laporan praktikum genetika i

22
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) SIKLUS HIDUP LALAT BUAH (DROSOPHOLA MELANOGASTER) Tanggal Praktikum : 4 September 2015 Tanggal Pengumpulan : 18 September 2015 Disusun oleh Carolin 10614036 Kelompok 12 Asisten : Realita M. D. (10613071) PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG

Upload: carolinlim1122

Post on 05-Jan-2016

63 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

siklus hidup drosophilla melanogaster

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Genetika I

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105)SIKLUS HIDUP LALAT BUAH (DROSOPHOLA

MELANOGASTER)

Tanggal Praktikum : 4 September 2015

Tanggal Pengumpulan : 18 September 2015

Disusun oleh

Carolin

10614036

Kelompok 12

Asisten :

Realita M. D. (10613071)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2015

Page 2: Laporan Praktikum Genetika I

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Percobaan dengan menggunakan Drosophila Melanogaster yang pertama,

dilakukan oleh Thomas Hunt Morgan. Dengan pandangan bahwa makhluk hidup

muncul akibat adanya seleksi alam, pada tahun 1909, Morgan memulai

penelitiannya. Alasan Morgan melakukan percobaan ini adalah karena adanya

ketidaksamaan pendapat dengan Mendel mengenai pewarisan sifat.

Alasan dipilihnya Drosophila Melanogaster pada percobaanya, adalah karena

harganya yang relative murah, hanya membutuhkan sedikit lahan, serta

kemudahan dalam memantau. Beberapa saat setelah Morgan melakukan

percobaannya, terjadi peledakan popolasi mutan Drosophila M. Kegigihannya

dalam mempelajari mengenai fenomena tersebut, membuat Morgan mampu

menemukan alasan serta menjelaskan perilaku dari mutan dan lokasi mutasi gen

secara khusus.

Pada percobaan kali ini, digunakan Drosophila Melanogaster sebagai objek

percobaan, dikarenakan beberapa alasan. Alasan pertama, adalah karena proses

penjagaan yang mudah dan tidak memakan tempat. Selain itu, dari sisi biaya

pemeliharaan juga relatif murah. Drosophila M juga merupakan hewan yang tidak

berbahaya dengan ukuran yang cukup besar untuk diamati dengan mata telanjang.

Siklus hidupnya yang singkat, jumlah kromosom yang sedikit, keberadaan kelenjar

kromosom raksasa pada air liurnya, menghasilkan banyak mutan, dan dapat

menghasilkan banyak keturunan juga merupakan alasan lain terpilihnya

Drosophila M sebagai objek kajian praktikum ini.

Page 3: Laporan Praktikum Genetika I

Perlunya dipelajari mengenai daur hidup Drosophila Melanogaster

dikarenakan untuk selama kurang lebih tiga bulan ke depan atau selama setengah

semester, inilah yang akan menjadi objek kajian dalam praktikum genetika.

Karena penggunaan sebagai objek kajian yang dalam jangka panjang dan

berkelanjutan, serta diperlukan pengamatan yang rutin, daur hidup menjadi

penting. Karena pengamatan yang melebihi jangka waktu siklus hidupnya.

.

1.2. Tujuan

Praktikum Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster) bertujuan

untuk :

1. Menentukan tahapan siklus hidup Drosophila melanogaster

2. Menentukan karakter morfologis dan waktu tiap tahapan Drosophila

melanogaster

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Drosophila melanogaster

Menurut Borror (1992), Drosophila melanogaster termasuk dalam

klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phyllum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Drosophilidae

Genus : Drosophila

Page 4: Laporan Praktikum Genetika I

Spesies : Drosophila melanogaster

Selain itu, Drosophila melanogaster juga dikelompokkan dalam sub

ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar

3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata (imago

menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa) (Wheeler, 1981).

Drosophila melanogaster juga memiliki kontruksi modular, yaitu suatu seri

segmen yang teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu

kepala, thoraks, dan abdomen. Seperti hewan simetris bilateral lainnya,

Drosophila juga memiliki anterior-posterior (kepala-ekor) dan poros dorsal-

ventral (punggung perut).

2.2 Cici-ciri Drosophila melanogaster dan Perbedaan Jantan Betina

Drosophila melanogaster memiliki beberapa cici umum. Drosophila

melanogaster mempunyai tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna

hitam di tubuh bagian belakang. Berukuran kecil, antara 3-5 mm. Urat tepi

sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan

tubuhnya. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12

percabangan. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung. Mata

majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah. Terdapat mata oceli

pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.

Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen

bersegmen lima dan bergaris hitam. Sayap panjang, berwarna transparan, dan

posisi bermula dari thorax.

Adapun perbedaan antara jantan dan betina terletak pada ukuran, dan

ujung abdomen-nya. Pada jantan, ukuran tubuh lebih kecil dan betina lebih

besar. Dan untuk ujung abdomen jantan lebih tumpul dengan warna hitam

yang lebih banyak dibandingkan dengan betina.

2.3 Siklus Hidup Drosophila melanogaster

Page 5: Laporan Praktikum Genetika I

Pada siklus hidup Drosophila melanogaster, berlangsung sekitar dua

minggu. Drosophila termasuk dalam metamorphosis sempurna, yaitu telur –

instar 1 – instar 2 – instar 3 – pre-pupa – pupa – imago. Telur Drosophila

berbentuk bulat kecil panjang dan biasanya diletakkan di permukaan

makanan. Betina dewasa dapat menghasilkan telur 400-500 buah dalam 10

hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis

yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di

bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis.

Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti

cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Instar

pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan

indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya.

Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap

untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke

atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti

bergerak. Larva yang dewasa ini biasanya merayap naik pada dinding botol

atau pada kertas tisu dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada

tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah

dan kemudian membentuk pupa.

Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya

memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap

disebut prepupa. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan

sayap, dan kaki. Siklus ini akan terus terjadi selama perkembangbiakkan lalat

buah berlangsung.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Siklus Hidup

Ada beberapa factor yang dapat menghambat atau bahkan

mempercepat pertumbuhan atau siklus dari Drosophila melanogaster, yaitu

Page 6: Laporan Praktikum Genetika I

suhu lingkungan, ketersediaan makanan, kepadataan, dan intensitas cahaya.

Kondisi ideal yang dibutuhkan adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan

mengalami satu putaran siklus secara optimal.

Jumlah telur Drosophila yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan

makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva

berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering

kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa

yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur.

Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak

terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun

sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Apabila kondisi botol

medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan

meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa. Drosophila lebih menyukai

cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama

berada di tempat yang gelap.

BAB 3

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdapat dalam

Tabel 3.1

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Praktikum Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila

melanogaster)

Alat Bahan

Botol berisi media Pisang

Page 7: Laporan Praktikum Genetika I

Kantong plastik Ragi

Botol dengan mulut sebesar botol

mediaGula aren

Agar-agar

Sorbic acid

Aquadest

Lalat buah

Nipagin / tegosept / moldex

Kertas saring

Buah yang membusuk

3.2 Cara Kerja

Dalam praktikum ini dilakukan beberapa prosedur pembedahan.

Berikut merupakan prosedur yang dilakukan:

1. Penangkapan lalat

Lalat di tangkap secara mandiri dan diletakkan pada botol media.

Dibuka botol media dekat buah atau sampah yang dikerubuti lalat, tutup

botol media setelah beberapa ekor terbang kedalam botol media.

Penangkapan juga dapat dilakukan dengan menggunakan plastic atau

botol kosong yang kemudian dipindahkan ke medium.

2. Medium

Medium di buat dengan mencampurkan bahan-bahan yang ada.

Jumlah medium per botol adalah 50 ml. Kertas saring di masukkan

untuk menyerap sisa air, dan diberi busa sebagai penutup.

3. Pemeliharan lalat

Page 8: Laporan Praktikum Genetika I

Lalat dipelihara dalam botol berisi medium pisang. Lalat dipindahkan

ke botol baru setiap tiga minggu. Medium berjumlah 50 ml per botol, dan

diberikan kertas saring serta sumbat busa. Botol di simpan pada tempat

teduh.

4. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mencatat tempat, tanggal, jam

penangkapan, dan jumlah lalat ang tertangkap. Pengamatan dilakukan

minimal dua kali sehari dengan mengamati pertumbuhan, tanggal dan jam

pengamatan. Lalat dewasa dikeluarkan setelah pupa pertama muncul,

pengamatan berlanjut sampai lalat pertama muncul.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Berdasarkan data hasil penelitian praktikum, didapatkan hasil

pengamatan pada tabel 4.1.

Table 4.1 Hasil Pengamatan Anatomi Internal dan Eksternal pada Hewan

Invertebrata

Gambar pengamatan Gambar literatur

Anatomi Internal Jangkrik

Page 9: Laporan Praktikum Genetika I

(Dokumentasi pribadi, 2015)

Anatomi Eksternal Jangkrik

(Dokumentasi pribadi, 2015)

(Kellog, 1902)

Anatomi Internal Udang

Page 10: Laporan Praktikum Genetika I

(Dokumentasi pribadi, 2015)

Anatomi Eksternal Udang

(Dokumentasi pribadi, 2015)

(Potter, 1902)

Anatomi Internal Cumi-cumi

Page 11: Laporan Praktikum Genetika I

(Dokumentasi pribadi, 2015)

Anatomi Eksternal Cumi-cumi

(Dokumentasi pribadi, 2015)

(Potter, 1902)

Anatomi Internal Cacing

(Dokumentasi pribadi, 2015)

Cacing (reproduksi)

(Potter, 1902)

Page 12: Laporan Praktikum Genetika I

Anatomi Eksternal Cacing

(Dokumentasi pribadi, 2015)

Cacing tanah (pencernaan)

(Potter, 1902)

4.2 Pembahasan

Siklus hidup Drosophila sesuai hasil percobaan, berlangsung selama 8

hari. Terhitung dari tanggal 6 September sampai dengan 14 September 2015,

dimana pada tanggal 14 beberapa pupa telah menetas menjadi imago.

Berdasarkan literature, waktu pertumbuhan Drosophila dari telur hingga

dewasa adalah 8-15 hari. Yang berarti hasil percobaan sesuai dengan literature

yang ada.

Tiap fasa dari siklus hidup Drosophila terdapat perbedaan dari telur

yang hanya berukuran kurang lebih 0,5 mm; instar 1 dengan ukuran kecil,

halus, tidak berbeda jauh dengan ukuran telur; instar 2 dengan ukuran yang

lebih besar kurang lebih dua kali lipat dari ukuran instar 1 dan memiliki

spirakel; instar 3 memiliki ukuran tiga sampai empat kali lipat dari instar 1

dan terdapat beberapa tonjolan pada spirakelnya; pre-pupa dengan warna

coklat muda; dan pupa dengan warna coklat tua. Pada fasa telur, Drosophila

Page 13: Laporan Praktikum Genetika I

pada umumnya meletakkannya di atas medium atau diletakkan di atas kertas

penyaring. Pada fasa instar 1 dan instar 2, larva biasa berada di permukaan

medium atau di dalam medium. Pada instar 3, larva sudah mulai bergerak

menuju bagian atas botol dan membentuk pre-pupa. Pada fasa pre-pupa dan

pupa, terletak di tempat kering yaitu ujung kertas saring dan tutup gabus.

Pada percobaan siklus hidup Drosophila melanogaster ini, tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara data literatur dan hasil percobaan.

Menurut literatur, jangka waktu yang dibutuhkan untuk berubah menjadi

imago dari telur adalah 8-15 hari dan data tersebut sesuai dengan data hasil

pengamatan. Ciri-ciri serta letak dari tiap fasa juga menunjukkan kesamaan

antara data yang di dapat dari literatur dan percobaan.

Adanya kontaminasi pada medium, disebabkan kurang sterilnya

ruangan di dalam botol, dan juga karena adanya ragi yang dapat memicu

pertumbuhan jamur. Kontaminasi jamur dapat diatasi dengan mengganti

medium atau membiarkannya saja. Kontaminan dapat dibiarkan karena

merupakan makanan dari imago, yaitu jamur pada buah. Namun keberadaan

kontaminan juga dapat mengganggu larva karena memiliki makanan yang

sama dengan larva.

Pada percobaan kali ini, kita menggunakan media yang merupakan

percampuran beberapa bahan, berikut penjelasannya. Pisang sebagai sumber

makanan dari Drosophila dan juga larva. Ragi sebagai pengubah gula pada

pisang menjadi glukosa. Gula aren sebagai sumber makanan dari larva. Agar-

agar sebagai substrat yang menyerap air. Nipagin / Tegosept / Moldex /

PABA / Methyl Paraben sebagai anti jamur, agar menghindari terjadinya

kontaminasi oleh jamur. Dan yang terakhir aquadest sebagai pelarut agar

semua bahan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat tercampur sempurna

dengan rata.

Page 14: Laporan Praktikum Genetika I

BAB V

KESIMPULAN

Bagian-bagian dari mikroskop:

Lensa Okuler, untuk memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif.

Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada mikroskop, dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali.

Kondensor, berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.

Diafragma, untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat.

Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan.

Lengan Mikroskop, yaitu bagian yang merupakan tempat pengamat memegang mikroskop.

Meja Benda, untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati.

Makrometer (pemutar kasar), untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.

Mikrometer (pemutar halus), untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan. 

Kaki Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyagga.

Bidang pembelahan

Frontal/koronal, bidang yang tegak lurus pada bidang sagital dan yang

membagi tubuh menjadi bagian anterior (depan) dan posterior (belakang),

Page 15: Laporan Praktikum Genetika I

Sagital, bidang yang sejajar dengan median membagi tubuh menjadi bagian

leteral kanan dan lateral kiri,

Transversal, bidang melintang tegak lurus pada arah panjang badan membagi

tubuh menjadi bagian superior (atas) dan inferior (bawah).

Menetukan anatomi dan fisiologi

Jangkrik

Hindwing dan forewing, sebagai alat gerak terbang.

Antenna, sebagai alat penciuman.

Compound eye, alat penglihatan yang kompleks.

Long jumping leg, sebagai alat gerak loncat.

Cercus, alat reproduksi jantan.

Ovipositor, alat reproduksi betina.

Udang

Antenna, sebagai alat penciuman, peraba, perasa.

Antennule, sebagai chemoreceptor.

Cumi-cumi

Shipon, alat keluar masuknya cairan.

Pen, sebagai ekksoskeleton.

Tentacle, alat untuk meangkap mangsa.

Arms, alat bantu gerak dan pencengkram mangsa.

Cacing

Postomium, alat pengganti mata yang memiliki sel sensor.

Seta, alat gerak cacing.

Clitellium, alat berreproduksi.

Page 16: Laporan Praktikum Genetika I

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Jane B. Reece., & Lawrence G. Mitchell . 2000 . Biologi 5th edition. Jakarta : Erlangga.

Campbell, N.A. & Jane B. Reece . 2009 . Biology 9th edition . San Francisco : Pearson Education.

Efendy, H. 2009. “Studi Struktur Mikro”. Jurnal Penelitian (12) : 136.

Levine, Shar & Leslie Johnstone . 2007 . The Ultimate Guide to Your Microscope . New York : Sterling Publishing Co. Inc.

Martini, F.H. 2006. Fundamental of Anatomy & Physiology 7th edition. San Fransisco : Pearson.

Mendenhall, B. & Murphey, R. K. 2004. “The Morphology of Cricket Giant Interneurons”. 5(6): 565-580.

Ruppert, E., Fox, Richard, S., Barnes, R.D. 2004. “Invertebrate Zoology”. Cengage Learning (7) : 59-60.

Taylor, William Arnold D . 1998 . A Textbook of Anatomy and Physiology . United Kigdom : Stanley Thrones.