tips menghapus sad ripu

24
Tips menghapus Sad Ripu Bag. 1 : MATSARYA [iri hati / dengki] by Rumah Dharma - Hindu Indonesia on Saturday, June 19, 2010 at 11:02pm · Iri hati adalah jenis kekotoran bathin yang paling gelap. Kalau dalam pikiran kita masih ada rasa iri hati, itu pertanda kekotoran bathin kita masih sangat pekat. Apalagi kalau sudah terkena "penyakit SMS" [susah melihat orang senang, senang melihat orang susah]. Dan kalau kita tidak mau kehidupan maupun kematian yang juga gelap, ini musti cepat-cepat kita bersihkan. Mengapa disebut kekotoran bathin masih sangat pekat ? Coba bayangkan bila kita berhadapan dengan orang yang masih kuat iri

Upload: made-shideharta

Post on 23-Jul-2015

346 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tips Menghapus Sad Ripu

Tips menghapus Sad Ripu Bag. 1 : MATSARYA [iri hati / dengki]by Rumah Dharma - Hindu Indonesia on Saturday, June 19, 2010 at 11:02pm ·

Iri hati adalah jenis kekotoran bathin yang paling gelap. Kalau dalam pikiran kita masih ada rasa iri hati, itu pertanda kekotoran bathin kita masih sangat pekat. Apalagi kalau sudah terkena "penyakit SMS" [susah melihat orang senang, senang melihat orang susah]. Dan kalau kita tidak mau kehidupan maupun kematian yang juga gelap, ini musti cepat-cepat kita bersihkan. Mengapa disebut kekotoran bathin masih sangat pekat ? Coba bayangkan bila kita berhadapan dengan orang yang masih kuat iri hati-nya seperti ini -yang kekotoran bathin-nya masih sangat pekat-, kita dibuat serba salah. Kalau kita lebih rendah, dia akan menghina. Kalau kita sederajat, dia akan bersaing. Kalau kita lebih tinggi dia akan iri hati. Semua tindakan atau posisi kita menjadi serba salah. Sehingga hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah diam sempurna.

Page 2: Tips Menghapus Sad Ripu

MENGELOLA IRI HATI / DENGKI UNTUK STANDAR ORANG BIASA 1. RASA IRI HATI ITU DILAWAN. Caranya macam-macam, misalnya rasa iri hati itu diperangi dengan ajaran agama, atau diperangi dengan takut hukum karma. Kalau cocok silahkan gunakan cara ini. Akan tetapi seringkali cara ini kurang efektif, karena cara ini menciptakan konflik baru di dalam bathin kita. 2. RASA IRI HATI ITU DIKELOLA. Pahami iri hati itu sebagai sejenis energi. Misalnya laksana api. Energi ini tergantung kita, bisa memakainya atau tidak. Di tangan orang yang pintar memasak, api itu berguna membuat beras menjadi nasi, sayuran jadi capcai. Tapi di tangan anak-anak yang tidak tahu bagaimana menggunakan api, api bisa berbahaya dan membuat rumah jadi terbakar. Nah, dalam hal ini juga sama, sekarang tergantung bagaimana kita menggunakan iri itu sebagai energi di waktu dan tempat yang tepat. Mengapa ada orang iri hati ? Orang yang iri, dengki, itu di dalam dirinya energi-nya tinggi atau bahkan berlebihan. Dia tidak punya media dan tempat untuk mengekspresikannya. Ini seperti pisau di dapur, kalau kita bisa memakainya, dia berguna untuk memotong bawang dan bahan masakan lainnya. Tapi kalau kita tidak bisa memakai, bisa jadi berbahaya dan orang lain kita tusuk. Sehingga salurkanlah energi ini. Kemana disalurkan ? Gunakan energi iri hati ini untuk hal yang baik. Misalnya : iri sama tetangga yang kaya, jangan fokus sama tetangga itu. Sekarang belajar yang keras, bekerja yang keras, biar kita bisa sama kaya-nya dengan dia. Iri sama rekan kerja yang sukses, jangan fokus sama rekan kerja itu, belajar yang keras, bekerja yang keras, kelak waktu yang akan membawa kita sama suksesnya dengan dia, dll. Lebih mulia lagi kalau kita bisa menggunakan energi berlebihan ini ke arah yang terang. Misalnya : kerja sosial, membantu orang lain, ngayah di pura, dll. Itu cara menggunakan energi iri biar positif, biar dia tersalurkan gunakan ke arah yang tepat dan berguna. Selamat datang di jalan dharma yang sesungguhnya. Rumah Dharma – Hindu Indonesia19 Juni 2010

Page 3: Tips Menghapus Sad Ripu

Tips menghapus Sad Ripu Bag. 1 : MATSARYA [iri hati / dengki]by Rumah Dharma - Hindu Indonesia on Saturday, June 19, 2010 at 11:02pm ·

 Iri hati adalah jenis kekotoran bathin yang paling gelap. Kalau dalam pikiran kita masih ada rasa iri hati, itu pertanda kekotoran bathin kita masih sangat pekat. Apalagi kalau sudah terkena "penyakit SMS" [susah melihat orang senang, senang melihat orang susah]. Dan kalau kita tidak mau kehidupan maupun kematian yang juga gelap, ini musti cepat-cepat kita bersihkan. Mengapa disebut kekotoran bathin masih sangat pekat ? Coba bayangkan bila kita berhadapan dengan orang yang masih kuat iri hati-nya seperti ini -yang kekotoran bathin-nya masih sangat pekat-, kita dibuat serba salah. Kalau kita lebih rendah, dia akan menghina. Kalau kita sederajat,

Page 4: Tips Menghapus Sad Ripu

dia akan bersaing. Kalau kita lebih tinggi dia akan iri hati. Semua tindakan atau posisi kita menjadi serba salah. Sehingga hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah diam sempurna. MENGELOLA IRI HATI / DENGKI UNTUK STANDAR ORANG BIASA 1. RASA IRI HATI ITU DILAWAN. Caranya macam-macam, misalnya rasa iri hati itu diperangi dengan ajaran agama, atau diperangi dengan takut hukum karma. Kalau cocok silahkan gunakan cara ini. Akan tetapi seringkali cara ini kurang efektif, karena cara ini menciptakan konflik baru di dalam bathin kita. 2. RASA IRI HATI ITU DIKELOLA. Pahami iri hati itu sebagai sejenis energi. Misalnya laksana api. Energi ini tergantung kita, bisa memakainya atau tidak. Di tangan orang yang pintar memasak, api itu berguna membuat beras menjadi nasi, sayuran jadi capcai. Tapi di tangan anak-anak yang tidak tahu bagaimana menggunakan api, api bisa berbahaya dan membuat rumah jadi terbakar. Nah, dalam hal ini juga sama, sekarang tergantung bagaimana kita menggunakan iri itu sebagai energi di waktu dan tempat yang tepat. Mengapa ada orang iri hati ? Orang yang iri, dengki, itu di dalam dirinya energi-nya tinggi atau bahkan berlebihan. Dia tidak punya media dan tempat untuk mengekspresikannya. Ini seperti pisau di dapur, kalau kita bisa memakainya, dia berguna untuk memotong bawang dan bahan masakan lainnya. Tapi kalau kita tidak bisa memakai, bisa jadi berbahaya dan orang lain kita tusuk. Sehingga salurkanlah energi ini. Kemana disalurkan ? Gunakan energi iri hati ini untuk hal yang baik. Misalnya : iri sama tetangga yang kaya, jangan fokus sama tetangga itu. Sekarang belajar yang keras, bekerja yang keras, biar kita bisa sama kaya-nya dengan dia. Iri sama rekan kerja yang sukses, jangan fokus sama rekan kerja itu, belajar yang keras, bekerja yang keras, kelak waktu yang akan membawa kita sama suksesnya dengan dia, dll. Lebih mulia lagi kalau kita bisa menggunakan energi berlebihan ini ke arah yang terang. Misalnya : kerja sosial, membantu orang lain, ngayah di pura, dll. Itu cara menggunakan energi iri biar positif, biar dia tersalurkan gunakan ke arah yang tepat dan berguna. Selamat datang di jalan dharma yang sesungguhnya. Rumah Dharma – Hindu Indonesia19 Juni 2010

Page 5: Tips Menghapus Sad Ripu

Tips menghapus Sad Ripu Bag. 3 : KAMA [hawa nafsu / keinginan]by Rumah Dharma - Hindu Indonesia on Sunday, May 9, 2010 at 2:13am ·

 MENGELOLA HAWA NAFSU / KEINGINAN UNTUK STANDAR ORANG BIASA Untuk orang biasa seperti kita [bukan orang suci : yogi, pertapa, pemangku, pandita], keinginan memiliki dua wajah yang berbeda : 

Page 6: Tips Menghapus Sad Ripu

1. Sebagai energi pendorong yang menggerakkan diri kita sehingga bisa mengalami kemajuan.2. Sebagai jebakan / perangkap kehidupan. Sebagai orang biasa [orang duniawi], bisa dimaklumi kalau kita didorong oleh banyak keinginan, terutama dalam kaitan melaksanakan svadharma [tugas kehidupan] kita sendiri. Yaitu sebagai suami / istri, sebagai orang tua, sebagai pelajar, sebagai anggota masyarakat sosial, dll. Dengan satu catatan : hindari keinginan itu tidak lagi berfungsi sebagai energi pendorong untuk hal yang baik dan mulia, tapi menjadi perangkap kehidupan. Bagi orang biasa seperti kita, keinginan tidak selalu jelek atau buruk, asal kitalah yang mengendalikan keinginan itu dan bukan kita yang dikendalikan oleh keinginan. Misalnya : keinginan punya banyak uang bisa membuat kita bekerja tekun dan keras lalu menjadi kaya, tapi kalau sudah kita yang dikendalikan oleh keinginan : kita melakukan korupsi, mencuri atau menipu. Nafsu seks bisa membuat hubungan suami-istri menjadi indah dan harmonis, tapi kalau sudah kita yang dikendalikan oleh nafsu seks : kita selingkuh atau cari istri lagi. Keinginan untuk bermain atau bersenang-bersenang bisa membuat kita gembira, tapi kalau sudah kita yang dikendalikan oleh keinginan : tugas-tugas kita terabaikan, lalu semuanya jadi berantakan. Dll. Hawa nafsu dan keinginan memiliki banyak wajah. Ada keinginan untuk memiliki uang dan benda materi, keinginan untuk memuaskan indriya [badan], keinginan untuk bersenang-senang, keinginan untuk memiliki kekuasaan, keinginan untuk dihormati orang, keinginan untuk dicintai, dll. Tapi apapun bentuk keinginan tersebut, kalau kita tidak berhati-hati, semuanya bisa menjeruskan kita ke dalam jurang kegelapan bathin. Coba perhatikan orang yang mengikuti hawa nafsu dan keinginannya habis-habisan. Seks yang se-enak-enaknya, makan yang se-enak-enaknya, ingin dihormati semua orang, dll. Hidupnya pasti berguncang, tidak tenang, gelisah. Usahakan keinginan berhenti hanya sebagai energi pendorong kemajuan. Bisa kita ibaratkan seperti memasak di dapur, kita memerlukan api untuk memasak, akan tetapi apinya terkendali. Ketika kita menempatkan keinginan sebagai api di dapur, sebatas untuk membuat makanan jadi masak, dia baik dan berguna. Akan tetapi kalau api-nya besar dan tidak terkendali, rumah [kehidupan] kita akan terbakar. Sehingga kalau ingin hidup yang damai sekaligus terang, ketika kita digerakkan oleh keinginan, keinginan itu terkendali. Belajar membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Bekerjalah dengan keras sesuai svadharma [tugas kehidupan] kita masing-masing, lakukan yang terbaik, jangan keluar dari dharma. Tapi apapun hasilnya, terimalah dengan senyum damai. EVOLUSI JIWA TERKAIT KAMA [HAWA NAFSU / KEINGINAN] Tanpa menggunakan persepsi dualitas [baik-buruk, benar-salah, suci-kotor, tinggi-rendah], para maharsi mengajarkan kalau manusia dan mahluk-mahluk lainnya berada pada tingkat pertumbuhan [evolusi] jiwa-nya masing-masing dalam roda samsara [kelahiran kembali yang berulang-ulang]. Dimanapun tingkatannya, semuanya sedang melakukan hal yang sama : bertumbuh. Ada 4 tingkatan evolusi jiwa, dalam kaitannya dengan hawa nafsu / keinginan, menuju paramashanti : 

Page 7: Tips Menghapus Sad Ripu

1. Orang yang keinginannya tidak terkendali.Orang seperti ini keinginannya liar, tidak pernah puas. Ketika bisa punya mobil Kijang, dia bandingkan dengan mobil BMW. Ketika sudah bisa punya rumah, dia bandingkan dengan rumah mewah. Suami / istri dia banding-bandingkan dengan selebritis yang tampan / cantik. Mampu menghasilkan uang satu juta, dia bandingkan dengan uang lima juta. Sehingga keinginannya selalu tidak terpenuhi. Dia seperti berkejaran dengan bayangan sendiri. Kalau bayangan kita kejar, tentu kita tidak akan pernah ketemu. Orang seperti ini mudah sekali resah, gelisah dan marah-marah. Dan tentunya tidak akan bertemu shanti [kedamaian]. 

 2. Orang yang keinginannya terpenuhi sementara.Orang seperti ini merasa shanti [damai] semata-mata karena sebagian keinginannya terpenuhi. Akan tetapi sifatnya sangat sementara. Coba kita perhatikan, orang yang bisa beli HP model baru, senangnya paling lama dua bulan. Karyawan yang naik gaji, paling lama tujuh hari sudah kurang lagi. Damai karena paginya dimanja istri, sorenya rasa itu sudah hilang lenyap karena istri marah-marah. Damai karena dipuji / dihormati orang, kemudian rasa itu seketika hilang lenyap karena ada yang menghina kita. Damai karena bisa makan enak, sebentar lagi rasa itu sudah hilang karena ada klien yang komplain. Sehingga kedamaian bathinnya bersifat sangat goyah, umurnya tidak lama. 

 3. Orang yang penuh rasa syukur [shantosa].Orang seperti ini merasa shanti [damai] karena rasa syukur yang mendalam, dalam setiap dualitas kehidupan. Tidak saja ketika suami / istri lagi baik ada rasa syukur, ketika suami / istri lagi marah-marah juga ada rasa syukur, karena suami / istri yang lagi marah sedang mengajarkan

Page 8: Tips Menghapus Sad Ripu

kita untuk menjadi sabar dan bijaksana. Tidak saja ketika lagi banyak uang ada rasa syukur, ketika lagi bokek-pun juga ada rasa syukur, karena bokek sedang mengajarkan kita untuk menjadi rendah hati. Tidak saja ketika sedang sehat ada rasa syukur, ketika lagi sakit keras juga ada rasa syukur, karena sakit keras membuat kita banyak membayar hutang karma. Sehingga kedamaian bathinnya sifatnya mulai dalam dan kokoh. 4. Orang yang bathinnya damai sempurna [paramashanti].Ini adalah tahapan menjadi orang suci. Dimana keinginan sepenuhnya lenyap, termasuk keinginan untuk menjadi suci ataupun mengalami pembebasan. Ketika seseorang berhenti digerakkan oleh keinginan, yang bekerja adalah hukum semesta. Dia mengalir sempurna dalam sungai kehidupan. Ketika seluruh keinginan sepenuhnya lenyap, ini yang dalam vedanta disebut sebagai paramashanti [kedamaian sempurna]. EVOLUSI JIWA DALAM MENGARUNGI KEHIDUPAN Setiap orang dalam hidup ini bertumbuh. Bisa kita ibaratkan idealnya hidup ini seperti menanak nasi memakai kompor. Di awal menanak nasi kita perlu api yang besar. Tapi begitu airnya mendidih, airnya mau habis, apinya kita kecilkan. Begitu pula dalam hidup ini, ketika kita masih muda dan kuat, umumnya apinya masih besar. Cirinya adalah kebahagiaan kita ada saat keinginan terpenuhi. Ingin punya motor, kemudian dapat motor, kita bahagia. Ingin punya rumah, kemudian dapat rumah, kita bahagia. Ingin gaji naik, kemudian gaji naik, kita bahagia [tahap dua]. Tapi begitu umur kita bertambah dan kita menua, apinya kita kecilkan. Cirinya kita tidak lagi bahagia karena keinginan kita terpenuhi, tapi karena rasa syukur dan ikhlas yang mendalam [tahap tiga]. Dan memasuki masa wanaprasta [melepas keduniawian] atau mendekati saat kematian, sangat bagus kalau seluruh keinginan kita sepenuhnya lenyap [tahap empat]. Tidak terbayang indahnya kalau di saat menjelang kematian, kita bisa menyambut kematian dengan pikiran yang hening sempurna, tanpa keinginan. Selamat datang di jalan dharma yang sesungguhnya. 

Page 9: Tips Menghapus Sad Ripu

 Rumah Dharma – Hindu Indonesia9 Mei 2010

Tips menghapus Sad Ripu Bag. 4 : MADA [mabuk / sombong / angkuh]by Rumah Dharma - Hindu Indonesia on Thursday, September 30, 2010 at 8:25pm ·

 Ada berbagai jenis mabuk pikiran atau sombong [angkuh] ini, yaitu misalnya : Surupa [mabuk pikiran karena keunggulan tubuh fisik seperti : tampan, cantik, kuat], Dhana [mabuk pikiran karena keunggulan material, seperti : banyak uang, kaya, punya mobil baru, punya HP canggih, punya baju mewah], Guna [mabuk pikiran karena keunggulan pemikiran seperti : kecerdasan,

Page 10: Tips Menghapus Sad Ripu

kesucian, kebenaran agama], Kulina [mabuk pikiran karena identitas diri seperti : status sosial, garis keturunan / kasta, jabatan tinggi, jasa-jasa], Sura [mabuk pikiran karena makanan atau minuman yang mengganggu kesadaran seperti : minuman keras, narkoba], dll berbagai bentuk mabuk lainnya. Tapi apapun bentuk mada [mabuk / sombong / angkuh] ini, adalah hal yang bisa menjadi batu penghalang menuju cahaya bathin yang terang. Dalam bathin manusia ada unsur bhuta kala [ashuri sampad] dan ada unsur dewa [daiwa sampad]. Nah, unsur mana yang lebih dominan kita sendiri yang memilih. Rendah hati menghidupkan unsur-unsur dewa dalam bathin kita, sombong dan menghina menghidupkan unsur-unsur ashura dalam bathin kita. Sekarang kita pilih sendiri : unsur mana yang mau dihidupkan ? Kalau unsur bhuta kala [ashuri sampad] yang kita hidupkan, jangankan setelah mati, sekarangpun kita akan bertemu neraka. Kalau unsur dewa [daiwa sampad] yang kita hidupkan, kita akan bertemu surga saat ini juga. Sehingga sudah selayaknya kita selalu bersikap rendah hati, agar kemudian kita bisa mulai berjalan menuju jalan yang terang. BAGAIMANA MENGELOLA KESOMBONGAN YANG MUNCUL DALAM BATHIN 1. Selalu hati-hati dan waspada dengan segala hal yang bisa membuat ego [ahamkara] kita naik. Orang yang punya kelebihan-kelebihan, dia sering dipuji dan dihormati. Salah satu yang musti kita waspadai dari dipuji dan dihormati : harga diri kita naik. Dan harga diri yang naik ini yang menjadi sumber kesombongan dan banyak keributan. Ketika harga diri ini naik dan kemudian tidak terpuaskan, kita mudah tersinggung dan suka bikin ribut. Orang-orang yang cenderung sering bikin ribut dan rusuh umumnya ciri-cirinya satu : memberikan harga tinggi terhadap dirinya. Setiap orang yang memberikan harga tinggi terhadap dirinya : dia akan gampang kecewa, dia mudah tersinggung atau bahkan marah-marah dan yang paling berbahaya : BIKIN RIBUT dan RUSUH. Akar dari kesombongan dan seluruh Sad Ripu adalah ahamkara [ke-aku-an] atau ego. Ego untuk disebut benar, ego untuk disebut baik, ego bahwa kita lebih tinggi dan lebih hebat, dll. Sehingga hati-hati dan waspadalah dengan segala hal yang bisa membuat ego kita naik. Menjadi orang cerdas itu bagus, tapi kalau kita sombong dan menghina yang kurang cerdas, bathin kita menjadi kotor dan siap-siaplah kita akan punya banyak musuh. Menjadi orang kaya itu bagus, tapi kalau kita sombong dan menghina, bathin kita menjadi kotor dan siap-siaplah kita akan punya banyak musuh. Di jaman dimana orang-orang isinya hanya bertengkar, bertengkar dan bertengkar, susah kita menemukan orang rendah hati yang berani mengatakan : saya yang paling hina di tempat ini. Kebanyakan orang mengatakan : Orang lain hina, saya yang paling mulia di tempat ini. Orang lain salah, saya yang paling BENAR di tempat ini. Bahkan kesucian-pun bisa menjadi sumber kegelapan bathin yang bernama kesombongan ini. Ciri orang yang perjalanan bathinnya jauh dan kesadarannya terang, sikapnya sangat rendah hati. Bagi orang-orang yang rendah hati, kalau ada yang bicara selalu didengarkan. Tidak hanya disini ada kebenaran, disana juga ada kebenaran. Karena tidak jaminan karena kita lebih tua, lalu perjalanan bathin kita lebih dalam dan jauh. Tidak jaminan karena kita lebih banyak belajar dan

Page 11: Tips Menghapus Sad Ripu

membaca buku suci, lalu perjalanan bathin kita lebih dalam dan jauh. Sama sekali tidak jaminan. Karena seberapa dalam perjalanan bathin kita ke dalam, itu adalah rahasia diri kita sendiri dengan yang maha tidak terpikirkan. 2. Sadari kalau semuanya adalah peran-peran kehidupan Manusia punya putaran karma masing-masing. Seperti pohon cemara yang tumbuh di gunung, pohon kepala yang tumbuh di pantai. Kita tidak bisa memaksa cemara tumbuh di pantai dan kelapa tumbuh di gunung. Sehingga sebelum kita memberi label orang lain dengan sebutan rendah, hina atau kotor, sadari setiap orang punya putaran karma dan cara pertumbuhan jiwa yang berbeda. Kalau hari ini kita merasa jujur, janganlah membenci orang yang tidak jujur. Siapa tahu suatu hari nanti keadaannya terbalik, kita yang tidak jujur. Kalau hari ini kita tampan dan kaya, janganlah menghina orang yang jelek dan miskin. Karena itu semua tidak kekal, sebentar lagi akan keriput dan reot. Kalau hari ini kita menjadi guru yang didengar banyak orang, janganlah sombong kepada orang yang tidak didengar. Karena kebenaran ada dimana-mana, siapa tahu justru kita yang salah. Semua orang punya peran hidup masing-masing. Orang jelek berguna untuk membuat orang cantik terlihat jadi tambah cantik. Orang bodoh berguna untuk membuat orang cerdas terlihat jadi tambah cerdas. Orang jahat berguna untuk mengasah kesabaran orang baik. Sehingga sadari dalam-dalam dengan rendah hati, kalau semuanya punya peran hidup dan cara pertumbuhan jiwa masing-masing. 3. Sadari kalau tidak ada yang kekal. Hidup ini seperti gelombang di lautan, naik-turun dan naik-turun. Mau gelombangnya tinggi [jabatan bagus, kaya-raya, terkenal, dll], mau gelombangnya rendah [miskin, jelek, bodoh, dll], begitu mencium bibir pantai gelombangnya merunduk. Demikian juga dengan hidup kita : mau kaya atau miskin, mau terkenal atau tidak, mau dianggap sebagai guru suci atau penjahat, mau pintar atau bodoh, suatu hari semuanya akan mati. Tapi menyangkut kematian ada dua macam kematian : mati yang sengsara dan mati yang indah & terang. Dan mati yang indah & terang adalah dia seperti gelombang yang mencium bibir pantai, ketika mencium bibir pantai dia merunduk rendah hati.  Rendah hati-lah di depan kehidupan dan kematian, karena tidak ada yang kekal abadi. Ketika kita merasa senang berlebihan ketika grafik hidup kita diatas, siap-siap kita akan dibuat sengsara ketika grafik hidup kita turun. Menjadi pejabat tinggi [bupati, gubernur, dll] itu bagus, tapi kalau kita senang berlebihan apalagi sombong, siap-siaplah suatu hari kalau kita pensiun kita akan dibuat sengsara oleh jabatan masa lalu itu. Menjadi selebritis yang terkenal itu bagus, tapi hati-hati. Karena seorang selebritis sering dipuja-puji, sering dibilang menarik, sering dibilangin yang bagus-bagus, karena itu egonya jadi besar. Akibat ego besar, nanti ketika semuanya berlalu bathin kita menjadi sengsara, resah-gelisah. 

Page 12: Tips Menghapus Sad Ripu

Selalulah bersikap rendah hati karena tidak ada yang kekal, sehingga ketika semuanya harus berlalu kita sudah sangat siap dan bisa menyambutnya dengan damai dan rendah hati. Dan yang terpenting : dari sikap rendah hati inilah roda evolusi bathin bisa bergerak menuju penerangan. Rumah Dharma – Hindu Indonesia30 September 2010

Tips menghapus Sad Ripu Bag. 5 : LOBHA [ketidakpuasan / serakah]by Rumah Dharma - Hindu Indonesia on Friday, November 26, 2010 at 7:04am ·Orang yang serakah hidupnya resah, gelisah, sering mengeluh dan marah-marah. Ujung-ujungnya sengsara dan jauh dari paramashanti. Kalau mau kehidupan dan kematian yang damai dan bahagia, hendaknya keserakahan ini kita tiadakan dari dalam bathin. 

Page 13: Tips Menghapus Sad Ripu

 AKAR PENYEBAB LOBHA [SERAKAH] 1. Tunduk kepada hawa nafsu keinginan. Kita menjadi serakah karena tunduk kepada hawa nafsu keinginan. Keinginan liar, tidak pernah puas. Ketika sudah bisa punya sepeda motor, ingin punya mobil. Ketika sudah bisa punya rumah kecil, ingin punya rumah mewah. Yang sudah menikah, ingin punya istri atau suami yang ideal. Ketika bisa punya uang satu juta, ingin punya uang lima juta. Keinginan kita selalu tidak terpenuhi. Kita seperti berkejaran dengan bayangan sendiri. Kalau bayangan kita kejar, tentu kita tidak akan pernah ketemu. 2. Bathin yang diguncang oleh dualitas. Kita mau hidup senang dan tidak mau hidup susah, mau yang menyenangkan dan tidak mau yang tidak menyenangkan, mau dihormati orang dan tidak mau tidak dianggap. Padahal tidak ada hidup yang seperti itu. Dalam kehidupan ini semua orang melewati bahagia dan sengsara, pernah dipuji dan direndahkan, melewati sakit dan sehat, pernah sukses dan gagal, dll. Karena demikianlah kehidupan, selalu ada Rwa Bhinneda. 3. Suka membuat perbandingan-perbandingan berbahaya. 

Page 14: Tips Menghapus Sad Ripu

Kita tidak puas karena suka membandingkan, misalnya membandingkan pasangan hidup kita dengan pasangan hidup orang lain atau mantan kita dulu. Kita membandingkan tempat kerja kita dengan tempat kerja yang lain. Kita membandingkan uang yang kita punya dengan uang orang lain. Atau kita membandingkan dengan masa lalu, dulu dia banyak uang, lebih cantik atau tampan, lebih sehat, tapi sekarang uangnya sedikit, fisiknya tidak sebagus dulu lagi [gemuk, keriput], sering sakit. Kalau bisa kita ingin menukarnya. BAGAIMANA MENGELOLA KESERAKAHAN YANG MUNCUL DALAM BATHIN 1. Hati-hati terhadap segala hal yang bisa membuat keserakahan kita muncul. Kalau bathin kita masih labil dan sangat goyah, kemudian didukung oleh lingkungan yang menggoda, itu hal yang berbahaya. Kalau bathin kita masih sangat goyah kita harus menghindari godaan. Kalau tidak perlu, hindari datang ke mall, ke pameran, membaca majalah shopping, dll. Karena bahayanya hal seperti itu, kita tidak mendesak perlu barang-pun kita bisa jadi beli, beli dan beli. Hindari pergaulan yang bisa mendorong kita untuk korupsi, selingkuh, berfoya-foya, dll. Tapi seandainya kita tidak punya pilihan, jalan berikutnya adalah melatih dan membiasakan diri. Lingkungan hidup kita boleh penuh dengan godaan korupsi dan ketidakjujuran, godaan selingkuh, godaan jurang kaya-miskin yang jomplang, godaan biaya hidup mahal, godaan pola hidup konsumtif, dll. Jangan tergoda, tapi gunakan sebagai kesempatan untuk melatih dan membiasakan diri mengasah kepolosan, mengasah kejujuran, mengasah kebaikan, dll. Kalau demikian caranya, godaan-godaan itu bukannya membuat bathin kita terbakar, tapi membuat kita bisa mereguk sejuk dan damainya tirta [air suci] kesadaran. 2. Bersyukur. Belajar melihat sisi indah dari setiap kejadian dengan penuh rasa syukur, karena selalu ada keindahan dalam setiap kejadian. Gaji naik bersyukur, gaji turun juga bersyukur, karena kita sedang diajarkan oleh kehidupan untuk hemat dan mengendalikan nafsu keinginan. Kantor nyaman bersyukur, kantor tidak nyaman juga bersyukur, karena kita sedang diajarkan oleh kehidupan untuk sabar. Istri cantik bersyukur, istri tambah jelek juga bersyukur, karena kita sedang diajarkan oleh kehidupan untuk mengendalikan nafsu seks. Ciri orang yang hidupnya terang, seluruh arah penuh dengan rasa syukur. Kenapa manusia sengsara ? Salah satu sebabnya karena mau hidup senang dan tidak mau hidup susah, mau yang menyenangkan dan tidak mau yang tidak menyenangkan. Padahal tidak ada hidup yang seperti itu. Dalam kehidupan ini semua orang melewati bahagia dan sengsara, pernah dipuji dan direndahkan, melewati sakit dan sehat, pernah sukses dan gagal, dll. Karena demikianlah kehidupan, selalu ada Rwa Bhinneda. Kalau kita tidak mau hidup yang sengsara dan berevolusi menuju penerangan bathin, peluk dualitas dengan tingkat kemesraan yang sama. Kebanyakan orang tidak bisa menemukan penerangan bathinnya karena dia "menendang" kehidupannya. Mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Tidak puas, tidak puas dan tidak puas. Kita akan mulai berevolusi menuju penerangan

Page 15: Tips Menghapus Sad Ripu

bathin, kalau dimanapun kita berada, apapun yang kita lakukan, apapun yang terjadi, coba lihat semuanya dengan sudut pandang yang penuh dengan rasa syukur.  Ketika kita penuh rasa syukur [shantosa], mau rumahnya mewah atau sederhana, mau mobilnya mahal atau jalan kaki, mau pasangan hidup kita cantik, tampan atau jelek, rumah kita langsung menjadi rumah penuh kedamaian dan kebahagiaan. 3. Melatih dan membiasakan diri dengan kebaikan [memberi dan kerelaan]. Sikap kita untuk mengurangi keserakahan bisa dimulai dengan melatih diri untuk melepas sebagian dari milik kita [memberi]. Ketika kita memiliki sesuatu, kita selayaknya ingat dengan pihak lain yang tidak memiliki. Kita takut memberi semata karena ke-aku-an [ahamkara] kita sendiri, kita tidak mau melepas kenyamanan yang telah kita miliki. Sikap kita untuk mengurangi keserakahan bisa dimulai dengan kerelaan untuk memberikan ke-aku-an kita [aku, milikku] untuk kebahagiaan orang lain. Kedua hal ini yang sesungguhnya menjadi dasar dari evolusi bathin kita dalam meruntuhkan keserakahan di dalam bathin. Memberi dan kerelaan [kebaikan] dapat bersifat materi atau bukan materi. Yang berupa materi biasanya berupa pemberian uang, barang, obat-obatan, makanan, dll. Sedangkan yang berupa bukan materi bisa berwujud apa saja, misalnya sebuah senyuman, senyuman itu sebuah pemberian. Sikap penuh pengertian akan apa yang diinginkan orang lain, kerelaan demi membuat orang lain senang, memberikan perhatian, dll. Selamat datang di jalan dharma yang sesungguhnya. Rumah Dharma – Hindu Indonesia26 November 2010

Tips menghapus Sad Ripu Bag. 6 : MOHA [Bingung / Putus Asa / Resah / Takut]by Rumah Dharma - Hindu Indonesia on Tuesday, December 28, 2010 at 3:42pm ·

Rasa bingung, putus asa, resah atau takut merupakan reaksi bathin terhadap apa yang disebut oleh pikiran sebagai bahaya hidup ataupun juga ketidakpastian. Sebuah perkawinan yang membosankan, gangguan kesehatan yang kronis, pengangguran yang berkepanjangan, masalah

Page 16: Tips Menghapus Sad Ripu

keuangan, dll. Ketika tampaknya keadaan buruk yang kita alami, tidak akan pernah membaik. Akan tetapi kita harus sadar bahwa hidup ini memang demikian adanya. Dalam kehidupan semua orang melewati bahagia dan sengsara, pernah dipuji dan direndahkan, melewati sakit dan sehat, pernah sukses dan gagal, dll. Karena demikianlah kehidupan. Dalam ajaran dharma, munculnya perasaan gelisah, bingung, bosan, putus asa, resah atau takut, itu tanda-tanda di dalam bathin kita masih ada banyak noda. Noda manapun kita tidak punya pilihan lain selain dibersihkan. Dalam bahasa kosmik, munculnya moha membawa pesan yang jelas bahwa kita telah jauh dari realitas diri yang sejati. Karena jika semua tindakan kita lakukan dengan bathin yang cukup bersih saja, maka benih-benih moha lenyap dengan sendirinya. BAGAIMANA MENGATASI MOHA 1. Dayadvham dan Datta : Welas asih dan kebaikan. Pada umumnya, dasar pertama penyebab moha adalah karena sikap mementingkan diri sendiri, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kita sangat kurang memiliki sifat kerelaan diri, untuk kebahagiaan mahluk lain. Sehingga mengembangkan sifat penuh welas asih dan kebaikan [tanpa syarat] adalah sarana terbaik untuk melenyapkan moha. Apapun yang terjadi dalam kehidupan, sifat welas asih kita tidak boleh berkurang sedikitpun. Sayangi, sayangi dan sayangi siapa saja dan apa saja. Menyayangi orang yang baik sama kita, itu manusia biasa – tapi bisa menyayangi orang yang jahat dan menyakiti kita, itu tanda-tanda bathin yang mulai berevolusi menuju pembebasan. Penting sekali memupuk rasa kasih sayang dalam hidup, karena dengan demikian bathin kita selalu lebih rela, terbuka dan lebih jernih. 2. Manacika : Berpikir positif. Pada umumnya, dasar kedua penyebab moha adalah karena sikap suka membandingkan dan menilai segala sesuatu dengan untung-rugi. Sehingga apapun yang kita lakukan dan apapun yang terjadi dalam hidup, jangan lupa untuk berpikir positif. Terutama karena semua pemikiran dan perasaan kita berawal dari pikiran. Misalnya : - Ketika bertemu orang yang jahat sama kita, jangan lihat perbuatannya, tapi lihat dia sebagai orang baik yang sedang mengajarkan dan membuat kita menjadi sabar dan bijaksana.- Ketika bertemu orang yang jahat sama kita, jangan merasa dirugikan, tapi lihat dia sebagai orang baik yang sedang memberi kita kesempatan membayar hutang karma.- Ketika kita sedang mengalami kesulitan keuangan, jangan lihat sengsara-nya, tapi lihat hal itu sebagai kesempatan untuk belajar banyak menahan diri dan mengendalikan diri, belajar rendah hati, menumbuhkan simpati kepada mereka yang serba kekurangan dan belajar memahami makna kehidupan. Karena beban hidup yang sangat berat bisa membimbing kita menuju pemahaman hidup yang terang, asalkan kita sabar, nrimo dan tetap damai. - Ketika kita sedang mengalami kegagalan, jangan lihat sebagai ketidakmampuan, tapi lihat bahwa hidup sedang memberi kita pembelajaran agar kita bisa menjadi lebih baik lagi.- Dll. 

Page 17: Tips Menghapus Sad Ripu

Ketika kita terbiasa berpikir positif pada setiap kejadian, hidup kita akan banyak diselamatkan dari kejadian-kejadian yang lebih buruk. Sekaligus bathin kita akan menjadi bersih dengan sendirinya. 3. Santhosa : Belajar menerima hidup sebagaimana adanya dengan hati damai dan tenang. Hidup ini adalah karma yang berputar. Dalam putaran hukum karma, tidak ada suatu akibat yang akan timbul tanpa adanya sebab yang nyata. Kita mendapatkan yang baik karena karma masa lalu dan karma saat ini kita juga baik. Dalam putaran karma, hidup ini adalah perubahan. Tapi terkadang kita sulit untuk menerimanya, padahal perubahan tidak bisa dihindari. Lihatlah kehidupan, setiap pertemuan dengan seseorang pasti akan berakhir dengan perpisahan, ketika kita memiliki sesuatu cepat atau lambat kita akan berpisah dengannya, setiap jabatan atau profesi suatu saat juga harus berakhir [paling tidak karena pensiun], dll. Lihatlah manusia, semakin tua dia semakin lemah, jelek dan keriput. Kita harus mampu menerima dengan damai setiap perubahan dalam hidup, karena memang demikianlah kehidupan. Kita tidak bisa mengubahnya, yang bisa kita ubah adalah sikap bathin kita sendiri. Sukses atau gagal, bahagia atau sedih, bukanlah suatu hal yang akan menghentikan roda kehidupan untuk berputar. Hadapi setiap permasalahan. Berhentilah menghujat diri ketika kita gagal atau melakukan kesalahan. Terima segala kekurangan diri kita dengan riang dan miliki terus kemauan untuk tetap belajar dan berusaha dengan hati yang damai dan tenang. 4. Svadharma : Laksanakan tugas-tugas kehidupan [svadharma] kita. Kerja adalah salah satu sarana yang baik untuk memahami sang diri dan kehidupan. Sebab dengan bekerja kita “berkomunikasi” dengan diri kita sendiri secara intens. Melarikan diri dari masalah, penolakan akan tugas-tugas kehidupan kita saat ini akan menjauhkan bathin kita dari kebahagiaan dan kedamaian. Hanya melaksanakan kerjalah yang bisa membebaskan kita, bukan menolak untuk bekerja dan tenggelam dalam rasa frustasi. Sederhanakan hidup kita. Jangan membuang waktu dan energi pada kegiatan remeh yang tidak penting bagi kita. Apalagi sampai terjerumus kepada pergaulan negatif dan perilaku negatif seperti mabuk-mabukan, dll. Karena hal itu bukannya membebaskan kita, malah menjerumuskan dan menambah banyak masalah. Jalani hidup dengan fokus menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi prioritas utama kita di saat ini. Kerjalah dan laksanakan tugas kita dengan dengan sebaik-baiknya, tapi apapun hasilnya terima dengan bathin damai. 5. Yoga : Banyak-banyak meditasi, sembahyang atau melukat. Aktifitas dharma seperti meditasi, sembahyang dan melukat, adalah sebuah kekuatan "penyembuhan bathin" bagi diri kita. Ini bisa menjadi aktifitas pendukung yang efektif bagi kita guna melenyapkan moha. Selamat datang di jalan dharma yang sesungguhnya.

Page 18: Tips Menghapus Sad Ripu

 Rumah Dharma - Hindu IndonesiaAnggarkasih Medangsia28 Desember 2010