laporan praktikum ajib pasti print contekan

41
LAPORAN PRAKTIKUM PENILAIAN TANDA VITAL Disusun oleh : NAMA : Theresia Alfionita Sinulingga NIM : FAA 113 043 FASILITATOR : Dr. Ni Nyoman Sri Yuliani PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PALANGKARAYA

Upload: puetra-reenz

Post on 30-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

LAPORAN PRAKTIKUM

PENILAIAN TANDA VITAL

Disusun oleh :

NAMA : Theresia Alfionita Sinulingga

NIM : FAA 113 043

FASILITATOR :

Dr. Ni Nyoman Sri Yuliani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2014

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

II. ISI LAPORAN

TUJUAN PRAKTIKUM

Pada akhir praktikum pemeriksaan tanda vital, mahasiswa diharapkan

mampu :

1. Menjelaskan hal-hal yang tercakup dalam tanda vital.

2. Menjelaskan alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan

tanda vital.

3. Melakukan prosedur pemeriksaan tanda vital dengan baik dan benar.

4. Menjelaskan parameter normal hasil pemeriksaan tanda vital.

5. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan tanda vital.

DASAR TEORI

Tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan darah,

denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena penting

untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh.

a. Tekanan Darah

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung,

tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah, dan

kelenturan dinding arteri. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh pada

interpretasi hasil yaitu :

1. Lingkungan : suasana bising,kurangnya privasi, suhu ruangan terlalu

panas

2. Peralatan : kalibrasi, tipe manometer dan stetoskop, ukuran cuff (manset)

3. Pasien : obat, status emosional, irama jantung, merokok, kopi, obesitas,

olah raga

4. Teknik pemeriksaan : penempatan cuff, posisi lengan, kecepatan

pengembangan dan pengempisan cuff, pakaian terlalu tebal, kesalahan

membaca sfigmomanometer.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Parameter yang diukur pada pemeriksaan tekanan darah yaitu tekanan

maksimal pada dinding arteri selama kontraksi ventrikel kiri, tekanan diastolik

yaitu tekanan minimal selama relaksasi, dan tekanan nadi yaitu selisih antara

tekanan sistolik dan diastolik (penting untuk menilai derajat syok).

Komponen suara jantung disebut suara korotkoff yang berasal dari suara

vibrasi saat manset dikempiskan. Suara korotkoff sendiri terbagi menjadi 5 fase

yaitu :

1. Fase I : Saat bunyi terdengar, dimana 2 suara terdengar pada waktu

bersamaan, disebut sebagai tekanan sistolik.

2. Fase II : Bunyi berdesir akibat aliran darah meningkat, intensitas lebih

tinggi dari fase I.

3. Fase III : Bunyi ketukan konstan tapi suara berdesir hilang, lebih lemah

dari fase I.

4. Fase IV : Ditandai bunyi yang tiba-tiba meredup/melemah dan meniup.

5. Fase V : Bunyi tidak terdengar sama sekali,disebut sebagai tekanan

diastolik.

Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah berdasarkan Joint National

Committee VII adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi tekanan darah pada usia ≥ 18 tahun :

2. Klasifikasi Tekanan Sistolik

3. (mmHg)

4. Tekanan Diastolik

5. (mmHg)

6. Normal < 120 < 80

7. Pre hipertensi 120 - 139 80 - 89

8. Stadium I 140 - 159 90 - 99

9. Stadium II ≥ 160 ≥ 100

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

b. Denyut Nadi

Denyut nadi adalah gelombang darah yang dapat dirasakan karena

dipompa kedalam arteri oleh kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut nadi

diatur oleh sistem saraf otonom.

Lokasi untuk merasakan denyut nadi adalah :

1. Karotid : di bagian medial leher, dibawah angulus mandibularis,

1. hindari pemeriksaan dua sisi sekaligus pada waktu bersamaan.

2. Brakial : Diatas siku dan medial dari tendo bisep.

3. Radial : Bagian distal dan ventral dari pergelangan tangan.

4. Femoral : Disebelah inferomedial ligamentum inguinalis.

5. Popliteal : Di belakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.

6. Tibia posterior: Di belakang dan sedikit ke arah inferior dari maleolus

7. medialis.

8. Pedis dorsalis : Lateral dari tendo m. Extensor hallucis longus.

Hal-hal yang dinilai saat pemeriksaan denyut nadi adalah :

1. Kecepatan

a. Bradikardia : denyut jantung lambat (<60x/menit), didapatkan pada

atlet yang sedang istirahat, tekanan intrakranial meningkat,

peningkatan tonus vagus, hipotiroidisme, hipotermia, dan efek

samping beberapa obat.

b. Takikardia : denyut jantung cepat (>100x/menit), biasa terjadi pada

pasien dengan demam, feokromositoma, congestif heart failure,

syok hipovolemik, aritmia kordis, pecandu kopi dan perokok.

c. Normal : 60-100x/menit pada dewasa.

2. Irama

a. Reguler

b. Regularly irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya.

c. Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya,

d. terdapat pada fibrilasi atrium.

3. Volume nadi

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

a. Volume nadi kecil : tahanan terlalu besar terhadap aliran darah,

darah yang dipompa jantung terlalu sedikit (pada efusi perikardial,

stenosis katup mitral, payah jantung, dehidrasi, syok hemoragik).

b. Volume nadi yang berkurang secara lokal : peningkatan tahanan

setempat.

c. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu

banyak, tahanan terlalu rendah (pada bradikardia, anemia, hamil,

hipertiroidisme).

C. Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Denyut Nadi

Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak

faktor yang mempengaruhinya, yaitu :

A.    Usia

Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi

kebutuhan oksigenselama pertumbuhan. Pada orang dewasa efek

fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia

yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat

dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia

antara bayi sampaidengan usia dewasa. Denyut nadi paling tinggi ada

pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan

pertambahan usia.

B.      Jenis Kelamin

Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum pada

wanita lebih tinggi dari pada pria. Pada laki-laki muda dengan kerja

50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut per menit,

pada wanita 138 denyut per menit. Pada kerja maksimal pria rata-rata

nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut

per menit.

C.      Ukuran Tubuh

Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran

tubuh seseorangyaitu dengan menghitung IMT (Indeks Masa Tubuh)

dengan Rumus :

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

BB(Kg)IMT=TB(m) X TB(m)

Keteranan :

IMT = Indek Masa Tubuh

BB = Berat Badan

TB = Tinggi Bad

D.      Kehamilan

Frekuensi jantung meningkat secara progresif selama masa

kehamilan dan mencapai maksimal sampai masa aterm yang

frekuensinya berkisar 20% diatas keadaan sebesar hamil.

E.       Keadaan Kesehatan

Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau

frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru

sembuh dari sakit makafrekuensi jantungnya cenderung meningkat.

F.       Riwayat Kesehatan

Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi

akan mempengaruhi kerja jantung. Demikian juga pada penderita anemia

(kurang darah)akan mengalami peningkatan kebutuhan oksigen sehingga

Cardiac output meningkat yang mengakibatkan peningkatan denyut nadi.

G.     Rokok dan Kafein

Rokok dan kafein juga dapat meningkatkan denyut nadi. Pada suatu

studi yang merokok sebelum bekerja denyut nadinya meningkat 10

sampai 20 denyut permenit dibanding dengan orang yang dalam bekerja

tidak didahului merokok. Pada kafein secara statistik tidak ada perubahan

yang signifikan pada variable metabolickardiovaskuler kerja maksimal

dan sub maksimal.

H.    Intensitas dan Lama Kerja

Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut

nadi. Lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan

kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi

sehingga tidak melampaui batas maksimal. Batas kesanggupan kerja

sudah tercapai bila bilangan nadi kerja (rata-rata24nadi selama kerja)

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

mencapai angka 30 denyut per menit dan di atas bilangan nadi istirahat.

Sedang nadi kerja tersebut tidak terus menerus menanjak dan sehabis

kerja pulih kembali pada nadi istirahat sesudah ± 15 menit.

I.       Sikap Kerja

Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi

berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan

dengan posisi kerja duduk.

J.       Faktor Fisik 

Kebisingan merupakan suatu tekanan yang merusak pendengaran.

Selama itu dapat meningkatkan denyut nadi, dan mempengaruhi

parameter fisiologis yang lain yang dapat menurunkan kemampuan

dalam kerja fisik. Penerangan yang buruk menimbulkan ketegangan

mata, hal ini mengakibatkan kelelahan mata yang berakibat pada

kelelahan mental dan dapat memperberat beban kerja.

K.    Kondisi Psikis

Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan

dan kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang.

Ketakutan, kecemasan, dankesedihan juga dapat memperlambat

frekuensi nadi seseorang.

Praktikum :

1. seorang mahasiswa untuk menjadi seseorang yang ingin diperiksa nadainya,

engatur posisi pasien dengan nyaman dan rileks.

2 . Men ekan ku l i t pada a r ea a r t e r i r ad i a l i s dengan menggunaka n

3 j a r i yang kemu d ia n meraba denyut nadi.

3. Menekan arteri radialis kuat dengan menggunakan jari-jari 1 menit

atau 60 detik, jika tidak teraba denyutan, jari-jari digeser kekanan atau

kekiri hingga denyut nadi dapatdirasakan.

4 . Den yu t pe r t ama akan t e r a sa a t au t e r aba kua t , j i ka deny u t

h i l an g r aba l ah , t ek an l ah hingga denyut terasa kuat kembali.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

5. Mencuci tangan

D. Pernafasan

Proses fisiologis yang berperan pada proses pernafasan adalah ventilasi

pulmoner, respirasi eksternal dan internal. Laju pernafasan meningkat pada

keadaan stres, kelainan metabolik, penyakit jantung paru, dan pada

peningkatan suhu tubuh. Pernafasan yang normal bila kecepatannya

14-20x/menit pada dewasa, dan sampai 44x/menit pada bayi.

Kecepatan dan irama pernafasan serta usaha bernafas perlu diperiksa untuk

menilai adanya kelainan.

a. Kecepatan :

Takipnea : pernafasan cepat dan dangkal.

Bradipnea : pernafasan lambat.

Hiperpnea/hiperventilasi : pernafasan dalam dan cepat (Kussmaul)

Hipoventilasi : bradipnea disertai pernafasan dangkal.

b. Irama :

Reguler

Pernafasan cheyne-stoke : Periode apnea diselingi hiperpnea.

Pernafasan Biot’s (ataksia) : periode apnea yang tiba-tiba diselingi

periode pernafasan konstan dan dalam.

c. Usaha bernafas

Adalah kontraksi otot-otot tambahan saat bernafas misalnya otot

interkostalis. Bila ada kontraksi otot-otot tersebut menunjukkan adanya

penurunan daya kembang paru.

Airway, breathing, dan circulation adalah ketiga kegiatan yang sangat vital

bagi kehidupan karena ketiga hal inilah yang membantu pernapasan yang

menunjang kehidupan suatu individu. Jika salah satu saja tidak ada maka

individu tersebut akan menghadapi suatu proses kematian yang lebih cepat.

Airway adalah merupakan jalur udara dari luar masuk ke dalam paru-paru

melalui saluran khusus yang kemudian kandungannya yang berupa oksigen

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

disebarkan diseluruh jaringan tubuh. Jika jalur udara ini mengalami obstruksi

maka pernafasan tidak akan dapat terjadi dengan baik dan dapat menyebabkan

hipoksia yang dapat berlanjut menjadi gagal jantung karena kurangnya perfusi

yang baik.

Breathing/ bernafas adalah suatu siklus pada sistem pernafasan dimana ada

inhalasi dan ekshalasi yang mengakibatkan udara yang banyak berisi oksigen

masuk ke dalam tubuh dan yang berisi karbon dioksida keluar dari dalam

tubuh. Pernafasan ini dapat terganggu jika jalur udara pada saluran pernfasan

terganggu dan mengakibatkan sedikitnya udara yang mauk. Hal ini dapat

menyebabkan retraksi otot sehingga ada beberapa otot pernafasan yang

menjadi retraksi dan dapat dilihat secara observasi.

Circulation ini adalah suatu proses penyebaran darah yang berisi

kandungan-kandungan yang berasal dari pernafasan dan pencernaan ke seluruh

jaringan tubuh untuk mempertahankan fungsi jaringan masing-masing. Dapat

diperiksa dengan metode capilary refill atau pun merasakan denyut nadi yang

diperiksa. Sirkulasi ini biasanya terganggu jika ada gangguan pada jantung

yang merupakan pemompa darah, atau pun trauma yang dapat menghalangi

darah untuk mencapai jaringan yang dituju.

d. Suhu

Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan

pengeluaran panas. Pusat pengaturan suhu terdapat di hipotalamus yang

menentukan suhu tertentu dan bila suhu tubuh melebihi suhu yang

ditentukan hipotalamus tersebut, maka pengeluaran panas meningkat

dan sebaliknya bila suhu tubuh lebih rendah. Suhu tubuh dipengaruhi

oleh irama sirkadian, usia, jenis kelamin, stres, suhu lingkungan

hormon, dan olahraga. Suhu normal berkisar antara 36,5°C – 37,5°C.

Lokasi pengukuran suhu adalah oral (dibawah lidah), aksila, dan rektal.

Pada pemeriksaan suhu per rektal tingkat kesalahan lebih kecil daripada

oral atau aksila. Peninggian semua terjadi setelah 15 menit, saat

beraktivitas, merokok, dan minum minuman hangat, sedangkan

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

pembacaan semu rendah terjadi bila pasien bernafas melalui mulut dan

minum minuman dingin.

e. Terapi Oksigen (oksimeter)

Terapi oksigen adalah upaya pengobatan dengan oksigen untuk mencegah

atau memperbaiki hipoksia jaringan, dengan cara meningkatkan memasukkan

oksigen ke dalam sistem respirasi, meningkatkan daya angkut oksigen dalam

sirkulasi, dan meningkatkan pelepasan oksigen ke jaringan.

a. Indikasi Terapi Oksigen

Gagal napas, diakibatkan adanya sumbatan jalan napas, depresi pusat

nafas, trauma toraks (terutama penyakit pada paru)

Kegagalan transportasi oksigen, diakibatkan syok, infark otot jantung,

anemia, keracunan karbon monoksida (CO)

Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen, seperti pada, kejang-

demam

Pasca anestesia, terutama anestesia umum dengan N2O

b. Alat-alat terapi oksigen

1) Nasal Cannula

Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6

liter/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 24% - 44%.

Keuntungan

Toleransi klien baik

Pemasangannya mudah

Klien bebas untuk makan dan minum

Harga lebih murah

Kerugian

Mudah terlepas

Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%

Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut

Mengiritasi selaput lender, nyeuri sinus.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

2) Simple Face Mask

• Digunakan pada wajah dengan mengikatkan pita kepala plastik

• Masker harus kuat, tetapi tidak menekan sehingga tidak menimbulkan

sakit pada wajah (terutama bila menekan tulang pipi)

• Kecepatan aliran O2 bervariasi antara 5-7 liter/menit, fraksi atau

konsentrasi O2 0,3 - 0,6 sehingga konsentrasi O2 mencapai 60%.

• Sistem aliran rendah dengan hidung, nasofaring dan orofaring sebagai

penyimpan anatomik

Keuntungan

Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula

system humidifikasi dapat di tingkatkan

Kerugian

Umumnya tidak nyaman bagi klien

Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi

Aktivitas makan dan berbicara terganggu

Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat menyebabkan

aspirasi

Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan

karbondioksida

3) Rebreathing Mask

• Konsentrrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari pada simple face

mask, yaitu 60-80% dengan aliran oksigen 8 - 12lt/menit.

• Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi (1/3 bagian

volume ekshalasi masuk ke kantong, 2/3 bagian volume ekshalasi

melewati lubang-lubang pada bagian samping)

Keuntungan

• Konsentrasi O2 lebih tinggi dari simple face mask

• Tidak mengeringkan selaput lendir

Kerugian

• Tidak dapat memberikan O2 konsentrasi rendah

• Jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

• Kantong O2 bisa terlipat.

4) Non Rebreathing Mask

• Memberikan konsentrasi oksigen sampai 99% dengan aliran yang

sama pada kantong rebreathing.

• Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi dan tidak

dipengaruhi oleh udara luar.

Keuntungan

Konsentrasi oksigen hampir  diperoleh 100% karena adanya katup satu

arah antara kantong dan sungkup, sehingga kantung mengandung

konsentrasi oksigen yang tinggi dan tidak tercampur dengan udara

ekspirasi.

Tidak mengeringkan selaput lender

Kerugian

Kantung oksigen bisa terlipat

Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen

Tidak nyaman bagi klien

5) Ambu Bag

Ambu bag adalah alat untuk memompa oksigen udara bebas. digunakan

untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan

buatan untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2.

Ambu bag sangat efektif bila dilakukan oleh dua orang penolong yang

berpengalaman. Salah seorang penolong membuka jalan nafas dan

menempelkan sungkup wajah korban dan penolong lain memeras bagging.

Kedua penolong harus memperhatikan pengembangan dada korban. Ambu

bag digunakan dengan satu tangan penolong memegang bag sambil

memompa udara sedangkan tangan lainnya memegang dan memfiksasi

masker. Pada Tangan yang memegang masker, ibu jari dan jari telunjuk

memegang masker membentuk huruf C sedangkan jari-jari lainnya

memegang rahang bawah penderita sekaligus membuka jalan nafas

penderita dengan membentuk huruf E.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

6) Oropharyngeal

Dengan melihat kondisi pasien yang ditandai dengan penurunan

kesadaran ataupun pasien tidak sadar maka yang harus dilakukan ialah

dengan pemasangan Oropharyngeal Airway (Gudel), agar supaya pangkal

lidah tidak jatuh ke belakang atau dengan kata lain bebasan jalan nafas.

Tujuan pemasangan alat ini adalah untuk mencegah agar lidah tidak

jatuh ke belakang, supaya tidak terjadi sumbatan jalan nafas, dan untuk

melakukan tindakan suction.

Indikasi :

Pasien dengan penurunan kesadaran

Pasien tidak sadar

Pasien dengan riwayat gagal nafas

ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan untuk pemeriksaan tekanan darah :

a. Stetoskop

b. Spigmomanometer : terdiri dari kantong yang dapat digembungkan dan

terbungkus dalam manset yang tidak dapat mengembang, pompa karet

berbentuk bulat, manometer tempat tekanan darah dibaca, dan lubang

pengeluaran. Lebar manset harus sesuai dengan dengan ukuran lengan

pasien karena dapat menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat. Ada 2

ukuran yaitu dewasa dan anak.

Ada 2 jenis manometer yaitu manometer gravitasi air raksa terdiri atas satu

tabung kaca yang dihubungkan dengan reservoir yang berisi air raksa dan

manometer aneroid yang memiliki embusan logam dan menerima tekanan

dari manset.

Alat dan bahan untuk pemeriksaan denyut nadi :

a. Jam tangan atau stopwatch

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Alat dan bahan untuk pemeriksaan pernafasan :

a. Jam tangan atau stopwatch

b. Stetoskop

Alat dan bahan untuk pemeriksaan suhu :

a. Termometer

b. Tissue

c. Air bersih

d. Air sabun

e. Vaselin

Alat dan bahan untuk terapi oksigen :

a. Nasal cannula

b. Simple face mask

c. Rebreathing mask

d. Non rebreathing mask

e. Ambu bag

f. Oropharyngeal

PROSEDUR TINDAKAN/ PELAKSANAAN

1. Pemeriksaan tekanan darah :

a. Pasien istirahat 5 menit sebelum diukur.

b. Memberitahu posisi pasien.

c. Posisi lengan setinggi jantung.

d. Menyingsingkan lengan baju ke atas.

e. Menentukan ukuran manset yang sesuai dengan diameter lengan pasien.

f. Memasang manset kira-kira 1 inci (2,5 cm) dari siku.

g. Menanyakan hasil pemeriksaan tekanan darah pasien sebelumnya.

h. Mengatur tensimeter agar siap pakai (untuk tensimeter air raksa) yaitu

menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset, menutup sekrup balon

manset, membuka kunci reservoir.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

i. Meraba arteri brachialis.

j. Meletakkan diafragma stetoskop di atas tempat denyut nadi tanpa menekan.

k. Memompa sampai kira-kira 30 mmHg diatas hasil pemeriksaan sebelumnya.

l. Kempiskan perlahan

m. Mencatat bunyi korotkoff I dan V.

n. Melonggarkan pompa segera setelah bunyi terakhir menghilang.

o. Tunggu 1-2 menit sebelum mengulangi pemeriksaan.

p. Jika mencurigai adanya hipotensi ortostatik, lakukan pemeriksaan dalam

keadaan berdiri dan tiduran terlentang.

q. Melepas manset.

r. Mengembalikan posisi pasien senyaman mungkin.

2. Pemeriksaan Denyut Nadi :

a. Mengatur posisi pasien nyaman dan rileks.

b. Menekan kulit dekat arteri radialis dengan 3 jari dan meraba denyut nadi.

c. Menekan arteri radialis dengan kuat, dengan jari-jari selama kurang lebih 60

detik, jika tidak teraba denyutan, jari-jari digeser ke kanan dan kiri sampai

ketemu.

d. Langkah-langkah pemeriksaan ini juga dilakukan pada tempat pemeriksaan

denyut nadi lainnya.

3. Prosedus Kerja A-B-C

Airway. Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bicara dan bernafas

dengan bebas ? Jika ada obstruksi maka lakukan :

Chin lift / jaw thrust (lidah itu bertaut pada rahang bawah)

Suction / hisap (jika alat tersedia)

Guedel airway / nasopharyngeal airway

Intubasi trakhea dengan leher di tahan (imobilisasi) pada posisi netral

Breathing. Menilai pernafasan cukup. Sementara itu nilai ulang apakah jalan nafas

bebas. Jika pernafasan tidak memadai maka lakukan :

Dekompresi rongga pleura (pneumotoraks)

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Tutuplah jika ada luka robek pada dinding dada

Pernafasan buatan (Berikan oksigen jika ada)

Sirkulasi. Menilai sirkulasi / peredaran darah. Sementara itu nilai ulang apakah

jalan nafas bebas dan pernafasan cukup. Jika sirkulasi tidak memadai maka

lakukan :

Hentikan perdarahan eksternal

Segera pasang dua jalur infus dengan jarum besar (14 - 16 G)

Berikan infus cairan

Mendengarkan bunyi pernafasan, kemungkinan ada bunyi abnormal.

Tutup kembali baju pasien dan memberitahu bahwa pemeriksaan sudah

selesai.

4. Pemeriksaan Suhu :

a. Pengukuran di aksila :

Memberitahu pasien

Mencuci tangan

Mengamati angka yang ditunjuk air raksa dengan benar

Menurunkan air raksa bila perlu

Mengatur posisi pasien

Meletakkan termometer di ketiak dengan posisi tepat

Menunggu sekitar 5 menit

Mengambil termometer, mengelap dengan gerak berputar dari bagian

yang bersih

Merapikan kembali baju pasien

Membaca hasil pengukuran dengan segera

Mencuci termometer dengan larutan sabun dan membilas dengan

bersih

Keringkan termometer

Mengembalikan air raksa dan meletakkan kembali di tempat semula

Mencuci tangan

b. Pengukuran oral :

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Memberitahu pasien

Mencuci tangan

Mengamati angka yang ditunjuk air raksa dengan benar

Menurunkan air raksa bila perlu

Memberitahu pasien agar membuka mulut dan mengangkat lidah

sedikit

Memasukkan termometer pelan-pelan sampai bagian ujung tempat

raksa (mercury chamber) masuk dibawah lidah.

Memberitahu pasien agar menutup mulut dan jangan menggigit

Menunggu selama 5 menit

Mengambil termometer sambil memberitahu pasien untuk membuka

mulut

Mengelap termometer

Membaca hasil pengukuran

Mencuci termometer dengan air sabun, membilas dengan air bersih,

dan mengeringkannya

Menurunkan air raksa dan megembalikan ke tempat semula.

Mencuci tangan

c. Pengukuran di rektal :

Memberitahu pasien

Mencuci tangan

Mengamati angka yang ditunjuk air raksa dan menurunkan bila perlu

Mengatur posisi pasien

Melumasi ujung tempat raksa dengan vaselin sesuai kebutuhan

Membuka bagian rektal pasien

Meraba sfingter dengan ujung tempat raksa

Memasukkan ujung tempat raksa dengan hati-hati ke rektum

Memasang termometer selama 5 menit

Mengambil termometer dari anus

Mengelap termometer secara perlahan

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Membersihkan rektum dengan kertas tissue

Menolong pasien kembali ke posisi semula

Membaca hasil pengukuran

Mencuci termometer dengan larutan sabun, membilas dengan air

bersih, dan mengeringkannya

Menurunkan air raksa dan mengembalikan ke tempat semula

Mencuci tangan

5. Terapi Oksigen

a. Nasa Cannula

Cara pemasangan nasa cannula adalah sebagai berikut.

Terangkan prosedur pada klien

Atur posisi klien yang nyaman (semi fowler)

Atur peralatan oksigen dan humidiflier

Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran

oksigen yang rendah, beri pelicin (jelly) pada kedua ujung kanula.

Masukan ujung kanula ke lubang hidung

Fiksasi selang oksigen

Alirkan oksigen sesuai yang diingiinkan.

b. Simple face mask

Cara pemasangan simple face mask adalah sebagai berikut.

Menerangkan prosedur pada klien

Mengatur posisi yang nyaman pada klien (semi fowler)

Menghubungkan selang oksigen pada simple face mask dengan humidifier

Menempatkan simple face mask sehingga menutupi hidung dan mulut

klien

Melingkarkan karet sungkun kepada kepala klien agar tidak lepas

Mengalirkan oksigen sesuai kebutuhan

c. Rebreathing Mask

Cara pemakaian :

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Menerangkan prosedur pada klien

Menghubungkan selang oksigen dengan humidiflier dengan aliran rendah

Mengisi oksigen ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara

kantong dengan sungkup

Mengatur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman (bila

perlu pakai kasa pada daerah yang tertekan)

Menyesuaikan aliran oksigen sehingga kantong akan terisi waktu ekspirasi

dan hampir kuncup waktu inspirasi

d. Ambu Bag

Cara Pemasangan Ambu Bag adalah sebagai berikut.

Menyiapkan alat-alat ;

ambu bag (air viva)

selang O2 one way

gudel atau oropharyngeal

face mask

Mendekatkan alat-alat ke pasien

Memberitahu keluarga

Menghubungkan selang O2 ke tabung O2.

Memasang gudel, bila belum memakai ETT (Endotracheal Tube)

Memasang face mask ke ambu bag lalu disungkupkan ke pasien

Memberi O2 7-10 liter

Memompakan O2 sesuai irama nafas 15-20 kali/menit (saat inspirasi)

Menyambungkan tube yang terpasang, ke ventilator bila pasien tidak

mampu bernafas sendiri

Merapikan pasien dan alat-alat

Mendokumentasikan hasil tindakan

Pemeliharaan

ambu bag dilap dan dimasukkan ke kotak (tempatnya)

selang O2 one way, selalu ada di kotak

Konektor air viva selalu diganti yang baru dan selalu dalam kotak

e. Oropharyngeal

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Persiapan alat :

Hand scoon / Gloves

Oroparingeal Airway (Gudel) sesuai dengan ukuran

Canul saction

Saction

Bengkok

Persiapan Pasien :

Keluarga dan pasien diberikan tentang hal-hal yang akan dilakukan

Mengatur posisi pasien inline imonilisasi atau terlentang di tempat yang

aman

Pelaksanaan :

Memastikan ukuran oropharyngeal airway (Gudel) yang tepat

Mengukur dengan cara menempelkan oropharyngeal airway pada pipi

Lalu mengukur dari cuping mulut sampai dengan cuping telinga

Membuka mulut pasien dan jangan lupa komunikasi terhadap pasien

Memasukkan oropharyngeal airway (Gudel) dengan posisi Gudel ke arah

atas

Memastikan oropharyngeal airway menyentuh palatum

Lalu memutar oropharyngeal airway (Gudel) 1800 dan masukan

oropharyngeal airway

Perhatian :

Apabila terdapat cairan atau darah pada mulut pasien, akan sebaiknya

suction terlebih dahulu

Usahakan oroparingal airway terhadap pasien agar pas.

PEMBAHASAN

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Pihak tutor telah mempraktikkan tata cara menggunakan instrument tanda vital.

Walaupun terdapat faktor-x berupa akurasi yang dapat menjadi faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam melakukan pengukuran. Alat-alat tersebut merupakan alat

yang akurat tapi ada aspek-aspek yang dapat membuat keakuratan pengukuran

tersebut berkurang.

Instrument tersebut dapat berupa denyut nadi, pernapasan dan jalan nafas. Ketiga

hal ini dalam dunia medis disebut ABC yaitu kepanjangan dari Airway, Breathing

dan Circulation. Ketiga hal ini sangat berperan dalam menunjang kehidupan suatu

individu makhluk hidup. Ketiga hal ini dijadikan sebagai pengingat untuk dapat

melakukan tindakan-tindakan gawat darurat. Seperti inisialnya maka pertama kali

yang harus dilakukan adalah memeriksa jalan nafas (Airway). Pada praktikum

saat memeriksa jalan nafas mahasiswa diarahkan untuk memulai memakai prinsip

look, listen dan feel. Prinsip ini mengajarkan mahasiswa untuk memakai seluruh

indera dalam pemeriksaan tersebut. Mahasiswa diminta melihat gerakan nafas

yang ada, mendengar suara nafas dan merasakan nafas yang keluar. Prinsip look,

listen dan feel ini berlaku juga untuk langkah selanjutnya. Kemudian dilanjutkan

dengan memperhatikan pernafasan (Breathing) seperti memberikan pernafasan

buatan dengan cara memberikan dari mulut ke mulut, ataupun dengan

menggunakan Oksigen mask ataupun Nasacanula, ini merupakan tindakan yang

mempermudah oksigen masuk ke dalam tubuh. Cara memasang nasacanula dan

Oksigen mask beberapa tipe (Simple Mask, Repetitive Mask, Non Repetitive

Mask) juga mahasiswa lakukan saat praktikum. Setelah itu yang terakhir adalah

circulation atau sering juga digantikan dengan compression, biasanya ini adalah

tindakan yang bertujuan untuk memanajen sirkulasi tubuh untuk dapat berjalan

dengan baik dalam situasi gawat darurat. Istilah compression menggantikan

circulation saat tindakan CPR dilakukan, Suatu tindakan yang mencoba untuk

membuat jantung kembali bekerja saat terjadi henti jantung di lokasi kejadian.

Saat praktikum hal ini sempat dijelaskan oleh narasumber tapi tidak dipraktekan

saat praktikum.

Pada praktikum ini kami melakukan simulasi tindakan-tindakan gawat darurat,

mulai dari tindakan ABC sampai pada pemeriksaan tensi dan pemasangan

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

oksigen. Semua hal ini dilakukan bergantian diantara anggota masing-masing

kelompok. Sehingga masing-masing mahasiswa dapat peran sebagai pasien/

korban dan sebagai pemberi pertolongan pertama. Karena praktikum yang

dilakukan pada pasien yang normal maka hasil yang didapatkan adalah hasil

normal.

Pada mahasiswa-mahasiswa kelompok 6 didapatkan frekuensi nadi rata-rata 80

per menit, dan didapatkan suara nafas normal tidak ada bunyi aneh seperti

snarling, gargling dan ronki. Karena tidak ada suara nafas yang aneh maka dapat

diperkirakan jika semua mahasiswa anggota kelompok VI ini tidak mengalami

hambatan jalan nafas. Karena bunyi-bunyi aneh dihasilkan karena adanya

hambatan, seperti pada gargling ada benda padat yang menghambat, ataupun

snarling yang berarti ada benda lunak yang menghalangi jalan nafas, jenis-jenis

benda yang menghalangipun mempengaruhi jenis suara yang dikeluarkan.

Sedangkan untuk tekanan darah anggota kelompok 6 didapatkan bervariasi, ada

yang bertekanan darah rendah, normal dan tinggi, hal ini dapat terjadi karena

berbagai faktor internal maupun eksternal, seperti misalnya faktor keturunan

untuk yang internalnya dan juga faktor gaya hidup untuk yang eksternalnya.

Hasil-hasil yang didapatkan kurang lebih dalam rentang normal,

karena itu tidak diperlukan tindakan-tindakan medis lanjutan.

KESIMPULAN

Tanda vital adalah suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh.

Pemeriksaan tanda vital adalah adanya perubahan tanda vital maka sebagai

indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Misalnya suhu tubuh

meningkat berarti ada metabolisme yang terjadi dalam tubuh sebagai respon imun

terhadap bakteri dan usus. Jika denyut nadi meningkat maka pasti ada perubahan

pada sistem kardiovaskuler.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

DAFTAR PUSTAKA

1. Adams. Diagnosis fisik. 17th ed. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC;

1990. Hal. 67-85.

2. Bates B. Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. 2nd ed.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995. Hal. 41-2, 151-5.

3. Laboratorium Ketrampilan Keperawatan PSIK FK UGM. 2002. Skills lab

pendidikan ketrampilan keperawatan program B semester I tahun

ajaran 2002/2003. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas.

4. Kedokteran Universitas Gadjah Mada; Hal. 11-21.

Snell S.R. 1991. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran bagian

2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;. Hal. 115-22, 272-80.

5. Soeparman, W. Sarwono. 1990. Ilmu penyakit dalam. EGC. Jakarta: Hal.

210-222.

6. Bagian Anastesiologi dan Reanimasi. (ppt). 2011. Terapi Oksigen.

Padang: Rumah Sakit Umum Pemerintah dr. Muhammad Djamil.

7. Fauzi, Ahmad. 2012. Prosedur Persiapan Intubasi. (online). Cited on 13

Januari 2014 available from http://id.scribd.com/doc/98491425/prosedur-

persiapan-intubasi.

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

8. Hidayat. A. A. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.

Editor: Monica Ester. Jakarta : EGC : 2004

LAMPIRAN

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Gambar 1 : SWAP Gambar 2 :Chin lift

Gambar 3 : Jaw thrust Gambar 4 : look – listen – feel

Gambar 5 : Pengukuran Oropharyngeal Gambar 6 : Pengukuran Oropharyngeal

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Gambar : Pengukuran Oropharyngeal Gambar : memasukan oropharyngeal airway

Gambar : oropharyngeal in position Gambar : Hi Oxy

Gambar : Nasal Oksigen Gambar : Hi oxy with reservoir bag

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Gambar :Ambubag

Gambar : Nasal oksigen Gambar : Reservoir bag

Gambar : Jenis-jenis oropharyngeal

Gambar: Thermometer

Gambar : Penggunaan ambu bag

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM Ajib Pasti Print Contekan

Gambar : Stetoskop

Gambar : Tensimeter air raksa