laporan pt.newmont

Download LAPORAN PT.NEWMONT

If you can't read please download the document

Upload: rey639

Post on 28-Jun-2015

1.096 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

LAPORAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PADA PT. NEWMONT NUSA TENGGARA ( PTNNT )

OLEH STREET SMART : RATIH ANGGRAENI INDRA JATMIKO MULYANA ABDILLAH AGUNG EKA P RIZKY HARYADI H 24087003 H 24087024 H 24087103 H 24087111 H 24087112

NUGROHO EDI WICAKSONO H 24087036

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

LAPORAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PADA PT. NEWMONT NUSA TENGGARA ( PTNNT )

Laporan Sebagai salah satu syarat untuk tugas mata kuliah Etika Korporasi pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2008

Analisis Dampak Lingkungan Terhadap PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Abdul Qohar I, Msc Pembimbing

PRAKATAPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala curahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tulisan ini berhasil diselesaikan. Tulisan ini merupakan hasil analisi dampak lingkungan PT.NEWMONT NUSA TENGGARA ( PTNNT ). Laporan ini penulis ajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas presentasi dari mata kuliah Etika Korporasi pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan : 1. 2. Ayahanda dan Ibunda dan seluruh keluarga kami atas doa, cinta, restu, kasih sayang, dukungan, nasihat dan perhatian yang diberikan kepada penulis Bapak Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubies, MS, Dipl, Ing, DEA dan Bapak Dr.Ir. Abdul Qohar I, Msc selaku dosen mata kuliah Etika Korporasi yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran selama kami studi di kampus dan penyusunan laporan ini Teman-teman seperjuangan, yaitu : Indra, Ratih, Mulyana, Agung, Rizky, Nugroho yang telah memberikan dukungan, kritik dan saran Teman-teman Manajemen angkatan V yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas semangat, dukungan, waktu, kebersamaan, dan persahabatannya

3. 4.

Semoga tulisan ini dapat dipahami dan memberikan inspirasi bagi pembacanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

Bogor, November 2008

Penulis

DAFTAR ISIHalaman DAFTAR ISI........................................................................................................................................ DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................ BAB 1 KEADAAN PT. NEWMONT NUSA TENGGARA ( PTNNT ).................................................. 1.1 Sejarah PT. NEWMONT NUSA TENGGARA......................................................... 1.2 Latar Belakang Masalah.............................................................................................. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................... 2.1 Analisis Dampak Lingkunan ( ANDAL )................................................................... 2.2 Minamata..................................................................................................................... 2.3 Tailing......................................................................................................................... 2.4 Corporate Social Responbility ( CSR )....................................................................... BAB 3 KAJIAN MASALAH PT.NEWMONT NUSA TENGGARA ( PTNNT )........................ 3.1 Janji janji PT. Newmont Nusa Tenggara................................................................. 3.1.1 Mutu Air............................................................................. 3.1.2 Reklamasi.......................................................................... 3.2 FAKTAYANG TERJADI DI LAPANGAN ................................................................................

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... Kesimpulan....................................................................................................................... Saran.................................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................

DAFTAR GAMBARHalaman 1 Lambang PT.Newmont Nusa Tenggara ( PTNNT )..................................................... 2 Proyek Batu Hijau terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.............................. 3 Kontibusi PT.Newmont Nusa Tenggara bagi Indonesia.............................................. 4 Proses Pembuangan Limbah...........................................................................................

BAB 1 KEADAAN PT. NEWMONT NUSA TENGGARA ( PTNNT ) 1.1 Sejarah PT. NEWMONT NUSA TENGGARA PT Newmont Nusa Tenggara ( PTNNT ) merupakan perusahaan patungan Indonesia yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Partnership dan PT Pukuafu Indah (Indonesia). PTNNT menandatangani Kontrak Karya pada 1986 dengan Pemerintah RI untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi di dalam wilayah Kontrak Karya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Gambar 1 Lambang PT.Newmont Nusa Tenggara ( PTNNT )

Batu Hijau adalah tambang terbuka yang dilengkapi dengan sarana pengolahan dan pendukung. Produk berupa konsentrat tembaga yang mengandung sejumlah kecil emas, yang dikirimkan ke berbagai pabrik peleburan di Indonesia maupun di luar negeri untuk pengolahan selanjutnya. Proyek Batu Hijau terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.

Gambar 2 Proyek Batu Hijau terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.

Batu Hijau merupakan cebakan tembaga porfiri ditemukan pada 1990 setelah melalui sepuluh tahun masa eksplorasi. Setelah memperoleh persetujuan studi kelayakan dan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), konstruksi proyek pun dimulai awal 1997 dengan biaya investasi sebesar US$1,8 miliar dan selesai pada 1999. Produksi komersial dimulai pada 1 Maret 2000. Berdasarkan studi kelayakan, cadangan bijih tambang Batu Hijau sebesar 1,1 miliar ton dengan kandungan 0.525% tembaga dan 0.37 gram emas per ton batuan. Mengacu tingkat produksi saat ini, usia tambang Batu Hijau diperkirakan

berlanjut hingga 2023. PTNNT saat ini tengah melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah lain di dalam wilayah Kontrak Karya seprti di Prospek Elang. Sebagai kontraktor Pemerintah Indonesia, PTNNT memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja, pembayaran royalti dan pajak. Saat ini PTNNT menyediakan lapangan kerja langsung bagi lebih dari 7.000 orang. Dari jumlah itu, lebih dari 60% berasal dari Provinsi NTB.

Gambar 3 Kontibusi PT.Newmont Nusa Tenggara bagi Indonesia

Pada 2007 PTNNT memberikan kontribusi lebih dari $248 juta berupa pajak, non-pajak dan royalti kepada Pemerintah Indonesia. Selain itu, setiap tahun PTNNT membeli barang dan jasa dari dalam negeri sebesar lebih dari US$154 juta, membayar sebesar US$58 juta bagi upah karyawan nasional dan mengeluarkan dana sebesar US$4 juta per tahun bagi kegiatan pengembangan masyarakat. Latar Belakang Bidang Kajian 1.2 Latar Belakang Masalah Dampak positif adalah adanya perkembangan masyarakat dan ekonomi di sekitar lokasi penambangan yang meningkat dari waktu ke waktu. Dampak negatif antara lain diduga adanya pencemaran lingkungan sebagai akibat dari pengoperasian tambang mesel. Sehubungan dengan adanya dugaan pencemaran lingkungan tersebut dipandang perlu dilakukan langkah-langkah penelitian,pemantauan dan analisa secara ilmiah lebih lanjut guna memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang bersifat final. Menyadari akan hal ini, pihak pemerintah yang diwakili Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat maupun PT. Newmont Nusa Tenggara sepakat mengadakan perjanjian yang dituangkan dalam Perjanjian Niat Baik (Goodwill Agreement) pada tanggal 16 Februari 2006. Mempertimbangkan manfaat dari upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang telah dilaksanakan sewaktu beroperasinya PT. Newmont Nusa Tenggara, perjanjian Niat Baik antara Pemerintah Republik Indonesia dengan PT. Newmont Nusa tenggara tetap diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat menyangkut bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang infrastruktur maupun bidang ekonomi di sekitar penambangan. Selanjutnya guna memberikan kelancaran upaya yang dilakukan, maka Pemerintah Republik Indonesia dan PT. Newmont Nusa Tenggara bersepakat membentuk yayasan sebagaimana termaktub dalam Pasal 4.2 perjanjian Niat Baik, bahwa 90 hari

setelah penandatanganan perjanjian harus segera dibentuk yayasan untuk pengelolaan program pemberdayaan dan program pemantauan lingkungan. Tanggal 24 April 2007 digelar sidang putusan pengadilan terhadap PT. Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) dan Presiden Direktur Richards Ness di Pengadilan Negeri Manado. Sidang tersebut telah memakan waktu hampir setahun lebih. Warga Buyat sebagai korban kesengsaraan atas kegiatan pertambangan emas tersebut, menunggu keputusan hakim dengan berharap-harap cemas memperoleh keadilan dari bencana yang telah mereka terima selama ini dari kegiatan penambangan PT. NNT. Kilas Balik. Kasus yang lebih dikenal dengan nama Kasus Buyat ini, dimulai dengan adanya laporan dari seorang warga dusun Buyat Pante sekitar minggu keempat Juli 2004, dengan diberitakan munculnya penyakit aneh yang menyerang masyarakat dusun Buyat Pante dengan gejala-gejala, seperti tumor, neurologi, infeksi saluran pernafasan, pencemaran, dan pendarahan. Hingga kini, penduduk yang masih tinggal dusun Buyat Kampung yang terjangkit penyakit aneh mencapai 477 pasien tanpa mengalami perbaikan kondisi, serta banyaknya jenis ikan yang mati secara mendadak di kawasan Teluk Buyat. Tujuh puluh tiga kepala keluarga warga dusun Buyat Pante secara mandiri pindah ke desa Duminanga, Kabupaten Bolaang Mongondow. Maka dari itu, jika PT NNT mengklaim bahwa dirinya tidak melakukan pencemaran di Teluk Buyat dengan melakukan kampanye lingkungan di berbagai media cetak dan elektonik, baik di dalam maupun luar negeri, yang menyebutkan bahwa tidak terjadi pencemaran akibat kegiatannya sepanjang tahun 2004 sampai sekarang adalah suatu kebohongan besar dan melukai hati warga dusun Buyat Pante. Iklan yang disampaikan dalam bentuk foto-foto Buyat Pante dengan kondisi terumbu karang yang sehat dan menjadikan kawasan Teluk Buyat sebagai kawasan wisata bahari serta para nelayan dapat menangkap 8 keranjang ikan setiap hari disanggah keras oleh warga Dusun Buyat Pante di depan media nasional. Jika kami dapat menangkap ikan tiap hari, tentu tak sengsara kemarin kehidupan kami waktu di Buyat Pante ungkap salah satu warga pindahan Buyat (Kompas, 7 Januari 2007).

0

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Dampak Lingkunan ( ANDAL ) Telahaan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting dari suatu kegiatan yang direncanakan. ANDAL dulu adalah ADL (PPLH/KLH). Dikembangkan di negara maju sejak tahun 1970 ; Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact Assessment. ANDAL bukan suatu proses yang berdiri sendiri, ANDAL berperan / bagian dari : Pengelolaan Lingkungan Pemantauan Lingkungan Pengelolaan Proyek Pengambilan Keputusan Dokumen Yang Penting

2.2 Minamata Minamata adalah sebuah penyakit yang disebabkan adanya unsur logam berat atau Merkuri (Hg) dan Arsen (As) berlebih dalam tubuh manusia. Penyakit itu muncul pertama kali di Teluk Minamata, Jepang, sejak tahun 1950 an. Saat itu, ratusan warga Teluk Minamata diyakini tercemar oleh limbah merkuri, hasil buangan perusahaan Nippon Nitrogen Fertilizer. 2.3 Tailing Tailing yang dihasilkan dari proses pengolahan bijih tembaga dan emas PTNNT tidak berbahaya, tidak beracun dan secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan pasir di dasar permukaan laut sekitar pulau Sumbawa. Tailing merupakan bagian yang tersisa dari batuan yang telah digerus sampai halus dan diambil kandungan bijih mineral berharganya. PTNNT menerapkan sistem Penempatan Tailing Laut Dalam / Deep-Sea Tailing Placement (DSTP) untuk menempatkan tailing di dasar laut dalam, di bawah zona laut yang produktif secara biologis. Penanganan tailing dimulai setelah pemisahan mineral di sel flotasi ketika slurry (bubur bijih) masuk ke dalam tangki de-aerasi. Tangki ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan udara dalam tailing, sehingga saat dikeluarkan ke dalam laut, tailing tidak bergerak ke atas akibat udara yang naik. Setelah melalui tangki de-aerasi, tailing mengalir melalui jaringan pipa darat sepanjang 6 km dan pipa laut sepanjang 3,4km menuju tepi palung laut di Teluk Senunu dan tailing dilepaskan pada kedalaman 120 meter di bawah

1

permukaan laut. Karena kepadatan dan massa jenisnya, tailing mengalir secara alami menuruni palung terjal dan mengendap di dasar palung laut dalam, di sebelah selatan pulau Sumbawa yang memiliki kedalaman antara 3000 hingga 4000 meter di bawah permukaan Samudra Hindia. Pemantauan sistem penempatan tailing bawah laut dilakukan secara ekstensif untuk memastikan bahwa sistem ini berfungsi sesuai dengan rancangannya, yaitu untuk meminimalkan dampak potensial bagi lingkungan. Hasil pemantauan terumbu karang, sedimen laut, ikan, ekologi muara, dan mutu air dievaluasi dengan cermat secara berkala oleh para ilmuwan dan ahli profesional.

Gambar 4 Proses Pembuangan Limbah

2.4 Corporate Social Responbility ( CSR ) Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajibankewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Tanggung jawab sosial dan keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan sosial merupakan suatu nilai yang sangat positif bagi perkembangan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Keterlibatan sosial perusahaan di masyarakat akan menciptakan suatu citra yang sangat positif. Biaya sosial yang dikeluarkan dianggap sebagai investasi jangka panjang. Kelestarian lingkungan, perbaikan prasarana umum, penyuluhan, pelatihan, dan perbaikan kesehatan lingkungan walaupun memerlukan biaya yang signifikan, namun secara jangka panjang sangat menguntungkan perusahaan, karena kegiatan tersebut menciptakan iklim sosial politik yang kondusif bagi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.

2

BAB 3 KAJIAN MASALAH PT.NEWMONT NUSA TENGGARA ( PTNNT ) 3.1 JANJI JANJI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA Penambangan, pengolahan mineral dan kegiatan penunjang proyek harus dikelola dengan benar untuk memastikan agar dampak yang mungkin timbul dapat dikurangi seminimal mungkin. Hal yang sama pentingnya adalah memastikan agar setiap keputusan yang diambil setiap hari selama kegiatan pembangunan berlangsung, dilakukan dengan mempertimbangkan realitas penutupan tambang dalam jangka panjang. Merencanakan masa depan untuk memastikan bahwa penggunaan lahan pasca operasi tambang tercakup dalam rencana pengembangan dan kegiatan operasi, adalah suatu usaha yang lazim dan merupakan persyaratan pembangunan yang berkelanjutan. PTNNT secara sungguh-sungguh melaksanakan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang sesuai dengan keadaan di lokasi tambang, untuk meminimalkan risiko atau bahaya yang berpotensi merusak lingkungan yang mungkin diakibatkan oleh operasi tambang. Beberapa prioritas utama pengelolaan yang diidentifikasi selama kegiatan ANDAL proyek adalah penempatan batuan limbah atau tailing, mempertahankan mutu air dan memastikan bahwa perubahan permukaan lahan menyertakan visi mengenai penggunaan lahan yang sesuai dengan pasca operasi tambang. i.Mutu Air PTNNT menerapkan sarana pengelolaan air terpadu untuk memastikan dampak minimum terhadap mutu air pada sistem air di daerah setempat. Selain itu, selama tambang beroperasi, tanaman asli setempat ditanam kembali sesegera mungkin pada lahan-lahan yang dibuka, untuk meminimalkan daerah lahan yang terbuka dan mencegah erosi yang dapat memengaruhi mutu air. Fasilitas pengendalian sedimen, seperti kolam dan saluran pengalih, telah dibangun untuk mengendapkan sedimen, sehingga hanya air bersih dan tidak terkena dampak yang mengalir ke luar lokasi proyek. Sarana Pengelolaan Air Tambang yang besar yang dibangun di Batu Hijau memiliki dua fungsi. Pertama, sarana ini mengalihkan aliran air-larian dari hutan alami di sekitar tambang ke sungai-sungai di sekitarnya. Dengan demikian, saat ini air di sungai-sungai setempat sama bersihnya seperti sungai lain yang tidak terkena dampak. Kedua, sarana ini berfungsi untuk mengalirkan air yang terkena dampak penambangan, termasuk resapan air asam tambang dan air di permukaan pit, ke kolam-kolam penampungan sehingga tidak mengalir ke sungai dan keluar kawasan proyek. Air yang terkena dampak ini kemudian digunakan dan dikelola di pabrik pengolahan. PTNNT melaksanakan program pemantauan mutu air secara menyeluruh dan teratur sesuai dengan ANDAL. Setiap triwulan hasil pemantauan dilaporkan kepada pemerintah Indonesia.

3

Gambar 5 Penelitian Yang Dilakukan Karyawan Lab PT.Newmont

ii.Reklamasi PTNNT membuka lahan untuk penggalian tambang dan pembangunan sarana penunjang lainnya seperti pabrik, pelabuhan, pemukiman karyawan (townsite) dan jalan-jalan. Untuk meminimalisasi erosi dan sedimentasi PTNNT melakukan penanaman kembali (reklamasi) menggunakan tanaman dan tumbuhan asli yang tumbuh di tempat tersebut sesegera mungkin selama periode konstruksi berlangsung. Hingga saat ini, PTNNT telah melakukan reklamasi lahan di areal tambang seluas lebih dari 670 hektar, termasuk 100 hektar reklamasi di areal penumpukan batuan sisa (waste rock dump). Penggunaan tanaman dan tumbuhan asli dalam program reklamasi ini diharapkan akan menghasilkan hutan yang sama sebagaimana sebelum adanya kegiatan penambangan.

Gambar 6 Melakukan Reklamasi

iii.Peningkatan Kesehatan Masyarakat Kegiatan kesehatan yang bersifat preventif seperti pengendalian malaria, kesehatan ibu dan anak, penyediaan sarana air bersih dan sanitasi, pemberantasan tuberkulosis, dan pencegahan penyakit menular seksual (PMS), serta program pelatihan kesehatan.

Gambar 7 Peningkatan Kesehatan Masyarakat

iv.Infrastruktur Kebutuhan yang mendasar dalam bidang infrastruktur adalah membangun

4

bersama dengan pemerintah setempat untuk mendukung peningkatan kesehatan dan pendidikan, serta mendukung pengembangan usaha setempat. Peningkatan prasarana meliputi perbaikan jalan dan saluran air, pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah, gedung desa, gedung serbaguna, pembangunan puskesmas dan puskesmas pembantu, pengadaan air bersih, sarana irigasi, pembangunan tempat penimbunan sampah, sarana pariwisata dan pasar tradisional.

Gambar 8 Infrastruktur

3.2 FAKTA YANG TERJADI DI LAPANGAN Pada tahun 1996, PT. NMR mulai beroperasi dan membuang limbah tailingnya ke laut. Operasi tambang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2004, dengan meninggalkan limbah tailing 4 juta ton lebih di dasar Teluk Buyat, dengan sekitar 70 KK nelayan kehilangan mata pencaharian, 80% lebih warga mengalami gangguan kesehatan serius, anak putus sekolah serta konflik horisontal yang berkepanjangan. Setelah adanya kasus ini, pemerintah akhirnya turun tangan. Pada bulan Juni 2004, dari hasil rapat kerja kabinet bidang kesejahteraan rakyat, pemerintah memutuskan pembentukan Tim Terpadu yang terdiri dari berbagai instansi pemerintah, akademisi, PT Newmont Nusa Tenggara, organisasi profesi, dan Ornop yang ditugaskan mengetahui: 1. Kebenaran dugaan pencemaran di Teluk Buyat? 2. Identifikasi pihak-pihak yang diduga kuat melakukan pencemaran? 3. Mengapa warga menderita sakit? Akhirnya, pada tanggal 15 November 2004, pemerintah secara resmi mengumumkan Teluk Buyat tercemar oleh tailing PT Newmont Minahasa Raya yang dibuang ke dasar Teluk Buyat. Fakta yang diperoleh dari penelitian tim di lapangan sangat mengejutkan. Disebutkan bahwa: 1. Pada tahun 1996, PT. NNT melakukan perbuatan ilegal dalam melakukan kegiatan pengolahan dan pembuangan limbah B3 di Teluk Buyat, dikarenakan belum mengantongi ijin pengoperasian alat pengolahan dan penyimpanan limbah B3. 2. Tidak ditemukan lapisan thermoklin di kedalaman kurang dari 82 meter (lokasi pipa tailing) sebagaimana diklaim oleh PT Newmont Nusa

5

Tenggara dalam AMDAL (1994). Lapisan ini diasumsikan oleh PT NMR akan berfungsi sebagai pelindung tailing agar tidak menyebar ke permukaan. 3. Pengambilan sampel berupa sedimen di lokasi mulut pipa tailing Teluk Buyat menyimpulkan, bahwa konsentrasi Arsen dan Merkuri pada total sedimen laut sekitar lokasi pipa pembuangan tailing pada kisaran 2,3-666 ppm, lebih tinggi dengan hasil analisis kondisi awal (AMDAL, November 1993). Hal ini juga didukung oleh Asean Marine Water Quality Criteria (2004), yang menyatakan bahwa sedimen tercemar itu pada kisaran antara 50-300 ppm. 4. Indeks menunjukkan dampak kontaminasi logam berat secara terusmenerus yang dialami organisme laut. Dari indeks diversitas untuk plankton (indeks Simpson) di Teluk Buyat yang rendah diketahui terdapat gangguan (perturbasi). Indeks diversitas pada benthos (hewan dasar laut di antaranya jenis kepiting dan udang) di Teluk Buyat sangat rendah dan dikategorikan mengalami pencemaran berat menurut indeks. 5. Hasil analisis air sumur dusun Buyat menunjukkan tingginya kadar Arsen dengan kisaran 0,0263 mg/L baku mutu 0.01 mg/L, 2,1267 mg/L, dua puluh kali lebih tinggi dari baku mutu 0,1 mg/L. Sedangkan berdasarkan data AMDAL November, 1993 (sebagai Rona Awal Lingkungan) menunjukkan sumur-sumur penduduk di desa Buyat tidak ditemukan adanya Arsen (tidak terdeteksi). 6. Air pasokan di Dusun Buyat Pante sejak Januari 2004 dinyatakan mengandung Mangan melampaui baku mutu PERMENKES. 7. Organisasi kesehatan MER-C didampingi yayasan Suara Nurani dan kelompok kesehatan masyarakat, pada bulan Feburari 2005 melakukan pemeriksaan kesehatan warga dusun Buyat dan menemukan berbagai jenis penyakit, di antaranya: tumor (58 kasus), kelainan kulit (72 kasus), kelainan neurologi (96 kasus), infeksi saluran pernafasan (44 kasus), pencernaan (13 kasus), infeksi saluran kencing (8 kasus), pendarahan (4 kasus). Total Pasien 139 orang dengan jumlah total kasus 295 kasus, di mana setiap pasien, bisa memiliki lebih dari satu kasus, misalkan tumor dan masalah pencernaan dan pendarahan secara bersamaan. ini bertambah kali lipat jumlah pasien dan kasus pada bulan Juli 2005, dimana penyakit yang tertinggi adalah kelainan neurologi (135 kasus) dan kelainan kulit (115 kasus). Selain masalah kesehatan yang terjadi, masalah ekosistem yang berada di Teluk Buyat juga jelas-jelas mengalami gangguan mulai beroperasinya penambangan emas PT. NMR. Ini dibuktikan dengan matinya puluhan sampai ratusan ekor ikan berbagai jenis sepanjang tahun 1996-1997 terjadi 13 kasus, diantaranya (5 kasus besar): 1. 29 Juli 1996, puluhan ekor jenis ikan; kerapu, tato, kuli paser dan nener mati

6

2. 16 Agustus 1996, puluhan ekor jenis burung; kakatua dan kuli paser mati 3. 3 Juli 1997, jutaan ekor hewan laut dengan jenis berbeda; uhi, bobara, wora, talahuro, tikus-tikus, bete, bekokong 4. 9 Agustus 1997, tercium bau yang menusuk hidung dari laut. Jenis ikan mati: uhi, bobara, wora, talahuro, tikus-tikus, bete bukokong dan nener. BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Mengapa diperlukan ANDAL : 1. Andal harus dilakukan untuk proyek yang akan dibangun karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikina 2. Andal harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek pembangunan. Saran Menurut Radja Siregar kedatangan dubes Amerika untuk menemui presiden RI dan kemudian setelah itu menemui kapolri, meminta agar warga negara Amerika, Presiden Direkur PT. Newmont ditunda penahanannya sebagai suatu intervensi yang nyata. Pada saat bertemu dengan Megawati pada Senin (27/9), Ralph Boyce juga mengatakan bahwa penahanan ini berdampak tidak baik bagi investasi. "Sehingga kita melihat ini sebagai intervensi yang nyata, yang menggunakan argumen investasi sebagai alasan untuk mengeluarkan presiden Newmont dari penahanan. Dari pandangan kasus diatas harus diperlukan sikap yang berani dan tegas bagi pemerintah Indonesia, pakar bidang terkait, serta rakyat untuk : 1. Menghargai Sumber Daya Alam yang ada di bumi Indonesia 2. Meningkatkan kualitas pendidikan rakyat Indonesia demi menunjang pengolahan sumber daya alam bumi ini tampa ada campur tangan asing. 3. Mau mengerti dan sadar bahwa betapa kayanya bumi Indonesia, maka sebagai generasi penerus kekayaan tersebut kita harus mau terus untuk belajar dan bekerja keras tentang kekayaan yang ada di indonesia.

7

DAFTAR PUSTAKA

Etika Bisnis.Prof.Dr. Sondang P.Siagian, MPA. Jakarta; PT Pustaka Binaman Pressindo, 1996 Etika Bisnis; tuntutan dan relevansinya. DR.A. Sonny Keraf. Jakarta; Penerbit Kanisius,1998 www.newmont.co.id/ID/media_center_detail.cfm?type=1&lang=id&id=73 www.newmont.co.id/ID/aboutus_nnt.htm

8