laporan tanaman jagung

20
Laporan Tanaman Jagung LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI BUDIDAYA PENANAMAN JAGUNG DISUSUN OLEH : FATKHONUDIN (D1A009162) RAHMAN SETIADI (D1A009149) KARTIKA ANJARIA (D1A009150) DODDY MARTHA PRATAMA (D1A009143) RIZKY AYOGA (D1A009146) YULIANTO (D1A009123) LIA RAHMI (D1A009124) LUSIANA (D1A009140) ABDI ABDALLAH (D1A009154) HARMOKO SITORUS (D1A009164) DOSEN PEMBIMBING IR.RIDWAN,MS IR.MUHAMMAD RIDWAN,MP JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2010 BAB I PENDAHULUAN

Upload: aldian-ilham

Post on 14-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Aldian Makara

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tanaman Jagung

Laporan Tanaman Jagung

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGRONOMI

BUDIDAYA PENANAMAN JAGUNG

DISUSUN OLEH :

FATKHONUDIN (D1A009162)RAHMAN SETIADI (D1A009149)

KARTIKA ANJARIA (D1A009150)

DODDY MARTHA PRATAMA (D1A009143)

RIZKY AYOGA (D1A009146)

YULIANTO (D1A009123)

LIA RAHMI (D1A009124)

LUSIANA (D1A009140)

ABDI ABDALLAH (D1A009154)

HARMOKO SITORUS (D1A009164)

DOSEN PEMBIMBING

IR.RIDWAN,MS

IR.MUHAMMAD RIDWAN,MP

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2010

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,

Page 2: Laporan Tanaman Jagung

selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama diAmerika

Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan diAmerika Serikat.

Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Maduradan Nusa Tenggara) juga

menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,

jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauanmaupun tongkolnya), diambil

minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung

jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung

tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku

pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam

sebagai penghasil bahan farmasi.

Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui

bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan).

Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi

ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai

daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang

lalu. [1]Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays)

merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam

proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli

setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp.mexicana. Istilah

teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semuaspesies dalam genus Zea,

kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-

satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini

dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit

melalui pemuliaan tanaman.

Deskripsi

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan

dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif

dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya

berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.

Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga

jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada

umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah

dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m

meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup

Page 3: Laporan Tanaman Jagung

dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu

menyangga tegaknya tanaman.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun

tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat

sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun

yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung

lignin.

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang.

Antarapelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang

daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun

jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi

sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman

menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam

satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari

suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang

glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa

karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.

Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan

pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol

produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat

menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.

Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada

bunga betinanya (protandri).

Keanekaragaman

Jagung dikelompokkan berdasarkan tipe bulir. Kiri atas adalah jagung gigi-kuda, di

kiri latar depan adalah podcorn, sisanya adalah jagung tipe mutiara. Jagung yang

dibudidayakan memiliki sifat bulir/biji yang bermacam-macam. Di dunia terdapat

enam kelompok kultivar jagung yang dikenal hingga sekarang, berdasarkan

karakteristik endosperma yang membentuk bulirnya:

1. Indentata (Dent, "gigi-kuda")

2. Indurata (Flint, "mutiara")

3. Saccharata (Sweet, "manis")

4. Everta (Popcorn, "berondong")

5. Amylacea (Flour corn, "tepung")

6. Glutinosa (Sticky corn, "ketan")

7. Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota

subspesies yang berbeda dari jagung budidaya lainnya)

Page 4: Laporan Tanaman Jagung

Dipandang dari bagaimana suatu kultivar ("varietas") jagung dibuat dikenal berbagai

tipe kultivar:

1. galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih

2. komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang

diseleksi untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul

3. sintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki

keunggulan umum (daya gabung umum) dan seragam

4. hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau

empat galur yang diketahui menghasilkan efek heterosis.

Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya

(aleuron), mulai dari putih, kuning, jingga, merah cerah, merah darah, ungu, hingga

ungu kehitaman. Satu tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan

warna berbeda-beda, karena setiap bulir terbentuk dari penyerbukan oleh serbuk

sari yang berbeda-beda.

Kandungan gizi

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.

Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.

Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosadan amilopektin.

Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin.

Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti

dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung

amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.[2].

Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:[3]

Kalori : 355 Kalori

Protein : 9,2 gr

Lemak : 3,9 gr

Karbohidrat : 73,7 gr

Kalsium : 10 mg

Fosfor : 256 mg

Ferrum : 2,4 mg

Vitamin A : 510 SI

Vitamin B1 : 0,38 mg

Air : 12 gr

Dan bagian yang dapat dimakan 90 %.

Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih

rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.

Page 5: Laporan Tanaman Jagung

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan

dalam 80-150 hari.

Pemanfaatan

Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga

dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah

menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu

perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan

baku casing komputer yang siap dipasarkan.

Produksi jagung dan perdagangan dunia

Provinsi penghasil jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah :

3,3 jt ton; Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton;

Jawa Barat : 700 – 800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan

rata-rata produksi jagung nasional 16 jt ton per tahun.[5]Produsen jagung terbesar saat

ini adalah Amerika Serikat (38,85% dari total produksi dunia), diikuti China 20,97%;

Brazil 6,45%; Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan

Canada 1,34%. Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan

negara-negara lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah

sebesar 791,3 juta MT.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

1 Untuk melatih mahasiswa bertanam dan budidaya tanaman jagung

2 Mengetahui pertumbuhan tanaman jagung dari pembibitan hingga tumbuhnya malay

1.3 HIPOTESIS

- Jumlah benih perlobang tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jagung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KLASIFIKASI JAGUNG

Kerajaan : Plantae

(tidak termasuk) Monocots

(tidak termasuk) Commelinids

Ordo : Poales

Page 6: Laporan Tanaman Jagung

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Z. mays

Varietas : Golden Boy

2.2. MORFOLOGI JAGUNG

1. Tinggi Jagung

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya

berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.

Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga

jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada

umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

2. Struktur Akar

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m

meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup

dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu

menyangga tegaknya tanaman.

3. Struktur Batang

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun

tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat

sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun

yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung

lignin.

4. Struktur Daun

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah

dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan

daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter,

yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis

berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi

defisit air pada sel-sel daun.

5. Struktur Bunga

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam

satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari

suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang

Page 7: Laporan Tanaman Jagung

glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa

karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.

Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan

pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol

produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat

menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.

Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada

bunga betinanya (protandri).

2.3. SYARAT TUMBUH JAGUNG

Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah

tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada

ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut. a. Tanah Tanah yang dikehendaki

adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase

yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung

berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat

ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya,

sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan

dibuang melalui saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan jagung. Kemasaman

tanah (pH) yang terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan

kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan

tegak lurus terhadap miringnya tanah, derigan maksud untuk mencegah keganasan

erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar, b. Iklim Faktor-faktor iklim yang

terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan,

temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan

sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila

tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur

optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 C.

2.4. HAMA PENYAKIT

Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah: Hama. Lalat bibit

(Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh.

Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji

tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari

sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain,

dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman

berumur tanaman ± 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis Sp ) , Hama ini menyerang pada

waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh

ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi

insektisida terlebih dahulu. Ulat daun (Prodenia litura F). Menyerang pupuk daun pada

waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya

Page 8: Laporan Tanaman Jagung

dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia

inferens WLK). Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan

pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya

telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga. Ulat

tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada

malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah

gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat. Ulat tongkol (Heliothis armigera),

Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan

bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal

buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman

diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk

menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00

Penyakit: Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew

(Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun-daunnya herwarna kuning

keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian

bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung:

Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari. Serangan pada tanaman semasa

kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar

mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan

fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan.

Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar

tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini

terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-

hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya). 2.

Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun

(Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw).

2.5. TEKNIK BUDIDAYA

Pedoman Budidaya

Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat saja.

Pilihlah tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat - oleh

kelobotnya, dan cukup tua. Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah biji-biji kecil

yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya biji yang rata

besarnya dan sehat saja diambil sebagai benih. Bila jumlah tongkol terpilih sangat

terbatas, dapat juga digunakan semua biji yang terdapat pada tongkol tersebut. Benih

harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh lebih dari 90%, murni dan bebas dari

kotoran. Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas unggul yang cocok untuk

dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti, Harapan, Metro, Bogor

Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah

Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning, Bima,

Pandu Kimia Putih" Rocol dan lain-lain., Waktu tanam. Waktu tanam yang baik

adalah sebagai berikut: a. Ditegalan, jagung ditanam pada musim labuhan/ permulaan

musim hujan yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya

Page 9: Laporan Tanaman Jagung

dilakukan jauh sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu

hujan sudah mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan

bulan Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy

mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total. Penanaman jagung

ditegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat musim hujan hampir

berakhir, pada bulan Februari - April. b. Ditanah sawah biasanya jagung ditanam

dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi musim penghujan

ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan juga pada

musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan varitas

Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga tersedia cukup

waktu untuk persiapan penanaman padi sawah. Cara bertanam dan pemeliharaan

tanaman. a. Pengolahan tanah: Pada waktu pengolahan, keadaan tanah hendaknya

tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan, dan

tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau

tanah ringan tidak banyak diperlukan pengerjaan tanah. Pada tanah-tanah berat dengan

kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas air. Pembuatan saluran dan pembumbunan

yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi

pertumbuhan tanaman jagung. Pengolahan tanah untuk jagung labuhan harus tepat dan

cepat dapat dilakukan karena hujan kadangkala datang lebih awal. Bilamana tidak

sempat untuk mengerjakan tanah secara keseluruhan karena waktu tanam mendesak,

maka pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan ditanami saja

sedalam 15 - 20 cm sampai tanah menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil penelitian

pada tanah: latosol dan aridosol cara ini memberikan hasil yang tidak berbeda nyata

dengan pengerjaan tanah yang biasa. b. Jarak tanam Varitas yang berbeda umurnya

mempunyai optimum populasi yang berbeda. Bagi varitas yang berumur dalam (± 110

hari) seperti Harapan Bogor, Composite populasi optimum adalah ± 50.000

tanaman/ha, ditanam dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman per lubang atau 75

x 25 cm dengan 1(satu) tanaman per lubang. Varitas yang berumur tengahan (80 - 90

hari) seperti Panjalinan dan Genjah Kretek, optimum populasi adalah t 70.000.

tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam 75 x 20 cm dengan 1 (satu) tanaman per

lubang. Bagi vartias yang berumur genjah (70 - 80 hari) seperti Genjah Madura,

populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000 tanaman/ha, bahkan pada tanah yang

subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 50 x 20 cm atau 50 x

10 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per lubang,

kemudian diperjarang pada umur 2 - 3 minggu setelah tanam, di mana ditinggalkan

tanaman yang tegap dan sehat saja sehingga mencapai populasi yang diinginkan sesuai

dengan jarak tanam yang digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3 cm.

Pemeliharaan

Pemupukan. Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal

manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat

meningkatkan hasil panen secara kwantitatif maupun kwalitatif. Pemberian pupuk

Nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian

pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikari hasil yang

Page 10: Laporan Tanaman Jagung

lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna

daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak

sempurna: Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu

tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau

kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat.

Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian

tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis), kemudian berubah menjadi

kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur. Dosis pupuk yang

diperlukan berbeda-beda: tergantung dari pada tingkat kesuburan dan jenis tanah.

Untuk sementara secara umum dapat dianjurkan, pemakaian pupuk sebanyak 90-120

kg.N, 30 - 45 kg. P2O5 dan 0-25 kg K2O per Ha. Pada tanah-tanah yang cukup

mengandung akan kalium, pemupukan dengan unsur ini dapat ditiadakan. Pupuk

diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm,

Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di

kiri kanan barisan tanaman: Pupuk N sebaiknya diberikan dua kali yaitu:1/3 bagian

pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk P dan K, kemudian 2/3 bagian

pupuk N diberikan pada waktu tanaman berumur 1 bulan, di dalam lubang atau larikan

sedalam 10 cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman. Penyiangan dan

Pembumbunan: Untuk memperoleh hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari

segala macam tumbuhan/rumput pengganggu. Salah satu herbisida yang baik untuk

memberantas tumbuhan pengganggu, pada jggung, adalah Gramoxone, yang

disemprotkan pada waktu tanaman berumur 3 dan 5 minggu,masing-masing sebanyak

11/2 liter yang dilarutkan dalam 400 - 500 liter air/ ha. Penyiangan dengan tangan

(hand weeding) yang pertama dilakukan pada umur 15 hari dan harus, dijaga agar,

jangan sampai mengganggu/merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan

sekaligus dengan pembumbunan pada waktu pemupukan kedua: Pembumbunan ini

berguna untuk memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga

dimaksudkan untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilama

diperlukan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan fakultas pertanian universitas

jambi desa mendalo darat, kabupaten muaro jambi, dengan ketingian tempat sekitar 10

m dpl suhu rata-rata 230 – 310C, penelitian ini dilaksakan selama kurang lebih 3 bulan

sampai masa panen, mulai dari tanggal 27 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 29

Desember 2010.

3.2 BAHAN DAN ALAT

Dalam praktikum dasar-dasar agronomi penanaman jagung ini kami juga

menggunakan alat dan bahan yaitu :

Page 11: Laporan Tanaman Jagung

Bahan yang di gunakan :

 1. Air

 2. Pupuk urea

 3. Pupuk SP36

 4. Pupuk kandang

 5. Pupuk SP36

 6. Pupuk KCl

 7. DECIS 2.5 EC

 8. Bibit jagung hibrida

 9. Pupuk N

Alat yang digunakan :

 1. Cangkul

 2. Parang

 3. Gembor

 4. Handspray

 5. Timbangan Analitik

 6. Meteran

 7. Tali Raffia

 8. Ajir (dari bambu)

 9. Garu

 10. Jaring-jaring (Pagar)

 11. Tugal

3.3 METODE PENELITIAN

1. Kami membersihan lahan dari tanaman liar dengan menggunakan parang atau sabit.

Page 12: Laporan Tanaman Jagung

2. Setelah itu kami membajak tanah dengan menggunakan cangkul,kami membuat

petakan-petakan yang berukuran 2m x 3m per plot dengan ketinggian 30 cm dengan

menggunakan meteran.

3. Kami memberikan pupuk kandang di campur dengan serat kayu sebanyak 30 kg per

petakan.

4. Setelah itu kami membuat pagar yang terbuat dari kayu dan karung yang bertujuan

untuk menghindari dari serangan hama pada saat panen.

5. Benih jagung kami tanam dengan jarak tanam 40 cm x 60cm per lobang tanam dengan

menggunakan tugal.dimana petakan pertama, kami isi benih jagung 1 tanaman saja

sedangkan petakan kedua kami isi benih jagung 2 tanaman saja.

6. Kedalaman benih jagung kira2 5cm dari permukaan tanah. Setelah itu kami membuat

pembatas lahan untuk tiap kelompok dengan membuat parit2 di pinggiran petakan

dengan menggunakan tali raffia.

7. Setelah benih di tanam kami menyiram tanaman jagung sehari 2x yyaitu pada pagi hari

dan sore hari agar tanaman jagung tidak kekurangan air akibat dari penguapan dan

fotosintesis.

8. Pada saat tanaman jagung berumur 2 minggu kami memberikan pupuk anorganin yaitu

pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCl.

9. Setelah itu kami membuat ajir yang terbuat dari bamboo untuk memudahkan kam

mengukur tinggi tanaman.ajir kami tancapkan di pinggir tanaman jagung dengan

ketinggian 5cm di atas permukaan tanah.tinggi tanaman kami ukur mulai dari tanaman

jagung tumbuh,pengukuran kami lakukan setiap minggu.

10. Kami mengambil tanaman sampelnya saja yang di sebut petak panen,dalam hal ini kita

bias liat di lampiran 1.

11. Kami amati terus pertumbuhan jagung, sambil terus membersihkan gulma.

12. Ketika umur 4 minggu, amati jagung, untuk jagung yang terkena hama dan penyakit,

kami memberikan decis yang kami larutkan dengan air.

13. ketika memasuki masa panen, lihat jika rambut jagung sudah coklat dan mongering,

berarti jagung telah masak dan siap buat di panen.

3.4 PELAKSAAN PENELITIAN

3.4.1 Persiapan Areal Tanam

Lahan tempat pelaksanaan penelitian dibersihkan dari gulma dan kotoran,

kemudian dicangkul dengan kedalaman kurang lebih 15-30 cm yang dilakukan 2 kali

Page 13: Laporan Tanaman Jagung

pengemburan. Kemudian lahan tersebut diratakan lalu dibuat petakan percobaan yang

berukuran 3 X 4 cm, tinggi 30 cm, sebanyak 18 petakan dengan jarak antar kelompok

100 cm dan jarak antar perlakuan 50 cm.

3.4.2 Pemberian N-urea

Pemberian N-urea dilakukan serempak pada saat tanam dan pada saat umur 30

hari, dengan cara pemberian pada larikan antar baris tanaman.

3.4.3 Penanaman

Benih jagung ditanam dengan cara ditugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang

tugalan ditanam 2 butir benih dengan jarak tanam 60 X 40 cm.

3.4.4 Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan dosis masing masing untuk urea

150 kg per ha-1 SP 36 100 kg per ha-1, dan KCL 50 kg per ha-1. Khusus pupuk urea

diberikan secara bertahap yaitu setengah dosis diberikan pada saat tanam dan sisanya

diberikan pada saat umur tanaman 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk dengan

cara ditugal pada bagian tengan larikan tanaman dengan jarak 30 cm dengan

kedalaman 5 cm.

3.4.5 Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan me;iputi kegiatan penyiraman, penjarangan, penyiangan,

pembumbunan dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan sekali per hari

tetapi bila hujan dan tanah cukup basah maka penyiraman tidak perlu dilakukan.

Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah tanam yaitu dengan meningalkan satu

tanaman yang tumbuh dengan baik.

Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 mingu setelah tanam dan

pertumbuhan berikutnya (kedua) dilakukan pada waktu tanaman berumur 5 minggu

setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dilakukan dengan

mengunakan decis 2,5 EC.

3.4.6 Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah tanaman memenuhi criteria panen yaitu kelobot

tongkol sudah berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan. Bila kelobot tongkol

dikupas akan tampak biji jagung berwarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan

mengkilap.

3.5 VARIABEL

Page 14: Laporan Tanaman Jagung

3.5.1 Tiggi Tanaman

Pengukuran tiggi tanaman dimulai dari permukaan tanah (ditandai dengan ajir)

sampai titk tertinggi dengan mengunakan meteran. Pengukuran dilakukan semingu

sekali mulai dari umur 2 mingu sampai 6 minggu.

3.5.2 Berat Kering Pupus Tanaman

Berat kering pupus tanaman diamati pada akhir penelitian yaitu pada akhir

penelitian yaitu dengan cara mengambil tanaman sampel yaitu bagian batang dan daun

kemudian diovenkan selama 2x24 jam dengan suhu 800 C sampai beratnya konstan.

Kemudian untuk lebih memastikan berat konstan nya perlu dilakukan pengovenan lagi

selama 2 jam.

3.5.3 Berat Tongkol Segar Pertanaman

Berat tongkol diukur setelah tongkol dipanen, dengan cara menimbang tongkol

dan kelobotnya dengan mengunakan timbangan.

3.5.4 Panjang Tongkol

Panjang tongkol diukur mulai dari pangkal tongkol sampai ujung tongkol

dengan mengunakan meteran.

2.5.5 Diameter Tongkol

Diameter tongkol diukur pada bagian tengah tongkol dengan mengunakan

jangka sorong.

3.5.6 Hasil Pipilan Kering Per Petak Ubinan

Pengukuran hasil pipilan kering dilakukan dengan cara menimbang biji yang

telah dipisahkan dari tongkolnya yang telah dikeringkan, kemudian hasil pipilan

dijemur hingga mencapai kadar air 14%.

5.2 PEMBAHASAN

1. Luas petakan adalah (2m x 3m) pada penanaman jagung di pilih jarak tanam (40cm x

60cm) sehingga per petakan dapat diisi 25 lobang tanaman jagung. jarak tanam ini

dipilih karena jarak tanam dapat mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi

penggunaan cahaya, perkembangan hama penyakit, juga mempengaruhi kompetesi

antara tanaman di sebelahnya dalam menyerap air dan unsur hara.

2. Tiap kelompok di berikan 2 petakan dimana petakan pertama diisi 25 tanaman jagung

dimana tiap lobang di isi 1 tanaman jagung dan petakan ke-2 diisi 50 tanaman jagung

dimana tiap lobang di isi 2 tanaman jagung.

Page 15: Laporan Tanaman Jagung

3. Pada penanaman jagung ini kami hanya meneliti perkembangan petak panennya

saja,karena petak panen merupakan sampel yang memiliki daya saing yang seimbang

dalam perebutan unsur hara,air dan penyerapan cahaya.juga menghindari dari

gangguan hama dan binatang.petakan panen tanaman jagung ini terdapat 9 lobang

tanam yang berada di tengah petakan.

4. Tinggi tanaman

Dari data yang didapat bahwa tinggi batang antara petak I dan petak II dimana petak I

berisi 1 benih jagung perlubang tanam dan petak II berisi 2 benih jagung perlubang

tanam mangalami perbedaan. Tinggi batang tanaman jagung pada petakan I lebih

tinggi daripada tanaman jagung pada petak II. Hal ini dikarenakan tanaman jagung

pada petakan II yang berisi 2 benih jagung perlubang tanaman mengalami persaingan

dalam memenuhi kebutuhan cahaya matahari, air, maupun unsur hara. Namun, ada

juga tanaman yng tumbuh kerdil, hal ini dikarenakan penyebaran pupuk yang tidak

merata.

5. Lebar daun ke-6

Lebar daun ke-6 merupakan indicator pertumbuhan yang lebih baik. Pada pengamatan

diketahui bahwa lebar daun ke-6 tanaman jagung pada petakan I lebih besar daripada

petakan II. Hal ini juga dikarenakan terjadinya persaingan dalam memperebutkan

unsure hara. Pada petakan II yang berisi 2 benih perlubang tanaman, pemberian pupuk

KCL tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman jagung karena terjadi persaingan

tanaman dalam satu lubang. Tanaman cenderung mengambil K dalam jumlah yang

lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan tetapi tidak menambah produksi. K bukan

merupakan unsure penyusun jaringan tanaman. Factor lain yang menyebabkan lebar

daun ke-6 relatif lebih kecil yaitu bahan organic yang terdapat dalam tanah, dan

struktur tanah. Jika daun ke-6 mulai menguning atau bahkan mati, ini menunjukkan

dimulainya pertumbuhan malay.

6. Keluarnya Malay

Dimulainya fase generatif pada pertumbuhan tanaman jagung ditunjukkan dengan

mulai timbulnya malay. Jika pertumbuhan malay sebanyak 75% atau lebih dari seluruh

sample maka itu disebut hati dimulainya pertumbuhan malay.

Kendala di lapangan

Hasil panen jagung tidak dapat kami bahas karena hasil atau produksi jagung kami

telah di makan hama yaitu monyet di sekitar kebun percobaan universitas jambi

mendalo darat.pada kelompok kami hasil jagung kami telah di makan monyet oleh

sebab itu kami tidak dapat menimbang berat jagung per petakan,mengukur panjang

tongkol,menghitung jumlah tongkol per tanaman n per petakan.hal ini terkendala

karena kami kurang siap akan datangnya hama tersebut n cara mengantisipasinya.

Oleh karena itu hasil praktikum kami hanya dapat kami bahas tentang tinggi tanaman,

Page 16: Laporan Tanaman Jagung

lebar daun ke-6 dan tumbuhnya malay.sampel yang telah di makan hama kami

namakan sampel hilang.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil yang telah kami teliti dalam praktikum dasar-dasar agronomi dapat kami

tarik kesimpulan yaitu :

 Dalam proses penanaman jagung perlu diperhatikan beberapa faktor, agar tanamannya

dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang maksimal. Faktor-faktor

yang diperhatikan adalah :

Jarak tanam

Perbandingan antara luas lahan dan pemberian pupuk NPK

Pengendalian hama dan penyakit

 Persaingan tanaman jagung sangat terlihat pada petakan ke dua dimana tiap 1 lobang

terdapat 2 tanaman jagung sehingga terjadi persaingan perebutan unsur hara yang

dapat di lihat dari pertumbuhan tanaman jagung.

5.2 SARAN

Hanya inilah hasil penelitian dari kami mengenai budidaya jagung, semoga hasil

penelitian kami ini dapat bermanfaat bagi para petani sebagai landasan dasar

pengetahuan budidaya jagung bagi petani.

DAFTAR PUSTAKA1. Marlina V, enni.2004.pengaruh pemberian dosis kompos azzola terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.proposal skripsi progam studi

agronomi jurusan budi daya pertanian fakultas pertanian universitas

jambi:jambi

2. ^http://news.nationalgeographic.com/news/

2006/03/0302_060302_peru_corn.html]

3. ^ James, M. G.. "Characterization of the Maize Gene sugary1, a Determinant

of Starch Composition in Kernels". The Plant Cell 7 (4): 417-429.

4. ^ Sumber Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

5. ^http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/01/tgl/09/

time/091302/idnews/876754/idkanal/317

6. ^ http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/37303/Produksi-Jagung-

Nasional-Terganjal-Cuaca

7. ^ http://www.grains.org/corn