laporan termodinamika i
DESCRIPTION
Hukum termodinamika ITRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perpindahan panas adalah perpindahan energi karena adanya perbedaan
temperatur. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Konveksi merupakan perpindahan kalor antara permukaan solid dan
berdekatan dengan fluida yang bergerak atau mengalir dan itu melibatkan
pengaruh konduksi, atau aliran fluida.
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai
dengan perpindahan benda. Agar anda lebih memahami perpindahan kalor secara
konveksi, tinjau sebuah kasus, misalnya air yang dipanaskan menggunakan api.
Ketika air di dalam sebuah wadah dipanaskan dengan api, kalor berpindah dari api
(suhu tinggi) ke wadah (suhu rendah) secara konduksi dan radiasi. Selanjutnya
kalor berpindah dari wadah (suhu lebih tinggi) ke air yang berada di dekat wadah
(suhu lebih rendah) secara konduksi. Adanya tambahan kalor menyebabkan suhu
air yang berada di dekat wadah meningkat. Meningkatnya suhu air mengakibatkan
air memuai dan volume air bertambah. Karena volume air bertambah maka massa
jenis air berkurang. Air yang berada di dekat atas wadah mempunyai suhu lebih
tinggi dibandingkan dengan air yang berada di sebelah atasnya. Dengan kata lain,
air yang berada di dekat wadah mempunyai volume lebih besar atau massa
jenisnya lebih kecil, sedangkan air yang berada di sebelah atasnya mempunyai
volume lebih kecil dan massa jenisnya lebih besar.
Pindah panas konveksi merupakan suatu proses pindah panas suatu bahan
yang disentuh oleh perpindahan molekul zat tersebut. Pindah panas konveksi ini
1
2
terjadi pada benda cair dan gas. Adanya panas ini disebabkan karena terjadinya
perubahan massa jenis bahan, dimana semakin tinggi suhu maka massa jenis zat
cair dan gas akan semakin kecil.
Tujuan Praktikum
Untuk menghitung waktu yang diperlukan oleh suatu bahan agar suhunya
menyamai suhu kamar.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Yang dimaksud dengan aliran ialah pengangkutan kalor oleh gerak dari zat
yang dipanaskan. Proses perpindahan kalor secara aliran/ konveksi merupakan
satu fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan.
Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan
permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang
utama (Masyithah, 2006).
Dalam kehidupan sehari-hari maupun proses-proses pengukuran, banyak
hal-hal yang dilakukan dan diterima sebagai sesuatu yang benar dengan tanpa
menyadari bahwa “kebenaran” tersebut sebetulnua adalah perwujudan dari hukum
ke nol ini. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, bila ada dua bejana berisi
air dan keduanya dibiarkan cukup lama di udara sehingga masing-masing
setimbang dengan udara di lingkungan. Kenyataan ini dipertegas jika dilakukan
pengukuran dari apa yang dianggap sebagai “suhu” masing-masing
(Rahayu, 2006).
Pada tahun 1701 Newton menemukan transformasi qc dari suatu
permukaaan solid dari fluida dengan persamaan:
qc = hm.A (tw-t)
dimana hm adalah koefisien transfer panas dari permukaan ke fluida, A adalah luas
penampang dari permukaan, tw adalah temperatur permukaan dari dinding dan t
adalah temperatur bulk dari fluida (McAdam, 1954).
Persamaaan laju untuk transfer panas konvektif pertama kali dinyatakan
oleh Newton pada tahun1701, dan disebut sebagai persamaan laju Newton atau
“hukum” Newton tentang pendinginan. Persamaan ini adalah:
4
q/A = h. ∆T
dimana q adalah laju transfer panas konvektif, A adalah luas daerah normal dan ∆
T adalah beda temperatur antara permukaan dari fluida, h adalah koefisien transfer
panas konvektif (Welty, dkk., 2002).
Kebanyakan dalam bidang teknik yang lebih sering dikenal dengan sains
termal yang mengandung bidang termodinamika dan pindah panas. Prinsip dari
pindah panas ini adalah menyuplai analisis dari termodinamika dimana hanya
terdapat dalam sistem kesetimbangan, dengan tambahan hukum termodinamika
tentang prediksi waktu rata-rata dari energi transfer yang diperbolehkan
(Pitts and Sissam, 1997).
Fourier telah mengamati terjadinya perpindahan energi panas dari media
yang bertemperatur lebih tinggi ke media yang bertemperatur lebih rendah pada
suatu media yang mempunyai perbedaan tingkat temperatur (gradien termal).
Fourier menyatakan bahwa perpindahan panas konduksi (Q) per satuan luas
permukaan berbanding lurus dengan temperatur per satuan panjang
(Sullystyo, 2011).
Dalam menghadapi analisa perpindahan panas secara transient, terdapat
dua besaran tanpa dimensi (dimensionless), yaitu angka fourier dan angka biot,
yang sangat membantu. Angka biot dapat menyatakan besaran tahanan
termal dari suatu benda padat yang mengalami pendinginan (dapat pula
pemanasan) terhadap tahanan termal dari proses pendinginan
(atau pemanasan) dari fluida di sekitarnya. Angka biot dapat didefinisikan dengan
rumus berikut:
Bi = h . Lc
k solid
5
dimana Lc adalah panjang karakteristik dari suatu benda, serta dapat pula
didefinisikan sebagai rasio dari volume suatu benda terhadap luas permukaan
yang terbuka (exposed) (Perdana, 2008).
Variabel penting selanjutnya adalah angka Fourier, yang merupakan
parameter waktu tanpa dimensi (dimensionless). Angka ini menyatakan kecepatan
konduksi (rate of conduction) dalamn suatu benda padat secara relatif terhadap
kecepatan penyimpanan termal (rate of the thermal). Angka fourier didefinisikan
dengan:
Fo = ∝. t
Lc2
Dimana adalah tingkat penyebaran panas serta setara dengan = K/.c
(Perdana, 2008).
6
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Mei 2013 pada
pukul 15.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Termodinamika dan Pindah
Panas Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum adalah tempe dan apel
sebagai bahan yang akan diuji untuk menentukan lama waktu yang diperlukan
untuk kembali ke suhu kamar dan air digunbakan sebagai fluida dalam pindah
panas konveksi.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah termometer untuk
mengukur suhu, heater untuk memanaskan air dan bahan yang diuji,penjepit untuk
mengambil bahan yang dimasukkan ke dalam air mendidih, stopwatch untuk
menghitung waktu, kalkulator fx-3600 untuk menghitung dan menentukan waktu
menggunakan metode estimasi, pisau untuk memotong bahan, jangka sorong
untuk mengukur ketebalan bahan, penggaris untuk mengukur diameter bahan, alat
tulis untuk menulis data, tali plastik sebagai pengikat termometer, cok sambung
sebagai tempat untuk menghubungkan steker heater ke sumber listrik, dan kertas
grafik untuk menentukan waktu metode grafik.
Prosedur Praktikum
- Diukur suhu ruangan dan dipotong apel dan tempe dengan bentuk
lingkaran dengan diameter 6,5 cm dan tebal 1 cm masing-masing 3 buah
- Dimasukkan air ke dalam heater, kemudian dididihkan sampai suhu 100C
7
- Dimasukkan bahan tersebut ke dalam heater yang telah berisi air
mendidih, ditunggu selama 15 menit
- Diangkat bahan tersebut, kemudian diukur suhu bahan pada waktu 0
menit, 5 menit, 10 menit, dan 15 menit
- Dicari waktu yang dibutuhkan bahan tersebut untuk kembali ke suhu
kamar menggunakan metode estimasi dan metode grafik.
Metode estimasi:
1. Mode 2
2. Inv AC
3. Waktu 0 menit (... suhu RUN
Waktu 5 menit (... suhu RUN
Waktu 10 menit (... suhu RUN
Waktu 15 menit (... suhu RUN suhu ruangan Inv ...)
Metode Grafik:
1.Ts−¿T 1−¿
2. L = ½ x
3. 1/Bi = k / h. L
4. Fo = .t/ L2
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel Hasil Percobaan Tempe
Ulangan To X Waktu(F) (ft) 0 5 10 15
I 86,9
0,19 156,2 120,2 109,4 95
II 86,9
0,19 149 127,4 105,8 98,6
III 86,9
0,19 156,2 131 107,6 100,4
Rata-rata 86,9
0,19 153,8 126,2 107,6 98
Tabel Hasil Percobaan Apel
Ulangan To X Waktu(F) (ft) 0 5 10 15
I 86,9
0,19 158 114,8 105,8 95
II 86,9
0,19 150,8 113 98,6 91,4
III 86,9
0,19 154,4 109,4 98,6 93,2
Rata-rata 86,9
0,19 154,4 112,4 101 93,2
Perhitungan
- Suhu awal ruangan= 30,5 C = (9/5.30,5) + 32 = 86,9 F
- Diameter (x) = 6 cm = 6.10-2 m x 3,281 = 0,1968 ft
- Suhu tempe pada 0 menit
a. Ulangan I = 69 C = (9/5.69) + 32 = 156,2 F
b. Ulangan II = 65 C = (9/5.65) + 32 = 149 F
c. Ulangan III = 69 C = (9/5.69) + 32 = 156,2 F
- Suhu tempe pada 5 menit
9
a. Ulangan I = 49 C = (9/5.49) + 32 = 120,2 F
b. Ulangan II = 53 C = (9/5.53) + 32 = 127,4 F
c. Ulangan III = 55 C = (9/5.55) + 32 = 131 F
- Suhu tempe pada 10 menit
a. Ulangan I = 43 C = (9/5.43) + 32 = 109,4 F
b. Ulangan II = 41 C = (9/5.41) + 32 = 105,8 F
c. Ulangan III = 42 C = (9/5.42) + 32 = 107,6 F
- Suhu tempe pada 15 menit
a. Ulangan I = 35 C = (9/5.35) + 32 = 95 F
b. Ulangan II = 37 C = (9/5.37) + 32 = 98,6 F
c. Ulangan III = 38 C = (9/5.38) + 32 = 100,4 F
- Suhu apel pada 0 menit
a. Ulangan I = 70 C = (9/5.70) + 32 = 158 F
b. Ulangan II = 66 C = (9/5.66) + 32 = 150,8 F
c. Ulangan III = 68 C = (9/5.68) + 32 = 154,4 F
- Suhu apel pada 5 menit
a. Ulangan I = 46 C = (9/5.46) + 32 = 114,8 F
b. Ulangan II = 45 C = (9/5.45) + 32 = 113 F
c. Ulangan III = 43 C = (9/5.43) + 32 = 109,4 F
- Suhu apel pada 10 menit
a. Ulangan I = 41 C = (9/5.41) + 32 = 105,8 F
b. Ulangan II = 37 C = (9/5.37) + 32 = 98,6 F
c. Ulangan III = 37 C = (9/5.37) + 32 = 98,6 F
- Suhu apel pada 15 menit
10
a. Ulangan I = 35 C = (9/5.35) + 32 = 95 F
b. Ulangan II = 33 C = (9/5.33) + 32 = 91,4 F
c. Ulangan III = 34 C = (9/5.34) + 34 = 93,2 F
- Metode Estimasi Tempe
a. Mode 2
b. Inv AC
c. Waktu 0 menit (... 153,8 RUN
Waktu 5 menit (... 126,2 RUN
Waktu 10 menit (... 107,6 RUN
Waktu 15 menit (... 98 RUN suhu ruangan 86,9 Inv ...)
d. Waktu = 16,77 menit : 60 = 0,2795 jam
- Metode Estimasi Apel
a. Mode 2
b. Inv AC
c. Waktu 0 menit (... 154,4 RUN
Waktu 5 menit (... 112,4 RUN
Waktu 10 menit (... 101 RUN
Waktu 15 menit (... 93,2 RUN suhu ruangan 86,9 Inv ...)
d. Waktu = 14,76 menit : 60 = 0,246 jam
- Metode Grafik
a. Tempe
Ts−¿T 1−¿
= 98−86,9
153,8−86,9 = 11,1
66,9 = 0,165
L = ½ x = ½ (0,19 ft) = 0,095 ft
1/Bi = k / h.L
11
=
0,339BTU
hr ft F
10BTU
hr ft2 F. (0,095 ) ft
= 0,358
Fo = ∝ . t
L2
0,5 = 5,44.10−3 ft /hr (t )
(0,095)2 ft
0,004512 ft2 = 5,44.10-3 ft/hr (t)
t = 0,0045125
5,44.10−3 = 0,829 jam
b. Apel
Ts−¿T 1−¿ =
93,2−86,9154,4−86,9 =
6,367,5 = 0,093
L = ½ x = ½ (0,19) = 0,095 ft
1/Bi = k / h.L
=
0,339BTU
hr ft F
10BTU
hr ft2 F. (0,095 ) ft
= 0,358
Fo = ∝ . t
L2
0,6 = 5,44.10−3 ft /hr (t )
(0,095)2 ft
0,005415 ft2 = 5,44.10-3 ft/hr (t)
t = 0,005415
5,44.10−3 = 0,995 jam
12
Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh suhu ruangan 86,9
F dan suhu tempe setelah dikeluarkan dari air mendidih selama 15 menit pada
waktu 0 menit yaitu 153,8 F, 5 menit rata-rata 126,2 F, 10 menit rata-rata 107,6
F, dan 15 menit rata-rata 98 F. Pada apel diperoleh waktu 0 menit rata-rata suhu
154,4 F, pada waktu 5 menit rata-rata 112,4 F, pada waktu 10 menit rata-rata 101
F dan 15 menit rata-rata 93,2 F. Dengan metode estimasi diperoleh waktu tempe
0,2795 jam dan waktu apel 0,246 jam, sedangkan metode grafik diperoleh waktu
tempe 0,829 jam dan waktu apel 0,995 jam.
Pindah panas konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan
perpindahan zat perantaranya. Perpindahan panas secara konveksi terjadi melalui
aliran zat. Hal ini sesuai dengan literatur Masyithah (2006) yang menyatakan
bahwa proses perpindahan kalor secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena
permukaan.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi konveksi pada suatu sistem
adalah massa jenis fluida, suhu fluida, dan viskositas fluida itu sendiri, serta luas
penampang. Hal ini sesuai dengan literatur McAdam (1954) yang menyatakan A
13
adalah luas penampang dari permukaan, tw adalah temperatur permukaan dari
dinding dan t adalah temperatur bulk dari fluida.
Adapun rumus yang dipakai dalam menghitung waktu dengan metode
grafik adalah 1/Bi = k / h.L dan Fo = .t/L2 dimana k adalah konduktivitas, L
adalah jari-jari, dan t adalah waktu yang diperlukan untuk kembali ke suhu
normal. Hal ini sesuai dengan literatur Welty, dkk. (2002) yang menyatakan
bahwa persamaan laju Newton tentang pendinginan memiliki persamaan q/A = h.
∆T dimana q adalah laju transfer panas konvektif, A adalah luas daerah normal
dan ∆T adalah beda temperatur antara permukaan dan fluida, h adalah koefisien
transfer panas konvektif.
Aplikasi konveksi dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang
blanching yaitu bidang pewarnaan kain, memasak air, dan lain-lain yang berkaitan
dengan pemanasan zat yang mengalir. Hal ini sesuai dengan literatur Pitts and
Sissam (1997) yang menyatakan bahwa kebanyakan dalam bidang teknik yang
lebih sering dikenal dengan sains termal yang mengandung bidang termodinamika
dan pindah panas.
Adapun dalam menentukan waktu yang dibutuhkan suatu bahan untuk
kembali ke suhu kamar dikenal adanya angka Biot dan angka Fourier. Adapun
angka biot adalah angka yang menyatakan besaran tahanan termal dari proses
pendinginan dari fluida di sekitarnya, sedangkan angka fourier adalah angka yang
menyatakan kecepatan konduksi terhadap kecepatan penyimpanan termal. Hal ini
sesuai dengan literatur Perdana (2008) yang menyatakan bahwa dalam
menghadapi analisa perpindahan panas secara transient, terdapat dua besaran
tanpa dimensi, yaitu angka biot dan angka fourier.
14
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh waktu tempe dan apel
kembali ke suhu kamar metode estimasi adalah 0,2795 jam dan 0,246 jam,
sedangkan metode grafik diperoleh waktu tempe sebesar 0,829 jam dan
apel 0,995 jam.
2. Pindah panas konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan
perpindahan zat perantaranya.
3. Faktor-faktor yang memengaruhi konveksi suatu sistem adalah massa
jenis, suhu, viskositas fluida, dan luas penampang.
4. Rumus yang dipakai untuk menghitung waktu dengan metode grafik
adalah 1/Bi = k / h.L dan Fo = .t/ L2 dengan t adalah waktu yang
diperlukan suatu bahan untuk kembali ke suhu ruangan.
5. Aplikasi konveksi dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam blanching,
memasak air, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pemanasan zat yang
mengalir.
15
6. Angka biot adalah angka yang menyatakan besaran tahanan termal dari
proses pendinginan dari fluida disekitarnya, sedangkan angka fourier
adalah angka yang menyatakan kecepatan konduksi terhadap kecepatan
penyimpanan termal.
Saran
1. Disarankan praktikan selanjutnya agar mengukur suhu bahan secara teliti.
2. Disarankan praktikan selanjutnya agar lebih teliti menghitung rumus yang
ada dan dalam menggambar grafik.
DAFTAR PUSTAKA
Masyithah, Z., 2006. Perpindahan Panas. USU Press, Medan.
McAdam, W.H., 1954. Heat Transmission. McGraw-Hill Kogakusha, Tokyo.
Perdana, A., 2008. Analisis Balik Ledakan Pada Struktur Baja. http://lontar.ui.ac.id. [10 Mei 2013].
Pitts, D.R. and L.E. Sissam, 1997. Theory and Problems of Heat Transfer. McGraw-Hill, New York.
Rahayu, S.I., 2006. Termodinamika. Penerbit ITB, Bandung.
Sullystyo, 2002. Penerapan Hukum Fourier Untuk Menentukan Konduktivitas Panas Batuan. http://eprints.undip.ac.id. [10 Mei 2013].
Welty, J.R., C.E. Wicks, R.E. Wilson, dan G.L. Rorrer, 2001. Dasar-Dasar Fenomena Transport. Erlangga, Jakarta.