laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm

7
LAPORAN PRAKTIKUM HUKUM OHM RANGKAIAN LISTRIK Disusun Oleh : Rais Usman Adzikri (3.33.16.0.19) LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Upload: polytechnic-state-semarang

Post on 05-Apr-2017

119 views

Category:

Engineering


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM OHM

RANGKAIAN LISTRIK

Disusun Oleh :

Rais Usman Adzikri (3.33.16.0.19)

LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm

PERCOBAAN 4HUKUM OHM

15 Maret 2017

4.1 Tujuan Percobaan

Setelah melaksanakan , mahasiswa dapat :

1. Merangkai percobaan hukum ohm,2. Melakukan pengukuran arus dan tegangan pada percobaan hukum ohm,3. Menguji kebenaran hukum ohm melalui pengukuran,4. Menggambar grafik V= f(R) pada arus tetap,5. Menggambar grafik I= f(R) pada tegangan tetap,6. Menggambar grafik V= f(R) pada resistor tetap.

4.2 Landasan Teori

Hukum Ohm merupakan hukum dasar dari ilmu listrik yang sangat berguna untuk menyelesaikan berbagai masalah rangkaian listrik. Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya arus yang mengalir pada rangkaian tertutup berbanding lurus tegangan catu dan berbanding terbalik terhadap resistor di dalam rangkaian yang bersangkutan. Arus akan mengalir dari potensial yang lebih tinggi ke potensial yang lebih rendah .

Hukum ohm dapat dinyatakan seperti persamaan berikut :

R = V/I (Ώ)

Keterangan :

R = nilai resistor (Ώ)

V=tegangan pada resistor (Volt)

I = Arus yang mengalir pada resistor (Ampere)

4.3 Daftar Alat dan Komponen yang digunakan

1. Multimeter analog (1 Buah)2. Multimeter digital (1 Buah)3. Catu daya 0-40 Volt/DC (1 Buah)4. Resistor 100 Ώ (1 Buah)5. Resistor 470 Ώ (1 Buah)6. Resistor 1 KΏ (1 Buah)7. Resistor 3,3KΏ (1 Buah)8. Project Board (1 Buah)

9. Kabel penghubung (1 Buah)

Page 3: Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm

4.4 Langkah Percobaan

1. Susunlah rangkaian pengukuran seperti gambar 1 dibawah, pastikan kedudukan multimeter sudah benar,

2. Atur catu daya Vs = 2 V, ukur arus dan tegangan pada resistor, catat dan masukkan ke tabel 4.1

3. Ulangi langkah 2, untuk Vs = 4V, dilanjutkan pada Vs= 6 V , Vs = 8 V dan Vs = 10 V .4. Ulangi langkah ke 2 dengan mengukur tegangan pada masing-masing resistor dan

pada arus I = 2 mA, catat baca pengukuran arus dan tegangan pada resistor dan catat pada tabel 4.2

5. Ulangi langkah 4, untuk arus I = 4 mA dan dilanjutkan dengan arus I = 6 mA

A

Vs

sss

V R

Page 4: Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm

4.5 Hasil Percobaan

Tabel 4.1. Perbandingan arus dan tegangan resistor secara teori dan praktek pada tegangan catu konstan

Tegangan Catu(V)

Rb=470Ώ Rb=1KΏ Rb=3,3KΏ

I(mA) V(mA) I(mA) V(mA) I(mA) V(mA)T P T P T P T P T P T P

2 4,25 4 2 8 2 0,2 2 1,5 0,6 0,2 2 1,7

4 8,5 8 4 2,7 4 3,7 4 3,8 1,2 1,2 4 3,8

6 12 12,3 6 5,8 6 5,8 6 6,2 1,8 1,7 6 5,8

8 17 16,4 8 7,8 8 7,8 8 7,6 2,4 2,25 8 7,8

10 21 20,13 10 9,6 10 9,6 10 9,6 3,1 2,8 10 9,8

Tabel 4.2. Perbandingan tegangan resistor secara teori dan praktek pada arus catu konstan (tetap)

Arus Catu

(mAmp.)

Rb=100Ώ Rb=680Ώ Rb=3,3KΏ

Tegangan Beban Tegangan Beban Tegangan Beban

T P T P T P

2 200 mV 210 mV 1360 mV 1,433 V 6,6 V 7,54 V

4 400 mV 427 mV 2726 mV 2,891 V 13,2 V 14,28 V

6 600 mV 576 mV 4080 mV 4,27 V 19 V 21,21 V

Page 5: Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm

4.6 AnalisaDari percobaan tersebut, perbandingan nilai arus dan tegangan di setiap resistor memiliki nilai

yang berbeda terhadap pemberian suatu tegangan catu daya. Sedangkan nilai arus yang terukur

mempunyai pengukuran nilai beda tipis dengan teori sendiri. Dan nilai tegangan sendiri pun demikian

sama juga dominan memiliki nilai pembedaan tipis antara hasil praktek dengan teori perhitungan.

Metode prakteknya diukur dengan multimeter analog dan digitalnya secara bersamaan dengan

penempatan pengukurannya yang berbeda. Multimeter analog sebagai voltmeternya dan multimeter

digital sebagai amperemeternya sendiri.

Hal ini sangat disesuaikan dengan hukum ohm, jika nilai hambatan akan berbanding terbalik

dengan kuat arusnya. Jika nilai hambatan pada resistor besar, maka nilai kuat arus yang terukur akan

kecil, yang bersamaan dengan pengukuran voltmeter bahwa disetiap resistornya makin besar maka

nilai tegangan hambatannya akan makin besar.

Hal ini terbukti ketika dilakukan perhitungan nilai teori maupun prakteknya akan terdapat

penselisihan nilai antara nilai yang tertera pada amperemeter maupun voltmeter dan nilai yang

dihasilkan dengan cara perhitungan biasa.

Pada percobaan ini, data hasil percobaan yang saya coba bersama kelompok saya sangatlah

kurang akurat. Adapun kesalahan-kesalahan dalam percobaan bisa disebabkan karena beberapa faktor

diantaranya :

a. Alat yang digunakan untuk percobaan kurang berrfungsi dengan baik ataupun sudah rusak

b. Kurangnya ketelitian dalam membaca alat ukur,

c. Kesalahan praktikan dalam pengukuran dan perhitungan,

4.7 KesimpulanDari percobaan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal seperti berikut.

a. Nilai pengukuran voltmeter dan amperemeter dilakukan pengukuran secara bersamaan, akan

peroleh nilai yang semestinya sesuai dengan adanya hambatan besar kecilnya nilai

resistornya. Tahanan yang baik memiliki resistor yang kecil bersupaya pada saat terjadinya

penurunan tegangan maka tidak akan terjadi nilai tegangan yang besar berdasarkan hasil

peroleh pengukuran di multimeternya.

b. Setelah melakukan praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa Hukum Ohm menyatakan

bahwa kuat arus listrik (I) sebanding dengan beda potensial yang diberikan yang diberikan

dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian (R) dapat disimbolkan dengan V = I.R