laporan sistem sirkulasi

10
SISTEM SIRKULASI Oleh : Nama : Andriani Diah Irianti NIM : B1J012011 Rombongan : II Kelompok : 3 Asisten : Devi Olivia Muliawati LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2013

Upload: andriani-diah-irianti

Post on 24-Sep-2015

136 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Laporan FisHew II

TRANSCRIPT

  • SISTEM SIRKULASI

    Oleh :

    Nama : Andriani Diah Irianti NIM : B1J012011 Rombongan : II

    Kelompok : 3 Asisten : Devi Olivia Muliawati

    LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI

    PURWOKERTO

    2013

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama,

    meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiap kelompok hewan. Hal

    tersebut tergantung kepada anatomi, fisiologi dan kondisi lingkungannya. Komponen

    penyusun sistem peredaran darah adalah jantung, darah, saluran darah, dan limpa.

    Saluran pembuluh darah utama dalam tubuh ikan adalah arteri dan vena yang

    terdapat di sepanjang tubuh. Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya

    hanya terdapat satu jalur sirkulasi darah (Fujaya, 2004).

    Sistem sirkulasi darah terdiri dari sistem pembuluh darah (blood vaskular

    system) dan sistem pembuluh limfa atau getah bening (lymph vascular system).

    Sistem pembuluh darah terdiri atas jantung yang memompa darah, arteri yang

    membawa darah ke organ-organ dan jaringan-jaringan, kapiler yaitu saluran kecil

    yang beranastosome dan membelah diri serta menyediakan diri untuk pertukaran

    berbagai zat antara darah dan jaringan, dan vena yang mengembalikan darah ke

    jantung. Darah merupakan medium transport dari sistem sirkulasi. Sifat paling utama

    dari sirkulasi yaitu suatu lintasan yang kontinyu. Darah dalam jumlah tertentu

    dipompa oleh jantung, maka jumlah yang sama juga mengalir melalui setiap bagian

    sirkulasi (Bevelander and Judith, 1988).

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat jalannya peredaran darah

    ikan, serta untuk dapat membedakan aliran darah vena dan arteri.

    .

  • II. MATERI DAN CARA KERJA

    2.1 Materi

    Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop cahaya dan

    objek gelas.

    Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larva ikan gurami

    (Osphronemus gouramy) dan akuades.

    2.2 Cara Kerja

    1. Letakkan larva ikan gurami (Ospronemus gurami) pada gelas preparat dan kasih

    sedikit akuades.

    2. Amati peredaran darah di bawah mikroskop

    3. Gerakan darah arteri dan vena didokumentasikan.

  • III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil

    Tabel 3.1.1 Hasil Pengamatan Perbedaan Arteri dan Vena

    Perbedaan Arteri Vena

    Tekanan Lebih besar Lebih kecil

    Kecepatan Lebih cepat Lebih lambat

    Arah Aliran Jantung keseluruh tubuh Ke jantung

    Pola Aliran menyebar mengumpul

    Dinding Lebih tebal Lebih tipis

    Warna Lebih terang Lebih gelap

    Kadar O2 Lebih banyak Lebih sedikit

    1

    3

    2

    Gambar 3.1.2 Sirkulasi darah larva ikan gurami ( Ospronemus gouramy)

    Keterangan :

    1. Arteri

    2. Yolk

    3. Vena

  • 3.2 Pembahasan

    Sistem sirkulasi merupakan sistem transport yang membawa nutrisi dan

    oksigen ke seluruh tubuh dan mengeluarkan sisa metabolisme dan karbondioksida.

    Sistem peredaran darah terdiri sistem pembuluh limpha dan sistem pembuluh darah.

    Sistem peredaran darah ada dua macam yaitu sistem sirkulasi terbuka dan sistem

    sirkulasi tertutup. Sistem ini terdiri dari jantung, pembuluh, dan darah (Ville et al,

    1988). Sistem sirkulasi terdiri dari saluran-saluran atau ruang-ruang (rongga-rongga)

    berkesinambungan yang terdapat dalam tubuh hewan yang mengangkut cairan dan

    bahan padatan yang terlarut ke seluruh tubuh. Saluran dan rongga-rongga tersebut

    merupakan tempat cairan mengalir untuk mengambil zat-zat yang diperlukan tubuh.

    Biasanya suatu sistem sirkulasi memiliki suatu organ pemompa cairan yang

    diedarkan ke seluruh tubuh, organ tersebut adalah jantung (Kimball, 1988).

    Sirkulasi berperan penting bagi semua hewan. Menurut Guyton (1997),

    fungsi sirkulasi darah pada hewan adalah untuk transport zat-zat terlarut, untuk

    transport panas ke seluruh tubuh dan untuk transport energi di dalam tubuh.

    Pembuluh-pembuluh darah utama pada sistem sirkulasi antara lain pembuluh arteri

    dan pembuluh vena. Arteri berfungsi untuk mentransport darah di bawah tekanan

    tinggi ke jaringan. Arteri membawa darah keluar menuju jantung, selalu membawa

    darah segar berisi oksigen kecuali arteri pulmonari yang membawa darah kotor yang

    memerlukan oksigenasi. Kecepatan darah pada arteri tinggi karena pengaruh

    struktur dindingnya, ukuran arteri bervariasi dari 25 mm sampai 0,5 mm. Secara

    mikroskopis, dinding arteri terdiri atas tiga lapisan. Ketiga lapis dinding arteri

    dipisahkan oleh membran elastika interna dan eksterna. Secara histologis, dinding

    arteri tebal dan elastis. Diameter arteri relatif besar karena mengandung banyak

    jaringan elastik dan pola aliran arteri menyebar. Fungsi vena sebagai saluran

    penampung guna pengangkutan darah dari jaringan kembali ke jantung, tetapi sama

    pentingnya, vena bertindak sebagai penampung utama darah karena tekanan di

    sistem vena sangat rendah, dinding vena sangat tipis, lapisan tengahnya berotot

    lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes dan kurang elastik dibandingkan arteri.

    Ini menyebabkan vena dapat berkontraksi atau meluas dan dengan demikian, vena

    bertindak sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan, bergantung

    pada kebutuhan tubuh. Menurut Isnaeni (2006), secara garis besar, sistem sirkulasi

  • memiliki tiga fungsi sebagai yaitu menjamin atau memastikan terpenuhnya

    kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, serta pembuangan zat

    metabolisme dari tubuh dengan segera, berperan penting dalam penyebaran panas

    tubuh dan menyebarkan tekanan dan kekuatan.

    Ikan adalah vertebrata yang paling sukses dalam hal biomas dan jumlah

    spesies, tetapi deskripsi fisiologi sistem vaskular mereka telah banyak dan sering

    tidak tepat berdasarkan sistem kardiovaskular mamalia. Arteri yang memasok visera

    dan otot adalah cabang dari aorta dan dari caudal arteri. Beberapa studi telah

    menyoroti pentingnya pengetahuan tentang sistem sirkulasi darah ikan (Santos et

    al., 2007). Keadaan fisiologis darah ikan sangat bervariasi, tergantung pada stadia

    hidup, kebiasaan hidup dan kondisi lingkungan bahan-bahan pengganggu seperti

    racun, suhu ekstrim, osmotik, infeksi atau stimulan sosial dapat menghasilkan

    stress. Respon stress ini salah satunya dapat berupa gangguan fisiologis darah

    (Yustina et al., 2005).

    Ikan memiliki sistem sirkulasi primitif. Sirkulasi darah ikan melalui jantung dan

    saluran darah. Ikan memiliki mekanisme pemompaan untuk membawa darah kotor

    (mengandung oksigen sedikit, karbondioksida tinggi) ke sumber darah bersih

    (mengandung oksigen tinggi) yaitu insang pada ikan. Ikan tidak memiliki mekanisme

    untuk memompa darah segar yang mengandung oksigen tinggi ke seluruh bagian

    tubuhnya, karena pada ikan tidak ada distal jantung ke insang. Darah vena dari

    tubuh setelah melalui ginjal (sistem portal renal) dan hati (sistem portal hepatika)

    kembali ke jantung (Kimball, 1992). Menurut Radiopoetro (1983), mekanisme

    sirkulasi darah pada ikan berawal dari 4 pasang aorta afferentia branchial yang

    masing-masing berjalan pada archus branchial. Satu aorta menghasilkan cabang-

    cabang berupa kapiler yang berjalan ke dalam lamela. Kapiler ini bermuara ke dalam

    arteriola yang terdapat di dalam filamentum. Arteri ini berjalan lagi ke dalam aorta

    dorsal. Aorta dorsal ini bercabang menjadi 3 yaitu aorta celica yang memberi cabang

    ke hepar, venticulus dan intestinum, aorta mesenterica yang pergi ke intestinum,

    dan aorta renalis yang pergi ke daerah ren (ginjal). Kapiler-kapiler ini berkumpul

    menjadi vena caudal. Arteri yang pergi ke ventriculus dan intestinum pecah menjadi

    kapiler-kapiler yang kemudian bersatu menjadi portae dan pergi ke hepar. Arteri

    yang di hepar juga dipecah menjadi kapiler-kapiler yang kemudian bersatu menjadi

    vena hepatica. Vena hepatica bermuara ke dalam sinus venosus. Bagian kranial dari

  • aorta dorsal pergi ke kepala dan pecah menjadi kapiler. Kapiler ini bersatu menjadi

    vena kardinal anterior yang berjalan ke kaudal. Vena kardinal ini kembali bermuara

    ke dalam sinus venosus. Menurut Isnaeni (2006), sistem sirkulasi tertutup

    mempunyai kelebihan. Jantung sebagai motor penggerak bekerja dengan

    melakukan pompa terus-menerus sehingga tekanan dalam pembuluh dapat

    dipertahankan tetap tinggi. Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan segera

    masuk kembali ke jantung dengan cepat. Hal ini menjamin adanya pasokan sari

    makanan dan oksigen dalam jumlah memadai untuk proses metabolisme. Ikan

    adalah salah satu contoh hewan yang mempunyai sistem peredaran darah tertutup

    dan tunggal, yaitu darah selalu mengalir melewati pembuluh dan hanya melewati

    jantung satu kali dalam sistem peredaran darah. Mekanisme peredaran darah ikan

    yaitu darah dipompa oleh jantung yang terdiri atas sebuah sinus venosus, atrium,

    ventrikel dan konus arteriosus yang tersusun dalam urutan linier, kemudian darah

    dikeluarkan melalui kapiler dan insang. Melalui insang, CO2 dilepas dan O2 diambil

    sehingga terjadi pertukaran gas antara CO2 dan O2. Hal ini akan mengubah darah

    menjadi darah arteri kemudian menuju jaringan tubuh dan kembali ke jantung

    melewati vena (Ville et al., 1988).

    Sistem sirkulasi darah pada hewan terdiri dari sistem sirkulasi terbuka dan

    sistem sirkulasi tertutup. Sistem sirkulasi terbuka yaitu sistem sirkulasi dimana darah

    dipompa dari jantung ke dalam saluran darah tetapi saluran tersebut kontak dengan

    region terbuka dan darah mengalir secara bebas di antara jaringan sebelum

    akhirnya darah kembali ke jantung. Sirkulasi darah terbuka merupakan sistem

    sirkulasi pada hewan yang tidak memiliki rongga gastrovaskuler yang memadai

    untuk transport internal sehingga darah tidak mempunyai ruang pembatas untuk

    sirkulasinya, contohnya adalah cacing planaria dan serangga. Sistem sirkulasi

    tertutup yaitu sistem sirkulasi dimana darah dibawa dalam suatu jaringan ke saluran

    dan akhirnya kembali ke jantung. Darah vertebrata dibawa dalam suatu sistem

    tabung elastik (arteri, kapiler dan vena). Darah kembali ke jantung tanpa

    meninggalkan sistem tabung ini sehingga darah tetap di dalam sistem tertutup. Pada

    sirkulasi darah tertutup, darah hanya terdapat dalam pembuluh dan terpisah dari

    cairan interstisial, contohnya adalah cacing tanah, cumi-cumi, gurita dan hewan-

    hewan vertebrata lainnya (Kay, 1998).

  • Berdasarkan hasil pengamatan larva ikan gurami (Osphronemus gouramy)

    dapat diketahui perbedaan pembuluh darah arteri dan vena. Hasil yang didapat

    perbedaan antara arteri dan vena yaitu pada arteri mempunyai tekanan lebih besar,

    kecepatan lebih cepat, arah aliran dari jantung ke seluruh tubuh, pola aliran

    menyebar, dinding lebih tebal, warna lebih terang dan Kadar O2 lebih banyak,

    sedangkan pada vena tekanannya lebih kecil, kecepatannya lamban, arah aliran

    darah ke jantung, mempunyai dinding tipis, warna gelap dan kadar O2 sedikit.

    Menurut Fajarwati (1982), Pembuluh arteri mempunyai dinding yang kuat, tebal dan

    elastis, berdenyut teratur, mempunyai klep pada permukaan aorta, aliran darah dari

    jantung ke seluruh tubuh meninggalkan jantung dan paru-paru. Letak arteri pada

    umumnya di bagian dalam dari jaringan otot, tekanan tinggi, warna merah muda

    karena masih mengandung oksigen, pola aliran pada percabangannya menyebar.

    Pembuluh vena mempunyai dinding yang tipis dan lemah, tidak elastis,

    kecepatannya lambat, darahnya berwarna merah tua karena membawa darah kotor

    yang mengandung karbondioksida dari jaringan tubuh dan paru-paru, aliran darah

    menuju jantung, tekanannya rendah dan pola alirannya mengumpul.

  • IV. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil dan pembaharaan dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Sistem peredaran darah pada ikan merupakan peredaran darah tertutup dan

    tunggal.

    2. Pembuluh arteri adalah pembuluh yang membawa darah dari jantung ke seluruh

    tubuh, secara menyebar, mempunyai aliran cepat, warna merah muda, banyak

    mengandung O2,, dinding tebal dan mempunyai tekanan yang besar.

    3. Pembuluh vena adalah pembuluh yang membawa darah ke jantung, bewarna

    merah tua, aliran darah mengumpul, dinding tipis dan kadar O2 sedikit.

  • DAFTAR REFERENSI

    Bevelander, G. and Judith, A. K. 1988. Dasar-dasar Histologi. Erlangga, Jakarta.

    Fadjarwati. 1982. Ikhtisar Biologi. IPIENS, Surabaya.

    Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

    Guyton, A. C. and Hall, J. E. 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. ECG, Jakarta.

    Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Karnisius, Yogyakarta.

    Kay, I. 1988. Introduction of Animal Physiology. Biosientific Publisher Springer Verlag, New York.

    Kimball, J. W. 1988. Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

    Kimball, J. W. 1992. Biologi. Erlangga, Jakarta.

    Radiopoetro. 1983. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

    Santos, A. L., Brito, F. M. M., Bosso, A. C. S., Viera, L. G., Junior, L. M. S., Kaminishi, A. P. S., Silva, J. M. M., Moura M. S. and Rosa, M. A. 2007. Anatomical Bekavior of the Celiacomesenteric Artery of Picucu Arapaima gigas Cuvier, 1817 (Osteoglossiforme, Arapaimidae). Int. J. Morphol., 25(4) : 683-687.

    Ville, C. A., W. F. Walker and R. C. Barners. 1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.

    Yustina, Arnetis dan Suryani, R. 2005. Efek Subletal Sulfida Pada Fisiologi Darah Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Jurnal Biogenesis 2(1) : 20-24.