laporan teknologi produksi benih ekstraksi

8
LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH EKSTRASI DAN PENGERINGAN BENIH DisusunOleh : Nama : Risal Akbar Mulya NIM : 135040201111217 Asisten : Mbak Fevira PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: risal-akbar-mulya

Post on 17-Dec-2015

149 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

ekstraksi

TRANSCRIPT

LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIHEKSTRASI DAN PENGERINGAN BENIH

DisusunOleh :Nama: Risal Akbar MulyaNIM: 135040201111217Asisten: Mbak Fevira

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil PengamatanUlanganPengamatanEkstrasi BasahEkstrasi Kering

KimiaFermentasiJerukCabai

TomatTimunTomatTimun

Ulangan 1BB0,733,870,312,980,692,03

BK0,080,300,080,180,211,10

%KA89%92%74%94%70%46%

Ulangan 2BB0,271,400,314,820,832,13

BK0,060,060,080,080,281,22

%KA78%96%74%98%66%43%

4.1.1 Perhitungan 1. Ekstraksi Kering1. Jeruk1. Ulangan I: %KA = = 70%1. Ulangan II: %KA = = 66%1. Cabai1. Ulangan I: %KA = = 46%1. Ulangan II: %KA = = 43%

1. Ekstraksi Basah1. Mentimun1. Ekstraksi Kimia1. Ulangan I: %KA = = 92%1. Ulangan II: %KA = = 96%1. Ekstraksi Fermentasi1. Ulangan I: %KA = = 94%1. Ulangan II: %KA = = 98%1. Tomat1. Ekstraksi Kimia1. Ulangan I: %KA = = 89%1. Ulangan II: %KA = = 78%1. Ekstraksi Fermentasi1. Ulangan I: %KA = = 74%1. Ulangan II: %KA = = 74%

4.2 Pembahasan4.2.1 HasilEkstraksiKeringEkstraksi benih merupakan proses pengeluaran benih dari buah, polong, atau bahan pembungkus benih lainya (Schmidt,2000). Menurut Barneret al (1988) tujuan penanganan ekstraksi benih adalah untuk mempertahankan mutu fisik-fisiologis benih hasil pemuliaan agar terjamin baik. Dalam penaganan benih terdapat beberapa macam ekstraksi benih, diantaranya adalah ekstraksi kering dan basah. Ekstraksi kering merupakan metode pengambilan benih yang dilakukan pada buah dengan kandungan kadar air yang cukup sedikit dan tidak mengandung banyak daging buah serta pada buah dengan biji yang tidak terdapat banyak selaput lendir. Pada pengamatan kali ini, metode ekstraksi kering diperlakukan pada tanaman jeruk dan cabai. Jika dilihat dari kondisi fisik, buah jeruk termasuk dalam buah dengan kondisi kandungan air yang cukup banyak. Dilakukanya aplikasi ekstraksi kering pada buah jeruk, dikarenakan kondisi biji jeruk yang tidak mempunyai banyak selaput berlendir seperti buah basah yang lain.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar air hasil ekstraksi pada buah jeruk ulangan pertama sebesar 70% sedangkan pada pengulangan kedua sebesar 66%. Hasil pengulangan kedua menunjukkan bahwa tingkat ketelitian masih kurang, karena terdapat selisih kadar air pada ekstraksi benih jeruk mencapai 4%. Pada ekstraksi benih cabe didapatkan kadar air ulangan pertama sebanyak 46%, dan pada ulangan kedua sebanyak 43%. Dari pengamatan kedua jenis buah yang berbeda, tingkat penyusutan kadar air jelas sangat tinggi. Pada ekstraksi benih cabe penyusutan mendekati 50%, yang artinya aplikasi ekstraksi kering sangat baik digunakan dalam mempertahankan kualitas suatu benih.

4.2.2 Hasil Ekstraksi BasahMetode ekstraksi basah merupakan metode pengambilan benih pada buah yang menpunyai kandungan kadar air yang cukup banyak dengan daging yang tebal serta biji yang mempunyai selaput lendir. Ada dua macam ekstraksi basah yang dilakukan pada praktikum, yaitu ekstraksi basah kimia dengan menggunakan larutan HCl 5% dan ekstraksi basah fermentasi, yaitu dengan merendam benih pada larutan H2O atau air. Menurut Brasil (2009) dalam Franca et al (2013) bahwa penggunaan bahan kimia untuk ekstraksi benih dapat berupa Asam hidrocloric, Sodium Hidroxid, AmoniumHidroxid , Sodium Carbonat, Asam Sulphuric, Asam Asetic, Calcium Hypoclorit, dan pectinase. sesuai dengan pernyataan Straccia (2012) bahwa cara kerja metode fermentasi yang harus dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Kedua metode ini, diperlakukan pada benih mentimun dant omat, masing-masing dengan dua kali pengulangan. Kedua benih yang diamati merupakan benih dari buah dengan kandungan kadar air yang banyak, berdaging dan mempunyai lapisan selaput diluar biji benih.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekstraksi basah kimia pada benih mentimun ulangan pertama kandungan kadar airnya sebanyak 92% dan pada ulangan kedua sebesar 96%. Pada benih tomat ulangan pertama kandungan kadarairnya sebesar 89% dan pada pengulangan kedua sebesar 78%. Sedangkan pada ekstraksi basah fermentasi yang dilakukan pada benih mentimun ulangan pertama kandungan kadar air sebesar 94%, dan pada pengulangan kedua sebesar 98%. Pada pengamatan benih tomat ulanagan pertama, kandungan kadar air sebanyak 74% dan pengulangan kedua sama 74%.Perbandingan antara ekstraksi basah kimia dengan fermentasi pada benih mentimun adalah bahwa tingkat penyusutan kandungan kadar air terbanyak dihasilkan dari ekstraksi basah kimia. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan ekstraksi basah kimia lebih baik untuk menurunkan tingkat kadar air pada benih. Pengamatan ini membuktikan bahwa bahan kimia HCl 5% dapat membantu pelepasan selaput lendir yang menempel pada kulit benih.Akan tetapi pada uji benih tomat . tingkat penyusutan tertinngi dihasilkan dari ekstraksi basah fermentasi. Jika diamati dari segi bahan kimianya, bahwa benih tomat mengandung rasa yang masam artinya tomat tersebut bersifat masam seperti larutan HCl, sehingga reaksi tidak dapat berjalan dengan baik. Kemudian hal ini dapat menyebabkan lapisan lendir pada benih tomat tidak berkurang sebanyak pada benih mentimum.

4.2.3 PerbandinganEkstraksiKeringdanBasahDari kedua ekstraksi basah dan kering terdapat perbedaan yang cukup nyata, yaitu penurunan kadarairnya. Pada ekstraksi kering benih cabe tingkat kadar airnya dapat mencapai 43%. Sedangkan pada ekstraksi basah, tingkat penyusutan kadar air hanya dapat mencapai 74%. Perbedaan yang nyata tidak sepenuhnya menganggap bahwa ekstraksi basah kurang efektif dalam melakukan ekstraksi benih. Akan tetapi banyak hal yang memengaruhi hasil dari masing-masing metode. Menurut Yuniarti (2013) selain proses atau tahapan ekstraksi, metode ekstraksi benih juga akan mempengaruhi mutu fisik dan fisiologis benih yang dihasilkan. Selain itu, mutu fisik dan fisiologis benih juga dipengaruhi oleh faktor ukuran benih. Selain lama pengeringan, benih timun lebih dan tomat mengandung air lebih tinggi dibandingkan dengan benih cabai besar dan benih cabai kering. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Gutirrez (2007) bahwa kadar air suatu tanaman dipengaruhi oleh metode pengeringan yang memiliki efek yang berbeda pada microstructure dan kualitas produknya (dehidrasinya).

BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulan Hasil pengamatan bahwa kandungan kadar air akhir ekstraksi kering lebih rendah daripada hasil ekstraksi basah. Aplikasi ekstraksi basah dengan metode fermentasi memiliki kemampuan lebih tinggi untuk menurunkan kandungan kadar air pada benih dibandingkan metode kimia.Benih produkdenganperlakuan ekstraksi kering memiliki daya simpan lebih lama karena kadar air yang rendah. Sedangkan benih hasil produk ekstraksi basah mempunyai daya kecambah tinggi dan tahan dari kerusakan mekanik dan lingkungan.5.2 Saran dan kritik untuk praktikumSemangat deh buat mbak Fevira, semoga cepet lulus.

DAFTAR PUSTAKABarner, H. and Ditlevesen. 1998. Strategies and Procedures for an Integrated National Tree-seed Programe for Seed Procurement, Tree Improvement and Genetic Resource. Lecture Note A-1.Danida Forest Seed Centre. Denmark.

Franca,L,V.et al.2013.Physiological Quality of Eggplant Seeds with Different Extraction and Drying Metode. Journal of Seed Science, v.35, n.1, p.51-55,2013

Gutierrez, L.F et all. 2007. Effects of drying method on the extraction yields and quality of oils from quebec sea buckthorn (Hippophae rhamnoides L.) seeds and pulp. Universite Laval, Sainte-Foy,Quebec: Canada.

Scimidt, L. 2000. PedomanPenagananBenihTanamanHutanTropisdan Sub Tropis. DirektoratJendralRehabilitasiLahanPerhutananSosial Indonesia Forest Seed Project. PT. Gramedia. Jakarta

Straccia, M.C et all. 2012. Extraction and Characterization of Vegetable Oils from Cherry Seed by Different Extraction Processes. Universit degli Studi Siena: Italy.

Yuniarti, Naning. 2013. Pengaruh Metode Ekstraksi dan Ukuran Benih Terhadap Mutu Fisik-Fisiologis Benih Acacia Crassicarpa. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan: Bogor.