laporan tanaman jagung
DESCRIPTION
Aldian MakaraTRANSCRIPT
Laporan Tanaman Jagung
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AGRONOMI
BUDIDAYA PENANAMAN JAGUNG
DISUSUN OLEH :
FATKHONUDIN (D1A009162)RAHMAN SETIADI (D1A009149)
KARTIKA ANJARIA (D1A009150)
DODDY MARTHA PRATAMA (D1A009143)
RIZKY AYOGA (D1A009146)
YULIANTO (D1A009123)
LIA RAHMI (D1A009124)
LUSIANA (D1A009140)
ABDI ABDALLAH (D1A009154)
HARMOKO SITORUS (D1A009164)
DOSEN PEMBIMBING
IR.RIDWAN,MS
IR.MUHAMMAD RIDWAN,MP
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama diAmerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan diAmerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Maduradan Nusa Tenggara) juga
menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,
jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauanmaupun tongkolnya), diambil
minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung
jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku
pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam
sebagai penghasil bahan farmasi.
Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui
bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan).
Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi
ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai
daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang
lalu. [1]Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays)
merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam
proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli
setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp.mexicana. Istilah
teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semuaspesies dalam genus Zea,
kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-
satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini
dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit
melalui pemuliaan tanaman.
Deskripsi
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan
dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga
jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada
umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah
dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup
dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun
tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun
yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung
lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang.
Antarapelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi
sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman
menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari
suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang
glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.
Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan
pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.
Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri).
Keanekaragaman
Jagung dikelompokkan berdasarkan tipe bulir. Kiri atas adalah jagung gigi-kuda, di
kiri latar depan adalah podcorn, sisanya adalah jagung tipe mutiara. Jagung yang
dibudidayakan memiliki sifat bulir/biji yang bermacam-macam. Di dunia terdapat
enam kelompok kultivar jagung yang dikenal hingga sekarang, berdasarkan
karakteristik endosperma yang membentuk bulirnya:
1. Indentata (Dent, "gigi-kuda")
2. Indurata (Flint, "mutiara")
3. Saccharata (Sweet, "manis")
4. Everta (Popcorn, "berondong")
5. Amylacea (Flour corn, "tepung")
6. Glutinosa (Sticky corn, "ketan")
7. Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota
subspesies yang berbeda dari jagung budidaya lainnya)
Dipandang dari bagaimana suatu kultivar ("varietas") jagung dibuat dikenal berbagai
tipe kultivar:
1. galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih
2. komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang
diseleksi untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul
3. sintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki
keunggulan umum (daya gabung umum) dan seragam
4. hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau
empat galur yang diketahui menghasilkan efek heterosis.
Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya
(aleuron), mulai dari putih, kuning, jingga, merah cerah, merah darah, ungu, hingga
ungu kehitaman. Satu tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan
warna berbeda-beda, karena setiap bulir terbentuk dari penyerbukan oleh serbuk
sari yang berbeda-beda.
Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.
Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.
Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosadan amilopektin.
Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin.
Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti
dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung
amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.[2].
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:[3]
Kalori : 355 Kalori
Protein : 9,2 gr
Lemak : 3,9 gr
Karbohidrat : 73,7 gr
Kalsium : 10 mg
Fosfor : 256 mg
Ferrum : 2,4 mg
Vitamin A : 510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air : 12 gr
Dan bagian yang dapat dimakan 90 %.
Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih
rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan
dalam 80-150 hari.
Pemanfaatan
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga
dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah
menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu
perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan
baku casing komputer yang siap dipasarkan.
Produksi jagung dan perdagangan dunia
Provinsi penghasil jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah :
3,3 jt ton; Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton;
Jawa Barat : 700 – 800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan
rata-rata produksi jagung nasional 16 jt ton per tahun.[5]Produsen jagung terbesar saat
ini adalah Amerika Serikat (38,85% dari total produksi dunia), diikuti China 20,97%;
Brazil 6,45%; Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan
Canada 1,34%. Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan
negara-negara lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah
sebesar 791,3 juta MT.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
1 Untuk melatih mahasiswa bertanam dan budidaya tanaman jagung
2 Mengetahui pertumbuhan tanaman jagung dari pembibitan hingga tumbuhnya malay
1.3 HIPOTESIS
- Jumlah benih perlobang tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jagung.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KLASIFIKASI JAGUNG
Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk) Monocots
(tidak termasuk) Commelinids
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Z. mays
Varietas : Golden Boy
2.2. MORFOLOGI JAGUNG
1. Tinggi Jagung
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga
jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada
umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
2. Struktur Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup
dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman.
3. Struktur Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun
tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun
yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung
lignin.
4. Struktur Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah
dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan
daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter,
yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis
berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi
defisit air pada sel-sel daun.
5. Struktur Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari
suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang
glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.
Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan
pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.
Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri).
2.3. SYARAT TUMBUH JAGUNG
Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah
tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada
ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut. a. Tanah Tanah yang dikehendaki
adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase
yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung
berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat
ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya,
sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan
dibuang melalui saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan jagung. Kemasaman
tanah (pH) yang terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan
kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan
tegak lurus terhadap miringnya tanah, derigan maksud untuk mencegah keganasan
erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar, b. Iklim Faktor-faktor iklim yang
terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan,
temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan
sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila
tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur
optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 C.
2.4. HAMA PENYAKIT
Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah: Hama. Lalat bibit
(Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh.
Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji
tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari
sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain,
dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman
berumur tanaman ± 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis Sp ) , Hama ini menyerang pada
waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh
ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi
insektisida terlebih dahulu. Ulat daun (Prodenia litura F). Menyerang pupuk daun pada
waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya
dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia
inferens WLK). Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan
pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya
telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga. Ulat
tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada
malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah
gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat. Ulat tongkol (Heliothis armigera),
Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan
bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal
buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman
diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk
menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00
Penyakit: Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew
(Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun-daunnya herwarna kuning
keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian
bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung:
Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari. Serangan pada tanaman semasa
kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar
mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan
fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan.
Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar
tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini
terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-
hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya). 2.
Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun
(Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw).
2.5. TEKNIK BUDIDAYA
Pedoman Budidaya
Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat saja.
Pilihlah tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat - oleh
kelobotnya, dan cukup tua. Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah biji-biji kecil
yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya biji yang rata
besarnya dan sehat saja diambil sebagai benih. Bila jumlah tongkol terpilih sangat
terbatas, dapat juga digunakan semua biji yang terdapat pada tongkol tersebut. Benih
harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh lebih dari 90%, murni dan bebas dari
kotoran. Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas unggul yang cocok untuk
dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti, Harapan, Metro, Bogor
Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah
Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning, Bima,
Pandu Kimia Putih" Rocol dan lain-lain., Waktu tanam. Waktu tanam yang baik
adalah sebagai berikut: a. Ditegalan, jagung ditanam pada musim labuhan/ permulaan
musim hujan yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya
dilakukan jauh sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu
hujan sudah mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan
bulan Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy
mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total. Penanaman jagung
ditegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat musim hujan hampir
berakhir, pada bulan Februari - April. b. Ditanah sawah biasanya jagung ditanam
dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi musim penghujan
ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan juga pada
musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan varitas
Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga tersedia cukup
waktu untuk persiapan penanaman padi sawah. Cara bertanam dan pemeliharaan
tanaman. a. Pengolahan tanah: Pada waktu pengolahan, keadaan tanah hendaknya
tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan, dan
tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau
tanah ringan tidak banyak diperlukan pengerjaan tanah. Pada tanah-tanah berat dengan
kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas air. Pembuatan saluran dan pembumbunan
yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi
pertumbuhan tanaman jagung. Pengolahan tanah untuk jagung labuhan harus tepat dan
cepat dapat dilakukan karena hujan kadangkala datang lebih awal. Bilamana tidak
sempat untuk mengerjakan tanah secara keseluruhan karena waktu tanam mendesak,
maka pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan ditanami saja
sedalam 15 - 20 cm sampai tanah menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil penelitian
pada tanah: latosol dan aridosol cara ini memberikan hasil yang tidak berbeda nyata
dengan pengerjaan tanah yang biasa. b. Jarak tanam Varitas yang berbeda umurnya
mempunyai optimum populasi yang berbeda. Bagi varitas yang berumur dalam (± 110
hari) seperti Harapan Bogor, Composite populasi optimum adalah ± 50.000
tanaman/ha, ditanam dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman per lubang atau 75
x 25 cm dengan 1(satu) tanaman per lubang. Varitas yang berumur tengahan (80 - 90
hari) seperti Panjalinan dan Genjah Kretek, optimum populasi adalah t 70.000.
tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam 75 x 20 cm dengan 1 (satu) tanaman per
lubang. Bagi vartias yang berumur genjah (70 - 80 hari) seperti Genjah Madura,
populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000 tanaman/ha, bahkan pada tanah yang
subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 50 x 20 cm atau 50 x
10 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per lubang,
kemudian diperjarang pada umur 2 - 3 minggu setelah tanam, di mana ditinggalkan
tanaman yang tegap dan sehat saja sehingga mencapai populasi yang diinginkan sesuai
dengan jarak tanam yang digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3 cm.
Pemeliharaan
Pemupukan. Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal
manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat
meningkatkan hasil panen secara kwantitatif maupun kwalitatif. Pemberian pupuk
Nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian
pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikari hasil yang
lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna
daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak
sempurna: Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu
tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau
kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat.
Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian
tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis), kemudian berubah menjadi
kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur. Dosis pupuk yang
diperlukan berbeda-beda: tergantung dari pada tingkat kesuburan dan jenis tanah.
Untuk sementara secara umum dapat dianjurkan, pemakaian pupuk sebanyak 90-120
kg.N, 30 - 45 kg. P2O5 dan 0-25 kg K2O per Ha. Pada tanah-tanah yang cukup
mengandung akan kalium, pemupukan dengan unsur ini dapat ditiadakan. Pupuk
diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm,
Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di
kiri kanan barisan tanaman: Pupuk N sebaiknya diberikan dua kali yaitu:1/3 bagian
pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk P dan K, kemudian 2/3 bagian
pupuk N diberikan pada waktu tanaman berumur 1 bulan, di dalam lubang atau larikan
sedalam 10 cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman. Penyiangan dan
Pembumbunan: Untuk memperoleh hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari
segala macam tumbuhan/rumput pengganggu. Salah satu herbisida yang baik untuk
memberantas tumbuhan pengganggu, pada jggung, adalah Gramoxone, yang
disemprotkan pada waktu tanaman berumur 3 dan 5 minggu,masing-masing sebanyak
11/2 liter yang dilarutkan dalam 400 - 500 liter air/ ha. Penyiangan dengan tangan
(hand weeding) yang pertama dilakukan pada umur 15 hari dan harus, dijaga agar,
jangan sampai mengganggu/merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan
sekaligus dengan pembumbunan pada waktu pemupukan kedua: Pembumbunan ini
berguna untuk memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga
dimaksudkan untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilama
diperlukan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan fakultas pertanian universitas
jambi desa mendalo darat, kabupaten muaro jambi, dengan ketingian tempat sekitar 10
m dpl suhu rata-rata 230 – 310C, penelitian ini dilaksakan selama kurang lebih 3 bulan
sampai masa panen, mulai dari tanggal 27 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 29
Desember 2010.
3.2 BAHAN DAN ALAT
Dalam praktikum dasar-dasar agronomi penanaman jagung ini kami juga
menggunakan alat dan bahan yaitu :
Bahan yang di gunakan :
1. Air
2. Pupuk urea
3. Pupuk SP36
4. Pupuk kandang
5. Pupuk SP36
6. Pupuk KCl
7. DECIS 2.5 EC
8. Bibit jagung hibrida
9. Pupuk N
Alat yang digunakan :
1. Cangkul
2. Parang
3. Gembor
4. Handspray
5. Timbangan Analitik
6. Meteran
7. Tali Raffia
8. Ajir (dari bambu)
9. Garu
10. Jaring-jaring (Pagar)
11. Tugal
3.3 METODE PENELITIAN
1. Kami membersihan lahan dari tanaman liar dengan menggunakan parang atau sabit.
2. Setelah itu kami membajak tanah dengan menggunakan cangkul,kami membuat
petakan-petakan yang berukuran 2m x 3m per plot dengan ketinggian 30 cm dengan
menggunakan meteran.
3. Kami memberikan pupuk kandang di campur dengan serat kayu sebanyak 30 kg per
petakan.
4. Setelah itu kami membuat pagar yang terbuat dari kayu dan karung yang bertujuan
untuk menghindari dari serangan hama pada saat panen.
5. Benih jagung kami tanam dengan jarak tanam 40 cm x 60cm per lobang tanam dengan
menggunakan tugal.dimana petakan pertama, kami isi benih jagung 1 tanaman saja
sedangkan petakan kedua kami isi benih jagung 2 tanaman saja.
6. Kedalaman benih jagung kira2 5cm dari permukaan tanah. Setelah itu kami membuat
pembatas lahan untuk tiap kelompok dengan membuat parit2 di pinggiran petakan
dengan menggunakan tali raffia.
7. Setelah benih di tanam kami menyiram tanaman jagung sehari 2x yyaitu pada pagi hari
dan sore hari agar tanaman jagung tidak kekurangan air akibat dari penguapan dan
fotosintesis.
8. Pada saat tanaman jagung berumur 2 minggu kami memberikan pupuk anorganin yaitu
pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCl.
9. Setelah itu kami membuat ajir yang terbuat dari bamboo untuk memudahkan kam
mengukur tinggi tanaman.ajir kami tancapkan di pinggir tanaman jagung dengan
ketinggian 5cm di atas permukaan tanah.tinggi tanaman kami ukur mulai dari tanaman
jagung tumbuh,pengukuran kami lakukan setiap minggu.
10. Kami mengambil tanaman sampelnya saja yang di sebut petak panen,dalam hal ini kita
bias liat di lampiran 1.
11. Kami amati terus pertumbuhan jagung, sambil terus membersihkan gulma.
12. Ketika umur 4 minggu, amati jagung, untuk jagung yang terkena hama dan penyakit,
kami memberikan decis yang kami larutkan dengan air.
13. ketika memasuki masa panen, lihat jika rambut jagung sudah coklat dan mongering,
berarti jagung telah masak dan siap buat di panen.
3.4 PELAKSAAN PENELITIAN
3.4.1 Persiapan Areal Tanam
Lahan tempat pelaksanaan penelitian dibersihkan dari gulma dan kotoran,
kemudian dicangkul dengan kedalaman kurang lebih 15-30 cm yang dilakukan 2 kali
pengemburan. Kemudian lahan tersebut diratakan lalu dibuat petakan percobaan yang
berukuran 3 X 4 cm, tinggi 30 cm, sebanyak 18 petakan dengan jarak antar kelompok
100 cm dan jarak antar perlakuan 50 cm.
3.4.2 Pemberian N-urea
Pemberian N-urea dilakukan serempak pada saat tanam dan pada saat umur 30
hari, dengan cara pemberian pada larikan antar baris tanaman.
3.4.3 Penanaman
Benih jagung ditanam dengan cara ditugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang
tugalan ditanam 2 butir benih dengan jarak tanam 60 X 40 cm.
3.4.4 Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan dosis masing masing untuk urea
150 kg per ha-1 SP 36 100 kg per ha-1, dan KCL 50 kg per ha-1. Khusus pupuk urea
diberikan secara bertahap yaitu setengah dosis diberikan pada saat tanam dan sisanya
diberikan pada saat umur tanaman 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk dengan
cara ditugal pada bagian tengan larikan tanaman dengan jarak 30 cm dengan
kedalaman 5 cm.
3.4.5 Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan me;iputi kegiatan penyiraman, penjarangan, penyiangan,
pembumbunan dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan sekali per hari
tetapi bila hujan dan tanah cukup basah maka penyiraman tidak perlu dilakukan.
Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah tanam yaitu dengan meningalkan satu
tanaman yang tumbuh dengan baik.
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 mingu setelah tanam dan
pertumbuhan berikutnya (kedua) dilakukan pada waktu tanaman berumur 5 minggu
setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dilakukan dengan
mengunakan decis 2,5 EC.
3.4.6 Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman memenuhi criteria panen yaitu kelobot
tongkol sudah berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan. Bila kelobot tongkol
dikupas akan tampak biji jagung berwarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan
mengkilap.
3.5 VARIABEL
3.5.1 Tiggi Tanaman
Pengukuran tiggi tanaman dimulai dari permukaan tanah (ditandai dengan ajir)
sampai titk tertinggi dengan mengunakan meteran. Pengukuran dilakukan semingu
sekali mulai dari umur 2 mingu sampai 6 minggu.
3.5.2 Berat Kering Pupus Tanaman
Berat kering pupus tanaman diamati pada akhir penelitian yaitu pada akhir
penelitian yaitu dengan cara mengambil tanaman sampel yaitu bagian batang dan daun
kemudian diovenkan selama 2x24 jam dengan suhu 800 C sampai beratnya konstan.
Kemudian untuk lebih memastikan berat konstan nya perlu dilakukan pengovenan lagi
selama 2 jam.
3.5.3 Berat Tongkol Segar Pertanaman
Berat tongkol diukur setelah tongkol dipanen, dengan cara menimbang tongkol
dan kelobotnya dengan mengunakan timbangan.
3.5.4 Panjang Tongkol
Panjang tongkol diukur mulai dari pangkal tongkol sampai ujung tongkol
dengan mengunakan meteran.
2.5.5 Diameter Tongkol
Diameter tongkol diukur pada bagian tengah tongkol dengan mengunakan
jangka sorong.
3.5.6 Hasil Pipilan Kering Per Petak Ubinan
Pengukuran hasil pipilan kering dilakukan dengan cara menimbang biji yang
telah dipisahkan dari tongkolnya yang telah dikeringkan, kemudian hasil pipilan
dijemur hingga mencapai kadar air 14%.
5.2 PEMBAHASAN
1. Luas petakan adalah (2m x 3m) pada penanaman jagung di pilih jarak tanam (40cm x
60cm) sehingga per petakan dapat diisi 25 lobang tanaman jagung. jarak tanam ini
dipilih karena jarak tanam dapat mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi
penggunaan cahaya, perkembangan hama penyakit, juga mempengaruhi kompetesi
antara tanaman di sebelahnya dalam menyerap air dan unsur hara.
2. Tiap kelompok di berikan 2 petakan dimana petakan pertama diisi 25 tanaman jagung
dimana tiap lobang di isi 1 tanaman jagung dan petakan ke-2 diisi 50 tanaman jagung
dimana tiap lobang di isi 2 tanaman jagung.
3. Pada penanaman jagung ini kami hanya meneliti perkembangan petak panennya
saja,karena petak panen merupakan sampel yang memiliki daya saing yang seimbang
dalam perebutan unsur hara,air dan penyerapan cahaya.juga menghindari dari
gangguan hama dan binatang.petakan panen tanaman jagung ini terdapat 9 lobang
tanam yang berada di tengah petakan.
4. Tinggi tanaman
Dari data yang didapat bahwa tinggi batang antara petak I dan petak II dimana petak I
berisi 1 benih jagung perlubang tanam dan petak II berisi 2 benih jagung perlubang
tanam mangalami perbedaan. Tinggi batang tanaman jagung pada petakan I lebih
tinggi daripada tanaman jagung pada petak II. Hal ini dikarenakan tanaman jagung
pada petakan II yang berisi 2 benih jagung perlubang tanaman mengalami persaingan
dalam memenuhi kebutuhan cahaya matahari, air, maupun unsur hara. Namun, ada
juga tanaman yng tumbuh kerdil, hal ini dikarenakan penyebaran pupuk yang tidak
merata.
5. Lebar daun ke-6
Lebar daun ke-6 merupakan indicator pertumbuhan yang lebih baik. Pada pengamatan
diketahui bahwa lebar daun ke-6 tanaman jagung pada petakan I lebih besar daripada
petakan II. Hal ini juga dikarenakan terjadinya persaingan dalam memperebutkan
unsure hara. Pada petakan II yang berisi 2 benih perlubang tanaman, pemberian pupuk
KCL tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman jagung karena terjadi persaingan
tanaman dalam satu lubang. Tanaman cenderung mengambil K dalam jumlah yang
lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan tetapi tidak menambah produksi. K bukan
merupakan unsure penyusun jaringan tanaman. Factor lain yang menyebabkan lebar
daun ke-6 relatif lebih kecil yaitu bahan organic yang terdapat dalam tanah, dan
struktur tanah. Jika daun ke-6 mulai menguning atau bahkan mati, ini menunjukkan
dimulainya pertumbuhan malay.
6. Keluarnya Malay
Dimulainya fase generatif pada pertumbuhan tanaman jagung ditunjukkan dengan
mulai timbulnya malay. Jika pertumbuhan malay sebanyak 75% atau lebih dari seluruh
sample maka itu disebut hati dimulainya pertumbuhan malay.
Kendala di lapangan
Hasil panen jagung tidak dapat kami bahas karena hasil atau produksi jagung kami
telah di makan hama yaitu monyet di sekitar kebun percobaan universitas jambi
mendalo darat.pada kelompok kami hasil jagung kami telah di makan monyet oleh
sebab itu kami tidak dapat menimbang berat jagung per petakan,mengukur panjang
tongkol,menghitung jumlah tongkol per tanaman n per petakan.hal ini terkendala
karena kami kurang siap akan datangnya hama tersebut n cara mengantisipasinya.
Oleh karena itu hasil praktikum kami hanya dapat kami bahas tentang tinggi tanaman,
lebar daun ke-6 dan tumbuhnya malay.sampel yang telah di makan hama kami
namakan sampel hilang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil yang telah kami teliti dalam praktikum dasar-dasar agronomi dapat kami
tarik kesimpulan yaitu :
Dalam proses penanaman jagung perlu diperhatikan beberapa faktor, agar tanamannya
dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang maksimal. Faktor-faktor
yang diperhatikan adalah :
Jarak tanam
Perbandingan antara luas lahan dan pemberian pupuk NPK
Pengendalian hama dan penyakit
Persaingan tanaman jagung sangat terlihat pada petakan ke dua dimana tiap 1 lobang
terdapat 2 tanaman jagung sehingga terjadi persaingan perebutan unsur hara yang
dapat di lihat dari pertumbuhan tanaman jagung.
5.2 SARAN
Hanya inilah hasil penelitian dari kami mengenai budidaya jagung, semoga hasil
penelitian kami ini dapat bermanfaat bagi para petani sebagai landasan dasar
pengetahuan budidaya jagung bagi petani.
DAFTAR PUSTAKA1. Marlina V, enni.2004.pengaruh pemberian dosis kompos azzola terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.proposal skripsi progam studi
agronomi jurusan budi daya pertanian fakultas pertanian universitas
jambi:jambi
2. ^http://news.nationalgeographic.com/news/
2006/03/0302_060302_peru_corn.html]
3. ^ James, M. G.. "Characterization of the Maize Gene sugary1, a Determinant
of Starch Composition in Kernels". The Plant Cell 7 (4): 417-429.
4. ^ Sumber Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
5. ^http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/01/tgl/09/
time/091302/idnews/876754/idkanal/317
6. ^ http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/37303/Produksi-Jagung-
Nasional-Terganjal-Cuaca
7. ^ http://www.grains.org/corn