laporan praktikum iii (kelompok 23 dan 24) (1)

14
LAPORAN PRAKTIKUM III PEMBANGKIT Oleh Kelompok 23 dan 24 Tiyas Tri Sujarwo (110534406890) Wahyu Nugroho Yakti (110534406857) Willy Prasetyo R. (110534406866) Wisnu Dwi Laksono (110534406870) Yonas Septiyan Putra (110534406864)

Upload: bagus-rizal-setiawan

Post on 24-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

LAPORAN PRAKTIKUM III

PEMBANGKIT

Oleh Kelompok 23 dan 24

Tiyas Tri Sujarwo (110534406890)

Wahyu Nugroho Yakti (110534406857)

Willy Prasetyo R. (110534406866)

Wisnu Dwi Laksono (110534406870)

Yonas Septiyan Putra (110534406864)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

SEPTEMBER 2013

Page 2: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

Praktikum PembangkitPraktikum I

Sistem Kerja Paralel

Generator

Nama :

Prodi/Smt: NIM :

Jurusan Teknik Elektro Kelompok :

Fakultas Teknik – UM Tanggal :

A. TUJUAN

Memperkenalkan ke mahasiswa tentang proses sinkronisasi sistem kerja paralel

generator.

B. DASAR TEORI

Pengintegrasian pembangkit dapat diartikan menggabungkan dua buah pembangkit atau

lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama-sama dengan tujuan :

1. Mendapatkan daya yang lebih besar.

2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan menghemat biaya pembelian)

3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.

4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya listrik.

Jika kita hendak mengintegrasikan dua pembangkit atau lebih tentunya kita harus

memperhatikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah,

1. Tegangan kedua pembangkit harus mempunyai amplitudo yang sama.

2. Tegangan kedua pembangkit harus mempunyai frekwensi yang sama, dan

3. Tegangan antar pembangkit harus sefasa.

Dengan persyaratan di atas berlaku beberapa hal berikut:

1. Lebih dari dua pembangkit yang akan kerja paralel.

2. Dua atau lebih sistem yang akan dihubungkan sejajar.

3. Pembangkit yang akan dihubungkan pada sebuah jaringan.

Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua pembangkit atau lebih

adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda

Page 3: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

sederhana ini adalah lampu – lampu indikator harus sanggup menahan dua kali tegangan antar

fasa.

Sinkronoskop Lampu Gelap

Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa,

yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 2.1. Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu akan

gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga sebaliknya, jika

lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini dapat dijelaskan pada gambar 2.

Gambar 1. Skema Sinkronoskop Lampu Gelap

Page 4: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

.

Gambar 2 Beda tegangan antara fasa pada sinkronoskop lampu gelap

Sinkronoskop Lampu Terang

Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa,

yaitu U dengan V,V dengan W dan W dengan U. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 2.3. Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap. Jika

antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama terang dan generator

siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah kita tidak mengetahui seberapa

terang lampu tersebut sampai generator siap diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan gambar 4.

Gambar 3. Skema Sinkronoskop Gambar 4 Beda tegangan antara Lampu Terang fasa sinkronoskop lampu terang

Page 5: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

Sinkronoskop Lampu Gelap Terang

Sinkronoskop Lampu Gelap Terang Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan

perpaduan antara sinkronoskop lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah

dengan menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa U dengan fasa

U, fasa V dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 5. Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua lampu

lainnya terang. Pada kejadian ini dapat diterangkan pada gambar 6

Gambar 5 Skema sinkronoskop Gambar 6. Beda tegangan antara fasa lampu terang gelap sinkronoskop lampu terang gelap

C. ALAT DAN BAHAN

1. Modul generator 2.AVOmeter 3. Amper meter

4.. Power Analyzer 1 phasa 5. Rheostart + kiprok 6. Sequence meter

Page 6: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

D. LANGKAH KERJA

1. Rangkaian modul generator sesuai gambar di bawah ini:

2. Berikan tegangan pada medan 10 volt, Atur putaran dari 0 sampai 1500 rpm, ukur

frekuensi pada tegangan output generator dan isilah tabel 1 di bawah

Frekuensi (Hz)

(di inverter)

Vout Frekuensi

(di P. Analyser)

Lampu sinkronisasi

5 33,2 50 Nyala

10 35,3 50 Nyala

15 39,0 50 Nyala

20 41,8 50 Nyala berkedip

25 43,6 50 Nyala berkedip

30 46,6 52 Nyala berkedip

35 55,3 60,1 Nyala berkedip lambat

40 59,8 62,2 Nyala berkedip lambat

45 74,9 64,5 Nyala berkedip-kedip

50 88,1 50 Nyala berkedip sangat lambat

Inverter M G

X

Rh

V

X

X

R S T

R S TPOWERANALYSER

Page 7: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

3. Dilanjutkan mengatur medan magnet, dinaikan sampai mendapatkan tegangan sinkron,

isilah tabel 2 di bawah.

Tegangan

Kumparan Medan

(volt)

Vout Frekuensi Lampu Sinkronisasi

10 88,3 50 Nyala berkedip sangat lambat

15 107,2 50 Berkedip sangat lambat

20 127,8 50 Berkedip jarang dan bergantianB

25 132,9 50 Berkedip jarang dan bergantian

30 153,9 50 Berkedip jarang dan bergantian

35 169,6 50 Berkedip jarang dan bergantian

60 220 50 Padam

Page 8: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

4. Analisa hasil percobaan dan buat laporannya.

Analisa :

Hubungan Antara Frekuensi (f) dan Tegangan Keluaran ( Vout ) Terhadap Lampu Sinkron.

Pada Gambar di atas terlihat bahwa jika Frekuensi bertambah yang diatur oleh inverter maka Vout akan bertambah meskipun arus medan tetap. Hal ini dikarenakan jika frekuensi bertambah putaran motor akan semakin cepat, sehingga motor akan memutar rotor generator lebih cepat pula.

Apabila frekuensi yang dihasilkan oleh generator telah mencapai 50 Hz atau sama dengan frekuensi PLN maka lampu sinkron akan berkedip sangat lambat. Hal ini disebabkan frekuensi yang dihasilkan oleh generator telah sinkron dengan frekuensi milik PLN, sehingga lampu akan mati jika frekuansi generator sama dengan frekuansi PLN.

Page 9: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

Analisa :

Hubungan Antara Frekuensi (f) dan Tegangan Keluaran ( Vout ) Terhadap Lampu Sinkron.

Pada Gambar di atas terlihat bahwa jika arus medan bertambah yang diatur oleh regulator tegangan maka Vout akan bertambah meskipun frekuensi tetap. Hal ini dikarenakan jika arus medan bertambah kemagnetan yang ditimbulkan oleh generator akan semakin besar, sehingga putaran rotor yang tetap dan kemagnetan generator bertambah akan menghasilkan tegangan keluaran yang besar pula.

Apabila Vout dan frekuensi yang dihasilkan oleh generator telah mencapai 220V dan 50 Hz atau sama dengan tegangan dan frekuensi PLN, maka lampu sinkron akan mati. Hal ini disebabkan tegangan dan frekuensi yang dihasilkan oleh generator telah sinkron dengan frekuensi milik PLN, sehingga lampu akan mati jika frekuansi generator sama dengan frekuansi PLN.

Page 10: Laporan Praktikum III (Kelompok 23 Dan 24) (1)

KESIMPULAN

Kerja paralel generator digunakan untuk menjaga kontinuitas pelayanan tenaga listrik terdapat generator yang harus diperhatikan operasinya.Syarat-syarat utama kerja generatornya paralel adalah:

1. Tegangan kerja harus sama

2. Urusan fasa harus sama

3. Frekuensi sama

4. Sudut fasa harus sama

5. Tegangan efektif harus sama

6. Kedua generator menyuplai beban ketika lampu synchronscope menyala, artinya tegangan dan frekuensi dari kedua generator telah sama.

7. Untuk menjaga putaran generator, maka dilakukan pengubahan besar arus eksitasipada generator.

I.DaftarPustaka

1. Paulus S dkk. Generator dan Motor Listrik AC dan DC, Bandung, Carya Remadja, 1997.

2. Zuhal. Dasar Tenaga Listrik, Bandung, Penerbit ITB, 1977.

3. Drs. Yon Rijono. Dasar Teknik Tenaga Listrik, Edisi Revisi, Yogyakarta, Andi, 1997.

4. Generator arus searah berpenguat terpisah.doc

http://rahelsaja.blogspot.com/2012/03/generator-arus-searah.html