laporan praktikum genetika 11

10
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA BUTA WARNA Oleh Violita Bella Sandya (10317244016) PENDIDIKAN BIOLOGI INTERNASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Upload: phyo-evolution

Post on 30-Dec-2014

457 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

genetika

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA 11

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

BUTA WARNA

Oleh

Violita Bella Sandya (10317244016)

PENDIDIKAN BIOLOGI INTERNASIONAL

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA 11

A. Tujuan

Mengetahui cara melakukan tes buta warna.

B. Dasar Teori

Buta warna adalah keadaan dimana seseorang tidak mampu membedakan warna.

Ada dua jenis buta warna, yaitu buta warna total dan buta warna parsial. Dalam buta

warna total berarti seseorang sama sekali tidak bisa membedakan warna, objek apapun,

yang dilihatnya hanyalah hitam dan putih. Sementara dalam buta warna parsial, seseorang

tidak bisa membedakan warna-warna tertentu saja. Sebagian besar buta warna parsial

adalah buta warna merah-hijau, dalam artian seseorang yang mengalami buta warna

parsial umumnya kesulitan untuk membedakan warna merah-hijau.

Buta warna terjadi karena sel-sel kerucut tidak mampu merespon warna

sebagaimana mestinya. Sel-sel kerucut pada retina mengalami pelemahan atau kerusakan

permanen.

Sel kerucut dan sel batang pada retina mempunyai fungsi yang berbeda. Sel

batang tidak dapat membedakan warna dan lebih intensif terhadap cahaya. Sel kerucut

memerlukan pencahayaan lebih banyak untuk merangsang sel tersebut. Penglihatan warna

memerlukan adanya tiga subkelas sel kerucut, masing-masing memiliki jenis opsinnya

sendiri dan berkaitan dengan retinal untuk membentuk pigmen visual fotopsin.

Fotoreseptor sebagai kerucut merah, hijau, dan biru. Sprekta absorbsi untuk pigmen ini

saling tumpang tindih dan persepsi otak terhadap corak intermediet bergantung pada

perbedaan stimulasi dua atau lebih kerucut. Contoh, ketika sel kerucut merah dan hijau

dirangsang kita mungkin bisa melihat warna kuning atau oranye, bergantung pada sel

kerucut mana yang paling kuat dirangsang. Buta warna lebih banyak ditemukan pada lak-

laki dibandingkan dengan wanita karena umumnya diwariskan sebagai sifat yang terpaut

seks.

Buta warna adalah penyakit keturunan yang disebabkan oleh gen resesif c (color

blind). Karena gennya terdapat dalam kromosom-X, sedangkan perempuan memiliki 2

kromosom-X, maka seorang perempuan dapat merupakan normal homozigotik (CC),

normal heterozigotik (Cc), atau yang amat jarang dijumpai homozigotik (cc) sehingga

menderita buta warna.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA 11

C. Alat dan Bahan

- Buku Test Buta Warna (Ishihara’s Tests)

- Alat tulis

D. Langkah Kerja

E. Hasil Pengamatan

Dari test buta warna yang telah dilakukan , diperoleh hasil sebagai berikut.

Nomor Gambar Angka/gambar yang

Terlihat

Angka/gambar yang

sebenarnya

1 12 12

2 8 8

3 5 5

4 29 29

5 74 74

6 7 7

7 45 45

8 2 2

9 Tak ada gambar/angka

10 16 16

11

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA 11

12 35 35

13 96 96

14

Persentase Kesalahan = 1

14 x 100% = 7,14%

F. Pembahasan

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna atau tidak, maka

harus dilakukan tes terhadap orang tersebut. Tes buta warna yang paling sering

digunakan adalah Uji Ishihara. Uji Ishihara terdiri dari lembaran yang didalamnya

terdapat titik-titik/bulatan/bulatan dengan berbagai warna dan ukuran. Titik/bulatan

berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran. Di dalam lingkaran

umumnya terdapat susunan warna membentuk angka-angka atau pola-pola tertentu.

Warna titik/bulatan itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan

mampu melihat perbedaan warna seperti yang dilihat oleh orang-orang normal.

Berdasarkan dari tes yang telah dilakukan, praktikan dapat membaca semua

angka dan gambar yang tampak pada lembar uji pada Buku Tes Buta Warna Ishihara

dengan benar kecuali dari 14 uji terdapat satu kesalahan pembacaan yang dilakukan

praktikan, yaitu pada uji nomor sembilan. Pada uji nomor tersebut, hasil sebenarnya

menunjukkan tidak terdapat angka atau gambar apapun dalam lembaran. Akan tetapi

praktikan membacanya sebagai sebuah pola atau garis, sehingga persentase kesalahan

yang dilakukan adalah sebesar 7,14%. Nilai tersebut tidak terlalu besar, dan praktikan

dapat membedakan dengan jelas antara warna merah dengan hijau sehingga diperoleh

hasil bahwa praktikan tidak menderita buta warna.

Angka atau gambar yang sebenarnya pada buku tes diantaranya adalah angka

12, 8, 5, 29, 74, 7, 45, 2, tak terdapat angka atau gambar/pola, 16, satu pola garis, 35,

96, dan yang terakhir adalah pola dengan dua garis.

Jika dianalisis dari silsilah keluarga, tidak satupun terdapat anggota keluarga

yang menderita buta warna. Bertolak dari hal tersebut fenotip praktikan

dimungkinkan adalah XCB XCB. Praktikan mendapat setengah kromosom X dari ibu

dan setengahnya lagi dari ayah.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA 11

Gen buta warna selalu terpaut pada kromosom X, akibatnya, terkait buta

warna, seorang perempuan mempunyai tiga kemungkinan: normal dan tidak

menurunkan sifat buta warna untuk semua anaknya, normal tapi mampu menurunkan

sifat buta warna pada anak laki-lakinya, serta kemungkinan ketiga ia mengalami buta

warna dan menurunkannya kepada anak laki-lakinya. Seorang perempuan yang buta

warna bisa dipastikan akan memiliki anak laki-laki yang buta warna.

Sementara seorang laki-laki hanya ada dua kemungkinan, yaitu normal dan

tidak menurunkan sifat buta warna kepada anak-anaknya, atau kemungkinan kedua ia

mengalami buta warna dan menurunkan sifat buta warnanya kepada anak

perempuannya.

G. Diskusi

1. Mungkinkah juga seorang wanita menderita buta warna? Apapun jawaban Anda,

bagaimana keturunannya kalau wanita tersebut kawin dengan laki-laki yang buta

warna?

Wanita juga memiliki kemungkinan menderita buta warna, jika ayah dan

ibunya nya juga buta warna atau jika ayahnya buta warna dan ibunya normal

tetapi carier.

Jika seorang wanita buta warna menikah dengan laki=laki buta warna maka

kemungkinan keturunannya menderita buta warna adalah 100%. Ini karena

wanita tersebut bergenotipe Xcb Xcb sedangkan laki-lakinya Xcb Y sehingga

menghasilkn keturunan Xcb Xcb atau XcbY yang semuanya memiliki fenotipe

menderita buta warna.

2. Mengapa buta warna banyak terdapat pada laki-laki?

Karena laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih besar daripada wanita. Hal

ini disebabkan karena wanita memiliki dua buah kromosom X sehingga

apabila salah satu dari kromosom tersebut terdapat gen yang menyebabkan

buta warna, kromosom lainnya masih berperan secara normal, misal XCB Xcb

maka wanita tersebut tidak menderita buta warna. Akan tetapi laki-laki hanya

memiliki satu buah kromosom X, akan menderita buta warna jika kromosom

X-nya terdapat gen yang membawa sifat buta warna yaitu yang bergenotipe

XcbY.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA 11

3. Dapatkah suami istri yang normal menghasilkan keturunan yang buta warna?

Dapat. Jika istrinya membawa gen pembawa sifat buta warna pada salah satu

kromosom X-nya (XCB Xcb).

P XCB Xcb >< XCB Y

(wanita normal) (laki-laki normal)

Maka keturunannya adalah

.

Kemungkinan memiliki keturunan buta warna adalah 25% yang semuanya diderita

oleh anak laki-lakinya.

Kemungkinan

4. Apabila dua anak bersaudara kandung, laki-laki dan perempuan, semuanya buta

warna, Bagaimana fenotipe dan genotipe kedua orang tuannya?

Laki-laki buta warna = XcbY

Perempuan buta warna = XcbXcb

Fenotipe dan genotipe ayah ibu = ?

Karena anak perempuan memiliki kromosom X yang keduanya membawa

sifat, maka pasti ayahnya adalah penderita buta warna.

Ayah = XcbY

Maka, Ibu = XCB Xcb atau Xcb Xcb

Jika ayah buta warna (XcbY ) dan ibu normal (XCB Xcb) maka kemungkinan

keturunannya buta warna adalah 50%

Jika ayah buta warna (Xcb Y) dan ibu buta warna (Xcb Xcb) maka keturunannya

100% buta warna.

XCB Xcb

XCB XCB XCB XCB Xcb

Y XCBY Xcb Y

XCB Xcb

Xcb XCB Xcb Xcb Xcb

Y XCBY Xcb Y

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA 11

5. Ciri khas pewarisan gen

terangkai pada kromosom

X adalah Criss- cross inheritance. Apa maksudnya?

Yaitu suatu pola pewarisan sifat menyilang, artinya sifat dari ibu akan

diwariskan kepada semua anak laki-lakinya. Jika seorang ayah yang buta

warna akan menurunkan sifat buta warnanya itu kepada anak perempuannya,

sementara ibu yang memiliki sifat buta warna akan menurunkan sifat buta

warnanya kepada anak laki-lakinya.

H. Kesimpulan.

Test buta warna dilakukan dengan melihat angka atau pola yang tertera pada

lembar halaman Ishihara test book. Orang yang menderita buta warna tidak dapat

membedakan warna merah dan hijau, sehingga orang tersebut tidak melihat

angka/pola atau menunjukkan hasil yang berbeda dari hasil yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Xcb Xcb

Xcb Xcb Xcb Xcb Xcb

Y XcbY Xcb Y

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA 11

Anna C. Pai. 1985. Dasar-dasar Genetika :Ilmu untuk Masyarakat. Terjemahan:

Muchidin Apandi .Jakarta: Erlangga.

Campbell, Neil A., J. B. Reece & L. G. Mitchell. Biologi Edisi Keloma Jilid

1.Jakarta: Erlangga

Tim Genetika, 2012. Petunjuk Praktikum Genetika. Yogyakarta: FMIPA UNY