laporan praktikum sad

13
Laporan praktikum SAD Judul Sensor suhu untuk mengatur suhu di mesin penetas telur DISUSUN OLEH : ICHA UNTARI MEIJI 12/340094/PPA/04046 PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 1

Upload: icha-untari-meiji

Post on 12-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

berisi laporan praktikum program LED untuk mata kuliah sistem akusisi data (SAD).

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum SAD

Laporan praktikum SAD

Judul

Sensor suhu untuk mengatur suhu di mesin penetas telur

DISUSUN OLEH :

ICHA UNTARI MEIJI

12/340094/PPA/04046

PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

JANUARI, 2014

1

Page 2: Laporan Praktikum SAD

BAB I

PENDAHULUAN

Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke

waktu, Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi

daging ayam organik atau daging ayam yang tidak melalui proses rekayasa genetika.

Seperti halnya ayam potong yang telah melalui proses rekayasa genetika. Permintaan

daging ayam kampong untuk wilayah Jabodetabek saja baru bisa terpenuhi sekitar 5%

dari kebutuhan atau sekitar 280.000 ekor per hari. Pernyataan tersebut dikemukakan

oleh Ade Zulkarnaen, Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (kompas).

Pada umumnya ayam kampong dipelihara oleh masyarakat secara ala kadarnya dan

tidak mempertimbangkan produktivitas dan nilai ekonomis. Hal ini wajar karena

sebagian besar memelihara ayam kampong hanya sekedar untuk mengisi waktu luang

atau sekedar hobi saja, padahal untuk meningkatkan produksi ternak maka diperlukan

jumlah anakan ayam yang banyak. System penetasan tradisional dengan

menggunakan indukan alami dirasa kurang efektif karena satu induk ayam hanya

mampu mengerami maximal 13 butir telur, bererti dibutuhkan beberapa indukan

untuk pengeraman dalam jumlah banyak.

Alhasil cara pemeliharaan, kebutuhan nutrisi dan perkandangan juga tidak terlalu

diperhatikan dengan baik.

Semakin banyaknya dibuat alat penetasan telur / mesin penetas telur baik secara

manual, semi otomatis maupun yang otomatis. Akan tetapi alat penetas telur yang

sudah ada sekarang menurut masih kurang optimal, karena penetas masih harus

mengatur lampu dan pembalikan telur. Dalam mesin penetas yang masih konvesional

(lampu bohlam sebagai penghasil panas) ataupun yang sudah menggunakan heater

sebagai penghasil panas agar dicapai suhu ±400 C memiliki sebagian kekurangan

yang membuat mesin penetas kurang optimal yaitu dalam mesin yang masih

2

Page 3: Laporan Praktikum SAD

konvensional, lampu yang digunakan lebih sering mati dan tidak tahan lama karena

pengaturan yang hidup dan mati, sedangkan untuk mesin penetas yang menggunakan

heater sebagai penghasil panas kekurangannya terdapat pada penghasilan panas yang

kurang merata karena heater memerlukan media penghantar untuk menyebar beda

dibandingkan panas dari lampu yang langsung memancar keseluruh ruangan, selain

itu bila dihitung dari segi ekonomis penggunaan heater lebih boros.

Hal ini bisa di atasi dengan menggantikan sistem konvensional dengan sistem

penetasan telur yang di tingkatkan kemampunya menjadi mesin penetas telur yang

otomatis, sehingga dalam proses penetasan telur menjadi lebih mudah, hemat dan

praktis dengan hasil penetasan yang lebih baik.

Agar penetasan telur menghasilkan bibit ayam yang lebih baik maka laporan

praktikum system akusisi data ini bertujuan membuat alat penetas telur yang

automatis dengan Mikrokontroler ATmega8535 dengan penampil LCD dengan

rangkaian sederhana. Dan sensor yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah

LM35 dimana LM35 lebih presisi dalam pembacaan suhu dibanding dengan sensor

yang lain, yaitu thermostat maupun SHT11.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sehingga diangkat untuk memenuhi tugas praktikum system

akusisi data ini adalah :

1. Membuat alat penetas telur dengan microkontoler ATmega8535 yang dapat

mengontrol suhu secara otomatis

2. Membuat alat penetas telur yang suhunya dapat diatur secara bebas, sehingga

dapat digunakan berbagai macam produk ternak unggas.

3. Penetasan telur bisa di lakukan dalam jumlah banyak.

3

Page 4: Laporan Praktikum SAD

BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 waktu dan tempat

Praktikum mesin pengontrol suhu ini dilakukan di Lab Material Pascasarjana

pada tanggal 25 januari 2014

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan :

- Trainer DES MEGA AVR 1 set

- Kabel Konektor secukupnya

- Sensor LM 35 1 buah

- Kabel USB 1 buah

- Lampu Led 5 buah

2.3 Prosedur kerja

1. Membuka program BASCOM AVR. Buka file baru dengan memilih menu

file > New atau tekan ctrl+n.

2. Mengetik listing program Baca LM35 berikut ini pada editor:

$regfile = "8535def.dat"$crystal = 16000000Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.4 , Db5 = Portc.5 , Db6 = Portc.6 , Db7 = Portc.7 , E = Portc.2 , Rs = Portc.0Config Lcd = 16 * 2Config Portb = OutputLampu Alias PortbCursor OffClsConfig Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = AvccStart Adc

4

Page 5: Laporan Praktikum SAD

Dim Nyala1 As Byte , Nyala2 As Byte , Nyala3 As Byte , Nyala4 As Byte , Nyala5 As Byte , Mati As ByteDim Data_adc_suhu As Word , Suhu As Single

Nyala1 = &B00011111Nyala2 = &B00001111Nyala3 = &B00000111Nyala4 = &B00000011Nyala5 = &B00000001Mati = &B00000000

DoData_adc_suhu = Getadc(0)Suhu = 0.455 * Data_adc_suhuSuhu = Suhu + 4.8229

Locate 1 , 1Lcd "Suhu mesin = "

Locate 2 , 1Lcd Suhu ; " C"

If Suhu <= 36.00 ThenLampu = Nyala1Else

If Suhu >= 36.01 And Suhu <= 37.00 ThenLampu = Nyala2Else

If Suhu >= 37.01 And Suhu <= 38.00 ThenLampu = Nyala3Else

If Suhu >= 38.01 And Suhu <= 39.00 ThenLampu = Nyala4Else

If Suhu >= 39.00 And Suhu <= 40.55 ThenLampu = Nyala5

If Suhu >= 40.55 Lampu = MatiEnd IfEnd IfEnd If

5

Page 6: Laporan Praktikum SAD

End IfEnd IfEnd If

Loop

3. Menyimpan program.

4. Compile program dengan program > compile menekan F7 .

5. Buat rangkaian dengan mengunakan LDR dan trainer board seperti gambar di

bawah ini.

6. Menghubungkan trainer board ke PC atau Laptop dengan menggunakan kabel

USB yang tersedia kemudian hidupkan Saklar On pada trainer board. Apabila

Trainer Board tidak menyala, segera matikan kembali trainer board.

7. Download program ke mikrokontroler dengan menggunakan program eXtreme

Burner - AVR.

8. Mengukur tegangan di pin 38 (ADC2) pada mikrokontroler dengan menggunakan

voltmeter sambil memvariasikan suhu pada LM35.

9. Melakukan kalibrasi suhu dari ADC menjadi selsius

6

Page 7: Laporan Praktikum SAD

BAB III

PEMBAHASAN

Mesin tetas berfungsi untuk menggantikan proses pengeraman yang dilakukan

oleh indukan. Dengan menggunakan mesin tetas, keuntungan yang diperoleh adalah

kapasitas penetasan yang lebih besar. Selama ini kebanyakan mesin tetas di industri

peternakan masih menggunakan sistem konvensional, dimana telur belum

mendapatkan distribusi temperatur yang merata pada permukaan telur dilakukan

secara manual, selain itu distribusi temperatur dan kelembaban di ruang inkubator

juga tidak terkontrol dengan baik. Olehnya mesin ini membutuhkan pengatur suhu

agar penetasan telur maksimal.

Sensor suhu tipe LM35 merupakan IC sensor temperatur yang akurat, yang

tegangan keluarannya linear dan dalam satuan celcius. Jadi LM35 memiliki kelebihan

dibandingkan sensor temperatur linear dalam satuan kelvin, karena tidak memerlukan

pembagian dengan konstanta tegangan yang besar dari keluarannya untuk

mendapatkan nilai dalam satuan celcius yang tepat. LM35 memiliki impedansi

keluaran yang rendah, keluaran yang linear, dan sifat ketepatan dalam pengujian

membuat proses interface untuk membaca atau mengontrol sirkuit lebih mudah.

LM35 dapat digunakan dengan menggunakan catu daya tunggal , atau dengan catu

positif dan negatif. LM35 dapat mengindera suhu pada rentang dari –55 oC sampai

dengan 150 oC, dengan kenaikan tegangan sebesar 10 mVolt setiap kenaikan 1 oC. Pin

V+ dari LM35 dihubungkan ke catu daya, pin GND dihubungkan ke ground dan pin

Vout – yang menghasilkan tegangan analog hasil penginderaan suhu sekitar

dihubungkan ke Vin(+) dari ADC.

Praktikum sensor suhu mesin penetas telur ini menerapkan rangkaian elektronika

sederhana menggunakan sensor suhu LM35 yang kemudian di rangkaikan dengan lampu

7

Page 8: Laporan Praktikum SAD

LED sebanyak 5 buah. Dengan mengatur program pada software Bascom-avr, dibuat

lampu menyala pada suhu yang diatur, dalam hal ini suhu yang dibutuhkan untuk

menetaskan telur ayam tersebut. Telur ayam memerlukan suhu yang berkisar 36 0C

sampai 40,55 0C, dengan menggunakan sensor suhu yang di rangkaikan dengan lampu

pijar yang menghasilkan panas merata, maka suhu mesin penetas telur ini dapat

dipertahankan. Jika suhu mesin kurang dari 36 oC maka secara otomatis kelima lampu

LED akan menyala, jika suhu bertambah setiap 1 oC maka satu per satu lampu mati

hingga suhu mencapai 40,55 oC semua lampu akan mati. Sehingga suhu di mesin akan

terus terjaga dan nantinya telur ayam tersebut akan menetas seusai waktunya dan tidak

lagi ada anak ayam yang cacat serta sangat membantu dalam meningkatkan jumlah

produksi ternak dan mempercepat proses penetasan telur menjadi anak.

8

Page 9: Laporan Praktikum SAD

BAB IV

PENUTUP

4.2 Kesimpulan

1. Suhu dalam mesin penetas adalah 38,33oC, 38,89oC, 39,45oC, 40,00oC,

40,56oC;

2. Dengan rangkaian sederhana menggunakan sensor suhu LM35 dapat dibuat

pengatur suhu mesin penetas.

4.1 Saran

Lampu LED sebaiknya diganti dengan lampu pijar yang diatur intensitas

cahayanya dan untuk rangkaiannya bisa ditambahkan dengan sensor waktu untuk

penggerak yang dapat membalikkan telur.

9