laporan praktikum vasektomi

31
Laporan Praktikum Ilmu Bedah Khusus Vet I VASEKTOMI DAN KASTRASI PADA KUCING ANNA ANGGRIANA (O11110113) Kelompok II PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: anna-anggriana

Post on 05-Dec-2014

165 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Vasektomi

Laporan Praktikum

Ilmu Bedah Khusus Vet I

VASEKTOMI DAN KASTRASI

PADA KUCING

ANNA ANGGRIANA

(O11110113)

Kelompok II

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: Laporan Praktikum Vasektomi

A. Judul

Judul Praktikum adalah Vasektomi pada Kucing.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah:

1. Mengetahui pengertian vasektomi.

2. Mengetahui teknik operasi vasektomi.

Tujuan kastrasi adalah:

1. Untuk mensterilkan kucing jantan.

2. Mencegah terjadinya kebuntingan.

C. Tinjauan Pustaka

Salah satu teknik pembedahan untuk membuat hewan penderita menjadi

steril adalah dengan metode vasektomi yang merupakan tindakan pengikatan

vas deverens pada hewan jantan yang dimaksudkan agar semen tidak dapat

diejakulasikan dan mencegah keluarnya spermatozoa dari duktus ejakulatoris,

sehingga tidak terjadi kebuntingan pada hewan betina.

Organ reproduksi jantan terdiri atas testis, saluran kelamin, kelenjar

kelamin dan alat kopulasi. Testis merupakan penghasil sel-sel kelamin jantan

atau spermatozoa serta mensekresikan hormone kelamin jantan atau

testosterone. Testis berada didalam suatu kantong yang disebut scrotum.

Fungsinya untuk mengatur perubahan suhu agar proses spermatogenesis

berjalan lancer dan sebagai protector bagi testis. Saluran-saluran kelamin

seperti epididimis yang merupakan saluran berkelok-kelok sebagai tranpor dan

pematangan sperma. Terdapat vas deferns yang berbentuk tali menyalurkan

sperma ke uretra. Sebelum memasuki uretra, lumen vas deferens meluas yang

disebut ampula. Sementara itu, untuk alat kopulasinya berupa penis yang

terdiri atas bagian pangkal, badan dan ujung penis.

Untuk saluran reproduksi, terdiri dari duktus deferens (vas deferens)

merupakan saluran yang mengangkut sperma dari ekor epidydimis ke urethra.

Dindingnya mengandung otot licin yang penting dalam mekanisasi

Page 3: Laporan Praktikum Vasektomi

pengangkutan semen waktu ejakulasi, konsistensinya seperti tali. Dekat ekor

epididymis, vas deferens berliku-liku dan berjalan sejajar dengan badan

epididymis (Frandson, 1992). Saluran reproduksi terdiri dari duktus deferents

(vas deferents) yaitu tempat pematangan dan tempat penyimpanan sementara

sperma. Selanjutnya vas deferents yaitu merupakan suatu saluran untuk

mengangkut sperma ke vesika seminalis (kantung sperma). Arah vas deferensia

ini ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya berakhir pada kelenjar

prostate, dan dibelakang kandung kemih saluran ini bersatu membentuk duktus

ejakulatoris sama-sama berakhir di ujung penis (Anonimus, 1996).

Duktus deferent (vas deferens) bertugas adalah untuk mendorong

spermatozoa dan cairannya dengan cepat, dari epididimis menuju urethra

ketika terjadi ejakulasi. Ketika berada dalam urethra, spermatozoa bercampur

dengan sekresi dari kelenjar assesoris saluran reproduksi untuk membentuk

semen, yang akan dikeluarkan atau disemprotkan ke dalam saluran reproduksi

betina.

Pada teknik pembedahan vasektomi, dilakukan pengikatan vas deferents

yaitu mengeluarkan buluh dengan pembedahan istimewa pada vas deferens

untuk menghambat pertemuan sperma dengan ovum pada hewan betina

sehingga tidak terjadi fertilisasi. Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah

yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan ektomi. Vas atau vasa deferensia

artinya adalah saluran benih yaitu saluran yang menyalurkan sel benih jantan

(spermatozoa) keluar dari buah zakar (testis) yaitu tempat sel benih itu

diproduksi menuju kantung mani (vesikulaseminalis) sebagai tempat

penampungan sel benih jantan sebelum dipancarkan keluar pada saat

ejakulasi.  Ektomi atau ektomia artinya pemotongan sebagian, jadi vasektomi

artinya adalah pemotongan sebagian (0.5 cm – 1 cm) saluran benih sehingga

terdapat jarak diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran benih

bagian sisi lainnya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung

saluran yang tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi

buntu atautersumbat. Pada prinsipnya vasektomi adalah memotong saluran

Page 4: Laporan Praktikum Vasektomi

sperma jantan. Tujuannya untuk mencegah terjadinya pertemuan cairan sperma

dan sel telur, yaitu untuk mencegah kebuntingan (Jamilah, 2001).

Metode ini tidak mempengaruhi produksi spermatozoa, testis akan terus

menghasilkan sperma yang selanjutnya terus berkembang dan meninggalkan

testis kemudian diblokade dibagian vas deferens yang divasektomi, selanjutnya

spermatozoa tersebut akan mati dan diabsorbsi oleh tubuh.

Vasektomi tidak memberikan efek pada faktor kejantanan dikarenakan

hanya pengikatan dan pemotongan pada vas deferens yang mana vas deferens

akan berfungsi kembali jika dilakukan operasi penyambungan kembali,

sehingga memungknkan terjadinya kebuntingan. Vasektomi dapat dilakukan

baik pada hewan yang berusia tua maupun yang masih muda, dan hewan

penderita tetap dapat beraktivitas melakukan perkawinan sekalipun tidak

menghasilkan kebuntingan.

Premedikasi

Sebelum dioperasi, kucing diberikan obat preanestetik. Obat-obatan

preanastesik yang disebut juga dengan premedikasi digunakan untuk

mempersiapkan pasien sebelum pemberian obat anastesi baik itu anastesi

lokal, regional maupun umum. Manfaat pemberian premedikasi adalah untuk

membuat hewan menjadi lebih tenang dan terkendali, mengurangi dosis

anastesi, mengurangi efek-efek otonomik yang tidak diinginkan seperti saliva

yang berlebihan, mengurangi efek-efek samping yang tidak diinginkan seperti

vomit, dan mengurangi rasa nyeri preoperasi.

Agen anastesi digolongkan menjadi 4 yaitu: antikolinergik, morfin serta

derivatnya, transquilizer, dan neuroleptanalgesik. Sementara menurut

Sardjana dan Kusumawati (2004), obat-obat yang digunakan anastesi

premidikasi meliputi antikolinergik. Analgesik, neuroleptanalgesik,

transquilizer, obat dissodiatif dan barbiturate. Obat-obatan premedikasi

diberikan maksimal 10 menit atau kurang lebih setengah sampai satu jam

sebelum pemberian anestesi umum atau anestesi lokal. Obat-obatan tersebut

disuntikkan secara intramuskular, subkutan, dan bahkan intramuskular.

Page 5: Laporan Praktikum Vasektomi

Menurut Sardjana dan Kusumawati (2004) pada umumnya obat-obat

preanastesi bersifat sinergis terhadap anastetik namun penggunaanya harus

disesuaikan dengan umur, kondisi dan temperamen hewan, ada atau tidaknya

rasa nyeri, teknik anastesi yang dipakai, adanya antisipasi komplikasi, dan

lainnya.

Atropin Sulfat

Atropin merupakan obat anestetikagen preanestesi yang digolongkan

sebagai antikolinergik atau parasimpatik, namun paling sering digunakan

sebagai antikolinergik, dengan fungsi utama mengurangi sekresi kelenjar

saliva terutama bila dipakai obat anestetik yang menimbulkan hipersekresi

kelenjar saliva. Atropin sebagai antimuskurinik mempunyai kerja

menghambat efek asetilkolin pada syaraf postganglionik kolinergik dan otot

polos. Hambatan ini bersifat reversible dan dapat diatasi dengan pemberian

asetilkolin dalam jumlah berlebihan atau pemberian antikolinesterase.

Atropin sebagai premedikasi diberikan pada kisaran dosis 0.02-0.04

mg/kg, yang diberikan baik secara subkutan, intra vena maupun

intramuskuler (Plumb,1998), sedangkan menurut Rossof (1994), atropin

sebagai premedikasi diberikan dosis 0,03-0,06 mg/kg. Pada dosis normal,

atropin dapat mencegah bradikardia dan sekresi berlebih saliva serta

mengurangi motilitas gastrointestinal.

Atropin dapat menimbulkan efek, misalnya pada susunan syaraf pusat,

merangsang medulla oblongata, dan pusat lain di otak, menghilangkan

tremor, perangsangan respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar

menyebabkan depresi nafas, eksitasi, halusinasi dan lebih lanjut dapat

menimbulkan depresi dan paralisa medulla oblongata. Efek atropin pada mata

menyebabkan midriasis dan siklopegia. Pada saluran nafas, atropin dapat

mengurangi sekresi hidung, mulut, dan bronkus. Efek atropin pada sistem

kardiovaskuler (jantung) bersifat bifasik yaitu atropin tidak mempengaruhi

pembuluh darah maupun tekanan darah secara langsung dan menghambat

vasodilatasi oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan, atropin sebagai

antispasmodik yaitu menghambat peristaltik usus dan lambung, sedangkan

Page 6: Laporan Praktikum Vasektomi

pada otot polos atropin mendilatasi pada saluran perkencingan sehingga

menyebabkan retensi urin (Ganiswarna, 2001).

Anestesi

Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit,

namun obat anestesi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi

juga menghilangkan kesadaran. Pada operasi-operasi daerah tertentu seperti

perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan juga

relaksasi otot optimal agar operasi dapat berjalan dengan lancar.

Hampir semua obat anestetik menghambat aktivitas sistem saraf pusat

secara bertahap diawali fungsi yang kompleks yang dihambat dan yang paling

akhir dihambat adalah medula oblongatandimana terletak pusat vasomotor

dan pusat respirasi yang vital. Depresi umum pada sistem saraf pusat tersebut

akan menimbulkan hipnosis, analgesi, dan depresi pada aktivitas refleks.

Obat anestesi umum yang ideal menurut Norsworhy (1993) mempunyai

sifat-sifat antara lain: pada dosis yang aman mempunyai analgesik relaksasi

otot yang cukup, cara pemberian mudah, mulai kerja obat yang cepat dan

tidak mempunyai efek samping yang merugikan. Selain itu, obat tersebut

harus tidak toksik, mudah dinetralkan, mempunyai batas keamanan yang luas,

tidak dipengaruhi oleh variasi umur dan kondisi hewan.

Ketamin

Ketamin adalah larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar

dan relative aman dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat untuk

sistem somatik tetapi lemah untuk sistem visceral, tidak menyebabkan

relaksasi otot lurik bahkan kadang-kadang tonusnya sedikit meninggi.

Ketamin dapat dipakai oleh ahmpir semua spesies hewan. Ketamin

bersama xilazyne dapat dipakai untuk anastesi pada kucing. Ketamin dengan

pemberian tunggal bukan anestetik yang bagus.

D. Materi dan Metode Operasi

1. Materi

a) Bahan berupa Kucing jantan dengan berat badan 1,5 kg

Page 7: Laporan Praktikum Vasektomi

b) Atropin Sulfat dosis 0,05 mg/kg BB. Sediaan 0,25 mg/ml (1,5 kg x 0,05

mg/kg BB / 0,25 mg/ml = 0,3 ml).

c) Ketamin dosis 12,5 mg/kg. Sediaan 100 mg/ml (1,5 kg x 12,5 mg/kg

BB/100 mg/ml = 0,1875 ml).

d) Xylazine dosis 3 mg/ml. Sediaan 20 mg/kg (1,5 kg x 3 mg/kg/20 mg/ml

= 0.225 ml).

e) Alkohol 70%

f) Betadine

g) Tampon steril

h) Spoit

i) Duk

j) Arteri Klem

k) Needle holder

l) Needle

m) Benang Cat gut cromik

n) Benang Silk

o) Silet

p) Scalpel

q) Pinset anatomis

r) Pinset chirurgis

s) Gunting tumpul-tumpul

t) Gunting tajam-tumpul

u) Gunting tajam-tajam

v) Stetoskop

2. Metode Operasi

Pasien yang telah dianastesi diletakkan di atas meja operasi

dengan posisi dorsal recumbency. Daerah yang akan diincisi yaitu

daerah scrotum bagian atas dekat dengan penis (antara scrotum dan

penis), terlebih dahulu dicukur bulu daerah cranial scrotum dan

didesinfeksi dengan alkohol 70%.

Page 8: Laporan Praktikum Vasektomi

Diincisi kulit tepat disebelah cranial skrotum sepanjang 2-4 cm

menembus kulit dan jaringan subkutan menuju funikulus spermatikus.

Kemudian incisi secara hati-hati tunika vaginalis, vas deferens tampak

seperti pita putih berdiameter kurang lebih 3 mm. Siapkan klem untuk

menjepit vas deferens, penjepitan dilakukan dengan memberi jarak

antara jepitan sepanjang lebih kurang  1 cm. Ligasi vas deferens dengan

menggunakan benang cat gut cromik pada bagian belakang kedua

jepitan. Vas deferens diantara dua jepitan dipotong.

Kemudian dijahit tunika vaginalis dengan benang cat gut cromik

dengan pola sederhana menerus. Sedangkan kulit ditutup dengan jahitan

sederhana tunggal menggunakan benang silk. Olesi dengan betadin luka

operasi tersebut.

Untuk perawatan pasca operasi pasien ditempatkan dalam

kandang yang bersih dan kering, luka bekas operasi diperiksa dengan

kontinyu dan dilakukan pengobatan pada bekas luka selama 4-6 hari

dengan memberikan Amoxicilin sirup dan Dexametazone 0,1 mg

peroral dan jahitan di buka setelah bekas operasi kering.

E. Pembahasan

Pasien adalah seekor kucing berumur ±5 bulan jenis kelamin jantan, berat

badan 1,5 kg, berwarna belang hitam putih . Sebelum pelaksanaan operasi

pasien telah diperiksa keadaan fisik. Hewan  tidak sempat dipuasakan karena

alasan tertentu dan dilakukan pencukuran bulu pada daerah operasi. Sebelum

melakukan operasi, ruangan dan peralatan operasi harus dibersihkan dan

disterilkan. Pelaksanaan operasi vasektomi ini dilakukan di Laboratorium

Bedah Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin. Sebelum

melakukan operasi, baik operator maupun co-operator harus mencuci tangan

terlebih dahulu sampai bersih.

Setelah semua siap, pembedahan vasektomi siap dilakukan. Pembedahan

vasektomi bertujuan untuk mencegah terjadinya fertilisasi. Vasektomi

merupakan pengikatan vas deferens yang bertujuan untuk mencegah keluarnya

Page 9: Laporan Praktikum Vasektomi

sperma, sehingga hewan tersebut menjadi steril. Pengikatan vas deferens dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu; 1. Pengikatan permanen, 2. Pengikatan tidak

permanen. Pengikatan permanen yaitu pengikatan pada vas deferens, dimana

vas deferensnya tidak lagi di buka, sehingga hewan tersebut menjadi steril.

Pengikatan yang tidak permanen dimana vas deferensnya diikat, kemudian

pada saat yang diinginkan dapat dibuka kembali (Crouch,1985).

Sebelum  pembedahan dilakukan, kucing ditenangkan terlebih dahulu

baru kemudian dibersihkan. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan klinis seperti

denyut jantung kucing. Sebelum diberikan anestesi umum, sebaiknya kucing

terlebih dahulu dipuasakan selama 8-12 jam dan diberikan obat premedikasi.

Obat premedikasi yang diberikan adalah atropine sulfat dengan dosis 0,3

mg/kg berat badan. Obat premidikasi bertujuan untuk mencegah terjadinya

muntah, mempercepat kerja obat anestesi, memperlama kerja obat anestesi dan

mencegah efek yang tidak diinginkan. Namun, pada praktikum kali ini, kucing

tidak sempat dipuasakan karena alasan tertentu. Namun, jika hewan tidak

dipuasakan maka yang diberikan adalah Acepromacin. Jika tidak ada maka

dapat diberi atropin sulfat, namun harus bersiap-siap karena kucing

kemungkinan akan muntah dan terjadi hipersalivasi.

Anestesi umum yang digunakan adalah kombinasi ketamin dengan dosis

0,1875 ml dan xylazin 0,225 ml yang dikombinasikan dalam 1 spoit diberikan

secara intramuskular. Kombinasi ketamin-xylazin merupakan kombinasi obat

anestesi yang ideal karena menghasilkan efek yang sinergis yaitu efek

analgesik yang kuat dan relaksasi otot yang bagus.

Selama operasi berlangsung, sesekali dilakukan pengecakan denyut

jantung kucing. Hal ini bertujuan agar denyut jantung kucing tetap terkontrol

selama operasi berlangsung.

F. Kesimpulan

Dari kasus vasektomi pada kucing lokal jantan ini dapat diambil

kesimpulan bahwa vasektomi dapat dijadikan salah satu cara jika ingin

mensterilkan kucing jantan. Kebanyakan kasus dilakukan untuk mengurangi

Page 10: Laporan Praktikum Vasektomi

jumlah perkembangan populasi kucing dengan jalan mengikat atau memotong

ductus vas deferens untuk menghalangi pertemuan spermatozoa dengan ovum.

G. Literatur

Anonim. 2012. Vasektomi. (online), (http://kuliah-bhn.blogspot.com/2012/12/vasectomy.html) (diakses tanggal 10 Maret 2013).

I Komang W.S, Diah K. 2004. Anestesi Veteriner Jilid 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

I Komang W.S, Diah K. 2011. Bedah Veteriner. Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair: Surabaya.

H. Lampiran Foto

Push push pasca operasi

Page 11: Laporan Praktikum Vasektomi

Push push pasca operasi

Page 12: Laporan Praktikum Vasektomi

A. JudulJudul praktikum kali ini adalah Kastrasi pada Kucing.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian kastrasi.

2. Untuk mengetahui macam-macam metode kastrasi.

3. Untuk mengetahui teknik operasi kastrasi.

Tujuan kastrasi adalah:

1. Untuk mengurangi tingkah laku agresif.

2. Mensterilkan hewan jantan.

3. Mencegah kelahiran kucing yang tidak diinginkan.

C. Tinjauan Pustaka

Sistem reproduksi jantan terdiri dari dua testis (testikel) yang

terbungkus dalam scrotum. Testis menghasilkan spermatozoa (sel kelamin

jantan) dan testosteron atau hormon kelamin jantan. Orchidektomi atau

kastrasi yang dalam bahasa kedokteran sering disebut sengan neuter adalah

prosedur operasi/bedah dengan membuang testis hewan. Kastrasi ini

dilakukan pada hewan jantan dalam keadaan tidak sadar (anastesi umum).

Secara anatomis, lapisan yang membungkus testis dari superficial ke

profundal adalah kulit dan subkutan (scrotum), tunika dartos, dan tunika

vaginalis communis. Berdasarkan penyayatan pada lapisan-lapisan ini,

dikenal dua metode dalam kastrasi, yaitu metode terbuka dan tertutup. 

1. Metode Tertutup

Sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih

terbungkus oleh tunika vaginalis communis. Pengikatan dan penyayatan

dilakukan pada funiculus spermatikus.

2. Metode Terbuka

Sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis communis, sehingga

testis dan epididimis tidak lagi terbungkus. Pengikatan dan penyayatan

Page 13: Laporan Praktikum Vasektomi

dilakukan langsung terhadap ductus deferens, saraf, dan pembuluh darah.

Oleh karena itu, metode ini lebih baik dalam meminimalisasi resiko

terjadinya perdarahan.

Tindakan kastrasi yang dilakukan pada hewan ditujukan kepada beberapa

hal, antara lain adalah:

1. Hewan yang dikastrasi akan menimbun lemak baik di antara maupun di

dalam muskulus.

2. Pada hewan potong, kualitas karkasnya lebih bagus.

3. Agresivitas serta libido dapat dikurangi sehingga mempermudah

perawatan, jantan dan betina dapat dikandangkan bersama.

Kucing yang dikastrasi harus dalam keadaan sehat. Sebagian besar

kucing dikastrasi ketika berumur 5-8 bulan. Di sarankan untuk mengkastrasi

kucing sebelum memasuki masa puber, karena dapat mencegah munculnya

sifat atau perilaku yang tidak diinginkan.

Namun, terdapat beberapa kelemahan dari kucing yang dikastrasi

antara lain: kegemukan atau obesitas, kehilangan untuk memperoleh

keturunan yang potensial/berharga terutama untuk para breeder, dan terjadi

penurunan kadar testosterone mengakibatkan kehilangan sifat maskulinasi

dan penurunan otot-otot badan.

Premedikasi

Sebelum dioperasi, kucing diberikan obat preanestetik. Obat-obatan

preanastesik yang disebut juga dengan premedikasi digunakan untuk

mempersiapkan pasien sebelum pemberian obat anastesi baik itu anastesi

lokal, regional maupun umum. Manfaat pemberian premedikasi adalah untuk

membuat hewan menjadi lebih tenang dan terkendali, mengurangi dosis

anastesi, mengurangi efek-efek otonomik yang tidak diinginkan seperti saliva

yang berlebihan, mengurangi efek-efek samping yang tidak diinginkan seperti

vomit, dan mengurangi rasa nyeri preoperasi.

Agen anastesi digolongkan menjadi 4 yaitu: antikolinergik, morfin serta

derivatnya, transquilizer, dan neuroleptanalgesik. Sementara menurut

Sardjana dan Kusumawati (2004), obat-obat yang digunakan anastesi

Page 14: Laporan Praktikum Vasektomi

premidikasi meliputi antikolinergik. Analgesik, neuroleptanalgesik,

transquilizer, obat dissodiatif dan barbiturate. Obat-obatan premedikasi

diberikan maksimal 10 menit atau kurang lebih setengah sampai satu jam

sebelum pemberian anestesi umum atau anestesi lokal. Obat-obatan tersebut

disuntikkan secara intramuskular, subkutan, dan bahkan intramuskular.

Menurut Sardjana dan Kusumawati (2004) pada umumnya obat-obat

preanastesi bersifat sinergis terhadap anastetik namun penggunaanya harus

disesuaikan dengan umur, kondisi dan temperamen hewan, ada atau tidaknya

rasa nyeri, teknik anastesi yang dipakai, adanya antisipasi komplikasi, dan

lainnya.

Atropin Sulfat

Atropin merupakan obat anestetikagen preanestesi yang digolongkan

sebagai antikolinergik atau parasimpatik, namun paling sering digunakan

sebagai antikolinergik, dengan fungsi utama mengurangi sekresi kelenjar

saliva terutama bila dipakai obat anestetik yang menimbulkan hipersekresi

kelenjar saliva. Atropin sebagai antimuskurinik mempunyai kerja

menghambat efek asetilkolin pada syaraf postganglionik kolinergik dan otot

polos. Hambatan ini bersifat reversible dan dapat diatasi dengan pemberian

asetilkolin dalam jumlah berlebihan atau pemberian antikolinesterase.

Atropin sebagai premedikasi diberikan pada kisaran dosis 0.02-0.04

mg/kg, yang diberikan baik secara subkutan, intra vena maupun

intramuskuler (Plumb,1998), sedangkan menurut Rossof (1994), atropin

sebagai premedikasi diberikan dosis 0,03-0,06 mg/kg. Pada dosis normal,

atropin dapat mencegah bradikardia dan sekresi berlebih saliva serta

mengurangi motilitas gastrointestinal.

Atropin dapat menimbulkan efek, misalnya pada susunan syaraf pusat,

merangsang medulla oblongata, dan pusat lain di otak, menghilangkan

tremor, perangsangan respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar

menyebabkan depresi nafas, eksitasi, halusinasi dan lebih lanjut dapat

menimbulkan depresi dan paralisa medulla oblongata. Efek atropin pada mata

menyebabkan midriasis dan siklopegia. Pada saluran nafas, atropin dapat

Page 15: Laporan Praktikum Vasektomi

mengurangi sekresi hidung, mulut, dan bronkus. Efek atropin pada sistem

kardiovaskuler (jantung) bersifat bifasik yaitu atropin tidak mempengaruhi

pembuluh darah maupun tekanan darah secara langsung dan menghambat

vasodilatasi oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan, atropin sebagai

antispasmodik yaitu menghambat peristaltik usus dan lambung, sedangkan

pada otot polos atropin mendilatasi pada saluran perkencingan sehingga

menyebabkan retensi urin (Ganiswarna, 2001).

Anestesi

Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit,

namun obat anestesi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi

juga menghilangkan kesadaran. Pada operasi-operasi daerah tertentu seperti

perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan juga

relaksasi otot optimal agar operasi dapat berjalan dengan lancar.

Hampir semua obat anestetik menghambat aktivitas sistem saraf pusat

secara bertahap diawali fungsi yang kompleks yang dihambat dan yang paling

akhir dihambat adalah medula oblongatandimana terletak pusat vasomotor

dan pusat respirasi yang vital. Depresi umum pada sistem saraf pusat tersebut

akan menimbulkan hipnosis, analgesi, dan depresi pada aktivitas refleks.

Obat anestesi umum yang ideal menurut Norsworhy (1993) mempunyai

sifat-sifat antara lain: pada dosis yang aman mempunyai analgesik relaksasi

otot yang cukup, cara pemberian mudah, mulai kerja obat yang cepat dan

tidak mempunyai efek samping yang merugikan. Selain itu, obat tersebut

harus tidak toksik, mudah dinetralkan, mempunyai batas keamanan yang luas,

tidak dipengaruhi oleh variasi umur dan kondisi hewan.

Ketamin

Ketamin adalah larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar

dan relative aman dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat untuk

sistem somatik tetapi lemah untuk sistem visceral, tidak menyebabkan

relaksasi otot lurik bahkan kadang-kadang tonusnya sedikit meninggi.

Page 16: Laporan Praktikum Vasektomi

Ketamin dapat dipakai oleh ahmpir semua spesies hewan. Ketamin

bersama xilazyne dapat dipakai untuk anastesi pada kucing. Ketamin dengan

pemberian tunggal bukan anestetik yang bagus.

D. Materi dan Metode Operasi

1. Materi

a) Bahan berupa Kucing jantan dengan berat badan 1,5 kg

b) Atropin Sulfat dosis 0,05 mg/kg BB. Sediaan 0,25 mg/ml (1,5 kg x

0,05 mg/kg BB / 0,25 mg/ml = 0,3 ml).

c) Ketamin dosis 12,5 mg/kg. Sediaan 100 mg/ml (1,5 kg x 12,5 mg/kg

BB/100 mg/ml = 0,1875 ml).

d) Xylazine dosis 3 mg/ml. Sediaan 20 mg/kg (1,5 kg x 3 mg/kg/20

mg/ml = 0.225 ml).

e) Alkohol 70%

f) Betadine

g) Tampon steril

h) Spoit

i) Duk

j) Arteri Klem

k) Needle holder

l) Needle

m)Benang Cat gut cromik

n) Benang Silk

o) Silet

p) Scalpel

q) Pinset anatomis

r) Pinset chirurgis

s) Gunting tumpul-tumpul

t) Gunting tajam-tumpul

u) Gunting tajam-tajam

v) Stetoskop

Page 17: Laporan Praktikum Vasektomi

2. Metode Operasi

a) Kucing yang akan dioperasi harus dalam kondisi sehat dan umur yang

cukup (testis sudah turun ke ruang scrotum). Hal ini dapat diketahui

dengan melakukan preparasi pada hewan, berupa: signalement,

anamnesa, status present, keadaan umum, keadaan kulit dan rambut,

selaput lendir, serta kelenjar pertahanan. Sebelum dioperasi hewan

harus dipuasakan sehari sebelum operasi.

b) Anastetikum dipersiapkan, yaitu kombinasi dari Xylazine dan

Ketamine yang diaplikasikan secara intramuscular diantara m.

semimembranosus dengan m. semitendinosus atau di m. gluteus.

c) Setelah hewan teranaesthesi, dilakukan desinfeksi hewan dengan cara

mencukur rambut dan membersihkan rambut bekas cukuran di sekitar

titik orientasi kemudian diusap dengan alkohol 70%.

d) Kucing diletakkan pada meja operasi. Selanjutnya ditutup dengan duk

(harus dalam posisi yang tepat sehingga titik orientasi, yaitu pada

testis dapat terlihat dengan jelas). Duk dan kulit difiksasi dengan

menggunakan towel clamp, namun jika tidak ada dapat menggunakan

arteri klem tapi harus terfiksasi dengan baik.

e) Penyayatan dilakukan langsung pada bagian ventral dari kedua testis.

Panjang sayatan tergantung dari ukuran testis.

f) Pada praktikum kali ini menggunakan tipe terbuka, yaitu tunica

vaginalis communis ikut disayat, testis diikat kemudian dipotong dan

dilepaskan dari ligament penggantungnya (unsur yang disayat hanya

pembuluh darah, syaraf, dan ductus deferent).

g) Setelah testis tersayat, diberi Penicillin dan Streptomicin secara

topikal.

h) Sedangkan untuk tipe tertutup, tunica vaginalis communis tidak ikut

tersayat. Sayatan hanya sampai pada tunica dartos.

i) Pada daerah funniculus spermaticus dijepit dengan dua tang arteri

(atas dan bawah), kemudian pada bagian cranial diikat dengan benang

silk (3/0).

Page 18: Laporan Praktikum Vasektomi

j) Pemotongan dilakukan diantara kedua tang arteri. Apabila ikatan

sudah kuat (dicirikan dengan tidak adanya darah yang keluar) maka

tang arteri dilepaskan.

k) Setelah testis dibuang, tunica dijahit dengan simple suture

menggunakan catgut dan scrotum dengan menggunakan silk.

l) Kemudian daerah sekitar jahitan diolesi dengan betadin.

E. Pembahasan

Sebelum operasi kastrasi dilakukan, alat-alat operasi dipersiapkan. Alat

tersebut berupa duk yang berfungsi sebagai pelindung pasien dari kontaminan

dan sebagai alas untuk meletakkan alat-alat operasi yang digunakan selama

operasi berlangsung. Needle holder yang berfungsi untuk memegang jarum.

Pinset yang berfungsi untuk memegang jaringan gunting yang berfungsi

untuk memotong jaringan. Pisau scalpel berfungsi untuk menginsisi kulit

scrotum.

Pada saat praktikum , sebelum dilakukan tindakan operasi, pasien harus

dianastesi. Sebelum obat dianastesi diberikan obat preanestesi berupa Atropin

dengan volume 0,3 ml kemudian diinjeksikan secara subkutan pada pada

kucing.

Setelah preanestesi diberikan kemudian ditunggu maksimal 10 menit,

kemudian dilanjutkan dengan pemberian obat anestesi. Pemberian obat

anestesi berupa campuran ketamin 0, 1875 ml dan xylazine 0,225 yang

diberikan secara intramuskular.

Kemudian ketika kondisi pasien sudah dalam keadaan sadar, pasien

direbahkan dengan posisi rebah dorsal pada meja operasi.. Agar kucing masih

tetap bisa bernafas mulut kucing sedikit dibuka dengan mengaitkan kedua

taringnya dan lidah dijulurkan ke samping. Karena kucing ini tidak

dipuasakan terlebih dahulu, jadi kucing kemungkinan akan muntah selama

operasi. Oleh karena itu, mulut kucing disumbat dengan tissue namun tetap

memberi rongga untuk bernafas.

Page 19: Laporan Praktikum Vasektomi

Sebelum dilakukan pencukuran bulu pada daerah scrotum, daerah

tersebut dibasahi terlebih dahulu agar saat dicukur bulu tidak beterbangan.

Sisa-sisa rambut cukur dibersihkan, kemudian dibilas dengan alkohol 70%,

agar mengurangi kontaminasi bakteri seteleh itu diberikan olesan betadin.

Kemudian beri sayatan pada scrotum sebelah kanan, panjang sayatan

disesuaikan dengan ukuran testis. Sebelum dilakukan sayatan dan

pembedahan dilakukan pemberian duk sebagai pelindung pasien dari

kontaminan.

Penyayatan dilakukan sampai tunika vaginalis ikut tersayat. Pada testis

sebelah kanan, testis diikat kemudian dipotong dan dilepaskan dari ligament

penggantungnya (unsur yang disayat hanya pembuluh darah, syaraf, dan

ductus deferent). Dan tipe ini termasuk tipe terbuka. Hal yang sama juga

dilakukan pada testis sebelah kiri. Pada metode terbuka memiliki keuntungan,

yaitu resiko perdarahan yang bisa diminimalisir. Kedua testis yang dipotong

kemudian dibuang.

Selama operasi berlangsung, sesekali dilakukan pengecakan denyut

jantung kucing. Hal ini bertujuan agar denyut jantung kucing tetap terkontrol

selama operasi berlangsung. Setelah itu metode jahitan terputus sederhana

dilakukan dengan menjahit scrotum. Setelah dijahit olesi daerah yang dijahit

dengan betadin.

F. Kesimpulan

Metode kastrasi yang dilakukan pada kucing jantan dengan berat 1,5 kg

adalah dengan menggunakan metode terbuka. Hal ini karena metode terbuka

memiliki keuntungan, yaitu resiko perdarahan yang bisa diminimalisir. Pada

testis sebelah kiri dan kanan, ductus deferens, syaraf, dan arteri testikularis

diligasi kemudian dipotong dan dibuang. Ada banyak alasan dilakukannya

kastrasi, salah satunya adalah untuk mengurangi tingkah laku agresif dari

kucing jantan.

Page 20: Laporan Praktikum Vasektomi

G. Literatur

Anonim. 2009. Kastrasi kucing. (online), http://hotsite.blogspot.com/2009/10/kastrasi-kucing.html (diakses tanggal 10 Maret 2013) .

I Komang W.S, Diah K. 2004. Anestesi Veteriner Jilid 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

I Komang W.S, Diah K. 2011. Bedah Veteriner. Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair: Surabaya.

H. Lampiran Foto

Push push pasca operasi