laporan praktikum komunitas

8
Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas II-PSIK Universitas Jember 2014 Hasil Praktikum 4 Pengkajian Status Kognitif Lansia dengan Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ). Hari : Rabu Tanggal : 17 September 2014 Jam : 06.00 – 07.00 Tempat : Laboratorium Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember PSIK UNIVERSITAS JEMBER Pengkajian Status Kognitif Lansia dengan Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ). PROSEDUR TETAP No Dokumen: No. Revisi: Halaman: Tanggal terbit: Ditetapkan Oleh : PENGERTIAN Pengkajian yang akurat pada lansia merupakan hal yang sangat penting terutama pengkajian terhadap perubahan status kognitif. Penggunaan alat pengkajian yang bakuuntuk mengevaluasi semua aspek kognitif salah satunya adalah Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ). Alat ini memberikan skor numeric yang dapat dipantau dari waktu ke waktu untuk membantu pengenalan dini perubahan yang samar. Namun, agar dapat bermanfaat, alat tersebut harus digunakan dengan benar secara berkelanjutan. TUJUAN Pengkajian yang akurat mampu mencegah berbagai konsekuensi yang berlebih dari kemunduran kognitif sebagai proses

Upload: aris-kurniawan

Post on 21-Nov-2015

238 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

praktikum komunitas

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas II-PSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas II-PSIK Universitas Jember2014

Hasil Praktikum 4Pengkajian Status Kognitif Lansia dengan Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ).Hari

: RabuTanggal : 17 September 2014Jam

: 06.00 07.00Tempat : Laboratorium Keperawatan Komunitas PSIK Universitas JemberPSIK

UNIVERSITAS JEMBERPengkajian Status Kognitif Lansia dengan Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ).

PROSEDUR TETAPNo Dokumen: No. Revisi: Halaman:

Tanggal terbit: Ditetapkan Oleh :

PENGERTIANPengkajian yang akurat pada lansia merupakan hal yang sangat penting terutama pengkajian terhadap perubahan status kognitif. Penggunaan alat pengkajian yang bakuuntuk mengevaluasi semua aspek kognitif salah satunya adalah Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ). Alat ini memberikan skor numeric yang dapat dipantau dari waktu ke waktu untuk membantu pengenalan dini perubahan yang samar. Namun, agar dapat bermanfaat, alat tersebut harus digunakan dengan benar secara berkelanjutan.

TUJUANPengkajian yang akurat mampu mencegah berbagai konsekuensi yang berlebih dari kemunduran kognitif sebagai proses fisiologis dengan adanya penuaan. Untuk mendapatkan hal tersebut maka, perawat diharapkan mampumenggunakan berbagai pendekatan yang sistematis dan meluangkan banyak waktu untuk berespons. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian ini adalah perbedaan budaya, tingkat pendidikan, kemampuan berpikir pemahaman terhadap situasi sekarang.

INDIKASILansia yang tinggal di panti, keluarga dan komunitas

KONTRAINDIKASI-

PERSIAPAN PASIENKontrak waktu, tempat, dan orang sesuai dengan kegiatan keseharian lansia.

PERSIAPAN ALATPeralatan dan perlengkapan sehari-hari yang umumnya digunakan oleh lansia sesuai dengan keadaan lansia saat ini

CARA KERJAa. Tanyakan kepada subyek (Lansia) pertanyaan 1 sampai 10 pada tabel diatas dan catat semua jawabannya. Semua jawaban dianggap benar jika diberikan oleh subyek tanpa menggunakan alat bantu (kalender, kalkulator)

b. Pertanyaan 1 dianggap benar hanya jika tanggal, bulan dan tahunnya tepat.

c. Pertanyaan 2 merupakan penjelasan sendiri.

d. Pertanyaan 3 dianggap benar jika deskripsi tentang lokasinya benar (nama kota, Negara, institusi)

e. Pertanyaan 4 dianggap benar jika nomor telepon dapat diverifikasi atau pasien dapat mengulang angka yang sama pada jawaban dari pertanyaan dan apabila pasien tidak mempunyai telepon dapat ditanyakan alamat

f. Pertanyaan 5 dianggap benar jika pertanyaan usia sesuai dengan tanggal lahir

g. Pertanyaan 6 dianggap benar jika bulan, tanggal, dan tahunnya diberikan dengan benar

h. Pertanyaan 7 hanya membutuhkan nama belakang presiden

i. Pertanyaan 8 hanya membutuhkan nama belakang presiden sebelumnya

j. Pertanyaan 9 dianggap benar jika subyek memberikan nama pertama wanita ditambah nama belakang subyek

k. Pertanyaan 10 dianggap benar jika serangkaian angka tersebut disebutkan dengan benar. Kesalahan dalam rangkaian tersebut atau ketidakmauan untuk berusaha dianggap benar

Nama Klien : Tanggal :

Jenis Kelamin : Umur : tahun

Agama: Suku :Alamat :

Pewawancara :

Skor

NO

Pertanyaan

Jawaban

+

-

1

Tanggal berapa hari ini ?

2

Hari apa sekarang ini ?

3

Apa nama tempat ini?

4

Berapa nomor telepon anda?

4a

Dimana alamat anda? (ditanyakan hanya jika pasien tidak mempunyai telepon)

5

Berapa umur anda?

6

Kapan anda dilahirkan?

7

Siapa presiden Indonesia sekarang ?

8

Siapa presiden sebelumnya?

9

Siapa nama kecil ibu anda?

10

Kurangi angka 20 dengan angka 3 berturut-berturut 3 kebawah atau menurun!

Jumlah Kesalahan Total

HASILCara Analisis Jumlah Kesalahan Total :a. Kesalahan 0-2 Fungsi Intelektual Utuh

b. Kesalahan 3-4 Kerusakan Intelektual Ringan

c. Kesalahan 5-7 Kerusakan Intelektual Sedangd. Kesalahan 8-10 Kerusakan Intelektual Berat

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya berpendidikan sekolah dasar

2. Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahn bila subyek mempunyai pendidikan di atas sekolah menengah atas

3. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama, untuk menyesuaikan dengan perbedaan bahasa budaya.

No.NamaDenyut Nadi

SebelumSelamaSetelah

1.Zulfa Makhatul Ilmi80 kali/menit87 kali/menit82 kali/menit

2.Sungging Pandu W.78 kali/menit85 kali/menit80 kali/menit

3.Lina Nur Khumairoh82 kali/menit88 kali/menit84 kali/menit

4. Aris Kurniawan85 kali/menit90 kali/menit86 kali/menit

5.Yulfa Intan Lukita81 kali/menit86 kali/menit83 kali/menit

a. PERNYATAAN SUBJEKTIF

Klien mengatakan bahwa seringkali beliau merasa kesepian karena keluarganya jarang mengunjunginya.

b. PERNYATAAN OBJEKTIF

Klien dapat menjawab 7 dari 10 pertanyaan yang diajukan. Beberapa pertanyaan dapat dijawab dengan lancar namun beberapan lainnya klien Nampak berpikir dan tidak menjawabnya dengan spontan. Klien beberapa kali nampak lelah ketika menjawab pertanyaan dari perawat.c. PEMBAHASAN Pada lanjut usia selain mengalami kemunduran fisik juga sering mengalami kemunduran fungsi intelektual termasuk fungsi kognitif. Kemunduran fungsi kognitif dapat berupa mudah lupa (forgetfulness) bentuk gangguan kognitif yang paling ringan diperkirakan dikeluhkan oleh 39% lanjut usia yang berusia 50-59 tahun, meningkat menjadi lebih dari 85% pada usia lebih dari 80 tahun. Di fase ini seseorang masih bisa berfungsi normal kendati mulai sulit mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, tidak jarang ditemukan pada orang setengah baya. Mudah lupa ini bisa berlanjut menjadi Gangguan Kognitif Ringan (Mild Cognitive Impairment-MCI) sampai ke demensia sebagai bentuk klinis yang paling berat. Demensia adalah suatu kemunduran intelektual berat dan progresif yang mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan aktifitas sehari-hari seseorang (Wreksoatmodjo, 2012)Pada lanjut usia ada beberapa faktor risiko penurunan fungsi kognitif yang dapat terjadi yaitu :

1. Jenis kelamin, wanita lebih berisiko mengalami penurunan kognitif dari pada laki-laki. Hal ini disebabkan adanya peranan level hormon seks estrogen dalam perubahan fungsi kognitif. Reseptor estrogen telah ditemukan dalam area otak yang berperan dalam fungsi belajar dan memori, seperti hipokampus. Penurunan fungsi kognitif umum dan memori verbal dikaitkan dengan rendahnya level estradiol dalam tubuh. Estradiol diperkirakan bersifat neuroprotektif yaitu dapat membatasi kerusakan akibat stress oksidatif serta sebagai pelindung sel saraf dari toksisitas amiloid pada pasien Alzheimer (Yaffe, dkk dalam Myers, 2008).

2. Nutrisi. Faktor makanan juga mempengaruhi fungsi kognitif. Kekurangan vitamin D sekitar 25% -54% pada orang berusia 60 keatas dan 74% ditemukan pada wanita pada penderita Alzheimer. Hal tersebut disebabkan oleh metabolisme vitamin D yang kurang efisien pada orang tua. Karena sumber utama vitamin D adalah sinar matahari, untuk mempertahankan tingkat serum normal diet saja mungkin tidak cukup tanpa suplementasi. Hasil dari penelitian tentang vitamin D dalam fungsi otak adalah adanya reseptor vitamin D pada hippocampus dan merupakan pelindung dari saraf vitro (Wilkins et al, dalam Myers, 2008).3. Penyakit (Hipertensi). Salah satu faktor penyakit penting yang mempengaruhi penurunan kognitif lansia adalah hipertensi. Peningkatan tekanan darah kronis dapat meningkatkan efek penuaan pada struktur otak, meliputi penurunan substansia putih dan abu-abu di lobus prefrontal, penurunan hipokampus, meningkatkan hiperintensitas substansia putih di lobus frontalis (Raz, Rodrigue, & Acker dalam Myers, 2008). Angina pektoris, infark miokardium, penyakit jantung koroner dan penyakit vaskular lainnya juga dikaitkan dengan memburuknya fungsi kognitif (Briton & Marmot dalam Myers, 2008).d. KESIMPULAN

Klien dapat menjawab 7 dari 10 pertanyaan yang diajukan. Klien termasuk dalam kategori kerusakan intelektual ringan Pertanyaan yang tidak dapat dijawab klien adalah pertanyaan 1, pertanyaan 7, dan pertanyaan 10e. SARAN

Sebaiknya ketika pengkajian dilakukan waktu siang dan kondisi klien sedang fit sehingga klien tidak merasa lelah dan mampu menjawab dengan baik. Perawat hendaknya tidak terburu-buru dan menyesuaikan diri dengan ritme klien ketika pengkajianDAFTAR PUSTAKABriton & Marmot dalam Myers. 2008. Food and Western Disease Health and Nutrition from an Evolutionary Perspective. http://www.paleopronow.com/image/data/Clinical-Studies/FoodAndWesternDiseaseHealthAndNutritionFromAnEvolutionaryPerspective.pdf [diakses 25 september 2014]

Raz, Rodrigue, & Acker dalam Myers. 2008. Factors Associated with Changing Cognitive Function in Older Adults: Implications for Nursing Rehabilitation. http://www.rehabnurse.org/pdf/rnj285.pdf [diakses 25 september 2014]

Scanlan et al (dalam Saragih, 2010). Dementia - NICE CKS. http://www.evidence.nhs.uk/document?ci=http://cks.nice.org.uk/dementia&q=scanlan%20et%20al&ReturnUrl=/search%3Fq%3Dscanlan%2520et%2520al [diakses 25 september 2014]

Wreksoatmodjo. 2012. Penelitian Pendahuluan atas Hubungan Social Engagement dengan Fungsi Kognitif. Jakarta: PT kalbe farma.

Yaffe, haan dkk. 2007. Metabolic syndrome and cognitive decline in elderly latinos: finding from the sacramento area latino study of aging study. J am geriatr soc.

TELAH DIPERIKSA OLEH :

(Ns. Latifa Aini S., M.Kep, Sp. Kep. Kom)

NIP. 19710926 200912 2 001Jember, 8 September 2014

(Aris Kurniawan)

NIM. 122310101033