laporan respirasi

6
RESPIRASI Ditulis Oleh : Kelompok : 6 Anggota: 1. Leo Pamungkas (19) 2. Modi Evana P. (22) 3. M. Ramdhani F. (23) 4. Nadhila Fajrina (25) XI IPA 9

Upload: modi-evana-putri

Post on 02-Jul-2015

452 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Respirasi

RESPIRASI

Ditulis Oleh :Kelompok : 6

Anggota:1. Leo Pamungkas (19)2. Modi Evana P. (22)

3. M. Ramdhani F. (23)4. Nadhila Fajrina (25)

XI IPA 9

SMA NEGERI 3 BANDUNGTAHUN AJARAN 2009/2010

Page 2: Laporan Respirasi

Bab I

1.1 Tujuan1.1.1. Memahami pengaruh berat tubuh terhadap gangguan oksigen pada

hewan/tumbuhan dengan menggunakan respirometer sederhana.

1.2. Dasar Teori

Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:

C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP(Tobin, 2005).

Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.

Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005). Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer Scholander.

Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju konsumsi oksigennya. Mikrorespirometer dipakai untuk mengukur konsumsi oksigen hewan yang berukuran kecil seperti serangga atau laba-laba.Metode Winkler merupakan suatu cara untuk menentukan banyaknya oksigen yang terlarut di dalam air (Anonim, wikipedia.org). Dalam metode ini, kadar Oksigen dalam air ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi merupakan penambahan suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar) ke dalam larutan lain yang tidak diketahui konsentrasinya secara bertahap sampai terjadi kesetimbangan (Chang, 1996).

Dengan metode Wingkler, kita dapat mengetahui banyaknya oksigen yang dikonsumsi oleh hewan air seperti ikan.

Respirometer Scholander digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen hewan-hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe, manometer,tabung spesimen, dan tabung kontrol.

Page 3: Laporan Respirasi

1.3. Alat dan Bahan Respirometer Kristal NaOH/KOH Larutan Eosin 3 ekor jangkrik Kapas Timbangan Pipet Tetes Vaselin Plastik

1.4. Langkah Kerja1.4.1. Ketiga jangkrik ditimbang sehingga diketahui beratnya masing-masing.1.4.2. 1 butir kristal NaOH diletakkan di atas kapas lalu dilipat.1.4.3. Kapas berisi kristal NaOH dimasukkan ke dalam botol respirometer dan

diletakkan di dasar botol.1.4.4. Satu jangkrik dimasukkan ke dalam botol respirometer.1.4.5. Bagian dalam leher botol dan bagian luar leher penutup botol diolesi dengan

vaselin.1.4.6. Botol ditutup lalu menghitung sampai 30 hitungan.1.4.7. Setelah 30 hitungan, larutan eosin diteteskan secukupnya ke dalam pipa

kapiler dengan menggunakan pipet tetes.1.4.8. Saat eosin mencapai titik 0 di pipa kapiler, waktu dihitung menggunakan

stopwatch selama lima menit dan pergerakan eosin diamati setiap menitnya.1.4.9. Hasil pengamatan ditulis dalam table pengamatan.1.4.10. Pipa kapiler dibersihkan dengan air sampai tidak ada eosin atau butir air di

dalamnya.1.4.11. Langkah kerja diulangi untuk jangkrik yang lain.

Page 4: Laporan Respirasi

Bab II

2.1. Tabel Pengamatan

Menit keJarak yang ditempuh eosin (mL)

0,7 gram 0,56 gram 0,75 gram1 0,13 0,08 0,09

2 0,22 (0,09) 0,12 (0,04) 0,16 (0,07)3 0,31 (0,09) 0,17 (0,05) 0,18 (0,02)4 0.4 (0,09) 0,19 (0,02) 0,18 (0,00)5 0,46 (0,06) 0,23 (0,04) 0.22 (0,04)Rata-rata /menit

0,092 0,046 0,044

2.2. Pertanyaan dan Jawaban

1. Berdasarkan table hasil pengamatan, buatlah grafik tentang hubungan berat tubuh terhadap kecepatan pergerakan eosin!

2. Apa yang menyebabkan eosin dapat bergerak pada percobaan di atas?Jawab : karena jangkrik berusaha menghirup oksigen (O2) dari luar melalui tabung kapiler berskala, sehingga setiap jangkrik memperoleh oksigen eosin akan bergerak.

3. Apa fungsi NaOH/KOH?Jawab : Fungsi dari larutan ini adalah untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:

KOH + CO2 → K2CO3 + H2O (Chang, 1996)

4. Berdasarkan grafik, kesimpulan mengenai pengaruh berat badan tubuh terhadap kecepatan pernapasan adalah…..Jawab : Pada hasil di atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh mempegaruhi laju pernapasan, semakin kecil ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak sebagaimana mestinya. Karena pada jangkrik yang berukuran besar melakukan aktifitas yang berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan, sehingga membutuhkan banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari jangkrik juga memengaruhi laju pernapasan.

Page 5: Laporan Respirasi

Daftar Pustaka

http://irwanalyani.wordpress.com/2010/05/01/laporan-praktikum-respirasi-jangkrik/http://cintaallahdanrasul.blogspot.com/2011/01/laporan-individu-praktikum-biologi.htmlAryulina, Diah dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis