76. Available on: portalgaruda.orgAryani, Yanu, Sunarto dan Tertri. 2004. Toksisitas Akut Limbah Cair Pabrik Batik CV. Giyant Santoso Surakarta dan Efek Sublethalnya terhadap Struktur Mikroanatomi Branchia dan Hepar Ikan Nila (Oreochromis niloticus T.). Jurnal Bio Smart Vol.6 No.2. ISSN: 1412-033XBSN. 2009. SNI 7387 : Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan. Available on : www.bsn.or.idDarmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam). Jakarta : Universitas Indonesia PressEffendi. 2004. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : KanisiusFardiaz, S. 2001.Polusi Air dan Udara.Penerbit Kanisius. YogyakartaHerman, D.Z. 2006. Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kadmium (Cd) dari sisa pengolahan biji logam. Jurnal geologi indonesia, vol. 1 No. 1 pg : 31-36, Available on : opac.geotek.lipi.go.idKusnoputranto. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Departemen Kesehatan.Mukono, H.J. 2006.Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.NHMRC (National Health & Medical Research Council). 2009. NHMRC Public Statement, August 2009 - Blood lead levels: Lead exposure and health effects in Australia. National Health & Medical Research Council, 7th August 2009. Available on : www.nhmrc.gov.auPalar, H. 2004.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta.Puspito, Andhikan. 2004. Ekotoksikologi. Universitas Gajah Mada: Yogjakarta.Santi, Devi Nuraini. 2001.Pencemaran udara oleh timbal (pb) Serta penanggulangannya. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. USU digital librarySudarmaji, dkk. 2006.Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya terhadap Kesehatan. Bagian Kesehatan Lingkungan FKM Universitas AirlanggaSuherni, dan Roberts A, Elizabeth O (ed). 2010. Keracunan timbal di Indonesia. Australia : Global lead advice & support service. Available on : www.lead.org.auTiwari, Seema., I.P Tripathi, and H.L.Tiwari. 2014.Blood Lead Level-A Review. International Journal of Scientific Engineering and Technology. Volume No.3 Issue No.4, pp : 330-333. ISSN : 2277-1581Widowati, W., dkk. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta : Penerbit Andi.

23