laporan puskesmas

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perspektif pembangunan sumber daya manusia, pembangunan kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Hal ini dapat dicapai dengan melaksanakan reformasi bidang kesehatan yang telah menetapkan visi pembangunan kesehatan yang tercermin dalam motto Indonesia Sehat 2015 sehingga tercapai kabupaten sehat, kecamatan sehat dan desa sehat. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara yang hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Komitmen nasional yang menetapkan Indonesia Sehat 2015 telah mendorong setiap kabupaten untuk memacu dan meningkatkan kinerja program terutama penataan kembali system informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan merupakan bagian penting dan mendukung dalam pengembangan pelayanan di puskesmas seperti profil kesehatan puskesmas yang merupakan gambaran pencapaian indicator pelayanan 1

Upload: alief-alfiansyah

Post on 10-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

laporan kegiatan di puskesmas kuta cot glie kab. Aceh Besar

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Puskesmas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perspektif pembangunan sumber daya manusia, pembangunan kesehatan

memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Hal ini dapat dicapai dengan melaksanakan reformasi bidang kesehatan yang telah

menetapkan visi pembangunan kesehatan yang tercermin dalam motto Indonesia Sehat

2015 sehingga tercapai kabupaten sehat, kecamatan sehat dan desa sehat.

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya

derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara yang

hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat serta memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh

wilayah Indonesia.

Komitmen nasional yang menetapkan Indonesia Sehat 2015 telah mendorong setiap

kabupaten untuk memacu dan meningkatkan kinerja program terutama penataan kembali

system informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan merupakan bagian penting dan

mendukung dalam pengembangan pelayanan di puskesmas seperti profil kesehatan

puskesmas yang merupakan gambaran pencapaian indicator pelayanan kesehatan ke

masyarakat oleh puskesmas sesuai dengan program pokok dan pengembangan

puskesmas.

Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh

masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh

pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan

menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat

kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

1

Page 2: Laporan Puskesmas

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas kepada

masyarakat sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) menurut Permenkes No.

741/Menkes/Per/VII/2003 yang mencakup : Pelayanan Kesehatan Dasar, Pelayanan

Kesehatan Rujukan, Penyelidikan Epidemiologi & Penanggulangan KLB serta Promosi

Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat.

Untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang optimal perlu

didukung oleh partisipasi dari masyarakat secara teratur dan berkesinambungan.

Keberhasilan upaya kesehatan puskesmas baik wajib maupun pengembangan juga

didukung dengan system informasi kesehatan puskesmas yang terangkum dalam bentuk

profil kesehatan puskesmas.

Data yang diperoleh dalam pembuatan profil puskesmas ini dikumpulkan dari hasil

laporan program yang ada di puskesmas dan kantor kecamatan Kuta Cot Glie pada

periode Januari s/d Desember 2014. Selanjutnya data yang dikumpulkan diolah dan

dianalisa sehingga menghasilkan gambaran informasi secara menyeluruh tentang

gambaran umum, cakupan program kesehatan, derajat kesehatan masyarakat serta target

kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie. Profil

Kesehatan Puskesmas ini dapat pula digunakan sebagai sarana penyediaan data dan

informasi dalam rangka perencanaan dan evaluasi tahunan guna mencapai visi dan misi

yang telah ditetapkan puskesmas.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat bagi Puskesmas. Sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dalam

pelaksanakan peningkatan dan pengelolaan program puskesmas. Tujuan dan manfaat

bagi Dinas Kesehatan Kabupaten :

1. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi

2. Sebagai bahan masukkan bagi perencanaan di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten

3. Mengetahui tingkatcakupan program dan kinerja yang dijalankan dipuskesmas

Kuta Cot Glie, data kesehatan maupun pelayanan kesehatan tingkat puskesmas.

C. Fungsi, peran dan kependudukan puskesmas

1. Fungsi puskesmas

2

Page 3: Laporan Puskesmas

Puskesmas mempunyai fungsi utama menjalankan pelayanan kesehatan untuk

menanggulangi masalah kesehatan masyarakat kepada masyarakat diwilayah

kerjanya, terutama menggerakkan program promosi kesehatan,penanggulangan dan

pencegahan penyakit menular. Ada tiga fungsi utama yang diemban oleh puskesmas

dalam pelayaan Kesehatan Dasar (PKD), yaitu:

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

3. Pusat Pelayanan Strata Pertama

Dalam pelaksanaan fungsi puskesmas ini dapat dilakukan dengan

merangsang masyarakat untuk ikut serta dalam melaksanakan kegiatan

kemandirian pada dirinya sendiri, memberikan pengarahan atau petunjuk kepada

masyarakat tentang sumber daya yang ada pada dirinya sendiri, memberikan

pendidikan mengenai kesehatan kepada masyarakat.

2. Peran Puskesmas

Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting sebagai institusi pelaksana teknis

dalam menjalankan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, peran tersebut

ditujukan dalam bentuk ikut serta dalam menentukan kebijakan daerah melalui

system perencanaan yang baik.

3. Kedudukan Puskesmas

a. Kedudukan dalam bidang administrasi

Puskesmas sebagai perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II bertanggung jawab

langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II secara teknis maupun

administrasi.

b. Kedudukan dalam hirarki pelayan kesehatan.

Puskesmas berkedudukan ada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan.

Puskesmas selaku instansi teknis pelaksanaan dari Dinas Kesehatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2013 telah melaksanakan kegiatan

3

Page 4: Laporan Puskesmas

pembangunan kesehatan dengan berbagai program.Diantaranya Memmberikan

pelayana kesehatan langsung kepada masyarakat. Program kesehatan dasar adalah

program minimal yang harus dilaksanakan oleh tiap puskesmas yang dikemas dalam

‘Basic Six’ yaitu:

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

4. Perbaikan Gizi

5. Pemberantasan penyakit menular

6. Pengobatan

Dalam menjalankan fungsinya puskesmas mempunyai 2 aspek yaitu

pelayanan kesehatan masyarakat dan juga pelayanan yang bersifat medic atau

kuratif.

Sertifikasi Puskesmas

Sertifikasi Puskesmas diperlukan oleh petugas puskesmas untuk mengetahui

kemampuan petugas dalam menjalankan fungsinya apakah sudah tercapai standar

operasi, pedoman sertifikasi juga merupakan petunjuk bagi petugas puskesmas untuk

melakukan kegiatan sesuai standar operasional.

Sebagai pengukuran tingkat penampilan puskesmas dikelompokkan dalam

tiga strata, yaitu:

a. Strata I : Puskesmas dengan penampilan kerja baik, jika pencapaian

hasil > 91%

b. Strata II : Puskesmas dengan penampilan kerja cukup atau sedang, Jika

mencapai hasilantara 81-90%

c. Strata II : Puskesmas dengan penampilan kerja kurang, jika pencapaian

hasil <80%.

D. Jaringan Pelayanan Puskesmas

1. Unit Puskesmas Pembantu

4

Page 5: Laporan Puskesmas

Merupakan unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta

membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang

lingkup wilayah lebih kecil.

2. Unit puskesmas keliling

Merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan

bermotor roda dua atau bias juga perahu dan peralatan kesehatn, peralatan komunikasi

serta sejumlah tenaga dari puskesmas.

3. Unit bidan didesa

Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, ditempatka seorang

bidan yang bertempat tinggal didesa tersebut dan bertanggung jawan langsung kepada

kepala puskesmas.Tugas utam bidan tersebut adalah membina peran serta masyarakat

melalui pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok dasawisma serta pertolongan

persalinan dirumah penduduk dan juga membirikan rujukan masalah kesehatn anggota

keluarga.

5

Page 6: Laporan Puskesmas

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. Identitas Puskesmas

1 Nama Puskesmas : Puskesmas Kuta Cot Glie

2. Alamat Puskesmas : Jl. Banda Aceh-Medan KM. 33,5

Desa Pasar Lampakuk Kecamatan Cot Glie

Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh

3. Nomor Telepon : -

4. Nama Pimpinan Puskesmas : dr. Masyitthah

5. Tipe Puskesmas : Perawatan

B. Data Geografis

1. Batas Wilayah Kerja

Utara : Berbatasan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Indrapuri

Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya.

Timur : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Seulimum dan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Jantho

6

Page 7: Laporan Puskesmas

Barat : Berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Indrapuri dan wilayah kerja Puskesmas kecamatan Leupung

2. Posisi Geografis

Puskesmas Kuta Cot Glie terletak di wilayah Kecamatan Kuta Cot Glie, yang

memiliki wilayah kerja terdiri dari 26 dengan luas wilayah 21.508 Km2. Wilayah

kerja Puskesmas Kuta Cot Glie yaitu:

1. Desa Bithak

2. Desa Tutui

3. Desa Pakuk

4. Desa Pasar Lampakuk

5. Desa Lamtui

6. Desa Banda Safa

7. Desa Lampoh Raja

8. Desa Lampakuk

9. Desa Lamkleng

10. Desa Barih Lhok

11. Desa Lamsie

12. Desa Lam Aling

13. Desa Lambeugak

14. Desa Lamleupueng

15. Desa Keumireu

16. Desa Cot Bayu

17. Desa Glie Jai

18. Desa Kruweung Krueng

19. Desa Kruweung Blang

20. Desa Siron Blang

21. Desa Siron Krueng

22. Desa Bungsimek

23. Desa Sigapang

24. Desa Baksukon

25. Desa Lamleuoet

26. Desa Leupueng Baleu

7

Page 8: Laporan Puskesmas

3. Data Demografi

A. Jumlah Penduduk Menurut Desa

Berdasarkan data tahunan 2013, wlayah kerja puskesmas kuta cot glie

berpenduduk 10.724 jiwa dimana 5.335 laki-laki dan 5.389 jiwa perempuan,

serta jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 2.656 Kepala Keluarga, diantara

26 desa yang menjadi tanggungan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Kuta

Cot Glie. Jumlah penduduk terpadat terdapat didesa Lamleupung, yaitu 701

jiwa yang mendiami luas wilayah 220 km² dengan tingkat 3,19/ km².

sedangkan jumlah penduduk terpencil terdapat didesa Kruweung Krueng

dengan luas wilayah 4700 Km² yang hanya dialami didiami oleh 322

penduduk dengan tingat kepadatan penduduk 0,07/ km².

B. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi

Penduduk wilayah kerja puskesmas Kuta Cot Glie berlatar belakang suku aceh

dan beragama islam. Perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh adat istiadat

setempat, seperti persatuan yang diwujudkan dalam sikap kegotong royongan

uang kokoh.Ini terlihat pada acara-acara seperti selamatan, pernikahan dan

masih banyak lagi acara-acara lain yang sangat mencerminkan budaya atau

adat istiadat setempat.Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah

petani, perkebunan, PNS, Swasta, Tukang dan Wiraswasta.Sarana transportasi

yang digunakan adalah kendaraan roda dua dan roda empat.

C. Keadaan Fasilitas Pendidikan

Tingkat pendidikan/ Sumber Daya Manusia sangat berpengaruh terhadap

kesehatan, baik kesehatan secara personal maupun kesehatan lingkungan

sumber daya manusia secara formal. Wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie

memiliki beberapa sekolah yang tentunya sangat diperlukan untuk

pengembangan sumber daya manusia, antara lain TK sebanyak 4 sekolah,

Sekolah Dasar dan MIN sebanyak 9 buah, SMP/MTsN sebanyak 3 sekolah

dan SMU sebanyak 1 sekolah. Dengan fasilitas tersebut maka masyarakat

didaerah tersebut bias dibina untuk perubahan perilaku khususnya bagi

pengetahuan tentang kesehatan, maka diharapkan masyarakat yang

berpendidikan tinggi memiliki kesadaran yang tinggi pula dalam perilaku

8

Page 9: Laporan Puskesmas

hidup sehat. Kondisi Wilayah kerja puskesmas Cot Glie pada umumnya

tingkat pendidikan masih rendah sehingga menjadi tentang bagi petugas

kesehatan dalam penyampaian informasi-informasi ataupun inovasi-inovasi

kesehatan.

D. Keadaan Fasilitas Kesehatan

Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka

sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan diwilayah kerja

Puskesma Kuta Cot Glie terdiri atas:

1. Sarana Kesehatan

a. Puskesmas

Letak Puskesmas Kuta Cot Glie di jln.Banda Aceh-Medan KM 33,5

Desa Pasar Lampakuk Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh

Besar Provinsi Aceh. Puskesmas Kuta Cot Glie mempunyai

beberapa ruangan untuk menunjang palayanan kesehatan antara lain:

1. Ruang Poli Umum

2. Ruang Kartu

3. Ruang TU

4. Ruang IGD

5. Ruang KIA

6. Ruang KB

7. Ruang Laboratorium

8. Gudang obat

9. Ruang Poli Gigi

10. Ruang MTBS/Giza

11. Ruang Imunisasi

12. Ruang Bendahara/Promkes

13. Ruang Apotik

14. Ruang Rawat Inap

15. Ruang Perawat Jaga

16. Ruang Aula

9

Page 10: Laporan Puskesmas

b. Unit Pustu masing-masing

- Pustu Keumireu di Desa Keumireu

- Pustu Kruweung Blang didesa kruweung blang

c. 12 Unit Polindes masing-masing

1. Polindes Baksukon.

2. Polindes Bungsimek

3. Polindes Siro Blang

4. Polindes Kruweung Krueng

5. Polindes Cot Bayu

6. Polindes Lamleupueng

7. Polides Lambeugak

8. Polindes Lam Aling

9. Polindes Lam kleng

10. Polindes Lampoh Raja

11. Polindes Tutui

12. Polindes Lamsie

d. Kendaraan yang ada dipuskesmas Kuta Cot Glie

1. 2 Unit kendaraan roda empat sebagai alat transportasi kegiatan

puskesmas

2. 7 (tujuh) unit kendaraan roda dua

e. Tenaga Kesehatan

1. 4 (empat) dokter umum dan 1 (satu) dokter gigi dengan

jabatan kepala puskesmas dan poli umum serta poli gigi

dengan status Pegawai Negeri

2. 10 tenaga bidan puskesmas dengan status Pegawai Negeri

Sipil

3. 6 (enam) tenaga perawat puskesmas dengan status Pegawai

Negeri Sipil

4. 2 (dua) tenaga kesehatan masyarakat dengan status Pegawai

Negeri Sipil

10

Page 11: Laporan Puskesmas

5. 1 (satu) tenaga kesehatan masyarakat dengan fungsionalitas

Lab berstatus Pegawai Negeri Sipil

6. 11 Tenaga bidan desa dengan status bidan pegawai tidak tetap

7. 2(dua) tenaga kesling dengan ststus Pegawai Negeri Sipil

f. Tenaga Administrasi

1. 2 (dua) tenaga pekarya/administrasi berstatus sebagai pegawai

Negeri Sipil

2. 1(satu) tenaga sopir dengan status kontrak

3. 2(dua)tenaga cleaning service dengan status tenaga honorer

4. 2 (dua) tenaga perawatan dengan status tenaga honorer

5. 17 tenaga bakti berbagai ilmu kesehatan

g. Upaya pelayanan dipuskesmas Kuta Cot Glie

Upaya Kesehatan Wajib :

1. Upaya Promosi kesehatan

2. Upaya Pengobatan

3. Upaya Kesehatan Lingkungan

4. Upaya Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga berencana

5. Upaya Perbaikan gizi masyarakat

6. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Upaya Kesehatan Pengembangan :

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan gigi dan mulut

3. Upaya kesehatan jiwa

4. Kesehatan usia lanjut

11

Page 12: Laporan Puskesmas

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Angka Kematian Bayi

Salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat adalah

dari kejadian atau adanya kasus kematian ( Mortalitas ) ibu dan anak, dimana

mortalitas menggambarkan tingkat kesehatan, mutu pelayanan kesehatan di puskesmas

serta kondisi social ekonomi masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari

pemegang program KIA Tahun 2014 menunjukkan 7 (tujuh) kasus bayi yang meninggal

sedangkan bayi lahir mati sebanyak 3(tiga) bayi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi

Angka Kematian bayi (AKB) tetapi tidak mudah menemukan faktor yang dominan.

Tersedianya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan yang

terampil serta keinginan masyarakat untuk hidup sehat sangat mempengaruhi terhadap

tingkat angka kematian bayi. Menurunnya angka kematian bayi memberi gambaran

adanya peningkatan kualitas hidup sehat dan pelayanan kesehatan yang maksimal

terhadap masyarakat.

B. Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu(AKI) adalah kematian ibu akibat proses kehamilan dan

persalinan. Dengan target AKI sebesar 126/100.000 kelahiran hidup, puskesmas Kuta

Cot Glie pada tahun 2014 jumlah ibu menunggal tidak ada. Sedangkan angka kematian

ibu dipuskesmas Kuta Cot glie pada tahun 2014 tidak ditemukan.

C. Morbiditas ( Angka Kesakitan )

Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal di masyarakat melalui

studi morbiditas dan hasil pengumpulan data pada sistem pencatatan dan pelaporan

terpadu puskesmas (SP2TP).

a. Penyakit Menular

Penyakit menular yang digambarkan dalam profil ini antara lain :

1. Diare.

Penyakit diare merupakan penyakit yang berpotensi terjadinya KLB ( Kejadian

Luar Biasa ). Kasus Diare di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie Tahun

2014 adalah 15 kasus

12

Page 13: Laporan Puskesmas

2. Demam berdarah Dengue (DBD)

Penyakit DBD telah menyebar luas keseluruh provinsi di Indonesia. Penyakit ini

sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif

tinggi. Angka insiden DBD secara nasional bergerak fluktuasi dari tahun ke

tahun. Adapun jumlah kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie

Tahun 2014tidak ada ditemukan Kasus.

3. TB Paru

Tuberkulosis Paru merupakan penyebab kematian ke tiga terbanyak di

Indonesia. Berdasarkan data dari pemegang program TB Paru di Puskesmas

Kuta Cot Glie Tahun 2014 didapatkan 3 (tiga) kasus TB Paru BTA (+) tidak ada

kematian penderita terhadap kasus tersebut.

4. Filariasis

Penyakit Filariais merupakan penyakit yang disebabkan oleh vektor yaitu

nyamuk, dan berdasarkan hasil laporan surveilains tahun 2014 tidak ditemukan

kasus filariasis.

5. Campak

Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar

biasa. Tahun 2014tidak ada kasus campak di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot

Glie.

13

Page 14: Laporan Puskesmas

BAB IV

UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya kesehatan kepada masyarakat baik

pelayanan dalam ataupun luar gedung. Berikut ini gambaran upaya kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Kuta Cot GlieTahun 2014.

1. Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting

dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan

kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan

masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan utama dan pengembangan yang

dilaksanakan oleh puskesmas yaitu :

a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

1. Pelayanan Antenatal

Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan

professional ( Dokter, bidan dan perawat ) kepada ibu hamil selama masa

kehamilannya dengan mengikuti program pedoman pelayanan antenatal serta

menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal

dapat dilihat pada cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 merupakan gambaran

besarnya kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan guna

mendapat pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran kunjungan ibu

hamil pada trimester tiga dengan jumlah kunjungan maksimal 2 kali.

Berdasarkan data program KIA Tahun 2014 menunjukkan Cakupan K1 adalah

94,4 % dan Cakupan K4 adalah 85,7 %. Target Cakupan K1 dan K4 adalah

95 % , maka berdasarkan gambaran data diatas menunjukkan K1 dan K4

belum mencapai target, maka diharapkan kepada seluruh bidan untuk terus

meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan ibu dan anak ke seluruh

masyarakat, bekerja sama dan melakukan sweeping untuk mencapai target

yang diharapkan.

14

Page 15: Laporan Puskesmas

2. Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar

terjadi pada masa persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan ( Profesional ).

Target persentase pertolongan persalinan menurut Indonesia Sehat 2015

adalah 93 %.

3. Kunjungan Neonatus

Usia Bayi sampai kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang

paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya

kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain

melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, memberikan

pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) dan pemberian konseling ASI

Eksklusif pada ibuhamil dan ibu menyusui. Menurut data laporan dari

pemegang program Tahun 2014 persentase cakupan kunjungan neonatus 3 kali

( KN Lengkap ) di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie KN I 6-48 jam

pasca lahir, KN 2 dilakukan 3-7 hari kemudian dan KN 3 8-28 hari setelah

kunjungan ke 2. Jika neonates telah mendapat tiga kali kunjungan disebut KN

lengkap. Beberapa jenis pelayanan dalam KN adalah Penimbangan berat

badan, imunisasi dasar lengkap, stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh

kembang. Pemberian vitamin A setiap bulan Febuari dan agustus (untuk bayi 6

bulan ke atas) konseling perawatan bayi termasuk ASI eksklusif dan

pemberian makanan tambahan, tujuan dari KN adalah untuk memantau ibu

nifas dan bayi agar tetap sehat dan selamat.

Pada tahun 2014 puskesmas Kuta Cot Glie melayani sebanyak 217 bayi lahir

hidup sedangkan yang mendapatkan KN 1 sebanyak 217 bayi.

b. Pembinaan Keluarga Berencana

Dari data yang dikumpulkan, jumlah total pasangan usia subur dipuskesmas Kuta Cot

Glie sebanyak 1319 pasangan dengan pertumbuhan aseptor sebanyak 622orang. Jenis

alat kontrasepsi yang paling diminati oleh masyarakat adalah Non Metode

Kontrasepsi jangka panjang (Non MKJP) sedangkan Metode Kontrasepsi Jangkan

Panjang yang terbanyak adalah pil 30%, KB suntik50% sedangkan kontrasepsi Non

MKJP terbanyak meliputi IUD 15% dan Implan 5%.

15

Page 16: Laporan Puskesmas

c. Pelayanan Imunisasi Dasar

Pencapaian Universal Child Immunization pada dasarnya merupakan suatusecara

lengkap. Cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu berarti dalam

wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap

penularan PD3I. Berdasarkan data yang terkumpul di wilayah kerja Puskesmas Kuta

Cot GlieTahun 2012 program imunisasi diberikan sebanyak 229 sasaran imunisasi.

Cakupan imunisasi bayi BCG (94,4%), DPT1 (96,5%), DPT3 (92,1%), Polio (95,2%)

dan campak (95,2%) . Cakupan imunisasi bulan januari s/d oktober 2014 HBO

(74,8%), BCG (61,1%), Polio1 (61,05%), DPT-HB3 (58,04%) campak (44,02%).

Hambatan yang dialami petugas yang melakukan imunisasi diantaranya, masih ada

orang tua yang tidak mau anaknya diiminusasi dengan berbagai alasan seperti tidak

ada izin dari suami, tajut anaknya demam dan juga ada isu obat imunisasi

mengandung serum babi dan trauma masa lalu.

d. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Upaya kesehatan yang dilakukan berhubungan dengan program kesehatan jiwa adalah

melakukan pendeteksian dini gangguan jiwa, melakukan penanganan pasien

terdeteksi gangguan jiwa dan melakukan penyuluhan kesehatan jiwa ke masyarakat.

Kegiatan pelayanan kesehatan jiwa meliputi pelayanan psikotropika,.dan sosioterapi.

Penemuan kasus gangguan jiwa dimasyarakat dilakukan dengan deteksi dini

gangguan jiwa.Hingga 2014 jumlah kasus yang berhasil dideteksi sebanyak 1 (satu)

kasus baru dengan proporsi jenis kasus terbanyak adalah skizofrenia sebanyak 95%

sedangkanselebihnya terdiri dari gangguan mental organic, gangguan depresi dan

gangguan cemas.

16

Page 17: Laporan Puskesmas

BAB V

SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan

Puskesmas Kuta Cot Glie memiliki sarana pelayanan kesehatan diantaranya

Puskesmas Pembantu (Pustu) dan sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

(UKBM) yaitu Polindes dan Posyandu.

1. Puskesmas Pembantu (Pustu)

Puskesmas Kuta Cot Glie memiliki Pustu sebanyak 2 Pustu yaitu Pustu Keumireu

dan Pustu Kruweung krueng. Pada dasarnya puskesmas pembantu menganut

konsep wilayah dan melayani sasaran penduduk rata-rata mencakup 2 (dua) desa

yaitu desa keumireu dan desa Kruweung krueng.

2. Pelayanan Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

berbagai upaya dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan potensi dan sumber

daya yang ada di masyarakat untuk aktif dalam pelayanan kesehatan. Posyandu

merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat.

Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Imunisasi dan Penanggulangan

Diare. Dalam memantau perkembangan posyandu maka posyandu dapat

dikatagorikan menjadi 4 strata yaitu posyandu pratama, madya, purnama dan

mandiri.

B. Tenaga Kesehatan

Guna memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatn yang

professional jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan terus ditingktkan. Pada tahun

2014 proporsi tenaga kesehatan yang bekerja dipuskesmas dan rumah sakit

disbanding jumlah penduduk sudah mendekati kondosi ideal sesuai standar Indonesia

sehat 2010. Adapun rasio dokter umu per 100.000 penduduk adalah 14,3 perawat dan

bidan 181 orang.

17

Page 18: Laporan Puskesmas

BAB VI

PELAKSANAAN KEGIATAN DOKTER MUDA DI PUSKESMAS

KECAMATAN KUTA COT GLIE

6.1. Jenis Kegiatan

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh dokter muda selama mengikuti

kepaniteraan klinik senior di Puskesmas Kuta Baro, antara lain :

1. Poli Klinik Umum

2. IGD

3. Promosi kesehatan

4. Posyandu

5. Apotik

6. Pengobatan massal

7. Kunjungan ke daerah bencana

6.2. Poliklinik Umum

Merupakan pelayanan kesehatan rawat jalan dengan tujuan utama menyembuhkan

penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan dan

pencegahan penyakit. Pelaksanaan kegiatan poliklinik dilaksanakan setiap hari senin-sabtu

pada pukul 08.30-13.00 WIB. Kegiatan yang dilakukan pada poli klinik antara lain anamnesa,

pemeriksaan fisik, diagnosa dan pemberian terapi serta memberikan edukasi terhadap pasien

dibawah bimbingan dr. Masyithah, dr. Rini, dr. Ika dan dr. Maulana.

Selama kami mengikuti kepanitraan klinis senior di puskesmas kuta cot glie dari

tanggal 27 juli 2015 sampai 8 agustus 2015 jumlah pasien di poliklinik umum berjumlah

±600 pasien dengan berbagai macam penyakit, penyakit terbanyak adalah ISPA, Dyspepsia,

LBP, Dermatitis, Chepalgia, Myalgia, Asma dan konjungtivitis.

Berikut merupakan daftar penyakit terbanyak di poli puskesmas kuta cot glie dari

tanggal 27 juli 2015 sampai 08 agustus 2015. Data diperoleh dari poliklinik umum puskesmas

kuta cot glie.

18

Page 19: Laporan Puskesmas

Berikut merupakan daftar diagnosa penyakit yang ditemukan di poliklinik umum puskesmas

kuta baro sejak 27 juli 2015 sampai 8 agustus 2015.

NO DIAGNOSA JUMLAH NO DIAGNOSA JUMLAH

1. Dyspepsia 69 30. TB Paru 11

2. Abdomen discomfort 5 31. Penyakit parasit 4

3. Konstipasi 1 32. Asma bronchial 16

4. Hemoroid 5 33. Vertigo 7

5. GEA 11 34. Myalgia 20

6. Gastritis 10 35. Chepalgia 24

7. GERD 4 36. Migrain 1

8. CHF 7 37. Neuropati 2

9. ISPA 72 38. Keratitis 1

10. Diabetes Mellitus 13 39. OMSK 5

11. Hipertensi 41 40. Bronchitis 11

12. Faringitis 16 41. Epilepsi 2

13. Konjungtivitis 13 42. Gangguan jiwa 6

14. Katarak 1 43. Rhinitis alergi 16

15. Gangguan retraksi 3 44. ISK 4

16. Pteregium 4 45. LBP 24

17. Otitis media 1 46. nefrolitiasis 2

18. Dermatitis 29 47. Gout artritis 22

19. Tinea 14 48. Rheumatoid artritis 16

20. Herpes 1 49. Penyakit kelenjar limfe 3

21. Morbus hansen 3 50. Parotitis 1

22. Urtikaria 6 51. Osteoartritis 14

23. Selulitis 2 52. Thalasemia mayor 1

24. Impetigo 4 53. Sinusitis 1

25. Varicella 1

26. Hordeolum 1

27. Miliaria 2

28. Sianosis 1

29. PPOK 6

19

Page 20: Laporan Puskesmas

6.2. Unit

Gawat Darurat

Kami mengikuti kegiatan pelayanan di IGD Puskesmas Kuta cot glie, dimana

jika ada pasien IGD kami dari dokter muda juga ikut membantu dokter dan perawat di

IGD seperti menganamnesa, pemeriksaan fisik, dan juga ada ikut serta melakukan

tindakan pemasangan infus, hecting luka robek, debridement, ganti perban dan lain

sebagainya. Berikut adalah beberapa kasus yang ditemukan di IGD puskesmas kuta cot

glie.

NO. DIAGNOSA JUMLAH

1 Kecelakaan Lalu Lintas 9

2 Stroke 1

3 Ganti perban 31

4 Sesak 3

5 Hipertensi 2

6 Luka gangren diabetik 2

7 Headache 2

8 Dyspepsia 1

9 Trauma 13

10 Furunkel 3

11 Myalgia 1

12 Vulnus laceratum 19

13 Vulnus escoriasi 6

14 Vulnus punctum 2

15 Vulnus morsum 4

20

Page 21: Laporan Puskesmas

Gambar : gambar :

Dokter muda saat sedang menangani pasien Dokter muda saat menangani pasien

Vulnus morsum (gigitan lebah) di IGD vulnus laceratum di IGD

6.3. Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah proses membuat orang/sekelompok orang mampu

meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan memperbaiki kesehatan mereka. Promosi

kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan terhadap

manusia, organisasi, masyarakat, dan lingkungan. Dalam hal ini, dokter muda telah

mengikuti program promosi kesehatan, salah satunya adalah penyuluhan tentang

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di desa Banda Safa.

6.4. Posyandu

Seperti yang kita ketahui, pengertian posyandu menurut departemen RI adalah

pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang

dibimbing langsung oleh petugas kesehatan. Posyandu dimulai terutama untuk

21

Page 22: Laporan Puskesmas

melayani balita (imunisasi, timbang berat badan) dan orang lanjut usia (posyandu

lansia). Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam posyandu, diantaranya adalah :

1. Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak

2. Keluarga berencana

3. Imunisasi

4. Peningkatan gizi

5. Penanggulangan diare

6. Posyandu lansia

Dalam hal ini, dokter muda telah mengikuti beberapa kegiatan posyandu yang

dilaksanakan oleh puskesmas kuta cot glie, salah satunya adalah posyandu lansia yang

dilakukan di desa Lampakuk. Pada posyandu ini, dokter muda mengikuti beberapa

kegiatan seperti, mengukur tekanan darah, menganamnesa, melakukan pemeriksaan

fisik, menegakkan diagnosa dan memberikan terapi yang sesuai.

Gambar :

Dokter muda saat mengikuti kegiatan posyandu lansia

22

Page 23: Laporan Puskesmas

Gambar :

Dokter muda saat sedang mengikuti kegiatan posyandu lansia.

6.5. Apotik

Pada minggu pertama, kami melakukan kegiatan orientasi digudang obat serta

apotik puskesmas Kuta Cot Glie. Orientasi ini bertujuan untuk mengetahui persediaan

obat yang terdapat dipuskesmas kuta Cot Glie. Masih minimnya jenis dan jumlah obat-

obatan dipuskesmas ini merupakan kendala dalam pelayanan rawat jalan, sehingga obat

yang pasien perlukan terkadang harus diresepkan untuk dibeli diluar puskesmas.

6.6. Pengobatan massal

Pengobatan massal adalah pengobatan yang dilakukan oleh tenaga medis secara

Cuma-Cuma tanpa ada pemungutan biaya maupun syarat tertentu. Pengobatan massal

dilakukan oleh puskesmas sebagai salah satu program yang harus dijalankan.

Dalam hal ini dokter muda ikut berpartisipasi dalam pengobatan massal yang saat

itu dilakukan di desa lamsie. Dalam pengobatan massal ini yang dilakukan dokter muda

antara lain adalah mengukur tekanan darah, menimbang berat badan bayi,

23

Page 24: Laporan Puskesmas

menganamnesa, melakukan pemeriksaan fisik, menegakkan diagnosa, memberikan terapi

farmako maupun non-farmako kepada pasien, serta edukasi kepada pasien.

Gambar :

Kegiatan dokter muda saat melakukan pengobatan massal

Selain pengobatan massal, posyandu, dan promosi kesehatan, dokter muda juga

ikut melakukan kunjungan ke desa lamsie, yang saat itu terkena bencana alam, yaitu

badai yang mengakibatkan robohnya beberapa rumah warga di desa tersebut.

Kunjungan tersebut dilakukan bertujuan untuk memberikan semangat agar masyarakat

sabar dalam menghadapi bencana dan juga ikut memberikan bantuan kepada

masyarakat yang mendapat masalah dalam hal kesehatan.

24

Page 25: Laporan Puskesmas

Gambar :

Dokter muda saat mengunjungi desa lamsie yang terkena badai

Gambar :

Dokter muda saat mengunjungi desa lamsie yang terkena badai

25

Page 26: Laporan Puskesmas

BAB VII

PENUTUP

Program pemerintah dalam bidang kesehatan pada tahun 2014 sudah terlaksana

dengan baik walaupun ada beberapa kegiatan yang belum dapat diselesaikan dengan baik

sesuai target standart minimal yang telah ditetapkan, seperti penyakit menular yang menjadi

masalah dimasyarakat, pelaporan yang tidak akurat menjadi kendala sehingga dalam

membuat profil masih ditemukan kendala, partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan

dalam pencapaian kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat dapat dilaksanakan.Secara

umum pencapaian program pemerintah menjadikan Indonesia sehat 2017 bisa tercapai

dengan ikut berperan serta masyarakat dalam kegiatan bidang kesehatan.

Selama melaksanakan kegiatan kepaniteraan klinik senior Ilmu Kesehatan Masyarakat

di Puskesmas Kuta Cot Glie, Dokter Muda mengikuti beberapa kegiatan pelayanan di

Puskesmas Kuta Baro, baik kegiatan yang dilaksanakan dipuskesmas maupun diluar

puskesmas, adapun kegiatan tersebut antara lain Pelayanan di Poli Klinik Umum, Manajemen

Terpadu Bayi Sakit, Kesehatan Ibu dan Anak, Apotik/ Pengendalian Obat, IGD, Rawat Inap,

promosi kesehatan, pengobatan massal, dan posyandu lansia.

Saran

Mengingat keterbatasan obat yang di alami oleh Puskesmas Kuta Cot Glie dan

kesadaran masyarakat dalam mencari sarana kesehatan primer diharapkan agar sudi kiranya

keterbatasan obat tersebut dapat di cari solusi dengan baik.

Dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan, perlu juga

diperhatikan penularan-penularan yang dapat terjadi terhadap tenaga medis. Seperti yang kita

ketahui, penularan dapat terjadi lewat berbagai media, seperti sentuhan langsung maupun

pakaian yang bersentuhan. Jadi untuk mencegah sedikit penularan tersebut ada baiknya untuk

menyediakan antiseptik disetiap meja petugas medis yang berhubungan langsung dengan

pasien.

26

Page 27: Laporan Puskesmas

DAFTAR HADIR DOKTER MUDA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA

PUSKESMAS KUTA COT GLIE PERIODE 27 JULI 2015 S/D 20

AGUSTUS 2015

NAMA 27/7/2015 28/7/2015 29/7/2015 30/7/2015 31/7/2015 1/8/2015

Alif alfiansyah √ √ √ √ √ √

Dessi putriansyah √ √ √ √ √ √

Indra Nurullah √ √ √ √ √ √

Salman alfarisi √ √ √ √ √ √

Yastri Amalia √ √ √ √ √ √

NAMA 3/8/2015 4/8/2015 5/8/2015 6/8/2015 7/8/2015 8/8/2015

Alif alfiansyah √ √ √ √ √ √

Dessi putriansyah √ √ √ √ √ √

Indra Nurullah √ √ √ √ √ √

Salman alfarisi √ √ √ √ √ √

Yastri Amalia √ √ √ √ √ √

NAMA 10/8/2015 11/8/2015 12/8/2015 13/8/2015 14/8/2015 15/8/2015

Alif alfiansyah √ √ √ √ √ √

Dessi putriansyah √ √ √ √ √ √

Indra Nurullah √ √ √ √ √ √

Salman alfarisi √ √ √ √ √ √

Yastri Amalia √ √ √ √ √ √

NAMA 17/8/2015 18/8/2015 19/8/2015 20/8/2015 21/8/2015 22/8/2015

Alif alfiansyah Libur √ √ √ √ -

Dessi putriansyah Libur √ √ √ √ -

Indra Nurullah Libur √ √ √ √ -

Salman alfarisi Libur √ √ √ √ -

Yastri Amalia Libur √ √ √ √ -

27

Page 28: Laporan Puskesmas

BIODATA DOKTER MUDA

Nama : Alif Alfiansyah

TTL : Seuneulop, 02 Maret 1992

Alamat : Jln. Nasional, Desa kayee Aceh, Kec.

Lembah Sabil, Kab. Aceh Barat

Daya, ACEH.

HP : 0853 7090 7999

Nama : Salman Al Farisi

TTL : Awe geutah, 23 April 1992

Alamat : Jln. Tgk Chik krueng meuh, desa

awe geutah, Kec. Peusangan siblah

krueng, Kab. Bireuen. ACEH

HP : 0853 7284 9321

Nama : Indra Nurullah

TTL : Kumbang Waido, 25 Juni 1992

Alamat : Jln. Terminal, Desa Blang Kolak I,

Kec. Bebesen, Kab. Aceh Tengah,

ACEH

28

Page 29: Laporan Puskesmas

HP : 0821 6507 9774

Nama : Dessi Putriansyah

TTL : Aceh Besar, 19 Desember 1991

Alamat : Jln. Gagak No. 2, RT 4 Kota

Jantho, Kec. Jantho makmur Kab.

Aceh Besar, ACEH.

HP : 0823 6288 4140

Nama : Yastri Amalia

TTL : Aceh Besar, 01 Januari 1992

Alamat :Jln. T. Fakinah, Desa Lam Jame

Dayah, Kec. Simpang tiga Kab.

Aceh Besar. ACEH

HP :0813 6076 6922

29