laporan praktikum bending

13
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN UJI FLEXURAL STRENGTH AKRILIK MATA KULIAH : TEKNIK PENGUJIAN MATERIAL Oleh : LALITA EL MILLA NPM : 1306362420 MAGISTER ILMU KEDOKTERAN GIGI DASAR (PEMINATAN DENTAL MATERIAL) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS INDONESIA

Upload: lalita-el-milla

Post on 09-Nov-2015

156 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

praktikum uji bnding

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMPENGUKURAN UJI FLEXURAL STRENGTH AKRILIKMATA KULIAH : TEKNIK PENGUJIAN MATERIAL

Oleh :LALITA EL MILLANPM : 1306362420

MAGISTER ILMU KEDOKTERAN GIGI DASAR(PEMINATAN DENTAL MATERIAL)FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA, 2015A. TUJUAN PRAKTIKUMPraktikum ini dilakukan untuk melihat perbedaan flexural strength material akrilik heat cured tipe dengan variabel basah dan kering

B. ALAT1. Kuvet2. Hand press3. Spatula 4. bowl5. gelas ukur6. cawan porselen7. pengaduk8. timbangan9. vibrator10. alat grinding11. Digital caliper12. Universal Testing Machine, Shimadzu AG-5000E

C. BAHAN1. Gypsum tipe 12. Vaseline3. Wax4. Bahan akrilik heat cured Densply QC-205. Air

Gambar 1 beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum

D. TATA LAKSANA1. Membuat pola malam dengan dimensi 65 mm x 10 mm x 3mm 2. Pola malam ditanam dalam gips tipe 1 (plaster of paris) pada kuvet dengan w/p ratio 0,53. Dilakukan buang malam dengan cara boiling water kemudian sisa pola malam disiram dengan air panas dengan bantuan sikat hingga bersih4. Pencampuran resin akrilik sesuai aturan pabrik yaitu 23 gr powder dengan 10 ml liquid dan dibiarkan pada cawan porselen hingga dough stage kemudian dilakukan packing pada mold yang sudah tersedia5. Polimerisasi diperoleh dengan cara merendam kuvet dalam air mendidih selama 20 menit, kuvet dibiarkan hingga mendingin sebelum kuvet dibuka.6. Specimen dikeluarkan dari mold dan dirapikan menggunakan alat grinding grit #10007. 5 spesimen disimpan dalam aquades dan dimasukkan ke dalam incubator (370 C) untuk variabel basah8. Dilakukan pengukuran dimensi menggunakan digital calliper9. Dilakukan pengukuran flexural strength dengan UTM. Setting pada UTM adalah crosshead speed : 5 mm/menitLoad: 50 kgFKecepatan grafik: 5 mm/menit

Gambar 2 pola malam di dalam mold

Gambar 2 mold

Gambar 4 Packing resin akrilik

Gambar 5 proses polimerisasi akrilik

Gambar 6 spesimen setelah dikeluarkan dari mold

Gambar 7 spesimen resin akrilik

Gambar 8 spesimen direndam dalam aquades untuk dimasukkan dalam incubator

Gambar 9 uji flexural specimen resin akrilik

E. HASIL

Tabel 1 Hasil Uji Flexural resin akrilik pada kelompok dengan perendaman akuades dan tanpa perendaman Kelompok: variabel keringKelompok: variabel basah

No. Spes L mm wmm tmm F kgf StrengthMPa No. Spes L mm wmm tmm F kgf StrengthMPa

164,7510,493,8519,5592,41164,7310,463,199,263,53

265,3610,453,369,4356,75265,0410,093,6411,2561,85

365,4510,413,3412,780,37364,8910,653,9518,3378,59

464,5610,563,5212,4770,05464,2510,763,6116,2285,01

565,5310,563,5414,5580,81565,4510,033,2810,9774,72

Rata-rata76,078Rata-rata72,74

Gambar 10 Grafik hasil uji flexural

F. PEMBAHASANFlexural strength dari material diperoleh dengan cara satu pembebanan pada bagian tengah spesimen dan support pada tiap ujung specimen. Oleh karena itu dsering disebut sebagi three point bending (3PB). Sress maksimum yang terukur disebut flexural strength. Uji ini tercantum dalam spesifikasi ADA No 12 (ISO 1567). Uji flexural strength sering penting untuk partial denture dengan span yang panjang dimana oklusal stress biasanya cukup besar. Berikut ini adalah skema dari three point bending, dimana dua point berada pada support bagian bawah sedangkan satu point merupakan titik sentral bagian atas dimana pembebanan dilakukan

Pada uji ini, material mengalami dua stress sekaligus, yaitu compression stress pada bagian atas dan tensile stress pada bagian bawah.

Nilai frlexural strength dapat diperoleh dengan rumus :

Dimana P = Beban (dalam Newtonn) l = jarak antarasupport (mm)b = lebar specimen yang diukur (mm)h = tebal specimen (mm)pada praktikum ini diperoleh rata-rata hasil dari pengujian flexural strength adalah 76.08 Mpa untuk spesimen akrilik kering dan 72,74 Mpa untuk spesimen akrilik yang sebelumnya dilakukan perendaman (kelompok variabel basah). Resin akrilik dapat mengalami penyerapan air secara perlahan. Adanya molekul air dalam akrilik akan menyebabkan terjadinya sedikit ekspansi. Ekspansi linear oleh karena absorpsi air sama dengan thermal shrinkage yang disebabkan oleh karena proses polimerisasi. Oleh Karena itu kekuatan fleksural rata-rata pada spesiemen yang tanpa direndam lebih tinggi dari pada specimen yang direndam. Namun selisih kekuatan tidak terlalu banyak karena perendaman hanya dilkukan selama 24 jam. Absorbsi air pada plat akrilik akan mencapai sebesar 2 % setelah beberapa hari atau bahkan beberapa minggu setelah perendaman di air. Artinya perubahan kekuatan tidaklah signifikan, terbukti fleksural strength beberapa specimen pada kelompok kedua justru lebih tinggi dibanding kelompok pertama. Jika diamati beberapa spesimen memiliki kekuatan yang jauh lebih rendah jika dibandingkan spesimen lain, contohnya pada spesimen kedua kelompok pertama yang hanya mencapai nilai 56,75. Nilai ini tidak memenuhi kriteria ADA untuk flexural strength dari denture base akrilik tipe 1 yang nilainya minimal 60 Mpa. Hal ini kemungkinan disebabkan karena spesimen yang tidak sempurna akibat proses persiapan spesimen yang kurang tepat yaitu adanya porus akibat proses packing yang sudah melewati fase dough stage. Menurut aturan pabrik, pada suhu 23o C, dough stage akan terjadi pada 12 menit setelah pengadukan dengan working time 10 menit. Kemungkinan suhu ruang ketika dilakukan pengadukan pada praktikum ini lebih tinggi dari 230 C. Sehingga kurang lebih 3-5 menit resin sudah mengalami dough stage. Syarat spesimen pada pengujian flexural strength salah satunya adalah spesimen harus bebas dari porus. Oleh karena itu pada pengujian sesungguhnya jika ada spesiemen yang porus tidak boleh dipakai karena akan mempengaruhi keakuratan hasil pengujian. Pada spesimen yang lain kekuatan flexural telah memenuhi kriteria ADA.

Referensi1. Craig RG, Power JM. Restorative Dental Material 11th ed. St. Louis: CV Mosby Co; 2002 ; 85-862. Mc.Cabe, JF. Applied Dental Material 9th. British: Blackwell; 2008; 119-1203. Oliver, Andrea et al. Analysis of flexural strength of a self cured acrylic resin used for fabricating provisional restorations with three different types of reinforcements. Braz Dent Sci 2013 Jul/Set;16(3)4. Jain, Teerhash et al. A comparative flexural strength of commercially available acrylic. The Journal of contemporary Dental Practice. 2013:14 (1) : 80-83.5. Tatiana Ramirez Cunha et al. Influence of incorporation of fluoroalkyl methacrylates on roughness and flexural strength of a denture base acrylic resin. J. Appl. Oral Sci.vol.17no.2BauruMar./Apr.2009