laporan sedimentasi
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Lab TK ITENASTRANSCRIPT

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pada industri kimia proses pemisahan sangat diperlukan, baik dalam
penyiapan umpan ataupun produk. Umumnya memisahkan dari campuran produk
yang keluar dari reaktor. Berbagai cara pemisahan dapat digunakan, teknik
pemisahan yang umumnya banyak dipakai adalah; sedimentasi, kristalisasi,
distilasi, ekstraksi, absorpsi, adsorpsi, filtrasi dan penukar ion.
Dalam percobaan ini teknik yang dilakukan adalah dengan cara sedimentasi.
Proses sedimentasi itu sendiri dilakukan dengan cara mengendapkan partikel zat
padat yang tersebar atau tersuspensi dalam cairan dalam waktu tertentu sehingga
cairan jernih dapat dipisahkan dari zat padat yang menumpuk didasarnya. Teknik
pemisahan dengan cara ini selain lebih mudah dalam pengoperasiannya, dilihat dari
segi ekonomi juga jauh lebih murah.
1. 2 Tujuan Percobaan
● Mampu melakukan peneraan pada neraca.
● Dapat mengetahui kecepatan pengendapan kapur (CaCO3) dalam
cairan dengan menggunakan kolom sedimentasi.
● Mampu membandingkan konsentrasi suspensi dengan percobaan dan dengan
menggunakan hukum Kynch
dengan mengggunakan hukum Kynch.
● Mampu menganalisis keberlakuan hukum Stokes.
● Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
pengendapan.

1. 3 Ruang Lingkup
Proses pemisahan suatu suspensi dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara diantaranya dengan filtrasi, kristalisasi, distilasi, ekstraksi, sedimentasi,
adsorpsi, absorpsi, dan penukar ion. Pada percobaan ini teknik pemisahan yang
dilakukan yaitu dengan cara sedimentasi. Sedimentasi itu sendiri ialah turunnya
partikel zat padat yang menumpuk didasarnya.partikel zat padat yang digunakan
adalah kapur (CaCO3).
Proses sedimentasi ini dilakukan bertujuan untuk menghitung besarnya
kecepatan pengendapan partikel zat padat yaitu dengan mengukur jarak turunnya
lapisan atas (ZB) dan jarak naiknya lapisan bawah (ZD) terhadap waktu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Peneraan neraca
Alat analitik yang biasa digunakan pada percobaan memiliki kesalahan
alat yang biasa disebut ketelitian atau ketidaksamaan. Seperti pada termometer,
ketelitian neraca juga terletak pada bagian garis skala terkecil. Pada neraca analitik
ketelitiannya adalah 1/10 mg. Pada muatan yang lebih berat, ketelitiannya akan
berkurang.
Dalam peneraan neraca, langkah-langkah yang biasa digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Cawan porselin dipanaskan dalam oven pemanas
Tujuannya adalah agar uap air yang melekat pada cawan tersebut hilang
sehingga cawan porselin benar-benar bebas uap air.
2. Memasukkan cawan porselin kedalam eksikator
Tujuannya adalah agar cawan porselin tidak kontak langsung dengan udara
disekitar.
3. Peneraan dimulai dengan penimbangan yang dilakukan sampai beratnya
konstan dengan empat angka dibelakang koma. Hal ini disebabkan kontak
dengan udara luar yang mengandung H2O dan pada saat penimbangan
berat yang diperoleh bukan benar-benar berat dari cawan tersebut.
2. 2 Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu peristiwa turunnya partikel zat padat yang
tersebar atau tersuspensi dalam cairan karena gaya berat sehingga cairan jernih
dapat dipisahkan dari zat padat yang menumpuk didasarnya.
Berdasarkan kemampuan untuk mengendap, sedimentasi dibedakan menjadi:
1. Plain sedimentasi

Adalah proses pengendapan dimana partikel-partikelnya memiliki kemampuan
untuk mengatasi gaya apung.
2. Koagulasi
Partikel-partikelnya halus, sulit mengatasi gaya apung(sulit mengendap)
sehingga proses koagulasi dilakukan untuk memperbesar diameter partikelnya
agar mudah mengendap.
Berdasarkan ukuran partikel, sedimentasi dibedakan menjadi :
1. Discrete particle
Selama proses pengendapan bentuk, ukuran, dan densitas partikel tidak berubah.
2. Flacentate particle
Selama proses pengendapan bentuk, ukuran, dan densitas partikel berubah.
Berdasarkan pengaruh dari partikel lain, sedimentasi dibedakan menjadi:
1. Free settling
Partikel bergerak tidak dipengaruhi oleh partikel lain, dapat diperoleh jika
konsentrasinya rendah atau encer.
2. Hinder settling
Partikel bergerak mendapat pengaruh oleh partikel lain.Percepetan Hinder
settling dipengaruhi oleh :
Floculated settling (pembentukan flok)
Zona settling (pembentukan zona)
Compressing settling (partikel atas menekan partikel dibawahnya)
Kecepatan pengendapan pada tiap partikel selalu berubah-ubah tergantung
ukuran partikel yang terdistribusi dalam larutan, partikel yang berukuran lebih besar
memiliki kecepatan pengendapan yang lebih besar daripada partikel yang berukuran
lebih kecil.
2. 3 Hukum Stokes
Setiap benda yang bergerak dalam suatu fluida akan mendapat gaya geser
yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut.
Gerak butiran partikel pada proses pengendapan fluida diam dipengaruhi oleh
gaya-gaya :

1. Gaya apung (Fa)
Gaya apung yang bekerja berdasarkan gaya Archimedes dan benda
dicelupkan kedalam zat cair akan mendapat gaya keatas sebesar zat cair
kedalam yang dipindahkan oleh benda yang dicelupkan.
2. Gaya seret (Fd)
Gaya yang timbul akibat adanya gerakan partikel yang bersinggungan
dengan fluidanya.
3. Gaya berat (Fg)
Merupakan gaya yang bekerja dipengaruhi oleh gaya berat tiap-tiap partikel.
Ketiga gaya tersebut merupakan suatu gaya luar partikel :
Fa Fd
Fg
Gaya apung
Gaya seret
Gaya gravitasi
Partikel jatuh mengalami dua periode :
1. Period of acceleration fall
Suatu periode singkat dimana berlangsung percepatan yaitu selama waktu
kecepatan itu meningkat dari nol sampai kecepatan terminalnya

2. Period of constant velocity fall (terminal settling velocity)
Periode dimana partikel itu berada dalam kecepatan terminalnya, dalam
pengendapan dibawah pengaruh oleh gaya gravitasi selalu konstan. Gaya seret
selalu meningkat bersamaan dengan kecepatan. Percepatan berkurang menurut
waktu dan lama-lama menuju nol.
Partikel akan segera mencapai suatu kecepatan tetap (kecepatan maksimal),
pengendapan dibawah pengaruh gaya gravitasi membuat dV/dt =0.
Untuk partikel yang berbentuk bola :
=
=
Substitusi persamaan (2) & (3) ke persamaan (1), maka :
Cd = f (NRe)
Cd = Koefisien hambatan
NRe = ρw.Dp.vt
NRe = Bilangan Reynold
Nre = ρw.D μ

Untuk aliran
Laminer : NRe < 1
Transisi : 1<NRe<104
Turbulen : NRe > 104
Cd=0,44
Sehingga untuk aliran laminer,
Untuk mengetahui besarnya kecepatan mengendap maka dilakukan
percobaan secara tampak pada kolom sedimentasi :
(a) (b) (c) (d)
Keterangan :
(a) Suspensi seragam pada keadaan awal
(b) Zona-zona settling setelah waktu tertentu
(c) Kompresi zona D setelah zona B dan C hilang (titik kritis)
(d) Akhir pengendapan
Zona A = Cairan jernih
Zona B = Suspensi dengan konsentrasi awal
Zona C = Daerah peralihan
Zona D = Suspensi terpadatkan

Pada mulanya seluruh partikel tersebar pada zona B, kemudian partikel
mengendap dengan laju yang sama sehingga terbentuk zona A dan zona D yang
terdiri dari partikel-pertikel yang mengendap didasar. Sedang zona C merupakan
daerah transisi dimana padatan bergerak dari zona B ke zona D dan sebaliknya.
Setelah selang waktu tertentu, zona B dan C akan menghilang, hanya tinggal zona
A dan D (terbentuk 2 zona). Pada saat ini disebut keadaan kritik.
2. 4 Teori Kynch
Asumsi dasar teori Kynch :
1. Konsentrasi partikel seragam pada tiap lapisan horizontal
2. Pengaruh dari dinding dapat diabaikan
3. Tidak ada perubahan bentuk, ukuran, dan komposisi partikel pada akhir
penngendapan
4. Kecepatan pengendapan partikel hanya tergantung dari konsentrasi partikel itu
sendiri
5. Konsentrasi awal akan meningkat seiring dengan turunnya endapan.
Pengaruh laju pengendapan terhadap konsentrasi dengan lapisan yang terbentuk
pada waktu pengendapan dapat ditentukan dengan melakukan uji coba pengecekan
pengendapan secara batch.
CL.A (VL + VL ) tL = Co.A.Zo……..(1)
Z (ketinggian)
t (waktu)

Z0-x = Kurva gerak batas atas lapisan B
0-x = Kurva gerak batas atas lapisan D
Zi-x = Garis singgung pada kurva Z0-x
X(tL-ZL) = koordinat titik x (titik kritis)
Dimana slope : - dZ/dt = vL
Intersept : Zi (tL,ZL)
Jika tinggi setiap lapisan ZL diplotkan terhadap tL, maka persamaan dengan
hubungan diatas diperoleh kecepatan pengendapan
Dengan mensubstitusi persamaan (2) ke (1), maka
Intersep pada Z = ZL
t = index untuk titik potong garis singgung sumbu koordinat
Dengan mensubstitusi persamaan (3) ke (4), maka
CL.Zi = C0.Z0………………………..(5)
dimana :
Zi = tinggi lapisan dengan konsentrasi CL yang memuat semua
partikel dalam lapisan awal
C0 = konsentrasi mula-mula pada tinggi Z0 dan t=0
2. 5 Kriteria Rezim Pengendapan
Untuk menentukan daerah mana gerakan partikel itu terletak maka kecepatan
dieliminasi ke NRe sehingga diperoleh kriteria k :

jika dari perhitungan diperoleh harga k<2,6 maka hukum Stokes berlaku.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3. 1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Kolom sedimentasi
Gelas kimia 1000 mL
Gelas ukur 1000 mL
Gelas ukur 10 mL
Cawan porselin
Piknometer 25 mL
Neraca analitik
Meteran
Viskometer Ostwald
3.1.2 Bahan
CaCO3
Air kran
Aquadest

3.2 Skema Alat
Kolom sedimen
Aliran tangki pompa kerangan aliranKeluar keluar

3.3 Cara Kerja dan Diagram Alir
3.3.1 Menggunakan kolom sedimentasi (variasi ketinggian)
Mulai
Menyiapkan alat dan bahan
Mencatat suhu dan tekanan laboratorium
Membuat suspensi dengan konsentrasi 70 gr/L didalam tangki
Suspensi diaduk, kemudian alirkan ke kolom sedimentasi dengan menggunakan pompa hingga ketinggiannya 150 cm
Mengamati perubahan lapisan atas B dan lapisan atas D tiap 5 menit
Mengambil sample dengan volume 10 ml bila lapisan atas B mencapai 1 cm diatas tiap kerangan,dan menaruhnya kedalam cawan porselin
Menimbang cawan porselin kosong, piknometer kosong, piknometer + air keran, piknometer + aquadest

3.3.2 Menggunakan gelas kimia & gelas ukur (variasi diameter)
3.3.3 Menggunakan kolom sedimentasi (variasi konsentrasi)
Meletakkan cawan kedalam oven hingga semua cairan menguap, lalu ditimbang dengan neraca analitik
Melakukan langkah-langkah seperti diatas, dengan ketinggiansuspensi pada kolom 200 cm
Membuat suspensi dengan konsentrasi 75 gr/L pada gelas kimia dan gelas ukur,dengan ketinggian yang sama
Mengaduk suspensi agar homogen, setelah pengadukan berhenti hidupkan stop watch
Mengamati perubahan lapisan atas B dan lapisan atas D tiap 1 menit hingga terbentuk 2 zona
Melakukan langkah-langkah seperti diatas dengan menggunakankonsentrasi 100 gr/L dan 150 gr/L
Membuat suspensi dengan konsentrasi 100 gr/L pada tangki penampung ,dengan ketinggian 150 cm
Mengaduk suspensi agar homogen, setelah pengadukan berhenti hidupkan stop watch
Melakukan langkah-langkah seperti diatas dengan menggunakan konsentrasi 80, 100 gr/L

Mengamati perubahan lapisan atas B dan lapisan atas Dtiap 5 menit hingga terbentuk 2 zona
Melakukan langkah-langkah seperti diatas denganmenggunakan konsentrasi 150 gr/L

BAB VI
PEMBAHASAN
Sedimentasi merupakan peristiwa turunnya partikel-partikel padat yang
tersebar atau tersuspensi dalam cairan karena pengaruh gaya berat, gaya apung, dan
gaya geser sehingga cairan jenuh dapat dipisahkan dari zat padat yang mengendap
didasarnya.
Pada percobaan sedimentasi, kita melakukan 3 macam variasi pecoban. yaitu
menggunakan variasi konsentrasi, variasi diameter dan variasi ketinggian.
●Variasi Konsentrasi
Pada percobaan ini untuk variasi konsentrasi digunakan konsentrasi
70gr/L,100 gr/L, dan 150gr/L.Dari data hasil percobaan dapat diperoleh nilai Vt
dan nilai Vl yang semakin kecil. Pernyataan ini tidak sesuai secara teoritis yang
menyatakan bahwa semakin besar konsentrasi maka nilai kecepatan pengendapan
akan semakin besar. Hal ini disebabkan Karen semakin besar konsentrasi maka
jumlah partikel dalam suspensi akan semakin banyak. Akibatnya partikel tidak
tersebar sehingga gesekan antar partikel akan semakin besar atau dengan kata lain
partikel akan mudah untuk saling bertumbukan, sehingga pada konsetrasi yang
besar maka kecepatan pengendapan akan semakin kecil.
●Variasi Diameter
Pada percobaan ini, untuk variasi diameter digunakan 2 diameter yang
berbeda (gelas kimia 1000 ml dan gelas ukur 1000 ml) dengan konsentrasi 70
gr/L,100 gr/L,dan 150 gr/L.
Dari hasil percobaan kecepatan pengendapan pada gelas kimia lebih besar
dibandingkan kecepatan pengendapan pada gelas ukur karena diameter kolom
yang berbeda dapat mempengaruhi kecepatan pengendapan. Kecepatan
pengendapan pada diameter yang lebih besar akan lebih cepat daripada kecepatan
pengendapan pada diameter yang lebih kecil.Hal ini disebabkan karena pada
diameter kolom yang lebih besar maka partikelnya akan lebih tersebar sehingga

gesekan antar partikel akan lebih kecil dibandingkan dengan gesekan antar
partikel untuk diameter kolom yang lebih kecil.
●Variasi ketinggian
Pada percobaan ini digunakan variasi ketinggian 150 cm dan 200 cm,
dengan konsentrasi 70gr/L. dari hasil percobaan kecapatan pengendapan pada 150
cm adalah 2.07gr/s dan kecepatan pengendapan pada 200 cm adalah 1.6 cm/s. hal
ini tidak sesuai dengan literatur yang diketahui, seharusnya kecepatan
pengandapan 150 cm = 200 cm adapun yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan ialah saat pengadukan suspensi sulit sekali bersifat homogen,
sehingga pada saat suspensi dialirkan pada kolom sedimentasi sebelum suspensi
mencapai ketinggian yang diinginkan, suspensi telah banyak mengendap,
sehingga data yang didapat tidak akan bagus.
● Harga Vt
Harga Vt dari perhitungan berbeda dengan Vt dari grafik, dimana Vt dari
perhitungan = 0.121 cm/s, sedangkan dari grafik Vt berkisar antara = 0.1 – 0.8.
Penyimpangan ini disebabkan pada waktu perhitungan digunakan asumsi:
Partikel suspensi dianggap berbentuk bola,sedangkan bentuk partikel pada saat
percobaan tidak dapat ditentukan karena ukurannya sangat kecil.
Pada percobaan ini juga ditentukan harga VL,tetapi harga VL ini hanya mewakili
kecepatan pengendapan di suatu titik,sehingga harga VL belum dapat dianggap
kecepatan pengendapan untuk suatu larutan.
● Perbandingan konsentrasi
Konsentrasi larutan yang diperoleh dari percobaan berbeda dibandingkan
konsentrasi larutan dengan perhitungan secara teori Kynch. Hal ini disebabkan
sewaktu mengambil sample pada waktu dan ketinggian tertentu dianggap belum
dapat mewakili konsentrasi pada ketinggian tersebut, karena sample yang diambil
hanya untuk satu titik (didekat kerangan) sedangkan sample tersebut belum tentu
mempunyai konsentrasi yang sama dengan sample lain yang lebih jauh dari

kerangan. Perbedaan ini terjadi karena sample yang diambil tidak homogen atau
sudah ada sebagian partikel yang mngendap.
Sementara menghitunh konsentrasi dengan teori Kynch dianggap sudah mewakili
setiap ketinggian karena pada perhitungan dengan teori Kynch lapisan sample
yang diambil dianggap sudah homogen.
● Keberlakuan Hukum Stoke
Syarat Hukum Stoke adalah harga K<2,6, jadi pada percobaan ini Hukum
Stoke berlaku karena nilai K yang kita dapat adalah 1.639. Dan nilai Nre adalah
0.1 , sehingga aliran yang didapatkan pada percobaan ini adalah aliran laminer.
-aliran laminar :Nre <1
-aliran transisi : Nre 1<Nre >104
-aliran laminar : Nre > 104
BAB VII
KESIMPULAN

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendapan adalah :
a. Tinggi kolom
b. Diameter bejana
c. Konsentrasi partikel
2. Hukum Stokes tidak berlaku dalam percobaan ini.
3. Tekanan dan suhu ruang mempengaruhi proses pengendapan.
4. Dari grafik z terhadap t dapat ditentukan titik kritik.

LAMPIRAN DCONTOH PERHITUNGAN
D.1 Menghitung volume piknometer
2 cm3
D.2 Menghitung densitas air kran
gr/cm3
D.3 Menghitung densitas partikel
gr/cm3
D.4 Menghitung viskositas air kran
µaquadest = 0.853 cPtaquadest = 1.05 menittair kran = 1.18 menit
cP . 10-2 gr/cm.s

D.5 Menentukan VT dari hasil perhitungan
= 0.121 cm/s
D.6 Menghitung konsentrasi
D.6.1 Secara Perhitungan
gr/LD.6.2 Secara Percobaan
D.7 Menghitung Bilangan Reynold

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Banchero J.IR. walter L.B.Introduction to Chemical Engginering Mc. Graw Hill 1995
Unit OPeration of Chemical Engginering. 2nd edition : Marren L, Mc Cabe.J.C.Smith

Unit Operation of Chemical Engginering. 5th edition : Marren L, Mc Cabe.J.C.Smith
Perry.Robert H, Chilton Cecil H. Chemical Engginering Hand Book 5 th edition.
LAMPIRAN A
DATA LITERATUR
ρaquadest (26.5o C) = 0.996648 gr/cm3
specific gravity CaCO3 = 2.711
µaquadest = 0.853 cP

LAMPIRAN B
DATA PENGAMATAN
B.1 Data Ruang
Keadaan Suhu (oC) Tekanan (mmHg)

Hari 1 awal (2.60 ± 0.05)101 (6.970 ± 0.005)102
akhir (2.70 ± 0.05)101 (6.960 ± 0.005)102
Hari 2 awal akhir
B.2 Data Percobaan
B.2.1 Spesifikasi Alat
● Tinggi kerangan pada kolom sedimentasi :
Kerangan 1 : 26 cm
Kerangan 2 : 56 cm
Kerangan 3 : 86 cm
Kerangan 4 : 116 cm
Kerangan 5 : 146 cm
Kerangan 6 : 176 cm
● Tangki :
Diameter : 44.5 cm
Tinggi : 50 cm
● Kolom Sedimentasi
Sisi 1 : 15 cm
Sisi 2 : 15 cm
Tinggi Prisma : 17 cm
B.2.2 Berat Piknometer
Massa (gr)
m1 (gr) m2 (gr) m2 (gr)Piknometer Kosong 20.17 20.16 20.16Pikno + aquadest 46.3 46.3 46.3Pikno + air kran 45.67 45.66 45.65
B.2.3 Menghitung laju alir untuk menghitung viskositas

t1 (s) t2 (s) t3 (s)Aquadest 1.03 1.04 1.07Air Kran 1.19 1.16 1.19
B.2.4 Berat Cawan Porselin Kosong
cawan Berat Cawan Kosong (gr)
m1 (gr) m2 (gr) m3 (gr)1 20.68 20.68 20.682 28.01 28.01 28.013 31.31 31.31 31.314 18.83 18.83 18.835 29.86 29.86 29.866 29.71 29.71 29.71
B.2.5 Data Pengamatan
● Variasi Ketinggian (konsentrasi 75 gr/L)
Ketinggian 150 cm
T (menit) ZB (cm) ZD (cm)
0 150 05 131 9.510 121 17.315 108 28.620 95 35.225 82 40.130 70 44.535 47 4740 4645 3950 35.555 33.860 32.265 30.870 29.575 28.180 27.385 26.190 25.495 24.5100 23.8105 23.2

110 23.2115 23.2
Ketinggian 200 cm
T (menit) ZB (cm) ZD (cm)0 200 05 184 5.310 169.5 7.815 156 11.220 142 13.425 129 20.530 115 24.135 100.9 28.340 87 34.745 73 39.550 59 4155 45.5 45.560 42.565 40.870 39.375 37.780 36.485 3590 33.995 32.8100 32105 31.2110 30.4115 29.7120 28.7125 27.7130 26.7135 25.9140 25.9145 25.9● Variasi Konsentrasi (konsentrasi 100 gr/L, 150 gr/L)
Konsentrasi 100 gr/L
Ketinggian : 150 cm
T (menit) ZB (cm) ZD (cm)0 150 05 133 1010 120.5 15.515 108 19.7

20 97 23.825 85.6 27.930 75 31.235 64 33.440 53 37.245 44 39.150 41.2 41.255 3960 37.365 3670 34.375 3380 31.585 30.390 29.295 28.2100 27.2105 26.4110 25.7115 24.8120 24125 24130 24
Konsentrasi 150 gr/L
Ketinggian 150 cm
T (menit) ZB (cm) ZD (cm)0 150 05 142.7 1.510 135.7 2.315 129.5 2.920 125 3.625 119.9 4.1

30 114.5 4.935 108.8 6.840 103.4 8.245 97.8 11.550 92.5 15.755 87.2 18.260 82.2 20.465 77.7 22.170 74 22.775 70.7 2380 67.5 23.585 63.2 24.190 58.1 24.995 53.7 25.2100 49.9 26105 43.1 27.3110 39.5 28.6115 34.7 29.2120 30.9 30.9125 27.5130 25.7135 24.9140 24.3145 23.8150 23.8
● Variasi Konsentrasi (konsentrasi 100 gr/L)
Konsentrasi 100 gr/L
Ketinggian : 200 cm
T (menit) ZB (cm) ZD (cm)0 200 05 178.5 2.310 164.3 7.815 151.8 12.520 139.5 17.4

25 127.5 20.130 116.4 25.235 104.2 30.640 92 32.745 80 36.250 68.4 40.955 55.5 44.760 48.5 48.565 46.270 44.375 42.880 41.385 39.890 38.595 37.4100 36.3105 35.2110 34.3115 34.3120 32.4125 31.7130 30.8135 30.2140 29.4145 29.3150 28.5155 27.7160 27165 26.3170 26.3
● Variasi Diameter (gelas ukur 1000 ml dan gelas kimia 1000 ml)
Konsentrasi 75 gr/L
Ketinggian 150 cm
Gelas Ukur 1000 ml Gelas Kimia 1000 mlT (menit) ZB (cm) ZD (cm) ZB (cm) ZD (cm)0 12 0 12 01 8.5 0.8 8 0.72 5.4 1.8 5 1.23 2.5 2.5 1.5 1.5

4 2.3 1.35 2 16 1.8 17 1.8 18 1.8 1
Konsentrasi 100 gr/L
Gelas Ukur 1000 ml Gelas Kimia 1000 mlT (menit) ZB (cm) ZD (cm) ZB (cm) ZD (cm)0 12 0 12 01 9 0.9 8 0.82 6 2.5 5.4 1.93 3.5 3.5 2.4 2.44 2.8 3.8 2.35 2.5 1.96 2.3 1.77 2.1 1.78 2 1.59 1.9 1.510 1.9 1.411 1.9 1.4
Konsentrasi 100 gr/L
Gelas Ukur 1000 ml Gelas Kimia 1000 mlT (menit) ZB (cm) ZD (cm) ZB (cm) ZD (cm)0 12 0 12 01 9.7 0.9 9.1 1.12 8.4 1.5 8 1.73 7.1 2.1 6.9 2.14 6.1 2.8 5.9 2.35 5.3 3.4 5.1 2.76 4.7 3.6 4.5 3.27 4.3 3.8 4.2 3.38 4 4 3.7 3.79 3.7 3.410 3.4 3.111 3.3 2.912 3 2.713 2.9 2.514 2.9 2.515 2.8 2.416 2.7 2.317 2.7 2.3

Konsentrasi 75 gr/L
Ketinggian 200 cm
Gelas Ukur 1000 ml Gelas Kimia 1000 mlT (menit) ZB (cm) ZD (cm) ZB (cm) ZD (cm)0 12 0 12 01 6 0.2 3.5 0.42 0.5 0.5 0.9 0.93 0.5 0.94 0.5 0.9
Konsentrasi 75 gr/L
Gelas Ukur 1000 ml Gelas Kimia 1000 mlT (menit) ZB (cm) ZD (cm) ZB (cm) ZD (cm)0 12 0 12 01 9.3 0.2 8.5 0.32 5.2 1.1 5.3 0.63 1.8 1.8 0.7 0.74 1.6 0.65 1.4 0.66 1.4 0.67 1.4 0.6
● Massa Cawan + Sample
Konsentrasi 75 gr/L
Msample + cawan (gr)
Kran Z = 150 cm Z = 200 cm
1 21.48 21.59
2 29.09 28.44
3 32.04 32.43
4 19.55 19.55
5 30.08 30.47
6 32.40
Konsentrasi 100 gr/L,150 gr/l
Ketinggian Kolom 150 cm
Msample + cawan (gr)
Kran Z(Kons100gr/l) Z(Kons150 gr/l)

1 21.48 21.13
2 29.09 29.09
3 32.04 32.04
4 19.55 19.55
5 30.08 30.08
Konsentrasi 100 gr/L
Ketinggian Kolom 200 cm
Msample + cawan (gr)
Kran Z
1 21.11
2 28.58
3 32.11
4 19.07
5 31.29
6 33.07
LAMPIRAN C
HASIL ANTARA
C.1 Massa sample pada cawan setiap kerangan
C.1.1 Variasi Ketinggian

Konsentrasi 75 gr/L
● Ketinggian 150 cm
No Massa (gr)1 0.852 1.083 0.734 0.725 0.37
Konsentrasi 100 gr/L
No Massa (gr)1 0.852 1.083 0.734 0.725 0.37
Konsentrasi 150 gr/L
No Massa (gr)1 0.452 1.083 0.734 0.725 0.22
Konsentrasi 75 gr/L
● Ketinggian 200 cm
No Massa (gr)1 0.912 0.433 1.124 0.725 0.61

6 2.69
Konsentrasi 75 gr/L
No Massa (gr)1 0.432 0.573 0.84 0.245 1.436 3.36
C.2 Diameter Partikel : 6, 35 . 10-3
C.3 Variasi Ketinggian (Konsentrasi 75 gr/L)
Ketinggian 150 cm
T (menit) ZB (cm) ZD (cm) V0 150 0 3.85 131 9.5 210 121 17.3 2.615 108 28.6 2.620 95 35.2 2.625 82 40.1 2.430 70 44.5 4.635 47 47 0.240 46 1.445 39 0.750 35.5 0.3455 33.8 0.3260 32.2 0.2865 30.8 0.2670 29.5 0.2875 28.1 0.1680 27.3 0.2485 26.1 0.1490 25.4 0.1895 24.5 0.14100 23.8 0.12105 23.2 0110 23.2 0115 23.2 0

Kurva Z Vs t variasi ketinggian dengan konsentrasi 75 gr/l ketinggian kolom 150 cm
020406080
100120140160
0 50 100 150
t (menit)
Z (
cm)
Series1
Series2
Kurva V Vs t dengan ketinggian 150 cm
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t (menit)
V Series1
Ketinggian 200 cm
T (menit) ZB (cm) ZD (cm) V0 200 0 3.25 184 5.3 2.910 169.5 7.8 2.715 156 11.2 2.820 142 13.4 2.6

25 129 20.5 2.830 115 24.1 2.8235 100.9 28.3 2.7840 87 34.7 2.845 73 39.5 2.850 59 41 2.755 45.5 45.5 0.660 42.5 0.3465 40.8 0.370 39.3 0.3275 37.7 0.2680 36.4 0.2885 35 0.2290 33.9 0.2295 32.8 0.16100 32 0.16105 31.2 0.16110 30.4 0.14115 29.7 0.2120 28.7 0.2125 27.7 0.2130 26.7 0.16135 25.9 0140 25.9 0145 25.9 0
Kurva Z Vs t variasi ketinggian dengan konsentrasi 70 gr/l ketinggian kolom 200 cm
0
50
100
150
200
250
0 20 40 60 80 100 120 140
t (menit)
Z (
cm)
Series1
Series2

Kurva V Vs t dengan ketinggian 200 cm
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
0 50 100 150
t (menit)
V Series1
● Variasi Konsentrasi (konsentrasi 100 gr/L, 150 gr/L)
Konsentrasi 100 gr/L
Ketinggian : 150 cm
T (menit) ZB (cm) ZD (cm) V0 150 0 3.45 133 10 2.510 120.5 15.5 2.515 108 19.7 2.220 97 23.8 2.2825 85.6 27.9 2.1230 75 31.2 2.235 64 33.4 2.240 53 37.2 1.845 44 39.1 0.5650 41.2 41.2 0.4455 39 0.3460 37.3 0.2665 36 0.3470 34.3 0.2675 33 0.380 31.5 0.2485 30.3 0.2290 29.2 0.295 28.2 0.2100 27.2 0.16105 26.4 0.14

110 25.7 0.18115 24.8 0.16120 24 0125 24 0130 24 0
Kurva Z Vs t variasi ketinggian dengan konsentrasi 100 gr/l ketinggian kolom 150 cm
020406080
100120140160
0 20 40 60 80 100 120 140
t (menit)
Z (
cm)
Series1
Series2
Kurva V Vs t dengan ketinggian 150 cm
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
0 50 100 150
t (menit)
V Series1

Konsentrasi 150 gr/L
T (menit) ZB (cm) ZD (cm) V0 150 0 1.465 142.7 1.5 1.410 135.7 2.3 1.2415 129.5 2.9 0.920 125 3.6 1.0225 119.9 4.1 1.0830 114.5 4.9 1.1435 108.8 6.8 1.0840 103.4 8.2 1.1245 97.8 11.5 1.0650 92.5 15.7 1.0655 87.2 18.2 160 82.2 20.4 0.965 77.7 22.1 0.7470 74 22.7 0.6675 70.7 23 0.6480 67.5 23.5 0.8685 63.2 24.1 1.0290 58.1 24.9 0.8895 53.7 25.2 0.72100 49.9 26 1.36105 43.1 27.3 0.72110 39.5 28.6 0.96115 34.7 29.2 0.76120 30.9 30.9 0.68125 27.5 0.36130 25.7 0.16135 24.9 0.12140 24.3 0.1145 23.8 0150 23.8 0

Kuva Z Vs t variasi ketinggian dengan konsentrasi 150 gr/l ketinggian 150 cm
020406080
100120140160
0 50 100 150 200
t (menit)
Z (
cm)
Series1
Series2
Kurva V Vs t dengan ketinggian 150 cm
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
0 50 100 150 200
t (menit)
V Series1
Konsentrasi 100 gr/L
Ketinggian : 200 cm
T (menit) ZB (cm) ZD (cm) V0 200 0 4.35 178.5 2.3 2.8710 164.3 7.8 2.5

15 151.8 12.5 2.4620 139.5 17.4 2.425 127.5 20.1 2.2230 116.4 25.2 2.4435 104.2 30.6 2.4440 92 32.7 2.445 80 36.2 2.3250 68.4 40.9 2.5855 55.5 44.7 1.460 48.5 48.5 0.4665 46.2 0.3870 44.3 0.375 42.8 0.380 41.3 0.385 39.8 0.2690 38.5 0.2295 37.4 0.22100 36.3 0.22105 35.2 0.18110 34.3 0115 34.3 0.38120 32.4 0.14125 31.7 0.18130 30.8 0.12135 30.2 0.16140 29.4 0.02145 29.3 0.16150 28.5 0.16155 27.7 0.14160 27 0.14165 26.3 0170 26.3 0

Kurva Z Vs t variasi ketinggian dengan konsentrasi 100 gr/l ketinggian 200 cm
0
50
100
150
200
250
0 50 100 150 200
t (menit)
Z (
cm)
Series1
Series2
Kurva V Vs t dengan ketinggian 200 cm
-1
0
1
2
3
4
5
0 50 100 150 200
t (menit)
V Series1

C.4 Variasi diameterKetinggian 150 cm
Konsentrasi 75 gr/L
Gelas Ukur
Gelas Kimia
t (menit) ZB (cm)ZD
(cm) ZB (cm) ZD (cm)V Gelas
ukurV Gelas
kimia0 12 0 12 0 3,5 41 8,5 0,8 8 0,7 3,1 32 5,4 1,8 5 1,2 2,9 3,53 2,5 2,5 1,5 1,5 0,2 0,24 2,3 1,3 0,3 0,35 2 1 0,2 06 1,8 1 0 07 1,8 1 0 08 1,8 1 0 0
Kurva z Vs t variasi diameter dengan konsentrasi 75 gr/l pada gelas ukur 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 2 4 6 8 10
t (menit)
Z (
cm)
Series1
Series2

Kurva V Vs t pada gelas ukur 1000 ml
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
0 2 4 6 8 10
t (menit)
V Series1
Kurva Z Vs t variasi diameter dengan konsentrasi 70 gr/l pada gelas kimia 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 2 4 6 8 10
t (menit)
Z (
cm)
Series1
Series2

Kurva V Vs t pada gelas kimia 1000 ml
-0,50
0,51
1,52
2,53
3,54
4,5
0 2 4 6 8 10
t (menit)
V Series1
Konsentrasi 100 gr/L
Gelas Ukur
Gelas Kimia
t (menit) ZB (cm)ZD
(cm) ZB (cm) ZD (cm) Gelas ukur Gelas kimia0 12 0 12 0 3 41 9 0,9 8 0,8 3 2,62 6 2,5 5,4 1,9 2,5 33 3,5 3,5 2,4 2,4 0,7 0,14 2,8 2,3 0,3 0,45 2,5 1,9 0,2 0,26 2,3 1,7 0,2 07 2,1 1,7 0,1 0,28 2 1,5 0,1 09 1,9 1,5 0 0,1
10 1,9 1,4 0 011 1,9 1,4 0 0

Kurva Z Vs t variasi diameter dengan konsentrasi 100 gr/l pada gelas ukur 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 5 10 15
t (menit)
Z (
cm) Series1
Series2
Kurva V Vs t pada gelas ukur 1000 ml
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
0 2 4 6 8 10 12
t (menit)
V Series1

Kurva Z Vs t nariasi diameter dengan konsentrasi 100 gr/l pada gelas kimia 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 5 10 15
t (menit)
Z (
cm) Series1
Series2
Kurva V Vs t pada gelas kimia 1000 ml
-0,50
0,51
1,52
2,53
3,54
4,5
0 2 4 6 8 10 12
t (menit)
V Series1
Konsentrasi 150 gr/L
Gelas Ukur
Gelas Kimia
t (menit) ZB (cm)ZD
(cm) ZB (cm) ZD (cm) Gelas ukur Gelas kimia0 12 0 12 0 2,3 2,91 9,7 0,9 9,1 1,1 1,3 1,12 8,4 1,5 8 1,7 1,3 1,13 7,1 2,1 6,9 2,1 1 14 6,1 2,8 5,9 2,3 0,8 0,8

5 5,3 3,4 5,1 2,7 0,6 0,66 4,7 3,6 4,5 3,2 0,4 0,37 4,3 3,8 4,2 3,3 0,3 0,58 4 4 3,7 3,7 0,3 0,39 3,7 3,4 0,7 0,3
10 3 3,1 -0,3 0,211 3,3 2,9 0,3 0,212 3 2,7 0,1 0,213 2,9 2,5 0 014 2,9 2,5 0,1 0,115 2,8 2,4 0,1 0,116 2,7 2,3 0 017 2,7 2,3 0 0
Kurva Z Vs t variasi diameter dengan konsentrasi gr/l pada gelas ukur 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 5 10 15 20
t (menit)
Z (
cm) Series1
Series2

Kurva V Vs t pada gelas ukur 1000 ml
0
0,5
1
1,5
2
2,5
0 5 10 15 20
t (menit)
V Series1
Kurva Z Vs t variasi diameter dengan konsentrasi 150 gr/l pada gelas kimia 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 5 10 15 20
t (menit)
Z (
cm) Series1
Series2

Kurva V Vs t pada gelas kimia 1000 ml
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
0 5 10 15 20
t (menit)
V Series1
PerbandinganV Pada variasi i diameter dengan konsentrasi 70 gr/l
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
0 2 4 6 8 10
t (menit)
V
Series1
Series2

Perbandingan V pada variasi diameter dengan konsentrasi 100 gr/l
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
0 2 4 6 8 10 12
t (menit)
V
Series1
Series2
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
0 5 10 15 20
Series1
Series2
Ketinggian 200 cmKonsentrasi 75 gr/L
Gelas Ukur
Gelas Kimia
t (menit) ZB (cm)ZD
(cm) ZB (cm) ZD (cm) Gelas ukur Gelas kimia0 12 0 12 0 6 8,51 6 0,2 3,5 0,4 5,5 2,62 0,5 0,5 0,9 0,9 0 03 0,5 0,9 0 04 0,5 0,9 0 0

Kurva Z Vs t variasi diameter dengan konsentrasi 750gr/l pada gelas ukur 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 2 4 6
t (menit)
Z (
cm) Series1
Series2
Kurva V Vs t pada gelas ukur 1000 ml
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
0 1 2 3 4 5
t (menit)
Z (
cm)
Series1

Kurva Z Vs t variasi diameter dengan konsentrasi 75 gr/l pada gelas kimia 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 2 4 6
t (menit)
Z (
cm) Series1
Series2
Kurva V Vs t pada gelas kimia 1000 ml
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 1 2 3 4 5
t (menit)
V Series1
Konsentrasi 100 gr/L
Gelas Ukur
Gelas Kimia
t (menit) ZB (cm)ZD
(cm) ZB (cm) ZD (cm) Gelas ukur Gelas kimia0 12 0 12 0 2,7 3,51 9,3 0,2 8,5 0,3 4,1 3,22 5,2 1,1 5,3 0,6 3,4 4,63 1,8 1,8 0,7 0,7 0,2 0,1

4 1,6 0,6 0,2 05 1,4 0,6 0 06 1,4 0,6 0 07 1,4 0,6 0 0
kurva Z Vs t variasi diameter dengan konsentrasi 100 gr/l pada gelas ukur 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 2 4 6 8
t (menit)
Z (
cm) Series1
Series2
Kurva V vs t pada gelas ukur 1000 ml
-1
0
1
2
3
4
5
0 2 4 6 8
t (menit)
Z (
cm)
Series1

kurva z Vs t variasi diameter dengan konsentrasi 100 gr/l paga gelas kimia 1000 ml
0
2
4
6
8
10
12
14
0 2 4 6 8
t (menit)
Z (
cm) Series1
Series2
Kurva V Vs t pada gelas kimia 1000 ml
-1
0
1
2
3
4
5
0 2 4 6 8
t (menit)
V Series1