laporan teknis / akhirbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/laptek widas... · kata...

82
LAPORAN TEKNIS / AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015 Judul KAK (PROPOSAL) : Sumberdaya Ikan Dan Lingkungan Di Waduk Pondok Dan Widas, Jawa Timur Oleh : Siti Nurul Aida, Agus Djoko Utomo, Taufiq Hidayah, Muhammad Ali, RR. Diyah Mentari, Herry Kusuma, Ika Nur Rahmah, Gatot Subroto, Busyrol Waroh. BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015

Upload: vodiep

Post on 02-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

LAPORAN TEKNIS / AKHIRTAHUN ANGGARAN 2015

Judul KAK (PROPOSAL) :

Sumberdaya Ikan Dan LingkunganDi Waduk Pondok Dan Widas, Jawa Timur

Oleh :

Siti Nurul Aida, Agus Djoko Utomo, Taufiq Hidayah,

Muhammad Ali, RR. Diyah Mentari, Herry Kusuma,

Ika Nur Rahmah, Gatot Subroto, Busyrol Waroh.

BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUMPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANANKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

TAHUN 2015

Page 2: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Tahun Anggaran 2015 yang berjudul ” Sumberdaya Ikan Dan Lingkungan Di Waduk

Pondok Dan Widas, Jawa Timur “ Tujuan akhir penelitian adalah untuk mendapatkan

rekomendasi teknik pengelolaan perikanan tangkap, konservasi sumberdaya ikan, tata

ruang yang baik dan penebaran jenis ikan yang sesuai . Tujuan penelitian pada tahun 2015

yaitu: a). Mendapatkan data dan informasi jenis-jenis ikan, b). Mendapatkan data biota

perairan (plankton , bentos), c). Keragaman habitat (tanaman air), d). Aspek kegiatan

penangkapan.

Dengan berakhirnya kegiatan penelitian tahun anggaran 2015, Kami mengucapkan

terima kasih Kepada Bapak Kepala Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum atas

fasilitas dan kelancaran yang telah diberikan selama ini. Kami menyadari sepenuhnya

bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh sebab itu masukan dan saran sangat

diperlukan guna penyempurnaan laporan ini.

Palembang, Desember 2015

Tim Penulis

iv

Page 3: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian
Page 4: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I. PENDAHULUAN 1

I.1. Latar Belakang 1

I.2. Justifikasi. 2

I.3. TUJUAN DAN SASARAN 3

I.4. KELUARAN YANG DIHARAPKAN 3

I.5. Manfaat Dan Dampak 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Karakteristik Perairan Waduk. 4

2.2. Ekologi Perairan Waduk. 5

2.3. Pencemaran di Waduk 7

2.4. Aspek Penangkapan 10

2.5. Sumberdaya Ikan 10

2.6. Kualitas air 12

BAB III. BAHAN DAN METODA 15

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian 15

3.2. Pengumpulan Data 16

3.3. Analisis Data 18

Page 5: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21

4.1. Keadaan Umum Daerah Sekitar Waduk Widas Dan Pondok. 21

4.2. Jenis-Jenis Ikan dan Biologi Ikan 24

4.3. PLANKTON 38

4.4. BENTOS 46

4.5. Tanaman Air 47

4.6. Kualitas Air 54

a). Kedalaman dan Kecerahan 54

b). Karbondioksida Bebas (CO2) danOksigenTerlarut (mg/l) 56

c). Suhu Perairan 60

d). Konduktivitas (Daya Hantar Listrik) 62

e). Total Alkalinitas 63

f). Turbidity 64

g). Derajat Keasaman/ pH Perairan 66

h). Konsentrasi Orthoposfat (PO4-3) 67

i). Total Fosfor. 68

j). Nitrogen 70

k). BOD 72

l). Klorofil-a. 73

m). Tingkat Kesuburan Perairan 74

4.6.1. POTENSI PRODUKSI IKAN 74

4.7. Kegiatan penangkapan ikan. 75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 84

Lampiran

Page 6: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

1. Hasil tangkapan ikan dengan berbagai macam alat di waduk Widas

2. Hasil tangkapan ikan dengan berbagai macam alat di waduk Pondok

3. Indeks kelimpahan , keaneka ragaman plankton di waduk Widas danPondok

4. Kualitas air di waduk Widas

5. Kualitas air di waduk Pondok

6. Foto-foto aktifitas kegiatan survey

Page 7: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Halaman

1 Gambar 2.1. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu 5

2 Gambar 2.2. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahayayang Masuk.

6

3 Gambar 3.1.a. Peta Lokasi sampling di waduk Widas 15

4 Gambar 3.1.b. Peta lokasi sampling di waduk Pondok 16

5 Gambar.4 2. 1. Pola pertumbuhan beberapa jenis ikan

6 Gambar 4.3.1. Kelimpahan Fitoplankton Waduk Pondok BulanMaret dan Mei 2015

39

7 Gambar 4.3.2. Kelimpahan Zooplankton Waduk Pondok BulanMaret dan Mei 2015

39

8 Gambar 4.3.3. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiFitoplankton Waduk Pondok

40

9 Gambar 4.3.4. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiZooplankton Waduk Pondok

40

10 Gambar 4.3.5. Kelimpahan Fitoplankton Waduk Widas 41

11 Gambar 4.3.6. Kelimpahan Zooplankton Waduk Widas 41

12 Gambar 4.3.6. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiFitoplankton Waduk Widas

42

13 Gambar 4.3.7. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiZooplankton Waduk Widas

42

14 Gambar 4.5.1. Tanaman Di Inlet Kali Petung Di Waduk WidasDan Inlet Kenongo Di Waduk Pondok

53

15 Gambar 4.6.1. Rata-rata Kecerahan dan Kedalaman Di wadukWidas Dan Pondok

54

16 Gambar 4.6.2. Grafik CO2 (mg/l) Pada Waduk Widas dan Pondok 57

17 Gambar 4.6.3. Grafik DO Di WadukWidas Dan Pondok 59

18 Gambar 4.6.4.Grafik Suhu di Waduk Widas Dan Pondok 61

19 Gambar 4.6.5. Grafik Rata-rata DHL Waduk Widas dan Pondok 63

20 Gambar 4.6.6. Grafik Rata-rata Alkalinitas Waduk Widas danPondok

64

21 Gambar 4.6.7. Grafik Rata-rata Turbinity Waduk Widas danPondok

65

22 Gambar.4.6.8. Grafik Posfat (PO4-2) Di Waduk Widas Dan

Pondok68

23 Gambar 4.6.10. Grafik Total Fosfor (μg/L) Pada Permukaan WadukWidas Dan Pondok

70

24 Gambar 4.7.1 Hasil Tangkapan Enumerator di Waduk Pondok. 79

25 Gambar 4.7.2 Persentase Komposisi Hasil Tangkapan JebakanUkuran besar (7x7x5 m) di Waduk Pondok.

80

Page 8: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

26 Gambar 4.7.3 Persentase Komposisi Hasil Tangkapan JebakanUkuran Kecil (4x4x4 m) di Waduk Pondok

81

27 Gambar 4.7.4 Komposisi Hasil Tangkapan Jaring di WadukPondok.

81

28 Gambar 4.7.5 Komposisi Hasil Tangkapan Jaring di WadukWidas.

82

29 Gambar 4.7.6 Hasil Tangkapan Jaring di Waduk Widas. 82

Page 9: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

DAFTAR TABEL

No. Uraian Halaman

1 Gambar 2.1. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu 5

2Gambar 2.2. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahaya yangMasuk.

6

3 Gambar 3.1.a. Peta Lokasi sampling di waduk Widas 154 Gambar 3.1.b. Peta lokasi sampling di waduk Pondok 165 Gambar.4 2. 1. Pola pertumbuhan beberapa jenis ikan

6Gambar 4.3.1. Kelimpahan Fitoplankton Waduk Pondok Bulan Maretdan Mei 2015

39

7Gambar 4.3.2. Kelimpahan Zooplankton Waduk Pondok Bulan Maretdan Mei 2015

39

8Gambar 4.3.3. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiFitoplankton Waduk Pondok

40

9Gambar 4.3.4. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiZooplankton Waduk Pondok

40

10 Gambar 4.3.5. Kelimpahan Fitoplankton Waduk Widas 4111 Gambar 4.3.6. Kelimpahan Zooplankton Waduk Widas 41

12Gambar 4.3.6. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiFitoplankton Waduk Widas

42

13Gambar 4.3.7. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiZooplankton Waduk Widas

42

14Gambar 4.5.1. Tanaman Di Inlet Kali Petung Di Waduk Widas DanInlet Kenongo Di Waduk Pondok

53

15Gambar 4.6.1. Rata-rata Kecerahan dan Kedalaman Di waduk WidasDan Pondok

54

16 Gambar 4.6.2. Grafik CO2 (mg/l) Pada Waduk Widas dan Pondok 5717 Gambar 4.6.3. Grafik DO Di WadukWidas Dan Pondok 5918 Gambar 4.6.4.Grafik Suhu di Waduk Widas Dan Pondok 6119 Gambar 4.6.5. Grafik Rata-rata DHL Waduk Widas dan Pondok 6320 Gambar 4.6.6. Grafik Rata-rata Alkalinitas Waduk Widas dan Pondok 6421 Gambar 4.6.7. Grafik Rata-rata Turbinity Waduk Widas dan Pondok 6522 Gambar.4.6.8. Grafik Posfat (PO4

-2) Di Waduk Widas Dan Pondok 68

23Gambar 4.6.10. Grafik Total Fosfor (μg/L) Pada Permukaan WadukWidas Dan Pondok

70

24 Gambar 4.7.1 Hasil Tangkapan Enumerator di Waduk Pondok. 79

25Gambar 4.7.2 Persentase Komposisi Hasil Tangkapan Jebakan Ukuranbesar (7x7x5 m) di Waduk Pondok.

80

26Gambar 4.7.3 Persentase Komposisi Hasil Tangkapan Jebakan UkuranKecil (4x4x4 m) di Waduk Pondok

81

27 Gambar 4.7.4 Komposisi Hasil Tangkapan Jaring di Waduk Pondok. 8128 Gambar 4.7.5 Komposisi Hasil Tangkapan Jaring di Waduk Widas. 8229 Gambar 4.7.6 Hasil Tangkapan Jaring di Waduk Widas. 82

Page 10: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perairan umum mempunyai potensi dan peranan yang cukup besar dalam berbagai

kegiatan. Bagi perikanan, perairan umum merupakan sumber daya alam untuk

penangkapan ikan konsumsi maupun ikan hias, benih dan induk ikan bagi usaha budidaya

ikan di samping sebagai tempat usaha budidaya. Waduk merupakan ekosistem terbuka.

Perairan ekosistem terbuka umumnya dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Beberapa

kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan perairan di waduk antara lain aktivitas

pemukiman, rekreasi, penggunaan lahan di wilayah tangkapan dan adanya kegiatan

budidaya ikan karamba jaring terapung. Waduk merupakan tipe perairan umum yang

dibuat untuk keperluan irigasi, PLTA, PAM, Perikanan, Pariwisata. Dalam masa

mendatang perairan waduk akan terus berkembang dengan seiring keperluan pertanian.

Waduk Widas mempunyai luas 570 ha terletak di desa Pajaran, kecamatan Saradan

Kabupaten Madiun Jawa imur, diresmikan oleh presiden Soeharto tahun 1984. Waduk

Widas merupakan waduk serbaguna fungsi utama sebagai irigasi persawahan seluas 9.120

ha, pembangkit tenaga listrik sebesar 650 KW. Fungsi lain yaitu sumber air minum,

pariwisata, perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Waduk tersebut terbentuk oleh

karena pembendungan sungai Widas (Kali Bening) yang merupakan sub DAS Berantas,

bermata air dari Gunung Wilis. Waduk Widas juga disebut Bendungan Bening, berada di

wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH), dikelilingi oleh Gunung

Wilis Madiun dan Gunung Pandan Bojonegoro, berjarak 40 km kea arah utara dari kota

madiun. Hasiltangkapan per tahun rata ratamencapai 283 ton/tahunterdiridarijenisikan:

Tombro, Tawes, Nila, Bandeng, Patin, Udang, Mas, Belida, Wader, Lohan, Gurami, Red

Devil. Sudah terbentuk yaitu kelompok Mina Widas makmur, terdiri dari 125 orang.

(Dinas Perikanan Madiun, 2012). Permasalahan Sungai utama di Waduk Widas yaitu

sering terjadi banjir dari bagian hulu sehingga tampungan di Waduk Widas masih kurang,

sedimentasi tinggi, kekeruhan tinggi (Kasiyanti et al, 2013)

Waduk Pondok terletak di Desa Gondang Kecamatan Bringin, kurang lebih 15 km

dari Kota Ngawi Propinsi Jawa Timur, dikelola oleh Pengelola Wilayah Bengawan Solo.

Pelaksanaan kontruksi dimulai pada tahun 1993 samapai 1995. Luas waduksekitar 380 ha,

volume efektif air 29.000.000 m3, curah hujan tahunan 2000 mm. Hasil tangkapan per

tahun rata ratamencapai 128,7 ton/tahun terdiri dari jenis ikan: Tombro/Mas, Tawes, Nila,

Page 11: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

2

Bandeng, Patin, Udang, Belida, Lele, Lohan. Sudah terbentuk kelompok nelayan di waduk

pondok yaitu KUB (Kelompok Usaha Bersama) desa Gandong, KUB desaSuruh, KUB

desa Kenongo Rejo, KUB desaDampit. Alat tangkap yang dominant yaitu Jaring insang,

Jalatebar, Pancing, Bubu, Serok/songko (Dinas Perikanan Ngawi, 2012).

Kawasan Perikanan di Kabupaten Ngawi akan terkonsentrasi di wilayah Waduk Pondok

yaitu di desa Gondang, Kecamatan Beringin dengan rencana penyediaan infrastruktur yang

memadai baik lembaga penyuluhan, lembaga pengkajian, seperti LIPPI, infrastruktur yang

mendukung seperti jalan dan kelembagaan kelompok pembudidaya perikanan, lembaga

perbankan dan koperasi perikanan serta pasar ikan.

Di Indonesia terdapat sekitar 102 waduk besar dan kecil. Dari total waduk tersebut

80 % nya berada di pulau Jawa (KKNI-BB, 2011). Jumlah waduk besar (≥ 500 ha)

berkisar 15 % dan sisanya (85 %) adalah waduk-waduk kecil. Di Jawa Timur terdapat

sekitar 21 waduk yang terdiri dari 2 buah waduk besar, yaitu waduk Karangkates dan

Wonorejo dan 19 buah waduk-waduk kecil antara lain waduk Widas dan Pondok. Waduk-

waduk kecil mempunyai peran besar yang langsung untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Keberadaan waduk-waduk kecil bertujuan utama untuk pengendali banjir dan

irigasi pertanian. Disamping itu pengelolaan waduk kecil relative lebih mudah sesuai

dengan tujuan utamanya. Dengan terbentuknya perairan waduk ini, sangat berpotensi

untuk meningkatkan produksi perikanan dari perairan umum daratan. Penelitian ini

dilakukan di waduk Widas dan Pondok karena cukup mewakili (representative) terhadap

keberadaan waduk-waduk kecil.

I.2. Justifikasi.

Dari segi perikanan waduk tersebut mempunyai arti penting bagi nelayan dan

waisata pemancingan. Retribusi pemancingan punya kontribusi terhadap PAD setempat.

Ikan disamping dijual dalam bentuk segar juga dalam olahan sperti ikan asin dan filet.

Pengelolaan sumberdaya ikan yang dilakukan oleh pemerintah masih terbatas pada

penebaran ikan (Nila). Masih punya peluang besar produksi perikanan tangkap untuk

dinaikan karena pengelolaan yang berupa konservasi sumberdaya ikan, perlindungan ikan,

tata ruang, penebaran ikan selain ikan nila belum dilakukan.

Untuk mendukung teknik konservasi sumberdaya ikan, tata ruang yang baik dan

penebaran jenis ikan yang sesuai perlu dukungan riset. Penelitian akan dilakukan selama

tiga tahun yaitu pada tahun 2015 dilakukan penelitian inventarisasi jenis-jenis ikan, biota

perairan, keragaman habitat, kualitas air dan kegiatan penangkapan. Pada tahun 2016

Page 12: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

3

dilakukan penelitian tentang biologi ikan, kajian stok ikan, dan dinamkia populasi

beberapa jenis ikan.

I.3. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan

Tujuan akhir: Mendapatkan teknik pengelolaan perikanan tangkap, konservasiSumberdaya ikan, tata ruang yang baik dan penebaran jenis ikanyang sesuai.

Tahun 2015 : Mendapatkan data dan informasi biota perairan, keragaman habitat, kegiatanPenangkapan.

Sasaran

Tersedianya data tentang Jenis-jenis ikan, biota perairan, keragaman habitat, kualitas air

dan aspek-aspek penangkapan.

I.4. KELUARAN YANG DIHARAPKAN

Tahun 2015 : Data dan informasi biota perairan, keragaman habitat, kegiatanpenangkapan,

I.5. Manfaat Dan Dampak

Manfaat

Peningkatan produksi hasil tangkapan dan pendapatan nelayan melalui teknik pengelolaan

perikanan tangkap, konservasi dan pemacuan stok.

Dampak

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai masukan dalam pengelolaan sumberdaya ikan

di Waduk Widas dan Pondok sehingga dapat lestari dan berkelanjutan.

Page 13: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Perairan Waduk.

Waduk merupakan badan air yang terbentuk karena pembendungan aliran air sungai

oleh manusia, yang mempunyai karakteristik fisik, kimia dan biologinya berbeda dengan

sungai. Dengan terbentuknya sungai menjadi waduk maka kualitas air waduk lebih stabil

dan produksi perikanannya lebih tinggi. Pembuatan waduk biasanya digunakan untuk

keperluan pembangkit tenaga listrik, irigasi pertanian, pariwisata dan perikanan.

Terbentuknya waduk yaitu karena pembedungan sungai, beberapa wilayah akan

ditengelamkan. Sehingga dasar waduk banyak materi materi yang terendam seperti kebun,

rumah, danlain sebgainya. Disamping itu waduk bentuknya tidak beraturan, banyak teluk,

dan lain sebgainya. Waduk merupakan perairan yang relatip tergenang, aliran air tidak

deras, ada daerah inlet (air masuk), ada daerah outlet (air keluar), ada daerah yang dalam

dan ada daerah yang dangkal. Walupun aliran air tidak deras namun sering terjadi

gelombang yang disebabkan oleh angin yang kencang. Pengaturan air menggunakan pintu

air di oulet, bila diperlukan untuk pengairan pertanian maka pintu air di buka, dan bila

untuk menyimpan air maka pintu air ditutup. Sehingga waduk mempunyai fluktuasi air

yang besar, kandungan lumpur biasanya banyak terdapat di dekat pintu air (Direktorat

Pengelolaan Bengawan Solo, 2003)

Berdasarkan terbentuknya waduk maka waduk ada tiga macam yaitu waduk

Lapangan, waduk irigasi dan waduk serba guna. Waduk lapangan terbentuk karena

pembendungan sungai episodic (berisi air hanya saat hujan), luasan kurang dari 10 ha,

kedalaman maksimal 5 m, masa berisi air krang dari 9 bulan, funsi irigasi lokal. Waduk

irigasi terbentuk karena pembendungan sungai intermiten (berisi air saat musim

penghujan), luasan 10–500 ha, kedalaman maksimal 25 m, masa simpan air 9- 12 bulan,

fungsi irigasi. Waduk serba guna terbentuk karena pembendungan sungai permanen,

luasan lebih besar 500 ha, kedalam maksimal 100 m, masa berisi air 12 bulan; mempunyai

funsgi sebagai irigasi, pembangkit tenaga listrik, sumber air minum, pengendali banjir

(Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006).Waduk mempunyai ciri fisik

sebagai berikut; banyak teluk, daerah tangkap hujan luas, garis pantai panjang,

pengeluaran air dari bawah, fluktuasi air besar (5-25 m), masa simpan air sebentar karena

sering diperlukan untuk irigasi, daerah litoral luas, tidak terjal seperti danau (Departemen

Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006).

Page 14: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

5

2.2. Ekologi Perairan Waduk.

Tepian pantai (litoral) waduk yang cukup luas merupakan habitat biota air

termasuk ikan dan banyak sumber makanan dari daratan. Perairan yang dalam

memungkinkan adanya stratifikasi perairan berdasarkan suhu dan cahaya. Daerah tangkap

hujan luas menyebabkan banyak nutrien yang masuk terbawa air masuk waduk. Garis

pantai yang panjang juga menyebabkan banyak nutrien yang masuk dari daratan. Banyak

teluk merupakan daerah yang tenang, terlindung dan stabil .

Waduk merupakan perairan yang tergenang dan relatip dalam maka berdasarkan

suhu air di permukaan panas dan makin dalam secara bertahap suhu makin dingin.

Namun pada kedalaman tertentu akan terjadi penurunan suhu yang menyolok.

Berdasarkan lapisan suhu secara vertikal maka ada lapisan Epilimnion, termoklin dan

hypolimnion (lihat Gambar 1). Lapisan Epilimnion yaitu lapisan yang berada permukaan,

suhu panas. Lapisan termoklin yaitu lapisan dibawah epilimnion terjadi penurunan suhu

yang tajam. Lapisan hypolimnion yaitu lapsan dibawah termoklin yang suhunya lebih

dingin (Mitsch and Jorgensen 2004).

Gambar 2.1. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu

Sumber : Odum, 1996

Perairan waduk yang dalam berdasarkan cahaya matahari yang masuk maka

lapisan Fotik dan Afotik (lihat Gambar 2). Lapisan fotik berada di permukaan, banyak

cahaya matahari yang masuk, tumbuhan maupun phyto-plankton dapat melakukan proses

fotosintesa, kondungan oksigen relatip tinggi. Sedangkan lapisan afotik merupakan

Page 15: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

6

lapisan yang berdada di dasar perairan, tidak ada sinar matahari yang masuk, tidak ada

aktivitas fotosintesa. Lapisan afotik banyak terdapat gas CO2, H2S, NH3, NH4 sebagai

hasil proses dekomposisi bahan organik yang mengendap di dasar perairan. Batas diantara

lapisan fotik dan afotik disebut titik kompensasi, yaitu oksigen hasil fotosintesa impas

untuk kebutuhan respirasi organisme yang ada di lapisan tersebut.

Gambar. 2.2. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahaya yang Masuk.

Pada saat musim penghujan apabila beberapa hari terjadi hujan terus menerus maka

suhu permukaan menjadi dingin, berat jenis air menjadi besar, maka akan terjadi

perputaran air secara vertikal, lapisan atas turun ke bawah dan lapisan bawah naik ke atas.

Peristiwa ini disebut ”UP-WELLING” (Odum, 1996). Teraduknya air menyebabkan

nutrient bisa merata, sehingga perairan menjadi subur. Namun sering juga terjadi gas

beracun sperti CO2, NH3, NH4, H2S di dasar perairan juga ikut teraduk ke atas sehingga

akan menyebabkan kematian ikan, terutama ikan yang dipelihara di Keramba Jaring

Apung. Kejadian ini telah menimpa beberapa kali di Waduk Jatiluhur dan Cirata, peristiwa

tersebut oleh masyarakat setempat dinamakan ”UMBALAN”.

Selanjutnya dikatakan oleh Krismono, 2003 bahwa terjadinya Upwelling di

waduk mempunyai indikasi sebagai berikut transpiransi air mengecil, kelimpahan

Microcytis sp, menurunnya kadar oksigen, menurunnya kedalaman air di inlet.

Penurunan kadar oksigen dan teraduknya gas beracun dari dasar perairan akan

menyebabkan kematian masal bagi ikan.

Menurut Effendi, 2000, menyatakan bahwa perairan oligotrophic mempunyai

kadar Fospor total kurang dari 10 (µg/ l), Nitrogen total kurang dari 200 (µg/

l),Klorofil-a kurang dari 4 (µg/ l). Perairan Mesotrophic mempunyai kadar Fospor total

10-20 (µg/l), Nitrogen total 200-500 (µg/ l ), Klorofil a 4-10 (µg/l ). Sedangkan

Page 16: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

7

perairaneutrophic mempunyai kadar Fospor total lebih besar 20 ( µg/ l ), Nitrogen total

lebih besar 500 ( µg/ l ), Klorofil-a lebih besar 10 ( µg/ l ).

Perairan Danau yang dalam biasanya Oligotrophic (miskin unsur hara), sedangkan

Waduk pada umumnya mesotrophic (unsur hara sedang) (Odum 1996; Mitsch and

Jorgensen 1934). Perairan Oligotrophic mempunyai lapisan hypholimnion yang besar

dibanding epilimnion, densitas plankton kecil, perairan jernih, tumbuhan litoral kurang.

Sedangkan perairan Eutrophic sperti rawa kaya nutrien, densitas plankton tinggi,

kecerahan kurang, banyak tumbuhan litoral. Kandungan nutrien di waduk tinggi

disebabkan karena sungai dan anak sungai yang masuk ke waduk banyak, daerah tangkap

hujan luas, sering mendapatkan masukan nutrient dari pemelihara ikan di Waduk. Perairan

waduk dapat mengalami eutrofikasi (pengayaan unsur hara) bila ada masukan kadar fosfor

dan nitrogen. Eutrofikasi dapat menyebabkan blooming algae, tumbuhan air berkembang

pesat. Keadaan tersebut akan mengganggu fungsi waduk sebagai sumber air minum dan

wisata.

2.3. Pencemaran di Waduk

Menurut Ekho dalam Febrian et al 2004: tingkat pencemaran air waduk Cirata

sudah berada atas tingkat baku mutu air. Dari hasil kajian, ternyata penyebabnya selain

polutan yang dibawa dari Sungai Citarum juga berasal dari pakan ikan yang mengandung

zat kimia yang mengendap di dasar waduk menyebabkan peralatan waduk mengalami

korosi. Di Waduk Cirata, menurut Eman, saat ini ada sekitar 39.000 petak jaring apung.

Padahal, berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 41 Tahun 2002 jumlah

jaring apung dibatasi hanya 12.000 petak saja dan harus seizin instansi terkait. Bahkan di

Waduk Saguling jaring apung penduduk, jumlahnya tidak banyak karena mutu air

Saguling sudah tidak memungkinkan ikan jenis tertentu, kandungan belerang yang berasal

dari aktivitas Gunung Patuha dan Tangkuban Perahu yang dialirkan oleh Sungai Citarum,

mengendap di dasar waduk, bahkan ketika memasuki areal Saguling bau belerang sangat

kuat tercium.

Selanjutnya Surachman dalam Febrian et al 2004 menyatakan bahwa kematian

sekitar 300 ton ikan mas di Waduk Cirata pada pertengahan bulan Juli 2004 bukan

hanya disebabkan oleh koi herpes virus saja. Namun akibat dari naiknya limbah yang

mengendap di dasar Waduk waktu hujan pertama yang deras turun setelah kemarau yang

panjang. Nelayan jaring apung Waduk Cirata di Desa Margalaksana mengakui tingkat

pencemaran air di waduk menyebabkan ikan mati, pakan ikan yang biasa ia berikan

Page 17: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

8

merupakan penyebab polusi. Pakan ikan per harinya sebanyak 2 kuintal untuk empat

petak jaring apung.

Menurut Febrian, et al 2004 menyatakan bahwa sepuluh tahun lalu air di waduk

Jati Luhur masih berwarna biru bening. Sekarang, yang ada adalah warna kuning keruh.

Keruhnya waduk terjadi sejak bermunculannya keramba jaring-jaring terapung milik para

petambak. Saat ini di waduk seluas 83 kilometer persegi itu tersebar 3.083 unit keramba

milik 209 petambak. Dari ribuan keramba itu setiap tahun dikeruk 16.869 ton ikan. Dan

setiap hari, pemilik tambak menebar sekitar 10 ton pakan ikan. Dengan tebaran sebanyak

itu, bagaimana mungkin air waduk bisa bening? Tak hanya membuat air jadi keruh,

berton-ton pakan ikan juga menyebabkan air waduk berbau amis. Padahal, danau buatan

ini adalah sumber pengairan bagi sekitar 240 ribu hektare areal persawahan di wilayah

Jakarta, Kabupaten/Kota Bekasi, Karawang, Subang, dan sebagian Indramayu. "Sebelum

ada keramba, air waduk tak seperti sekarang ini.

Menurut Tahlan (Corporate Secretary PT Indonesia Power) 2004 yang menangani

Waduk Saguling dalam Febrian et al 2004 mengatakan timbunan limbah pakan ikan itu

hanyalah bagian kecil dari penyebab tercemarnya air waduk.,yang paling parah adalah

limbah buangan rumah tangga dan industri yang mengotori daerah aliran Sungai Citarum.

Sungai ini sekaligus pula menjadi tempat pembuangan limbah dari sekitar 1.500 industri di

Cekungan Bandung, seperti Majalaya, Banjaran, Rancaekek, Dayeuhkolot, Ujung Berung,

Cimahi, dan Padalarang. Sungai Citarum harus menampung 280 ton limbah kimia

anorganik setiap hari.

Menurut Lilik dalam Febrian et al 2004 menyatakan hasil penelitian yang

dilakukan PT Indonesia Power bersama Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan

Lingkungan (PPSDAL) Universitas Padjadjaran, Bandung, pada tahun 2004 kualitas air

Waduk Saguling sudah di atas ambang batas normal. Kandungan merkuri (Hg),

misalnya, meroket hingga menembus angka 0,236. Padahal,menurut standar baku

mutuangka aman adalah 0,002. Logam merkuri itu, berasal dari pakan ikan dan industri

plastik. Sedangkan logam berat lainnya berasal dari pabrik tekstil untuk proses pewarnaan

kain Sekarang air Waduk Saguling tidak layak lagi dimanfaatkan untuk konsumsi,

pertanian dan perikanan.

Kepala Badan Pengelola Waduk Cirata, Surachman dalam Febrian et al 2004

menyatakan sampel ikan mas dan nila yang diambil dari jaring apung petambak di waduk

seluas 6.200 hektare itu, ditemukan empat kandungan logam berat. "Keempatnya adalah

timbel (Pb) 0,6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, krom (Cr) 0,1 ppm, dan

Page 18: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

9

air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 partikel per berat badan (ppb), pada pertengahan Juli

2004 kematian ikan di Waduk Cirata, yang mencapai 300 ton, adalah akibat koi herpes

virus dan pekatnya limbah. Air Waduk Saguling dan Cirata kini tak lagi layak konsumsi

karena baku mutu air normal untuk minum sudah terlewati.

Menurut Kartamihardja 1997 menyatakan bahwa Waduk Saguling, Cirata, dan

Jatiluhur terdapat ribuan unit jaring terapung yang membudidayakan ikan air tawar seperti

ikan mas dan ikan nila. Jaring terapung di Waduk Cirata dinilai sudah melampaui

kapasitas tampung waduk. Dewasa ini, jumlah jaring terapung di perairan itu sekitar

30.000 unit padahal daya dukungnya hanya untuk 3.000 unit. Kandungan H2S (asam

sulfida) air buangan Waduk Jatiluhur cukup tinggi. Asam sulfida merupakan uraian sisa

protein, sisa pakan yang tidak termakan dan terbuang. Pengaruh lainnya bisa dilihat dari

beberapa jenis ikan lokal, sekarang jenis-jenis ikan seperti jambal, beliga, baung, dan

sebagainya.

Surachman 2002 dalam Febrian et al 2004 menyatakan bahwa keberadaan Waduk

Cirata sebagai sumber listrik tenaga air berkekuatan 1.000 megawatt (MW) kini dalam

kondisi yang memprihatinkan karena sedikitnya 30.000 petak jaring apung milik

masyarakat membentang di waduk ini yang berakibat pengendapan limbah secara luar

biasa, pengendapan limbah pakan ikan telah cukup mengganggu turbin pembangkit listrik

di waduk itu, beberapa jenis pakan ikan dari senyawa kimia telah memberi kontribusi

terjadinya korosi pada peralatan turbin, sedangkan kerusakan lainnya disebabkan oleh

endapan sisa pakan yang mencapai ribuan ton di dasar waduk. Kotoran sisa pakan ikan

akan mengapung menuju turbin apabila terjadi arus balik di sekitar

waduk. Arus balik itu terjadi apabila terjadi hujan. Selain pakan ikan, limbah yang masuk

ke Waduk Cirata melalui aliran Sungai Citarum cukup banyak, terutama dari buangan

industri tekstil di sekitar Kabupaten Bandung. Limbah pakan dan tekstil itu telah

menurunkan kualitas air waduk.

Krismono, 1992 menyatakan bahwa keramba jaring apung dengan ukuran 7 x7 x3

m3 pakan yang keluar ke perairan 20 – 30 %, sedangkan ukuran 1 x1 x 1 m3 pakan yang

keluar 30–5- %. Waduk Jatiluhur, Saguling, Cirata masing masing mengeluarkan pakan

yang lepas ke perairan 5,9 ton/tahun, 8,7 ton/tahun, 4,7 ton /tahun, dalam pakan tersebut

mengandung 4,86 % N dan 0,26 P. Selanjutnya dikatakan oleh Ryding and Rast 1989

dalam Krismoni et al 2008 bahwa tiap satu ton ikan akan melepaskan nutrient ke perairan

85 – 90 kg P dan 12- 13 kg N. Sehingga waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur disamping

mendapatkan beban dari pakan yang lolos dari sangkar juga beban nutrien yang

Page 19: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

10

dikeluarkan oleh ikan. Beban nutrien dari ikan dalam sangkar pada masing masing Waduk

Cirata, Saguling dan Jati Luhur yaitu N= 1428,8 ton/tahun dan P = 10120,95 ton/tahun, N

= 261,8 ton/tahun dan P= 1854,36 ton/tahun; N = 1268,8 ton/tahun dan P = 179,13

ton/tahun.

Tingkat pencemaran waduk yang diakibatkan senyawa nitrogen, posfat, dan zat

organik dapat dibagi 3 kategori yaitu: Pencemaran amat sangat berat (hypertrophic =

penyuburan amat sangat berat), pencemaran berat (eutrophic = penyuburan berat),

pencemaran sedang (oligotrophic = penyuburan sedang), belum tercemar

(mesotrophic=belum terjadi penyuburan).Dari hasil penelitian semakin lama terjadi

penurunan pada kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia, yang disebabkan

karena adanya pencemaran bahan organik pada air danau dan waduk yang disebabkan oleh

limbah industri, pertanian, dan penduduk.

Beberapa faktor yang menyebabkan kendala dalam melakukan pengelolaan sumber daya

air antara lain: Pengelolaan DAS waduk oleh instansi terkait masih belum saling

berintegrasi dengan baik,bahkan sering timbul konflik kepentingan.

2.4. Aspek Penangkapan

Penebaran ikan asli (restocking) dengan tujuan memulihakan populasi ikan asli

yang sudah dianggap menurun atau langka, sedangkan penebaran ikan introduksi

(stocking) yang sesuai dengan perairan tersebut dengan tujuan pemanfaatan relung

ekologis dan peningkatan produksi.

Pengelolaan perairan umum sebagai salah satu upaya kegiatan perikanan dalam

memanfaatkan sumberdaya ikan di perairan umum secara berekelanjutan perlu

dilakukan secara bijaksana. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan umum

melalui kegiatan penangkapan dan budidaya mempunyai kecenderungan semakin

tidak terkendali, dimana jumlah ikan yang ditangkap tidak lagi seimbang dengan

daya pulihnya. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumberdaya yang lebih hati-hati.

Untuk mencapai tujuan pengelolaan sumberdaya yang lebih hati-hati, maka perlu

disusun petunjuk pelaksanaan pengelolaan sumberdaya yang lebih hati-hati. Populasi

ikan mulai menurun/hampir punah, baik disebabkan oleh factor lingkungan maupun

tekanan penangkapan.

2.5. Sumberdaya Ikan

Dalam UU RI Nomor 31 Tahun 2004, Sumberdaya ikan adalah potensi semua jenis

ikan. Menurut Insidewinme (2008), sumberdaya ikan adalah merupakan salah satu

sumberdaya kelautan dan perikanan yang tergolong dalam sumberdaya yang dapat

Page 20: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

11

diperbaharui (renewable resources), artinya jika sumberdaya ini dimanfaatkan sebagian,

sisa ikan yang tertinggal mempunyai kemampuan untuk memperbaharui dirinya dengan

berkembang biak. Sumber daya ikan yang terdapat di perairan umum seharusnya menjadi

salah satu yang dapat menopang ketahanan pangan masyarakat. Waduk merupakan salah

satu tipe perairan umum yang salah satu fungsinya adalah untuk perikanan, menjadi

sumber ekonomi yang berkontribusi menjadi sumber kehidupan masyarakat yang

berkelanjutan. Kondisi usaha perikanan tangkap masih didominasi usaha perikanan

tangkap skala kecil dengan tingkat produktivitas dan efisiensi usaha serta pendapatan yang

masih rendah. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan, mengingat peranan nelayan

sebagai hulu dalam bisnis perikanan. Sumberdaya perikanan terdiri dari sumberdaya ikan,

sumberdaya lingkungan, serta sumberdaya buatan manusia yang digunakan untuk

memanfaatkan sumberdaya ikan. Oleh karena itu, pengelolaan/manajemen sumberdaya

perikanan mencakup penataan pemanfaatan sumberdaya ikan, pengelolaan lingkungannya,

serta pengelolaan kegiatan manusia (Fauzi dan Anna, 2005). Sumberdaya perikanan

bersifat dinamis demikian juga gangguan terhadap keseimbangan sistem yang terjadi pada

sumberdaya tersebut baik berupa hubungan langsung antara catch dan effort maupun

hubungan tidak langsung antara catch dan effort. Pencemaran merupakan suatu sistem

yang bersifat dinamis.

Target produksi Perikanan Indonesia pada tahun 2015 sebesar 353 %. Produksi

perikanan tangkap di perairan umum mencapai 406 ribu ton atau meningkat sebesar 2,9

persen dibandingkan tahun 2013. Produksi perikanan tangkap di Jawa Timur rata-rata dari

tahun 2003-2013 sebesar 381,36 ton (Pusat Data Statistik KKP, 2014). Perikanan Darat di

Kabupaten Ngawi memilki luas 1.381.895 ha dengan produksi 1.690.308 Kg. Jenis ikan

hasil tangkapan perairan umum di Provinsi Jawa Timur didominasi oleh ikan nila 20,81%,

ikan tawes 18,69%, ikan mujair 16,34% dan ikan gabus 9,23% (Dinas Kelautan dan

Perikanan Jawa Timur, 2011). Ahir tahun 2014 telah ditebar berbagai jenis benih ikan

sejumlah 12.000 ekor di waduk Pondok Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Bertujuan

untuk mengembalikan fungsi waduk sebagai tempat tumbuhnya beraneka macam ikan

(Pemda Kabupaten Ngawi, 2014). Untuk meningkatkan produksi waduk Widas, persatuan

masyarakat nelayan disekitarwadukWidasrutinmenebarikannila setiaptahun (Komunikasi

Pribadi). Tahun 2013 Dinas Kabupaten Madiun menebar ikan ke perairan umum dan

sebagian benih Ikan tombro dan nila sebanyak 450 Ekor ditebar ke waduk Widas.

Hilangnya habitat dan keanekaragamanhayati akuatisakibat modifikasi alamiah

atau campur tangan manusia, perubahan lanskap adalah penyebab utama hilangnya

Page 21: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

12

keanekaragaman hayati akuatis,dan meningkatkan potensi perkembangan spesies yang

berasal dari luar.Kehadiran spesies asing mengancam spesies asli. Spesies hewan atau

tanaman asing yang bersifat ganas dapat berkembang biak dengan cepat dapat merusak

flora atau fauna asli setempat, bahkan dalam beberapa kejadian bisa memusnahkannya

sama sekali. Contoh yang paling menonjol adalah merambahnya tanaman eceng gondok

(Eichhornia crassipes) di Rawa Pening dan di danau Limboto.

2.6. Kualitas air

Menurut Novotny dan Olem, (1994) dalam Effendi, (2000) tingkat kecerahan

perairan kurang dari 200 cm termasuk dalam tingkat kesuburan eutrofik. Kecerahan air

tergantung kepada warna, kekeruhan (turbidity), keadaan cuaca, waktu pengukuran, dan

padatan tersuspensi (TSS) dan terlarut (TDS). Kecerahan yang rendah mengindikasikan

laju sedimentasinya tinggi, warna air mengindikasikan perairan kaya plankton terutama

fitoplankton dan sedimentasi. Oksigen terlarut di perairan dalam seperti waduk , memiliki

kecendrungan semakin rendah dengan semakin dalamnya suatu perairan. Seperti halnya di

waduk Kedung Ombo berkisar antara 0,0 – 9,72 mg/l. Konsentrasi oksigen terlarut secara

alami bervariasi pada setiap kedalaman, penurunan tersebut tidak terlalu tajam, namun

mengikuti pola stratifikasi perairan (Aida et al, 2012). Oksigen pada lapisan epilimnion

lebih tinggi karena daerah ini terjadi proses fotosintesis secara aktiv, sedangkan di daerah

hipolimnion konsentrasi oksigen lebih rendah (Boyd, 1998). Konsentrasi oksigen di di

daerah hipolimnion merupakan hasil bersih dari sisa proses dekomposisi bahan organik di

sedimen dan respirasi biota perairan. Unsur hara Nitrogen dan fosfor merupakan unsur

hara makro yang dibutuhkan mahluk hidup. Nitrogen dalam bentuk nitrat dan fosfor dalam

bentuk orthopsfat merupakan hara tersedia langsung diserap oleh mahluk hidup. Menurut

Goldman dan Horn (1983) dalam Effendi (2000) kandungan amoniak diantara 0,01 – 0,2

termasuk perairan mesotrofik. Kandungan total klorofil-a di perairan dapat digunakan

untuk menduga potensi produksi ikan dan tingkat kesuburan perairan. Menurut Novotny &

Olem (1994); perairan oligotrofik bila kandungan klorofil < 4 μg/l, mesotrofik bila

kandungan klorofil antara 4-10 μg/l, eutrofik bila kandungan klorofil >10 μg/l.

Faktor fisik yang paling penting di waduk adalah cahaya. Ini mempengaruhi

suhu,potensi fotosintesis, dan oksigen terlarut. Zona fotik dan aphotic terkait dengan

penetrasi cahaya. Zona eufotik mengacu pada kedalaman maksimum kolom air yang

tanaman dapat tumbuh (Wetzel, 1995). Zona littoral di zona eufotik. Zona litoral terletak

di dekat pantai di mana tanaman berakar tumbuh. Ini adalah zona paling produktif, karena

produktivitas primer di zona ini disumbangkan oleh tanaman air yang mengambang,

Page 22: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

13

terendam dan berakar dan fitoplankton. Intensitas cahaya dan nutrisi yang tinggi di zona

ini. Sumber terbesar dari panas dalam air adalah radiasi matahari dengan penyerapan

langsung. Transferpanas dari udara dan dari sedimen terjadi dalam jumlah yang relatif

kecil (Wetzel, 1995). Suhu air permukaan dipengaruhi oleh ketinggian, dan musim, waktu

hari, sirkulasi udara, aliran dan kedalaman badan air. Fisik, kimia dan karakteristik

biologis dipengaruhi oleh suhu.Konduktivitas listrik (EC) adalah ukuran kemampuan

sebuah larutan untuk melakukanarus listrik. EC berkaitan dengan jumlah total ion terlarut

dalam air dan memiliki korelasi positif dengan gradien trofik dan kelimpahan fitoplankton

(Diaz et al., 2007). Sumber polutan seperti air limbah dari pabrik pengolahan limbah,

limpasan pertanian, dan limpasan perkotaan meningkatkan ion dalam air, yang mengarah

ke peningkatan dari EC (Nather Khan, 1990a). EC meningkatkan juga selama stratifikasi

termal di hypolimnion karena peningkatan dekomposisi.Alkalinitas adalah kapasitas asam-

penetral air. Kebanyakan perairan alami mengandung keasaman yang rendah. Alkalinitas

adalah indikator konsentrasi karbonat, bikarbonat dan hidroksida, tetapi mungkin termasuk

kontribusi dari borat, fosfat, silikat dan senyawa dasar lainnya. Oleh karena itu, danau

yang terletak di dekat lanskap pertanian atau perkotaan memiliki tingkat alkalinitas lebih

tinggi. Perairan alkalinitas rendah (<24 mg / l sebagai CaCO3) memiliki kapasitas buffer

yang rendah.pH merupakan variabel penting dalam penilaian kualitas air. Hal ini

dipengaruhi oleh banyakbiologis (fotosintesis dan respirasi) dan proses kimia

(dekomposisi) di dalam tubuh air dan semua proses yang terkait dengan pasokan air dan

tretmen. Diperairan tercemar, pH dikendalikan oleh keseimbangan antara karbon dioksida,

karbonat dan ion bikarbonat. Variasi harian pH juga dapat disebabkan oleh fotosintesis dan

respirasi siklus alga di perairan eutrofik. Tingginya nilai pH (lebih dari 8,5) dicatat di

perairan dengan kandungan organik yang tinggi dan kondisi eutrofik (Kalff,

2002).Oksigen terlarut (DO) adalah penting untuk semua bentuk kehidupan air. DO

perairan alami dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis, suhu, tekanan, salinitas, dan

turbulensi. Bahan organik yang ekstrim dari limbah penurunan DO konsentrasi dalam

waduk.

Dalam dunia perikanan keberadaan plankton terutama fitoplankton merupakan

faktor biologi yang penting, karena fitoplankton merupakan bagian mata rantai pertama

dalam jaringan makanan di perairan. Disamping itu, kelimpahan plankton dapat juga

menjadi indikator tentang kesuburan perairan (Wetzel & Likens, 1979). Menurut Swingle

dalam Muligan (1969) peran fitoplankton dalam dunia perikanan adalah keterlibatannya

dalam sistem rantai makanan menuju ke produksi ikan. Daerah pelagis waduk merupakan

Page 23: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

14

daerah utama di mana plankton tumbuh dan berkembangbiak. Kelimpahan fitoplankton

berkaitan erat dengan kandungan unsur hara N dan P perairan, dimana unsur N umumnya

merupakan unsur pembatas pertumbuhannya (Kartamihardja & Sri Nastiti, 2003). Secara

vertikal, fitoplankton hidup pada lapisan permukaan yaitu didaerah eufotik, akan tetapi hal

ini hanya terbatas pada lapisan tertentu dimana pada siang hari fitoplankton tidak terlalu

dekat dengan permukaan karena fitoplankton tidak menyukai cahanya matahari dengan

intensitas tinggi. Sedangkan pada malam hari biasanya fitoplankton dekat dengan

permukaan air. Konsentrasi fitoplankton sangat besar di lapisan permukaan, dan

penurunan konsentrasi hampir berbanding lurus dengan pertambahan kedalaman daya

tembus cahaya (Davis, 1955 dalam Suroso, 2008). Kelimpahan fitoplankton

menggambarkan karakteristik umum perairan waduk dan danau (Ryding & Rast, 1989).

Lebih lanjut dikatakan bahwa di perairan eutrofik, frekuensi pertumbuhan sesaat alga (alga

bloom) lebih sering terjadi dengan kuantitas alga hijau dan alga hijau biru relatif lebih

tinggi jika dibandingkan dengan di perairan oligotrofik.

Tanaman telah lama digunakan sebagai indikator untuk kualitas habitat.

Menentukan tempat yang cocok untuk perumahan, pertanian dan kehutanan, untuk air

minum dan sumber daya lainnya (Kollmann&Fischer, 2003). Zona tepian merupakan

bidang biologi, fisika dan kimia berinteraksi kuat antara ekosistem darat dan perairan.

biasanya ditandai oleh keragaman fauna, flora dan lingkungan. Struktur habitat lebih

beragam di lokasi yang vegetasi, substrat berlumpur lebih berlimpah di daerah dengan

vegetasi riparian riparian alamnya masih ada. Pada kedalaman yang rendah dan tidak ada

riparian menyebabkan peningkatan erosi dan sedimentasi di habitat air. Salah satu peran

yang paling penting dari zona riparian adalah penyediaan kayu/pohon sebagai habitat dan

substrat untuk fauna akuatik, seperti invertebrata dan ikan (Boys & Thoms 2006 dalam

Beltrao et al., 2009). Keragaman vegetasi riparian dan ekosistem air, berkaitan dengan

keragaman dan komposisi ikan (Vono & Barbosa 2001 dalam Beltrao et al., 2009),

berkorelasi dengan habitat air seperti kekeruhan (Medeiros et al. 2008). Oleh karena itu

keadaan ekosistem ini akan mempengaruhi struktur biotik diperairan. Banyak habitat

lingkungan perairan di seluruh dunia telah rusak oleh aktivitas manusia (Mugodo et al.

2006 dalam Beltrao et al., 2009). Habitat dengan struktural yang kompleks memberikan

substrat pertumbuhan, sumber makanan dan pemijahan, serta perlindungan dari predator

untuk invertebrata air dan ikan (Pusey & Arthington 2003 dalam Beltrao et al., 2009).

Page 24: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

15

III. BAHAN DAN METODA

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian yang berjudul “Sumberdaya ikan dan lingkungan di waduk

Pondok dan Widas di Jawa Timur.Pada tahap pertama tahun 2015, riset akan dimulai dari

bulan Februari hingga Nopember. Penelitian bersifat survey lapangan dan analisis sample

di laboratorium. Pelaksanaan pengamatan di lapangan (sampling dan observasi) sebanyak

tiga kali, yaitu pada bulan Maret, Mei, dan September. Stasiun penelitian (Gambar 1 dan

2) di waduk Widas ditentukan yaitu out let, inlet kali Petung/Wilis, inlet kali

Bening/Pandan, pertemuan inlet, suaka waduk, dan Tengah. Di waduk Pondok, yaitu:

outlet, inlet kali Gandu, inlet kali kenongo, KJA, dan Tengah. Parameter yang diamati

yaitu 1). Keragaman jenis ikan, 2) Biota perairan plankton, benthos, 3) Karakteristik

habitat dan lingkungan. 3). Kualitas perairan, 5). Aspek penangkapan.

Gambar 3.1.a. Peta Lokasi sampling di waduk Widas

Page 25: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

16

Gambar 3. 1.b. Peta lokasi sampling di waduk Pondok

3.2. Pengumpulan Data

Inventarisasi jenis-jenis ikan dari hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan

berbagai alat tangkap. Pengumpulan specimen ikan dilakukan pada saat survei ke

lapangan dan pengumpulan oleh enumerator. Sampel ikan dicatat nama lokal,

tempat/lokasi tertangkap, waktu penangkapan, ukuran, dipotret lalu dimasukkan ke

dalam kantong plastik selanjutnya diawetkan dengan larutan formalin 10 % dan dibawa

kelaboratorium, sampel isi pencernaan diawetkan dengan formalin 4%. Sampel telur

diawetkan dengan gilson. Ikan sampel diidentifikasi berdasarkan Kottelat et al, 1993

dan Weber and de Beaufort, 1916.

Sampling plankton menggunakan plankton net plankton net # 25 (mesh size 60 μm)

dan disimpan dalam botol sampel plankton ukuran 25 ml serta diawetkan memakai

larutan Lugol, bentos diambil dengan ekmandredge kemudian disaring dengan

saringan, samplenya di awetkan dengan formalin.

Identifikasi habitat dan lingkungan dengan melihat daerah lithoral (kualitas air bagian

permukaan, vegetasi perairan dan riparian, sedimen, batas permukaan air dan daratan)

serta bagian riparian dan terresterial meliputi kondisi dan aktivitas .

Aspek penangkapan meliputi: Diskripsi, operasional, dan jumlah alat tangkap. Jenis

Page 26: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

17

serta koposisi hasil tangkapan yang dikumpulkan melalui enumerator dan sampling

hasil tangkapan nelayan.

Pengamatan kualitas air dilakukan secara insitu dan eksitu.

Pengamatan yang dilakukan dengan cara Insitu:

Kimia air melalui pengambilan sampel air dengan alat (water sampler) dengan

kedalaman 0 m, 3 m, 5 m dan dasar. Pemeriksaan secara in situ menggunakan alat long

cable yang langsung dikerjakan ditempat seperti suhu, pH, DHL, Oksigen terlarut (O2).

Sedangkan kecerahan menggunakan sechidish, Kedalaman dengan depthsounder, CO2,

dan T. Alkalinitas (metode titrasi Winkler). Sampel ikan dengan mengukur panjang, berat

ikan dan TKG . Aspek penangkapan meliputi wawancara, serta komposisi hasil tangkapan,

jenis dan jumlah serta diskripsi alat tangkap. Keragaman habitat (tanaman air) dengan

menggunakan nama lokal dan di foto. Sedimen diamati secara insitu.

Pengamatan dengan cara eksitu:

Pengambilan sampel air dengan alat water sampler pada kedalaman 0 m, 3 m, 5 m dan

dasar, sampel air diawetkan dengan pendinginan untuk dianalisa dilaboratorium Balai

Penelitian Perikanan Perairan Umum. Sampel plankton diawetkan dengan lugol. Sampel

ikan diawetkan dengan formalin 10% untuk diidentifikasi di labor dengan panduan buku

Kottelat, at al., 1993 dan Weber and De Beaufort, 1916. di identifikasi dengan panduan

buku identifikasi dan denganmenggunakanmikroskopbinokulerpadaperbesaran 100x.C-

organik sedimen dilaoratorium engan metoda pengabuan.

Tabel 3.1. Parameter dan metode analisiss ampel air

Parameter Satuan Metode dan peralatan

1. Suhu 0 C Insitu. Termometer

2. Kecerahan Cm Insitu. Piringsechi

3. DHL µS/ cm Insitu. SCT meter dan long cable.

3. pH Insitu. pH universal indicator

4. Karbondioksida mg/L Insitu,metode Winkler, titrimetri dengan NaOH

sebagai titrant

5. Oksigenterlarut mg/L Insitu,metode Winkler, titrimetri dengan larutan

thiosulfat sebagai titrant dan long cable.

6. Alkalinitas mg/L Insitu, metode Winkler, titrimetri dengan

Page 27: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

18

larutam H2SO4sebagai titrant

7. PO4 µg/L Spectrophotometric

8. NO3 mg/L Metode Nessler, Spectrophoto metric.

9. Klorofil a ug/Liter. Spectrophotometric, panjang gelombang 664

nm.

10. BOD mg/L Insitu,metode Winkler, titrimetri dengan larutan

thiosulfat sebagai titrant.

11. Total P mg/L Metode Vanadate molibdate,

Spectrophotometric

Sumber: APHA,1996

Monitoring hasil tangkapan ikan. Survei dilakukan di tempat-tempat nelayan biasanya

mendaratkan ikan. Tujuannya selain untuk data dan informasi yang berkaitan dengan

kegiatan penangkapan ikan, juga untuk mendapatkan data tentang jumlah dan jenis

ikan tangkapan nelayan. Pencatatan hasil tangkapan para nelayan setiap hari oleh

petugas pencatat (enumerator),tugasnya adalah mencatat hasil tangkapan tiap jenis ikan

yang didapat setiap hari.

3.3. Analisis Data

Data komposisi dan kelimpahan plankton setelah ditabulasikan selanjutnya dianalisis

secara terpisah antara kelimpahan fitoplankton dan zooplankton menggunakan model

indek keragaman dari Shanon-Wiener (Odum, 1971).

a. Indeks Keanekaragaman (H’)

Indeks keanekaragaman adalah indeks yang menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis

organisme yang ada dalam suatu komunitas. Perhitungan indeks keanekaragaman dengan

menggunakan persamaan indeks Shanon sebagai berikut (Bengen, 2000).

H’=

s

n

pipi1

ln

H’= Indeks keanekaragaman

S =jumlah jenis plankton

pi =N

ni

ni = jumlah individu dari jenis ke-i

Page 28: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

19

N = jumlah total individu

b). Indeks keseragaman (E)

Indeks keseragaman jenis adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemerataan individu

tiap spesies di dalam suatu komunitas (Bengen, 2000; Odum, 1971).

E =S

H

ln

'

E = indeks keseragaman jenis

H’= Indeks keanekaragaman

S= jumlah jenis plankton

Informasi dari penghitungan menggunakan model tersebut dapat dipakai untuk

mengetahui gambaran mutu biologis lingkungan perairan (Krebs, 1992) yang kriterianya

adalah sebagai berikut: Indek keragaman > 2,5. Indekini menggambarkan kondisi

lingkungan perairan yang masih sangat baik dan tidak tercemar. Indek keragaman antara

1,0 – 2,5. Indek ini menggambarkan kondisi lingkungan perairan yang agak baik, dengan

kandungan bahan organik cukup nyata. Kandungan bahan organik ini dapat berasal dari

pencemaran atau sebab alamiah. Indek keragaman < 1, lingkungan tercemar berat oleh

bahan organik atau bahan pencemar lainnya.

c). Data fisika-kimiawi air dianalisis deskriptif dalam bentuk tabulasi data dan grafik.

Tingkat kesuburan perairan atau status trofik perairan Waduk dianalisa dengan cara

menghitung nilai index status trofik (trophic state index, TSI) yang dirumuskan

Carlson (1977) dalam Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2008), dengan

rangkaian rumus sebagai berikut :

TSI = (TSI-SD + TSI-TP + TSI-Chl) / 3

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai Trofik Status Indek (TSI-SD, TSI-TP dan

TSI-Chl) adalah sebagai berikut :

TSI-SD = 60 – 14,41 * Ln [SD], dimana SD = kecerahan air dalam meter ;

TSI-TP = 4,15 + 14,42 * Ln [TP], dimana TP = total Fosfor dalam µg/Liter ;

TSI-Chl = 30,6 + 9,81 * Ln [Chl], dimana Chl = kadar Khlorofil-a dalam µg/Liter.

Kriteria status trofik perairan dari Carlson diklasifikasikan dalam tingkat kesuburan

sangat rendah, rendah (Oligotrofik), sedang (mesotrofik) dan tinggi (eutrofik).

Dari data hasil tangkapan nelayan dibuat grafik hasil tangkapan selama setahun,

komposisi hasil tangkapan peralat tangkap diolah menggunakan program Microsoft

office excel 2007.

Page 29: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

20

Besarnya potensi produksi ikan diestimasi dengan menggunakan rumus dari

Almazan and Boyd in Boyd (1990), yaitu:

Y = 1.43 + 24.48Xc – 0.15Xc2

Dimana: Y = Potensi produksi ikan (kg/ha/tahun)

Xc = Chlorophyll-a (mg/m3).

Pendugaan potensi produksi yang dikemukakan oleh Henderson &Welcomme (1974)

dalam Moreau & De Silva (1991) yaitu :

Y = 14,314 MEI 0,4681

dimana Y= nilai potensi produksi ikan (kg/ha/tahun) dan , MEI = Morphoedhaphic

Index = nilai parameter DHLdalam satuan umhos/cm dibagi dengan rata-rata

kedalaman perairan dalam satuan meter.

Page 30: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Daerah Sekitar Waduk Widas Dan Pondok.

Waduk Widas merupakan salah satu dari beberapa waduk yang termasuk di

Kabupaten Nganjuk yaitu : Waduk Widas, Waduk Kepuh, Waduk Sendang, Waduk

Logawe, Waduk Sumbersono, Waduk Perning. Waduk tersebut dialiri oleh sungai Widas

yang merupakan anak sungai Berantas yang hulu sungainya ada di pegunungan Wilis dan

pegunungan Kendeng. Waduk Sungai Widas yang selesai dibangun tahun 1981 diberi

nama Waduk Bening/Widas kapasitas bruto 37,5 juta m3, kapasitas efektif 33 juta m3 .

Kegunaan utama waduk Bening yaitu untuk pertanian, pengendali banjir, dan tenaga air.

Selain fungsi utama tersebut waduk Widas juga mempunyai arti penting bagi pariwisata

dan perikanan (Direktori Data dan Informasi Kementerian Pekerjaan Umum, 2012.,

Sunaryo, et al. 2004 ). Waduk Widas mempunyai luas 570 ha terletak di dusun Petung,

desa Pajaran, kecamatan Saradan, Perbatasan Kabupaten Nganjuk dan Madiun Jawa imur,

diresmikan oleh presiden Soeharto tahun 1984 (Ichwan ,2010). Waduk tersebut berjarak

sekitar 40 km ke arah utara dari pusat kota Madiun, 15 km dari kota Caruban kea rah

timur. Waduk tersebut terletak diantara pebukitan perbukitan Gunung Wilis Madiun dan

Gunung Pandan Bojonegoro, mampu mengairi sawah irigasi seluas 9.120 ha dan

pembangkit tenaga listrik sebesar 0,65 MW. Waduk Widas dikelola oleh Jasa Tirta, lokasi

waduk tersebut berada di Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan,

di sekeliling waduk merupakan hutan jati milik Perhutani. Permasalahan Sungai utama di

Waduk Widas yaitu sering terjadi banjir dari bagian hulu sehingga tampungan di Waduk

Widas masih kurang, sedimentasi tinggi, kekeruhan tinggi (Jusieprutz, 2010).Waduk

Widas juga merupakan tempat wisata. Obyek wisata berupa wisata air dengan

menggunakan perahu motor keliling waduk, waisata pemancingan ikan, wisata

perkemahan di sekitar hutan jati, wisata lainya berupa pemadangan alam pegunungan dan

hutan jati. Fasilitas Wisata : Aula pertemuan, taman bermain anak, warung makan,

musholla, sewa perahu, tempat pemancingan (Sichengger, 2011., Asmoro, G. 2012).

Waduk Widas juga merupakan tempat mata pencaharian bagi nelayan. Hasil tangkapan

ikan per tahun rata rata mencapai 283 ton/tahun, 496 kg/ha/tahun terdiri dari jenis ikan:

Tombro, Tawes, Nila, Bandeng, Patin, Udang, Mas, Belida, Wader, Lohan, Gurami, Red

Devil. Sudah terbentuk kelompok nelayan yaiyu kelompok Mina Widas Makmur, terdiri

dari 125 orang. (Dinas Peternakan dan Perikanan Madiun, 2012). Alat tangkap ikan yang

Page 31: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

22

mereka gunakan yaitu jaring (gill-net), jala (cast net), pancing (hook line), telik/wuwu (pot

traps).

Waduk Pondok Ngawi,terletak di seputar desa Gandong, Suruh, Dampit,

Kenongorejo Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur. Lokasi Waduk

Pondok berdekatan dengan Waduk Sangingan desa Sumberbening,masih dalam wilayah

Kecamatan Bringin Ngawi. Waduk Pondok kurang lebih 15 km dari Kota Ngawi Propinsi

Jawa Timur, dikelola oleh Pengelola Wilayah Bengawan Solo. Pelaksanaan kontruksi

dimulai pada tahun 1993 samapai 1995. Luas waduk sekitar 380 ha, volume efektif air

29.000.000 m3, muka air banjir 38,1 juta m3, muka air normal 30,9 juta m3, Volume Mati

: 2,9 juta m3, Vol. Efektif : 28 juta m3, curah hujan tahunan 2000 mm. Waduk Pondok

dibangun tahun 1995 dan diresmikan tahun 2000, pengelola waduk adalah Dinas

Pariwisata. Tipe Bendungan berdasarkan materi dan struktur bangunan diklasifikasikan

sebagai urugan batu dengan inti tanah dengan panjang puncak mencapai 298 m dan tinggi

di atas dasar sungai : 30,67 m. Lebar puncak : 8 m, Tinggi di atas galian terdalam : 32 m,

Elevasi puncak : EI + 110 m, Volume tubuh bendungan : 300.000 m3.( http://www.

sinonimkata.com/2012., Sunaryo, et al. 2004). Fungsi utama waduk Pondok yaitu sebagai

irigasi persawahan. Namun disamping fungsi utama tersebut juga punya fungsi lain yaitu

sebagai daerah wisata dan perikanan. Jenis wisata di Waduk Pondok yaitu wisata

pemancingan ikan, wisata air dengan menggunakan perahu motor/boat, lahan berkemah,

taman bermain dan beberapa tempat rumah makan yang menyediakan maskan ikan khas

waduk, wisata lainnya berupa pemandangan alam sekitar waduk yang dikelilingi oleh

hutan mahoni dan pohon jati. Kegiatan perikanan di Waduk Pondok yaitu budidaya ikan

dalam keramba jaring apung (KJA) dan perikanan tangkap. Jenis ikan yang dibudidayakan

yaitu Patin, Nila Gurame (http://Ngawi-New.blogspot.com/2014). Kegiatan penangkapan

ikan di waduk pondok dilakukan dengan menggunakan alat tangkap jaring (gill-net),

Jebakan (Cage Traps), jala (cast net), telik/bubu (pot traps), pancing (hook-line). Hasil

tangkapan per tahun rata rata mencapai 128,7 ton/tahun terdiri dari jenis ikan:

Tombro/Mas, Tawes, Nila, Bandeng, Patin, Udang, Belida, Lele, Lohan. Alat tangkap

yang dominant yaitu Jaring , Jala, Pancing, Bubu, Serok (Dinas Pternakan dan Perikanan

Ngawi, 2012). Kawasan Perikanan di Kabupaten Ngawi akan terkonsentrasi di wilayah

Waduk Pondok yaitu di desa Gondang, Kecamatan Beringin dengan rencana penyediaan

infrastruktur yang memadai baik lembaga penyuluhan, lembaga pengkajian, seperti LIPPI,

Page 32: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

23

infrastruktur yang mendukung seperti jalan dan kelembagaan kelompok pembudidaya

perikanan, lembaga perbankan dan koperasi perikanan serta pasar ikan.

Page 33: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

24

4.2. Jenis-Jenis Ikan

Selama pengamatan di lapangan diperoleh 25 jenis ikan dan udang di waduk

Pondok dan Widas. Di waduk Pondok terdapat 19 jenis dan udang, di waduk Widas

terdapat 15 jenis dan udang. Untuk waduk Pondok tidak ditemukan ikan belida

(Notopterus notopterus) ukurannya 20 – 25 cm, di Sumatera Selatan di sebut ikan Putak.

Sedangkan yang disebut ikan belida (nama nasional) nama ilmiahnya Notopterus chitala ,

ukurannya lebih besar bisa mencapat 50 cm. Waduk tersebut telah didominansi oleh ikan

introduksi seperti ikan Nila dan Patin dan Red devil. Kehadiran ikan redevil di waduk

Pondok dan Widas tidak membawa keuntungan bagi masyarakat, karena ikan tersebut

harganya murah dan cenderung predator memangsa ikan lain. Ikan red devil ini biasanya

masuk ke perairan tanpa disengaja, ikan terlepas dari penampungan ikan dalam sangkar di

waduk. Sedangkan kehadiran ikan introduksi seperti Nila, Patin dan Tawes merupakan

ikan yang sengaja ditebar di waduk oleh Dinas Perikanan dengan tujuan untuk menaikkan

produksi perikanan di waduk, dan telah memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

Tabel 4.2.1. Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap Di Waduk Widas dan WadukPondok Jawa Timur.

No Nama lokal Nama ilmiah FamiliaLokasi

W. Widas W.Pondok1 Bandeng Chanos chanos Chanidae - *2 Bawal Colossoma

macropomumCharasidae - *

3 Belida Notopterusnotopterus

Notopteridae ** -

4 Belut Monopterus albus Synbranchidae * *5 Bulus Cuora amboinensis - *6 Garingan Mystus nigriceps Bagridae *7 Grasscarp/Koan Ctenopharyngodon

idellaCyprinidae - *

8 Gurameh Osphronemusgoramy

Osphronemidae * -

9 Jambal siam Pangasianodonhypophthalmus

Pangasiidae * *

10 Kutuk Channa striata Channidae ** **11 Lele dumbo Clarias gariepinus Claridae - *12 Lele lokal Clarias batrachus Claridae * *13 Nila Oreochromis

niloticusCichlidae *** ***

14 Red devil Amphilophuslabiatus

Cichlidae ** **

15 Sapu sapu Hyposarcus pardalis Loricarinae - *

Page 34: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

25

16 Sepat Trichogaster sp Belontiidae - *17 Tawes ekor

kuningBarbodes gonionatus Cyprinidae *** ***

18 Tawes abang Barbodesballeroides

Cyprinidae *** ***

19 Tombro Cyprinus carpio Cyprinidae * *20 Udang * *21 Wader keprek Puntius binotatus Cyprinidae * **22 Wader abang Rasbora yacobsoni Cyprinidae * **23 Wader pari Rasbora lateristriata Cyprinidae * **24 Mujahir (Oreochromis

mussambicus)Cichlidae

25 Loham Amphilophustrimaculatus

Cichlidae

Total 16 20

Keterangan: * (sedikit) ** (banyak) - (tidak dijumpai) .

Diskripsi ikan Tawes Merah (Barbodes balleroides).

Jumlah linea lateralis (LL) = 31, panjang total 17 Cm, panjang standar = 13,3 Cm, tinggi

5,1 Cm, panjang kepala = 3,1 Cm, panjang mata = 1,05 Cm, panjang batang ekor 1,75 Cm.

Perbandingan antara tinggi dan panjang total = 3,3 .Rumus sirip: D.II.8, C.19, A.II.5,

V.II.8, P.12. Jumlah sisik antara kepala dan punggung ada 13 sisik. Jumlah sisik antara

linea lateralis dan dorsal ada 5 sisik. Jumlah sisik antara linea lateralis dan ventral ada 3 –

3,5 sisik. Jumlah sisik melingkar pangkal ekor ada 15- 16 sisik. Sungut atas dan bawah

masing masing ada 2., bibir terminal. Merupakan ikan ekonomis penting bagi masyarakat

di sekitar waduk pondok, sering tertangkap dengan alat tangkap jebakan dan jaring.

Page 35: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

26

Tawes ekor kuning (Barbodes gonionotus)

Jumlah linea lateralis (LL) = 31, panjang total 21 Cm, panjang standar = 16 Cm, tinggi 6,3

Cm, panjang kepala = 4,5 Cm, panjang mata = 1,1 Cm, panjang batang ekor 2,4 Cm.

Perbandingan antara tinggi dan panjang total = 3,3. Rumus sirip: D.III.8, C.21, A.II.6,

V.I.9, P.14. Jumlah sisik antara kepala dan punggung ada 11 sisik. Jumlah sisik antara

linea lateralis dan dorsal ada 6 sisik. Jumlah sisik antara linea lateralis dan ventral ada 4

sisik. Jumlah sisik melingkar pangkal ekor ada 18 sisik. Tidak mempunyai sungut, bibir

subterminal. Merupakan ikan ekonomis penting bagi masyarakat di sekitar waduk pondok,

sering tertangkap dengan alat tangkap jebakan dan jaring.

Diskripsi Wader Keprek (Puntius binotatus)

Jumlah linea lateralis (LL) = 25, panjang total 7,5 Cm, panjang standar = 5,5 Cm, tinggi 2

Cm, panjang kepala = 1,4 Cm, panjang mata = 0,4 Cm, panjang batang ekor 1,2 Cm.

Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan = 3,75 Rumus sirip: D.II.8, A.II.5,

V.I.7. Jumlah sisik antara kepala dan punggung ada 9 sisik. Jumlah sisik antara linea

lateralis dan dorsal ada 5 sisik. Jumlah sisik antara linea lateralis dan ventral ada 4 sisik.

Jumlah sisik melingkar pangkal ekor ada 11 sisik. Sungut rahang bawah ada 2, tidak

punya sungut rahang atas, bibir terminal. Sering tertangkap dengan alat tangkap

Telik/Wuwu (Traps), harga ikan murah.

Page 36: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

27

Diskripsi Wader Abang (Rasbora yacobsoni)

Jumlah linea lateralis (LL) = 25, panjang total 6 Cm, panjang standar = 4,1 Cm, tinggi 1,5

Cm, panjang kepala = 1,1 Cm, panjang mata = 0,45 Cm, panjang sirip punggung 0,9 Cm.

Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan = 3,66 Rumus sirip: D.II.8, A.5,

V.I.7, P.I.6, C.17. Jumlah sisik antara kepala dan punggung ada 8 sisik. Jumlah sisik antara

linea lateralis dan dorsal ada 4 sisik. Jumlah sisik antara linea lateralis dan ventral ada 4

sisik. Jumlah sisik melingkar pangkal ekor ada 12 sisik. Sungut rahang bawah ada 2,

tidak punya sungut rahang atas, bibir terminal. Sering tertangkap dengan alat tangkap

Telik/Wuwu (Traps), harga ikan murah.

Wader Pari (Rasbora lateristriata)

Jumlah linea lateralis (LL) = 28, panjang total 7 Cm, panjang standar = 5,5 Cm, tinggi 1,4

Cm, panjang kepala = 0,9 Cm, panjang mata = 0,4 Cm, panjang sirip punggung 1,3 Cm.

Venral jauh tidak mancapai anal, anal tidak mencapai ekor. Perbandingan antara panjang

total dan tinggi badan = 5. Rumus sirip: D.II.7, A.6, V.I.8, P.I.10, C.18. Jumlah sisik

antara kepala dan punggung ada 10 sisik. Jumlah sisik antara linea lateralis dan dorsal ada

5,5 sisik. Jumlah sisik antara linea lateralis dan ventral ada 2,5 sisik. Sungut tidak ada

,mulut menghadap ke atas. Sering tertangkap dengan alat tangkap Telik/Wuwu (Traps),

harga ikan murah.

Page 37: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

28

Nila (Oreochromis niloticus)

Panjang total 28,5 Cm, panjang standar 22,8 Cm, panjang kepala 9 Cm, panjang mata 2

Cm, tinggi badan 11 Cm. Jumlah sisik antara kepala dan dorsal 11 sisik, jumlah sisik

antara linea laterelis dan dorsal 5,5 sisik, jumlah sisik antara linea lateralis dan ventral

11,5 sisik, jumlah sisik antara linea lateralis dan anal 6,5 sisik. Rumus sirip: D.XVII.12,

A.IIngkap .9, P.11, V.I.5, C.17. Sirip punggung melebihi pangkal ekor, sirip anal melebihi

pangkal ekor, sirip perut mencapai anal, sirip dada melebihi lubang anal. Ada garis bertikal

hitam di sisip ekor. Jumlah linea lateralis ada dua bagian yaitu bagian pertama mulai dari

belakang kepala dibawah sirip punggung memanjang ke belakang sampai pertengahan

badan, jumlah strip linea lateralis pertama yaitu (LL1) = 21 strip. Linea lateralis ke dua

mulai dari pangkal sirip ekor memanjang ke depan sampai di atas sirip anal, jumlahnya ada

13 strip.

Merupakan ikan tebaran ekonomis penting di waduk pondok dan widas. Sering tertangkap

dengan alat Jaring (gill-net) dan Jebakan.

Mujahir (Oreochromis mussambicus)

Panjang total 13 Cm, panjang standar 10 Cm, panjang kepala 3,7 Cm, panjang mata 0,9

Cm, tinggi badan 4 Cm. Jumlah sisik antara kepala dan dorsal 9 sisik, jumlah sisik antara

linea laterelis dan dorsal 2,5 sisik, jumlah sisik antara linea lateralis dan ventral 10 sisik,

Page 38: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

29

jumlah sisik antara linea lateralis dan anal 6,5 sisik. Rumus sirip: D.XVII.10, A.IV .9,

P.15, V.I.5, C.17. Sirip punggung melebihi sampai panjag standar, sirip anal melebihi

panjang standar, sirip perut mencapai anal, sirip dada sampai lubang anal. Ada garis

bertikal hitam di sisip ekor. Jumlah linea lateralis ada dua bagian yaitu bagian pertama

mulai dari belakang kepala dibawah sirip punggung memanjang ke belakang sampai

pertengahan badan, jumlah strip linea lateralis pertama yaitu (LL1) = 21 strip. Linea

lateralis ke dua mulai dari pangkal sirip ekor memanjang ke depan sampai di atas sirip

anal, jumlahnya ada 14 strip. Merupakan ikan tebaran ekonomis penting di waduk pondok

dan widas. Sering tertangkap dengan alat Jaring (gill-net) dan Jebakan.

Kutuk (Channa striata)

Bentuk badan memanjang, warna kehitaman gelap, sisi badan mempunyai pita warna gelap

berbentuk < mengarah ke depan. Panjang total 31,5 Cm, panjang standard 27 Cm, tinggi

badan 4 Cm. Antar linia lateralis dan pangkal sirip punggung bagian depan dipisahkan

oleh 5 sisik. Rumus sirip: D-40, A-26, L.L = 55. Kutuk merupakan ikan karnivora,sering

tertangkap dengan alat pancing dengan umpan (cacing, katak), merupakan ikan ekonomis

penting bagi masyarakat sekitar.

Page 39: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

30

Redevil (Amphilophus labiatus)

Panjang total 15,5 Cm, panjang standar 12 Cm, panjang kepala 4,9 Cm, panjang mata 1

Cm, tinggi badan 5,5 Cm. Jumlah sisik antara kepala dan dorsal 19 sisik, jumlah sisik

antara linea laterelis dan dorsal 5,5 sisik, jumlah sisik antara linea lateralis dan ventral

12 sisik. Rumus sirip: D.XVI.11, A.V -2, P-13, V.I-4, C.16. Sirip punggung melebihi

pangkal ekor, sirip anal melebihi panjang ekor, sirip perut melebihi lobang anal, sirip dada

3,8 Cm, sirp perut 4,1 Cm Jumlah strip linea lateralis pertama (bagian atas) yaitu (LL1) =

23 strip, jumlah strip linia lateralis ke dua (bagian bawah) yaitu 10 strip, warna badan

kemerah merahan.

Ikan Redevil bukan ikan asli, merupakan ikan terlepas tidak sengaja masuk ke

perairan, merupakan ikan invasiv. Ikan ini merupakan ikan hias sering ditampung dalam

sangkar terapung di waduk, dalam penampungan sering kali sebagian lepas ke perairan.

Ikan Redevil bersifat omnivore cenderung ke karnivor, sangat rakus dan mudah

berkembang biak dan harganya murah sehingga kehadiran redevil di perairan sering

dianggap ikan hama. Sering tertangkap dengan alat tangkap jebakan dan jering ukuran 2

inch.

Lohan (Amphilophus trimaculatus )

Panjang total 12,5 Cm, panjang standar 9,7 Cm, tinggi badan 4,3 Cm, panjang kepala 3,8

Cm, panajng mata 0,9 Cm, jarak antara kepala dan sirip punggung 3,8 Cm, berat 30 gram.

Page 40: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

31

Linia lateralis (LL) tidak sempurna, ada dua yaitu bagian atas (LL1) ada 22 strip dan

bagian bawah (LL2) ada 12 strip. Antara LL1 dan sirip punggung dipisahkan oleh 7 sisik,

antara LL2 dan sirip perut ada 14 sisik. Antara kepala dan sirip punggung dipisahkan oleh

15 sisik. Rumus sirip: D.XVI-8., P-13., V.I-5., A.VII-8, C.7. Sirip perut melebihi lobang

anal, sirip anal melebihi pangkal ekor, sirip punggung melebihi pangkal ekor. Panjang sirip

perut 2,8 Cm, sirip ekor 3 Cm, sirip dada 2,5 Cm, sirip punggung 2,8 Cm.

Ikan Lohan bukan ikan asli, merupakan ikan terlepas tidak sengaja masuk ke

perairan, merupakan ikan invasiv. Ikan ini merupakan ikan hias sering ditampung dalam

sangkar terapung di waduk, dalam penampungan sering kali sebagian lepas ke perairan.

Ikan Lohan bersifat omnivore cenderung ke karnivor, sangat rakus dan mudah

berkembang biak dan harganya murah sehingga kehadiran ikan Lohan di perairan sering

dianggap ikan hama. Sering tertangkap dengan alat tangkap jebakan dan jering ukuran 2

inch.

Belida (Notopterus notopterus)

Bentuk pipih, warna ke hitam hitaman. Panjang Total 31 Cm, tinggi badan 9 Cm. Sirip

dorsal sangat kecil, sirip dubur memanjang sampai ke ekor terdiri dari 110 jari jari sirp

lunak, rahang mulut hanya sampai dibelakang mata, bentuk kepala dekat pungggung

hamper lurus. Ikan Belida terdapat di Waduk Widas dan jumlahnya tidak banyak, tidak

terdapat di Waduk Pondok. Sering tertangkap dengan alat tangkap Jaring (gill net) dan

pancing. Merupakan ikan karnivora.

Page 41: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

38

4.3. PLANKTON

Dalam dunia perikanan keberadaan plankton terutama fitoplankton merupakan

faktor biologi yang penting, karena fitoplankton merupakan bagian mata rantai pertama

dalam jaringan makanan di perairan. Disamping itu, kelimpahan plankton dapat juga

menjadi indikator tentang kesuburan perairan (Wetzel & Likens, 1979). Kelimpahan

fitoplankton menggambarkan karakteristik umum perairan waduk dan danau (Ryding &

Rast, 1989). Lebih lanjut dikatakan bahwa di perairan eutrofik, frekuensi pertumbuhan

sesaat alga (alga bloom) lebih sering terjadi dengan kuantitas alga hijau dan alga hijau biru

relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan di perairan oligotrofik. Plankton merupakan

organisme air yang hidupnya melayang di perairan, arah peregerakanya sangat ditentukan

oleh arus. Ada dua macam plankton yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton

merupakan plankton nabati (tumbuhan) sedang zooplankton merupakan plankton hewani.

Plankton merupakan organisme yang penting dalam rantai makanan di perairan yaitu

sebagai pakan alami bagi larva ikan. Plankton nabati merupakan jenis plankton yang punya

zat hijau daun, dapat melakukan proses fotosintesa mengasilkan oksigen dan bahan

organik (Effendie, 1997).

Plankton Waduk Pondok

Jenis plankton yang didapatkan pada waduk pondok terdiri dari 18 jenis spesies

fitoplankton dan 12 jenis spesies zooplankton. Jenis fitoplankton terbanyak adalah

Pediastrum, sedangkan zooplankton terbanyak adalah Oxitricha. Jenis fitoplankton

terbanyak adalah Mougeotia, sedangkan zooplankton terbanyak adalah Nauplius selama

penelitian. Ditinjau dari segi jumlah jenis plankton maka perairan Waduk Gajah Mungkur

merupakan perairan yang jenis planktonnya banyak, bila dibanding Waduk lain di luar

Jawa seperti Waduk Koto Panjang Riau jumlah jenis fitoplankton mencapai 36 spesies

(Sugiyanti et al., 2009).

Page 42: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Gambar 4.3.1. Kelimpahan Fitoplankton Waduk Pondok Bulan Maret dan Mei 2015

Kelimpahan fitoplankton di Waduk Pondok relatip tinggi terutama pada stasiun Tengah

mencapai 50.300 sel/liter.pada bulan Maret 2015 dan stasiun Inlet Kali Gandu mencapai

29.400 pada bulan Mei 2015. Kelimpahan fitoplankton terendah pada bulan Maret da Mei

adalah Stasiun Outlet Waduk Pondok berkisar 11.400 – 17.300 sel/liter.

Gambar 4.3.2. Kelimpahan Zooplankton Waduk Pondok Bulan Maret dan Mei 2015

Kelimpahan zooplankton tertinggi ada pada stasiun Oulet berkisar 4.000-31.800 yang

berbanding terbalik dengan kelimpahan fitoplankton. Kelimpahan suatu populasi

fitoplankton di perairan akan cenderung menarik zooplankton dalam proses pemangsaan,

sebaliknya dibagian perairan yang lain dimana jumlah zooplankton relatif sedikit (adanya

migrasi) maka akan terjadi perkembangan populasi fitoplankton kembali apabila didukung

oleh potensi unsur hara yang cukup. Oleh karena itu kompetisi untuk menggunakan

oksigen, ruang, makanan, maupun cahaya matahari, akan berpengaruh terhadap

kelimpahan plankton diperairan tersebut. Dari dasar tropodinamik didalam ekosistem

perairan yang tergenang.

Page 43: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks dominansi pada

penelitian selengkapnya disajikan pada grafik Gambar 3 dan Gambar 4 berikut ini :

Gambar 4.3.3. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiFitoplankton Waduk Pondok

Gambar 4.3.4. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiZooplankton Waduk Pondok

Berdasarkan grafik tersebut maka dapat diasumsikan bahwa keanekaragaman jenis

plankton (fitooplankton dan zooplankton) Waduk Pondok baik pada Bulan Maret 2015

maupun pada Bulan Mei 2015 Waduk Pondok termasuk rendah - sedang. Maguran (1988)

menyatakan bahwa indeks keanekaragaman berkisar antara 0-1,0 termasuk rendah dan 1,0-

3,0 termasuk sedang. Stasiun Outlet memiliki nilai Indeks keanekaragaman terendah pada

fitooplankton Bulan Maret 2015. Hal ini dikarenakan oleh fluktuasi pengeluaran air

melalui pintu pengeluaran air (outlet). Indeks Dominansi pada fitoplankton dan

Zooplankton Waduk Pondok pada Bulan Maret dan Mei 2015 tergolong dominansi rendah,

yaitu dibawah 0,5.

Page 44: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Plankton Waduk Widas

Jenis plankton yang didapatkan pada waduk Widas terdiri dari 15 jenis spesies

fitoplankton dan 15 jenis spesies zooplankton. Jenis fitoplankton terbanyak adalah

Mougeotia, sedangkan zooplankton terbanyak adalah Nauplius selama penelitian.

Ditinjau dari segi jumlah jenis plankton maka perairan Waduk Widas merupakan perairan

yang jenis planktonnya sedikt, bila dibanding Waduk lain di luar Jawa seperti Waduk Koto

Panjang Riau jumlah jenis fitoplankton mencapai 36 spesies (Sugiyanti et al., 2009).

Gambar 4.3.5. Kelimpahan Fitoplankton Waduk Widas

Kelimpahan fitoplankton di Waduk Widas relatif tinggi terutama pada stasiun Inlet

Muara II mencapai 31.200 sel/liter lebih rendah bila dibandingkan dengan Waduk Karang

Kates yang sudah eutrofik kelimpahan fitoplankton lebih tinggi yaitu 94.430 – 560.250

sel/L (Sulastri & Haryani, 2005).

Gambar 4.3.6. Kelimpahan Zooplankton Waduk Widas

Kelimpahan zooplankton Waduk Widas tertinggi pada stasiun Outlet mencapai

31.800 ind/liter pada bulan Maret, Namun juga merupakan stasiun kelimpahan

zooplankton terendah pada bulan Mei yaitu hanya 900 ind/liter, hal tersebut diduga karena

ada stasiun outlet berada dekat pintu pengeluaran air, sehingga bersifat fluktuatif saat air

Page 45: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

ditahan/dikeluarkan. Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks dominansi

pada penelitian selengkapnya disajikan pada grafik Gambar 4.3.6 dan Gambar 4.3.7

berikut ini :

Gambar 4.3.6. Indeks Keanekaragaman dan Indeks Dominansi Fitoplankton Waduk Widas

Gambar 4.3.7. Indeks Keanekaragaman dan Indeks DominansiZooplankton Waduk Widas

Berdasarkan grafik tersebut maka dapat diasumsikan bahwa keanekaragaman jenis

plankton (fitooplankton dan zooplankton) Waduk Pondok baik pada Bulan Maret 2015

maupun pada Bulan Mei 2015 Waduk Pondok termasuk rendah - sedang. Maguran (1988)

menyatakan bahwa indeks keanekaragaman berkisar antara 0-1,0 termasuk rendah dan 1,0-

3,0 termasuk sedang. Stasiun Outlet memiliki nilai Indeks keanekaragaman terendah pada

fitooplankton Bulan Maret 2015. Hal ini dikarenakan oleh fluktuasi pengeluaran air

melalui pintu pengeluaran air (outlet).

Indeks Dominansi pada fitoplankton dan Zooplankton Waduk Pondok pada Bulan

Maret dan Mei 2015 tergolong dominansi rendah, yaitu dibawah 0,5. Sedangkan pada

Indeks dominansi zooplankton pada Bulan Mei 2015 tergolong tinggi yaitu pada stasiun

Outlet mendekati/sama dengan 1.

Page 46: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Kesimpulan

Hasil penelitian ditemukan 30 spesies plankton waduk Pondok, terdiri atas

kelompok fitoplankton 18 spesies dan zooplankton 12 spesies. Pada waduk Widas

diteukan 36 spesies, terdiri atas kelompok fitoplankton 21 spesies dan zooplankton 15

spesies. Indeks keanekaragaman dan indeks dominansi tergolong rendah-sedang.

4.4. BENTOS

Bentos merupakan organisme penghuni dasar suatu perairan, baik berupa nabati

(fitobenthos) maupun hewani (zoobenthos), terdapat dipermukaan (epifauna) atau didalam

(infauna) substrat dasar (Nybakken, 1982). Greenberg et al., (1980) menggolongkan

zoobenthos berdasarkan ukurannya atas dua golongan yaitu microzoobenthos yaitu (<50μ,

misalnya protozoa dan rotifera) dan macrozoobenthos yaitu organisme benthos yang

tersaring pada saringan U.S. Standar no. 30 atau saringan dengan bukaan 0,595 mm.

Menurut Martudi (1998) makrozoobenhos mempunyai peran di suatu perairan yaitu dapat

mendaur ulang bahan organic, membantu proses mineralisasi dan kedudukannya dalam

beberapa posisi penting dalam rantai makanan, sehingga dapat menduga tingkat kesuburan

perairan. Organisme penyusun macrozoobenthos diperairan dapat meliputi jenis-jeis dari

cacing Oligochaeta dan Nematoda, Molusca (Gastropoda dan Peleypoda), Crustacea serta

serangga akuatik (Payne, 1986).

Penelitian makrozoobentos di suatu perairan penting dilakukan untuk mengetahui

perannya terhadap adanya perubahan lingkungan perairan tersebut. Sampel

macrozoobenthos diambil pada setiap stasiun penelitian dengan cara mengambil substrat

dasar dari perairan. Alat yang dipakai adalah Ekman Dredge dengan cara menurunkan alat

tersebut ke dasar perairan. Substrat dasar yang berupa tanah, lumpur atau pasir yang

tertangkap diangkat dan disaring, selanjutnya macrozoobenthos yang terdapat pada

substrat diawet dengan formalin dan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.

Analisis data berupa kelimpahan, keanekaragaman jenis dan dominansi.

a) Kelimpahan

Kelimpahan merupakan jumlah individu suatu jenis setiap stasiun yang dihitung menurut

(Odum, 1971):

K= (1000 x a) / b (1)

Keterangan :K = Kelimpahan benthos (ind/m2)

Page 47: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

a = Jumlah individu makrozoobenthos dalam satu taxab = Luas area ekman dredge (400 cm2)

b) Keanekaragaman Jenis

Kelimpahan dan keanekaragaman mengindikasikan tingkat stabilitas suatu ekosistem yang

merupakan indikator produktifitas dan potensi perikanan (Nakashiuka dan Stork, 2002).

Indek keanekaragaman dihitung menggunakan Shannon-Wiener sebagai berikut:

H=∑ pi Log piKeterangan :H = Indeks Keanekaragaman JenisS = Banyaknya jenis (taxa)pi = Proporsi individu dari jenis ke-i terhadap jumlah ind. semua jenisni = Banyaknya individu/jenis (taxa)N = Total individu semua jenis

c) Indeks dominansi (D)

D = ni2/N2 x 100%

Keterangan:D = Indeks Dominansini = jumlah individu jenis ke-iN = Jumlah total individu

Dengan kriteria (Odum, 1993) sebagai berikut: D mendekati 0 tidak ada jenis yang

mendominansi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominansi. Sedangkan

Sastrioajie; Peristiwady & La Pay (2012) bahwa nilai indek dominansi (D) berada pada

kategori rendah ketika 0,00<D<0,50, sedangkan kategori sedang untuk nilai 0,50<D<0,75

dan dominansi tinggi ditunjukkan pada nilai 0,75<D<1,00.

Bentos Waduk Pondok

Di waduk Pondok didapat Makrozoobentos yang teridentifikasi terdiri dari kelompok

Tubificidae dua spesies sedangkan, Naididae, Chironomidae, Chaoboridae, Baetiae dan

Thiaridae masing-masing satu spesies sehingga terdapat 7 individu lebih sedikit bila

dibandingkan dengan waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah terdapat 8 indvidu (Utomo

et.all, 2014). Hal ini diduga karena luasan waduk yang berbeda dan tingkat ketebalan

sedimen yang berbeda pula. Kepadatan makrozoobentos tertinggi pada stasiun Inlet kali

kenongo yaitu 311 pada bulan Maret dan 266 ind/m-2 pada bulan Mei 2015.

Page 48: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Nilai indeks keanekaragaman makrozoobenthos di perairan waduk Pondok berkisar 0-1,4

Jika nilai H’ antara 1-3 berarti sebaran individu sedang atau keragaman sedang berarti

lingkungan telah mengalami gangguan (tekanan). Sebaliknya jika H’<1 berarti sebaran

individu rendah atau keragaman rendah berarti lingkungan tersebut telah mengalami

gangguan (tekanan) atau struktur organisme yang ada berada dalam keadaan jelek (Siagian

et al., 1996). Nilai indek dominansi makrozoobenthos berkisar 0,2-1,0 nilai terendah

ditemukan pada stasiun Kali Kenongo bulan Maret dan Mei. Secara umum nilai indek

dominansi < 0,5 ini menunjukkan keseimbangan makrozoobenthos menunjukkan kondisi

yang baik. Menurut Sastrioajie; Peristiwady & La Pay (2012) bahwa nilai indek dominansi

(D) berada pada kategori rendah ketika 0,00 < D < 0,50 sedangkan kategori sedang untuk

nilai 0,50 < D < 0,75 dan dominansi tinggi ditunjukkan pada nilai 0,75 < D < 1,00. Jika

nilai indek dominasi tinggi, menunjukkan ada dominansi suatu spesies terhadap spesies

lain dan dominansi yang cukup besar akan mengarah pada kondisi komunitas yang labil

atau tertekan begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian bentos pada waduk Pondok dapat

dilihat pada Tabel .

Tabel 4.3.1 . Bentos Di Waduk Pondok

No Class Family Spesies Kali Kenongo I Inlet Kenango II KJA Outlet

1 Annelida Tubificidae Branchiura sowerbyi 1 2

2 Aulodrilus sp 1

3 Naididae Nais sp 1

4 Odonata Chironomidae Chironomus sp 3 2

5 Chaoboridae Chaoborus sp 2

6 Ephemeroptera Baetidae Callibaetis sp 1 1

7 Mollusca Thiaridae Melanoides tuberculata 1

Kelimpahan 311,11 266,67 44,44 44,44

Indeks Kanekaragaman 1,48 1,10 0,00 0,00

Indeks Dominansi 0,27 0,33 1,00 1,00

Page 49: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

46

Bentos Di Waduk Widas

Pada waduk Widas hanya ditemukan 3 individu, dengan kepadatan tertinggi pada stasiun

Inlet Muara II yaitu 1155 ind/m-2., indeks keanekaragaman 3,84 dan indeks dominansi

terendah 0,62 pada stasiun Inlet Kali bening yang menunjukan penyebaran spesies lebih

merata yaitu Aulodrillus sp, Pomaceae canaliculata dan Lymnae paregra. Nilai indeks

keanekaragaman makrozoobenthos di perairan waduk Widas berkisar 0-3,8 Jika nilai H’

antara 1-3 berarti sebaran individu sedang atau keragaman sedang berarti lingkungan telah

mengalami gangguan (tekanan). Sebaliknya jika H’<1 berarti sebaran individu rendah atau

keragaman rendah berarti lingkungan tersebut telah mengalami gangguan (tekanan) atau

struktur organisme yang ada berada dalam keadaan jelek (Siagian et al., 1996). Nilai indek

dominansi makrozoobenthos berkisar 0,6-1,0 nilai terendah ditemukan pada stasiun Kali

Bening. Secara umum nilai indek dominansi > 0,5 ini menunjukkan keseimbangan

makrozoobenthos menunjukkan kondisi yang kurang baik. Menurut Sastrioajie;

Peristiwady & La Pay (2012) bahwa nilai indek dominansi (D) berada pada kategori

rendah ketika 0,00 < D < 0,50 sedangkan kategori sedang untuk nilai 0,50 < D < 0,75 dan

dominansi tinggi ditunjukkan pada nilai 0,75 < D < 1,00. Jika nilai indek dominasi tinggi,

menunjukkan ada dominansi suatu spesies terhadap spesies lain dan dominansi yang cukup

besar akan mengarah pada kondisi komunitas yang labil atau tertekan. Hasil penelitian

bentos waduk Widas dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 4.4.1. Bentos Di Waduk Widas

No Class Family Spesies Inlet MuaraII

Inlet KaliBening

Inlet KaliPetung Suaka

1 Oligochaeta Tubificidae Aulodrilus sp 26 7 1 3

2 Mollusca Ampullaridae Pomaceacanaliculata 1

3 Lymnaeidae Lymnae paregra 1

Kelimpahan 1155,5556 400 44,444444 133,33333

Kesimpulan

Diwaduk Pondok didapat Makrozoobentos yang teridentifikasi terdiri dari kelompok

Tubificidae dua spesies sedangkan, Naididae, Chironomidae, Chaoboridae, Baetiae dan

Thiaridae masing-masing satu spesies sehingga terdapat 7 individu. Pada waduk Widas

hanya ditemukan 3 individu

Page 50: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

47

4.5. Tanaman Air

Tanaman telah digunakan untuk waktu yang lama sebagai indikator untuk kualitas

habitat, karena dapat dijadikan pedoman untuk menemukan yang cocok tempat untuk

perumahan, pertanian dan kehutanan, untuk air minum dan sumber daya lainnya

(Kollmann&Fischer, 2003).Zona tepian merupakan bidang biologi, fisika dan kimia

berinteraksi kuat antara ekosistem darat (riparian dan greenbelt) dan perairan. biasanya

ditandai oleh keragaman yang tinggi dari fauna, flora dan lingkungan.Struktur habitat lebih

beragam di lokasi yang vegetasi riparian alamnya masih ada. Substrat berlumpur lebih

berlimpah di daerah dengan vegetasi riparian sedangkan substrat berpasir lebih berlimpah

di daerah di mana vegetasi riparian telah hilang. Keragaman vegetasi riparian dan

ekosistem air, berkaitan dengan keragaman dan komposisi ikan (Vono & Barbosa 2001

dalam Beltrao et al., 2009). Habitat dengan struktural yang kompleks memberikan substrat

pertumbuhan, sumber makanan dan pemijahan, serta perlindungan dari predator untuk

invertebrata air dan ikan (Pusey & Arthington 2003 dalam Beltrao et al., 2009). Tumbuhan

(macrophyta) pada perairan waduk Widas dan waduk Pondok merupakan bagian dari

ekosistem perairan. Salah satunya berfungsi sebagai produsen primer yang akan

menyediakan bahan organik bagi ikan, juga merupakan tempat bagi serangga dan hewan

avertabrata lain yang akan menjadi bagian rantai makanan ikan.

Hasil pengamatan terhadap tanaman air dan yang berada di sekitar waduk (green

belt)terdapat pada Tabel 4.5.1.Tanaman air yang berada di perairan terdapat beberapa jenis

dengan kelimpahan sedikit hingga sedang dan sebagian besar belum diidentifikasi.

Tanaman air yang terdapat di stasiun pengamatan yang dilakukan di waduk Widas, yaitu:

Inlet Kali Petung/Gunung Wilis (3 jenis), inlet Kali Bening/gunung Pandan(6 jenis),

pertemuan inlet Petung dan Bening (5jenis),dan Outlet (6 jenis).St Suaka(6 jenis)

Pengamatan di waduk Pondok dilakukan pada lima stasiun pengamatan, yaitu: Inlet Kali

Gandu (2 jenis), St. Tengah (4 jenis),dan St Outlet (4 jenis) (Tabel 4.5.2.). Terlihat bahwa

pada badan perairan dan permukaan waduk Widas dan Pondok tergolong masih bersih dari

tanaman air. Kelimpahan dan keberadaan tanaman air terutama berada pada bagian inlet-

inlet dan disekeliling bagian tepi perairan. Tanaman air yang mendominasi yaitu: Eceng

gondok (Eichhornia crassipes), ganggang (Hydriila sp dan Utricu/aria sp) dan nayas

(Salvinia natans), dan rumput teki air, Jlegor/krangkang dan kayu duri. Tanaman air dapat

menjadi substrat dan sumber pakan alami bagi ikan, merupakan tempat bagi serangga dan

hewan avertabrata lain yang akan menjadi bagian rantai makanan ikan. Tanaman air

merupakan tumbuhan yang tinggal disekitar air dan didalam air yang berfungsi sebagai

Page 51: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

48

produsen penghasil energi pada suatu ekosistem (Odum dan Barrett, 2005).

Keberadaan tumbuhan air yang hidup dengan baik akan menciptakan produktivitas

perairan yang tinggi dan menghasilkan keanekaragaman biota akuatik yang tinggi

pula.Tumbuhan yang tumbuh dikelompokkan sebagai hidrofita yaitu tumbuhan yang

tumbuh di air atau substrat yang secara periodik kelebihan air serta kekurangan oksigen.

Tumbuhan hidrofita memegang peranan penting dalam jaring makanan ekosistem perairan.

Dekomposisi atau perombakan tumbuhan menghasilkan partikel kecil yang disebut

detritus yang selanjutnya dikonsumsi oleh berbagai organisme avertabrata yang kemudian

menjadi pakan ikan atau hewan lain. Tanaman air sebagai komponen ekosistem perairan

berfungsi sebagai penghasil oksigen, juga berperan dalam memperbaiki mutu air dengan

cara menyerap unsur hara dan bahan toksik dari air, dan berperan dalam mengatur tinggi

air serta kestabilan tanah, tempat naungan dan substrat pemijahan ikan, dan juga sebagai

pakan alami ikan (Moyle & Cech, 2004; Odum dan Barrett, 2005). Vegetasi Putat

(Baringtonia acutangula), kayu tahun, (Croton braciata), melayak (C. Encifolius), empanak

(Arcinia borneensis) terendam 9-11 bulan adalah contoh peranan tanaman air yang

berperanan penting dapat menyediakan perifiton yang sebagai pakan alami ikan (Utomo

dan Asyari, 1999).

Tabel 4.5.1. Jenis-jenis tanaman di perairan, tepi dan daratan di waduk Widasdan Pondok dan disekitarnya

No. Jenis Tanaman Perairan Perairan Terresterial (daratantepi perairan)

1 Akasia **2 Angsono **3 Bambu *4 Bayam bayaman **5 Keladi air ***6 Eceng gondok ***7 Hidrilla **8 hortikultura **9 Jagung **

10 Jati **11 Bambu *12 Kapuk *

Page 52: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

49

13 Kacang tanah ***14 Kacang-kacangan **15 Kayu angen *16 Pohon waru *17 Kayu kesongo *18 Kolondono *19 Krangkang/jlegor **20 Lampis/kayu duri **21 Bambu hijau *22 Pisang *23 Rumput berdaun lebar *24

Ploso/spt.waru untuk bungkusnasi **

25 Randu/ Kupuk *26 Tanaman padi **27 nangka *28 Reamun **29 Genjer **30 Terongan *31 Nayas, katipan *32 Rumput Teki, suket ***33 Lingi, suket,kelomento **34 Kayu apu **35 Kangkungan ***36 kayu duri kecil **37 Ketela pohon **

Page 53: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

50

Tabel 4.5.2.Kelimpahan Relatif Tanaman Air Di Waduk Widas Dan Pondok

NO JenisTanamanInlet

MuaraBening

InletKali

petung

Muara InletPetungbeni

ng

Outlet

Tengah

Pondok

kaligandu

InletKenong

o

Inletkaligand

u

InletPetun

g/Wilis

Inletpanda

n

depan

inlet

tengahsuaka

Tengah goa

1 Akasia *2 Angsono **3 Bambu *4 Bayambayaman **5 Daratan (Rumput2an)

6 Ecenggondok *** ** ** ** ** *7 Green belt (Pohon2an) *** *** ***8 Hortikultura ***9 Jagung ** ***10 Jati **11 Jalibamboo ** ** ***12 Kapuk *13 Kacangtanah

14 Kacang-kacangan

15 Kayuangen *16 Kayukayu lain

17 Kayukesongo *18 Kolondono **19 Krangkang/jlegor *** *20 Lampis/kayuduri ***

Page 54: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

51

Lanjutan Tabel....

NO JenisTanaman InletMuaraBening

InletKali

petung

Muara InletPetungbening Outlet

TengahPondok

kaligandu InletKenongo

Inletkaligandu

InletPetung/

Wilis

Inletpandan

depaninlet tengahsuaka

Tengahgoa

22 Pisang * * * *23 Pisangrumputrumputan

24 Ploso/sptwaruuntukbungkusnasi ** * *

25 Randu/ Kupuk *

26 Tanamanpadi

27 Nangka

28 Reamun* * * *** * * * * * *

29 Genjer* ** * * ** * ** ** * *

30 Terongan* * ** ** * * * *** * *

31 Nayas, katipan, * *

32 RumputTeki, suket* * *** ** ** ** * ** ** *

33 Lingi, suket,kelomento* * * * * ** * * * *

34 Kayuapu

35 Kangkungan** ** * ** * * ** * * *

36 Lampis/kayuduri *** ** * *** ** ** *** **

37 Jelegor * ** * ** * * *** ** ** ** *

Page 55: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

52

Tabel 4.5.3. Identifikasi Habitat Tumbuhan Air pada Kolom Perairan waduk WidasDan Pondok

Di Perairan

Emergent Plants* Floating Plants** SubmergedPlants***

Nama Lokal

Cyperus imbricatusRetz.

Pistia stratiotes L.Ceratophyllumsubmersum L.

Reamun

Cyperus odoratusL.

Eichhornia crassipes(Mart.)Solms

Hydrillavertillata

Genjer

Limnocharis flava(L.) Buchenau

Salvinia natans (L.)All

Terongan

Monochariahastata (L.) Solms

Ludwigia adscendens(L.) Hara

Nayas, katipan,

Mimosa pigraIpomoea AquaticaForsk

Rumput Teki,suket

Nymphae tetragonaGeorgia

Lingi,suket,kelomentoKayu apuKangkungan

Nama LokalGreen beltPlants*

Jati

Kayu KesongoKayu Apu

Hortikultura PadiJagungKacang tanahPisang

Catatan:* Emergent plants : vegetasi akuatik yang ditandai dengan akar muncul tetapi juga memiliki atau

sebagian (misalnya dahan, ranting, daun, atau bunga) tumbuh ke permukaan air.**Floating plants (tanaman mengambang) : tanaman air yang dicirikan oleh hampir seluruh

bagian tubuh mengapung di daerah air permukaan dan akar baik dapat muncul di subtrat atautidak. *** Submerged plants(tanaman terendam) : vegetasi akuatik yang diidentifikasi olehseluruh tubuh berada di bawah permukaan air atau bahkan dalam kolom air dalam (Mitchell,1974).

Tanaman yang diamati seperti ditunjukkan pada Tabel 4.5.1 adalah spesies umum

yang terdapat di perairan dan disekitarnya. Sebagian besar berfungsi sebagai green belt

dan sebagian lagi dimanfaatkan masyarakat sebagai lahan pertanian sawah dan

hortikultura.Tanaman yang berada disekitar perairan ini mempunyai pengaruh terhadap

ekosistem perairan. Tanaman yang tumbuh di perairan, ada yang tenggelam, ada yang

Page 56: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

53

melayang, dan ada yang mencuat (muncul kepermukaan). Keseimbangan kemelimpahan

tanaman air akan mempunyai pengaruh yang baik terhadap kualitas perairan. Tanaman air

dan juga tanaman terresterial disekitar perairan mempunyai arti penting bagi perikanan.

Sebagai komponen ekosistem perairan berfungi tanaman air berfungsi sebagai penghasil

oksigen, juga berperan dalam memperbaiki mutu air dengan cara menyerap unsur hara dan

bahan toksik dari air, dan berperan dalam mengatur tinggi air serta kestabilan tanah,

tempat naungan dan substrat pemijahan ikan, dan juga sebagai pakan alami ikan (Moyle &

Cech, 2004; Odum dan Barrett, 2005). Namun demikian meskipun mereka biasanya

ditemukan di ekosistem tersebut, tidak semua spesies yang diidentifikasi dikategorikan

kedalam tumbuhan air penting di Indonesia. Menurut Soerjani (1979) dalam Kurniawan

at.al., (2013); Sepuluh gulma air yang paling penting antara lain : Eicchornia crassipes,

Salvinia molesta, Hydrilla verticillata,Grossus Scirpus, Najas indica, C.demersum,

Nelumbo nucifera, Panicumrepens, Potamogeton malaianus, dan Mimosa pigra. Vegetasi

ini dikategorikan sebagai tanaman air berdampak paling signifikan karena kemampuan

mereka untuk berkembang secara cepat dan membuat masalah besar dan untuk

keseimbang ekosistem perairan.

Gambar 4.5.1.Tanaman Di Inlet Kali Petung Di Waduk Widas Dan Inlet Kenongo Di WadukPondok

KESIMPULAN

1. Keanekaragaman tanaman air di waduk Widas dan Pondok terdiri dari 14 jenis spesies.2. Didominasiolehecenggondok , kangkungan dan keladi air dan rumputan.

Page 57: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Ariyanto. 2006. Sumber Daya Perikanan, Kekayaan Kita yang (masih) Merana.http://aryabimantara,wordpress.com. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2010 pukul19.00 WIB

Aida, S.N dan A.D, Utomo 2011. Tingkat Kesuburan Perairan di Waduk Kedung Ombo.BAWAL. Jurnal Widya Riset Perikanan Tangkap Jakarta. 3(6): 415-422.

Aida, SN., AD, Utomo., M.Ali.,F. Surpiadi, 2011. Bioekologi dan Potensi SumberdayaPerikanan di Waduk Gajah Mungkur Jawa Tengah. Laporan Akhir Tahun. BalaiPenelitian Perikanan Perairan Umum. Palembang. 115 hal.

APHA, 1986. Standard methods for the examinations of water and wastewater. APHAinc, Washington DC.

BELTRÃO, G. B. M., MEDEIROS, E. S. F. & RAMOS, R. T. C. Effects of riparianvegetation removal on the structure of the marginal aquatic habitat and the associatedfis h fauna in a tropical Brazilian reservoir. Biotra Neotrop., 9(4):http://www.biotaneotropica.org.br/v9n4/en/abstract?article+bn00709042009.7p.

Boyd, C.E 1988. Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Fourth Printing. AuburnUniversity Agriculture Experiment Station. Alabama. USA. 359 p.

Brandt, A.V. 1969. Application of observation on fish bahaviour for fishing methods andgear construction. FAO Fisheries Reports, Rome. P : 169-191

Carlson, R.E. 1977. A trophic state index for lakes. Limnol. Oceanogr. V.22 (2).Cook, C.D.K., B.J. Gut., E.M. Rix., M. Seitz. 1974. Water plants of the world: A manual

for the identification of the genera of freshwater macrophytes. Dr. W.Junk Publisher,The Hague. England.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun 2014. Data potensi perairan umumdaratan khususnya waduk di Kabupaten Madiun.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun 2014. Data produksi perikananperairan umum daratan khususnya waduk di Kabupaten Madiun

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi 2014. Data produksi perikananperairan umum daratan di Kabupaten Ngawi.

Effendi,H 2000. Telaah Kualitas Air. Jurusan MSP Fak. Perikanan dan Kelautan IPBBogor. 259 hal

Fauzi, A. dan Anna, 2005. Panduan Penentuan Perkiraan Ganti Rugi Akibat Pencemarandan Kerusakan Lingkungan. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Febrian R; R. Srihartini dan N. Sutisna 2004. Kondisi Danau dan Waduk di Indonesia.http//www.pusair.pu.go.id. 10 April 2010

Page 58: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

http://rowopening.blogspot.com/2009. 14 species ikan yang sering ditemukan di rawapening . 12 November 2012

http://wisata.kompasiana.com, 2010. Rawa Pening yang Makin Pening akan MasaDepannya. 15 Nopember 2012

Kasiyanti, J. Nugroho, H. Dwijoyanto. 2013. Kajian penanggulangan banjir kali WidasKabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. Tesis.Program Studi MagisterPengelolaan Sumber Daya Air. Institut Teknologi Bandung.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2008)

KNI-BB,2011. Bendungan Besar di Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum.www.knibb-inacoid.com, 13 Januari 2015.

Kollmann, J., and A.Fischer. 2003. Basic and Applied Ecology Special Feature:Vegetation as indicator for habitat quality. Basic Appl. Ecol. 4, 489–491 (2003) ©Urban & Fischer Verlag. http://www.urbanfischer.de/journals/baecol.

Kottelat, M; A.J Whitten; S.N Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo, 1993. Freshwater Fishesof Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air tawar Indonesia Bagian Barat danSulawesi ). Periplus Editions- Proyek EMDI. Jakarta.

Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper Collins Publisher. Inc. New York. 654p.

Krismono 1992. Hubungan Antara Tingkat Trophic dengan Populasi FCC Mini di SauatuBadan air. Buletin Penelitian Perikanan Darat. 1(3): 12 – 22 .

Mandika, S.W., B.A. Wibowo dan Pramonowibowo. 2013. Analisis Strategi PemanfaatanSumberdaya Ikan Ditinjau Dari Aspek Teknis Penangkapan Di PerairanRawapening. Journal of Fisheries Resources Utilization Management andTechnology Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Hlm 111-120

Mitsch, W.J and S.E Jorgensen 2004. Ecological Engeneering and Ecosystem Restoration.John Wiley & Sons, Inc.Canada.

Moreau, J., S.S. De Silva. 1991. Predictive fish yield models for lakes and reservoirs of thePhilippines, Sri Lanka and Thailand. FAO Fisheries Technical Paper (319). Foodand Agriculture Organization of The United Nations, Rome. 42 p.

Nedhem and Nedhem 1963 dan Penack, 1964

Novotny,V and Olem,H.1994. Water Quality, prevention, identification, and managementof diffuse polluition. Van Nostrans Reinhold. New York. 1054 p.

Odum, E.P 1996. Fundamentals of Ecology. Third Edition Saunders College Publishing.Rinehart and Winston. 486 p

PERDA Kab. Semarang Nomor 25 Tahun 2001. Pengelolaan Sumber Daya Ikan diRawapening. Semarang.

Page 59: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Riky kurniawan, j. nishihiro, i. Yuniarti.2012.Aquatic Macrophytes Biodiversity In LakeRawa Pening, Indonesia Seminar nasional limnologi prosiding vi 318-326

Sainty, G.R., S.W.L. Jacobs. 1988. Water plants in Australia. Royal Botanic Gardens,Sydney. Australian Water Resources Council. 144p.

Soeprobowati, T.R. 2012. Mitigasi danau eutrofik : Studi kasus danau rawapeningProsiding seminar nasional limnologi vi 36-48

Sugiyanti, Y.,Mujiyanto & Krismono, 2006. Komposisi dan Kelimpahan Plankton diWaduk Kedung Ombo. Prosiding Seminar Ikan IV. Loka Pemacuan Stock Ikan,Jatiluhur, 231-237

Sulastri & G.S, Haryani, 2005. Keanekaragaman hayati perairan umum: Status, DinamikaKehidupan, dan upaya pelestariannya. Prosiding Forum Perairan Umum I. BadanRiset Kelautan dan Perikanan. Jakarta. (I): 57-65

Weber, M and De Beaufort, 1916. The fishes of the Indo-Australian Archipelago. E.J BrillLtd. Leiden. 2: 404 pp

Welcomme, R. L. 1979. Fisheries Ecology of Flood plain Rivers. Longman, Londonand New York. 106-136.

Wetzel,R.G. 2001.Limnology Lake and River Ecosystems. London. Academic Press. 1006p.

Wibowo, H, 2004. Tingkat Eutrofikasi Rawa Pening Dalam Rangka Kajian ProduktivitasPrimer Fito Plankton. Tesis. Magister Ilmu Lingkungan. Program Pasca SarjanaUndip. Semarang. 82 hal

Page 60: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Lampiran I Kualitas air waduk widas Trip I pada bulan Maret 2015

Lokasi PARAMETER

St. Tengah Kedalaman (m)(GOA) 0 3 5 Dasar

111°47'46.42'' Suhu OC 29 28 26 25

07°22'13.29''Kecerahan(Cm)

59

Tgl : 05 maret 2015 Kedalaman (m) 13.6

Jam ; 14.30 WIBTurbidity(NTU)

3.4 15.62 16.21 232

pH 8 7.5 7 7111°47'46.42'' CO2 (mg/l) 0 0.1 0.08 0.0807°22'13.29'' DO (mg/l) 8.2 4 4 3.6

PO4 (mg/l) 0.007612 0.0062284 0.007 0.073356DHL (µṨ/cm) 93 89 90 54.2Klorofil-a(µg/l)

42.84 14.28 14.28 19.04

Alkalinitas(mg/l)

102 104 116.0 84

TP (mg/l) 0.010348 0.0081821 0.0149 0.113234TDS (mg/l) 140 130 140 110NH3 (mg/l) 0.225352 0.2922535 0.232 0.848592NO3 (mg/l) 0.509091 0.5909091 0.686 1.636364NO2 (mg/l) 0.003803 0.0036765 0.0051 0.067951DO 5 (mg/l) 3.7 2.4 1.2 1.57

Page 61: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Lanjutan lampiran I Kualitas air waduk widas pada bulan Maret 2015

LokasiPARAMETER

St. Inlet Muara Kedalaman (m)DEPAN /MUARAINLET 0 3 5 dasar

Suhu OC 28 26 25111°47'05.58'' Kecerahan (Cm) 5507°32'43.06'' Kedalaman (m) 6.7

Turbidity (NTU) 11.02 52.7 6.4111°46'.58'' pH 7 7 707°32'31,2'' CO2 (mg/l) 0.05 0.1 0.1

DO (mg/l) 5.1 3.2 3Tgl : 15 maret 2015 PO4 (mg/l) 0.0042 0.0263 0.2029Jam ; 12.30 WIB DHL 92 79 61

Klorofil-a (µg/l) 22.61 9.52 14.28Alkalinitas (mg/l) 104 100 80TP (mg/l) 0.0100 0.0370 0.2546TDS (mg/l) 140 140 100NH3 (mg/l) 0.2746 0.85 1.0739NO3 (mg/l) 0.5773 0.3169 1.5318NO2 (mg/l) 0.0028 0.0137 0.0655

DO 5 (mg/l) 2.93 1.43

St. Suaka Widas Kedalaman (m)TENGAH SUAKA 0 3 5 dasar

111°47'32.84'' Suhu OC 29 2707°32'15.94'' Kecerahan (Cm) 53

Tgl : 05 maret 2015 Kedalaman (m) 5

Jam ; 14.05 WIB Turbidity (NTU) 3.08 9.38 54pH >7.5 7.5

111°46.58'' CO2 (mg/l) 0.05 0.05 0.107°32'.31' DO (mg/l) 6.1 5.2 4.4

PO4 (mg/l) 0.00692 0.0076125 0.11273DHL 97 88Klorofil-a (µg/l) 27.37 -1.19 1.19Alkalinitas (mg/l) 100 102 98TP (mg/l) 0.01335 0.0141962 0.1409TDS (mg/l) 150 140 130NH3 (mg/l) 0.207746 0.2429577 0.36268NO3 (mg/l) 0.595455 0.7294118 0.94091NO2 (mg/l) 0.002535 0.002789 0.01433DO 5 (mg/l) 1.57 1.29 1.2

Page 62: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Lanjutan lampiran I Kualitas air waduk widas pada bulan Maret 2015

Lokasi PARAMETER

St. Outlet Kedalaman (m)0 3 5 dasar

111°47'50.8'' Suhu OC 29 2707°32'39.48'' Kecerahan (Cm)

Kedalaman (m) 20Tgl : 05 maret 2015 Turbidity (NTU) 4.1 6.7Jam ; 15.10 WIB pH 8 7

CO2 (mg/l) 0 0.07111°47'50.8'' DO (mg/l) 6.6 607°32'39.48'' PO4 (mg/l) 0.006228 0.0062284

DHL 70.5 69Klorofil-a (µg/l) 40.46Alkalinitas(mg/l)

106 108

TP (mg/l) 0.008182 0.0081821TDS (mg/l) 140 140NH3 (mg/l) 0.320423 0.3556338NO3 (mg/l) 0.372727 0.4318182NO2 (mg/l) 0.002789 0.0031694DO 5 (mg/l) 3.09

Lokasi PARAMETER

Inlet Kali Bening Kedalaman (m)INLET G. Pandan 0 3 5 Dasar

111°46'58.62'' Suhu OC 28 25

07.32'26.25''Kecerahan(Cm)

40

Kedalaman (m) 6

Tgl : 5 maret 2015Turbidity(NTU)

6.57 7.94 96.6

Jam ; 11.20 WIB pH 7 7 7CO2 (mg/l) 0.06 0.1 0.1

111°46'59.6'' DO (mg/l) 6.3 4.4 4.107.32'31,55'' PO4 (mg/l) 0.015225 0.0256055 0.075433

DHL 108Klorofil-a (µg/l) 17.85 33.32 10.71Alkalinitas(mg/l)

108 120 124

TP (mg/l) 0.023502 0.0361926 0.097106TDS (mg/l) 140 150 110

Page 63: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

NH3 (mg/l) 0.28169 0.2957746 0.556338NO3 (mg/l) 0.704545 0.8588235 1.368182NO2 (mg/l) 0.002282 0.0030426 0.032961DO 5 (mg/l) 1.92 1.18

Lampiran II Kualitas air waduk widas Trip II pada bulan Mei 2015

LokasiPARAMETER

St. Tengah Kedalaman (m)(GOA) 0 1 3 5 Dasar

111°47'46.42'' Suhu OC 30,4 30 29,5 27,8 26,607°22'13.29'' Kecerahan (Cm) 50

Tgl : 16 Mei2015

Kedalaman (m) 12.3 -16.8

Jam ; 12.45WIB Turbidity (NTU) 3,4 16,21 232

pH 7.5 7,00111°47'46.42'' CO2 (mg/l) 0.05 0.207°22'13.29'' DO (mg/l) 7,1 7 6,7 3 0,1

PO4 (mg/l) 0,008 0,006 0,007 0,073DHL (µṨ/cm) 134.5 134.2 131.6 127.4 118.8Klorofil-a (µg/l) 42,84 14,28 14,28 19,04Alkalinitas (mg/l) 102 104 116 84TP (mg/l) 0,0103 0,0082 0,0134 0,1132TDS (mg/l) 140 140 110NH3 (mg/l) 0,225 0,232 0,849NO3 (mg/l) 0,509 0,591 0,686 1,636NO2 (mg/l) 0,0038 0,0037 0,0051 0,068DO 5 (mg/l) 3,7 2,4 1,2 1,57

Lokasi PARAMETER

St. Suaka Widas Kedalaman (m)TENGAHSUAKA 0 1 3 5 Dasar

111°47'32.84'' Suhu OC 30,7 30,6 28,7 27,1 26,707°32'15.94'' Kecerahan (Cm) 43

Tgl : 16 Mei2015

Kedalaman (m)7,6

Jam ; 12.30WIB Turbidity (NTU) 3,08 15,62 9,38 54

pH 7.5 6.8

111°46.58'' CO2 (mg/l) 0 0.2

07°32'.31' DO (mg/l) 7,6 7 6 0,2 0,1

Page 64: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

PO4 (mg/l) 0,007 0,008 0,113DHL 134.8 134.8 134.7 137.8 124.5Klorofil-a (µg/l) 27,37 -1,19 1,19Alkalinitas (mg/l) 100 102 98TP (mg/l) 0,0134 0,0142 0,1409TDS (mg/l) 150 130 140 130NH3 (mg/l) 0,208 0,292 0,243 0,363

NO3 (mg/l) 0,595 0,729 0,941NO2 (mg/l) 0,0025 0,0028 0,0143DO 5 (mg/l) 1,57 1,29 1,2

Lanjutan Lampiran II Kualitas air waduk widas pada bulan Mei 2015

Lokasi PARAMETER

Inlet MuaraPetung Kedalaman (m)

(muara kaliWilis) 0 1 2 3 Dasar

Suhu OC 30,9 30,2 29,5 29 28,5111°46'52.45'' Kecerahan (Cm) 5407°32'43.56'' Kedalaman (m) 4

Turbidity (NTU) 24,2 10,58Tgl : 16 Mei2015

pH7.5 6,00

Jam ; 9.30-9.50WIB

CO2 (mg/l)0.08 0.17

DO (mg/l) 7 6.2 5.5 2.7 1.5S : 07.32.799 PO4 (mg/l) 0,009 0,01

E:111.46.942DHL

157.1154.

8150.

2 150,00 152,00Klorofil-a (µg/l) 20,23 22,61Alkalinitas (mg/l) 100 110TP (mg/l) 0,0159 0,0176TDS (mg/l) 140 150NH3 (mg/l) 0,236 0,377NO3 (mg/l) 0,641 0,6NO2 (mg/l) 0,0025 0,0065DO 5 (mg/l) 2,93 1,35

Lokasi PARAMETER

St. Inlet Muara Kedalaman (m)DEPAN /MUARAINLET 0 1 2 3 Dasar

Suhu OC 30,8 30,8 30,7 30,7 27,1

Page 65: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

111°47'05.18''Kecerahan(Cm) 50

07°32'43.06'' Kedalaman (m) 8,6Turbidity(NTU) 11,02 52,7 6,4

111°46'.58'' pH 7.5 6.507°32'31,2'' CO2 (mg/l) 0.06 0.18

DO (mg/l) 7 7 6,8 6,3 0,1Tgl : 16 Mei 2015 PO4 (mg/l) 0,004 0,026 0,203

Jam ; 12.00 WIBDHL

143143.

3141.

3 141.5 149.9Klorofil-a(µg/l) 11,9 9,52 14,28Alkalinitas(mg/l) 104 100 80TP (mg/l) 0,01 0,037 0,2546TDS (mg/l) 140 140 100

NH3 (mg/l) 0,275 0,317 1,074NO3 (mg/l) 0,577 0,85 1,532NO2 (mg/l) 0,0028 0,0137 0,0655DO 5 (mg/l) 2,35 3,42 1,43

Lanjutan Lampiran II Kualitas air waduk widas pada bulan Mei 2015

Lokasi PARAMETER

St. Outlet Kedalaman (m)0 1 2 3 Dasar

111°47'50.8'' Suhu OC 31 30,2 29,4 28,7 26,5

07°32'39.48'' Kecerahan (Cm) 55Kedalaman (m) 23

Tgl : 16 Mei2015 Turbidity (NTU) 4,1 6,7Jam ; 13.30WIB

pH8 6.5

CO2 (mg/l) 0 0.2111°47'50.8'' DO (mg/l) 7,9 7 3,3 0,2 0,107°32'33.6'' PO4 (mg/l) 0,006 0,006

DHL 135 132.9 126.5 127.3 116.6Klorofil-a (µg/l) 40,46

Alkalinitas (mg/l) 106 108TP (mg/l) 0,0082 0,0082TDS (mg/l) 140 140NH3 (mg/l) 0,32 0,356NO3 (mg/l) 0,373 0,432NO2 (mg/l) 0,0028 0,0032

Page 66: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

DO 5 (mg/l) 3,09

Lokasi PARAMETER

Inlet KaliBening Kedalaman (m)

INLET G.Pandan 0 1 3 5 Dasar

111°46'58.62'' Suhu OC 31,1 30,1 29,9 27.4 2607.32'26.25'' Kecerahan (Cm) 45

Kedalaman (m) 6.8Tgl : 16 Mei2015 Turbidity (NTU) 6,57 7,94 96,6Jam ; 10.40WIB

pH7.5 6.5

CO2 (mg/l) 0.05 0.12

111°46'59.6'' DO (mg/l) 5.9 3.6 5.1 0.2 0.107.32'31,55'' PO4 (mg/l) 0,015 0,026 0,075

DHL 150.2 148.3 156.4 196.1 171.3Klorofil-a (µg/l) 17,85 33,32 10,71Alkalinitas (mg/l) 108 120 124TP (mg/l) 0,0235 0,0362 0,0971TDS (mg/l) 140 150 110NH3 (mg/l) 0,282 0,296 0,556NO3 (mg/l) 0,705 0,859 1,368

NO2 (mg/l) 0,0023 0,003 0,033DO 5 (mg/l) 2,97 1,92 1,18

Lampiran III Kualitas air waduk widas Trip III pada bulan September 2015

Lokasi PARAMETER

St. Tengah Kedalaman (m)(GOA) 0 1 3 5 Dasar

111°47'46.42'' Suhu OC 29.2 29.2 27.5 27.3 27.207°22'13.29'' Kecerahan (Cm) 50

Kedalaman (m)Turbidity (NTU) 5.43pH 8

111°47'46.42'' CO2 (mg/l) 0.0707°22'13.29'' DO (mg/l)

PO4 (mg/l) 0.00152S:07°32.362” DHL (µṨ/cm) 201 200.8 190.1 188.9 262.3E:110°470589’ Klorofil-a (µg/l) 33.3212.38 wib Alkalinitas (mg/l)

Page 67: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

TP (mg/l) 0.042453TDS (mg/l) 120.7 120.7 117.7 117.6 164.1NH3 (mg/l) 0.029621NO3 (mg/l) 0.902778NO2 (mg/l) 0.002521DO 5 (mg/l)COD (mg/l) 0.832

Lokasi PARAMETER

St. SuakaWidas

Kedalaman (m)

TENGAHSUAKA

0 1 3 5 Dasar

111°47'32.84'' Suhu OC 29.8 29.2 27.5 27.2 27.1

07°32'15.94'' Kecerahan (Cm) 608-Sep-15 Kedalaman (m) 15

S:07°32.357" Turbidity (NTU) 1.33E:111°47.649 pH 8111°46.58'' CO2 (mg/l) 0.0807°32'.31' DO (mg/l) 5.69 5.78 4.14 0.75 0.36

PO4 (mg/l) 0.009909DHL 222.1 200.2 190.2 185.8 266.7

Klorofil-a (µg/l)Alkalinitas (mg/l) 8.8

TP (mg/l) 0.040881TDS (mg/l) 120.4 120.5 118 116 167.4NH3 (mg/l) 0.040284NO3 (mg/l) 0.208333NO2 (mg/l) 0.002521COD (mg/l) 0.6656

Lanjutan Lampiran III Kualitas air waduk widas Trip III pada bulan September2015

Lokasi PARAMETER

Inlet MuaraPetung

Kedalaman (m)

(muara kaliWilis)

0 1 2 3 Dasar

Suhu OC 30.9 30.2 29.5 29 28.5111°46'52.45'' Kecerahan (Cm) 5407°32'43.56'' Kedalaman (m) 4

Turbidity (NTU) 6.96 38.1Tgl : 08 sep pH 7.5

Page 68: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

2015

Jam ; 9.30 CO2 (mg/l) 0.08 7.04

DO (mg/l) 7 6.2 5.5 2.7 1.5S : 07.32.799 PO4 (mg/l) 0.003049

E:111.46.942 DHL 157.1 154.8150.

2150

152

Klorofil-a (µg/l) 39.27 4.1Alkalinitas (mg/l)

TP (mg/l) 0.050314 0.114583TDS (mg/l)NH3 (mg/l) 0.148104 0.657993NO3 (mg/l) 0.673611 0.421525NO2 (mg/l) 0.002521 0.00184DO 5 (mg/l)

BOD P (0.9) P(0.6)COD (mg/l) 0.6656

Lokasi PARAMETER

St. Inlet Muara Kedalaman (m)DEPAN /MUARAINLET 0 1 2 3 Dasar

Suhu OC 31 30.1 30.1111°47'05.18'' Kecerahan (Cm) 4207°32'43.06'' Kedalaman (m) 2

Turbidity (NTU)111°46'.58'' pH 807°32'31,2'' CO2 (mg/l) 0.07

DO (mg/l) 6.5 3.26 0.44Tgl : 08 sep 2015 PO4 (mg/l)Jam ; 11.46 WIB DHL 215.7 221.9 225.2

Klorofil-a (µg/l)S:07°32.740’ Alkalinitas (mg/l)E:110°47.160 TP (mg/l)

TDS (mg/l) 125.7 131.2 133.4NH3 (mg/l)NO3 (mg/l)NO2 (mg/l)

Lanjutan Lampiran III Kualitas air waduk widas Trip III pada bulan September2015

Lokasi PARAMETER

St. Outlet Kedalaman (m)

Page 69: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

0 1 2 3 5 dasar

111°47'50.8'' Suhu OC 29.5 27.9 27.7 27.4 27.3 27.207°32'39.48'' Kecerahan (Cm) 56

Kedalaman (m)Tgl : 08 sep2015 Turbidity (NTU) 3.32Jam ; 10.41WIB

pH

CO2 (mg/l) 0.09111°47'50.8'' DO (mg/l) 5.72 5.82 5.69 5 4.9 5.907°32'33.6'' PO4 (mg/l) 0.003049

DHL 198.7 191.6 190.1 189 188.3 188.2S:07°32,661’ Klorofil-a (µg/l) 30.94E:111°47,847 Alkalinitas (mg/l) 10panas TP (mg/l) 0.040881

TDS (mg/l)NH3 (mg/l) 0.035545NO3 (mg/l) 0.659722NO2 (mg/l) 0.004202DO 5 (mg/l)COD (mg/l) 0.832

Lokasi PARAMETER

Inlet KaliBening Kedalaman (m)

INLET G.Pandan

0 3 5 DASAR

111°46'58.62'' Suhu OC 29.6 27.7 27.4 27.307.32'26.25'' Kecerahan (Cm) 51

Kedalaman (m) 10Tgl : 08 sep

2015Turbidity (NTU) 3.04

Jam ; 11.20WIB

pH 8

CO2 (mg/l) 0.08111°46'59.6'' DO (mg/l) 7.63 4.61 3.12 0.6207.32'31,55'' PO4 (mg/l) 0.006098

DHL 206.4 202 196 201.3S:07°31.800’ Klorofil-a (µg/l) 45.22

E:110°47.926’ Alkalinitas (mg/l) 8.9TP (mg/l) 0.028302

TDS (mg/l) 123.3 124 121.9 124.8NH3 (mg/l) 0.32346NO3 (mg/l) 0.208333

Page 70: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

NO2 (mg/l) 0.005742DO 5 (mg/l)COD (mg/l) 1.1648

Lampiran IV Kualitas air waduk Pondok Trip I pada bulan Maret 2015

Lokasi PARAMETER

St. Inlet KaliKenongo

Kedalaman (m)

0 3 5 Dasar110°34'19.12'' Suhu 29

07°'22.46'16' Kecerahan 35Kedalaman 2.2

Tgl : 04 maret2015 Turbidity (NTU)

2.08 1.97 54.2

Jam ; 12.10 WIB pH 7.5CO2 (mg/l) 0.06

S:07°23’101” DO (mg/l) 6.4 6.1

E:111°34’360” PO4 (mg/l) 0.006 0.055

DHLKlorofil-a (µg/l) -9.52 17.85Alkalinitas(mg/l)

256 274

TP (mg/l) 0.034048 0.08TDS (mg/l) 340 410NH3 (mg/l) 0.218 0.141NO3 (mg/l) 0.514 1.255

NO2 (mg/l) 0.007 0.001

DO 5 (mg/l) 4.2 3.15

Lokasi PARAMETER

St. Keramba Kedalaman (m)0 3 5 dasar

111°34'22.94'' Suhu 28

07°23'51.26'' Kecerahan 108Kedalaman 11.7

Tgl 04 maret 2015 Turbidity (NTU) 1.97 3.9 3.04

Jam ; 10.15 WIB pH 7.6 7.9 8S:07°23.857” CO2 (mg/l) 0

E:111.34.381’ DO (mg/l) 7.8 4 4.3PO4 (mg/l) 0.002 0.002 0.002DHL 164

Page 71: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Klorofil-a (µg/l) 10.71 20.23 20.23

Alkalinitas (mg/l) 218 236 236

TP (mg/l) 0.02396 0.0224 0.0144

TDS (mg/l) 310 320 340NH3 (mg/l) 0.102 0.190 0.275NO3 (mg/l) 0.150 0.595 0.729NO2 (mg/l) 0.002 0.008 0.001DO 5 (mg/l) 2.7 2.91 1.58

Lanjutan Lampiran IV Kualitas air waduk Pondok Trip I pada bulan Maret 2015

Lokasi PARAMETER

St. Tengah Kedalaman (m)0 3 5 dasar

110°33'54'11'' Suhu 2807°24'25.11'' Kecerahan 95

Kedalaman 15.1Tgl : 04 maret

2015 Turbidity (NTU)2.93 10.34

Jam ; 15.30 WIB pH 8 8 8CO2 (mg/l)

0.07 0.09DO (mg/l) 6.4 5.6 3.4PO4 (mg/l) 0.002 0.003DHL 172Klorofil-a (µg/l) 13.09 15.47 13.09Alkalinitas(mg/l)

268 242

TP (mg/l) 0.027743 0.037831

TDS (mg/l) 320 300

NH3 (mg/l) 0.232 0.225NO3 (mg/l) 0.877 0.536NO2 (mg/l) 0.002 0.003DO 5 (mg/l) 4.75 2.62 1.3

Lokasi PARAMETER

St. Inlet KaliGandu Kedalaman (m)

0 3 5 DasarS : 110°35'09.9'' Suhu 2907°23'19.34'' Kecerahan 22

Kedalaman 1

Tgl : 19 Mei 2015Turbidity(NTU)

5.58

Page 72: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Jam ; 11.10 WIB pH 8CO2 (mg/l) 0DO (mg/l) 5.7 4.8PO4 (mg/l) 0.015 0.020

DHL 20Klorofil-a(µg/l)

17.85

Alkalinitas(mg/l)

240 276

TP (mg/l) 0.0224 0.1136

TDS (mg/l) 330 570

NH3 (mg/l) 0.169 0.637

NO3 (mg/l) 0.329 1.241

NO2 (mg/l) 0.007 0.001DO 5 (mg/l) 3.6 2.02

Lanjutan Lampiran IV Kualitas air waduk Pondok Trip I pada bulan Maret 2015

Lokasi PARAMETER

St. Outlet Kedalaman (m)

0 3 5 dasar111°33'45.63'' Suhu 2807°24'35.57'' Kecerahan 83

Kedalaman 16.1Tgl : 04 maret2015 Turbidity (NTU)

2.75 5.03 3.03

Jam ; 13.00 WIBpH

7.5 7.5 7.6S:07°24.558 CO2 (mg/l) 0.08 1.2 0.09

E:110°33.772 DO (mg/l) 5.1 3.6 1.2PO4 (mg/l) 0.002 0.008 0.006DHL 170Klorofil-a (µg/l) 10.71 19.04 21.42Alkalinitas (mg/l) 224 256 260 0.9TP (mg/l) 0.027743 0.056747 0.0144TDS (mg/l) 310 350 330NH3 (mg/l) 0.285 0.299 0.275

NO3 (mg/l) 0.168 1.600 1.595

NO2 (mg/l) 0.001 0.001 0.002

DO 5 (mg/l) 2.9 1.82

Page 73: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Lampiran V Kualitas air waduk Pondok Trip II pada bulan Mei 2015

Lokasi PARAMETERSt. Inlet Kali

Kenongo Kedalaman (m)

0 1 2 3 Dasar110°34'19.92'' Suhu 31.7 31,6 30,8 30,5 30.507°22'46.16'' Kecerahan 80

Kedalaman 3Tgl : 19 Mei 2015 Turbidity (NTU) 2,08 54,2Jam ; 12.00 WIB pH 7.5 7.5

CO2 (mg/l) 0.09 0.18DO (mg/l) 5,8 5,8 5,7 4,2 4.2PO4 (mg/l) 0,006 0,055DHL 366 366.2 369,00 362 361,00Klorofil-a (µg/l) -9,52 14,28Alkalinitas(mg/l) 256 274TP (mg/l) 0,034 0,08TDS (mg/l) 340 410NH3 (mg/l) 0,218 0,141NO3 (mg/l) 0,514 1,255NO2 (mg/l) 0,007 0,001DO 5 (mg/l) 4,2 3,15

Lokasi PARAMETER

Page 74: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

St. Keramba Kedalaman (m)0 1 3 5 Dasar

111°34'22.94'' Suhu 31,5 31,3 30,7 30,5 28,507°23'51.26'' Kecerahan 85

Kedalaman 13,7Tgl : 19 Mei

2015 Turbidity (NTU) 1,97 3,9 3,04Jam ; 12.30 WIB pH 7.5 7.3

CO2 (mg/l) 0.05 0.3DO (mg/l) 7,4 7,4 7,6 6,5 0,3PO4 (mg/l) 0,002 0,002 0,002DHL

339.4 338.7 336.4 356.8 390.8Klorofil-a (µg/l) 10,71 20,23 20,23Alkalinitas (mg/l) 218 236 236TP (mg/l) 0,024 0,0224 0,0144TDS (mg/l) 310 320 340NH3 (mg/l) 0,102 0,19 0,275NO3 (mg/l) 0,15 0,595 0,729NO2 (mg/l) 0,002 0,008 0,001

DO 5 (mg/l) 2,7 2,91 1,58

Lanjutan Lampiran V Kualitas air waduk Pondok Trip II pada bulan Mei 2015

Lokasi PARAMETER

St. Tengah Kedalaman (m)0 1 2 3 Dasar

110°33'54'11'' Suhu 30,6 30,5 30,4 30.1 28.307°24'25.11'' Kecerahan 85

Kedalaman 17,3Tgl : 19 Mei

2015Turbidity (NTU) 2,93 10,34

Jam ; 9.50 WIB pH 7.5 7,00CO2 (mg/l) 0.08 0.2DO (mg/l) 7,3 7,3 7,5 7,4 0,1PO4 (mg/l) 0,002 0,003

DHL 336 335.3 334,00 331,00 376.9Klorofil-a (µg/l) 13,09 15,47 13,09

Alkalinitas (mg/l) 268 242TP (mg/l) 0,0277 0,0378

TDS (mg/l) 320 300NH3 (mg/l) 0,232 0,225NO3 (mg/l) 0,877 0,536

Page 75: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

NO2 (mg/l) 0,002 0,003DO 5 (mg/l) 4,75 2,62 1,3

Lokasi PARAMETER

St. Inlet Kali Gandu Kedalaman (m)0 1 2 3 Dasar

S : 110°35'09.9'' Suhu 31 30,8 30,5 30,2 3007°23'19.34'' Kecerahan 80

Kedalaman 4Tgl : 19 Mei 2015 Turbidity (NTU) 5,58 ORJam ; 11.10 WIB pH 8

CO2 (mg/l) 0.08 0.2DO (mg/l) 7,3 7,1 6,5 5,2 1,6PO4 (mg/l) 0,015 0,02DHL 375 367.8 369.6 372.7 372.7Klorofil-a (µg/l) 10,71 17,85Alkalinitas (mg/l) 240 276TP (mg/l) 0,0224 0,1136TDS (mg/l) 330 570

NH3 (mg/l) 0,169 0,637NO3 (mg/l) 0,329 1,241NO2 (mg/l) 0,007 0,001DO 5 (mg/l) 3,6 2,02

Lanjutan Lampiran V Kualitas air waduk Pondok Trip II pada bulan Mei 2015

Lokasi PARAMETER

St. Outlet Kedalaman (m)0 1 3 5 Dasar

111°33'45.63'' Suhu 30,5 30,4 30,3 30,3 28.307°24'35.57'' Kecerahan 112

Kedalaman 16Tgl : 19 Mei2015 Turbidity (NTU) 2,75 5,03 3,03Jam ; 9.20 WIB pH 7.5 7,00

CO2 (mg/l) 0.08 0.23DO (mg/l) 6,7 7 6,9 6,7 6,6PO4 (mg/l) 0,002 0,008 0,006DHL 336.7 334.8 331.8 334.2 365.1Klorofil-a (µg/l) 10,71 19,04 21,42Alkalinitas (mg/l) 224 256 260TP (mg/l) 0,0277 0,0567 0,0144

Page 76: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

TDS (mg/l) 310 350 330NH3 (mg/l) 0,285 0,299 0,275NO3 (mg/l) 0,168 1,6 1,595NO2 (mg/l) 0,001 0,001 0,002DO 5 (mg/l) 2,9 2,74 1,82

Lampiran VI Kualitas air waduk Pondok Trip IIi pada bulan September 2015

Lokasi PARAMETER

St. Inlet KaliKenongo

Kedalaman (m)

0 1 2 3 Dasar110°34'19.92'' Suhu 31.8 31.307°22'46.16'' Kecerahan 35

Kedalaman 80Tgl : 6 sep 2015 Turbidity (NTU) 25.3Jam ; 12.10 WIB pH 8

CO2 (mg/l)S:07°23’101” DO (mg/l) 6.17 5.25E:111°34’360” PO4 (mg/l) 0.012195

DHL 349.8 198.6Klorofil-a (µg/l) 15.47

Page 77: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Alkalinitas (mg/l) 11.9 342.2TP (mg/l) 0.055031TDS (mg/l) 201.2NH3 (mg/l) 0.060427NO3 (mg/l) 0.208333NO2 (mg/l) 0.012045DO 5 (mg/l)COD 0.4992

Lokasi PARAMETER

St. Keramba Kedalaman (m)0 1 2 3 Dasar

111°34'22.94'' Suhu 29.2 28.8 28.6 28.4 2807°23'51.26'' Kecerahan 80

KedalamanTgl : 6 sep 2015 Turbidity (NTU) 4.84

Jam ; 10.15 WIB pH 7.5S:07°23.857” CO2 (mg/l)E:111.34.381’ DO (mg/l) 4.38 5.02 4.34 2.92 0.6

PO4 (mg/l) 0.003811DHL 317.3 314.9. 314.4 313.3 323.6Klorofil-a (µg/l) 14.28Alkalinitas (mg/l) 0.8TP (mg/l) 0.023585TDS (mg/l) 190.7 190.8 190 196 197.9NH3 (mg/l) 0.196682NO3 (mg/l) 0.208333NO2 (mg/l) 0.002241BOD 0.08COD (mg/l) 0.832

Lanjutan Lampiran VI Kualitas air waduk Pondok Trip III pada bulan Septemberi2015

Lokasi PARAMETER

St. Tengah Kedalaman (m)0 1 2 3 Dasar

110°33'54'11'' Suhu 29.6 29.5 28.6 28.5 28.307°24'25.11'' Kecerahan 100

Kedalaman

Tgl : 6 sep 2015 Turbidity (NTU) 1.96Jam ; 12.45 WIB pH 8

CO2 (mg/l) 0.08

Page 78: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

S:07°24’429” DO (mg/l) 6.15 6.06 5.4 5.3 0.49E:111°33’976 PO4 (mg/l) 0.00686

DHL 311.03 311.2 306.7 313 363Klorofil-a (µg/l) 14.28Alkalinitas (mg/l) 12.4TP (mg/l) 0.04717TDS (mg/l) 186.1 186.5 186.5 186 245NH3 (mg/l) 0.109005NO3 (mg/l) 0.208333NO2 (mg/l) 0.002801DO 5 (mg/l)COD 1.9968

Lokasi PARAMETERSt. Inlet Kali Gandu Kedalaman (m)

0 1 2 3 DasarS : 110°35'09.9'' Suhu 29.6 3007°23'19.34'' Kecerahan 25

KedalamanTgl : 6 sep 2015 Turbidity (NTU) 29.7

Jam ; 11.25 WIB pH 8CO2 (mg/l)

S:07°23.456” DO (mg/l) 6.8 6.86E:111.34.826 PO4 (mg/l) 0.007622

DHL 331.4 333.3Klorofil-a (µg/l) 16.66Alkalinitas (mg/l) 11.8TP (mg/l) 0.737421TDS (mg/l) 196.9 147.7NH3 (mg/l) 0.084123NO3 (mg/l)NO2 (mg/l) 0.002801DO 5 (mg/l)COD 0.4992

Lanjutan Lampiran VI Kualitas air waduk Pondok Trip III pada bulan Septemberi2015

Lokasi PARAMETER

St. Outlet Kedalaman (m)0 1 3 5 Dasar

111°33'45.63'' Suhu 29.4 28.9 28.7 28.4 28.307°24'35.57'' Kecerahan 80

Kedalaman 15Tgl : 6 sep 2015 Turbidity (NTU) 0.6

Page 79: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Jam ; 13.00 WIB pH 8S:07°24.558 CO2 (mg/l) 0.09E:110°33.772 DO (mg/l) 6.11 5.46 5.65 5.21 0.52

PO4 (mg/l) 0.004573DHL 311.6 310.4 308 307.6 315Klorofil-a (µg/l) 14.28Alkalinitas (mg/l) 12TP (mg/l) 0.011006TDS (mg/l) 186.7 187.7 186.9 187.7 192.7NH3 (mg/l) 0.10545NO3 (mg/l) 0.784722NO2 (mg/l) 0.001821DO 5 (mg/l)COD (mg/l) 1.4976

Page 80: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Lampiran. Foto Penelitian Di Lapangan Waduk Widas

KOORDINASI DENGAN DINAS PERIKANAN SETEMPAT SEBELUMPENELITIAN DILAKSANAKAN

Outlet dan inlet waduk Widas

Kayu duri di tepian waduk dan aktivitas nelayan

Page 81: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Vegetasi tepian waduk Kayu duri (Mymosa sp) di tepian waduk

Vegetasi Enceng Gondok PEMERIKSAAN KUALITAS AIR

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR

Page 82: LAPORAN TEKNIS / AKHIRbp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Laptek Widas... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian

Pemeriksaan biologi ikan

Contoh ikan ekonomis waduk Widas

Wawancara dengan nelayan kelompok penangkap ikan “Mina Widas Makmur”