laporan proceeding workshop

Upload: ana-richana

Post on 26-Feb-2018

271 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    1/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    HALAMAN JUDUL

    WORKSHOP-I

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT

    DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    Direktorat Pengembangan Air Minum

    Direktorat Jenderal Cipta KaryaKementerian Pekerjaan Umum

    Tahun 2015

    PT Cipta Sanita Mandiri

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    2/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Laporan Proceeding

    penyelenggaraan WORKSHOP FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM

    SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN dapat disusun dan disampaikan sesuai

    dengan waktu yang telah ditetapkan.

    Laporan Proceeding ini berisikan pendahuluan dan hasil workshop peningkatan

    kinerja PDAM Sehat. Pada pendahuluan, dijelaskan mengenai latar belakang,

    maskud dan tujuan, keluaran, metode dan penyelenggaraan workshop, peserta

    serta informasi waktu dan tempat diselenggarakannya workshop. Sedangkan,

    hasil workshop menjelaskan tentang proses diskusi, kesimpulan dan tindak lanjut

    dari workshop peningkatan kinerja PDAM Sehat.

    Bagi semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Laporan

    Proceeding ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat

    memberikan manfaat bagi pembangunan sektor pengembangan air minum di

    Indonesia.

    PT. CIPTA SANITA MANDIRI

    Jakarta, September2015

    Direktur Utama

    (Ir. Suryanto)

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    3/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ i

    DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................... ii

    BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1-0

    1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 1-1

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................................................. 1-1

    1.3 KELUARAN ........................................................................................................................ 1-2

    1.4 METODE DAN PROSES PENYELENGGARAAN WORKSHOP ................................ 1-2

    1.5 PESERTA WORKSHOP ................................................................................................... 1-3

    1.6 WAKTU DAN TEMPAT WORKSHOP .......................................................................... 1-4

    BAB 2 HASIL WORKSHOP .................................................................................................................... 2-0

    2.1 DISKUSI ............................................................................................................................. 2-1

    2.2 KESIMPULAN .................................................................................................................... 2-9

    2.3 RENCANA TINDAK........................................................................................................ 2-10

    LAMPIRAN .............................................................................................................................................................

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    4/20

    BAB 1 PENDAHULUAN

    PENDAHULUAN

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    5/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    1.1 LATARBELAKANG

    Penyediaan air minum melalui sistem perpipaan di Indonesia sebagian besar

    dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) milik pemerintah kabupaten

    kota. Namun, saat ini masih banyak PDAM yang belum berkinerja Sehat. Terkaitkinerja PDAM ini, berdasarkan hasil penilaian kinerja PDAM yang telah dievaluasi

    oleh BPPSPAM tahun 2014, dari 359 PDAM yang dinilai kinerjanya, sebanyak

    182 PDAM (51%) berstatus Sehat, 103 PDAM (29%) berstatus Kurang Sehat dan

    74 PDAM (20%) berstatus Sakit.

    Sebagai salah satu badan usaha penyedia air minum dengan sistem perpipaan di

    kabupaten/kota, maka kinerja PDAM patut mendapatkan perhatian. Dengan

    kinerja PDAM yang sehat, diharapkan PDAM dapat memberikan pelayanan yang

    prima kepada pelanggan serta mampu mengembangkan pelayanannya dengan

    memanfaatkan pembiayaan dari berbagai sumber. Atas dasar pertimbangantersebut, maka diperlukan pembinaan terhadap PDAM mengenai pentingnya

    kinerja Sehat PDAM.

    Dalam hal pembinaan Pemerintah terhadap PDAM, diperlukan pendekatan yang

    efektif dan strategis. Efektif dalam arti mengetahui titik kritis pembinaan kepada

    berbagai keragaman PDAM dan strategis yang artinya mempunyai daya

    pemecahan persoalan yang tepat.

    Untuk itu, Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum melalui Subdit

    SPAM Khusus pada TA 2015 melaksanakan kegiatan Fasilitasi Peningkatan

    Kinerja PDAM Sehat dalam Rangka Kemitraan yang dimaksudkan untukmengidentifikasi dan menganalisis aspek mendasar yang membentuk kinerja

    PDAM Sehat serta memperoleh benchmark model sebagai landasan pembinaan

    PDAM.

    Salah satu bagian dari pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kinerja PDAM

    Sehat dalam Rangka Kemitraan adalah penyelenggaraan workshop, selain

    kegiatan kunjungan lapangan. Penyelenggaraan workshop akan dilaksanakan

    sebanyak 2 kali, yaitu:

    1. Workshop I dengan agenda penyampaian pengelompokkan PDAM

    berdasarkan benchmark dengan prinsip kepengusahaan yang sehat sertaformulasi pola pembinaan yang tepat untuk masing-masing kelompok.

    2. Workshop II dengan agenda penyampaian hasil pengembangan pola

    pembinaan terhadap PDAM sesuai dengan kelompok masing-masing dan

    rekomendasi programnya.

    1.2

    MAKSUDDANTUJUAN

    A. Maksud

    Maksud pelaksanaan Workshop I kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kinerja PDAM

    Sehat dalam Rangka Kemitraan ini adalah untuk memperoleh pola pembinaan

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    6/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    berdasarkan kelompok PDAM Sehat dengan pendekatan benchmark

    berdasarkan prinsip kepengusahaan yang sehat.

    B. Tujuan

    Tujuan dari dilaksanakannya Workshop I Fasilitasi Peningkatan Kinerja PDAMSehat dalam Rangka Kemitraan ini adalah menyampaikan hasil pengelompokan

    PDAM Sehat dengan pendekatan benchmark berdasarkan prinsip kepengusahaan

    serta menyusun dan menyepakati pola pembinaan PDAM berdasarkan kelompok

    masing-masing.

    1.3 KELUARAN

    Keluaran yang diharapkan dari penyelenggaraan Workshop I Fasilitasi

    Peningkatan Kinerja PDAM Sehat dalam Rangka Kemitraan adalah:

    1. Hasil benchmarking berdasarkan prinsip kepengusahaan

    2. Pengelompokkan PDAM Sehat berdasarkan hasil benchmarking

    3. Pola pembinaan terhadap PDAM Sehat sesuai dengan kelompok masing-

    masing

    1.4 METODEDANPROSESPENYELENGGARAANWORKSHOP

    Pelaksanaan kegiatan workshop-I ini bersifat terbatas, karena peserta yang

    diundang hanya melibatkan Pemerintah Pusat terkait dengan peningkatan kinerjaPDAM, serta keenam PDAM yang dikaji. Metode kegiatan workshop ini

    dilaksanakan dalam bentuk pemaparan materi workshop dan diskusi. Dalam

    proses diskusi/curah pendapat, diharapkan setiap peserta workshop-I dapat

    memberikan tanggapan dan masukan konstruktif dalam pendekatan menyepakati

    pengelompokkan PDAM dan pola pembinaannya.

    Penyelenggaraan workshop-I ini dilakukan melalui kerja sama antara Tim Teknis

    Sub Direktorat SPAM Khusus dan Tim konsultan, melalui Beberapa proses antara

    lain:

    1. Tahap Penyusunan Model Benchmark dan Pengelompokkan PDAM

    Berdasarkan Benchmark

    Model benchmark yang disusun terbagi menjadi 3, yaitu benchmark laba

    terhadap pelanggan, benchmark biaya usaha dan benchmark produktivitas.

    Penyusunan model benchmark tersebut, didasarkan pada data kinerja PDAM

    Tahun 2011-2013 yang diperoleh dari Buku Kinerja PDAM yang disusun oleh

    BPPSPAM. Setelah didapat hasil dari benchmark tersebut, maka seluruh

    PDAM Sehat dikelompokkan berdasarkan kategori gabungan dari ketiga

    benchmark.

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    7/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    2. Tahap Penyusunan Formulasi Pola Pembinaan untuk Masing-masing Kelompok

    PDAM

    Penyusunan formulasi pola pembinaan merupakan rumusan pola umum yang

    ditunjukkan bagi PDAM Sehat, berdasarkan analisis benchmark yang telahdilakukan.

    3. Tahap Persiapan Penyelenggaraan Workshop-I

    Tahap persiapan penyelenggaraan workshop-I ini meliputi:

    a. Penyusunan materi yang akan disampaikan kepada peserta workshop,

    b. Penyusunan konsep teknis kegiatan workshop

    c. Pembuatan susunan acara workshop

    d. Penetapan narasumber dan peserta workshop

    e. Persiapan tempat dan waktu penyelenggaraan workshop

    f. Persiapan peralatan pendukung, seperti seminar kit, spanduk, camera

    untuk dokumentsi, dan handout materi

    4. Tahap Pelaksanaan Workshop-I

    Tahap pelaksanaan workshop-I ini merupakan tahapan penyampaian hasil-

    hasil analisis yang telah dilakukan, serta rumusan pola pembinaan PDMA

    sehat yang telah disusun. Pada tahap ini para peserta workshop memberikan

    tanggapan dan masukan terhadap hasil analisis dan rumusan pola pembinaan

    yang disampaikan. Setelah itu, hasil dari workshop dijadikan sebagai

    masukan untuk membuat konsep laporan akhir dan rekomendasi program.5. Finalisasi dan Penyempurnaan dari Workshop-I

    Tahap ini merupakan tahap dari tindak lanjut diselenggarakannya workshop-

    I guna penyempurnaan pola pembinaan dan konsep laporan final, serta input

    untuk pelaksanaan workshop-II.

    1.5 PESERTAWORKSHOP

    A. Peserta:

    1. Tingkat Pusat:

    a. Direktorat SMI, Ditjen. Perbendaharaan, Kementerian Keuangan

    b. Deputi Bidang Akuntan Negara, BPKP

    c. Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Ditjen. Bina Keuangan

    Daerah, Kementerian Dalam Negeri

    d. Direktorat Pengembangan SPAM, DJCK Kementerian PUPR

    e. BPPSPAM

    f. Perbankan

    g. Perpamsi

    h. Forum Pelanggan Air Minum Nasional

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    8/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    2. Tingkat kabupaten/kota (6 lokasi yang menjadi lokasi contoh):

    a. Bupati Bantaeng

    b. Bupati Bantul

    c. Bupati Gresikd. Walikota Denpasar

    e. Walikota Palangkaraya

    f. Walikota Tebing Tinggi

    g. PDAM Kab. Bantaeng

    h. PDAM Kab. Bantul

    i. PDAM Kab. Gresik

    j. PDAM Kota Denpasar

    k. PDAM Kota Palangkaraya

    l. PDAM Kota Tebing Tinggi

    B.

    Narasumber

    1. Kasubdit SPAM Khusus, Dit. PSPAM, DJCK, Kementerian PUPR

    2. Ir. Cece Sutapa, M.Eng

    3. Tim Konsultan PT. Cipta Sanita Mandiri

    1.6 WAKTUDANTEMPATWORKSHOP

    Pelaksanaan Workshop-I Fasilitasi Peningkatan Kinerja PDAM Sehat dalam

    Rangka Kemitraan diselenggarakan pada:

    Hari/Tanggal : Senin/28September2015

    Waktu : 13.0017.30 WIB

    Tempat : Ruang Sapta Taruna

    Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

    Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110

    Agenda : - Pembahasan Hasil Pengelompokkan PDAM Sehat dengan

    Pendekatan benchmark berdasarkan prinsip kepengusahaan

    - Pola pembinaan yang tepat bagi PDAM Sehat

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    9/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    BAB 2 HASILWORKSHOP

    HASIL WORKSHOP

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    10/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    2.1 DISKUSI

    Agus Sunara (Perpamsi)

    Perpamsi pernah melakukan benchmarking. Misalnya denganmembandingkan jumlah pelanggan yang sama dan sumber air yang sama,

    sehingga kita bisa melihat tingkat efisien dan produktivitas PDAM dari segi

    operasional, keuangan, pelayanan sampai SDM.. Sebaliknya untuk jumlah

    pelanggan yang sama tetapi sumber air yang berbeda, itu akan memakan

    biaya energi yang berbeda pula. Sebaiknya ini dijadikan referensi untuk

    melakukan benchmarking terhadap PDAM untuk mempertajam analisis.

    Contoh PDAM Tebing Tinggi, kinerja dalam kehilangan air memang tinggi

    bukan berarti kinerja secara keseluruhan. Cakupan pelayanan tinggi, namun

    Angka pertumbuhan pelanggan Tebing Tinggi menurun, hal ini dikhawatirkan

    dengan angka prediksi.

    Angka pertumbuhan pelanggan Tebing Tinggi itu relatif menurun, namun jika

    dilihat cakupan pelayanannya Tebing Tinggi itu sudah tinggi. Namun ada juga

    PDAM yang cakupannya menurun tetapi pertumbuhan pelanggannya relatif

    tinggi, hal tersebut umumnya terjadi karena menggunakan asumsi. Karena

    idealnya adalah jika pertumbuhan pelanggan tinggi, maka cakupan

    pelayanan pun meningkat, kecuali jika ada pemutusan pelanggan secara

    besar-besaran.

    Muhammad (PDAM Gresik)

    Penilaian kinerja menggunakan analisis benchmarking seharusnya

    dikelompokkan berdasarkan sumber air bakunya, karena sumber air baku

    sangat membedakan kinerja suatu PDAM.

    Contoh: PDAM Surabaya dan Sampang

    Sumber air baku PDAM Sampang berasal dari air bawah tanah, sedangkan

    PDAM Surabaya sumber air bakunya berasal dari air permukaan (sungai).

    Sehingga biaya energi PDAM Surabaya sangat tinggi. Terlebih lagi tarif

    listrik untuk PDAM dikenakan tarif industri, sehingga hal tersebut sangat

    mempengaruhi biaya produksi PDAM.

    Selain itu, bagi PDAM untuk menaikkan tarif air itu sangat sulit dilakukan,

    karena hal tersebut dipengaruhi oleh suasana politik.

    Kajian yang telah dilakukan oleh konsultan menggunakan data tahun 2011-

    2013, jika data yang digunakan adalah data terbaru (misalnya data Tahun

    2014), maka kondisi PDAM yang telah dipaparkan pun akan berubah.

    Adi Siwa (PDAM Bantaeng)

    Rugi/Laba dapat dilihat dari dua hal, yaitu pendapatan dan cashflow.Rugi/laba yang telah dikaji dilihat dari pendapatan atau cashflow?

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    11/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    Cece Sutapa (Moderator)

    Workshop ini mengundang Pemerintah Daerah tujuannya supaya Pemda dapat

    memahami kondisi PDAM yang menjadi tanggung jawabnya.

    Anang Muftiadi (Pemateri)

    Terima kasih untuk Bpk Agus Sunara untuk informasinya mengenai benchmark

    yang telah dilakukan oleh Perpamsi.

    Benchmark Biaya Usaha yang telah dilakukan sudah mempertimbangkan

    berbagai hal, termasuk sumber air baku masing-masing PDAM. Seluruh data

    yang digunakan untuk pengolahan berasal dari buku kinerja PDAM yang

    diterbitkan oleh BPPSPAM. Tidak hanya sekedar informasi utama, tetapi

    termasuk informasi lain yang terletak di bawah tabel informasi kinerja PDAM

    juga kami gunakan. Komponen biaya yang kami gunakan yaitu, Biaya Energi,

    Biaya Bahan Kimia, Biaya Pemeliharaan, Biaya Adm. Umum terhadap

    Pendapatan, Kehilangan Air dan Kepadatan Penduduk.

    Sebenarnya konsultan telah mendapatkan data yang berasal dari Perpamsi

    untuk penggunaan sumber air baku, namun data tersebut tidak lengkap,

    hanya sebagian PDAM yang memiliki data sumber air baku. Setelah

    berdiskusi dengan tim ahli dan tim teknis, maka diperoleh kesepakatan bahwa

    jenis sumber air baku berpengaruh terhadap biaya energi dan bahan kimia.

    Sehingga kami tidak menggunakan variabel sumber air baku, karena sudah

    dapat terwakili oleh biaya energi dan bahan kimia. Tetapi, berdasarkan

    kajian yang telah dilakukan, ada PDAM yang memiliki sumber air baku yangsama namun salah satu dari PDAM tersebut mengalami kerugian yang besar.

    Menurut hasil pengolahan yang dilakukan, faktor yang paling signifikan itu

    bukan besar atau tidaknya variabel tersebut, tetapi merupakan faktor yang

    paling berpengaruh.

    Untuk kondisi PDAM yang kami tampilkan dalam paparan, itu berdasarkan

    buku kinerja PDAM oleh BPPSPAM, dengan mengubah nilai kinerja 1-5

    menjadi sangat rendah - rendah - sedang- cukup tinggi - tinggi.

    Seperti yang telah dikatakan oleh Bpk. Cece, yaitu perlu adanya kepedulian

    pemerintah baik daerah maupun pusat untuk meningkatkan kinerja PDAM di

    Indonesia.

    Jika kita mengambil contoh suatu PDAM berdasarkan hasil benchmark

    mempunyai informasi laba kecil, biaya usaha efisien dan produktivitas rendah

    maka secara rasional dapat dikatakan bahwa kunci utama dalam

    meningkatkan kinerja PDAM tersebut ada pada faktor tarif (pricing),

    sedangkan untuk pengembangan PDAM dapat dilakukan dengan

    meningkatkan jumlah atau kompetensi SDM atau aset yang dimiliki.

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    12/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    Muhammad (PDAM Gresik)

    Data yang digunakan dalam analisis benchmark adalah data yang sudah lama,

    yaitu 2013. Hasilnya akan berbeda bila data yang digunakan adalah data

    terbaru, atau minimal data tahun kemarin yaitu 2014.Anang Muftiadi (Pemateri)

    Data yang kami gunakan berdasarkan Buku Kinerja PDAM yang diterbitkan oleh

    BPPSPAM, sehingga itu di luar kapasitas kami untuk memperoleh data terbaru.

    Meike Kencanawulan (Kasubdit SPAM Khusus)

    Buku kinerja PDAM terbaru (tahun 2015) belum dikeluarkan oleh BPPSPAM.

    Kami menggunakan buku terbitan Tahun 2014 yang isinya adalah data Tahun

    2013. Sedangkan untuk menggunakan data Tahun 2014 akan diterbitkan

    pada Tahun 2015, dan ini belum diterbitkan oleh BPPSPAM. Sehingga kitamemiliki kendala keterbatasan data PDAM seluruh Indonesia.

    Namun untuk kebutuhan self-assesment dengan menggunakan data terbaru

    yang dimiliki PDAM. Caranya adalah dengan menggunakan model-model

    yang telah dibuat lalu masukkan variabel-variabel (dengan data terbaru)

    sehingga akan diperoleh hasil terbaru pula.

    Data yang digunakan saat ini, hanya untuk membuat model untuk self-

    assesment.

    Anang Muftiadi (Pemateri)

    Dengan data kinerja terbaru yang dimiliki PDAM, maka masing-masing PDAM

    dapat memasukkan data tersebut sesuai dengan variabel-variabel yang

    digunakan untuk model. Hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat

    posisi PDAM terbaru.

    Terkait rugi/laba itu merupakan informasi yang bagus untuk kami.

    Eliza (BPPSPAM)

    Evaluasi kinerja PDAM yang kami lakukan berdasarkan hasil kompilasi dari

    audit BPKP. Untuk data Tahun 2014 sudah kami peroleh. Kami berharap padaBulan November data terbaru sudah dapat dipublikasikan.

    Pada tahun ini terdapat 358 PAM yang dievaluasi, dan beberapa PDAM

    mengalami penurunan kinerja. Sebanyak 9 PDAM Sehat menjadi Kurang

    Sehat dan satu PDAM Sehat menjadi Sakit, yaitu Kabupaten Fak-Fak. Faktor

    utama penurunan kinerja PDAM Kabupaten Fak-Fak adalah ketersediaan air

    baku. Dikarenakan banyaknya saat ini daerah yang mengalami discontinue

    air baku, sehingga ketersediaan air baku dapat menjadi bahan

    pertimbangan dalam melakukan benchmark.

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    13/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    Yunanto G.W (Kementerian Keuangan)

    PDAM sangat kesulitan untuk menaikkan tarif. Peran Pemda sangat penting

    dalam penyesuaian tarif.

    Dalam sidang kabinet Tahun 2015, Presiden telah memerintahkan untuk

    menghapuskan Hutang PDAM tanpa ada penilaian. Sedangkan untuk pajak

    yang dikenakan oleh PDAM akan ditanggung oleh negara (SK Wapres). Hal

    tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

    114/PMK.05/2012 tentang penyelesaian piutang negara yang bersumber

    dari penerusan pinjaman luar negeri, rekening dana investasi dan rekening

    pembangunan daerah pada PDAM.

    Sekarang kementrian keuangan sedang dalam tahap penghitungan ulang

    untuk proses restrukturisasi hutang tersebut. Target penyelesaian laporannya

    adalah Bulan Desember.

    Penghapusan Hutang dilakukan pada Hutang Non-Pokok, sedangkan Hutang

    pokok tetap dibayarkan oleh PDAM masing-masing.

    Alit Mahawintang (PDAM Denpasar)

    PDAM Denpasar masuk dalam kategori Laba Kecil Biaya Efisien

    Produktivitas Rendah. Untuk lebai kecil, apakah Solusinya harus ada

    penyesuaian tarif? sedangkan untuk produktivitas rendah, apakah solusinya

    harus menambah SDM? Jika menambah SDM maka akan mengakibatkan

    biaya SDM menjadi tinggi.

    PDAM Denpasar sudah mengikuti benchmarking dari Perpamsi sejak Tahun

    2000, dan Perpamsi telah membandingkan sumber air baku dengan

    pelanggannya. Apakah benchmark yang telah dihitung ini sudah sesuai

    dengan seluruh PDAM?

    Ewin Putra (PDAM Tebing Tinggi)

    Terima kasih kepada pihak kementrian keuangan, karena PDAM Tebing

    Tinggi merupakan salah satu PDAM yang mendapatkan penghapusan hutang

    dan pajak untuk PDAM juga ditanggung pemerintah.

    Dalam kinerja PDAM dari BPPSPAM, PDAM Tebing Tinggi termasuk ke dalam

    kinerja Sehat. Namun ada risiko yang harus PDAM terima karena status

    Sehat tersebut, yaitu PDAM tidak dapat memperoleh bantuan dari

    kementrian PU. Sementara itu, walaupun PDAM Tebing Tinggi termasuk dalam

    kategori kinerja Sehat, tetapi nilai kinerja PDAM Tebing Tinggi itu sangat

    mendekati kurang sehat.

    Agus Sunara (Perpamsi)

    Berdasarkan hasil benchmark biaya usaha yang telah dilakukan oleh tim

    konsultan, biaya energi menjadi faktor yang paling signifikan dalam model

    benchmarking, sedangkan kehilangan air menjadi faktor dengan tingkat

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    14/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    signifikan kedua. Seharusnya kehilangan air menjadi faktor yang paling

    signifikan dalam pembentukan biaya usaha. Karena dikhawatirkan data

    biaya energi yang terdapat dalam Buku Kinerja PDAM oleh BPPSPAM, yaitu

    biaya energi per kwh. Jadi yang perlu dipertimbangkan dalam benchmark

    biaya usaha adalah nilai kwh/m3 air yang diproduksi, bukan nilai rupiah daribiaya energi.

    Misalnya, PDAM A dan B mempunyai tingkat efisien yang sama dengan kwh

    0,5, tetapi jika dilihat berdasarkan Buku Kinerja PDAM Tahun 2014 maka

    PDAM A dan B memiliki biaya energi Rp 500 (0,5 kwh x Rp 1000). Namun,

    pada Tahun 2015 PDAM A menjadi tidak efisien karena biaya energinya

    menjadi RP 1.100/kwh (0,5 kwh x Rp 1.100 = Rp 550), sedangkan PDAM B

    tarif energinya masih sama.

    Jadi, jika dilihat berdasarkan benchmarking biaya usaha maka variabel yang

    paling signifikan seharusnya adalah kehilangan air (NRW).

    Anang Muftiadi (Pemateri)

    Jika saja data air baku tersedia untuk seluruh PDAM (baik itu sumber,

    ketersediaan atau perubahan air baku), maka akan kami perlakukan sebagai

    dummy variable dan masuk dalam salah satu komponen benchmarking.

    Model benchmarking ini dapat digunakan untuk data terbaru, dan

    diperkirakan dalam waktu 4 tahun model ini tidak terlalu banyak berubah.

    Jika PDAM memiliki data terbaru, maka PDAM secara pribadi dapat

    memasukkan variabel-variabel yang diperlukan untuk membentuk mengetahuiposisi terbaru, bagaimana peningkatan atau penurunan tiap PDAM itu akan

    berbeda-beda. Jika ada penurunan kinerja maka PDAM mampu untuk

    mengidentifikasi penyebab dari penurunan kinerja tersebut.

    Hasil workshop ini dapat digunakan sebagai sarana komunikasi antara PDAM

    dengan Pemda dalam meningkatkan kinerja PDAM baik dalam rangka

    penyesuaian tarif dan lain hal.

    Tingkat signifikan itu merupakan sensitivitas variabel x terhadap y. Jika

    tingkat signifikan biaya energi dan kehilangan air tinggi, maka yang perlu

    mendapat perhatian utama adalah biaya energi dan kehilangan air. Untuk

    membentuk pola pembinaan yang perlu diperhatikan adalah sensitivitas-

    sensitivitas dari variabel tersebut.

    PDAM Denpasar menunjukkan kategori biaya yang sudah efisien, maka

    PDAM memiliki peluang dalam meningkatkan pendapatan dengan

    penyesuaian tarif. Penyesuaian tarif itu tidak harus menaikkan tarif, tetapi

    reklasifikasi tarif pun bisa termasuk ke dalam penyesuaian tarif.

    Selain itu, PDAM Denpasar walaupun memiliki produktivitas rendah, namun

    terletak hampir berhimpitan dengan garis benchmark. Sehingga termasuk kedalam kategori produktivitas SDM atau asetnya rendah. PDAM Denpasar

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    15/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    termasuk dalam produktivitas rendah terutama variabel SDM. Artinya, PDAM

    Denpasar masih memiliki peluang untuk meningkatkan produktivitas dengan

    cara mengelola SDM, tidak harus menambah jumlah SDM.

    Amiranta (PDAM Bantul)

    Model rumusan benchmark ini merupakan resep untuk membentuk pola

    pembinaan PDAM. Namun PDAM Bantul masih belum memahami rumusan

    tersebut. Jadi mohon untuk dijelaskan kembali mengenai penggunaan model

    benchmark tersebut.

    Indikator kinerja PDAM Sehat itu, selain laba, efisien dan produktivitas, juga

    dipengaruhi oleh biaya energi. Sedangkan biaya energi yang dikeluarkan

    PDAM dipengaruhi oleh regulasi mengenai tarif listrik. Sehingga tarif dasar

    listrik mempengaruhi PDAM yang memproduksi air dengan sistem pompa.

    Tarif dasar listrik dan tarif PDAM saling kejar, artinya jika PDAM menaikkantarif air, maka PLN juga menaikkan tarif dasar listriknya. Selain itu, selama

    ini PDAM dikenakan tarif dasar listrik untuk kategori tarif industri. Sehingga

    tarif energi (listrik) PDAM tergolong tinggi. Kami berharap pemerintah dapat

    membantu PDAM, agar tarif dasar listrik PDAM tidak dikategorikan sebagai

    tarif industri.

    PDAM Bantul melakukan peningkatan cakupan pelayanan pada daerah yang

    belum terlayani oleh PDAM. Akan tetapi permasalahannya adalah topografi

    di Bantul, dimana pelanggan PDAM berada di atas dan sumber air baku di

    bawah. Kabupaten Bantul memiliki 17 kecamatan yang terpisah. Cakupanpelayanan meningkat, namun sistem perpompaan yang terbangun tidak

    tersentral, sehingga PDAM Bantul harus membangun sistem tersendiri. PDAM

    Bantul memiliki ketersediaan air baku yang cukup banyak tetapi karena

    topografi Kabupaten Bantul seperti saat ini, mengharuskan PDAM Bantul untuk

    mengeluarkan biaya energi lebih besar. Sebagai contoh sistem yang kami

    bangun di Kecamatan Imogiri. Di Kecamatan Imogiri terdapat Sekolah Polisi

    Negara dan masyarakat sekitar sekolah tersebut belum mendapatkan

    layanan air, sehingga PDAM Bantul harus membangun sistem perpompaan

    sendiri di daerah tersebut. Dikarenakan sistem perpompaan tersebut maka

    pemakaian energi PDAM Bantul 5 kali lebih besar dari sistem perpompaanbiasa. Seharusnya tarif dasar listrik untuk PDAM bisa dibedakan berdasarkan

    sistem pengolahan air baku PDAM.

    Alternatif penyesuaian tarif. Sejak Tahun 2006-2015 PDAM Bantul baru

    sekali mengalami kenaikan tarif. Pada Tahun 2006, pengajuan tarif PDAM

    sudah sampai ke meja Bupati, namun sebelum mendapatkan persetujuan dari

    Bupati keesokan harinya terjadi gempa bumi di Kabupaten Bantul. Pada

    akhirnya, tarif air PDAM mempertimbangkan kebijakan pemerintah (Bupati,

    Gubernur dan atau Pusat) dan pertimbangan kondisional. Pada saat terjadi

    gempa bumi di Bantul, PDAM tidak mungkin menaikkan tarif, karena tidak

    mendapatkan persetujuan dari Bupati, karena hal terpenting adalah

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    16/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    pelayanan air minum terhadap masyarakat dapat terpenuhi. Pada Tahun

    2012 PDAM Bantul baru bisa menaikkan tarif dari Rp 1.500 menjadi Rp

    2.000. Namun sampai saat ini di Provinsi DIY, PDAM Bantul memiliki tarif

    paling rendah di antara PDAM lainnya. Permasalahan tarif ini juga

    mempertimbangkan situasi politik, yaitu Bupati baru tidak mungkin menaikkantarif karena alasan peduli rakyat, sehingga PDAM Bantul perlu bersabar jika

    ingin menaikkan tarif. Namun, PDAM Bantul akhirnya menggunakan alternatif

    penyesuaian tarif dengan reklasifikasi tarif. Reklasifikasi tarif yang dilakukan

    adalah dengan menambah klasifikasi pelanggan rumah tangga dan

    pelanggan lainnya. Sehingga dapat dibedakan posisi pelanggan terhadap

    tarif.

    Peningkatan produktivitas dalam benchmark yang telah dilakukan perlu

    adanya rumusan-rumusan yang lebih spesifik dengan berbagai pertimbangan

    lain yang mempengaruhi produktivitas.

    Nila Intakra (Bank BJB)

    Dari pihak perbankan siap mendukung PDAM dalam pembiayaan. Masing-masing

    PDAM sudah paham dengan persyaratan untuk melakukan pinjaman dari

    perbankan. Dari pengalaman sebelumnya, ada beberapa pengajuan pinjaman

    yang tidak dapat di eksekusi dikarenakan penetapan tarif PDAM. Dari penetapan

    tarif PDAM kita bisa melihat perkiraan pendapatan PDAM sehingga dari pihak

    perbankan akan memutuskan dapat memberikan pinjaman atau tidak. Namun

    kenyataan di lapangan tidak seperti yang diperkirakan. Pada akhirnya banyak

    pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh PDAM tidak disetujui oleh pihakperbankan.

    Akhmad Edwin (BUMD Air, Kementerian Dalam Negeri)

    Terkait aset PDAM, untuk meningkatkan kinerja PDAM perlu adanya optimalisasi

    aset. Selain itu, perlu juga dilakukan pendataan aset, karena di beberapa daerah

    belum mempunyai kepemilikan aset yang jelas. Sebaiknya dilakukan pendataan

    ulang aset PDAM.

    Yudo Wibowo (Dinas PU Kabupaten Bantul)

    Dengan adanya workshop ini Pemerintah Daerah dapat mengetahui kondisi

    PDAM.

    Pemerintah Daerah mendukung PDAM, terkait dengan usulan pemerintah baik

    dalam penetapan tarif maupun penyertaan modal. Untuk target Tahun 2019

    dengan 100% terlayani akses air minum, Pemda bersama dengan PDAM

    mencoba menggali potensi untuk mewujudkan target tersebut, salah satunya

    dengan program SPAM Regional. Sehingga, Pemerintah Daerah dapat

    melihat kinerja PDAM. Jika PDAM memerlukan dukungan Pemerintah Daerah,

    maka pihak Pemda akan mendukung PDAM dalam meningkatkan kinerjanya.

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    17/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    Amirudin Nur (Dinas PU Kabupaten Bantaeng)

    Pemda sangat mendukung beberapa kegiatan yang terkait dengan

    pengembangan SPAM, salah satunya pengembangan SPAM Regional.

    Dengan bantuan dari APBD, Pemda mendukung pengembangan SPAM yangdilakukan oleh PDAM.

    Untuk mendukung PDAM, Pemda juga melaksanakan kegiatan yang berkaitan

    dengan pengembangan SPAM yaitu sosialisasi yang mengenai pentingnya

    menjaga sumber air yang ada.

    Asih Kumala dewi (Dinas PU Kabupaten Gresik)

    Untuk kenaikan tarif itu adalah kewenangan Bupati, namun secara umum kami

    tetap mendukung PDAM untuk meningkatkan kinerjanya.

    Di Kabupaten Gresik dibentuk Asosiasi HIPPAM, membantu pemerintahmewujudkan pelayanan air minum untuk masyarakat.

    Cece Sutapa (Moderator)

    Salah satu yang memerlukan dukungan pemerintah adalah penyesuaian tarif.

    Waktu penyesuaian tarif dapat diketahui melalui model benchmark dan pola

    pembinaan yang sudah disusun dalam workshop ini.

    Anang Muftiadi (Pemateri)

    Jika biaya energi sangat sensitif mempengaruhi kinerja PDAM, kenapa tidak

    kita jadikan salah satu rekomendasi alam peningkatan kinerja PDAM. Namun,

    penyelesaian persoalan seperti ini, bermula dari internal organisasi PDAM.

    Tetapi ini bisa menjadi rumusan pola pembinaan bersama untuk peningkatan

    kinerja PDAM, karena biaya energi tergolong tingkat sensitivitas yang tinggi.

    Tarif menjadi persoalan yang sangat besar jika dikaitkan dengan kemitraan

    perbankan. Misalnya ada PDAM yang mengalami kerugian dan itu masih

    dapat diterima, artinya PDAM rugi dalam hal memberikan pelayanan

    kepada pelanggan atau rugi dan mendapat dukungan dari Pemda dalam

    bentuk subsidi. Yang merepotkan adalah PDAM yang rugi namun tidak

    mendapatkan dukungan dari Pemda atau subsidi, lama kelamaan aset PDAMakan menurun. Tidak akan bermasalah jika PDAM rugi, selama PDAM masih

    dalam batas efisien.

    Pertanyaan buntut BJB: Poin kunci dalam pembiayaan apakah dari

    penetapan tarif, bukan dilihat dari laba PDAM? Jika ada PDAM dalam

    kondisi laba besar, biaya yang efisien dan cukup produktif apakah

    perbankan tertarik untuk memberikan pinjaman?

    Nila Intakra (Bank BJB)

    Penyetujuan pemberian pinjaman kepada PDAM selama 10 tahun tidak hanyadilihat dari kondisi laba besar, efisien dan produktif. Namun sejak awal PDAM

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    18/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    harus memberikan komitmen dalam hal penetapan tarif yang sudah jelas.

    Kemudian akan dilihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada PDAM

    di masa mendatang. Jika melihat kondisi PDAM yang sangat sehat, tetap saja

    perbankan melihat kelayakan dari asumsi PDAM sehat tersebut. Jadi tidak hanya

    dilihat dari hasil benchmark yang telah dilakukan.

    Cece Sutapa (Moderator)

    Melalui diskusi ini, terdapat banyak masukan yang berpengaruh terhadap

    pola pembinaan yang disusun.

    Subsidi yang dimaksudkan oleh pemateri adalah subsidi pemerintah kepada

    masyarakat pelanggan PDAM yang belum mampu membayar air PDAM,

    bukan subsidi kepada PDAM secara langsung.

    2.2 KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan saat workshop, dapat ditarik kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. Model benchmark yang telah disusun akan menjadi referensi untuk Direktorat

    Pengembangan SPAM dalam peningkatan kinerja PDAM. Dan model

    benchmark yang telah disusun oleh Perpamsi akan dijadikan sebagai

    referensi untuk memperkuat model benchmark yang kami susun.

    2. Kinerja PDAM yang terkait dengan ketersediaan air baku dan biaya energi

    akan menjadi pertimbangan dalam membuat rekomendasi dan polapembinaan.

    3. Kami akan menjelaskan definisi dari masing-masing kategori benchmark laba,

    efisien dan produktivitas, supaya tidak ada kesalahpahaman tentang definisi

    tersebut.

    4. Persoalan aset PDAM menjadi PR bagi pemerintah pusat, bahwa

    pembangunan yang dilakukan menggunakan dana APBN, selesai

    pembangunan konstruksi akan dikembalikan kepada daerah, dan ini menjadi

    target Direktorat Pengembangan SPAM untuk serah terima aset PDAM.

    5. APBN yang masuk dalam rangka mendukung PDAM, itu dimaksudkan untuk

    membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Tetapi untuk prosesnya

    itu bisa dengan berbagai macam strategi.

    6. Dengan model benchmark dan formulasi program, tujuannya adalah untuk

    sinkronisasi program-program PDAM yang dibiayai oleh APBN. APBN juga

    mendukung program PDAM-PDAM yang hampir sama. Pada akhirnya

    kegiatan ini akan mengarah kepada kegiatan-kegiatan PDAM yang akan

    dibiayai oleh APBN. Perlu dipahami bahwa dana APBN hanya memenuhi

    20% dari kebutuhan investasi untuk pembangunan air minum nasional. Ini

    merupakan alasan bahwa PDAM harus mempunyai kinerja sehat dan mantap.

    Kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun kemitraan PDAM dengan yang

    lain, sehingga PDAM tidak bergantung sepenuhnya pada dana APBN.

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    19/20

    FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN

    LAPORAN PROCEEDING

    7. Dengan kegiatan workshop ini merupakan informasi bagi stakeholder PDAM

    dalam mendukung peningkatan kinerja PDAM dan pelayanan air minum

    kepada masyarakat, karena peran Pemda sangat penting.

    8. Kunci utama dalam pelayanan air minum adalah kerja sama antara PDAM

    dengan stakeholder dan lembaga terkait kemitraan.

    2.3 RENCANATINDAK

    Berdasarkan kegiatan workshop yang telah dilakukan, maka rencana tindak yang

    akan dilaksanakan yaitu:

    1. Pengembangan model benchmark dan formulasi pola pembinaan kepada

    PDAM.

    2. Akan dilaksanakan workshop-2 dengan model benchmark dan formulasi pola

    pembinaan yang lebih baik.

  • 7/25/2019 Laporan Proceeding Workshop

    20/20

    LAMPIRAN