laporan satelit gizbur2014 kalasan

34
LAPORAN PROGRAM TATALAKSANA BALITA GIZI BURUK SATELIT GIZI PUSKESMAS KALASAN Disusun Oleh : 2014

Upload: septinaayusamsiati

Post on 25-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan gizi buruk

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

LAPORAN PROGRAM

TATALAKSANA BALITA GIZI BURUK

SATELIT GIZI PUSKESMAS KALASAN

Disusun Oleh :

2014

Page 2: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

Daftar Isi

I.Pendahuluan

a. Kebijakan Tata Laksana Gizi Buruk

b. Pembentukan dan Pengelolaan Satelit Gizi

di Kabupaten Sleman

II.Perencanaan Kegiatan

a. Nama Kegiatan

b. Tujuan Kegiatan

c. Sasaran Kegiatan

d. Bentuk Kegiatan

e. Jadwal Kegiatan

f. Pembiayaan

III.Hasil Kegiatan

a. Deskripsi Balita Sasaran dan Penapisan Faktor Risiko Gizi Buruk

b. Catatan Perkembangan Medis Balita Gizi Buruk

c. Asuhan Gizi Balita Gizi Buruk

d. Asuhan Keperawatan Balita Gizi Buruk

e. Asuhan PHBS Balita Gizi Buruk

f. Deteksi Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Gizi Buruk

IV.Pembahasan

V.Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

b. Saran

Page 3: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

BAB I

PENDAHULUAN

I. Kebijakan Tata Laksana Gizi Buruk

Sampai saat ini di tahun 2014 Indonesia masih menghadapi dualism

masalah kesehatan balita. Masalah tersebut adalah adanya gizi lebih dan

gizi buruk pada balita dengan rentang usia 0-60 bulan. Timbulnya masalah

kurang gizi pada anak dipengaruhi status gizi pada masa sebelum konsepsi

dan status gizi ibunya. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini juga

akan mempengaruhi status gizi pada usia dewasa (inter-generation impact

of malnutrition).

Kurangnya konsumsi makanan & penyakit infeksi merupakan penyebab

langsung, kemiskinan dan pendidikan yang rendah sebagai masalah utama

yang harus ditanggulangi (Unicef, 1998). Diketahui bahwa adanya gizi

Kurang & gizi buruk merupakan 54% underlying factor dari kematian bayi &

anak. Sedangkan cacat bawaan dan kelainan congenital cenderung

sebagai underlying factor anak menjadi gizi buruk. Hasil pengamatan di

sarana pelayanan kesehatan di antaranya: penyakit jantung bawaan,

hydrocephalus, Cereberal Palsy, Labio/palato schisis (Bibir Sumbing),

Thalasemia, tumor atau keganasan. Serta adanya gagal tumbuh (failure to

thrive) pada bayi dengan berat badan lahir rendah.

Indonesia mengalami masalah gizi ganda yaitu gizi kurang meliputi

Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A

(KVA), Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Gangguan kurang zat gizi

mikro; dan masalah gizi lebih.

Prevalensi gizi kurang - gizi buruk berdasar Riskesdas 2007 adalah :

• Prevalensi nasional gizi kurang dan gizi buruk (BB/U) 18,4%

• Prevalensi nasional gizi kurang dan gizi buruk (BB/TB) 13,6%

• Ada 44 kab/kota dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (BB/U) >

30%.

• Ada 10 kab/kota prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (BB/TB) > 30%.

NAD : Nagan Raya, Aceh Utara

Sumut : Tapanuli Selatan

Sumbar : Solok Selatan

NTT : Manggarai

Kalteng : Seruyan

Maluku : Seram bagian barat, Buru

Page 4: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

Maluku Utara : Halmahera Selatan

Papua : Asmat

• 83 kab/kota dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (BB/TB) > 20%.

Sedangkan prevalensi Gizi Lebih adalah sbb.

o Dewasa IMT (> 27 kg/m²) à 11,1% (≥ 30 kg/m²) à 3,9%

(Survei IMT tahun 1997)

o Dewasa IMT (25-27 kg/m²) à 8,8%(> 27 kg/m²) à10,3%

(Riskesdas 2007)

o Balita BB/U (>+2SD) : 2,46% (2003)

Kebijakan Pemerintah dalam menanggulangi gizi buruk dituangkan

dalam Sasaran Pembangunan Kesehatan RPJMN 2010-2014

Menurunkan prevalensi gizi kurang dari 18.4% menjadi setinggi-tingginya

15%

Menurunkan prevalensi balita pendek dari 36.8% menjadi setinggi-tingginya

32%

Prioritas Pembangunan Gizi di Indonesia tahun 2011-2015 meliiputi :

Tujuan:

Meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat untuk

menurunkan prevalensi gizi kurang dan prevalensi stunting, serta

mencegah meningkatnya prevalensi kegemukan.

Kegiatan Prioritas:

1. Meningkatkan pendidikan gizi masyarakat melalui kampanye

Gerakan Nasional Sadar Gizi serta penyediaan KIE, khususnya dalam

pemberian ASI Eksklusif, ASI hingga usia dua tahun atau lebih dengan

penambahan MP-ASI lokal, gizi ibu, pemantauan pertumbuhan, dan cuci

tangan pakai sabun.

2. Suplementasi dan fortifikasi gizi mikro, terutama pemberian

vitamin A pada balita usia 6 – 59 bulan, pemberian taburia untuk usia 6 –

24 bulan, pemberian besi folat minimal 90 tablet pada ibu hamil,

konsumsi garam yodium, fortifikasi tepung terigu, fortifikasi minyak

goreng, dan pemberian obat cacing pada balita 1 – 5 tahun.

3. Penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang yang terdiri dari

Tatalaksana Anak Gizi Buruk melalui rawat inap di rumah sakit,

Puskesmas perawatan, TFC dan tatalaksana rawat jalan di masyarakat,

dan pemberian makanan tambahan pemulihan untuk balita gizi kurang.

Page 5: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

SPM bidang kesehatan di kab/kota sesuai dengan PERMENKES

741/PER/MENKES/VII/2008

• Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan

keluarga miskin: 100% (tahun 2010)

• Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan: 100% (2010)

Manajemen Kasus dilakukan dengan TERAPI GIZI yang dilaksanakan di

Puskesmas s/d rumah sakit serta rujukannya dengan memberikan tindakan,

perawatan dan pengobatan dari berbagai disiplin ilmu secara komprehensif

mengarah ke pelayanan gizi paripurna (Tim Asuhan Gizi) meliputi:

• Penyuluhan (Health Promotion)

• Perlindungan Khusus (Specific Protection)

• Deteksi Dini (Early Detection)

• Pengobatan Segera (Prompt Treatment)

• Mencegah Kecacatan (Disability Limitation)

• Rehabilitasi (Rehabilitation)

Kebijakan Teknis Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 :

1. Memperkuat peran masyarakat dlm pembinaan gizi masyarakat melalui

Posyandu.

2. Memberlakukan standar pertumbuhan anak Indonesia.

3. Menerapkan standar pemberian makanan bagi bayi & anak.

4. Meneruskan suplementasi gizi pada balita, remaja, ibu hamil dan ibu nifas

serta fortifikasi makanan.

5. PMT pemulihan diberikan pada anak gizi kurang dan ibu hamil miskin dan

KEK.

6. Perawatan gizi buruk dilaksanakan dengan pendekatan rawat inap di

Puskesmas perawatan, RS & Pusat Pemulihan Gizi (TFC) maupun rawat

jalan di Puskesmas & Pos Pemulihan Gizi (CFC).

7. Memperkuat surveilans gizi nasional.

Penanggulangan gizi buruk (WHO/UNICEF/SCN, 2005) terdiri dari Facility

based dan community based :

- Facility based adalah perawatan Gizi Buruk dengan komplikasi dirawat-

inap di fasilitas kesehatan (Puskesmas perawatan, TFC, RS); dilakukan

perawatan dan pengobatan sesuai Tatalaksana Anak Gizi Buruk sesuai

dengan 10 langkah dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk dan

Penanganan 5 kondisi klinis (Kondisi I-V) sesuai dengan tanda bahaya.

- Penanganan Gizi Buruk di Community Based atau /Pemulihan Gizi

Berbasis Masyarakat (PGBM) adalah perawatan bagi Gizi Buruk tanpa

komplikasi di “community based”’ tanpa rawat-inap. Dilakukan rawat

Page 6: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

jalan dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan &

konseling gizi. Dengan tenaga pelaksana: tenaga kesehatan &

masyarakat (kader).

- Untuk pelayanan anak gizi buruk yang dikelola oleh tenaga kesehatan

dengan melibatkan peran serta masyarakat dibentuklah Pos Pemulihan

Gizi (PPG). PPG dilihat dari fungsinya sebagai perawatan dan

pengobatan anak gizi buruk di suatu tempat/ ruangan khusus, dimana

ibu ikut serta merawat anaknya secara intensif. PPG dapat

dikembangkan dengan membuat bangunan khusus atau memanfaatkan

RS/ Puskesmas Perawatan. Pemda Kab/kota bertanggung jawab untuk

tenaga, sarana, prasarana dan biaya operasional. Dinas Kesehatan

Kab/kota bertanggung jawab pada peningkatan kualitas pelayanan

dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

Prasyarat dibentukny Pos Pemulihan Gizi :

1. Global Acute Malnutrition (GAM): Jumlah balita BB/TB atau BB/PB <-2

SD): > 20%

2. GAM > 10 – 19,9 % + accurating factors

GAM= JumlahBalita BB /TBatau BB /PB<−2 SDTotal Balita

Catatan:

- Balita gizi buruk/sangat kurus (BB/TB-PB < - 3 SD)

- Balita gizi kurang/kurus (BB/TB-PB > - 3 SD – < - 2 SD)

Kebutuhan tenaga untuk pengelolaaan Pos Pemulihan Gizi dgn

kapasitas 20 tempat Tidur adalah sbb. Dokter 1 orang, Perawat (D3, SPK) 4

orang, Ahli Gizi (D3) 1 orang, Tenaga Pemasak 1 orang.

Kegiatan PPG meliputi :

1. Pelayanan medis

2. Pelayanan Keperawatan

3. Pelayanan dan konseling gizi

4. Pendidikan kesehatan dan gizi

5. Rujukan ke posyandu/ puskesmas pembantu/ puskesmas/ rumah sakit

6. Stimulasi pertumbuhan

7. Pencatatan dan pelaporan

8. Monitoring dan evaluasi

Page 7: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

Peranan Tim Dukungan Gizi:

Dokter menentukan diagnosis, melakukan tindakan,pengobatan dan

tindak lanjut

Perawat/ bidan memberikan asuhan keperawatan

Nutrisionis menyediakan makanan, melakukan konseling gizi baik di

rumah sakit /puskesmas

Pencegahan dan tata laksana gizi buruk telah diintegrasikan secara lintas

sektoral sbb.

Untuk deteksi dan penentuan tata laksana gizi buruk, dimulai dari unit

kesehatan paling kecil dengan memberdayakan Poskesdes, Pustu, Polindes

dengan alur sbb.

Page 8: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

II. Pembentukan Satelit Gizi Buruk di Kabupaten Sleman.

Sejalan dengan arahan Kementrian Kesehatan mengenai Tata Laksana Gizi

Buruk, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mencoba mengembangkan Pos

Pemulihan Gizi atau Therapeutic Feeding Centre (TFC). Untuk mempermudah

pengelolaan, diintegrasikan kepada 4 Puskesmas dengan Tempat Perawatan;

yakni Puskesmas Mlati II, Minggir, Kalasan, dan Puskesmas Ngemplak I.

Untuk pengelolaan TFC telah dilatih pula Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari

dokter, perawat, dan nutrisionis yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan

unit terkait di UPT setempat.

Berikut alur pelayanan di satelit gizi buruk; dalam hal ini Puskesmas dengan

Tempat Perawatan.

Pos Pemulihan Gizi dikelola oleh tenaga kesehatan dan kader dan

dilakukan secara rawat jalan (non perawatan). TFC ini diperuntukkan untuk

memberikan asuhan gizi pada:

- anak gizi kurang atau Bawah Garis Merah (BGM)

- anak dengan 2 kali T pada penimbangan rutin

- anak gizi buruk tanpa komplikasi

- pasca perawatan anak gizi buruk

Kegiatan TFC :

- Pemeriksaan antropometri (LiLA, BB/PB / BB/TB)

- Penimbangan berat badan setiap minggu \

- Pemeriksaan nafsu makan, tanda klinis (sangat kurus, edema) dan

komplikasi

- Penjelasan kepada ibu ttg perkembangan status

- Pemberian Makanan Tambahan/PMT-Pemulihan

Page 9: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

- Penyuluhan gizi dan konseling Psikologi

TFC dikembangkan untuk pelayanan anak gizi buruk yang dikelola

oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan peran serta masyarakat. TFC

lebih dilihat dari fungsinya sebagai perawatan dan pengobatan anak gizi

buruk di suatu tempat/ ruangan khusus, dimana ibu ikut serta merawat

anaknya secara intensif. TFC dapat dikembangkan dengan membuat

bangunan khusus atau memanfaatkan RS/ Puskesmas Perawatan

Pada pelaksanannya Pemda Kab/kota bertanggung jawab untuk

tenaga, sarana, prasarana dan biaya operasional. Sedangkan Dinas

Kesehatan Kab/kota bertanggung jawab pada peningkatan kualitas

pelayanan dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

BAB II

Page 10: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

PERENCANAAN KEGIATAN

a. Nama Kegiatan

Penanganan Balita Gizi Buruk di Satelit Gizi Puskesmas Kalasan

dengan Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin selama 90 hari.

b. Tujuan Kegiatan

a. Tujuan Umum : Menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi

buruk di wilayah Kabuoaten Sleman

b. Tujuan Khusus :

i. Mencegah kematian anak (Case Fatality Rate/CFR)

ii. Mencegah gangguan tumbuh kembang berkelanjutan (growth

faltering)

iii. Mencapai garis pertumbuhan anak (growth trajectory)

c. Sasaran Kegiatan

Balita sasaran kegiatan dikirimkan oleh 6 puskesmas sesuai rayon :

i. Puskesmas Kalasan ( 2 balita)

ii. Puskesmas Prambanan ( 2 balita)

iii. Puskesmas Berbah (1 balita )

iv. Puskesmas Depok 1 (1 balita)

v. Puskesmas Depok 2 (1 balita)

vi. Puskesmas Depok 3 ( 1 balita)

Pemilihan balita gizi buruk dalam program ini dilakukan oleh

nutrisionis tiap Puskesmas dengan mengacu pada kriteria WHO sbb.

i. Anak Gizi Buruk (BB/TB-PB <- 3 SD baku standard WHO-

2005) dengan atau tanpa gejala klinis (marasmus,

kwashiokor & marasmik-kwashiorkor)

ii. Anak gizi kurang (BB/TB-PB <- 2 SD baku standard WHO-

2005), dengan penyakit.

d. Bentuk Kegiatan

Penanganan gizi buruk dengan menerapkan 10 langkah tata laksana gizi

buruk, diwujudkan dengan kegiatan sbb.

a. Pemeriksaan fisik dan penunjang untuk penapisan faktor risiko gizi

buruk.

b. Pemberian makanan tambahan selama 90 hari dalam bentuk bahan

pangan mentah serta untuk pembuatan Formula 100.

c. Deteksi dan Stimulasi Tumbuh Kembang Anak.

d. Asuhan keperawatan dan Promosi Kesehatan.

e. Jadwal Kegiatan

Page 11: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

KegiatanApril I II III IV

MeiI II III IV

JuniI II III IV

Juli I II III IV

Koordinasi dan Persiapan

v

Kunjungan I Pemeriksaan + lab HbDTKBPenyerahan PMT tahap IEdukasi Pembuatan F-100Lab FR

v

Kunjungan IIPemeriksaan rutin + lab FR Penyerahan PMT tahap II

v

Kunjungan IIIPemeriksaan rutin Penyerahan PMT tahap III

v

Kunjungan IVPemeriksaan rutinPenyerahan PMT tahap IV

v

Kunjungan VPemeriksaan rutin Skrining PKTBPenyerahan PMT tahap V

v

Kunjungan VIPemeriksaan rutinPenyerahan PMT tahap VRTL sesuai Puskesmas Asal

v

Evaluasi Penyusunan Laporan

v

f. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

dengan mata anggaran Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin untuk

balita gizi buruk sebanyak 6 kasus selama 90 hari, dengan rincian 3 kali

sehari x @Rp.15. 000,00.

BAB III

HASIL KEGIATAN

Page 12: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

a. Deskripsi Balita Sasaran dan Penapisan Faktor Risiko Gizi Buruk

Berikut Data 8 Balita Sasaran Program

Data Dasar An.laks An. nada An. hanisa An. Mimo An.Arfan An.Danendra An. Habib A.Ghozi

Asal Puskesmas Kalasan Kalasan Depok 1 Berbah Depok 3 Prambanan Prambanan Depok 2

TTL 08-09-2010 30-07-2013 10-07-2013 15/07/2013 01/11/2012 03/12/2012 31/12/2012

Jenis kelamin L P P P L L L L

Umur 44 36 40 40 18bl

BB 9.6 6.2 5.8 5.6 7 8.3 8 8.2

TB 89.9 67 65 65 72 79.5 77 79.5

Status gizi BB/U Buruk kurang Buruk Buruk Buruk Kurang Kurang Buruk

BB/TB pendek normal pendek pendek pendek normal normal s.pendek

Penyakit Pemberat/RPD

- Tb Anak Post mondok RS pneumonia

Prematurits Down Syndrome - - -

Riwayat kelahiran Aterm, spontan, 3000g

Aterm, spontan, 2500g

Aterm, spontan2500g

Preterm 8bln, spontan di RS,

1800g

Aterm, spontan 3450g

Aterm, spontan , 2500g,

Aterm, spontan3200g

Sc kpd 36 mgg2.3 kg

Riwayat imunisasi Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap lengkap Lengkap Lengkap Lengkap

ASI eksklusif 5 bln 3 bl 3 bl 6 bl 6 bl 2 minggu 6 bl 6 bln

PASIMPASI 5 bln MPASI sejak 3

bulan

+ASI +formula smp 6 bln, 6 bln SUN, 8 bln nasi

lembek

MP ASI 6 bulan MP ASI 6 bulanMP ASI sejak 2

mgg

MP asi 6 bulan Mp asi 6 bln

Kondisi kedelapan balita yang menjadi sasaran program, dengan kriteria

BB/U, didapatkan lima balita < 3 SD (gizi buruk), dan 3 balita gizi kurang.

Sementara dengan indicator BB/TB terdapat 2 balita sangat kurus dan 6

balita kurus.

Nama BB/U TB/U BB/TB

Laksmana BURUK PENDEK S.KURUSNada KURANG NORMAL KURUS

Hanisa BURUK PENDEK KURUSMimo BURUK PENDEK KURUSArfan BURUK PENDEK KURUS

Danendra KURANG NORMAL KURUSHabib KURANG NORMAL S.KURUSGhozi BURUK S.PENDEK KURUS

DATA FOOD FREKUENSI BALITA TFC DI KALASAN

Page 13: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

Bahan makanan/ frekuensi LAKSAMANA NADA SAFIRA HANISAH

MIMO TALITA

ARFAN HANAFI danendra HABIB GHOZI

1 Makanan Pokok 3x 2x 3x 3x 3x/ hari 2-3 x 33x/ hari

2 Lauk Hewani 2x 1x 2x 2x 1 11

3 Tahu 1x 1x 2x 1x 2-3x/hr 1 x 2 - 3x1

4 Tempe tdk mau 1x 1x 1x 2-3x/hr 1 x 2 - 3x1

5 Sayuran tdk mau 2x 2x 3xkuah kaldu 2- 3 x 2 - 3x

2

6 Buah tdk mau 1x 1x-2x 2x1-2x/mgg jrg 2 - 3 / mgg

4-5/mgg

7 Susu 4 x @180 ml 6x @60cc 3x60ml 3x

3 x dicampur

bubur3x 120

8 Teh 1 x 3sdt 3 jrg0

9 Air Putih susah 1 x 1/2 gls 3gls 3 4x3

10 Selingan (sebutkan) biskuit/wafer biskuit biskuit

roti kukus

jajan pasar JAJAN

PASAR 11 ASI Pagi+Sore

Riwayat persalinan 6 diantaranya baik, aterm, sesuai masa kehamilan,

secara spontan, 1 balita terlahir SC dikarenakan KPD, 2 balita BBLR

dengan komplikasi prematuritas. Kesemuanya ditolong oleh tenaga kesehatan.

Riwayat imunisasi dasar pada semua balita balita lengkap. Diketahui

dari hasil wawancara bahwa hanya 3 balita yang mendapatkan ASI

eksklusif. Sisanya mendapatkan ASI namun sebelum usia 6 bulan sudah

ditambah dengan MP–ASI. Adanya kegagalan ASI eksklusif dan pola

pemberian PASI sebagian tidak sesuai umur dan kemungkinan menjadi

salah satu faktor risiko gizi buruk.

Secara umum, latar belakang sosial ekonomi balita sasaran gizi

buruk adalah menengah ke bawah, dengan pendidikan rata-rata SMA/

sederajat. Pemantauan tumbuh kembang dengan pengukuran SDIDTK

didapatkan hasil………………………. (Hasil terlampir).

Pemantauan keperawatan (hasil terlampir

Penilaian aspek asah asih asuh juga menjadi perhatian khusus,

hasil asesmen psikolog terlampir. ………………………..

Page 14: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

Satu balita dengan penyakit pemberat down syndrome dengan kelainan

jantung disangkal selama kontrol tumbuh kembang di RS Sardjito, satu balita TB, namun

tidak didapatkan kelainan congenital lainnya. Berikut data penunjang dari

Balita gizi buruk terkait kondisi keluarga, sosial ekonomi, dll.

An.laks An. nada An. hanisa

An. Mimo An.Arfan An.Danendra

An. Habib

A.Ghozi

Data Ortu Tn.KNy.D

Tn. FNy. E

Tn.SNy. S

Tn ENy. Y

Tn.KNy.M

Tn.SNy.M

Tn.ENy. Y

Tn. LNy. A

Pendidikan

SMK/ SMK

SD/ SMA SMAN/ SMA

SMA/ SMA

STM/ SMEA

SD/ SMA

SMA/ SLTP

S1/ D3

Pekerjaan Sopir/ IRT

Honorer/ IRT

Petani/ IRT

Buruh/ Buruh

CS/ IRT Buruh/ IRT

Buruh/ IRT

Swasta/ IRT

SDIDTK / KSPP skor

10 NORMAL

10 NORMAL

10 NORMAL

10 NORMAL

0 PERLU DIRUJUK

10 NORMAL

10 NORMAL

9 NORMAL

TDD 0 PERLU DIRUJUK

NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL

Paparan Rokok

Ya Ya Ya Ya Tdk Ya Ya Tdk

ASAH ASIH ASUH

b. Catatan Perkembangan Medis Balita Gizi Buruk

Klinis Gizi Buruk An. laks An. nada An. hanisa An. mimo An. arfan An.danen An. habib An. Ghozi

Tanda Bahaya Syok

Letargis Dehidrasi

---

---

---

---

---

---

---

---

SuhuNadi

Respirasi

Tanda Klinis Sangat kurus

Edema Dermatosis

Ya--

Ya--

Ya--

Ya--

Ya--

Ya--

Ya --

Ya --

Page 15: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

Klinis dg edema

Rewel/ apatis Rambut jagung Hepatomegali Wajah sembab

Hipotrofi

-----

-----

-----

-----

-----

-----

-----

-----

Klinis non edema

Wajah tua Baggy pants Perut cekung Iga gambang Atrofi otot

-----

-----

-----

-----

-----

-----

-----

-----

Tanda pada mata Bercak bitot

Nanah/radang Ulkus kornea Conjunctiva

anemis Sklera ikterik

---

Ya

-

---

Tidak

-

---

Ya

-

---

Tidak

-

---

Ya

-

---

Ya

-

---

Tidak

-

---

Tidak

-

Diare BAB cair

BAB darah Muntah

Tanda dehidrasi

----

----

----

----

----

----

----

----

Tanda infeksi Limfadenopati

Px sistem--

Coli Multiple

-Skor TB

=8Mulai

OAT TB anak

limfadenopati-

limfadenopati

limfadenopati

-

--

--

--

Hb 10.2 11,4 10,4 10,6 10 10 9,2 10

Glukosa darah 78 92 90 110 123 90 110 122

Rx Campak (3 bln) - - - - - - - -

ASSESMENT KONDISI V KONDISI V

KONDISI V KONDISI V KONDISI V

KONDISI V KONDISI V KONDISI V

PLANNING PMT Tumbuh kjrSuplmn FeTx infeksi

PMT Tumbuh

kjrSuplmn

FeOAT TB

PMT Tumbuh kjrSuplmn Fe

PMT Tumbuh

kejar

PMT Tumbuh

kjrSuplmn

Fe

PMT Tumbuh

kjrSuplmn Fe

PMT Tumbuh

kjrSuplmn Fe

PMT Tumbuh

kjrSuplmn Fe

Page 16: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

DATA AWAL LABORAT BALITA TFC

Pemeriksaan LAKSAMANANADA

SAFIRA HANISAHMIMO TALITA

ARFAN HANAFI DANENDRA HABIB GHOZI

Hb 10.2 11.4 10.4 10.6 10 10 9.2 10

GDS 76 92 90 110 123 90 110 122

KED 20 13 28 18 14 9 9 22

Leokosit 7800 11600 10,200 6300 12300 6900 5800

Diff tel

a. Basofil 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Eosinofil 1 2 1 2 1 2 2 1

c. N. Batang 1 2 1 2 1 1 2 2

d. N. Segmen 60 45 30 47 59 51 42 44

e. Limfosit 36 48 64 46 36 44 52 51

d. Manosit 2 3 4 3 4 7 2 2

Berdasar pemeriksaan pada kunjungan pertama kedelapan balita sasaran

kegiatan merupakan balita gizi buruk dengan kondisi V tanpa tanda bahaya.

Sehingga direncanakan pemberian makanan tambahan untuk tumbuh kejar,

suplementasi Fe, pelacakan dan pengobatan penyakit penyerta.

Pada pemberian PMT tumbuh kejar, energi dan protein ditingkatkan sesuai

kemampuan.

energi : 150-220 kkal/kgBB/hari

protein: 4-6 g/kgBB/hari

cairan sesuai kebutuhan

F100, bertahap ditambah makanan keluarga

Dilakukan evaluasi kenaikan berat badan:

minimal 5 g/kgBB/hari atau 50 g/kgBB/minggu

Seharusnya sesuai pedoman dilaksanakan fase rehabilitasi ini berlangsung 2-4

minggu di Puskesmas dengan tempat perawatan sambil menyiapkan fase

tindak lanjut saat balita dirawat di rumah.

Sepulang rawat inap :

teruskan pemberian makanan tumbuh kejar

kontrol teratur:

o setiap minggu pada bulan pertama

o setiap 2 minggu pada bulan kedua

o selanjutnya setiap bulan

lanjutkan/lengkapi imunisasi dan vitamin A

lanjutkan pengobatan penyakit penyerta

Kesemua penanganan tersebut membutuhkan waktu sampai 4 - 5 bulan

Page 17: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

Akan tetapi pada praktiknya, jangka waktu kegiatan tata laksana gizi

buruk di satelit gizi Puskesmas Kalasan tahun 2014 dibatasi selama 90 hari,

dan tidak memungkinkan dilakukannya rawat inap. Sehingga ibu/pengasuh

diajari cara membuat Formula 100 dan pemberiannya serta konseling gizi.

Pemantauan kondisi umum dan berat badan tinggi badan dilakukan tiap

2 minggu sekali. Berikut tabel perkembangan berat badan balita sasaran

kegiatan.

DATA BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN BALITA TFC KALASAN

Nama balita I II III IV V VI

BB TB BB TB BB TB BB TB BB TB BB TB

Laksmana9.6 89.9 10 90 9.7 90 10 90.5 10.7 91 10.8 91

Nada 6.2 67 6.1 67 6.4 69 6.7 69.5 7 70.5 6.7 70.8

Hanisa5.8 65 6.5 67 6.5 67 6.7 68 6.9 69 7 70

Mimo5.6 65 5.6 66 5.8 66.5 5.9 67.2 6 68 5.9 69

Arfan 7 72 7.1 76 7.4 76 7.8 77 7.7 78 8.4 78

Danendra8.3 79.5 9.4 79.5 8.9 80 9.2 80.5 9.0 80.5 9 82

Habib8 77 8 77.5 8.3 77.5 8.4 78 8.3 78 8.1 79

Ghozi8.2 79.5 8.4 79.5 8.5 80 8.7 81 9 81 9.5 81

DATA STATUS GIZI BB/UNama balita I II III IV V VI

Laksmana BURUK BURUK BURUK BURUK BURUK BURUK

Nada KURANG KURANG KURANG BAIK BAIK KURANG

Hanisa BURUK KURANG KURANG BAIK BAIK BAIK

Mimo BURUK BURUK BURUK KURANG BURUK BURUK

Arfan BURUK BURUK BURUK BURUK BURUK KURANG

Danendra KURANG BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK

Habib KURANG KURANG KURANG KURANG KURANG KURANG

Ghozi BURUK BURUK BURUK BURUK BURUK KURANG

Page 18: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

DATA STATUS GIZI BB/TBNama balita I II III IV V VI

Laksmana SANGAT KURUSSANGAT KURUS

SANGAT KURUS

SANGAT KURUS

KURUS KURUS

Nada KURUS KURUS KURUS KURUS NORMAL KURUS

Hanisa KURUS NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL

Mimo KURUS KURUS KURUS KURUS KURUSSANGAT KURUS

Arfan KURUSSANGAT KURUS

SANGAT KURUS

KURUSSANGAT KURUS

KURUS

Danendra KURUS NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL KURUS

Habib KURUS KURUS KURUS KURUS KURUS KURUS

Ghozi SANGAT KURUS KURUS KURUS KURUS KURUS NORMAL

c. Asuhan Gizi Balita Gizi Buruk

1. Data Obyektif

i.Anthropometri

Data Antropometri An.laks An. nada An. hanisa An. Mimo An.Arfan An.Danendra An. Habib A.Ghozi

Asal Puskesmas Kalasan Kalasan Depok 1 Berbah Depok 3 Prambanan Prambanan Depok 2

TTL 08-09-2010 30-07-2013 10-07-2013 15/07/2013 01/11/2012 03/12/2012 31/12/2012 6/2/2012

Jenis kelamin L P P P L L L L

Umur 44 36 40 40 18bl 17 16 27

BB 9.6 6.2 5.8 5.6 7 8.3 8 8.3

TB 89.9 67 65 65 72 79.5 77 79.5

Status gizi BB/U Buruk kurang Buruk Buruk Buruk Kurang Kurang Buruk

BB/TB pendek normal pendek pendek pendek normal normal s.pendek

ii.Anamnesis Gizi/Recall 24 jam

Nama Hasil recal Kebutuhan %

Page 19: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

E P L KH E P L KH E P L KHLaksman

a 77591.8

29.8 37

1550

210.0

28.0 60.0 50.0 43.7

106.4 61.7

Nada

70581.8

26.8 34.4 700 80.0

16.0 35.0

100.7

102.3

167.5 98.3

Hanisa

668 84 32 29 700 80.016.0 35.0 95.4

105.0

200.0 82.9

Mimo

66099.8

27.4 19.4 700 80.0

16.0 35.0 94.3

124.8

171.3 55.4

Arfan

978 133 44 35.6

1050

145.0

20.0 40.0 93.1 91.7

220.0 89.0

Danendra

85592.4

33.4 43.7

1050

145.0

20.0 40.0 81.4 63.7

167.0

109.3

Habib

925 115 42 38

1050

145.0

20.0 40.0 88.1 79.3

210.0 95.0

Ghozi

1089 14946.2 41.2

1050

145.0

20.0 40.0

103.7

102.8

231.0

103.0

2. Intervensi Gizii. Terapi diet : tinggi energi tinggi protein ( fase rehabilitasi)

Bentuk makanan : Makanan biasa (Nasi)Cara pemberian : oral

ii. Tujuan diet Memperbaiki kondisi gizi pasien Memenuhi kebutuhan energi dan protein untuk mencegah kerusakan

jaringan tubuh lanjut dan menjaga daya tahan tubuh. Berupaya meningkatkan berat badan anak dan mengupayakan

kenaikan berat badan secara bertahap Menanamkan pola makan yang baik untuk membantu tumbuh

kembang pasieniii. Syarat diet

Energi diberikan tinggi secara bertahap

Protein tinggi bertahap dari 4 g/kg berat badan.

Lemak 40% total energi.

Karbohidrat sisa dari kebutuhan protein dan lemak.

Cukup vitamin dan mineral dan makanan porsi kecil dan sering.

NamaKebutuhan

E P L KHLaksmana 1440 177.6 38.4 64.0

Nada 930 114.7 24.8 41.3

Hanisa 870 107.3 23.2 38.7

Page 20: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

Mimo 840 103.6 22.4 37.3

Arfan 1065 131.8 28.0 47.3

Danendra 1100 131.8 33.2 48.9

Habib 1200 148.0 32.0 53.3

Ghozi 1700 222.2 32.8 75.6

d. Asuhan Keperawatan Balita Gizi Buruk

No Nama Anak AWALAKHIR

SUHU nadi respirasi SUHU nadi respirasi1 M. Ghazi 36,5 ᵒ C 110 x/mnt 28 x/mnt 36 ᵒ C 100 x/mnt 30 x/mnt2 Hanifah R 37,4 ᵒ C 90 x/mnt 35 x/mnt 36 ᵒ C 100 x/mnt 36 x/mnt

3Laksamana

Ardian 36,4 ᵒC 88 x/mnt 26 x/mnt 36 ᵒC 96 x/mnt 28 x/mnt4 Arfan Hanafi 36,3 ᵒ C 115 x/mnt 30 x/mnt 36,9 ᵒ C 100 x/mnt 28 x/mnt5 Habib mustofa 37,5 ᵒ C 98 x/mnt 32 x/mnt 36 ᵒ C 100 x/mnt 30 x/mnt6 Danendra nauval 36,5 ᵒ C 90 x/mnt 30 x/mnt 36 ᵒ C 100 x/mnt 32 x/mnt7 F. Nadia Safira 36,8 ᵒ C 100 x/mnt 29 x/mnt 36,4 ᵒ C 100 x/mnt 38 x/mnt8 Mimo Thalita 36,5 ᵒ C 102 x/mnt 27 x/mnt 37.2 ᵒ C 102 x/mnt 36 x/mnt

e. Deteksi Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Gizi Buruk

No Nama AnakTgl

lahir/Umur imunisasiSkor KSPP Interpretasi Hasil Intervensi

1 M. Ghazi06/02/2012 ( 27 bulan )

lengkap 9Sesuai tahap perkembangan

1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak

2 Hanifah R10/07/2013 (10 bulan )

lengkap 9Sesuai tahap perkembangan

1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak

3Laksamana Ardian

08/09/2010 ( 43 bulan )

lengkap 10Sesuai tahap perkembangan

1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak

4 Arfan Hanafi01/11/2012 (18 bulan )

lengkap 1

Penyimpangan ( Anak menderita down syndrom sejak lahir )

1. Motivasi Rujukan ke RS

5Habib mustofa

31/12/2012 (17 bulan )

lengkap 9Sesuai tahap perkembangan

1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak

Page 21: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

6Danendra nauval

3/12/2012 9 (17 bulan )

lengkap 9Sesuai tahap perkembangan

1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak

7F. Nadia Safira

  lengkap 9Sesuai tahap perkembangan

1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak

8Mimo Thalita

05/07/2013 (10 bulan )

lengkap 9Sesuai tahap perkembangan

1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak

f. Pengkajian Psikologis Balita Sasaran Gizi Buruk

Terlampir

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Berat badan selama mendapat PMT

Perkembangan berat badan balita selama mendapatkan penanganan di satelit

gizi Puskesmas Kalasan dapat dilihat dalam grafik dibawah ini.

1 2 3 4 5 69

9.510

10.511

Laksmana

Laksmana

1 2 3 4 5 65.5

66.5

77.5

Nada

Nada

Page 22: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

1 2 3 4 5 6012345678 Hanisa

Hanisa

1 2 3 4 5 65.3

5.5

5.7

5.9

6.1

Mimo

Mimo

1 2 3 4 5 602468

10

Arfan

Arfan

1 2 3 4 5 67.5

8

8.5

9

9.5

Danendra

Danendra

1 2 3 4 5 67.87.9

88.18.28.38.48.5

Habib

Habib

1 2 3 4 5 67.5

8

8.5

9

9.5

10

Ghozi

Ghozi

Secara umum, kedelapan balita menunjukkan kenaikan berat badan,

meski tidak selalu berpola linier dikarenakan ada episode sakit ataupun

ketelatenan yang kadang kurang dari orang tua.

DATA PERKEMBANGAN BB/U BALITA TFC

Page 23: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

1 2 3 4 5 60

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

burukkurangbaik

DATA PERKEMBANGAN BB/TB BALITA TFC KALASAN

1 2 3 4 5 60

1

2

3

4

5

6

Sgt KurusKurusNormal

Berdasar grafik pemantauan status gizi selama kegiatan, belum

tercapai BB ideal sesuai target.yaitu 50 g/kgBB/minggu. Beberapa hal yang

m,enjadi kemungkinan penyebab adalah sbb.

1. Tidak memungkinkan dilaksanakannya rawat inap.

a. Tidak dimungkinkan adanya kontrol terhadap pemberian F 100

dan asupan gizi lainnya.

b. Tidak dimungkinkan pengawasan lebih terhadap kondisi balita.

c. Tidak dimungkinkan kontrol promotif, preventif, kuratif terhadap

penyakit penyerta (hygiene, rokok, dll)

2. Pemilihan balita sasaran dengan adanya penyakit penyerta (underlying

diseases) yang berat.

FC/ PPG idealnya dilakukan pada kurang gizi akut; dengan parameter

BB/TB. Pada sebagian kasus, balita masuk gizi buruk dengan criteria

BB/U. Pada 1 balita, didapatkan kompleksitas masalah karena down

Page 24: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

sindroma sehingga sulit dinilai ketercapaian program tata laksana gizi

buruk dengan PMT tumbuh kejar.

3. Adanya penyakit infeksi/ pemberat lain.

a. Pada 7 dari 8 balita gizi buruk, didapatkan anemia ringan. Besar

kemungkinan anemia yang terjadi adalah Anemia Defisiensi Besi

dikarenakan kurangnya kecukupan gizi. Dalam kegiatan, sudah

diberikan suplementasi Fe, namun belum dimungkinkan adanya

evaluasi.

b. Pada pelacakan PKTB, didapatkan 1 balita dengan hasil

scoring TB= 8. Pada pasien terdiagnosis TB anak tersebut

dimulai Pengobatan TB Anak dengan Fixed Dose di

Puskesmas Kalasan. Diharapkan koordinasi dan kerja sama

dari programmer TB/ Promkes untuk pemantauan dan

pelacakan sumber penularan TB.

c. Common cold dan ISPA sering terjadi pada balita sasaran.

Dimungkinkan gizi buruk menjadi penyebab rendahnya imunitas,

namun didapatkan factor lain terutama PHBS yang belum baik.

Konseling sudah diberikan namun kontroling belum sepenuhnya

cukup mengingat kondisi wilayah (terkait poin 4)

4. Minimnya kontrol promkes/ PHN.

5. Masih didaptkan perilaku merokok pada orang tua dan/atau keluarga

pasien.

6. Minimnya sarana prasarana untuk stimulasi tumbang dan konseling

keluarga.

7. Minimnya koordinasi lintas sektoral.

Page 25: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

BAB V

KESIMPULAN

a. KESIMPULAN

1. Pemberian Makanan Tambahan selama 90 hari pada 8 balita gizi buruk

di satelit gizi Kalasan menunjukkan adanya rerata pertambahan berat

badan.

2. MEDIS : secara medis tata laksana Gizi buruk telah menunjukkan

hasil yang baik tampak dari rerata pertambahan berat badan. Hasil

ini tentunya akan menunjang tumbuh kembang anak sehingga lebih

optimal. Diperlukan monitoring kolaborasi medis, gizi dan psikolog

untuk mempertahankan peningkatan berat badan.

Pengobatan Penyakit penyerta TB Anak pada salah satu pasien di

lanjutkan hingga tuntas bersamaan dengan monitoring kondisi

klinis dan berat badan anak.

3. KEPERAWATAN

4. BIDAN

5. PSIKOLOG

6. Pada akhir periode didapatkan bahwa :

-berdasar BB/U didapatkan balita gizi buruk 2 orang, gizi kurang 4

orang dan gizi baik sebanyak 2 orang.

-sedangkan bersadar TB/BB balita sangat kurang 1, gizi kurang 5

dan normal 2 .

b. SARAN

1. Kegiatan tata laksana gizi buruk sangat baik dan selayaknya diteruskan

dengan penyempurnaan dan penyelenggaraan yang lebih matang.

Page 26: Laporan Satelit Gizbur2014 Kalasan

2. Pemilihan balita sasaran diharapkan lebih sesuai kriteria gizi buruk akut.

3. Butuh ditingkatkannya kerjasama lintas unit, lintas puskesmas, lintas

sektoral untuk mewujudkan tata laksana gizi buruk yang komprehensif.