laporan-tahun-2011-audited2

103
Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited) i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia- Nya maka Laporan Manajemen Perusahaan Umum BULOG tahun 2011 (Audited) telah diselesaikan penyusunannya. Sesuai PP Nomor 7 tahun 2003 tentang perubahan LPND BULOG menjadi Perum BULOG, maka sebagai salah satu BUMN dibawah kantor kementerian BUMN, Perum BULOG berkewajiban melaporkan kegiatan operasionalnya agar pencapaian kinerja korporasi dapat dimonitor dan dievaluasi. Laporan Manajemen Tahun 2011 menyajikan hal yang berkaitan dengan kegiatan manajemen dalam mengelola perusahaan selama tahun 2011. Tujuan penyusunan laporan ini adalah memberikan gambaran yang objektif dan menyeluruh kepada stakeholder dan shareholder tentang kinerja perusahaan, dan dapat digunakan untuk perbaikan kinerja yang berkelanjutan terutama terkait dengan peranan BULOG dalam Public Service Obligation dan kegiatan komersial. Demikian laporan ini kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, April 2012 Direksi Perum BULOG

Upload: rieyo-soesilo

Post on 20-Oct-2015

715 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    i

    KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya maka Laporan Manajemen Perusahaan Umum BULOG tahun 2011 (Audited) telah diselesaikan penyusunannya. Sesuai PP Nomor 7 tahun 2003 tentang perubahan LPND BULOG menjadi Perum BULOG, maka sebagai salah satu BUMN dibawah kantor kementerian BUMN, Perum BULOG berkewajiban melaporkan kegiatan operasionalnya agar pencapaian kinerja korporasi dapat dimonitor dan dievaluasi. Laporan Manajemen Tahun 2011 menyajikan hal yang berkaitan dengan kegiatan manajemen dalam mengelola perusahaan selama tahun 2011. Tujuan penyusunan laporan ini adalah memberikan gambaran yang objektif dan menyeluruh kepada stakeholder dan shareholder tentang kinerja perusahaan, dan dapat digunakan untuk perbaikan kinerja yang berkelanjutan terutama terkait dengan peranan BULOG dalam Public Service Obligation dan kegiatan komersial. Demikian laporan ini kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, April 2012 Direksi Perum BULOG

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    ii

    -

    1,000

    2,000

    3,000

    4,000

    5,000

    2007 2008 2009 2010 2011

    Perdagangan

    Industri

    Jasa

    Total Komersialmiliar Rp

    SEKILAS PENCAPAIAN 2007 - 2011 Perum BULOG senantiasa fokus pada kegiatan pelayanan publik dan juga komersialnya. Sesuai dengan Inpres Nomor 7 tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan, Perum BULOG memiliki tiga tugas publik yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan yang merupakan pengejawantahan intervensi pemerintah dalam kebijakan perberasan nasional.

    Pengadaan Beras Penyaluran Beras Raskin

    Persediaan Beras Penjualan Komersial

    Keuangan Laba/Rugi Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas

    Ton

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    iii

    Sekilas Perum BULOG

    ANDALAN KETAHANAN PANGAN

    Pelayanan Publik :

    1. Melaksanakan kebijakan pembelian Gabah/Beras dalam negeri dengan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah dan menjaga pendapatan petani produsen.

    2. Menyediakan dan menyebarkan stok yang merata dan cukup ke seluruh Indonesia.

    3. Menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

    4. Menyediakan dan menyalurkan beras untuk menjaga stabilitas harga beras, menanggulangi keadaan darurat, bencana, dan rawan pangan.

    Komersial :

    1. Mendukung kegiatan PSO. 2. Mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. 3. Meningkatkan pendapatan untuk memperoleh keuntungan

    perusahaan.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    iv

    BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    v

    Visi Misi

    Visi Terwujudnya perusahaan yang handal dalam pencapaian ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan

    Misi 1. Memenuhi kecukupan pangan pokok secara aman, bermutu, stabil dan

    terjangkau. 2. Mewujudkan SDM profesional, jujur, amanah dan menerapkan prinsip-

    prinsip GCG di bidang pangan.

    Visi ini juga mencerminkan misi yang diamanatkan oleh Pemerintah, khususnya berkaitan dengan keberhasilan dan ketahanan pangan nasional. Posisi BULOG sebagai lembaga pangan yang handal mencakup pemantapan ketahanan pangan nasional, profesional dan kompetitif dalam bidang usaha pangan serta senantiasa memiliki rasa dan nilai kepekaan atas tanggung jawabnya bagi kepentingan masyarakat serta taat dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam melaksanakan bisnis.

    Misi yang disusun berfokus pada kompetensi dan tujuan/makna utama (one common purpose) dari keberadaan Perum BULOG diharapkan dapat mencerminkan keyakinan atau nilai organsiasi serta memberikan makna pada setiap karyawan BULOG sehingga mampu menyatukan organisasi dan membangun komitmen bersama.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    vi

    Nilai-nilai Perusahaan

    1. KUALITAS Perusahaan dengan seluruh jajaran manajemen dan pegawai sepakat untuk berorientasi pada kualitas produk dan pelayanan pada rakyat (konsumen) sesuai dengan visi dan misi.

    2. INTEGRITAS Keutuhan pribadi, manajemen dan organisasi yang mencerminkan konsistensi antara prinsip dengan perilaku.

    3. TEAM WORK Seluruh unit kerja dan karyawan bergerak fokus dan total secara terintegrasi dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan.

    4. INOVATIF Kemampuan untuk berfikir dan mengembangkan nilai-nilai kreatifitas dan inovasi dalam bekerja.

    5. RESPONSIF Kemampuan perusahaan untuk mengambil keputusan dan melakukan upaya-upaya preventif maupun kuratif dalam menghadapi setiap perubahan lingkungan strategis. Pada tingkat invidivu, nilai ini direfleksikan oleh sikap awareness yang tinggi terhadap setiap kebijakan perusahaan.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    vii

    Standard Perilaku (Code of Conduct)

    Setiap Insan Perusahaan memiliki tanggung jawab pribadi untuk : 1. Menghormati antara sesama warga negara yang berbeda suku,

    agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, ras dan antar golongan (SARA);

    2. Mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku untuk Perum BULOG; 3. Melaksanakan kerja dengan integritas yang tinggi, jujur, tertib, cermat, dan

    bersemangat dalam kebersamaan untuk kepentingan perusahaan; 4. Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan benturan kepentingan atau

    kemungkinan munculnya benturan kepentingan; 5. Menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat menurunkan

    kehormatan atau martabat; 6. Menjaga kerahasiaan informasi perusahaan dan menghindari

    penyalahgunaan wewenang.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    viii

    Kilas Balik Perum BULOG

    Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres Nomor 103 tahun 1993 yang memperluas tanggung jawab BULOG mencakup koordinasi pembangunan pangan dan meningkatkan mutu gizi pangan, yaitu ketika Kepala BULOG dirangkap oleh Menteri Negara Urusan Pangan. Pada tahun 1995, keluar Keppres Nomor 50, untuk menyempurnakan struktur organisasi BULOG yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas pokok, fungsi serta peran BULOG. Oleh karena itu, tanggung jawab BULOG lebih difokuskan pada peningkatan stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan pangan. Tugas pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan pangan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan berdasarkan kebijaksanaan umum Pemerintah. Namun tugas tersebut berubah dengan keluarnya Keppres Nomor 45 tahun 1997, dimana komoditas yang dikelola BULOG dikurangi dan tinggal beras dan gula. Kemudian melalui Keppres Nomor 19 tahun 1998 tanggal 21 Januari 1998, Pemerintah mengembalikan tugas BULOG seperti Keppres Nomor 39 tahun 1968. Selanjutnya melalui Keppres Nomor 19 tahun 1998, ruang lingkup komoditas yang ditangani BULOG kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang diambil oleh Pemerintah dengan pihak IMF yang tertuang dalam Letter of Intent (LoI). Dalam Keppres tersebut, tugas pokok BULOG dibatasi hanya untuk menangani komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang dikelola selama ini dilepaskan ke mekanisme pasar. Arah Pemerintah mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan usaha mulai terlihat dengan terbitnya Keppres Nomor 29 tahun 2000, dimana didalamnya tersirat BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju

    Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet Nomor 114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok untuk mengamankan penyediaan pangan dalam rangka menegakkan eksistensi Pemerintahan baru. Selanjutnya direvisi melalui Keppres Nomor 39 tahun 1969 tanggal 21 Januari 1969 dengan tugas pokok melakukan stabilisasi harga beras, dan kemudian direvisi kembali melalui Keppres Nomor 39 tahun 1987, yang dimaksudkan untuk menyongsong tugas BULOG dalam rangka mendukung pembangunan komoditas pangan yang multi komoditas.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    ix

    organisasi yang bergerak di bidang jasa logistik di samping masih menangani tugas tradisionalnya. Pada Keppres Nomor 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG adalah melaksanakan tugas Pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras (mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah HPP), serta usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Arah perubahan tersebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres Nomor 166 tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres Nomor 103/2000. Kemudian diubah lagi dengan Keppres Nomor 03 tahun 2002 tanggal 7 Januari 2002 dimana tugas pokok BULOG masih sama dengan ketentuan dalam Keppres Nomor 29 tahun 2000, tetapi dengan nomenklatur yang berbeda dan memberi waktu masa transisi sampai dengan tahun 2003. Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 tahun 2003 BULOG resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum (Perum) BULOG.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    x

    Bagan Struktur Organisasi

    DIVISIPERDAGA-

    NGAN

    DIVISI PERSEDIAAN & PERAWATAN

    DIVISIR & D

    DIVISIANGGARAN

    DIVISIPENYALURAN

    DIVISIPENGADAAN

    DIVISIINDUSTRI

    DIVISIPERBENDA-

    HARAAN

    DIVISIAKUNTANSI

    DIVISIINVESTASI

    DIVISISDM

    DIVISIORGANISASI & TATA LAKSANA

    SEKRETARISPERUSAHAAN

    DIVISIUMUM

    PUSATPENGEMBANGAN

    TEKNOLOGI & INFORMASI

    DIVISIHUKUM

    PUSAT PENDIDIKAN& PELATIHAN

    DIVISIANALISA

    HARGA & PASAR

    SATUANPENGAWAS

    INTERN

    DEWANPENGAWAS

    DIREKSI

    DIVISIJASA

    DIREKTORATPELAYANAN

    PUBLIK

    DIREKTORATKEUANGAN

    DIREKTORATSDM & UMUM

    DIREKTORATPERENCANAAN & PENGEMBANGAN

    USAHA

    DIVISIREGIONAL

    SUBDIVISIREGIONAL

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xi

    Dewan Pengawas

    1. Sulatin Umar Ketua Dewan Pengawas

    2. Bayu Krisnamurthi Anggota Dewan Pengawas

    3. Kaman Nainggolan Anggota Dewan Pengawas

    4. Ardiansyah Parman Anggota Dewan Pengawas

    5. Pandu Djajanto Anggota Dewan Pengawas

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xii

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xiii

    Direksi

    1. Sutarto Alimoeso Direktur Utama

    2. Agusdin Fariedh Direktur Pelayanan Publik

    3. Deddy S.A. Kodir Direktur SDM & Umum

    4. Iskandar Z Rangkuti Direktur Keuangan

    5. Abdul Karim Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xiv

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xv

    Wilayah Kerja Wilayah kerja BULOG tersebar di seluruh Indonesia dengan total 26 kantor Divisi Regional (Divre) di ibukota propinsi. Divre-divre ini membawahi 130 subdivre/kansilog yang tersebar di hampir semua kabupaten. Gudang-gudang BULOG sebanyak 1.596 unit atau dengan total kapasitas 4.02 juta ton beras, tersebar sampai wilayah-wilayah terpencil dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas publik di bidang pangan yang merata di seluruh Indonesia. Selain itu dioperasikan juga 131 Unit Pengolahan Gabah-Beras (UPGB) di wilayah-wilayah surplus padi untuk mendukung kegiatan komersial korporasi BULOG. Dengan total 5.052 pegawai dan sistem IT online di setiap unit kerja menjadikan BULOG sebagai lembaga pangan yang profesional dan siap diandalkan dalam memantapkan ketahanan pangan.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xvi

    Lokasi Divisi Regional

    DIVRE NANGROE ACEH DARUSSALAM (NAD) Jl. Teuku HM Daud Beureueh BANDA ACEH Tel. 0651-23920 Fax. 0651-32716 Email : [email protected] DIVRE SUMATRA UTARA Jl. Jendral Gatot Subroto No. 180 MEDAN Tel. 061-8451361 Fax. 061-8452465, 8460750 E-mail : [email protected] DIVRE RIAU Jl. Cut Nyak Dien No. 24 PEKANBARU Tel. 0761-23680, 23062, 47477, 47466 Fax. 0761-33234 E-mail : [email protected] DIVRE JAMBI Jl. R.D.P. Kolopaking No. 40 Telanapura - JAMBI Tel. 074-60602, 62637 Fax. 0741-62423 E-mail : [email protected] DIVRE SUMATRA BARAT Jl. M.H. Thamrin No. 24, Padang - 25211 Telp. 0751-31973, 24566, 24583, Fax. 0751-31978 E-mail : [email protected] DIVRE SUMATRA SELATAN Jl. Perintis Kemerdekaan No. 1, Palembang 30114 Telp. 0711-712246, 713122 Fax. 0711-713228

    DIVRE BENGKULU Jl. Pembangunan No. 5, Bengkulu 38224 Telp. 0736-21729, 21195 Fax. 0736-21333 E-mail : [email protected] DIVRE LAMPUNG Jl. Cut Meutia No.29, Bandar Lampung Telp. 0721-487947 Fax. 0721-484125 E-mail : [email protected] DIVRE JAKARTA RAYA Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Utara Telp. 021-4501540; Fax. 021-4500313 Email : [email protected] DIVRE JAWA BARAT Jl. Soekarno Hatta No. 711 A, Bandung Telp. 022-7303093; Fax. 022-7303092 E-mail : [email protected] DIVRE JAWA TENGAH Jl. Menteri Supeno I/1, Semarang Telp. 024-8412290 Fax. 024-8412369 E-mail : [email protected] DIVRE D.I. YOGYAKARTA Jl. Suroto No. 6 Yogyakarta Telp. 0274-513919, 514451; Fax. 0274-517441 E-mail : [email protected]

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xvii

    DIVRE JAWA TIMUR Jl. Jend. A. Yani No. 146-148 Surabaya Telp. 031-8292818, 8292548, 8286646 E-mail : [email protected] DIVRE KALIMANTAN BARAT Jl. Sultan Abdurachman No.129, Pontianak-78116 Telp. 0561-732353; Fax. 0561-732497 E-mail : [email protected] DIVRE KALIMANTAN TIMUR Jl. Jend. Sudirman No. 335, Balikpapan Telp. 0542-422240; Fax. 0542-422220 E-mail : [email protected] DIVRE KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. A. Yani KM 6 No. 561 BANJARMASIN Telp. 0511-251779, 253291 Fax. 0511-252687 E-mail : [email protected] DIVRE KALIMANTAN TENGAH Jl. STA Milono KM. 3 PALANGKARAYA Telp. 0536-29118 Fax. 0536-21367 E-mail : [email protected] DIVRE SULAWESI UTARA Jl. Diponegoro No. 7-8 MANADO Telp. 0431-862695, 863505, 862794 Fax. 0431-864505 E-mail : [email protected] DIVRE SULAWESI TENGAH Jl. Prof. Moh. Yamin No. 30, PALU Telp. 0451-421066, 427344 Fax. 0451-421101 E-mail : [email protected]

    DIVRE SULAWESI TENGGARA Jl. Drs. Abdullah Silondae No. 1 KENDARI Telp. 0401-321524, 323452, 321054 Fax : 0401-324311 E-mail : [email protected] DIVRE SULAWESI SELATAN Jl. A.P. Pettarani Selatan MAKASSAR 90222 Telp. 0411-854410, 855355 Fax. 0411-854411, 871802 E-mail : [email protected] DIVRE BALI Jl. Raya Puputan Renon No. 35 DENPASAR Telp. 0361-228928,221386, 228929 Fax. 0361-237520 E-mail : [email protected] DIVRE NUSA TENGGARA BARAT Jl. Langko No. 110 MATARAM Telp. 0370-633663, 631406 Fax. 0370-625638 E-mail : [email protected] DIVRE NUSA TENGGARA TIMUR Jl. Palapa No. 14 KUPANG Tel. 0380-833203, 833352 Fax. 0380-832827, 833575 E-mail : [email protected] DIVRE MALUKU Daerah Pengeringan Pantai Waihaong AMBON Telp. 0911-352685, 352687 Fax. 0911-342498 E-mail : [email protected] DIVRE PAPUA Jl. Nindya No. 1 JAYAPURA 99111 Telp. 0967-534877, 534187, 5366489 Fax. 0967-533673 E-mail : [email protected]

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xviii

    TATA KELOLA PERUM BULOG I. Prinsip Prinsip GCG

    Prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan Perum BULOG mengacu pada prinsip TARIF, yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness yang dijabarkan sebagai berikut : 1. Transparency (Keterbukaan)

    Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

    2. Accountability ( Akuntabilitas) Kejelasan fungsi, pelaksanaan, pengelolaan, dan pertanggungjawaban organ perusahaaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksanan secara efektif.

    3. Responsibility (Pertanggungjawaban) Kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

    4. Independency (Kemandirian) Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat

    Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Perum BULOG mengacu kepada Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara yang mengacu pada pasal 2 ayat (1) yang menekankan kewajiban BUMN untuk menerapkan GCG secara konsisten, dan berkelanjutan, serta Undang Undang Nomor 19 Tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN, khususnya pada penjelasan butir 4 bahwa pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xix

    5. Fairness (Kewajaran) Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    I.1. Tahapan Implementasi GCG Perum BULOG telah melakukan serangkaian strategi guna membangun, menerapkan dan mengevaluasi proses implementasi GCG secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan sasaran akhir sesuai misi perusahaan yaitu terwujudnya SDM profesional, jujur, amanah dan menerapkan prinsip-prinsip GCG di bidang pangan. Tahapan awal dalam implementasi GCG adalah menumbuhkan komitmen manajemen dalam menerapkan GCG, diikuti dengan menyusun dan melengkapi infrastruktur GCG serta melakukan sosialisasi, internalisasi, assessment GCG serta monitoring berkelanjutan sehingga diharapkan Perum BULOG dapat menerapkan praktik GCG yang mengacu pada best practise sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan berupa peningkatan kinerja secara berkesinambungan serta citra perusahaan yang baik (good corporate image).

    Taha

    pan

    Impl

    emen

    tasi

    GC

    G

    GCG (Good Corporate Governance) Pengelolaan perusahaan yang baik

    GGC (Good Governed Corporation) Perusahaan yang terkelola dengan baik

    GCC (Good Corporate Citizen) Perusahaan yang berwarga masyarakat yang baik

    Mematuhi semua hukum dan peraturan yang berhubungan dengan GCG (wajib dan sukarela)

    Pengoperasian yang dikendalikan dengan baik melalui internal/control yang wajar dan implementasi manajemen risiko

    Menjadi perusahaan yang berwarga masyarakat yang baik melalui implementasi tanggung jawab sosial perusahaan

    Perbaikan yang berkelanjutan

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xx

    Selama tahun 2011, kegiatan yang telah dilaksanakan Perum BULOG dalam upaya peningkatan implementasi praktik GCG antara lain penandatangan surat pernyataan kepatuhan insan perusahaan tahun 2011, pelaksanaan assessment penerapan GCG Tahun 2010 bersama BPKP, sosialisasi GCG dan Code of Conduct di beberapa Divre. Sementara dalam penyusunan Board of Directors (BOD) Manual atau Panduan Kerja Direksi masih dalam tahap proses benchmarking dengan BOD BUMN lain dan swasta, untuk selanjutnya dibandingkan dengan regulasi yang sudah ada dan mendekati hal tersebut di BULOG. Sedangkan pada tahun 2012, Perum BULOG merencanakan beberapa kegiatan yang difokuskan pada upaya tindak lanjut hasil assessment GCG periode 2010 dan melakukan penyempurnaan perangkat-perangkat GCG yang mengacu pada best practise dan perkembangan kondisi perusahaan. Selain itu, diharapkan GCG telah tersosialisasi dengan baik. II. Struktur Tata Kelola Perusahaan Struktur Tata Kelola Perusahaan di Perum BULOG meliputi Rapat Pembahasan Bersama (RPB), Dewan Pengawas, Komite di bawah Dewas, Direksi, Satuan Pengawas Intern, Auditor Eksternal, Sekretaris Perusahaan, serta hubungan Kantor Pusat dengan Divisi Regional.

    II.1 Rapat Pembahasan Bersama (RPB) Rapat Pembahasan Bersama (RPB) merupakan organ yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Dewan Pengawas. Pemilik Modal Perum BULOG adalah Negara Republik Indonesia c.q. Menteri BUMN bertindak selaku RPB dan Pemilik Modal Perum BULOG dalam RPB. RPB yang telah dilaksanakan Perum BULOG sepanjang tahun 2011 adalah sebagai berikut : II.1.1 Rapat Pembahasan Bersama (RPB) pertama tanggal 7 Januari 2011

    antara Kementerian BUMN, Direksi dan Dewan Pengawas adalah RPB yang menyangkut pengesahan Rencana Kerja Perum BULOG tahun 2011. Rapat dipimpin oleh wakil pemilik modal dalam hal ini adalah Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN dan dihadiri oleh seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Pengawas. Adapun keputusan dari RPB terutama adalah mengesahkan usulan RKAP tahun 2011 yang diajukan Perum BULOG menjadi RKAP Perum BULOG tahun anggaran 2011. Disamping itu RPB juga meminta kepada Direksi untuk melengkapi dan menyempurnakan RJPP dan PP Pendirian Perum BULOG Nomor 7 tahun 2003.

    II.1.2 Rapat Pembahasan Bersama (RPB) kedua dilaksanakan tanggal 16 November 2011 antara Kementerian BUMN, Direksi dan Dewan Pengawas adalah RPB yang menyangkut pengesahan Laporan Keuangan

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxi

    Perum BULOG tahun buku 2010 dan pembebasan tanggung jawab kepada seluruh anggota Direksi atas pengurusan dan kepada anggota Dewan Pengawas atas pengawasan yang telah dijalankan dalam tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2010. Adapun keputusan RPB antara lain adalah : 1. Menyetujui laporan tahunan Perum BULOG Tahun 2010 yang

    disampaikan Direksi melalui surat Nomor : B-364/II/DU104/06/2011 tanggal 9 Juni 2011 dan pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat Wajar dalam semua hal yang material, sebagaimana termuat dalam Laporan No. KNT&R-0049/11,KNT&R-0048/11 dan KNT&R- 0047/11/tanggal 15 Maret 2011.

    2. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada seluruh anggota Direksi atas pengurusan dan kepada anggota Dewan Pengawas atas pengawasan yang telah dijalankan dalam tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2010, sepanjang bukan merupakan tindak pidana dan ternyata dalam Laporan Tahunan Perusahaan 2010.

    3. Menetapkan seluruh laba bersih Perum BULOG tahun buku 2010 sebesar Rp.886.746 juta sebagai cadangan.

    4. Menyetujui penunjukan kembali Kantor Akuntan Publik (KAP) Kosasih, Nurdiyaman, TJahjo & Rekan untuk mengaudit Laporan Keuangan Perum BULOG Tahun Buku 2011 dengan perimbangan nilai honorarium lebih rendah dari tahun 2010 tanpa mengurangi kualitas hasil pemeriksaan atau dengan nilai honorarium yang sama seperti tahun lalu namun menambah ruang lingkup pemeriksaan. Penetapan KAP tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

    II.2. Dewan Pengawas Dewan Pengawas sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi jika dipandang perlu dalam mengelola perusahaan serta memantau efektifitas praktek Good Corporate Governance yang diterapkan Perum BULOG. Pengangkatan Dewan Pengawas dilakukan oleh Rapat Pembahasan Bersama (RPB) melalui proses yang transparan. Dewan Pengawas diangkat berdasarkan pertimbangan integritas, dedikasi, memahami masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan memadai di bidang usaha perusahaan tersebut, serta dapat menyediakan waktu cukup untuk melaksanakan tugasnya. Komposisi Dewan Pengawas telah memenuhi persyaratan untuk dapat dilakukan pengambilan putusan yang efektif, tepat, cepat, independen, tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis dalam hubungan satu sama lain dan terhadap Direksi.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxii

    II.2.1. Komposisi Dewan Pengawas Saat ini Dewan Pengawas Perum BULOG berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari Ketua Dewan Pengawas dan empat Anggota Dewan Pengawas. Susunan Dewan Pengawas Perum BULOG 2007-2012 ditetapkan oleh Menteri Negara BUMN melalui Surat Keputusan No. Kep-22/MBU/2007 tanggal 21 Maret 2007 dengan anggotanya sebagai berikut:

    II.2.2. Rapat Dewan Pengawas Rapat Dewan Pengawas dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan atau sewaktu-waktu apabila dipandang perlu, Dewan Pengawas dapat mengundang Direksi untuk membahas hal-hal penting dan mendesak yang memerlukan persetujuan Dewan Pengawas. Setiap pelaksanaan rapat dewan pengawas telah dibuat risalah rapat dengan memperhatikan dinamika rapat termasuk apabila terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion). Sepanjang tahun 2011, Dewan Pengawas melaksanakan 11 (sebelas) kali Rapat Dewan Pengawas, 11 (sebelas) kali Rapat Gabungan Dewan Pengawas dengan Direksi dan 1 (satu) kali Rapat Konsultasi Dewan Pengawas dengan Direksi. Adapun tingkat kehadiran Anggota Dewan Pengawas pada Rapat Dewan Pengawas dalam tahun 2011 sebagai berikut :

    II.3.Komite di bawah Dewan Pengawas Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Pengawas dibantu oleh Sekretaris Dewan Pengawas dan Komite Audit, dan jika dipandang perlu dapat juga dibantu oleh beberapa komite-komite antara lain Komite Nominasi, Komite Remunerasi, serta Komite Asuransi dan Resiko Usaha guna menunjang pelaksanaan tugas Dewan Pengawas.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxiii

    Pada Tahun 2011 ada empat Komite yang dibentuk di bawah Dewan Pengawas Perum BULOG, yaitu Komite Audit, Komite GCG, Komite Manajeman Risiko, dan Komite Pengembangan yang masing-masing diketuai oleh anggota Dewan Pengawas. Komite Audit diketuai oleh anggota Dewas Ardiansyah Parman. Komite GCG diketuai oleh anggota Dewas A Pandu Djajanto. Komite Manajemen Risiko diketuai oleh anggota Dewas Kaman Nainggolan. Sedangkan Komite Pengembangan diketuai oleh anggota Dewas Bayu Krisnamurthi. Komite Audit berdasarkan peraturan Kementerian BUMN Nomor Per-05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006, bertugas membantu Dewas dalam: - Memastikan efektifitas sistem dan pengendalian intern serta efektifitas

    pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor; - Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh SPI

    maupun Auditor Eksternal; - Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem dan

    pengendalian manajemen serta pelaksanaannya; - Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap

    segala informasi yang dikeluarkan perusahaan; - Melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang memerlukan perhatian Dewas

    serta tugas-tugas Dewas lainnya. Berdasarkan Keputusan Dewan Pengawas Nomor : Kep-01/DEWAS/09/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dewan Pengawas, Komite-komite dibawah Dewan Pengawas dibentuk secara kolektif dan mempunyai tugas membantu Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya. Komite GCG mempunyai tugas membantu Dewas dalam: - Memantau penerapan GCG pada Perumk BULOG baik pusat maupun

    daerah; - Melakukan evaluasi terhadap penerapan GCG dalam rangka meningkatkan

    prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional;

    - Melakukan kajian terhadap penerapan GCG dalam rangka peningkatan pelaksanaan GCG di masa yang akan datang.

    Komite Manajemen Risiko mempunyai tugas membantu Dewan Pengawas dalam : - Memantau kegiatan pengelolaan manajemen risiko di bidang operasi dan

    pengembangan usaha dalam rangka mengurangi kerugian atau yang dapat mengganggu kelangsungan perusahaan;

    - Melakukan penilaian secara berkala dan merekomendasikan tentang risiko usaha dari kegiatan operasi dan pengembangan usaha;

    - Melakukan evaluasi terhadap risiko usaha dengan kegiatan operasi dan pengembangan usaha yang merupakan kajian terhadap tahapan pengendalian risiko untuk masukan dalam pengendalian risiko berikutnya dan atau kebijakan selanjutnya.

    Komite Pengembangan mempunyai tugas membantu Dewas dalam:

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxiv

    - Apabila Direksi akan melakukan pengembangan terhadap kebijakan dan strategi di bidang industri, perdagangan, jasa dan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan;

    - Melakukan penilaian secara berkala dan merekomendasikan pengembangan terhadap kebijakan dan strategi di bidang industri, perdagangan, jasa dan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan;

    - Melakukan evaluasi terhadap pengembangan kebijakan dan strategi di bidang indusri, perdagangan, jasa dan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

    II.4. Direksi Direksi merupakan organ perusahaan yang bertanggung jawab mengurus perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan, diangkat berdasarkan pertimbangan keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dedikasi tinggi untuk memajukan perusahaan. Komposisi Direksi memungkinkan pengambilan putusan yang efektif, tepat,cepat, independen/ tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuan untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perusahaan serta memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan dalam kapasitasnya sesuai ketentuan perundang-undangan. Tugas pokok Direksi adalah memimpin dan mengurus perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Selain itu juga menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan serta memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan sesuai dalam kapasitasnya dan ketentuan perundang-undangan. Organ pendukung dalam pelaksanaan GCG oleh Direksi antara lain Satuan Pengawasan Internal dan Sekretaris Perusahaan

    II.4.1. Komposisi Direksi Pada Tahun 2011 terjadi penggantian susunan Direksi sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-15/MBU/2011 tanggal 25 Januari 2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan anggota-anggota Direksi Perum BULOG, mengangkat Abdul Karim sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha dan Agusdin Fariedh sebagai Direktur Pelayanan Publik serta mengalihtugaskan Dedy S.A Kodir menjadi Direktur SDM dan Umum. Dengan demikian susunan Direksi Perum BULOG adalah sebagai berikut :

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxv

    II.4.2. Rapat Direksi Direksi melaksanakan Rapat Direksi sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan. Frekuensi rapat Direksi yang diselenggarakan dalam periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2011 adalah sebayak 32 kali. Disamping itu, telah dilaksanakan pula Rapat Gabungan Dewan Pengawas dan Direksi sebanyak 11 kali dan Rapat Konsultasi Dewan Pengawas dan Direksi sebanyak 1 kali.Tingkat kehadiran masing-masing anggota di setiap rapat adalah sebagai berikut :

    II.5. Satuan Pengawasan Internal Satuan Pengawasan Intern merupakan organ pendukung Direksi dalam pelaksanaan Good Corporate Governance. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2003 tentang Pendirian BULOG, Satuan Pengawas Intern bertanggungjawab kepada Direktur Utama dan bertugas membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan intern keuangan dan pemeriksaan operasional perusahaan serta menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada perusahaan serta memberikan saran-saran perbaikan. SPI memberdayakan diri sebagai strategic business partner bagi Direksi dengan memberikan masukan dan pertimbangan terhadap hal-hal strategis yang dihadapi perusahaan. Kedudukan tugas dan tanggung jawab SPI dituangkan dalam Internal Audit Charter SPI. SPI bekerja secara independen sesuai dengan Internal Audit Charter dan pedoman pelaksanaan SPI.

    II.6. Auditor Eksternal Auditor eksternal adalah pihak yang independen dan profesional yang memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor eksternal harus bebas dari pengaruh Dewan Pengawas, Direksi dan pemangku kepentingan di perusahaan serta tidak diperbolehkan memberikan jasa lain di luar audit selama periode pemeriksaan. Pemeriksaan oleh Auditor Ekstern dilakukan sesuai

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxvi

    dengan standar pemeriksaan yang berlaku umum dan sesuai dengan kode etik profesi. Tahun 2010 auditor eksternal bagi Perum BULOG adalah Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo dan Rekan (KNT & R).Pemeriksaan ini dilaksanakan sesuai dengan Perjanjian Kerja Jasa Audit Umum Laporan Keuangan Perusahaan Umum BULOG Tahun Buku 2009 Nomor: PK-74/DS300/05/2010 tanggal 24 Mei 2010. Penetapan KAP dilakukan berdasarkan prosedur yang berlaku. Sesuai Hasil Rapat Pembahasan Bersama (RPB) tanggal 16 November 2011 telah disetujui penunjukan kembali Kantor Akuntan Publik (KAP) Kosasih, Nurdiyaman, TJahjo & Rekan untuk melaksanakan Audit Umum Laporan Keuangan yang terdiri dari audit laporan keuangan, audit kepatuhan terhadap Undang-Undang, audit kepatuhan terhadap pengendalian internal dan audit kinerja atas laporan evaluasi kinerja Perum BULOG untuk tahun buku 2011.

    II.7. Sekretaris Perusahaan Perusahaan telah mengangkat Sekretaris Perusahaan (Sesper) yang bertanggung jawab memberikan dan menyiapkan informasi untuk Direksi dan Dewan Pengawas secara berkala apabila diminta. Sekretaris Perusahaan juga mempunyai tugas penatausahaan serta menyimpan dokumen perusahaan dan didukung oleh divisi/unit kerja terkait bertanggungjawab atas pengelolaan informasi perusahaan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sesper memiliki fungsi : - Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan surat dan ekspedisi, arsip,

    serta perjalanan dinas; - Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan hubungan kemasyarakatan

    dan kelembagaan serta pembinaan media elektronik; - Merencanakan dan mengkordinasikan kegiatan penyusunan laporan

    perusahaan dan Corporate Governance; - Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kesekretariatan dan

    keprotokolan Direksi

    II.8. Hubungan Kantor Pusat dengan Divisi Regional Kantor Pusat dan Divisi Regional bersinergi untuk menciptakan kinerja yang selaras. Peran dan Tanggung Jawab Kantor Pusat, adalah: - Merumuskan arah strategis perusahaan dan mengalokasikan sumber daya

    yang tersedia bagi Kantor Pusat dan Divisi Regional. - Merumuskan kebijakan dan prosedur baku untuk Kantor Pusat dan Divisi

    Regional. - Memantau Divisi Regional agar tetap mematuhi kebijakan dan prosedur baku

    yang telah dirumuskan. - Memantau kinerja Divisi Regional dan memberikan penilaian atas kinerjanya

    demi peningkatan nilai Perusahaan. - Membantu meningkatkan nilai tambah Divisi Regional di mata Pemilik Modal,

    Calon Penanam Modal dan pihak-pihak yang berkepentingan. - Melaksanakan pembinaan dan penugasan mengenai kegiatan operasional

    yang dilakukan Kantor Divisi Regional.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxvii

    Peran dan Tanggung Jawab Divisi Regional adalah: - Mengelola asset untuk menjalankan bisnis secara benar sesuai arah

    perusahaaan. - Menyepakati target kinerja dengan Direksi - Beroperasi sebagai badan usaha yang memberi keuntungan kepada Pemilik

    Modal. - Menjalankan kebijakan dan prosedur baku yang ditetapkan oleh Kantor

    Pusat. - Menciptakan dan meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi Pemilik Modal,

    Calon Penanam Modal dan pemangku kepentingan. III. Hubungan antara Dewan Pengawas dengan Direksi Dewan Pengawas sudah membangun semangat bahu membahu, semangat satu perjuangan untuk mencapai keberhasilan tugas perusahaan bersama dengan Direksi. Selain itu diupayakan untuk menciptakan suasana kerja dalam ranah ikatan kebersamaan bahu membahu antara Direksi Perum BULOG dengan Dewas guna mensukseskan tugas-tugas yang dibebankan kepada Direksi, baik tugas berdasarkan RKAP maupun tugas-tugas lain yang secara khusus dipercayakan kepada Perum BULOG. IV. Strategi Manajemen Kebijakan Manajeman Perum BULOG yang diterapkan dalam menjalankan tugas pelayanan publik dan komersial bertitik tolak dari strategi perusahaan. Lima strategi utama (grand strategy) yang mengintegrasikan sistem dan potensi seluruh unit kerja itu adalah: - Mengamankan kebijakan pemerintah di bidang pangan pokok - Memperkuat jaringan pasar di bidang pangan pokok - Mengelola keuangan dan infrastruktur secara optimal - Meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara berkesinambungan - Menerapkan GCG dan manajemen terintegrasi V. Assessment GCG Untuk mengetahui pencapaian kinerja GCG, Perusahaan melaksanakan Assessment penerapan GCG yang dilaksanakan secara berkala dua tahunan oleh Assessor Independen. Perum BULOG telah melaksanakan Assessment Penerapan GCG sebanyak 3 (tiga) kali sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 bekerjasama dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pelaksanaan Assessment Penerapan GCG untuk periode 2010 telah diselenggarakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan bulan September 2011. Metodologi assessment menggunakan alat ukur (scorecard) yang telah disepakati bersama antara BPKP dan Kementerian BUMN tanggal 19 Oktober

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxviii

    2006 yang mencakup pengujian atas 5 aspek yaitu (a) Hak dan Tanggung Jawab Pemilik Modal/ Rapat Pembahasan Bersama (RPB), (b) Kebijakan Good Corporate Governance, (c) Penerapan Good Corporate Governance, (d) Pengungkapan informasi (disclosure) dan (e) Komitmen. Tahapan Assessment Pelaksanaan GCG yang dilaksanakan BPKP di Perum BULOG untuk periode 2010 meliputi: V.1. Tahap Perencanaan, terdiri dari kajian file-file permanen (berupa

    Peraturan Pemerintah dan keputusan-keputusan Menteri) dan pengumpulan dokumen-dokumen yang terkait dengan penerapan tata kelola (berupa Keputusan Direksi, Surat Perintah, risalah-risalah rapat serta surat-surat)

    V.2. Tahap Pekerjaan lapangan, terdiri dari: - Review dokumen yang telah dikumpulkan - Perancangan kuesioner, penyebaran, dan tabulasi hasil kuesioner. - Perancangan dan pelaksanaan wawancara terhadap Manajemen

    Kunci, Direksi, Dewan Pengawas dan Pemilik Modal - Pengolahan hasil kuesioner, wawancara dan review dokumen - Analisis hasil pengolahan data yang meliputi tabulasi data dan

    pemberian skor - Perumusan simpulan sementara - Pemaparan di hadapan Tim Counterpart, Direksi, dan Dewan

    Pengawas V.3. Tahap Pelaporan, terdiri dari:

    - Penyusunan draft laporan - Review draft laporan - Finalisasi laporan (dihasilkannya skor akhir)

    Berdasarkan surat BPKP Nomor: SP-1571/D5/02/2011 tanggal 7 Nopember 2011 perihal Laporan Hasil Assessment Penerapan GCG pada Perum BULOG Tahun 2010, Perum BULOG termasuk dalam klasifikasi BAIK dengan capaian skor 77,48 dari skor maksimal 100. Skor capaian tersebut menunjukkan peningkatan skor capaian dari pelaksanaan assessment tahun-tahun sebelumnya, yang digambarkan dalam grafik sebagai berikut :

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxix

    No Aspek Bobot Th. 2005 Th.

    2007 Th.

    2010

    1. Hak dan Tanggung Jawab Pemilik

    10 7.72 5.52 6.85

    2. Kebijakan GCG 10 6.41 7.54 7.26

    3. Penerapan GCG 60 39.49 47.51 49.56

    4. Pengungkapan Informasi (disclosure)

    10 2.13 3.11 4.51

    5. Komitmen 10 6.72 8.73 9.30

    J u m l a h 100 62.47 72.41 77.48

    Selain gambaran kondisi penerapan GCG di Perum BULOG, substansi yang dijabarkan dalam laporan hasil assessment adalah rekomendasi perbaikan atas area/bidang yang belum mendekati atau mencapai best practice penerapan praktik GCG. Dari hasil assessment penerapan GCG, BPKP telah merekomendasikan beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti, antara lain : (1) Pengesahan RJPP tepat waktu, (2) Penyusunan RKAP yang selaras dengan RJPP, (3) Pencantuman dinamika rapat dalam risalah rapat, (4) Memberikan perlakuan yang adil dan setara (fairness) dalam memberikan informasi kepada stakeholders, antara lain memuat informasi yang uptodated di website, (5) Penetapan indikator kinerja sampai tingkat unit kerja.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxx

    PERISTIWA PENTING TAHUN 2011

    3 Januari Kerjasama dengan PT Cyres Kerjasama dalam rangka pemanfaatan sekam padi sebagai bahan bakar pengering dan penggilingan padi.

    27 Januari Pelantikan Direksi Perum BULOG Pelantikan Direktur Pelayanan Publik, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha dan Direktur SDM & Umum oleh Menteri BUMN.

    27 Januari Penandatanganan Host to Host dengan Bank Mandiri Kerjasama dalam penyediaan layanan transaksi pembayaran mitra kerja pengadaan DN dengan sistem Host to Host.

    24 Pebruari MoU dengan Bank Bukopin dan Jamsostek Kerjasama dalam rangka penyediaan bahan pokok pangan kepada Jamsostek dengan dukungan sistem teknologi dan jada perbankan.

    4 6 Maret Pameran Agrinex Ikut serta dalam promosi bagi pelaku sektor usaha Agribisnis yang menggambarkan perkembangan Agribisnis Indonesia.

    10 Mei HUT Perum BULOG ke-44 Dalam rangkaian kegiatan ulang tahun yang ke-44, Perum BULOG menyelenggarakan berbagai acara, antara lain Upacara, Family Gathering, Bakti Sosial, Donor Darah dll.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxxi

    10 Mei Launching LID (Layar Informasi Digital) Penyediaan informasi pengadaan dan kegiatan Perum BULOG dalam bentuk LID.

    12 Mei Rakortas Pengadaan Tindak Lanjut MoU dengan Kementerian RI tentang pencapaian produksi padi untuk pengadaan gabah/beras DN.

    6 Juni MoU dengan BPK RI Penandatanganan MoU dengan BPK RI dalam rangka pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dalam rangka pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.

    1 Juli MoU dengan UGM Penandatanganan MoU dengan UGM dalam rangka penelitian perhitungan dampak fiskal penyediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

    16 Nopember Penandatanganan Kontrak dengan India Penandatanganan kontrak dengan AMIRA FOOD, LAL MAHAL dan EMMSONS.

    2 Desember MoU dengan Unbraw Malang Penandatanganan MoU dengan Unbraw dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada Masyarakat dan kebijakan pangan serta peningkatan kualitas SDM

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    xxxii

    I. Kinerja Penugasan Pemerintah

    1 Penyediaan (%) 102.15%

    2 Penyaluran (%) 102.16%

    3 Ketahanan Stok 3,33 bulan penyaluran

    II. Kinerja Komersial

    1 Perdagangan (%) 67,20%

    2 Industri (%) 24,52%

    3 Jasa (%) 129.61%

    III. Kinerja Keuangan

    Earning After Tax

    1 Konsolidasi (%) 160.74%

    = Rp 936,54 M

    2 PSO (%) 177.67%

    = Rp 557.48 M

    3 Komersial (%) 140.97%

    = Rp 379.06 M

    PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN TAHUN 2011 TERHADAP RKAP RINGKASAN EKSEKUTIF

    Pada tahun 2011 Perum BULOG dalam menjalankan tugas publik maupun komersial dapat tercapai dengan baik. Tugas publik terdiri dari kegiatan penyediaan gabah dan beras, penyaluran beras bersubsidi (program RASKIN), pengelolaan CBP dalam menjaga stabilitas beras dan keadaan bencana alam. Kinerja Operasional Perum Bulog dalam menjalankan tugas publik tercapai dengan baik. Realisasi penyaluran beras tahun 2011 mencapai 108,66% (3.720.410 ton) dari RKAP 2011 yang terdiri dari penyaluran RASKIN 106,89% dan Non RASKIN 128,90%. Sedangkan realisasi kinerja penyediaan setara beras Pelayanan Publik (PSO) dari dalam dan luar negeri mencapai 3.677.336 ton (102,15% dari RKAP 2011). Pada akhir tahun 2011 Perum BULOG telah memupuk persediaan/stok sebesar 1.033.820 ton atau mencukupi kebutuhan penyaluran selama 3,33 bulan ke depan. Realisasi kinerja komersial tahun 2011 dibandingkan dengan RKAP 2011 kinerja perdagangan mencapai 67,20%, industri 24,52% dan Jasa 129,61%. Untuk itu kegiatan komersial diupayakan terus ditingkatkan lagi. Dari aspek keuangan sampai dengan tahun 2011 Perum BULOG telah berhasil melampaui laba yang ditargetkan dalam RKAP 2011. Performance Keuangan Perum BULOG tahun 2011 menunjukkan kinerja yang lebih baik dari tahun lalu. Pada tahun 2011 perusahaan telah mencatat laba bersih sebesar Rp.936,54 miliar. Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2011 (Audited) ditutup dengan total aktiva Rp 18,67 triliun, total kewajiban jangka pendek Rp.13,52 triliun, Kekayaan Negara Yang Belum Distatuskan Rp.751,62 miliar dan total ekuitas Rp.4,93 triliun.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    1

    I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Produksi beras dunia pada tahun 2011, menurut data dari United States Department of Agriculture (USDA) diperkirakan akan naik lebih dari 10 juta ton menjadi 460,83 juta ton dengan sumbangan peningkatan produksi dari India 4,70 juta ton dan China 3,50 juta ton. Sementara kenaikan konsumsi dunia diperkirakan cukup besar sekitar 11,06 juta ton dengan kenaikan konsumsi yang cukup besar di India (4 juta ton) dan China (3,50 juta ton). Konsumsi beras Indonesia diperkirakan akan meningkat sebanyak 550 ribu ton. Produksi gabah di Indonesia pada tahun 2011 berdasarkan ASEM 2011 dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 65,74 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 1,08 juta ton (1,10 persen) dibandingkan tahun 2010. Penurunan produksi gabah diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 29,07 ribu hektar (0,22 persen) dan produktivitas sebesar 0,71 kuintal/hektar (1,42 persen). Hal tersebut diakibatkan oleh kondisi iklim selama akhir tahun 2010 sampai dengan pertengahan tahun 2011 curah hujannya cukup tinggi diiringi dengan terjadinya serangan hama dan banjir. Kondisi tersebut juga mengakibatkan panen tidak serentak yang kesemuanya mengakibatkan sulitnya penyediaan gabah dan beras oleh Perum BULOG. Sesuai dengan hukum ekonomi penurunan produksi (supply) tersebut akan menyebabkan kenaikan harga gabah dan beras. Nilai tukar petani (NTP) nasional pada bulan Desember 2011 berdasarkan data BPS dilaporkan sebesar 105,75 atau naik 0,11 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan 0,35 persen dan Subsektor Holtikultura 0,28 persen. Harga Gabah Kering Panen (GKP) dan harga beras termurah pada awal tahun 2011 selalu berada di atas HPP sebagaimana Grafik 1. Kenaikan harga gabah dan beras diperkirakan akan terus berlangsung sampai awal tahun 2012 saat dimulainya panen raya. Untuk mengantisipasi kenaikan harga tersebut Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2011 tanggal 18 April 2011 sebagai pedoman Perum BULOG dalam pengadaan gabah dan beras dalam negeri. Dalam pelaksanaannya Perum BULOG telah melaksanakan pembelian dengan tambahan harga sebanyak 6 (enam) kali.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    2

    Tabel 1. Tambahan Harga Pembelian di atas HPP Tahun 2011

    Beras GKP GKG

    (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (ton/hari) (Minggu)HPP 5060 2685 3345

    Tahap I 200-450 315 130 4,500 4Tahap II 140-200 200 175 1,600 1Tahap III 200-250 300 250 1,200 1Tahap IV 140-450 200 2,900 4Tahap V 400-500 200 1,636 9Tahap VI 300 941 1Total Harga 6000-6800 3500 4100-4300

    Rata2 Kenaikan Jumlah Pengadaan Per Hari

    dan Durasinya Setelah Tambahan Harga

    Tambahan Harga

    Uraian

    Grafik 1. Perbandingan Harga (GKP dan GKG) di Tingkat Penggilingan Dibanding HPP Tahun 2006 s/d Tahun 2011

    Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan selama bulan Januari - Desember 2011 selalu berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    3

    Rata-rata harga GKP selama bulan Januari - Desember 2011 adalah Rp.3.659,32/kg atau 36,00% di atas HPP. Selisih harga GKP terhadap HPP pada tahun 2011 jauh lebih tinggi daripada selisih rata-rata GKP bulan Januari - Desember tahun 2008 2010 yang berada pada kisaran 14 - 19% di atas HPP. Posisi harga GKP tertinggi terjadi pada bulan Januari 2011 yaitu Rp.3.991/kg atau 49% di atas HPP. Pada posisi harga ini, Perum BULOG mengalami kesulitan untuk melakukan penyerapan gabah dalam negeri. Pada bulan Februari - Maret 2011, harga GKP mulai turun namun masih tetap berada di atas HPP masing-masing 30% dan 16% di atas HPP. Selisih harga di pasar dengan HPP awal tahun 2011 mirip dengan situasi pada awal tahun 2007 dengan selisih harga di atas HPP pada kisaran 30 - 39%. Namun dengan terus dilakukannya Operasi Pasar di awal tahun 2011, maka harga gabah dan beras terlihat mulai terkendali. Harga gabah terus meningkat sejak April 2011 dan pada posisi Desember 2011 adalah Rp.4.151/kg atau 55%% di atas HPP. Tahun 2008 - 2009, posisi harga GKP pada Desember sekitar 19 - 20 % di atas HPP. Tingginya harga tersebut dipicu juga oleh ekspektasi pelaku perberasan yang muncul sejak awal tahun 2011 terhadap kemungkinan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta keyakinan terhadap dampak dari situasi iklim yang tidak begitu bagus. Akibatnya para pengusaha penggilingan dan pedagang lebih berhati-hati dalam melepaskan stok ke pasar guna mendapatkan harga yang lebih baik. RKAP Perum BULOG 2011 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi 6,4% (y-on-y). Dengan adanya realisasi pertumbuhan ekonomi yang melebihi asumsi dapat diartikan bahwa terdapat iklim investasi dan bisnis yang baik pada periode ini. Perusahaan dapat memanfaatkan peluang ini dalam pengambilan keputusan investasi, ekspansi ataupun pengembangan usaha. RKAP Perum BULOG 2011 mengasumsikan laju inflasi selama 2011 diperkirakan 5,3% (y-on-y), bunga bank : JIBOR + 2%, dan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap US dollar Rp.8.759,-. Perkiraan laju inflasi lebih tinggi dari realisasinya. Hingga bulan Desember 2011 terjadi inflasi 3.79 % lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun 2011 sebesar 6,96%. Situasi harga dan produksi beras tahun 2011 menunjukkan arah yang berfluktuasi, di pasar internasional. Menurut laporan USDA, pada akhir tahun 2010, harga beras Thailand 15% melonjak dari US$ 491/ton menjadi US$ 581/ton karena tingginya permintaan Philipina untuk menjaga ketahanan pangan domestiknya. Setelah permintaan tersebut terpenuhi di awal tahun, harga terus menurun sejalan dengan banyaknya stok beras baik di Vietnam maupun di Thailand. Namun dengan adanya pergantian Pemerintahan di Thailand yang menetapkan kebijakan Pemerintah baru terkait dengan harga beras berdampak terhadap harga beras dunia. Berdasarkan data dari Creed Rice Market Report, harga beras terendah pada tahun 2011 terjadi pada bulan April yaitu US$ 462/ton, sedangkan harga beras tertinggi terjadi pada Nopember 2011 yang mencapai US$ 591/ton, harga beras Thailand 15% pada bulan Desember 2011 mencapai US$ 563 dan harga beras Vietnam 15% mencapai US$ 481. Hingga bulan Desember Tahun 2011, USDA melaporkan jumlah beras yang diperdagangkan di pasar dunia sekitar 32,85 juta ton atau turun dari tahun lalu (34,78 juta ton). Penurunan ekspor berasal dari Thailand (1,50 juta ton) dan

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    4

    Vietnam (300 ribu ton), sedangkan kenaikan ekspor berasal dari negara India (700 ribu ton) dan Pakistan (750 ribu ton). Sementara Negara pengimpor terbesar adalah Nigeria (2,2 juta ton), Philipina (2,2 juta ton), Iran (1,5 juta ton) dan Indonesia (1,4 juta ton). Sampai dengan akhir tahun 2011, situasi perberasan dunia masih terlihat cukup aman. Stok yang dikuasai oleh masing-masing negara masih cukup kuat sehingga perdagangan masih terus berjalan. Pada bulan Desember 2011, USDA memperkirakan stok beras dunia sebanyak 99,50 juta ton dengan 44,66% berada di China. Thailand diperkirakan akan mempunyai stok akhir tahun 2011 sebanyak 7,26 juta ton atau sekitar 74,97% dari jumlah beras yang diekspor dari Thailand dan 75,73% dari kebutuhan konsumsi domestiknya. Sementara itu, stok beras di Vietnam terus menguat setelah pada awal tahun cukup terkuras akibat permintaan dari Philipina. Stok beras di Vietnam meningkat sekitar 300 ribu ton pada akhir Desember 2011 (2,17 juta ton) dari awal tahun yang sebanyak 1,87 juta ton. Stok akhir tahun Vietnam pada estimasi Desember 2011 sekitar 11% dari kebutuhan konsumsinya dan sekitar 30% dari jumlah beras yang akan diekspor. Prediksi USDA pada Desember 2011, Indonesia diperkirakan akan memiliki stok akhir sebanyak 4,60 juta ton atau sekitar 12% dari kebutuhan konsumsi setahun. Stok tersebut antara lain akan dipenuhi dari impor sejumlah 1,4 juta ton dan selisih produksi dan konsumsi pada tahun berjalan. 1.2 Gambaran Singkat Kinerja Perusahaan Kinerja Operasional Perum BULOG dalam menjalankan tugas publiknya tercapai dengan baik pada tahun 2011, baik dari aspek penyediaan beras, penyediaan dan penyaluran beras bersubsidi (program RASKIN), pengelolaan CBP dengan penyalurkan beras dalam menjaga stabililitas harga beras dan bencana alam. Sedangkan dari aspek komersial, kinerja jasa, perdagangan dan industri masih diupayakan untuk terus ditingkatkan lagi. Tugas publik Perum BULOG sebagaimana dicantumkan dalam Inpres No. 7 tahun 2009 terdiri dari tiga tugas publik yang tidak terpisahkan untuk menjaga ketahanan pangan. Ketiga tugas publik tersebut adalah pertama, melaksanakan kebijakan pembelian gabah/beras dalam negeri dengan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk penyediaan gabah dan beras dalam negeri oleh Perum BULOG. Tugas kedua, menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah yang diwujudkan dalam pelaksanaan program RASKIN. Sedangkan tugas ketiga, menyediakan dan menyalurkan beras untuk menjaga stabilitas harga beras, menanggulangi keadaan darurat, bencana, dan rawan pangan. Kegiatan ketiga dilaksanakan Perum BULOG dalam bentuk pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Pelaksanaan Inpres tersebut merupakan tugas pokok Public Service Obligation (PSO) Perum BULOG yang pembiayaannya melalui kredit komersial. Pada akhir tahun 2011, harga produsen ditunjukkan dengan harga gabah tingkat petani yang selalu di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Rata-rata harga GKP tingkat penggilingan pada akhir tahun 2011 Rp.3.659,32/kg atau 36,00% di

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    5

    atas HPP GKP Rp.2.685/kg. Demikian pula dengan rata-rata harga Gabah Kering Giling (GKG) tingkat penggilingan sebesar Rp.4.035/kg atau 22,23% diatas HPP Rp.3.300/kg. Namun tingginya harga di tingkat produsen menyebabkan penyediaan gabah beras di tahun 2011 menghadapi tantangan yang cukup besar. Di tingkat konsumen, pola perkembangan harga beras sejalan dengan harga gabah. Harga beras menurun pada Februari - Juni yang dapat dilihat dari nilai andil perubahan harga beras pada lima bulan tersebut yang bernilai negatif. Harga beras terus meningkat sehingga pada Oktober 2011, harga beras umum (BPS) tercatat Rp.9.769/kg dan harga beras termurah Rp.7.800/kg. Sementara di tingkat grosir Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) harga beras IR 64 III (sebagai beras termurah dalam pencatatan) mengalami kenaikan Rp. 1.250/kg menjadi Rp. 6.750/kg pada akhir bulan Oktober 2011 dari harga terendah selama tahun 2011 yaitu Rp.5.500/kg pada Maret 2011. Pada tahun 2011 Perum BULOG merencanakan target penyediaan beras yang cukup tinggi dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu sesuai RKAP sebesar 3,6 juta ton. Target ini salah satunya untuk memenuhi kebutuhan penyaluran beras Raskin untuk 17,5 juta Rumah Tangga Miskin. Tahun 2011 penyediaan beras baik dari dalam negeri maupun luar negeri mencapai 3.024.272 ton atau 67,96% dari target RKAP. Upaya peningkatan penyediaan dilakukan lebih awal dan terus berjalan sampai akhir tahun2011, penyaluran RASKIN yang efektif sejak pertengahan Januari 2011 serta guyuran suplai ke pasar melalui operasi pasar Cadangan Beras Pemerintah (CBP) maupun penjualan melalui mekanisme komersial dengan harga lebih murah; merupakan upaya operasional Perum BULOG yang membantu terjaganya stabilitas harga. Kegiatan penyaluran tahun 2011 diprioritaskan pada penyaluran beras untuk rakyat miskin (RASKIN). Realisasi distribusi RASKIN tahun 2011 sebanyak 3.364.635 ton atau sebesar 98.66% dari target RKAP. Angka realisasi tersebut sudah termasuk RASKIN ke-13.Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah mencapai 236.946 ton atau 161,19% dari target sebesar 147.000 ton yang digunakan dalam menjaga stabilitas harga beras (Operasi Pasar) dan bencana alam. Stok beras yang dikelola Perum BULOG pada akhir tahun 2011 adalah 1.033.820 ton (termasuk stok CBP) cukup untuk 3,33 bulan penyaluran dan hal ini menggambarkan tingkat ketahanan stok yang cukup baik. Realisasi kinerja komersial sebesar Rp. 4,14 Triliun atau 54,65% dari target RKAP sebesar Rp.7,66 Triliun. Capaian penjualan ini berasal dari kegiatan penjualan perdagangan sebesarRp 2.718 Miliar atau 67,20% dari target RKAP sebesar Rp.4.045 Miliar. Kurangnya pencapaian target disebabkan oleh tingginya harga komoditas impor baik beras maupun gula. Harga yang tinggi menyebabkan harga jual di dalam negeri juga tinggi. Selain itu rencana perdagangan gula untuk melakukan off taker gula milik PTPN dan PT RNI belum dapat dilaksanakan karena belum terjadi kesepakatan antar pihak. Target bidang industri yang ditetapkan dalam RKAP sebesar Rp.3.103 Miliar berhasil dicapai sebesar Rp.760 Miliar atau 24,52%. Hal ini disebabkan harga

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    6

    gabah/beras mengalami kenaikan cukup signifikan bahkan jauh diatas ketentuan harga yang ditetapkan. Bidang jasa dengan target penjualan sebesar Rp.510,4 Miliar, pada tahun 2011 mencapai Rp.661,54 Miliar atau sekitar 129,61% dari target. Pencapaian ini disebabkan adanya peningkatan jumlah gudang Perum BULOG yang disewa oleh pihak luar, jumlah tanah kosong yang disewakan/dilakukan kerja sama operasi (KSO) dengan pihak luar, penyewaan rumah jabatan dan gedung pertemuan, serta rumah jabatan yang difungsikan menjadi hotel di Divre Kalimantan Selatan Kinerja keuangan Perum BULOG sampai dengan tahun 2011 menunjukkan laba sebesar Rp.936,54 Miliar yang terdiri dari laba PSO dan Komersial masing-masing sebesar Rp.557,48 Miliar dan Rp.379,06 Miliar. Keuntungan tersebut disebabkan antara lain dari hasil penjualan dan pelaksanaan program efisiensi yang dijalankan perusahaan.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    7

    II KINERJA PERUSAHAAN Kinerja Perum BULOG dalam pembangunan ekonomi nasional khususnya melaksanakan pembangunan di bidang pangan dapat dilihat dari tiga bidang kegiatan yaitu Bidang Pelayanan Publik, Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha serta Kegiatan Penunjang lainnya dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas Perum BULOG. Mengacu pada 5 (lima) strategi utama RJPP, disusun kinerja pokok manajemen yang dituangkan dalam kontrak kinerja Direksi dengan Menteri Negara BUMN untuk periode 5 tahun (2009-2013). Kinerja pokok tersebut yaitu, (1) Penataan Pelaksanaan PSO, (2) Revitalisasi dan Pendayagunaan Aset, (3) Restrukturisasi Organisasi dan Pengembangan SDM, (4) Pengembangan usaha, dan (5) Penyehatan Keuangan Korporasi. Pencapaian kinerja perusahaan tahun 2011 diukur dengan membandingkan realisasi program kerja dan target pada tahun tersebut dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011. RKAP Perum BULOG tahun 2011 disahkan Kuasa Pemilik Modal Kementerian BUMN melalui Surat Nomor S-126/MBU/2011 tanggal 15 Maret 2011 setelah dilakukan Rapat Pembahasan Bersama. Dalam melaksanakan RKAP tahun 2011, beberapa kebijakan manajemen dirumuskan sesuai dengan kondisi yang ada dan prospek perkembangan Perum BULOG saat ini. Pokok-pokok kebijakan perusahaan tahun 2011 adalah sebagai berikut : 1. Perum BULOG melakukan upaya-upaya menekan biaya diantaranya,

    mengusulkan ke Kemenkeu untuk memperoleh dana APBN dalam rangka penguatan stok sebesar 155.038 ton di tahun 2011, dan mengusulkan dana talangan ke Kemenkeu sebesar 50% dari kebutuhan penyediaan tahun 2011 untuk mengurangi beban bunga.

    2. Perum BULOG melakukan upaya untuk meningkatkan efisiensi biaya usaha dan biaya umum, termasuk upaya menurunkan losses yang ditargetkan sebesar 7% menjadi maksimal 1% dari beras yang dikelola.

    3. Setiap Divre dan Subdivre memiliki rencana kerja perbaikan (improvement plan). Rencana kerja dan anggaran perusahaan diuraikan per masing-masing wilayah kerja. Standar teknis dan standar biaya diuraikan menjadi KPI Divisi/Divre/ Subdivre. Perusahaan menggulirkan aktivitas progress review cycle menuju operasional yang lebih baik.

    4. Perum BULOG telah menerapkan GCG secara konsisten dengan melakukan evaluasi penerapan GCG (assessment GCG) dan akan mensosialisasikan pedoman GCG dan code of conduct secara berkelanjutan.

    5. Dalam pelaksanaan investasi, terobosan dilakukan dengan menciptakan new strategic initiatives, menentukan prioritas program yang dapat segera dilaksanakan melalui quick win program, tingkat urgensi dan ketersediaan dana.

    6. Penyempurnaan yang terus-menerus dalam mewujudkan integrated logistic system yang pelaksanaannya berkoordinasi dengan instansi terkait.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    8

    2.1 Bidang Pelayanan Publik Dalam mendukung pelaksanaan program-program kerja tahun 2011, Perum BULOG merencanakan strategi operasional dalam pelayanan publiknya sesuai yang tercantum dalam RKAP 2011. Beberapa hal penting yang menjadi perhatian kegiatan operasional pelayanan publik di tahun 2011 adalah upaya pencapaian target prognosa penyediaan gabah/beras DN, fenomena perubahan iklim yang mempengaruhi produksi gabah dalam negeri, minimalisasi ketidakpuasan masyarakat penerima RASKIN di daerah dan penanganan gejolak harga beras di pasar yang mungkin terjadi.

    2.1.1 Penyediaan Penyediaan Gabah dan Beras DN tahun 2011 sangat dipengaruhi oleh produksi gabah dalam negeri, harga gabah/beras di pasaran, dan jumlah pagu RASKIN. Beberapa program yang akan dilakukan untuk meningkatkan penyediaan gabah/beras BULOG tahun 2011 adalah : 1. Meningkatkan sinergitas peran Satgas ADA DN dengan UPGB, dimana

    Satgas ADA DN lebih difungsikan dalam pembelian maupun membangun jaringan pembelian dengan Petani/Poktan/Gapoktan, sementara UPGB dapat lebih fokus dalam mengolah gabah maupun beras asalan.

    2. Mengoptimalkan sarana dryer yang dimiliki Perum BULOG untuk kegiatan pengeringan gabah milik petani/koptan/gapoktan utamanya pada saat panen raya yang bertepatan dengan musim penghujan. Gabah yang dikeringkan tersebut selanjutnya dapat dibeli oleh UPGB.

    3. Optimalisasi program kemitraan dengan instansi BUMN (sinergi BUMN sesuai keputusan Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN Nomor : Kep-02/DIMBU/2011 tentang Pembentukan Tim Sinergi dan Tim Kerja Pelaksanaan Program Penguatan Ketahanan Pangan nasional lingkup BUMN).

    4. Penandatangan MoU dengan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian tentang Pencapaian Produksi padi Untuk Penyediaan Cadangan Beras Pemerintah.

    5. Melakukan penyediaan multi kualitas, dengan harapan potensi penyerapan pada saat panen gadu dapat ditingkatkan melalui pembelian beras kualitas premium.

    6. Melakukan pembinaan kepada Mitra Kerja Penyediaan dalam rangka membangun hubungan kemitraan yang lebih baik.

    7. Sesuai Inpres Nomor 8 tahun 2011, memberikan fleksibilitas bagi Perum BULOG untuk membeli gabah/beras petani melalui kebijakan penambahan harga sesuai dengan kualitas.

    BULOG melakukan penyediaan gabah dan beras dalam negeri sesuai harga pembelian yang ditetapkan Pemerintah yaitu Rp.5.060,-/kg. Penyediaan dilakukan terutama pada masa panen raya sekitar Maret-Mei. Namun demikian masa penyediaan dapat lebih lama sampai bulan Desember jika situasi produksi sedang baik. Prognosa penyediaan dalam negeri setara beras melalui mekanisme PSO tahun 2011 sesuai RKAP 2011 adalah 2.500.000 ton setara beras yang terdiri dari 1.168.898 ton gabah setara 742.250 ton beras dan 1.757.750 ton beras. Prognosa penyediaan dalam negeri setara beras melalui

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    9

    mekanisme komersial tahun 2011 sesuai RKAP 2011 sebesar 500.000 ton. Sedangkan prognosa penyediaan luar negeri setara beras tahun 2011 sesuai RKAP 2011 sebesar 1.100.000 ton (PSO) dan 350.000 ton (komersial) sehingga prognosa penyediaan beras sebesar 4.450.000 ton. Pada tahun 2011 Perum BULOG berhasil merealisasikan penyediaan beras sebanyak 4.209.376 ton(94,59% dari RKAP) beras terdiri dari penyediaan DN setara beras sebanyak 1.729.490 ton dan penyediaan beras luar negeri sebanyak 2.479.886ton beras (Tabel 1). Penyediaan LN dilaksanakan sesuai Surat Menteri Perdagangan RI Nomor: 1276/M-DAG/SD/9/2010 tanggal 22 September 2010 tentang Persetujuan Impor Beras dan perubahannya Nomor: 19/M-DAG/SD/1/2011 tanggal 10 Januari 2011. Dibanding tahun lalu, jumlah penyediaan tahun 2011 relatif lebih besar dan dimulai lebih awal dibandingkan dengan tahun 2010 (Grafik 2).

    Grafik 2. Penyediaan Gabah dan Beras Dalam Negeri Rata-rata Harian Setiap Minggu Tahun 2011 dibanding Tahun 2010, 2009 dan 2008

    -

    10,000

    20,000

    30,000

    40,000

    50,000

    Mg 1

    Mg 2

    Mg 3

    Mg 4

    Mg 5

    Mg 6

    Mg 7

    Mg 8

    Mg 9

    Mg 10

    Mg 11

    Mg 12

    Mg 13

    Mg 14

    Mg 15

    Mg 16

    Mg 17

    Mg 18

    Mg 19

    Mg 20

    Mg 21

    Mg 22

    Mg 23

    Mg 24

    Mg 25

    Mg 26

    Mg 27

    Mg 28

    Mg 29

    Mg 30

    Mg 31

    Mg 32

    Mg 33

    Mg 34

    Mg 35

    Mg 36

    Mg 37

    Mg 38

    Mg 39

    Mg 40

    Mg 41

    Mg 42

    Mg 43

    Mg 44

    Mg 45

    Mg 46

    Mg 47

    Mg 48

    Mg 49

    Mg 50

    Mg 51

    Mg 52

    (TO

    N)

    Pengadaan Gabah - Beras Dalam Negeri Rata-Rata Harian Setiap Minggu Tahun 2011 dibanding Tahun 2010, 2009 dan 2008 (PSO)

    20082009201020112011 + komersial2010

    2008

    2011

    2009

    Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan jumlah serapan penyediaan tahun 2011. Perum BULOG melakukan beberapa langkah operasional diantaranya adalah : 1. Peningkatan sinergi dan kerjasama dengan stakeholders seperti Kelompok

    Tani, Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), KTNA, Koperasi, PERPADI, MANTIS, Mantri Tani dan petugas penyuluh Pertanian dan Dinas Pertanian dan instansi BUMNseperti PT Pertani, PT Sang Hyang Seri, PT PEN, Inkud,

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    10

    dll) dalam rangka pembinaan kepada petani sekaligus menampung dan mengolah hasil produksinya.

    2. Mengupayakan peningkatkan penyerapan/pembelian gabah/beras secara all-out dengan menempuh strategi total foot ball (jemput bola) yaitu dengan menerjunkan SATGAS ADA untuk membeli langsung kepada petani, kelompok tani dan penggilingan padi.

    3. Melakukan optimalisasi penyerapan penyediaan DN melalui memberikan kebijakan tambahan harga pembelian di atas HPP yang telah dilakukan dalam 6 tahapan: a. Tahap I : terhitung mulai tanggal 23 Maret 2011. Divre di Jawa, Sulsel dan

    NTB sebesar Rp. 200/kg, luar Jawa bervariasi antara Rp. 250 450 /kg. b. Tahap II : diberikan bagi Divre potensial di luar Jawa, yaitu antara Rp. 150

    250 / kg (terhitung mulai tanggal 29 April 2011). Bagi Divre-Divre di Jawa, Sulsel, NTB, Sumsel & Lampung diberikan tambahan harga Rp. 140 / kg. juga tambahan harga untuk pembelian gabah Rp. 130/kg di seluruh wilayah tersebut (terhitung mulai tanggal 3 Mei 2011).

    c. Tahap III : terhitung mulai tanggal 9 Juni 2011 dengan kisaran Rp. 200 250 / kg untuk penyediaan beras dan Rp. 175/kg untuk GKG. Untuk mengoptimalkan pembelian gabah petani/kelompok tani maupun Gapoktan disepakati bahwa UPGB maupun Satgas ADA DN dapat melakukan pembelian GKP dengan tambahan harga maksimal Rp.315/kg di atas HPP. Selanjutnya GKP akan diolah dan diserahkan dalam bentuk GKG dan/atau beras ke gudang BULOG sesuai persyaratan kualitas yang telah ditetapkan.

    d. Tahap IV : terhitung mulai tanggal 3 Agustus 2011 sehingga posisi harga pembelian oleh Perum BULOG adalah Rp.3.500/kg untuk GKP (HPP Rp.2.685/kg); Rp.4.100/kg untuk GKG (HPP Rp.3.345/kg); dan Rp.6.000 Rp.6.100/kg untuk beras (HPP Rp.5.060/kg).

    e. Tahap V untuk Divre Sulsel dan Aceh terhitung mulai tanggal 30 September 2011 sehingga beras menjadi Rp.6.500/kg untuk Divre Sulsel dan Rp.6.600/kg untuk Divre Aceh. Untuk Divre Sumsel dan Sulteng terhitung mulai tanggal 4 Oktober 2011 sehingga harga pembelian beras menjadi Rp.6.500/kg. Untuk Divre Jatim terhitung mulai tanggal 26 Oktober 2011 sehingga harga pembelian beras menjadi Rp 6.500/kg.

    f. Tahap VI untuk Divre Jatim terhitung mulai tanggal 1 Desember 2011 sehingga posisi pembelian beras menjadi Rp.6.800/kg dan untuk Divre Jatim dan Jateng posisi pembelian gabah untuk GKG menjadi sebesar Rp.4.300/kg.

    4. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada mitra penyediaan maupun masyarakat untuk melakukan kontrak penyediaan gabah/beras dalam negeri.

    5. Meningkatkan waktu pelayanan pembelian dengan membuka pintu gudang-gudang BULOG pada hari sabtu dan minggu.

    6. Meningkatkan pelayanan administrasi penyediaan dengan membuka SATGAS Administrasi terutama di daerah-daerah potensial penyediaan yang lokasinya cukup jauh dari kedudukan kantor Divre/Sub Divre.

    7. Meningkatkan intensitas monitoring data luas panen, produksi, rendemen dan kualitas dan harga gabah/beras.

    8. Meningkatkan sinergitas peran Satgas ADA DN dengan UPGB. Satgas ADA DN lebih difungsikan dalam pembelian maupun membangun jaringan

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    11

    pembelian dengan Petani/Poktan/ Gapoktan, sementara UPGB dapat lebih fokus dalam mengolah gabah maupun beras asalan.

    9. Mengoptimalkan sarana dryer yang dimiliki Perum BULOG untuk kegiatan pengeringan gabah milik petani/koptan/ gapoktan utamanya pada saat panen raya yang bertepatan dengan musim penghujan. Gabah yang dikeringkan tersebut selanjutnya dapat dibeli oleh UPGB.

    10. Melakukan pembinaan kepada Mitra Kerja Penyediaan dalam rangka membangun hubungan kemitraan yang lebih baik.

    11. Meningkatkan koordinasi dengan perbankan dalam rangka mempercepat proses pembayaran, meningkatkan jam pelayanan serta pembayaran dapat dilakukan pada hari Sabtu.

    12. Memberikan akses kepada Gapoktan untuk menjadi mitra kerja sehingga dapat langsung menjual gabah/beras ke BULOG.

    2.1.2 Penyaluran

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    12

    Realisasi RKAP Realisasi2011 2011 2010 thdp RKAP thdp 2010Ton Ton Ton o/o o/o

    1 2 3 4 5=2/3 6=2/4

    Raskin 3,364,635 3,147,841 3,074,003 106.89% 109.45%Gol Anggaran - TNI & Polri 26,125 30,000 28,671 87.08% 91.12% - Dephum Ham 21,482 15,000 21,589 143.21% 99.50% - Deptrans 3,001 6,000 3,709 50.02% 80.91% - PNS Otonom 49,537 50,000 47,218 99.07% 104.91% - PNS Pusat 9,741 8,000 10,174 121.76% 95.74% - Depsos 5,016 7,000 5,302 71.66% 94.61%Cad Beras Pemerintah (CBP) 236,946 147,000 52,460 161.19% 451.67%Lainnya & WFP 3,926 13,000 690 30.20% 568.99%

    Total Penyaluran 3,720,410 3,423,841 3,243,817 108.66% 114.69%

    UraianProsentase

    Program Kerja Penyaluran Raskin Tahun 2011 sesuai RKAP tahun 2011 telah ditetapkan sebanyak 3.147.841 ton dan Raskin ke-13 sebanyak 262.320,105 ton jumlah seluruhnya 3.410.161,365 ton. Realisasi Penyaluran Raskin sampai dengan akhir tahun 2011 : Raskin Reguler sebanyak 3.142.020 ton dan Raskin -13 sebanyak 222.615 ton, total Penyaluran Raskin sebanyak 3.364.635 ton atau 98,66 % dari RKAP 2011. Selain Penyaluran Raskin terdapat Penyaluran untuk Golongan Anggaran dari rencana sebanyak 116.000 ton terealisir sebanyak 114.903ton atau sebesar 99,05% dari rencana, dan penggunaan CBP dari rencana sebesar 147.000 ton terealisir sebanyak 236.946 ton atau sebesar 161,19% dari rencana dan penyaluran lainnya dari rencana 13.000 ton terealisir sebanyak 3.926 ton.

    Tabel 2. Realisasi Penyaluran Beras s/d Tahun 2011

    Selama tahun 2008 2011 Raskin telah mencakup seluruh rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2008 (PPLS-08) BPS. Raskin dilaksanakan diseluruh provinsi dengan jumlah titik distribusi lebih dari 49.000 titik distribusi di tingkat Dusun/Desa/Kelurahan atau Kecamatan. Jumlah rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) tahun 2008 yaitu : 19,1 juta RTS, tahun 2009 : 18,5 juta RTS, tahun 2010 dan tahun 2011 : 17,5 juta RTS. Penyaluran Raskin selama 4 tahun (2008 2011) pada Tabel 4 berikut ini :

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    13

    Tabel 3. Realisasi Penyaluran RASKIN Tahun 2008 s/d Tahun 2011

    Jumlah KK Miskin 19,100,905 18,497,302 17,483,989 17,488,007KK Sasaran 19,100,000 18,497,302 17,488,007 17,488,007% KK Sasaran Thd Total 100.00 100.00 100.02 100.00Durasi (Bulan) 12 12 12 12Jatah RTS (Kg/bln) 15 15 13 (Jan - Mei) 15

    15 (Juni- Des)15 (Raskin ke-13) 15 (Raskin ke-13)

    Pagu Alokasi *) 3,342,500 3,329,514 3,235,281 3,410,161Realisasi 3,236,644 3,254,103 3,074,003 3,364,635% Real thd Alokasi 96.83 97.74 95.02 98.66

    *) Pagu Alokasi tahun 2011 dan 2010 sudah termasuk penyesuaian atas Raskin ke-13 sebanyak 262.320 ton dengan realiasasi pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing

    sebanyak 238.133 ton dan 140.669 ton.

    Tahun 2008 2009 2010 2011

    Pada periode 2008-2011, Raskin telah disalurkan lebih dari 95% dari pagu yang ditetapkan. Realisasi penyaluran Raskin tahun 2011 mencapai 98,66% dari pagu, tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya pada periode 2008-2011. Untuk meningkatkan pelayanan pendistribusian Raskin kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) telah dikembangkan pola distribusi yaitu dengan diberikan pilihan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menggunakan salah satu dari tiga alternatif yaitu : melalui (1) Kelompok Kerja (aparat desa dan kelompok kemasyarakatan); (2) Warung Desa (milik Desa/Kelurahan maupun swasta yang ditunjuk); atau melalui (3) Kelompok Masyarakat (Pokmas) baik dari RTS maupun anggota masyarakat lainnya. Pengembangan pola distribusi selain dapat meningkatkan kinerja RASKIN sesuai dengan 6 Tepat (6T) juga diharapkan dapat meningkatkan tranparansi, pemberdayaan masyarakat dan penyetoran HPB. Diantara tiga alternatif tersebut, pola distribusi melalui Kelompok Kerja merupakan pola yang dipilih dan dilaksanakan hampir di seluruh wilayah nusantara. Ketentuan dan tata cara mekanisme penyaluran khususnya pola reguler melalui Pokja telah dijabarkan dalam Pedoman Umum (Pedum) Raskin 2011. Pelaksanaan penyaluran Raskin 2011 juga tidak lepas dari berbagai kendala yang menyebabkan tidak tercapainya penyaluran 100% serta mempengaruhi kinerja penyaluran Raskin, khususnya dalam pencapaian 6 T, antara lain adalah : 1. Kendala kondisi geografis yang sulit, kondisi medan yang berat dan

    infrastruktur/sarana transportasi yang terbatas seperti di Papua, Maluku, beberapa wilayah di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.

    2. Kurang optimalnya dukungan dari Pemerintah Daerah, terutama dukungan dana pendamping untuk Program Raskin. Dana pendamping ini sangat diharapkan untuk membantu distribusi Raskin dari Titik Distribusi (TD) ke Titik Bagi/RTS-PM atau untuk hal lain yang dapat membantu keberhasilan Program Raskin.

    3. Penolakan Pemerintah Daerah (Pemkab MukoMuko, Provinsi Bengkulu dan Pemkot Tangerang, Provinsi Banten) untuk menyalurkan Raskin. Pemkab

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    14

    MukoMuko tidak menyalurkan Raskin sejak tahun 2007. Raskin Kota Tangerang tahun 2011 hanya tersalur sebesar 17,30% dari pagu Raskin 2011 yang disalurkan hanya pada periode April-Juli 2011.

    4. Masih terdapat tunggakan pembayaran HPB Raskin. 5. Masih terdapat praktik pembagian rata Raskin (Bagito) yang menyebabkan

    RTS-PM menerima Raskin kurang dari 15 kg.

    2.1.3 Persediaan

    Hal ini menggambarkan tingkat ketahanan stok yang aman. Stok ini tersebar di seluruh gudang BULOG dengan variasi ketahanan stok terhadap penyaluran rutin yang berbeda-beda. Dalam rangka menjaga ketahanan stok di masing-masing daerah maka Perum BULOG melakukan penyebaran stok dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit. Realisasi penyebaran stok beras tahun 2011 melalui movenas sebanyak 859.054 ton dan movereg sebanyak 801.761 ton. Untuk mendukung penyebaran stok yang merata, strategi penyebaran stok yang akan dilaksanakan di tahun 2011 adalah1) Pengintegrasian mekanisme dan proporsi pengadaan lokal, regional dan pola movenas/movereg secara optimal; 2) Penurunan proporsi jumlah move terhadap kebutuhan penyaluran setempat; 3) Modernisasi dan mekanisasi sistem handling penyediaan, packing, pengangkutan dan penyimpanan; dan 4) Peningkatan sistem Perawatan kualitas dan penanganan beras turun mutu. Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola BULOG adalah stok milik Pemerintah yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat yang mengalami keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana dan untuk mengendalikan gejolak harga beras. Mengantisipasi meningkatnya kebutuhan beras sebagai dampak dari terjadinya bencana alam dan antisipasi terhadap penugasan stabilisasi harga beras melalui operasi pasar, maka pada tahun 2011 pemerintah telah memberikan dana tambahan Cadangan Beras Pemerintah

    Dengan dimulainya pengadaan DN lebih awal pada tahun 2011 dan terealisasinya carry over pengadaan LN tahun 2010, berimbas terhadap relatif besarnya jumlah stok yang dikelola Perum BULOG pada akhir Tahun 2011 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2010. Stok beras yang dikelola Perum BULOG akhir tahun 2011 sebanyak 1.033.820 ton terdiri atas stok untuk keperluan kegiatan pelayanan publik sebanyak 877.363 ton dan stok untuk kegiatan komersial sebanyak 156.457 ton. Stok tersebut termasuk stok CBP dan cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran rutin selama 3,33 bulan.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    15

    (CBP) sebesar Rp 1.000.000.000.000,- atau setara beras sebanyak 155.038 ton. Sedangkan untuk penggunaannya direncanakan sebanyak 147.000 ton, yang terdiri dari bencana alam sebanyak 56.300 ton dan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga beras sebanyak 90.700 ton. Tahun 2011 penggunaan beras CBP telah mencapai 236.946 ton, yang terdiri dari bencana alam sebanyak 14.992 ton dan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga beras sebanyak 221.955 ton.

    Grafik 3. Perkembangan Stok Setara Beras yang dikelola BULOG Tahun 2011 dibanding Tahun 2010, 2009, 2008 dan 2007

    2.1.4 Analisa Harga dan Pasar Pada tahun 2011 Perum BULOG telah melakukan beberapa kegiatan Analisa Harga dan Pasar dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan yaitu : 1. Peningkatan penyediaan data dan informasi harga secara lebih dini dan

    akurat Kegiatan ini meliputi pencarian data dan informasi dari instansi lain di luar BULOG utamanya yang berkaitan langsung dengan Operasional BULOG. Pengumpulan data dan informasi secara sekunder dilakukan melalui penyediaan data pendukung eksternal setiap bulan melalui pembelian data dan informasi dari instansi di luar Perum BULOG. Penyediaan data juga dilakukan melalui Internet, hasil/risalah rapat, dan pembelian buku dan data langsung ke sumber data. Beberapa instansi yang menjadi sumber data eksternal Divisi Analisa Harga dan Pasar antara lain: Badan Pusat Statistik untuk data harga, produksi dan indikator ekonomi lainnya; Kementerian Pertanian untuk data luas tanam, panen dan produksi; Kementerian Pekerjaan Umum untuk data situasi dan kondisi waduk

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    16

    dan ketersediaan air; Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi untuk data perkiraan curah hujan dan iklim; Kementerian Perdagangan untuk data harian harga beras nasional dan lainnya. Untuk menyeimbangkan informasi tersebut, Divisi Analisa dan Harga Pasar melakukan pemantauan lapangan di daerah produsen padi pada saat tanam, panen raya dan gadu dengan melibatkan instansi terkait terutama Badan Pusat Statistik (BPS). BPS dilibatkan untuk memberikan pemahaman yang sama antara kebutuhan operasional dengan indikator yang akan dicatat BPS sebagai satu-satunya lembaga yang diakui keabsahan datanya. Pelaksanaan pemantuan lapangan juga sekaligus sebagai upaya pengamatan dan evaluasi terhadap harga gabah di bawah HPP pada tahun 2011 terutama di daerah-daerah produsen sebagai langkah antisipasi adanya anomali produksi, antara lain: Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, dan Sulawesi Selatan. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi apabila terjadi kenaikan/penurunan harga yang memerlukan langkah operasional yang cepat dan tepat. Selain dengan jaringan yang sudah ada dan resmi secara institusi (BPS), juga dilakukan pengembangan jaringan non BPS sebagai bagian dari early warning system. Pada Februari - Maret 2011 dibentuk Tim Operation Room yang bertujuan untuk mencari data langsung (primer) dari masing-masing daerah dan melakukan analisa dengan membandingkan data hasil pengamatan BPS. Selain personil Divisi Analisa Harga dan Pasar, Tim ini juga beranggotakan Divisi lain. Mulai April 2011, jaringan yang sudah ada tetap diaktifkan tanpa pembentukan tim lagi. Masing-masing staf Divisi Analisa Harga dan Pasar memiliki tanggung jawab atas beberapa Divre untuk mendapatkan informasi terkini. 2. Pemetaan Daerah Rawan Harga Jatuh Salah satu tugas Perum BULOG dalam menjaga Harga Pembelian Pemerintah adalah memberikan informasi yang akurat tentang situasi produksi dan pasar beras. Untuk itu, Divisi Analisa Harga dan Pasar menyusun peta pola tanam, pola panen, realisasi tanam dan panen dengan basis per Sub Divre/Kabupaten. Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui potensi ancaman harga dibawah HPP pada suatu daerah. Dan selanjutnya diupayakan solusinya. Kendala yang dihadapi adalah pengumpulan data yang berbasis Kabupaten. Sampai dengan berakhirnya tahun 2011 baru berhasil mengumpulkan data berbasis Kabupaten untuk wilayah Jawa, sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Sedangkan wilayah lain masih berbasis provinsi dengan data sasaran tingkat provinsi. Pada awal tahun, telah dilakukan kerjasama dengan BPS dalam kegiatan Survei Volume Peredaran Beras yang bertujuan untuk melihat besarnya market share dari beras Operasi Pasar dan kemungkinan memasukkan beras OP atau yang sejenis pada pencatatan BPS. Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap 147 kabupaten sampel serta 66 kota pencatatan inflasi. Hasil survei telah disampaikan dan dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) hasil pelaksana Survei Volume Peredaran Beras pada bulan Februari 2011.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    17

    3. Survey Pasar

    Selain itu, dilakukan juga pemantauan harga beras pada musim paceklik, karena pada periode tersebut umumnya harga beras mengalami kenaikan yang cukup tajam dan memberikan dampak kenaikan juga pada barang pokok lain yang menjadi substitusi beras. Kegiatan-kegiatan tersebut masih terus dilaksanakan karena fluktuasi harga komoditi pokok lain akan saling mempengaruhi harga beras. Program pendukung berupa aplikasi model statistik sebagai alat analisa untuk bahan dasar pengambilan keputusan operasional pangan pokok belum dapat dilaksanakan karena adanya kendala pemilihan model yang dirasakan dapat diterapkan dengan mudah dalam operasional sehari hari. Penyusunan Bunga Rampai Tentang Perilaku Harga Gabah dan Beras Terhadap Operasional Beras hingga berakhirnya tahun 2011 sedang dalam proses penyiapan. 4. Penguatan Terhadap Akses Data Dan Informasi Kepada Pemerintah Di

    Bidang Pangan Pokok. Integrasi data Pelayanan Publik lintas divisi sebagai bahan penyusunan laporan manajerial harian, bulanan, triwulan, semester dan tahunan sudah dilaksanakan dalam bentuk laporan manajerial harian. Data manajerial harian dilaporkan kepada pimpinan dua kali setiap hari. Hasil integrasi data tersebut dihimpun dan direkam dalam statistik BULOG. Data-data yang sudah distatistikkansebagian mulai disusun dalam bentuk electronic data dan dapat diupload dalam jaringan intranet bulog.net. Perum BULOG turut berpartisipasi aktif dalam forum eksternal guna memperkuat akses data dan informasi antara lain dengan: TPI (Tim Pengendalian Inflasi), Tim NBM (Laporan Posisi Keuangan Bahan Makanan), Pokja G-33 WTO, Kajian Kebijakan Pangan Kantor Menteri Perekonomian, serta menjalin kerjasama bersama Perguruan Tinggi Negeri seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Gadjah Mada. Data yang sudah terkumpul dapat digunakan untuk bahan Rapat Direksi pada kegiatan pertemuan serta rapat dengan pihak ekternal (Rakortas, Sidang Kabinet serta rapat di beberapa instansi lainnya).

    Kegiatan yang dilakukan antara lain pengumpulan dan analisa data harga komoditi pangan pokok (beras), baik secara eceran maupun grosir. Pemantauan dilakukan di pasar tradisional dan pasar pantauan BPS serta ditingkatkan intensitasnya pada hari-hari besar keagamaan/HKBN.

  • Laporan Manajemen Tahun 2011 (Audited)

    18

    Guna memudahkan proses analisa, data yang terkumpul akan dikompilasi dalam bentuk buku Statistik 2005-2010 (eksternal) dan 2009 2011 (internal), yang sedang dalam proses penyusunan. 5. Peningkatan Kemampuan Market Intelijen Untuk memperkuat kemampuan market intelijen para personil yang melakukan Analisa Harga dan Pasar telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan pada pertengahan bulan Juli 2011, yang juga mengundang narasumber eksternal maupun internal BULOG. Dalam rangka menyamakan persepsi setiap personil yang bertugas dibindang Analisa Harga dan Pasar telah dilakukan pemutakhiran (update) Buku Pedoman Analisa Harga dan Pasar 2012. 2.2 Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha Perum BULOG sebagai BUMN, selain ditugaskan untuk melaksanakan tugas Pemerintah di bidang logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras serta usaha logistik sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, juga ditugaskan untuk melakukan pengembangan usaha komersial yang berorientasi mendapatkan pendapatan dari hasil usahanya. Dengan melihat tugas yang diberikan Pemerintah tersebut, maka pada tahun 2011 merupakan tahun kelima tahap profitabilitas Perum BULOG dengan sasaran implementasi usaha bisnis jangka panjang dalam bidang industri pangan berbasis beras. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan industri beras sebagai core business perusahaan serta industri pangan lainnya secara selektif. Kegiatan komersial pada tahun 2011 sebagaimana tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan melalui usaha perdagangan, usaha industri dan usaha jasa. Usaha perdagangan dilaksanakan pada komoditi beras dan gula. Bidang usaha industri tetap menitikberatkan pada usaha processing gabah-beras melalui UPGB-UPGB yang dimiliki perusahaan dan bisnis bahan pangan alternatif non beras sesuai RJPP tahun 2009-2013 yaitu perdagangan jagung. Bidang jasa masih melanjutkan unit-unit bisnis yang selama ini telah berjalan, yaitu unit bisnis usaha jasa angkutan (ujasang), unit bisnis usaha jasa survei dan pemberantasan hama (ujastasma) serta unit bisnis optimalisasi aset. Kegiatan komersial dilaksanakan melalui usaha perdagangan, usaha industri dan usaha jasa. Kegiatan pengembangan usaha yang dilaksanakan pada tahun 2011 antara lain perdagangan beras, gula, usaha industri, jasa angkutan, jasa pemberantasan hama dan lain-lain. Perdagangan beras dilakukan dengan mekanisme pembelian beras premium melalui importasi dan dipasarkan ke pasar umum dalam rangka mengendalikan harga beras premium sesuai harga pasar untuk dijual ke pasar umum melalui saluran pemasaran perdagangan antar divre, perdagangan pasar grosir. Pelaksanaannya akan melibatkan pihak-pihak.

  • Laporan Ma