laporan praktikum proses manufaktur 2 - modul 4 (edm) - teknik mesin institut teknologi bandung

42
MS 3160 PROSES MANUFAKTUR 2 LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2 MODUL PM2-04 EDM WIRE CUT DAN EDM DIE SINKING Kelompok : 14 Anggota Kelompok : F.X. ARNOLD GIOVANNI H. 13112029 M. HANIF GUSMAN 13112071 HUTAMA YOGA WISESA 13112078 HAFIZH ALKARIM 13112090 YORDI KRISTIANTO 13112094 AGIL GOZAL 13112097 Tanggal Praktikum : 2 OKTOBER 2014 Tanggal Penyerahan Laporan : 6 OKTOBER 2014 Nama Asisten : DANANJAYA AWALDASTIANA 13111028 Laboratorium Teknik Produksi Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung 2014

Upload: arnoldg1993

Post on 25-Dec-2015

331 views

Category:

Documents


69 download

DESCRIPTION

Sebuah laporan praktikum proses manufaktur 2 - modul 4 (EDM) Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

MS 3160 PROSES MANUFAKTUR 2

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2

MODUL PM2-04 EDM WIRE CUT DAN EDM DIE SINKING

Kelompok : 14

Anggota Kelompok : F.X. ARNOLD GIOVANNI H. 13112029

M. HANIF GUSMAN 13112071

HUTAMA YOGA WISESA 13112078

HAFIZH ALKARIM 13112090

YORDI KRISTIANTO 13112094

AGIL GOZAL 13112097

Tanggal Praktikum : 2 OKTOBER 2014

Tanggal Penyerahan Laporan : 6 OKTOBER 2014

Nama Asisten : DANANJAYA AWALDASTIANA 13111028

Laboratorium Teknik Produksi

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara

Institut Teknologi Bandung

2014

Page 2: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses EDM wire cutting merupakan proses pembentukan profil pada benda kerja

dengan menggunakan erosi, yaitu pengikisan padatan akibat adanya transportasi,

dalam hal ini transportasinya berupa beda potensial pada elektroda yang

menghasilkan loncatan bunga listrik. Komponen penting pada proses ini adalah kawat

tipis serta fluida dielektrik. EDM wire cutting umumnya digunakan pada

perindustrian karena menghasilkan permukaan final yang halus, dapat digunakan pada

obyek yang memiliki tingkat kekasaran yang tinggi, serta memiliki kecermatan proses

yang tinggi.

1.1.1 Tujuan Praktikum

1. Pengoperasian mesin EDM wire cutting

2. Menentukan bagian-bagian mesin EDM wire cutting

3. Menentukan fungsi dari mesin EDM wire cutting

4. Menentukan parameter proses EDM wire cutting

Page 3: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

BAB 2

LANDASAN TEORI

Electric Discharge Machining (EDM), adalah proses manufaktur dimana digunakan electrical

discharges (sparks) untuk memotong material ke bentuk yang diinginkan. Material dipotong

dengan serangkaian arus listrik kontinu yang bolak-balik antara dua elektroda. Kedua

elektroda ini dipisahkan oleh dielectric liquid. Salah satu elektroda dinamakan tool elektrode,

dan elektroda yang lainnya dinamakan workpiece – elektrode.

Ketika jarak kedua elektroda dikurangi, intensitas dari medan listrik menjadi besar,

mengalahkan kekuatan dari dielectric, yang menyebabkan arus untuk mengalir antara kedua

elektroda tersebut. Sebagai hasilnya, material dapat terbuang / terpotong.

Pada EDM wire cutting, digunakan wire sebagai elektroda. EDM wire cutting merupakan

salah satu jenis dari unconventional machining. Spark yang dihasilkan pada proses ini

merupakan akibat dari elektroda (kawat) dengan benda kerja. Wire cutting biasanya

digunakan ketika kita menginginkan residual stress yang rendah. Berikut adalah skema dari

EDM wire cutting.

Material kawat yang digunakan biasanya terbuat dari kuningan. Wire yang digunakan bersifat

sekali pakai, dan selalu digantikan dengan wire yang baru. Kawat harus memiliki

konduktivitas elektrik yang baik, tensile strength yang tinggi. Selain itu wear resistance juga

merupakan syarat kawat elektroda karena spark dapat perlahan-lahan mengikis elektroda dan

mengubah besar geometri potong.

Page 4: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Fluida dielektrik biasanya menggunakan aquades atau minyak tanah. Syarat – syarat cairan

dielektrik ini adalah cairan bersifat isolator, cairan bersih, dan cairan memiliki kekentalan

yang rendah.

Fungsi cairan dielektrik :

Sebagai insulator, sehingga beda potensial yang dihasilkan sangat tinggi

Sebagai coolant / pendingin

Sebaga media flushing / pembersih, yang membawa geram keluar dari daerah gap

Pengoperasian mesin ini menggunakan CNC (Computer Numerical Control). Biasanya mesin

dapat memotong dalam arah x-y-u-v-i-j-k-l. Hal ini memungkinkan mesin untuk memotong

bentuk yang sangat rumit. Biasanya akurasi dari guides mesin sampai 0.004 mm.

Pemotongan yang paling ekonomis dan efisien adalah pemotongan dengan gap 0.335 mm

menggunakan wire berdiameter 0.25 yang terbuat dari kuningan. Alasan dari gap lebih besar

dari diameter wire adalah karena sparking terjadi pada sisi wire dan menyebabkan benda

kerja tererosi. “Overcut” ini harus terjadi, dan pada beberapa aplikasi dapat diprediksi.

.

Page 5: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

BAB 3

DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Gambar Awal Benda

3.2 Proses yang dilakukan dalam praktikum EDM Wire Cut

1. Pengecekan kondisi mesin EDM Wire Cut. Menghidupkan mesin, mengecek suplai kabel, fluida

dielektrik dan komponen-komponen penting lain.

2. Mempelajari G-Code mesin EDM Wire Cut. Petunjuk lengkap untuk menggunakan mesin EDM

Wire Cut ada pada manual book.

Page 6: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

3. Mensketsa design produk yang diinginkan. Mensketsa di milimeter block dengan dimensi yang

ditentukan. Pada praktikum kali ini, kami mendesain angka 1.

Page 7: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

4. Membuat G-Code dari sketsa produk. Dapat dilihat bahwa dari sketsa desain produk, mesin EDM

Wire Cut diperintahkan untuk melakukan 11 macam proses gerak makan. Sehingga, kodingnya

seperti pada digambar.

5. Memasang benda kerja pada ragum. Setelah itu, atur orientasi benda kerja sehingga hampir .

menyentuh kawat (elektroda)

Page 8: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

6.Mengecek kembali mesin sehingga siap untuk memproses benda kerja.

Wire telah terpasang

Saluran pembuangan dapat bekerja

Page 9: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung
Page 10: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

7. Melakukan prosedur sesuai manual book hingga mesin memproses benda kerja.

8. Gambar akhir benda kerja dan produk hasil proses EDM Wire Cutting

Page 11: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

BAB 4

ANALISIS

F. X. Arnold Giovanni H.(13112029)

Prosedur saat praktikum:

1. Pengecekan air

2. Pengecekan kawat

3. Ukur tebal benda kerja

4. Pasang benda kerja

5. Nyalakan saklar utama mesin

6. Memastikan tombol emergency stop dalam posisi off (keluar)

7. Nyalakan power CNC

8. Tekan tombol PRGRM (screen select)

9. Tekan tombol edit (program source)

10. Masukkan kode pemrograman (G-Code)

11. Tekan tombol GRAPH (screen select)

12. Tekan tombol EXEC (pada layar monitor)

13. Tekan tombol START AUTO (pada layar monitor)

14. Tekan tombol EDM (screen select) dan atur parameter pemotongan yang diinginkan

15. Tekan tombol JOG (operation)

16. Atur posisi kawat dan benda kerja untuk titik awal pemotongan

17. Tekan tombol MEM (program source)

18. Tekan tombol Water, Tension, Wire feed, dan EDM Power secara berurutan

19. Tekan tombol Cycle start (execution)

20. Amati feed rate, voltmeter,amperemeter, dan meter relay

21. Setelah pemotongan selesai,

a. Tekan tombol emergency stop

b. Matikan CNC dengan tombol off

c. Amati saklar utama mesin

Page 12: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Analisis Hasil Benda Kerja

Hasil pemotongan dengan menggunakan proses EDM Wire Cutting amatlah halus jika

dibandingan dengan proses-proses konvensional yang pernah saya lakukan pada praktikum proses

manufaktur I. Tidak ada geram-geram tersisa yang menempel pada benda kerja . Bentuk yang

dihasilkan sama persis dengan diagram yang ditampilkan pada layar monitor setelah G-code

dimasukkan. Semua hal ini dimungkinkan karena pada proses EDM Wire Cutting tidak terjadi

kontak antara elektroda dan benda kerja. Pemotongan terjadi akibat percikan api yang melelehkan

benda kerja. Selain itu, kawat yang digunakan memiliki diameter yang kecil apalagi jika

dibandingkan dengan pahat-pahat yang digunakan pada proses-proses konvensional.

Analisis Parameter Proses

1. Beda tegangan antara kawat dan benda kerja

Semakin besar beda tegangannya maka arus yang mengalir semakin besar. Hal ini

menyebabkan percikan yang semakin besar dan membuat laju pembuangan material semakin

besar juga. Jika beda tegangan terlalu besar, percikan api yang terjadi dapat menjadi terlalu

besar sehingga permukaan benda kerja akan menjadi kasar.

2. Titik leleh benda kerja

Semakin tinggi titik leleh benda kerja maka laju pembuangan material yang terjadi akan

semakin lambat. Titik leleh benda kerja harus lebih rendah dari titik leleh kawat elektroda

3. Titik leleh kawat elektroda

Titik leleh kawat elektroda harus lebih tinggi dibandingkan dengan titik leleh benda kerja agar

pemotongan dapat terjadi dengan baik

4. Pulse listrik

Pulse listrik dapat diibaratkan sebagai kecepatan potong pada mesin konvensional. Semakin

cepat pulsenya maka pemotongan akan semakin lancar dan tidak terjadi ketidakstabilan

tegangan.

5. Wire feed rate

Wire feed rate harus sesuai dengan gerak makan (gerak meja kerja) agar tidak terlalu lambat

yang berpotensi kawat yang digunakan saat pemotongan merupakan kawat yang telah tererosi

dan juga tidak terlalu cepat sehingga proses percikan dapat terjadi dengan sempurna.

Page 13: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

6. Gerak meja kerja

Gerak meja kerja adalah gerak makan. Semakin cepat maka akan semakin kasar permukaan

benda kerja yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya.

Fenomena-fenomena

Cahaya putih pada tempat pemotongan

Cahaya ini merupakan hasil dari pembiasan percikan api oleh air. Bila tidak ada percikan api

maka tidak aka nada cahaya putih ini.

Voltase tidak stabil

Saat pertama pemotongan dilakukan, voltmeter pada mesin tidak stabil. Lalu setelah feederate

override-nya dinaikkan voltmeter menjadi stabil. Hal ini terjadi karena pulsa listrik yang

digunakan pada pemotongan pertama terlalu rendah sehingga menjadi percikan yang

ditimbulkan juga tidak stabil. Ketika feederate override dinaikkan, pemotongan dapat berjalan

dengan lancar karena percikan yang terjadi menjadi stabil.

Air buangan kotor

Hal ini terjadi karena geram yang dihasilkan pada proses EDM Wire Cutting terbawa oleh air

dan menyebabkan air menjadi keruh.

Dihasilkan geram

Dapat dilihat dari air buangan yang menjadi kotor. Pada air buangan terdapat serbuk-serbuk

yang merupakan geram hasil pemotongan.

.

Page 14: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Hutama Yoga Wisesa (13112078)

Prosedur

Menggunakan alat keselamatan untuk keamanan

Meminjam alat dan menyiapkan benda kerja

Melakukan pengecekan kepada alat EDM wire cutting, pastikan wire telah terpasang

Pengenalan cara kerja dan cara membuat G-Code

Pengukuran dimensi tebal dari benda kerja, dengan menggunakan jangka sorong

Memasang Benda kerja pada fixture dengan kuat

Menggambar sketsa hasil akhir yang diinginkan pada kertas milimeter block

Menerjemahkan sketsa hasil akhir yang diinginkan tadi ke dalam G-Code yang dimengerti

oleh mesin EDM wire cutting

Untuk memulai proses pemotongan, tekan tombol Cycle Start

Amati feed rate, volt meter, amperemeter, meter relay saat feed rate diubah

Amati kondisi wire saat sebelum dan sesuda proses

Setelah proses pemotongan selesai, tekan tombol Emergency Stop, matikan power CNC dan

matikan saklar utama mesin.

Lepaskan benda kerja dari fixture

Bersihkan mesin EDM

Analisis Benda Kerja

Benda kerja hasil pemotongan dengan menggunakan EDM wire cutting memiliki ketelitian

yang sangat tinggi

Permukaan yang dihasilkan dari proses pemotongan cukup halus

Benda kerja hasil pemotongan tidak terasa panas meskipun proses berlangsung dalam

kondisi temperature yang tinggi, hal ini dapat terjadi karena adanya dielectric fluid yang

salah satunya berfungsi sebagai media pendingin.

Ketelitian proses pembuatan ini dapat sangat tinggi karena pada proses EDM, selain

didukung oleh proses pemotongan yang menggunakan CNC, juga karena material removed

per spark sekitar 10-6

sampai 10-4

mm3

Page 15: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Analisis Parameter

1. Tegangan Listrik dan Arus

Tegangan Listrik akan berpengaruh terhadap pulse listrik yang dihasilkan. Jika tegangan

listrik semakin besar, maka pulse listrik akan semakin besar pula. Hal ini dapat

menyebabkan kesalahan dimensi saat proses pemotongan

2. Material Benda Kerja

Material benda kerja harus memiliki titik leleh dibawah titik leleh elektroda agar saat

dilakukan proses pemotongan, yang mengalami erosi adalah benda kerja.

3. Material Elektroda

Material elektroda harus memiliki titik leleh yang lebih tinggi daripada benda kerja. Hal ini

harus dipenuhi karena saat proses pemotongan, elektroda tidak mengalami erosi yang jika

ini terjadi maka elektroda (wire) akan putus

4. Ketebalan Benda Kerja

Semakin tebal benda kerja yang dipotong, makan waktu pemotongan akan semakin lama

pula, karena material yang harus dikikis pun akan semakin banyak.

Fenomena Aneh

Saat feed rate diturunkan, maka pada jarum penunjuk voltmeter akan terjadi ketidak

stabilan nilai, namun saat kecepatan makan dikembalikan pada nilai awal, maka jarum

penunjuk akan menunjukkan nilai yang lebih stabil. Hal ini dapat terjadi karena feed rate

berpengaruh terhadap frekuensi dari loncatan listrik yang terjadi, sehingga volt meter akan

membaca terjadinya fluktuasi tegangan yang lebih lambat. Hal ini juga dapat diamati

melalui suara dari loncatan listrik yang memiliki “jeda” yang jelas terdengar. Saat feed rate

meningkat, maka frekuensi pun juga akan meningkat, karena itu voltmeter tidak dapat

membaca fluktuasi tegangan yang relatif lebih cepat, sehingga jarum penunjuk voltmeter

akan cenderung menunjuk kepada suatu nilai. Inilah alasan mengapa jarum penunjuk

voltmeter akan cenderung menunjukan suatu nilai yang konstan saat feed rate tinggi jika

dibandingkan dengan saat feed rate lebih rendah. Feed rate ini tentunya akan memengaruhi

durasi proses pemotongan karena proses pemotongan akan berlangsung lebih lama.

Page 16: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Warna wire sebelum dan sesudah proses pemotongan memiliki perbedaan. Wire sebslum

digunakan memiliki warna kuning cerah dan mengkilat, sedangkan wire yang sudah melalui

proses memiliki warna kuning buram dan tidak mengkilat. Hal ini dapat terjadi karena wire

yang telah digunakan untuk proses pemotongan telah mengalami wear dibandingkan dengan

sebelum proses

Page 17: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Hafizh Alkarim (13112090)

Prosedur Kerja

1. Mesin dinyalakan.

2. Tombol emergensi ditarik.

3. Bentuk benda yang diinginkan disiapkan.

4. Bentuk benda ditentukan koordinatnya agar dapat dibuat menjadi bahasa

pemrograman mesin EDM.

5. Kode diinput ke dalam mesin.

6. Bentuk grafik diperiksa.

7. Prosedur 5 dan 6 diulang sampai bentuk yang diinginkan terbentuk pada grafik.

8. Plat aluminium dipasangkan pada ragum.

9. Parameter proses diinput pada mesin.

10. Setting nol koordinat dengan cara benda kerja didekatkan ke kabel.

11. Air, arus dan mesin dijalankan. Mesin dibiarkan bekerja.

12. Setelah selesai, mesin dimatikan

13. Benda kerja hasil diambil dan benda kerja sisa dilepaskan dari ragum.

14. Mesin dibersihkan.

Analisis Benda Kerja

o Benda kerja tidak terasa panas. Hal ini disebabkan oleh pendinginan oleh air selama

proses pemotongan berlangsung.

o Sisi bagian potongan oleh mesin relatif halus.

Analisis Parameter

Penurunan feedrate override akan menurunkan kecepatan pemotongan.

Arus listrik mempengaruhi pengerosian benda kerja.

Tebal elektroda akan mempengaruhi keakuratan mesin.

Page 18: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Fenomena

Terdapat bunyi selama proses pemotongan.

Terdapat cahaya putih pada tempat pemotongan terjadi.

Pada feedrate override 50%, tegangan yang ditunjukkan oleh voltmeter tidak

stabil.

Page 19: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Yordi Kristianto (13112094)

Prosedur Praktikum

1. Mempersiapkan mesin, memastikan ada fluida dielektrik, kawat elektroda, dan benda kerja.

2. Menyalakan mesin, memutar dan menarik tombol emergency stop

3. Nyalakan power CNC

4. Tekan tombol PRGRM, kemudian tekan edit, lalu masukkan G-code.

5. Setelah memasukkan G-code, lalu tekan graph kemudian exec.

6. Tekan start / start auto untuk menampilkan gambar yang kita buat dengan G-code.

7. Tekan tombol EDM untuk mengatur proses pemotongan

8. Tekan tombol JOG untuk mengatur posisi elektroda

9. Menekan tombol water, tension, wire feed, dan EDM power secara berurutan

10. Tekan tombol cycle start untuk memulai proses pemotongan. Terdapat indikator pada mesin

yang akan menunjukkan apakah kawat terlalu dekat dengan benda kerja atau tidak.

11. Setelah pemotongan selesai, putar dan tekan tombol emergency stop.

12. Bersihkan mesin EDM

Berikut adalah benda kerja yang kami hasilkan.

Analisis Parameter Proses

Material benda kerja

Material benda kerja yang harus digunakan adalah yang bersifat konduktor. Selain itu titik

leleh dari benda kerja harus lebih rendah dari titik leleh elektroda. Jika hal ini tidak dipenuhi

maka elektroda yang digunakan akan ikut tererosi. Titik lelek dari benda kerja juga tidak

boleh terlalu rendah, karena dapat menyebabkan hasil pemotongan lebih kasar dan akan

menyebabkan benda kerja mudah terkikis. Selain itu konduktivitas listrik dari benda kerja

Page 20: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

juga berpengaruh, semakin besar konduktivitas listrik maka semakin mudah terjadi proses

spark sehingga proses pengikisan akan lebih cepat, MMR meningkat, dan akan

menyebabkan permukaan lebih kasar.

Material elektroda

Elektroda yang digunakan juga harus bersifat konduktor. Kawat yang digunakan sebagai

elektroda sifatnya adalah disposable. Namun hal ini lebih baik dilakukan mengingat kualitas

hasil pemotongan yang dituju.

Tegangan listrik

Semakin tinggi tegangan listrik yang digunakan maka permukaan yang terbentuk akan

semakin kasar. Gap yang tercipta juga akan semakin besar. Hal ini mempengaruhi dimensi

akhir dari benda kerja, serta kekasaran permukaan benda kerja yang kurang baik.

Arus listrik

Semakin besar arus listrik maka profil error yang ditimbulkan pada benda kerja juga akan

semakin besar. Hal ini disebabkan pengerosian yang terjadi lebih besar dari pengerosian

yang seharusnya.

Besarnya feed rate

Semakin besar feed rate maka proses makan akan semakin cepat. Hal ini memungkinkan

saat bunga api belum mengikis secara sempurna, elektroda sudah berpindah lokasi

pemotongan. Hal ini akan menyebabkan permukaan benda kerja yang dihasilkan kasar.

Tebal benda kerja

Jika benda kerja terlalu tebal, maka dibutuhkan mesin yang lebih besar lagi, dan kawat yang

lebih kuat lagi. Kawat elektroda yang digunakan juga akan mengalami pengikisan setelah

memotong benda kerja yang bersangkutan.

Fluida dielektrik

Fluida dielektrik bertugas untuk menahan spark yang muncul pada tegangan rendah. Spark

yang terjadi jadi hanya akan pada tegangan dan arus yang tinggi.

Page 21: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Fenomena yang terjadi.

Bentuk yang kami buat melalui wire cutting ini adalah bentuk angka 1. Pemotongan dimulai dari

sisi benda kerja. Hal ini harus dilakukan, karena jika diinginkan pemotongan terjadi ditengah –

tengah benda kerja, maka benda kerja harus dibuat potongan terlebih dahulu oleh wire sampai ke

tengah – tengah benda kerja.

Saat memulai proses pemotongan nampak terjadinya spark yang berwarna putih terang. Spark ini

adalah loncatan bunga api listrik dari katoda ke anoda. Spark bisa terjadi karena terdapat beda

potensial yang tinggi antara anoda dan katoda yang terpisah dengan jarak dekat. Temperatur yang

dihasilkan oleh spark ini sangat tinggi, hal inilah yang menyebabkan benda kerja dapat terpotong.

Selama proses ini berlangsung, dialirkan juga fluida dielektrik secara kontinu. Fluida dielektrik ini

berfungsi sebagai isolator, sehingga beda potensial yang tercipta akan besar.

Kawat / wire yang telah digunakan nampak lebih gelap warnanya dibandingkan dengan awal. Hal

ini menandakan bahwa kawat telah terkikis dari kondisi awalnya.

Spark yang terjadi, berlangsung secara diskontinu. Hal ini diakibatkan oleh feedrate yang kecil.

Pada saat elektroda bergerak lambat, bunga api / spark telah mengikis benda kerja, batas gap antara

elektroda dan benda kerja yang menimbulkan spark belum tercapai untuk beberapa waktu. Ketika

batas gap antara elektroda dan benda kerja tercapai, barulah terjadi spark berikutnya.

Page 22: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Agil Gozal (13112097)

Prosedur yang dilakukan saat praktikum

1. Menggunakan perlengkapan keamanan

Perlengkapan keamanan sangat penting agar mendukung keberlangsung praktikum.

2. Persiapan sebelum melakukan proses cutting

Sebelum melakukan proses cutting, beberapa hal harus diperhatikan

a. Benda kerja, pada kali ini kita menggunakan material aluminium yang memiliki

tebal 1,3 mm. Sketsa atau desain disiapkan untuk mengetahui dimensi produk

yang ingin dibuat

b. Mesin EDM Wire Cut, mesin ini berbasis CNC, menggunakan kawat

bermaterial kuningan. Kita harus tau G-Code untuk memproses benda kerja.

c. Sesuai dengan petunjuk pemakaian, kita masukan G-code dengan menekan

tombol “PRGRM” lalu “EDIT”

d. Setelah itu, kita lihat hasil program kita agar sesuai dengan desain yang kita buat

sebelumnya. Tekan tombol “GRAPH” lalu “EXEC” lalu “START AUTO”

e. Lalu, atur parameter pemotongan yang diinginkan dengan menekan tombol

“EDM”

f. Setelah itu, atur titik awal pemotongan dengan menekan tombol “JOG”

g. Tekan tombol “MEM” untuk memasukan sumber program

h. Tekan “WATER” “TENSION” “WIRE FEED” “EDM POWER” secara

berurutan

i. Terakhir tekan “CYCLE START”

3. Hal yang harus diperhatikan saat proses cuting

a. Feed rate, dapat diatur sehingga frekuensi pulse berubah

b. Suplai kawat, selama proses kawat harus selalu tersedia

c. Suplai listrik, pastikan sumber tegangan listrik tetap hidup saat proses

berlangsung

d. Hal lain yang harus diperhatikan adalah length, voltmeter, ammeter, dan meter

relay.

Page 23: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

4. Persiapan setelah melakukan proses cutting

Setelah semua selesai, bersihkan kembali mesin dan ambil produk yang terjatuh di

wadah pemotongan. Lepaskan benda kerja dari ragum.

Analisis Hasil Benda Kerja

Terdapat hasil pemotongan yang kurang sempurna pada bagian yang ditunjuk oleh panah.

Hal ini diakibatkan oleh proses pemotongan oleh G-code yang dimasukkan. Agar benda kerja

seperti yang diinginkan, dibutuhkan proses tambahan seperti menggikir atau menggerinda benda

kerja.

Hasil pemotongan sangat halus dan presisi. Hal ini berhubungan dengan penggunaan spark

sebagai pemicu pemotongan. Benda kerja merupakan material konduktor listrik yang baik

(aluminium).

Page 24: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

A. Analisis Parameter Proses

1. Kecepatan makan dan kecepatan potong

Gerak makan adalah gerak translasi kawat untuk memperluas daerah pemotongan. Gerak potong

kawat adalah gerak translasi kawat yang menghasilkan spark sehingga terbentuknya gram-gram

halus. Semakin besar frekuensi pulse yang diberikan, maka kecepatan makan dan potong semakin

besar

2. Tegangan Listrik

Semakin tinggi tegangan, maka akan mempengaruhi besarnya arus. Hal ini sangat berpengaruh

dalam pembentukan loncatan elektron agar proses pemotongan berlangsung. Semakin besar

tegangan yang diberikan, semakin kasar permukaan yang terbentuk. Biasanya, tegangan yang

digunakan berkisar antara 50 - 380 V. Arus yang biasa digunakan berkisar antara 0,1 – 500 A.

3. Fluida dielektrik

Fluida dielektrik memainkan peran penting untuk menahan munculnya spark saat proses

pemotongan berlangsung pada tegangan rendah.

Fenomena yang terjadi selama Praktikum

Fenomena yang terjadi yaitu ketika kita mengubah feed rate, frekuensi spark yang muncul

menjadi bertambah. Saat pemotongan, terlihat jelas spark yang muncul. Gram akibat dari sisa-sisa

pemotongan kurang terlihat karena di bersihkan oleh fluida dielektrik. Selain itu, memang gram

yang dihasilkan sangat minim.

Page 25: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

M. Hanif Gusman (13112071)

Prosedur Praktikum

A. Persiapan EDM wire cutting

1. Siapkan plat stainless steel, kertas millimeter block, dan lakukan pengecekan alat

2. Pengecekan dan penggunaan prosedur keselamatan praktikum

3. Sketsa profil benda kerja yang diinginkan pada kertas millimeter block

4. Tentukan G-Code untuk membuat profil benda kerja yang diinginkan

5. Pastikan plat stainless steel telah diletakkan pada meja kerja

B. Proses EDM wire cutting

1. Tarik tombol emergency stop

2. Nyalakan power CNC pada panel control

3. Tekan tombol PRGRM

4. Tekan tombol EDIT

5. Masukkam G Code yang sebelumnya telah dibuat

6. Tekan tombol Graph

7. Tekan tombol Exec

8. Tekan tombol Start, penampilan model gambar proses pemotongan muncul

9. Tekan tombol EDM

10. Tekan tombol JOG

12. Posisikan elektroda pada ujung plat dengan mengatur penggerak elektroda

13. Tekan tombol MEM

14. Tekan tombol Water, Tension, Wire Feed, EDM Power secara berurutan

15. Tekan tombol Cycle Start untuk eksekusi proses EDM wire cutting

16. Amati Feed Rate, Length, Voltmeter, Ampermeter, Meter Relay

17. Ketika telah selesai, tekan tombol Emergency Stop, matikan power CNC dengan

tombol OFF dan matikan saklar utama

Page 26: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Parameter

1. Arus listrik, makin besar arus maka loncatan bunga api makin besar dan dapat terjadi

overcut yang mempengaruhi kecermatan pemotongan.

2. Ketebalan benda kerja, makin tebal benda kerja waktu yang dibutuhkan makin lama.

3. Jenis material benda kerja, mewakili sifat dari benda kerja.

4. Jenis material elektroda, mewakili sifat dari elektroda yang digunakan.

5. Pulse current, on time, pulse frequency, menentukan kecepatan potong optimum.

Analisis Benda Kerja

Pada praktikum ini, digunakan benda kerja dari plat stainless steel dan kawat

kuningan. Kawat kuningan sendiri memiliki komposisi tembaga sebesar 62-95 %. Dan plat

stainless steel yang setidaknya mengandung 10,5 % kromium untuk mencegah terjadinya

korosi dengan servo voltage sebesar 2 volt. Pada awal proses, dibuat garis lurus pada

stainless steel terlebih dahulu dari posisi X40 Y0 menuju X40 Y10, tujuannya adalah

memastikan bagian horizontal bawah plat rata dan membentuk garis lurus. Jika pemotongan

langsung dimulai dari X40 Y0 maka tingkat kerataan dan kelurusan garis horisontal bawah

plat akan bergantung pada kondisi sisi plat saja.

Pada praktikum ini digunakan brass wire dengan diameter kecil karena benda kerja

hanya memiliki ketebalan 1.3 mm. Permukaan yang dihasilkan dari wire cutting ini halus

dan rata, hal ini dipengaruhi oleh besar arus yang digunakan dan optimalisasi dari kecepatan

potong. Permukaan benda kerja yang terpotong sedikit gelap akibat proses pemotongan

yang memanfaatkan panas bunga api. Warna gelap ini tidak merata pada seluruh permukaan

hasil pemotongan karena pada prosesnya, benda kerja diam dan elektroda bergerak dengan

kecepatan yang kadang berubah

Fenomena

1. Saat feed rate naik, jarum penunjuk skala pada Voltmeter fluktuatif. Sedangkan saat

Digunakan feed rate standar, voltmeter menunjuk skala yang tetap. Hal ini disebabkan oleh

Pulse yang terjadi pada proses pemotongan.

Page 27: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

2. Warna gelap yang tidak merata pada permukaan pemotongan, hal ini disebabkan oleh

pergerakan elektroda yang tidak selalu konstan. Terdapat 2 kemungkinan dalam kasus ini,

yaitu sistem deionisasi air yang tidak baik dan tidak dapat mengikuti proses pemotongan atau

air yang sudah tidak bersih dan terdapat partikel pengotor yang menghambat proses

pemotongan.

3. Brass wire yang berubah warna setelah melalui benda kerja, hal ini disebabkan kawat telah

telah terbakar walau tidak bersentuhan fisik dengan benda kerja, sehingga warna kawat luntur

dan ketegangan kawat menurun.

Page 28: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

F.X. Arnold Giovanni H. (13112029)

Simpulan:

1. Proses pemesinan non konvensional dapat menghasilkan produk yang memiliki toleransi tinggi

dengan permukaan produk yang halus

2. Proses EDM Wire Cutting dapat digunakan untuk menciptakan berbagai macam geometri

3. Penguasaan G-code amatlah penting dalam proses EDM Wire Cutting

Saran:

1. Pada praktikum berikutnya mohon diperlihatkan apa efeknya bila beda tegangan diubah dan

bagaimana cara mengubah parameter-parameter tersebut

2. Fotokopi manual G-code dapat diberikan pada praktikan agar praktikan dapat memahami

dengan lebih baik bagaimana cara membuat berbagai geometri dengan menggunakan proses

EDM Wire cutting.

Page 29: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

M. Hanif Gusman (13112071)

Kesimpulan

A. Pengoperasian mesin EDM wire cutting

1. Tarik tombol emergency stop

2. Nyalakan power CNC pada panel control

3. Tekan tombol PRGRM

4. Tekan tombol EDIT

5. Masukkam G Code

6. Tekan tombol Graph

7. Tekan tombol Exec

8. Tekan tombol Start, penampilan model gambar proses pemotongan muncul

9. Tekan tombol EDM

10. Tekan tombol JOG

12. Posisikan elektroda pada ujung plat dengan mengatur penggerak elektroda

13. Tekan tombol MEM

14. Tekan tombol Water, Tension, Wire Feed, EDM Power secara berurutan

15. Tekan tombol Cycle Start untuk eksekusi proses EDM wire cutting

16. Amati Feed Rate, Length, Voltmeter, Ampermeter, Meter Relay

17. Ketika telah selesai, tekan tombol Emergency Stop, matikan power CNC dengan

tombol OFF dan matikan saklar utama

G-Code : 00309 ;

G02 X0 Y0 ;

G01 ;

G00 X40. ;

G01 Y10. ;

X-10. ;

Y40. ;

X-10. ;

G02 X-10. Y-10. 1-10. ;

G01 Y-10. ;

Page 30: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

X10. ;

Y-20. ;

X-10. ;

Y-10. ;

X30. ;

M30 ;

B. Menentukan bagian-bagian mesin EDM wire cutting

a. Saklar utama : Swich utama mesin EDM wire cutting

b. Layar monitor : Display Model dan interface

c. Keyboard control : Input kode dan setting program

d. Base : Penumpu bagian bawah mesin

e. Meja kerja : Tempat benda kerja diletakkan

f. Bak air : Penampung air yang terdeionisasi sebagai fluida dielektrik

g. Nosel : Pengucur fluida dielektrik

h. Kawat : Sebagai elektroda

i. Penggerak elektroda : Memposisikan gerak awal elektroda terhadap benda kerja

j. Roller kawat : Media pengatur kecepatan gerak kawat

k. Kolom : Penahan mesin dan tempat peletakkan komponen EDM wire

cutting

Page 31: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

C. Fungsi EDM wire cutting

Fungsi dari EDM wire cutting adalah melakukan proses pembentukan suatu profil

sesuai dengan apa yang diinginkan praktikan melalui proses peleburan atau penghilangan

logam dengan loncatan bunga api yang dihasilkan dari beda potensial elektroda dimana

dalam prosesnya, elektroda dan benda kerja tidak mengalami kontak fisik.

D. Parameter Proses EDM wire cutting

1. Besar Arus listrik, makin besar arus maka loncatan bunga api makin besar dan dapat

terjadi

overcut yang mempengaruhi kecermatan pemotongan.

2. Ketebalan benda kerja, makin tebal benda kerja waktu yang dibutuhkan makin lama.

3. Jenis material benda kerja, mewakili sifat dari benda kerja.

4. Jenis material elektroda, mewakili sifat dari elektroda yang digunakan.

5. Pulse current, on time, pulse frequency, menentukan kecepatan potong optimum.

Saran

1. Lebih diamati pengaruh pengotor pada fluida dielektrik agar hasil pemotongan antara

fluida

fluida dielektrik dengan atau tanpa pengotor dapat dibandingkan

2. Digunakan feed rate yang beragam dalam waktu yang lama agar hasil pemotongan dan

Fenomena dapat lebih diamati

3. Membuat 2 benda dengan material benda kerja yang berbeda agar parameter proses dapat

diamati

Page 32: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Hutama Yoga Wisesa (13112078)

Kesimpulan

Berikut adalah cara mengoperasikan EDM wire cutting yang dilakukan dalam praktikum

1. Tarik tombol emergency stop dan nyalakan power CNC pada panel control

2. Tekan tombol PRGRM-EDIT-kemudian masukkan G-Code sesuai dengan pola benda

kerja yang diinginkan, dalam praktikum ini, G-Code yang digunakan kelompok kami adalah

00309 ;

G02 X0 Y0 ;

G01 ;

G00 X40. ;

G01 Y10. ;

X-10. ;

Y40. ;

X-10. ;

G02 X-10. Y-10. 1-10. ;

G01 Y-10. ;

X10. ;

Y-20. ;

X-10. ;

Y-10. ;

X30. ;

M30 ;

3. Tekan tombol Graph, Exec, Start, EDM, JOG

4. Ubah posisi elektroda sehingga berimpit pada tepi plat dimana titik awal proses akan

berlangsung

5. Tekan tombol MEM, Water, Tension, Wire Feed, EDM Power

6. Tekan tombol Cycle Start untuk memulai proses pemotongan

7. Ketika telah selesai, tekan tombol Emergency Stop, matikan power CNC dengan

tombol OFF dan matikan saklar utama

Page 33: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

EDM wire cutting berfungsi sebagai alat potong yang memanfaatkan beda tegangan antara

elektroda (wire) dengan benda kerja. Perbedaan tegangan ini akan menimbulkan bunga api

yang nantinya akan meng-erosi benda kerja. EDM wire cutting memiiki beberapa

keuntungan jika dibandingkan dengan proses pemotongan dengan menggunakan gergaji

biasa. Salah satu keuntungannya adalah tidak terjadinya kintak antara elektroda dengan

benda kerja, hal ini menyebabkan tidak terjadinya residual stress pada benda kerja.

Parameter

1. Tegangan Listrik dan Arus

Tegangan Listrik akan berpengaruh terhadap pulse listrik yang dihasilkan. Jika tegangan

listrik semakin besar, maka pulse listrik akan semakin besar pula. Hal ini dapat

menyebabkan kesalahan dimensi saat proses pemotongan

2. Material Benda Kerja

Material benda kerja harus memiliki titik leleh dibawah titik leleh elektroda agar saat

dilakukan proses pemotongan, yang mengalami erosi adalah benda kerja.

3. Material Elektroda

Material elektroda harus memiliki titik leleh yang lebih tinggi daripada benda kerja. Hal ini

harus dipenuhi karena saat proses pemotongan, elektroda tidak mengalami erosi yang jika

ini terjadi maka elektroda (wire) akan putus

4. Ketebalan Benda Kerja

Semakin tebal benda kerja yang dipotong, makan waktu pemotongan akan semakin lama

pula, karena material yang harus dikikis pun akan semakin banyak.

Saran

1. Diberikannya tugas tentang pemahaman G-Code pada praktikan sebelum praktikum,

sehingga saat praktikum dilaksanakan, praktikan tidak membutuhkan waktu yang relatif

lama untuk memahami G-Code

2. Perubahan feed rate pada tiap bagian benda kerja yang mengalami pemotongan sehingga

hasil permukaan benda kerja dapat diamati perbedaannya saat feed rate diubah.

Page 34: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Hafizh Alkarim (13112090)

Simpulan

1. EDM dioperasikan untuk membuat suatu bentuk dari bahan lempengan alumunium.

2. Bagian dari mesin EDM adalah: CNC, sumber tegangan, sistem sirkulasi cairan

dielektrik, dan badan mesin.

3. Fungsi EDM Wire cut adalah memotong benda kerja. Parameter prosesnya adalah

arus, tegangan, elektroda, cairan dielektrik, dan frekuensi pulsa.

Saran

Pada tampilan layar mesin, dapat dibuat estimasi waktu yang diperlukan mesin untuk

menyelesaikan proses pemotongan. Karena pada tampilan layar mesin yang sekarang

terdapat panjang jalur yang harus ditempuh serta panjang yang sudah ditempuh.

Kecepatan pemotongan juga relatif konstan. Sehingga dari itu semua dapat ditentukan

estimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pemotongan.

Page 35: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Yordi Kristianto (13112094)

Kesimpulan

1. Wire cutting memanfaatkan spark yang terjadi akibat beda potensial antara katoda dan

anoda untuk memotong, digunakan fluida dielektrik sebagai insulator agar beda potensial

menjadi besar.

2. Digunakan G code untuk memperoleh bentuk objek yang ingin dibuat.

3. Langkah untuk mengoperasikan mesin EDM wire cut:

A. Menyalakan saklar utama

B. Menarik emergency stop button

C. Menyalakan cnc

D. Menekan tombol PRGRM

E. Setelah memasukkan G-code, lalu tekan graph kemudian exec.

F. Tekan start / start auto untuk menampilkan gambar yang kita buat dengan G-code.

G. Tekan tombol EDM untuk mengatur proses pemotongan

H. Tekan tombol JOG untuk mengatur posisi elektroda

I. Menekan tombol water, tension, wire feed, dan EDM power secara berurutan

J. Tekan tombol cycle start untuk memulai proses pemotongan. Terdapat indikator

pada mesin yang akan menunjukkan apakah kawat terlalu dekat dengan benda kerja

atau tidak.

K. Setelah pemotongan selesai, putar dan tekan tombol emergency stop.

Saran

1. Diberikan modul tentang G-code

Page 36: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Agil Gozal (13112097)

Kesimpulan

1. Pengoperasian mesin EDM Wire Cutting pada umumnya berbasis CNC,

sehingga dibutuhkan pemahaman tentang G-code.

2. Komponen penting mesin EDM wire cut secara garis besar adalah Bagian

Interface untuk memasukan perintah dan parameter proses, kawat sebagai

elektroda, fluida dielektrik, serta tempat meletakkan benda kerja.

3. Fungsi proses pemotongan dengan metode EDM Wire Cut adalah membuat

produk dengan detail tinggi yang membutuhkan kepresisian yang tinggi.

4. Parameter proses dari EDM Wire Cutting adalah kecepatan makan, kecepatan

potong, tegangan listrik, serta fluida dielektrik.

Saran

1. Sebaiknya mesin EDM Wire Cutting diperbaiki interfacenya, karena tombol-

tombol yang digunakan sudah tidak jelas sehingga mengharuskan menggunakan

petunjuk penggunaan mesin.

2. Sebaiknya menggunakan peralatan keselamatan lengkap agar tidak terjadi hal-

hal yang tidak diinginkan.

Page 37: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

DAFTAR PUSTAKA

Kalpakjian, Serope and Schmid, Steven; Manufacturing Engineering & Technology, 6th Edition

http://en.wikipedia.org/wiki/Electrical_discharge_machining

Page 38: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

LAMPIRAN

EDM Wire Cutting

1. Tuliskan nama dan fungsi dari komponen EDM Wire Cutting yang digunakan pada praktikum

dengan lengkap!

a. Meja Kerja

Sebagai tempat untuk menaruh dan mencekam benda kerja

b. Panel kontrol

Untuk memberi input pada CNC yang mengendalikan EDM

c. Layar monitor

Untuk melihat data-data berkaitan dengan proses yang sedang berlangsung seperti input

CNC, hasil input CNC (berupa grafik), dan lain lain

d. Saklar Utama

Untuk mematikan dan menghidupkan EDM

e. Roller Kawat

Gulungan kawat yang digunakan sebagai elektroda, baik yang masih baru mau pun yang

sudah terpakai

f. Kawat

Sebagai elektroda yang memotong benda kerja

g. Nosel

Menyemprotkan cairan dielektrik

h. Bak air

Tempat penampungan cairan dielektrik

i. Filter

Menyaring fluida dielektrik agar dapat digunakan kembali

2. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada EDM Wire Cutting secara singkat saja!

a. Pengecekan air

Air harus ada karena berfungsi sebagai cairan dielektrik

b. Pengecekan kawat

Kawat harus ada dan masih memiliki panjang yang cukup agar tidak habis di tengah

pemotongan

c. Ukur tebal benda kerja

Page 39: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

Pastikan benda tidak terlalu tebal

d. Pasang benda kerja

e. Nyalakan saklar utama mesin

Menyalakan EDM

f. Memastikan tombol emergency stop dalam posisi off (keluar)

g. Nyalakan power CNC

Menyalakan CNC yang akan mengendalikan EDM

h. Tekan tombol PRGRM (screen select)

i. Tekan tombol edit (program source)

j. Masukkan kode pemrograman (G-Code)

k. Tekan tombol GRAPH (screen select)

l. Tekan tombol EXEC (pada layar monitor)

m. Tekan tombol START AUTO (pada layar monitor)

Proses k-m berguna untuk menampilkan grafik lintasan yang akan dilalui kawat

n. Tekan tombol EDM (screen select) dan atur parameter pemotongan yang diinginkan

o. Tekan tombol JOG (operation)

p. Atur posisi kawat dan benda kerja untuk titik awal pemotongan

Sedekat mungkin dengan benda kerja tetai tidak bersentuhan

q. Tekan tombol MEM (program source)

r. Tekan tombol Water, Tension, Wire feed, dan EDM Power secara berurutan

Tombol water berfungsi mengalirkan air

Tombol tension berfungsi menegangkan kawat

Tombol wire feed berfungsi menyuplai kawat

Tombol EDM Power berfungsi mengalirkan arus listrik

s. Tekan tombol Cycle start (execution)

Kawat mulai bergerak sesuai grafik yang telah dibuat sebelumnya

t. Amati feed rate, voltmeter,amperemeter, dan meter relay

u. Setelah pemotongan selesai,

a. Tekan tombol emergency stop

b. Matikan CNC dengan tombol off

c. Amati saklar utama mesin

Page 40: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

EDM Die Sinking

1. Tuliskan nama dan fungsi dari komponen EDM Die Sinking yang digunakan pada praktikum

dengan lengkap!

a. Meja Kerja

Sebagai tempat untuk menaruh dan mencekam benda kerja

b. Penggerak Meja

Untuk menggerakkan meja agar gerak makan dapat dilakukan

c. Switch Utama

Menyalakan dan mematikan EDM secara keseluruhan

d. Switch Arus

Menyalakan dan mematikan arus yang dialirkan pada elektroda dan benda kerja

e. Switch Motor Pompa

Menyalakan dan mematikan pompa

f. Switch Cairan dielektrik

Memulai dan menghentikan supply cairan dielektrik

g. Amperemeter

Menampilkan arus yang mengalir

h. Voltmeter

Menampilkan perbedaan tegangan antara benda kerja dengan elektroda

i. Elektroda

Memotong benda kerja

Page 41: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

2. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada EDM Die Sinking, secara singkat saja!

(Tidak dilakukan)

a. Menyiapkan mesin

b. Memasag benda kerja

c. Memutar switch utama, switch arus, switch motor pompa, dan switch cairan dielektrik ke

posisi ON

d. Mengatur posisi elektroda terhadap benda kerja

e. Memulai proses EDM Die sinking dengan menekan tombol elektroda + dan tegangan ON

f. Mengamati proses EDM Die Sinking

g. Setelah selesai, membereskan dan mematikan mesin.

Page 42: Laporan Praktikum Proses Manufaktur 2 - Modul 4 (EDM) - Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung

TUGAS TAMBAHAN

Mengapa MRR tidak termasuk dalam parameter?

JAWAB

MRR merupakan formulasi dari berbagai parameter bersangkutan. Tidak bisa di tetapkan

langsung nilai MRR sebelum parameter lain yang menyusun MRR diketahui, untuk itu nilai

MRR bukan merupakan bagian dari parameter proses