laporan tahunan 2017 - pa-palopo.go.idpa-palopo.go.id/images/laporan_tahunan_2017.pdf · shadaqah...

74
i LAPORAN TAHUNAN 2017 PENGADILAN AGAMA PALOPO

Upload: phamthuan

Post on 16-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

LAPORAN TAHUNAN 2017

PENGADILAN AGAMA PALOPO

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil „Alamiin, puji syukur yang tidak terhingga kami

panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas petunjukNya sehingga

penyusunan laporan tahunan Pengadilan Agama Palopo tahun 2017 ini

dapat diselesaikan.

Laporan ini merupakan gambaran umum pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi (Tupoksi) masing-masing aparat peradilan agama Palopo

selama kurun waktu satu tahun (Januari sampai dengan Desember 2017)

yang meliputi tugas-tugas yustisial dan non yustisial.

Disadari bahwa meskipun tim penyusun telah berusaha dengan

sungguh-sungguh dalam menyusun laporan ini agar akurat dan valid,

namun sebagai manusia biasa kesalahan dan kekeliruan sangat sulit

dihindari. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari pihak yang

terkait guna penyempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang sangat

kami diharapkan.

Pada akhirnya, melalui kesempatan ini kami selaku pimpinan ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tim

Penyusun yang telah bekerja keras untuk merampungkan laporan ini,

semoga Allah swt memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda,

amiin.

Palopo, 03 Januari 2018

Ketua

Drs. H. Asri, MH.

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Kebijakan Umum Peradilan.............................................. 1

B. Visi dan Misi .................................................................... 6

C. Rencana strategis ............................................................ 12

BAB II. STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)

A. Struktur Organisasi .......................................................... 14

B. Standar Operasional Prosedur (SOP) .............................. 16

C. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) ......................................... 27

D. Pelayanan Publik yang Prima ......................................... 29

1. Sidang Keliling ............................................................. 29

2. Pelayanan Terpadu ...................................................... 29

3. Perkara Prodeo ............................................................ 30

BAB III. PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN

A. Sumber Daya Manusia ................................................... 31

B. Penyelesaian Perkara ...................................................... 34

C. Pengelolaan Sarana dan Prasarana ............................... 35

D. Pengelolaan Keuangan .................................................. 39

E. Dukungan Teknologi Informasi Terkait SIPP ................... 42

F. Regulasi Tahun 2017 ....................................................... 43

iii

BAB IV. PENGAWASAN

A. Internal............................................................................ 47

B. Evaluasi .......................................................................... 66

BAB. V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan .................................................................... 69

B. Rekomendasi ................................................................. 71

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kebijakan Umum Peradilan

Prinsip utama negara hukum adalah adanya jaminan bagi

penyelenggara kekuasaan kehakiman yang merdeka, bebas dari

pengaruh kekuasaan lainnya untuk menyelenggarakan peradilan guna

menegakkan hukum dan keadilan. Dalam upaya memperkuat prinsip

kekuasaan kehakiman yang merdeka itu, maka sesuai tuntutan reformasi

dibidang hukum telah dilakukan perubahan terhadap Undang-undang

Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan

Kehakiman dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999, dan terakhir

dirubah dengan Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang

Kekuasaan Kehakiman.

Melalui perubahan undang-undang tersebut, telah diletakkan

kebijakan baru bahwa segala urusan mengenai peradilan, baik yang

menyangkut teknis yudisial maupun urusan organisasi, administrasi, dan

finansial berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung, Kebijakan ini

popular disebut “kebijakan satu atap” (one roof system). Dengan

kebijakan satu atap ini, maka pembinaan badan peradilan umum,

peradilan Agama, peradilan Militer, dan peradilan Tata Usaha Negara di

bawah kekuasaan Mahkamah Agung.

Tujuan pokok Undang-Undang Peradilan Agama adalah

mempertegas kedudukan dan kekuasaan lingkungan peradilan agama

2

sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman atau judicial power

dalam negara Republik Indonesia. Penegasan tujuan ini dapat disimak

dalam rumusan konsideran huruf c dan e.

Dalam konsideran huruf c dinyatakan bahwa :

“salah satu upaya untuk menegakkan keadilan, kebenaran,

ketertiban, dan kepastian hukum tersebut adalah melalui peradilan

agama sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 14 Tahun 1970

tentang Ketentuan Pokok -pokok Kekuasaan Kehakiman.”

Sedangkan dalam konsideran huruf e dinyatakan bahwa:

“…dipandang perlu menetapkan undang-undang yang mengatur

susunan, kekuasaan dan hukum acara pengadilan dalam

lingkungan peradilan agama.”

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

ini telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan

Agama merupakan salah satu undang-undang yang mengatur lingkungan

peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung yang kemudian

dirubah dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nommor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama dimaksudkan untuk menyesuaikan atau

mensinkronisasikan terhadap Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985

3

tentang Mahkamah Agung dan perubahan atas Undang-Undang Nomor

22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial.

Perubahan kedua terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama telah meletakkan dasar kebijakan bahwa segala

urusan mengenai peradilan agama, pengawasan tertinggi baik

menyangkut teknis yudisial maupun non yudisial yaitu urusan organisasi,

administrasi, dan finansial berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung.

Sedangkan untuk menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran

martabat, serta prilaku hakim, pengawasan eksternal dilakukan oleh

Komisi Yudisial. Dengan perubahan kedua ini semakin memperkuat

prinsip dasar dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, yaitu agar

prinsip kemandirian peradilan dan prinsip kebebasan hakim dapat berjalan

paralel dengan prinsip integritas dan akuntabilitas hakim.

Lahirnya UU No.3 Tahun 2006 tersebut menandai lahirnya

paradigma baru peradilan agama. Paradigma baru itu menyangkut

yurisdiksinya, sebagaimana ditegaskan bahwa “Peradilan Agama adalah

salah satu pelaku kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan

yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang ini. Kata “perkara tertentu” merupakan perubahan

terhadap kata “perkara perdata tertentu” sebagaimana disebutkan dalam

UU No.7 Tahun 1989. Penghapusan kata ini diharapkan agar tidak hanya

perkara perdata saja yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama.

4

Disamping itu, dengan berlakunya UU No.3 tahun 2006 ini, maka

landasan hukum positif penerapan Hukum Islam menjadi lebih kukuh. Hal

ini mengingat ada beberapa perubahan perubahan fundamental yang

dilakukan oleh UU No.3 tahun 2006 terhadap UU No.7 tahun 1989,

khususnya menyangkut teknis penyelesaian sengketa kewenangan antara

peradilan agama dengan peradilan umum.

Ada beberapa pasal krusial yang direvisi dalam UU No.3 Tahun

2006. Salah satunya adalah tentang kewenangan pengadilan agama.

Dalam pasal 49 ada 9 (Sembilan) kewenangan Pengadilan agama, yang

sebelumnya hanya 7 (tujuh) kewenangan. Kesembilan kewenangan

tersebut adalah kewenangan untuk menangani persoalan hukum umat

Islam dibidang (1) perkawinan, (2) waris,(3) wasiat, (4) Hibah, (5) wakaf,

(6) infak, (7) sedekah, (8) zakat, dan (9) ekonomi syariah. Jadi ada 2 (dua)

tambahan kewenangan pengadilan agama dalam UU No.3 Tahun 2006,

yaitu zakat dan ekonomi syariah.

Kewenangan pengadilan agama dalam pasal 49 UU No.3 Tahun

2006 adalah merupakan kompetensi absolut, dalam arti lingkungan

peradilan lain tidak berhak mengadili sengketa-sengketa sebagaimana

disebutkan secara limitatif dalam pasal tersebut.

Adapun perubahan-perubahan penting yang terdapat dalam UU

No.50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas UU No.7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama adalah sebagai berikut:

5

a. Penguatan pengawasan hakim, baik pengawasan internal oleh

Mahkamah Agung maupun eksternal oleh Komisi Yudisial dalam

rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran

martabat, serta perilaku hakim;

b. Memperketat persyaratan pengangkatan hakim, baik hakim

pengadilan tingkat pertama maupun hakim pada pengadilan

tinggi, antara lain melalui proses seleksi hakim yang dilakukan

oleh Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial secara trasnparan,

akuntabel, dan partisipatif serta harus lulus pendidikan khusus

hakim;

c. Pengaturan mengenai pembentukan pengadilan khusus, dan

pengaturan mengenai syarat, tata cara pengangkatan dan

pemberhentian, serta tunjangan hakim ad hoc diatur dalam UU.

(Jadi di Pengadilan Agama ada kemungkinan jika dibutuhkan bisa

membentuk hakim ad hoc);

d. Pengaturan mekanisme dan tata cara pemberhentian hakim;

e. Jaminan atas keamanan, kesejahteraan, dan renumerasi hakim

(setiap hakim di samping mendapatkan gaji pokok dan tunjangan

jabatan, juga harus mendapatkan hak berupa rumah jabatan milik

negara, jaminan kesehatan, dan sarana transportasi roda empat

milik negara);

f. Transparansi putusan dan limitasi pemberian salinan putusan

maksimal 14 hari dari pembacaan putusan, jika tidak

6

dilaksanakan maka ketua pengadilan akan dikenai sanksi

administratif;

g. Transparansi biaya perkara serta pemeriksaan pengelolaan dan

pertanggungjawaban biaya perkara;

h. Bantuan hukum secara cuma-cuma bagi pencari keadilan yang

tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum;

i. Majelis kehormatan hakim dan kewajiban hakim untuk menaati

kode etik dan perilaku hakim; dan

j. Usia pensiun hakim tingkat pertama menjadi 65 tahun dan usia

hakim tinggi menjadi 67 tahun serta pensiun panitera, wakil

panitera, panitera muda, dan panitera pengganti tingkat pertama

menjadi 60 tahun dan untuk tingkat banding menjadi 62 tahun.

Sebagai kesimpulan bahwa, dengan berlakunya UU. No. 3 Tahun

2006 yang kemudian dirubah dengan UU No.50 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua atas UU No.7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama,

dan UU No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman posisi

peradilan agama sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman

semakin kuat dan sejajar dengan peradilan lainnya.

B. Visi dan Misi

1. Visi

Visi dalam pengertian etimologi adalah kemampuan untuk melihat

pada inti persoalan, pandangan luas, atau wawasan.Sedangkan dalam

7

pengertian terminologi visi adalah potret dunia fiktif yang tidak bisa diamati

atau dibuktikan saat ini dan umumnya tidak pernah menjadi kenyataan.

Visi selalu berhubungan dengan masa depan, karena visi

mengekspresikan apa yang akan dicapai. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa visi adalah modal mental sebuah proses, kelompok atau

organisasi di masa depan yang bersifat idealis. Karena sifatnya yang

idealis, maka visi hampir tidak pernah menjadi kenyataan, namun harus

diyakini dapat menjadi kenyataan. Visi memiliki kekuatan untuk

menggerakkan sebuah organisasi, tanpa visi organisasi akan lumpuh,

kehilangan arah tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu visi ibarat

dinamo yang menggerakkan organisasi.

Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 juncto Pasal 1 ayat (1) UU No.48 Tahun

2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa “Kekuasaan

kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan

keadilan.Dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan inilah sehingga

para pimpinan Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 10

November 2010 sepakat untuk merumuskan visi Mahkamah Agung yaitu

“TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG”.

Visi tersebut di atas hanya bisa dicapai dengan peningkatan

profesionalisme; manajemen yang modern; kualitas system pemberkasan

perkara; dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam berbagai

segi dengan kajian syariah sebagai sumber hukum materil peradilan

8

agama dibidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak,

shadaqah dan ekonomi syari‟ah secara cepat, sederhana dan biaya

ringan.

Sebagai pelaku kekuasaan kehakiman di tingkat pertama, Pengadilan

Agama Palopo harus melaksanakan visi umum tersebut dengan lebih

konkrit.Hal ini harus dibarengi dengan adanya transparansi dan

mekanisme akuntabiitas publik demi terciptanya keseimbangan dalam

pelaksanaan kekuasaan kehakimnan.Dalam upaya mewujudkan badan

peradilan yang agung tersebut di atas, secara khusus Pengadilan Agama

Palopo mempunyai visi yaitu “MEMBANGUN CITRA PENGADILAN

AGAMA PALOPO YANG BERSIH, BERWIBAWA, DAN PROFESIONAL

DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN KEADILAN”.

Pernyataan visi Pengadilan Agama Palopo tersebut memiliki

pengertian sebagai berikut :

a. Bersih, mengandung makna bahwa aparat Pengadilan Agama

Palopo terutama para hakim harus bersih dari pengaruh non

hukum baik berbentuk kolusi, korupsi dan nepotisme, maupun

pengaruh/tekanan dari luar dalam upaya penegakan hukum dan

keadilan. Bersih dan bebas dari KKN merupakan icon penting

yang harus selalu dikedepankan pada era reformasi.

Terbangunnya suatu proses penyelenggaraan yang bersih

dalam pelayanan hukum menjadi prasyarat untuk mewujudkan

peradilan yang berwibawa.

9

b. Berwibawa, mengandung makna bahwa Pengadilan Agama

Palopo harus selalu dihormati dan dipercaya sebagai lembaga

peradilan yang dapat memberikan perlindungan dan pelayanan

hukum kepada masyarakat pencari keadilan.

c. Profesional, mengandung makna bahwa seluruh aparat,

karyawan/karyawati Pengadilan Agama Palopo harus memiliki

kemampuan diatas rata-rata untuk menyelesaikan tugas dan

fungsinya masing-masing demi terbangunnya satu tekad

hendak mewujudkan asas peradilan “sederhana, cepat dan

biaya ringan”.

2. Misi

Misi dalam pergertian etimologi adalah tugas yang dirasakan orang

sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideology, atau

patriotisme, sedangkan dalam pengertian terminologi misi adalah apa

yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya dalam rangka

mencapai visi yang telah ditetapkan.

Dalam upaya mewujudkan visi Pengadilan Agama Palopo tersebut di

atas, maka ditetapkanlah misi Pengadilan Agama Palopo sebagai

berikut :

1. Menyelenggarakan peradilan yang sederhana, cepat dan biaya

ringan.

2. Meningkatkan sumber daya aparat peradilan.

3. Meningkatkan pengawasan yang terencana dan efektif.

10

4. Meningkatkan kualitas administrasi dan manajemen peradilan.

5. Meningkatkan sarana dan prasarana peradilan

Adapun makna kelima misi tersebut di atas adalah :

Misi pertama

”Menyelenggarakan peradilan yang sederhana, cepat dan biaya

ringan”, mengandung makna bahwa untuk mewujudkan lembaga

peradilan yang bersih, berwibawa dan profesionalisme, maka pelaksanaan

proses peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan merupakan

langkah antisipatif terhadap euphoria reformasi hukum yang selalu

didengungkan masyarakat. Apatisme masyarakat terhadap peradilan yang

menganggap bahwa proses di pengadilan berbelit-belit, membutuhkan

waktu lama dan biaya yang besar, harus ditepis dengan misi tersebut,

karena misi tersebut juga sesuai dengan kehendak peraturan perundang-

undangan (Pasal 4 Undang-undang Nomor: 4 tahun 2004 tentang

Kekuasaan Kehakiman).

Misi Kedua,

“Meningkatkan sumber daya aparatur Peradilan”, yang dimaksud

dengan sumber daya aparatur peradilan meliputi pejabat hakim,

kepaniteraan,kejurusitaan serta kesekertariatan.

Ujung tombak hukum dan keadilan pada lembaga peradilan berada

ditangan hakim.Oleh karena itu, upaya peningkatan sumber daya hakim

adalah sangat penting.Meskipun demikian, aparat peradilan lainnya,

seperti kepaniteraan dan kejurusitaan serta kesekretariatan tetap

11

mendapat perhatian peningkatan sumber daya karena aparat peradilan

tersebut merupakan faktor pendukung bagi hakim dalam melaksanakan

tugas penegakan hukum dan keadilan.Tingkat profesionalisme sangat

ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan hukum aparat.

Peningkatan sumber daya aparat dilakukan melalui pendidikan formal,

pendidikan dan pelatihan structural/fungsional (Diklat) atau bimbingan

teknis ( Bintek), diskusi hukum serta pengalaman kerja melalui mutasi.

Misi ketiga

“Meningkatkan pengawasan yang terencana dan efektif”. Pengawasan

merupakan tindakan untuk :

1. Menjaga agar pelaksanaan tugas lembaga sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

2. Mengendalikan agar administrasi peradilan dikelola secara tertib

sebagaimana mestinya dan aparat peradilan melaksanakan tugasnya

dengan sebaik-baiknya

3. Menjamin terwujudnya pelayanan publik yang baik bagi para pencari

keadilan yang meliputi kualitas putusan, waktu penyelesaian perkara

yang cepat dan biaya perkara yang ringan.

Penetapan pengawasan yang terencana merupakan upaya preventif

terhadap peluang atau kesempatan pelanggaran, sedangkan pengawasan

yang efektif mempunyai sasaran penyelesian masalah secara tepat dan

cepat terhadap berbagai temuan penyimpangan dan pengaduan dari

12

masyarakat.Pengawasan yang terencana dan efektif diharapkan dapat

mengurangi sorotan dan kritikan terhadap lembaga peradilan.

Misi keempat,

“Meningkatan kualitas administrasi dan manajemen

peradilan”.Administrasi dan manajemen merupakan sarana pencapaian

tujuan. Pola admnistrasi dan manajemen yang baik akan mendorong

percepatan terwujudnya visi dan misi. Penataan dan disiplin terhadap

administrasi serta manajemen yang telah ditetapkan merupakan hal

penting untuk segera dibenahi. Perubahan birokrasi atau reformasi

birokrasi dalam tubuh lembaga peradilan merupakan jalan menuju

reformasi hukum

Misi kelima

“Meningkatkan sarana dan prasarana peradilan”, mengandung

makna bahwa tanpa adanya sarana atau fasilitas penunjang, tidak

mungkin penegakan hukum dan keadilan dapat berjalan dengan baik dan

lancar. Sarana dan prasarana yang dimaksud meliputi sarana gedung

yang tertata dengan baik, sarana organisasi yang baik, sarana peralatan

yang memadai, sarana keuangan yang cukup dan lain sebagainya.

C. Rencana Strategis (Renstra)

Rencana strategis dibuat untuk mempermudah terwujudnya visi dan

misi secara maksimal.Adapun rencana strategis yang dimaksud

adalah :

1. Meningkatkan pelayanan hukum kepada masyarakat.

13

2. Meningkatkan akselerasi (percepatan) pelayanan hukum kepada

masyarakat.

3. Meningkatkan sumber daya aparat peradilan.

4. Meningkatkan sistem pengawasan yang efektif dan terencana.

5. Meningkatkan kualitas administrasi dan manajemen keuangan,

kepegawaian, dan umum.

6. Meningkatkan sarana dan prasarana peradilan.

14

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi

Struktur organisasi Pengadilan Agama Palopo berdasarkan

Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang organisasi

dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan :

Tugas pokok Pengadilan Agama pada umumnya sebagaimana

disebutkan dalam pasal 49 UU Nomor 3 Tahun 2006 adalah :

1. Memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara di tingkat

pertama antara orang-orang beragama Islam dibidang perkawinan,

15

waris, wasiat, hibah wakaf, zakat, Infaq, shadaqah dan ekonomi

syari‟ah

2. Menyelesaikan sengketa hak milik atau sengketa lain yang subjek

hukumnya orang-orang yang beragama Islam, sepanjang berkaitan

dengan Pasal 49 UU No.50 Tahun 2009.

3. Memberikan itsbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan

pada tahun hijriah.

4. Menyelesaikan sengketa hak milik atau sengketa lain yang subjek

hukumnya orang-orang yang beragama Islam, sepanjang berkaitan

dengan Pasal 49 UU No.50 Tahun 2009.

5. Tugas dan wewenang lainnya yang diberikan oleh dan atau

berdasarkan peraturan undang-undang antara lain : memberikan

keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang hukum kepada

Lembaga Kenegaraan baik di pusat maupun di daerah apabila

diminta.

Sedangkan fungsi Pengadilan Agama adalah :

1. Menyelenggarakan proses peradilan yang seadil-adilnya kepada

masyarakat pencari keadilan.

2. Memberikan pelayanan hukum berupa pertimbangan hukum (di luar

kasus sementara diproses) kepada lembaga pemerintah atau

masyarakat yang membutuhkan.

3. Mendampingi pelaksanaan hisab dan rukyat.

16

4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas penyelenggaraan

peradilan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Ketua Mahkamah

Agung RI Nomor 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan

Informasi di Pengadilan.

B. Standar Operasional Prosedur (SOP)

No Unit Kerja Jumlah Terdiri dari Keterangan

I. Teknis

Pengadilan

Tk. II

Sudah di

evaluasi tgl,

bulan, tahun/

Belum di

evaluasi

1. Ketua 3 1. SOP Penunjukan

Majelis Hakim

(PMH).

2. SOP Minutasi dan

Pemberkasan

Perkara

3. SOP Mediasi

2. Wakil Ketua 4 1. Sop Penyelesaian

Perkara Oleh

Majelis Hakim di

Pengadilan Tingkat

17

Pertama.

2. SOP Penyelesaian

Putusan dan

Pemberitahuan Isi

Putusan

3. SOP Majelis Hakim

4. SOP Mediasi

3. Hakim 4 1. SOP Persiapan

Persidangan, Tata

Cara Persidangan

dan Pemeriksaan

Berkas

2. SOP Penyelesaian

Perkara Oleh

Majelis Hakim di

Pengadilan Tingkat

Pertama.

3. SOP Majelis Hakim

4. SOP Mediasi

4. Panitera 3 1. SOP Pengembalian

Sisa Panjar.

2. SOP Pelayanan

Legalisasi.

18

3. SOP Keuangan

Eksekusi Pada

Pengadilan tingkat

Pertama

6. Panitera

Muda

permohonan

4 1. SOP Keuangan

Perkara Belum

selesai (aktif) Pada

Pengadilan Tingkat

Pertama.

2. Sop Keuangan

Upaya Hukum

(Banding, Kasasi

dan Peninjauan

Kembali)

3. SOP Keuangan

Biaya Proses pada

Pengadilan Tingkat

Pertama.

4. SOP SIADPA Plus

7. Panitera

Muda

Gugatan

7 1. SOP Pelayanan

Pengaduan.

2. SOP Penerimaan

Perkara dan

19

Pendistribusian

Berkas Perkara.

3. SOP Pencatatan

dan Registrasi

Perkara Masuk.

4. SOP Pelayanan

Penerimaan

Perkara Prodeo

(DIPA).

5. SOP Upaya Hukum

Banding.

6. SOP Upaya Hukum

Kasasi.

7. SOP Informasi pada

Pengadilan Agama.

8. Panitera

Muda Hukum

4 1. SOP Laporan

Perkara Bulanan/

Catur Wulan/

Tahunan

2. SOP Pengarsipan

Perkara

3. SOP Pengambilan

Salinan Putusan,

20

Penetapan dan atau

Akte Cerai oleh

Pihak Berperkara.

4. SOP Input

Keuangan Perkara,

Keuangan Biaya

Proses, Keuangan

Eksekusi dan

Keuangan

Konsinyasi pada

Aplikasi Komdanas.

9. Panitera

Pengganti

2 1. SOP Panitera

Pengganti

2. SOP Publikasi

Putusan

10. Jurusita 3 1. SOP Eksekusi Riil

2. SOP Eksekusi

Lelang

3. SOP Penyitaan

10. Jurusita

Pengganti

3 1. SOP Memanggil

Para Pihak

2. Sop Pemanggilan

21

para Pihak

Berperkara melalui

Kementerian Luar

Negeri dan Media

Massa.

3. Pemanggilan Para

Pihak Melalui

Delegasi

II. Non Teknis

1. Sekretaris 6 1. SOP Persetujuan

Bahan Pelaksanaan

Urusan

Perencanaan

2. SOP Persetujuan

Bahan Pelaksanaan

Urusan

Kepegawaian.

3. SOP Persetujuan

Bahan Pelaksanaan

Urusan Keuangan.

4. SOP Persetujuan

Bahan Pelaksanaan

Penataan

22

Organisasi dan

Tatalaksana.

5. SOP Persetujuan

Bahan Pelaksanaan

Pengelolaan

Teknologi Informasi

dan Statistik

6. SOP Persetujuan

Bahan Pelaksanaan

Urusan Surat

Menyurat, Arsip,

Perlengkapan,

Rumah Tangga,

Keamananan,

Keprotokolan dan

Perpustakaan

2. Kasubbag

Umum dan

Keuangan

8 1. SOP Rekonsiliasi

Internal.

2. SOP Pembuatan

Daftar Barang

ruangan (DBR).

3. SOP Administrasi

Persuratan.

23

4. SOP Adminstrasi

Perpustakaan.

5. SOP Penetapan

Status.

6. SOP Pengadaan

Barang Jasa.

7. SOP Pengelolaan

Barang Persediaan.

8. SOP Perawatan dan

Pemeliharaan.

3. Kasubbag

Kepegawaian

dan Ortala

13 1. SOP Penanganan

Pegawai Baru

2. SOP Ijin Belajar

3. SOP Penanganan

Karpeg, Karis/

Karsu, Bpjs Dan

Taspen

4. SOP Penanganan

Daftar hadir

5. SOP Pengajuan

Cuti

6. SOP Kenaikan

Pangkat Tenaga

24

Teknis

7. SOP Kenaikan

Pangkat Non Teknis

8. SOP Pengambilan

Sumpah dan

Pelantikan

9. SOP Pembuatan

Surat Dinas

10. SOP Pembuatan

KGB

11. SOP Izin

Perceraian dan

Perkawinan

12. SOP Penilaian

Prestasi Kerja PNS

13. SOP Pensiun

4. Kasubbag

Perencanaan,

IT dan

Pelaporan

16 1. SOP Pengelolaan

Jaringan.

2. SOP Perawatan

dan Pengamanan

Perangkat IT.

3. SOP Pengelolaan

Website.

25

4. SOP Penyusunan

Revisi RKA-KL KE

DJPB.

5. SOP Pembukuan

Bendahara

Pengeluaran.

6. SOP Penyusunan

Anggaran/

Kegiatan.

7. SOP Pembukuan

Bendahara

Penerimaan.

8. SOP Perencanaan

Anggaran.

9. SOP Penyusunan

Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah

(LKJIP).

10. SOP Pembayaran

LS Bendahara.

11. SOP Pembayaran

Melalui UP

12. SOP Penyusunan

26

Laporan Tahunan.

13. SOP Pelaporan

Penerimaan Negara

Bukan Pajak

(PNBP).

14. SOP Penyusunan

Revisi RKA-KL Ke

KPA.

15. SOP Rencana

Penggunaan Uang

(RPU).

16. SOP Rencana

Penggunaan (RPA)

27

C. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

No Sasaran Kerja Pegawai

Jumlah

Kegiatan

Tahun 2017

Keterangan

I. Pengadilan Agama Palopo

1. Drs. H. Asri, M.H

Ketua

28 Kegiatan

2. Drs. Abd. Rahman

Wakil Ketua

13 Kegiatan

3. Tommi, S.HI

Hakim

17 Kegiatan

4. Noor Ahmad Rosyidah, S.HI

Hakim

14 Kegiatan

5. Hapsah, S.Ag., M.H 15 Kegiatan

6.

Drs. Muh. Tahir, S.H

Panitera

16 Kegiatan

7. Hj. Nurbaya, S.H

Wakil Penitera

11 Kegiatan TMT. Pensiun

1 Januari 2018

8. Dra. Juita

Panitera Muda permohonan

10 Kegiatan

9. Mariani, S.H

Panitera Muda Gugatan

6 Kegiatan

10. Dra. Nasrah Arif, S.H 11 Kegiatan

28

Panitera Muda Hukum

11. Maswarni, S.Ag

Panitera Pengganti

11 Kegiatan

12. Rusman, S, S.E.I

Panitera Pengganti

7 Kegiatan

13. Musdalifah, S.H., M.H

Panitera Pengganti

7 Kegiatan

14. Bulu Pangerang, S.H

Jurusita

9 Kegiatan

15. Arifuddin, S.H

Jurusita

9 Kegiatan

16. Drs. Muh. Nawir

Jurusita Pengganti

5 Kegiatan

17. Muhar Muhajir, S.H

Sekretaris

20 Kegiatan

18. Darahim, S.Ag

Kasubbag Umum dan

Keuangan

22 Kegiatan

19 Hasyanti, S.Ag

Kasubbag Perencanaan, IT

dan Pelaporan

16 Kegiatan

29

20. Mukhlishah, S, SE

Kasubbag Kepegawaian dan

Ortala

16 Kegiatan

21. Khumaeni, S.HI

Staf

17 Kegiatan

D. Pelayanan Publik Yang Prima

a. Sidang keliling

Sidang keliling atau sidang di luar gedung pengadilan

dilaksanakan sebanyak 5 kali kegiatan yaitu :

1. Kecamatan Belopa Tanggal 12 Bulan 5 Tahun 2017

2. Kecamatan Ponrang Tanggal 19 Bulan 5 Tahun 2017

3. Kecamatan Bua Tanggal 22 Bulan 5 Tahun 2017

4. Kecamatan Walenrang Tanggal 18 Bulan 5 Tahun 2017

5. Kecamatan Ponrang Tanggal 3 Bulan 11 Tahun 2017

Jumlah perkara yang disidang melalui sidang keliling adalah

67 perkara.

b. Sidang terpadu

Sidang terpadu dilaksanakan bekerjasama dengan :

1. Pemda Kabupaten Luwu (DUKCAPIL)

2. Kementerian Agama Kabupaten Luwu

Dilasakanakan di 3 kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Belopa

30

2. Kecamatan Ponrang

3. Kecamatan Walenrang

Jumlah perkara yang disidang melalui sidang

terpadu/pelayanan terpadu adalah 300 perkara, seluruhnya

adalah perkara jenis Volunter.

c. Perkara Prodeo

Perkara prodeo dilaksanakan dengan memberikan

pelayanan berupa pembebasan biaya perkara bagi

masyarakat tidak mampu dengan realisasi 6 perkara, jumlah

biaya perkara yang digunakan Rp. 1.889.000,-

31

BAB III

PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN

A. Sumber Daya Manusia

1. Sumber daya manusia yang ada di Pengadilan Agama Palopo

tahun 2017 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada Wilayah

Hukum Pengadilan Agama Palopo

No Nama Jabatan Keterangan

II Pengadilan Agama Palopo

1. Drs. H. Asri, M.H Ketua

2. Drs. Abd. Rahman Wakil Ketua

3. Tommi, S.HI Hakim

4. Noor Ahmad Rosyidah, S.HI Hakim

5. Hapsah, S.Ag., M.H Hakim

6. Drs. Muh. Tahir, S.H Panitera

7. Hj. Nurbaya, S.H Wakil Penitera TMT. Pensiun

1 Januari 2018

8. Dra. Juita Panitera Muda

permohonan

9. Mariani, S.H Panitera Muda

Gugatan

10. Dra. Nasrah Arif, S.H Panitera Muda

Hukum

32

11. Maswarni, S.Ag Panitera

Pengganti

12. Rusman, S, S.E.I Panitera

Pengganti

13. Musdalifah, S.H., M.H Panitera

Pengganti

14. Bulu Pangerang, S.H Jurusita

15. Arifuddin, S.H Jurusita

16. Drs. Muh. Nawir Jurusita

Pengganti

`

17. Muhar Muhajir, S.H Sekretaris

18. Darahim, S.Ag Kasubbag

Umum dan

Keuangan

19 Hasyanti, S.Ag Kasubbag

Perencanaan,

IT dan

Pelaporan

20. Mukhlishah, S, SE Kasubbag

Kepegawaian

dan Ortala

21. Khumaeni, S.HI Staf

33

1. SDM Pengadilan Agama Palopo Yang Dimutasi Tahun 2017

No Nama Gol.

Mutasi

Unit Kerja

Lama

Unit Kerja

Baru

1 2 3 4 5

1

2

Drs.H.Baharuddin, S.H., M.H.

Drs. A. Burhan, S.H., M.H.

IV/b

III/d

PA. Palopo

PA. Palopo

PA.

Pinrang

PA. Pare-

Pare

2. SDM Pengadilan Agama Palopo Yang Dipromosi Tahun 2017

No Nama Gol. Promosi

Jabatan Lama Jabatan Baru

1 2 3 4 5

- - - - -

3. SDM Pengadilan Agama Palopo Yang Pensiun Tahun 2017

No Nama Pangkat

/Gol. Jabatan Keterangan

1 2 3 4 5

1

Hj. Nurbaya, SH

III/d

Wakil Panitera

Pensiun

34

4. SDM Pengadilan Agama Palopo Yang Yang Telah Mengikuti Diklat Teknis/ Non Teknis Tahun 2017

No Nama Jabatan Nama Diklat

1 2 3 4

1

Darahim, S.Ag

Kasubag Umum dan

Keuangan

Diklat Non Teknis

B. Penyelesaian Perkara

1. Rekapitulasi Perkara

1.1. Perkara yang diproses tahun 2017

. a. Sisa perkara tahun 2016 : 167

b. Perkara masuk tahun 2017 : 1.223

c. Jumlah perkara yang diproses : 1.390

1.2. Perkara yang diputus : 1.284

1.3. Sisa perkara yang belum diputus : 106

2. Rasio Perkara Terhadap Majelis

Jumlah perkara yang diputus tahun 2017 sebanyak 1.284 perkara,

sedangkan jumlah majelis yang melakukan persidangan ada 3

majelis, sehingga rasio perkara terhadap majelis yaitu 463

perkara/majelis dalam satu tahun atau rata-rata 38 perkara/majelis

dalam satu bulan

35

3. Jumlah Perkara yang diputus tepat waktu : 1.219

4. Jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

a. Banding : 660

b. Kasasi : 1.282

c. Peninjauan Kembali (PK) : 1.284

5. Jumlah Perkara Yang Berhasil Dimediasi : Tidak Ada

C. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

1 Pengelolaan Sarana dan Prasarana

1. Kendaraan Dinas

No Uraian Tahun

Perolehan

Kondisi

Ket. Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat

I Jenis Kendaraan

Roda 4

1 Toyota Innova 2008 √

II Jenis Kendaraan

Roda 2

1 Thunder EN 125 2006 √

2 Thunder EN 125 2007 √

3 Suzuki FL 125 RCD 2008 √

4 Suzuki FD 125 XRM 2006 √

5 Suzuki RCD 125

RCMD 2009 √

36

2. Rumah Dinas

No Uraian Tahun

Perolehan

Kondisi

Ket. Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat

I Rumah Dinas - - - - -

1 Rumah Dinas Ketua - - - - -

2 Rumah Dinas Wakil

Ketua - - - - -

3. Gedung

No Sarana/Prasarana Gedung Jumlah Keterangan

1 Ruang Ketua 1

2 Ruang Tamu Ketua 1

3 Ruang Wakil Ketua 1

4 Ruang Hakim 2

5 Ruang Panitera 1

6 Ruang Sekretaris 1

7 Ruang Kepaniteraan 1

8 Ruang Kesekretariatan 1

9 Ruang Sidang 2

10 Ruang Kasir 1

37

11 Ruang Mediasi 1

12 Ruang Perpustakaan 1

13 Ruang Laktasi 1

14 Ruang Bermain Anak 1

15 Posbakum 1

16 Ruang IT 1

17 Ruang Rapat 1

18 Ruang Arsip 3

19 Gudang 2

20 Ruang Bendahara 1

21 Ruang Penerimaan Perkara 1

22 Ruang Jurusita/Jurusita

Pengganti

1

4. Fasilitas Perkantoran

No Sarana/Prasarana Fasilitas

Perkantoran Jumlah Keterangan

1 Komputer 24

2 Laptop 13

3 Ac 17

4 Infocus 1

38

5 Faximili 1

6 Jam Elektronik 4

7 Sice 5

8 Lemari Kayu 9

9 Lemari Besi Metal 23

10 Rak Besi 1

11 Filing Cabinet 6

12 Brandkas 3

13 Tabung Pemadam 2

14 CCTV 2

15 Mesin Absensi 1

16 Laser Pointer 1

17 Meja Kerja Kayu 49

18 Meja Kerja Besi/ Metal 1

19 Kursi Besi Metal 160

20 Kursi Kayu 2

21 Meja Rapat 2

22 Meja Komputer 7

23 Kipas Angin 3

24 TV 2

25 Sound System 5

26 Wireless 2

39

27 Microphone 3

28 Lambang Garuda 5

29 Gambar Presiden 10

30 Tiang Bendera 1

31 Kaca Rias 4

32 Dispenser 4

33 Mimbar 1

34 Palu Sidang 1

35 Lambang Instansi 1

36 Asbak Tinggi 2

37 UPS 6

38 Camera Digital 1

39 Telephone (PA BX) 7

40 Monitor 19

41 Printer 1

42 Router 4

43 HOB 3

44 Bangku Panjang Kayu 2

40

D. Pengelolaan Keuangan

1. Keuangan Umum Pagu : Rp. 3.339.134.000

1.1. DIPA 01

1.1. 1. Belanja Pegawai ( MAK 51 ).

a. Pagu : Rp. 2.477.018.000

b. Realisasi : Rp. 2.293.898.008 (92,61 %)

c. Sisa : Rp. 183.119.992

1.1.2. Belanja Barang (MAK 52)

a. Pagu Anggaran : Rp. 677.116.000

b. Realisasi : Rp. 614.601.910

c. S i s a : Rp. 62.514.090

1.1.3. Belanja Modal (MAK 53 )

a. Pagu : Rp. 185.000.000

b. Realisasi : Rp. 179.225.000 (96,88%)

c. S i s a : Rp. 5.775.000

1.2 DIPA 04 (belanja barang) MAK (52)

a. Pagu : Rp. 12.200.000

b. Realisasi : Rp. 12.001.000

c. Sisa : Rp. 199.000

2. Keuangan Perkara

Panjar biaya perkara dibayar langsung oleh pihak yang

mengajukan perkara ke Bank BRI Cabang Palopo dengan Nomor

Rekening :0187.01.000320-30-9 Rpl 058 Pengadilan Agama Palopo,

41

kemudian diambil oleh kasir secara bertahap sesuai kebutuhan

kegiatan proses perkara. Uang proses perkara yang diambil dari bank

selanjutnya disimpan oleh kasir dalam brankas uang perkara.

Adapun rincian pengelolaan keuangan perkara tahun 2017,

sebagai berikut :

a. Sisa uang perkara tahun 2016 : Rp. 97.057.500

- Biaya perkara yang diterima : Rp. 612.185.000

- Jumlah : Rp. 709.242.500

- Pengeluaran : Rp. 643.630.000

- S i s a : Rp. 65.612.500

Dengan rincian sebagai berikut :

- Tersimpan di Bank BRI Cabang Palopo :Rp. 55.457.000

- Tersimpan pada Brankas, sebanyak :Rp. 11.380.500

- Selisih lebih karena biaya eksekusi : Rp.

- Selisih lebih karena giro bank : Rp.

b. Biaya perkara yang dimohonkan banding :

- Penerimaan sebanyak : Rp. 4.895.000

- Pengeluaran sebanyak : Rp. 4.795.000

- Sisa : Rp. 100.000

c. Biaya perkara yang dimohonkan kasasi tahun 2017 :

- Penerimaan sebanyak : Rp. 3.950.000

- Pengeluaran sebanyak : Rp. 2.825.000

- Sisa : Rp. 1.125.000

42

d. Biaya perkara yang dimohonkan Peninjauan Kembali :

- Penerimaan sebanyak : Rp. -

- Pengeluaran sebanyak : Rp. -

- Sisa : Rp. -

e. Biaya perkara eksekusi :

- Penerimaan sebanyak : Rp. 9.000.000

- Pengeluaran sebanyak : Rp. 7.120.000

- Sisa : Rp. 1.880.000

f. Keuangan ATK perkara tahun 2017 sebagai berikut :

- Sisa tahun 2016 sebanyak : Rp. 14.085.000

- Penerimaan : Rp. 61.150.000

- Pengeluaran : Rp. 56.186.000

- Sisa : Rp. 19.049.000

g. Keuangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP):

- Sisa Tahun 2015 : Rp. 0

- Penerimaan sebanyak : Rp. 55.855.600

- Pengeluaran sebanyak : Rp. 55.855.600

- Sisa : Rp. 0

43

E. Dukungan Teknologi Informasi

Dukungan Teknologi informasi (IT) terkait Sistem Informasi

Penelusuran Perkara (SIPP) yang dipergunakan di Pengadilan

Agama Palopo saat ini adalah :

1. SIIP Website

2. Antrian Sidang

3. SERVER

Manfaatnya :

1. Mengetahui Jadwal Sidang Pencari Keadilan

2. Menertibkan Antrian dalam Persidangan.

Sarana IT yang masih dibutuhkan adalah :

1. Hardisk External

Manfaatnya adalah sebagai tempat back up database SIPP

serta data di server

2. Bandwith Internet ditingkatkan

Manfaatnya adalah Menambah kecepatan akses untuk sinkron

atau kegiatan lain yang berkaitan dengan internet

44

F. Regulasi Tahun 2017

Beberapa regulasi dalam bentuk surat keputusan yang terbit tahun

2017, yaitu regulasi tentang :

1. Susunan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti Pendamping

2. Penunjukan Pejabat Pengelola Daftar Isian Pelaksaan Anggaran

Pengadilan Agama Palopo

3. Penetapan Panjar Biaya Perkara

4. Biaya Panggilan dan Pemberitahuan Isi Putusan Dalam Wilayah

Hukum Pengadilan Agama Palopo

5. Pengawasan Bidang

6. Hakim Mediator

7. Tim Pengawas Penegakan Disiplin Kerja

8. Petugas Absensi

9. Tim Reformasi Birokrasi

10. Tim Pengelola Meja Informasi

11. Kasir Pengadilan Agama Palopo

12. Penggunaan ATK Perkara

13. Pengelola ATK Perkara

14. Pejabat Pembuat Komitmen ATK Perkara

15. Bendahara dan Staf Pelaksana ATK Perkara

16. Petugas Meja I,II,II dan Penginputan Gugatan dan Permohonan

17. Penaksir Panjar Biaya Perkara

45

18. Bendahara Penerimaan Negara Bukan Pajak Kuasa Pengguna

Anggaran/ Pengguna Barang Pengadilan Agama Palopo.

19. Petugas Penulis Register Perkara.

20. Petugas Penulis Buku Induk dan Jurnal Keuangan Perkara.

21. Petugas Pengelola Perpustakaan

22. Penunjukan Kehumasan

23. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan.

24. Uraian Tugas Hakim dan Pegawai

25. Pengangkatan Tenaga Honorer/Pramubakti Kantor Pengadilan

Agama Palopo.

26. Hakim Mediator

27. Hakim Pengawas Bidang

28. Pengangkatan Tenaga Sukarela

29. Pembentukan Tim Pengelola Meja Pengaduan Pengadilan Agama

Palopo

30. Tim Teknologi Informasi/ IT Pengadilan Agama Palopo

31. Susunan Majelis Baru

32. Susunan Majelis Hakim Khusus Ekonomi Syariah

33. Penunjukan Pejabat Pengadaan Barang/Jasa.

34. Penunjukan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Pengadaan

Barang/Jasa.

35. Tentang Pembebanan Biaya Perkara Prodeo.

36. Pelaksanaan Sidang Keliling Tahun Anggaran 2017

46

37. Tim Sidang Keliling.

38. Penunjukan Pejabat Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Pengadilan Agama Palopo.

39. Penunjukan Bendahar Pengeluaran Pengadilan Agama Palopo

Tahun Anggaran 2017

40. Pembentukan Tim Persiapan Akreditasi Penjamin Mutu

Pengadilan Agama Palopo.

41. Tim Sidang diluar Gedung Pengadilan.

42. Tim Penyusun Laporan Tahunan dan laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Pengadilan Agama Palopo Tahun 2017

47

BAB IV

PENGAWASAN

A. Pengawasan Internal

Pengawasan adalah salah satu fungsi pokok manajemen untuk

menjaga dan mengendalikan agar tugas-tugas yang harus dilaksanakan

dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan dan direncanakan sesuai

dengan aturan yang berlaku.Pengawasan merupakan solusi penyelesaian

masalah bagi lembaga peradilan.Pengawasan dapat meminimalisir

peluang pelanggaran sehingga lembaga peradilan dapat menjadi lembaga

yang berwibawa dalam memberikan pelayanan hukum kepada

masyarakat.

Pengawasan bertujuan meningkatkan moralitas dan integritas

aparatur peradilan dengan sasaran terwujudnya peradilan yang bebas

KKN, bersih dan berwibawa .

Fungsi pengawasan pada intinya adalah pengendalian,

sedangkan pengendalian itu sendiri mengandung dua aspek yang tidak

dapat dipisahkan yaitu Pengawasan dan pembinaan.Pada umumnya

pengawasan dapat dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu pengawasan

eksternal dan pengawasan internal.

Pengawasan eksternal dilakukan oleh massmedia, masyarakat

dan lembaga-lembaga di luar Mahkamah Agung, sedangkan pengawasan

internal dilakukan oleh lembaga dalam organisasi Mahkamah Agung

sesuai ketentuan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

48

2004.Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pengawasan internal terdiri

dari pengawasan melekat dan pengawasan rutin/ reguler.

Pengawasan dimulai dari Pengadilan tingkat pertama (Pengadilan

tingkat pertama adalah ujung tombak Mahkamah Agung) kemudian

melaporkan hasil pengawasan ke Pengadilan tingkat banding dan

selanjutnya Pengadilan tingkat banding melaporkan hasilnya ke

Mahkamah Agung.

Titik berat pengawasan adalah pengawasan melekat yakni

pengawasan yang bersifat pengendalian yang terus menerus dilakukan

oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara reventif dan represif

agar pelaksanaan tugas bawahan berjalan secara efektif dan efisien

sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.Setiap unit kerja melaksanakan pengawasan melekat, tugas

mana melekat pada pimpinan unit kerja tersebut.Dan Pimpinan

pengadilan telah melaksanakan pengawasan ini sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan dan code of conduct yang berlaku.

Pengawasan rutin / reguler dilaksanakan sesuai Keputusan

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : KMA/06/SK/III/1994 yaitu

dengan menunjuk Hakim pengawas bidang dengan Surat Keputusan

Ketua Pengadilan Agama Palopo No. W20-A10/ /SK/HK.05/ /2017

tanggal Januari 2017 tentang Penunjukan Hakim Pengawas Bidang

pada Pengadilan Agama Palopo dengan susunan sebagai berikut :

49

No Nama Uraian Tugas Ket.

1 2 3 4

1

.2.

3.

4.

Drs.Abd. Rahman

Hapsah, S. Ag. MH

Noor Ahmad Rosyidah, S.HI

Tommi, S.HI.

Koordinator Pengawasan

Administrasi Perkara

Administrasi Persidangan

Administrasi Umum dan

Pelayanan Publik/IT

-

-

-

-

Dalam menjalankan tugas pengawasan, para Hakim pengawas

bidang tersebut dibawah koordinasi Wakil Ketua selaku Koordinator

pengawas.

Pada tahun 2017 hakim pengawas bidang telah melakukan

pengawasan secara berkala dan hasilnya telah dilaporkan masing-masing

kepada ketua Pengadilan Agama Palopo.

Dengan berdasar pada Keputusan Ketua Mahkamah Agung

RI.Nomor KMA/096/SK/X/2006 tanggal 16 Oktober 2006, selain Hakim

pengawas bidang, Ketua Pengadilan Agama selaku pimpinan

bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap

seluruh Hakim dan pegawai yaitu pengawasan terhadap jalannya

peradilan dan tingkah laku Hakim dalam wilayah hukumnya terutama

dalam pelaksanaan hukum acara.

50

Selain itu, Ketua Pengadilan melakukan pengawasan terhadap

kegiatan seluruh pegawai, baik dalam kedinasan maupun diluar kedinasan

seperti :

1. Aktif mengawasi kegiatan bawahan.

2. Menelaah laporan-laporan baik laporan rutin maupun laporan

masyarakat.

3. Melakukan pemeriksaan mendadak terhadap pelaksanaan tugas –

tugas bawahan.

4. Melakukan pemeriksaan kas, baik menyangkut biaya perkara maupun

anggaran rutin sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk menyelesaikan

masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan pengawasan.

51

HASIL PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN TRIWULAN I (BULAN JANUARI S/D BULAN MARET) 2017

NO

TEMUAN HASIL PENGAWASAN YANG SEHARUSNYA

1 2 3

1.

BIDANG ADMINISTRASI UMUM

A. KESEKRETARIATAN

- POK tidak dikoordinasikan dengan

pimpinan dan pejabat lainnya;

- Honorer dan tenaga sukarela harus

profesional sesuai kontraknya;

- Honorer yang menjaga sidang

dibuatkan jadwal;

- POK bukan barang langkah

yang harus ditutup-tutupi,

namun dikoordinasikan dan

diperbanyak untuk pimpinan

dan pejabat lainnya demi

pelaksanaan program dan

target yang mau di capai;

- Penanggung jawab harus

mengevaluasi tenaga Honorer

dan sukarela sesuai

kontraknya pertriwulan;

- Ada pemerataan tiap honorer

supaya mengerti tugas pokok

peradilan dan pelayanan pada

pencari keadilan;

52

- Penataan dan kebersihan kantor

harus dimaksimalkan;

- Tenaga admin IT harus

diperhatikan;

- Kaur perencanaan dan IT dengan

sekertaris harus koordinasi dalam

pengadaan barang IT;

- Papan LRA diadakan;

- Satpam jangan meninggalkan

- Tenaga Honorer selain admin

harus dibuatkan jadwal

kebersihan peruangan, sebab

klening service merangkap di

meja 1 sebagai penerimaan

perkara;

- Tenaga admin IT sebanyak 2

orang harus ada honor ITnya

dibandingkan dengan honorer

yang lain sebab kedua admin

tersebut fokus di aplikasi

SIPP;

- Sampai bulan Maret belum

ada tindaklanjut pengadaan

barang perangkat SIPP;

- Dibuatkan agar tergambar

laporannya perbulan mulai

dari serapan anggaran dan

sisa anggaran berapa persen,

sehingga tidak ada kesan

akhir tahun susah

menghabiskan anggaran;

- Satpam diberdayakan untuk

53

tempat sebelum selesai ship

jaganya

mengarahkan pencari

keadilan ke petugas informasi;

B. PELAYANAN PUBLIK

- Petugas belum maksimal;

- Meja Pelayanan belum sesuai

standar pelayanan;

- Masih sering ada kontak antara

pencari keadilan dengan Pegawai

PA. Plp;

- Petugas yang memberikan

informasi harus sesuai dengan

tugasnya dan bidang keahliannya;

- Dibuatkan baju seragam bagi

petugas pelayanan;

- Dibuatkan meja pelayanan

sesuai standar pelayanan

prima agar terasa nyaman

bagi pencari keadilan atau

penerima informasi dengan

menyediakan perengkat

komputer;

- Dibatasi ruang gerak pencari

keadilan agar tidak ada

kontak langsung dengan

pegawai dengan penataan

ruang yang satu pintu

pelayanan;

- Honorer dan staf dilarang

memberikan informasi sebab

susah dipertanggung

jawabkan jika tidak ada

54

- Penjual jangan bebas berkeliaran

keruang pegawai

permohonan informasi oleh

pencari keadilan;

- Dibatasi tempatnya supaya

menghindari adanya barang

yang hilang;

2. BIDANG ADMINISTRASI PERKARA

A. KASIR

- Kasir belum mendapat surat

penunjukkan dari Panitera

untuk menyimpang uang

perkara.

- Uang sisa panjar tidak

dikembalikan bersamaan

dengan putusnya perkara.

B. REGISTER PERKARA

1. Register Induk Perkara

Gugatan

- Masih banyak ditemukan dalam

buku register perkara yang

belum terisi semua kolom mulai

dari PMH sampai pada kolom

- Seharusnya kasir dibuatkan

surat penunjukkan untuk

menyimpang uang perkara

sebelum melaksanakan

tugas.

- Seharusnya setiap perkara

putus, uang sisa panjar

dikembalikan kepada pihak

berperkara.

- Seharusnya apabila

memungkinkan petugas

register ditambah, dan

instrumen-instrumen

55

putusan, padahal perkara

tersebut sudah putus contohnya

perkara Nomor

03/Pdt.G/2017/PA Plp, perkara

07/Pdt.G/2017/PA Plp, perkara

Nomor 11/Pdt.G/2017/PA Plp,

perkara Nomor

13/Pdt.G/2017/PA Plp, perkara

Nomor 16/Pdt.G/2017/PA Plp,

perkara Nomor

20/Pdt.G/2017/PA Plp, perkara

Nomor 28/Pdt.G/2017/PA Plp;

2. Register Permohonan

- Pada buku register

permohonan masih belum terisi

semua kolom mulai dari PMH

sampai pada kolom putusan,

padahal perkara tersebut sudah

putus contohnya perkara

Nomor 03/Pdt.P/2017/PA Plp,

perkara 08/Pdt.P/2017/PA Plp,

perkara Nomor

09/Pdt.P/2017/PA Plp, perkara

diaktipkan;

- Seharusnya apabila

memungkinkan petugas

register ditambah satu orang

lagi dan membagi setiap

penulis register mendapat

register tertentu, dan

instrumen-instrumen

diaktifkan;

56

Nomor 18/Pdt.P/2017/PA Plp;

3. Register Mediasi

- Buku Register Mediasi sampai

saat ini (Maret) belum di

tandatangani oleh KPA yang

lama.

4. Register Akta Cerai

- Buku register Akta Cerai belum

ada yang terisi;

- Seharusnya petugas register

sebelum mempergunakan

setiap buku register terlebih

dahulu memberikan nomor

halaman, halaman

selanjutnya dibawakan

kepada KPA untuk

ditandatangani halaman

pertama dan terakhir serta

halaman lainnya diparaf;

- Seharusnya penulis register

mengisi setiap register yang

menjadi tanggungjawabnya.

3 BIDANG ADMINISTRASI

PERSIDANGAN

A. PANGGILAN PARA PIHAK

- Masih ada Jurusita yang

terlambat bahkan tidak

melaksanakan panggilan,

- Kepada Jurusita agar

lebih teliti terkait tugas

pemanggilan pihak

57

sehingga menghambat

kelancaran proses persidangan.

B. SIDANG PENGADILAN

- Proses persidangan kadang

terlambat karena relaas

panggilan tidak ada saat

persidangan, Jurusita

bersangkutan tidak

menyerahkan relaas panggilan

kepada Panitera Pengganti

sebelum persidangan, sehingga

acara persidangan tidak dapat

dilanjutkan.

diperlukan koordinasi dari

Panitera Pengganti demi

kelancaran proses

persidangan.

- Agar Jurusita

melaksanakan tugas

dengan penuh tanggung

jawab terkait Tupoksi

sebagai Jurusita.

58

HASIL PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN TRIWULAN I (BULAN

APRIL

S/D BULAN JUNI) 2017

NO

TEMUAN HASIL PENGAWASAN YANG SEHARUSNYA

1 2 3

1.

BIDANG ADMINISTRASI UMUM

A. KESEKRETARIATAN

- POK diberikan saat rapat

penyusunan progran kerja;

- DIPA 04 dikordinasikan dengan

Panitera;

- Honorer yang menjaga sidang

belum maksimal;

- Penataan dan kebersihan kantor

harus ditingkatkan;

- POK dibagi-bagikan kepada

seluruh pegawai;

- Sekretaris koordinasi dengan

panitera terkait dipa 04

tersebut;

- Honorer yang bertugas harus

membantu PP yang bersidang

dalam mengimput aplikasi

SIPP;

- Tenaga Honorer yang

ditugaskan membersihkan

ruangan tertentu harus

59

- Tenaga admin IT harus

diperhatikan;

- Papan LRA diadakan;

- Satpan jangan meninggalkan

tempat sebelum selesai ship

jaganya;

- Sekretaris segera menindaklanjuti

arahan Sekretaris PTA Makassar

dalam membuat ruang pelayanan

dievaluasi oleh atasan

langsungnya;

- Tenaga admin IT sebanyak 2

orang harus ada honor ITnya

sebab mengambil alih tugas

kepaniteraan terkait

perkembangan SIPP kedepan

seperti pengimputan saksi,

jadwal sidang dsb;

- Dibuatkan agar tergambar

laporannya perbulan mulai

dari serapan anggaran dan

sisa anggaran berapa persen,

sehingga tidak ada kesan

akhir tahun susah

menghabiskan anggaran;

- Satpam diberdayakan untuk

mengarahkan pencari

keadilan ke petugas informasi;

- Sekretaris fokus untuk

menyusun RAB bersama para

Kasubagnya, jangan ada

kesan berjalan sendiri, jika

60

pencari pengadilan, meja informasi

dan falpon ruang sidang;

ada kendala segera laporkan

ke pimpinan;

B. PELAYANAN PUBLIK

- Petugas belum maksimal;

- Meja Pelayanan masih format lama

belum sesuai dengan PA-PA lain;

- Masih sering ada konta antara

pencari keadilan dengan Pegawai

PA. Plp;

- Petugas yang memberikan

informasi harus sesuai dengan

tugasnya dan bidang keahliannya;

- Dibuatkan baju seragam bagi

petugas pelayanan;

- Dibuatkan meja pelayanan

sesuai standar pelayanan

prima agar terasa nyaman

bagi pencari keadilan atau

penerima informasi dengan

menyediakan perengkat

komputer;

- Dibatasi ruang gerak pencari

keadilan agar tidak ada

kontak langsung dengan

pegawai dengan penataan

ruang yang satu pintu

pelayanan;

- Honorer dan staf dilarang

memberikan informasi sebab

susah dipertanggung

jawabkan jika tidak ada

61

- Penjual jangan bebas berkeliaran

keruang pegawaian

permohonan informasi oleh

pencari keadilan;

- Dibatasi tempatnya supaya

menghindari adanya barang

yang hilang;

-

2.

BIDANG ADMINISTRASI PERKARA

A. KASIR

- Buku Keuangan Konsinyasi dan

Buku Jurnal Keuangan Biaya

Eksekusi pada bulan Juni

belum ditutup oleh petugas.

B. REGISTER PERKARA

1. Register Induk Perkara

Gugatan

- Masih banyak ditemukan dalam

buku register perkara yang

belum terisi amar putusannya,

padahal perkara tersebut sudah

- Seharusnya Buku

Keuangan Konsinyasi

dan Buku Jurnal

Keuangan Biaya

Eksekusi setiap bulannya

ditutup oleh petugas.

- Seharusnya apabila

memungkinkan petugas

register ditambah, dan

instrumen-instrumen

diaktipkan;

62

putus contohnya perkara

Nomor 515/Pdt.G/2016/PA Plp,

perkara 527/Pdt.G/2016/PA

Plp, perkara Nomor

313/Pdt.G/2016/PA Plp,

perkara Nomor 446/Pdt.G/2016

yang putus pada bulan Mei

2017, sedangkan perkara

Nomor 536/Pdt.G/2016/PA Plp,

perkara Nomor

602/Pdt.G/2016/PA Plp,

perkara Nomor

674/Pdt.G/2016/PA Plp,

perkara Nomor

702/Pdt.G/2016/PA Plp putus

pada bulan Juni 2017.

2. Register Permohonan

- Pada buku register

permohonan juga masih ada

yang belum diisi amar

penetapannya, padahal perkara

tersebut sudah putus contohnya

perkara Nomor

- Seharusnya apabila

memungkinkan petugas

register ditambah satu

orang lagi dan membagi

setiap penulis register

mendapat register

63

46/Pdt.P/2017/PA Plp, perkara

59/Pdt.P/2017/PA Plp, yang

putus pada bulan Mei 2017

begitu juga perkara Nomor

04/Pdt.P/2017/PA Plp, perkara

Nomor 23/Pdt.P/2017/PA Plp

yang putus pada bulan Juni

2017;

3. Register Mediasi

- Buku Register Mediasi sampai

saat ini (Juli) belum diisi satu

pun perkara yang dimediasi.

4. Register Akta Cerai

- Buku register Akta Cerai ada

yang belum terisi;

tertentu, dan instrumen-

instrumen diaktipkan;

- Seharusnya petugas

register menulis setiap

perkara yang dimediasi;

- Seharusnya penulis

register mengisi setiap

register yang menjadi

tanggungjawabnya.

3 BIDANG ADMINISTRASI

PERSIDANGAN

A. PANGGILAN PARA PIHAK

- Banyaknya perkara gugur,

ditegur panjar hingga dicoret

dari registrasi dengan disertai

- Perlu perhatian dari pihak

pimpinan Pengadilan

terkait kinerja Jurusita

64

aduan/laporan dari pihak

perihal ketidaktahuan tentang

pemanggilan untuk menghadiri

sidang atau dalam arti lain

panggilan yang dilakukan

melalui aparat Desa/Kelurahan

tidak sampai kepada pihak

B. SIDANG PENGADILAN

- Adanya oknum Pengadilan

yang dengan sengaja

mendaftarkan pihak berperkara

pada urutan sidang pertama,

sementara pihak tersebut tidak

pernah meminta untuk

didaftarkan karena tempat

tinggal jauh, sehingga pihak

merasa dirugikan saat tiba di

Pengadilan dan perkara telah

disidangkan dan ditunda.

- Proses Persidangan kadang

terhambat karena relaas

panggilan tidak ada saat

(Keseriusan dan

tanggung jawab) dengan

meminimalisir

pemanggilan melalui

aparat Desa/Kelurahan

serta adanya koordinasi

pihak Pengadilan dengan

aparat terkait sehingga

tidak merugikan

masyarakat

- Perlu ketegasan dari

pihak pimpinan

Pengadilan terkait

tanggung jawab dan

pelayanan prima bagi

masyarakat dengan

mengeyampingkan

kepentingan pribadi.

- Koordinasi antara

Panitera Pengganti dan

Jurusita Pengganti

sangat diperlukan dalam

65

persidangan, Jurusita

bersangkutan tidak

menyerahkan relaas panggilan

kepada Panitera Pengganti

sebelum persidangan, sehingga

acara persidangan tidak dapat

dilanjutkan.

persiapan proses

persidangan khususnya

terkait relaas panggilan

dengan tetap mendapat

pantauan dari Ketua

Majelis atau Hakim.

B. Evaluasi

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi

masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap

standar yang telah ditetapkan.

Sebagai tindak lanjut dari hasil pengawasan yang telah dilakukan hal-

hal sebagai berikut :

1. Sudah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan triwulan,

semester dan tahunan.

2. Hasil evaluasi sudah dapat mengindentifikasi :

- Jenis kegiatan.

- Rencana kegiatan (aspek keuangan dan teknis).

- Realisasi pencapaian target.

- Perbandingan rencana dan realisasi.

- Sebab penyimpangan.

66

- Pemecahan masalah.

3. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan sudah dikomunikasikan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

4. Sudah dilakukan evaluasi, teliti realisasi perencanaan, pencapaian

target dan masalah-masalah yang dihadapi serta upaya

pemecahan masalah.

5. Terhadap temuan-temuan dari hasil pengawasan hakim pengawas

bidang dilakukan tindak lanjut oleh masing-masing satuan unit kerja

dibawah koordinasi pimpinan unit kerja masing-masing, dengan

melakukan koreksi dan pembetulan dalam waktu singkat sesuai

dengan yang seharusnya, dari hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan

namun belum maksimal.

67

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Setelah berlakumya UU Nomor 50 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua atas UU Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama, dan UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman, maka kedudukan Peradilan Agama

sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman semakin kuat

dan sejajar dengan peradilan lainnya di Indonesia.

2. Dalam rangka mendukung terwujudnya visi Mahkamah Agung

yaitu “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung”,

maka visi Pengadilan Agama Palopo adalah “Membangun

Citra Pengadilan Agama Palopo yang bersih, berwibawa, dan

profesional dalam penegakan hukum dan keadilan”.

3. Dalam rangka terwujudnya pelayanan prima kepada

masyarakat, maka dibuatlah standar operasional prosedur

(SOP) yang dijadikan sebagai pedoman bagi seluruh aparat

peradilan Agama Palopo dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi (Tupoksi) masing-masing unit kerja.

68

4. sumber daya manusia yang bekerja di Pengadilan Agama

Palopo sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 sebanyak

21 orang (5 hakim, termasuk Ketua dan Wakil ketua ; 8 pejabat

Kepaniteraan; 4 pejabat kesekretariatan; 3 pejabat

kejurusitaan; 1 staff, dan 7 orang tenaga honorer).

5. Jumlah perkara yang diproses di Pengadilan Agama Palopo

tahun 2017 adalah 1.390 perkara (termasuk 167 sisa perkara

tahun 2016). Dari jumlah tersebut, 1.284 atau 92,37 % perkara

dapat diselesaikan.

6. Anggaran dalam DIPA tahun 2017 yang dikelola Pengadilan

Agama Palopo tahun 2017 sebesar Rp 3.351.334.000. (Tiga

miliar tiga ratus lima puluh satu juta tiga ratus tiga puluh empat

ribu rupiah).

Realisasi sebesar Rp 3.087.724.918. (Tiga miliar delapan puluh

tujuh juta tujuh ratus dua puluh empat ribu sembilan ratus

delapan belas rupiah) atau sekitar 92,13 %.

7. Uang perkara yang dikelola di Pengadilan Agama Palopo tahun

2017 sebesar Rp 709.242.500.(Tujuh ratus Sembilan juta dua

ratus empat puluh dua ribu lima ratus rupiah). Realisasi sebesar

Rp. 643.630.000. (Enam ratus empat puluh tiga juta enam ratus

tiga puluh ribu rupiah) atau sekitar 90,74 %.

8. Dukungan IT terhadap SIPP yang ada di Pengadilan Agama

Palopo saat ini berupa :

69

a. SIPP Website

b. Antrian Sidang

c. Server

Manfaatnya :

1. untuk mengetahui jadwal sidang para pihak, dan

2. Menertibkan nomor urut antrian sidang

B. Rekomendasi

1. untuk mewujudkan asas peradilan cepat, sederhana, dan

biaya ringan bagi masyarakat pencari keadilan yang berasal

dari Kabupaten Luwu, agar Pengadilan Agama Belopa segera

dioperasikan, peningkatan pelayanan melalui sidang keliling,

dan pembebasan biaya perkara bagi masyarakat tidak

mampu.

2. Kerjasama yang baik serta komunikasi yang aktif dan intensif

antara Pengadilan Agama Palopo dengan Pengadilan Agama

lain perlu terus ditingkatkan, terutama dalam hal penanganan

dan penyelesaian perkara tabayyun yang cenderung terhambat

proses penyelesaiannya.

3. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah perkara yang

masuk di Pengadilan Agama palopo, maka jumlah SDM baik

teknis yudisaial maupun non teknis yudisial perlu ditingkatkan

pula.

70

4. Sarana IT yang masih dibutuhkan terkait dengan SIPP adalah:

a. Hardisk External, manfaatnya adalah sebagai tempat back

up database SIPP serta data di server;

b. Badwith internet ditingkatkan, manfaatnya adalah

menanbah kecepatan akses untuk sinkron atau kegiatan

lain yang berkaitan dengan internet.