laporan tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/laptah2017.pdf · tangga (pkrt) ... penggolongan...

186
Lapora Tahun n an nan 2017 n di Yogyakarta 7

Upload: lyphuc

Post on 07-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

n di Yogyakarta

LaporanTahunan 2017

n di Yogyakarta

LaporanTahunan 2017

n di Yogyakarta

LaporanTahunan 2017

Page 2: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

ii

SAMBUTAN

KEPALA BALAI BESAR POM DI YOGYAKARTA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Kuasa yang telah memberikananugerah sehingga Laporan Tahunan BalaiBesar POM (BBPOM) di Yogyakarta Tahun2017 dapat diselesaikan tepat waktu sebagaipertanggungjawaban pelaksanaan tugas dibidang pengawasan obat dan makanan yangdiamanatkan.

Dalam laporan ini disampaikan hasil kegiatanpengawasan obat dan makanan yang dilakukanoleh BBPOM di Yogyakarta selama tahun2017, yang mencakup pengawasan pre-market

melalui audit sarana dalam rangka rekomendasi perijinan dan sertifikasi, danpost-market melalui pengujian laboratorium produk obat dan makanan yangberedar, inspeksi cara produksi dan distribusi dalam rangka pengawasanimplementasi Cara produksi dan Cara Distribusi yang Baik, pengawasan iklandan penandaan serta penyidikan kasus tindak pidana di bidang obat dan makananDi samping itu, disampaikan pula upaya BBPOM di Yogyakarta dalampemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan dan pemberian informasi baikyang dilakukan secara mandiri maupun bermitra dengan SKPD, organisasimasyarakat dan universitas. Koordinasi dengan lintas sektor terus ditingkatkansebagai upaya untuk memperkuat dan memperluas area pengawasan.

Semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalamperencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk peningkatan kinerja pada masamendatang, dalam upaya melindungi masyarakat terhadap peredaran obat danmakanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/khasiat danmutu.

Yogyakarta, 30 Januari 2018Balai Besar POM di Yogyakarta,KEPALA

Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt

ii

SAMBUTAN

KEPALA BALAI BESAR POM DI YOGYAKARTA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Kuasa yang telah memberikananugerah sehingga Laporan Tahunan BalaiBesar POM (BBPOM) di Yogyakarta Tahun2017 dapat diselesaikan tepat waktu sebagaipertanggungjawaban pelaksanaan tugas dibidang pengawasan obat dan makanan yangdiamanatkan.

Dalam laporan ini disampaikan hasil kegiatanpengawasan obat dan makanan yang dilakukanoleh BBPOM di Yogyakarta selama tahun2017, yang mencakup pengawasan pre-market

melalui audit sarana dalam rangka rekomendasi perijinan dan sertifikasi, danpost-market melalui pengujian laboratorium produk obat dan makanan yangberedar, inspeksi cara produksi dan distribusi dalam rangka pengawasanimplementasi Cara produksi dan Cara Distribusi yang Baik, pengawasan iklandan penandaan serta penyidikan kasus tindak pidana di bidang obat dan makananDi samping itu, disampaikan pula upaya BBPOM di Yogyakarta dalampemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan dan pemberian informasi baikyang dilakukan secara mandiri maupun bermitra dengan SKPD, organisasimasyarakat dan universitas. Koordinasi dengan lintas sektor terus ditingkatkansebagai upaya untuk memperkuat dan memperluas area pengawasan.

Semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalamperencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk peningkatan kinerja pada masamendatang, dalam upaya melindungi masyarakat terhadap peredaran obat danmakanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/khasiat danmutu.

Yogyakarta, 30 Januari 2018Balai Besar POM di Yogyakarta,KEPALA

Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt

ii

SAMBUTAN

KEPALA BALAI BESAR POM DI YOGYAKARTA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Kuasa yang telah memberikananugerah sehingga Laporan Tahunan BalaiBesar POM (BBPOM) di Yogyakarta Tahun2017 dapat diselesaikan tepat waktu sebagaipertanggungjawaban pelaksanaan tugas dibidang pengawasan obat dan makanan yangdiamanatkan.

Dalam laporan ini disampaikan hasil kegiatanpengawasan obat dan makanan yang dilakukanoleh BBPOM di Yogyakarta selama tahun2017, yang mencakup pengawasan pre-market

melalui audit sarana dalam rangka rekomendasi perijinan dan sertifikasi, danpost-market melalui pengujian laboratorium produk obat dan makanan yangberedar, inspeksi cara produksi dan distribusi dalam rangka pengawasanimplementasi Cara produksi dan Cara Distribusi yang Baik, pengawasan iklandan penandaan serta penyidikan kasus tindak pidana di bidang obat dan makananDi samping itu, disampaikan pula upaya BBPOM di Yogyakarta dalampemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan dan pemberian informasi baikyang dilakukan secara mandiri maupun bermitra dengan SKPD, organisasimasyarakat dan universitas. Koordinasi dengan lintas sektor terus ditingkatkansebagai upaya untuk memperkuat dan memperluas area pengawasan.

Semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalamperencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk peningkatan kinerja pada masamendatang, dalam upaya melindungi masyarakat terhadap peredaran obat danmakanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/khasiat danmutu.

Yogyakarta, 30 Januari 2018Balai Besar POM di Yogyakarta,KEPALA

Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt

Page 3: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SAMBUTAN............................................................................................... .......... ii

DAFTAR ISI............................................................................................... ..........iii

DAFTAR TABEL............................................................................................... ... v

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ .vii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... . 1

A. Tugas Pokok dan Fungsi............................................................... .. 1

B. Visi dan Misi ................................................................................... . 3

C. Budaya Organisasi ............................................................... ........... 3

D. Kegiatan Utama ............................................................... ............... 4

E. Kegiatan Prioritas............................................................... ............. 4

BAB II KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN................................................. 6

A. Data Umum Wilayah Kerja ............................................................. . 6

B. Kapasitas BBPOM DI Yogyakarta ................................................. 11

BAB III HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN.................. 15

A. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Terapetik/

Obat ............................................................................................. . 15

B. Pengawasan NAPZA............................................................... ...... 19

C. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Suplemen

Kesehatan.................................................................................... . 21

D. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Obat Tradisional

............................................................................................... .......22

E. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Kosmetik ......... 27

F. Pengawasan Mutu dan Keamanan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT) ............................................................... .............. 29

G. Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk Pangan ......................30

H. Pemantauan Iklan .........................................................................41

I. Pemantauan Label dan Penandaan .............................................. 42

J. Penyidikan dan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan

............................................................................................... ....... 44

K. Pemberdayaan Masyarakat/ Konsumen........................................46

L. Pelatihan, Pertemuan dan Kegiatan Khusus ................................. 56

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SAMBUTAN............................................................................................... .......... ii

DAFTAR ISI............................................................................................... ..........iii

DAFTAR TABEL............................................................................................... ... v

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ .vii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... . 1

A. Tugas Pokok dan Fungsi............................................................... .. 1

B. Visi dan Misi ................................................................................... . 3

C. Budaya Organisasi ............................................................... ........... 3

D. Kegiatan Utama ............................................................... ............... 4

E. Kegiatan Prioritas............................................................... ............. 4

BAB II KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN................................................. 6

A. Data Umum Wilayah Kerja ............................................................. . 6

B. Kapasitas BBPOM DI Yogyakarta ................................................. 11

BAB III HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN.................. 15

A. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Terapetik/

Obat ............................................................................................. . 15

B. Pengawasan NAPZA............................................................... ...... 19

C. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Suplemen

Kesehatan.................................................................................... . 21

D. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Obat Tradisional

............................................................................................... .......22

E. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Kosmetik ......... 27

F. Pengawasan Mutu dan Keamanan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT) ............................................................... .............. 29

G. Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk Pangan ......................30

H. Pemantauan Iklan .........................................................................41

I. Pemantauan Label dan Penandaan .............................................. 42

J. Penyidikan dan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan

............................................................................................... ....... 44

K. Pemberdayaan Masyarakat/ Konsumen........................................46

L. Pelatihan, Pertemuan dan Kegiatan Khusus ................................. 56

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SAMBUTAN............................................................................................... .......... ii

DAFTAR ISI............................................................................................... ..........iii

DAFTAR TABEL............................................................................................... ... v

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ .vii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... . 1

A. Tugas Pokok dan Fungsi............................................................... .. 1

B. Visi dan Misi ................................................................................... . 3

C. Budaya Organisasi ............................................................... ........... 3

D. Kegiatan Utama ............................................................... ............... 4

E. Kegiatan Prioritas............................................................... ............. 4

BAB II KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN................................................. 6

A. Data Umum Wilayah Kerja ............................................................. . 6

B. Kapasitas BBPOM DI Yogyakarta ................................................. 11

BAB III HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN.................. 15

A. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Terapetik/

Obat ............................................................................................. . 15

B. Pengawasan NAPZA............................................................... ...... 19

C. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Suplemen

Kesehatan.................................................................................... . 21

D. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Obat Tradisional

............................................................................................... .......22

E. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Kosmetik ......... 27

F. Pengawasan Mutu dan Keamanan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT) ............................................................... .............. 29

G. Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk Pangan ......................30

H. Pemantauan Iklan .........................................................................41

I. Pemantauan Label dan Penandaan .............................................. 42

J. Penyidikan dan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan

............................................................................................... ....... 44

K. Pemberdayaan Masyarakat/ Konsumen........................................46

L. Pelatihan, Pertemuan dan Kegiatan Khusus ................................. 56

Page 4: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

iv

M. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 .....................................84

N. Dukungan Teknis dan Manajemen Laboratorium ..........................86

O. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding .................................. 93

BAB IV PERMASALAHAN................................................................................ .94

BAB V PENUTUP............................................................................................. .96

A. Kesimpulan ................................................................................. ..96

B. Saran ......................................................................................... ...97

iv

M. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 .....................................84

N. Dukungan Teknis dan Manajemen Laboratorium ..........................86

O. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding .................................. 93

BAB IV PERMASALAHAN................................................................................ .94

BAB V PENUTUP............................................................................................. .96

A. Kesimpulan ................................................................................. ..96

B. Saran ......................................................................................... ...97

iv

M. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 .....................................84

N. Dukungan Teknis dan Manajemen Laboratorium ..........................86

O. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding .................................. 93

BAB IV PERMASALAHAN................................................................................ .94

BAB V PENUTUP............................................................................................. .96

A. Kesimpulan ................................................................................. ..96

B. Saran ......................................................................................... ...97

Page 5: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

v

DAFTAR TABELTabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Perempuan Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2017 ...................................................... 98Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk PerTahun Menurut

Kabupaten/Kota ........................................................................ 100Tabel 3. Angka Melek Huruf Penduduk di Atas Usia 15 Tahun ................. 102Tabel 3A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)* per Kabupaten/Kota

Metode Baru BPS ........................................................................ 102Tabel 4. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Kapita Atas Dasar

Harga Berlaku .............................................................................. 103Tabel 5. Jumlah Sekolah serta Jumlah Murid Sekolah Dasar Menurut

Kabupaten / Kota .................................................................... 103Tabel 6. Jumlah dan Jenis Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan

Makanan Yang Diawasi ............................................................... 104Tabel 7. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Obat Yang Diawasi ............. 104Tabel 8. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan

Makanan Yang Diawasi Menurut Kab/Kota .................................. 105Tabel 9. Profil Pegawai Menurut Umur dan Golongan................................ 105Tabel 10. Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit Kerja ...................... 106Tabel 11. Profil Pegawai Menurut Pelatihan Teknis/Manajemen dan

Unit Kerja ...................................................................................... 107Tabel 12. Profil Jenis Uji Profisiensi yang Diikuti dan Hasilnya .................... 124Tabel 12A. Uji Kolaborasi Metode Analisis ..................................................... 124Tabel 12B. Uji Kolaborasi Bahan Baku Pembanding ..................................... 125Tabel 12C. Pengembangan Baku Pembanding Laboratorium Unggulan ....... 125Tabel 13. Daftar Inventaris Kantor ......................................................... 126Tabel 14. Daftar Alat Utama Laboratorium Kimia ............................................ 129Tabel 14A. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Kimia ...................................... 130Tabel 14B. Daftar Alat Utama Laboratorium Mikrobiologi .................................. 133Tabel 14C. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Mikrobiologi ............................ 135Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan

Makanan Menurut Kabupaten/Kota ...................................... 136Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan

Makanan Menurut Kabupaten/Kota ....................................... 139Tabel 17. Hasil Sampling dan Pengujian Produk Sediaan Farmasi dan

Makanan ....................................................................................... 145Tabel 18. Hasil Pengujian Produk Terapeutik Menurut Parameter Uji .......... 147Tabel 19. Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter Uji ............. 147Tabel 19A. Hasil Pengujian Suplemen Kesehatan Menurut Parameter Uji ..... 148Tabel 20. Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat Tradisional... 149Tabel 21. Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter Uji ........................ 150

v

DAFTAR TABELTabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Perempuan Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2017 ...................................................... 98Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk PerTahun Menurut

Kabupaten/Kota ........................................................................ 100Tabel 3. Angka Melek Huruf Penduduk di Atas Usia 15 Tahun ................. 102Tabel 3A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)* per Kabupaten/Kota

Metode Baru BPS ........................................................................ 102Tabel 4. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Kapita Atas Dasar

Harga Berlaku .............................................................................. 103Tabel 5. Jumlah Sekolah serta Jumlah Murid Sekolah Dasar Menurut

Kabupaten / Kota .................................................................... 103Tabel 6. Jumlah dan Jenis Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan

Makanan Yang Diawasi ............................................................... 104Tabel 7. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Obat Yang Diawasi ............. 104Tabel 8. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan

Makanan Yang Diawasi Menurut Kab/Kota .................................. 105Tabel 9. Profil Pegawai Menurut Umur dan Golongan................................ 105Tabel 10. Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit Kerja ...................... 106Tabel 11. Profil Pegawai Menurut Pelatihan Teknis/Manajemen dan

Unit Kerja ...................................................................................... 107Tabel 12. Profil Jenis Uji Profisiensi yang Diikuti dan Hasilnya .................... 124Tabel 12A. Uji Kolaborasi Metode Analisis ..................................................... 124Tabel 12B. Uji Kolaborasi Bahan Baku Pembanding ..................................... 125Tabel 12C. Pengembangan Baku Pembanding Laboratorium Unggulan ....... 125Tabel 13. Daftar Inventaris Kantor ......................................................... 126Tabel 14. Daftar Alat Utama Laboratorium Kimia ............................................ 129Tabel 14A. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Kimia ...................................... 130Tabel 14B. Daftar Alat Utama Laboratorium Mikrobiologi .................................. 133Tabel 14C. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Mikrobiologi ............................ 135Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan

Makanan Menurut Kabupaten/Kota ...................................... 136Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan

Makanan Menurut Kabupaten/Kota ....................................... 139Tabel 17. Hasil Sampling dan Pengujian Produk Sediaan Farmasi dan

Makanan ....................................................................................... 145Tabel 18. Hasil Pengujian Produk Terapeutik Menurut Parameter Uji .......... 147Tabel 19. Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter Uji ............. 147Tabel 19A. Hasil Pengujian Suplemen Kesehatan Menurut Parameter Uji ..... 148Tabel 20. Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat Tradisional... 149Tabel 21. Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter Uji ........................ 150

v

DAFTAR TABELTabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Perempuan Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2017 ...................................................... 98Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk PerTahun Menurut

Kabupaten/Kota ........................................................................ 100Tabel 3. Angka Melek Huruf Penduduk di Atas Usia 15 Tahun ................. 102Tabel 3A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)* per Kabupaten/Kota

Metode Baru BPS ........................................................................ 102Tabel 4. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Kapita Atas Dasar

Harga Berlaku .............................................................................. 103Tabel 5. Jumlah Sekolah serta Jumlah Murid Sekolah Dasar Menurut

Kabupaten / Kota .................................................................... 103Tabel 6. Jumlah dan Jenis Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan

Makanan Yang Diawasi ............................................................... 104Tabel 7. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Obat Yang Diawasi ............. 104Tabel 8. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan

Makanan Yang Diawasi Menurut Kab/Kota .................................. 105Tabel 9. Profil Pegawai Menurut Umur dan Golongan................................ 105Tabel 10. Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit Kerja ...................... 106Tabel 11. Profil Pegawai Menurut Pelatihan Teknis/Manajemen dan

Unit Kerja ...................................................................................... 107Tabel 12. Profil Jenis Uji Profisiensi yang Diikuti dan Hasilnya .................... 124Tabel 12A. Uji Kolaborasi Metode Analisis ..................................................... 124Tabel 12B. Uji Kolaborasi Bahan Baku Pembanding ..................................... 125Tabel 12C. Pengembangan Baku Pembanding Laboratorium Unggulan ....... 125Tabel 13. Daftar Inventaris Kantor ......................................................... 126Tabel 14. Daftar Alat Utama Laboratorium Kimia ............................................ 129Tabel 14A. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Kimia ...................................... 130Tabel 14B. Daftar Alat Utama Laboratorium Mikrobiologi .................................. 133Tabel 14C. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Mikrobiologi ............................ 135Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan

Makanan Menurut Kabupaten/Kota ...................................... 136Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan

Makanan Menurut Kabupaten/Kota ....................................... 139Tabel 17. Hasil Sampling dan Pengujian Produk Sediaan Farmasi dan

Makanan ....................................................................................... 145Tabel 18. Hasil Pengujian Produk Terapeutik Menurut Parameter Uji .......... 147Tabel 19. Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter Uji ............. 147Tabel 19A. Hasil Pengujian Suplemen Kesehatan Menurut Parameter Uji ..... 148Tabel 20. Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat Tradisional... 149Tabel 21. Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter Uji ........................ 150

Page 6: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

v

Tabel 22. Jenis-jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Kosmetik ............... 152Tabel 23. Hasil Pengujian Produk Pangan Menurut Parameter Uji ............. 152Tabel 24. Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Pangan ......................... 154Tabel 25. Hasil Pengujian Mikorbiologi Menurut Parameter Uji ................... 155Tabel 26. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Terapetik dan Rokok..157Tabel 27. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat Tradisional ................... 158Tabel 28. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik............................... 159Tabel 29. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen Makanan .............. 161Tabel 30. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Pangan ..................... 161Tabel 31. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kemasan Pangan ................. 164Tabel 32. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus di Bidang Narkotika dan

Psikotropika.................................................................................. 165Tabel 33. Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji .................................... 166Tabel 34. Hasil Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana di

Bidang Obat dan Makanan........................................................... 167Tabel 35. Tindak Lanjut Kasus Pro-Justisia di Bidang Obat dan Makanan ... 168Tabel 36. Jumlah Pengaduan/Pertanyaan Menurut Jenis Produk ................ 169Tabel 37. Penggolongan Konsumen Menurut Profesi .................................. 171Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam Menyampaikan

Pengaduan/Pertanyaan........................................................... .... 172Tabel 39. Jumlah IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan

Pangan ......................................................................................... 173Tabel 40. Data Kasus Keracunan di Propinsi DIY ....................................... 173Tabel 41. Frekwensi Kasus Keracunan Menurut Kabupaten/Kota................ 174Tabel 42. Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi dan Makanan ...................... 175Tabel 43. Laporan Realisasi Anggaran ....................................................... 176

viv

Tabel 22. Jenis-jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Kosmetik ............... 152Tabel 23. Hasil Pengujian Produk Pangan Menurut Parameter Uji ............. 152Tabel 24. Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Pangan ......................... 154Tabel 25. Hasil Pengujian Mikorbiologi Menurut Parameter Uji ................... 155Tabel 26. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Terapetik dan Rokok..157Tabel 27. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat Tradisional ................... 158Tabel 28. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik............................... 159Tabel 29. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen Makanan .............. 161Tabel 30. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Pangan ..................... 161Tabel 31. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kemasan Pangan ................. 164Tabel 32. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus di Bidang Narkotika dan

Psikotropika.................................................................................. 165Tabel 33. Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji .................................... 166Tabel 34. Hasil Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana di

Bidang Obat dan Makanan........................................................... 167Tabel 35. Tindak Lanjut Kasus Pro-Justisia di Bidang Obat dan Makanan ... 168Tabel 36. Jumlah Pengaduan/Pertanyaan Menurut Jenis Produk ................ 169Tabel 37. Penggolongan Konsumen Menurut Profesi .................................. 171Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam Menyampaikan

Pengaduan/Pertanyaan........................................................... .... 172Tabel 39. Jumlah IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan

Pangan ......................................................................................... 173Tabel 40. Data Kasus Keracunan di Propinsi DIY ....................................... 173Tabel 41. Frekwensi Kasus Keracunan Menurut Kabupaten/Kota................ 174Tabel 42. Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi dan Makanan ...................... 175Tabel 43. Laporan Realisasi Anggaran ....................................................... 176

viv

Tabel 22. Jenis-jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Kosmetik ............... 152Tabel 23. Hasil Pengujian Produk Pangan Menurut Parameter Uji ............. 152Tabel 24. Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Pangan ......................... 154Tabel 25. Hasil Pengujian Mikorbiologi Menurut Parameter Uji ................... 155Tabel 26. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Terapetik dan Rokok..157Tabel 27. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat Tradisional ................... 158Tabel 28. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik............................... 159Tabel 29. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen Makanan .............. 161Tabel 30. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Pangan ..................... 161Tabel 31. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kemasan Pangan ................. 164Tabel 32. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus di Bidang Narkotika dan

Psikotropika.................................................................................. 165Tabel 33. Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji .................................... 166Tabel 34. Hasil Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana di

Bidang Obat dan Makanan........................................................... 167Tabel 35. Tindak Lanjut Kasus Pro-Justisia di Bidang Obat dan Makanan ... 168Tabel 36. Jumlah Pengaduan/Pertanyaan Menurut Jenis Produk ................ 169Tabel 37. Penggolongan Konsumen Menurut Profesi .................................. 171Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam Menyampaikan

Pengaduan/Pertanyaan........................................................... .... 172Tabel 39. Jumlah IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan

Pangan ......................................................................................... 173Tabel 40. Data Kasus Keracunan di Propinsi DIY ....................................... 173Tabel 41. Frekwensi Kasus Keracunan Menurut Kabupaten/Kota................ 174Tabel 42. Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi dan Makanan ...................... 175Tabel 43. Laporan Realisasi Anggaran ....................................................... 176

vi

Page 7: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah DIY ............................................................... ..... 6Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta .............................................. 8Gambar 3. Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur................................ 11Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin ..................................... 12Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan.......................................... 12Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan ........................................ 13Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja .......................................... 13Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat........................... 15Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF ..................................... 17Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017 ............. 17Gambar 11. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit ....................... 18Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik ................ 19Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotik dan Psikotropika .................... 21Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan ............... 22Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT ........................................... 23Gambar 16. Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat ........................... 23Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT........................ 25Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu

Gendong ...................................................................................... 26Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB Sarana UKOT dalm Rangka

Pemberian Rekomendasi Izin Usaha .......................................... 26Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika ................................................. 27Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika ........................ 28Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika ........................ 28Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangka

Pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika .................... 29Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan ........................................ 30Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan .............................. 31Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS ........................................... 31Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium.................... 31Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa ............................ 32Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional .................... 33Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta Pangan .......................... 33Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan Pangan ..................... 34Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara .............................. 34Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan ................... 35Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan ................... 36Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan .................... 37Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel Kasus Keracunan ...... 38Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil Laboratorium

Keliling .......................................................................................... 40

viiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah DIY ............................................................... ..... 6Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta .............................................. 8Gambar 3. Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur................................ 11Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin ..................................... 12Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan.......................................... 12Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan ........................................ 13Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja .......................................... 13Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat........................... 15Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF ..................................... 17Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017 ............. 17Gambar 11. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit ....................... 18Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik ................ 19Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotik dan Psikotropika .................... 21Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan ............... 22Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT ........................................... 23Gambar 16. Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat ........................... 23Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT........................ 25Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu

Gendong ...................................................................................... 26Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB Sarana UKOT dalm Rangka

Pemberian Rekomendasi Izin Usaha .......................................... 26Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika ................................................. 27Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika ........................ 28Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika ........................ 28Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangka

Pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika .................... 29Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan ........................................ 30Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan .............................. 31Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS ........................................... 31Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium.................... 31Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa ............................ 32Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional .................... 33Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta Pangan .......................... 33Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan Pangan ..................... 34Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara .............................. 34Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan ................... 35Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan ................... 36Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan .................... 37Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel Kasus Keracunan ...... 38Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil Laboratorium

Keliling .......................................................................................... 40

viiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah DIY ............................................................... ..... 6Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta .............................................. 8Gambar 3. Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur................................ 11Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin ..................................... 12Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan.......................................... 12Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan ........................................ 13Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja .......................................... 13Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat........................... 15Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF ..................................... 17Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017 ............. 17Gambar 11. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit ....................... 18Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik ................ 19Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotik dan Psikotropika .................... 21Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan ............... 22Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT ........................................... 23Gambar 16. Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat ........................... 23Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT........................ 25Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu

Gendong ...................................................................................... 26Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB Sarana UKOT dalm Rangka

Pemberian Rekomendasi Izin Usaha .......................................... 26Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika ................................................. 27Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika ........................ 28Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika ........................ 28Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangka

Pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika .................... 29Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan ........................................ 30Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan .............................. 31Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS ........................................... 31Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium.................... 31Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa ............................ 32Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional .................... 33Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta Pangan .......................... 33Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan Pangan ..................... 34Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara .............................. 34Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan ................... 35Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan ................... 36Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan .................... 37Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel Kasus Keracunan ...... 38Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil Laboratorium

Keliling .......................................................................................... 40

vii

Page 8: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

v

Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam RangkaPendaftaran MD ........................................................................... 40

Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan............................................. 42Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/ Penandaan...................................... 44Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana............ 45Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan Informasi Berdasarkan

Komoditi ................................................................................... 47Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi ............................ 47Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Menyampaikan Pengaduan/Pertanyaan ..................................... 48Gambar 45. Peta Kasus Keracunan ................................................................ 58

viiiv

Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam RangkaPendaftaran MD ........................................................................... 40

Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan............................................. 42Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/ Penandaan...................................... 44Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana............ 45Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan Informasi Berdasarkan

Komoditi ................................................................................... 47Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi ............................ 47Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Menyampaikan Pengaduan/Pertanyaan ..................................... 48Gambar 45. Peta Kasus Keracunan ................................................................ 58

viiiv

Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam RangkaPendaftaran MD ........................................................................... 40

Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan............................................. 42Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/ Penandaan...................................... 44Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana............ 45Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan Informasi Berdasarkan

Komoditi ................................................................................... 47Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi ............................ 47Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Menyampaikan Pengaduan/Pertanyaan ..................................... 48Gambar 45. Peta Kasus Keracunan ................................................................ 58

viii

Page 9: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ditetapkan sebagai

Lembaga Pemerintah Non Departemen bertanggung jawab kepada

Presiden, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001

Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Balai Besar POM (BBPOM) di Yogyakarta adalah salah satu Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM, sesuai Keputusan Kepala BPOM

No. 05018/SK/KBPOM tahun 2001 dengan perubahan terakhir

Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun

2014, UPT di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan

kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi

pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif,

obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan serta pengawasan atas

keamanan pangan dan bahan berbahaya

Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, berdasarkan Pasal 3

Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, BBPOM di

Yogyakarta mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan

makanan.

2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan

penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif,

obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, pangan dan

bahan berbahaya.

3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian

mutu produk secara mikrobiologi.

4. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan

pemeriksaan sarana produksi dan distribusi.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ditetapkan sebagai

Lembaga Pemerintah Non Departemen bertanggung jawab kepada

Presiden, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001

Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Balai Besar POM (BBPOM) di Yogyakarta adalah salah satu Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM, sesuai Keputusan Kepala BPOM

No. 05018/SK/KBPOM tahun 2001 dengan perubahan terakhir

Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun

2014, UPT di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan

kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi

pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif,

obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan serta pengawasan atas

keamanan pangan dan bahan berbahaya

Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, berdasarkan Pasal 3

Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, BBPOM di

Yogyakarta mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan

makanan.

2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan

penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif,

obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, pangan dan

bahan berbahaya.

3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian

mutu produk secara mikrobiologi.

4. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan

pemeriksaan sarana produksi dan distribusi.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ditetapkan sebagai

Lembaga Pemerintah Non Departemen bertanggung jawab kepada

Presiden, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001

Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Balai Besar POM (BBPOM) di Yogyakarta adalah salah satu Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM, sesuai Keputusan Kepala BPOM

No. 05018/SK/KBPOM tahun 2001 dengan perubahan terakhir

Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun

2014, UPT di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan

kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi

pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif,

obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan serta pengawasan atas

keamanan pangan dan bahan berbahaya

Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, berdasarkan Pasal 3

Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, BBPOM di

Yogyakarta mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan

makanan.

2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan

penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif,

obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, pangan dan

bahan berbahaya.

3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian

mutu produk secara mikrobiologi.

4. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan

pemeriksaan sarana produksi dan distribusi.

Page 10: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

2

5. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.

6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi

tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan

7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.

8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.

9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.

10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.

BBPOM di Yogyakarta juga ditetapkan sebagai Laboratorium Unggulan

Baku Pembanding sesuai SK Kepala Badan POM No. HK. 04.1.71.01.13.021

tahun 2013, dengan tugas khusus sebagai berikut:

1. Melakukan pembuatan baku pembanding sesuai dengan persyaratan

pembuatan baku pembanding

2. Melakukan pengadaan baku pembanding primer dan bahan baku

pembanding

3. Mengajukan rencana pengadaan baku pembanding primer dan

bahan baku pembanding dan Tim Adopsi Baku Pembanding kepada

Sekretaris Utama dengan tembusan kepada Kepala Biro

Perencanaan dan Keuangan;

4. Menyelenggarakan Rapat Adopsi Baku Pembanding yang dihadiri

oleh Tim Ahli yang bersifat ad hoc yang ditetapkan berdasarkan

keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan;

5. Melaporkan pelaksanaan pembuatan baku pembanding kepada

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui Sekretaris

Utama, dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan

Makanan Nasional dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan;

6. Menyerahkan baku pembanding dan sertifikat baku pembanding

yang telah dibuat kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan

Nasional.

Laporan Tahunan 2017

2

5. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.

6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi

tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan

7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.

8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.

9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.

10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.

BBPOM di Yogyakarta juga ditetapkan sebagai Laboratorium Unggulan

Baku Pembanding sesuai SK Kepala Badan POM No. HK. 04.1.71.01.13.021

tahun 2013, dengan tugas khusus sebagai berikut:

1. Melakukan pembuatan baku pembanding sesuai dengan persyaratan

pembuatan baku pembanding

2. Melakukan pengadaan baku pembanding primer dan bahan baku

pembanding

3. Mengajukan rencana pengadaan baku pembanding primer dan

bahan baku pembanding dan Tim Adopsi Baku Pembanding kepada

Sekretaris Utama dengan tembusan kepada Kepala Biro

Perencanaan dan Keuangan;

4. Menyelenggarakan Rapat Adopsi Baku Pembanding yang dihadiri

oleh Tim Ahli yang bersifat ad hoc yang ditetapkan berdasarkan

keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan;

5. Melaporkan pelaksanaan pembuatan baku pembanding kepada

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui Sekretaris

Utama, dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan

Makanan Nasional dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan;

6. Menyerahkan baku pembanding dan sertifikat baku pembanding

yang telah dibuat kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan

Nasional.

Laporan Tahunan 2017

2

5. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.

6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi

tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan

7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.

8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.

9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.

10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.

BBPOM di Yogyakarta juga ditetapkan sebagai Laboratorium Unggulan

Baku Pembanding sesuai SK Kepala Badan POM No. HK. 04.1.71.01.13.021

tahun 2013, dengan tugas khusus sebagai berikut:

1. Melakukan pembuatan baku pembanding sesuai dengan persyaratan

pembuatan baku pembanding

2. Melakukan pengadaan baku pembanding primer dan bahan baku

pembanding

3. Mengajukan rencana pengadaan baku pembanding primer dan

bahan baku pembanding dan Tim Adopsi Baku Pembanding kepada

Sekretaris Utama dengan tembusan kepada Kepala Biro

Perencanaan dan Keuangan;

4. Menyelenggarakan Rapat Adopsi Baku Pembanding yang dihadiri

oleh Tim Ahli yang bersifat ad hoc yang ditetapkan berdasarkan

keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan;

5. Melaporkan pelaksanaan pembuatan baku pembanding kepada

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui Sekretaris

Utama, dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan

Makanan Nasional dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan;

6. Menyerahkan baku pembanding dan sertifikat baku pembanding

yang telah dibuat kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan

Nasional.

Page 11: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

3

B. VISI DAN MISI

Visi dan misi BBPOM di Yogyakarta mengacu pada visi dan misi

BPOM yaitu :

1. Visi

Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan

Daya Saing Bangsa

2. Misi

a. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko

untuk melindungi masyarakat

b. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan

keamanan obat dan makanan serta memperkuat kemitraan dengan

pemangku kepentingan.

c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BBPOM di Yogyakarta.

C. BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan

harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam

melaksanakan tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang

dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi

dalam berkarsa dan berkarya. Penjabaran dari nilai-nilai tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Profesional.

Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan

dan komitmen yang tinggi.

2. Integritas.

Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

3. Kredibilitas.

Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan

internasional.

Laporan Tahunan 2017

3

B. VISI DAN MISI

Visi dan misi BBPOM di Yogyakarta mengacu pada visi dan misi

BPOM yaitu :

1. Visi

Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan

Daya Saing Bangsa

2. Misi

a. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko

untuk melindungi masyarakat

b. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan

keamanan obat dan makanan serta memperkuat kemitraan dengan

pemangku kepentingan.

c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BBPOM di Yogyakarta.

C. BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan

harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam

melaksanakan tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang

dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi

dalam berkarsa dan berkarya. Penjabaran dari nilai-nilai tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Profesional.

Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan

dan komitmen yang tinggi.

2. Integritas.

Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

3. Kredibilitas.

Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan

internasional.

Laporan Tahunan 2017

3

B. VISI DAN MISI

Visi dan misi BBPOM di Yogyakarta mengacu pada visi dan misi

BPOM yaitu :

1. Visi

Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan

Daya Saing Bangsa

2. Misi

a. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko

untuk melindungi masyarakat

b. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan

keamanan obat dan makanan serta memperkuat kemitraan dengan

pemangku kepentingan.

c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BBPOM di Yogyakarta.

C. BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan

harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam

melaksanakan tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang

dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi

dalam berkarsa dan berkarya. Penjabaran dari nilai-nilai tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Profesional.

Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan

dan komitmen yang tinggi.

2. Integritas.

Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

3. Kredibilitas.

Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan

internasional.

Page 12: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

4

4. Kerjasama Tim.

Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang

baik.

5. Inovatif

Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi

terkini.

6. Responsif/Cepat Tanggap

Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.

D. KEGIATAN UTAMA

1. Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan

a. Pengawasan sarana produksi obat dan makanan sesuai standar

b. Pengawasan sarana distribusi obat dan makanan sesuai standar

c. Sampling dan pengujian laboratorium obat dan makanan

d. Penyidikan dan penegakan hukum

2. Kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi publik

a. Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha melalui

komunikasi, informasi dan edukasi publik, termasuk peringatan publik

b. Pengelolaan data dan informasi obat dan makanan

c. Menentukan peta zona rawan peredaran obat dan makanan yang

tidak sesuai dengan standar

d. Penyebaran informasi bahaya obat dan makanan yang tidak

memenuhi standar

(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)

E. KEGIATAN PRIORITAS

Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-

kegiatan prioritas, sebagai berikut:

1. Kegiatan utama untuk melaksanakan pengawasan obat dan makanan.

a. Peningkatan pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, dan

sarana pelayanan obat dan makanan untuk meningkatkan kualitas

Laporan Tahunan 2017

4

4. Kerjasama Tim.

Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang

baik.

5. Inovatif

Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi

terkini.

6. Responsif/Cepat Tanggap

Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.

D. KEGIATAN UTAMA

1. Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan

a. Pengawasan sarana produksi obat dan makanan sesuai standar

b. Pengawasan sarana distribusi obat dan makanan sesuai standar

c. Sampling dan pengujian laboratorium obat dan makanan

d. Penyidikan dan penegakan hukum

2. Kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi publik

a. Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha melalui

komunikasi, informasi dan edukasi publik, termasuk peringatan publik

b. Pengelolaan data dan informasi obat dan makanan

c. Menentukan peta zona rawan peredaran obat dan makanan yang

tidak sesuai dengan standar

d. Penyebaran informasi bahaya obat dan makanan yang tidak

memenuhi standar

(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)

E. KEGIATAN PRIORITAS

Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-

kegiatan prioritas, sebagai berikut:

1. Kegiatan utama untuk melaksanakan pengawasan obat dan makanan.

a. Peningkatan pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, dan

sarana pelayanan obat dan makanan untuk meningkatkan kualitas

Laporan Tahunan 2017

4

4. Kerjasama Tim.

Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang

baik.

5. Inovatif

Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi

terkini.

6. Responsif/Cepat Tanggap

Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.

D. KEGIATAN UTAMA

1. Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan

a. Pengawasan sarana produksi obat dan makanan sesuai standar

b. Pengawasan sarana distribusi obat dan makanan sesuai standar

c. Sampling dan pengujian laboratorium obat dan makanan

d. Penyidikan dan penegakan hukum

2. Kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi publik

a. Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha melalui

komunikasi, informasi dan edukasi publik, termasuk peringatan publik

b. Pengelolaan data dan informasi obat dan makanan

c. Menentukan peta zona rawan peredaran obat dan makanan yang

tidak sesuai dengan standar

d. Penyebaran informasi bahaya obat dan makanan yang tidak

memenuhi standar

(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)

E. KEGIATAN PRIORITAS

Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-

kegiatan prioritas, sebagai berikut:

1. Kegiatan utama untuk melaksanakan pengawasan obat dan makanan.

a. Peningkatan pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, dan

sarana pelayanan obat dan makanan untuk meningkatkan kualitas

Page 13: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

5

sarana produksi, sarana distribusi, dan sarana pelayanan obat dan

makanan;

b. Peningkatan pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat

adiktif

c. Penguatan kemampuan pengujian meliputi sistem dan sumber daya

laboratorium obat dan makanan;

d. Penyidikan terhadap pelanggaran obat dan makanan

e. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan

pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat

2. Kegiatan pendukung untuk melaksanakan ketiga program generik :

a. Koordinasi penyusunan program dan anggaran, keuangan

b. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur badan

pengawas obat dan makanan.

c. Pengadaan, pemeliharaan dan pembinaan pengelolaan sarana dan

prasarana penunjang aparatur

d. Peningkatan kompetensi aparatur

e. Peningkatan kualitas layanan pengaduan konsumen dan hubungan

masyarakat

(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)

Laporan Tahunan 2017

5

sarana produksi, sarana distribusi, dan sarana pelayanan obat dan

makanan;

b. Peningkatan pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat

adiktif

c. Penguatan kemampuan pengujian meliputi sistem dan sumber daya

laboratorium obat dan makanan;

d. Penyidikan terhadap pelanggaran obat dan makanan

e. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan

pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat

2. Kegiatan pendukung untuk melaksanakan ketiga program generik :

a. Koordinasi penyusunan program dan anggaran, keuangan

b. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur badan

pengawas obat dan makanan.

c. Pengadaan, pemeliharaan dan pembinaan pengelolaan sarana dan

prasarana penunjang aparatur

d. Peningkatan kompetensi aparatur

e. Peningkatan kualitas layanan pengaduan konsumen dan hubungan

masyarakat

(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)

Laporan Tahunan 2017

5

sarana produksi, sarana distribusi, dan sarana pelayanan obat dan

makanan;

b. Peningkatan pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat

adiktif

c. Penguatan kemampuan pengujian meliputi sistem dan sumber daya

laboratorium obat dan makanan;

d. Penyidikan terhadap pelanggaran obat dan makanan

e. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan

pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat

2. Kegiatan pendukung untuk melaksanakan ketiga program generik :

a. Koordinasi penyusunan program dan anggaran, keuangan

b. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur badan

pengawas obat dan makanan.

c. Pengadaan, pemeliharaan dan pembinaan pengelolaan sarana dan

prasarana penunjang aparatur

d. Peningkatan kompetensi aparatur

e. Peningkatan kualitas layanan pengaduan konsumen dan hubungan

masyarakat

(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)

Page 14: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

BAB II

KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN

A. DATA UMUM WILAYAH KERJA

1. Luas Wilayah Kerja

Gambar 1. Peta Wilayah DIY

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di Pulau Jawa

terbentang antara 110000’ Bujur Timur sampai 110050’ Bujur Timur dan

07033 Lintang Selatan sampai 08012’ Lintang Selatan, dengan batas bagian

Selatan Samudra Hindia dan bagian lainnya berbatasan dengan Provinsi

Jawa Tengah, yaitu bagian Tenggara dengan Kabupaten Wonogiri, bagian

Timur Laut dengan Kabupaten Klaten, bagian Barat Laut dengan

Kabupaten Magelang dan Bagian Barat dengan Kabupaten Purworejo.

Luas wilayah pengawasan secara keseluruhan adalah 3.185,80 km2 atau

0,17 persen dari luas Indonesia (1.860.359,67 km2). Peta wilayah DIY

dapat dilihat pada gambar 1.

6

Page 15: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

7

2. Penduduk

Berdasarkan Tabel Statistik BPS DIY 11 Agustus 2017 jumlah

penduduk tahun 2016 tercatat 3.720.912 jiwa, dengan persentase jumlah

penduduk laki-laki 49,45 persen dan penduduk perempuan 50,55 persen.

Untuk Kulonprogo sebanyak 416.683 jiwa, Bantul 983.527 jiwa,

Gunungkidul 722.479 jiwa, Sleman 1.180.479 jiwa sedangkan Kota Jogja

417.744 jiwa. Dari jumlah tersebut diketahui, konsentrasi terbesar

penduduk berada di Kabupaten Sleman.Menurut hasil proyeksi penduduk

Indonesia 2010-2035 back casting, persentase penduduk kota mencapai

11,23 persen dan penduduk desa mencapai 88,78 persen. Pertumbuhan

penduduk pada tahun 2016 terhadap tahun 2010 mencapai 1,18 persen,

meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yakni

0,98 persen.

Dengan luas wilayah 3.185,80 km2 , kepadatan penduduk di DIY

tercatat 1.167,97 jiwa per km2 . Kepadatan tertinggi terjadi di Kota

Yogyakarta yakni 12.853,66 jiwa per km2 dengan luas wilayah hanya

sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang

memiliki wilayah terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan

penduduk terendah yang dihuni rata-rata 486,40 jiwa per km2. (Sesuai tabel

1 dan 2 terlampir)

Menurut angka proyeksi Penduduk 2010-2035, komposisi penduduk

DIY menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu

umur 20-24 tahun sebesar 8,23 persen. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat

37,11 persen, kelompok umur 25-59 tahun 49,32 persen, dan lanjut usia

yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 13,58 persen. Besarnya proporsi

mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup

penduduk DIY yang mencapai 74,71. Piramida penduduk berdasarkan usia

dapat dilihat pada gambar 2.

Laporan Tahunan 2017

7

2. Penduduk

Berdasarkan Tabel Statistik BPS DIY 11 Agustus 2017 jumlah

penduduk tahun 2016 tercatat 3.720.912 jiwa, dengan persentase jumlah

penduduk laki-laki 49,45 persen dan penduduk perempuan 50,55 persen.

Untuk Kulonprogo sebanyak 416.683 jiwa, Bantul 983.527 jiwa,

Gunungkidul 722.479 jiwa, Sleman 1.180.479 jiwa sedangkan Kota Jogja

417.744 jiwa. Dari jumlah tersebut diketahui, konsentrasi terbesar

penduduk berada di Kabupaten Sleman.Menurut hasil proyeksi penduduk

Indonesia 2010-2035 back casting, persentase penduduk kota mencapai

11,23 persen dan penduduk desa mencapai 88,78 persen. Pertumbuhan

penduduk pada tahun 2016 terhadap tahun 2010 mencapai 1,18 persen,

meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yakni

0,98 persen.

Dengan luas wilayah 3.185,80 km2 , kepadatan penduduk di DIY

tercatat 1.167,97 jiwa per km2 . Kepadatan tertinggi terjadi di Kota

Yogyakarta yakni 12.853,66 jiwa per km2 dengan luas wilayah hanya

sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang

memiliki wilayah terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan

penduduk terendah yang dihuni rata-rata 486,40 jiwa per km2. (Sesuai tabel

1 dan 2 terlampir)

Menurut angka proyeksi Penduduk 2010-2035, komposisi penduduk

DIY menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu

umur 20-24 tahun sebesar 8,23 persen. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat

37,11 persen, kelompok umur 25-59 tahun 49,32 persen, dan lanjut usia

yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 13,58 persen. Besarnya proporsi

mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup

penduduk DIY yang mencapai 74,71. Piramida penduduk berdasarkan usia

dapat dilihat pada gambar 2.

Laporan Tahunan 2017

7

2. Penduduk

Berdasarkan Tabel Statistik BPS DIY 11 Agustus 2017 jumlah

penduduk tahun 2016 tercatat 3.720.912 jiwa, dengan persentase jumlah

penduduk laki-laki 49,45 persen dan penduduk perempuan 50,55 persen.

Untuk Kulonprogo sebanyak 416.683 jiwa, Bantul 983.527 jiwa,

Gunungkidul 722.479 jiwa, Sleman 1.180.479 jiwa sedangkan Kota Jogja

417.744 jiwa. Dari jumlah tersebut diketahui, konsentrasi terbesar

penduduk berada di Kabupaten Sleman.Menurut hasil proyeksi penduduk

Indonesia 2010-2035 back casting, persentase penduduk kota mencapai

11,23 persen dan penduduk desa mencapai 88,78 persen. Pertumbuhan

penduduk pada tahun 2016 terhadap tahun 2010 mencapai 1,18 persen,

meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yakni

0,98 persen.

Dengan luas wilayah 3.185,80 km2 , kepadatan penduduk di DIY

tercatat 1.167,97 jiwa per km2 . Kepadatan tertinggi terjadi di Kota

Yogyakarta yakni 12.853,66 jiwa per km2 dengan luas wilayah hanya

sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang

memiliki wilayah terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan

penduduk terendah yang dihuni rata-rata 486,40 jiwa per km2. (Sesuai tabel

1 dan 2 terlampir)

Menurut angka proyeksi Penduduk 2010-2035, komposisi penduduk

DIY menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu

umur 20-24 tahun sebesar 8,23 persen. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat

37,11 persen, kelompok umur 25-59 tahun 49,32 persen, dan lanjut usia

yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 13,58 persen. Besarnya proporsi

mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup

penduduk DIY yang mencapai 74,71. Piramida penduduk berdasarkan usia

dapat dilihat pada gambar 2.

Page 16: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

8

Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta

3. Sosial

Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan untuk meningkatkan

kualitas hidup penduduk. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut

tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Secara

nasional, pendidikan diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta.

Pada tahun 2016/2017 untuk jenjang TK hingga Sekolah Menengah

Atas tercatat 4.795 unit sekolah sama dengan tahun lalu. Pada jenjang

Sekolah Dasar pada tahun 2017 di DIY memiliki 1.842 sekolah dengan

jumlah murid sebanyak 295.393 anak (Disdikpora DIY, 2017, tabel 5)

Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah

berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga

kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini

diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan

biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

Pada tahun 2017 sarana kesehatan yang tersedia di DIY sebanyak 68

unit rumah sakit umum, 121 unit puskesmas induk, 8 unit rumah bersalin,

282 unit Poliklinik dan 277 praktek dokter perorangan.

Laporan Tahunan 2017

8

Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta

3. Sosial

Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan untuk meningkatkan

kualitas hidup penduduk. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut

tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Secara

nasional, pendidikan diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta.

Pada tahun 2016/2017 untuk jenjang TK hingga Sekolah Menengah

Atas tercatat 4.795 unit sekolah sama dengan tahun lalu. Pada jenjang

Sekolah Dasar pada tahun 2017 di DIY memiliki 1.842 sekolah dengan

jumlah murid sebanyak 295.393 anak (Disdikpora DIY, 2017, tabel 5)

Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah

berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga

kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini

diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan

biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

Pada tahun 2017 sarana kesehatan yang tersedia di DIY sebanyak 68

unit rumah sakit umum, 121 unit puskesmas induk, 8 unit rumah bersalin,

282 unit Poliklinik dan 277 praktek dokter perorangan.

Laporan Tahunan 2017

8

Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta

3. Sosial

Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan untuk meningkatkan

kualitas hidup penduduk. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut

tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Secara

nasional, pendidikan diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta.

Pada tahun 2016/2017 untuk jenjang TK hingga Sekolah Menengah

Atas tercatat 4.795 unit sekolah sama dengan tahun lalu. Pada jenjang

Sekolah Dasar pada tahun 2017 di DIY memiliki 1.842 sekolah dengan

jumlah murid sebanyak 295.393 anak (Disdikpora DIY, 2017, tabel 5)

Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah

berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga

kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini

diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan

biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

Pada tahun 2017 sarana kesehatan yang tersedia di DIY sebanyak 68

unit rumah sakit umum, 121 unit puskesmas induk, 8 unit rumah bersalin,

282 unit Poliklinik dan 277 praktek dokter perorangan.

Page 17: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

9

4. Ekonomi

Berdasarkan data RAPBD DIY tahun 2017, rencana penerimaan

daerah tercatat sebesar Rp 4,98 triliyun. Penerimaan yang berasal dari

Pendapatan Asli Daerah sebesar 33,22 persen, dari Dana Perimbangan

sebesar 49,35 persen, serta dari penerimaan lainnya yang sah sebesar

17,43 persen. Sedangkan rencana anggaran belanja tahun 2017 tercatat

sebesar Rp 5,20 triliyun. Pengeluaran untuk belanja tidak langsung

merupakan bagian terbesar yaitu mencapai 55,71 persen dari total

pengeluaran terutama untuk belanja pegawai 26,39 persen.

Berdasarkan realisasi dan prospek perekonomian global dan domestic

terkini, beberapa indikator asumsi dasar ekonomi makro tahun 2017

diusulkan untuk disesuaikan. Melihat potensi kuatnya konsumsi rumah

tangga dan membaiknya kinerja ekspor sampai dengan akhir tahun, outlook

pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,2 persen, atau

lebih tinggi dari asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar 5,1 persen.

Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 juga akan didukung

oleh keberlanjutan proyek infrastruktur serta potensi masuknya aliran modal

kedalam negeri pasca peningkatan rating menjadi investment grade oleh

lembaga rating Standard & Poor’s (S&P) yang diharapkan akan mendorong

kinerja dari sisi investasi. Sementara itu, laju inflasi pada tahun 2017

diperkirakan sebesar 4,3 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan

asumsi inflasi APBN tahun 2017 sebesar 4,0 persen.

5. Sarana Penerangan

Pasokan utama listrik selama ini disuplai oleh PT. (Persero)

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi JawaTengah yang menaungi

wilayah operasional Yogyakarta memiliki 8 sub unit pelayanan yang tersebar

di DIY.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).PLN Distribusi Jawa Tengah

yang menaungi wilayah operasionalYogyakarta memiliki delapan sub unit

pelayanan yang tersebar di D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2016 unit

pelayanan tersebut melayani pelanggan sebanyak 1.083.074 unit (naik 4.75

Laporan Tahunan 2017

9

4. Ekonomi

Berdasarkan data RAPBD DIY tahun 2017, rencana penerimaan

daerah tercatat sebesar Rp 4,98 triliyun. Penerimaan yang berasal dari

Pendapatan Asli Daerah sebesar 33,22 persen, dari Dana Perimbangan

sebesar 49,35 persen, serta dari penerimaan lainnya yang sah sebesar

17,43 persen. Sedangkan rencana anggaran belanja tahun 2017 tercatat

sebesar Rp 5,20 triliyun. Pengeluaran untuk belanja tidak langsung

merupakan bagian terbesar yaitu mencapai 55,71 persen dari total

pengeluaran terutama untuk belanja pegawai 26,39 persen.

Berdasarkan realisasi dan prospek perekonomian global dan domestic

terkini, beberapa indikator asumsi dasar ekonomi makro tahun 2017

diusulkan untuk disesuaikan. Melihat potensi kuatnya konsumsi rumah

tangga dan membaiknya kinerja ekspor sampai dengan akhir tahun, outlook

pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,2 persen, atau

lebih tinggi dari asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar 5,1 persen.

Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 juga akan didukung

oleh keberlanjutan proyek infrastruktur serta potensi masuknya aliran modal

kedalam negeri pasca peningkatan rating menjadi investment grade oleh

lembaga rating Standard & Poor’s (S&P) yang diharapkan akan mendorong

kinerja dari sisi investasi. Sementara itu, laju inflasi pada tahun 2017

diperkirakan sebesar 4,3 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan

asumsi inflasi APBN tahun 2017 sebesar 4,0 persen.

5. Sarana Penerangan

Pasokan utama listrik selama ini disuplai oleh PT. (Persero)

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi JawaTengah yang menaungi

wilayah operasional Yogyakarta memiliki 8 sub unit pelayanan yang tersebar

di DIY.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).PLN Distribusi Jawa Tengah

yang menaungi wilayah operasionalYogyakarta memiliki delapan sub unit

pelayanan yang tersebar di D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2016 unit

pelayanan tersebut melayani pelanggan sebanyak 1.083.074 unit (naik 4.75

Laporan Tahunan 2017

9

4. Ekonomi

Berdasarkan data RAPBD DIY tahun 2017, rencana penerimaan

daerah tercatat sebesar Rp 4,98 triliyun. Penerimaan yang berasal dari

Pendapatan Asli Daerah sebesar 33,22 persen, dari Dana Perimbangan

sebesar 49,35 persen, serta dari penerimaan lainnya yang sah sebesar

17,43 persen. Sedangkan rencana anggaran belanja tahun 2017 tercatat

sebesar Rp 5,20 triliyun. Pengeluaran untuk belanja tidak langsung

merupakan bagian terbesar yaitu mencapai 55,71 persen dari total

pengeluaran terutama untuk belanja pegawai 26,39 persen.

Berdasarkan realisasi dan prospek perekonomian global dan domestic

terkini, beberapa indikator asumsi dasar ekonomi makro tahun 2017

diusulkan untuk disesuaikan. Melihat potensi kuatnya konsumsi rumah

tangga dan membaiknya kinerja ekspor sampai dengan akhir tahun, outlook

pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,2 persen, atau

lebih tinggi dari asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar 5,1 persen.

Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 juga akan didukung

oleh keberlanjutan proyek infrastruktur serta potensi masuknya aliran modal

kedalam negeri pasca peningkatan rating menjadi investment grade oleh

lembaga rating Standard & Poor’s (S&P) yang diharapkan akan mendorong

kinerja dari sisi investasi. Sementara itu, laju inflasi pada tahun 2017

diperkirakan sebesar 4,3 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan

asumsi inflasi APBN tahun 2017 sebesar 4,0 persen.

5. Sarana Penerangan

Pasokan utama listrik selama ini disuplai oleh PT. (Persero)

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi JawaTengah yang menaungi

wilayah operasional Yogyakarta memiliki 8 sub unit pelayanan yang tersebar

di DIY.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).PLN Distribusi Jawa Tengah

yang menaungi wilayah operasionalYogyakarta memiliki delapan sub unit

pelayanan yang tersebar di D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2016 unit

pelayanan tersebut melayani pelanggan sebanyak 1.083.074 unit (naik 4.75

Page 18: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

10

persen dari tahun 2015), yang terdiri dari rumah tangga sekitar 91,33

persen, disusul unit usaha sebesar 5,27 persen, umum sebesar 3,35

persen,dan industri 0,06 Persen (sumber : BPS, Provinsi DI Yogyakarta

Dalam Angka 2017).

Sarana penerangan BBPOM di Yogyakarta menggunakan fasilitas PLN

dengan daya total 575,5 KVA. Selain itu digunakan mesin generator set

dengan daya 250 KVA, 100 KVA dan 10 KVA. Generator .Sumber air yang

digunakan berasal dari PAM dan 3 (tiga) buah sumur.

6. Jumlah Kabupaten/Kota

Cakupan wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta meliputi seluruh

wilayah administratif DIY yang terdiri atas 1 kota dan 4 kabupaten, yaitu

Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km² (1,02 persen), Kabupaten Bantul

dengan luas 506,85 km² (15,91 persen), Kabupaten Gunung Kidul dengan

luas 1.485,36 km² (46,63 persen), Kabupaten Kulon Progo dengan luas

586,27 km² (18,40 persen), serta Kabupaten Sleman

dengan luas 574,82 km² (18,04 persen).

7. Pola Transportasi ke Wilayah Kerja

Pola transportasi pengawasan BBPOM di Yogyakarta ke wilayah

kerja ditempuh melalui jalan darat (100%).

8. Lama Waktu Perjalanan

Lama waktu perjalanan ke seluruh wilayah kerja BBPOM di

Yogyakarta rata–rata selama 1,5 jam, sedangkan jarak tempuh paling lama

adalah selama 3,0 jam dan waktu yang paling singkat ke sasaran

pengawasan adalah selama 0,5 jam.

9. Waktu yang Diperlukan di Satu Wilayah Kerja

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penyelesaian

pekerjaaan pengawasan di satu wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta rata-

rata adalah selama 3,0 jam, sedangkan waktu yang diperlukan paling lama

adalah 2,0 hari dan waktu paling singkat adalah selama 2,0 jam.

Laporan Tahunan 2017

10

persen dari tahun 2015), yang terdiri dari rumah tangga sekitar 91,33

persen, disusul unit usaha sebesar 5,27 persen, umum sebesar 3,35

persen,dan industri 0,06 Persen (sumber : BPS, Provinsi DI Yogyakarta

Dalam Angka 2017).

Sarana penerangan BBPOM di Yogyakarta menggunakan fasilitas PLN

dengan daya total 575,5 KVA. Selain itu digunakan mesin generator set

dengan daya 250 KVA, 100 KVA dan 10 KVA. Generator .Sumber air yang

digunakan berasal dari PAM dan 3 (tiga) buah sumur.

6. Jumlah Kabupaten/Kota

Cakupan wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta meliputi seluruh

wilayah administratif DIY yang terdiri atas 1 kota dan 4 kabupaten, yaitu

Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km² (1,02 persen), Kabupaten Bantul

dengan luas 506,85 km² (15,91 persen), Kabupaten Gunung Kidul dengan

luas 1.485,36 km² (46,63 persen), Kabupaten Kulon Progo dengan luas

586,27 km² (18,40 persen), serta Kabupaten Sleman

dengan luas 574,82 km² (18,04 persen).

7. Pola Transportasi ke Wilayah Kerja

Pola transportasi pengawasan BBPOM di Yogyakarta ke wilayah

kerja ditempuh melalui jalan darat (100%).

8. Lama Waktu Perjalanan

Lama waktu perjalanan ke seluruh wilayah kerja BBPOM di

Yogyakarta rata–rata selama 1,5 jam, sedangkan jarak tempuh paling lama

adalah selama 3,0 jam dan waktu yang paling singkat ke sasaran

pengawasan adalah selama 0,5 jam.

9. Waktu yang Diperlukan di Satu Wilayah Kerja

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penyelesaian

pekerjaaan pengawasan di satu wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta rata-

rata adalah selama 3,0 jam, sedangkan waktu yang diperlukan paling lama

adalah 2,0 hari dan waktu paling singkat adalah selama 2,0 jam.

Laporan Tahunan 2017

10

persen dari tahun 2015), yang terdiri dari rumah tangga sekitar 91,33

persen, disusul unit usaha sebesar 5,27 persen, umum sebesar 3,35

persen,dan industri 0,06 Persen (sumber : BPS, Provinsi DI Yogyakarta

Dalam Angka 2017).

Sarana penerangan BBPOM di Yogyakarta menggunakan fasilitas PLN

dengan daya total 575,5 KVA. Selain itu digunakan mesin generator set

dengan daya 250 KVA, 100 KVA dan 10 KVA. Generator .Sumber air yang

digunakan berasal dari PAM dan 3 (tiga) buah sumur.

6. Jumlah Kabupaten/Kota

Cakupan wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta meliputi seluruh

wilayah administratif DIY yang terdiri atas 1 kota dan 4 kabupaten, yaitu

Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km² (1,02 persen), Kabupaten Bantul

dengan luas 506,85 km² (15,91 persen), Kabupaten Gunung Kidul dengan

luas 1.485,36 km² (46,63 persen), Kabupaten Kulon Progo dengan luas

586,27 km² (18,40 persen), serta Kabupaten Sleman

dengan luas 574,82 km² (18,04 persen).

7. Pola Transportasi ke Wilayah Kerja

Pola transportasi pengawasan BBPOM di Yogyakarta ke wilayah

kerja ditempuh melalui jalan darat (100%).

8. Lama Waktu Perjalanan

Lama waktu perjalanan ke seluruh wilayah kerja BBPOM di

Yogyakarta rata–rata selama 1,5 jam, sedangkan jarak tempuh paling lama

adalah selama 3,0 jam dan waktu yang paling singkat ke sasaran

pengawasan adalah selama 0,5 jam.

9. Waktu yang Diperlukan di Satu Wilayah Kerja

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penyelesaian

pekerjaaan pengawasan di satu wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta rata-

rata adalah selama 3,0 jam, sedangkan waktu yang diperlukan paling lama

adalah 2,0 hari dan waktu paling singkat adalah selama 2,0 jam.

Page 19: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

11

B. KAPASITAS BBPOM DI YOGYAKARTA

1. Sumber Daya Manusia

Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada di BBPOM di

Yogyakarta per 31 Desember 2017 adalah sebanyak 111 orang yang

tersebar dalam unit kerja dengan rincian sebagai berikut:

a. Penggolongan Berdasarkan UmurDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 62 (55,86%),

diantaranya berusia diatas 40 tahun sedangkan 49 (44,14%) berada

pada usia kurang dari 40 tahun, seperti disajikan pada gambar 3. Data

selengkapnya sesuai tabel 9 terlampir.

Gambar 3.Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur

b. Penggolongan Berdasarkan Jenis KelaminDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 24 (21,62%) pegawai

diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 87 (78,38%) pegawai

berjenis kelamin perempuan, dapat dilihat pada grafik gambar 4.

25~29

Laporan Tahunan 2017

11

B. KAPASITAS BBPOM DI YOGYAKARTA

1. Sumber Daya Manusia

Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada di BBPOM di

Yogyakarta per 31 Desember 2017 adalah sebanyak 111 orang yang

tersebar dalam unit kerja dengan rincian sebagai berikut:

a. Penggolongan Berdasarkan UmurDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 62 (55,86%),

diantaranya berusia diatas 40 tahun sedangkan 49 (44,14%) berada

pada usia kurang dari 40 tahun, seperti disajikan pada gambar 3. Data

selengkapnya sesuai tabel 9 terlampir.

Gambar 3.Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur

b. Penggolongan Berdasarkan Jenis KelaminDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 24 (21,62%) pegawai

diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 87 (78,38%) pegawai

berjenis kelamin perempuan, dapat dilihat pada grafik gambar 4.

25~29 30~34 35~39 40~44 45~49 50~54 >54

1

11

37

2311

19

9

Laporan Tahunan 2017

11

B. KAPASITAS BBPOM DI YOGYAKARTA

1. Sumber Daya Manusia

Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada di BBPOM di

Yogyakarta per 31 Desember 2017 adalah sebanyak 111 orang yang

tersebar dalam unit kerja dengan rincian sebagai berikut:

a. Penggolongan Berdasarkan UmurDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 62 (55,86%),

diantaranya berusia diatas 40 tahun sedangkan 49 (44,14%) berada

pada usia kurang dari 40 tahun, seperti disajikan pada gambar 3. Data

selengkapnya sesuai tabel 9 terlampir.

Gambar 3.Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur

b. Penggolongan Berdasarkan Jenis KelaminDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 24 (21,62%) pegawai

diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 87 (78,38%) pegawai

berjenis kelamin perempuan, dapat dilihat pada grafik gambar 4.

Page 20: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

12

Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin

c. Penggolongan Berdasarkan GolonganDari 111 pegawai BBPOM di Yogyakarta, 7 (6,3%) pegawai adalah

golongan II, 86 (77,50%) pegawai golongan III dan 18 (16,20%)

pegawai golongan IV, seperti ditampilkan pada gambar 5.

Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan

d. Penggolongan Berdasarkan PendidikanDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 35 pegawai (31,50%)

adalah non sarjana, 33 pegawai (28,47%) Apoteker, 34 pegawai

(30,63%) sarjana, dan 16 pegawai (14,40%) pasca sarjana; grafik

ditampilkan pada gambar 6. Data selengkapnya sesuai tabel 10

terlampir.

14

9

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Tata Usaha

0 0

I/a I/b

Laporan Tahunan 2017

12

Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin

c. Penggolongan Berdasarkan GolonganDari 111 pegawai BBPOM di Yogyakarta, 7 (6,3%) pegawai adalah

golongan II, 86 (77,50%) pegawai golongan III dan 18 (16,20%)

pegawai golongan IV, seperti ditampilkan pada gambar 5.

Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan

d. Penggolongan Berdasarkan PendidikanDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 35 pegawai (31,50%)

adalah non sarjana, 33 pegawai (28,47%) Apoteker, 34 pegawai

(30,63%) sarjana, dan 16 pegawai (14,40%) pasca sarjana; grafik

ditampilkan pada gambar 6. Data selengkapnya sesuai tabel 10

terlampir.

1426 11 9 15

95 3 3 5

Tata Usaha Teranokoko Pangan&BB Mikrobiologi Pemdik

Perempuan Laki-Laki

0 0 02 1

48

1725

36

12

5

I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b

Laporan Tahunan 2017

12

Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin

c. Penggolongan Berdasarkan GolonganDari 111 pegawai BBPOM di Yogyakarta, 7 (6,3%) pegawai adalah

golongan II, 86 (77,50%) pegawai golongan III dan 18 (16,20%)

pegawai golongan IV, seperti ditampilkan pada gambar 5.

Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan

d. Penggolongan Berdasarkan PendidikanDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 35 pegawai (31,50%)

adalah non sarjana, 33 pegawai (28,47%) Apoteker, 34 pegawai

(30,63%) sarjana, dan 16 pegawai (14,40%) pasca sarjana; grafik

ditampilkan pada gambar 6. Data selengkapnya sesuai tabel 10

terlampir.

15

0

11

Pemdik Serlik

51 0 0

IV/b IV/c IV/d IV/e

Page 21: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

13

Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan

e. Penggolongan Berdasarkan Unit KerjaBerdasarkan unit kerja, SDM BBPOM di Yogyakarta dapat disajikan

pada gambar 7, data selengkapnya pada tabel 10.

Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja

2. Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian sesuai Standar

Minimal Laboratorium Balai POM

Dalam upaya memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat

secara optimal maka kemampuan laboratorium baik dari segi personel

maupun peralatan harus dapat mendukung fungsi pengawasan. Dari 101

item standar minimal peralatan laboratorium telah dipenuhi 65 item dengan

jumlah sesuai persyaratan, terdapat 31 item peralatan dengan jumlah

Mikrobiologi; 12

Laporan Tahunan 2017

13

Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan

e. Penggolongan Berdasarkan Unit KerjaBerdasarkan unit kerja, SDM BBPOM di Yogyakarta dapat disajikan

pada gambar 7, data selengkapnya pada tabel 10.

Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja

2. Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian sesuai Standar

Minimal Laboratorium Balai POM

Dalam upaya memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat

secara optimal maka kemampuan laboratorium baik dari segi personel

maupun peralatan harus dapat mendukung fungsi pengawasan. Dari 101

item standar minimal peralatan laboratorium telah dipenuhi 65 item dengan

jumlah sesuai persyaratan, terdapat 31 item peralatan dengan jumlah

SD; 2

SLTAKejuruan;

17

SLTAUmum;

1

D3; 15

S1; 27

Profesi;33

S2; 16

Tata Usaha;23

Teranokoko;31Pangan &

BB; 14

Mikrobiologi; 12

Pemdik; 20

Serlik; 11

Laporan Tahunan 2017

13

Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan

e. Penggolongan Berdasarkan Unit KerjaBerdasarkan unit kerja, SDM BBPOM di Yogyakarta dapat disajikan

pada gambar 7, data selengkapnya pada tabel 10.

Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja

2. Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian sesuai Standar

Minimal Laboratorium Balai POM

Dalam upaya memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat

secara optimal maka kemampuan laboratorium baik dari segi personel

maupun peralatan harus dapat mendukung fungsi pengawasan. Dari 101

item standar minimal peralatan laboratorium telah dipenuhi 65 item dengan

jumlah sesuai persyaratan, terdapat 31 item peralatan dengan jumlah

Page 22: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

14

belum memenuhi standar minimal laboratorium sehingga prosentase

pemenuhan standar minimal laboratorium adalah 64,36 %.

Berdasarkan data tersebut maka BBPOM di Yogyakarta masih perlu

melengkapi peralatan laboratorium agar sesuai dengan standar minimal.

Data sesuai tabel 14 terlampir.

3. Daftar Inventaris Kantor

Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian. Tanpa sarana dan prasarana penunjang

yang memadai, BBPOM di Yogyakarta tidak akan mampu menunjukkan

kinerja yang optimal. Inventaris yang dikelola oleh BBPOM di Yogyakarta

total sebanyak 1917 barang, sesuai tabel 13 dan 14 terlampir

4. Pengelolaan Anggaran

Anggaran BBPOM di Yogyakarta tahun 2017 sesuai Dokumen DIPA

(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) sebesar Rp.43.119.050.000,-, terdiri

dari Belanja Pegawai Rp. 8.082.629.000, Belanja Barang Rp.

14.007.953.000 serta Belanja modal Rp.21.049.468.000.

Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp. 7.722.050.000, Belanja

Barang Rp. 13.532.944.243 dan Belanja Modal Rp. 19.845.896.029,

sehingga total anggaran yang telah terealisasi sebesar Rp.

41.100.891.111. yaitu 95,14%

Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BBPOM di

Yogyakarta selama tahun 2017 sebesar Rp. 900.000.000,-. Dari jumlah

tersebut realisasi PNBP yang dapat dicapai sebesar Rp. 72.463.000,- atau

8,05%.

Laporan Tahunan 2017

14

belum memenuhi standar minimal laboratorium sehingga prosentase

pemenuhan standar minimal laboratorium adalah 64,36 %.

Berdasarkan data tersebut maka BBPOM di Yogyakarta masih perlu

melengkapi peralatan laboratorium agar sesuai dengan standar minimal.

Data sesuai tabel 14 terlampir.

3. Daftar Inventaris Kantor

Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian. Tanpa sarana dan prasarana penunjang

yang memadai, BBPOM di Yogyakarta tidak akan mampu menunjukkan

kinerja yang optimal. Inventaris yang dikelola oleh BBPOM di Yogyakarta

total sebanyak 1917 barang, sesuai tabel 13 dan 14 terlampir

4. Pengelolaan Anggaran

Anggaran BBPOM di Yogyakarta tahun 2017 sesuai Dokumen DIPA

(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) sebesar Rp.43.119.050.000,-, terdiri

dari Belanja Pegawai Rp. 8.082.629.000, Belanja Barang Rp.

14.007.953.000 serta Belanja modal Rp.21.049.468.000.

Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp. 7.722.050.000, Belanja

Barang Rp. 13.532.944.243 dan Belanja Modal Rp. 19.845.896.029,

sehingga total anggaran yang telah terealisasi sebesar Rp.

41.100.891.111. yaitu 95,14%

Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BBPOM di

Yogyakarta selama tahun 2017 sebesar Rp. 900.000.000,-. Dari jumlah

tersebut realisasi PNBP yang dapat dicapai sebesar Rp. 72.463.000,- atau

8,05%.

Laporan Tahunan 2017

14

belum memenuhi standar minimal laboratorium sehingga prosentase

pemenuhan standar minimal laboratorium adalah 64,36 %.

Berdasarkan data tersebut maka BBPOM di Yogyakarta masih perlu

melengkapi peralatan laboratorium agar sesuai dengan standar minimal.

Data sesuai tabel 14 terlampir.

3. Daftar Inventaris Kantor

Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian. Tanpa sarana dan prasarana penunjang

yang memadai, BBPOM di Yogyakarta tidak akan mampu menunjukkan

kinerja yang optimal. Inventaris yang dikelola oleh BBPOM di Yogyakarta

total sebanyak 1917 barang, sesuai tabel 13 dan 14 terlampir

4. Pengelolaan Anggaran

Anggaran BBPOM di Yogyakarta tahun 2017 sesuai Dokumen DIPA

(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) sebesar Rp.43.119.050.000,-, terdiri

dari Belanja Pegawai Rp. 8.082.629.000, Belanja Barang Rp.

14.007.953.000 serta Belanja modal Rp.21.049.468.000.

Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp. 7.722.050.000, Belanja

Barang Rp. 13.532.944.243 dan Belanja Modal Rp. 19.845.896.029,

sehingga total anggaran yang telah terealisasi sebesar Rp.

41.100.891.111. yaitu 95,14%

Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BBPOM di

Yogyakarta selama tahun 2017 sebesar Rp. 900.000.000,-. Dari jumlah

tersebut realisasi PNBP yang dapat dicapai sebesar Rp. 72.463.000,- atau

8,05%.

Page 23: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

15

BAB III

HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT

DAN MAKANAN

A. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN PRODUKTERAPETIK/ OBAT

Hasil pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu keamanan dan

kemanfaatan produk terapetik/obat meliputi :

1. Pengujian Produk Terapetik

Total sampel produk terapetik, napza dan rokok yang diuji pada tahun

2017 adalah sebanyak 845 item terdiri dari 763 sampel rutin dan 82

sampel lain-lain (4 sampel pihak ketiga, 78 sampel kasus kepolisian). Hasil

pengujian menunjukkan 115 sampel (13,61 %) tidak memenuhi syarat

(TMS), terdiri dari 36 sampel rutin dan 79 sampel lain-lain. Profil hasil

pengujian ditampilkan pada gambar 8.

Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat

Dari 763 sampel rutin tersebut terdiri dari 681 sampel obat, 29 sampel

psikotropika dan 46 sampel obat KB, 4 sampel rokok dikirimkan ke BBPOM

di Surabaya dan 3 sampel vaksin dikirimkan ke PPOMN.

Hasil pengujian laboratorium menunjukkan, terdapat 36 sampel TMS

terdiri dari 13 sampel TMS Penetapan Kadar, 10 sampel TMS Disolusi, 10

sampel TMS Keseragaman Sediaan, 2 sampel TMS Waktu Hancur dan 1

sampel TMS Identifikasi. Data selengkapnya sesuai tabel 17 terlampir.

Laporan Tahunan 2017

15

BAB III

HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT

DAN MAKANAN

A. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN PRODUKTERAPETIK/ OBAT

Hasil pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu keamanan dan

kemanfaatan produk terapetik/obat meliputi :

1. Pengujian Produk Terapetik

Total sampel produk terapetik, napza dan rokok yang diuji pada tahun

2017 adalah sebanyak 845 item terdiri dari 763 sampel rutin dan 82

sampel lain-lain (4 sampel pihak ketiga, 78 sampel kasus kepolisian). Hasil

pengujian menunjukkan 115 sampel (13,61 %) tidak memenuhi syarat

(TMS), terdiri dari 36 sampel rutin dan 79 sampel lain-lain. Profil hasil

pengujian ditampilkan pada gambar 8.

Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat

Dari 763 sampel rutin tersebut terdiri dari 681 sampel obat, 29 sampel

psikotropika dan 46 sampel obat KB, 4 sampel rokok dikirimkan ke BBPOM

di Surabaya dan 3 sampel vaksin dikirimkan ke PPOMN.

Hasil pengujian laboratorium menunjukkan, terdapat 36 sampel TMS

terdiri dari 13 sampel TMS Penetapan Kadar, 10 sampel TMS Disolusi, 10

sampel TMS Keseragaman Sediaan, 2 sampel TMS Waktu Hancur dan 1

sampel TMS Identifikasi. Data selengkapnya sesuai tabel 17 terlampir.

725

115

3 2

Laporan Tahunan 2017

15

BAB III

HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT

DAN MAKANAN

A. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN PRODUKTERAPETIK/ OBAT

Hasil pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu keamanan dan

kemanfaatan produk terapetik/obat meliputi :

1. Pengujian Produk Terapetik

Total sampel produk terapetik, napza dan rokok yang diuji pada tahun

2017 adalah sebanyak 845 item terdiri dari 763 sampel rutin dan 82

sampel lain-lain (4 sampel pihak ketiga, 78 sampel kasus kepolisian). Hasil

pengujian menunjukkan 115 sampel (13,61 %) tidak memenuhi syarat

(TMS), terdiri dari 36 sampel rutin dan 79 sampel lain-lain. Profil hasil

pengujian ditampilkan pada gambar 8.

Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat

Dari 763 sampel rutin tersebut terdiri dari 681 sampel obat, 29 sampel

psikotropika dan 46 sampel obat KB, 4 sampel rokok dikirimkan ke BBPOM

di Surabaya dan 3 sampel vaksin dikirimkan ke PPOMN.

Hasil pengujian laboratorium menunjukkan, terdapat 36 sampel TMS

terdiri dari 13 sampel TMS Penetapan Kadar, 10 sampel TMS Disolusi, 10

sampel TMS Keseragaman Sediaan, 2 sampel TMS Waktu Hancur dan 1

sampel TMS Identifikasi. Data selengkapnya sesuai tabel 17 terlampir.

MS

TMS

HPST

BLM UJI

Page 24: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

16

Sejumlah 49 sampel obat juga dilakukan uji secara mikrobiologi,

meliputi parameter uji potensi antibiotik, potensi vaksin, sterilitas, uji

identifikasi S. aureus, uji identifikasi P. aeruginosa dan fragmen DNA babi.

Dari keseluruhan sampel obat, 9 Sampel dilakukan uji identifikasi S. aureus

dan P. aeruginos, 13 sampel dilakukan uji potensi, 22 sampel uji sterilitas

dan 1 sampel uji fragmen DNA babi dilakukan secara mandiri. Uji potensi

vaksin terhadap 3 sampel vaksin dilakukan uji rujuk di PPOMN. Dari 49

sampel obat yang diuji secara mikrobiologi, 46 sampel MS, 1 sampel TMS

fragmen DNA babi dan 2 sampel belum ada hasil karena masih dilakukan

pengujian di PPOMN.

2. Pemeriksaan Sarana Produksi Produk Terapetik

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 1 sarana industri farmasi, yaitu

PT. Berlico Mulia Farma, secara rutin setiap tahun dilakukan pemeriksaan.

Tahun 2017 pemeriksaan dilakukan satu kali dengan hasil pemeriksaan

Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).

Selain pemeriksaan, juga dilakukan pembahasan CAPA (Corrective Acton

Preventif Action) terhadap temuan hasil pemeriksaan tahun 2016. Beberapa

temuan telah ditindaklanjuti dan dinyatakan close, beberapa temuan lain

masih open atau perlu tindakan perbaikan lebih lanjut.

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Terapetik/Obat

BBPOM di Yogyakarta pada tahun 2017 melaksanakan pemeriksaan

sarana distribusi produk terapetik/obat terhadap 303 sarana (30%) dari

1.001 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 60

sarana (20%) memenuhi ketentuan (MK) dan 243 sarana (80%) TMK.

Secara terperinci hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Sarana Pedagang Besar Farmasi (PBF)Sarana PBF yang diperiksa tahun 2017 terkait dengan kepatuhan

terhadap ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sebanyak

45 sarana (96% total sarana PBF yang ada).

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 10 PBF (22%) MK, sedangkan

35 PBF (78%) TMK terhadap aspek CDOB. Terhadap sarana PBF

yang TMK CDOB ditindaklanjuti dengan peringatan sebanyak 34

Laporan Tahunan 2017

16

Sejumlah 49 sampel obat juga dilakukan uji secara mikrobiologi,

meliputi parameter uji potensi antibiotik, potensi vaksin, sterilitas, uji

identifikasi S. aureus, uji identifikasi P. aeruginosa dan fragmen DNA babi.

Dari keseluruhan sampel obat, 9 Sampel dilakukan uji identifikasi S. aureus

dan P. aeruginos, 13 sampel dilakukan uji potensi, 22 sampel uji sterilitas

dan 1 sampel uji fragmen DNA babi dilakukan secara mandiri. Uji potensi

vaksin terhadap 3 sampel vaksin dilakukan uji rujuk di PPOMN. Dari 49

sampel obat yang diuji secara mikrobiologi, 46 sampel MS, 1 sampel TMS

fragmen DNA babi dan 2 sampel belum ada hasil karena masih dilakukan

pengujian di PPOMN.

2. Pemeriksaan Sarana Produksi Produk Terapetik

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 1 sarana industri farmasi, yaitu

PT. Berlico Mulia Farma, secara rutin setiap tahun dilakukan pemeriksaan.

Tahun 2017 pemeriksaan dilakukan satu kali dengan hasil pemeriksaan

Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).

Selain pemeriksaan, juga dilakukan pembahasan CAPA (Corrective Acton

Preventif Action) terhadap temuan hasil pemeriksaan tahun 2016. Beberapa

temuan telah ditindaklanjuti dan dinyatakan close, beberapa temuan lain

masih open atau perlu tindakan perbaikan lebih lanjut.

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Terapetik/Obat

BBPOM di Yogyakarta pada tahun 2017 melaksanakan pemeriksaan

sarana distribusi produk terapetik/obat terhadap 303 sarana (30%) dari

1.001 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 60

sarana (20%) memenuhi ketentuan (MK) dan 243 sarana (80%) TMK.

Secara terperinci hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Sarana Pedagang Besar Farmasi (PBF)Sarana PBF yang diperiksa tahun 2017 terkait dengan kepatuhan

terhadap ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sebanyak

45 sarana (96% total sarana PBF yang ada).

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 10 PBF (22%) MK, sedangkan

35 PBF (78%) TMK terhadap aspek CDOB. Terhadap sarana PBF

yang TMK CDOB ditindaklanjuti dengan peringatan sebanyak 34

Laporan Tahunan 2017

16

Sejumlah 49 sampel obat juga dilakukan uji secara mikrobiologi,

meliputi parameter uji potensi antibiotik, potensi vaksin, sterilitas, uji

identifikasi S. aureus, uji identifikasi P. aeruginosa dan fragmen DNA babi.

Dari keseluruhan sampel obat, 9 Sampel dilakukan uji identifikasi S. aureus

dan P. aeruginos, 13 sampel dilakukan uji potensi, 22 sampel uji sterilitas

dan 1 sampel uji fragmen DNA babi dilakukan secara mandiri. Uji potensi

vaksin terhadap 3 sampel vaksin dilakukan uji rujuk di PPOMN. Dari 49

sampel obat yang diuji secara mikrobiologi, 46 sampel MS, 1 sampel TMS

fragmen DNA babi dan 2 sampel belum ada hasil karena masih dilakukan

pengujian di PPOMN.

2. Pemeriksaan Sarana Produksi Produk Terapetik

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 1 sarana industri farmasi, yaitu

PT. Berlico Mulia Farma, secara rutin setiap tahun dilakukan pemeriksaan.

Tahun 2017 pemeriksaan dilakukan satu kali dengan hasil pemeriksaan

Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).

Selain pemeriksaan, juga dilakukan pembahasan CAPA (Corrective Acton

Preventif Action) terhadap temuan hasil pemeriksaan tahun 2016. Beberapa

temuan telah ditindaklanjuti dan dinyatakan close, beberapa temuan lain

masih open atau perlu tindakan perbaikan lebih lanjut.

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Terapetik/Obat

BBPOM di Yogyakarta pada tahun 2017 melaksanakan pemeriksaan

sarana distribusi produk terapetik/obat terhadap 303 sarana (30%) dari

1.001 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 60

sarana (20%) memenuhi ketentuan (MK) dan 243 sarana (80%) TMK.

Secara terperinci hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Sarana Pedagang Besar Farmasi (PBF)Sarana PBF yang diperiksa tahun 2017 terkait dengan kepatuhan

terhadap ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sebanyak

45 sarana (96% total sarana PBF yang ada).

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 10 PBF (22%) MK, sedangkan

35 PBF (78%) TMK terhadap aspek CDOB. Terhadap sarana PBF

yang TMK CDOB ditindaklanjuti dengan peringatan sebanyak 34

Page 25: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

17

sarana dan penutupan sementara kegiatan sebanyak 1 sarana. Profil

hasil pemeriksaan ditampilkan pada gambar 9.

Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF

b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah Apotek di wilayah DIY sebanyak 610 apotek dan yang diperiksa

sebanyak 140 apotek (23%). Hasil pemeriksaan menunjukkan 23

apotek (16%) MK dan 117 apotik (84%) TMK. Temuan pelanggaran

berupa administrasi pengelolaan tidak tertib, ditemukan produk

kadaluwarsa dan tanpa ijin edar serta masa berlaku ijin habis.

Terhadap pelanggaran tersebut telah dberikan sanksi berupa

rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

berupa peringatan kepada 114 apotek dan penghentian sementara

kegiatan (PSK) kepada 3 apotek. Hasil pemeriksaan ditampilkan pada

gambar 10.

Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017

c. Pemeriksaan Toko Obat Berijin

Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 15 Toko Obat

(23%) dari 42 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan 7

sarana (47%) MK dan 8 sarana (53%) TMK karena administrasi tidak

tertib. Tindak lanjut berupa rekomendasi peringatan ke Dinas

Kesehatan Kab./Kota setempat.

Laporan Tahunan 2017

17

sarana dan penutupan sementara kegiatan sebanyak 1 sarana. Profil

hasil pemeriksaan ditampilkan pada gambar 9.

Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF

b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah Apotek di wilayah DIY sebanyak 610 apotek dan yang diperiksa

sebanyak 140 apotek (23%). Hasil pemeriksaan menunjukkan 23

apotek (16%) MK dan 117 apotik (84%) TMK. Temuan pelanggaran

berupa administrasi pengelolaan tidak tertib, ditemukan produk

kadaluwarsa dan tanpa ijin edar serta masa berlaku ijin habis.

Terhadap pelanggaran tersebut telah dberikan sanksi berupa

rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

berupa peringatan kepada 114 apotek dan penghentian sementara

kegiatan (PSK) kepada 3 apotek. Hasil pemeriksaan ditampilkan pada

gambar 10.

Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017

c. Pemeriksaan Toko Obat Berijin

Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 15 Toko Obat

(23%) dari 42 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan 7

sarana (47%) MK dan 8 sarana (53%) TMK karena administrasi tidak

tertib. Tindak lanjut berupa rekomendasi peringatan ke Dinas

Kesehatan Kab./Kota setempat.

MK; 10

CDOB; 34

tdk adaAPJ; 1

TMS; 35

MK, 23, 17%

adm, 105, 75%

ED, 6, 4%TIE, 3, 2%Ijin

habis, 3, 2%

TMK, 117, 84%

Laporan Tahunan 2017

17

sarana dan penutupan sementara kegiatan sebanyak 1 sarana. Profil

hasil pemeriksaan ditampilkan pada gambar 9.

Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF

b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah Apotek di wilayah DIY sebanyak 610 apotek dan yang diperiksa

sebanyak 140 apotek (23%). Hasil pemeriksaan menunjukkan 23

apotek (16%) MK dan 117 apotik (84%) TMK. Temuan pelanggaran

berupa administrasi pengelolaan tidak tertib, ditemukan produk

kadaluwarsa dan tanpa ijin edar serta masa berlaku ijin habis.

Terhadap pelanggaran tersebut telah dberikan sanksi berupa

rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

berupa peringatan kepada 114 apotek dan penghentian sementara

kegiatan (PSK) kepada 3 apotek. Hasil pemeriksaan ditampilkan pada

gambar 10.

Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017

c. Pemeriksaan Toko Obat Berijin

Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 15 Toko Obat

(23%) dari 42 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan 7

sarana (47%) MK dan 8 sarana (53%) TMK karena administrasi tidak

tertib. Tindak lanjut berupa rekomendasi peringatan ke Dinas

Kesehatan Kab./Kota setempat.

CDOB; 34

adm, 105, 75%

TIE, 3, 2%

Page 26: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

18

d. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 20 RS yang

terdiri dari 10 RS Pemerintah dan 10 RS Swasta. Dari 20 rumah sakit

yang diperiksa terdapat 4 sarana (20%) MK dan 16 sarana (80%)

TMK, karena administrasi tidak tertib, gudang penyimpanan tidak

memadai, kapasitas gudang kurang memadai dan ditemukan produk

kadaluwarsa. Tindak lanjut yang dilakukan adalah berupa rekomendasi

usulan pembinaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

setempat. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 11.

Gambar 11. Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit Tahun 2017

e. Pemeriksaan Sarana Puskesmas dan Instalasi Farmasi Kab/KotaPada tahun 2017, puskemas yang diperiksa 45 sarana (37%) dari 121

puskemas yang ada di DIY. Hasil pemeriksaan menunjukkan 10 sarana

(22%) MK dan 35 puskesmas (78%) TMK. Temuan utama adalah

karena penyimpanan obat/vaksin yang tidak sesuai ketentuan dan

administrasi tidak tertib. Terhadap sarana yang TMK, telah

ditindaklanjuti dengan rekomendasi usul pembinaan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

5 Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota (IFK) dan 1 instalasi farmasi

provinsi telah diperiksa dengan hasil semua sarana TMK, karena

kondisi penyimpanan, serta ditemukan produk kadaluwarsa dan tanpa

ijin edar. Terhadap pelanggaran tersebut telah direkomendasikan

usulan pembinaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Propinsi

setempat.

10

Laporan Tahunan 2017

18

d. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 20 RS yang

terdiri dari 10 RS Pemerintah dan 10 RS Swasta. Dari 20 rumah sakit

yang diperiksa terdapat 4 sarana (20%) MK dan 16 sarana (80%)

TMK, karena administrasi tidak tertib, gudang penyimpanan tidak

memadai, kapasitas gudang kurang memadai dan ditemukan produk

kadaluwarsa. Tindak lanjut yang dilakukan adalah berupa rekomendasi

usulan pembinaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

setempat. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 11.

Gambar 11. Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit Tahun 2017

e. Pemeriksaan Sarana Puskesmas dan Instalasi Farmasi Kab/KotaPada tahun 2017, puskemas yang diperiksa 45 sarana (37%) dari 121

puskemas yang ada di DIY. Hasil pemeriksaan menunjukkan 10 sarana

(22%) MK dan 35 puskesmas (78%) TMK. Temuan utama adalah

karena penyimpanan obat/vaksin yang tidak sesuai ketentuan dan

administrasi tidak tertib. Terhadap sarana yang TMK, telah

ditindaklanjuti dengan rekomendasi usul pembinaan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

5 Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota (IFK) dan 1 instalasi farmasi

provinsi telah diperiksa dengan hasil semua sarana TMK, karena

kondisi penyimpanan, serta ditemukan produk kadaluwarsa dan tanpa

ijin edar. Terhadap pelanggaran tersebut telah direkomendasikan

usulan pembinaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Propinsi

setempat.

MK

TMK

diperiksa

0

5

10

RS PemerintahRS Swasta

22

8 8

10 10

Laporan Tahunan 2017

18

d. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 20 RS yang

terdiri dari 10 RS Pemerintah dan 10 RS Swasta. Dari 20 rumah sakit

yang diperiksa terdapat 4 sarana (20%) MK dan 16 sarana (80%)

TMK, karena administrasi tidak tertib, gudang penyimpanan tidak

memadai, kapasitas gudang kurang memadai dan ditemukan produk

kadaluwarsa. Tindak lanjut yang dilakukan adalah berupa rekomendasi

usulan pembinaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

setempat. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 11.

Gambar 11. Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit Tahun 2017

e. Pemeriksaan Sarana Puskesmas dan Instalasi Farmasi Kab/KotaPada tahun 2017, puskemas yang diperiksa 45 sarana (37%) dari 121

puskemas yang ada di DIY. Hasil pemeriksaan menunjukkan 10 sarana

(22%) MK dan 35 puskesmas (78%) TMK. Temuan utama adalah

karena penyimpanan obat/vaksin yang tidak sesuai ketentuan dan

administrasi tidak tertib. Terhadap sarana yang TMK, telah

ditindaklanjuti dengan rekomendasi usul pembinaan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

5 Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota (IFK) dan 1 instalasi farmasi

provinsi telah diperiksa dengan hasil semua sarana TMK, karena

kondisi penyimpanan, serta ditemukan produk kadaluwarsa dan tanpa

ijin edar. Terhadap pelanggaran tersebut telah direkomendasikan

usulan pembinaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Propinsi

setempat.

MK

TMK

diperiksa

Page 27: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

19

f. Pemeriksaan Sarana KlinikSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32 klinik

(26%) dari 122 sarana yang ada. Dari 32 sarana yang diperiksa,

terdapat 6 sarana (19%) MK dan 26 sarana (81%) TMK karena

administrasi pengelolaan obat tidak tertib, ijin telah habis masa

berlakunya, penyimpanan tidak sesuai, tidak memiliki tenaga teknis

kefarmasian dan ditemukan produk daluwarsa serta produk tanpa ijin

edar. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 12

Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik

Data lengkap terkait hasil pemeriksaan sarana distribusi sesuai tabel 16terlampir

4. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan PBF

BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap sarana distribusi

produk farmasi dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin PBF baik PBF

Pusat maupun PBF Cabang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI

tentang Pedagang Besar Farmasi.

Pada tahun 2017 telah dilakukan audit Pemenuhan aspek Cara

Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terhadap 42 sarana PBF dengan hasil

16 sarana MS dan 26 sarana belum MS. 16 sarana PBF yang MS diberikan

rekomendasi untuk perijinan. Temuan dalam pemenuhan aspek CDOB

sebagian besar adalah terkait dokumen dan belum adanya pemisahan

terhadap area pemasukan dan pengeluaran barang.

B. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANNARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta

terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan NAPZA meliputi:

MK, 6, 19%

Laporan Tahunan 2017

19

f. Pemeriksaan Sarana KlinikSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32 klinik

(26%) dari 122 sarana yang ada. Dari 32 sarana yang diperiksa,

terdapat 6 sarana (19%) MK dan 26 sarana (81%) TMK karena

administrasi pengelolaan obat tidak tertib, ijin telah habis masa

berlakunya, penyimpanan tidak sesuai, tidak memiliki tenaga teknis

kefarmasian dan ditemukan produk daluwarsa serta produk tanpa ijin

edar. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 12

Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik

Data lengkap terkait hasil pemeriksaan sarana distribusi sesuai tabel 16terlampir

4. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan PBF

BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap sarana distribusi

produk farmasi dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin PBF baik PBF

Pusat maupun PBF Cabang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI

tentang Pedagang Besar Farmasi.

Pada tahun 2017 telah dilakukan audit Pemenuhan aspek Cara

Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terhadap 42 sarana PBF dengan hasil

16 sarana MS dan 26 sarana belum MS. 16 sarana PBF yang MS diberikan

rekomendasi untuk perijinan. Temuan dalam pemenuhan aspek CDOB

sebagian besar adalah terkait dokumen dan belum adanya pemisahan

terhadap area pemasukan dan pengeluaran barang.

B. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANNARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta

terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan NAPZA meliputi:

MK, 6, 19%

adm, 15, 47%

obatTIE5

16%

ijinhabis, 3, 9%ttk, 2, 6%

obatED, 1, 3%

TMK, 26, 81%

Laporan Tahunan 2017

19

f. Pemeriksaan Sarana KlinikSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32 klinik

(26%) dari 122 sarana yang ada. Dari 32 sarana yang diperiksa,

terdapat 6 sarana (19%) MK dan 26 sarana (81%) TMK karena

administrasi pengelolaan obat tidak tertib, ijin telah habis masa

berlakunya, penyimpanan tidak sesuai, tidak memiliki tenaga teknis

kefarmasian dan ditemukan produk daluwarsa serta produk tanpa ijin

edar. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 12

Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik

Data lengkap terkait hasil pemeriksaan sarana distribusi sesuai tabel 16terlampir

4. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan PBF

BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap sarana distribusi

produk farmasi dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin PBF baik PBF

Pusat maupun PBF Cabang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI

tentang Pedagang Besar Farmasi.

Pada tahun 2017 telah dilakukan audit Pemenuhan aspek Cara

Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terhadap 42 sarana PBF dengan hasil

16 sarana MS dan 26 sarana belum MS. 16 sarana PBF yang MS diberikan

rekomendasi untuk perijinan. Temuan dalam pemenuhan aspek CDOB

sebagian besar adalah terkait dokumen dan belum adanya pemisahan

terhadap area pemasukan dan pengeluaran barang.

B. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANNARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta

terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan NAPZA meliputi:

Page 28: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

20

1. Pengujian Produk Narkotika dan Psikotropika

Sampel narkotika dan psikotropika yang diuji berasal dari dua

sumber, yaitu dari anggaran DIPA sebanyak 29 sampel dengan hasil 5

sampel (8,62%) TMS dan dari kepolisian sebanyak 78 sampel dengan hasil

pengujian 6 sampel positif narkotika, 29 sampel positif psikotropika, dan 43

sampel positif obat keras yang sering disalahgunakan

2. Pengujian Rokok

BBPOM di Yogyakarta belum memiliki alat untuk pengujian nikotin

dan tar pada rokok, sehingga untuk pengujiannya, rokok yang disampling

BBPOM di Yogyakarta dirujuk ke BBPOM di Surabaya. Sampel yang

dikirimkan sebanyak 4 item dengan hasil semua MS.

3. Pemeriksaan dalam Rangka Pengawasan Narkotika,Psikotropika dan Prekursor (NPP)

Pengawasan sarana distribusi narkotika dan psikotropika meliputi

sarana PBF, Rumah Sakit dan Apotik. Selama tahun 2017 dilaksanakan

terhadap 50 sarana. Dari hasil pemeriksaan, 17 sarana (34%) MK,

sedangkan 33 sarana (66%) TMK karena administrasi pengelolaan yang

tidak tertib dan penyimpanan yang tidak memenuhi ketentuan.

Hasil pemeriksaan sarana secara terperinci adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan sarana PBFDari 12 sarana PBF yang diperiksa sebanyak 5 sarana (42%) TMK

karena administrasi pengelolaan tidak tertib. Tindak lanjut temuan

adalah surat peringatan untuk 2 sarana dan peringatan keras untuk 3

sarana.

b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah sarana Apotek yang diperiksa sebanyak 22 sarana dengan

hasil pemeriksaan 8 sarana (36%) MK, dan 14 sarana (64%) TMK

karena administrasi pengelolaan kurang tertib untuk 12 sarana dan

penyimpanan tidak memenuhi ketentuan untuk 2 sarana.

Terhadap sarana apotek yang TMK ditindaklanjuti berupa

rekomendasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk

diberikan peringatan kepada 6 sarana dan peringatan keras kepada 2

sarana.

Laporan Tahunan 2017

20

1. Pengujian Produk Narkotika dan Psikotropika

Sampel narkotika dan psikotropika yang diuji berasal dari dua

sumber, yaitu dari anggaran DIPA sebanyak 29 sampel dengan hasil 5

sampel (8,62%) TMS dan dari kepolisian sebanyak 78 sampel dengan hasil

pengujian 6 sampel positif narkotika, 29 sampel positif psikotropika, dan 43

sampel positif obat keras yang sering disalahgunakan

2. Pengujian Rokok

BBPOM di Yogyakarta belum memiliki alat untuk pengujian nikotin

dan tar pada rokok, sehingga untuk pengujiannya, rokok yang disampling

BBPOM di Yogyakarta dirujuk ke BBPOM di Surabaya. Sampel yang

dikirimkan sebanyak 4 item dengan hasil semua MS.

3. Pemeriksaan dalam Rangka Pengawasan Narkotika,Psikotropika dan Prekursor (NPP)

Pengawasan sarana distribusi narkotika dan psikotropika meliputi

sarana PBF, Rumah Sakit dan Apotik. Selama tahun 2017 dilaksanakan

terhadap 50 sarana. Dari hasil pemeriksaan, 17 sarana (34%) MK,

sedangkan 33 sarana (66%) TMK karena administrasi pengelolaan yang

tidak tertib dan penyimpanan yang tidak memenuhi ketentuan.

Hasil pemeriksaan sarana secara terperinci adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan sarana PBFDari 12 sarana PBF yang diperiksa sebanyak 5 sarana (42%) TMK

karena administrasi pengelolaan tidak tertib. Tindak lanjut temuan

adalah surat peringatan untuk 2 sarana dan peringatan keras untuk 3

sarana.

b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah sarana Apotek yang diperiksa sebanyak 22 sarana dengan

hasil pemeriksaan 8 sarana (36%) MK, dan 14 sarana (64%) TMK

karena administrasi pengelolaan kurang tertib untuk 12 sarana dan

penyimpanan tidak memenuhi ketentuan untuk 2 sarana.

Terhadap sarana apotek yang TMK ditindaklanjuti berupa

rekomendasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk

diberikan peringatan kepada 6 sarana dan peringatan keras kepada 2

sarana.

Laporan Tahunan 2017

20

1. Pengujian Produk Narkotika dan Psikotropika

Sampel narkotika dan psikotropika yang diuji berasal dari dua

sumber, yaitu dari anggaran DIPA sebanyak 29 sampel dengan hasil 5

sampel (8,62%) TMS dan dari kepolisian sebanyak 78 sampel dengan hasil

pengujian 6 sampel positif narkotika, 29 sampel positif psikotropika, dan 43

sampel positif obat keras yang sering disalahgunakan

2. Pengujian Rokok

BBPOM di Yogyakarta belum memiliki alat untuk pengujian nikotin

dan tar pada rokok, sehingga untuk pengujiannya, rokok yang disampling

BBPOM di Yogyakarta dirujuk ke BBPOM di Surabaya. Sampel yang

dikirimkan sebanyak 4 item dengan hasil semua MS.

3. Pemeriksaan dalam Rangka Pengawasan Narkotika,Psikotropika dan Prekursor (NPP)

Pengawasan sarana distribusi narkotika dan psikotropika meliputi

sarana PBF, Rumah Sakit dan Apotik. Selama tahun 2017 dilaksanakan

terhadap 50 sarana. Dari hasil pemeriksaan, 17 sarana (34%) MK,

sedangkan 33 sarana (66%) TMK karena administrasi pengelolaan yang

tidak tertib dan penyimpanan yang tidak memenuhi ketentuan.

Hasil pemeriksaan sarana secara terperinci adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan sarana PBFDari 12 sarana PBF yang diperiksa sebanyak 5 sarana (42%) TMK

karena administrasi pengelolaan tidak tertib. Tindak lanjut temuan

adalah surat peringatan untuk 2 sarana dan peringatan keras untuk 3

sarana.

b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah sarana Apotek yang diperiksa sebanyak 22 sarana dengan

hasil pemeriksaan 8 sarana (36%) MK, dan 14 sarana (64%) TMK

karena administrasi pengelolaan kurang tertib untuk 12 sarana dan

penyimpanan tidak memenuhi ketentuan untuk 2 sarana.

Terhadap sarana apotek yang TMK ditindaklanjuti berupa

rekomendasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk

diberikan peringatan kepada 6 sarana dan peringatan keras kepada 2

sarana.

Page 29: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

21

c. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitJumlah sarana rumah sakit yang diperiksa sebanyak 16 sarana

dengan hasil pemeriksaan 2 sarana MK dan 14 sarana TMK karena

pengelolaan administrasi tidak tertib.

Terhadap sarana rumah sakit yang TMK telah ditindaklanjuti berupa

rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk

diberikan peringatan kepada 3 sarana dan peringatan keras kepada

11 sarana.

Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika

Cakupan pengawasan sarana distribusi obat, narkotik dan psikotropika

adalah sebesar 35 % dihitung dari jumlah sarana yang ada sebanyak

1001 dan sarana yang diperiksa sebanyak 353. Data selengkapnya

sesuai tabel 16 terlampir.

C. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANSUPLEMEN KESEHATAN

Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta

terhadap mutu, keamanan dan kemanfaatan produk komplemen meliputi :

1. Pengujian Suplemen Kesehatan

Selama tahun 2017 telah dilakukan pengambilan sampel dan

pengujian laboratorium terhadap produk komplemen sejumlah 190

sampel, dengan hasil uji sebanyak 187 sampel (98,4%) MS dan 3 sampel

(1,6%) TMS pemerian dan penetapan kadar kofein. Profil hasil pengujian

sampel suplemen kesehatan dapat dilihat pada gambar 14

PBF

Laporan Tahunan 2017

21

c. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitJumlah sarana rumah sakit yang diperiksa sebanyak 16 sarana

dengan hasil pemeriksaan 2 sarana MK dan 14 sarana TMK karena

pengelolaan administrasi tidak tertib.

Terhadap sarana rumah sakit yang TMK telah ditindaklanjuti berupa

rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk

diberikan peringatan kepada 3 sarana dan peringatan keras kepada

11 sarana.

Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika

Cakupan pengawasan sarana distribusi obat, narkotik dan psikotropika

adalah sebesar 35 % dihitung dari jumlah sarana yang ada sebanyak

1001 dan sarana yang diperiksa sebanyak 353. Data selengkapnya

sesuai tabel 16 terlampir.

C. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANSUPLEMEN KESEHATAN

Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta

terhadap mutu, keamanan dan kemanfaatan produk komplemen meliputi :

1. Pengujian Suplemen Kesehatan

Selama tahun 2017 telah dilakukan pengambilan sampel dan

pengujian laboratorium terhadap produk komplemen sejumlah 190

sampel, dengan hasil uji sebanyak 187 sampel (98,4%) MS dan 3 sampel

(1,6%) TMS pemerian dan penetapan kadar kofein. Profil hasil pengujian

sampel suplemen kesehatan dapat dilihat pada gambar 14

MK

TMK

diperiksa

PBFApotek

Rumah Sakit

78

2

5

14 14

12

2216

Laporan Tahunan 2017

21

c. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitJumlah sarana rumah sakit yang diperiksa sebanyak 16 sarana

dengan hasil pemeriksaan 2 sarana MK dan 14 sarana TMK karena

pengelolaan administrasi tidak tertib.

Terhadap sarana rumah sakit yang TMK telah ditindaklanjuti berupa

rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk

diberikan peringatan kepada 3 sarana dan peringatan keras kepada

11 sarana.

Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika

Cakupan pengawasan sarana distribusi obat, narkotik dan psikotropika

adalah sebesar 35 % dihitung dari jumlah sarana yang ada sebanyak

1001 dan sarana yang diperiksa sebanyak 353. Data selengkapnya

sesuai tabel 16 terlampir.

C. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANSUPLEMEN KESEHATAN

Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta

terhadap mutu, keamanan dan kemanfaatan produk komplemen meliputi :

1. Pengujian Suplemen Kesehatan

Selama tahun 2017 telah dilakukan pengambilan sampel dan

pengujian laboratorium terhadap produk komplemen sejumlah 190

sampel, dengan hasil uji sebanyak 187 sampel (98,4%) MS dan 3 sampel

(1,6%) TMS pemerian dan penetapan kadar kofein. Profil hasil pengujian

sampel suplemen kesehatan dapat dilihat pada gambar 14

TMK

diperiksa

Page 30: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

22

Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan

Dalam pengujian produk komplemen secara umum terbagi menjadi dua

yaitu pengujian berdasarkan klaim khasiat dan berdasarkan komposisi.

Produk sesuai klaim khasiat terdiri dari klaim khasiat stamina, pelangsing,

rematik dan nafsu makan. Sedangkan berdasarkan komposisi biasanya

dilakukan untuk sampel dengan kategori vitamin tunggal, multivitamin dan

energy drink.

Tahun 2017 telah dilakukan pengujian parameter baru antara lain :

1. Penetapan kadar vitamin B12 terhadap suplemen kesehatan

2. Identifikasi clenbuterol pada sampel kesehatan dengan klaim

fitness/gym.

3. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada sampel yang

mengandung glukosamin.

2. Pemeriksaan Sarana Distribusi Suplemen Kesehatan

Telah dilakukan pemeriksaan setempat terhadap sarana distribusi

produk komplemen pada tahun 2017 sebanyak 10 sarana sesuai dengan

jumlah yang ditargetkan. Aspek yang diperiksa meliputi klasifikasi,

administrasi, penyimpanan dan legalitas produk yang dijual dengan hasil

pemeriksaan 6 sarana (60%) MK dan 4 sarana (40%) TMK.

D. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN OBATTRADISIONAL

Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta

terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan obat tradisional meliputi:

1. Pengujian Obat Tradisional (OT)

Dalam rangka pengawasan mutu OT yang beredar, selama tahun

2017 telah dilakukan pengujian laboratorium terhadap 594 sampel OT

Laporan Tahunan 2017

22

Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan

Dalam pengujian produk komplemen secara umum terbagi menjadi dua

yaitu pengujian berdasarkan klaim khasiat dan berdasarkan komposisi.

Produk sesuai klaim khasiat terdiri dari klaim khasiat stamina, pelangsing,

rematik dan nafsu makan. Sedangkan berdasarkan komposisi biasanya

dilakukan untuk sampel dengan kategori vitamin tunggal, multivitamin dan

energy drink.

Tahun 2017 telah dilakukan pengujian parameter baru antara lain :

1. Penetapan kadar vitamin B12 terhadap suplemen kesehatan

2. Identifikasi clenbuterol pada sampel kesehatan dengan klaim

fitness/gym.

3. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada sampel yang

mengandung glukosamin.

2. Pemeriksaan Sarana Distribusi Suplemen Kesehatan

Telah dilakukan pemeriksaan setempat terhadap sarana distribusi

produk komplemen pada tahun 2017 sebanyak 10 sarana sesuai dengan

jumlah yang ditargetkan. Aspek yang diperiksa meliputi klasifikasi,

administrasi, penyimpanan dan legalitas produk yang dijual dengan hasil

pemeriksaan 6 sarana (60%) MK dan 4 sarana (40%) TMK.

D. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN OBATTRADISIONAL

Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta

terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan obat tradisional meliputi:

1. Pengujian Obat Tradisional (OT)

Dalam rangka pengawasan mutu OT yang beredar, selama tahun

2017 telah dilakukan pengujian laboratorium terhadap 594 sampel OT

MS;98,40%

TMS; 1,60%

Laporan Tahunan 2017

22

Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan

Dalam pengujian produk komplemen secara umum terbagi menjadi dua

yaitu pengujian berdasarkan klaim khasiat dan berdasarkan komposisi.

Produk sesuai klaim khasiat terdiri dari klaim khasiat stamina, pelangsing,

rematik dan nafsu makan. Sedangkan berdasarkan komposisi biasanya

dilakukan untuk sampel dengan kategori vitamin tunggal, multivitamin dan

energy drink.

Tahun 2017 telah dilakukan pengujian parameter baru antara lain :

1. Penetapan kadar vitamin B12 terhadap suplemen kesehatan

2. Identifikasi clenbuterol pada sampel kesehatan dengan klaim

fitness/gym.

3. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada sampel yang

mengandung glukosamin.

2. Pemeriksaan Sarana Distribusi Suplemen Kesehatan

Telah dilakukan pemeriksaan setempat terhadap sarana distribusi

produk komplemen pada tahun 2017 sebanyak 10 sarana sesuai dengan

jumlah yang ditargetkan. Aspek yang diperiksa meliputi klasifikasi,

administrasi, penyimpanan dan legalitas produk yang dijual dengan hasil

pemeriksaan 6 sarana (60%) MK dan 4 sarana (40%) TMK.

D. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN OBATTRADISIONAL

Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta

terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan obat tradisional meliputi:

1. Pengujian Obat Tradisional (OT)

Dalam rangka pengawasan mutu OT yang beredar, selama tahun

2017 telah dilakukan pengujian laboratorium terhadap 594 sampel OT

TMS; 1,60%

MS

TMS

Page 31: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

23

terdiri dari 572 sampel rutin, 11 sampel kasus penyidikan, dan 11 sampel

pihak ketiga. Dari hasil pengujian menunjukan 129 sampel (22%) TMS

untuk parameter uji kimia dan atau parameter uji mikrobiologi. Profil hasil

pengujian sampel OT dan rincian yang TMS, ditampilkan berturut-turut

pada gambar 15 dan 16.

Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT

Rincian sampel TMS yaitu sejumlah 29 sampel TMS parameter uji kimia, 3

sampel TMS parameter uji kimia dan mikrobiologi dan 96 sampel TMS uji

mikrobiologi.

Gambar 16. Profil Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat

Jenis parameter uji kimia yang TMS terdiri dari parameter farmasetik

(kadar air 6 sampel, keseragaman bobot 2 sampel), etanol melebihi kadar

sejumlah 1 sampel, positif mengandung metanol 1 sample dan

mengandung bahan kimia obat sejumlah 9 sampel.

911

01020304050607080

Laporan Tahunan 2017

23

terdiri dari 572 sampel rutin, 11 sampel kasus penyidikan, dan 11 sampel

pihak ketiga. Dari hasil pengujian menunjukan 129 sampel (22%) TMS

untuk parameter uji kimia dan atau parameter uji mikrobiologi. Profil hasil

pengujian sampel OT dan rincian yang TMS, ditampilkan berturut-turut

pada gambar 15 dan 16.

Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT

Rincian sampel TMS yaitu sejumlah 29 sampel TMS parameter uji kimia, 3

sampel TMS parameter uji kimia dan mikrobiologi dan 96 sampel TMS uji

mikrobiologi.

Gambar 16. Profil Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat

Jenis parameter uji kimia yang TMS terdiri dari parameter farmasetik

(kadar air 6 sampel, keseragaman bobot 2 sampel), etanol melebihi kadar

sejumlah 1 sampel, positif mengandung metanol 1 sample dan

mengandung bahan kimia obat sejumlah 9 sampel.

9 6 2 2 3

67

22511

SWASTA PENYIDIKAN RUTIN

Laporan Tahunan 2017

23

terdiri dari 572 sampel rutin, 11 sampel kasus penyidikan, dan 11 sampel

pihak ketiga. Dari hasil pengujian menunjukan 129 sampel (22%) TMS

untuk parameter uji kimia dan atau parameter uji mikrobiologi. Profil hasil

pengujian sampel OT dan rincian yang TMS, ditampilkan berturut-turut

pada gambar 15 dan 16.

Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT

Rincian sampel TMS yaitu sejumlah 29 sampel TMS parameter uji kimia, 3

sampel TMS parameter uji kimia dan mikrobiologi dan 96 sampel TMS uji

mikrobiologi.

Gambar 16. Profil Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat

Jenis parameter uji kimia yang TMS terdiri dari parameter farmasetik

(kadar air 6 sampel, keseragaman bobot 2 sampel), etanol melebihi kadar

sejumlah 1 sampel, positif mengandung metanol 1 sample dan

mengandung bahan kimia obat sejumlah 9 sampel.

1 1

Page 32: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

24

Terdapat 3 sampel yang TMS mikrobiologi (ALT) dan kadar air.

Sedangkan parameter mikrobiologi yang TMS adalah ALT sejumlah 67

sampel, AKK 2 sampel, ALT-AKK 25 sampel, E coli 1 sampel dan

Pseudomonas aeruginosa 1 sampel.

Jenis kategori sampel yang TMS mengandung Bahan Kimia Obat

(BKO) berjumlah 20 sampel terdiri dari jamu dengan klaim indikasi stamina

sejumlah 9, Pelangsing 2 dan jamu dengan klaim khasiat analgetik/rematik

sejumlah 9 sampel. Dari jumlah sampel yang TMS tersebut ditemukan

sebanyak 24 jenis BKO.

Untuk OT dengan klaim khasiat analgetik, BKO yang dikandung

adalah Indometasin, Kofein, Fenilbutason, Parasetamol, Diklofenak dan

Deksametason. Klaim khasiat stamina BKO yang dikandung adalah

Kofein, Sildenafil, turunan sildenafil (Propoksi fenil hidroksihomosildenafil,

Thiodimetilsildenafil). Sedangkan untuk pelangsing BKO yang dikandung

adalah kafein.

Trend BKO dalam OT TMS masih seperti tahun sebelumnya yaitu

kofein, sildenafil dan fenilbutason. (Tabel 20 terlampir)

Terdapat satu sampel klaim stamina yang mengandung 2 turunan

sildenafil yaitu Propoksi fenil hidroksihomosildenafil dan

Thiodimetilsildenafil berdasarkan hasil dari uji rujuk ke PPOMN.

Ditahun 2017 laboratorium OT telah mampu melakukan pengujian

parameter baru yang diwajibkan sesuai prioritasi sampling tahun 2017

yaitu:

1. Identifikasi turunan sildenafil dan bahan kimia yang diduga dalam jamu

klaim khasiat stamina secara LC-MS/MS. Bahan kimia tersebut

diantaranya sildenafil sitrat, tadalafil, vardenafil HCl,yohimbin,

metiltestosteron, aminotadalafil, norasetildenafil, tiosildenafil,

tiodimetilsildenafil, hidroksihomosildenafil, hidroksitiohomosildenafil, dan

propoksifenilhidroksihomo sildenafil

2. Penetapan kadar vitamin B12 secara LC/MSMS pada sediaan

multivitamin

3. Identifikasi clenbuterol secara LC-MS/MS dalam suplemen kesehatan

klain fitnes/gym

4. Identifikasi dan penetapan Kadar cemaran logam berat (Pb dan Cd)

pada obat tradisional

Laporan Tahunan 2017

24

Terdapat 3 sampel yang TMS mikrobiologi (ALT) dan kadar air.

Sedangkan parameter mikrobiologi yang TMS adalah ALT sejumlah 67

sampel, AKK 2 sampel, ALT-AKK 25 sampel, E coli 1 sampel dan

Pseudomonas aeruginosa 1 sampel.

Jenis kategori sampel yang TMS mengandung Bahan Kimia Obat

(BKO) berjumlah 20 sampel terdiri dari jamu dengan klaim indikasi stamina

sejumlah 9, Pelangsing 2 dan jamu dengan klaim khasiat analgetik/rematik

sejumlah 9 sampel. Dari jumlah sampel yang TMS tersebut ditemukan

sebanyak 24 jenis BKO.

Untuk OT dengan klaim khasiat analgetik, BKO yang dikandung

adalah Indometasin, Kofein, Fenilbutason, Parasetamol, Diklofenak dan

Deksametason. Klaim khasiat stamina BKO yang dikandung adalah

Kofein, Sildenafil, turunan sildenafil (Propoksi fenil hidroksihomosildenafil,

Thiodimetilsildenafil). Sedangkan untuk pelangsing BKO yang dikandung

adalah kafein.

Trend BKO dalam OT TMS masih seperti tahun sebelumnya yaitu

kofein, sildenafil dan fenilbutason. (Tabel 20 terlampir)

Terdapat satu sampel klaim stamina yang mengandung 2 turunan

sildenafil yaitu Propoksi fenil hidroksihomosildenafil dan

Thiodimetilsildenafil berdasarkan hasil dari uji rujuk ke PPOMN.

Ditahun 2017 laboratorium OT telah mampu melakukan pengujian

parameter baru yang diwajibkan sesuai prioritasi sampling tahun 2017

yaitu:

1. Identifikasi turunan sildenafil dan bahan kimia yang diduga dalam jamu

klaim khasiat stamina secara LC-MS/MS. Bahan kimia tersebut

diantaranya sildenafil sitrat, tadalafil, vardenafil HCl,yohimbin,

metiltestosteron, aminotadalafil, norasetildenafil, tiosildenafil,

tiodimetilsildenafil, hidroksihomosildenafil, hidroksitiohomosildenafil, dan

propoksifenilhidroksihomo sildenafil

2. Penetapan kadar vitamin B12 secara LC/MSMS pada sediaan

multivitamin

3. Identifikasi clenbuterol secara LC-MS/MS dalam suplemen kesehatan

klain fitnes/gym

4. Identifikasi dan penetapan Kadar cemaran logam berat (Pb dan Cd)

pada obat tradisional

Laporan Tahunan 2017

24

Terdapat 3 sampel yang TMS mikrobiologi (ALT) dan kadar air.

Sedangkan parameter mikrobiologi yang TMS adalah ALT sejumlah 67

sampel, AKK 2 sampel, ALT-AKK 25 sampel, E coli 1 sampel dan

Pseudomonas aeruginosa 1 sampel.

Jenis kategori sampel yang TMS mengandung Bahan Kimia Obat

(BKO) berjumlah 20 sampel terdiri dari jamu dengan klaim indikasi stamina

sejumlah 9, Pelangsing 2 dan jamu dengan klaim khasiat analgetik/rematik

sejumlah 9 sampel. Dari jumlah sampel yang TMS tersebut ditemukan

sebanyak 24 jenis BKO.

Untuk OT dengan klaim khasiat analgetik, BKO yang dikandung

adalah Indometasin, Kofein, Fenilbutason, Parasetamol, Diklofenak dan

Deksametason. Klaim khasiat stamina BKO yang dikandung adalah

Kofein, Sildenafil, turunan sildenafil (Propoksi fenil hidroksihomosildenafil,

Thiodimetilsildenafil). Sedangkan untuk pelangsing BKO yang dikandung

adalah kafein.

Trend BKO dalam OT TMS masih seperti tahun sebelumnya yaitu

kofein, sildenafil dan fenilbutason. (Tabel 20 terlampir)

Terdapat satu sampel klaim stamina yang mengandung 2 turunan

sildenafil yaitu Propoksi fenil hidroksihomosildenafil dan

Thiodimetilsildenafil berdasarkan hasil dari uji rujuk ke PPOMN.

Ditahun 2017 laboratorium OT telah mampu melakukan pengujian

parameter baru yang diwajibkan sesuai prioritasi sampling tahun 2017

yaitu:

1. Identifikasi turunan sildenafil dan bahan kimia yang diduga dalam jamu

klaim khasiat stamina secara LC-MS/MS. Bahan kimia tersebut

diantaranya sildenafil sitrat, tadalafil, vardenafil HCl,yohimbin,

metiltestosteron, aminotadalafil, norasetildenafil, tiosildenafil,

tiodimetilsildenafil, hidroksihomosildenafil, hidroksitiohomosildenafil, dan

propoksifenilhidroksihomo sildenafil

2. Penetapan kadar vitamin B12 secara LC/MSMS pada sediaan

multivitamin

3. Identifikasi clenbuterol secara LC-MS/MS dalam suplemen kesehatan

klain fitnes/gym

4. Identifikasi dan penetapan Kadar cemaran logam berat (Pb dan Cd)

pada obat tradisional

Page 33: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

25

5. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada suplemen kesehatan

dengan komposisi glukosamin

2. Pemeriksaan Sarana Produksi OT

Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan penerapan Cara

Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), pada tahun 2017 telah

dilakukan pemeriksaan terhadap 30 sarana (100% dari jumlah sarana

total). Hasil inspeksi menunjukkan bahwa hanya 6 sarana UKOT/UMOT

(20%) telah MK sedangkan 24 sarana (80%) TMK. Terhadap semua

pelanggaran telah dilakukan tindak lanjut berupa Surat Peringatan.

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi OT

Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan Cara Distribusi Obat

Tradisional yang Baik , pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 92 sarana (42%) dari 217 sarana yang yang ada. Hasil

pemeriksaan menunjukkan terdapat 49 sarana (53%) MK dan 43 sarana

(47%) TMK karena melakukan distribusi OT tanpa ijin edar (15 sarana)

dan mengandung BKO (28 sarana). Terhadap pelanggaran tersebut telah

dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk dan pemberian sanksi

berupa Surat Peringatan. Profil hasil hasil pemeriksaan sarana distribusi

obat tradisional ditampilkan pada gambar 17.

Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT

4. Pemeriksaan Usaha Kecil Menengah (UKM) PengrajinJamu Gendong dan Racikan

Pada tahun anggaran 2017 dilakukan pemeriksaan UKM Pengrajin Jamu

Gendong dan Racikan. Mengingat jamu gendong dan jamu racikan

merupakan produk yang tidak wajib daftar, pemeriksaan dilakukan

terhadap pemenuhan keamanan produk dengan menekankan ada

MK49

53%

Laporan Tahunan 2017

25

5. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada suplemen kesehatan

dengan komposisi glukosamin

2. Pemeriksaan Sarana Produksi OT

Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan penerapan Cara

Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), pada tahun 2017 telah

dilakukan pemeriksaan terhadap 30 sarana (100% dari jumlah sarana

total). Hasil inspeksi menunjukkan bahwa hanya 6 sarana UKOT/UMOT

(20%) telah MK sedangkan 24 sarana (80%) TMK. Terhadap semua

pelanggaran telah dilakukan tindak lanjut berupa Surat Peringatan.

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi OT

Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan Cara Distribusi Obat

Tradisional yang Baik , pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 92 sarana (42%) dari 217 sarana yang yang ada. Hasil

pemeriksaan menunjukkan terdapat 49 sarana (53%) MK dan 43 sarana

(47%) TMK karena melakukan distribusi OT tanpa ijin edar (15 sarana)

dan mengandung BKO (28 sarana). Terhadap pelanggaran tersebut telah

dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk dan pemberian sanksi

berupa Surat Peringatan. Profil hasil hasil pemeriksaan sarana distribusi

obat tradisional ditampilkan pada gambar 17.

Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT

4. Pemeriksaan Usaha Kecil Menengah (UKM) PengrajinJamu Gendong dan Racikan

Pada tahun anggaran 2017 dilakukan pemeriksaan UKM Pengrajin Jamu

Gendong dan Racikan. Mengingat jamu gendong dan jamu racikan

merupakan produk yang tidak wajib daftar, pemeriksaan dilakukan

terhadap pemenuhan keamanan produk dengan menekankan ada

MK49

53%

BKO28

31% TIE15

16%

TMK43

48%

Laporan Tahunan 2017

25

5. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada suplemen kesehatan

dengan komposisi glukosamin

2. Pemeriksaan Sarana Produksi OT

Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan penerapan Cara

Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), pada tahun 2017 telah

dilakukan pemeriksaan terhadap 30 sarana (100% dari jumlah sarana

total). Hasil inspeksi menunjukkan bahwa hanya 6 sarana UKOT/UMOT

(20%) telah MK sedangkan 24 sarana (80%) TMK. Terhadap semua

pelanggaran telah dilakukan tindak lanjut berupa Surat Peringatan.

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi OT

Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan Cara Distribusi Obat

Tradisional yang Baik , pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 92 sarana (42%) dari 217 sarana yang yang ada. Hasil

pemeriksaan menunjukkan terdapat 49 sarana (53%) MK dan 43 sarana

(47%) TMK karena melakukan distribusi OT tanpa ijin edar (15 sarana)

dan mengandung BKO (28 sarana). Terhadap pelanggaran tersebut telah

dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk dan pemberian sanksi

berupa Surat Peringatan. Profil hasil hasil pemeriksaan sarana distribusi

obat tradisional ditampilkan pada gambar 17.

Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT

4. Pemeriksaan Usaha Kecil Menengah (UKM) PengrajinJamu Gendong dan Racikan

Pada tahun anggaran 2017 dilakukan pemeriksaan UKM Pengrajin Jamu

Gendong dan Racikan. Mengingat jamu gendong dan jamu racikan

merupakan produk yang tidak wajib daftar, pemeriksaan dilakukan

terhadap pemenuhan keamanan produk dengan menekankan ada

Page 34: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

26

aspek pemenuhan higiene dan sanitasi dalam pembuatan jamu maupun

terhadap penggunaan jamu/OT yang dilarang (jamu mengandung BKO

maupun jamu yang tidak terdaftar). Telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 36 Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan. Hasil penilaian

100% MK. Profil pemeriksaan UKOT/UMOT dan pengrajin jamu gendong

seperti pada gambar 18.

Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu Gendong

5. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan Usaha Kecil OT (UKOT)

BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Usaha Kecil Obat

Tradisional (UKOT) dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin sesuai

Peraturan Manteri Kesehatan RI No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan

Usaha Obat Tradisional.

Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 5 sarana UKOT

dengan hasil sebanyak 1 sarana MS dan 4 sarana belum MS. Terhadap

sarana yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk izin usaha UKOT

kepada Kepala Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY yang

mendapatkan kewenangan dari Gubernur untuk mengeluarkan Izin UKOT.

Aspek yang menjadi temuan adalah 3 aspek dokumen, 2 aspek sanitasi

dan higiene serta 1 aspek bangunan dan fasilitas.

Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB sarana UKOT dalam RangkaPemberian Rekomendasi Izin Usaha

Laporan Tahunan 2017

26

aspek pemenuhan higiene dan sanitasi dalam pembuatan jamu maupun

terhadap penggunaan jamu/OT yang dilarang (jamu mengandung BKO

maupun jamu yang tidak terdaftar). Telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 36 Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan. Hasil penilaian

100% MK. Profil pemeriksaan UKOT/UMOT dan pengrajin jamu gendong

seperti pada gambar 18.

Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu Gendong

5. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan Usaha Kecil OT (UKOT)

BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Usaha Kecil Obat

Tradisional (UKOT) dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin sesuai

Peraturan Manteri Kesehatan RI No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan

Usaha Obat Tradisional.

Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 5 sarana UKOT

dengan hasil sebanyak 1 sarana MS dan 4 sarana belum MS. Terhadap

sarana yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk izin usaha UKOT

kepada Kepala Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY yang

mendapatkan kewenangan dari Gubernur untuk mengeluarkan Izin UKOT.

Aspek yang menjadi temuan adalah 3 aspek dokumen, 2 aspek sanitasi

dan higiene serta 1 aspek bangunan dan fasilitas.

Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB sarana UKOT dalam RangkaPemberian Rekomendasi Izin Usaha

TMK

MK

diperiksa

UKOT/UMOTJAMU GENDONG

24

0

636

30

36

1

4

Laporan Tahunan 2017

26

aspek pemenuhan higiene dan sanitasi dalam pembuatan jamu maupun

terhadap penggunaan jamu/OT yang dilarang (jamu mengandung BKO

maupun jamu yang tidak terdaftar). Telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 36 Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan. Hasil penilaian

100% MK. Profil pemeriksaan UKOT/UMOT dan pengrajin jamu gendong

seperti pada gambar 18.

Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu Gendong

5. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan Usaha Kecil OT (UKOT)

BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Usaha Kecil Obat

Tradisional (UKOT) dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin sesuai

Peraturan Manteri Kesehatan RI No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan

Usaha Obat Tradisional.

Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 5 sarana UKOT

dengan hasil sebanyak 1 sarana MS dan 4 sarana belum MS. Terhadap

sarana yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk izin usaha UKOT

kepada Kepala Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY yang

mendapatkan kewenangan dari Gubernur untuk mengeluarkan Izin UKOT.

Aspek yang menjadi temuan adalah 3 aspek dokumen, 2 aspek sanitasi

dan higiene serta 1 aspek bangunan dan fasilitas.

Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB sarana UKOT dalam RangkaPemberian Rekomendasi Izin Usaha

diperiksa

MS

TMS

Page 35: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

27

E. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANKOSMETIK

Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan

keamanan produk kosmetika meliputi :

1. Pengujian Kosmetik

Dalam rangka pengawasan mutu produk kosmetika yang beredar di

DIY telah dilakukan pengujian terhadap 1156 sampel kosmetika yang terdiri

dari 1142 sampel rutin dan 14 sampel kasus penyidikan. Dari 1142 sampel

rutin, sejumlah 802 sampel dilakukan uji mikrobiologi. Jumlah parameter uji

untuk produk kosmetik adalah 14870 yang terdiri dari 10860 parameter uji

kimia dan 4010 parameter uji mikrobiologi.

Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa 14 sampel (1,21

%) TMS untuk parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi. Profil

hasil pengujian produk kosmetik seperti gambar 20.

Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika

Dari 14 sampel TMS tersebut terdapat 4 sampel mengandung bahan

berbahaya ( 2 sampel TMS Merah K3, 2 sampel TMS Raksa sesuai tabel

22 terlampir), 1 sampel TMS Metanol, 1 sampel TMS Oktilmetoksisinamat,

4 sampel TMS Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir, 3 sampel

TMS Angka Lempeng Total dan 1 sampel TMS Angka Kapang Khamir.

Tahun 2017 laboratorium kosmetika menambah 12 parameter uji baru yaitu

penetapan kadar camphor, menthol, fluoride cadmium, dan arsen,

identifikasi difenhidramin HCl, dioksan, kloroform, triklosan, dietilenglikol,

camphor, dan menthol

Laporan Tahunan 2017

27

E. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANKOSMETIK

Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan

keamanan produk kosmetika meliputi :

1. Pengujian Kosmetik

Dalam rangka pengawasan mutu produk kosmetika yang beredar di

DIY telah dilakukan pengujian terhadap 1156 sampel kosmetika yang terdiri

dari 1142 sampel rutin dan 14 sampel kasus penyidikan. Dari 1142 sampel

rutin, sejumlah 802 sampel dilakukan uji mikrobiologi. Jumlah parameter uji

untuk produk kosmetik adalah 14870 yang terdiri dari 10860 parameter uji

kimia dan 4010 parameter uji mikrobiologi.

Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa 14 sampel (1,21

%) TMS untuk parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi. Profil

hasil pengujian produk kosmetik seperti gambar 20.

Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika

Dari 14 sampel TMS tersebut terdapat 4 sampel mengandung bahan

berbahaya ( 2 sampel TMS Merah K3, 2 sampel TMS Raksa sesuai tabel

22 terlampir), 1 sampel TMS Metanol, 1 sampel TMS Oktilmetoksisinamat,

4 sampel TMS Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir, 3 sampel

TMS Angka Lempeng Total dan 1 sampel TMS Angka Kapang Khamir.

Tahun 2017 laboratorium kosmetika menambah 12 parameter uji baru yaitu

penetapan kadar camphor, menthol, fluoride cadmium, dan arsen,

identifikasi difenhidramin HCl, dioksan, kloroform, triklosan, dietilenglikol,

camphor, dan menthol

Laporan Tahunan 2017

27

E. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANKOSMETIK

Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan

keamanan produk kosmetika meliputi :

1. Pengujian Kosmetik

Dalam rangka pengawasan mutu produk kosmetika yang beredar di

DIY telah dilakukan pengujian terhadap 1156 sampel kosmetika yang terdiri

dari 1142 sampel rutin dan 14 sampel kasus penyidikan. Dari 1142 sampel

rutin, sejumlah 802 sampel dilakukan uji mikrobiologi. Jumlah parameter uji

untuk produk kosmetik adalah 14870 yang terdiri dari 10860 parameter uji

kimia dan 4010 parameter uji mikrobiologi.

Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa 14 sampel (1,21

%) TMS untuk parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi. Profil

hasil pengujian produk kosmetik seperti gambar 20.

Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika

Dari 14 sampel TMS tersebut terdapat 4 sampel mengandung bahan

berbahaya ( 2 sampel TMS Merah K3, 2 sampel TMS Raksa sesuai tabel

22 terlampir), 1 sampel TMS Metanol, 1 sampel TMS Oktilmetoksisinamat,

4 sampel TMS Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir, 3 sampel

TMS Angka Lempeng Total dan 1 sampel TMS Angka Kapang Khamir.

Tahun 2017 laboratorium kosmetika menambah 12 parameter uji baru yaitu

penetapan kadar camphor, menthol, fluoride cadmium, dan arsen,

identifikasi difenhidramin HCl, dioksan, kloroform, triklosan, dietilenglikol,

camphor, dan menthol

Page 36: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

28

2. Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetik

Total sarana produksi kosmetik yang ada di DIY sebanyak 10

sarana. Tahun 2017 seluruh sarana telah dilakukan pemeriksaan dalam

rangka pemeriksaan penerapan CPKB dan notifikasi kosmetik. Hasil

pemeriksaan menunjukkan 1 sarana (10%) MK dan 9 sarana (90%) TMK.

Jenis pelanggaran yang dilakukan antara lain belum konsisten

dalam menerapkan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).

Terhadap sarana produksi tersebut telah dilakukan tindak lanjut dengan

melaporkan ke Badan POM untuk Industri kosmetik gol A (7 sarana) dan

langsung diberikan peringatan untuk Industri kosmetik gol B (2 sarana).

Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik seperti gambar 21.

Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik

Pemeriksaan sarana distribusi kosmetik dilakukan untuk memantau

kondisi penyimpanan dan legalitas produk yang didistribusikan. Selama

tahun 2017 telah diperiksa 142 sarana (21%) dari sarana yang ada.

Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 105 sarana (74%) MK

dan 37 sarana (26%) TMK. Pelanggaran yang dilakukan yaitu 35 sarana

mendistribusikan kosmetika tanpa ijin edar dan 2 sarana mengedarkan

kosmetik mengandung bahan dilarang. Terhadap temuan tersebut telah

dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk oleh pemilik dan

sanksi peringatan. Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik

seperti gambar 22.

Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika

Laporan Tahunan 2017

28

2. Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetik

Total sarana produksi kosmetik yang ada di DIY sebanyak 10

sarana. Tahun 2017 seluruh sarana telah dilakukan pemeriksaan dalam

rangka pemeriksaan penerapan CPKB dan notifikasi kosmetik. Hasil

pemeriksaan menunjukkan 1 sarana (10%) MK dan 9 sarana (90%) TMK.

Jenis pelanggaran yang dilakukan antara lain belum konsisten

dalam menerapkan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).

Terhadap sarana produksi tersebut telah dilakukan tindak lanjut dengan

melaporkan ke Badan POM untuk Industri kosmetik gol A (7 sarana) dan

langsung diberikan peringatan untuk Industri kosmetik gol B (2 sarana).

Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik seperti gambar 21.

Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik

Pemeriksaan sarana distribusi kosmetik dilakukan untuk memantau

kondisi penyimpanan dan legalitas produk yang didistribusikan. Selama

tahun 2017 telah diperiksa 142 sarana (21%) dari sarana yang ada.

Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 105 sarana (74%) MK

dan 37 sarana (26%) TMK. Pelanggaran yang dilakukan yaitu 35 sarana

mendistribusikan kosmetika tanpa ijin edar dan 2 sarana mengedarkan

kosmetik mengandung bahan dilarang. Terhadap temuan tersebut telah

dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk oleh pemilik dan

sanksi peringatan. Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik

seperti gambar 22.

Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika

MK, 1, 10%

peringatan; 2;20%

laporBPOM, 7,

70%

TMK, 9,90%

MK10574%

TIE, 35, 25%

BhnDilarang,

2, 1%

TMK37

26%

Laporan Tahunan 2017

28

2. Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetik

Total sarana produksi kosmetik yang ada di DIY sebanyak 10

sarana. Tahun 2017 seluruh sarana telah dilakukan pemeriksaan dalam

rangka pemeriksaan penerapan CPKB dan notifikasi kosmetik. Hasil

pemeriksaan menunjukkan 1 sarana (10%) MK dan 9 sarana (90%) TMK.

Jenis pelanggaran yang dilakukan antara lain belum konsisten

dalam menerapkan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).

Terhadap sarana produksi tersebut telah dilakukan tindak lanjut dengan

melaporkan ke Badan POM untuk Industri kosmetik gol A (7 sarana) dan

langsung diberikan peringatan untuk Industri kosmetik gol B (2 sarana).

Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik seperti gambar 21.

Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik

Pemeriksaan sarana distribusi kosmetik dilakukan untuk memantau

kondisi penyimpanan dan legalitas produk yang didistribusikan. Selama

tahun 2017 telah diperiksa 142 sarana (21%) dari sarana yang ada.

Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 105 sarana (74%) MK

dan 37 sarana (26%) TMK. Pelanggaran yang dilakukan yaitu 35 sarana

mendistribusikan kosmetika tanpa ijin edar dan 2 sarana mengedarkan

kosmetik mengandung bahan dilarang. Terhadap temuan tersebut telah

dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk oleh pemilik dan

sanksi peringatan. Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik

seperti gambar 22.

Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika

BhnDilarang,

2, 1%

Page 37: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

29

4. Penerbitan Surat Keterangan Ekspor/Surat Keterangan Impor(SKE/SKI)

Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta telah menerbitkan 1 (satu)

Surat Keterangan Ekspor (SKE) dan 8 Surat Keterangan import untuk

pengeluaran barang dari Bea Cukai untuk produk probiotik tujuan

penelitian dan suplemen kesehatan untuk pemakaian sendiri.

5. Audit Sarana Dalam Rangka Perijinan Industri Kosmetik

BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Kosmetik

dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetik sesuai

Permenkes No. 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang izin Produksi

Kosmetik.

Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 3 industri

kosmetik dengan hasil 2 industri MS dan 1 belum MS. Terhadap sarana

yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk Izin Produksi Kosmetik yang

ditujukan kepada Kepala Badan POM RI cq. Direktur Inspeksi dan

Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen. Grafik

profil pemenuhan CPKB ditampilkan pada gambar 23.

Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangkaberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika

F. PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PERBEKALANKESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

Menurut Permenkes no.1190 tahun 2010 pasal 5 disebutkan bahwa izin

edar PKRT dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Dalam pengawasan mutu dan

keamanannya juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta tidak melakukan

pengawasan mutu dan keamanan PKRT dan Alat Kesehatan. Walaupun

demikian Laboratorium BBPOM di Yogyakarta mempunyai beberapa jenis

Laporan Tahunan 2017

29

4. Penerbitan Surat Keterangan Ekspor/Surat Keterangan Impor(SKE/SKI)

Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta telah menerbitkan 1 (satu)

Surat Keterangan Ekspor (SKE) dan 8 Surat Keterangan import untuk

pengeluaran barang dari Bea Cukai untuk produk probiotik tujuan

penelitian dan suplemen kesehatan untuk pemakaian sendiri.

5. Audit Sarana Dalam Rangka Perijinan Industri Kosmetik

BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Kosmetik

dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetik sesuai

Permenkes No. 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang izin Produksi

Kosmetik.

Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 3 industri

kosmetik dengan hasil 2 industri MS dan 1 belum MS. Terhadap sarana

yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk Izin Produksi Kosmetik yang

ditujukan kepada Kepala Badan POM RI cq. Direktur Inspeksi dan

Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen. Grafik

profil pemenuhan CPKB ditampilkan pada gambar 23.

Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangkaberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika

F. PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PERBEKALANKESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

Menurut Permenkes no.1190 tahun 2010 pasal 5 disebutkan bahwa izin

edar PKRT dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Dalam pengawasan mutu dan

keamanannya juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta tidak melakukan

pengawasan mutu dan keamanan PKRT dan Alat Kesehatan. Walaupun

demikian Laboratorium BBPOM di Yogyakarta mempunyai beberapa jenis

2

1MS

TMS

Laporan Tahunan 2017

29

4. Penerbitan Surat Keterangan Ekspor/Surat Keterangan Impor(SKE/SKI)

Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta telah menerbitkan 1 (satu)

Surat Keterangan Ekspor (SKE) dan 8 Surat Keterangan import untuk

pengeluaran barang dari Bea Cukai untuk produk probiotik tujuan

penelitian dan suplemen kesehatan untuk pemakaian sendiri.

5. Audit Sarana Dalam Rangka Perijinan Industri Kosmetik

BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Kosmetik

dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetik sesuai

Permenkes No. 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang izin Produksi

Kosmetik.

Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 3 industri

kosmetik dengan hasil 2 industri MS dan 1 belum MS. Terhadap sarana

yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk Izin Produksi Kosmetik yang

ditujukan kepada Kepala Badan POM RI cq. Direktur Inspeksi dan

Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen. Grafik

profil pemenuhan CPKB ditampilkan pada gambar 23.

Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangkaberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika

F. PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PERBEKALANKESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

Menurut Permenkes no.1190 tahun 2010 pasal 5 disebutkan bahwa izin

edar PKRT dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Dalam pengawasan mutu dan

keamanannya juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta tidak melakukan

pengawasan mutu dan keamanan PKRT dan Alat Kesehatan. Walaupun

demikian Laboratorium BBPOM di Yogyakarta mempunyai beberapa jenis

Page 38: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

30

produk dan parameter uji PKRT yang sudah terakreditasi oleh KAN/BSN,

namun pengujian PKRT hanya dilakukan untuk sampel pihak ketiga.

G. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN dan KEMANFAATAN PRODUKPANGANKegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan keamanan

produk pangan meliputi:

1. Pengujian Produk Pangan

Dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu produk pangan yang

beredar di DIY, selama tahun 2017 Laboratorium Pangan dan Bahan

Berbahaya telah melakukan pengujian sampel yang terdiri dari sampel

rutin (1054), PJAS (16) , garam (45), kemasan pangan (25), penyidikan

(14), kasus Pemdik (5), kasus Serlik (5), swasta (72) laboratorium keliling

(54), dan lain-lain / swasta, kasus (83) dengan total 1290 sampel. Profil

pengujian pada gambar 24.

Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan

a. Sampel RutinSejumlah 1054 sampel diuji berdasarkan parameter kimia dan/atau

parameter mikrobiologi dengan hasil TMS sebanyak 97 sampel

(9,20%). Tindak lanjut terhadap sampel TMS dilaporkan ke Badan

POM, kecuali untuk produk lokal (IRTP) direkomendasikan usulan

tindak lanjut kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan lintas

sector terkait. Grafik hasil pengujian sampel rutin dapat dilihat pada

gambar 25.

16

2514

Laporan Tahunan 2017

30

produk dan parameter uji PKRT yang sudah terakreditasi oleh KAN/BSN,

namun pengujian PKRT hanya dilakukan untuk sampel pihak ketiga.

G. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN dan KEMANFAATAN PRODUKPANGANKegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan keamanan

produk pangan meliputi:

1. Pengujian Produk Pangan

Dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu produk pangan yang

beredar di DIY, selama tahun 2017 Laboratorium Pangan dan Bahan

Berbahaya telah melakukan pengujian sampel yang terdiri dari sampel

rutin (1054), PJAS (16) , garam (45), kemasan pangan (25), penyidikan

(14), kasus Pemdik (5), kasus Serlik (5), swasta (72) laboratorium keliling

(54), dan lain-lain / swasta, kasus (83) dengan total 1290 sampel. Profil

pengujian pada gambar 24.

Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan

a. Sampel RutinSejumlah 1054 sampel diuji berdasarkan parameter kimia dan/atau

parameter mikrobiologi dengan hasil TMS sebanyak 97 sampel

(9,20%). Tindak lanjut terhadap sampel TMS dilaporkan ke Badan

POM, kecuali untuk produk lokal (IRTP) direkomendasikan usulan

tindak lanjut kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan lintas

sector terkait. Grafik hasil pengujian sampel rutin dapat dilihat pada

gambar 25.

1054

1645

2554

82 Rutin

PJAS

Garam

Kemasan

Penyidikan

Labling

Lain lain

Laporan Tahunan 2017

30

produk dan parameter uji PKRT yang sudah terakreditasi oleh KAN/BSN,

namun pengujian PKRT hanya dilakukan untuk sampel pihak ketiga.

G. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN dan KEMANFAATAN PRODUKPANGANKegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan keamanan

produk pangan meliputi:

1. Pengujian Produk Pangan

Dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu produk pangan yang

beredar di DIY, selama tahun 2017 Laboratorium Pangan dan Bahan

Berbahaya telah melakukan pengujian sampel yang terdiri dari sampel

rutin (1054), PJAS (16) , garam (45), kemasan pangan (25), penyidikan

(14), kasus Pemdik (5), kasus Serlik (5), swasta (72) laboratorium keliling

(54), dan lain-lain / swasta, kasus (83) dengan total 1290 sampel. Profil

pengujian pada gambar 24.

Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan

a. Sampel RutinSejumlah 1054 sampel diuji berdasarkan parameter kimia dan/atau

parameter mikrobiologi dengan hasil TMS sebanyak 97 sampel

(9,20%). Tindak lanjut terhadap sampel TMS dilaporkan ke Badan

POM, kecuali untuk produk lokal (IRTP) direkomendasikan usulan

tindak lanjut kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan lintas

sector terkait. Grafik hasil pengujian sampel rutin dapat dilihat pada

gambar 25.

Rutin

PJAS

Garam

Kemasan

Penyidikan

Labling

Lain lain

Page 39: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

31

Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan

b. Sampel Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS)Selama tahun 2017 dilakukan sampling PJAS dari Sekolah Dasar di

wilayah Kota/Kabupaten. Sejumlah 16 sampel diuji dengan hasil TMS

berdasarkan parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi

sebanyak 5 sampel (31,25%). Profil hasil pengujian seperti pada

gambar 26.

Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS

c. Sampel GaramBBPOM di Yogyakarta melakukan sampling garam beriodium, dalam

rangka mendukung program nasional pemerintah untuk

menanggulangi gangguan kesehatan akibat kekurangan iodium pada

masyarakat. Pada tahun 2017 telah dilakukan sampling dan pengujian

laboratorium terhadap 45 sampel garam beriodium dengan hasil 12

sampel (26,67%) TMS Kalium Iodat (KIO3) dan atau kadar air. Tindak

lanjut terhadap hasil pengujian TMS adalah pelaporan ke Badan POM.

Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium

Laporan Tahunan 2017

31

Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan

b. Sampel Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS)Selama tahun 2017 dilakukan sampling PJAS dari Sekolah Dasar di

wilayah Kota/Kabupaten. Sejumlah 16 sampel diuji dengan hasil TMS

berdasarkan parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi

sebanyak 5 sampel (31,25%). Profil hasil pengujian seperti pada

gambar 26.

Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS

c. Sampel GaramBBPOM di Yogyakarta melakukan sampling garam beriodium, dalam

rangka mendukung program nasional pemerintah untuk

menanggulangi gangguan kesehatan akibat kekurangan iodium pada

masyarakat. Pada tahun 2017 telah dilakukan sampling dan pengujian

laboratorium terhadap 45 sampel garam beriodium dengan hasil 12

sampel (26,67%) TMS Kalium Iodat (KIO3) dan atau kadar air. Tindak

lanjut terhadap hasil pengujian TMS adalah pelaporan ke Badan POM.

Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium

TMS97

9,20%

MS957

90,80%TMSMS

TMS5

31,25%

MS11

68,75% TMS

MS

TMS12

26,67%

MS33

73,33%TMSMS

Laporan Tahunan 2017

31

Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan

b. Sampel Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS)Selama tahun 2017 dilakukan sampling PJAS dari Sekolah Dasar di

wilayah Kota/Kabupaten. Sejumlah 16 sampel diuji dengan hasil TMS

berdasarkan parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi

sebanyak 5 sampel (31,25%). Profil hasil pengujian seperti pada

gambar 26.

Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS

c. Sampel GaramBBPOM di Yogyakarta melakukan sampling garam beriodium, dalam

rangka mendukung program nasional pemerintah untuk

menanggulangi gangguan kesehatan akibat kekurangan iodium pada

masyarakat. Pada tahun 2017 telah dilakukan sampling dan pengujian

laboratorium terhadap 45 sampel garam beriodium dengan hasil 12

sampel (26,67%) TMS Kalium Iodat (KIO3) dan atau kadar air. Tindak

lanjut terhadap hasil pengujian TMS adalah pelaporan ke Badan POM.

Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium

TMSMS

TMS

MS

Page 40: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

32

d. Sampel Kemasan PanganTelah dilakukan sampling pengujian terhadap 25 sampel kemasan

pangan yang terdiri dari 14 kemasan berbahan melamin, 5 kemasan

berbahan keramik, dan 1 kemasan berbahan logam, 4 berbahan

plastik polikarbonat, dan 1 kemasan gelas. Parameter yang diuji

adalah migrasi formaldehid, logam Pb, Cd, Cr, dan Hg untuk sampel

kemasan melamin, migrasi logam Pb dan Cd untuk sampel kemasan

keramik, dan migrasi logam Pb, Cd, dan Cr untuk sampel kemasan

logam, Bisphenol-A (BPA) pada sampel kemasan plastik polikarbonat.

Hasil pengujian seluruh sampel tersebut MS.

e. Pengujian Sampel Laboratorium KelilingBBPOM di Yogyakarta juga melakukan kegiatan Laboratorium Keliling

terhadap sampel Desa Rawan Pangan , Gerakan Keamanan Pangan

Desa(GKPD), Pangan Buka Puasa , Pangan Jajanan Pasar

Tradisional dan Intensifikasi Pangan.

Sampel laboratorium keliling yang dilaporkan di sini adalah sampel

yang diuji penegasan di laboratorium karena hasilnya TMS ataupun

meragukan dengan uji kit di lapangan.

Total sampel Desa Rawan Pangan 1 sampel, dengan TMS uji kimia (

rhodamin B).

Total sampel GKPD sebanyak 10 sampel dengan hasil semua sampel

(100%) TMS kimia yaitu boraks (2) dan rhodamin B (8).

Sampel pangan Buka Puasa sebanyak 20 sampel, dengan hasil 19

sampel (95%) TMS kandungan bahan berbahaya boraks (3) dan

rhodamin B (16). Profil hasil pengujian seperti pada gambar 28.

Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa

Laporan Tahunan 2017

32

d. Sampel Kemasan PanganTelah dilakukan sampling pengujian terhadap 25 sampel kemasan

pangan yang terdiri dari 14 kemasan berbahan melamin, 5 kemasan

berbahan keramik, dan 1 kemasan berbahan logam, 4 berbahan

plastik polikarbonat, dan 1 kemasan gelas. Parameter yang diuji

adalah migrasi formaldehid, logam Pb, Cd, Cr, dan Hg untuk sampel

kemasan melamin, migrasi logam Pb dan Cd untuk sampel kemasan

keramik, dan migrasi logam Pb, Cd, dan Cr untuk sampel kemasan

logam, Bisphenol-A (BPA) pada sampel kemasan plastik polikarbonat.

Hasil pengujian seluruh sampel tersebut MS.

e. Pengujian Sampel Laboratorium KelilingBBPOM di Yogyakarta juga melakukan kegiatan Laboratorium Keliling

terhadap sampel Desa Rawan Pangan , Gerakan Keamanan Pangan

Desa(GKPD), Pangan Buka Puasa , Pangan Jajanan Pasar

Tradisional dan Intensifikasi Pangan.

Sampel laboratorium keliling yang dilaporkan di sini adalah sampel

yang diuji penegasan di laboratorium karena hasilnya TMS ataupun

meragukan dengan uji kit di lapangan.

Total sampel Desa Rawan Pangan 1 sampel, dengan TMS uji kimia (

rhodamin B).

Total sampel GKPD sebanyak 10 sampel dengan hasil semua sampel

(100%) TMS kimia yaitu boraks (2) dan rhodamin B (8).

Sampel pangan Buka Puasa sebanyak 20 sampel, dengan hasil 19

sampel (95%) TMS kandungan bahan berbahaya boraks (3) dan

rhodamin B (16). Profil hasil pengujian seperti pada gambar 28.

Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa

TMS19

95,00%

MS1

5,00%

Laporan Tahunan 2017

32

d. Sampel Kemasan PanganTelah dilakukan sampling pengujian terhadap 25 sampel kemasan

pangan yang terdiri dari 14 kemasan berbahan melamin, 5 kemasan

berbahan keramik, dan 1 kemasan berbahan logam, 4 berbahan

plastik polikarbonat, dan 1 kemasan gelas. Parameter yang diuji

adalah migrasi formaldehid, logam Pb, Cd, Cr, dan Hg untuk sampel

kemasan melamin, migrasi logam Pb dan Cd untuk sampel kemasan

keramik, dan migrasi logam Pb, Cd, dan Cr untuk sampel kemasan

logam, Bisphenol-A (BPA) pada sampel kemasan plastik polikarbonat.

Hasil pengujian seluruh sampel tersebut MS.

e. Pengujian Sampel Laboratorium KelilingBBPOM di Yogyakarta juga melakukan kegiatan Laboratorium Keliling

terhadap sampel Desa Rawan Pangan , Gerakan Keamanan Pangan

Desa(GKPD), Pangan Buka Puasa , Pangan Jajanan Pasar

Tradisional dan Intensifikasi Pangan.

Sampel laboratorium keliling yang dilaporkan di sini adalah sampel

yang diuji penegasan di laboratorium karena hasilnya TMS ataupun

meragukan dengan uji kit di lapangan.

Total sampel Desa Rawan Pangan 1 sampel, dengan TMS uji kimia (

rhodamin B).

Total sampel GKPD sebanyak 10 sampel dengan hasil semua sampel

(100%) TMS kimia yaitu boraks (2) dan rhodamin B (8).

Sampel pangan Buka Puasa sebanyak 20 sampel, dengan hasil 19

sampel (95%) TMS kandungan bahan berbahaya boraks (3) dan

rhodamin B (16). Profil hasil pengujian seperti pada gambar 28.

Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa

MS1

5,00% TMS

MS

Page 41: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

33

Total sampel Pangan Jajanan Pasar Tradisional 20 sampel, sejumlah

12 sampel (60%) TMS kimia boraks (1) dan rhodamin B (11). Profil

hasil pengujian seperti pada gambar 29.

Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional

f. Sampel Lain-lain (swasta, kasus, tamu negara)

Sampel lain-lain yang diuji adalah sampel Swasta (72 sampel), Kasus

Serlik (5 sampel), Kasus Pemeriksaan (5 sampel), Tamu Negara

(1331 sampel).

Sampel swasta yang diuji total 72 sampel , dengan hasil 4 sampel

(5,56%) TMS kimia formalin (3) dan rhodamin B (1). Profil hasil

pengujian seperti pada gambar 30.

Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta

Sampel kasus dari Bidang Serlik yang diuji total 5 sampel , dengan

hasil 2 sampel (40%) TMS kandungan pengawet (1) dan kadar KiO3

(1).

Sampel kasus dari Bidang Pemdik yang diuji total 5 sampel dengan

hasil MS.

Sampel kasus Penyidikan yang diuji total 14 sampel , dengan hasil 7

sampel (50%) TMS kandungan pengawet 3, pH 2, boraks 2, formalin

1, sakarin 1. Profil hasil pengujian seperti pada gambar 31

Laporan Tahunan 2017

33

Total sampel Pangan Jajanan Pasar Tradisional 20 sampel, sejumlah

12 sampel (60%) TMS kimia boraks (1) dan rhodamin B (11). Profil

hasil pengujian seperti pada gambar 29.

Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional

f. Sampel Lain-lain (swasta, kasus, tamu negara)

Sampel lain-lain yang diuji adalah sampel Swasta (72 sampel), Kasus

Serlik (5 sampel), Kasus Pemeriksaan (5 sampel), Tamu Negara

(1331 sampel).

Sampel swasta yang diuji total 72 sampel , dengan hasil 4 sampel

(5,56%) TMS kimia formalin (3) dan rhodamin B (1). Profil hasil

pengujian seperti pada gambar 30.

Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta

Sampel kasus dari Bidang Serlik yang diuji total 5 sampel , dengan

hasil 2 sampel (40%) TMS kandungan pengawet (1) dan kadar KiO3

(1).

Sampel kasus dari Bidang Pemdik yang diuji total 5 sampel dengan

hasil MS.

Sampel kasus Penyidikan yang diuji total 14 sampel , dengan hasil 7

sampel (50%) TMS kandungan pengawet 3, pH 2, boraks 2, formalin

1, sakarin 1. Profil hasil pengujian seperti pada gambar 31

TMS12

60,00%

MS8

40,00%

TMS4

5,56%MS68

94,44%

Laporan Tahunan 2017

33

Total sampel Pangan Jajanan Pasar Tradisional 20 sampel, sejumlah

12 sampel (60%) TMS kimia boraks (1) dan rhodamin B (11). Profil

hasil pengujian seperti pada gambar 29.

Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional

f. Sampel Lain-lain (swasta, kasus, tamu negara)

Sampel lain-lain yang diuji adalah sampel Swasta (72 sampel), Kasus

Serlik (5 sampel), Kasus Pemeriksaan (5 sampel), Tamu Negara

(1331 sampel).

Sampel swasta yang diuji total 72 sampel , dengan hasil 4 sampel

(5,56%) TMS kimia formalin (3) dan rhodamin B (1). Profil hasil

pengujian seperti pada gambar 30.

Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta

Sampel kasus dari Bidang Serlik yang diuji total 5 sampel , dengan

hasil 2 sampel (40%) TMS kandungan pengawet (1) dan kadar KiO3

(1).

Sampel kasus dari Bidang Pemdik yang diuji total 5 sampel dengan

hasil MS.

Sampel kasus Penyidikan yang diuji total 14 sampel , dengan hasil 7

sampel (50%) TMS kandungan pengawet 3, pH 2, boraks 2, formalin

1, sakarin 1. Profil hasil pengujian seperti pada gambar 31

TMS

MS

TMS

MS

Page 42: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

34

Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan

Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melakukan kegiatan

pemantauan keamanan pangan Tamu Negara ( food security ) pada

saat kunjungan Presiden, Wakil Presiden dan tamu negara sebanyak

19 kali yang terdiri dari 14 kunjungan Presiden RI, 2 kunjungan Wakil

Presiden dan 3 kali kunjungan tamu negara, yang terbagi dalam 55

titik lokasi pengujian.

Pengujian dilakukan terhadap parameter arsen dan sianida. Jumlah

sampel yang diuji 1331 sampel, dengan hasil 3 sampel (0,23 %) TMS

(2 kecap manis dan 1 minuman hidrococo mengandung arsen ). Profil

hasil pengujian seperti pada gambar 32

Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara

2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan

Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 35 industri

pangan MD dan 212 IRTP dengan nomor pendaftaran P-IRT. Hasil

pemeriksaan terhadap industri pangan MD memperlihatkan bahwa 24

sarana (69%) MK Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, sedangkan 11

sarana (31%) TMK karena belum secara konsisten menerapan Cara

Produksi Pangan Olahan Yang Baik. Terhadap hasil pemeriksaan yang

TMK ditindaklanjuti oleh Badan POM dengan diberikan surat peringatan

untuk melakukan tindakan perbaikan.

Laporan Tahunan 2017

34

Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan

Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melakukan kegiatan

pemantauan keamanan pangan Tamu Negara ( food security ) pada

saat kunjungan Presiden, Wakil Presiden dan tamu negara sebanyak

19 kali yang terdiri dari 14 kunjungan Presiden RI, 2 kunjungan Wakil

Presiden dan 3 kali kunjungan tamu negara, yang terbagi dalam 55

titik lokasi pengujian.

Pengujian dilakukan terhadap parameter arsen dan sianida. Jumlah

sampel yang diuji 1331 sampel, dengan hasil 3 sampel (0,23 %) TMS

(2 kecap manis dan 1 minuman hidrococo mengandung arsen ). Profil

hasil pengujian seperti pada gambar 32

Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara

2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan

Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 35 industri

pangan MD dan 212 IRTP dengan nomor pendaftaran P-IRT. Hasil

pemeriksaan terhadap industri pangan MD memperlihatkan bahwa 24

sarana (69%) MK Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, sedangkan 11

sarana (31%) TMK karena belum secara konsisten menerapan Cara

Produksi Pangan Olahan Yang Baik. Terhadap hasil pemeriksaan yang

TMK ditindaklanjuti oleh Badan POM dengan diberikan surat peringatan

untuk melakukan tindakan perbaikan.

TMS7

50,00%

MS7

50,00%

TMS

MS

TMS3

0,23%MS1328

99,77%

TMSMS

Laporan Tahunan 2017

34

Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan

Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melakukan kegiatan

pemantauan keamanan pangan Tamu Negara ( food security ) pada

saat kunjungan Presiden, Wakil Presiden dan tamu negara sebanyak

19 kali yang terdiri dari 14 kunjungan Presiden RI, 2 kunjungan Wakil

Presiden dan 3 kali kunjungan tamu negara, yang terbagi dalam 55

titik lokasi pengujian.

Pengujian dilakukan terhadap parameter arsen dan sianida. Jumlah

sampel yang diuji 1331 sampel, dengan hasil 3 sampel (0,23 %) TMS

(2 kecap manis dan 1 minuman hidrococo mengandung arsen ). Profil

hasil pengujian seperti pada gambar 32

Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara

2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan

Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 35 industri

pangan MD dan 212 IRTP dengan nomor pendaftaran P-IRT. Hasil

pemeriksaan terhadap industri pangan MD memperlihatkan bahwa 24

sarana (69%) MK Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, sedangkan 11

sarana (31%) TMK karena belum secara konsisten menerapan Cara

Produksi Pangan Olahan Yang Baik. Terhadap hasil pemeriksaan yang

TMK ditindaklanjuti oleh Badan POM dengan diberikan surat peringatan

untuk melakukan tindakan perbaikan.

TMSMS

Page 43: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

35

Profil pemeriksaan sarana produksi pangan seperti pada gambar 33

Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan

Pemeriksaan terhadap 212 IRTP yang dilakukan selama tahun 2017,

memberikan hasil 203 sarana (96%) TMK karena berada di level III dan IV

sedangkan 9 sarana (4%) MK karena berada di level I dan II. Pelanggaran

yang ditemukan adalah belum menerapkan Cara Produksi Pangan Industri

Ruah Tangga yang Baik (CPPB-IRT).

Penyebab utama IRT-P belum MK adalah tidak adanya dokumen produksi

yang saat ini telah dipersyaratkan berdasarkan Perka Badan POM nomor

HK.03.1.23.04.12.2206.tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan

Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Selain itu rendahnya

higiene-sanitasi penjamah pangan, ruang dan peralatan produksi, serta

label yang tidak sesuai PP no 69 /1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

Terhadap sarana yang TMK, telah dilakukan tindak lanjut berupa

rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Dari

203 rekomendasi yang dikirim, telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan

sebanyak 138 sarana (68%).

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan dan Bahan Berbahaya

Di tingkat distribusi, pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 151 sarana, dengan hasil 99 sarana (66%) baik dan 52 sarana

(34%) masih melakukan pelanggaran di bidang distribusi, seperti : 22

sarana (14%) melakukan kegiatan tidak sesuai ketentuan Cara Retail

Pangan yang Baik (CRPB) dan Cara Distribusi Makanan yang Baik

0

50

100

150

200

250

Laporan Tahunan 2017

35

Profil pemeriksaan sarana produksi pangan seperti pada gambar 33

Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan

Pemeriksaan terhadap 212 IRTP yang dilakukan selama tahun 2017,

memberikan hasil 203 sarana (96%) TMK karena berada di level III dan IV

sedangkan 9 sarana (4%) MK karena berada di level I dan II. Pelanggaran

yang ditemukan adalah belum menerapkan Cara Produksi Pangan Industri

Ruah Tangga yang Baik (CPPB-IRT).

Penyebab utama IRT-P belum MK adalah tidak adanya dokumen produksi

yang saat ini telah dipersyaratkan berdasarkan Perka Badan POM nomor

HK.03.1.23.04.12.2206.tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan

Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Selain itu rendahnya

higiene-sanitasi penjamah pangan, ruang dan peralatan produksi, serta

label yang tidak sesuai PP no 69 /1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

Terhadap sarana yang TMK, telah dilakukan tindak lanjut berupa

rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Dari

203 rekomendasi yang dikirim, telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan

sebanyak 138 sarana (68%).

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan dan Bahan Berbahaya

Di tingkat distribusi, pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 151 sarana, dengan hasil 99 sarana (66%) baik dan 52 sarana

(34%) masih melakukan pelanggaran di bidang distribusi, seperti : 22

sarana (14%) melakukan kegiatan tidak sesuai ketentuan Cara Retail

Pangan yang Baik (CRPB) dan Cara Distribusi Makanan yang Baik

MK

TMK

diperiksa

Industri MDIndustri RT

249

11

203

35

212

Laporan Tahunan 2017

35

Profil pemeriksaan sarana produksi pangan seperti pada gambar 33

Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan

Pemeriksaan terhadap 212 IRTP yang dilakukan selama tahun 2017,

memberikan hasil 203 sarana (96%) TMK karena berada di level III dan IV

sedangkan 9 sarana (4%) MK karena berada di level I dan II. Pelanggaran

yang ditemukan adalah belum menerapkan Cara Produksi Pangan Industri

Ruah Tangga yang Baik (CPPB-IRT).

Penyebab utama IRT-P belum MK adalah tidak adanya dokumen produksi

yang saat ini telah dipersyaratkan berdasarkan Perka Badan POM nomor

HK.03.1.23.04.12.2206.tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan

Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Selain itu rendahnya

higiene-sanitasi penjamah pangan, ruang dan peralatan produksi, serta

label yang tidak sesuai PP no 69 /1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

Terhadap sarana yang TMK, telah dilakukan tindak lanjut berupa

rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Dari

203 rekomendasi yang dikirim, telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan

sebanyak 138 sarana (68%).

3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan dan Bahan Berbahaya

Di tingkat distribusi, pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 151 sarana, dengan hasil 99 sarana (66%) baik dan 52 sarana

(34%) masih melakukan pelanggaran di bidang distribusi, seperti : 22

sarana (14%) melakukan kegiatan tidak sesuai ketentuan Cara Retail

Pangan yang Baik (CRPB) dan Cara Distribusi Makanan yang Baik

TMK

diperiksa

Page 44: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

36

(CDMB), 19 sarana (13%) menjual produk kadaluarsa, 5 sarana (3%)

menjual produk tanpa ijin edar (TIE), 4 (3%) sarana produk TMK label, 1

sarana (1%) menjual produk rusak, 1 (1%) menjual produk mengandung

BB. Terhadap pelanggaran tersebut telah dilakukan tindak lanjut antara

lain berupa pemusnahan produk dan pemberian surat peringatan. Profil

hasil pemeriksaan sarana distribusi pangan disajikan pada gambar 34.

Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan

4. Pengawasan Parcel / Intensifikasi Pangan

Dalam rangka mengamankan hari raya keagamaan (Idul Fitri, Natal

dan Tahun Baru), BBPOM di Yogyakarta melakukan operasi penertiban

khusus terhadap penjual parsel dan sarana distribusi pangan secara

umum. Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32

sarana yang membuat atau menjual parcel, tidak ada temuan di dalam

parcel, namun terdapat temuan di luar parcel, yaitu 25 sarana masih

menjual produk tanpa ijin edar, kadaluwarsa dan rusak.

Selain pemeriksaan parsel, juga dilakukan intensifikasi pengawasan

produk pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Natal/Tahun Baru,

dengan sasaran di grosir, swalayan, mini market, toko/pengecer, kios-kios

di pasar/terminal/stasiun.

Laporan Tahunan 2017

36

(CDMB), 19 sarana (13%) menjual produk kadaluarsa, 5 sarana (3%)

menjual produk tanpa ijin edar (TIE), 4 (3%) sarana produk TMK label, 1

sarana (1%) menjual produk rusak, 1 (1%) menjual produk mengandung

BB. Terhadap pelanggaran tersebut telah dilakukan tindak lanjut antara

lain berupa pemusnahan produk dan pemberian surat peringatan. Profil

hasil pemeriksaan sarana distribusi pangan disajikan pada gambar 34.

Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan

4. Pengawasan Parcel / Intensifikasi Pangan

Dalam rangka mengamankan hari raya keagamaan (Idul Fitri, Natal

dan Tahun Baru), BBPOM di Yogyakarta melakukan operasi penertiban

khusus terhadap penjual parsel dan sarana distribusi pangan secara

umum. Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32

sarana yang membuat atau menjual parcel, tidak ada temuan di dalam

parcel, namun terdapat temuan di luar parcel, yaitu 25 sarana masih

menjual produk tanpa ijin edar, kadaluwarsa dan rusak.

Selain pemeriksaan parsel, juga dilakukan intensifikasi pengawasan

produk pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Natal/Tahun Baru,

dengan sasaran di grosir, swalayan, mini market, toko/pengecer, kios-kios

di pasar/terminal/stasiun.

MK, 99, 65%

CRPB/CDMB, 22, 14%

ED, 19, 13%

TIE, 5, 3%TMKlabel, 4, 3%

BB, 1, 1%Rusak, 1, 1%

TMK, 52, 33%

Laporan Tahunan 2017

36

(CDMB), 19 sarana (13%) menjual produk kadaluarsa, 5 sarana (3%)

menjual produk tanpa ijin edar (TIE), 4 (3%) sarana produk TMK label, 1

sarana (1%) menjual produk rusak, 1 (1%) menjual produk mengandung

BB. Terhadap pelanggaran tersebut telah dilakukan tindak lanjut antara

lain berupa pemusnahan produk dan pemberian surat peringatan. Profil

hasil pemeriksaan sarana distribusi pangan disajikan pada gambar 34.

Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan

4. Pengawasan Parcel / Intensifikasi Pangan

Dalam rangka mengamankan hari raya keagamaan (Idul Fitri, Natal

dan Tahun Baru), BBPOM di Yogyakarta melakukan operasi penertiban

khusus terhadap penjual parsel dan sarana distribusi pangan secara

umum. Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32

sarana yang membuat atau menjual parcel, tidak ada temuan di dalam

parcel, namun terdapat temuan di luar parcel, yaitu 25 sarana masih

menjual produk tanpa ijin edar, kadaluwarsa dan rusak.

Selain pemeriksaan parsel, juga dilakukan intensifikasi pengawasan

produk pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Natal/Tahun Baru,

dengan sasaran di grosir, swalayan, mini market, toko/pengecer, kios-kios

di pasar/terminal/stasiun.

CRPB/CDMB, 22, 14%

TIE, 5, 3%

Rusak, 1, 1%

Page 45: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

37

Jumlah total sarana yang telah diawasi pada dua kegiatan tersebut

sebanyak 480 sarana dengan 280 sarana (58%) MS dan 200 sarana

(42%) TMS dengan rincian temuan 2586 pcs produk TIE, 1246 pcs

produk kadaluarsa, 1184 pcs produk TMK Label, 689 pcs produk rusak,

dan 560 pcs produk mengandung bahan berbahaya. Total nilai ekonomis

dari produk pangan TMS sebanyak Rp 48.523.395. Profil temuan seperti

gambar 35.

Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan

5. Penanganan Kasus Luar Biasa (KLB) Keracunan

Investigasi KLB keracunan diperlukan untuk mengetahui penyebab

terjadinya keracunan, cara pencemaran dan strategi penanggulangan.

Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, yang melaksanakan

investigasi dan penanggulangan KLB adalah pemerintah daerah

kabupaten/kota dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan setempat.

BBPOM di Yogyakarta bertugas melaksanakan investigasi bersama

instansi terkait jika diperlukan (atau jika tidak dapat dilakukan oleh

kabupaten/kota yang bersangkutan), melakukan uji sampel pangan

penyebab keracunan berdasarkan data-data yang telah diperoleh selama

investigasi, melakukan pembinaan dan bantuan teknis yang berhubungan

dengan program keamanan pangan.

Terkait dengan KLB keracunan pangan pada tahun 2017 BBPOM di

Yogyakarta berdasarkan permintaan dari Dinas Kesehatan, menangani 9

kasus keracunan pangan dengan melakukan uji sampel kasus. Hasil uji

laboratorium seperti pada gambar 36.

Laporan Tahunan 2017

37

Jumlah total sarana yang telah diawasi pada dua kegiatan tersebut

sebanyak 480 sarana dengan 280 sarana (58%) MS dan 200 sarana

(42%) TMS dengan rincian temuan 2586 pcs produk TIE, 1246 pcs

produk kadaluarsa, 1184 pcs produk TMK Label, 689 pcs produk rusak,

dan 560 pcs produk mengandung bahan berbahaya. Total nilai ekonomis

dari produk pangan TMS sebanyak Rp 48.523.395. Profil temuan seperti

gambar 35.

Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan

5. Penanganan Kasus Luar Biasa (KLB) Keracunan

Investigasi KLB keracunan diperlukan untuk mengetahui penyebab

terjadinya keracunan, cara pencemaran dan strategi penanggulangan.

Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, yang melaksanakan

investigasi dan penanggulangan KLB adalah pemerintah daerah

kabupaten/kota dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan setempat.

BBPOM di Yogyakarta bertugas melaksanakan investigasi bersama

instansi terkait jika diperlukan (atau jika tidak dapat dilakukan oleh

kabupaten/kota yang bersangkutan), melakukan uji sampel pangan

penyebab keracunan berdasarkan data-data yang telah diperoleh selama

investigasi, melakukan pembinaan dan bantuan teknis yang berhubungan

dengan program keamanan pangan.

Terkait dengan KLB keracunan pangan pada tahun 2017 BBPOM di

Yogyakarta berdasarkan permintaan dari Dinas Kesehatan, menangani 9

kasus keracunan pangan dengan melakukan uji sampel kasus. Hasil uji

laboratorium seperti pada gambar 36.

2586

1246 1184689 560

Laporan Tahunan 2017

37

Jumlah total sarana yang telah diawasi pada dua kegiatan tersebut

sebanyak 480 sarana dengan 280 sarana (58%) MS dan 200 sarana

(42%) TMS dengan rincian temuan 2586 pcs produk TIE, 1246 pcs

produk kadaluarsa, 1184 pcs produk TMK Label, 689 pcs produk rusak,

dan 560 pcs produk mengandung bahan berbahaya. Total nilai ekonomis

dari produk pangan TMS sebanyak Rp 48.523.395. Profil temuan seperti

gambar 35.

Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan

5. Penanganan Kasus Luar Biasa (KLB) Keracunan

Investigasi KLB keracunan diperlukan untuk mengetahui penyebab

terjadinya keracunan, cara pencemaran dan strategi penanggulangan.

Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, yang melaksanakan

investigasi dan penanggulangan KLB adalah pemerintah daerah

kabupaten/kota dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan setempat.

BBPOM di Yogyakarta bertugas melaksanakan investigasi bersama

instansi terkait jika diperlukan (atau jika tidak dapat dilakukan oleh

kabupaten/kota yang bersangkutan), melakukan uji sampel pangan

penyebab keracunan berdasarkan data-data yang telah diperoleh selama

investigasi, melakukan pembinaan dan bantuan teknis yang berhubungan

dengan program keamanan pangan.

Terkait dengan KLB keracunan pangan pada tahun 2017 BBPOM di

Yogyakarta berdasarkan permintaan dari Dinas Kesehatan, menangani 9

kasus keracunan pangan dengan melakukan uji sampel kasus. Hasil uji

laboratorium seperti pada gambar 36.

560

Page 46: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

38

Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel KasusKeracunan

6. Mobil Laboratorium Keliling

Pengawasan pangan juga dilakukan dengan menggunakan mobil

laboratorium keliling yaitu mobil yang didesain sedemikian rupa menjadi

laboratorium keliling yang dilengkapi dengan:

a) Peralatan pengujian cepat terhadap bahan berbahaya pada pangan

(formalin, boraks, rhodamin-B,methanyl yellow)

b) Bahan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat

berupa buku, leaflet, brosur, komik, poster

negatif; 8

Laporan Tahunan 2017

38

Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel KasusKeracunan

6. Mobil Laboratorium Keliling

Pengawasan pangan juga dilakukan dengan menggunakan mobil

laboratorium keliling yaitu mobil yang didesain sedemikian rupa menjadi

laboratorium keliling yang dilengkapi dengan:

a) Peralatan pengujian cepat terhadap bahan berbahaya pada pangan

(formalin, boraks, rhodamin-B,methanyl yellow)

b) Bahan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat

berupa buku, leaflet, brosur, komik, poster

mikropositif

; 1

negatif; 8

panganMD

5

panganIRT1

PJAS1

Catering2

Laporan Tahunan 2017

38

Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel KasusKeracunan

6. Mobil Laboratorium Keliling

Pengawasan pangan juga dilakukan dengan menggunakan mobil

laboratorium keliling yaitu mobil yang didesain sedemikian rupa menjadi

laboratorium keliling yang dilengkapi dengan:

a) Peralatan pengujian cepat terhadap bahan berbahaya pada pangan

(formalin, boraks, rhodamin-B,methanyl yellow)

b) Bahan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat

berupa buku, leaflet, brosur, komik, poster

panganMD

5

Page 47: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

39

Untuk tahun 2017 penggunaan mobil laboratorium keliling dilakukan

dalam beberapa kegiatan yaitu :

a) Sampling dan pengujian pangan jajanan di bulan puasa dengan sasaran 9

sentra penjualan jajanan untuk buka puasa terdiri dari 171 sampel dengan

hasil semua sampel MS.

b) Sampling dan pengujian pangan jajanan di pasar tradisional dengan

sasaran 7 pasar dan 112 sampel dengan hasil sampel MS sebanyak 98

(88%) dan sampel TMS 14 (13 %). Proporsi TMS terbesar adalah

penggunaan rhodamin B (79%) pada makanan ringan berupa kerupuk,

rengginan, bolu emprit dan kue moho. Selain itu penggunaan boraks

(21%) pada pembuatan gendar/puli.

c) Sampling dan pengujian pangan di 12 desa rawan pangan (Province

Specific Programme), yang merupakan kegiatan terpadu multi years

selama 4 tahun bersama instansi terkait di DIY. Untuk tahun pertama,

sasaran yang disampling adalah pangan jajanan anak sekolah dari semua

strata yaitu TK, SD, SMP dan SMA yang ada di desa tersebut.

Dari 12 desa yang diintervensi, sampel yang diuji sebanyak 208 sampel,

dengan hasil sampel MS 206 (99%), sampel TMS 2 (1 %) berupa lanting

merah.

d) Sampling dan pengujian pangan di 5 pasar besar di kabupaten/kota

kerjasama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY menjelang

Idul Fitri dan Tahun Baru. Sasaran di pasar Beringharjo (kota Yogya),

Godean (kab Sleman), Bantul (kab Bantul), Wates (kab Kulonprogo),

Argosari (kab Gunungkidul). Jumlah sampel yang diambil 124 dengan

hasil 81 (65% MS) dan 24 (35% sampel TMS).

e) Sampling dan pengujian pangan dalam rangka Gerakan Keamanan

Pangan Desa (GKPD). Tujuan GKPD adalah meningkatkan kemandirian

masyarakat desa dalam keamanan pangan secara individu. Terdapat

beberapa desa yang telah dilakukan intervensi baik dengan KIE maupun

pengambilan sampel untuk dilakukan uji bahan berbahaya. Pengambilan

sampel di sekolah, toko, warung kelontong dan warung makan). Dari 3

desa yang diintervensi (Nglanggeran, Sidoharjo, Kaliagung) diambil 127

sampel dalam 2 tahap, tahap pertama bulan April tahap kedua bulan

November 2017. Profil hasil sampling dan pengujian mobil laboratorium

keliling seperti pada gambar 37.

Laporan Tahunan 2017

39

Untuk tahun 2017 penggunaan mobil laboratorium keliling dilakukan

dalam beberapa kegiatan yaitu :

a) Sampling dan pengujian pangan jajanan di bulan puasa dengan sasaran 9

sentra penjualan jajanan untuk buka puasa terdiri dari 171 sampel dengan

hasil semua sampel MS.

b) Sampling dan pengujian pangan jajanan di pasar tradisional dengan

sasaran 7 pasar dan 112 sampel dengan hasil sampel MS sebanyak 98

(88%) dan sampel TMS 14 (13 %). Proporsi TMS terbesar adalah

penggunaan rhodamin B (79%) pada makanan ringan berupa kerupuk,

rengginan, bolu emprit dan kue moho. Selain itu penggunaan boraks

(21%) pada pembuatan gendar/puli.

c) Sampling dan pengujian pangan di 12 desa rawan pangan (Province

Specific Programme), yang merupakan kegiatan terpadu multi years

selama 4 tahun bersama instansi terkait di DIY. Untuk tahun pertama,

sasaran yang disampling adalah pangan jajanan anak sekolah dari semua

strata yaitu TK, SD, SMP dan SMA yang ada di desa tersebut.

Dari 12 desa yang diintervensi, sampel yang diuji sebanyak 208 sampel,

dengan hasil sampel MS 206 (99%), sampel TMS 2 (1 %) berupa lanting

merah.

d) Sampling dan pengujian pangan di 5 pasar besar di kabupaten/kota

kerjasama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY menjelang

Idul Fitri dan Tahun Baru. Sasaran di pasar Beringharjo (kota Yogya),

Godean (kab Sleman), Bantul (kab Bantul), Wates (kab Kulonprogo),

Argosari (kab Gunungkidul). Jumlah sampel yang diambil 124 dengan

hasil 81 (65% MS) dan 24 (35% sampel TMS).

e) Sampling dan pengujian pangan dalam rangka Gerakan Keamanan

Pangan Desa (GKPD). Tujuan GKPD adalah meningkatkan kemandirian

masyarakat desa dalam keamanan pangan secara individu. Terdapat

beberapa desa yang telah dilakukan intervensi baik dengan KIE maupun

pengambilan sampel untuk dilakukan uji bahan berbahaya. Pengambilan

sampel di sekolah, toko, warung kelontong dan warung makan). Dari 3

desa yang diintervensi (Nglanggeran, Sidoharjo, Kaliagung) diambil 127

sampel dalam 2 tahap, tahap pertama bulan April tahap kedua bulan

November 2017. Profil hasil sampling dan pengujian mobil laboratorium

keliling seperti pada gambar 37.

Laporan Tahunan 2017

39

Untuk tahun 2017 penggunaan mobil laboratorium keliling dilakukan

dalam beberapa kegiatan yaitu :

a) Sampling dan pengujian pangan jajanan di bulan puasa dengan sasaran 9

sentra penjualan jajanan untuk buka puasa terdiri dari 171 sampel dengan

hasil semua sampel MS.

b) Sampling dan pengujian pangan jajanan di pasar tradisional dengan

sasaran 7 pasar dan 112 sampel dengan hasil sampel MS sebanyak 98

(88%) dan sampel TMS 14 (13 %). Proporsi TMS terbesar adalah

penggunaan rhodamin B (79%) pada makanan ringan berupa kerupuk,

rengginan, bolu emprit dan kue moho. Selain itu penggunaan boraks

(21%) pada pembuatan gendar/puli.

c) Sampling dan pengujian pangan di 12 desa rawan pangan (Province

Specific Programme), yang merupakan kegiatan terpadu multi years

selama 4 tahun bersama instansi terkait di DIY. Untuk tahun pertama,

sasaran yang disampling adalah pangan jajanan anak sekolah dari semua

strata yaitu TK, SD, SMP dan SMA yang ada di desa tersebut.

Dari 12 desa yang diintervensi, sampel yang diuji sebanyak 208 sampel,

dengan hasil sampel MS 206 (99%), sampel TMS 2 (1 %) berupa lanting

merah.

d) Sampling dan pengujian pangan di 5 pasar besar di kabupaten/kota

kerjasama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY menjelang

Idul Fitri dan Tahun Baru. Sasaran di pasar Beringharjo (kota Yogya),

Godean (kab Sleman), Bantul (kab Bantul), Wates (kab Kulonprogo),

Argosari (kab Gunungkidul). Jumlah sampel yang diambil 124 dengan

hasil 81 (65% MS) dan 24 (35% sampel TMS).

e) Sampling dan pengujian pangan dalam rangka Gerakan Keamanan

Pangan Desa (GKPD). Tujuan GKPD adalah meningkatkan kemandirian

masyarakat desa dalam keamanan pangan secara individu. Terdapat

beberapa desa yang telah dilakukan intervensi baik dengan KIE maupun

pengambilan sampel untuk dilakukan uji bahan berbahaya. Pengambilan

sampel di sekolah, toko, warung kelontong dan warung makan). Dari 3

desa yang diintervensi (Nglanggeran, Sidoharjo, Kaliagung) diambil 127

sampel dalam 2 tahap, tahap pertama bulan April tahap kedua bulan

November 2017. Profil hasil sampling dan pengujian mobil laboratorium

keliling seperti pada gambar 37.

Page 48: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

40

Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil LaboratoriumKeliling

8. Audit Sarana Pangan Olahan

Kegiatan audit sarana pangan olahan dilakukan dalam rangka:

a. Audit Sarana ProduksiBBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Pangan

dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin edar produk

pangan produksi dalam negeri (BPOM RI MD).

Tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 32 industri pangan dengan

hasil 19 sarana MS dan 14 sarana Belum MS. Terhadap industri yang

Belum MS dilakukan pembinaan berupa melalui konsultasi di ULPK terkait

tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan.

Terhadap sarana yang MS diterbitkan surat rekomendasi

pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) sebagai

dokumen persyaratan melakukan pendaftaran izin edar di Badan POM.

Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam rangkapendaftaran MD

0

50

100

150

200

250

puasa

171 171

0

Laporan Tahunan 2017

40

Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil LaboratoriumKeliling

8. Audit Sarana Pangan Olahan

Kegiatan audit sarana pangan olahan dilakukan dalam rangka:

a. Audit Sarana ProduksiBBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Pangan

dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin edar produk

pangan produksi dalam negeri (BPOM RI MD).

Tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 32 industri pangan dengan

hasil 19 sarana MS dan 14 sarana Belum MS. Terhadap industri yang

Belum MS dilakukan pembinaan berupa melalui konsultasi di ULPK terkait

tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan.

Terhadap sarana yang MS diterbitkan surat rekomendasi

pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) sebagai

dokumen persyaratan melakukan pendaftaran izin edar di Badan POM.

Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam rangkapendaftaran MD

pasar rawanpangan

TPID GKPD

112

208

124 127

171

98

206

81 81

014

224

11

MS; 19

TMS; 14

MS

TMS

Laporan Tahunan 2017

40

Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil LaboratoriumKeliling

8. Audit Sarana Pangan Olahan

Kegiatan audit sarana pangan olahan dilakukan dalam rangka:

a. Audit Sarana ProduksiBBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Pangan

dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin edar produk

pangan produksi dalam negeri (BPOM RI MD).

Tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 32 industri pangan dengan

hasil 19 sarana MS dan 14 sarana Belum MS. Terhadap industri yang

Belum MS dilakukan pembinaan berupa melalui konsultasi di ULPK terkait

tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan.

Terhadap sarana yang MS diterbitkan surat rekomendasi

pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) sebagai

dokumen persyaratan melakukan pendaftaran izin edar di Badan POM.

Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam rangkapendaftaran MD

Diperiksa

MS

TMS

MS

TMS

Page 49: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

41

b. Audit Sarana Distribusi

BBPOM di Yogyakarta juga melakukan audit terhadap 1 sarana

pangan dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin

edar produk pangan impor (BPOM RI ML). Tahun 2017, dilakukan

audit terhadap 1 sarana distribusi pangan dengan hasil Belum MS.

H. PEMANTAUAN IKLANSetiap iklan yang ditayangkan harus sesuai dengan peraturan yang

berlaku, yaitu obyektif, lengkap, tidak berlebihan dan tidak menyesatkan.

BBPOM di Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap iklan obat, obat

tradisional, suplemen makanan, kosmetik, pangan dan rokok yang beredar.

Kegiatan yang dilakukan adalah mengawasi dan mengevaluasi iklan dan

promosi di media cetak, media elektronik, media luar ruang dan leaflet /

brosur. Hasil pengawasan/monitoring iklan selama tahun 2017 sebagai

berikut :

1. Dari 322 iklan dan promosi pangan yang diawasi, 186 iklan (58%) MK

sedangkan 136 iklan (42%) TMK karena berlebihan, testimonial,

menyesatkan, mencantumkan klaim sebagai obat/khasiat

menyembuhkan. Dua iklan untuk produk IRT telah ditindaklanjuti oleh

Dinkes setempat, sedangkan untuk produk MD terdapat 4 iklan yang

telah ditindaklanjuti oleh Badan POM.

2. Dari 198 iklan suplemen makanan yang diawasi, 136 iklan (69%) MK

sedangkan 62 iklan (31%) TMK karena berlebihan, testimoni, tidak ada

spot peringatan. Iklan yang telah mendapatkan tindak lanjut dari Badan

POM sebanyak 1 iklan.

3. Dari 1.196 iklan kosmetika yang diawasi, 1.169 iklan (98%) MK,

sedangkan 27 iklan (2%) TMK karena mencantumkan klaim yang

berlebihan . Iklan kosmetik TMK yang telah ditindak lanjuti oleh Badan

POM sebanyak 18 iklan.

4. Dari 120 iklan obat yang diawasi, ditemukan 101 iklan (84%) MK,

sedangkan 19 iklan (16%) TMK karena klaim berlebihan, iklan tidak

lengkap (tidak ada nama pemilik dan nomor ijin edar, tidak ada spot

peringatan ”perhatian”, tidak ada komposisi zat aktif dan lain-lain).

5. Dari 403 iklan obat tradisional yang dipantau, sejumlah 254 iklan

(63%) MK sedangkan 149 iklan (37%) TMK karena berlebihan,

testimonial, mencantumkan kehalalan produk, tanpa ijin edar.

Laporan Tahunan 2017

41

b. Audit Sarana Distribusi

BBPOM di Yogyakarta juga melakukan audit terhadap 1 sarana

pangan dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin

edar produk pangan impor (BPOM RI ML). Tahun 2017, dilakukan

audit terhadap 1 sarana distribusi pangan dengan hasil Belum MS.

H. PEMANTAUAN IKLANSetiap iklan yang ditayangkan harus sesuai dengan peraturan yang

berlaku, yaitu obyektif, lengkap, tidak berlebihan dan tidak menyesatkan.

BBPOM di Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap iklan obat, obat

tradisional, suplemen makanan, kosmetik, pangan dan rokok yang beredar.

Kegiatan yang dilakukan adalah mengawasi dan mengevaluasi iklan dan

promosi di media cetak, media elektronik, media luar ruang dan leaflet /

brosur. Hasil pengawasan/monitoring iklan selama tahun 2017 sebagai

berikut :

1. Dari 322 iklan dan promosi pangan yang diawasi, 186 iklan (58%) MK

sedangkan 136 iklan (42%) TMK karena berlebihan, testimonial,

menyesatkan, mencantumkan klaim sebagai obat/khasiat

menyembuhkan. Dua iklan untuk produk IRT telah ditindaklanjuti oleh

Dinkes setempat, sedangkan untuk produk MD terdapat 4 iklan yang

telah ditindaklanjuti oleh Badan POM.

2. Dari 198 iklan suplemen makanan yang diawasi, 136 iklan (69%) MK

sedangkan 62 iklan (31%) TMK karena berlebihan, testimoni, tidak ada

spot peringatan. Iklan yang telah mendapatkan tindak lanjut dari Badan

POM sebanyak 1 iklan.

3. Dari 1.196 iklan kosmetika yang diawasi, 1.169 iklan (98%) MK,

sedangkan 27 iklan (2%) TMK karena mencantumkan klaim yang

berlebihan . Iklan kosmetik TMK yang telah ditindak lanjuti oleh Badan

POM sebanyak 18 iklan.

4. Dari 120 iklan obat yang diawasi, ditemukan 101 iklan (84%) MK,

sedangkan 19 iklan (16%) TMK karena klaim berlebihan, iklan tidak

lengkap (tidak ada nama pemilik dan nomor ijin edar, tidak ada spot

peringatan ”perhatian”, tidak ada komposisi zat aktif dan lain-lain).

5. Dari 403 iklan obat tradisional yang dipantau, sejumlah 254 iklan

(63%) MK sedangkan 149 iklan (37%) TMK karena berlebihan,

testimonial, mencantumkan kehalalan produk, tanpa ijin edar.

Laporan Tahunan 2017

41

b. Audit Sarana Distribusi

BBPOM di Yogyakarta juga melakukan audit terhadap 1 sarana

pangan dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin

edar produk pangan impor (BPOM RI ML). Tahun 2017, dilakukan

audit terhadap 1 sarana distribusi pangan dengan hasil Belum MS.

H. PEMANTAUAN IKLANSetiap iklan yang ditayangkan harus sesuai dengan peraturan yang

berlaku, yaitu obyektif, lengkap, tidak berlebihan dan tidak menyesatkan.

BBPOM di Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap iklan obat, obat

tradisional, suplemen makanan, kosmetik, pangan dan rokok yang beredar.

Kegiatan yang dilakukan adalah mengawasi dan mengevaluasi iklan dan

promosi di media cetak, media elektronik, media luar ruang dan leaflet /

brosur. Hasil pengawasan/monitoring iklan selama tahun 2017 sebagai

berikut :

1. Dari 322 iklan dan promosi pangan yang diawasi, 186 iklan (58%) MK

sedangkan 136 iklan (42%) TMK karena berlebihan, testimonial,

menyesatkan, mencantumkan klaim sebagai obat/khasiat

menyembuhkan. Dua iklan untuk produk IRT telah ditindaklanjuti oleh

Dinkes setempat, sedangkan untuk produk MD terdapat 4 iklan yang

telah ditindaklanjuti oleh Badan POM.

2. Dari 198 iklan suplemen makanan yang diawasi, 136 iklan (69%) MK

sedangkan 62 iklan (31%) TMK karena berlebihan, testimoni, tidak ada

spot peringatan. Iklan yang telah mendapatkan tindak lanjut dari Badan

POM sebanyak 1 iklan.

3. Dari 1.196 iklan kosmetika yang diawasi, 1.169 iklan (98%) MK,

sedangkan 27 iklan (2%) TMK karena mencantumkan klaim yang

berlebihan . Iklan kosmetik TMK yang telah ditindak lanjuti oleh Badan

POM sebanyak 18 iklan.

4. Dari 120 iklan obat yang diawasi, ditemukan 101 iklan (84%) MK,

sedangkan 19 iklan (16%) TMK karena klaim berlebihan, iklan tidak

lengkap (tidak ada nama pemilik dan nomor ijin edar, tidak ada spot

peringatan ”perhatian”, tidak ada komposisi zat aktif dan lain-lain).

5. Dari 403 iklan obat tradisional yang dipantau, sejumlah 254 iklan

(63%) MK sedangkan 149 iklan (37%) TMK karena berlebihan,

testimonial, mencantumkan kehalalan produk, tanpa ijin edar.

Page 50: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

42

Iklan obat tradisional TMK yang telah ditindaklanjuti oleh Badan POM

sebanyak 17 iklan.

6. Dari 263 iklan rokok media luar ruang dan media cetak yang dipantau,

sejumlah 167 iklan (63%) MK sedangkan 96 iklan (37%) TMK karena

belum sesuai dalam hal pencantuman peringatan kesehatan, materi

iklan dan ketentuan khusus iklan di media luar ruang. Tindak lanjut

hasil pengawasan iklan rokok dilakukan oleh Badan POM.

Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 39.

Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan

I. PEMANTAUAN LABEL dan PENANDAAN

Label merupakan salah satu sarana informasi mengenai produk

yang bersangkutan, sehingga label selayaknya dimanfaatkan semaksimal

mungkin untuk menyampaikan informasi yang perlu diketahui oleh

konsumen. Demikian pula bagi konsumen dan masyarakat pada umumnya,

label merupakan suatu media informasi singkat yang sangat bermakna

untuk memudahkan penentuan pilihan produk yang diperlukan.

0

obat

rokok

kosmetik

OT

SK

pangan

19

27

Laporan Tahunan 2017

42

Iklan obat tradisional TMK yang telah ditindaklanjuti oleh Badan POM

sebanyak 17 iklan.

6. Dari 263 iklan rokok media luar ruang dan media cetak yang dipantau,

sejumlah 167 iklan (63%) MK sedangkan 96 iklan (37%) TMK karena

belum sesuai dalam hal pencantuman peringatan kesehatan, materi

iklan dan ketentuan khusus iklan di media luar ruang. Tindak lanjut

hasil pengawasan iklan rokok dilakukan oleh Badan POM.

Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 39.

Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan

I. PEMANTAUAN LABEL dan PENANDAAN

Label merupakan salah satu sarana informasi mengenai produk

yang bersangkutan, sehingga label selayaknya dimanfaatkan semaksimal

mungkin untuk menyampaikan informasi yang perlu diketahui oleh

konsumen. Demikian pula bagi konsumen dan masyarakat pada umumnya,

label merupakan suatu media informasi singkat yang sangat bermakna

untuk memudahkan penentuan pilihan produk yang diperlukan.

200 400 600 800 1000 1200

120

263

1196

403

198

322

101

167

1169

254

136

186

19

96

27

149

62

136

Laporan Tahunan 2017

42

Iklan obat tradisional TMK yang telah ditindaklanjuti oleh Badan POM

sebanyak 17 iklan.

6. Dari 263 iklan rokok media luar ruang dan media cetak yang dipantau,

sejumlah 167 iklan (63%) MK sedangkan 96 iklan (37%) TMK karena

belum sesuai dalam hal pencantuman peringatan kesehatan, materi

iklan dan ketentuan khusus iklan di media luar ruang. Tindak lanjut

hasil pengawasan iklan rokok dilakukan oleh Badan POM.

Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 39.

Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan

I. PEMANTAUAN LABEL dan PENANDAAN

Label merupakan salah satu sarana informasi mengenai produk

yang bersangkutan, sehingga label selayaknya dimanfaatkan semaksimal

mungkin untuk menyampaikan informasi yang perlu diketahui oleh

konsumen. Demikian pula bagi konsumen dan masyarakat pada umumnya,

label merupakan suatu media informasi singkat yang sangat bermakna

untuk memudahkan penentuan pilihan produk yang diperlukan.

1196

1169

TMK

MK

diperiksa

Page 51: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

43

Dalam rangka perlindungan konsumen, Badan POM melakukan

pengawasan terhadap label untuk menjamin bahwa konsumen memperoleh

informasi yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan.

Hasil pengawasan label selama tahun 2017 sebagai berikut :

1. Pengawasan penandaan label obat meliputi bungkus luar, strip/

blister, brosur, etiket, catch cover/ amplop, via/ ampul. Dari 1012

penandaan label obat yang diawasi, terdapat 948 label (94%)

MK, sedangkan 64 label (6%) TMK, sebagian besar karena belum

mencantumkan HET (harga eceran tertinggi), interaksi obat,

posologi/dosis/aturan pakai, nomor ijin edar tidak ada di website

Badan POM.

2. Dari 144 label bungkus rokok yang diawasi, yang MK hanya 36 label

(25%), sedangkan sebanyak 108 label (75%) TMK karena

menggunakan kata promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan

peringatan kesehatan dan informasi kesehatan.

3. Dari 368 label obat tradisional yang dipantau, sejumlah 263 label

(71%) MK sedangkan 105 label (29%) TMK karena berlebihan, tidak

lengkap (tidak ada nomor bets, tanggal kadaluwarsa, cara

penggunaan dalam bahasa Indonesia.

4. Dari 142 label suplemen makanan yang diawasi, 137 label (96%)

penandaan MK sedangkan 5 label (4%) penandaan TMK karena tidak

mencantumkan informasi dalam bahasa Indonesia

5. Dari 1140 label kosmetik yang diawasi, 1038 label (91%) MK,

sedangkan 102 label (9%) TMK karena mencantumkan klaim

berlebihan seolah-olah dapat mengobati/mempengaruhi fisiologis

tubuh, tidak lengkap (tidak ada no bets/tidak terbaca, tidak ada netto,

tidak ada kadaluwarsa, tidak ada komposisi), tidak menggunakan

bahasa Indonesia

6. Dari 617 pangan yang diawasi, 424 label (69%) MK sedangkan 193

label (31%) TMK karena label tidak lengkap, label menyesatkan/

berlebihan, label tidak sesuai dan label klaim sebagai obat. Hasil

pengawasan dilaporkan ke Badan POM, sedangkan untuk label dari

sarana produksi lokal (IRTP), ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat

usulan pembinaan ke sarana melalui Dinas Kesehatan setempat

Laporan Tahunan 2017

43

Dalam rangka perlindungan konsumen, Badan POM melakukan

pengawasan terhadap label untuk menjamin bahwa konsumen memperoleh

informasi yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan.

Hasil pengawasan label selama tahun 2017 sebagai berikut :

1. Pengawasan penandaan label obat meliputi bungkus luar, strip/

blister, brosur, etiket, catch cover/ amplop, via/ ampul. Dari 1012

penandaan label obat yang diawasi, terdapat 948 label (94%)

MK, sedangkan 64 label (6%) TMK, sebagian besar karena belum

mencantumkan HET (harga eceran tertinggi), interaksi obat,

posologi/dosis/aturan pakai, nomor ijin edar tidak ada di website

Badan POM.

2. Dari 144 label bungkus rokok yang diawasi, yang MK hanya 36 label

(25%), sedangkan sebanyak 108 label (75%) TMK karena

menggunakan kata promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan

peringatan kesehatan dan informasi kesehatan.

3. Dari 368 label obat tradisional yang dipantau, sejumlah 263 label

(71%) MK sedangkan 105 label (29%) TMK karena berlebihan, tidak

lengkap (tidak ada nomor bets, tanggal kadaluwarsa, cara

penggunaan dalam bahasa Indonesia.

4. Dari 142 label suplemen makanan yang diawasi, 137 label (96%)

penandaan MK sedangkan 5 label (4%) penandaan TMK karena tidak

mencantumkan informasi dalam bahasa Indonesia

5. Dari 1140 label kosmetik yang diawasi, 1038 label (91%) MK,

sedangkan 102 label (9%) TMK karena mencantumkan klaim

berlebihan seolah-olah dapat mengobati/mempengaruhi fisiologis

tubuh, tidak lengkap (tidak ada no bets/tidak terbaca, tidak ada netto,

tidak ada kadaluwarsa, tidak ada komposisi), tidak menggunakan

bahasa Indonesia

6. Dari 617 pangan yang diawasi, 424 label (69%) MK sedangkan 193

label (31%) TMK karena label tidak lengkap, label menyesatkan/

berlebihan, label tidak sesuai dan label klaim sebagai obat. Hasil

pengawasan dilaporkan ke Badan POM, sedangkan untuk label dari

sarana produksi lokal (IRTP), ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat

usulan pembinaan ke sarana melalui Dinas Kesehatan setempat

Laporan Tahunan 2017

43

Dalam rangka perlindungan konsumen, Badan POM melakukan

pengawasan terhadap label untuk menjamin bahwa konsumen memperoleh

informasi yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan.

Hasil pengawasan label selama tahun 2017 sebagai berikut :

1. Pengawasan penandaan label obat meliputi bungkus luar, strip/

blister, brosur, etiket, catch cover/ amplop, via/ ampul. Dari 1012

penandaan label obat yang diawasi, terdapat 948 label (94%)

MK, sedangkan 64 label (6%) TMK, sebagian besar karena belum

mencantumkan HET (harga eceran tertinggi), interaksi obat,

posologi/dosis/aturan pakai, nomor ijin edar tidak ada di website

Badan POM.

2. Dari 144 label bungkus rokok yang diawasi, yang MK hanya 36 label

(25%), sedangkan sebanyak 108 label (75%) TMK karena

menggunakan kata promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan

peringatan kesehatan dan informasi kesehatan.

3. Dari 368 label obat tradisional yang dipantau, sejumlah 263 label

(71%) MK sedangkan 105 label (29%) TMK karena berlebihan, tidak

lengkap (tidak ada nomor bets, tanggal kadaluwarsa, cara

penggunaan dalam bahasa Indonesia.

4. Dari 142 label suplemen makanan yang diawasi, 137 label (96%)

penandaan MK sedangkan 5 label (4%) penandaan TMK karena tidak

mencantumkan informasi dalam bahasa Indonesia

5. Dari 1140 label kosmetik yang diawasi, 1038 label (91%) MK,

sedangkan 102 label (9%) TMK karena mencantumkan klaim

berlebihan seolah-olah dapat mengobati/mempengaruhi fisiologis

tubuh, tidak lengkap (tidak ada no bets/tidak terbaca, tidak ada netto,

tidak ada kadaluwarsa, tidak ada komposisi), tidak menggunakan

bahasa Indonesia

6. Dari 617 pangan yang diawasi, 424 label (69%) MK sedangkan 193

label (31%) TMK karena label tidak lengkap, label menyesatkan/

berlebihan, label tidak sesuai dan label klaim sebagai obat. Hasil

pengawasan dilaporkan ke Badan POM, sedangkan untuk label dari

sarana produksi lokal (IRTP), ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat

usulan pembinaan ke sarana melalui Dinas Kesehatan setempat

Page 52: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

44

Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 40

Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/Penandaan

J. PENYIDIKAN DAN KASUS TINDAK PIDANA DI BIDANG OBATDAN MAKANAN

1. Investigasi Awal dan Penyidikan

Dalam rangka melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang

tidak memenuhi persyaratan mutu, ilegal dan peredaran obat keras ke

sarana yang tidak berhak perlu dilakukan investigasi awal dan penegakan

hukum melalui penyidikan guna mengungkap kasus tindak pidana di

bidang obat dan makanan yang dapat memberikan dampak yang signifikan

terhadap penurunan pelanggaran tindak pidana di bidang obat dan

makanan serta efek jera bagi pelaku. Kegiatan yang dilakukan adalah

investigasi awal yang dilanjutkan dengan penyidikan.

Hasil Kegiatan Investigasi awal pada tahun 2017 ditemukan sejumlah 9

kasus, terdiri dari 5 kasus obat, 2 kasus OT dan 2 kasus pangan.

0

obat

rokok

ot

sk

kos

pangan

36

5

Laporan Tahunan 2017

44

Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 40

Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/Penandaan

J. PENYIDIKAN DAN KASUS TINDAK PIDANA DI BIDANG OBATDAN MAKANAN

1. Investigasi Awal dan Penyidikan

Dalam rangka melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang

tidak memenuhi persyaratan mutu, ilegal dan peredaran obat keras ke

sarana yang tidak berhak perlu dilakukan investigasi awal dan penegakan

hukum melalui penyidikan guna mengungkap kasus tindak pidana di

bidang obat dan makanan yang dapat memberikan dampak yang signifikan

terhadap penurunan pelanggaran tindak pidana di bidang obat dan

makanan serta efek jera bagi pelaku. Kegiatan yang dilakukan adalah

investigasi awal yang dilanjutkan dengan penyidikan.

Hasil Kegiatan Investigasi awal pada tahun 2017 ditemukan sejumlah 9

kasus, terdiri dari 5 kasus obat, 2 kasus OT dan 2 kasus pangan.

200 400 600 800 1000 1200

1012

144

368

142

1140

617

948

36

263

137

1038

424

64

108

105

5

102

193

Laporan Tahunan 2017

44

Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 40

Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/Penandaan

J. PENYIDIKAN DAN KASUS TINDAK PIDANA DI BIDANG OBATDAN MAKANAN

1. Investigasi Awal dan Penyidikan

Dalam rangka melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang

tidak memenuhi persyaratan mutu, ilegal dan peredaran obat keras ke

sarana yang tidak berhak perlu dilakukan investigasi awal dan penegakan

hukum melalui penyidikan guna mengungkap kasus tindak pidana di

bidang obat dan makanan yang dapat memberikan dampak yang signifikan

terhadap penurunan pelanggaran tindak pidana di bidang obat dan

makanan serta efek jera bagi pelaku. Kegiatan yang dilakukan adalah

investigasi awal yang dilanjutkan dengan penyidikan.

Hasil Kegiatan Investigasi awal pada tahun 2017 ditemukan sejumlah 9

kasus, terdiri dari 5 kasus obat, 2 kasus OT dan 2 kasus pangan.

1200

1140

TMK

MK

diperiksa

Page 53: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

45

Setelah dilakukan gelar kasus terhadap temuan pelanggaran tersebut

seluruh kasus ditindaklanjuti secara pro-justitia oleh PPNS BBPOM di

Yogyakarta (data lengkap sesuai tabel 35 terlampir), karena telah cukup

bukti merupakan tindak pidana di bidang obat dan makanan. Adapun

laporan kemajuan perkara tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tindak pidana obat sebanyak 5 perkara, 2 perkara sudah selesai

sampai tahap putusan pengadilan, sedangkan 1 perkara masih dalam

proses tahap 1 dan 1 perkara masih dalam tahap pemberkasan.

b. Tindak pidana obat tradisional sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah

selesai sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih

dalam tahap 2.

c. Tindak pidana pangan sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah selesai

sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih dalam tahap

sidang.

Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 41

Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana

2. Putusan Pengadilan

Dari 9 perkara yang ditangani dilakukan proses hingga sidang

pengadilan dan telah mendapatkan putusan pengadilan sebanyak 5

perkara, sedangkan 4 perkara lainnya masih dalam proses pengadilan.

Pada tahun 2017 ini juga diterima putusan pengadilan dari 3 kasus tahun

sebelumnya, yaitu 2 perkara tindak pidana obat dan 1 perkara tindak

pidana obat tradisional

3. Pemusnahan

Kegiatan pemusnahan terhadap produk ilegal maupun produk TMK

dilakukan dalam 2 tahap yaitu pada tanggal 5 April dan 8 November 2017

Laporan Tahunan 2017

45

Setelah dilakukan gelar kasus terhadap temuan pelanggaran tersebut

seluruh kasus ditindaklanjuti secara pro-justitia oleh PPNS BBPOM di

Yogyakarta (data lengkap sesuai tabel 35 terlampir), karena telah cukup

bukti merupakan tindak pidana di bidang obat dan makanan. Adapun

laporan kemajuan perkara tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tindak pidana obat sebanyak 5 perkara, 2 perkara sudah selesai

sampai tahap putusan pengadilan, sedangkan 1 perkara masih dalam

proses tahap 1 dan 1 perkara masih dalam tahap pemberkasan.

b. Tindak pidana obat tradisional sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah

selesai sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih

dalam tahap 2.

c. Tindak pidana pangan sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah selesai

sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih dalam tahap

sidang.

Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 41

Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana

2. Putusan Pengadilan

Dari 9 perkara yang ditangani dilakukan proses hingga sidang

pengadilan dan telah mendapatkan putusan pengadilan sebanyak 5

perkara, sedangkan 4 perkara lainnya masih dalam proses pengadilan.

Pada tahun 2017 ini juga diterima putusan pengadilan dari 3 kasus tahun

sebelumnya, yaitu 2 perkara tindak pidana obat dan 1 perkara tindak

pidana obat tradisional

3. Pemusnahan

Kegiatan pemusnahan terhadap produk ilegal maupun produk TMK

dilakukan dalam 2 tahap yaitu pada tanggal 5 April dan 8 November 2017

obat5

56%obat

tradisional2

22%

pangan2

22%

Laporan Tahunan 2017

45

Setelah dilakukan gelar kasus terhadap temuan pelanggaran tersebut

seluruh kasus ditindaklanjuti secara pro-justitia oleh PPNS BBPOM di

Yogyakarta (data lengkap sesuai tabel 35 terlampir), karena telah cukup

bukti merupakan tindak pidana di bidang obat dan makanan. Adapun

laporan kemajuan perkara tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tindak pidana obat sebanyak 5 perkara, 2 perkara sudah selesai

sampai tahap putusan pengadilan, sedangkan 1 perkara masih dalam

proses tahap 1 dan 1 perkara masih dalam tahap pemberkasan.

b. Tindak pidana obat tradisional sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah

selesai sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih

dalam tahap 2.

c. Tindak pidana pangan sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah selesai

sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih dalam tahap

sidang.

Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 41

Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana

2. Putusan Pengadilan

Dari 9 perkara yang ditangani dilakukan proses hingga sidang

pengadilan dan telah mendapatkan putusan pengadilan sebanyak 5

perkara, sedangkan 4 perkara lainnya masih dalam proses pengadilan.

Pada tahun 2017 ini juga diterima putusan pengadilan dari 3 kasus tahun

sebelumnya, yaitu 2 perkara tindak pidana obat dan 1 perkara tindak

pidana obat tradisional

3. Pemusnahan

Kegiatan pemusnahan terhadap produk ilegal maupun produk TMK

dilakukan dalam 2 tahap yaitu pada tanggal 5 April dan 8 November 2017

obat5

56%

Page 54: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

46

Pelaksanaan pemusnahan di kanto BBPOM di Yogyakarta dengan cara

merusak produk dan kemasan, selanjutnya produk yang telah rusak

dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul. Rincian

produk yang dimusnahkan adalah sebagai berikut :

Tahap pertama 5 April 2017 terdiri dar1 22.860 kemasan

Obat Tradisional tanpa ijin edar dan mengandung bahan kimia obat

Kosmetik tanpa ijin edar

Obat daftar G

Nilai ekonomis sebanyak Rp 190.378.000 ,-

Tahap kedua 8 November 2017 terdiri dari 17.933 kemasan

Obat tradisional tanpa ijin edar

Kosmetik tanpa ijin edar

Nilai ekonomis sebanyak Rp 129.000.500 ,-

Pemusnahan tersebut sebagai komitmen BBPOM di Yogyakarta untuk

perlindungan masyarakat terhadap peredaran produk obat dan makanan

yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Masyarakat

dihimbau untuk selalu waspada dalam menggunakan produk obat dan

makanan, cek KLIK (Kemasan, Label, Ijin Edar dan Kadaluarsa) dan agar

melaporkan apabila menduga adanya produksi dan atau peredaran OT

secara illegal kepada Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)

BBPOM di Yogyakarta.

K. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/ KONSUMEN

1. Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)

Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melalui telah menerima

pengaduan/permintaan informasi mengenai obat dan makanan sejumlah

1219 layanan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 3,56%

dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis komoditi yang mendapatkan

perhatian masyarakat cukup besar yakni 42,00% komoditi makanan

kemudian komoditi kosmetik, obat tradisional dan obat.

Laporan Tahunan 2017

46

Pelaksanaan pemusnahan di kanto BBPOM di Yogyakarta dengan cara

merusak produk dan kemasan, selanjutnya produk yang telah rusak

dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul. Rincian

produk yang dimusnahkan adalah sebagai berikut :

Tahap pertama 5 April 2017 terdiri dar1 22.860 kemasan

Obat Tradisional tanpa ijin edar dan mengandung bahan kimia obat

Kosmetik tanpa ijin edar

Obat daftar G

Nilai ekonomis sebanyak Rp 190.378.000 ,-

Tahap kedua 8 November 2017 terdiri dari 17.933 kemasan

Obat tradisional tanpa ijin edar

Kosmetik tanpa ijin edar

Nilai ekonomis sebanyak Rp 129.000.500 ,-

Pemusnahan tersebut sebagai komitmen BBPOM di Yogyakarta untuk

perlindungan masyarakat terhadap peredaran produk obat dan makanan

yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Masyarakat

dihimbau untuk selalu waspada dalam menggunakan produk obat dan

makanan, cek KLIK (Kemasan, Label, Ijin Edar dan Kadaluarsa) dan agar

melaporkan apabila menduga adanya produksi dan atau peredaran OT

secara illegal kepada Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)

BBPOM di Yogyakarta.

K. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/ KONSUMEN

1. Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)

Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melalui telah menerima

pengaduan/permintaan informasi mengenai obat dan makanan sejumlah

1219 layanan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 3,56%

dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis komoditi yang mendapatkan

perhatian masyarakat cukup besar yakni 42,00% komoditi makanan

kemudian komoditi kosmetik, obat tradisional dan obat.

Laporan Tahunan 2017

46

Pelaksanaan pemusnahan di kanto BBPOM di Yogyakarta dengan cara

merusak produk dan kemasan, selanjutnya produk yang telah rusak

dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul. Rincian

produk yang dimusnahkan adalah sebagai berikut :

Tahap pertama 5 April 2017 terdiri dar1 22.860 kemasan

Obat Tradisional tanpa ijin edar dan mengandung bahan kimia obat

Kosmetik tanpa ijin edar

Obat daftar G

Nilai ekonomis sebanyak Rp 190.378.000 ,-

Tahap kedua 8 November 2017 terdiri dari 17.933 kemasan

Obat tradisional tanpa ijin edar

Kosmetik tanpa ijin edar

Nilai ekonomis sebanyak Rp 129.000.500 ,-

Pemusnahan tersebut sebagai komitmen BBPOM di Yogyakarta untuk

perlindungan masyarakat terhadap peredaran produk obat dan makanan

yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Masyarakat

dihimbau untuk selalu waspada dalam menggunakan produk obat dan

makanan, cek KLIK (Kemasan, Label, Ijin Edar dan Kadaluarsa) dan agar

melaporkan apabila menduga adanya produksi dan atau peredaran OT

secara illegal kepada Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)

BBPOM di Yogyakarta.

K. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/ KONSUMEN

1. Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)

Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melalui telah menerima

pengaduan/permintaan informasi mengenai obat dan makanan sejumlah

1219 layanan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 3,56%

dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis komoditi yang mendapatkan

perhatian masyarakat cukup besar yakni 42,00% komoditi makanan

kemudian komoditi kosmetik, obat tradisional dan obat.

Page 55: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

47

Profil jumlah pengaduan/permintaan informasi berdasarkan komoditi dapat

dilihat pada gambar 42, data lengkap sesuai tabel 36 terlampir.

Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan InformasiBerdasarkanKomoditi

Profesi konsumen ULPK didominasi oleh karyawan sebanyak 30,92%

diikuti oleh pelaku usaha, umum, apoteker dan pelajar/mahasiswa.

Layanan informasi tahun 2017 berdasarkan profesi konsumen dapat dilihat

pada gambar 43, data lengkap sesuai tabel 37 terlampir

.Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi

102

518

149

0

Laporan Tahunan 2017

47

Profil jumlah pengaduan/permintaan informasi berdasarkan komoditi dapat

dilihat pada gambar 42, data lengkap sesuai tabel 36 terlampir.

Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan InformasiBerdasarkanKomoditi

Profesi konsumen ULPK didominasi oleh karyawan sebanyak 30,92%

diikuti oleh pelaku usaha, umum, apoteker dan pelajar/mahasiswa.

Layanan informasi tahun 2017 berdasarkan profesi konsumen dapat dilihat

pada gambar 43, data lengkap sesuai tabel 37 terlampir

.Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi

518

163256

1013 2 7 9

149

0 8 24

377

136

1 0

366

0 0 0 3

Laporan Tahunan 2017

47

Profil jumlah pengaduan/permintaan informasi berdasarkan komoditi dapat

dilihat pada gambar 42, data lengkap sesuai tabel 36 terlampir.

Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan InformasiBerdasarkanKomoditi

Profesi konsumen ULPK didominasi oleh karyawan sebanyak 30,92%

diikuti oleh pelaku usaha, umum, apoteker dan pelajar/mahasiswa.

Layanan informasi tahun 2017 berdasarkan profesi konsumen dapat dilihat

pada gambar 43, data lengkap sesuai tabel 37 terlampir

.Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi

58

3 3

152

Page 56: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

48

Sarana yang dipergunakan konsumen dalam menyampaikan

pengaduan/permintaan informasi melalui email, langsung surat, telepon,

SMS ataupun lewat media sosial resmi BBPOM di Yogyakarta. Sebagian

besar pengaduan/permintaan informasi dilakukan secara langsung ke

ULPK Jl Tompeyan no 1 Tegalrejo Yogyakarta (75,00%). Grafik sarana

yang dipergunakan selama tahun 2017 terlihat pada gambar 44. (Data

tabel 38 terlampir)

Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalamMenyampaikan Pengaduan/Pertanyaan

2. Pemberdayaan Masyarakat DIY Secara Langsung

Kegiatan pemberdayaan

masyarakat secara langsung

dilaksanakan dengan

penyampaian materi Obat,

Kosmetik, Obat Tradisional,

Pangan sebanyak 79 kali

dengan jumlah total peserta

3.216 orang.

Kegiatan dilaksanakan oleh instansi lintas sektor, perguruan tinggi,

organisasi, profesi, organisasi masyarakat dan masyarakat umum dari

Kabupaten/Kota se DIY yang secara pro aktif mengundang BBPOM di

Yogyakarta sebagai narasumber. Hal ini merupakan wujud dari antusiasme

masyarakat terhadap permasalahan obat dan makanan di DIY dan

menjadikan BBPOM di Yogyakarta sebagai rujukan untuk pengembangan

wawasan dan peningkatan masyarakat

E-mail

Laporan Tahunan 2017

48

Sarana yang dipergunakan konsumen dalam menyampaikan

pengaduan/permintaan informasi melalui email, langsung surat, telepon,

SMS ataupun lewat media sosial resmi BBPOM di Yogyakarta. Sebagian

besar pengaduan/permintaan informasi dilakukan secara langsung ke

ULPK Jl Tompeyan no 1 Tegalrejo Yogyakarta (75,00%). Grafik sarana

yang dipergunakan selama tahun 2017 terlihat pada gambar 44. (Data

tabel 38 terlampir)

Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalamMenyampaikan Pengaduan/Pertanyaan

2. Pemberdayaan Masyarakat DIY Secara Langsung

Kegiatan pemberdayaan

masyarakat secara langsung

dilaksanakan dengan

penyampaian materi Obat,

Kosmetik, Obat Tradisional,

Pangan sebanyak 79 kali

dengan jumlah total peserta

3.216 orang.

Kegiatan dilaksanakan oleh instansi lintas sektor, perguruan tinggi,

organisasi, profesi, organisasi masyarakat dan masyarakat umum dari

Kabupaten/Kota se DIY yang secara pro aktif mengundang BBPOM di

Yogyakarta sebagai narasumber. Hal ini merupakan wujud dari antusiasme

masyarakat terhadap permasalahan obat dan makanan di DIY dan

menjadikan BBPOM di Yogyakarta sebagai rujukan untuk pengembangan

wawasan dan peningkatan masyarakat

E-mail Langsung Surat Telepon SMS

9

926

1

162100

Laporan Tahunan 2017

48

Sarana yang dipergunakan konsumen dalam menyampaikan

pengaduan/permintaan informasi melalui email, langsung surat, telepon,

SMS ataupun lewat media sosial resmi BBPOM di Yogyakarta. Sebagian

besar pengaduan/permintaan informasi dilakukan secara langsung ke

ULPK Jl Tompeyan no 1 Tegalrejo Yogyakarta (75,00%). Grafik sarana

yang dipergunakan selama tahun 2017 terlihat pada gambar 44. (Data

tabel 38 terlampir)

Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalamMenyampaikan Pengaduan/Pertanyaan

2. Pemberdayaan Masyarakat DIY Secara Langsung

Kegiatan pemberdayaan

masyarakat secara langsung

dilaksanakan dengan

penyampaian materi Obat,

Kosmetik, Obat Tradisional,

Pangan sebanyak 79 kali

dengan jumlah total peserta

3.216 orang.

Kegiatan dilaksanakan oleh instansi lintas sektor, perguruan tinggi,

organisasi, profesi, organisasi masyarakat dan masyarakat umum dari

Kabupaten/Kota se DIY yang secara pro aktif mengundang BBPOM di

Yogyakarta sebagai narasumber. Hal ini merupakan wujud dari antusiasme

masyarakat terhadap permasalahan obat dan makanan di DIY dan

menjadikan BBPOM di Yogyakarta sebagai rujukan untuk pengembangan

wawasan dan peningkatan masyarakat

Medsos

21

Page 57: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

49

3. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan TokohMasyarakat

Dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat

terhadap penggunaan Obat dan Pangan yang aman BBPOM di Yogyakarta

mengadakan KIE dengan tema “Gerakan Nasional Peduli Obat dan

Pangan Aman (GNPOPA)” pada hari Jumat 19 Mei 2017 bertempat di

Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjo Soemantri, jalan Olahraga,

Komplek Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kegiatan KIE ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, merupakan tindak lanjut dari Perjanjian kerja sama BBPOM di

Yogyakarta dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat

(LPPM), Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknologi Pertanian tahun 2016

dan 2017.

Peserta KIE sebanyak 500 orang terdiri dari mahasiswa Fakultas

Farmasi, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknologi Pangan UGM

yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke seluruh pelosok

Indonesia. KIE ini merupakan bentuk pembekalan tentang Keamanan Obat

dan Makanan yang akan disampaikan oleh mahasiswa kepada masyarakat

di tempat KKN. Hal ini akan semakin memperluas penyebaran informasi

tentang Keamanan Obat dan Makanan kepada masyarakat dalam upaya

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

UGM, Prof. Suratman menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan

Fokus KKN UGM untuk program Sustainable Development Goals (SGDs)

tentang Good Health yaitu Budaya Masyakarat Sehat, Pengetahuan

tentang Obat dan Masyarakat dan Desa Masyarakat Sehat.

4. Penyebaran Informasi ke Komunitas Masyarakat Digital Jogja(MASDJO)

Kegiatan Sarasehan bersama komunitas Masdjo dilaksanakan 2

(dua) kali yaitu pada hari Selasa 11 Juli dan Senin tanggal 20 November

2017, dan 30 peserta terdiri dari kompasiana, kumpulan emak bloger,

komunitas blogger jogja, beauty blogger, GenPI Jogja, Masdjo

(watespahpoh), Masdjo (Rumah Toea), kuliner yogya, kratonpedia,

Starjogja, KEB, ariflukman.com, Info Seni dan Jogloabang.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengajak komunitas Masdjo

Laporan Tahunan 2017

49

3. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan TokohMasyarakat

Dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat

terhadap penggunaan Obat dan Pangan yang aman BBPOM di Yogyakarta

mengadakan KIE dengan tema “Gerakan Nasional Peduli Obat dan

Pangan Aman (GNPOPA)” pada hari Jumat 19 Mei 2017 bertempat di

Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjo Soemantri, jalan Olahraga,

Komplek Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kegiatan KIE ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, merupakan tindak lanjut dari Perjanjian kerja sama BBPOM di

Yogyakarta dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat

(LPPM), Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknologi Pertanian tahun 2016

dan 2017.

Peserta KIE sebanyak 500 orang terdiri dari mahasiswa Fakultas

Farmasi, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknologi Pangan UGM

yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke seluruh pelosok

Indonesia. KIE ini merupakan bentuk pembekalan tentang Keamanan Obat

dan Makanan yang akan disampaikan oleh mahasiswa kepada masyarakat

di tempat KKN. Hal ini akan semakin memperluas penyebaran informasi

tentang Keamanan Obat dan Makanan kepada masyarakat dalam upaya

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

UGM, Prof. Suratman menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan

Fokus KKN UGM untuk program Sustainable Development Goals (SGDs)

tentang Good Health yaitu Budaya Masyakarat Sehat, Pengetahuan

tentang Obat dan Masyarakat dan Desa Masyarakat Sehat.

4. Penyebaran Informasi ke Komunitas Masyarakat Digital Jogja(MASDJO)

Kegiatan Sarasehan bersama komunitas Masdjo dilaksanakan 2

(dua) kali yaitu pada hari Selasa 11 Juli dan Senin tanggal 20 November

2017, dan 30 peserta terdiri dari kompasiana, kumpulan emak bloger,

komunitas blogger jogja, beauty blogger, GenPI Jogja, Masdjo

(watespahpoh), Masdjo (Rumah Toea), kuliner yogya, kratonpedia,

Starjogja, KEB, ariflukman.com, Info Seni dan Jogloabang.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengajak komunitas Masdjo

Laporan Tahunan 2017

49

3. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan TokohMasyarakat

Dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat

terhadap penggunaan Obat dan Pangan yang aman BBPOM di Yogyakarta

mengadakan KIE dengan tema “Gerakan Nasional Peduli Obat dan

Pangan Aman (GNPOPA)” pada hari Jumat 19 Mei 2017 bertempat di

Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjo Soemantri, jalan Olahraga,

Komplek Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kegiatan KIE ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, merupakan tindak lanjut dari Perjanjian kerja sama BBPOM di

Yogyakarta dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat

(LPPM), Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknologi Pertanian tahun 2016

dan 2017.

Peserta KIE sebanyak 500 orang terdiri dari mahasiswa Fakultas

Farmasi, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknologi Pangan UGM

yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke seluruh pelosok

Indonesia. KIE ini merupakan bentuk pembekalan tentang Keamanan Obat

dan Makanan yang akan disampaikan oleh mahasiswa kepada masyarakat

di tempat KKN. Hal ini akan semakin memperluas penyebaran informasi

tentang Keamanan Obat dan Makanan kepada masyarakat dalam upaya

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

UGM, Prof. Suratman menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan

Fokus KKN UGM untuk program Sustainable Development Goals (SGDs)

tentang Good Health yaitu Budaya Masyakarat Sehat, Pengetahuan

tentang Obat dan Masyarakat dan Desa Masyarakat Sehat.

4. Penyebaran Informasi ke Komunitas Masyarakat Digital Jogja(MASDJO)

Kegiatan Sarasehan bersama komunitas Masdjo dilaksanakan 2

(dua) kali yaitu pada hari Selasa 11 Juli dan Senin tanggal 20 November

2017, dan 30 peserta terdiri dari kompasiana, kumpulan emak bloger,

komunitas blogger jogja, beauty blogger, GenPI Jogja, Masdjo

(watespahpoh), Masdjo (Rumah Toea), kuliner yogya, kratonpedia,

Starjogja, KEB, ariflukman.com, Info Seni dan Jogloabang.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengajak komunitas Masdjo

Page 58: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

50

bersama-sama mengedukasi masyarakat tentang keamanan obat dan

makanan karena masing-masing komunitas mempunyai follower yang

relatif banyak sehingga memiliki potensi besar untuk menyebarluaskan

informasi keamanan obat dan makanan kepada masyarakat melalui media

digital.

5. Komunikasi Informasi dan Edukasi Melalui Media Cetak &Elektronik

BBPOM di Yogyakarta juga melaksanakan KIE edukasi melalui

media cetak dan media elektronik berupa:

a. Talk show di televisiSosialisasi melalui media televisi sangat diperlukan karena

media televisi mempunyai cakupan audiens yang luas sehingga upaya

pemberdayaan masyarakat melalui KIE menjadi lebih efektif. Talkshow

di televisi lokal di DIY dilaksanakan sebanyak 2 kali di TVRI. Talk show

pertama pada 13 Maret

2017 mengangkat tema

Pelayanan Publik dan

Pendaftaran Produk

dengan narasumber

kepala BBPOM di

Yogyakarta, I Gusti Ayu

Adhi Aryapatni, pelaku

usaha Makanan, CV. Moniska Family, Sri Widayati dan pelaku usaha

Obat Tradisional, CV. Lintang Suminar, Muklis Yudiantoro. Talk show

mengulas tentang prosedur perijinan dan fasilitasi yang diberikan

kepada UMKM untuk kesiapan di era Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA). Talkshow kedua dilaksanakan di TVRI pada tanggal 22 Juni

2017 dengan tema Intensifikasi Pengawasan Pangan selama

Ramadhan dan Idhul Fitri bersama Disperindag DIY.

Laporan Tahunan 2017

50

bersama-sama mengedukasi masyarakat tentang keamanan obat dan

makanan karena masing-masing komunitas mempunyai follower yang

relatif banyak sehingga memiliki potensi besar untuk menyebarluaskan

informasi keamanan obat dan makanan kepada masyarakat melalui media

digital.

5. Komunikasi Informasi dan Edukasi Melalui Media Cetak &Elektronik

BBPOM di Yogyakarta juga melaksanakan KIE edukasi melalui

media cetak dan media elektronik berupa:

a. Talk show di televisiSosialisasi melalui media televisi sangat diperlukan karena

media televisi mempunyai cakupan audiens yang luas sehingga upaya

pemberdayaan masyarakat melalui KIE menjadi lebih efektif. Talkshow

di televisi lokal di DIY dilaksanakan sebanyak 2 kali di TVRI. Talk show

pertama pada 13 Maret

2017 mengangkat tema

Pelayanan Publik dan

Pendaftaran Produk

dengan narasumber

kepala BBPOM di

Yogyakarta, I Gusti Ayu

Adhi Aryapatni, pelaku

usaha Makanan, CV. Moniska Family, Sri Widayati dan pelaku usaha

Obat Tradisional, CV. Lintang Suminar, Muklis Yudiantoro. Talk show

mengulas tentang prosedur perijinan dan fasilitasi yang diberikan

kepada UMKM untuk kesiapan di era Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA). Talkshow kedua dilaksanakan di TVRI pada tanggal 22 Juni

2017 dengan tema Intensifikasi Pengawasan Pangan selama

Ramadhan dan Idhul Fitri bersama Disperindag DIY.

Laporan Tahunan 2017

50

bersama-sama mengedukasi masyarakat tentang keamanan obat dan

makanan karena masing-masing komunitas mempunyai follower yang

relatif banyak sehingga memiliki potensi besar untuk menyebarluaskan

informasi keamanan obat dan makanan kepada masyarakat melalui media

digital.

5. Komunikasi Informasi dan Edukasi Melalui Media Cetak &Elektronik

BBPOM di Yogyakarta juga melaksanakan KIE edukasi melalui

media cetak dan media elektronik berupa:

a. Talk show di televisiSosialisasi melalui media televisi sangat diperlukan karena

media televisi mempunyai cakupan audiens yang luas sehingga upaya

pemberdayaan masyarakat melalui KIE menjadi lebih efektif. Talkshow

di televisi lokal di DIY dilaksanakan sebanyak 2 kali di TVRI. Talk show

pertama pada 13 Maret

2017 mengangkat tema

Pelayanan Publik dan

Pendaftaran Produk

dengan narasumber

kepala BBPOM di

Yogyakarta, I Gusti Ayu

Adhi Aryapatni, pelaku

usaha Makanan, CV. Moniska Family, Sri Widayati dan pelaku usaha

Obat Tradisional, CV. Lintang Suminar, Muklis Yudiantoro. Talk show

mengulas tentang prosedur perijinan dan fasilitasi yang diberikan

kepada UMKM untuk kesiapan di era Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA). Talkshow kedua dilaksanakan di TVRI pada tanggal 22 Juni

2017 dengan tema Intensifikasi Pengawasan Pangan selama

Ramadhan dan Idhul Fitri bersama Disperindag DIY.

Page 59: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

51

b. Talk show di radioDilaksanakan sebanyak

12 kali, mengangkat tema antara

lain Waspadai Bahan Kimia

Obat pada Obat Tradisional,

Waspada Bahaya Rokok,

Waspada Hoax terkait Obat dan

Makanan, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Germas Sapa, dll

c. Pencetakan bahan KIE dan PromosiSebagai sarana penunjang dalam memberikan informasi

kepada masyarakat dan sebagai media promosi, BBPOM di

Yogyakarta mencetak bahan KIE berupa leaflet, komik, buku, dan

stiker dan membuat bahan promosi berupa payung, mug, jam dinding,

lap tangan, dll. Tema yang diambil adalah Gerakan Waspada Obat

dan Makanan Ilegal dan Gerakan Sadar Pangan Aman (Germas

Sapa) terutama tentang keamanan pangan.

6. Pameran

Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta berpartisipasi dalam 10

event pameran. Kegiatan ini cukup efektif dilakukan sebagai sarana KIE

langsung kepada masyarakat tentang keamanan obat, OT, kosmetik dan

suplemen kesehatan. Antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk

memperoleh informasi dilihat dari jumlah pengunjung yang mencapai lebih

dari 3.400.

a. Pameran Hari Kesehatan Sedunia (HKS)BBPOM di Yogyakarta

bekerjasama dengan Dinas

Kesehatan DIY ikut berpartisipasi

dalam kegiatan HKS pada tanggal 7

April 2017, berupa senam dan

pameran bertempat di Jln.

Margoutomo Yogyakarta dengan

tema "Keluarga Sehat Bebas Depresi...Curhat Yukkk.."

Laporan Tahunan 2017

51

b. Talk show di radioDilaksanakan sebanyak

12 kali, mengangkat tema antara

lain Waspadai Bahan Kimia

Obat pada Obat Tradisional,

Waspada Bahaya Rokok,

Waspada Hoax terkait Obat dan

Makanan, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Germas Sapa, dll

c. Pencetakan bahan KIE dan PromosiSebagai sarana penunjang dalam memberikan informasi

kepada masyarakat dan sebagai media promosi, BBPOM di

Yogyakarta mencetak bahan KIE berupa leaflet, komik, buku, dan

stiker dan membuat bahan promosi berupa payung, mug, jam dinding,

lap tangan, dll. Tema yang diambil adalah Gerakan Waspada Obat

dan Makanan Ilegal dan Gerakan Sadar Pangan Aman (Germas

Sapa) terutama tentang keamanan pangan.

6. Pameran

Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta berpartisipasi dalam 10

event pameran. Kegiatan ini cukup efektif dilakukan sebagai sarana KIE

langsung kepada masyarakat tentang keamanan obat, OT, kosmetik dan

suplemen kesehatan. Antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk

memperoleh informasi dilihat dari jumlah pengunjung yang mencapai lebih

dari 3.400.

a. Pameran Hari Kesehatan Sedunia (HKS)BBPOM di Yogyakarta

bekerjasama dengan Dinas

Kesehatan DIY ikut berpartisipasi

dalam kegiatan HKS pada tanggal 7

April 2017, berupa senam dan

pameran bertempat di Jln.

Margoutomo Yogyakarta dengan

tema "Keluarga Sehat Bebas Depresi...Curhat Yukkk.."

Laporan Tahunan 2017

51

b. Talk show di radioDilaksanakan sebanyak

12 kali, mengangkat tema antara

lain Waspadai Bahan Kimia

Obat pada Obat Tradisional,

Waspada Bahaya Rokok,

Waspada Hoax terkait Obat dan

Makanan, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Germas Sapa, dll

c. Pencetakan bahan KIE dan PromosiSebagai sarana penunjang dalam memberikan informasi

kepada masyarakat dan sebagai media promosi, BBPOM di

Yogyakarta mencetak bahan KIE berupa leaflet, komik, buku, dan

stiker dan membuat bahan promosi berupa payung, mug, jam dinding,

lap tangan, dll. Tema yang diambil adalah Gerakan Waspada Obat

dan Makanan Ilegal dan Gerakan Sadar Pangan Aman (Germas

Sapa) terutama tentang keamanan pangan.

6. Pameran

Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta berpartisipasi dalam 10

event pameran. Kegiatan ini cukup efektif dilakukan sebagai sarana KIE

langsung kepada masyarakat tentang keamanan obat, OT, kosmetik dan

suplemen kesehatan. Antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk

memperoleh informasi dilihat dari jumlah pengunjung yang mencapai lebih

dari 3.400.

a. Pameran Hari Kesehatan Sedunia (HKS)BBPOM di Yogyakarta

bekerjasama dengan Dinas

Kesehatan DIY ikut berpartisipasi

dalam kegiatan HKS pada tanggal 7

April 2017, berupa senam dan

pameran bertempat di Jln.

Margoutomo Yogyakarta dengan

tema "Keluarga Sehat Bebas Depresi...Curhat Yukkk.."

Page 60: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

52

Tim Pameran BBPOM di Yogyakarta

menampilkan contoh-contoh produk obat,

obat tradisional, kosmetik dan pangan

baik yang memenuhi syarat maupun yang

tidak memenuhi syarat, leaflet berbagai

macam judul, informasi klarifikasi hoax dari Badan POM dan informasi

terkait obat-obat psikotropika. Dari kesan pesan yang ditulis pengunjung

pameran, masyarakat berharap pameran seperti ini dapat sering

dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan informasi-informasi yang

bermanfaat.

b. Pameran Bulan Ramadhan di Terminal dan StasiunUntuk memperluas cakupan informasi keamanan pangan

kepada masyarakat di Bulan Ramadhan, BBPOM di Yogyakarta

membuka posko pengaduan dan kosnsultasi serta pameran di terminal

dan stasiun di Yogyakarta. Terminal/ stasiun merupakan salah satu

tempat umum yang ramai menjelang Lebaran sehingga merupakan

waktu yang tepat untuk mensosialisasikan keamanan obat dan

makanan. Pameran berlangsung selama 3 (tiga) hari dilaksanakan di

Terminal Jombor pada hari Selasa (20/6), Stadiun Tugu pada hari

Rabu (21/6)dan Terminal Giwangan pada hari Kamis (22/6).

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat

melaporkan adanya produk-produk yang tidak aman serta dapat

memperoleh informasi yang benar tentang mutu dan keamanan obat

dan makanan.

c. Pameran Pembangunan DIY

Dalam rangka menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan

ke-72, dengan tema "Kerja Bersama", Pemda DIY mengadakan

Pameran Pembangunan di Exhibition Hall Gedung Kotak Taman

Pintar mulai tanggal 18 Agustus sampai 22 Agustus 2017.

Laporan Tahunan 2017

52

Tim Pameran BBPOM di Yogyakarta

menampilkan contoh-contoh produk obat,

obat tradisional, kosmetik dan pangan

baik yang memenuhi syarat maupun yang

tidak memenuhi syarat, leaflet berbagai

macam judul, informasi klarifikasi hoax dari Badan POM dan informasi

terkait obat-obat psikotropika. Dari kesan pesan yang ditulis pengunjung

pameran, masyarakat berharap pameran seperti ini dapat sering

dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan informasi-informasi yang

bermanfaat.

b. Pameran Bulan Ramadhan di Terminal dan StasiunUntuk memperluas cakupan informasi keamanan pangan

kepada masyarakat di Bulan Ramadhan, BBPOM di Yogyakarta

membuka posko pengaduan dan kosnsultasi serta pameran di terminal

dan stasiun di Yogyakarta. Terminal/ stasiun merupakan salah satu

tempat umum yang ramai menjelang Lebaran sehingga merupakan

waktu yang tepat untuk mensosialisasikan keamanan obat dan

makanan. Pameran berlangsung selama 3 (tiga) hari dilaksanakan di

Terminal Jombor pada hari Selasa (20/6), Stadiun Tugu pada hari

Rabu (21/6)dan Terminal Giwangan pada hari Kamis (22/6).

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat

melaporkan adanya produk-produk yang tidak aman serta dapat

memperoleh informasi yang benar tentang mutu dan keamanan obat

dan makanan.

c. Pameran Pembangunan DIY

Dalam rangka menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan

ke-72, dengan tema "Kerja Bersama", Pemda DIY mengadakan

Pameran Pembangunan di Exhibition Hall Gedung Kotak Taman

Pintar mulai tanggal 18 Agustus sampai 22 Agustus 2017.

Laporan Tahunan 2017

52

Tim Pameran BBPOM di Yogyakarta

menampilkan contoh-contoh produk obat,

obat tradisional, kosmetik dan pangan

baik yang memenuhi syarat maupun yang

tidak memenuhi syarat, leaflet berbagai

macam judul, informasi klarifikasi hoax dari Badan POM dan informasi

terkait obat-obat psikotropika. Dari kesan pesan yang ditulis pengunjung

pameran, masyarakat berharap pameran seperti ini dapat sering

dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan informasi-informasi yang

bermanfaat.

b. Pameran Bulan Ramadhan di Terminal dan StasiunUntuk memperluas cakupan informasi keamanan pangan

kepada masyarakat di Bulan Ramadhan, BBPOM di Yogyakarta

membuka posko pengaduan dan kosnsultasi serta pameran di terminal

dan stasiun di Yogyakarta. Terminal/ stasiun merupakan salah satu

tempat umum yang ramai menjelang Lebaran sehingga merupakan

waktu yang tepat untuk mensosialisasikan keamanan obat dan

makanan. Pameran berlangsung selama 3 (tiga) hari dilaksanakan di

Terminal Jombor pada hari Selasa (20/6), Stadiun Tugu pada hari

Rabu (21/6)dan Terminal Giwangan pada hari Kamis (22/6).

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat

melaporkan adanya produk-produk yang tidak aman serta dapat

memperoleh informasi yang benar tentang mutu dan keamanan obat

dan makanan.

c. Pameran Pembangunan DIY

Dalam rangka menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan

ke-72, dengan tema "Kerja Bersama", Pemda DIY mengadakan

Pameran Pembangunan di Exhibition Hall Gedung Kotak Taman

Pintar mulai tanggal 18 Agustus sampai 22 Agustus 2017.

Page 61: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

53

Pembukaan secara resmi dilaksanakan pada hari Jumat

tanggal 18 Agustus oleh Sekda DIY Gatot Saptadi.

Pameran BBPOM di Yogyakarta menampilkan informasi dan contoh

produk obat, obat tradisional, kosmetik dan pangan yang aman serta

produk yang mengandung bahan berbahaya serta menyebarkan

bahan informasi seperti leaflet dan gimmick {Komik Memilih Makanan

Aman, CD film POMPI Akibat Salah Makan dan Kipas bertuliskan

pesan Lindungi Kesehatan Keluarga Kita, Mari Peduli Obat dan

Makanan Aman, Ingat Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar,

Kedaluwarsa)}, juga menyediakan konsultasi gratis dan fotoboth

bersama maskot Badan POM Pompi-Omi yang cukup diminati

pengunjung. Selain wisatawan yang berkunjung ke Taman Pintar,

pengunjung pameran juga berasal dari pelajar di sekitar Kota

Yogyakarta.

d. Pameran LIPI Tradisional Food and Scientech Festival

Dalam rangka peringatan Bulan Teknologi tahun 2017

dengan tema “Kiprah 50 Tahun LIPI dengan Budayakan Teknologi untuk

Mendukung Pemanfaatan Bahan Alam yang Berdaya Saing”, Badan

Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (BPTBA LIPI) DIY melaksanakan Pameran Tradisional Food

And Scientech Festival mulai tanggal 8 sampai 10 September 2017 di

Gedung Kotak Taman Pintar Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut

berpartisipasi membuka stand dengan menampilkan edukasi terkait obat

dan makanan, termasuk menampilkan contoh-contoh obat, kosmetik,

obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/

ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar

kuis keamanan pangan, permainan ular tangga dan demo deteksi bahan

berbahaya pada makanan dengan test kit. Pada Pameran ini, BPTBA

LIPI melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di

Yogyakarta meraih juara II.

Laporan Tahunan 2017

53

Pembukaan secara resmi dilaksanakan pada hari Jumat

tanggal 18 Agustus oleh Sekda DIY Gatot Saptadi.

Pameran BBPOM di Yogyakarta menampilkan informasi dan contoh

produk obat, obat tradisional, kosmetik dan pangan yang aman serta

produk yang mengandung bahan berbahaya serta menyebarkan

bahan informasi seperti leaflet dan gimmick {Komik Memilih Makanan

Aman, CD film POMPI Akibat Salah Makan dan Kipas bertuliskan

pesan Lindungi Kesehatan Keluarga Kita, Mari Peduli Obat dan

Makanan Aman, Ingat Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar,

Kedaluwarsa)}, juga menyediakan konsultasi gratis dan fotoboth

bersama maskot Badan POM Pompi-Omi yang cukup diminati

pengunjung. Selain wisatawan yang berkunjung ke Taman Pintar,

pengunjung pameran juga berasal dari pelajar di sekitar Kota

Yogyakarta.

d. Pameran LIPI Tradisional Food and Scientech Festival

Dalam rangka peringatan Bulan Teknologi tahun 2017

dengan tema “Kiprah 50 Tahun LIPI dengan Budayakan Teknologi untuk

Mendukung Pemanfaatan Bahan Alam yang Berdaya Saing”, Badan

Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (BPTBA LIPI) DIY melaksanakan Pameran Tradisional Food

And Scientech Festival mulai tanggal 8 sampai 10 September 2017 di

Gedung Kotak Taman Pintar Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut

berpartisipasi membuka stand dengan menampilkan edukasi terkait obat

dan makanan, termasuk menampilkan contoh-contoh obat, kosmetik,

obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/

ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar

kuis keamanan pangan, permainan ular tangga dan demo deteksi bahan

berbahaya pada makanan dengan test kit. Pada Pameran ini, BPTBA

LIPI melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di

Yogyakarta meraih juara II.

Laporan Tahunan 2017

53

Pembukaan secara resmi dilaksanakan pada hari Jumat

tanggal 18 Agustus oleh Sekda DIY Gatot Saptadi.

Pameran BBPOM di Yogyakarta menampilkan informasi dan contoh

produk obat, obat tradisional, kosmetik dan pangan yang aman serta

produk yang mengandung bahan berbahaya serta menyebarkan

bahan informasi seperti leaflet dan gimmick {Komik Memilih Makanan

Aman, CD film POMPI Akibat Salah Makan dan Kipas bertuliskan

pesan Lindungi Kesehatan Keluarga Kita, Mari Peduli Obat dan

Makanan Aman, Ingat Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar,

Kedaluwarsa)}, juga menyediakan konsultasi gratis dan fotoboth

bersama maskot Badan POM Pompi-Omi yang cukup diminati

pengunjung. Selain wisatawan yang berkunjung ke Taman Pintar,

pengunjung pameran juga berasal dari pelajar di sekitar Kota

Yogyakarta.

d. Pameran LIPI Tradisional Food and Scientech Festival

Dalam rangka peringatan Bulan Teknologi tahun 2017

dengan tema “Kiprah 50 Tahun LIPI dengan Budayakan Teknologi untuk

Mendukung Pemanfaatan Bahan Alam yang Berdaya Saing”, Badan

Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (BPTBA LIPI) DIY melaksanakan Pameran Tradisional Food

And Scientech Festival mulai tanggal 8 sampai 10 September 2017 di

Gedung Kotak Taman Pintar Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut

berpartisipasi membuka stand dengan menampilkan edukasi terkait obat

dan makanan, termasuk menampilkan contoh-contoh obat, kosmetik,

obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/

ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar

kuis keamanan pangan, permainan ular tangga dan demo deteksi bahan

berbahaya pada makanan dengan test kit. Pada Pameran ini, BPTBA

LIPI melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di

Yogyakarta meraih juara II.

Page 62: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

54

e. Pameran Hari Pangan Sedunia

Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia dengan tema

“Bersama Kita Wujudkan Jogja Mandiri Pangan”, Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY melaksanakan pameran mulai

tanggal 7 sampai 9 September 2017 di Halaman Kantor BKPP DIY.

BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh

produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang

mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan bahan

informasi seperti leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan,

permaianan ular tangga, lomba fotoboth dan talkshow. Pada Pameran

ini, BKPP melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di

Yogyakarta meraih juara III.

f. Pameran Jogja Expo 2017

Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun

Kota Yogyakarta yang ke - 261 pemerintah kota yogyakarta

melaksanakan Pameran Produk Unggulan dan Peluang Investasi

mulai tanggal 15 sampai 18 September 2017 bertempat di Malioboro

Mall. BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-

contoh produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang

mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan informasi

dalam bentuk leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan dan kuis

keamanan obat serta kosmetik, permainanular tangga da fotoboth.

Pameran juga diikuti oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari

berbagai daerah seperti Temanggung, Halmahera, Bangka Belitung,

dan lain-lain.

Laporan Tahunan 2017

54

e. Pameran Hari Pangan Sedunia

Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia dengan tema

“Bersama Kita Wujudkan Jogja Mandiri Pangan”, Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY melaksanakan pameran mulai

tanggal 7 sampai 9 September 2017 di Halaman Kantor BKPP DIY.

BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh

produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang

mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan bahan

informasi seperti leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan,

permaianan ular tangga, lomba fotoboth dan talkshow. Pada Pameran

ini, BKPP melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di

Yogyakarta meraih juara III.

f. Pameran Jogja Expo 2017

Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun

Kota Yogyakarta yang ke - 261 pemerintah kota yogyakarta

melaksanakan Pameran Produk Unggulan dan Peluang Investasi

mulai tanggal 15 sampai 18 September 2017 bertempat di Malioboro

Mall. BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-

contoh produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang

mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan informasi

dalam bentuk leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan dan kuis

keamanan obat serta kosmetik, permainanular tangga da fotoboth.

Pameran juga diikuti oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari

berbagai daerah seperti Temanggung, Halmahera, Bangka Belitung,

dan lain-lain.

Laporan Tahunan 2017

54

e. Pameran Hari Pangan Sedunia

Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia dengan tema

“Bersama Kita Wujudkan Jogja Mandiri Pangan”, Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY melaksanakan pameran mulai

tanggal 7 sampai 9 September 2017 di Halaman Kantor BKPP DIY.

BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh

produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang

mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan bahan

informasi seperti leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan,

permaianan ular tangga, lomba fotoboth dan talkshow. Pada Pameran

ini, BKPP melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di

Yogyakarta meraih juara III.

f. Pameran Jogja Expo 2017

Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun

Kota Yogyakarta yang ke - 261 pemerintah kota yogyakarta

melaksanakan Pameran Produk Unggulan dan Peluang Investasi

mulai tanggal 15 sampai 18 September 2017 bertempat di Malioboro

Mall. BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-

contoh produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang

mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan informasi

dalam bentuk leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan dan kuis

keamanan obat serta kosmetik, permainanular tangga da fotoboth.

Pameran juga diikuti oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari

berbagai daerah seperti Temanggung, Halmahera, Bangka Belitung,

dan lain-lain.

Page 63: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

55

g. Pameran Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN)

Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional dengan

tema “Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku”, Dinas Kesehatan DIY

melaksanakan senam masal dan pameran kesehatan pada tanggal 12

November 2017 di Alun-alun Kidul Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta

ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik,

obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/

ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar

kuis keamanan pangan.

h. Pameran Peringatan Hari Ibu ke 89

Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke 89 dengan tema

“Gerakan Bersama Menuju Ketahanan Pangan”, panitia peringatan Hari

Ibu yang terdiri dari Organisasi Wanita di DIY yaitu BKOW (Badan

Kerjasama Organisasi Wanita) DIY, Dharma Pertiwi DIY, Dharma

Wanita Persatuan DIY, Bhayangkari DIY dan TP PKK DIY

melaksanakan senam masal, Bakti Sosial, lomba-lomba, sarasehan dan

pameran pada tanggal 15 November 2017 di Gedung Mandala

Bhakti Wanitatama Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut

berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik, obat

tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/ ilegal

serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar kuis

keamanan pangan.

Laporan Tahunan 2017

55

g. Pameran Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN)

Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional dengan

tema “Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku”, Dinas Kesehatan DIY

melaksanakan senam masal dan pameran kesehatan pada tanggal 12

November 2017 di Alun-alun Kidul Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta

ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik,

obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/

ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar

kuis keamanan pangan.

h. Pameran Peringatan Hari Ibu ke 89

Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke 89 dengan tema

“Gerakan Bersama Menuju Ketahanan Pangan”, panitia peringatan Hari

Ibu yang terdiri dari Organisasi Wanita di DIY yaitu BKOW (Badan

Kerjasama Organisasi Wanita) DIY, Dharma Pertiwi DIY, Dharma

Wanita Persatuan DIY, Bhayangkari DIY dan TP PKK DIY

melaksanakan senam masal, Bakti Sosial, lomba-lomba, sarasehan dan

pameran pada tanggal 15 November 2017 di Gedung Mandala

Bhakti Wanitatama Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut

berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik, obat

tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/ ilegal

serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar kuis

keamanan pangan.

Laporan Tahunan 2017

55

g. Pameran Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN)

Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional dengan

tema “Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku”, Dinas Kesehatan DIY

melaksanakan senam masal dan pameran kesehatan pada tanggal 12

November 2017 di Alun-alun Kidul Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta

ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik,

obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/

ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar

kuis keamanan pangan.

h. Pameran Peringatan Hari Ibu ke 89

Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke 89 dengan tema

“Gerakan Bersama Menuju Ketahanan Pangan”, panitia peringatan Hari

Ibu yang terdiri dari Organisasi Wanita di DIY yaitu BKOW (Badan

Kerjasama Organisasi Wanita) DIY, Dharma Pertiwi DIY, Dharma

Wanita Persatuan DIY, Bhayangkari DIY dan TP PKK DIY

melaksanakan senam masal, Bakti Sosial, lomba-lomba, sarasehan dan

pameran pada tanggal 15 November 2017 di Gedung Mandala

Bhakti Wanitatama Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut

berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik, obat

tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/ ilegal

serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar kuis

keamanan pangan.

Page 64: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

56

i. Pameran Sekaten

BBPOM di Yogyakarta secara rutin ikut berpartisipasi dalam

penyelenggaraan Pameran Pasar Malam Perayaan Sekaten (PPMPS) di

anjungan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta yang diadakan rutin setiap

tahun.

Pameran dilaksanakan selama 22 hari dari tanggal 10

November s/d 1 Desember 2017 dengan tema "Harmoni Ekonomi,

Budaya dan Religi untuk Jogja Istimewa" di Alun-alun Utara Yogyakarta.

Dalam pameran ini Stand BBPOM di Yogyakarta

menampilkan contoh-contoh hasil pengawasan yaitu obat, obat

tradisional, kosmetika dan makanan yang mengandung bahan berbahaya

dan tanpa izin edar, konsultasi seputar Obat dan Makanan, layanan

informasi melalui kuis dan leaflet. Untuk penyebarluasan slogan-slogan

keamanan obat dan makanan kepada masyarakat, diadakan lomba foto

selfi di booth yang kemudian diupload di media sosial.

L. PELATIHAN, PERTEMUAN DAN KEGIATAN KHUSUS

1. Bimbingan Teknis Keamanan Pangan Terhadap 12 Desa RawanPangan

Tahun 2017 adalah tahun

ke-5 BBPOM di Yogyakarta

berpartisipasi dalam Program

Desa Percontohan Pengurangan

Kemiskinan dan Kerawanan

Pangan yang diinisasi oleh

Dewan Ketahanan Pangan (DKP)

DIY. Adapun 12 Desa Percontohan Sesuai Keputusan Gubernur DIY

Nomor : 192/Kep/2016 yang termasuk dalam program ini adalah Desa

Girirejo, Desa Wukirsari dan Desa Trimurti di Kabupaten Bantul; Desa

Martelu, Desa Banyusoco, Desa Kenteng, Desa Wonosari dan Desa

Duwet Kabupaten Gunungkidul serta Desa Kalirejo, Desa Hargowilis,

Laporan Tahunan 2017

56

i. Pameran Sekaten

BBPOM di Yogyakarta secara rutin ikut berpartisipasi dalam

penyelenggaraan Pameran Pasar Malam Perayaan Sekaten (PPMPS) di

anjungan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta yang diadakan rutin setiap

tahun.

Pameran dilaksanakan selama 22 hari dari tanggal 10

November s/d 1 Desember 2017 dengan tema "Harmoni Ekonomi,

Budaya dan Religi untuk Jogja Istimewa" di Alun-alun Utara Yogyakarta.

Dalam pameran ini Stand BBPOM di Yogyakarta

menampilkan contoh-contoh hasil pengawasan yaitu obat, obat

tradisional, kosmetika dan makanan yang mengandung bahan berbahaya

dan tanpa izin edar, konsultasi seputar Obat dan Makanan, layanan

informasi melalui kuis dan leaflet. Untuk penyebarluasan slogan-slogan

keamanan obat dan makanan kepada masyarakat, diadakan lomba foto

selfi di booth yang kemudian diupload di media sosial.

L. PELATIHAN, PERTEMUAN DAN KEGIATAN KHUSUS

1. Bimbingan Teknis Keamanan Pangan Terhadap 12 Desa RawanPangan

Tahun 2017 adalah tahun

ke-5 BBPOM di Yogyakarta

berpartisipasi dalam Program

Desa Percontohan Pengurangan

Kemiskinan dan Kerawanan

Pangan yang diinisasi oleh

Dewan Ketahanan Pangan (DKP)

DIY. Adapun 12 Desa Percontohan Sesuai Keputusan Gubernur DIY

Nomor : 192/Kep/2016 yang termasuk dalam program ini adalah Desa

Girirejo, Desa Wukirsari dan Desa Trimurti di Kabupaten Bantul; Desa

Martelu, Desa Banyusoco, Desa Kenteng, Desa Wonosari dan Desa

Duwet Kabupaten Gunungkidul serta Desa Kalirejo, Desa Hargowilis,

Laporan Tahunan 2017

56

i. Pameran Sekaten

BBPOM di Yogyakarta secara rutin ikut berpartisipasi dalam

penyelenggaraan Pameran Pasar Malam Perayaan Sekaten (PPMPS) di

anjungan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta yang diadakan rutin setiap

tahun.

Pameran dilaksanakan selama 22 hari dari tanggal 10

November s/d 1 Desember 2017 dengan tema "Harmoni Ekonomi,

Budaya dan Religi untuk Jogja Istimewa" di Alun-alun Utara Yogyakarta.

Dalam pameran ini Stand BBPOM di Yogyakarta

menampilkan contoh-contoh hasil pengawasan yaitu obat, obat

tradisional, kosmetika dan makanan yang mengandung bahan berbahaya

dan tanpa izin edar, konsultasi seputar Obat dan Makanan, layanan

informasi melalui kuis dan leaflet. Untuk penyebarluasan slogan-slogan

keamanan obat dan makanan kepada masyarakat, diadakan lomba foto

selfi di booth yang kemudian diupload di media sosial.

L. PELATIHAN, PERTEMUAN DAN KEGIATAN KHUSUS

1. Bimbingan Teknis Keamanan Pangan Terhadap 12 Desa RawanPangan

Tahun 2017 adalah tahun

ke-5 BBPOM di Yogyakarta

berpartisipasi dalam Program

Desa Percontohan Pengurangan

Kemiskinan dan Kerawanan

Pangan yang diinisasi oleh

Dewan Ketahanan Pangan (DKP)

DIY. Adapun 12 Desa Percontohan Sesuai Keputusan Gubernur DIY

Nomor : 192/Kep/2016 yang termasuk dalam program ini adalah Desa

Girirejo, Desa Wukirsari dan Desa Trimurti di Kabupaten Bantul; Desa

Martelu, Desa Banyusoco, Desa Kenteng, Desa Wonosari dan Desa

Duwet Kabupaten Gunungkidul serta Desa Kalirejo, Desa Hargowilis,

Page 65: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

57

Desa Hargotirto, dan Desa Tuksono di Kabupaten Kulonprogo.

Di 12 Desa Percontohan tersebut, BBPOM di Yogyakarta

menyelenggarakan kegiatan intensifikasi pengawasan pangan

menggunakan mobil laboratorium keliling dan Bimtek Keamanan Pangan

tanggal 16 Maret (desa Wukirsari), 27 Maret (desa Kalirejo), 12 April (desa

Girirejo), 13 April (desa Hargotirto), 17 April (desa Trimurti), 18 April (desa

Hargowilis), 19 April (desa Mertelu), 20 April (desa Kenteng), 2 Mei (desa

Duwet), 4 Mei (desa Banyusoco), 9 Mei (desa Wonosari), 10 Mei (desa

Tuksono).

Intensifikasi pengawasan pangan yang dilaksanakan pada 12 Desa

Percontohan di sarana ritel/warung kelontong, menunjukkan terdapat

9,65% pangan mengandung bahan berbahaya. Tindak lanjut dari temuan

tersebut agar tidak berulang, dilakukan pemusnahan oleh pemilik atau

penanggung jawab sarana, membuat surat pernyataan dan mengirim hasil

uji ke Kepala Desa setempat untuk dilakukan monitoring.

Kegiatan bimtek dilaksanakan bekerja sama dengan Puskesmas

setempat agar puskesmas bisa melakukan pengawalan terhadap program

ini mengingat masih ditemukan produk pangan mengandung bahan

berbahaya. Materi bimtek adalah Keamanan Pangan dan Lima Kunci

Keamanan Pangan Ritel dan Peran Sanitarian Puskesmas terhadap

Pengawasan Pangan Beredar di Wilayah Desa. Setiap peserta bimtek

dihimbau agar menyebarluaskan informasi pada komunitas masing-

masing.

2. Koordinasi dan Diseminasi Hasil Pemantauan Toksikovigilan

Kegiatan Koordinasi dan Diseminasi Hasil PemantauanToksikovigilan dilkasanakanpada hari Rabu tanggal 26April 2017 di aula BalaiBesarPOM di Yogyakarta denganmengundang 5 orang petugasdari dinas kesehatankabupaten/kota dan 36petugas dari Rumah sakit

pemerintah maupun swasta di DIY.

Laporan Tahunan 2017

57

Desa Hargotirto, dan Desa Tuksono di Kabupaten Kulonprogo.

Di 12 Desa Percontohan tersebut, BBPOM di Yogyakarta

menyelenggarakan kegiatan intensifikasi pengawasan pangan

menggunakan mobil laboratorium keliling dan Bimtek Keamanan Pangan

tanggal 16 Maret (desa Wukirsari), 27 Maret (desa Kalirejo), 12 April (desa

Girirejo), 13 April (desa Hargotirto), 17 April (desa Trimurti), 18 April (desa

Hargowilis), 19 April (desa Mertelu), 20 April (desa Kenteng), 2 Mei (desa

Duwet), 4 Mei (desa Banyusoco), 9 Mei (desa Wonosari), 10 Mei (desa

Tuksono).

Intensifikasi pengawasan pangan yang dilaksanakan pada 12 Desa

Percontohan di sarana ritel/warung kelontong, menunjukkan terdapat

9,65% pangan mengandung bahan berbahaya. Tindak lanjut dari temuan

tersebut agar tidak berulang, dilakukan pemusnahan oleh pemilik atau

penanggung jawab sarana, membuat surat pernyataan dan mengirim hasil

uji ke Kepala Desa setempat untuk dilakukan monitoring.

Kegiatan bimtek dilaksanakan bekerja sama dengan Puskesmas

setempat agar puskesmas bisa melakukan pengawalan terhadap program

ini mengingat masih ditemukan produk pangan mengandung bahan

berbahaya. Materi bimtek adalah Keamanan Pangan dan Lima Kunci

Keamanan Pangan Ritel dan Peran Sanitarian Puskesmas terhadap

Pengawasan Pangan Beredar di Wilayah Desa. Setiap peserta bimtek

dihimbau agar menyebarluaskan informasi pada komunitas masing-

masing.

2. Koordinasi dan Diseminasi Hasil Pemantauan Toksikovigilan

Kegiatan Koordinasi dan Diseminasi Hasil PemantauanToksikovigilan dilkasanakanpada hari Rabu tanggal 26April 2017 di aula BalaiBesarPOM di Yogyakarta denganmengundang 5 orang petugasdari dinas kesehatankabupaten/kota dan 36petugas dari Rumah sakit

pemerintah maupun swasta di DIY.

Laporan Tahunan 2017

57

Desa Hargotirto, dan Desa Tuksono di Kabupaten Kulonprogo.

Di 12 Desa Percontohan tersebut, BBPOM di Yogyakarta

menyelenggarakan kegiatan intensifikasi pengawasan pangan

menggunakan mobil laboratorium keliling dan Bimtek Keamanan Pangan

tanggal 16 Maret (desa Wukirsari), 27 Maret (desa Kalirejo), 12 April (desa

Girirejo), 13 April (desa Hargotirto), 17 April (desa Trimurti), 18 April (desa

Hargowilis), 19 April (desa Mertelu), 20 April (desa Kenteng), 2 Mei (desa

Duwet), 4 Mei (desa Banyusoco), 9 Mei (desa Wonosari), 10 Mei (desa

Tuksono).

Intensifikasi pengawasan pangan yang dilaksanakan pada 12 Desa

Percontohan di sarana ritel/warung kelontong, menunjukkan terdapat

9,65% pangan mengandung bahan berbahaya. Tindak lanjut dari temuan

tersebut agar tidak berulang, dilakukan pemusnahan oleh pemilik atau

penanggung jawab sarana, membuat surat pernyataan dan mengirim hasil

uji ke Kepala Desa setempat untuk dilakukan monitoring.

Kegiatan bimtek dilaksanakan bekerja sama dengan Puskesmas

setempat agar puskesmas bisa melakukan pengawalan terhadap program

ini mengingat masih ditemukan produk pangan mengandung bahan

berbahaya. Materi bimtek adalah Keamanan Pangan dan Lima Kunci

Keamanan Pangan Ritel dan Peran Sanitarian Puskesmas terhadap

Pengawasan Pangan Beredar di Wilayah Desa. Setiap peserta bimtek

dihimbau agar menyebarluaskan informasi pada komunitas masing-

masing.

2. Koordinasi dan Diseminasi Hasil Pemantauan Toksikovigilan

Kegiatan Koordinasi dan Diseminasi Hasil PemantauanToksikovigilan dilkasanakanpada hari Rabu tanggal 26April 2017 di aula BalaiBesarPOM di Yogyakarta denganmengundang 5 orang petugasdari dinas kesehatankabupaten/kota dan 36petugas dari Rumah sakit

pemerintah maupun swasta di DIY.

Page 66: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

58

Pemetaan Kasus Keracunan di Rumah Sakit merupakan salah satu

kegiatan Sentra Informasi Keracunan untuk mengidentifikasi keracunan

melalui pengumpulan data, evaluasi, dan monitoring kegiatan pencegahan

keracunan.

Data yang terkumpul akan dianalisis dan akan menjadi salah satu

acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Sentra Informasi

Keracunan selanjutnya. Langkah-langkah pencegahan yang diambil

berdasarkan pola penyebaran kasus keracunan diharapkan bisa

mengurangi risiko terjadinya keracunan serupa. Kasus Keracunan yang

terjadi dan dilaporkan tahun 2017 adalah 122 kasus. Peta kasus keracunan

tahun 2017 seperti terlihat di gambar 45. (Data sesuai tabel 40 terlampir)

Gambar 45. Peta Kasus Keracunan

3. Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) di DIY

GKPD ini dicanangkan

dengan tujuan untuk meningkatkan

akses keamanan pangan desa yang

berbasis kearifan lokal untuk

peningkatan ekonomi keluarga dan

mengembangkan produk pangan

unggulan desa berbasis keamanan

pangan. Kegiatan - kegiatan GKPD Tahun 2017 meliputi :

a. Audiensi Pemilihan DesaTerkait desa yang akan diintervensi GKPD Tahun 2017, Dinas

Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masing-

masing mengusulkan tiga desa yaitu:

1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo

27

0

26

Laporan Tahunan 2017

58

Pemetaan Kasus Keracunan di Rumah Sakit merupakan salah satu

kegiatan Sentra Informasi Keracunan untuk mengidentifikasi keracunan

melalui pengumpulan data, evaluasi, dan monitoring kegiatan pencegahan

keracunan.

Data yang terkumpul akan dianalisis dan akan menjadi salah satu

acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Sentra Informasi

Keracunan selanjutnya. Langkah-langkah pencegahan yang diambil

berdasarkan pola penyebaran kasus keracunan diharapkan bisa

mengurangi risiko terjadinya keracunan serupa. Kasus Keracunan yang

terjadi dan dilaporkan tahun 2017 adalah 122 kasus. Peta kasus keracunan

tahun 2017 seperti terlihat di gambar 45. (Data sesuai tabel 40 terlampir)

Gambar 45. Peta Kasus Keracunan

3. Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) di DIY

GKPD ini dicanangkan

dengan tujuan untuk meningkatkan

akses keamanan pangan desa yang

berbasis kearifan lokal untuk

peningkatan ekonomi keluarga dan

mengembangkan produk pangan

unggulan desa berbasis keamanan

pangan. Kegiatan - kegiatan GKPD Tahun 2017 meliputi :

a. Audiensi Pemilihan DesaTerkait desa yang akan diintervensi GKPD Tahun 2017, Dinas

Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masing-

masing mengusulkan tiga desa yaitu:

1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo

16 1

15 01

1239

26

1 1 1 Obat

Obat Tradisional

Makanan

Suplemen

Kosmetik

Napza

Binatang

Pestisida/Insektisida

Laporan Tahunan 2017

58

Pemetaan Kasus Keracunan di Rumah Sakit merupakan salah satu

kegiatan Sentra Informasi Keracunan untuk mengidentifikasi keracunan

melalui pengumpulan data, evaluasi, dan monitoring kegiatan pencegahan

keracunan.

Data yang terkumpul akan dianalisis dan akan menjadi salah satu

acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Sentra Informasi

Keracunan selanjutnya. Langkah-langkah pencegahan yang diambil

berdasarkan pola penyebaran kasus keracunan diharapkan bisa

mengurangi risiko terjadinya keracunan serupa. Kasus Keracunan yang

terjadi dan dilaporkan tahun 2017 adalah 122 kasus. Peta kasus keracunan

tahun 2017 seperti terlihat di gambar 45. (Data sesuai tabel 40 terlampir)

Gambar 45. Peta Kasus Keracunan

3. Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) di DIY

GKPD ini dicanangkan

dengan tujuan untuk meningkatkan

akses keamanan pangan desa yang

berbasis kearifan lokal untuk

peningkatan ekonomi keluarga dan

mengembangkan produk pangan

unggulan desa berbasis keamanan

pangan. Kegiatan - kegiatan GKPD Tahun 2017 meliputi :

a. Audiensi Pemilihan DesaTerkait desa yang akan diintervensi GKPD Tahun 2017, Dinas

Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masing-

masing mengusulkan tiga desa yaitu:

1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo

Obat Tradisional

Suplemen

Pestisida/Insektisida

Page 67: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

59

2. Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo

3. Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon

Progo

4. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul

5. Desa Beji Harjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung

Kidul

6. Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung

Kidul

Bedasarkan hasil audiensi kepada enam Kepala Desa

tersebut diputuskan 3 desa target intervensi Gerakan Keamanan

Pangan Desa tahun 2017 yaitu:

1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo

2. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul

3. Desa Nglangeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul

Untuk mendapatkan dukungan dalam memilih calon kader

guru pada sekolah disekitar desa yang diintervensi juga dilakukan

audiensi ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Dasar

Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 14 Maret

2017, dan UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Tepus dan Kecamatan

Patuk Kabupaten Gunung Kidul pada tanggal 15 Maret 2017.

b. Advokasi Kelembagaan DesaPada tanggal 29 Maret

2017 bertempat di Aula BBPOM di

Yogyakarta diselenggarakan

kegiatan Advokasi Kelembagaan

Desa sebagai langkah awal untuk

menggalang komitmen dengan

lintas sektor dan perangkat desa.

Pertemuan ini di hadiri

oleh lintas sektor terkait antara lain Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat; Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi; Tim Penggerak PKK; Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan UMKM; Dinas Kesehatan; Dinas

Pertanian; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Dinas

Laporan Tahunan 2017

59

2. Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo

3. Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon

Progo

4. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul

5. Desa Beji Harjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung

Kidul

6. Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung

Kidul

Bedasarkan hasil audiensi kepada enam Kepala Desa

tersebut diputuskan 3 desa target intervensi Gerakan Keamanan

Pangan Desa tahun 2017 yaitu:

1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo

2. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul

3. Desa Nglangeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul

Untuk mendapatkan dukungan dalam memilih calon kader

guru pada sekolah disekitar desa yang diintervensi juga dilakukan

audiensi ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Dasar

Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 14 Maret

2017, dan UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Tepus dan Kecamatan

Patuk Kabupaten Gunung Kidul pada tanggal 15 Maret 2017.

b. Advokasi Kelembagaan DesaPada tanggal 29 Maret

2017 bertempat di Aula BBPOM di

Yogyakarta diselenggarakan

kegiatan Advokasi Kelembagaan

Desa sebagai langkah awal untuk

menggalang komitmen dengan

lintas sektor dan perangkat desa.

Pertemuan ini di hadiri

oleh lintas sektor terkait antara lain Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat; Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi; Tim Penggerak PKK; Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan UMKM; Dinas Kesehatan; Dinas

Pertanian; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Dinas

Laporan Tahunan 2017

59

2. Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo

3. Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon

Progo

4. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul

5. Desa Beji Harjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung

Kidul

6. Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung

Kidul

Bedasarkan hasil audiensi kepada enam Kepala Desa

tersebut diputuskan 3 desa target intervensi Gerakan Keamanan

Pangan Desa tahun 2017 yaitu:

1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo

2. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul

3. Desa Nglangeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul

Untuk mendapatkan dukungan dalam memilih calon kader

guru pada sekolah disekitar desa yang diintervensi juga dilakukan

audiensi ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Dasar

Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 14 Maret

2017, dan UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Tepus dan Kecamatan

Patuk Kabupaten Gunung Kidul pada tanggal 15 Maret 2017.

b. Advokasi Kelembagaan DesaPada tanggal 29 Maret

2017 bertempat di Aula BBPOM di

Yogyakarta diselenggarakan

kegiatan Advokasi Kelembagaan

Desa sebagai langkah awal untuk

menggalang komitmen dengan

lintas sektor dan perangkat desa.

Pertemuan ini di hadiri

oleh lintas sektor terkait antara lain Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat; Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi; Tim Penggerak PKK; Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan UMKM; Dinas Kesehatan; Dinas

Pertanian; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Dinas

Page 68: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

60

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga

Berencana dan Pemberdayaan

Masyarakat; Perwakilan Desa/

keluarahan yang telah diintervensi

program GKPD tahun 2016; Kepala

Desa, Perwakilan Kader dan

Puskesmas Desa Kaliagung

Kabupaten Kulon Progo, Desa

Sidoharjo dan Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul.

Diharapkan pertemuan ini dapat menjalin kemitraan antara stakeholder

dan adanya komunikasi 2 (dua) arah dengan komunitas desa guna

meningkatkan pengawasan keamanan pangan di Indonesia.

c. Bimtek Kader Keamanan PanganSetelah penggalangan komitmen

dengan lintas sektor dan perangkat

desa, selanjutnya pada tanggal 30 –

31 Maret 2017 bertempat di aula

BBPOM di Yogyakarta dilaksanakan

Bimtek Kader Keamanan Pangan

Desa sebagai salah satu bentuk

upaya pemberdayaan masyarakat desa dan usaha pangan desa di

bidang keamanan pangan. Bimtek ini diikuti oleh 50 orang kader yang

terdiri dari PKK, karang taruna, guru dari tiga desa yaitu Desa

Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa Nglanggeran, PKP/DFI dari

Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo serta Koordinator Lapangan

GKPD BBPOM di Yogyakarta.

Para kader dibekali dengan

materi keamanan pangan, uji rapid

test kit untuk mendeteksi bahan

berbahaya dalam pangan dan Design

Thinking yang mengangkat potensi

permasalahan yang ada di masing-

masing kelompok komunitas desa.

Pada kesempatan ini juga diserahkan permainan ular tangga

keamanan pangan kepada perwakilan tiga desa dan kepada

Laporan Tahunan 2017

60

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga

Berencana dan Pemberdayaan

Masyarakat; Perwakilan Desa/

keluarahan yang telah diintervensi

program GKPD tahun 2016; Kepala

Desa, Perwakilan Kader dan

Puskesmas Desa Kaliagung

Kabupaten Kulon Progo, Desa

Sidoharjo dan Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul.

Diharapkan pertemuan ini dapat menjalin kemitraan antara stakeholder

dan adanya komunikasi 2 (dua) arah dengan komunitas desa guna

meningkatkan pengawasan keamanan pangan di Indonesia.

c. Bimtek Kader Keamanan PanganSetelah penggalangan komitmen

dengan lintas sektor dan perangkat

desa, selanjutnya pada tanggal 30 –

31 Maret 2017 bertempat di aula

BBPOM di Yogyakarta dilaksanakan

Bimtek Kader Keamanan Pangan

Desa sebagai salah satu bentuk

upaya pemberdayaan masyarakat desa dan usaha pangan desa di

bidang keamanan pangan. Bimtek ini diikuti oleh 50 orang kader yang

terdiri dari PKK, karang taruna, guru dari tiga desa yaitu Desa

Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa Nglanggeran, PKP/DFI dari

Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo serta Koordinator Lapangan

GKPD BBPOM di Yogyakarta.

Para kader dibekali dengan

materi keamanan pangan, uji rapid

test kit untuk mendeteksi bahan

berbahaya dalam pangan dan Design

Thinking yang mengangkat potensi

permasalahan yang ada di masing-

masing kelompok komunitas desa.

Pada kesempatan ini juga diserahkan permainan ular tangga

keamanan pangan kepada perwakilan tiga desa dan kepada

Laporan Tahunan 2017

60

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga

Berencana dan Pemberdayaan

Masyarakat; Perwakilan Desa/

keluarahan yang telah diintervensi

program GKPD tahun 2016; Kepala

Desa, Perwakilan Kader dan

Puskesmas Desa Kaliagung

Kabupaten Kulon Progo, Desa

Sidoharjo dan Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul.

Diharapkan pertemuan ini dapat menjalin kemitraan antara stakeholder

dan adanya komunikasi 2 (dua) arah dengan komunitas desa guna

meningkatkan pengawasan keamanan pangan di Indonesia.

c. Bimtek Kader Keamanan PanganSetelah penggalangan komitmen

dengan lintas sektor dan perangkat

desa, selanjutnya pada tanggal 30 –

31 Maret 2017 bertempat di aula

BBPOM di Yogyakarta dilaksanakan

Bimtek Kader Keamanan Pangan

Desa sebagai salah satu bentuk

upaya pemberdayaan masyarakat desa dan usaha pangan desa di

bidang keamanan pangan. Bimtek ini diikuti oleh 50 orang kader yang

terdiri dari PKK, karang taruna, guru dari tiga desa yaitu Desa

Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa Nglanggeran, PKP/DFI dari

Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo serta Koordinator Lapangan

GKPD BBPOM di Yogyakarta.

Para kader dibekali dengan

materi keamanan pangan, uji rapid

test kit untuk mendeteksi bahan

berbahaya dalam pangan dan Design

Thinking yang mengangkat potensi

permasalahan yang ada di masing-

masing kelompok komunitas desa.

Pada kesempatan ini juga diserahkan permainan ular tangga

keamanan pangan kepada perwakilan tiga desa dan kepada

Page 69: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

61

masing-masing kelompok kader yaitu Ibu PKK/rumah tangga, karang

taruna, guru dan tenaga pengawas diberikan masing-masing 1 (satu) set

rapid tes kit.

d. Gap AssessmentSetelah Bimtek kader selanjutnya

dilaksanakan Gap Assessment selama

3 hari, tanggal 17 - 20 April 2017, pada

calon komunitas terpilih di Desa

Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa

Nglanggeran.

Gap Assessment ini bertujuan

mengetahui profil desa dalam penerapan program keamanan pangan

yang sekaligus menjadi baseline data situasi dan kondisi keamanan

pangan di desa, dilakukan melalui pengisian kuesioner yang berisi

gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku 5 komunitas desa yang akan

diintervensi, yaitu Ibu PKK dan ibu rumah tangga, pelaku usaha pangan

di desa (warung/ritel), Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan

Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) serta guru. Masing-masing komunitas

desa terdiri dari 10 orang, sehingga total komunitas desa sebanyak 50

orang tiap desa. Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung

(wawancara dan observasi) kepada komunitas desa yang menjadi

responden, untuk dinilai perilaku keamanan pangannya, bekerja sama

dengan 6 mahasiswa FTP UGM sebagai observer.

Untuk memetakan kebutuhan partisipasi aktif masyarakat dalam

mencapai tujuan program, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan

kegiatan Participatory Action Research (PAR) melalui Focus Group

Discussion (FGD). Masing-masing komunitas didampingi oleh Kader

Keamanan Pangan membahas permasalahan keamanan pangan desa

serta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Hasil pembahasan

PAR dipresentasikan dan didiskusikan bersama. Kebersihan yang

kurang, penggunaan air tidak mengalir, produk makanan tanpa ijin edar,

penggunaan minyak goreng berulang-ulang adalah beberapa masalah

yang diungkapkan oleh komunitas desa saat diskusi PAR.

Laporan Tahunan 2017

61

masing-masing kelompok kader yaitu Ibu PKK/rumah tangga, karang

taruna, guru dan tenaga pengawas diberikan masing-masing 1 (satu) set

rapid tes kit.

d. Gap AssessmentSetelah Bimtek kader selanjutnya

dilaksanakan Gap Assessment selama

3 hari, tanggal 17 - 20 April 2017, pada

calon komunitas terpilih di Desa

Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa

Nglanggeran.

Gap Assessment ini bertujuan

mengetahui profil desa dalam penerapan program keamanan pangan

yang sekaligus menjadi baseline data situasi dan kondisi keamanan

pangan di desa, dilakukan melalui pengisian kuesioner yang berisi

gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku 5 komunitas desa yang akan

diintervensi, yaitu Ibu PKK dan ibu rumah tangga, pelaku usaha pangan

di desa (warung/ritel), Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan

Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) serta guru. Masing-masing komunitas

desa terdiri dari 10 orang, sehingga total komunitas desa sebanyak 50

orang tiap desa. Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung

(wawancara dan observasi) kepada komunitas desa yang menjadi

responden, untuk dinilai perilaku keamanan pangannya, bekerja sama

dengan 6 mahasiswa FTP UGM sebagai observer.

Untuk memetakan kebutuhan partisipasi aktif masyarakat dalam

mencapai tujuan program, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan

kegiatan Participatory Action Research (PAR) melalui Focus Group

Discussion (FGD). Masing-masing komunitas didampingi oleh Kader

Keamanan Pangan membahas permasalahan keamanan pangan desa

serta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Hasil pembahasan

PAR dipresentasikan dan didiskusikan bersama. Kebersihan yang

kurang, penggunaan air tidak mengalir, produk makanan tanpa ijin edar,

penggunaan minyak goreng berulang-ulang adalah beberapa masalah

yang diungkapkan oleh komunitas desa saat diskusi PAR.

Laporan Tahunan 2017

61

masing-masing kelompok kader yaitu Ibu PKK/rumah tangga, karang

taruna, guru dan tenaga pengawas diberikan masing-masing 1 (satu) set

rapid tes kit.

d. Gap AssessmentSetelah Bimtek kader selanjutnya

dilaksanakan Gap Assessment selama

3 hari, tanggal 17 - 20 April 2017, pada

calon komunitas terpilih di Desa

Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa

Nglanggeran.

Gap Assessment ini bertujuan

mengetahui profil desa dalam penerapan program keamanan pangan

yang sekaligus menjadi baseline data situasi dan kondisi keamanan

pangan di desa, dilakukan melalui pengisian kuesioner yang berisi

gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku 5 komunitas desa yang akan

diintervensi, yaitu Ibu PKK dan ibu rumah tangga, pelaku usaha pangan

di desa (warung/ritel), Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan

Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) serta guru. Masing-masing komunitas

desa terdiri dari 10 orang, sehingga total komunitas desa sebanyak 50

orang tiap desa. Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung

(wawancara dan observasi) kepada komunitas desa yang menjadi

responden, untuk dinilai perilaku keamanan pangannya, bekerja sama

dengan 6 mahasiswa FTP UGM sebagai observer.

Untuk memetakan kebutuhan partisipasi aktif masyarakat dalam

mencapai tujuan program, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan

kegiatan Participatory Action Research (PAR) melalui Focus Group

Discussion (FGD). Masing-masing komunitas didampingi oleh Kader

Keamanan Pangan membahas permasalahan keamanan pangan desa

serta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Hasil pembahasan

PAR dipresentasikan dan didiskusikan bersama. Kebersihan yang

kurang, penggunaan air tidak mengalir, produk makanan tanpa ijin edar,

penggunaan minyak goreng berulang-ulang adalah beberapa masalah

yang diungkapkan oleh komunitas desa saat diskusi PAR.

Page 70: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

62

e. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap ITim mobil laboratorium keliling diterjunkan untuk mengambil

dan menguji sampel pangan diduga mengandung bahan berbahaya

(rhodamin B, methanyl yellow,

borax, formalin) yang

diperjualbelikan di 3 desa intervensi

pada tanggal 17, 18 dan 19 Mei

2017. Kegiatan intensifikasi ini

bertujuan untuk mengetahui kondisi

keamanan pangan di desa sebelum

diintervensi GKPD.

f. Bimtek Komunitas Desa ISetelah dilakukan Bimtek

kepada 45 orang Kader Keamanan

Pangan dari 3 desa tersebut

selanjutnya para kader

melaksanakan Bimtek Komunitas

Desa I melalui pendampingan pada

5 komunitas desa, yaitu komunitas

Ibu PKK/Ibu Rumah Tangga, sekolah, IRTP, ritel dan PKL.

Pada bimtek ini komunitas desa mendapatkan materi tentang

Keamanan Pangan, Mencegah dan Penatalaksanaan Keracunan

Alergi Pangan serta materi 5 Kunci Keamanan Pangan sesuai

komunitas masing-masing. Untuk Kelas IRTP, Dinas Kesehatan

menjadikan bimtek komunitas desa sebagai sarana Penyuluhan

Pangan dalam rangka SPP-IRT sehingga nantinya output bimtek

komunitas desa adalah sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan

sebagai persyaratan memperoleh ijin PIRT. Sedangkan untuk kelas

PKL, kegiatan bimtek komunitas desa disinergikan dengan kegiatan

Dinas Kesehatan yaitu sertifikasi Makanan Jajanan. Narasumber

bimtek komunitas desa adalah 2 kader sesuai komunitas masing-

masing.

Laporan Tahunan 2017

62

e. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap ITim mobil laboratorium keliling diterjunkan untuk mengambil

dan menguji sampel pangan diduga mengandung bahan berbahaya

(rhodamin B, methanyl yellow,

borax, formalin) yang

diperjualbelikan di 3 desa intervensi

pada tanggal 17, 18 dan 19 Mei

2017. Kegiatan intensifikasi ini

bertujuan untuk mengetahui kondisi

keamanan pangan di desa sebelum

diintervensi GKPD.

f. Bimtek Komunitas Desa ISetelah dilakukan Bimtek

kepada 45 orang Kader Keamanan

Pangan dari 3 desa tersebut

selanjutnya para kader

melaksanakan Bimtek Komunitas

Desa I melalui pendampingan pada

5 komunitas desa, yaitu komunitas

Ibu PKK/Ibu Rumah Tangga, sekolah, IRTP, ritel dan PKL.

Pada bimtek ini komunitas desa mendapatkan materi tentang

Keamanan Pangan, Mencegah dan Penatalaksanaan Keracunan

Alergi Pangan serta materi 5 Kunci Keamanan Pangan sesuai

komunitas masing-masing. Untuk Kelas IRTP, Dinas Kesehatan

menjadikan bimtek komunitas desa sebagai sarana Penyuluhan

Pangan dalam rangka SPP-IRT sehingga nantinya output bimtek

komunitas desa adalah sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan

sebagai persyaratan memperoleh ijin PIRT. Sedangkan untuk kelas

PKL, kegiatan bimtek komunitas desa disinergikan dengan kegiatan

Dinas Kesehatan yaitu sertifikasi Makanan Jajanan. Narasumber

bimtek komunitas desa adalah 2 kader sesuai komunitas masing-

masing.

Laporan Tahunan 2017

62

e. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap ITim mobil laboratorium keliling diterjunkan untuk mengambil

dan menguji sampel pangan diduga mengandung bahan berbahaya

(rhodamin B, methanyl yellow,

borax, formalin) yang

diperjualbelikan di 3 desa intervensi

pada tanggal 17, 18 dan 19 Mei

2017. Kegiatan intensifikasi ini

bertujuan untuk mengetahui kondisi

keamanan pangan di desa sebelum

diintervensi GKPD.

f. Bimtek Komunitas Desa ISetelah dilakukan Bimtek

kepada 45 orang Kader Keamanan

Pangan dari 3 desa tersebut

selanjutnya para kader

melaksanakan Bimtek Komunitas

Desa I melalui pendampingan pada

5 komunitas desa, yaitu komunitas

Ibu PKK/Ibu Rumah Tangga, sekolah, IRTP, ritel dan PKL.

Pada bimtek ini komunitas desa mendapatkan materi tentang

Keamanan Pangan, Mencegah dan Penatalaksanaan Keracunan

Alergi Pangan serta materi 5 Kunci Keamanan Pangan sesuai

komunitas masing-masing. Untuk Kelas IRTP, Dinas Kesehatan

menjadikan bimtek komunitas desa sebagai sarana Penyuluhan

Pangan dalam rangka SPP-IRT sehingga nantinya output bimtek

komunitas desa adalah sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan

sebagai persyaratan memperoleh ijin PIRT. Sedangkan untuk kelas

PKL, kegiatan bimtek komunitas desa disinergikan dengan kegiatan

Dinas Kesehatan yaitu sertifikasi Makanan Jajanan. Narasumber

bimtek komunitas desa adalah 2 kader sesuai komunitas masing-

masing.

Page 71: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

63

g. Bimtek Komunitas Desa IIPada bimtek komunitas desa II, komunitas desa mendapatkan

materi tentang Uji Rapid Test Kit, Design Thinking dan Permainan

Keamanan Pangan.

h. Fasilitasi Penerapan Keamanan PanganMasing-masing kader

keamanan pangan desa dan

tenaga Penyuluh Keamanan

Pangan serta Distric Food

Inspector (DFI) melakukan dua

kali fasilitasi penerapan

keamanan pangan kepada

masing-masing komunitasnya melakukan pengamatan ke dapur/tempat

produksi pangan, bagaimana mereka melakukan penyiapan/ pemasakan

/penyajian/penyimpanan pangan dalam menerapkan keamanan pangan.

Masing-masing kader secara langsung melakukan pembinaan bila

diperlukan. Kader menggunakan

formulir pemantauan sarana produksi

dalam melakukan fasilitasi.

Fasilitasi yang dilakukan untuk IRTP

adalah penerbitan SPP-IRT dan

untuk PKL penerbitan Laik Hygiene

Sanitasi

i. Monitoring dan EvaluasiSetelah intervensi keamanan

pangan dilakukan kepada komunitas

desa melalui kegiatan Bimtek

Komunitas Desa dan Fasilitasi

Keamanan Pangan Desa, dilakukan

monitoring dan evaluasi dengan

pengambilan data post intervensi

terhadap kader keamanan pangan dan kepala desa untuk dievaluasi.

Monitoring dan Evaluasi GKPD dilaksanakan pada tanggal 21 , 22 dan

23 November 2017.

Laporan Tahunan 2017

63

g. Bimtek Komunitas Desa IIPada bimtek komunitas desa II, komunitas desa mendapatkan

materi tentang Uji Rapid Test Kit, Design Thinking dan Permainan

Keamanan Pangan.

h. Fasilitasi Penerapan Keamanan PanganMasing-masing kader

keamanan pangan desa dan

tenaga Penyuluh Keamanan

Pangan serta Distric Food

Inspector (DFI) melakukan dua

kali fasilitasi penerapan

keamanan pangan kepada

masing-masing komunitasnya melakukan pengamatan ke dapur/tempat

produksi pangan, bagaimana mereka melakukan penyiapan/ pemasakan

/penyajian/penyimpanan pangan dalam menerapkan keamanan pangan.

Masing-masing kader secara langsung melakukan pembinaan bila

diperlukan. Kader menggunakan

formulir pemantauan sarana produksi

dalam melakukan fasilitasi.

Fasilitasi yang dilakukan untuk IRTP

adalah penerbitan SPP-IRT dan

untuk PKL penerbitan Laik Hygiene

Sanitasi

i. Monitoring dan EvaluasiSetelah intervensi keamanan

pangan dilakukan kepada komunitas

desa melalui kegiatan Bimtek

Komunitas Desa dan Fasilitasi

Keamanan Pangan Desa, dilakukan

monitoring dan evaluasi dengan

pengambilan data post intervensi

terhadap kader keamanan pangan dan kepala desa untuk dievaluasi.

Monitoring dan Evaluasi GKPD dilaksanakan pada tanggal 21 , 22 dan

23 November 2017.

Laporan Tahunan 2017

63

g. Bimtek Komunitas Desa IIPada bimtek komunitas desa II, komunitas desa mendapatkan

materi tentang Uji Rapid Test Kit, Design Thinking dan Permainan

Keamanan Pangan.

h. Fasilitasi Penerapan Keamanan PanganMasing-masing kader

keamanan pangan desa dan

tenaga Penyuluh Keamanan

Pangan serta Distric Food

Inspector (DFI) melakukan dua

kali fasilitasi penerapan

keamanan pangan kepada

masing-masing komunitasnya melakukan pengamatan ke dapur/tempat

produksi pangan, bagaimana mereka melakukan penyiapan/ pemasakan

/penyajian/penyimpanan pangan dalam menerapkan keamanan pangan.

Masing-masing kader secara langsung melakukan pembinaan bila

diperlukan. Kader menggunakan

formulir pemantauan sarana produksi

dalam melakukan fasilitasi.

Fasilitasi yang dilakukan untuk IRTP

adalah penerbitan SPP-IRT dan

untuk PKL penerbitan Laik Hygiene

Sanitasi

i. Monitoring dan EvaluasiSetelah intervensi keamanan

pangan dilakukan kepada komunitas

desa melalui kegiatan Bimtek

Komunitas Desa dan Fasilitasi

Keamanan Pangan Desa, dilakukan

monitoring dan evaluasi dengan

pengambilan data post intervensi

terhadap kader keamanan pangan dan kepala desa untuk dievaluasi.

Monitoring dan Evaluasi GKPD dilaksanakan pada tanggal 21 , 22 dan

23 November 2017.

Page 72: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

64

Pada forum Monitoring dan Evaluasi tersebut diserahkan pula

Banner terkait keamanan pangan kepada desa Kaliagung, Nglanggeran

dan Sidoharjo. Harapannya banner terkait keamanan pangan tersebut

dapat mengedukasi semua masyarakat.

j. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap IITim mobil laboratorium keliling

diterjunkan untuk mengambil dan

menguji sampel pangan diduga

mengandung bahan berbahaya yang

diperjualbelikan di 3 desa pada tanggal

21, 22 dan 23 November 2017. untuk

mengetahui kondisi keamanan pangan setelah diintervensi GKPD.

k. Pengawalan Desa yang Diintervensi Program GKPD

Pengawalan terhadap 20

desa yang telah

diintervensi GKPD

dilaksanakan pada Rabu,

27 September 2017

bertempat di Hotel Royal

Darmo Yogyakarta, bertujuan untuk melakukan monitoring evaluasi

terhadap keberlanjutan program GKPD yang dimulai pasca intervensi

serta untuk membangun jejaring komunikasi antar kader keamanan

pangan.

Adapun 20 desa/kelurahan tersebut adalah Desa Tridadi,

Sinduadi, Sariharjo, Sidokarto, Tlogoadi, Tamanmartani, Madurejo di

Kabupaten Sleman, Kelurahan Kotabaru, Ngupasan, Prawirodirjan,

Pandeyan, Wirogunan, Pringgokusuman dan Mantrijeron di Kota

Yogyakarta, Desa Banjaroya dan Desa Banaran di Kabupaten Kulon

Progo, Desa Wonosari di Kabupaten Gunungkidul, Desa Pleret,

Potorono, dan Palbapang di Kabupaten Bantul.

4. Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya

Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ini merupakan bagian

dari Program Pasar Sehat Kementerian Kesehatan. Sesuai dengan road

Laporan Tahunan 2017

64

Pada forum Monitoring dan Evaluasi tersebut diserahkan pula

Banner terkait keamanan pangan kepada desa Kaliagung, Nglanggeran

dan Sidoharjo. Harapannya banner terkait keamanan pangan tersebut

dapat mengedukasi semua masyarakat.

j. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap IITim mobil laboratorium keliling

diterjunkan untuk mengambil dan

menguji sampel pangan diduga

mengandung bahan berbahaya yang

diperjualbelikan di 3 desa pada tanggal

21, 22 dan 23 November 2017. untuk

mengetahui kondisi keamanan pangan setelah diintervensi GKPD.

k. Pengawalan Desa yang Diintervensi Program GKPD

Pengawalan terhadap 20

desa yang telah

diintervensi GKPD

dilaksanakan pada Rabu,

27 September 2017

bertempat di Hotel Royal

Darmo Yogyakarta, bertujuan untuk melakukan monitoring evaluasi

terhadap keberlanjutan program GKPD yang dimulai pasca intervensi

serta untuk membangun jejaring komunikasi antar kader keamanan

pangan.

Adapun 20 desa/kelurahan tersebut adalah Desa Tridadi,

Sinduadi, Sariharjo, Sidokarto, Tlogoadi, Tamanmartani, Madurejo di

Kabupaten Sleman, Kelurahan Kotabaru, Ngupasan, Prawirodirjan,

Pandeyan, Wirogunan, Pringgokusuman dan Mantrijeron di Kota

Yogyakarta, Desa Banjaroya dan Desa Banaran di Kabupaten Kulon

Progo, Desa Wonosari di Kabupaten Gunungkidul, Desa Pleret,

Potorono, dan Palbapang di Kabupaten Bantul.

4. Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya

Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ini merupakan bagian

dari Program Pasar Sehat Kementerian Kesehatan. Sesuai dengan road

Laporan Tahunan 2017

64

Pada forum Monitoring dan Evaluasi tersebut diserahkan pula

Banner terkait keamanan pangan kepada desa Kaliagung, Nglanggeran

dan Sidoharjo. Harapannya banner terkait keamanan pangan tersebut

dapat mengedukasi semua masyarakat.

j. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap IITim mobil laboratorium keliling

diterjunkan untuk mengambil dan

menguji sampel pangan diduga

mengandung bahan berbahaya yang

diperjualbelikan di 3 desa pada tanggal

21, 22 dan 23 November 2017. untuk

mengetahui kondisi keamanan pangan setelah diintervensi GKPD.

k. Pengawalan Desa yang Diintervensi Program GKPD

Pengawalan terhadap 20

desa yang telah

diintervensi GKPD

dilaksanakan pada Rabu,

27 September 2017

bertempat di Hotel Royal

Darmo Yogyakarta, bertujuan untuk melakukan monitoring evaluasi

terhadap keberlanjutan program GKPD yang dimulai pasca intervensi

serta untuk membangun jejaring komunikasi antar kader keamanan

pangan.

Adapun 20 desa/kelurahan tersebut adalah Desa Tridadi,

Sinduadi, Sariharjo, Sidokarto, Tlogoadi, Tamanmartani, Madurejo di

Kabupaten Sleman, Kelurahan Kotabaru, Ngupasan, Prawirodirjan,

Pandeyan, Wirogunan, Pringgokusuman dan Mantrijeron di Kota

Yogyakarta, Desa Banjaroya dan Desa Banaran di Kabupaten Kulon

Progo, Desa Wonosari di Kabupaten Gunungkidul, Desa Pleret,

Potorono, dan Palbapang di Kabupaten Bantul.

4. Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya

Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ini merupakan bagian

dari Program Pasar Sehat Kementerian Kesehatan. Sesuai dengan road

Page 73: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

65

map 2016-2019 disebutkan target pasar intervensi nasional tahun 2017

adalah 139 pasar dan untuk DIY 7 pasar terdiri dari 6 yang telah

diintervensi tahun 2016 ditambah 1 pasar baru di tahun 2017. Ketujuh

pasar percontohan tersebut adalah

Pasar Demangan Yogyakarta,

Pasar Sambilegi Sleman, Pasar

Niten Bantul, Pasar Wates Kulon

Progo, Pasar Argosari Gunungkidul,

Pasar Imogiri Bantul dan Pasar

Piyungan Bantul. Rangkaian

kegiatan yang dilakukan di tahun 2017 adalah :a. Forum Advokasi Pemda dan Lintas Sektor

Forum advokasi Pemda dan lintas sektor dilaksanakan di

BBPOM di Yogyakarta pada 27 April 2017 bersama lintas sektor terkait

yaitu :

1) Dinas Kesehatan

2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan

3) Bappeda

4) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

5) Dinas Perikanan dan Kelautan

6) Dewan Pembina APPSI

7) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY

8) PKK Propinsi DIY

9) 7 Pasar Intervensi

Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya

komitmen seluruh lintas sektor terkait dalam mengamankan pasar dari

peredaran bahan berbahaya yang membahayakan kesehatan.

b. Survei PasarSurvei pasar dilakukan untuk Pasar Piyungan Bantul

bertujuan :

a. Melakukan pendataan identitas pedagang di pasar yang diduga

menjual produk bahan berbahaya dan pangan yang mengandung

bahan berbahaya.

b. Inventarisasi produk yang dijual oleh setiap pedagang pasar yang

diduga sebagai bahan berbahaya dan/atau pangan yang mengandung

bahan berbahaya.

Laporan Tahunan 2017

65

map 2016-2019 disebutkan target pasar intervensi nasional tahun 2017

adalah 139 pasar dan untuk DIY 7 pasar terdiri dari 6 yang telah

diintervensi tahun 2016 ditambah 1 pasar baru di tahun 2017. Ketujuh

pasar percontohan tersebut adalah

Pasar Demangan Yogyakarta,

Pasar Sambilegi Sleman, Pasar

Niten Bantul, Pasar Wates Kulon

Progo, Pasar Argosari Gunungkidul,

Pasar Imogiri Bantul dan Pasar

Piyungan Bantul. Rangkaian

kegiatan yang dilakukan di tahun 2017 adalah :a. Forum Advokasi Pemda dan Lintas Sektor

Forum advokasi Pemda dan lintas sektor dilaksanakan di

BBPOM di Yogyakarta pada 27 April 2017 bersama lintas sektor terkait

yaitu :

1) Dinas Kesehatan

2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan

3) Bappeda

4) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

5) Dinas Perikanan dan Kelautan

6) Dewan Pembina APPSI

7) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY

8) PKK Propinsi DIY

9) 7 Pasar Intervensi

Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya

komitmen seluruh lintas sektor terkait dalam mengamankan pasar dari

peredaran bahan berbahaya yang membahayakan kesehatan.

b. Survei PasarSurvei pasar dilakukan untuk Pasar Piyungan Bantul

bertujuan :

a. Melakukan pendataan identitas pedagang di pasar yang diduga

menjual produk bahan berbahaya dan pangan yang mengandung

bahan berbahaya.

b. Inventarisasi produk yang dijual oleh setiap pedagang pasar yang

diduga sebagai bahan berbahaya dan/atau pangan yang mengandung

bahan berbahaya.

Laporan Tahunan 2017

65

map 2016-2019 disebutkan target pasar intervensi nasional tahun 2017

adalah 139 pasar dan untuk DIY 7 pasar terdiri dari 6 yang telah

diintervensi tahun 2016 ditambah 1 pasar baru di tahun 2017. Ketujuh

pasar percontohan tersebut adalah

Pasar Demangan Yogyakarta,

Pasar Sambilegi Sleman, Pasar

Niten Bantul, Pasar Wates Kulon

Progo, Pasar Argosari Gunungkidul,

Pasar Imogiri Bantul dan Pasar

Piyungan Bantul. Rangkaian

kegiatan yang dilakukan di tahun 2017 adalah :a. Forum Advokasi Pemda dan Lintas Sektor

Forum advokasi Pemda dan lintas sektor dilaksanakan di

BBPOM di Yogyakarta pada 27 April 2017 bersama lintas sektor terkait

yaitu :

1) Dinas Kesehatan

2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan

3) Bappeda

4) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

5) Dinas Perikanan dan Kelautan

6) Dewan Pembina APPSI

7) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY

8) PKK Propinsi DIY

9) 7 Pasar Intervensi

Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya

komitmen seluruh lintas sektor terkait dalam mengamankan pasar dari

peredaran bahan berbahaya yang membahayakan kesehatan.

b. Survei PasarSurvei pasar dilakukan untuk Pasar Piyungan Bantul

bertujuan :

a. Melakukan pendataan identitas pedagang di pasar yang diduga

menjual produk bahan berbahaya dan pangan yang mengandung

bahan berbahaya.

b. Inventarisasi produk yang dijual oleh setiap pedagang pasar yang

diduga sebagai bahan berbahaya dan/atau pangan yang mengandung

bahan berbahaya.

Page 74: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

66

c. Memudahkan fasilitator/petugas dalam :

1) sampling untuk pengujian;

2) ketertelusuran;

3) monitoring dan evaluasi; dan

4) tindak lanjut.

Hasil survei ini memberikan gambaran tentang kemungkinan

bahan berbahaya dan pangan

mengandung bahan berbahya

yang dijual di pasar dan

pedagang mana saja yang

mempunyai tingkat resiko

tertinggi dalam peredarannya.

Hasil survei pasar ini digunakan

sebagai dasar dalam melakukan

intervensi program pasar aman dan bahan berbahaya.

c. Bimbingan Teknis Petugas PasarProgram pasar aman

dan bahan berbahaya adalah

program yang membutuhkan

kerjasama dengan lintas sektor

terkait terutama pihak pengelola

pasar. Peran pengelola petugas

pasar cukup besar karena

mereka yang berhubungan langsung dengan komunitas pasar.

sehingga dipilih 2 orang petugas dari setiap pasar untuk diberikan

bimbingan teknis tentang sampling, pengujian dan pelaporan.

Bimtek dilaksanakan tanggal 19 Juni 2017 di Aula BBPOM di

Yogyakarta untuk 14 orang petugas yang berasal dari 7 pasar

percontohan untuk membangun kompetensi dalam sampling dan

pengujian.

Laporan Tahunan 2017

66

c. Memudahkan fasilitator/petugas dalam :

1) sampling untuk pengujian;

2) ketertelusuran;

3) monitoring dan evaluasi; dan

4) tindak lanjut.

Hasil survei ini memberikan gambaran tentang kemungkinan

bahan berbahaya dan pangan

mengandung bahan berbahya

yang dijual di pasar dan

pedagang mana saja yang

mempunyai tingkat resiko

tertinggi dalam peredarannya.

Hasil survei pasar ini digunakan

sebagai dasar dalam melakukan

intervensi program pasar aman dan bahan berbahaya.

c. Bimbingan Teknis Petugas PasarProgram pasar aman

dan bahan berbahaya adalah

program yang membutuhkan

kerjasama dengan lintas sektor

terkait terutama pihak pengelola

pasar. Peran pengelola petugas

pasar cukup besar karena

mereka yang berhubungan langsung dengan komunitas pasar.

sehingga dipilih 2 orang petugas dari setiap pasar untuk diberikan

bimbingan teknis tentang sampling, pengujian dan pelaporan.

Bimtek dilaksanakan tanggal 19 Juni 2017 di Aula BBPOM di

Yogyakarta untuk 14 orang petugas yang berasal dari 7 pasar

percontohan untuk membangun kompetensi dalam sampling dan

pengujian.

Laporan Tahunan 2017

66

c. Memudahkan fasilitator/petugas dalam :

1) sampling untuk pengujian;

2) ketertelusuran;

3) monitoring dan evaluasi; dan

4) tindak lanjut.

Hasil survei ini memberikan gambaran tentang kemungkinan

bahan berbahaya dan pangan

mengandung bahan berbahya

yang dijual di pasar dan

pedagang mana saja yang

mempunyai tingkat resiko

tertinggi dalam peredarannya.

Hasil survei pasar ini digunakan

sebagai dasar dalam melakukan

intervensi program pasar aman dan bahan berbahaya.

c. Bimbingan Teknis Petugas PasarProgram pasar aman

dan bahan berbahaya adalah

program yang membutuhkan

kerjasama dengan lintas sektor

terkait terutama pihak pengelola

pasar. Peran pengelola petugas

pasar cukup besar karena

mereka yang berhubungan langsung dengan komunitas pasar.

sehingga dipilih 2 orang petugas dari setiap pasar untuk diberikan

bimbingan teknis tentang sampling, pengujian dan pelaporan.

Bimtek dilaksanakan tanggal 19 Juni 2017 di Aula BBPOM di

Yogyakarta untuk 14 orang petugas yang berasal dari 7 pasar

percontohan untuk membangun kompetensi dalam sampling dan

pengujian.

Page 75: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

67

d. Penyuluhan kepada Komunitas PasarKeberhasilan program pasar aman dari bahan berbahaya ini

tidak bisa lepas dari peran serta komunitas pasar sehingga perlu

diberdayakan dengan cara penyuluhan untuk meningkatkan kepedulian

terhadap peredaran bahan berbahaya di pasar.

Kegiatan ini dilaksanakan di pasar Piyungan bekerjasama dengan

Pengelola Pasar dan Dinas

Perdagangan Pasar Kabupaten

Bantul, diikuti 40 orang komunitas

pasar yaitu Pengelola, APPSI dan

Pedagang. Materi yang diberikan

adalah Higiene dan Sanitasi

Pasar, Hasil Pengawasan Pasar Piyungan tahap 1, Keamanan Pangan

dan Pengenalan Bahan Berbahaya di Pasar.

e. Kampanye PasarKegiatan kampanye pasar adalah membuka pojok pameran,

pemasangan spanduk edukasi

keamanan pangan di pasar,

pemasangan poster serta sampling

dan pengujian. Output dari kampanye

pasar adalah melakukan refreshing

pengetahuan tentang keamanan

pangan dan bahan berbahaya kepada

komunitas pasar.

f. Monitoring dan Evaluasi Program Pasar Aman dari BahanBerbahaya

Monitoring dan evaluasi

program pasar aman dilaksanakan pada

akhir tahun untuk mengevaluasi

rangkaian kegiatan yang sudah

dilaksanakan mengundang semua

petugas pasar yang terlibat dalam

program pasar aman ini. Materi yang

disampaikan adalah Hasil pengawasan di 7 pasar percontohan, Kendala

dan Permasalahan Sampling dan Pengujian di Pasar Imogiri.

Laporan Tahunan 2017

67

d. Penyuluhan kepada Komunitas PasarKeberhasilan program pasar aman dari bahan berbahaya ini

tidak bisa lepas dari peran serta komunitas pasar sehingga perlu

diberdayakan dengan cara penyuluhan untuk meningkatkan kepedulian

terhadap peredaran bahan berbahaya di pasar.

Kegiatan ini dilaksanakan di pasar Piyungan bekerjasama dengan

Pengelola Pasar dan Dinas

Perdagangan Pasar Kabupaten

Bantul, diikuti 40 orang komunitas

pasar yaitu Pengelola, APPSI dan

Pedagang. Materi yang diberikan

adalah Higiene dan Sanitasi

Pasar, Hasil Pengawasan Pasar Piyungan tahap 1, Keamanan Pangan

dan Pengenalan Bahan Berbahaya di Pasar.

e. Kampanye PasarKegiatan kampanye pasar adalah membuka pojok pameran,

pemasangan spanduk edukasi

keamanan pangan di pasar,

pemasangan poster serta sampling

dan pengujian. Output dari kampanye

pasar adalah melakukan refreshing

pengetahuan tentang keamanan

pangan dan bahan berbahaya kepada

komunitas pasar.

f. Monitoring dan Evaluasi Program Pasar Aman dari BahanBerbahaya

Monitoring dan evaluasi

program pasar aman dilaksanakan pada

akhir tahun untuk mengevaluasi

rangkaian kegiatan yang sudah

dilaksanakan mengundang semua

petugas pasar yang terlibat dalam

program pasar aman ini. Materi yang

disampaikan adalah Hasil pengawasan di 7 pasar percontohan, Kendala

dan Permasalahan Sampling dan Pengujian di Pasar Imogiri.

Laporan Tahunan 2017

67

d. Penyuluhan kepada Komunitas PasarKeberhasilan program pasar aman dari bahan berbahaya ini

tidak bisa lepas dari peran serta komunitas pasar sehingga perlu

diberdayakan dengan cara penyuluhan untuk meningkatkan kepedulian

terhadap peredaran bahan berbahaya di pasar.

Kegiatan ini dilaksanakan di pasar Piyungan bekerjasama dengan

Pengelola Pasar dan Dinas

Perdagangan Pasar Kabupaten

Bantul, diikuti 40 orang komunitas

pasar yaitu Pengelola, APPSI dan

Pedagang. Materi yang diberikan

adalah Higiene dan Sanitasi

Pasar, Hasil Pengawasan Pasar Piyungan tahap 1, Keamanan Pangan

dan Pengenalan Bahan Berbahaya di Pasar.

e. Kampanye PasarKegiatan kampanye pasar adalah membuka pojok pameran,

pemasangan spanduk edukasi

keamanan pangan di pasar,

pemasangan poster serta sampling

dan pengujian. Output dari kampanye

pasar adalah melakukan refreshing

pengetahuan tentang keamanan

pangan dan bahan berbahaya kepada

komunitas pasar.

f. Monitoring dan Evaluasi Program Pasar Aman dari BahanBerbahaya

Monitoring dan evaluasi

program pasar aman dilaksanakan pada

akhir tahun untuk mengevaluasi

rangkaian kegiatan yang sudah

dilaksanakan mengundang semua

petugas pasar yang terlibat dalam

program pasar aman ini. Materi yang

disampaikan adalah Hasil pengawasan di 7 pasar percontohan, Kendala

dan Permasalahan Sampling dan Pengujian di Pasar Imogiri.

Page 76: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

68

Output dari program ini adalah evaluasi untuk perbaikan program ke

depannya sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien.

5. Koordinasi dengan Lintas Sektor

Pada Tahun 2017 ini BBPOM di Yogyakarta melakukan

koordinasi dengan lintas sektor, organisasi profesi dan pramuka yang

bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam hal perlindungan

masyarakat terhadap obat dan makanan yang tidak memenuhi

persyaratan juga untuk komunikasi, edukasi dan informasi. Kegiatan

koordinasi dengan lintas sektor meliputi :

a. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Kejaksaan Tinggi

DIY, Senin tanggal 20 Maret 2017

b. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Komisi Penyiaran

Indonesia Daerah (KPID) DIY, tanggal 9 Agustus 2017

Laporan Tahunan 2017

68

Output dari program ini adalah evaluasi untuk perbaikan program ke

depannya sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien.

5. Koordinasi dengan Lintas Sektor

Pada Tahun 2017 ini BBPOM di Yogyakarta melakukan

koordinasi dengan lintas sektor, organisasi profesi dan pramuka yang

bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam hal perlindungan

masyarakat terhadap obat dan makanan yang tidak memenuhi

persyaratan juga untuk komunikasi, edukasi dan informasi. Kegiatan

koordinasi dengan lintas sektor meliputi :

a. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Kejaksaan Tinggi

DIY, Senin tanggal 20 Maret 2017

b. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Komisi Penyiaran

Indonesia Daerah (KPID) DIY, tanggal 9 Agustus 2017

Laporan Tahunan 2017

68

Output dari program ini adalah evaluasi untuk perbaikan program ke

depannya sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien.

5. Koordinasi dengan Lintas Sektor

Pada Tahun 2017 ini BBPOM di Yogyakarta melakukan

koordinasi dengan lintas sektor, organisasi profesi dan pramuka yang

bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam hal perlindungan

masyarakat terhadap obat dan makanan yang tidak memenuhi

persyaratan juga untuk komunikasi, edukasi dan informasi. Kegiatan

koordinasi dengan lintas sektor meliputi :

a. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Kejaksaan Tinggi

DIY, Senin tanggal 20 Maret 2017

b. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Komisi Penyiaran

Indonesia Daerah (KPID) DIY, tanggal 9 Agustus 2017

Page 77: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

69

c. Penandatanganan Kesepakatan Bersama untuk Penandatanganan

Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DIY, tanggal 27 Oktober

2017

d. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pengurus Daerah Ikatan

Apoteker Indonesia (PD IAI) DIY, Rabu tanggal 6 Desember 2017

6. Bimbingan Teknis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Bimbingan Teknis UMKM PanganMasyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah diterapkan

sejak 1 Januari 2016 membutuhkan ketahanan industri yang kuat agar

bisa bersaing di tingkat global. Pada tanggal 9 Februari 2017

dilaksanakan Bimtek Peningkatan Kesiapan UMKM dalam Menghadapi

MEA.

Peserta adalah 30 UMKM pangan olahan dengan ijin edar

wajib MD antara lain produsen bakso dan produk olahan ikan (nugget

Laporan Tahunan 2017

69

c. Penandatanganan Kesepakatan Bersama untuk Penandatanganan

Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DIY, tanggal 27 Oktober

2017

d. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pengurus Daerah Ikatan

Apoteker Indonesia (PD IAI) DIY, Rabu tanggal 6 Desember 2017

6. Bimbingan Teknis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Bimbingan Teknis UMKM PanganMasyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah diterapkan

sejak 1 Januari 2016 membutuhkan ketahanan industri yang kuat agar

bisa bersaing di tingkat global. Pada tanggal 9 Februari 2017

dilaksanakan Bimtek Peningkatan Kesiapan UMKM dalam Menghadapi

MEA.

Peserta adalah 30 UMKM pangan olahan dengan ijin edar

wajib MD antara lain produsen bakso dan produk olahan ikan (nugget

Laporan Tahunan 2017

69

c. Penandatanganan Kesepakatan Bersama untuk Penandatanganan

Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DIY, tanggal 27 Oktober

2017

d. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pengurus Daerah Ikatan

Apoteker Indonesia (PD IAI) DIY, Rabu tanggal 6 Desember 2017

6. Bimbingan Teknis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Bimbingan Teknis UMKM PanganMasyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah diterapkan

sejak 1 Januari 2016 membutuhkan ketahanan industri yang kuat agar

bisa bersaing di tingkat global. Pada tanggal 9 Februari 2017

dilaksanakan Bimtek Peningkatan Kesiapan UMKM dalam Menghadapi

MEA.

Peserta adalah 30 UMKM pangan olahan dengan ijin edar

wajib MD antara lain produsen bakso dan produk olahan ikan (nugget

Page 78: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

70

kuku naga, bakso ikan). UMKM ini juga merupakan binaan dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan

sehingga terjadi adalah adanya sinkronisasi program lintas sektor.

Materi yang diberikan adalah Evaluasi Perijinan Produk Pangan

Olahan MD, Pemenuhan Cara

Produksi Pangan Olahan yang

Baik (CPPOB), Pedoman

Sarana Pengolahan Produk

Hasil Olahan Ikan Beku dan

Proses Registrasi Pangan

Olahan.

b. Bimtek UMKM Obat Tradisional (OT)Pada tanggal 24

Februari 2017 dilaksanakan

Bimtek Peningkatan Kesiapan

UMKM OT dalam Menghadapi

MEA diikuti oleh 30 peserta

terdiri dari 3 Usaha Mikro Obat

Tradisional (UMOT), 26 Usaha

Kecil Obat Tradisional (UKOT) dan 1 Industri Obat Tradisional (IOT).

Kegiatan yang diawali dengan minum jamu bersama ini

berfokus tentang percepatan UMKM OT dalam pendaftaran produk

dan iklan serta pemenuhan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional

yang Baik (CPOTB).

Bimtek ini juga merupakan salah satu upaya BBPOM di

Yogyakarta dalam meningkatkan daya saing produk OT lokal. Juga

disampaikan materi tentang Kebijakan Badan POM dalam Penentuan

Klaim Produk Obat Tradisional dan Pendaftaran Iklan Obat Tradisonal

dan Suplemen Kesehatan secara Elektronik. Diharapkan melalui

Bimtek ini para penanggung jawab UKOT/ UMOT dapat meningkatkan

kompetensi dan pemahaman tentang proses pendaftaran produk dan

iklan OT sehingga tingkat pemenuhan standar CPOTB pada UMKM

OT di DIY semakin meningkat.

Laporan Tahunan 2017

70

kuku naga, bakso ikan). UMKM ini juga merupakan binaan dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan

sehingga terjadi adalah adanya sinkronisasi program lintas sektor.

Materi yang diberikan adalah Evaluasi Perijinan Produk Pangan

Olahan MD, Pemenuhan Cara

Produksi Pangan Olahan yang

Baik (CPPOB), Pedoman

Sarana Pengolahan Produk

Hasil Olahan Ikan Beku dan

Proses Registrasi Pangan

Olahan.

b. Bimtek UMKM Obat Tradisional (OT)Pada tanggal 24

Februari 2017 dilaksanakan

Bimtek Peningkatan Kesiapan

UMKM OT dalam Menghadapi

MEA diikuti oleh 30 peserta

terdiri dari 3 Usaha Mikro Obat

Tradisional (UMOT), 26 Usaha

Kecil Obat Tradisional (UKOT) dan 1 Industri Obat Tradisional (IOT).

Kegiatan yang diawali dengan minum jamu bersama ini

berfokus tentang percepatan UMKM OT dalam pendaftaran produk

dan iklan serta pemenuhan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional

yang Baik (CPOTB).

Bimtek ini juga merupakan salah satu upaya BBPOM di

Yogyakarta dalam meningkatkan daya saing produk OT lokal. Juga

disampaikan materi tentang Kebijakan Badan POM dalam Penentuan

Klaim Produk Obat Tradisional dan Pendaftaran Iklan Obat Tradisonal

dan Suplemen Kesehatan secara Elektronik. Diharapkan melalui

Bimtek ini para penanggung jawab UKOT/ UMOT dapat meningkatkan

kompetensi dan pemahaman tentang proses pendaftaran produk dan

iklan OT sehingga tingkat pemenuhan standar CPOTB pada UMKM

OT di DIY semakin meningkat.

Laporan Tahunan 2017

70

kuku naga, bakso ikan). UMKM ini juga merupakan binaan dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan

sehingga terjadi adalah adanya sinkronisasi program lintas sektor.

Materi yang diberikan adalah Evaluasi Perijinan Produk Pangan

Olahan MD, Pemenuhan Cara

Produksi Pangan Olahan yang

Baik (CPPOB), Pedoman

Sarana Pengolahan Produk

Hasil Olahan Ikan Beku dan

Proses Registrasi Pangan

Olahan.

b. Bimtek UMKM Obat Tradisional (OT)Pada tanggal 24

Februari 2017 dilaksanakan

Bimtek Peningkatan Kesiapan

UMKM OT dalam Menghadapi

MEA diikuti oleh 30 peserta

terdiri dari 3 Usaha Mikro Obat

Tradisional (UMOT), 26 Usaha

Kecil Obat Tradisional (UKOT) dan 1 Industri Obat Tradisional (IOT).

Kegiatan yang diawali dengan minum jamu bersama ini

berfokus tentang percepatan UMKM OT dalam pendaftaran produk

dan iklan serta pemenuhan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional

yang Baik (CPOTB).

Bimtek ini juga merupakan salah satu upaya BBPOM di

Yogyakarta dalam meningkatkan daya saing produk OT lokal. Juga

disampaikan materi tentang Kebijakan Badan POM dalam Penentuan

Klaim Produk Obat Tradisional dan Pendaftaran Iklan Obat Tradisonal

dan Suplemen Kesehatan secara Elektronik. Diharapkan melalui

Bimtek ini para penanggung jawab UKOT/ UMOT dapat meningkatkan

kompetensi dan pemahaman tentang proses pendaftaran produk dan

iklan OT sehingga tingkat pemenuhan standar CPOTB pada UMKM

OT di DIY semakin meningkat.

Page 79: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

71

c. Bimtek UMKM KosmetikBimtek peningkatan UMKM Kosmetik dalam menghadapi

Pasar Global MEA dilaksanakan tanggal 15 Mei 2017, bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan pelaku usaha kosmetik dalam penjaminan

keamanan, mutu dan kemanfaatan produk, diikuti oleh 20 pelaku

usaha dan Apoteker Penanggungjawab UMKM kosmetik di DIY.

Materi yang diberikan adalah Tata Cara Notifikasi Kosmetik dan

Pedoman Penyusunan Dokumen Informasi Produk (DIP) dan Cara

Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB) oleh Badan POM RI.

7. Asistensi Regulasi

Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang Peningkatan

Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan pada tanggal 10 Maret 2017,

menginstruksikan kepada 12

kementerian/lembaga; Menteri

Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan, Menteri

Kesehatan, Menteri Perdagangan,

Menteri Perindustrian, Menteri

Pertanian, Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri

Kelautan dan Perikanan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Kepala

Badan POM, para Gubernur, serta Bupati dan Walikota di seluruh

Indonesia; untuk mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi dan

kewenangan masing-masing meliputi pengawasan untuk sediaan farmasi,

yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik, ekstrak

bahan alam, suplemen kesehatan, pangan olahan dan bahan berbahaya

yang berpotensi disalahgunakan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Sehubungan dengan hal tersebut BBPOM di Yogyakarta

mengadakan acara Asistensi Regulasi mengundang instansi terkait

Tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota pada 28 September 2017 materi

berjudul Mekanisme Sinkronisasi Kegiatan SKPD dan Peningkatan

Laporan Tahunan 2017

71

c. Bimtek UMKM KosmetikBimtek peningkatan UMKM Kosmetik dalam menghadapi

Pasar Global MEA dilaksanakan tanggal 15 Mei 2017, bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan pelaku usaha kosmetik dalam penjaminan

keamanan, mutu dan kemanfaatan produk, diikuti oleh 20 pelaku

usaha dan Apoteker Penanggungjawab UMKM kosmetik di DIY.

Materi yang diberikan adalah Tata Cara Notifikasi Kosmetik dan

Pedoman Penyusunan Dokumen Informasi Produk (DIP) dan Cara

Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB) oleh Badan POM RI.

7. Asistensi Regulasi

Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang Peningkatan

Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan pada tanggal 10 Maret 2017,

menginstruksikan kepada 12

kementerian/lembaga; Menteri

Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan, Menteri

Kesehatan, Menteri Perdagangan,

Menteri Perindustrian, Menteri

Pertanian, Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri

Kelautan dan Perikanan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Kepala

Badan POM, para Gubernur, serta Bupati dan Walikota di seluruh

Indonesia; untuk mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi dan

kewenangan masing-masing meliputi pengawasan untuk sediaan farmasi,

yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik, ekstrak

bahan alam, suplemen kesehatan, pangan olahan dan bahan berbahaya

yang berpotensi disalahgunakan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Sehubungan dengan hal tersebut BBPOM di Yogyakarta

mengadakan acara Asistensi Regulasi mengundang instansi terkait

Tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota pada 28 September 2017 materi

berjudul Mekanisme Sinkronisasi Kegiatan SKPD dan Peningkatan

Laporan Tahunan 2017

71

c. Bimtek UMKM KosmetikBimtek peningkatan UMKM Kosmetik dalam menghadapi

Pasar Global MEA dilaksanakan tanggal 15 Mei 2017, bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan pelaku usaha kosmetik dalam penjaminan

keamanan, mutu dan kemanfaatan produk, diikuti oleh 20 pelaku

usaha dan Apoteker Penanggungjawab UMKM kosmetik di DIY.

Materi yang diberikan adalah Tata Cara Notifikasi Kosmetik dan

Pedoman Penyusunan Dokumen Informasi Produk (DIP) dan Cara

Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB) oleh Badan POM RI.

7. Asistensi Regulasi

Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang Peningkatan

Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan pada tanggal 10 Maret 2017,

menginstruksikan kepada 12

kementerian/lembaga; Menteri

Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan, Menteri

Kesehatan, Menteri Perdagangan,

Menteri Perindustrian, Menteri

Pertanian, Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri

Kelautan dan Perikanan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Kepala

Badan POM, para Gubernur, serta Bupati dan Walikota di seluruh

Indonesia; untuk mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi dan

kewenangan masing-masing meliputi pengawasan untuk sediaan farmasi,

yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik, ekstrak

bahan alam, suplemen kesehatan, pangan olahan dan bahan berbahaya

yang berpotensi disalahgunakan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Sehubungan dengan hal tersebut BBPOM di Yogyakarta

mengadakan acara Asistensi Regulasi mengundang instansi terkait

Tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota pada 28 September 2017 materi

berjudul Mekanisme Sinkronisasi Kegiatan SKPD dan Peningkatan

Page 80: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

72

Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan, dengan Narasumber dari

Bappeda DIY

8. Focus Group Discussion Laboratorium Pengujian danKalibrasi Alat

Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi pelaku usaha

tentang kebutuhan pengujian laboratorium untuk pendaftaran produk

pangan, OT dan kosmetika di Badan POM dan kalibrasi peralatan di

sarana produksi serta keterbatasan informasi akan ruang lingkup

laboratorium penguji untuk itu pada hari Rabu, 8 November 2017

bertempat di aula BBOM di Yogyakarta dilaksanakan Focus Group

Discussion ( FGD) Laboratorium pengujian & kalibrasi Alat.

Para peserta yang mewakili 14 laboratorium se DIY sangat

antusias dalam berdiskusi pada pertemuan yang pertama kali diadakan

ini. Dari kegiatan ini terangkum data

base kemampuan uji, ruang lingkup

dan list biaya pengujian.

Data base ini sangat penting

dan bermanfaat dalam memberi

pelayanan ke masyarakat khususnya

pelaku usaha di bidang obat dan

makanan yang memerlukan pelayanan pengujian dalam rangka

pendaftaran produk.

9. Pertemuan Jejaring Komunikasi Massa

Pertemuan Jejaring

Komunikasi Massa yang

merupakan acara tahunan

BBPOM di Yogyakarta

diselenggarakan pada tanggal

22 Juni 2017 dengan

mengundang berbagai media

massa lokal DIY, meliputi TV,

radio, media online dan surat kabar. Dalam rangka meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat pada kesempatan ini dilaksanakan

launching website dengan alamat bbpom-yogya.pom.go.id. sehingga

Laporan Tahunan 2017

72

Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan, dengan Narasumber dari

Bappeda DIY

8. Focus Group Discussion Laboratorium Pengujian danKalibrasi Alat

Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi pelaku usaha

tentang kebutuhan pengujian laboratorium untuk pendaftaran produk

pangan, OT dan kosmetika di Badan POM dan kalibrasi peralatan di

sarana produksi serta keterbatasan informasi akan ruang lingkup

laboratorium penguji untuk itu pada hari Rabu, 8 November 2017

bertempat di aula BBOM di Yogyakarta dilaksanakan Focus Group

Discussion ( FGD) Laboratorium pengujian & kalibrasi Alat.

Para peserta yang mewakili 14 laboratorium se DIY sangat

antusias dalam berdiskusi pada pertemuan yang pertama kali diadakan

ini. Dari kegiatan ini terangkum data

base kemampuan uji, ruang lingkup

dan list biaya pengujian.

Data base ini sangat penting

dan bermanfaat dalam memberi

pelayanan ke masyarakat khususnya

pelaku usaha di bidang obat dan

makanan yang memerlukan pelayanan pengujian dalam rangka

pendaftaran produk.

9. Pertemuan Jejaring Komunikasi Massa

Pertemuan Jejaring

Komunikasi Massa yang

merupakan acara tahunan

BBPOM di Yogyakarta

diselenggarakan pada tanggal

22 Juni 2017 dengan

mengundang berbagai media

massa lokal DIY, meliputi TV,

radio, media online dan surat kabar. Dalam rangka meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat pada kesempatan ini dilaksanakan

launching website dengan alamat bbpom-yogya.pom.go.id. sehingga

Laporan Tahunan 2017

72

Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan, dengan Narasumber dari

Bappeda DIY

8. Focus Group Discussion Laboratorium Pengujian danKalibrasi Alat

Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi pelaku usaha

tentang kebutuhan pengujian laboratorium untuk pendaftaran produk

pangan, OT dan kosmetika di Badan POM dan kalibrasi peralatan di

sarana produksi serta keterbatasan informasi akan ruang lingkup

laboratorium penguji untuk itu pada hari Rabu, 8 November 2017

bertempat di aula BBOM di Yogyakarta dilaksanakan Focus Group

Discussion ( FGD) Laboratorium pengujian & kalibrasi Alat.

Para peserta yang mewakili 14 laboratorium se DIY sangat

antusias dalam berdiskusi pada pertemuan yang pertama kali diadakan

ini. Dari kegiatan ini terangkum data

base kemampuan uji, ruang lingkup

dan list biaya pengujian.

Data base ini sangat penting

dan bermanfaat dalam memberi

pelayanan ke masyarakat khususnya

pelaku usaha di bidang obat dan

makanan yang memerlukan pelayanan pengujian dalam rangka

pendaftaran produk.

9. Pertemuan Jejaring Komunikasi Massa

Pertemuan Jejaring

Komunikasi Massa yang

merupakan acara tahunan

BBPOM di Yogyakarta

diselenggarakan pada tanggal

22 Juni 2017 dengan

mengundang berbagai media

massa lokal DIY, meliputi TV,

radio, media online dan surat kabar. Dalam rangka meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat pada kesempatan ini dilaksanakan

launching website dengan alamat bbpom-yogya.pom.go.id. sehingga

Page 81: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

73

informasi dapat lebih cepat diterima oleh media massa, lintas sektor dan

masyarakat.

Juga dilaksanakan pemberian Media Award kepada Surat Kabar

Kedaulatan Rakyat sebagai media cetak paling aktif menyebarkan

informasi keamanan produk kepada masyarakat luas.

10. Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA)BBPOM di Yogyakarta

melakukan KIE secara langsung

kepada masyarakat dengan tema

“Peduli Obat dan Pangan Aman

dengan Cek KLIK” yang

diselenggarakan pada 26 Februari

2017 bertempat di Lapangan

Denggung, diikuti oleh 500 peserta

yang terdiri dari organisasi profesi, akademisi, masyarakat, organisasi

pemerhati kesehatan serta lintas sektor terkait baik tingkat provinsi

maupun kabupaten/kota seluruh DIY.

Acara dibuka secara resmi oleh Bupati Sleman antara lain

menyampaikan pentingnya kerjasama lintas sektor dan menghimbau

kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan

mengkonsumsi obat dan makanan.

Menyadari pentingnya dukungan akademisi terhadap program

pengawasan obat dan makanan, pada kesempatan ini juga dilaksanakan

penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BBPOM di Yogyakarta

dengan LPPM-UGM yang secara operasional sudah mulai dilaksanakan

tahun 2016 melalui pembekalan mahasiswa menjelang KKN karena

mempunyai potensi sebagai kader penyebar informasi keamanan dan

mutu obat dan makanan ke tempat KKN di berbagai wilayah Indonesia.

11. Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa)

GERMAS SAPA di Yogyakarta dilaksanakan tanggal 2 Desember

2017 dan merupakan tindak lanjut dari pencanangan GERMAS SAPA

Nasional di Tugu Api Taman Mini Indonesia Indah pada 23

November 2017, berkolaborasi dengan Dinas Sosial DIY dan

Kementrian Sosial pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional di

Lapangan Siwa Candi Prambanan.

Laporan Tahunan 2017

73

informasi dapat lebih cepat diterima oleh media massa, lintas sektor dan

masyarakat.

Juga dilaksanakan pemberian Media Award kepada Surat Kabar

Kedaulatan Rakyat sebagai media cetak paling aktif menyebarkan

informasi keamanan produk kepada masyarakat luas.

10. Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA)BBPOM di Yogyakarta

melakukan KIE secara langsung

kepada masyarakat dengan tema

“Peduli Obat dan Pangan Aman

dengan Cek KLIK” yang

diselenggarakan pada 26 Februari

2017 bertempat di Lapangan

Denggung, diikuti oleh 500 peserta

yang terdiri dari organisasi profesi, akademisi, masyarakat, organisasi

pemerhati kesehatan serta lintas sektor terkait baik tingkat provinsi

maupun kabupaten/kota seluruh DIY.

Acara dibuka secara resmi oleh Bupati Sleman antara lain

menyampaikan pentingnya kerjasama lintas sektor dan menghimbau

kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan

mengkonsumsi obat dan makanan.

Menyadari pentingnya dukungan akademisi terhadap program

pengawasan obat dan makanan, pada kesempatan ini juga dilaksanakan

penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BBPOM di Yogyakarta

dengan LPPM-UGM yang secara operasional sudah mulai dilaksanakan

tahun 2016 melalui pembekalan mahasiswa menjelang KKN karena

mempunyai potensi sebagai kader penyebar informasi keamanan dan

mutu obat dan makanan ke tempat KKN di berbagai wilayah Indonesia.

11. Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa)

GERMAS SAPA di Yogyakarta dilaksanakan tanggal 2 Desember

2017 dan merupakan tindak lanjut dari pencanangan GERMAS SAPA

Nasional di Tugu Api Taman Mini Indonesia Indah pada 23

November 2017, berkolaborasi dengan Dinas Sosial DIY dan

Kementrian Sosial pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional di

Lapangan Siwa Candi Prambanan.

Laporan Tahunan 2017

73

informasi dapat lebih cepat diterima oleh media massa, lintas sektor dan

masyarakat.

Juga dilaksanakan pemberian Media Award kepada Surat Kabar

Kedaulatan Rakyat sebagai media cetak paling aktif menyebarkan

informasi keamanan produk kepada masyarakat luas.

10. Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA)BBPOM di Yogyakarta

melakukan KIE secara langsung

kepada masyarakat dengan tema

“Peduli Obat dan Pangan Aman

dengan Cek KLIK” yang

diselenggarakan pada 26 Februari

2017 bertempat di Lapangan

Denggung, diikuti oleh 500 peserta

yang terdiri dari organisasi profesi, akademisi, masyarakat, organisasi

pemerhati kesehatan serta lintas sektor terkait baik tingkat provinsi

maupun kabupaten/kota seluruh DIY.

Acara dibuka secara resmi oleh Bupati Sleman antara lain

menyampaikan pentingnya kerjasama lintas sektor dan menghimbau

kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan

mengkonsumsi obat dan makanan.

Menyadari pentingnya dukungan akademisi terhadap program

pengawasan obat dan makanan, pada kesempatan ini juga dilaksanakan

penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BBPOM di Yogyakarta

dengan LPPM-UGM yang secara operasional sudah mulai dilaksanakan

tahun 2016 melalui pembekalan mahasiswa menjelang KKN karena

mempunyai potensi sebagai kader penyebar informasi keamanan dan

mutu obat dan makanan ke tempat KKN di berbagai wilayah Indonesia.

11. Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa)

GERMAS SAPA di Yogyakarta dilaksanakan tanggal 2 Desember

2017 dan merupakan tindak lanjut dari pencanangan GERMAS SAPA

Nasional di Tugu Api Taman Mini Indonesia Indah pada 23

November 2017, berkolaborasi dengan Dinas Sosial DIY dan

Kementrian Sosial pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional di

Lapangan Siwa Candi Prambanan.

Page 82: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

74

Diawali dengan jalan

sehat, kemudian pengukuhan

Duta Informasi Keamanan

Pangan dari anggota pramuka,

pemberian penghargaan

pemenang lomba Desa Paman

tahun 2017 untuk Desa

Wonosari Gunung Kidul dan dilanjutkan dengan pembukaan pameran

oleh bapak Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X.

Pada hari Minggu

tanggal 3 Desember

dilaksanakan senam massal

dan KIE keamanan pangan. Stand

pameran digelar selama 2 (dua)

hari untuk memberi informasi

terkait obat dan makanan secara

langsung kepada masyarakat. Beberapa lintas sektor ikut bergabung

dalam pameran yaitu Dinas Pendidikan Kota, Dinas Pertanian Pangan

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan

Perikanan DIY, Dinas Koperasi Bantul, Dinas Perdagangan Bantul, Dinas

Kesehatan DIY, Dinas Perdagangan Kulonprogo dan Dinas Kesehatan

Sleman.

12. Operasional Mobil Laboratorium Keliling

Program Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (AN-PJAS)

telah berakhir di Tahun 2014. Dalam rangka mengawal kegiatan tersebut,

pada Tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta tetap melanjutkan dengan

program Operasional Laboratorium Keliling berupa :

a. Intervensi B dan Pengawalan SD/MI Pasca Intervensi AN-PJASKIE melalui perkuatan mobil laboratorium keliling dilakukan

dengan sasaran Kepala sekolah, Guru dan penjaja kantin secara

Laporan Tahunan 2017

74

Diawali dengan jalan

sehat, kemudian pengukuhan

Duta Informasi Keamanan

Pangan dari anggota pramuka,

pemberian penghargaan

pemenang lomba Desa Paman

tahun 2017 untuk Desa

Wonosari Gunung Kidul dan dilanjutkan dengan pembukaan pameran

oleh bapak Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X.

Pada hari Minggu

tanggal 3 Desember

dilaksanakan senam massal

dan KIE keamanan pangan. Stand

pameran digelar selama 2 (dua)

hari untuk memberi informasi

terkait obat dan makanan secara

langsung kepada masyarakat. Beberapa lintas sektor ikut bergabung

dalam pameran yaitu Dinas Pendidikan Kota, Dinas Pertanian Pangan

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan

Perikanan DIY, Dinas Koperasi Bantul, Dinas Perdagangan Bantul, Dinas

Kesehatan DIY, Dinas Perdagangan Kulonprogo dan Dinas Kesehatan

Sleman.

12. Operasional Mobil Laboratorium Keliling

Program Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (AN-PJAS)

telah berakhir di Tahun 2014. Dalam rangka mengawal kegiatan tersebut,

pada Tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta tetap melanjutkan dengan

program Operasional Laboratorium Keliling berupa :

a. Intervensi B dan Pengawalan SD/MI Pasca Intervensi AN-PJASKIE melalui perkuatan mobil laboratorium keliling dilakukan

dengan sasaran Kepala sekolah, Guru dan penjaja kantin secara

Laporan Tahunan 2017

74

Diawali dengan jalan

sehat, kemudian pengukuhan

Duta Informasi Keamanan

Pangan dari anggota pramuka,

pemberian penghargaan

pemenang lomba Desa Paman

tahun 2017 untuk Desa

Wonosari Gunung Kidul dan dilanjutkan dengan pembukaan pameran

oleh bapak Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X.

Pada hari Minggu

tanggal 3 Desember

dilaksanakan senam massal

dan KIE keamanan pangan. Stand

pameran digelar selama 2 (dua)

hari untuk memberi informasi

terkait obat dan makanan secara

langsung kepada masyarakat. Beberapa lintas sektor ikut bergabung

dalam pameran yaitu Dinas Pendidikan Kota, Dinas Pertanian Pangan

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan

Perikanan DIY, Dinas Koperasi Bantul, Dinas Perdagangan Bantul, Dinas

Kesehatan DIY, Dinas Perdagangan Kulonprogo dan Dinas Kesehatan

Sleman.

12. Operasional Mobil Laboratorium Keliling

Program Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (AN-PJAS)

telah berakhir di Tahun 2014. Dalam rangka mengawal kegiatan tersebut,

pada Tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta tetap melanjutkan dengan

program Operasional Laboratorium Keliling berupa :

a. Intervensi B dan Pengawalan SD/MI Pasca Intervensi AN-PJASKIE melalui perkuatan mobil laboratorium keliling dilakukan

dengan sasaran Kepala sekolah, Guru dan penjaja kantin secara

Page 83: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

75

langsung dengan media leaflet, poster, stiker dan alat peraga contoh

makanan bahan berbahaya sedangkan kepada siswa melalui

pemutaran film animasi pompi, penampilan contoh makanan yang

mengandung bahan berbahaya serta dialog interaktif dengan anak SD.

Kegiatan ini dilakukan terhadap 76 SD/ MI/ di DIY yang sudah

mendapatkan intervensi C di tahun sebelumnya.

b. Intervensi B Pasca Keracunan PanganIntervensi yang sama juga dilaksanakan ke 3 SD/ MI/ Sarana

pasca mengalami keracunan pangan yaitu SDN Dalangan-Sleman,

penyebab keracunan bakso, SD Muhammadiyah Gendol IV penyebab

keracunan suplemen kesehatan, dan SD Muhammadiyah Sangonan

penyebab keracunan susu bubuk. Materi lebih ditekankan pada

penyebab dan pencegahan keracunan pangan.

c. Hasil Uji SampelDari 79 SD/ MI/ telah

dilakukan uji terhadap 621

sampel dengan Rapid Test Kit

terhadap 4 bahan berbahaya

pada pangan yaitu Boraks,

Formalin, Rhodamin B dan

Methanyl Yellow dengan hasil

612 sampel MS dan 9 sampel

TMS. 9 sampel yang TMS mengandung Boraks, mengandung

Rhodamin B.

13. Audit dan Surveilan Piagam Bintang Kemanan Pangan Kantin

Sekolah (PBKPKS)

Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kantin sekolah yang memenuhi

persyaratan keamanan Pangan dan memberikan PBKPKS bagi sekolah

yang memenuhi persyaratan. Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta

menyelenggarakan audit sebagai berikut :

Laporan Tahunan 2017

75

langsung dengan media leaflet, poster, stiker dan alat peraga contoh

makanan bahan berbahaya sedangkan kepada siswa melalui

pemutaran film animasi pompi, penampilan contoh makanan yang

mengandung bahan berbahaya serta dialog interaktif dengan anak SD.

Kegiatan ini dilakukan terhadap 76 SD/ MI/ di DIY yang sudah

mendapatkan intervensi C di tahun sebelumnya.

b. Intervensi B Pasca Keracunan PanganIntervensi yang sama juga dilaksanakan ke 3 SD/ MI/ Sarana

pasca mengalami keracunan pangan yaitu SDN Dalangan-Sleman,

penyebab keracunan bakso, SD Muhammadiyah Gendol IV penyebab

keracunan suplemen kesehatan, dan SD Muhammadiyah Sangonan

penyebab keracunan susu bubuk. Materi lebih ditekankan pada

penyebab dan pencegahan keracunan pangan.

c. Hasil Uji SampelDari 79 SD/ MI/ telah

dilakukan uji terhadap 621

sampel dengan Rapid Test Kit

terhadap 4 bahan berbahaya

pada pangan yaitu Boraks,

Formalin, Rhodamin B dan

Methanyl Yellow dengan hasil

612 sampel MS dan 9 sampel

TMS. 9 sampel yang TMS mengandung Boraks, mengandung

Rhodamin B.

13. Audit dan Surveilan Piagam Bintang Kemanan Pangan Kantin

Sekolah (PBKPKS)

Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kantin sekolah yang memenuhi

persyaratan keamanan Pangan dan memberikan PBKPKS bagi sekolah

yang memenuhi persyaratan. Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta

menyelenggarakan audit sebagai berikut :

Laporan Tahunan 2017

75

langsung dengan media leaflet, poster, stiker dan alat peraga contoh

makanan bahan berbahaya sedangkan kepada siswa melalui

pemutaran film animasi pompi, penampilan contoh makanan yang

mengandung bahan berbahaya serta dialog interaktif dengan anak SD.

Kegiatan ini dilakukan terhadap 76 SD/ MI/ di DIY yang sudah

mendapatkan intervensi C di tahun sebelumnya.

b. Intervensi B Pasca Keracunan PanganIntervensi yang sama juga dilaksanakan ke 3 SD/ MI/ Sarana

pasca mengalami keracunan pangan yaitu SDN Dalangan-Sleman,

penyebab keracunan bakso, SD Muhammadiyah Gendol IV penyebab

keracunan suplemen kesehatan, dan SD Muhammadiyah Sangonan

penyebab keracunan susu bubuk. Materi lebih ditekankan pada

penyebab dan pencegahan keracunan pangan.

c. Hasil Uji SampelDari 79 SD/ MI/ telah

dilakukan uji terhadap 621

sampel dengan Rapid Test Kit

terhadap 4 bahan berbahaya

pada pangan yaitu Boraks,

Formalin, Rhodamin B dan

Methanyl Yellow dengan hasil

612 sampel MS dan 9 sampel

TMS. 9 sampel yang TMS mengandung Boraks, mengandung

Rhodamin B.

13. Audit dan Surveilan Piagam Bintang Kemanan Pangan Kantin

Sekolah (PBKPKS)

Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kantin sekolah yang memenuhi

persyaratan keamanan Pangan dan memberikan PBKPKS bagi sekolah

yang memenuhi persyaratan. Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta

menyelenggarakan audit sebagai berikut :

Page 84: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

76

a. Audit calon PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah

pernah mengikuti Sosialisasi/Bimtek yaitu SMAN 1 Pajangan dan

SMK 1 sewon

b. Audit Surveilan PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah

memperoleh PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah

memperoleh PBKPKS yaitu sebanyak 16 sekolah

14. Forum Perencanaan dan Koordinasi Obat, Obat Tradisional,

Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Pangan

Pada 30 Januari tahun 2017, diadakan pertemuan dengan lintas

sektor dari kabupaten/kota/propinsi untuk melakukan koordinasi dan

pembahasan terkait perencanaan kegiatan pengawasan yang akan

dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta. dengan pemaparan evaluasi

kegiatan tahun 2016 dan perencanaan tahun 2017, dilakukan juga diskusi

dan tanya jawab tentang kewenangan masing-masing instansi

15. Criminal Justice System Tingkat Wilayah (CJS)

Tanggal 20 Maret 2017 telah dilakukan penandatangan kesepakatan

bersama antara BBPOM di

Yogyakarta dengan Kejaksaan

Tinggi Daerah Istimewa

Yogyakarta, di aula Kejaksaan

Tinggi DIY, dengan nomor

HK.08.95.03.17.2781 dan

B03/04GS/03/2017. Tujuan

penandanatanganan

Memorandum of Understanding (MOU) adalah untuk meningkatkan sinergi

dan optimalisasi para pihak yang telah bersepakat dalam pelaksanaan

tugas dan fungsi masing-masing.

Laporan Tahunan 2017

76

a. Audit calon PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah

pernah mengikuti Sosialisasi/Bimtek yaitu SMAN 1 Pajangan dan

SMK 1 sewon

b. Audit Surveilan PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah

memperoleh PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah

memperoleh PBKPKS yaitu sebanyak 16 sekolah

14. Forum Perencanaan dan Koordinasi Obat, Obat Tradisional,

Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Pangan

Pada 30 Januari tahun 2017, diadakan pertemuan dengan lintas

sektor dari kabupaten/kota/propinsi untuk melakukan koordinasi dan

pembahasan terkait perencanaan kegiatan pengawasan yang akan

dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta. dengan pemaparan evaluasi

kegiatan tahun 2016 dan perencanaan tahun 2017, dilakukan juga diskusi

dan tanya jawab tentang kewenangan masing-masing instansi

15. Criminal Justice System Tingkat Wilayah (CJS)

Tanggal 20 Maret 2017 telah dilakukan penandatangan kesepakatan

bersama antara BBPOM di

Yogyakarta dengan Kejaksaan

Tinggi Daerah Istimewa

Yogyakarta, di aula Kejaksaan

Tinggi DIY, dengan nomor

HK.08.95.03.17.2781 dan

B03/04GS/03/2017. Tujuan

penandanatanganan

Memorandum of Understanding (MOU) adalah untuk meningkatkan sinergi

dan optimalisasi para pihak yang telah bersepakat dalam pelaksanaan

tugas dan fungsi masing-masing.

Laporan Tahunan 2017

76

a. Audit calon PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah

pernah mengikuti Sosialisasi/Bimtek yaitu SMAN 1 Pajangan dan

SMK 1 sewon

b. Audit Surveilan PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah

memperoleh PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah

memperoleh PBKPKS yaitu sebanyak 16 sekolah

14. Forum Perencanaan dan Koordinasi Obat, Obat Tradisional,

Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Pangan

Pada 30 Januari tahun 2017, diadakan pertemuan dengan lintas

sektor dari kabupaten/kota/propinsi untuk melakukan koordinasi dan

pembahasan terkait perencanaan kegiatan pengawasan yang akan

dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta. dengan pemaparan evaluasi

kegiatan tahun 2016 dan perencanaan tahun 2017, dilakukan juga diskusi

dan tanya jawab tentang kewenangan masing-masing instansi

15. Criminal Justice System Tingkat Wilayah (CJS)

Tanggal 20 Maret 2017 telah dilakukan penandatangan kesepakatan

bersama antara BBPOM di

Yogyakarta dengan Kejaksaan

Tinggi Daerah Istimewa

Yogyakarta, di aula Kejaksaan

Tinggi DIY, dengan nomor

HK.08.95.03.17.2781 dan

B03/04GS/03/2017. Tujuan

penandanatanganan

Memorandum of Understanding (MOU) adalah untuk meningkatkan sinergi

dan optimalisasi para pihak yang telah bersepakat dalam pelaksanaan

tugas dan fungsi masing-masing.

Page 85: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

77

Acara dihadiri oleh pejabat dan jaksa fungsional dari Kejati DIY,

perwakilan Kejaksaan Negeri Kabupaten/Kota, PPNS dan karyawan

BBPOM di Yogyakarta.

16. Pertemuan Koordinasi Pengamanan Sediaan Farmasi

Menindaklanjuti Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang

Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan serta Surat

Edaran Mendagri nomor 442/4383/SJ tahun 2017 tentang Aksi Nasional

Pemberantasan Penyalahgunaan Obat Secara Terpadu, dilakukan

pertemuan pada tanggal 29 September 2017 yang melibatkan Dinas

Kesehatan, Satpol PP, IAI, Polda DIY, Kajati, Biro Hukum dan Polres serta

Bangkespol DIY, untuk membahas pembentukan satgas pemberantasan

obat dan makanan ilegal melalui SK Gubernur DIY.

17. Penggalangan Komitmen Aksi Nasional Pemberantasan Obat

dan Makanan Ilegal

Penggalangan komitmen Aksi

Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan

Penyalahgunaan Obat, menjadi

momentum upaya terpadu seluruh

pemangku kepentingan dalam

melindungi masyarakat dari peredaran

obat ilegal dan penyalahgunaan obat.

Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten

Pemerintahan dan Kesejahteraan Pemda DIY, BBPOM di Yogyakarta,

BNNP dan intansi terkait di kabupaten/kota dan propinsi, organisasi profesi

dan organisasi kemasyarakatan dengan total 133 orang peserta. Acara

dilaksanakan di Gedung Pracimasono Komplek Kepatihan pada tanggal 4

Oktober 2017.

18. Sosialisasi dan Rapat Kerja Satgas Pemberantasan Obat dan

Makanan Ilegal

Pada tanggal 30 November 2017, di Hotel Royal Darmo Yogyakarta

diselenggarakan acara sosialisasi dan rapat kerja Tim Satgas Pemberantasan

Obat dan Makanan Ilegal antara lain Polres, Kejaksaan Negeri, Ikatan

Apoteker Indonesia DIY

Laporan Tahunan 2017

77

Acara dihadiri oleh pejabat dan jaksa fungsional dari Kejati DIY,

perwakilan Kejaksaan Negeri Kabupaten/Kota, PPNS dan karyawan

BBPOM di Yogyakarta.

16. Pertemuan Koordinasi Pengamanan Sediaan Farmasi

Menindaklanjuti Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang

Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan serta Surat

Edaran Mendagri nomor 442/4383/SJ tahun 2017 tentang Aksi Nasional

Pemberantasan Penyalahgunaan Obat Secara Terpadu, dilakukan

pertemuan pada tanggal 29 September 2017 yang melibatkan Dinas

Kesehatan, Satpol PP, IAI, Polda DIY, Kajati, Biro Hukum dan Polres serta

Bangkespol DIY, untuk membahas pembentukan satgas pemberantasan

obat dan makanan ilegal melalui SK Gubernur DIY.

17. Penggalangan Komitmen Aksi Nasional Pemberantasan Obat

dan Makanan Ilegal

Penggalangan komitmen Aksi

Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan

Penyalahgunaan Obat, menjadi

momentum upaya terpadu seluruh

pemangku kepentingan dalam

melindungi masyarakat dari peredaran

obat ilegal dan penyalahgunaan obat.

Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten

Pemerintahan dan Kesejahteraan Pemda DIY, BBPOM di Yogyakarta,

BNNP dan intansi terkait di kabupaten/kota dan propinsi, organisasi profesi

dan organisasi kemasyarakatan dengan total 133 orang peserta. Acara

dilaksanakan di Gedung Pracimasono Komplek Kepatihan pada tanggal 4

Oktober 2017.

18. Sosialisasi dan Rapat Kerja Satgas Pemberantasan Obat dan

Makanan Ilegal

Pada tanggal 30 November 2017, di Hotel Royal Darmo Yogyakarta

diselenggarakan acara sosialisasi dan rapat kerja Tim Satgas Pemberantasan

Obat dan Makanan Ilegal antara lain Polres, Kejaksaan Negeri, Ikatan

Apoteker Indonesia DIY

Laporan Tahunan 2017

77

Acara dihadiri oleh pejabat dan jaksa fungsional dari Kejati DIY,

perwakilan Kejaksaan Negeri Kabupaten/Kota, PPNS dan karyawan

BBPOM di Yogyakarta.

16. Pertemuan Koordinasi Pengamanan Sediaan Farmasi

Menindaklanjuti Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang

Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan serta Surat

Edaran Mendagri nomor 442/4383/SJ tahun 2017 tentang Aksi Nasional

Pemberantasan Penyalahgunaan Obat Secara Terpadu, dilakukan

pertemuan pada tanggal 29 September 2017 yang melibatkan Dinas

Kesehatan, Satpol PP, IAI, Polda DIY, Kajati, Biro Hukum dan Polres serta

Bangkespol DIY, untuk membahas pembentukan satgas pemberantasan

obat dan makanan ilegal melalui SK Gubernur DIY.

17. Penggalangan Komitmen Aksi Nasional Pemberantasan Obat

dan Makanan Ilegal

Penggalangan komitmen Aksi

Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan

Penyalahgunaan Obat, menjadi

momentum upaya terpadu seluruh

pemangku kepentingan dalam

melindungi masyarakat dari peredaran

obat ilegal dan penyalahgunaan obat.

Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten

Pemerintahan dan Kesejahteraan Pemda DIY, BBPOM di Yogyakarta,

BNNP dan intansi terkait di kabupaten/kota dan propinsi, organisasi profesi

dan organisasi kemasyarakatan dengan total 133 orang peserta. Acara

dilaksanakan di Gedung Pracimasono Komplek Kepatihan pada tanggal 4

Oktober 2017.

18. Sosialisasi dan Rapat Kerja Satgas Pemberantasan Obat dan

Makanan Ilegal

Pada tanggal 30 November 2017, di Hotel Royal Darmo Yogyakarta

diselenggarakan acara sosialisasi dan rapat kerja Tim Satgas Pemberantasan

Obat dan Makanan Ilegal antara lain Polres, Kejaksaan Negeri, Ikatan

Apoteker Indonesia DIY

Page 86: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

78

.

Dari pertemuan tersebut telah terbit SK Gubernur DIY nomor

257/KEP/2017 tanggal 30 November 2017 tentang Pembentukan Satuan

Tugas Pemberantasan Obat Ilegal. Berdasarkan SK tersebut, akan

ditindaklanjuti dengan kegiatan operasi Satgas Pemberantasan Obat dan

Makanan Ilegal yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018.

19. Pembahasan Corrective Action Preventive Action (CAPA)

Bersama Pelaku Usaha

Dalam rangka pembinaan dan pendampingan kepada pelaku usaha

produksi dan distribusi obat dan makanan, BBPOM di Yogyakarta

melaksanakan pembahasan dan evaluasi CAPA untuk :

1. Industri farmasi yaitu PT Berlico pada tanggal 17 November 2017.

2. UKOT/UMOT diikuti oleh 15 orang wakil dari UKOT/UMOT di wilayah DIY

pada tanggal 21 Desember 2017.

3. PBF diikuti 35 penanggung jawab PBF pada tanggal 21 – 22 Desember

2017.

20. Evaluasi Hasil Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Suplemen

Kesehatan, Kosmetik dan Pangan

Pada tanggal 20 Desember 2017

dilakukan pertemuan bersama lintas

sektor dari seluruh kabupaten/kota

maupun provinsi, untuk mengevaluasi

kegiatan yang telah dilakukan BBPOM

di Yogyakarta selama tahun 2017 serta

melakukan pembahasan beberapa

masalah dan kendala yang timbul terkait dengan kegiatan tersebut.

Laporan Tahunan 2017

78

.

Dari pertemuan tersebut telah terbit SK Gubernur DIY nomor

257/KEP/2017 tanggal 30 November 2017 tentang Pembentukan Satuan

Tugas Pemberantasan Obat Ilegal. Berdasarkan SK tersebut, akan

ditindaklanjuti dengan kegiatan operasi Satgas Pemberantasan Obat dan

Makanan Ilegal yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018.

19. Pembahasan Corrective Action Preventive Action (CAPA)

Bersama Pelaku Usaha

Dalam rangka pembinaan dan pendampingan kepada pelaku usaha

produksi dan distribusi obat dan makanan, BBPOM di Yogyakarta

melaksanakan pembahasan dan evaluasi CAPA untuk :

1. Industri farmasi yaitu PT Berlico pada tanggal 17 November 2017.

2. UKOT/UMOT diikuti oleh 15 orang wakil dari UKOT/UMOT di wilayah DIY

pada tanggal 21 Desember 2017.

3. PBF diikuti 35 penanggung jawab PBF pada tanggal 21 – 22 Desember

2017.

20. Evaluasi Hasil Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Suplemen

Kesehatan, Kosmetik dan Pangan

Pada tanggal 20 Desember 2017

dilakukan pertemuan bersama lintas

sektor dari seluruh kabupaten/kota

maupun provinsi, untuk mengevaluasi

kegiatan yang telah dilakukan BBPOM

di Yogyakarta selama tahun 2017 serta

melakukan pembahasan beberapa

masalah dan kendala yang timbul terkait dengan kegiatan tersebut.

Laporan Tahunan 2017

78

.

Dari pertemuan tersebut telah terbit SK Gubernur DIY nomor

257/KEP/2017 tanggal 30 November 2017 tentang Pembentukan Satuan

Tugas Pemberantasan Obat Ilegal. Berdasarkan SK tersebut, akan

ditindaklanjuti dengan kegiatan operasi Satgas Pemberantasan Obat dan

Makanan Ilegal yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018.

19. Pembahasan Corrective Action Preventive Action (CAPA)

Bersama Pelaku Usaha

Dalam rangka pembinaan dan pendampingan kepada pelaku usaha

produksi dan distribusi obat dan makanan, BBPOM di Yogyakarta

melaksanakan pembahasan dan evaluasi CAPA untuk :

1. Industri farmasi yaitu PT Berlico pada tanggal 17 November 2017.

2. UKOT/UMOT diikuti oleh 15 orang wakil dari UKOT/UMOT di wilayah DIY

pada tanggal 21 Desember 2017.

3. PBF diikuti 35 penanggung jawab PBF pada tanggal 21 – 22 Desember

2017.

20. Evaluasi Hasil Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Suplemen

Kesehatan, Kosmetik dan Pangan

Pada tanggal 20 Desember 2017

dilakukan pertemuan bersama lintas

sektor dari seluruh kabupaten/kota

maupun provinsi, untuk mengevaluasi

kegiatan yang telah dilakukan BBPOM

di Yogyakarta selama tahun 2017 serta

melakukan pembahasan beberapa

masalah dan kendala yang timbul terkait dengan kegiatan tersebut.

Page 87: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

79

Acara diadakan di aula BBPOM di Yogyakarta dan dipimpin oleh

Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan didampingi oleh Kepala

Bidang Sertifikasi dan LIK.

21. Peningkatan Kompetensi Petugas

a. Peningkatan Kompetensi dalam rangka penerapanReformasi Birokrasi

Sejumlah 115 orang karyawan karyawati BBPOM di Yogyakarta

yang mengikuti acara capacity building pada hari Jumat-Sabtu tanggal

18-19 Agustus 2017 di Queen Garden Hotel Baturaden. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas dan

kemampuan ASN dalam menerapkan reformasi birokrasi serta

mendukung pencapaian kinerja .

Acara di mulai dengan pembukaan, ice breaking dan games motivasi

dilanjutkan dengan mental training dengan tema Revolusi Mental

Aparatur. Kinerja baik dari ASN tidak hanya didukung oleh prestasi

kerja, kreasi dan inovasinya tetapi juga didukung oleh kondisi mental

moralnya yang baik yang diwujudkan dalam bentuk ketekunan,

kejujuran, keikhlasan, kedisiplinan, kerjasama, semangat kerja dan

motivasi berprestasinya karena mampu menemu kenali potensi dan

kemampuan dirinya.

Pada hari kedua dilakukan outdoor activity (blind map, blind ball,

menyusun menara, kungfu boldi). Seluruh peserta tampak antusias

mengikuti jalannya acara dengan di pandu oleh team trainer dari semar

production. Dengan selesainya acara ini diharapkan mental moral ASN

lebih meningkat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan

pemerintahan yang baik dan bersih.

Laporan Tahunan 2017

79

Acara diadakan di aula BBPOM di Yogyakarta dan dipimpin oleh

Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan didampingi oleh Kepala

Bidang Sertifikasi dan LIK.

21. Peningkatan Kompetensi Petugas

a. Peningkatan Kompetensi dalam rangka penerapanReformasi Birokrasi

Sejumlah 115 orang karyawan karyawati BBPOM di Yogyakarta

yang mengikuti acara capacity building pada hari Jumat-Sabtu tanggal

18-19 Agustus 2017 di Queen Garden Hotel Baturaden. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas dan

kemampuan ASN dalam menerapkan reformasi birokrasi serta

mendukung pencapaian kinerja .

Acara di mulai dengan pembukaan, ice breaking dan games motivasi

dilanjutkan dengan mental training dengan tema Revolusi Mental

Aparatur. Kinerja baik dari ASN tidak hanya didukung oleh prestasi

kerja, kreasi dan inovasinya tetapi juga didukung oleh kondisi mental

moralnya yang baik yang diwujudkan dalam bentuk ketekunan,

kejujuran, keikhlasan, kedisiplinan, kerjasama, semangat kerja dan

motivasi berprestasinya karena mampu menemu kenali potensi dan

kemampuan dirinya.

Pada hari kedua dilakukan outdoor activity (blind map, blind ball,

menyusun menara, kungfu boldi). Seluruh peserta tampak antusias

mengikuti jalannya acara dengan di pandu oleh team trainer dari semar

production. Dengan selesainya acara ini diharapkan mental moral ASN

lebih meningkat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan

pemerintahan yang baik dan bersih.

Laporan Tahunan 2017

79

Acara diadakan di aula BBPOM di Yogyakarta dan dipimpin oleh

Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan didampingi oleh Kepala

Bidang Sertifikasi dan LIK.

21. Peningkatan Kompetensi Petugas

a. Peningkatan Kompetensi dalam rangka penerapanReformasi Birokrasi

Sejumlah 115 orang karyawan karyawati BBPOM di Yogyakarta

yang mengikuti acara capacity building pada hari Jumat-Sabtu tanggal

18-19 Agustus 2017 di Queen Garden Hotel Baturaden. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas dan

kemampuan ASN dalam menerapkan reformasi birokrasi serta

mendukung pencapaian kinerja .

Acara di mulai dengan pembukaan, ice breaking dan games motivasi

dilanjutkan dengan mental training dengan tema Revolusi Mental

Aparatur. Kinerja baik dari ASN tidak hanya didukung oleh prestasi

kerja, kreasi dan inovasinya tetapi juga didukung oleh kondisi mental

moralnya yang baik yang diwujudkan dalam bentuk ketekunan,

kejujuran, keikhlasan, kedisiplinan, kerjasama, semangat kerja dan

motivasi berprestasinya karena mampu menemu kenali potensi dan

kemampuan dirinya.

Pada hari kedua dilakukan outdoor activity (blind map, blind ball,

menyusun menara, kungfu boldi). Seluruh peserta tampak antusias

mengikuti jalannya acara dengan di pandu oleh team trainer dari semar

production. Dengan selesainya acara ini diharapkan mental moral ASN

lebih meningkat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan

pemerintahan yang baik dan bersih.

Page 88: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

80

b. Pelatihan Tehnikal Audit

Pelatihan Teknikal Audit dilaksanakan selama tiga hari pada 20

Maret dan 4-5 April 2017 di BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti

oleh 25 peserta sebagai upaya percepatan penyeragaman

kompetensi petugas dalam teknik mengaudit baik audit Cara Distribusi

Obat yang Baik (CDOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

(CPOTB) maupun Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB).

Materi pelatihan difokuskan pada teknik mengaudit dan evaluasi

Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan, disertai materi tentang

regulasi dan aspek CDOB, CPOTB maupun CPKB. Peningkatan

kompetensi petugas melalui Pelatihan Tehnikal Audit ini bertujuan

untuk menyiapkan petugas dalam melaksanakan audit sarana

kosmetik, obat tradisional distributor obat termasuk membuat tindak

lanjut perbaikannya.

c. Pelatihan CDOBPelatihan Internal CDOB pada 10 -13 Oktober 2017 diikuti oleh

15 petugas pengawas BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan

diselenggarakan di BBPOM di Yogyakarta dan di 4 sarana Pedagang

Besar Farmasi di DIY

sebagai tempat Praktek

Kerja Lapangan.

Peningkatan kompetensi

petugas melalui Pelatihan

Internal CDOB ini bertujuan

untuk menyiapkan petugas

dalam menghadapi kewajiban sertifikasi CDOB untuk PBF dan

meningkatkan efektifitas pengawasan obat di jalur distribusi. Materi

yang dibahas dalam pelatihan ini adalah regulasi dan kebijakan terkait

distribusi obat, aspek CDOB, audit dalam rangka perijinan dan teknik

komunikasi dalam audit. Melalui PKL, peserta berlatih melakukan audit

sampai dengan pembuatan laporan.

Laporan Tahunan 2017

80

b. Pelatihan Tehnikal Audit

Pelatihan Teknikal Audit dilaksanakan selama tiga hari pada 20

Maret dan 4-5 April 2017 di BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti

oleh 25 peserta sebagai upaya percepatan penyeragaman

kompetensi petugas dalam teknik mengaudit baik audit Cara Distribusi

Obat yang Baik (CDOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

(CPOTB) maupun Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB).

Materi pelatihan difokuskan pada teknik mengaudit dan evaluasi

Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan, disertai materi tentang

regulasi dan aspek CDOB, CPOTB maupun CPKB. Peningkatan

kompetensi petugas melalui Pelatihan Tehnikal Audit ini bertujuan

untuk menyiapkan petugas dalam melaksanakan audit sarana

kosmetik, obat tradisional distributor obat termasuk membuat tindak

lanjut perbaikannya.

c. Pelatihan CDOBPelatihan Internal CDOB pada 10 -13 Oktober 2017 diikuti oleh

15 petugas pengawas BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan

diselenggarakan di BBPOM di Yogyakarta dan di 4 sarana Pedagang

Besar Farmasi di DIY

sebagai tempat Praktek

Kerja Lapangan.

Peningkatan kompetensi

petugas melalui Pelatihan

Internal CDOB ini bertujuan

untuk menyiapkan petugas

dalam menghadapi kewajiban sertifikasi CDOB untuk PBF dan

meningkatkan efektifitas pengawasan obat di jalur distribusi. Materi

yang dibahas dalam pelatihan ini adalah regulasi dan kebijakan terkait

distribusi obat, aspek CDOB, audit dalam rangka perijinan dan teknik

komunikasi dalam audit. Melalui PKL, peserta berlatih melakukan audit

sampai dengan pembuatan laporan.

Laporan Tahunan 2017

80

b. Pelatihan Tehnikal Audit

Pelatihan Teknikal Audit dilaksanakan selama tiga hari pada 20

Maret dan 4-5 April 2017 di BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti

oleh 25 peserta sebagai upaya percepatan penyeragaman

kompetensi petugas dalam teknik mengaudit baik audit Cara Distribusi

Obat yang Baik (CDOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

(CPOTB) maupun Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB).

Materi pelatihan difokuskan pada teknik mengaudit dan evaluasi

Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan, disertai materi tentang

regulasi dan aspek CDOB, CPOTB maupun CPKB. Peningkatan

kompetensi petugas melalui Pelatihan Tehnikal Audit ini bertujuan

untuk menyiapkan petugas dalam melaksanakan audit sarana

kosmetik, obat tradisional distributor obat termasuk membuat tindak

lanjut perbaikannya.

c. Pelatihan CDOBPelatihan Internal CDOB pada 10 -13 Oktober 2017 diikuti oleh

15 petugas pengawas BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan

diselenggarakan di BBPOM di Yogyakarta dan di 4 sarana Pedagang

Besar Farmasi di DIY

sebagai tempat Praktek

Kerja Lapangan.

Peningkatan kompetensi

petugas melalui Pelatihan

Internal CDOB ini bertujuan

untuk menyiapkan petugas

dalam menghadapi kewajiban sertifikasi CDOB untuk PBF dan

meningkatkan efektifitas pengawasan obat di jalur distribusi. Materi

yang dibahas dalam pelatihan ini adalah regulasi dan kebijakan terkait

distribusi obat, aspek CDOB, audit dalam rangka perijinan dan teknik

komunikasi dalam audit. Melalui PKL, peserta berlatih melakukan audit

sampai dengan pembuatan laporan.

Page 89: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

81

d. Pelatihan Public Speaking dan Service Exelent

Kompetensi petugas BBPOM di Yogyakarta dalam memberikan

informasi senantiasa harus

ditingkatkan, terutama bagi

petugas di Bidang Sertifikasi dan

Layanan Informasi Konsumen.

Harapan masyarakat terhadap

BBPOM di Yogyakarta semakin

meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap keamanan obat dan

makanan.

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 18 - 19 September 2017

diikuti 25 orang peserta bekerjasama dengan ‘Lusi Laksita’

Broadcasting School & Partner In Comm.

e. Pelatihan Infografis

Pelatihan dilaksanakan pada

tanggal 1 November 2017 di

BBPOM di Yogyakarta.

Tujuan pelatihan ini adalah

melatih petugas bagaimana

menyampaikan Informasi

yang dapat dipahami lebih cepat dan mudah sehingga mampu

memberikan pemahaman, memberi keyakinan atau kemauan audience

untuk bertindak. Peserta Pelatihan Tehnis Presentasi yang Baik adalah

Pejabat Struktural dan staf BBPOM di Yogyakarta yang ditunjuk,

sebanyak 15 orang.

g. Pelatihan Tenaga Pengawas Lintas Sektor dan PetugasSaryankes

Perubahan Permenkes di bidang pengawasan sarana

pelayanan kefarmasian kini secara khusus telah menyebutkan peran

Badan POM dalam pengawasan obat di sarana pelayanan kefarmasian.

Kerjasama Badan POM dengan lintas sektor harus diiringi dengan

peningkatan kapabilitas SDM tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

dari seluruh tenaga pengawas dan pembinaan yang terlibat, untuk

Laporan Tahunan 2017

81

d. Pelatihan Public Speaking dan Service Exelent

Kompetensi petugas BBPOM di Yogyakarta dalam memberikan

informasi senantiasa harus

ditingkatkan, terutama bagi

petugas di Bidang Sertifikasi dan

Layanan Informasi Konsumen.

Harapan masyarakat terhadap

BBPOM di Yogyakarta semakin

meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap keamanan obat dan

makanan.

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 18 - 19 September 2017

diikuti 25 orang peserta bekerjasama dengan ‘Lusi Laksita’

Broadcasting School & Partner In Comm.

e. Pelatihan Infografis

Pelatihan dilaksanakan pada

tanggal 1 November 2017 di

BBPOM di Yogyakarta.

Tujuan pelatihan ini adalah

melatih petugas bagaimana

menyampaikan Informasi

yang dapat dipahami lebih cepat dan mudah sehingga mampu

memberikan pemahaman, memberi keyakinan atau kemauan audience

untuk bertindak. Peserta Pelatihan Tehnis Presentasi yang Baik adalah

Pejabat Struktural dan staf BBPOM di Yogyakarta yang ditunjuk,

sebanyak 15 orang.

g. Pelatihan Tenaga Pengawas Lintas Sektor dan PetugasSaryankes

Perubahan Permenkes di bidang pengawasan sarana

pelayanan kefarmasian kini secara khusus telah menyebutkan peran

Badan POM dalam pengawasan obat di sarana pelayanan kefarmasian.

Kerjasama Badan POM dengan lintas sektor harus diiringi dengan

peningkatan kapabilitas SDM tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

dari seluruh tenaga pengawas dan pembinaan yang terlibat, untuk

Laporan Tahunan 2017

81

d. Pelatihan Public Speaking dan Service Exelent

Kompetensi petugas BBPOM di Yogyakarta dalam memberikan

informasi senantiasa harus

ditingkatkan, terutama bagi

petugas di Bidang Sertifikasi dan

Layanan Informasi Konsumen.

Harapan masyarakat terhadap

BBPOM di Yogyakarta semakin

meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap keamanan obat dan

makanan.

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 18 - 19 September 2017

diikuti 25 orang peserta bekerjasama dengan ‘Lusi Laksita’

Broadcasting School & Partner In Comm.

e. Pelatihan Infografis

Pelatihan dilaksanakan pada

tanggal 1 November 2017 di

BBPOM di Yogyakarta.

Tujuan pelatihan ini adalah

melatih petugas bagaimana

menyampaikan Informasi

yang dapat dipahami lebih cepat dan mudah sehingga mampu

memberikan pemahaman, memberi keyakinan atau kemauan audience

untuk bertindak. Peserta Pelatihan Tehnis Presentasi yang Baik adalah

Pejabat Struktural dan staf BBPOM di Yogyakarta yang ditunjuk,

sebanyak 15 orang.

g. Pelatihan Tenaga Pengawas Lintas Sektor dan PetugasSaryankes

Perubahan Permenkes di bidang pengawasan sarana

pelayanan kefarmasian kini secara khusus telah menyebutkan peran

Badan POM dalam pengawasan obat di sarana pelayanan kefarmasian.

Kerjasama Badan POM dengan lintas sektor harus diiringi dengan

peningkatan kapabilitas SDM tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

dari seluruh tenaga pengawas dan pembinaan yang terlibat, untuk

Page 90: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

82

mendukung terlaksananya peredaran obat sesuai dengan standar

CDOB.

Pada 6-8 September 2017 dilaksanakan pelatihan tenaga

pengawas lintas sektor dan petugas saryankes dalam rangka

pengawasan distribusi obat di sarana pelayanan kesehatan. Jumlah

peserta sebanyak 46 petugas baik dari BBPOM di Yogyakarta dan lintas

sektor dengan materi CDOB dan Penerapan Standar Pelayanan

Kefarmasian, PKL serta diskusi hasil PKL.

h. Pelatihan Tenaga Pengelola Obat di Saryanfar

Obat mempunyai peranan strategis di bidang kesehatan,

bahkan obat merupakan mata dari ujung tombak dalam pelayanan

kesehatan, sehingga harus ditangani secara benar dan tepat.

Hal ini perlu didukung juga dengan kompetensi,

profesionalisme dan tanggung jawab dari setiap Apoteker penanggung

jawab Saryanfar dalam mengelola obat sesuai dengan peraturan dan

standar yang berlaku

Pada 10 November 2017 di Pesonna Tugu Hotel telah dilakukan

pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari 35 peserta apoteker

penanggungjawab apotek, maupun klinik. Kegiatan pelatihan diisi

dengan paparan materi oleh nara sumber dari BBPOM di Yogyakarta,

dan diskusi tentang standar pelayanan kefarmasian.

Laporan Tahunan 2017

82

mendukung terlaksananya peredaran obat sesuai dengan standar

CDOB.

Pada 6-8 September 2017 dilaksanakan pelatihan tenaga

pengawas lintas sektor dan petugas saryankes dalam rangka

pengawasan distribusi obat di sarana pelayanan kesehatan. Jumlah

peserta sebanyak 46 petugas baik dari BBPOM di Yogyakarta dan lintas

sektor dengan materi CDOB dan Penerapan Standar Pelayanan

Kefarmasian, PKL serta diskusi hasil PKL.

h. Pelatihan Tenaga Pengelola Obat di Saryanfar

Obat mempunyai peranan strategis di bidang kesehatan,

bahkan obat merupakan mata dari ujung tombak dalam pelayanan

kesehatan, sehingga harus ditangani secara benar dan tepat.

Hal ini perlu didukung juga dengan kompetensi,

profesionalisme dan tanggung jawab dari setiap Apoteker penanggung

jawab Saryanfar dalam mengelola obat sesuai dengan peraturan dan

standar yang berlaku

Pada 10 November 2017 di Pesonna Tugu Hotel telah dilakukan

pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari 35 peserta apoteker

penanggungjawab apotek, maupun klinik. Kegiatan pelatihan diisi

dengan paparan materi oleh nara sumber dari BBPOM di Yogyakarta,

dan diskusi tentang standar pelayanan kefarmasian.

Laporan Tahunan 2017

82

mendukung terlaksananya peredaran obat sesuai dengan standar

CDOB.

Pada 6-8 September 2017 dilaksanakan pelatihan tenaga

pengawas lintas sektor dan petugas saryankes dalam rangka

pengawasan distribusi obat di sarana pelayanan kesehatan. Jumlah

peserta sebanyak 46 petugas baik dari BBPOM di Yogyakarta dan lintas

sektor dengan materi CDOB dan Penerapan Standar Pelayanan

Kefarmasian, PKL serta diskusi hasil PKL.

h. Pelatihan Tenaga Pengelola Obat di Saryanfar

Obat mempunyai peranan strategis di bidang kesehatan,

bahkan obat merupakan mata dari ujung tombak dalam pelayanan

kesehatan, sehingga harus ditangani secara benar dan tepat.

Hal ini perlu didukung juga dengan kompetensi,

profesionalisme dan tanggung jawab dari setiap Apoteker penanggung

jawab Saryanfar dalam mengelola obat sesuai dengan peraturan dan

standar yang berlaku

Pada 10 November 2017 di Pesonna Tugu Hotel telah dilakukan

pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari 35 peserta apoteker

penanggungjawab apotek, maupun klinik. Kegiatan pelatihan diisi

dengan paparan materi oleh nara sumber dari BBPOM di Yogyakarta,

dan diskusi tentang standar pelayanan kefarmasian.

Page 91: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

83

i. Pelatihan Internal Proses Sterilisasi Komersial

Teknologi pengalengan pangan dimaksudkan untuk

memperpanjang umur simpan pangan dalam waktu lama. Sejalan

dengan hal tersebut, telah bermunculan industri pengalengan di

Yogyakarta, mulai dari pengalengan gudeg, jamur, ikan dan sayur

matang.

Dengan kondisi yang demikian diperlukan peningkatan

kompetensi petugas dalam melakukan sertifikasi maupun pengawasan

terhadap proses produksi pangan dalam kaleng.

Tanggal 15 November 2017 dilakukan pelatihan internal

dengan peserta dari Bidang Pemeriksaan & Penyidikan dan Bidang

Sertifikasi & LIK. Nara sumber merupakan pakar pengalengan dari

Universitas Gadjah Mada jurusan Teknologi Pertanian yaitu Dr. Ir.

Chusnul Hidayat.

h. Pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik

Inspeksi industri farmasi merupakan kegiatan rutin yang

dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta dalam rangka memonitor

penerapan cara produksi obat yang baik.

Laporan Tahunan 2017

83

i. Pelatihan Internal Proses Sterilisasi Komersial

Teknologi pengalengan pangan dimaksudkan untuk

memperpanjang umur simpan pangan dalam waktu lama. Sejalan

dengan hal tersebut, telah bermunculan industri pengalengan di

Yogyakarta, mulai dari pengalengan gudeg, jamur, ikan dan sayur

matang.

Dengan kondisi yang demikian diperlukan peningkatan

kompetensi petugas dalam melakukan sertifikasi maupun pengawasan

terhadap proses produksi pangan dalam kaleng.

Tanggal 15 November 2017 dilakukan pelatihan internal

dengan peserta dari Bidang Pemeriksaan & Penyidikan dan Bidang

Sertifikasi & LIK. Nara sumber merupakan pakar pengalengan dari

Universitas Gadjah Mada jurusan Teknologi Pertanian yaitu Dr. Ir.

Chusnul Hidayat.

h. Pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik

Inspeksi industri farmasi merupakan kegiatan rutin yang

dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta dalam rangka memonitor

penerapan cara produksi obat yang baik.

Laporan Tahunan 2017

83

i. Pelatihan Internal Proses Sterilisasi Komersial

Teknologi pengalengan pangan dimaksudkan untuk

memperpanjang umur simpan pangan dalam waktu lama. Sejalan

dengan hal tersebut, telah bermunculan industri pengalengan di

Yogyakarta, mulai dari pengalengan gudeg, jamur, ikan dan sayur

matang.

Dengan kondisi yang demikian diperlukan peningkatan

kompetensi petugas dalam melakukan sertifikasi maupun pengawasan

terhadap proses produksi pangan dalam kaleng.

Tanggal 15 November 2017 dilakukan pelatihan internal

dengan peserta dari Bidang Pemeriksaan & Penyidikan dan Bidang

Sertifikasi & LIK. Nara sumber merupakan pakar pengalengan dari

Universitas Gadjah Mada jurusan Teknologi Pertanian yaitu Dr. Ir.

Chusnul Hidayat.

h. Pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik

Inspeksi industri farmasi merupakan kegiatan rutin yang

dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta dalam rangka memonitor

penerapan cara produksi obat yang baik.

Page 92: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

84

Oleh karena itu diperlukan seorang inspektur atau tenaga

pengawas yang handal, selalu melakukan perbaikan secara terus

menerus (continuous improvement). Salah satu wujud dari hal tersebut

adalah diadakannya pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik pada

tanggal 27 Desember 2017.

Materi disampaikan oleh DR. T.N. Saifullah Sulaiman, M.Si.,

Apt. Dosen pada Fakultas Farmasi UGM, yang menjelaskan mengenai

Sistem Pengolahan Air dan Sistem Tata Udara di Industri Farmasi

dengan salah satu sumber dari Pedoman CPOB tahun 2012, Petunjuk

Operasional Penerapan Pedoman CPOB tahun 2012 dan Juknis Sistem

Penunjang Saran Kritis di Industri Farmasi tahun 2013

M. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015BBPOM di Yogyakarta telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2008 sejak tanggal 19 Januari 2012. Pada tahun 2017 dilakukan

Audit Surveilan QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015 oleh PT.

TUV SUD Indonesia dengan hasil memuaskan, sehingga

direkomendasikan memperoleh sertifikat QMS ISO 9001:2015.

ISO 9001:2015 adalah suatu standar internasional untuk Quality

Management System (QMS) yang menetapkan persyaratan-persyaratan

dan rekomendasi untuk desain dan penilaian, yang bertujuan untuk

menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau

jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan standard

dunia yaitu BADAN ISO.

Penerapan Sistem Manajemen MUTU ISO 9001:2015 BBPOM di

Yogyakarta dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yaitu::

1. Pengelolaan Sistem Mutu

Pengelolaan sistem mutu adalah kegiatan rutin yang membahas

capaian sasaran mutu serta masalah-masalah lain terkait penerapan

sistem mutu.

Laporan Tahunan 2017

84

Oleh karena itu diperlukan seorang inspektur atau tenaga

pengawas yang handal, selalu melakukan perbaikan secara terus

menerus (continuous improvement). Salah satu wujud dari hal tersebut

adalah diadakannya pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik pada

tanggal 27 Desember 2017.

Materi disampaikan oleh DR. T.N. Saifullah Sulaiman, M.Si.,

Apt. Dosen pada Fakultas Farmasi UGM, yang menjelaskan mengenai

Sistem Pengolahan Air dan Sistem Tata Udara di Industri Farmasi

dengan salah satu sumber dari Pedoman CPOB tahun 2012, Petunjuk

Operasional Penerapan Pedoman CPOB tahun 2012 dan Juknis Sistem

Penunjang Saran Kritis di Industri Farmasi tahun 2013

M. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015BBPOM di Yogyakarta telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2008 sejak tanggal 19 Januari 2012. Pada tahun 2017 dilakukan

Audit Surveilan QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015 oleh PT.

TUV SUD Indonesia dengan hasil memuaskan, sehingga

direkomendasikan memperoleh sertifikat QMS ISO 9001:2015.

ISO 9001:2015 adalah suatu standar internasional untuk Quality

Management System (QMS) yang menetapkan persyaratan-persyaratan

dan rekomendasi untuk desain dan penilaian, yang bertujuan untuk

menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau

jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan standard

dunia yaitu BADAN ISO.

Penerapan Sistem Manajemen MUTU ISO 9001:2015 BBPOM di

Yogyakarta dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yaitu::

1. Pengelolaan Sistem Mutu

Pengelolaan sistem mutu adalah kegiatan rutin yang membahas

capaian sasaran mutu serta masalah-masalah lain terkait penerapan

sistem mutu.

Laporan Tahunan 2017

84

Oleh karena itu diperlukan seorang inspektur atau tenaga

pengawas yang handal, selalu melakukan perbaikan secara terus

menerus (continuous improvement). Salah satu wujud dari hal tersebut

adalah diadakannya pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik pada

tanggal 27 Desember 2017.

Materi disampaikan oleh DR. T.N. Saifullah Sulaiman, M.Si.,

Apt. Dosen pada Fakultas Farmasi UGM, yang menjelaskan mengenai

Sistem Pengolahan Air dan Sistem Tata Udara di Industri Farmasi

dengan salah satu sumber dari Pedoman CPOB tahun 2012, Petunjuk

Operasional Penerapan Pedoman CPOB tahun 2012 dan Juknis Sistem

Penunjang Saran Kritis di Industri Farmasi tahun 2013

M. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015BBPOM di Yogyakarta telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2008 sejak tanggal 19 Januari 2012. Pada tahun 2017 dilakukan

Audit Surveilan QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015 oleh PT.

TUV SUD Indonesia dengan hasil memuaskan, sehingga

direkomendasikan memperoleh sertifikat QMS ISO 9001:2015.

ISO 9001:2015 adalah suatu standar internasional untuk Quality

Management System (QMS) yang menetapkan persyaratan-persyaratan

dan rekomendasi untuk desain dan penilaian, yang bertujuan untuk

menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau

jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan standard

dunia yaitu BADAN ISO.

Penerapan Sistem Manajemen MUTU ISO 9001:2015 BBPOM di

Yogyakarta dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yaitu::

1. Pengelolaan Sistem Mutu

Pengelolaan sistem mutu adalah kegiatan rutin yang membahas

capaian sasaran mutu serta masalah-masalah lain terkait penerapan

sistem mutu.

Page 93: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

85

2. Audit internal

Berdasarkan hasil audit internal yang

dilaksanakan pada tanggal 14–16

Agustus 2017 oleh Auditor: Ani Fatimah

Isfarjanti, Karina Sari, Anita Tri Yuniati

dan Sri Susilowati secara umum

BBPOM di Yogyakarta telah

menerapkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan ISO 9001:

2015 dengan baik, peninjauan pada beberapa area menunjukkan

adanya kesesuaian. Namun demikian telah teridentifikasi adanya 23

temuan yang terdiri dari 12 Ketidaksesuaian (NC) dan 11 Saran

Peningkatan (Opportunities for improvement).

3. Kaji Ulang Dokumen

Kaji ulang dokumen merupakan

forum review dan pembahasan seluruh

dokumen sistem mutu QMS yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

pemeriksaan dan penyidikan, sertifikasi

layanan dan informasi konsumen,

administrasi sub bagian tata usaha, dan pengujian. Dokumen mutu yang

digunakan harus dikomunikasikan dan dipahami bersama oleh personel

yang terlibat secara terus menerus dan berkesinambungan. Kaji Ulang

Dokumen diperlukan sebagai bahan masukan untuk peningkatan sistem

manajemen mutu dalam memelihara rekaman yang relevan dengan ISO

9001:2015

4. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)

Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari

penerapan sistem manajemen mutu dan

mencakup penilaian peluang koreksi serta

keperluan akan perubahan. Rapat Tinjauan

Manajemen sesuai persyaratan ISO

9001:2015 terintegrasi dengan sistem Mutu

Laporan Tahunan 2017

85

2. Audit internal

Berdasarkan hasil audit internal yang

dilaksanakan pada tanggal 14–16

Agustus 2017 oleh Auditor: Ani Fatimah

Isfarjanti, Karina Sari, Anita Tri Yuniati

dan Sri Susilowati secara umum

BBPOM di Yogyakarta telah

menerapkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan ISO 9001:

2015 dengan baik, peninjauan pada beberapa area menunjukkan

adanya kesesuaian. Namun demikian telah teridentifikasi adanya 23

temuan yang terdiri dari 12 Ketidaksesuaian (NC) dan 11 Saran

Peningkatan (Opportunities for improvement).

3. Kaji Ulang Dokumen

Kaji ulang dokumen merupakan

forum review dan pembahasan seluruh

dokumen sistem mutu QMS yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

pemeriksaan dan penyidikan, sertifikasi

layanan dan informasi konsumen,

administrasi sub bagian tata usaha, dan pengujian. Dokumen mutu yang

digunakan harus dikomunikasikan dan dipahami bersama oleh personel

yang terlibat secara terus menerus dan berkesinambungan. Kaji Ulang

Dokumen diperlukan sebagai bahan masukan untuk peningkatan sistem

manajemen mutu dalam memelihara rekaman yang relevan dengan ISO

9001:2015

4. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)

Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari

penerapan sistem manajemen mutu dan

mencakup penilaian peluang koreksi serta

keperluan akan perubahan. Rapat Tinjauan

Manajemen sesuai persyaratan ISO

9001:2015 terintegrasi dengan sistem Mutu

Laporan Tahunan 2017

85

2. Audit internal

Berdasarkan hasil audit internal yang

dilaksanakan pada tanggal 14–16

Agustus 2017 oleh Auditor: Ani Fatimah

Isfarjanti, Karina Sari, Anita Tri Yuniati

dan Sri Susilowati secara umum

BBPOM di Yogyakarta telah

menerapkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan ISO 9001:

2015 dengan baik, peninjauan pada beberapa area menunjukkan

adanya kesesuaian. Namun demikian telah teridentifikasi adanya 23

temuan yang terdiri dari 12 Ketidaksesuaian (NC) dan 11 Saran

Peningkatan (Opportunities for improvement).

3. Kaji Ulang Dokumen

Kaji ulang dokumen merupakan

forum review dan pembahasan seluruh

dokumen sistem mutu QMS yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

pemeriksaan dan penyidikan, sertifikasi

layanan dan informasi konsumen,

administrasi sub bagian tata usaha, dan pengujian. Dokumen mutu yang

digunakan harus dikomunikasikan dan dipahami bersama oleh personel

yang terlibat secara terus menerus dan berkesinambungan. Kaji Ulang

Dokumen diperlukan sebagai bahan masukan untuk peningkatan sistem

manajemen mutu dalam memelihara rekaman yang relevan dengan ISO

9001:2015

4. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)

Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari

penerapan sistem manajemen mutu dan

mencakup penilaian peluang koreksi serta

keperluan akan perubahan. Rapat Tinjauan

Manajemen sesuai persyaratan ISO

9001:2015 terintegrasi dengan sistem Mutu

Page 94: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

86

SNI/IEC 17025:2008 dan Manajemen Mutu Inspektorat CPOB

dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2017 bertempat di BBPOM di

Yogyakarta yang dihadiri oleh Kepala Balai, seluruh pejabat struktural,

seluruh manajer representatif bidang dan sub bagian tata usaha,

pengendali dokumen, seluruh manajer teknis, manajer administrasi ,

penyelia dan staf dari masing-masing bidang dan sub bagian tata usaha.

RTM sesuai persyaratan ISO 9001:2015 diharapkan secara konsisten

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, serta

untuk meningkatkan kinerja pengawasan Obat dan Makanan agar

semakin efektif dan efisien

.5. Audit Surveilans QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO9001:2015

Dalam rangka pemeliharaan dan

peningkatan QMS, telah dilaksanakan

Audit Surveilan QMS transisi ISO

9001:2008 ke ISO 9001:2015 yang

dilakukan oleh Badan Sertifikasi PT. TUV

SUD Indonesia pada tanggal 16 dan 17

November 2017 dengan Auditor Bapak Slamet Hariyono. Dari hasil audit

terdapat 6 positive aspect dan 10 temuan ketidaksesuaian dengan

kategori Opportunities for improvement dan BBPOM di Yogyakarta telah

dinyatakan dapat memperoleh sertifikat ISO 9001:2015.

N. DUKUNGAN TEKNIS DAN MANAJEMEN LABORATORIUMKegiatan dukungan teknis dan manajemen laboratorium

dilaksanakan sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025 : 2008 tentang

“Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium

Kalibrasi” yang bertujuan untuk mengembangkan sistem manajemen mutu,

administratif, dan kegiatan teknis pengujian secara berkesinambungan

dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan, dengan melakukan berbagai

kegiatan sebagai berikut:

1. Kalibrasi Alat Laboratorium

Peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian harus

mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan sesuai dengan

spesifikasi yang relevan dengan pengujian yang dimaksud.

Laporan Tahunan 2017

86

SNI/IEC 17025:2008 dan Manajemen Mutu Inspektorat CPOB

dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2017 bertempat di BBPOM di

Yogyakarta yang dihadiri oleh Kepala Balai, seluruh pejabat struktural,

seluruh manajer representatif bidang dan sub bagian tata usaha,

pengendali dokumen, seluruh manajer teknis, manajer administrasi ,

penyelia dan staf dari masing-masing bidang dan sub bagian tata usaha.

RTM sesuai persyaratan ISO 9001:2015 diharapkan secara konsisten

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, serta

untuk meningkatkan kinerja pengawasan Obat dan Makanan agar

semakin efektif dan efisien

.5. Audit Surveilans QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO9001:2015

Dalam rangka pemeliharaan dan

peningkatan QMS, telah dilaksanakan

Audit Surveilan QMS transisi ISO

9001:2008 ke ISO 9001:2015 yang

dilakukan oleh Badan Sertifikasi PT. TUV

SUD Indonesia pada tanggal 16 dan 17

November 2017 dengan Auditor Bapak Slamet Hariyono. Dari hasil audit

terdapat 6 positive aspect dan 10 temuan ketidaksesuaian dengan

kategori Opportunities for improvement dan BBPOM di Yogyakarta telah

dinyatakan dapat memperoleh sertifikat ISO 9001:2015.

N. DUKUNGAN TEKNIS DAN MANAJEMEN LABORATORIUMKegiatan dukungan teknis dan manajemen laboratorium

dilaksanakan sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025 : 2008 tentang

“Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium

Kalibrasi” yang bertujuan untuk mengembangkan sistem manajemen mutu,

administratif, dan kegiatan teknis pengujian secara berkesinambungan

dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan, dengan melakukan berbagai

kegiatan sebagai berikut:

1. Kalibrasi Alat Laboratorium

Peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian harus

mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan sesuai dengan

spesifikasi yang relevan dengan pengujian yang dimaksud.

Laporan Tahunan 2017

86

SNI/IEC 17025:2008 dan Manajemen Mutu Inspektorat CPOB

dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2017 bertempat di BBPOM di

Yogyakarta yang dihadiri oleh Kepala Balai, seluruh pejabat struktural,

seluruh manajer representatif bidang dan sub bagian tata usaha,

pengendali dokumen, seluruh manajer teknis, manajer administrasi ,

penyelia dan staf dari masing-masing bidang dan sub bagian tata usaha.

RTM sesuai persyaratan ISO 9001:2015 diharapkan secara konsisten

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, serta

untuk meningkatkan kinerja pengawasan Obat dan Makanan agar

semakin efektif dan efisien

.5. Audit Surveilans QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO9001:2015

Dalam rangka pemeliharaan dan

peningkatan QMS, telah dilaksanakan

Audit Surveilan QMS transisi ISO

9001:2008 ke ISO 9001:2015 yang

dilakukan oleh Badan Sertifikasi PT. TUV

SUD Indonesia pada tanggal 16 dan 17

November 2017 dengan Auditor Bapak Slamet Hariyono. Dari hasil audit

terdapat 6 positive aspect dan 10 temuan ketidaksesuaian dengan

kategori Opportunities for improvement dan BBPOM di Yogyakarta telah

dinyatakan dapat memperoleh sertifikat ISO 9001:2015.

N. DUKUNGAN TEKNIS DAN MANAJEMEN LABORATORIUMKegiatan dukungan teknis dan manajemen laboratorium

dilaksanakan sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025 : 2008 tentang

“Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium

Kalibrasi” yang bertujuan untuk mengembangkan sistem manajemen mutu,

administratif, dan kegiatan teknis pengujian secara berkesinambungan

dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan, dengan melakukan berbagai

kegiatan sebagai berikut:

1. Kalibrasi Alat Laboratorium

Peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian harus

mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan sesuai dengan

spesifikasi yang relevan dengan pengujian yang dimaksud.

Page 95: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

87

Program kalibrasi ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari alat

laboratorium.

Sebelum digunakan, semua alat laboratorium yang mempengaruhi

mutu data hasil pengujian harus dikalibrasi. Pada tahun 2017, dilakukan

kalibrasi oleh PPOMN 1 kali dan oleh pihak ketiga 10 kali dengan rincian

sebagai berikut

a. PPOMN: untuk timbangan, oven, tanur, tangas air, pH meter,

spektrofotometer UV-Vis, inkubator, autoklaf, drying oven,

disintegration Tester, differential scanning calorymetri (DSC) dan

dissolution Tester

b. Pusat Pengawasan Mutu Barang (2 kali) : termohigrometer,

stopwatch, anak timbang, thermometer.

c. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Kerajinan

dan Batik di Yogyakarta (4 kali) : termometer, mikropipet, alat gelas,

timbangan analitik, dan piknometer

d. PT. Metrohm Indonesia: Karl-Fischer Titrator

e. PT. Merck : air sampler

f. PT. ESCO Utama : lemari asam dan biosafety cabinet

g. PT. ROBUST: lemari asam.

2. Audit Internal Laboratorium

Laboratorium yang telah

terakreditasi sesuai persyaratan

SNI ISO/IEC 17025 : 2008,

harus melaksanakan audit

internal untuk memverifikasi

kegiatan agar berlanjut

sesuai dengan persyaratan

manajemen minimal 1 tahun

sekali. Audit internal laboratorium dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu

tanggal 6-7 April dan 10-11 April 2017 oleh tim auditor internal terdiri dari

13 orang personel yang telah mampu, terlatih dan independent. Dari

hasil audit internal diperoleh 59 temuan ketidaksesuaian dengan rincian

4 temuan kategori 2, dan 55 temuan kategori 3.

Trend temuan ketidaksesuaian pada aspek manajemen adalah

pengendalian dokumen, dan aspek teknis adalah kondisi akomodasi dan

lingkungan.

Laporan Tahunan 2017

87

Program kalibrasi ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari alat

laboratorium.

Sebelum digunakan, semua alat laboratorium yang mempengaruhi

mutu data hasil pengujian harus dikalibrasi. Pada tahun 2017, dilakukan

kalibrasi oleh PPOMN 1 kali dan oleh pihak ketiga 10 kali dengan rincian

sebagai berikut

a. PPOMN: untuk timbangan, oven, tanur, tangas air, pH meter,

spektrofotometer UV-Vis, inkubator, autoklaf, drying oven,

disintegration Tester, differential scanning calorymetri (DSC) dan

dissolution Tester

b. Pusat Pengawasan Mutu Barang (2 kali) : termohigrometer,

stopwatch, anak timbang, thermometer.

c. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Kerajinan

dan Batik di Yogyakarta (4 kali) : termometer, mikropipet, alat gelas,

timbangan analitik, dan piknometer

d. PT. Metrohm Indonesia: Karl-Fischer Titrator

e. PT. Merck : air sampler

f. PT. ESCO Utama : lemari asam dan biosafety cabinet

g. PT. ROBUST: lemari asam.

2. Audit Internal Laboratorium

Laboratorium yang telah

terakreditasi sesuai persyaratan

SNI ISO/IEC 17025 : 2008,

harus melaksanakan audit

internal untuk memverifikasi

kegiatan agar berlanjut

sesuai dengan persyaratan

manajemen minimal 1 tahun

sekali. Audit internal laboratorium dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu

tanggal 6-7 April dan 10-11 April 2017 oleh tim auditor internal terdiri dari

13 orang personel yang telah mampu, terlatih dan independent. Dari

hasil audit internal diperoleh 59 temuan ketidaksesuaian dengan rincian

4 temuan kategori 2, dan 55 temuan kategori 3.

Trend temuan ketidaksesuaian pada aspek manajemen adalah

pengendalian dokumen, dan aspek teknis adalah kondisi akomodasi dan

lingkungan.

Laporan Tahunan 2017

87

Program kalibrasi ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari alat

laboratorium.

Sebelum digunakan, semua alat laboratorium yang mempengaruhi

mutu data hasil pengujian harus dikalibrasi. Pada tahun 2017, dilakukan

kalibrasi oleh PPOMN 1 kali dan oleh pihak ketiga 10 kali dengan rincian

sebagai berikut

a. PPOMN: untuk timbangan, oven, tanur, tangas air, pH meter,

spektrofotometer UV-Vis, inkubator, autoklaf, drying oven,

disintegration Tester, differential scanning calorymetri (DSC) dan

dissolution Tester

b. Pusat Pengawasan Mutu Barang (2 kali) : termohigrometer,

stopwatch, anak timbang, thermometer.

c. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Kerajinan

dan Batik di Yogyakarta (4 kali) : termometer, mikropipet, alat gelas,

timbangan analitik, dan piknometer

d. PT. Metrohm Indonesia: Karl-Fischer Titrator

e. PT. Merck : air sampler

f. PT. ESCO Utama : lemari asam dan biosafety cabinet

g. PT. ROBUST: lemari asam.

2. Audit Internal Laboratorium

Laboratorium yang telah

terakreditasi sesuai persyaratan

SNI ISO/IEC 17025 : 2008,

harus melaksanakan audit

internal untuk memverifikasi

kegiatan agar berlanjut

sesuai dengan persyaratan

manajemen minimal 1 tahun

sekali. Audit internal laboratorium dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu

tanggal 6-7 April dan 10-11 April 2017 oleh tim auditor internal terdiri dari

13 orang personel yang telah mampu, terlatih dan independent. Dari

hasil audit internal diperoleh 59 temuan ketidaksesuaian dengan rincian

4 temuan kategori 2, dan 55 temuan kategori 3.

Trend temuan ketidaksesuaian pada aspek manajemen adalah

pengendalian dokumen, dan aspek teknis adalah kondisi akomodasi dan

lingkungan.

Page 96: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

88

3. Kaji Ulang Dokumen

Manajemen laboratorium harus

memastikan bahwa kebijakan,

program, sasaran mutu,

panduan mutu, prosedur dan

instruksi kerja dikembangkan

sesuai kebutuhan agar

laboratorium mampu menjamin

mutu hasil pengujian secara

terus menerus dan berkesinambungan.

Kaji Ulang Dokumen Laboratorium dilaksanakan pada tanggal

14-15 Agustus 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta, membahas 18

usulan revisi dokumen dan semua telah disetujui. Hasil revisi dokumen

telah disosialisasikan kepada seluruh personel pengujian dan wakil dari

Sub Bagian Tata Usaha, dan Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan,

pada tanggal 6 Oktober 2017.

4. Surveilan Laboratorium oleh Komite Akreditasi Nasional

Laboratorium BBPOM di Yogyakarta dengan nomor sertifikat

LP-125-IDN telah direakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)

sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan masa berlaku

sertifikat akreditasi pada tanggal 25 Februari 2015 hingga 24 Februari

2019.

KAN telah melaksanakan kunjungan pengawasan (survailen)

yang pertama pada tanggal 9

– 10 Februari 2016, dan

kunjungan kedua pada 2-3

Mei 2017 dengan tim asesor

yaitu Endang Sri Heruwati

sebagai asesor kepala, dan

anggota Achmad Rochliadi,

MS, PhD dari ITB, Dra. Artati

Hapsari dari RSUD Pasar Rebo, dan Dr. Ening Wiedosari, MSc. dari

Balai Besar Veteriner Bogor.

Dari hasil survailen pada aspek manajemen terdapat 16

temuan ketidaksesuaian yaitu 8 temuan kategori 2, dan 8 temuan

Laporan Tahunan 2017

88

3. Kaji Ulang Dokumen

Manajemen laboratorium harus

memastikan bahwa kebijakan,

program, sasaran mutu,

panduan mutu, prosedur dan

instruksi kerja dikembangkan

sesuai kebutuhan agar

laboratorium mampu menjamin

mutu hasil pengujian secara

terus menerus dan berkesinambungan.

Kaji Ulang Dokumen Laboratorium dilaksanakan pada tanggal

14-15 Agustus 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta, membahas 18

usulan revisi dokumen dan semua telah disetujui. Hasil revisi dokumen

telah disosialisasikan kepada seluruh personel pengujian dan wakil dari

Sub Bagian Tata Usaha, dan Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan,

pada tanggal 6 Oktober 2017.

4. Surveilan Laboratorium oleh Komite Akreditasi Nasional

Laboratorium BBPOM di Yogyakarta dengan nomor sertifikat

LP-125-IDN telah direakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)

sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan masa berlaku

sertifikat akreditasi pada tanggal 25 Februari 2015 hingga 24 Februari

2019.

KAN telah melaksanakan kunjungan pengawasan (survailen)

yang pertama pada tanggal 9

– 10 Februari 2016, dan

kunjungan kedua pada 2-3

Mei 2017 dengan tim asesor

yaitu Endang Sri Heruwati

sebagai asesor kepala, dan

anggota Achmad Rochliadi,

MS, PhD dari ITB, Dra. Artati

Hapsari dari RSUD Pasar Rebo, dan Dr. Ening Wiedosari, MSc. dari

Balai Besar Veteriner Bogor.

Dari hasil survailen pada aspek manajemen terdapat 16

temuan ketidaksesuaian yaitu 8 temuan kategori 2, dan 8 temuan

Laporan Tahunan 2017

88

3. Kaji Ulang Dokumen

Manajemen laboratorium harus

memastikan bahwa kebijakan,

program, sasaran mutu,

panduan mutu, prosedur dan

instruksi kerja dikembangkan

sesuai kebutuhan agar

laboratorium mampu menjamin

mutu hasil pengujian secara

terus menerus dan berkesinambungan.

Kaji Ulang Dokumen Laboratorium dilaksanakan pada tanggal

14-15 Agustus 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta, membahas 18

usulan revisi dokumen dan semua telah disetujui. Hasil revisi dokumen

telah disosialisasikan kepada seluruh personel pengujian dan wakil dari

Sub Bagian Tata Usaha, dan Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan,

pada tanggal 6 Oktober 2017.

4. Surveilan Laboratorium oleh Komite Akreditasi Nasional

Laboratorium BBPOM di Yogyakarta dengan nomor sertifikat

LP-125-IDN telah direakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)

sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan masa berlaku

sertifikat akreditasi pada tanggal 25 Februari 2015 hingga 24 Februari

2019.

KAN telah melaksanakan kunjungan pengawasan (survailen)

yang pertama pada tanggal 9

– 10 Februari 2016, dan

kunjungan kedua pada 2-3

Mei 2017 dengan tim asesor

yaitu Endang Sri Heruwati

sebagai asesor kepala, dan

anggota Achmad Rochliadi,

MS, PhD dari ITB, Dra. Artati

Hapsari dari RSUD Pasar Rebo, dan Dr. Ening Wiedosari, MSc. dari

Balai Besar Veteriner Bogor.

Dari hasil survailen pada aspek manajemen terdapat 16

temuan ketidaksesuaian yaitu 8 temuan kategori 2, dan 8 temuan

Page 97: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

89

kategori 3, sedangkan pada aspek teknis terdapat 13 temuan yaitu 9

temuan kategori 2, dan 4 temuan kategori 3. Temuan ketidaksesuaian

hasil asesmen perluasan ruang lingkup pada aspek manajemen

terdapat 4 temuan yaitu 2 temuan kategori 2, dan 2 temuan kategori 3,

sedangkan pada aspek teknis terdapat 5 temuan yaitu 4 temuan

kategori 2, dan 2 temuan kategori 3.

Berdasarkan hasil rapat tanggal 20 September 2017, KAN

telah memutuskan untuk mempertahankan status akreditasi dan

memberikan akreditasi penambahan ruang lingkup kepada BBPOM di

Yogyakarta.

.

5. Uji Profisiensi

Laboratorium BBPOM di Yogyakarta telah mengikuti 12 uji

profisiensi yang terdiri dari 1 jenis produk terapetik dari Thailand dengan

hasil memuaskan, 1 jenis produk mikrobiologi dari Komite Akreditasi

Nasional dengan hasil memuaskan, dan 10 jenis dari Pusat Pengujian

Obat dan Makanan Nasional, dengan hasil 10 jenis memuaskan (Data

sesuai tabel 12 terlampir).

6. Kaji Ulang Manajemen Mutu Laboratorium

Kaji Ulang Manajeman merupakan

puncak kegiatan dari sistem

manajemen mutu yang bertujuan

untuk mengevaluasi efektifitas &

efisiensi penerapan sistem

manajemen mutu di laboratorium

yang telah ditetapkan dalam dokumen sistem manajemen mutu serta

Laporan Tahunan 2017

89

kategori 3, sedangkan pada aspek teknis terdapat 13 temuan yaitu 9

temuan kategori 2, dan 4 temuan kategori 3. Temuan ketidaksesuaian

hasil asesmen perluasan ruang lingkup pada aspek manajemen

terdapat 4 temuan yaitu 2 temuan kategori 2, dan 2 temuan kategori 3,

sedangkan pada aspek teknis terdapat 5 temuan yaitu 4 temuan

kategori 2, dan 2 temuan kategori 3.

Berdasarkan hasil rapat tanggal 20 September 2017, KAN

telah memutuskan untuk mempertahankan status akreditasi dan

memberikan akreditasi penambahan ruang lingkup kepada BBPOM di

Yogyakarta.

.

5. Uji Profisiensi

Laboratorium BBPOM di Yogyakarta telah mengikuti 12 uji

profisiensi yang terdiri dari 1 jenis produk terapetik dari Thailand dengan

hasil memuaskan, 1 jenis produk mikrobiologi dari Komite Akreditasi

Nasional dengan hasil memuaskan, dan 10 jenis dari Pusat Pengujian

Obat dan Makanan Nasional, dengan hasil 10 jenis memuaskan (Data

sesuai tabel 12 terlampir).

6. Kaji Ulang Manajemen Mutu Laboratorium

Kaji Ulang Manajeman merupakan

puncak kegiatan dari sistem

manajemen mutu yang bertujuan

untuk mengevaluasi efektifitas &

efisiensi penerapan sistem

manajemen mutu di laboratorium

yang telah ditetapkan dalam dokumen sistem manajemen mutu serta

Laporan Tahunan 2017

89

kategori 3, sedangkan pada aspek teknis terdapat 13 temuan yaitu 9

temuan kategori 2, dan 4 temuan kategori 3. Temuan ketidaksesuaian

hasil asesmen perluasan ruang lingkup pada aspek manajemen

terdapat 4 temuan yaitu 2 temuan kategori 2, dan 2 temuan kategori 3,

sedangkan pada aspek teknis terdapat 5 temuan yaitu 4 temuan

kategori 2, dan 2 temuan kategori 3.

Berdasarkan hasil rapat tanggal 20 September 2017, KAN

telah memutuskan untuk mempertahankan status akreditasi dan

memberikan akreditasi penambahan ruang lingkup kepada BBPOM di

Yogyakarta.

.

5. Uji Profisiensi

Laboratorium BBPOM di Yogyakarta telah mengikuti 12 uji

profisiensi yang terdiri dari 1 jenis produk terapetik dari Thailand dengan

hasil memuaskan, 1 jenis produk mikrobiologi dari Komite Akreditasi

Nasional dengan hasil memuaskan, dan 10 jenis dari Pusat Pengujian

Obat dan Makanan Nasional, dengan hasil 10 jenis memuaskan (Data

sesuai tabel 12 terlampir).

6. Kaji Ulang Manajemen Mutu Laboratorium

Kaji Ulang Manajeman merupakan

puncak kegiatan dari sistem

manajemen mutu yang bertujuan

untuk mengevaluasi efektifitas &

efisiensi penerapan sistem

manajemen mutu di laboratorium

yang telah ditetapkan dalam dokumen sistem manajemen mutu serta

Page 98: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

90

mengkaji hal-hal yg berkaitan dengan perbaikan, tindak lanjut serta

rencana program laboratorium minimal sekali selama 1 tahun sehingga

dapat :

a) Membantu mencapai kebijakan dan sasaran mutu laboratorium;

b) Membantu mengendalikan operasional laboratorium;

c) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja laboratorium dengan

mengurangi ketidaksesuaian yang terjadi;

d) Memenuhi kepuasan pelanggan

Kegiatan kaji ulang manajemen dilaksanakan pada tanggal 27

November 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta dengan tema ”Dengan

Kaji Ulang Manajemen Kita Siapkan Diri Menyongsong Berlakunya SNI

ISO/IEC 17025 : 2017 dan Integrasi Dengan ISO 9001: 2015“. Materi

pembahasan meliputi tindak lanjut kaji ulang manajemen 2016 dan

sasaran mutu 2017, hasil audit internal terakhir, asesmen oleh badan

eksternal, kesesuaian kebijakan dan prosedur, hasil uji banding antar

laboratorium dan uji profisiensi, kinerja pengujian dan/ atau kalibrasi,

tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan, laporan dari staf manajerial

dan personel penyelia, umpan balik pelanggan, pengaduan, perubahan

volume dan jenis pekerjaan, rekomendasi untuk peningkatan, faktor-faktor

relevan lainnya, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya dan

pelatihan staf

7. Uji Kolaborasi Metode Analisis dan Validasi/Verifikasi Internal

Pengembangan metode analisis pengujian sampel di lingkungan

Badan POM dilaksanakan oleh PPOMN. Metode yang dikembangkan

oleh laboratorium harus divalidasi dan dikolaborasikan. BBPOM di

Yogyakarta telah mengikuti uji kolaborasi metode analisis yang

dilaksanakan oleh PPOMN sebanyak 4 paket (tabel 12 C).

Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang

sesuai untuk semua pengujian di dalam lingkupnya. Untuk memastikan

pengujian dilakukan dengan benar serta memberikan hasil yang

memuaskan dan dapat dipercaya, laboratorium menggunakan metode

standar secara internasional dan nasional sesuai edisi mutakhir yang

berlaku, dan dilakukan verifikasi. Verifikasi metode analisis dilaksanakan

oleh masing-masing laboratorium sesuai alat dan kondisi laboratorium,

dan sebagai salah satu persyaratan perluasan ruang lingkup akreditasi.

Laporan Tahunan 2017

90

mengkaji hal-hal yg berkaitan dengan perbaikan, tindak lanjut serta

rencana program laboratorium minimal sekali selama 1 tahun sehingga

dapat :

a) Membantu mencapai kebijakan dan sasaran mutu laboratorium;

b) Membantu mengendalikan operasional laboratorium;

c) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja laboratorium dengan

mengurangi ketidaksesuaian yang terjadi;

d) Memenuhi kepuasan pelanggan

Kegiatan kaji ulang manajemen dilaksanakan pada tanggal 27

November 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta dengan tema ”Dengan

Kaji Ulang Manajemen Kita Siapkan Diri Menyongsong Berlakunya SNI

ISO/IEC 17025 : 2017 dan Integrasi Dengan ISO 9001: 2015“. Materi

pembahasan meliputi tindak lanjut kaji ulang manajemen 2016 dan

sasaran mutu 2017, hasil audit internal terakhir, asesmen oleh badan

eksternal, kesesuaian kebijakan dan prosedur, hasil uji banding antar

laboratorium dan uji profisiensi, kinerja pengujian dan/ atau kalibrasi,

tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan, laporan dari staf manajerial

dan personel penyelia, umpan balik pelanggan, pengaduan, perubahan

volume dan jenis pekerjaan, rekomendasi untuk peningkatan, faktor-faktor

relevan lainnya, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya dan

pelatihan staf

7. Uji Kolaborasi Metode Analisis dan Validasi/Verifikasi Internal

Pengembangan metode analisis pengujian sampel di lingkungan

Badan POM dilaksanakan oleh PPOMN. Metode yang dikembangkan

oleh laboratorium harus divalidasi dan dikolaborasikan. BBPOM di

Yogyakarta telah mengikuti uji kolaborasi metode analisis yang

dilaksanakan oleh PPOMN sebanyak 4 paket (tabel 12 C).

Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang

sesuai untuk semua pengujian di dalam lingkupnya. Untuk memastikan

pengujian dilakukan dengan benar serta memberikan hasil yang

memuaskan dan dapat dipercaya, laboratorium menggunakan metode

standar secara internasional dan nasional sesuai edisi mutakhir yang

berlaku, dan dilakukan verifikasi. Verifikasi metode analisis dilaksanakan

oleh masing-masing laboratorium sesuai alat dan kondisi laboratorium,

dan sebagai salah satu persyaratan perluasan ruang lingkup akreditasi.

Laporan Tahunan 2017

90

mengkaji hal-hal yg berkaitan dengan perbaikan, tindak lanjut serta

rencana program laboratorium minimal sekali selama 1 tahun sehingga

dapat :

a) Membantu mencapai kebijakan dan sasaran mutu laboratorium;

b) Membantu mengendalikan operasional laboratorium;

c) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja laboratorium dengan

mengurangi ketidaksesuaian yang terjadi;

d) Memenuhi kepuasan pelanggan

Kegiatan kaji ulang manajemen dilaksanakan pada tanggal 27

November 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta dengan tema ”Dengan

Kaji Ulang Manajemen Kita Siapkan Diri Menyongsong Berlakunya SNI

ISO/IEC 17025 : 2017 dan Integrasi Dengan ISO 9001: 2015“. Materi

pembahasan meliputi tindak lanjut kaji ulang manajemen 2016 dan

sasaran mutu 2017, hasil audit internal terakhir, asesmen oleh badan

eksternal, kesesuaian kebijakan dan prosedur, hasil uji banding antar

laboratorium dan uji profisiensi, kinerja pengujian dan/ atau kalibrasi,

tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan, laporan dari staf manajerial

dan personel penyelia, umpan balik pelanggan, pengaduan, perubahan

volume dan jenis pekerjaan, rekomendasi untuk peningkatan, faktor-faktor

relevan lainnya, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya dan

pelatihan staf

7. Uji Kolaborasi Metode Analisis dan Validasi/Verifikasi Internal

Pengembangan metode analisis pengujian sampel di lingkungan

Badan POM dilaksanakan oleh PPOMN. Metode yang dikembangkan

oleh laboratorium harus divalidasi dan dikolaborasikan. BBPOM di

Yogyakarta telah mengikuti uji kolaborasi metode analisis yang

dilaksanakan oleh PPOMN sebanyak 4 paket (tabel 12 C).

Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang

sesuai untuk semua pengujian di dalam lingkupnya. Untuk memastikan

pengujian dilakukan dengan benar serta memberikan hasil yang

memuaskan dan dapat dipercaya, laboratorium menggunakan metode

standar secara internasional dan nasional sesuai edisi mutakhir yang

berlaku, dan dilakukan verifikasi. Verifikasi metode analisis dilaksanakan

oleh masing-masing laboratorium sesuai alat dan kondisi laboratorium,

dan sebagai salah satu persyaratan perluasan ruang lingkup akreditasi.

Page 99: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

91

8. Pengelolaan K3 dan Limbah

Laboratorium harus

memiliki pemahaman akan

pentingnya keamanan kerja di

laboratorium karena

laboratorium merupakan tempat

bekerja yang didalamnya

terdapat sederetan bahan

berbahaya kimia, biologi

maupun instrumen dengan daya listrik tinggi dan berpotensial

menyebabkan terjadinya kebakaran. Kecelakaan kerja di laboratorium

dapat terjadi karena staf yang kurang memahami aturan keamanan

kerja, bekerja tergesa-gesa atau memaksakan kondisi fisik yang

kurang sehat untuk melakukan pekerjaan.

Dalam upaya menanggulangi bahaya kebakaran yang dikenal

dengan istilah teknik pemadaman dan teknik penyelamatan jiwa pada

bangunan gedung, dilakukan sosialisasi penggunaan APAR (alat

pemadam api ringan), praktek pemadaman api dengan APAR dan cara

menggunakan jaringan

hidrant kebakaran, pada

tanggal 12 Mei 2017 di

BBPOM di Yogyakarta

dengan 2 orang nara sumber

Mohammad Farid dan

Mujiraharja yang berasal dari

Kantor Penanggulangan

Kebakaran, Bencana, dan LINMAS, Daerah IstimewaYogyakarta.

Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3,

adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya

dan/atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya, baik secara

langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. Untuk

itu limbah laboratorium perlu dikelola oleh personel yang memahami

bahan kimia berbahaya agar tidak terjadi kesalahan pada waktu

mengumpulkan dan mengirimkan limbah ke pihak ketiga

Laporan Tahunan 2017

91

8. Pengelolaan K3 dan Limbah

Laboratorium harus

memiliki pemahaman akan

pentingnya keamanan kerja di

laboratorium karena

laboratorium merupakan tempat

bekerja yang didalamnya

terdapat sederetan bahan

berbahaya kimia, biologi

maupun instrumen dengan daya listrik tinggi dan berpotensial

menyebabkan terjadinya kebakaran. Kecelakaan kerja di laboratorium

dapat terjadi karena staf yang kurang memahami aturan keamanan

kerja, bekerja tergesa-gesa atau memaksakan kondisi fisik yang

kurang sehat untuk melakukan pekerjaan.

Dalam upaya menanggulangi bahaya kebakaran yang dikenal

dengan istilah teknik pemadaman dan teknik penyelamatan jiwa pada

bangunan gedung, dilakukan sosialisasi penggunaan APAR (alat

pemadam api ringan), praktek pemadaman api dengan APAR dan cara

menggunakan jaringan

hidrant kebakaran, pada

tanggal 12 Mei 2017 di

BBPOM di Yogyakarta

dengan 2 orang nara sumber

Mohammad Farid dan

Mujiraharja yang berasal dari

Kantor Penanggulangan

Kebakaran, Bencana, dan LINMAS, Daerah IstimewaYogyakarta.

Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3,

adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya

dan/atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya, baik secara

langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. Untuk

itu limbah laboratorium perlu dikelola oleh personel yang memahami

bahan kimia berbahaya agar tidak terjadi kesalahan pada waktu

mengumpulkan dan mengirimkan limbah ke pihak ketiga

Laporan Tahunan 2017

91

8. Pengelolaan K3 dan Limbah

Laboratorium harus

memiliki pemahaman akan

pentingnya keamanan kerja di

laboratorium karena

laboratorium merupakan tempat

bekerja yang didalamnya

terdapat sederetan bahan

berbahaya kimia, biologi

maupun instrumen dengan daya listrik tinggi dan berpotensial

menyebabkan terjadinya kebakaran. Kecelakaan kerja di laboratorium

dapat terjadi karena staf yang kurang memahami aturan keamanan

kerja, bekerja tergesa-gesa atau memaksakan kondisi fisik yang

kurang sehat untuk melakukan pekerjaan.

Dalam upaya menanggulangi bahaya kebakaran yang dikenal

dengan istilah teknik pemadaman dan teknik penyelamatan jiwa pada

bangunan gedung, dilakukan sosialisasi penggunaan APAR (alat

pemadam api ringan), praktek pemadaman api dengan APAR dan cara

menggunakan jaringan

hidrant kebakaran, pada

tanggal 12 Mei 2017 di

BBPOM di Yogyakarta

dengan 2 orang nara sumber

Mohammad Farid dan

Mujiraharja yang berasal dari

Kantor Penanggulangan

Kebakaran, Bencana, dan LINMAS, Daerah IstimewaYogyakarta.

Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3,

adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya

dan/atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya, baik secara

langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. Untuk

itu limbah laboratorium perlu dikelola oleh personel yang memahami

bahan kimia berbahaya agar tidak terjadi kesalahan pada waktu

mengumpulkan dan mengirimkan limbah ke pihak ketiga

Page 100: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

92

9. Asesmen Good Laboratory Practice (GLP) oleh PPOMN

Kegiatan asesmen GLP

oleh PPOMN di BBPOM

di Yogyakarta pada

tanggal 9-10 November

2017 dengan 2 orang

Asesor yaitu Sri

Purwaningsih dan Yulia

Karyana Dewi,

merupakan salah satu

indikator peran BB/BPOM dalam meningkatkan kapasitas dan

kapabilitas pengujian dalam rangka peningkatan cakupan

pengawasan.

Parameter asesmen adalah: pemenuhan Ruang Lingkup,

Pemenuhan Kompetensi dan Pemenuhan Peralatan. Nilai capaian

pemenuhan standar ruang lingkup 82,3%, pemenuhan standar

peralatan 80,1%, dan persentase pemenuhan standar kompetensi

82,9%, jadi total nilai rata-rata adalah 81,8%.

10. Pelatihan Internal Teknis Pengujian

Pelatihan internal teknis pengujian dengan mengundang nara

sumber dari PPOMN bertujuan untuk memecahkan permasalahan

metode analisis baru dan peningkatan kompetensi analis agar dapat

melaksanakan pengujian yang valid dan dapat dipercaya. Pelatihan

dilaksanakan sebanyak 5 kali untuk 5 laboratorium dan masing-masing

dilaksanakan selama 5 hari, sebagai berikut :

a. Laboratorium Terapetik dan Napza: “Penetapan kadar

cemaran/Senyawa Sejenis secara KCKT dengan normalisasi area

“, tanggal 25-29 September 2017, nara sumber Diah Lestari, SSi.

b. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding : “Training Course on

the Production of ASEAN Reference Substance (Chemical

Assay”), tanggal 11 -15 September 2017, nara sumber Neni

Isnaeni, S.Si., Apt.

c. Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya: “PK Arsen dalam

AMDK secara GF AAS”, tanggal 23-27 Oktober 2017, nara sumber

Dra. Hurip Budi Rianti, MSi., Apt.

Laporan Tahunan 2017

92

9. Asesmen Good Laboratory Practice (GLP) oleh PPOMN

Kegiatan asesmen GLP

oleh PPOMN di BBPOM

di Yogyakarta pada

tanggal 9-10 November

2017 dengan 2 orang

Asesor yaitu Sri

Purwaningsih dan Yulia

Karyana Dewi,

merupakan salah satu

indikator peran BB/BPOM dalam meningkatkan kapasitas dan

kapabilitas pengujian dalam rangka peningkatan cakupan

pengawasan.

Parameter asesmen adalah: pemenuhan Ruang Lingkup,

Pemenuhan Kompetensi dan Pemenuhan Peralatan. Nilai capaian

pemenuhan standar ruang lingkup 82,3%, pemenuhan standar

peralatan 80,1%, dan persentase pemenuhan standar kompetensi

82,9%, jadi total nilai rata-rata adalah 81,8%.

10. Pelatihan Internal Teknis Pengujian

Pelatihan internal teknis pengujian dengan mengundang nara

sumber dari PPOMN bertujuan untuk memecahkan permasalahan

metode analisis baru dan peningkatan kompetensi analis agar dapat

melaksanakan pengujian yang valid dan dapat dipercaya. Pelatihan

dilaksanakan sebanyak 5 kali untuk 5 laboratorium dan masing-masing

dilaksanakan selama 5 hari, sebagai berikut :

a. Laboratorium Terapetik dan Napza: “Penetapan kadar

cemaran/Senyawa Sejenis secara KCKT dengan normalisasi area

“, tanggal 25-29 September 2017, nara sumber Diah Lestari, SSi.

b. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding : “Training Course on

the Production of ASEAN Reference Substance (Chemical

Assay”), tanggal 11 -15 September 2017, nara sumber Neni

Isnaeni, S.Si., Apt.

c. Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya: “PK Arsen dalam

AMDK secara GF AAS”, tanggal 23-27 Oktober 2017, nara sumber

Dra. Hurip Budi Rianti, MSi., Apt.

Laporan Tahunan 2017

92

9. Asesmen Good Laboratory Practice (GLP) oleh PPOMN

Kegiatan asesmen GLP

oleh PPOMN di BBPOM

di Yogyakarta pada

tanggal 9-10 November

2017 dengan 2 orang

Asesor yaitu Sri

Purwaningsih dan Yulia

Karyana Dewi,

merupakan salah satu

indikator peran BB/BPOM dalam meningkatkan kapasitas dan

kapabilitas pengujian dalam rangka peningkatan cakupan

pengawasan.

Parameter asesmen adalah: pemenuhan Ruang Lingkup,

Pemenuhan Kompetensi dan Pemenuhan Peralatan. Nilai capaian

pemenuhan standar ruang lingkup 82,3%, pemenuhan standar

peralatan 80,1%, dan persentase pemenuhan standar kompetensi

82,9%, jadi total nilai rata-rata adalah 81,8%.

10. Pelatihan Internal Teknis Pengujian

Pelatihan internal teknis pengujian dengan mengundang nara

sumber dari PPOMN bertujuan untuk memecahkan permasalahan

metode analisis baru dan peningkatan kompetensi analis agar dapat

melaksanakan pengujian yang valid dan dapat dipercaya. Pelatihan

dilaksanakan sebanyak 5 kali untuk 5 laboratorium dan masing-masing

dilaksanakan selama 5 hari, sebagai berikut :

a. Laboratorium Terapetik dan Napza: “Penetapan kadar

cemaran/Senyawa Sejenis secara KCKT dengan normalisasi area

“, tanggal 25-29 September 2017, nara sumber Diah Lestari, SSi.

b. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding : “Training Course on

the Production of ASEAN Reference Substance (Chemical

Assay”), tanggal 11 -15 September 2017, nara sumber Neni

Isnaeni, S.Si., Apt.

c. Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya: “PK Arsen dalam

AMDK secara GF AAS”, tanggal 23-27 Oktober 2017, nara sumber

Dra. Hurip Budi Rianti, MSi., Apt.

Page 101: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

93

d. Laboratorium Mikrobiologi: “Bimbingan Teknis Uji Endotoksin

Bakteri pada Injeksi Antibiotik”, tanggal 25-29 September 2017,

nara sumber drh. Dewi Sulanjari.

e. Laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan, “(1)

Identifikasi dan PK Vitamin B12 pada suplemen kesehatan secara

LC MSMS; (2) Identifikasi dan PK turunan sildenafil pada obat

tradisional dan suplemen kesehatan secara LC MSMS”, tanggal

25-29 September 2017, nara sumber Widianto Kurniawan,

S.Farm., Apt..

O. LABORATORIUM UNGGULAN BAKU PEMBANDINGLaboratorium unggulan baku pembanding BBPOM di

Yogyakarta telah membuat baku pembanding sekunder sebanyak 17 jenis

baku baru dan telah dikolaborasikan sebanyak 9 jenis dengan BBPOM di

Bandar Lampung, Medan, Menado, dan Samarinda. Untuk 5 jenis hasil

uji ulang tanpa dikolaborasikan.

Rincian hasil pengujian bahan baku pembanding dan uji ulang

seperti pada tabel 12 B. BBPOM di Yogyakarta juga turut berpartisipasi

pada uji kolaborasi bahan baku pembanding dari PPOMN sebanyak 2

jenis yaitu penetapan kadar bahan baku pembanding Avobenzon dan

Imipramin hydroklorida secara kromatografi cair kinerja tinggi, dilihat pada

tabel 12 A.

Hasil pengujian bahan baku pembanding tersebut telah

dibahas bersama tenaga ahli yaitu Prof. Dr.Slamet Ibrahim, DEA., Apt.

(ITB) dan Prof. Dr. Sudibyo Martono, MS., Apt. (UGM) dan wakil dari Balai

kolaboran, yang dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu tahap 1 pada tanggal

10 dan 11 Oktober 2017 di Jakarta, dan tahap 2 tanggal 5-7 Desember

2017.

.

Laporan Tahunan 2017

93

d. Laboratorium Mikrobiologi: “Bimbingan Teknis Uji Endotoksin

Bakteri pada Injeksi Antibiotik”, tanggal 25-29 September 2017,

nara sumber drh. Dewi Sulanjari.

e. Laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan, “(1)

Identifikasi dan PK Vitamin B12 pada suplemen kesehatan secara

LC MSMS; (2) Identifikasi dan PK turunan sildenafil pada obat

tradisional dan suplemen kesehatan secara LC MSMS”, tanggal

25-29 September 2017, nara sumber Widianto Kurniawan,

S.Farm., Apt..

O. LABORATORIUM UNGGULAN BAKU PEMBANDINGLaboratorium unggulan baku pembanding BBPOM di

Yogyakarta telah membuat baku pembanding sekunder sebanyak 17 jenis

baku baru dan telah dikolaborasikan sebanyak 9 jenis dengan BBPOM di

Bandar Lampung, Medan, Menado, dan Samarinda. Untuk 5 jenis hasil

uji ulang tanpa dikolaborasikan.

Rincian hasil pengujian bahan baku pembanding dan uji ulang

seperti pada tabel 12 B. BBPOM di Yogyakarta juga turut berpartisipasi

pada uji kolaborasi bahan baku pembanding dari PPOMN sebanyak 2

jenis yaitu penetapan kadar bahan baku pembanding Avobenzon dan

Imipramin hydroklorida secara kromatografi cair kinerja tinggi, dilihat pada

tabel 12 A.

Hasil pengujian bahan baku pembanding tersebut telah

dibahas bersama tenaga ahli yaitu Prof. Dr.Slamet Ibrahim, DEA., Apt.

(ITB) dan Prof. Dr. Sudibyo Martono, MS., Apt. (UGM) dan wakil dari Balai

kolaboran, yang dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu tahap 1 pada tanggal

10 dan 11 Oktober 2017 di Jakarta, dan tahap 2 tanggal 5-7 Desember

2017.

.

Laporan Tahunan 2017

93

d. Laboratorium Mikrobiologi: “Bimbingan Teknis Uji Endotoksin

Bakteri pada Injeksi Antibiotik”, tanggal 25-29 September 2017,

nara sumber drh. Dewi Sulanjari.

e. Laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan, “(1)

Identifikasi dan PK Vitamin B12 pada suplemen kesehatan secara

LC MSMS; (2) Identifikasi dan PK turunan sildenafil pada obat

tradisional dan suplemen kesehatan secara LC MSMS”, tanggal

25-29 September 2017, nara sumber Widianto Kurniawan,

S.Farm., Apt..

O. LABORATORIUM UNGGULAN BAKU PEMBANDINGLaboratorium unggulan baku pembanding BBPOM di

Yogyakarta telah membuat baku pembanding sekunder sebanyak 17 jenis

baku baru dan telah dikolaborasikan sebanyak 9 jenis dengan BBPOM di

Bandar Lampung, Medan, Menado, dan Samarinda. Untuk 5 jenis hasil

uji ulang tanpa dikolaborasikan.

Rincian hasil pengujian bahan baku pembanding dan uji ulang

seperti pada tabel 12 B. BBPOM di Yogyakarta juga turut berpartisipasi

pada uji kolaborasi bahan baku pembanding dari PPOMN sebanyak 2

jenis yaitu penetapan kadar bahan baku pembanding Avobenzon dan

Imipramin hydroklorida secara kromatografi cair kinerja tinggi, dilihat pada

tabel 12 A.

Hasil pengujian bahan baku pembanding tersebut telah

dibahas bersama tenaga ahli yaitu Prof. Dr.Slamet Ibrahim, DEA., Apt.

(ITB) dan Prof. Dr. Sudibyo Martono, MS., Apt. (UGM) dan wakil dari Balai

kolaboran, yang dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu tahap 1 pada tanggal

10 dan 11 Oktober 2017 di Jakarta, dan tahap 2 tanggal 5-7 Desember

2017.

.

Page 102: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

94

Laporan Tahunan 2017

BAB IV

PERMASALAHAN

Kegiatan pengawasan telah dilaksanakan namun ada beberapa masalah

yang masih harus diatasi antara lain:

1. Data registrasi produk obat dan OT di website Badan POM tidak up to date,

sehingga menyulitkan pengecekan legalitas produk di lapangan. Potensi

kesalahan dalam pengambilan keputusan dengan data yang tidak up to date

sangat mungkin terjadi.

2. Masih ditemukan produk pangan mengandung bahan berbahaya yang berasal

dari propinsi lain, terutama di pasar-pasar tradisional. Produk tersebut banyak

ditemukan di daerah yang berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah. Kondisi

ini agak sulit diatasi karena walaupun pengawasan di hilir ketat tetapi pasokan

dari hulu yang bebas tanpa batas menyebabkan pangan mengandung bahan

berbahaya masih terus ada dan dikonsumsi oleh masyarakat DIY

3. Timbangan top loading di laboratorium pangan yang mengalami kerusakan

sehingga mengalami hambatan untuk pengujian bobot tuntas.

4. Identifikasi turunan sildenafil secara LC-MS/MS sudah sebagian mampu

dilaksanakan namun masih diperlukan penambahan baku pembanding

sehingga beberapa sampel masih perlu pelaksanaan uji rujuk ke PPOMN

5. Pelaksanaan penetapan kadar glukosamin secara KLT-Densito melalui

penampak bercak ninhidrin masih terkendala belum adanya alat immersion

chamber.

6. Penetapan kadar sineol telah mampu dilakukan berdasarkan SNI 39554:2014,

akan tetapi dalam pelaksanaannya, tanggapan terkait uji TMS sineol dari

PPOMN menyebutkan acuan dan persyaratan sineol dalam produk minyak

kayu putih

7. Kendala dalam pengujian produk terapetik napza pada tahun 2017 adalah

ketersediaan reagen yang digunakan dalam pengujian. Hal ini dikarenakan,

pengambilan sampel menggunakan metodologi sampling acak/random dan

sampling tertentu/targeted sampling dan penetapan besaran persentase yang

di sampling terhadap kelas terapi. Hal ini menyebabkan jenis dan jumlah obat

monografi yang disampling tidak bisa diperkirakan

94

Laporan Tahunan 2017

BAB IV

PERMASALAHAN

Kegiatan pengawasan telah dilaksanakan namun ada beberapa masalah

yang masih harus diatasi antara lain:

1. Data registrasi produk obat dan OT di website Badan POM tidak up to date,

sehingga menyulitkan pengecekan legalitas produk di lapangan. Potensi

kesalahan dalam pengambilan keputusan dengan data yang tidak up to date

sangat mungkin terjadi.

2. Masih ditemukan produk pangan mengandung bahan berbahaya yang berasal

dari propinsi lain, terutama di pasar-pasar tradisional. Produk tersebut banyak

ditemukan di daerah yang berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah. Kondisi

ini agak sulit diatasi karena walaupun pengawasan di hilir ketat tetapi pasokan

dari hulu yang bebas tanpa batas menyebabkan pangan mengandung bahan

berbahaya masih terus ada dan dikonsumsi oleh masyarakat DIY

3. Timbangan top loading di laboratorium pangan yang mengalami kerusakan

sehingga mengalami hambatan untuk pengujian bobot tuntas.

4. Identifikasi turunan sildenafil secara LC-MS/MS sudah sebagian mampu

dilaksanakan namun masih diperlukan penambahan baku pembanding

sehingga beberapa sampel masih perlu pelaksanaan uji rujuk ke PPOMN

5. Pelaksanaan penetapan kadar glukosamin secara KLT-Densito melalui

penampak bercak ninhidrin masih terkendala belum adanya alat immersion

chamber.

6. Penetapan kadar sineol telah mampu dilakukan berdasarkan SNI 39554:2014,

akan tetapi dalam pelaksanaannya, tanggapan terkait uji TMS sineol dari

PPOMN menyebutkan acuan dan persyaratan sineol dalam produk minyak

kayu putih

7. Kendala dalam pengujian produk terapetik napza pada tahun 2017 adalah

ketersediaan reagen yang digunakan dalam pengujian. Hal ini dikarenakan,

pengambilan sampel menggunakan metodologi sampling acak/random dan

sampling tertentu/targeted sampling dan penetapan besaran persentase yang

di sampling terhadap kelas terapi. Hal ini menyebabkan jenis dan jumlah obat

monografi yang disampling tidak bisa diperkirakan

94

Laporan Tahunan 2017

BAB IV

PERMASALAHAN

Kegiatan pengawasan telah dilaksanakan namun ada beberapa masalah

yang masih harus diatasi antara lain:

1. Data registrasi produk obat dan OT di website Badan POM tidak up to date,

sehingga menyulitkan pengecekan legalitas produk di lapangan. Potensi

kesalahan dalam pengambilan keputusan dengan data yang tidak up to date

sangat mungkin terjadi.

2. Masih ditemukan produk pangan mengandung bahan berbahaya yang berasal

dari propinsi lain, terutama di pasar-pasar tradisional. Produk tersebut banyak

ditemukan di daerah yang berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah. Kondisi

ini agak sulit diatasi karena walaupun pengawasan di hilir ketat tetapi pasokan

dari hulu yang bebas tanpa batas menyebabkan pangan mengandung bahan

berbahaya masih terus ada dan dikonsumsi oleh masyarakat DIY

3. Timbangan top loading di laboratorium pangan yang mengalami kerusakan

sehingga mengalami hambatan untuk pengujian bobot tuntas.

4. Identifikasi turunan sildenafil secara LC-MS/MS sudah sebagian mampu

dilaksanakan namun masih diperlukan penambahan baku pembanding

sehingga beberapa sampel masih perlu pelaksanaan uji rujuk ke PPOMN

5. Pelaksanaan penetapan kadar glukosamin secara KLT-Densito melalui

penampak bercak ninhidrin masih terkendala belum adanya alat immersion

chamber.

6. Penetapan kadar sineol telah mampu dilakukan berdasarkan SNI 39554:2014,

akan tetapi dalam pelaksanaannya, tanggapan terkait uji TMS sineol dari

PPOMN menyebutkan acuan dan persyaratan sineol dalam produk minyak

kayu putih

7. Kendala dalam pengujian produk terapetik napza pada tahun 2017 adalah

ketersediaan reagen yang digunakan dalam pengujian. Hal ini dikarenakan,

pengambilan sampel menggunakan metodologi sampling acak/random dan

sampling tertentu/targeted sampling dan penetapan besaran persentase yang

di sampling terhadap kelas terapi. Hal ini menyebabkan jenis dan jumlah obat

monografi yang disampling tidak bisa diperkirakan

Page 103: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

95

Laporan Tahunan 2017

8. Supply air yang tidak lancar untuk gedung Bima menghambat pelaksanaan

pengujian

9. Sistem pelaporan secara SIPT yang tidak siap sejak awal tahun membuat

laboratorium harus mengentri dua kali (secara manual dan secara SIPT).

.

Terhadap permasalahan tersebut, BBPOM di Yogyakarta telah melakukan

upaya-upaya sebagai berikut :

1. Melakukan komunikasi langsung dengan Badan POM

2. Kerjasama lintas sektor terkait, terutama pengelola pasar setempat untuk

melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para penjual

3. Mengajukan pengadaan timbangan Top Loading pada tahun 2017 yang

akan direalisasikan pada tahun 2018

4. Mengajukan daftar baku yang diperlukan laboratorium ke PPOMN untuk

dapat diproduksi dan berusaha melakukan pengadaan mandiri sebelum ada

baku dari laboratorium baku pembanding

5. Alat immersion chamber telah masuk dalam perencanaan pengadaan

tahun 2018

6. Terkait hal tersebut diharapkan acuan syarat sineol dapat segera

dikeluarkan oleh Badan POM

7. Dilakukan perencanaan untuk perbaikan sistem supply air pada tahun 2018

8. Penggunaan reagen di tahun 2017 menajdi baseline perhitungan kebutuhan

pada tahun 2018

95

Laporan Tahunan 2017

8. Supply air yang tidak lancar untuk gedung Bima menghambat pelaksanaan

pengujian

9. Sistem pelaporan secara SIPT yang tidak siap sejak awal tahun membuat

laboratorium harus mengentri dua kali (secara manual dan secara SIPT).

.

Terhadap permasalahan tersebut, BBPOM di Yogyakarta telah melakukan

upaya-upaya sebagai berikut :

1. Melakukan komunikasi langsung dengan Badan POM

2. Kerjasama lintas sektor terkait, terutama pengelola pasar setempat untuk

melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para penjual

3. Mengajukan pengadaan timbangan Top Loading pada tahun 2017 yang

akan direalisasikan pada tahun 2018

4. Mengajukan daftar baku yang diperlukan laboratorium ke PPOMN untuk

dapat diproduksi dan berusaha melakukan pengadaan mandiri sebelum ada

baku dari laboratorium baku pembanding

5. Alat immersion chamber telah masuk dalam perencanaan pengadaan

tahun 2018

6. Terkait hal tersebut diharapkan acuan syarat sineol dapat segera

dikeluarkan oleh Badan POM

7. Dilakukan perencanaan untuk perbaikan sistem supply air pada tahun 2018

8. Penggunaan reagen di tahun 2017 menajdi baseline perhitungan kebutuhan

pada tahun 2018

95

Laporan Tahunan 2017

8. Supply air yang tidak lancar untuk gedung Bima menghambat pelaksanaan

pengujian

9. Sistem pelaporan secara SIPT yang tidak siap sejak awal tahun membuat

laboratorium harus mengentri dua kali (secara manual dan secara SIPT).

.

Terhadap permasalahan tersebut, BBPOM di Yogyakarta telah melakukan

upaya-upaya sebagai berikut :

1. Melakukan komunikasi langsung dengan Badan POM

2. Kerjasama lintas sektor terkait, terutama pengelola pasar setempat untuk

melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para penjual

3. Mengajukan pengadaan timbangan Top Loading pada tahun 2017 yang

akan direalisasikan pada tahun 2018

4. Mengajukan daftar baku yang diperlukan laboratorium ke PPOMN untuk

dapat diproduksi dan berusaha melakukan pengadaan mandiri sebelum ada

baku dari laboratorium baku pembanding

5. Alat immersion chamber telah masuk dalam perencanaan pengadaan

tahun 2018

6. Terkait hal tersebut diharapkan acuan syarat sineol dapat segera

dikeluarkan oleh Badan POM

7. Dilakukan perencanaan untuk perbaikan sistem supply air pada tahun 2018

8. Penggunaan reagen di tahun 2017 menajdi baseline perhitungan kebutuhan

pada tahun 2018

Page 104: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULANBerdasarkan hasil pengawasan Obat dan Makanan yang telah dilaksanakan

oleh BBPOM di Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sarana distribusi TMK untuk komoditi obat adalah 80%, komoditi

NAPZA 66%, komoditi kosmetik 26%, komoditi OT 47%, komoditi

suplemen kesehatan 40% dan komoditi pangan 34% dari jumlah

sarana yang diperiksa. Pelanggaran terbanyak yang dilakukan adalah

karena administrasi pengelolaan yang belum tertib, mendistribusi

produk kadaluarsa, produk TIE, dan atau OT mengandung BKO..

2. Sarana Produksi yang tidak memenuhi ketentuan adalah TMK

untuk obat adalah 100% (hanya ada 1 industri farmasi), IKOT 80%;

Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan 0% (semua sarana MK), Industri

Kosmetik 9 0 % , industri pangan MD 3 1 % dan IRTP 96% dari

masing-masing jumlah sarana yang diperiksa. Pelanggaran yang

paling banyak dilakukan adalah karena melakukan produksi yang

tidak sesuai dengan ketentuan cara-cara produksi yang baik

3. Hasil uji laboratorium sebagai unsur pengawasan produk beredar

(post market) menunjukkan produk TMS obat 1,75%; OT 24,70%;

suplemen kesehatan 1 , 6 0 %; kosmetika 1,21%; pangan 13,03%;

garam beriodium 26,67 %; jajanan anak sekolah 31,25 % dan kemasan

pangan 0,0% (semua MS ) masing-masing terhadap jumlah sampel yang

diuji.

4. Semakin banyak konsumen yang mengenal BBPOM di Yogyakarta, hal

ini dapat terlihat dari jumlah pengaduan atau pertanyaan yang

dikomunikasikan, sebanyak 1219 pengguna layanan. Jumlah ini

mengalami kenaikan sebesar 3,56% dari tahun 2016.

96

Laporan Tahunan 2017

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULANBerdasarkan hasil pengawasan Obat dan Makanan yang telah dilaksanakan

oleh BBPOM di Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sarana distribusi TMK untuk komoditi obat adalah 80%, komoditi

NAPZA 66%, komoditi kosmetik 26%, komoditi OT 47%, komoditi

suplemen kesehatan 40% dan komoditi pangan 34% dari jumlah

sarana yang diperiksa. Pelanggaran terbanyak yang dilakukan adalah

karena administrasi pengelolaan yang belum tertib, mendistribusi

produk kadaluarsa, produk TIE, dan atau OT mengandung BKO..

2. Sarana Produksi yang tidak memenuhi ketentuan adalah TMK

untuk obat adalah 100% (hanya ada 1 industri farmasi), IKOT 80%;

Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan 0% (semua sarana MK), Industri

Kosmetik 9 0 % , industri pangan MD 3 1 % dan IRTP 96% dari

masing-masing jumlah sarana yang diperiksa. Pelanggaran yang

paling banyak dilakukan adalah karena melakukan produksi yang

tidak sesuai dengan ketentuan cara-cara produksi yang baik

3. Hasil uji laboratorium sebagai unsur pengawasan produk beredar

(post market) menunjukkan produk TMS obat 1,75%; OT 24,70%;

suplemen kesehatan 1 , 6 0 %; kosmetika 1,21%; pangan 13,03%;

garam beriodium 26,67 %; jajanan anak sekolah 31,25 % dan kemasan

pangan 0,0% (semua MS ) masing-masing terhadap jumlah sampel yang

diuji.

4. Semakin banyak konsumen yang mengenal BBPOM di Yogyakarta, hal

ini dapat terlihat dari jumlah pengaduan atau pertanyaan yang

dikomunikasikan, sebanyak 1219 pengguna layanan. Jumlah ini

mengalami kenaikan sebesar 3,56% dari tahun 2016.

96

Laporan Tahunan 2017

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULANBerdasarkan hasil pengawasan Obat dan Makanan yang telah dilaksanakan

oleh BBPOM di Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sarana distribusi TMK untuk komoditi obat adalah 80%, komoditi

NAPZA 66%, komoditi kosmetik 26%, komoditi OT 47%, komoditi

suplemen kesehatan 40% dan komoditi pangan 34% dari jumlah

sarana yang diperiksa. Pelanggaran terbanyak yang dilakukan adalah

karena administrasi pengelolaan yang belum tertib, mendistribusi

produk kadaluarsa, produk TIE, dan atau OT mengandung BKO..

2. Sarana Produksi yang tidak memenuhi ketentuan adalah TMK

untuk obat adalah 100% (hanya ada 1 industri farmasi), IKOT 80%;

Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan 0% (semua sarana MK), Industri

Kosmetik 9 0 % , industri pangan MD 3 1 % dan IRTP 96% dari

masing-masing jumlah sarana yang diperiksa. Pelanggaran yang

paling banyak dilakukan adalah karena melakukan produksi yang

tidak sesuai dengan ketentuan cara-cara produksi yang baik

3. Hasil uji laboratorium sebagai unsur pengawasan produk beredar

(post market) menunjukkan produk TMS obat 1,75%; OT 24,70%;

suplemen kesehatan 1 , 6 0 %; kosmetika 1,21%; pangan 13,03%;

garam beriodium 26,67 %; jajanan anak sekolah 31,25 % dan kemasan

pangan 0,0% (semua MS ) masing-masing terhadap jumlah sampel yang

diuji.

4. Semakin banyak konsumen yang mengenal BBPOM di Yogyakarta, hal

ini dapat terlihat dari jumlah pengaduan atau pertanyaan yang

dikomunikasikan, sebanyak 1219 pengguna layanan. Jumlah ini

mengalami kenaikan sebesar 3,56% dari tahun 2016.

96

Page 105: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Laporan Tahunan 2017

5. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di bidang obat dan makanan

selama tahun 2017 dilaksanakan terhadap 9 kasus, terdiri dari 5 kasus

obat (56%), 2 kasus OT (22%), 2 kasus kosmetik (22%). Dari semua

kasus tersebut yang telah selesai sampai tahap putusan pengadilan

sebanyak 5 perkara.

6. Dari tayangan iklan yang dipantau, iklan yang paling banyak

ditemukan menyimpang adalah iklan pangan sebesar 42% antara lain

karena klaim berlebihan, menyesatkan, testimonial dan klaim sebagai

obat. Penyimpangan terbanyak kedua adalah iklan obat tradisional dan

rokok, yaitu sebesar 37% karena berlebihan, testimonial, TIE.

Sedangkan untuk rokok karena belum sesuai dalam hal pencantuman

peringatan kesehatan, materi iklan dan ketentuan khusus iklan di media

luar ruang.

7. Hasil pengawasan penandaan label produk yang beredar

menunjukan paling banyak penyimpangan (tidak sesuai ketentuan)

adalah label bungkus rokok sebanyak 75% karena menggunakan kata

promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan kode produksi atau

nomor bets. Penyimpangan kedua terbanyak adalah label pangan

sebanyak 31% karena tidak lengkap, menyesatkan/berlebihan, klaim

khasiat sebangai obat.

B. SARANMelihat berbagai kendala pelaksanaan kegiatan di tahun 2017, dalam

upaya peningkatkan kinerja BBPOM di Yogyakarta dimasa mendatang,

diperlukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM melalui pendidikan dan

pelatihan termasuk on the job training yang terintegrasi dengan baik.

2. Penggantian segera atas personil yang pensiun

3. Peningkatan anggaran pemeliharaan disesuaikan dengan kebutuhan

sarana dan prasarana yang ada

3. Peningkatan koordinasi lintas sektor sehingga memiliki persepsi dan

komitmen yang sama untuk meingkatkan kualitas pengawasan serta

jaminan mutu keamanan obat dan makanan.97

Laporan Tahunan 2017

5. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di bidang obat dan makanan

selama tahun 2017 dilaksanakan terhadap 9 kasus, terdiri dari 5 kasus

obat (56%), 2 kasus OT (22%), 2 kasus kosmetik (22%). Dari semua

kasus tersebut yang telah selesai sampai tahap putusan pengadilan

sebanyak 5 perkara.

6. Dari tayangan iklan yang dipantau, iklan yang paling banyak

ditemukan menyimpang adalah iklan pangan sebesar 42% antara lain

karena klaim berlebihan, menyesatkan, testimonial dan klaim sebagai

obat. Penyimpangan terbanyak kedua adalah iklan obat tradisional dan

rokok, yaitu sebesar 37% karena berlebihan, testimonial, TIE.

Sedangkan untuk rokok karena belum sesuai dalam hal pencantuman

peringatan kesehatan, materi iklan dan ketentuan khusus iklan di media

luar ruang.

7. Hasil pengawasan penandaan label produk yang beredar

menunjukan paling banyak penyimpangan (tidak sesuai ketentuan)

adalah label bungkus rokok sebanyak 75% karena menggunakan kata

promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan kode produksi atau

nomor bets. Penyimpangan kedua terbanyak adalah label pangan

sebanyak 31% karena tidak lengkap, menyesatkan/berlebihan, klaim

khasiat sebangai obat.

B. SARANMelihat berbagai kendala pelaksanaan kegiatan di tahun 2017, dalam

upaya peningkatkan kinerja BBPOM di Yogyakarta dimasa mendatang,

diperlukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM melalui pendidikan dan

pelatihan termasuk on the job training yang terintegrasi dengan baik.

2. Penggantian segera atas personil yang pensiun

3. Peningkatan anggaran pemeliharaan disesuaikan dengan kebutuhan

sarana dan prasarana yang ada

3. Peningkatan koordinasi lintas sektor sehingga memiliki persepsi dan

komitmen yang sama untuk meingkatkan kualitas pengawasan serta

jaminan mutu keamanan obat dan makanan.97

Laporan Tahunan 2017

5. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di bidang obat dan makanan

selama tahun 2017 dilaksanakan terhadap 9 kasus, terdiri dari 5 kasus

obat (56%), 2 kasus OT (22%), 2 kasus kosmetik (22%). Dari semua

kasus tersebut yang telah selesai sampai tahap putusan pengadilan

sebanyak 5 perkara.

6. Dari tayangan iklan yang dipantau, iklan yang paling banyak

ditemukan menyimpang adalah iklan pangan sebesar 42% antara lain

karena klaim berlebihan, menyesatkan, testimonial dan klaim sebagai

obat. Penyimpangan terbanyak kedua adalah iklan obat tradisional dan

rokok, yaitu sebesar 37% karena berlebihan, testimonial, TIE.

Sedangkan untuk rokok karena belum sesuai dalam hal pencantuman

peringatan kesehatan, materi iklan dan ketentuan khusus iklan di media

luar ruang.

7. Hasil pengawasan penandaan label produk yang beredar

menunjukan paling banyak penyimpangan (tidak sesuai ketentuan)

adalah label bungkus rokok sebanyak 75% karena menggunakan kata

promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan kode produksi atau

nomor bets. Penyimpangan kedua terbanyak adalah label pangan

sebanyak 31% karena tidak lengkap, menyesatkan/berlebihan, klaim

khasiat sebangai obat.

B. SARANMelihat berbagai kendala pelaksanaan kegiatan di tahun 2017, dalam

upaya peningkatkan kinerja BBPOM di Yogyakarta dimasa mendatang,

diperlukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM melalui pendidikan dan

pelatihan termasuk on the job training yang terintegrasi dengan baik.

2. Penggantian segera atas personil yang pensiun

3. Peningkatan anggaran pemeliharaan disesuaikan dengan kebutuhan

sarana dan prasarana yang ada

3. Peningkatan koordinasi lintas sektor sehingga memiliki persepsi dan

komitmen yang sama untuk meingkatkan kualitas pengawasan serta

jaminan mutu keamanan obat dan makanan.97

Page 106: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN

Page 107: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

98

Tabel 1.Jumlah dan Persentase Penduduk Perempuan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017

Sumber: BPS DIY TAHUN 2017

KelompokUmur

(tahun)

Kota Yogyakarta Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Kulon Progo Kab. Gunung Kidul Propinsi DIY

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

0-4 13.355 9,94 43.827 32,63 38.175 28,42 15.079 11,23 23.870 17,77 134.306 100,00

5-9 13.288 10,13 41.876 31,91 35.684 27,19 15.383 11,72 25.000 19,05 131.231 100,00

10-14 12.853 10,03 38.512 30,04 34.758 27,11 15.487 12,08 26.591 20,74 128.201 100,00

15-19 19.327 14,89 44.417 34,22 33.137 25,53 12.272 9,45 20.662 15,92 129.815 100,00

20-24 26.757 17,70 58.749 38,87 37.208 24,62 10.435 6,90 18.004 11,91 151.153 100,00

25-29 19.302 12,55 52.490 34,14 41.600 27,05 14.865 9,67 25.514 16,59 153.771 100,00

30-34 15.503 11,19 46.751 33,74 38.309 27,65 14.311 10,33 23.684 17,09 138.558 100,00

35-39 14.517 10,79 43.205 32,11 36.404 27,06 14.086 10,47 26.331 19,57 134.543 100,00

40-44 14.272 10,66 40.663 30,37 36.835 27,51 15.173 11,33 26.964 20,14 133.907 100,00

45-49 14.915 11,15 38.548 28,82 36.573 27,34 15.819 11,83 27.912 20,87 133.767 100,00

50-54 13.974 11,21 35.783 28,70 31.434 25,21 15.350 12,31 28.153 22,58 124.694 100,00

55-59 12.034 11,32 30.150 28,35 23.923 22,50 13.910 13,08 26.331 24,76 106.348 100,00

60-64 7.406 9,07 21.905 26,82 18.148 22,22 11.741 14,38 22.469 27,51 81.669 100,00

65-69 5.448 5,73 48.445 50,98 14.786 15,56 9.230 9,71 17.110 18,01 95.019 100,00

70-74 4.367 11,48 12.464 32,76 7.477 19,65 13.740 36,11 38.048 100,00

75+ 6.641 10,90 20.560 33,75 11.402 18,72 22.319 36,64 60.922 100,00

Jumlah 213.959 11,41 585.321 31,20 489.998 26,12 212.020 11,30 374.654 19,97 1.875.952 100,00

Page 108: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

99

Tabel 1 AProyeksi Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta

Population Projection by Age Group and Sex in D.I. Yogyakarta (x1000)

2015 - 2018Kelompok

Umur/ Jumlah Penduduk Proyeksi/

Age Group

Number of Population Projection2015 2016 2017 2018

Laki-laki/ Perempuan/ Laki-

laki/ Perempuan/ Laki-laki/ Perempuan/ Laki-

laki/ Perempuan/

Male Female Male Female Male Female Male Female

0-4 140,1 134,1 140,7 134,7 141,3 135,2 141,7 135,64-9 137,1 129,6 138,9 131,8 140,7 133,9 142,6 136,1

10-14 134,6 127,9 135,5 128,6 136,1 129,1 136,9 129,515-19 134,7 130,4 134,6 129,8 135,5 130,4 137 131,620-24 156,7 152,7 155 151,2 152,5 148,6 149,6 145,625-29 157,9 150,5 161,2 153,5 163,2 156,3 163,9 157,930-34 138,6 137,4 141 139,1 144,1 141,2 147,8 143,935-39 131,6 134,3 132,4 134,8 133,5 135,8 135 136,940-44 129,8 134,3 130,1 134,2 130,3 135,9 130,4 133,945-49 125,8 133,4 127 134,2 127,9 134,5 128,5 134,550-54 113,2 122,9 115,4 125,3 117,7 127,5 120 129,455-59 96,7 102,7 99,7 107,1 102,4 110,9 104,8 144,360-64 74,3 78,5 78,1 82,1 81,8 86,3 85,3 90,865-69 52,4 61,2 54,3 62,8 57,1 64,6 60,3 66,970-74 39,9 50 39,9 50,4 40,4 50,9 40,9 51,775+ 55,8 80,5 56,1 81,4 56,4 82,0 56,8 82,8

Jumlah/1.818,8 1.860,4 1.839,9 1.811,0 1.860,9 1.901,3 1.811,5 1.921,4

Total

Page 109: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

100

Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk PerTahun Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi D.I Yogyakarta 2010,2015, dan 2016

NoKab/Kota

JumlahPenduduk

Hasil sensusPenduduk

Tahun 2010

JumlahPenduduk

Hasilsensus

PendudukTahun 2015

JumlahPenduduk

Hasil sensusPenduduk

Tahun 2016

LajuPertumb

Tahun 2010s/d Tahun

2016

Laju PertumbTahun 2015s/d Tahun

2016

1 2 3 4 5 6 7

1 Kulonprogo 389.924 412.198 416.683 1,12% 1,09%

2 Bantul 909.539 971.511 983.527 1,31% 1,24%

3 Gunungkidul 677.376 715.282.825 722.479 1,08% 1,01%

4 Sleman 1.103.534 1.167.481 1.180.479 1,13% 1,11%

5 Yogyakarta 389.379 412.704 417.744 1,27% 1,22%

6. D.I. Yogyakarta 3.467.489 3.679.176 3.720.912 1,8% 1,13%

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035

Page 110: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

101

Tabel 2 AJumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta

2011 - 2015

Tahun/ Uraian Kabupaten/Kota / Regency/City

Year Description Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DIY

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

2011 Jumlah/Total 394 200 922 104 685 003 1 116 184 392 506 3 509 997

% 11,23 26,27 19,52 31,80 11,18 1002012 Jumlah/Total 398 672 934 674 692 579 1 128 943 397 594 3 552 462

% 11,22 26,31 19,50 31,78 11,19 1002013 Jumlah/Total 403 179 947 072 700 191 1 141 733 402 679 3 594 854

% 11,22 26,34 19,48 31,76 11,20 1002014 Jumlah/Total 407 709 959 445 707 794 1 154 501 407 667 3 637 116

% 11,21 26,38 19,46 31,74 11,21 1002015 Jumlah/Total 412 198 971 511 715 282 1 167 481 412 704 3 679 176

% 11,20 26,41 19,44 31,73 11,22 100

Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035Source : Indonesia Population Projection 2010-2035Ket./Note :*)Kondisi Mei 2010 (Data SP2010)2011 – 2015 Kondisi Penduduk akirTahun

Page 111: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 3. Angka Melek Huruf Penduduk di Atas Usia 15 TahunTahun 2015

No Kota/ Kabupaten Angka Melek Huruf

1 Kulonprogo 93,13%

2 Bantul 97,73%

3 Gunungkidul 95,59%

4 Sleman 98,49%

5 Yogyakarta 99,28%

6 DI Yogyakarta 92,96%

Sumber : Data Dinas Dikpora DIY per 31 Agustus 2015

Tabel 3 AIndeks Pembangunan Manusia (IPM)*)per Kabupaten/Kota Metode Baru BPS

Tahun 2017

Kabupaten/KotaRegency/City

AngkaHarapan

HidupLife

Expectancy(th/year)

HarapanLama

Sekolah *)

ExpectedYears of

Schooling(%)

Rata-rataLama

SekolahMeanYears

ofSchooling(th/year)

Pengeluaranper kapita

ygdisesuaikanPurchasing

PowerParity

(000 Rp)

IPMHDI

PeringkatIPMHDIRank

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Kulonprogo 75,03 13,97 8,50 8.938 71,52 42 Bantul 73,50 14,73 9,09 14.880 77,99 33 Gunungkidul 73,76 12,93 6,62 8.467 67,41 54 Sleman 74,60 16,08 10,64 14.921 81,20 25 Yogyakarta 74,30 16,81 11,42 17.770 84,56 1

DIY 74,71 15,23 9,12 13,229 78,38

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional , Badan Pusat StatistikProvinsi D I Yogyakarta

Source : National Socio-Economics Survey, BPS-Statistics of D IYogyakarta Province

Ket /Note : *) Mulai tahun 2015 penghitungan IPM menggunakan metode baru yangdihitung secara series mulaitahun 2010 – 2015 Perubahan penghitungan IPM metode baru terletak padadimensi pengetahuan dimana pada metode baru menggunakan indikator Harapan Lama Sekolah danRata-rata Lama Sekolah,dengan penimbang masing-masing 1/2 Sementara penghitungan IPMmetode lama menggunakanindikator Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah dengan penimbangmasing-masing 2/3 dan1/3 Penghitungan IPM-nya menggunakan rata-rata geometrik dari 3 dimensipenyusunnya

102

Page 112: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

103

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Kapita Atas Dasar Harga BerlakuMenurut Kab/Kota

Tahun 2011 s/d 2015

KabupatenTahun

Rata-rata2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7Kulon Progo 5.500.251 5.916.574 6.489.594 7.034.256 7.662.301 6.520.595

Bantul 13.290.667 14.510.832 16.138.755 17.977.499,1 19.486.839 16.280.918

Gunungkidul 9.739.094 10.545.355 11.530.341 12.564.331 13.834.228 11.642.669.8

Sleman 23.764.366 25.732.249 28.295.363 30.812.984 33.756.236 28.472.239.6

Kota Yogyakarta 18.997.186 20.536.855 22.537.792 24.676.862 26.889.124 22.727.563.8DIY 71.369.958 77.247.861 84.924.543 92.829.330 101.396.117 85.553.561.8

Sumber : Data BPS 2015

Tabel 5. Jumlah Sekolah serta Jumlah Murid Sekolah Dasar Menurut Kabupaten / KotaTahun 2015/2016

No Kabupaten/ KotaJumlah Sekolah Dasar Jumlah Murid Sekolah Dasar

Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kab Kulonprogo 275 60 335 28.476 5.889 34.3652 Kab Bantul 281 81 362 57.617 17.523 75.140

3 Kab Gunungkidul 420 54 474 45.487 5.317 50.804

4 Kab Sleman 376 128 504 62.370 26.571 88.941

5 Kota Yogyakarta 89 76 165 21.628 21.257 42.885JUMLAH 1.441 399 1.840 215.578 76.557 292.135

Page 113: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

104

Tabel 6. Jumlah dan Jenis Sarana ProduksiSediaan Farmasi dan Makanan Yang DiawasiMenurut Kab/Kota

Tahun 2017

No Kab/Kota

Sarana ProduksiInd.

FarmasiInd.OT

Ind. KecilOT

Ind.Kosmetika

Ind.Alkes

Ind.PKRT

Ind.Pangan

Ind.RTP

Miras Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kota Yogyakarta 0 0 9 1 0 0 7 50 0 672 Kab Sleman 1 0 5 5 0 0 15 40 0 663 Kab Bantul 0 0 11 3 0 0 7 45 0 664 Kab Kulon Progo 0 0 5 1 0 0 1 39 0 465 Kab Gunungkidul 0 0 0 0 0 0 2 36 0 38

Jumlah 1 0 30 10 0 0 32 210 0 283

Tabel 7. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Obat Yang DiawasiMenurut Kab/Kota

Tahun 2017

No Kab/Kota

Sarana Distribusi Obat

TotalPBF Apotek TOB

InstalasiFarmasi

Pemerintah(GFK)

Rumah Sakit

Puskes PustuRB/BP BPPem Swasta

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Kota Yogyakarta 16 123 24 2 3 18 18 17 221 16 123

2 Kab Sleman 18 275 10 1 4 24 25 44 401 18 275

3 Kab Bantul 13 114 4 1 3 12 27 32 206 13 114

4 Kab Kulon Progo 0 40 3 1 2 6 21 11 84 0 40

5 Kab Gunungkidul 0 34 1 1 1 4 30 18 89 0 34Jumlah 47 586 42 6 13 64 121 122 1.001 47 586

Page 114: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

NoUmur

(Tahun)Golongan

I II III IVa b c d a b C d a b c d a b c d

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 20-24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 25-29 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 03 30-34 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 7 5 0 0 0 04 35-39 0 0 0 0 0 0 0 1 2 4 8 19 0 0 0 05 40-44 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 4 4 2 0 0 06 45-49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5 3 5 1 0 07 50-54 0 0 0 0 1 0 0 2 1 1 0 3 4 3 1 08 ≥ 55 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0

Total 0 0 0 0 2 0 1 5 7 21 25 37 11 4 1 0

105

Tabel 8. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan Makanan Yang Diawasi Menurut Kab/KotaTahun 2017

No Kab/KotaSarana Distribusi

TotalObatTradisional

Kosmetika AlatKesehatan

PKRT Pangan BahanBerbahaya

1 2 3 4 5 6 7 8 91 Kota Yogyakarta 80 213 - - 255 2 5502 Kab Sleman 75 184 - - 105 0 3643 Kab Bantul 30 141 - - 138 0 3094 Kab Kulon Progo 16 65 - - 85 0 1665 Kab Gunungkidul 16 74 - - 211 0 301

Jumlah 217 677 - - 794 2 1.690

Tabel 9. Profil Pegawai Menurut Umur dan GolonganTahun 2017

Page 115: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

106

Tabel 10. Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit KerjaTahun 2017

No Unit Kerja

Pendidikan

S3 S2 AptS1Bio

S1Lain

D3Farm

D3Lain SMF SMAK SPK

SLTAUmum

SLTAKejuruan

SLTPUmum

SLTPKejuruan

SD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Kepala 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Sub. Bag TU 0 0 2 1 4 1 5 5 0 0 0 5 0 0 0

3 Bid/Si Pemeriksaan danPenyidikan 0 1 10 0 8 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0

4 Bid/Si Pengujian Pangandan Bahan Berbahaya 0 2 2 0 9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

5 Bid/Si PengujianMikrobiologi 0 2 3 0 4 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1

6Bid/Si Pengujian Prod.Terapetik, OT, Kosmetikdan Suplemen kesehatan

0 8 12 0 3 4 0 1 0 0 0 3 0 0 1

7Bid/Si Sertifikasi danLayanan InformasiKonsumen

0 3 3 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 0 16 33 1 33 6 5 9 0 0 1 8 0 0 2

Page 116: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

107

Tabel 11. Profil Pegawai Menurut Pelatihan Teknis/Manajemen dan Unit KerjaTahun 2017

= diikuti oleh seluruh pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 61 Dra. I Gusti Ayu Adhi

Aryapatni, Apt.BBPOM diYogyakarta(KaBalai)

1) Pelatihan PenerapanReformasi Birokrasi*

2) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 18 – 19 Agust 2017

2) 16 - 17 Okt 2017

2 Noviera Sarasati, S.Farm., Apt SubBag TU Understanding & Developingof ISO/IEC 17025:2017

16 – 17 Oktober

3 Nurma Juwita Sandy, S.Si. SubBag TU Understanding & Developingof ISO/IEC 17025:2017

16 – 17 Oktober

4 Ancas Tri Pamungkas, A.Md. SubBag TU Pelatihan Publik Speaking dan Excellent Servic2 18 – 19 Sept 2017

5 Retno Eko Wulaningrum . SubBag TU Pelatihan Publik Speaking dan Excellent Servic2 18 – 19 Sept 2017

6 Nining Mandalina SubBag TU Pelatihan Publik Speaking dan Excellent Servic2 18 – 19 Sept 2017

7 Indah SubBag TU 1) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentServic2 2) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 12-15 Juli 20172) 18 – 19 Sept 2017

8 Lutfia Jannatiningsih, S.Si SubBag TU Understanding & Developingof ISO/IEC 17025:2017

16 – 17 Oktober

Page 117: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

108

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 69 Bagus Heri Purnomo, SSi. Apt. Bidang PemDik 1) Pelatihan Inspektur CDOB Kepala

2) Pelatihan Teknik Inspeksi CPOB di UTD1) 24 – 29 Juli 20172) 11 – 15 Sept 2017

10 Suliyanto, SH Bidang PemDik Pelatihan Penanganan Perkara Tindak PidanaKorporasi

12-15 Juli 2017

11 Dra. Nur Cahyawati, Bidang PemDik Pelatihan Penanganan Perkara Tindak PidanaKorporasi

12-15 Juli 2017

12 Dwi Nugroho, SH Bidang PemDik Diklat Intelijen Dasar 23 Sept- 25 Okt 2017

13 Nurlaela, SSi. Apt. Bidang PemDik Bimtek Pedoman Sampling Produk Terapetikdan Napza 2017

22-23 Februari 2017

14 Parjuni, SH Bidang PemDik JCLEC-Jakarta Centre for Law EnforcementCooperation Organised Drug and Food CrimeInvestigatioan Training(BPOM)

12-16 Juni 2017

15 Rikhati, S.Farm,Apt Bidang PemDik 1) Bimtek CPOTB Topik Khusus2) Pelatihan Food Inspektur Tk. Muda

3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 13-17 Maret 20172) 21-26 Agst 2017

3) 16 - 17 Okt 2017

16 Hafifah Ernawati, SFarm. Apt. Bidang PemDik Peningkatan Kompetensi Inspektur NapzaSenior

3 -10 Sept 2017

17 Rohmah Afiyati Ssi, Apt Bidang PemDik Bimtek Inspektur Kosmetik Senior 27 Feb-4 Mrt 2017

18 Maryana Listiana, ATP Bidang PemDik Bimtek Pengawasan Peredaran OT & SM 20 -24 Feb 2017

19 Wuri Mahargyani Bidang PemDik 1) Pelatihan Surveillance Keamanan Pangan2) Food Inspectur Dasar3) Pelatihan Kemasan Pangan

1) 14-17 Maret 20172) 3 – 8 April 20173) 9 – 10 April 2017

Page 118: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

109

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 620 Ani Fatimah Isfarjanti, SSi,

Apt, MHBidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) Pelatihan Virtual Ecosystem3) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent

Service4) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat Yang

Baik5) Pelatihan Infografis

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 16-17 Mei 20173) 18-19 Sept 2017

4) 10-13 Okt 2017

5) 1 Nov 2017

21 Dra. Soesie Istyorini, Apt Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService

3) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik

4) Pelatihan Infografis

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 18-19 Sept 2017

3) 10-13 Okt 2017

4) 1 November 2017

22 Reny Mailia, SKM, MSc Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) Bimtek CPKB Bagi Petugas Daerah3) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent

Service4) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat Yang

Baik5) Pelatihan Infografis6) Training Mandatory Sertifikasi CDOB

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 25-28 April 20173) 18-19 Sept 2017

4) 10-13 Okt 2017

5) 1 Nov 20176) 5-10 Nov 2017

23 Dra. Idha Wahyu Windarti.,Apt Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService

3) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 18-19 Sept 2017

3) 10-13 Okt 2017

Page 119: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

110

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 624 Rizqi Amalia Rohmah, STP Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) Pelatihan Virtual Ecosystem3) Pelatihan Fasilitator Pasar Aman dari Bahan

Berbahaya4) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent

Service5) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat Yang

Baik6) Pelatihan Infografis

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 16-17 Mei 20173) 29-30 Agustus 2017

4) 18-19 Sept 2017

5) 10-13 Okt 2017

6) 1 Nov 2017

25 Rina Rahayu Diningsih, SF,Apt

Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik

3) Pelatihan Infografis4) Supervisory Development Program

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 10-13 Okt 2017

3) 1 Nov 20174) 13-17 Nov 2017

26 Wulandari, STP Bidang SerLIk 1) Pelatihan Surveilan KLB Keracunan Pangan2) Pelatihan Teknikal Audit

3) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService

4) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik

5) Pelatihan Infografis6) Sosialisasi dan Bimtek Mandatory INSW

1) 14-17 Maret 20172) 20 Maret dan 4-5

April 20173) 18-19 Sept 2017

4) 10-13 Okt 2017

5) 1 Nov 20176) 11-13 Desember

2017

27 Evi Andriyani, S.Farm., Apt Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik

3) Pelatihan Infografis

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 10-13 Okt 2017

3) 1 Nov 2017

Page 120: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

111

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 628 Dwi Prastiti,S.TP Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) In House Training Penilaian Pangan Olahan

3) Supervisi Inspeksi dan sertifikasi Pangan4) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent

Service5) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat Yang

Baik6) Pelatihan Infografis

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 27 Feb - 10 Maret2017

3) 6-7 Juli 20174) 18-19 Sept 2017

5) 10-13 Okt 2017

6) 1 Nov 2017

29 Artika Antasari, STP Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService

3) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik

4) Pelatihan Infografis5) Pelatihan TOT Pendampingan UMKM Pangan

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 18-19 Sept 2017

3) 10-13 Okt 2017

4) 1 Nov 20175) 5-8 Des 2017

30 Opsa Lena , STP. Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit

2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService

3) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik

4) Pelatihan Infografis5) Pelatihan Pelayanan Prima

1) 20 Maret dan 4-5April 2017

2) 18-19 Sept 2017

3) 10-13 Okt 2017

4) 1 Nov 20175) 27-30 Nov 2017

Page 121: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

112

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 631 Dra. Diah Tjahjonowati., Apt.,

M.SiBidang

Teranokoko1) Pelatihan Penerapan

Reformasi Birokrasi1) 18-19 Agust 2017

32 Chusnul Chotimah, S.Si., Apt.,M.Sc

BidangTeranokoko

1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass

2) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Baku Pembanding

3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza 4) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 4 - 8 Sept 2017

2) 11 - 15 Sept 2017

3) 25 - 29 Sept 2017

4) 16 - 17 Okt 2017

33 Kusnul Khotimah, S.Farm, Apt BidangTeranokoko

1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass

2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220& DSR Auto Sampler Training

3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza 4) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 4 - 8 Sept 2017

2) 11 - 15 Sept 2017

3) 25 - 29 Sept 2017

4) 16 - 17 Okt 2017

34 Ebta Dyah Widyastuti,S.Farm., Apt.

BidangTeranokoko

1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass

2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220& DSR Auto Sampler Training

3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza

4) Pengujian Cemaran pd Sed ObatMenggunakan KCKT

1) 4 - 8 Sept 2017

2) 11 - 15 Sept 2017

3) 25 - 29 Sept 2017

4) 23 - 27 Okt 2017

Page 122: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

113

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 635 Gidion, S.Si., M.Sc Bidang

Teranokoko1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC H

Class2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220

& DSR Auto Sampler Training3) Pemantapan Teknis Pengujian

Laboratorium Terapetik dan Napza 5) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 4 - 8 Sept 2017

2) 11 - 15 Sept 2017

3) 25 - 29 Sept 2017

4) 16 - 17 Okt 2017

36 Murni Astari, S.TP BidangTeranokoko

1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass

2) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Baku Pembanding

3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza 4) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 4 - 8 Sept 2017

2) 11 - 15 Sept 2017

3) 25 - 29 Sept 2017

4) 16 - 17 Okt 2017

37 Yuniarti, S.Si., Apt. BidangTeranokoko

1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass

2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220& DSR Auto Sampler Training

3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza 4) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 4 - 8 Sept 2017

2) 11 - 15 Sept 2017

3) 25 - 29 Sept 2017

4) 16 - 17 Okt 2017

38 Ruslina Hayati BidangTeranokoko

1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass

2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220& DSR Auto Sampler Training

3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza

1) 4 - 8 Sept 2017

2) 11 - 15 Sept 2017

3) 25 - 29 Sept 2017

Page 123: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

114

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 639 Umi Haniah, SF., Apt Bidang

Teranokoko1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian

Obat Tradisional dan Kosmetik2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and

Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with

empower 3 software 5) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 25 - 29 Sept 2017

2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017

4) 31 Juli – 4 Agust2017

5) 16 - 17 Okt 2017

40 Zubaidah Nur'aini, SFarm, Apt BidangTeranokoko

1) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and

Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with

empower 3 software5) Magang pengujian di PPOMN Identifikasi

BKO Stamina Pria secara LCMSMS6) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 25 - 29 Sept 2017

2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017

4) 31 Juli – 4 Agust2017

5) 20-24 Maret 20176) 16 - 17 Okt 2017

41 Erma Ika Putri, SFarm, Apt BidangTeranokoko

1) Pelatihan Teknis Pengujian BakuPembanding

2) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

3) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin4) GC Agilent 7890 B Familiarization and

Operating Training5) UHPLC Acquity arc operational training with

empower 3 software6) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 11-15 Sept 2017

2) 25 - 29 Sept 2017

3) 16-17 Okt 20174) 24-28 Juli 2017

5) 31 Juli – 4 Agust2017

6) 16 - 17 Okt 2017

Page 124: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

115

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 642 Hatifah Prapti Lestari, ST/,

M.Si.Bidang

Teranokoko1) Pelatihan Analisis dengan Instrumen pada

produk OT dan Komplemen (AAS )2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian

Obat Tradisional dan Kosmetik3) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin4) GC Agilent 7890 B Familiarization and

Operating Training5) UHPLC Acquity arc operational training with

empower 3 software6) Bimbiingan Teknis Pengujian Pangan

7) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 3-7 April 2017

2) 25 - 29 Sept 2017

3) 16-17 Okt 20174) 24-28 Juli 2017

5) 31 Juli – 4 Agust2017

6) 23-27 Okt 20177) 16 - 17 Okt 2017

43 Ratna Widi Astuti, SF., Apt.,M.Sc

BidangTeranokoko

1) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and

Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with

empower 3 software

1) 25 - 29 Sept 2017

2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017

4) 31 Juli – 4 Agust2017

44 Hariyani, AMF BidangTeranokoko

1) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and

Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with

empower 3 software 5) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 25 - 29 Sept 2017

2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017

4) 31 Juli – 4 Agust2017

5) 16 – 17 Okt 2017

Page 125: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

116

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 645 Sukisman, A.Md. Bidang

Teranokoko1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian

Obat Tradisional dan Kosmetik2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and

Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with

empower 3 software 5) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 25 - 29 Sept 2017

2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017

4) 31 Juli – 4 Agust2017

5) 16 – 17 Okt 2017

46 Imanda Agestana, A.Md. BidangTeranokoko

1) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and

Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with

empower 3 software

1) 25 - 29 Sept 2017

2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017

4) 31 Juli – 4 Agust2017

47 Theresia Sepmiarti, SF., Apt BidangTeranokoko

1) Pelatihan Analisis dengan Instrument2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Obat

Tradisional dan Kosmetik 3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 15 – 19 Mei 20172) 25 - 29 Sept 2017

3) 16 – 17 Okt 2017

48 Widiyanti Tri Wahyuni, SF.,Apt

BidangTeranokoko

1) Magang Laboratorium Kosmetik2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Obat

Tradisional dan Kosmetik 3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 15 – 19 Mei 20172) 25 - 29 Sept 2017

3) 16 – 17 Okt 2017

49 Atik Anarwati, SF., Apt BidangTeranokoko

Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

25 - 29 Sept 2017

Page 126: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

117

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 650 Miftiana Nugraha Sari,

S.Farm., Apt.Bidang

TeranokokoPelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

25 - 29 Sept 2017

51 Karina Sari, STP. BidangTeranokoko

Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

25 - 29 Sept 2017

52 Arundita Kusumawida,S.Farm., Apt

BidangTeranokoko

1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian ObatTradisional dan Kosmetik 2) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 25 - 29 Sept 2017

2) 16 – 17 Okt 2017

53 Sri Uswatun Hasanah BidangTeranokoko

Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

25 - 29 Sept 2017

54 Desy Wuriyanti, A.Md. BidangTeranokoko

Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik

25 - 29 Sept 2017

55 Dra. Yustina Etik HP, Apt. BidangTeranokoko

1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian BahanBaku Pembanding

2) Teknik Investigasi dan Upaya Tindak LanjutUji Profisiensi 3) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 11 – 15 Sept 2017

2) 20173) 16 – 17 Okt 2017

56 Laksmi Sophia Shanti, M.Sc.,Apt.

BidangTeranokoko

1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian BahanBaku Pembanding

2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian ObatTradisional dan Kosmetik 3) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 11 – 15 Sept 2017

2) 25 – 29 Sept 20173) 16 – 17 Okt 2017

57 Isna Rachmawati, SF., Apt.,M.Sc.

BidangTeranokoko

1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian BahanBaku Pembanding

2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService

3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 11 – 15 Sept 2017

2) 18 – 19 Sept 2017

3) 16 – 17 Okt 2017

Page 127: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

118

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 658 Drs. Aris Hidayat, Apt. Bidang Pangan 1) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

1) 16 – 17 Okt 2017

59 Herllya Selvi Wardani, S.Farm,Apt, M.Sc

Bidang Pangan 1) Supervisi Inspeksi dan Sertifikasi Pangan2) Operation and Maintenance NOVAWAVE3) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya4) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:201

1) 6-7 Juli 20172) 25 Agustus 20173) 23-27 Okt 2017

4) 16-17 Okt 2017

60 Nur Widiatmi, STP. MSc. Bidang Pangan 1) Supervisi Inspeksi dan Sertifikasi Pangan2) Seminar Ilmiah dan Forum Diseminasi Hasil

Riset PPOMN3) Operation and Maintenance NOVAWAVE4) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent

Service5) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya6) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:201

1) 6-7 Juli 20172) 2017

3) 25 Agustus 20174) 18-19 Sept 2017

5) 23-27 Okt 2017

6) 16-17 Okt 2017

61 Dzannuraini RohmatulUmmah,S.Si

Bidang Pangan 1) Operation and Maintenance NOVAWAVE2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent

Service4) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya

1) 25 Agustus 20172) 5 Juli 20173) 18-19 Sept 2017

4) 23-27 Okt 2017

Page 128: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

119

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 662 Anik Wulandari,STP Bidang Pangan Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan dan

Bahan Berbahaya23-27 Okt 2017

63 Sofi Nur Arifah,S.Farm,Apt Bidang Pangan 1) Operation and Maintenance NOVAWAVE2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Troubleshooting and Application WATERS

HPLC dan UHPLC Training4) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya

1) 25 Agustus 20172) 5 Juli 20173) 31 Agustus 2017

4) 23-27 Okt 2017

64 Fajaryati Muslikhah,STP Bidang Pangan 1) Operation and Maintenance NOVAWAVE2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Troubleshooting and Application WATERS

HPLC dan UHPLC Training4) Pelatihan Analisis dengan Instrumen di

Bidang Pangan di PPOMN5) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya6) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:201

1) 25 Agustus 20172) 5 Juli 20173) 31 Agustus 2017

4) 2017

5) 23-27 Okt 2017

6) 16-17 Okt 2017

65 Sri Susilowati, SSi, Apt Bidang Pangan 1) On The Job Training di Bidang Pangan danBahan Berbahaya

2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Shimadzu GCMS QP2010 & HS-20

Operational Training4) Operation and Maintenance NOVAWAVE5) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Bahan

Baku Pembanding6) Pelatihan NFRL Mikotoksin Analisis

Mikotoksin dalam Produk Pangan7) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya

1) 16 Jan – 17 Feb2017

2) 5 Juli 20173) 4 Juli 2017

4) 25 Agustus 20175) 11-15 Sept 2017

6) 25-29 Sept 2017

7) 23-27 Okt 2017

Page 129: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

120

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 666 Suryanto, STP. Bidang Pangan 1) Operation and Maintenance NOVAWAVE

2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangandan Bahan Berbahaya

3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:201

4) Training of Internal Auditfor Laboratories

1) 25 Agustus 20172) 23-27 Okt 2017

3) 16-17 Okt 2017

4) 1-2 Nov 2017

67 Nurul Hidayati,STP Bidang Pangan 1) Shimadzu GCMS QP2010 & HS-20Operational Training

2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya

1) 4 Juli 2017

2) 5 Juli 20173) 23-27 Okt 2017

68 Lisana Fajarwati,STP Bidang Pangan 1) Shimadzu GCMS QP2010 & HS-20Operational Training

2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya

1) 4 Juli 2017

2) 5 Juli 20173) 23-27 Okt 2017

69 Mg. Endah Dwi Maryani, STP Bidang Pangan 1) Shimadzu HPLC Operational Training2) Operation and Maintenance NOVAWAVE3) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya

1) 5 Juli 20172) 25 Agustus 20173) 23-27 Okt 2017

Page 130: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

121

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 670 Drs. Dwi Fitri Hatmoko, Apt Bidang

Mikrobiologi1) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:2017

2) 16 – 17 Okt 2017

71 Agustina Dyah Utami, S.F, Apt BidangMikrobiologi

1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan

2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik

3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat

4) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:201

1) 1-2 Agustus 2017

2) 25-29 Sept 2017

3) 2017

4) 16-17 Okt 2017

72 Retno Yusrini, STP BidangMikrobiologi

1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan

2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik

3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat

4) Pelatihan Analisilis Balai Lab. Biotek "ACollaborative Study on Validation ofDetection and Quantification of GMO EventSpesicific Methods 5) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:201

1) 1-2 Agustus 2017

2) 25-29 Sept 2017

3) 2017

4) 2017

5) 16-17 Okt 2017

73 Dra. Kestri Harjanti, Apt, MSc BidangMikrobiologi

1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan

2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik

3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat

1) 1-2 Agustus 2017

2) 25-29 Sept 2017

3) 2017

Page 131: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

122

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 674 Budiyanto Bidang

Mikrobiologi1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalam

Pangan2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteri

pada Injeksi Antibiotik3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonas

aeruginosa pada sediaan obat semi padat

1) 1-2 Agustus 2017

2) 25-29 Sept 2017

3) 2017

75 Yatini Setia Murni, STP BidangMikrobiologi

1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan

2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik

3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat

4) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:201

1) 1-2 Agustus 2017

2) 25-29 Sept 2017

3) 2017

4) 16-17 Okt 2017

76 Mahyastuti Dewi, S.Farm, Apt BidangMikrobiologi

1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan

2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik

3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat

4) Pelatihan Analisilis Balai Lab. Biotek "ACollaborative Study on Validation ofDetection and Quantification of GMO EventSpesicific Methods 5) Understanding &

Developing of ISO/IEC17025:201

1) 1-2 Agustus 2017

2) 25-29 Sept 2017

3) 2017

4) 2017

5) 16-17 Okt 2017

77 Misnayati, STP BidangMikrobiologi

1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan

2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik

3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat

1) 1-2 Agustus 2017

2) 25-29 Sept 2017

3) 2017

Page 132: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

123

No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen

1 2 3 4 5 678 Anita Tri Yuniati, S.TP Bidang

Mikrobiologi1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalam

Pangan2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteri

pada Injeksi Antibiotik3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonas

aeruginosa pada sediaan obat semi padat

1) 1-2 Agustus 2017

2) 25-29 Sept 2017

3) 2017

79 Hesti Wulaningsih, STP BidangMikrobiologi

1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan

2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik

3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat

1) 1-2 Agustus 2017

2) 25-29 Sept 2017

3) 2017

Page 133: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

No Judul Penyelenggara Pelaksana1 2 3 4

1. Penetapan Kadar Sineol padaminyak kayu putih secara GC PPOMN Laboratorium Obat Tradisional

2. PK Toluen Dalam Produk KosmetikaSediaan Cat Kuku secara GC PPOMN Laboratorium Kosmetik

3. PK Noskapin dalam Kapsul PPOMN Laboratorium Terapetik

4. Angka Enterobacteriaceae pada pangan PPOMN Laboratorium Mikrobiologi

Tabel 12. Profil Jenis Uji Profisiensi yang Diikuti danHasilnya Tahun 2017

No Jenis Uji Profisiensi Penyelenggara BulanPelaksanaan

Hasil

1. Penetapan Kadar TabletHydrochlorothiazide Thailand April Memuaskan

2. Identifikasi Bahan Kimia Obat dalamJamu Sesak Nafas Sediaan Padat PPOMN Juni Memuaskan

3. Penetapan Kadar Asam Dehidroasetatdalam Produk Kosmetik PPOMN Juli Memuaskan

4. Penetapan Kadar Pewarna dalam Selai PPOMN Juli Memuaskan

5.Uji Endotoksin Bakteri SediaanSefotaksim untuk Injeksi denganMetode Jendal Gel

PPOMN Juli Memuaskan

6. Isolat bakteri Staphylococcus aureus KAN Agustus Memuaskan

7. Penetapan Kadar Asam Folat dalamTepung Terigu PPOMN Agustus Memuaskan

8. Identifikasi Listeria Monocytogenespada Produk Pangan PPOMN Agustus Memuaskan

9. Identifikasi Pseudomonas Aeruginosapada Sediaan Obat PPOMN Agustus Memuaskan

10. Penetapan Kadar Tablet Simetidin PPOMN Agustus Memuaskan

11. Penetapan Kadar Tablet Lorazepam PPOMN September Memuaskan

12. Deteksi DNA Spesifik Porcine padaProduk Gelatin PPOMN Oktober Memuaskan

Tabel 12 A. Uji Kolaborasi Metode Analisis Tahun 2017

124

Page 134: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

No Nama BakuPembanding

Metode BulanPelaksanaan

Hasil

1 2 3 4 5

1. Avobenzon (Butylmethoxydibenzoil methane) Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Maret Diterima

2. Imipramin Hidroklorida Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Maret Diterima

No Nama Baku Pembanding Lab. Kolaboran Status1 2 3 41. Allantoin Lampung dan Menado Tidak Diterima

2. Amilparaben Tanpa kolaborasi Diterima

3. Dobutamin Hidroklorida Tanpa kolaborasi Tidak Diterima

4. Doxylamine Succinate Medan dan Samarinda Diterima

5. Etilparaben Lampung dan Menado Diterima

6. Ensulizole Medan dan Samarinda Diterima

7. Fenilparaben Tanpa kolaborasi Diterima

8. Isopropilparaben Tanpa kolaborasi Diterima

9. Klozapin Tanpa kolaborasi Diterima

10. Methimazole Medan dan Samarinda Diterima

11. Methocarbamol Medan dan Samarinda Diterima

12. Nafazolin Hidroklorida Tanpa kolaborasi Diterima

13. Natrium Dikloksasilin Tanpa kolaborasi Diterima

14. Nimesulide Medan dan Samarinda Diterima

15. Oktisalate (2-EtilheksilSalisilat) Lampung dan Menado Diterima

16. Pirokton Olamin Lampung dan Menado Diterima

17. Tamoksifen Sitrat Tanpa kolaborasi Diterima

18. Dipiridamol Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima

19. Gemsitabin Hidroklorida Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima

20. Kortison Asetat Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima

21. Lidokain Hidroklorida Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima

22. Sunset Yellow Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima

Tabel 12 B. Uji Kolaborasi Bahan Baku PembandingTahun 2017

Tabel 12 C. Pengembangan Baku Pembanding Laboratorium UnggulanTahun 2017

125

Page 135: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 13. Daftar Inventaris KantorTahun 2017

No Nama BarangKondisi

Jumlah KeteranganBaik Rusak

RinganRusakBerat

1 2 4 5 6 7 81. Stationary Generating Set 3 32. Pompa Air 0 0

3. Station Wagon 1 1

4. Mini Bus ( Penumpang 14 Orang Kebawah ) 7 7

5. Sepeda Motor 6 6

6. Mobil Unit Kesehatan Masyarakat 2 2

7. Gerobak Dorong 0 0

8. Baggage Trolly 2 2

9. Meja Dorong Saji/Trolley Saji 24 24

10. Mesin Gerinda Tangan 1 1

11. Crimping Tolls 10 10

12. Scanner (Universal Tester) 2 2

13. Lemari Penyimpan 2 2

14. Mesin Ketik Manual Portable (11-13 Inci) 1 1

15. Mesin Hitung Elektronik/Calculator 8 8

16. Mesin Penghitung Uang 1 1

17. Mesin Fotocopy Electronic 2 2

18. Lemari Besi/Metal 71 71

19. Lemari Kayu 8 8

20. Rak Besi 4 4

21. Rak Kayu 9 9

22. Filing Cabinet Besi 7 7

23. Filing Cabinet Kayu 1 1

24. Brandkas 1 1

25. Mobile File 2 2

26. Tabung Pemadam Api 39 39

27. Hydrant 0 0

28. Fire Alarm 1 1

29. CCTV - Camera Control Television System 5 5

30. Papan Visual/Papan Nama 1 1

31. White Board 2 2

32. Alat Penghancur Kertas 6 6

33. Mesin Absensi 1 1

34. Dry Seal 1 1

35. Laser Pointer 5 5

36. LCD Projector/Infocus 3 3

37. Flip Chart 1 1

38. Focusing Screen/Layar LCD Projector 2 2

39. Kotak Surat 0 0

40. Alat Sidik Jari 3 3

41. Perkakas Kantor Lainnya 5 5

126

Page 136: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

No Nama BarangKondisi

Jumlah KeteranganBaik Rusak

RinganRusakBerat

1 2 4 5 6 7 842. Meja Kerja Kayu 64 64

43. Kursi Besi/Metal 376 376

44. Kursi Kayu 13 13

45. Sice 7 7

46. Bangku Panjang Kayu 0 0

47. Meja Rapat 17 17

48. Meja Komputer 17 17

49. Meja Resepsionis 0 0

50. Rak Sepatu ( Almunium ) 1 1

51. Mesin Penghisap Debu/Vacuum Cleaner 0 0

52. Mesin Cuci 1 1

53. Lemari Es 11 11

54. A.C. Split 77 77

55. Kipas Angin 1 1

56. Exhause Fan 16 16

57. Rak Piring Alumunium 4 4

58. Televisi 3 3

59. Sound System 3 3

60. Microphone 3 3

61. Microphone Table Stand 3 3

62. Unit Power Supply 7 7

63. Tustel 1 1

64. Seterika 1 1

65. Mimbar/Podium 1 1

66. Lambang Instansi 2 2

67. Handy Cam 3 3

68. Vertikal Blind 10 10

69. Gordyin/Kray 1 1

70. Bingkai Foto 0 0

71. Tangki Air 0 0

72. Alat Rumah Tangga Lainnya ( Home Use ) 0 0

73. Uninterruptible Power Supply (UPS) 13 13

74. Time Switching 1 1

75. Voice Recorder 6 6

76. Camera Wall Box 2 2

77. Rak Peralatan 1 1

78. Chiller 1 1

79. Slide Projector 3 3

80. Lensa Kamera 2 2

81. Camera Digital 15 15

82. Tas Kamera 1 1

83. Lampu Blitz Kamera 1 1

84. Video Conference 1 1

127

Page 137: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

No Nama BarangKondisi

Jumlah KeteranganBaik Rusak

RinganRusakBerat

1 2 4 5 6 7 885. Monopod 1 1

86. Telephone (PABX) 1 1

87. Pesawat Telephone 9 9

88. Handy Talky (HT) 9 9

89. Facsimile 3 3

90. Wireless Amplifier 1 1

91. Antene SHF Portable 1 1

92. Kursi Dorong 2 2

93. Stabilizer 2 2

94. Exhaust Fan 4 4

95. Pompa Airasil 2 2

96. Meja Kerja 8 8

97. Scanner (Assembly/counting System) 1 1

98. Uninterupted Power Supply (UPS) 6 6

99. System/Power Supply Lainnya 1 1

100. Survey Meter (X B Y D ) 1 1

101. Electric Desicator 4 4

102. Pistol 1 1

103. Pen Camera 4 4

104. Mini Komputer 2 2

105. Local Area Network (LAN) 10 10

106. P.C Unit 132 132

107. Lap Top 30 30

108. Note Book 1 1

109. Personal Komputer Lainnya 3 3

110. Storage Modul Disk (Peralatan Mainframe) 1 1

111. CPU (Peralatan Mainframe) 1 1

112. Scanner (Peralatan Mini Komputer) 2 2

113. Speaker Komputer 1 1

114. Printer (Peralatan Personal Komputer) 114 114

115. Scanner (Peralatan Personal Komputer) 2 2

116. External/ Portable Hardisk 27 27

117. Server 4 4

118. Router 2 2

119. Modem 1 1

120. Rak Server 1 1

121. Switch 1 1

122. Mobile Modem GSM/ CDMA 18 18

123. Alat Deteksi Lainnya 14 14

124. Blower 4 4

125. Rambu Cermin 2 2Inventaris kantor yang merupakan Instrumen laboratorium terdapat pada tabel 14, 14A, 14B dan 14CSumber : Balai Besar POM di Yogyakarta 2017

128

Page 138: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

136

Tabel 14. Daftar Alat Utama Laboratorium KimiaTahun 2017

No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah

TotalJumlahStandar

MinimumLaboratorium

KetBaik Terkalibrasi Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 A A S 2012 1 1 1 2 22 Automatic titrator/Karl-Fisher 2004; 2008; 2016 3 3 - 3 13 Disintegration tester 2012 1 1 - 1 24 Dissolution tester 2008. 2012, 2017 2 2 2 2 25 DSC / Differential Thermal Analiyzer 2013 1 1 - 1 -6 ELISA 2012 1 1 - 1 17 Fluorometer * 2017 1 1 - 1 18 FT IR 2009 1 1 - 1 -9 GC (det. ECD, FID, NPD) 2012; 2017 2 2 - 2 210 GC MS 2012 1 1 - 1 1

11 HPLC 2002; 2009; 2012, 2013;2017 15 15 3 15 8

12 LC MS/MS 2012 1 1 - 1 113 pH Meter 2007; 2008; 2015; 2017 4 4 3 4 414 Polarimeter 2015 1 1 - 1 115 Potensiometer 2015 1 1 - 1 116 Spektrodensitometer 2009 1 1 - 1 117 Spektrofotometer UV-Vis 2007 5 5 - 5 418 Timbangan analitik (analytical balance) 2004; 2005; 2012; 2017 10 10 1 11 619 Timbangan mikro + meja 2010;2012; 2013; 2017 4 4 - 4 320 Timbangan semi-mikro 2007; 2012 4 4 - 4 421 Timbangan top loading 2007; 2015 2 2 1 3 322 UPLC 2017 1 1 - 1 1

TOTAL 63 63 11 74

129

Page 139: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

130

Tabel 14 A. Daftar Penunjang Laboratorium KimiaTahun 2017

No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah

TotalJumlahStandar

MinimumLaboratorium

KetBaik Terkalibrasi Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 ATS 4 2012 1 - - 1 -2 Automatic desiccator 2013; 2016; 2017 5 - - 5 43 Automatic development chamber 2010 1 - - 1 -4 Bejana Kromatografi 2009; 2012 26 - - 26 145 Bunsen burner 4 - - 4 -6 Centrifuge 2007; 2016 3 - - 3 57 Conductivitymeter 2009 1 1 - 1 18 Cold storage 1 - - 1 -9 Dehumidifier 2012; 2013; 2017 16 - - 16 610 Desiccator gelas 2017 1 - 1 2 1011 Deep freezer 1 - 1 -12 Ductless fumehood - 1 - - 1 -13 Evaporator 1 - - 1 -14 Glass filter holder 2013 1 - - 1 515 Gutzeit app. 2 - - 2 216 Heating Mantle 3 - 1 4 717 Homogenizer 2 - - 2 -18 Hotplate stirrer 12 - 2 14 619 Kompor listrik 2 - - 2 -20 Laboratory refrigerator 2017 1 - - 1 -

Page 140: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

131

No Nama Alat/instrument Tahun Pengadaan

Jumlah

Total

JumlahStandar

MinimumLaboratorium

KetBaik Terkalibrasi Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9

21 Laboratory Blender 2007, 2016 3 - 1 4 -22 Lampu UV λ 254 & 366 nm, UV cabinet 2011; 2012 4 - 1 5 323 Lab water purifier / demineralizer 1 - - 1 -24 Lemari asam 2009; 2012; 2017 9 - 1 10 925 Lemari pendingin, showcase 2016; 2017 8 - 1 9 726 Lemari reagen (chemical storage) 2013 7 - - 7 627 Linomat 5 2012, 2017 1 - - 1 -28 Magnetic stirrer bar 2011; 2012; 2016; 2017 23 - - 23 1529 Microsyringe 10 μl for TLC 2013; 2017 1 - - 1 -30 Microsyringe 25 μl for TLC 2013; 2014; 2017 9 - - 9 2531 Microwave digestor 2012 3 - - 3 132 Muffle furnace, tanur 1 - 1 2 433 Multi channel pippette dispenser (electric/ manual) 2 - - 2 -34 Multi spotter 1 - - 1 -35 Nitrogen analyzer (kjeldahl) 1 - - 1 236 O v e n 5 - 1 6 937 Oven vakum 2 2 - 2 338 Piknometer 10 ml 0 - - 0 439 Piknometer 25 ml 1 1 - 1 440 Rotary evaporator 2012; 2017 2 - - 2 241 Semi automated sample application 2007; 2016 1 - - 1 -42 Shaker (mendatar) 8 - 1 9 7

Page 141: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

132

No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah

Total

JumlahStandar

MinimumLaboratorium

KetBaik Terkalibrasi Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9

43 Smart alert 2012 2 - - 2 -44 Soxhlet extraction 2012; 2013 3 - - 3 -45 Scanner / TLC vsualyzer 2005; 2016 2 - - 2 -46 Test tube shaker vibrating 2016 1 - - 1 -47 Thermohygrometer 19 19 1 20 948 Thermometer 0 - 100°C 2 2 - 2 549 Ultrasonic degasser 2009 13 - - 13 750 UPS (kapasitas > 10 KVA) 2005; 2012; 2013 1 - - 1 1151 Vaccum manifold 2015 2 - - 2 -52 Vaccum pump 2008, 2012 4 - 1 5 -53 Vizualizer 2012 1 - - 1 -54 Vortex mixer 2017 4 - - 4 455 Water purified 1 - - 1 256 Waterbath 2 - 1 3 857 Waterbath N evaporator 1 - - 1 -58 Water destilation 1 - 1 -59 Waterbath shaker 2009 1 - - 1 1

TOTAL 238 26 9 247

Page 142: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

133

Tabel 14 B. Daftar Alat Utama Laboratorium MikrobiologiTahun 2017

No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah

TotalJumlahStandar

MinimumLaboratorium

KetBaik Terkaliberasi Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Air sampler 2017 1 1 0 1 12 Anaerobic Jar 1984,1995,2004 3 - 1 4 203 Antibiotic zone reader 2007 0 0 1 1 14 Autoclave 2005,2008.2011. 2012 4 4 1 5 35 Biosafety cabinet 5 - 5 26 Bacteriological colony counter 1980; 2012; 2013 7 - 1 8 17 Centrifuge 2007; 2012 1 - 1 2 18 Conductivitymeter 2009 0 - 0 0 19 Desikator. 1 - - 1 210 Freezer (-20°C) 1 - - 1 111 Inkubator 20-25°C 2 2 - 2 312 Inkubator 30°C 1 1 - 1 313 Inkubator 32,5°C 1 1 - 1 -14 Inkubator 35-37°C 2 2 - 2 215 Inkubator 41-42°C 1 1 - 1 116 Inkubator 44-44.5°C 2 2 - 2 117 Laminar air flow (BSL*) 2017 1 1 - 1 418 Lemari asam 0 - - 0 119 Lemari pendingin (2-8oC) 2017 6 - - 6 520 Magnetic stirrer + Hot plate 4 - - 4 321 Mikroskop binokuler 1 - - 1 1

Page 143: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

134

No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah

Total

JumlahStandar

MinimumLaboratorium

KetBaik Terkalibrasi Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9

22 Ose bulat 4 - - 4 523 Ose jarum - - - 0 5 Disposabl

e24 Oven 180oC 4 - - 4 225 Particle counter 1 - - 1 126 Pembakar bunsen 2017 6 - - 6 727 pH meter 2017 1 1 - 1 128 Pompa vakum 5 - - 5 329 Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) 2012 1 1 1 -30 Stomaker 2 - - 2 131 Timbangan analitik 3 3 - 3 132 Timbangan top loading 2 2 - 2 333 Vortex mixer 6 - - 6 534 Waterbath 4 4 - 4 135 Waterbath shaker 1 1 - 1 1

TOTAL 84 26 5 89

Page 144: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

135

Tabel 14 C. Daftar Alat Penunjang Laboratorium MikrobiologiTahun 2017

No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah

TotalJumlahStandar

MinimumLaboratorium

KetBaik Terkalibrasi Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 91 Boks pipet 15 - - 15 152 Bucket stainless 7 - - 7 23 Butiran kaca 100 - - 100 10004 Dehumidifier 1 - - 1 75 Gunting stainless 17 - - 17 306 Multi channel pippette dispenser 1 - - 1 -7 Pembuka vial 1 - - 1 18 Pemotong ampul 0 - - 0 19 Pinset panjang (20 cm) 14 - - 14 4210 Pinset panjang (25 cm) 2 - - 2 -11 Pipet washer 0 - 1 1 212 Spatula 3 - - 3 1013 Thermohygrometer 9 9 3 12 1114 Thermometer 0 - 100°C 19 0 - 19 515 Thermometer 20 - 100°C 13 - - 13 -16 Trolley stainless 2017 4 - - 4 517 Ultrasonic cleaner (vol > 6 l) 0 - 1 1 618 Vortex mixer 2017 2 2 6

TOTAL 208 9 5 213Sumber : Balai Besar/ Balai POM

Page 145: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

136

Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan Makanan Menurut Kabupaten/KotaTahun 2017

No SaranaProduksi Kab/ Kota Jumlah

Sarana

JumlahTarget Sarana

YangDiperiksa

Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut

Baik Temuan

1 2 3 4 5 6 7 8 91 Industri

FarmasiKota Yogyakarta - - - -Kab Sleman 1 1 - 1 1 Belum memenuhi CPOB 1 Laporan Inspeksi ke Badan POMKab Bantul - - - -Kab Kulonprogo - - - -Kab Gunungkidul - - - -TOTAL 1 1 - 1 1 Belum memenuhi CPOB 1 Laporan Inspeksi ke Badan POM

2 Industri OT(IOT)

Kota Yogyakarta - - - - - -

Kab Sleman - - - - - -

Kab Bantul - - - - - -

Kab Kulonprogo - - - - - -

Kab Gunungkidul - - - - - -TOTAL - - - - - -

3 UKOT/UMOT Kota Yogyakarta 9 9 3 6 Belum memenuhi CPOTB 6 Surat PeringatanKab Sleman 5 5 1 4 Belum memenuhi CPOTB 4 Surat PeringatanKab Bantul 11 11 1 10 Belum memenuhi CPOTB 10 Surat PeringatanKab Kulonprogo 5 5 1 4 Belum memenuhi CPOTB 4 Surat PeringatanKab Gunungkidul - - - -TOTAL 30 30 6 24 Belum memenuhi CPOTB 24 Surat Peringatan

UMKM JamuGendong danJamu Racik

Kota Yogyakarta 117 18 18 - - -Kab Sleman 40 6 6 - - -Kab Bantul 97 6 6 - - -Kab Kulonprogo 40 3 3 - - -Kab Gunungkidul 18 3 3 - - -

TOTAL 312 36 36 0 - -

Page 146: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

137

No SaranaProduksi Kab/ Kota Jumlah

Sarana

JumlahTarget Sarana

YangDiperiksa

Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut

Baik Temuan

1 2 3 4 5 6 7 8 94 Industri

KosmetikaKota Yogyakarta 1 1 - 1 Tidak sesuai CPKB Lapor Badan POMKab Sleman 5 5 1 4 Tidak Sesuai CPKB 1 peringatan 3 Lapor Badan POMKab Bantul 3 3 - 3 Tidak Sesuai CPKB 1 peringatan 2 Lapor Badan POMKab Kulonprogo 1 1 - 1 Tidak sesuai CPKB Lapor Badan POMKab Gunungkidul - - - -TOTAL 10 10 1 9 Tidak sesuai CPKB 2 peringatan 6 Lapor Badan POM

5 Industri Alkes Kota Yogyakarta - - - - - -

Kab Sleman - - - - - -

Kab Bantul - - - - - -

Kab Kulonprogo - - - - - -

Kab Gunungkidul - - - - - -TOTAL - - - - - -

6 Industri PKRT Kota Yogyakarta - - - - - -

Kab Sleman - - - - - -

Kab Bantul - - - - - -

Kab Kulonprogo - - - - - -

Kab Gunungkidul - - - - - -TOTAL - - - - - -

7 Industri Pangan Kota Yogyakarta 7 7 6 1 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMKab Sleman 15 16 9 7 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMKab Bantul 7 8 6 2 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMKab Kulonprogo 1 1 - 1 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMKab Gunungkidul 2 3 3 - Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMTOTAL 32 35 24 11 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POM

Page 147: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

138

No SaranaProduksi Kab/ Kota Jumlah

Sarana

JumlahTarget Sarana

YangDiperiksa

Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut

Baik Temuan

1 2 3 4 5 6 7 8 98 Industri

RumahTanggaPangan

Kota Yogyakarta 50 50 4 46 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan DinkesKab Sleman 40 41 3 38 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan DinkesKab Bantul 45 46 1 45 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan DinkesKab Kulonprogo 39 39 1 38 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan DinkesKab Gunungkidul 36 36 - 36 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan Dinkes

TOTAL 210 212 9 203 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan Dinkes9 Industri Miras Kota Yogyakarta - - - - - -

Kab Sleman - - - - - -

Kab Bantul - - - - - -

Kab Kulonprogo - - - - - -

Kab Gunungkidul - - - - - -TOTAL - - - - - -

TOTAL Kota Yogyakarta 184 85 31 54Kab Sleman 106 74 20 54Kab Bantul 163 74 14 60Kab Kulonprogo 86 49 5 44Kab Gunungkidul 56 42 6 36

TOTAL 32 595 324 76

Page 148: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

139

Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan Makanan menurut Kabupaten / KotaTahun 2017

No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah

SaranaJumlah Target

Sarana YangDiperiksa

Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut

Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9I OBAT

1 PBF

Kota Yogyakarta 16 15 4 11 10 Tdk sesuai CDOB1 tdk ada APJ

10 peringatan1 PSK

Kab Sleman 18 17 1 16 16 Tdk sesuai CDOB 16 peringatan

Kab Bantul 13 13 5 8 8 Tdk sesuai CDOB 8 peringatan

Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -

Total 47 45 10 35 34 tdk sesuai CDOB1 tdk ada APJ

34 peringatan1 PSK

2 Apotik

Kota Yogyakarta 123 48 10 38 37 Adm,1 ED 38 peringatanKab Sleman 275 32 5 27 23 Adm, 2 ED, 1 TIE, 1 Ijin habis 26 peringatan, 1 PSKKab Bantul 114 29 3 26 22 Adm, 2 ED, 1 TIE, 1 ijin habis 25 peringatan, 1 PSKKab Kulon Progo 40 17 2 15 13 Adm, 1 TIE, 1 ijin habis 14 peringatan, 1 PSKKab Gunungkidul 34 14 3 11 10 Adm, 1 ED 11 peringatanTotal 586 140 23 117 105 Adm, 6 ED, 3 TIE, 3 Ijin habis 114 peringatan, 3 PSK

3 Toko ObatBerizin

Kota Yogyakarta 24 10 4 6 6 Administrasi 6 peringatanKab Sleman 10 3 3 - - -Kab Bantul 4 2 - 2 2 Administrasi 2 peringatanKab Kulon Progo 3 - - - - -Kab Gunungkidul 1 - - - - -Total 42 15 7 8 8 Administrasi 8 peringatan

Page 149: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

140

No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah

SaranaJumlah Target

Sarana YangDiperiksa

Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut

Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9I OBAT

4 GFK

Kota Yogyakarta 2 2 - 2 1 CCP, 1 penyimpanan, 2 pembinaanKab Sleman 1 1 - 1 1 CCP 1 pembinaanKab Bantul 1 1 - 1 1 CCP 1 pembinaanKab Kulon Progo 1 1 - 1 1 TIE 1 pembinaanKab Gunungkidul 1 1 - 1 1 CCP 1 pembinaanTotal 6 6 - 6 4 CCP, 1 TIE, 1 penyimpanan 6 pembinaan

5 RumahSakit (P)

Kota Yogyakarta 3 3 - 3 2 Administrasi, 1 Vaksin 3 pembinaanKab Sleman 4 2 2 1 Administrasi, 1 kap. gudang 2 pembinaanKab Bantul 2 2 1 1 1 CCP 1 pembinaanKab Kulon Progo 2 2 1 1 1 penyimpanan 1 pembinaanKab Gunungkidul 1 1 - 1 1 NPP 1 pembinaan

Total 13 10 2 8 3 Administrasi, 1 vaksin, 1 NPP,1 CCP, 2 penyimpanan 8 pembinaan

6 RumahSakit (S)

Kota Yogyakarta 18 4 1 3 Administrasi 3 peringatanKab Sleman 24 3 1 2 Administrasi 2 peringatanKab Bantul 12 2 - 2 Administrasi 2 peringatanKab Kulon Progo 6 - - -Kab Gunungkidul 4 1 - 1 Administrasi 1 peringatanTotal 64 10 2 8 8 Administrasi 8 peringatan

7 Puskesmas

Kota Yogyakarta 18 9 1 8 5 Adm, 3 Vaksin 8 pembinaanKab Sleman 25 9 3 6 2 Adm, 2 Vaksin, 2 TIE 6 pembinaanKab Bantul 27 9 2 7 2 Adm, 2 Vaksin, 1 TIE 7 pembinaanKab Kulon Progo 21 9 4 5 2 Adm, 3 penyimpanan 5 pembinaanKab Gunungkidul 30 9 - 9 7 Adm, 1 Vaksin, 1 ED 9 pembinaan

Total 121 45 10 3518 Adm, 8 Vaksin, 3 TIE, 1 ED,3 penyimpanan 35 Pembinaan

Page 150: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

141

No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah

SaranaJumlah Target

Sarana YangDiperiksa

Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut

Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9I OBAT

8 BP/RB/Klinik

Kota Yogyakarta 17 9 3 6 4 Adm, 1 ED, 1 penyimpanan 6 peringatan

Kab Sleman 44 9 - 9 5 Adm, 1 TIE, 2 Ijin, 1 TTK 7 peringatan, 1 PSK, 1laporan khusus

Kab Bantul 32 7 2 5 1 Adm, 3 TIE, 1 Ijin 4 peringatan, 1 PSKKab Kulon Progo 11 2 1 1 1 TIE 1 peringatanKab Gunungkidul 18 5 - 5 5 Adm 5 peringatan

Total 122 32 6 26 15 Adm, 1 ED, 5 TIE, 3 ijin, 1TTK, 1 penyimpanan

23 peringatan, 2 PSK,1 laporan khusus

II SARANA PENGELOLA NAPZA

1 PBF

Kota Yogyakarta 4 4 3 1 1 Adm 1 peringatan keras

Kab Sleman 4 6 2 4 1 Adm, 3 penyimpanan 2 peringatan, 2 peringatankeras

Kab Bantul 2 2 2 - - -Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -

Total 10 12 7 5 2 Adm, 3 penyimpanan 2 peringatan, 3 peringatankeras

2 Apotek

Kota Yogyakarta 9 9 4 5 Adm 2 peringatan, 3 peringatanKab Sleman 6 6 1 5 Adm 2 peringatan, 3 peringatanKab Bantul 4 4 2 2 Adm 2 peringatan kerasKab Kulon Progo 1 1 - 1 Adm 1 peringatan kerasKab Gunungkidul 2 2 1 1 Adm 1 peringatan keras

Total 22 22 8 14 14 Adminisrasi 4 peringatan, 10 peringatankeras

Page 151: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

142

No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah

SaranaJumlah Target

Sarana YangDiperiksa

Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut

Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9II SARANA PENGELOLA NAPZA

3RumahSakitSwasta

Kota Yogyakarta 5 5 - 5 Administrasi 5 peringatan keras

Kab Sleman 8 8 2 6 Administrasi 1 peringatan, 5 peringatankeras

Kab Bantul 2 2 - 2 Administrasi 2 peringatanKab Kulon Progo 1 1 - 1 Administrasi 1 peringatan kerasKab Gunungkidul - - - - Administrasi

Total 16 16 2 14 14 Administrasi 3 peringatan11 peringatan keras

4 Klinik

Kota Yogyakarta - - - - - -Kab Sleman - - - - - -Kab Bantul - - - - - -Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -

Total - - - - - -

IIIOBATTRADISIONAL

Kota Yogyakarta 80 23 14 9 4 BKO, 5 TIE 9 peringatanKab Sleman 75 30 19 11 10 BKO, 1 TIE 11 peringatanKab Bantul 30 24 8 16 8 BKO, 8 TIE 16 peringatanKab Kulon Progo 16 6 5 1 1 TIE 1 peringatanKab Gunungkidul 16 9 3 6 6 BKO 6 peringatanTotal 217 92 49 43 28 BKO, 15 TIE 43 peringatan

IV SUPLE MENKESEHATAN

Kota Yogyakarta 6 7 4 3 1 BKO, 1 TIE 2 peringatanKab Sleman 5 3 2 1 1 TIE 1 peringatanKab Bantul 1 - - - - -Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -

Total 12 10 6 4 1 BKO, 2 TIE 3 peringatan

Page 152: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

143

No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah

SaranaJumlah Target

Sarana YangDiperiksa

Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut

Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9

V KOSMETIKA

Kota Yogyakarta 213 58 46 12 12 TIE 12 peringatanKab Sleman 184 32 26 6 6 TIE 6 peringatanKab Bantul 141 24 17 7 7 TIE 7 peringatanKab Kulon Progo 65 14 10 4 3 TIE, 1 bahan dilarang 4 peringatanKab Gunungkidul 74 14 6 8 7 TIE, 1 bahan dilarang 7 peringatanTotal 677 142 105 37 35 TIE, 2 bahan dilarang 37 peringatan

VI ALATKESEHATAN

Kota Yogyakarta - - - - - -Kab Sleman - - - - - -Kab Bantul - - - - - -Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -Total - - - -

VII PANGAN

Kota Yogyakarta 255 44 36 8 1 TIE, 4 ED, 1 rusak, 1 CRPB, 1label Peringatan

Kab Sleman 105 32 21 11 1 TIE, 9CDMB, 1 label Peringatan

Kab Bantul 138 31 16 15 3 TIE, 3 ED, 9 CDMB PeringatanKab Kulon Progo 85 24 17 7 5 ED, 1 label, 1 BB PeringatanKab Gunungkidul 211 20 9 11 7 ED, 1 label, 3 CRPB Peringatan

Total 794 151 99 52 5 TIE, 19 ED, 1 rusak, 1 BB, 4label, 4 CRPB, 18 CDMB, 52 Peringatan

Page 153: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

144

No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah

SaranaJumlah Target

Sarana YangDiperiksa

Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut

Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9

VIII PENJUALPARSEL

Kota Yogyakarta 20 12 2 10 1 TIE , 2 ED, 7 rusak PeringatanKab Sleman 10 9 2 7 4 TIE, 1 ED, 2 rusak PeringatanKab Bantul 8 7 1 6 2 TIE, 1 ED, 2 rusak, 1 CRPB PeringatanKab Kulon Progo 3 1 - 1 1 ED PeringatanKab Gunungkidul 2 3 2 1 1 ED Peringatan

Total 43 32 7 25 7 TIE, 6 ED, 11 rusak, 1CRPB 25 peringatan

IX BAHANBERBAHAYA

Kota Yogyakarta 2 4 2 2 Tanpa ijin PeringatanKab Sleman - - - - - -Kab Bantul - 3 - 3 Tanpa ijin PeringatanKab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - 2 - 2 Tanpa ijin PeringatanTotal 2 9 2 7 7 Tanpa ijin 7 Peringatan

TOTAL

Kota Yogyakarta 820 266 134 132Kab Sleman 807 202 88 114Kab Bantul 556 162 59 103Kab Kulon Progo 256 78 40 28Kab Gunungkidul 394 81 24 57Total 2.834 789 345 444

Page 154: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

145

Tabel 17. Hasil Sampling dan Pengujian Produk Sediaan Farmasi dan MakananTahun 2017

No Jenis Produk Jumlah Sampel Selesai Diuji Hasil Pengujian Jumlah danJenis TMS Tindak Lanjut

DIPA LAIN -LAIN Jumlah % TMS % TMS

LabelTMSMutu 1 2 3 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 Obat 734 54* 786 99,75 31 3,94 - 312 Obat Tradisional 583 11 594 100 129 21,7 - 129

TR 483 - 483 100 108 22,3 - 108 TL/OT Impor 1 - 1 100 1 100,0 - 1 Tidak Terdaftar 27 11 38 100 19 50 - 19 TI 65 - 65 100 1 3,1 - 1 FF 1 - 1 100 - - - - HT 6 - 6 100 - - - -

3 Suplemen Kesehatan 190 - 190 100 3 1,5 - 3 SD 124 - 124 100 1 0,8 - 1 SL 8 - 8 100 - - - - SI 58 - 58 100 2 3,4 - 2

4 Kosmetika 1156 - 1156 100 14 1.21 % - 14 NA 1032 - 1032 100 13 1,26 - 13 NB 1 - 1 100 - - - - NC 84 - 84 100 - - - - ND 1 - 1 100 - - - - NE 27 - 27 100 - - - - Tidak Terdaftar 11 - 11 100 1 9,09 - 1 CA - - - - - - - - - - - -

5 Alat Kesehatan - - - - - - - - - - - -6 PKRT - - - - - - - - - - - -7 Pangan 1070 150 1220 100 159 13,03 - 159

MD 639 - 639 100 52 8,14 - 52 ML 184 - 184 100 9 4,89 - 9

Page 155: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

146

No Jenis ProdukJumlah Sampel Selesai Diuji Hasil Pengujian Jumlah dan

Jenis TMSTindak Lanjut

DIPA LAIN -LAIN Jumlah % TMS % TMS

LabelTMSMutu 1 2 3 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 SP/SPP-IRT 190 - 190 100 33 17,37 - 33 Tidak Terdaftar 41 - 41 100 2 4,88 - 2 MJAS 16 - 16 100 5 31,25 - 5 Depkes 0 - - - 0 0 - 0 Penyelidikan 14 14 100 7 50 0 7 Kasus Pemdik 5 5 100 0 0 0 0 Kasus Serlik 5 5 100 2 40 0 2 Kasus Kepolisian 0 0 0 0 0 0 0 Swasta 72 72 100 4 5,56 0 4 LabLing Kepolisian 54 54 100 45 83,33 0 45

8 Garam 45 - 45 100 12 26,67 - 129 Narkotika 0 6 6 100 - - - -

10 Psikotropika 29 29 58 100 5 8,62 - 511 Rokok 4 - 4 100 - - - -12 Kemasan 25 - 25 100 - - - -

Total 3836 250 4084 99,95 353 8,63 353Keterangan;

Untuk Kolom Tindak Lanjut1. Pembinaan2. Peringatan3. Penghentian Sementara Kegiatan (PSK)4. Pro Justisia

Jumlah sampel tidak termasuk sisa sampel tahun lalu, hanya yang dibeli dengan DIPA tahun yang bersangkutan

Page 156: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 18. Hasil Pengujian Produk Terapeutik Menurut Parameter UjiTahun 2017

NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAH HASIL PENGUJIANMS TMS

1 Fisika :▪ pH 32 32 0▪ Waktu hancur 14 12 2▪ Disolusi 659 649 10▪ Kadar abu - - -▪ Susut pengeringan/ Kadar Air 31 31 0▪ Volume terpindahkan 0 0 0▪ Isi minimum 10 10 0▪ Keragaman Bobot 297 296 1▪ Keseragaman Kandungan 370 361 9▪ Volume injeksi 11 11 0▪ Bobot Jenis 0 0 0▪ Indeks Bias - - -▪ Pemerian 763 763 0

2 Kimia :▪ Identifikasi 886 885 1▪ Penetapan kadar zat aktif 857 844 13

JUMLAH 3930 3894 36

Tabel 19. Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter UjiTahun 2017

NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAH HASIL PENGUJIANMS TMS

1 Fisika :▪ pH - - -▪ Kadar air 279 270 9▪ Kadar abu - - -▪ Keseragaman bobot/isi 20 18 2▪ Waktu hancur 21 21 0▪ Organoleptik 583 583 --

2 Kimia :▪ Cemaran logam berat 52 52 -▪ Cemaran bahan organik asing - - -▪ Cemaran pestisida - - -▪ Kadar etanol dan methanol 31 29 2▪ Zat tambahan yang diizinkan

Pewarna, Pengawet danPemanis buatanIdentifikasi & PK Metil paraben 25 25 0Identifikasi & PK Propil paraben 25 25 0Identifikasi & PK Asam Sorbat 25 25 0Identifikasi & PK Asam Bensoat 25 25 0Identifikasi & PK Etil paraben 25 25 0Identifikasi & PK Butil paraben 25 25 0

▪ Bahan kimia obat 3176 3154 20JUMLAH 4312 4279 33

147

Page 157: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 19 AHasil Pengujian Suplemen Kesehatan Menurut Parameter Uji

Tahun 2017

NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAHHASIL PENGUJIAN

MS TMS1 Fisika :

pH - - -Kadar air 84 84 0Kadar abuKeseragaman bobot/isi 4 4 0Waktu hancur 3 3 0Organoleptik 190 188 2

2 Kimia :a Cemaran logam beratb Cemaran bahan organik asingc Cemaran pestisida

d Kadar etanol dan methanol 34 34 0

e Tambahan yang diizinkan , pewarna,pengawet dan pemanis buatan

Identifikasi & PK Metil paraben 77 77 0Identifikasi & PK Propil paraben 77 77 0Identifikasi & PK Asam Sorbat 77 77 0Identifikasi & PK Asam Bensoat 77 77 0Identifikasi & PK Etil paraben 77 77 0Identifikasi & PK Butil paraben 77 77 0

f Bahan kimia obat 174 174 0g Identifikasi & PK Vitamin B complek

Identifikasi dan PK Vitamin B1 29 29 0Identifikasi dan PK Vitamin B2 31 31 0Identifikasi dan PK Vitamin B3 28 28 0Identifikasi dan PK Vitamin B6 30 30 0Identifikasi dan PK Vitamin B12 2 2 0

h Identifikasi & PK Vitamin C 35 35 0i Identifikasi PK Kafein 13 13 1j PK Kalsium 17 17 0k PK Glukosamin 12 12 0

JUMLAH 1148 1351 7

148

Page 158: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 20. Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat TradisionalTahun 2017

No Nama Obat Tradisional Nama BKO Jumlah

1 Xin Huang Pian Indometasin 1

2 Esha Kafein 1

3 Herbal Asmoro Kafein 1

4 Haiping Plus kafein 1

5 ELT Gurenturunan sildenafil (Propoksi fenilhidroksihomosildenafil,Thiodimetilsildenafil)

2

6 Pandawa sildenafil 1

7 Pegel Linu Bisma Kofein 1

8 Haiping Kofein 1

9 Pasopati Kofein 1

10 Jamu Jawa Asli Cap Kunci Mas Fenilbutason 1

11 Jamu Wang Tong Fenilbutason 1

12 Jamu Tradisional Pegal Linu CapMadu Klanceng Fenilbutason 1

13 Jamu Urat Madu Sildenafil 1

14 Jamu Cobra X Sildenafil, Kafein 2

15 Jamu Daun Tapak Liman Parasetamol, diklofenak 2

16 Jamu Tradisional Jawa Asli CapPutri Sakti Racik Sewu Fenilbutason 1

17 Urat Madu Obat Kuat dan TahanLama Sildenafil 1

18 Okura Obat Kuat Pria Sildenafil 1

19 Jamu Tradisional Asam Urat MaduKlanceng Deksametason, Parasetamol 2

20 Wan Tong Pegel Linu Fenilbutason 1

Jumlah 24

149

Page 159: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 21. Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter UjiTahun 2017

NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAHHASIL PENGUJIAN

MS TMS1 Fisika :

▪ pH 6 6 0▪ Organoleptik 1142 1142 0▪ Bobot Jenis 7 7 0▪ Partikel keras dan tajam 1 1 0

2 Kimia :▪ Identifikasi Pewarna

Id Metanil yellow 295 295 0Id Merah K3 304 302 2Id Rhodamin B 304 304 0Id Jingga K1 304 304 0Id Violamin R 278 278 0Id Naphtol yellow S 277 277 0Id Naphtol green B 283 283 0Id Naphtol Blue B 283 283 0Id Sudan III 277 277 0Id Sudan II 277 277 0Id Sudan IV 291 291 0Id Acid orange 276 276 0

▪ Identifikasi PengawetId Metilparaben 55 55 0Id Propilparaben 55 55 0

▪ PK. PengawetPK Metilparaben 525 525 0PK Etilparaben 145 145 0PK Propilparaben 448 448 0PK Butilparaben 108 108 0PK Fenoksietanol 364 364 0PK Asam salisilat 66 66 0PK Asam Sorbat 78 78 0

PK Asam Benzoat 143 143 0

▪ Tabir SuryaPK OMS 139 138 1

▪ PK Etanol dan MetanolPK Metanol 118 117 1

▪ Lain-lain (sebutkan)Id Hidrokinon 682 760 0Id Raksa 685 759 7

150

Page 160: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAH HASIL PENGUJIANMS TMS

Id As retinoat 658 760 0Id Deksametason 161 161 0Id Hidrokortison Asetat 161 161 0Id Flusinolon asetonid 161 161 0Id Triamsinolon asetonid 161 161 0Id Prednison 161 161 0Id Prednisolon 161 161 0Id Betametason 7-valerat 161 161 0Id Resorsinol 42 42 0Id Kloramfenikol 11 11 0Id Klindamisin HCl 11 11 0Id Fitonadion (Vit K) 146 146 0Id PABA 17 17 0Id Borat 11 11 0Id Salisilat 10 10 0Id Timbal 13 13 0Id Heksaklorofen 43 43 0Id Orthofenilendiamin 7 7 0Id Metafenilendiamin 6 6 0Id Pirogalol 4 4 0Id Teofilin 30 30 0Id Bitionol 58 58 0Id Ketokonazol 10 10 0Id Benzoil peroksida 4 4 0Id Difenhidramin HCl *) 11 11 0Id Dioksan *) 25 25 0Id Kloroform *) 4 4 0Id Triklosan *) 3 3 0Id Dietilenglikol *) 2 2 0Id Camphor *) 1 1 0Id Menthol *) 1 1 0PK Resorsinol 5 5 0PK Triklosan 14 14 0PK H2O2 7 7 0PK Merkaptoasetat 3 3 0PK Zn Pirition 13 13 0PK Raksa 161 161 0PK Pb 107 107 0PK Parafenilendiamin 6 6 0PK Camphor *) 1 1 0PK Menthol *) 1 1 0PK Cadmium *) 16 16 0PK Arsen *) 52 52 0PK Fluoride *) 3 3 0

JUMLAH 10860 10856 4

Catatan : *) parameter yang baru dilakukan tahun 2017

151

Page 161: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 22. Jenis-Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel KosmetikTahun 2017

No Nama Kosmetik Nama Bahan Berbahaya Jumlah1 2 3 4

1 QL Matte Lipstick 10 ( Lady Red ) Merah K3 12 QL Matte Lipstick 08 ( Flaming Red ) Merah K3 13 Temulawak New DAY & NIGHT CREAM Raksa 1

4 WIDYA Temulawak New DAY & NIGHT CREAMBeauty Whitening Cream Raksa 1

Jumlah 4

Tabel 23. Hasil Pengujian Produk Pangan Menurut Parameter UjiTahun 2017

No Jenis Parameter Uji JumlahHasil Pengujian

MS TMS HPST1 2 3 4 5 6I FISIKA 428 393 21 141 pH 55 47 8 02 Kadar Abu 99 87 1 113 Zat Terlarut 34 34 0 04 Kadar Air 240 225 12 3

II KIMIA 7464 7259 112 931 Penetapan Kadar Lemak 122 108 13 1

2 Penetapan Kadar protein 217 181 11 253 Penetapan Kadar Karbohidrat (proximate) 48 48 0 04 Penetapan Kadar Na Sakarin 588 576 12 05 Penetapan Kadar Na Siklamat 87 76 11 06 Penetapan Kadar Aspartam 191 191 0 07 Penetapan Kadar Asesulfam 209 209 0 08 Penetapan Kadar Na Benzoat 534 515 19 09 Penetapan Kadar Asam Sorbat 534 528 6 0

10 Rasio pengawet 15 12 3 011 Bobot tuntas 35 35 0 012 Penetapan Kadar Etanol & Metanol 20 20 0 013 Penetapan Kadar Natrium Klorida 45 45 0 014 Penetapan Kadar Kalium Iodat 45 45 0 015 Pewarna Sintetik : 1448 1443 5 0

Tartrasin 414 409 5 0Eritrosin 64 64 0 0Ponceau 4 R 177 177 0 0Carmoisin 168 168 0 0Biru Berlin 54 54 0 0Brown HT 101 101 0 0Merah alura 58 58 0 0

152

Page 162: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

No Jenis Parameter Uji JumlahHasil Pengujian

MS TMS HPST1 2 3 4 5 6

Kuning FCF 389 389 0 0Curcumin 4 4 0 0Amarant 3 3 0 0Carminum 3 3 0 0Caramel 5 5 0 0Auramin 8 8 0 0

16 Penetapan Kadar Histamin 36 36 0 017 Identifikasi Boraks 138 138 0 018 Cemaran Logam Pb 250 250 0 019 Cemaran Logam Cd 125 125 0 020 Cemaran Hg 126 126 0 021 Cemaran Sn 6 6 0 022 Migrasi formalin 14 14 0 023 Migrasi Pb 26 26 0 024 Migrasi Cd 26 26 0 025 Identifikasi Arsen 304 304 0 026 Identifikasi Formalin 133 133 0 027 Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas 35 35 0 028 Identifikasi Methanyl Yellow 64 64 0 029 Penetapan Kadar Klorida 34 34 0 030 Penetapan Kadar Nitrit 48 47 1 031 Penetapan Kadar Nitrat 9 9 0 032 Identifikasi Rhodamin B 56 52 4 033 Penetapan Kadar Nipagin 23 23 0 034 Penetapan Kadar Nipasol 23 23 0 035 Penetapan Kadar Butil Paraben 23 23 0 036 Penetapan Kadar Etil Paraben 23 23 0 037 Identifikasi Sudan I 12 12 0 038 Identifikasi Sudan II 12 12 0 039 Identifikasi Sudan III 11 11 0 040 Identifikasi Sudan IV 10 10 0 041 Bilangan Peroksida 23 22 0 142 Penetapan Kadar Vitamin A 15 15 0 043 Penetapan Kadar Kloramfenikol 18 18 0 044 HMF 10 7 3 045 Enzim Diastase 10 7 3 046 Laktosa 14 13 1 047 Penetapan Kadar Fe 61 60 1 048 Penetapan Kadar Zn 27 27 0 049 Penetapan Kadar Kofein 25 25 0 050 Penetapan Kadar B H A 35 35 0 051 Penetapan Kadar B H T 35 35 0 052 Penetapan Kadar Sulfit 97 97 0 053 Penetapan Kadar Vitamin B1 27 26 1 054 Penetapan Kadar Vitamin B2 27 21 6 055 Penetapan Kadar Aflatoksin Total 80 80 0 0

153

Page 163: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

No Jenis Parameter Uji JumlahHasil Pengujian

MS TMS HPST1 2 3 4 5 6

56 Identifikasi Sakarin 495 456 1 38

57 Identifikasi Siklamat 495 467 0 28

58 Rasio Pemanis 1 0 1 0

59 Penetapan Kadar Propionat 47 45 2 0

60 DON 27 27 0 0

61 TBHQ 25 25 0 0

62 BPA 4 4 0 0

63 Migrasi Hg 18 18 0 0

64 Migrasi Cr ( VI ) 18 18 0 0

65 Migrasi Melamin 14 14 0 0

66 Penetapan Kadar Aflatoksin M1 55 55 0 0

67 Penetapan Kadar Aflatoksin B1 34 34 0 0

68 Penetapan Kadar Okratoksin 22 14 8 0TOTAL 7952 7586 274 92

Tabel 24. Jenis Bahan Berbahaya dalamSampel PanganTahun 2017

No Nama Produk Pangan Nama Bahan Berbahaya Jumlah

1 Gendar boraks 12 Mie basah boraks 23 Pengembang /Bleng boraks 44 Mie basah boraks dan formalin 15 Teri Nasi formalin 36 Arumanis Rhodamin 17 Manisan buah pala Rhodamin 18 Patilo Merah Rhodamin 19 Trasi udang Rhodamin 110 Wajik Sirsat Rhodamin 111 Permen Tape Rhodamin 212 Kue Mangkok /Kue moho Rhodamin 313 Rengginang Rhodamin 314 Bolu Emprit Rhodamin 415 Lanting Rhodamin 1016 Krupuk singkog/ubi Rhodamin 17

Jumlah 55

154

Page 164: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 25. Hasil Pengujian Mikrobiologi Menurut Parameter UjiTahun 2017

NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAHHASIL PENGUJIAN

MS TMS1 Pangan

ALT 379 362 17MPN Coliform 3 tabung 216 210 6MPN Coliform 5 tabung 42 41 1Escherichia coli 20 20 0MPN Escherichia coli 221 219 2MPN Escherichia coli ( 5 tabung ) 2 2 0Angka Escherichia coli 4 4 0Angka Kapang 133 130 3Angka Khamir 0 0 0Angka Kapang & Khamir 110 103 7Staphylococcus aureus 36 35 1Angka Staphylococcus aureus 224 224 0Angka Clostridium perfringens 40 40 0Clostridium perfringens 4 4 0Clostridium sp 0 0 0Angka Clostridium sp 18 18 0Salmonella sp 209 208 1Salmonella sp (penyaringan) 44 44 0Vibrio sp 0 0 0Vibrio cholerae 15 15 0Vibrio parahaemolyticus 0 0 0Bacillus cereus 0 0 0Angka Bacillus cereus 119 118 1Enterobacter sakazakii 14 14 0Angka Pseudomonas aeruginosa (saring) 39 36 3Enterobacteriaceae 38 38 0Angka coliform 11 11 0Angka coliform penyaringan 9 7 2Listeria monocytogenes 14 14 0DNA Babi 9 8 1

2 Produk Terapeutik :A L T 0 0 0Uji batas cemaran 0 0 0Uji Sterilitas 22 22 0Uji Potensi 13 14 0Endotoksin 0 0 0DNA spesifik babi 1 0 1Potensi Vaksin 2 2 0Uji Koefisien Fenol 0 0 0Bebas Escherichia coli 0 0 0Escherichia coli 0 0 0Salmonella sp 0 0 0

155

Page 165: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAHHASIL PENGUJIAN

MS TMSSalmonella aureus 9 9 0Pseudomonas aeruginosa 9 9 0

3 Obat Tradisional :A L T 244 147 97Angka Kapang dan Khamir 244 216 28Angka Khamir 0 0 0Escherichia coli 243 242 1Staphylococcus aureus 244 244 0Salmonella spp 243 243 0Pseudomonas aeruginosa 244 243 1Candida albicans 0 0 0Clostridium perfringens 0 0 0Clostridium tetani 0 0 0Bacillus anthraxis 0 0 0Shigella spp 198 198 0

4 Kosmetik :A L T 802 795 7Uji Efektifitas Pengawet 0 0 0Staphylococcus aureus 802 802 0Candida albicans 802 802 0

Angka Kapang Khamir 802 802 5Pseudomonas aeruginosa 802 802 0Bacillus anthraxis 0 0 0Clostridium perfringens 0 0 0Clostridium tetani 0 0 0

5 Suplemen Makanan

ALT 58 58 0

Angka Kapang & Khamir 58 58 0

Escherichia coli 58 58 0

Salmonella sp 36 36 0DNA babi 2 2 2

JUMLAH 7870 7683 187

156

Page 166: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 26. Evaluasi Umum Prioritas SamplingProduk Terapetikdan Rokok

Tahun 2017

NO KELAS TERAPI KATAGORI TARGET REALISASI %

RANDOM

1 Antibitok termasuk antituberkulosis danantivirus

E-CAT 56 60 107,1NON 55 58 105,5

2 KardiovaskularE-CAT 38 42 110,5NON 38 36 94,7

3 Obat saluran PernafasanE-CAT 35 25 71,4NON 35 35 100,0

4 Analgesik, antipiretik, antiinflamasi danantihistamin

E-CAT 35 44 125,7NON 35 47 134,3

5 NAPZA dan antipsikosis lain termasukantiepileptik

E-CAT 32 40 125,0NON 33 33 100,0

6 Metabolisme (antidiabetes, diuretik danantikolesterol)

E-CAT 26 29 111,5NON 27 29 107,4

7 Obat saluran pencernaanE-CAT 21 24 114,3NON 20 24 120,0

8 Lain-lainE-CAT 18 9 50,0NON 17 8 47,1

9 AntimalariaE-CAT 14 1 7,1NON 15 4 26,7

10 Antipirai, antiprotozoa, antelmintik danantifungi

E-CAT 14 16 114,3NON 15 17 113,3

11 DermatologisE-CAT 3 1 33,3NON 3 3 100,0

12 Hormon kontrasepsi (obat KB)E-CAT 23 23 100,0NON 23 23 100,0

13 Vaksin dan serumE-CAT 2 2 100,0NON 1 1 100,0

SUB TOTAL634 634 100,0

E-CAT 317 316 99,7NON 317 318 100,3

TARGETED1 E-CAT DI HULU (IF, IFK, PBF) 80 86 107,5

2 TRIGGERED (LOW GMP, RECALL,PENYIMP TMK, IMPOR) 30 33 110,0

3 ROKOK, RL, DLL 16 10 62,5Tambahan DIPA 2017 3

GRAND TOTAL 763 763 100,0

157

Page 167: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 27. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat TradisionalTahun 2017

NO JENIS SAMPEL / BENTUK SEDIAAN RENCANATAHUNAN Realisasi %

Pencapaian

SURVEILANCE1 Impor 29 29 100%2 Stamina 64 64 100%3 Pelangsing/ Susut perut/singset/diet 55 55 100%

4 J. Rheumatik/Pegal linu/Asam urat/sakitpinggang/encok 70 70 100%

5 J. Nafsu makan,Gemuk badan 10 10 100%

COMPLIANCE1 Serbuk 65 65 100%2 Kapsul 60 61 102%3 Tablet 6 6 100%

4 Pil 20 23 115%5 Cairan Obat Dalam 16 19 119%6 Sediaan Lain 4 4 100%

Spesifik Balai 30 % 173 166 96%

T O T A L 572 572 100%

158

Page 168: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

159

Tabel 28. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik tahun 2017

No Sampel

Sediaan

SubTotal

Sed.Bayi

Sed.Hygiene

Mulut

Sed.Kebersihan Badan

Sed.Mandi

Sed. MandiSurya dan

TabirSurya

Sed.Perawatan kulit

Sed. Pewarna

Rambut

Sed.Rambut

Sed.RiasMata

Sed.Rias

Wajah

Sed.Kuku

Sed.Wangi-

wangian

Sed.Cukur

1 Compliancea. Banyak iklan

a.1. Lokala.1.1. rencana 32 9 29 9 1 80a.1.2. realisasi 32 9 29 9 1 80

a.2. Impor 20 28 20 10 2 80a.2.1. rencana 20 28 20 10 2 80a.2.2. realisasi

b. CPKB , belumkonsisten

b.1. rencana 5 5 43 53b.2. realisasi 5 5 43 53

2 Surveilance/Compliancea. Resiko tinggi

a.1. Lokala.1.1. rencana 1 66 1 18 86a.1.2. realisasi 1 68 1 18 88

a.2. Impora.2.1. rencana 9 14 41 22 86a.2.2. realisasi 9 14 41 24 88

b. Track recordb.1. Lokal

b.1.1. rencana 44 1 12 57b.1.2. realisasi 44 - 10 54

b.2. Imporb.2.1. rencana 26 8 23 57b.2.2. realisasi 26 9 23 58

Page 169: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

160

No Sampel

Sediaan

SubTotal

Sed.Bayi

Sed.Hygiene

Mulut

Sed.Kebersihan Badan

Sed.Mandi

Sed. MandiSurya dan

TabirSurya

Sed.Perawatan kulit

Sed. Pewarna

Rambut

Sed.Rambut

Sed.RiasMata

Sed.Rias

Wajah

Sed.Kuku

Sed.Wangi-

wangian

Sed.Cukur

c. On Linec.1. rencana 5 25 12 4 46c.2. realisasi 5 25 12 4 46

d. MLMd.1. rencana 2 25 10 20 57d.2. realisasi 2 23 10 20 55

e. Klinik salon & Spae.1. rencana 6 60 3 69e.2. realisasi 6 60 3 69

f. China Taiwanf.1. rencana 25 12 20 57f.2. realisasi 25 12 20 57

g. Menengah ke bawahg.1. rencana 20 10 20 7 57g.2. realisasi 20 10 20 7 57

h. Diduga mengandungbahan tidak stabil

h.1. rencana 11 11h.2. realisasi 11 11

3 Lokal Spesifika. rencana 1 1 7 5 8 278 4 3 32 7 346b. realisasi 1 1 7 5 8 278 4 3 32 7 346

TOTALa. rencana 11 3 12 15 14 689 3 41 86 228 11 26 3 1142b. realisasi 11 3 12 15 14 689 3 41 86 228 11 26 3 1142

Prosentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 170: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 29. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen MakananTahun 2017

NO JENIS SAMPEL (sesuai prioritas sampling) RENCANATAHUNAN Realisasi %

PencapaianSurveilance

1 Impor 20 20 100%2 Stamina 27 27 100%3 Pelangsing/ Susut perut/singset/diet 15 15 100%4 Gym/fitness 5 5 100%5 J. Rheumatik/Pegal linu/Asam urat/sakit pinggang/encok 10 10 100%

Compliance1 Serbuk 6 6 100%

2 Kapsul 8 6 75%

3 Tablet / Tablet Effervesenc 20 21 105%

4 Cairan Obat Dalam 20 21 105%

5 Tablet Kunyah non Gummy 3 3 100%

Lokal Spesifik 56 56 100%

Jumlah 190 190 100%

Tabel 30. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk PanganTahun 2017

NO Nama Produk RENCANA REALISASI %

A Pangan Bertarget 171 172 1011 Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) 34 34 1002 Kecap manis/asin 23 23 1003 Jam buah/selai buah 23 23 1004 Sirup berperisa 23 24 1045 Sosis Daging 11 11 100

6 Kacanggaring/bawang/telur/tanah/panggang/atom/bali 23 23 100

7 Saus tomat/cabe 34 34 100B Pangan SNI wajib 99 101 1021 Kakao bubuk 10 8 802 Tepung terigu 15 27 1803 Gula kristal rafinasi 4 4 1004 Gula kristal putih/gula pasir 5 5 1005 Garam beriodium 50 45 906 Kopi instant 15 12 80C Pangan Rutin 845 842 1001 Produk-produk susu dan analognya 35 36 103

Es krim 10 10 100Susu UHT (plain & berperisa) 20 20 100Susu Pasteurisasi 5 6 120

2 Lemak, minyak dan emulsi minyak 35 35 100Margarin 10 10 100Minyak Goreng (kelapa sawit) 15 15 100Minyak Kelapa (refined bleached deodorized coconutoil) 10 10 100

161

Page 171: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

NO Nama Produk RENCANA REALISASI %

3 Buah-sayur 45 45 100Buah dalam kemasan 20 20 100Keripik buah 15 15 100Manisan buah 10 10 100

4 Kembang gula/permen, dan cokelat 75 75 100Kembang gula keras/permen keras 20 20 100Kembang gula lunak/gulakapas/arumanis/gulali/marshmallow 20 20 100

Kembang gula karet 15 15 100Cokelat 20 20 100

5 Serealia & produk serealia 45 45 100Mi Instan 15 15 100Mi basah 10 10 100Tahu 10 10 100Dodol/Jenang 10 10 100

6 Produk bakeri 55 56 102Biskuit 25 25 100Roti Tawar 10 10 100Cake (keik) 10 11 110Premiks produk bakeri 10 10 100

7 Daging dan produk daging 45 48 107Kornet daging 10 10 100Nuget ayam 15 16 107Bakso daging 15 16 107Dendeng daging 5 6 120

8 Ikan dan produk perikanan 60 61 102Ikan dalam kaleng 15 15 100Udang dan Hasil Olahnya 5 5 100Ikan dan hasil olahnya (Bakso, otak2, siomay,empek2) 30 31 103

Terasi 10 10 1009 Pemanis, termasuk madu 10 10 100

Madu 10 10 10010 Garam, rempah, sup, saus, salad, produk protein 25 25 100

Bumbu siap pakai 25 25 10011 Produk pangan untuk keperluan gizi khusus 85 85 100

Formula Bayi 15 15 100Formula Lanjutan 15 15 100Formula Pertumbuhan 20 20 100Minuman khusus ibu hamil dan menyusuiatau ibu menyusui 15 15 100

MP-ASI Bubuk Instan 10 10 100MP-ASI Biskuit Bayi 10 10 100

12 Minuman, tidak termasuk produk susu 125 121 97Air Minum Isi Ulang (AMIU)/Depo Air Minum) 10 10 100Minuman Beralkohol 10 10 100Serbuk minuman berperisa 25 25 100Minuman rasa buah 25 20 80Sari buah 15 15 100Minuman Teh dalam kemasan 15 15 100Teh Kering dalam kemasan 15 15 100Minuman Kopi dalam kemasan 10 11 110

162

Page 172: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

NO Nama Produk RENCANA REALISASI %

13 Makanan ringan siap santap 105 105 100Jagung Marning / Berondong 10 11 110Makanan ekstrudat (Chiki/Taro dll) 25 25 100Makanan Ringan (kripik, umbi, peyek, emping dll) 40 42 105Kerupuk ikan/udang 30 27 90

14 Bahan Tambahan Pangan 20 20 100BTP pewarna merah 5 5 100BTP pewarna kuning 5 5 100BTP pengembang (na-bikarbonat, soda kue, bakingsoda/powder) 5 5 100

BTP perisa 5 5 10015 Pangan Jajanan Anak Sekolah 16 16 10016 Pangan DNA babi 9 9 10017 Lain-lain 25 20 8018 Lokal spesifik 30 30 100D KEMASAN PANGAN 25 25 1001 Kemasan Pangan 25 25 100

TOTAL 1.140 1.140 100

163

Page 173: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 31. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kemasan PanganTahun 2017

NO JENIS SAMPEL (sesuaiprioritas sampling) RENCANA TAHUNAN Realisasi % Pencapaian

1 Melamin 14 14 100

2 Galon 1 1 100

3 Peralatan Makan MinumBayi 3 3 100

4 Keramik 5 5 100

5 Logam 1 1 100

164

Page 174: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

165

Tabel 32. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus Di Bidang Narkotika dan PsikotropikaTahun 2017

Jum

lah

Sam

pel

Hasil Pengujian

Narkotika Psikotopika Negatif

Her

oin/

Puta

w

Gan

ja

Kod

ein

Mor

fin

MD

MA

/Eks

tasi

Met

amfe

tam

in/S

habu

Am

feta

min

Jum

lah

Dia

zepa

m

Bro

maz

epam

Lora

zepa

m

Alp

razo

lam

Clo

naze

pam

Jum

lah

Trih

eksi

phen

idil

Tram

adol

Jum

lah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

78 - - - - - 6 - 6 - - 1 18 10 29 40 3 43

Page 175: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 33. Profil Kemampuan Kerja Tenaga PengujiTahun 2017

No Laboratorium JumlahTenaga

JumlahSampel

Yang Diuji

JumlahParameter

Uji

Kemampuan KerjaPerorang/Tahun

Sampel Parameter Uji

1 Terapetik & NAPZA 7 763 3930 109 561,4

2 Obat Tradisional&Suplemen kesehatan 8 773 5460 96.6 682.5

3 Kosmetik 8 1156 9760 144.5 1220

4 Pangan dan BahanBerbahaya 11 1290 8162 117,27 742

5 Mikrobiologi 9 1612 7871 179,11 874,55Total 43 5594 35183 646 4080

166

Page 176: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

167

Tabel 34. Hasil Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana Di Bidang Obat dan MakananTahun 2017

NO JenisProduk Jumlah Kasus

Tindak Lanjut JumlahPPNSAktif

KeteranganNon-Justisia % Pro-Justisia %

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Obat dan PKRT 5 5 100

5 orang

Total jumlah PPNS 13 orang terdiri dari :˗ Kepala Balai˗ Kepala Bidang Pemdik˗ Kepala Bidang Serlik˗ Kepala Seksi Pemeriksaan˗ Kepala Seksi Penyidikan˗ Kepala Seksi LIK˗ 1 orang di Seksi Pemeriksaan˗ 4 orang di Seksi Penyidikan˗ 1 orang di Bid Pengujian Pangan˗ 1 orang di Bid Pengujian Mikro

2 Obat tradisional 2 2 100

3 Kosmetika

4 Suplemen makanan

5 Pangan 2 2 100

TOTAL 9 9 100

Page 177: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

168

Tabel 35. Tindak Lanjut Kasus Pro-Justisia di Bidang Obat dan MakananTahun 2017

No JenisProduk

JumlahKasus

Tindak Lanjut

KeteranganSPDP P 18 / P 19 P 21 PutusanPengadilan

Dilimpahkan kePOLRI %

Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Obat dan PKRT 5 5 100 2 40 3 60 3 60 - -

2 Obat tradisional 2 2 100 - - 2 100 1 50 - -

3 Kosmetika - - - - - - - - - - -

4 Suplemenmakanan - - - - - - - - - - -

5 Pangan 2 2 100 2 100 1 50 - -

Total 9 9 100 2 40 9 100 5 55 - - -

Page 178: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

169

Tabel 36. Jumlah Pengaduan/Pertanyaan Menurut Jenis ProdukTahun 2017

NO JENIS PERTANYAAN

JENIS PRODUK TOTAL PERJENIS

PERTANYAAN

OBAT PANGAN OT KOSMETIK SUPLEMENKESEHATAN PKRT NAPZA BB ALKES INFO

UMUM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131. Kontra Indikasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02. Efek samping 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03. Indikasi 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14. Kegunaan / Manfaat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05. Dosis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06. Peringatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07. Interaksi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08. Aturan Pakai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09. Farmakokinetika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010. Pengujian 8 70 12 10 0 2 1 4 2 9 11811. Cara Penyimpanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 012. Stabilitas 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 113. Zat Pengawet 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 214. Zat Pemanis 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 215. Zat Pewarna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 016. BTP Lain 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 117. Angka Kecukupan 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 218. Gizi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 019. Proses Pendaftaran 23 340 83 104 6 1 0 1 6 2 56620. Sertifikat 46 29 44 101 83 0 0 0 1 4 30821. Inspeksi 3 2 1 0 1 0 0 0 0 0 722. Produk Terdaftar 2 5 9 19 1 0 0 0 0 0 3623. Public Warning 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2

Page 179: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

170

NO JENIS PERTANYAAN

JENIS PRODUK TOTAL PERJENIS

PERTANYAANOBAT PANGAN OT KOSMETIK SUPLEMEN

KESEHATAN PKRT NAPZA BB ALKES INFOUMUM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1324. Periklanan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 125. Label Halal 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 326 No Batch 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 027 No Reg 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 028 Tanggal Kadaluarsa 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 129 Komposisi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 030 Desain Kemasan 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 131 Logo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 132 Harga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 133 Literatur / Peraturan 2 4 2 0 0 0 0 2 0 3 1334 Produsen/ Distributor 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 135 Brosur / Buletin / Leaflet / Makalah 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 236 Manajemen Badan POM 12 50 7 13 0 0 1 0 0 26 10937 Info Penyakit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 038 Pelayanan Publik 5 4 3 7 10 0 0 0 0 11 40

Total 102 518 163 256 101 3 2 7 9 58 1219

Page 180: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

171

Tabel 37. Penggolongan Konsumen Menurut ProfesiTahun 2017

NO PROFESI JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES TOTAL1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. Apoteker 16 12 20 7 15 7 22 9 9 7 8 17 1492. Asisten Apoteker 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03. Dokter 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 84. Ibu Rumah Tangga 2 1 4 2 5 2 0 1 3 1 2 1 245. Karyawan 33 31 51 26 43 30 32 38 27 18 18 30 3776. Pelajar/ mahasiswa 16 9 10 9 12 12 13 10 11 5 10 19 1367. Tenaga kesehatan lain 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 18. Wartawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09. Pelaku Usaha 38 44 37 16 34 33 34 41 23 19 15 32 366

10. Pengacara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 011. PNS/TNI/POLRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 012. Peneliti 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 013. LSM 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 314. Sarjana Hukum 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 315. Umum 21 18 20 12 13 11 10 13 8 5 5 16 152

T o t a l 129 117 143 73 123 95 111 115 83 56 59 115 1219

Page 181: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

172

Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen Dalam Menyampaikan Pengaduan/PertanyaanTahun 2017

NO SARANA YANGDIGUNAKAN JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151. E-mail 0 0 2 1 2 0 1 2 1 0 0 0 92. Fax 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03. Langsung 99 81 101 48 79 81 88 95 67 49 50 88 9264. Surat 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 15. Telepon 16 19 23 10 21 9 17 10 9 4 9 15 1626. SMS 12 15 11 11 17 5 4 7 3 3 0 12 1007. Medsos 2 2 6 3 3 0 1 1 3 0 0 0 21

T o t a l 129 117 143 73 123 95 111 115 83 56 59 115 1219

Page 182: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 39. Jumlah IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangans/d Tahun 2017

Tahun Jumlah IRT yangMengikuti PKP

Jumlah IRTP YangMendapatkan Sertifikat

Jumlah Produk YangMendapatkan Sertifikat

2003 s.d.2013 7.173 6977 62102014 1.151 1138 7722015 1.756 1648 13162016 1.596 1596 10992017 4.108 4108 5144

JUMLAH 15.784 15.467 14.541

Tabel 40. Data Kasus Keracunan di Propinsi DIYTahun 2017

No. Penyebab Frekwensi Jumlah PenderitaYang Sakit

Jumlah PenderitaYang Meninggal

1 Obat 16 16 52 Obat Tradisional 1 1 03 Makanan 15 15 04 Suplemen 0 0 05 Kosmetik 1 1 06 Napza 1 1 07 Binatang 23 23 08 Pestisida/Insektisida 9 9 09 Minuman Keras 27 27 0

10 Tumbuhan Beracun 0 0 011 Kimia Rumah Tangga 26 26 112 Kimia Industri 1 1 013 Campuran 1 1 014 Tidak diketahui 1 1 0

TOTAL 122 122 0Sumber Data : Laporan Akhir KLB Keracunan Pangan BBPOM di Yogyakarta

173

Page 183: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

174

Tabel 41. Frekwensi Kasus Keracunan Menurut Kabupaten/KotaTahun 2017

Frekuensi

Kab./Kota

Penyebab

JMLObat OT Maka

nanSuplemen

Kosmetika NAPZA Binata

ngPestisida/Insektisi

daMIRAS

Tumbuhan

Beracun

KimiaRumahTangga

PKRT Campuran

Pencemaran

Lingkungan

TidakDiketahui

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Yogyakarta 5 0 10 1 0 0 4 2 14 0 15 0 1 1 0 53

Bantul 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 7

Sleman 10 0 5 0 1 1 19 4 12 0 6 1 0 0 0 59

Kulonprogo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Gunungkidul 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3

JUMLAH 16 0 15 1 1 1 23 9 27 0 26 1 1 1 0 122

Page 184: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Tabel 42. Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi dan MakananTahun 2017

NO. PRODUK JENIS MEDIA JUMLAH YANG DIAWASI TANGGAPANBADAN POM

Jml MS TMS1 Obat - Media Cetak - - -

- Media Elektronik 49 44 5

- Media Luar Ruang 55 48 7

- Leaflet / Brosur 16 9 7

2 Obat Tradisional - Media Cetak 7 6 1

16- Media Elektronik 101 85 16- Media Luar Ruang 72 18 54

- Leaflet / Brosur 223 145 78

3 SuplemenKesehatan

- Media Cetak - - -

1- Media Elektronik 34 33 1- Media Luar Ruang 79 35 44

- Leaflet / Brosur 85 68 17

4 Makanan / Minuman - Media Cetak 32 25 7

-- Media Elektronik 145 78 67- Media Luar Ruang 60 56 4- Leaflet / Brosur 85 27 58

5 Kosmetika - Media Cetak 224 223 118- Media Elektronik 206 198 8

- Media Luar Ruang 211 196 15- Leaflet / Brosur 555 552 3

6 Alat Kesehatan - Media Cetak 0 0 0- Media Elektronik 0 0 0- Media Luar Ruang 0 0 0

- Leaflet / Brosur 0 0 0

7 PKRT - Media Cetak 0 0 0- Media Elektronik 0 0 0- Media Luar Ruang 0 0 0

- Leaflet / Brosur 0 0 0

8 Rokok - Media Cetak 3 3 -

- Media Elektronik - - -

- Media Luar Ruang 291 191 100

- Leaflet / Brosur - - -

TOTAL 2323 1664 2534 2041

175

Page 185: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

176

Tabel 43Laporan Realisasi Anggaran

Tahun 2017

NO SUMBERANGGARAN BELANJA PEGAWAI (RP) BELANJA BARANG (RP) BELANJA MODAL BELANJA

PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Rupiah Murni(RM) 8.082.629.000 7.722.050.839 12.556.953.000 12.154.323.069 21.049.468.000 19.788.937.529 43.119.050.000 41.100.891.111

2 PNP 1.441.000.000 1.378.621.174 59.000.000 56.958.500JUMLAH 8.082.629.000 7.722.362.741 14.007.953.000 13.532.994.243 21.108.468.000 19.845.896.029 43.119.050.000 41.100.891.111

Page 186: Laporan Tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/Laptah2017.pdf · Tangga (PKRT) ... Penggolongan Konsumen Menurut Profesi ..... 171 Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam

Balai Besar POM di YogyakartaJl. Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta 55244Telp. (0274)561038, Telp/Fax (0274) 519052

E-mail : [email protected] ,[email protected]

Balai Besar POM di YogyakartaJl. Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta 55244Telp. (0274)561038, Telp/Fax (0274) 519052

E-mail : [email protected] ,[email protected]

Balai Besar POM di YogyakartaJl. Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta 55244Telp. (0274)561038, Telp/Fax (0274) 519052

E-mail : [email protected] ,[email protected]