laporan praktikum bioteknologi dasar kelautan
TRANSCRIPT
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
UJI SENSITIVITAS BAKTERI TERHADAP LOGAM
Disusun Oleh :
N. Prabandaru W.U
NIM. K2D005260
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi dalam kelautan disebut sebagai blue technologi ( teknologi biru)
dan merupakan rekayasa yang berkaitan dengan mahluk – mahluk yang hidup dilaut
dengan menggunakan berbagai tekhnik rekayasa dan peralatan yang ada sehingga
tujuan yang akan dicapai dapat terwujud.
Banyak aspek aspek yang terkait dalam bioteknologi. Salah satu aspek yang
sangat prospek adalah aspek microorganisme yang mempunyai fungsi dan kegunaan
yang sampai saat ini masih belum bisa diketahui secara total dan sangat mudah untuk
digali ilmunya. Masalah yang timbul dari aspek ini dan dengan hubungan dengan
nmasyarakat global adalah masalah pencemaran. Pencemaran logam berat pada
sungai-sungai dan daerah perairan pantai dapat menyebabkan masalah kesehatan
yang serius pada masyarakat. Dengan kata lain, apakah masalaha pencemaran dapat
diatasi dengan adanya teknologi yang mampu mendegradasi atau meminimalisir
tingkat pencemaran yang ada terutama dilaut.
Dengan adanya anggapan seperti itu maka dalam praktikum kali ini
pembelajaran tentang bioteknologi adalah uji sensitivitas bakteri terhadap logam berat
Pb dan MIC ( minimum Inhibitor concentration ) logam berat Cu.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan praktimum kali ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui sensitivitas bakteri terhadap logam Pb
2. Mahasiswa dapat mengetahui MIC ( Minimum Inhibitor Concentration )
logam berat Cu.
3. Mahasiswa dapat mengetahui CFU ( Colony Following Units) logam berat
Cu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk
mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada
perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk
didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk
dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan
senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain.
Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan yang sedang diujicobakan. (http://en.wikipedia.org/wiki/Bioremidiation)
Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik
mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi
jenis-jenis mikroba yang baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan
bioremediasi melalui teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting
untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada
bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan
pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun
menjadi tidak berbahaya. Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme
untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim
yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan
mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut
biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi,
dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan
akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Hal ini
berhubungan dengan pegaruh yang ditimbulkan oleh zat pencemar terhadap bakteri
yang ada. Dan merupakan salah satu aplikasi uji dari sensitivitas bakteri.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Bioremidiation)
2.1 Logam Berat
` Logam berat terbagi atas 2 kelompok yaitu logam berat yang bersifat sangat
beracun (toksik) seperti: Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Cadmium (Cd) dan
Chromium (Cr) dan logam esensial yang juga dapat menjadi racun apabila
dikonsumsi secara berlebihan, antara lain: Tembaga (Cu), Besi (Fe), Zink (Zn) dan
Selenium (Se)[2]. ( Suhendrayatma, 2001)
2.1.1 Timbal (Pb).
Timbal merupakan logam berat yang sangat beracun, dapat dideteksi secara praktis
pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis. Sumber utama
timbal adalah bersal dari komponen gugus alkyl timbal yang digunakan sebagai
bahan additive bensin. Sumber utama timbal adalah makanan dan minuman.
Komponen ini beracun terhadap seluruh aspek kehidupan. Timbal menunjukkan
beracun pada sistem saraf, hemetologic, hemetotoxic dan mempengaruhi kerja ginjal.
Konsumsi mingguan elemen ini yang direkomendasikan oleh WHO toleransinya bagi
orang dewasa adalah 50 μg/kg berat badan dan untuk bayi atau anak-anak 25 μg/kg
berat badan. Mobilitas timbal di tanah dan tumbuhan cendrung lambat dengan kadar
normalnya pada tumbuhan berkisar 0.5-3 ppm. ( Suhendrayatma, 2001)
2.1.2 Tembaga (Cu).
Tembaga bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi larutan di atas
0.1 ppm. Konsentrasi yang aman bagi air minum manusia tidak lebih dari 1 ppm.
Bersifat racun bagi domba pada konsentrasi di atas 20 ppm. Konsentrasi normal
komponen ini di tanah berkisar 20 ppm dengan tingkat mobilitas sangat lambat
karena ikatan yang sangat kuat dengan material organik dan mineral tanah liat.
Kehadiran tembaga pada limbah industri biasanya dalam bentuk ion bivalen
Cu(II)sebagai hydrolytic product. Beberapa industri seperti pewarnaan, kertas,
minyak, industri pelapisan melepaskan sejumlah tembaga yang tidak diharapkan.
Tembaga dalam konsentrasi tinggi (22-750 mg/kg tanah kering) dijumpai pada
sedimen di laut Hongkong dan jumlah yang sama juga ditemui pada sejumlah
pelabuhan-pelabuhan di Inggris. ( Suhendrayatma, 2001)
2.2 Bakteri Pada Karang
2.2.1 Galaxea sp.
Galaxea merupakan Karang batu besar polip (LPS) karang, dan sering disebut
sebagai Galaxy, Star, Kristal, Starburst, bros, atau Tooth Karang. Ini adalah nama
genus, Galaxea, berasal dari kata Yunani galaxaios (milky), menjelaskan dari polip
milky-tips putih. Sementara hijau terang adalah yang paling umum, beberapa jenis
dapat ditemukan dalam berbagai warna.
(http://www.peteducation.com/index.cfm?c=16)
Polyps yang dapat memperpanjang hingga beberapa inci pada malam hari dan
akan ditindak dan mengakibatkan kerusakan lainnya jenis karang yang dapat
dijangkau. Galaxy Karang yang membutuhkan tingkat cahaya yang tinggi
dikombinasikan dengan media air di dalam akuarium gerakan. Terus baik untuk
kesehatan, juga akan meminta penambahan kalsium, strontium, dan elemen lainnya
untuk melacak air. (http://www.peteducation.com/index.cfm?c=16)
2.2.2 Goniopora sp.
Goniopora sp. adalah batu besar polip (LPS) karang, sering disebut sebagai
Ball, Daisy, atau Sunflower Karang. Bunga lihat nama-nya setelah semua tampilan
dari polyps dibuka. Dibutuhkan pada wajah dari karangan bunga bunga. Merah
formulir adalah warna merah terang, dan lampu penerangan oleh actinic akan its true
beauty. Setelah terbuka, di Pot Bunga Karang adalah karang keras gorgeous dengan
bebas mengalir singkat polyps. (http://www.peteducation.com/index.cfm?c=16)
2.3 MIC (Minimum Inhibitor Concentration )
Konsentrasi minimum mencegah (MIC), di mikrobiologi, adalah konsentrasi
terendah yang antimicrobial akan menghalangi pertumbuhan yang terlihat dari
mikroorganisme setelah pengeraman semalam. Konsentrasi minimum yg mencegah
konsentrasi yang penting dalam diagnostik laboratorium untuk mengkonfirmasi
resistensi dari mikroorganisme ke antimicrobial agent dan juga untuk memantau
kegiatan agen antimicrobial baru. MIC umumnya dianggap sebagai yang paling dasar
pengukuran laboratorium dari aktivitas yang antimicrobial terhadap agen sebuah
organisme. (http://en.wikipedia.org/wiki/ Minimum_Inhibitor_Concentration)
MICs dapat ditentukan oleh atau metode pengenceran agar bulyon biasanya
mengikuti petunjuk dari referensi seperti CLSI, BSAC atau EUCAST. Ada beberapa
metode komersial, termasuk Etest ® strip dan baru-baru ini diluncurkan metode baru
yaitu Oxoid MICEvaluator methode.
(http://en.wikipedia.org/wiki/ Minimum_Inhibitor_Concentration)
2.4 CFU ( Colony Following Units)
Dalam mikrobiologi, koloni-pembentukan unit (CFU) adalah ukuran giat
bakteri atau angka fungal. Tidak seperti di tempat langsung mikroskopis menghitung
semua sel, mati dan hidup dihitung, CFU tindakan giat sel. Dengan kemudahan yang
diberikan sebagai hasil \ frac (CFU mL ), koloni-pembentukan unit per
milliliter. Teori di belakang teknik CFU membentuk satu bakteri yang dapat tumbuh
dan menjadi koloni, melalui pembelahan biner. Koloni ini jelas berbeda antara satu
sama lain, baik kecil dan macroscopical. Namun, beberapa bakteri tidak terpisah
sepenuhnya selama proses persiapan sampel (Staphylococcus, Streptococcus) dan
hasil perhitungan akan di bawah jumlah sel individu menggunakan metode langsung.
(http://en.wikipedia.org/wiki/ Colony_Following_Units)
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun pelaksanaan praktikum kali ini dilaksanakan pada :
Hari dan tanggal : Jumat, 5 Juni 2009
Senin,8 Juni 2009
Kamis, 11 Juni 2009
Pukul : 15.00 WIB s/d 16.30 WIB
Tempat : Laboratorium Terpadu Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
3.2 Alat dan bahan
Adapun alat yang dignakan dalam praktikum kali iniadalah :
1. Cawan petri
2. Pemanas Spirtus
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Bakteri karang dari Galaxea sp.
2. Bakteri karang dari Ghoniophora sp.
3. Media agar
4. Logam berat Pb (1 mM, 2 mM, 3 mM, 4mM, 5mM).
5. Logam Berat Cu (5mM, 6mM).
6. Alkohol.
7. Kertas Label
8. Plastik penutup
3.3 Langkah Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam praktikum kali ini adalah :
4.1.1 Tabel Uji Sensitivitas Bakteri Terhadap Logam
No Kode Isolat Pengulangan Konsentrasi
logam
Zona Hambat ( mM ) Rata -
rata1 2 3
1 KJ3
Pb 1
1 - - - -
2 - - - -
3 - - - -
4 - - - -
5 - - - -
Pb 2
1 - - - -
2 - - - -
3 - - - -
4 - - - -
5 - - - -
2 KK 3
Pb 1
1 - - - -
2 - - - -
3 - - - -
4 - - - -
5 - - - -
Pb 2 1 - - - -
2 - - - -
3 - - - -
4 - - - -
5 - - - -
3 Kontrol 0 - - - -
4.1.2 MIC Logam Berat (Cu)
Pengenceran
konsentrasi10 -3 10 -4 10 -5 10 -6
5mM1 32 36 < 30 < 30
2 > 300 37 > 300 > 300
6 mM1 96 < 30 < 30 < 30
2 < 30 < 30 < 30 < 30
Hasil yang didapat dari CFU untuk 5mM diatas adalah :
(36 + 37) = 77 = 36,5, === dengan perbandingan 36,5 : 32 = 1,... : 1
2 2
Maka yang dipakai adalah yang terkecil yaitu 32 CFU/sell.
Hasil yang didapat dari CFU untuk 6mM diatas adalah 96 CFU/sell.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Uji Sensitivitas Bakteri
Adapun hasil yang didapat adalah tidak terjadi adanya zona hambat
sehingga bisa diketahui bahwa bkteri yang diujikan merupakan bakteri yang resistan.
Dan bakteri tersebut tahan terhadap logam yang diujikan. Aplikasi lain yang bisa
dilakukan adalah bioremidiasi atau pendegradasian logam berat tersebut dengan
bakteri yang ada pada sampel karang.
4.2.2 Uji MIC
Dari uji ini yaitu menentukan Konsentrasi minimum pencegah (MIC),
konsentrasi terendah yang antimicrobial akan menghalangi pertumbuhan yang terlihat
dari mikroorganisme setelah pengeraman semalam, atau didiamkan satu malam.
Konsentrasi minimum yg mencegah konsentrasi yang penting dalam diagnostik
laboratorium untuk mengkonfirmasi resistensi dari mikroorganisme ke antimicrobial
agent dan juga untuk memantau kegiatan agen antimicrobial baru. Uji MIC ini
dilakukan dengan menghitung jumlah koloni yang ada. Dan dilanjutkan dengan
penghitungan dengan mengunakan rumus. CFU = Colony Following Units, dengan
range antara 30 – 300 yaitu :
Jika,
Perbandingan CFU kurang dari 2, maka dipakai yang kecil.
Perbandingan CFU lebih besar dari 2, maka dari rata – rata ( dijumlah dibagi 2).
Dari hasil yang didapat adalah Maka yang dipakai adalah yang terkecil yaitu 32
CFU/sell dan CFU untuk 6mM diatas adalah 96 CFU/sell.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diambil dalam praktikum kali ini adalah :
1. Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk
mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada
perawatan limbah buangan yang berbahaya. Hal ini merupakan keterkaitan
dengan aplikasi tentang pemanfaatan bakteri tehadap pendegradasian logam
berat.
2. Uji sensitivitas yang didapat adalah tidak terjadi zona hambat sehingga bakteri
tersebut digolongkan sebagai bakteri resistan.
3. Bakteri yang diuji bisa dijadikan bakteri pendegradasi.
4. Konsentrasi minimum yg mencegah konsentrasi yang penting dalam diagnostik
laboratorium untuk mengkonfirmasi resistensi dari mikroorganisme ke
antimicrobial adalah yang terkecil yaitu 32 CFU/sell dan CFU untuk 6mM
diatas adalah 96 CFU/sell.
DAFTAR PUSTAKA
Bioremidiasi . (http://en.wikipedia.org/wiki/Bioremidiation). Diakses tanggal 12 Juni
2009.
Colony Following Units. (http://en.wikipedia.org/wiki/ Colony_Following_Units).
Diakses tanggal 12 Juni 2009.
Galaxea sp. .(http://www.peteducation.com/index.cfm?c=16). Diakses tanggal 12
Juni 2009.
Goniopora sp.(http://www.peteducation.com/index.cfm?c=16). Diakses tanggal 12
Juni 2009.
Minimum Inhibitor Concretation. (http://en.wikipedia.org/wiki/
Minimum_Inhibitor_Concentration). 12 Juni 2009.
Suhendrayatna. 2001. Bioremoval Logam Berat Dengan Menggunakan
Microorganisme: Suatu Kajian Kepustakaan(Heavy Metal Bioremoval
by Microorganisms: A Literature Study). Februari. Sinergy Forum - PPI
Tokyo Institute of Technology.