laporan suratman

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Pelaksanaan Praktek Industri sebagai wujud kebijakan Link and Macth, Prosesnya dilaksanakan pada dua tempat.Aspek normatif dan adaftif. Kurikulum SMK akan dipelajari oleh peserta didik di sekolah, sedangkan aspek produktif yang lebih di tekankan pada orientasi pasar dilaksanakan di dunia usaha atau industri. Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu SMK dan tamatannya, sehingga tercapai relevansi antara dunia pendidikan dengan lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Penyelenggaraan praktek di industri di maksudkan agar siswa SMK memiliki kemampuan profesional dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( SDM ). Kemampuan yang di maksudkan meliputi pengorganisasian dan implementasi pekerja, komunikasi dan kerja sama, penerapan teknik dan metode kerja serta kemandirian dan tanggung jawab. Untuk mengetahui perkembangan siswa yang mengikuti praktek kerjaindustri di perlukansuatuperangkat yang dapatmemberikaninformasikepadapenyusunlaporanini, PembimbingIndustridan guru 1

Upload: beni-ramadhan

Post on 13-Dec-2014

139 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN SURATMAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Kerja Industri

Pelaksanaan Praktek Industri sebagai wujud kebijakan Link and Macth,

Prosesnya dilaksanakan pada dua tempat.Aspek normatif dan adaftif. Kurikulum

SMK akan dipelajari oleh peserta didik di sekolah, sedangkan aspek produktif

yang lebih di tekankan pada orientasi pasar dilaksanakan di dunia usaha atau

industri. Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu SMK dan

tamatannya, sehingga tercapai relevansi antara dunia pendidikan dengan lembaga

yang membutuhkan tenaga kerja.

Penyelenggaraan praktek di industri di maksudkan agar siswa SMK

memiliki kemampuan profesional dalam rangka meningkatkan kualitas sumber

daya manusia ( SDM ). Kemampuan yang di maksudkan meliputi

pengorganisasian dan implementasi pekerja, komunikasi dan kerja sama,

penerapan teknik dan metode kerja serta kemandirian dan tanggung jawab.

Untuk mengetahui perkembangan siswa yang mengikuti praktek

kerjaindustri di perlukansuatuperangkat yang

dapatmemberikaninformasikepadapenyusunlaporanini, PembimbingIndustridan

guru

pembimbing.Olehkarenaitumaksudpenyusunanlaporaniniuntukmemenuhikebutuh

antersebut.

B. Tujuan Pelaksanaan Praktek KerjaIndustri

Setiappendidikan, baikFofmalmaupun Non Formal mempunyaitujuan yang

sama. Yaituuntukmeningkatkanmutudankualitassumberdayamanusiamaka di

adakanpraktekkerjaindustri.

Adapuntujuan di laksanakanprakerinyaitu.

1

Page 2: LAPORAN SURATMAN

I.1 Tujuan Khusus

Pelaksanaan praktek kerja lapangan ( PKL ). Merupakan salah satu syarat

bagi siswa SMK untuk mengikuti pelaksanaan ujian nasional (UN).

I.2.Tujuan Umum

1. Pelaksanaan praktek kerja lapangan ( PKL ) juga merupakan suatu

akselerasi antara dunia industri dengan dunia pendidikan.

2. Meningkatkan, memperluas dan memanfaatkan keterampilan siswa

sehingga menambah bekal dikemudian hari.

3. Mendorong siswa agar mampu berjiwa wiraswastan dan mampu

mandiri.

4. Dapat melatih disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

yang diberikan kepadanya.

Dalam melakukan pelaksanaan sehari-hari tugas pokok dan fungsi juga

mencakup penjualan,oleh karena itu pada masa sekarang pembahasan selanjutnya

mencakup bidang struktur organisasi pada BengkelMulia Jaya.

STRUKTUR ORGANISASI BENGKEL MULIA JAYAKM 35

2

Kepala Bengkel

KLIWON

EWIN

Anggotabengkel

KepalaMekanik

JOKO

RIZAL

Page 3: LAPORAN SURATMAN

BAB II

KEGIATAN PLAKSANA’AN PRAKTEK KERJA

INDUSTRI

A.SISTEM REM

II.1. PENGERTIAN SISTEM REM

Sistem rem (brake system) merupan system yang terdapat pada setiap

kendaraan untuk mengurangi (memperlambat) dan menghentikan laju

kendaraan.Hal ini dapatdilaKukan dengan memutuskan putaran mesin ke roda

melalui transmisi (clutch) atau jalan mematikan mesin.

Syarat-syarat sistem rem

Dapat bekerja dengan baik dan cepat.

Apabila beban pada semua roda sama,maka daya pengereman harus

sama atau gaya pengereman harus sebanding dengan beban yang

diterima oleh masing-masing roda.

Mempunyai daya yang cukup.

Jika mengalami kerusakan,mudah disetel dan diperbaiki oleh

pengemudi

Fungsi Rem adalah

Mengurangi kecepatan(memperlambat)dan menghentikan kendaraan.

Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.

Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman.

3

Page 4: LAPORAN SURATMAN

Prinsip Rem

Prinsip rem adalah merubah energi gerak menjadi energi

panas.Umumnya,rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan

melawan sistem gerak putar.Efek pengereman (bracking efeck)diperoleh dari

adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek atau benda.

Komponen-Komponen Sistem Rem

1.PedalRem

Pedal rem merupakan tempat

bertumpunya kaki ketika

mengerem .Tekanan dari pedal rem akan

diteruskan kesilinder utama.

Gambar. 1,6. Pedal rem

Cara kerja pedal rem didasarkan pada prinsip tuas yang berubah tekanan

pedal rem yang kecil menjadi besar.

2.Penguat Tenaga Rem (Booster)

Booster berfungsi untuk

melipat gandakan daya penekanan

pedal,sehingga daya pegereman yang

lebih besar dapat diperoleh.

Gambar.1,7. Booster rem

Prinsip Kerja

Bila vakum bekerja pada kedua piston,maka piston akan terdorong

kekanan oleh vegas.Bila tekanan atmosfer masuk keruang A,maka piston bergerak

kekiri menekan vegas karena adanya perbedaan tekanan,menyebabkan batang

piston menekan piston master silinder.

4

Page 5: LAPORAN SURATMAN

Kontruksi

1. Bagian dalam booster dihubungkan dengan pompa vakum(diesel)atau

intake manifold (bensin) melalui check valve.

2. Check valve berfungsi sebagai katup satu arah yang hanya

memungkinkan udara yang mengalir dari booter ke vacuum pump.

3. Ruang boster terbagi menjadi dua bagian oleh diagram,yaitu constant

presure chamber dan variable presure chamber.

4. Pada control valve mechanism terdapat air valve dan vakum valve.

5. Valve operating rod dihubungkan kepedal rem.

3.Master Silinder

Master silinder berfungsi

untuk meneruskan tekanan

pengereman dari pedal kereservoir

dan mengatur jumlah minyak rem

yang mengalir kepipa minyak sesuai

dengan tekanan pengereman.

Gambar. 1,8. Master silinder

Ada dua type master silinder:

Yaitu:tunggal dan ganda (tandem)pada umumnya pada sistem rem

digunakan master silinder tipe ganda (tandem)yang mempunyai keuntungan bila

salah satu sistem tidak bekerja,tetapi sistem lain tidak berfungsi dengan baik.

Pada piston penggerak roda belakang,piston no.1untuk roda depan dan

piston no.2 untuk roda belakang.Pada kendaraan pengerak roda depan,terdapat

beban tambahan pada roda depan,untuk mengatasi hal ini digunakan diagonal

splik hidraulic system.

Cara kerja:

Saat pedal rem diinjak.Piston no.1 bergerak ke kiri dan piston cup

menutup compengsating port,sehingga menyebabkan tekanan hidrolik dalam

silinder bertambah dan tekanan ini di teruskan ke whel cylinder kembali

kereservoir.

5

Page 6: LAPORAN SURATMAN

Pada beberapa master silinder terdapat outlet check valve yang berfungsi

untuk mempertahankan tekanan pipa pada rem (1 kg/cm2) untuk mencegah

terlambatnya pengereman.

4.Reservoir

Reservoir berfungsi untuk tempat

penampungan minyakrem.Reservoir ada yang

menjadi satu dengan master silinder dan ada yang

terpisah.

Gambar. 1,9. Reservoir

5.Pipa Minyak Rem

Pipa minyak rem yang berfungsi

untuk mengalirkan minyak rem master

silinder ke master.

Gambar. 1,10. Rangkain Pipa Minyak Rem

Cara kerja:

Karna adanya tekanan dari master silinder maka minyak rem yang berada

di reservoir akan turun keselang-selang menuju silinder roda.

6

Page 7: LAPORAN SURATMAN

6.Silinder Roda

Ada dua type silinder roda (whel

silinder):doube piston dan single piston.Bila

timbul tekanan hidrolis pada master silinder

maka akan menggerakkan piston cup,piston

akan menekan kearah sepatu rem,kemudian

menekan tromol rem.

Gambar.1,11. Silinder Roda

Apabila rem tidak bekerja,piston akan kembali keposisi semula,karena

kekuatan pegas pembalik sepatu rem.

Bleeder plug berfungsi sebagai baut pembungan udara yang terdapat pada

sistem rem.

II.2. Komponen-Komponen Rem Cakram

1.Piringan Cakram

Rem cakram terdiri

dari:cakram yang terbuat dari besi

tuang yang berputar dengan roda,dan

disc ped yang berfungsi untuk

mendorong dan menjepit cakram.

Gambar. 1,12. Piringan cakram

Daya pengereman dihasilkan karena gesekan antara disc ped dan disc rotor.

7

Page 8: LAPORAN SURATMAN

Ada Tiga Type Piringan Cakram

Gambar. 1.13. Tipe piringan cakram

2.Ped Rem

Pad (disc pad) terbuat dari campuran metalic viber dan serbuk besi,yang

disebut semi-metallic disc pad.

Pada pad diberi celah untuk menunjukan tebal batas pad yang diijinkan

(mempermudah pemeriksaan).

Pada beberapa pad terdapat antisquel shim yang berfungsi untuk

mencegah bunyi saat pengereman,dan pad wear indicator untuk

menginpormasikan keausan pad yang sudah tipis.

Ada Dua Type Pad Rem

Gambar. 1.14. Tipe-tipe pad rem

8

Page 9: LAPORAN SURATMAN

3.Kaliper

Gambar. 1.15. kaliper

Kaliper berfungsi untuk bertum-puhnya piston rem.Pada saat piston rem

bekerja.

Cara Kerja:

Tekanan hidraulis dari master cilinder mendorong piston (A) dan

selanjutnya menekan disc.Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad

(B) menyebabkan kaliper bergerak kekanan dan menjepit cakram dan terjadilah

pengereman.

II.3. Komponen-Komponen Rem Tromol

Pada rem tromol,kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem

yang diam menekan bagian dalam tromol yang berputar.

1.Backing Plate

Backing plate terbuat dari baja

press,karena sepatu rem terkait pada backing

plate,maka aksi daya pengereman tertumpuh

pada backing plate.

Gambar. 1.16. Backing plate

9

Page 10: LAPORAN SURATMAN

2.Tromol

Tromol yaitu bagian lubang dalam yang

terdapat pada roda kendaraan.Suhu tromol pada

waktu pengereman mencapai 200-

300oC,sehingga bahan tromol harus mudah

menghantarkan panas

Gambar. 1.17. Tromel rem

3.Sepatu Rem Dan Kanvas Rem

Sepatu rem terbuat dari plat

baja kanvas rem dipasang dengan

cara dikeling atau dilem.

Gambar. 1,18. Sepatu rem

Kanvas terbuat dari campuran fiber metalik,braas,plastik dan sebagainya.

Kanvas harus mempunyai koefesien gesek yang tinggi dan harus dapat

menahan panas dan aus.

Kanvas merupakan media pengereman yang bergesekan langsung dengan

tromol.

10

Page 11: LAPORAN SURATMAN

4.Silinder Roda

Gambar. 1.19. Tipe silinder roda

Ada dua type silinder roda (whell silinder):double piston dan single

piston.Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder,maka akan mengerakan

piston cup,piston akan menekan kearah sepatu rem,kemudian menekan tromol

rem.

Apabila rem tidak bekerja,piston akan kembali keposisi semula karena

kekuatan pegas pembalik sepatu rem.

Bleder plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada

sistem rem.

II.4. Ada Beberapa Type Rem Tromol

A.Type Leading Trailing

Gambar. 2,0. Rem tromol tipe trailing

11

Page 12: LAPORAN SURATMAN

B.Type Dual Two Leading

Gambar. 2,1. Rem tromol tipe two leading.

C.Type Uni-Servo

Gambar.2,2. Rem tromol tipe uni-servo

D.Type Duo- Servo

.

Gambar. 2,3. Rem tromol tipe duo-servo

12

Page 13: LAPORAN SURATMAN

II.5. Komponen-Komponen Rem Parkir

1.Urain

Rem parkir (parking brake) terutama diggunakan untuk memarkirkan

kendaraan.Rem parkir terbagi menjadi dua:

1. Tipe roda belakang.

2. Dan tipe center brake.

Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang ,dan kendaraan

truk atau niaga menggunakan tipe center niaga.

2.Kontruksi Rem Parkir

Gambar.2,4. Kontruksi rem parkir

Cara Kerja:

Mekanisme kerja pada dasarnya sama untuk tipe rem parkir roda belakang

dan tipe center brake.Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat

duduk pengemudi.Dengan menarik tuas rem parkir,maka rem bekerja melalui

parking brake cable,intermediate lever,pull rod,equalizer,parking brake cable kiri

dan kanan.

Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan tuas

rem,untuk memudahkan penyetelan.Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas

ke tromol rem subassembly.Pada rem parkir roda belakang,dibagian tengah kabel

diberi equalizer untuk menyamakan daya kerja pada roda kiri dan kanan.Tuas

intermediate di pasang untuk menambah daya pengoperasian.

13

Page 14: LAPORAN SURATMAN

4.Bodi Rem Parkir

Gambar. 2,5. Bodi rem parkir

A.Rem Parkir Tipe Roda Belakang

1. Tipe Rem Parkir Sharing

Pada tipe rem parkir

ini,sepatu rem akan mengembang

oleh brake shoe lever dan shoe struk

Gambar. 2,6. Rem parkir tipe sharing.

2. Tipe Rem Parkir Devoted

Pada tipe rem parkir ini,tromol rem

terpisah dari disc brake belakang.

Cara kerjanya sama dengan tipe rem

parkir seperti pada tromol rem

Gambar. 2,7. Rem parkir tipe devoted

14

Page 15: LAPORAN SURATMAN

II.6. Gangguan-Gangguan pada Komponen Rem

Apabila pengereman tidak sempurna,kemungkinan dapat terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan (misalnya,menabrak atau tergiling).Untuk itu pesawat rem

harus di periksa sewaktu-waktu.Pemeriksaanpemeriksaan yang di lakukan di

antaranya meliputi hal-hal berikut.

1.Kebebasan pedal rem.

2.Kebebasan lapisan rem dengan tromolnya atau cakramnya.

3.Minyak rem.

Gangguan yang sering di alami pesawat rem adalah sebagai berikut.

1.Rem bekerja tidak teratur.

1.Langkah bebas sepatu-sepatu rem tidak sama.

2.Pelapis rem telah aus.

3.Sepatu rem atau mekanik penggerak sepatu rem macet.

4.Terdapat udara di dalam pipa-pipa rem.

5.Pemakaian minyak rem tidak cocok.

6.Silinder rem tidak bulat.

2.Sepatu-sepatu rem macet.

1.Pegas-pegas sepatu rem terlalu kendor.

2.Penyetelan terlalu rapat.

3.Batang rem atau kabel em terlalu pendek.

4.Injakan pedal rem tidak mau kembali dalam sikap bebas.

5.Torak dalam silinder rem utama atau silinder roda macet.

6.Sepatu-sepatu rem mekanik penggerak macet.

3.Daya rem tidak cukup.

1. Terlalu banyak langkah bebas.

2. kekuatan rem dalam menarik tidak sama.

15

Page 16: LAPORAN SURATMAN

3. Sistem boster rusak atau tidak bekerja.

4. piston karet dalam silinder rem utama dan silinder roda bocor.

5. Pipa rem atau sambungan sistem rem bocor.

B. ENGINE

A.TUNE-UP

II.1. PENGERTIAN TUNE-UP

Sebelum kita melakukan pekerjaan tune-up kita harus tau apa itu tune-up.

Tune-up adalah service yang berupa pemeriksaan, penyetelan, penggantian

komponen, dan perawatan mesin. Sebenarnya , tune-up mencakup service mesin

saja, tidak termasuk chasis, pemindah tenaga, dan kelistrikan bodi.

Meskipun mesin saja, banyak sekali komponen yang harus disetel, masing-

masing komponen tersebut saling berkaitan , sehingga tune-up sebaiknya

dikerjakan berurutran agar tidak mengulangi pekerjaan yang tidak perlu.

Tune-up merupakan service yang paling sering dilakukan dibandingkan

dengan jenis service mobil yang lain, seperti over houl, spooring, dan balancing.

Tune-up merupakan service yang bertujuan untuk mengembalikan tenaga mobil

agar sesuai dengan standarnya. Jadi tune-up merupakan service penting sebuah

mobil sebelum service lainya.

Pekerjaan tune-up harus sesuai dengan prosedurnya. Tanpa mengikuti

urutan yang benar, hasil tune-up tidak akan banyak mengalami pengulangan

pekerjaan.

Pekerjaan Tune-up

II.2. Memeriksa Air Radiator

Sebelum

tune-up dimulai,

terlebih dahulu air

radiatornya kita

periksa. Buka tutup

16

Page 17: LAPORAN SURATMAN

radiator dari lubang pengisian air.Jika jumlah air radiatornya Gambar.2.

1. Radiator

kurang, tambahkan air yang bersih.

Volume air radiator dikatakan cukup jika ketinggiannya mencapai batas

bawah leher tutup radiator. Jangan menghidupkan mesin dalam keadaan air

radiator kurang, karena mesin akan menjadi sangat panas.

Waktu pemeriksaan air radiator, periksa juga kualitas airnya, juka kotor,

sebaiknya diganti dengan yang baru. Jika airnya berminyak, berarti terjadi

kebocoran oli yang menuju system pendinginan air. Periksa juga kemungkinan

terjadinya air pendingin dengan melihat ada tidaknya rembesan diluar radiator.

II.3. Memeriksa Oli Mesin

Setelah memeriksa air radiator, tahap berikutnya adalah memeriksa oli

mesin, jika oli mesin diperiksa setelah tune-up selesai, hasil tune-up tidak akan

maksimal karena kondisi oli mesin berpengaruh terhadap suhu kerja mesin. Selain

itu, oli mesin juga berpengaruh terhadap bunyi mesin. Jika oli mesin sangat kotor,

encer, atau kurang, bunyi mesin akan menjadi kasar. Hal ini akan berpengaruh

terhadap putaran stasioner dan idel.

Pemeriksaan oli mesin meliputi volume oli dan kondisi oli. Volume oli

harus batas minimal yang ditentukan. Jika oli mesin kurang, tambahkan oli yang

kentalnya sama. Sebaiknya oli yang ditambahkan tersebut mereknya sama atau

menghindari reaksi kimia yang dapat merugikan kondisi dan kerja mesin.

II.4.Kondisi Visual Mesin

Selesai memeriksa oli mesin, jangan langsung menghidupkan mesin. Aman

dengan teliti kondisi visual mesin. Pastikan bahwa mesin benar-benar aman untuk

dihidupkan.

17

Page 18: LAPORAN SURATMAN

kondisi mesin secara visual termasuk tindakan pencegahan kecelakaan

yang harus dilakukan sebelum tune-up.

Mesin dikatakan aman untuk dihidupkan jika pemeriksaan mesin

menunjukan hasil sebagai berikut.

1. Tidak ada kabel yang tersangkut.

2. Tidak ada kabel busi yaang tidak terpasang.

3. Pemasangan kabel busi sudah benar sesuai dengan urutan

pengapiannya.

4. Tidak ada peralatan apapun yang terletak diatas mesin.

5. Tidak ada kabel yang mengalami hubungan singkat.

6. Oli dan air radiator cukup.

II.5. Menghidupkan Mesin

Setelah mesin siap dihidupkan dan aman dari kemungkinan adanya

bahaya, hidupkan mesin pada putaran stasiner, beberapa menitkemudian

tambahkan putarannya jika diperlukana. Jangan menghidupkan mesin langsung

pada putaran tinggi, karena pelumasan belum sampai keselurah komponen mesin,

untuk mencegah keausan pada komponen. Untuk keperluan menganalisis

kerusakan mesin, selama mesin hidup perhatikan tiga hal sebagai berikut.

1. Bunyi Mesin

Bunyi mesin yang timbul saat menghidupkan mesin adalah:

1. Ledakan akibat pembakaran

2. Getaran komponen

3. Gesekan

4. Aliran gas

5. Ketukan (pukulan)

6. Loncatan bunga api

2. Getaran Mesin

18

Page 19: LAPORAN SURATMAN

Perhatikan getaran mesin salama hidup pada putaran stasioner. Mesin yang

normal tidak memiliki getaran yang kasar. Jika diamati, pada waktu mesin

dinyalakan , bodi mesin tersebut tidak bergetar kecuali kabel-kabel businya yang

sedikit bergetar. Jika getaran mesin agak kasar,berarti terdapat gangguan pada

proses pembakaran atau komponen-komponennya. Getaran yang kasar disebabkan

oleh hal-hal berikut:

1. Tekanan kompresi tidak sama antara masing-masing silinder.

2. Tekanan kompresi diatas standarnya.

3. Pembakaran pada salah satu silinder tidak normal.

4. Salah satu busi mati.

5. Pemasangan kabel busi tidak sesuai urutan pengapianya.

6. Terdapat komponen-komponen yang kocak atau kendor baut-

bautnya.

3. Asap Knalpot

Setelah bunyi mesin dan getarannya diamati, selanjutnya perhatikan

dengan teliti bentuk dan warna asap sisa pembakaran yang keluar dari knalpot.

Asap knalpot yang keluar dari knalpot merupakan petunjuk baik tidaknya proses

pembakaran bahan bakar mesin tersebut.

Ada empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan petunjuk baik

tidaknya proses pembakaran dalam mesin sebagai berikut.

a.Warna Asap Hitam

Warna asap hitam pada mesin diesel merupakan suatu yang wajar. Namun

warna asap hitam pada mesin bensin merupakan pertanda adanya pembakaran

yang tidak sempurna karena kelebihan bensin pada campuran gas dan bensinnya.

Ukuran standarnya yang digunakan sebagai pembanding warna asap dikatakan

hitam atau normal adalah asap mesin dalam kondisi normal.

b.Warna Asap Putih

Asap mesin 2 tak yang normal berwarna putih. Berbeda dengan mesin 4

tak berwarna putih berarti terdapat atau gangguan pada mesin tersebut. Warna

putih disebabkan asap dari oli yang terbakar. Pada mesin tak, oli memang terbakar

19

Page 20: LAPORAN SURATMAN

bersama bensin.Namun pada mesin 4 tak,oli tidak terbakar, kecuali tidak terdapat

kebocoran oli dari karter keruang bakar.

c.Asap Tak Berwarna

Mesin 4 tak yang baik adalah yang tidak berwarna. Warna asap seperti ini

menandakan campuran gas normal, tidak kelebihan bensin, tidak tercampur

dengan oli, dan tidak kekurangan bensin.

d.Asap Knalpot Berjelaga

Jelaga pada asap mesin, baik itu mesin 2 tak maupun 4 tak, disebabkan

adanya kandungan minyak tanah didalam bensin. Jika asap yang dihasilkan

berjelaga, bunyi mesin pasti tidak normal ( kasar ) dan elektrodanya hitam.

II.6. Urutan Pengerjaan Tune-Up

Setelah mesin dianalisis kerusakannya, pengerjaan tune-up bisa dimulai.

Pengerjaan tune-up harus berurut, tujuannya agar tidak terjadi pengulangan

pekerjaan karena servis komponen tertentu berpengaruh terhadap komponen

yang lain.

A.Saringan Udara ( Air Filter )

Saringan udara terlebih

dahulu harus

dibandingkan dengan

komponen yang lain,

kerena saringan

merupakan komponen

mesin yang paling

dingin dibandingka.

dengan komponen yang

lain setelah mesin yang dihidupkan. Selain Itu.saringan udara juga berpengaruh

20

Page 21: LAPORAN SURATMAN

terhadap komponen lain jika diservis belakangan, seperti terhadap pembentukan

campuran udara dan bensin disaluran pada intake manifold ( saluran pemasukan

gas )

Saluran udara atau.

Saluran udara atau lebih populer dengan sebutan filter terletak didalam

kotak berbentuk lingkaran yang menyerupai piring. Kotak tersebut terbuat dari

plat besi biasa. Saat pengapian, putaran stasioner sangat dipengaruhi oleh saringan

udara. Penyetelan idel juga dipengaruhi oleh saringan udara.

B.Platina

Setelah saringan udara dibersihkan atau diganti, komponen berikutnya

yang harus diservis adalah platina. Platina terletak didalam distributor. Platina

perlu atau diservis terlabih dahulu sebelum menyetel saat pengapian dan putaraan

stasioner. Jika platina disetel setdan putaran setelah penyetelan saat pengapian dan

putaran saat stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Setelah platina dibersihkan

dan dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena saat pengapian dipengaruhi

oleh celah platina. Jika platina lebih besar, saat pengapian akan maju sedikit.

Sebaliknya, jika platina lebih sempit, saat pengapian akan sempit.

Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina

lebih besar, pitaran stasioner akan turrun. Sebaliknya, jika celah platina semankin

kecil, putaran stasioner akan naik sedikit. Meskipun perubahan putaran stasioner

tersebut tidak begitu besar, perlu diperhatikan untuk ketelitian hasil servis.

Kondisi permukaan kontak platina sangat berpengaruh terhadap putaran stasioner

dan bunyi mesin. Jika permukaan platina kotor,putaran stasioner akan turun.

Namun, jika permukaan dibersihkan, putaran stasioner akan naik. Karena itu,

tidak tepat jika platina diservis jika penyetelan putaran stasioner dan campuran

gas.

Setelah perbaikan platina selesai, pasanglah platina dengan benar.

Perhatikan kabel busi yang menyebabkan hubungan singkat dengan bodi mesin.

Hubbungan singkat dengan bodi mesin mengakibatkan tidak terjadinya loncatan

bunga api pada busi.

21

Page 22: LAPORAN SURATMAN

C.Kabel Busi

Setelah platina diservis, tutup distributor ttidak segera dipasang. Periksa

tutup distributor beserta kabel-kabelnya. Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah

menyerpis platina dengan tujuan untuk efesiensi kerja.

Kondisi mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannnya. Kualitas

pengapian dipengaruhi oleh nyala busi dan kabel-kabel businya, karena busi harus

diperiksa atau diservis terlebih dahulu dari pada businya, karena kabel busi

merupakan penghantar untuk lewatnya arus tegangan tinggi kebusi. Nyala api busi

sangat dipengaruhi oleh kabel-kabel businya.

Kabel busi tidak boleh diganti dengan yang sembarangan kualitasnya. Hal

ini dimaksudkan untuk menghindari hambatan yang besar pada busi. Isolasi kabel

harus memenuhi syarat, karena listrik yang dialirkan bertegangan tinggi ( 15.000-

20.000 volt ). Isolasi kabel busi yang telah usang harus diganti kabelnya.

Penggantian kabel busi sebaiknya satu unit, dengan harga yang bermacam-

macam. Umumnya, semankin mahal harganya, semankin baik kualitasnya.

Kabel busi yang retak isolatornya atau telah usang menyebabkan

timbulnya cross fire,yakni induksi pada kabel busi yang berdekatan, sehinggah

kabel busi yang terkena induksi meloncatkan bubga spi liar dan menyebabkan

kerja mesin terganggu. Cross fire menyebabkan bunyi mesin kasar dan tenaga

mesin menjadi turun.

D.Tutup Distributor

Tutup distributor sebaiknya diperiksa kondisinya bersamaan dengan

pemeriksaan kabel kabel busi dan servis platina. Hal ini dimaksudkan untuk

menghemat waktu kerja. Jika pemeriksaan tutup distributor dilakukan setelah

mesin dihidupkan akan mengulangi pekerjaan melepas dan mencabut kabel busi

dan tuttup distributor.

Tutup distributor dikatakan baik, jika kondisinya sebagai berikut:

22

Page 23: LAPORAN SURATMAN

1. Tidak retak

2. Arang pada tutup distributor yang berfungsi mengalirkan listrik

tenggangan tinggi tidak aus.

3. Bisa menutup dengan rapat.

Ada model tutup disributor yang dilengkapi lubang ventilasi dibagian atas

tutup tersebut. Fungsi lubang ventilasi tersebut adalah untuk penguapan air yang

terjebak didalam tutup distributor. Dengan adanya ventilasi tersebut, uap air bisa

keluar sehingga tutup distributor tetap kering.

Jika tanpa ventilasi, ada kemungkinan distributor lembab sehingga

mengakibatkan mesin mati karena platina tertutup air. Kemungkinan lain adalah

terjadinya hubungan singkat pada kabel-kabel pengapian. Hubungan singkat

mengakibatkan busi tidak meloncatkan bunga api sehingga mesin mati.

E.Accu

Pemeriksaan berikutnya

adalah pemeriksaan

accu.Pemeriksaan accu

meliputi sebagai berikut:

Gambar.2. 3. Rangkaian Accu

1.Tinggi Air Accu

Air accu harus cukup,yakni ketinggianya antara garis batas atas (upper

level ) dan garis batas bawak (lower level).Jika air accu jumlahnya

23

Page 24: LAPORAN SURATMAN

kurang,tambahkan dengan accu zur secukupnya.Ketinggian air accu pada

prinsipnya adalah merendam seluruh sel-sel accu sekurang-kurangnnya 1 cm di

atas sel-sel accu tersebut.

Jika mobil menggunakan accu kering,perawatannya menjadi lebih mudah

karena tidak memerlukan air accu yang bisa berkurang karena penguapan.Kutub-

kutub accu juga harus bersih,tidak kotor oleh jamur atau sejenisnya.Namun,harga

accu kering lebih mahal sehingga masih banyaknya mobil yang menggunakan

accu basah.Air accu yang kurang (dibawah standar) berakibat reaksi pada accu

tidak maksimal,sehingga arus yang dihasilkannya tidak mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan listrik pada mobil.

2.Bersihkan Kutub-Kutub Accu dari Jamur dan Karat

Jamur pada kutub-katub accu bisa dibersihkan dengan air

hangat,sedangkan karat yang mengotori kutub-kutub accu harus dibersihkan

dengan ampelas.

Bagian yang nampaknya remeh,tetapi sangat penting,adalah klem penjepit

kabel accu dengan kutub-kutubnya.Klem tersebut mudah sekali kendor.Jika klem

kendor,mesin akan mati karena busi menloncatkan bunga api.Untuk merawat

klem agar tetap berfungsi dengan baik,keraskan baut pengikatnya dan gunakan

klem yang berkualitas baik.Kutub-kutub accu yang kotor atau berkarat

menyebabkan tahanan sangat besar.Akibatnya,arus yang mengalir menjadi

berkurang (kecil) sehingga tenaga mesin menjadi berkurang,bahkan mesin tak

bisa dihidupkan.

Pada pemeriksaan pengapian,umumnya accu diperiksa paling akhir,itupun

kalau bunga api yang keluar dari busi sangat kecil dan bagian pengapian lainya

telah dservis.

24

Page 25: LAPORAN SURATMAN

F.Busi

Busisebaiknya diperiksa

setelah pengukuran tekanan

kompresi atau sebelum

penyetelancelahkatup.Alasan

nya,padapengukuran tekanan

kompresi maupun penyetelan

celah.

Gambar 2.4. Busi

Katup busi dalamkeadaan tidakterpasang,bisaMenghasilkanefesiensi kerja

yangoptimal.Saat pengukuran kompresi,busi harus dilepaskan karena lubang busi

digunakan untuk memasukan ujung alat pengukur tekanan kompresi.Pada

penyetelan celah katup,busi sebaiknya dalam keadaan tidak terpasang agar mesin

ringan saat diputar.

Bagian busi yang perlu diperiksa adalah elektrodanya,yang meliputi

kebersihan dan celah elektrodanya.Elektroda yang kotor harus diampelas dengan

ampelas besi dan elektroda positif dan elektroda negatif tidak boleh

berhubungan.Karena itu,harus disetel celahnya.Adanya kotoran pada kedua

elektroda busi bisa mengakibatkan terhalangnya jalan loncatan bunga api listrik.

Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas,pada elektroda busi

perhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Jika terdapat lingkaran berwarna agak biru antara elektroda tengah

dengan isolatarnya,berarti tipe busi yang digunakan cocok.

2. Jika isolatornya agak hitam dan elektrodanya berwarna biru,berarti tipe

businya terlalu dingin.

25

Page 26: LAPORAN SURATMAN

3. Jika isoatornya berwarna putih dan terjadi erosi pada

elektrodanya,berarti tipe businya terlalu panas.

Ada tiga tipe busi,yaitu busi panas,sedang,dan dingin.Busi tipe panas

kurang tahan terhadap panas,tipe dingin tahan terhadap panas.Busi panas cocok

untuk perjalanan jauh.

G.Menyetel Celah Katup

Langkah paling tepat begitu selesai meyervis busi adalah menyetel celah

katup.Selama penyetelan celah katup,busi tidak perlu dipasang

dilubangnya.Biarkan mesin tanpa busi untuk sementara,sehingga penyetelan katup

selesai.

Penyetelan celah dalam keadaan mesin tanpa busi akan memperoleh

keuntungan sebagai berikut:

1. Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari posisi top kompresi

masing-masing silinder.

2. Mempermudah dalam memeriksa posisi piston,yakni sudah mencapai

titik puncaknya atau belum.

3. Lebih aman,karena mesin tidak mungkin berputar (hidup) tanpa busi.

1.Syarat Penyetelan Katup

Agar penyetelan katup dengan baik,harus dipenuhi syarat-syarat sebagai

berikut.

1. Penyetelan dilakukan ketika katup menutup rapat.

2. Penyetelan dilakukan ketika celah katup paling besar.

3. Penyetelan katup dalap berhasil dengan baik jika proses kerja mesin

(gerak naik-turun piston) sesuai dengan gerak katup-katupnya.

26

Page 27: LAPORAN SURATMAN

A.Cara Penyetelan

Ada dua cara penyetelan untuk memenuhi syarat-ayarat agar penyetelan

katup berhasil dengan baik,yaitu sebagai berikut:

1. Dengan memutar poros engkol (puli),untuk membuat piston berada di

posisi top kompresi masing-masing silinder.Cara ini banyak

membutuhkan tenaga dan waktu,karena harus memutar puli sesuai

dengan banyaknya silinder sampai mendapatkan posisi piston pada top

silinder 1,2,3,4,dan seterusnya.Saat posisi top komoresi,kedua katup IN

da EX harus dalam keadaan menutup rapat,sehingga bisa disetel

celahnya.

2. Dengan memutar poros engkol (puli),untuk membuat piston pada posisi

top kompresi silinder 1 dan silinder lain diperlukan sesuai dengan proses

kerja mesin.Cara ini lebih cepat dan menghemat dengan tenaga,tetapi

memerlukan pengetahuan teknik mobil yang cukup,khususnya hubungan

antara urutan pengapian (FO=Firing Order) dan penyetelan katup.

H.Tali Kipas

Dalam tune-up, tali

kipas juga harus

disetel.Kekencangan tali

kipas berpengaruh terhadap

pendinginan dan putaran

altenator.Jika tali kipas

kendor,putaran mesin tidak

bisa memutar kipas

Gambar. 2.5. Rangkain Tali Kipas

27

Page 28: LAPORAN SURATMAN

pendingin dengan baik karena selip. Akibatnya, pendinginan oleh kipas tidak

sesuai dengan putaran mesin sehingga mesin menjadi panas. Selain itu, putaran

altenator juga tidak bisa maksimum sehingga pengisian ke batrai kurang baik.

I.Menghidupkan Mesin Setelah Tune-up.

Setelah tune-up selesai dan mesin akan dihidupkan,perhatikan seluruh

komponen mesin sudah terpasang ditempatnyadengan benar atau belum.Jika

semua komponen telah terpasng dengan benar,hidupkan mesin pada putaran

stasioner beberapa menit.Selama mesin berputar stasioner,dengarkan bunyi

mesin,perhatikan getaran dan asap knalpotnya.Jika semuanya normal,naikan

putaran mesin perlahan-lahan sambil perhatikan bunyi mesin,getaran,dan asap

knalpotnya.Jika sudah yakin tidak terdapat gangguan atau ketidaknormalan pada

mesin,berarti tune-up telah selesai.

J.Bersihkan Alat,Tempat,dan Mobilnya

1.Alat

Gambar. 2. 6. Kunci-kunci

1. Kumpulkan semua alat yang digunakan dalam servis tersebut.

2. Hitung jumlah alat yang digunakan.Jika kurang,cari sampai

ditemukan.Sebab,ada kemungkinan tertinggal didekat mesin yang bisa

membahayakan jika mesin dihidupkan.

28

Page 29: LAPORAN SURATMAN

3. Jika semua alat telah terkumpul,bersihkan satu persatu dan periksa

keutuhan masing-masing alat tersebut.

4. Olesi dengan sedikit pelumas agar peralatan servis tidak mudah berkarat.

5. Kembalikan atau simpan peralatan ketempat semula.

2.Mobil

1. Bersihkan permukaan mesin dari oli yang melekat dengan kain yang

dibasahi bensin.

29

Page 30: LAPORAN SURATMAN

2. Bekas gemuk dibersihkan dengan kain yang dibasahi bensin

3. Bodi mobil yang kotor dibersihkan dengan kain lap.

3.Tempat Kerja

1. Tumpahan oli ditempat kerja dibersihkan.Caranya,bisa dibersihkan

dengan pasir halus.

2. Kotoran seperti debu,potongan kabel,air,dan sejenisnya dibersihkan

dengan cara di sapu.

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan praktek kerja industri diBengkelMulia Jaya.

Dalam servis pada mobil DAIHATSU, dari tanggal 10 Januari 2012 s/d 6 Juni

2012, penulis menyimpulkan bahwa perbaikan dan servis merupakan salah satu

faktor utama untuk menjaga dan merawat mesin agar tetap stabil /bagus.

2. SARAN

A. Perusahaan

30

Page 31: LAPORAN SURATMAN

Selama penulis melakukan praktek kerja industri di PT. Capella Gatsu II

Medan, penulis melihat dari segi perlengkapan alat sudah menggunakan system

hidrolik, dan untuk membuka komponen mesin sudah menggunakan SST

( Standard Set Tools ), dan ada juga yang manual, tetapi sudah sesuai dengan

standarisasi. Namun, penulis menyarankan kepada pihak perusahaan, agar

menjalin kerja sama dengan pihak sekolah-sekolah yang diluar kota / daerah.

B. Sekolah

Penulis menyarankan kepada pihak sekolah, untuk meningkatkan atau

menambahkan lagi pembekalannya, seperti: pengenalan alat atau kunci-kunci,

pengenalan komponen mesin , apalagi bagi siswa yang ingin diberangkatkan PKL

keluar kota, dan penulis juga menyarankan kepada pihak sekolah agar

perlengkapan SST ( Srandard Set Tools ) yang ada disekolah ditambah lagi /

dilengkapi.

DAFTAR PUSTAKA

DAIHATSU Service Training, “new training manual”.

Buntoro, drs 1996 “dasar-dasar otomotif”.

DAIHATSU “Sebab-Sebab Kerusakan Mobil Dan Cara Memperbaikinya”.

31

Page 32: LAPORAN SURATMAN

32