laporan praktiku 1 energi surya 1

30
LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN ENERGI SURYA Oleh: Haidar Abdur Rohman NIM A1H011036

Upload: edwien-muhliharno

Post on 25-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

edane

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

LAPORAN PRAKTIKUMENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN

ENERGI SURYA

Oleh:Haidar Abdur Rohman

NIM A1H011036

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOERDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

Page 2: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

2013

Page 3: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi surya merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena

tidak memancarkan emisi karbon berbahaya yang berkontribusi terhadap

perubahan iklim seperti pada bahan bakar fosil. Setiap watt energi yang dihasilkan

dari matahari berarti kita telah mengurangi pemakaian bahan bakar fosil, dan

dengan demikian kita benar-benar telah mengurangi dampak perubahan iklim.

Penelitian terbaru melaporkan bahwa rata-rata sistem rumah surya mampu

mengurangi 18 ton emisi gas rumah kaca di lingkungan setiap tahunnya. Energi

surya juga tidak memancarkan oksida nitrogen atau sulfur dioksida yang berarti

tidak menyebabkan hujan asam atau kabut asap.

Matahari merupakan sumber energi yang benar-benar bebas untuk

digunakan oleh setiap orang. Tidak ada yang memiliki Matahari, jadi setelah Anda

menutupi biaya investasi awal, pemakaian energi selanjutnya dapat dikatakan

gratis.

Lebih banyak energi matahari yang kita gunakan maka semakin sedikit

kita bergantung pada bahan bakar fosil. Ini berarti akan meningkatkan ketahanan

dan keamanan energi, karena akan mengurangi kebutuhan impor minyak dari

pihak asing.

Dalam jangka panjang energi surya akan menghemat pengeluaran uang

untuk energi. Biaya awalnya memang cukup signifikan, namun setelah beberapa

waktu Anda akan memiliki akses ke energi yang benar-benar gratis, dan jika

sistem rumah tenaga surya menghasilkan energi yang lebih dari yang Anda

butuhkan, di beberapa negara perusahaan listrik dapat membelinya dari Anda,

yang berarti ada potensi keuntungan ekstra terlibat. Ada juga banyak negara yang

menawarkan insentif keuangan untuk menggunakan energi surya.

Page 4: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

B. Tujuan

1. Mengetahui cara menggunakan Pyranometer.

2. Mengetahui cara mengukur energy surya.

Page 5: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah semakin meningkatnya

kebutuhan energi dunia dari tahun ketahun (pertumbuhan konsumsi energi tahun

2004 saja sebesar 4,3 persen), serta tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan

global dan polusi lingkungan membuat tuntutan untuk segera mewujudkan teknologi

baru bagi sumber energi yang terbaharukan.

Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan

jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan

konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat

digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan

bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh

keinginan kita untuk menangkap kesempatan.Ada banyak cara untuk memanfaatkan

energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia

dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan

dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah tenaga surya mempunyai arti mengubah

sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita.

dua tipe dasar tenaga matahari adalah sinar matahari dan photovoltaic (photo=

cahaya, voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan pembangkit

listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor

yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang

membentuk dasar listrik.

Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic

adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel

photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu

bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi

Page 6: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan menyebabkan

listrik mengalir, membangkitkan arus DC.  Makin kuat cahaya, makin kuat aliran

listrik.

Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk

beroperasi. Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan

energi keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar

matahari dari awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih

tinggi dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar cerah.

 Pengukuran lamanya sinar matahari bersinar dimaksudkan

untuk mengetahui intensitas dan berapa lama/ jam matahari bersinar mulai terbit

hingga terbenam. Matahari dihitung bersinar terang jika sinarnya dapat membakar

pias Campble Stokes. Lamanya matahari bersinar dapat dinyatakan dalam presentase

atau jam. Untuk keperluan pemasangan dan pengamatan perlu diketahui hal-hal yang

menyangkut waktu smeu lokal dan waktu rata-rata lokal. True Solar Day yaitu waktu

antara dua gerakan matahari melintasi meridian. Waktu yang didasarkan panjang hari

ini disebut apparent solartime atau waktu semu lokal. Waktu ini dapat ditunjukkan

oleh sunshine recorder. Waktu semu lokal ialahwaktu yang ditentukan oleh gerakan

relatif matahari terhadap horizon. Sepanjang tahun lamanya (panjangnya) True Solar

Day berbeda-beda. Untuk memudahkan perhitungan dibayangkan adanya matahari

fiktif yang beredar mengelilingi bumi dengan kecepatan tetap selama setahun.

Radiasi surya adalah radiasi gelombang pendek yang diserap oleh

pelat penyerap sebuah kolektor surya yang diubah menjadi panas. Penerimaan radiasi

surya dipermukaan bumi:

1. Bervariasi menurut tempat dan waktu.

Page 7: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

2. Skala makro menurut tempat ditentukan oleh letak lintang dan

keadaanatmosfer terutama awan.

3. Skala mikro arah lereng menentukan jumlah radiasi surya yang diterima.

4. Cuaca cerah, berawan , mendung dan lainnya.

Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur  besarnya pengaruh

radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m.

Page 8: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

III. METODOLGI

A. Alat dan bahan

1. Pyranometer

2. Stopwatch

3. Termometer bola basah dan termometer bola kering.

4. Multimeter

5. Kalkulator

6. Alat tulis

7. Radiasi matahari

B. Prosedur kerja

1. Ditaruh Pyranometer dibawah matahari langsung.

2. Dihubungkan Pyranometer dengan multimeter.

3. Diamati perubahan yang terjadi tiap 15 menit.

4. Hasil pengamatan dicatat.

Page 9: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No waktu pengamatan (jam)

radiasi W/m²

Cuaca suhu lingkungantbb tbk RH (%)

1 6:40 6.7 Cerah 28 272 6:55 0.16 Cerah 28 293 7:10 2 cerah 29 28.54 7:25 4.5 cerah 31 31.5 955 7:40 3.8 cerah 33.5 34 906 7:55 6.8 cerah 35.5 37 827 8:10 7.8 cerah 36 38.5 738 8:25 8.8 cerah 38 41 709 8:40 10.4 cerah 38.5 41.5 72

10 8:55 11.12 cerah 40 44 6511 9:10 7.1 cerah 41 45 62.512 9:25 11.4 cerah 42 46 6513 9:40 6.4 berawan 42 46 6514 9:55 12.7 cerah 44 48 77.515 10:10 7.8 berawan 45 48 7916 10:25 18.5 Cerah 44 47 77.517 10:40 14.4 berawan 43 47 77.518 10:55 1.6 mendung 43 45 82.519 11:10 12.6 berawan 40 43 7820 11:25 13.6 Cerah 43 47 7021 11:40 13 cerah

berawan42 49 50

22 11:55 10.4 Cerah 40.4 48.5 4523 12:10 11 Cerah 40.1 50.2 3724 12:25 7.9 berawan 43 51 4825 12:40 10.6 Cerah 42 51 4226 12:55 1.6 mendung 37 43 4027 13:10 10.3 cerah 41 47 5528 13:25 1.1 berawan 36 43 4329 13:40 8.5 cerah 40 47.5 4530 13:55 4.6 berawan 37 44.5 43

Tabel 1. Hasil pengamatan

Page 10: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

B. Pembahasan

Indonesia memiliki banyak potensi energi terbarukan, seperti tenaga air

(termasuk minihidro), panas bumi, biomasa, angin dan surya (matahari) yang bersih

dan ramah lingkungan, tetapi pemanfaatannya belum optimal. Belum optimalnya

pemanfaatan energi terbarukan disebabkan biaya pembangkitan pembangkit listrik

energi terbarukan, seperti tenaga surya, tidak dapat bersaing dengan biaya

pembangkitan pembangkit listrik berbahan bakar energi fosil (bahan bakar minyak,

gas bumi, dan batubara).

Indonesia terletak di garis katulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai sumber

energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4.8

kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia. Dengan berlimpahnya sumber energi

surya yang belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan di sisi lain ada sebagian

wilayah Indonesia yang belum terlistriki karena tidak terjangkau oleh jaringan listri k

PLN, sehingga Pembangki t Listri k Tenaga Surya (PLTS) dengan si stemnya yang

modular dan mudah dipindahkan merupakan salah satu solusi yang dapat

dipertimbangkan sebagai salah satu pembangkit listrik alternatif. Sayangnya biaya

pembangkitan PLTS masih lebih mahal apabila dibandingkan dengan biaya

pembangkitan pembangkit listrik tenaga konvensional, karena sampai saat ini piranti

utama untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik (modul fotovoltaik)

masih merupakan piranti yang didatangkan dari luar negeri.

Walaupun pemanfaatan PLTS belum optimal, tetapi sudah cukup banyak

dimanfaatkan pada perumahan atau sering disebut Solar Home System (SHS), pompa

air, televisi, komunikasi, dan lemari pendingin di PUSKESMAS di beberapa wilayah

Indonesia, khususnya di wilayah terpencil yang jauh dari jaringan listrik PLN. PLTS

merupakan teknologi yang ramah lingkungan karena tidak melepaskan polutan seperti

halnya pembangkit li strik tenaga f osil. Untuk mendapatkan gambaran potensi

penerapan PLTS di Indonesia terhadap kendala penerapan PLTS di Indonesia dengan

mempertimbangkan berbagai variasi biaya investasi.

Page 11: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

Sinar matahari/ radiasi yang datang secara langsung maupun yang

dipancarkan atmosphir (global radiasi solar) dan yang dihamburkan langit akan

menembus glass dome. Radiasi dengan panjang gelombang sampai dengan 3.0

microns akan diteruskan ke lempeng logam hitam dan putih.  Lempeng logam hitam

akan mengabsorbsi panas radiasi sementara lempeng putih akan memantulkan radiasi

sehingga terjadi perbedaan temperatur diantara kedua jenis lempeng logam ini.

Fungsi pyranometer

Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya

pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2. Kinerja alat

ini dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian dengan adanya

hantaman cahaya tepat pada sensor cahaya yang akan diteruskan pada tampilan

komputer dalam bentuk simpangan besarnya fluks yang diberikan cahaya tersebut.

Nilai maksimum yang memberikan fluks terbesar jika cahaya menghantam

sensor sejajar dengan bidang vertikal dan nilai terkecil fluks cahaya saat cahaya jatuh

sejajar bidang horizontal, sehingga besarnya simpngan fluks bergantung pada sudut

cosinus terhadap sumbu vertikal selain dari besarnya muatan elektron yang

menghantam sensor dari radiasi cahaya. Dengan adanya muatan elektron tersebut

dapat diukur dengan rumus medan listrik sehingga simpangan fluks magnet

berbanding lurus dengan peningkatan arus akibat penumpukan elektron. Pada saat

kalibrasi digunakan saat diletakkan pyranometer di dalam ruangan gelap yang tidak

ada cahaya dan pengaruh medan listrik maupun medan magnet sebagai keadaan ideal

saat keadaan normal atau keadaan nol.

Prinsip kerja

Perbedaan temperatur dari kedua lempeng pada pyranometer dihubungkan ke

circuit thermojunctions yang mengubah besaran panas menjadi perbedaan tegangan

potensial diantara kedua ujung lempeng. Selanjutnya Perbedaan potensial ini

dianologikan sebagai besaran Intensitas radiasi global, dengan rumusan sebagai

berikut :

Page 12: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

Q =1/k x V      

Dimana 

Q  =    Intensitas radiasi global yang diukur (Watt/m²)

K   =    konstanta alat/ faktor kalibrasi alat (millivolt/Watt m² )

v    =    tegangan yang diukur (millivolt)

Instalasi

a.   Letakkan alat diatas suatu permukaan yang rata. Lokasi pemasangan harus bebas dari

bayangan pohon maupun bangunan.

b.   Hubungkan Instrumen sensor ke unit recorder/multimeter.

c.   Atur leveling sensor melalui mur pengatur yang terdapat pada kaki alat.

     d.   Kebersihan alat/sensor harus diperhatikan.

e.   Sillica gel harus selalu diganti secara periodik, tergantung kondisi iklim dimana alat

dipasang. 

Pengamatan energi surya dilakukan dengan menggunakan sinar matahari

langsung. Alat yang digunakan untuk mengetahui besar radiasi adalah pyranometer

yang dihubungkan dengan multimeter. Sementara pengukuran RH diamati

menggunakan alat termometer bola kering bola basah yang dikalibrasi

menggunakan grafik psikometrik. Pengamatan dilakukan tiap 15 menit selama 30

kali, dimulai pada pukul 6.40 WIB sampai 13.55 WIB.

Berikut merupakan grafik perbandingan radiasi terhadap waktu :

Page 13: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

Grafik 1. grafik perbandingan antara radiasi langsung terhadap waktu

Pada praktikum yang dilakukan kita mencari radiasi matahari dimulai dari

sudut yang kecil, yaitu pada pagi hari hingga siang hari sehingga diperoleh radiasi

terkecil hingga terbasar yang terjadi pada siang hari.

RH yang diperoleh pada praktikum kali ini mendekati 100%, sedangkan

radiasi yang diterima memiliki range 0.16-18,5. Ketika hari cerah nilai RH kecil

dan radiasi yang diterima alat besar, karena RH sebenarnya sangat terpengaruh

oleh suhu lingkungan, ini dikarenakan suhu yang dibawa oleh sinar matahari,

semakin terik matahari, maka semakin tinggi suhunya menyebabkan RH semakin

kecil.

Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan beberapa kendala-kendala

yang bersifat human error, hal tersebut dapat dilihat pada pengambilan data

Page 14: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

termometer bola basah dan bola kering. Ketika pengambilan data seharusnya

termometer bola kering (tbk) memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan

termometer bola basah (tbb), namun pada pelaksanaannya nilai tbk lebih kecil bila

dibandingkan dengan nilai tbb, sehingga mengakibatkan nilai RH yang tidak bisa

didapatkan.

Sebenarnya radiasi matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam

bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman hijau yang

memalui proses fotosintesa diubah menjadi tenaga kimia. Kedua, radiasi memegang

peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang menentukan

kebutuhan air tanaman (Wisnubroto, 2005).

Ada tiga macam cara radiasi matahari/surya sampai ke permukaan bumi

yaitu:

a. Radiasi langsung (Bearn/Direct Radiation)

Adalah radiasi yang mencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima

oleh bumi dalam arah sejajar sinar datang

b. Radiasi hambur (Diffuse Radiation)

Adalah radiasi yang mengalami perubahan akibat pemantulan dan penghamburan.

c. Radiasi total (Global Radiation)

Adalah penjumlahan radiasi langsung dan radiasi hambur.(wikipedia, 2008).

Pengeringan di terik matahari memang bisa efektif, oleh karena suhu yang

dicapai sekitar (35 s/d 45)0C. iklim di wilayah tropis merupakan sumber energi yang

potensial, namun di samping meningkatnya harga tanah (pada pinggiran kota dan

Page 15: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

sekitarnya), tergesernya pemilihan pemakai kepada mesin pengering dengan sumber

panas (bahan bakar sekam, kayu arang, bahan bakar air, uap panas dan listrik). Dalam

kasus tertentu pengeringan dengan matahari tidak selalu bagus, seperti bahan keripik

kentang tidak begitu baik mutunya bila terkena ultra violet matahari (bias hitam oleh

karena tumbuh jamur).

1.             Rumah Pengering

Pada kebanyakan dalam praktek, yang dikeringkan dengan rumah pengering

adalah hasil-hasil perkebunan seperti tembakau, karet, jagung dan yang lain. Ukuran

rumahnya pun berbeda-beda menurut keperluan dan bahkan dalam kebanyakan hal

dibuat lebih dari satu tingkat. Wadah bahan (yang dikeringkan dalam rumah

pengeringan) digunakan rak-rak, ataupun tempat-tempat gantungan (disesuaikan

keperluan). Adapun sumber panasnya berasal dari pipa-pipa yang dialirkan menuju

setiap ruang pengering. Media yang melewati pipa panas tersebut bias berupa air,uap,

maupun gas hasil pembakaran. Pipa-pipa pemanas dipakai untuk memindahkan panas

dari dalam ke bagian luar dari pada pipa guna memanaskan udara di dalam ruang

pengering. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perpindahan panasnya, maka

pada pipa pemanas diberikan gelang-gelang dari bahan yang bisa menghantarkan

panas (memperbesar luasan kontak, pancar, maupun konveksi).

Ketel uap maupun sumber pembangkit lainnya biasanya ditempatkan di dalam

ruang terpisah dengan ruang pengering (power house/power station/power generator).

Karena media/udara panas berat jenisnya lebih ringan, maka kecendrungan

gerakannya adalah dari bawah ke atas. Hingga karenanya pipa-pipa pemanas meski

harus diletakkan di bagian bawah dan stack/cerobong diletakkan di bagian atas untuk

menarik keluar udara maupun uap air. Supply udara baru dari bawah (untuk

dipanaskan dengan media panas) harus bisa diimbangi dengan penarikan oleh

cerobong untuk mendapatkan pertukaran udara dengan baik sehingga mutu produk

pengeringan maupun prosesnya sendiri bisa berjalan dengan baik. Karena besarnya

spesifikasi, performasi, dan ukuran boiler (unit system pembakaran uap), ruangan

Page 16: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

pengering, luasnya unit instalasi pemindahan panas, kapasitas blower supply maupun

penarik cerobong harus benar-benar dihitung sehingga mutu, kapasitas produksi

maupun proses produksinya bisa dijamin mampu saing di pasaran.

Dengan adanya rumah pengering di desa tersebut, bisa meningkatkan

produksinya. Biasanya proses pengeringan bisa memakan waktu 4 – 5 hari, dengan

rumah pengering hanya membutuhkan 1-2 hari saja.

            Energi matahari merupakan energi yang utama bagi kehidupan di bumi ini.

Berbagai jenis energi, baik yang terbarukan maupun tak-terbarukan merupakan

bentuk turunan dari energi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Energi

yang merupakan turunan dari energi matahari misalnya:

a. Energi angin yang timbul akibat adanya perbedan suhu dan tekanan satu

tempat dengan tempat lain sebagai efek energi panas matahari.

b. Energi air karena adanya siklus hidrologi akibat dari energi panas

matahari yang mengenai bumi.

c. Energi biomassa karena adanya fotosintesis dari tumbuhan yang notabene

menggunakan energi matahari.

d. Energi gelombang laut yang muncul akibat energi angin.

e. Energi fosil yang merupakan bentuk lain dari energi biomassa yang telah

mengalami proses selama berjuta-juta tahun.

2.        Kompor Matahari

          Untuk diameter cermin sebesar1,3 meter kompor ini memberikan daya

thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan menggunakan kompor ini maka

kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.

3. Pengeringan Hasil Pertanian

Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan menjemur

hasil panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat menguntungkan bagi

para petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil

panennya. Berbeda dengan petani di negara-negara empat musim yang harus

Page 17: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya dengan menggunakan oven

yang menggunakan bahan bakar fosil maupun menggunakan listrik.

·         Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas yang

diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin cekung besar

sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan untuk menggantikan

panas dari kompor minyak atau kayu bakar.

            Pemanfaatan energi matahari di satu sisi dianggap ramah lingkungan karena

mengurangi polusi karbon namun di sisi lain meningkatkan pemanasan global dalam

pengadaan panel suryanya.

Keuntungan dari penggunaan energi panas matahari antara lain:

1. Energi Terbarukan

Energi matahari merupakan sumber energi terbarukan sehingga tidak akan

terjadi krisis kelangkaan.

Sumber energi matahari akan selalu tersedia dan tidak pernah habis seperti minyak

bumi atau batubara.

2. Ramah Lingkungan

Energi matahari tidak menghasilkan limbah yang akan membahayakan

lingkungan dalam jangka panjang.

3. Sumber Energi Gratis

Dengan mengesampingkan biaya produksi, sumber energi matahari tidak perlu dibeli.

4. Pasokan Melimpah

Relevansi dari poin ini akan bervariasi untuk tiap lokasinya.

Jika berada di daerah dengan banyak sinar matahari, maka Anda akan memiliki banyak pasokan energi surya.

Page 18: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

Kerugian dari penggunaan energi panas matahari antara lain:

1. Biaya Instalasi Awal Tinggi

Biaya instalasi awal untuk pembangkit listrik dari energi matahari, misalnya, relatif

tinggi.

2. Penyimpanan dan Transportasi

Salah satu alasan utama mengapa energi matahari belum digunakan secara luas

adalah karena penyimpanan dan biaya transportasi yang masih tinggi.

3. Tidak dapat Diandalkan

Sumber energi matahari sangat tergantung pada faktor-faktor alami.

4. Belum Efisien

Hingga saat ini, pembangkit dari sumber energi matahari belum bisa beroperasi

seefisien sumber energi konvensional.

Page 19: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya

pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m. Kinerja alat ini

dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian dengan adanya hantaman

cahaya tepat pada sensor cahaya yang akan diteruskan pada tampilan komputer

dalam bentuk simpangan besarnya fluks yang diberikan cahaya tersebut.

Perbedaan temperatur dari kedua lempeng pada pyranometer dihubungkan ke

circuit thermojunctions yang mengubah besaran panas menjadi perbedaan tegangan

potensial diantara kedua ujung lempeng. Selanjutnya Perbedaan potensial ini

dianologikan sebagai besaran Intensitas radiasi global, dengan rumusan sebagai

berikut :

Q =1/k x V      

Dimana 

Q  =    Intensitas radiasi global yang diukur (Watt/m²)

K   =    konstanta alat/ faktor kalibrasi alat (millivolt/Watt m² )

v    =    tegangan yang diukur (millivolt)

B. Saran

Adabaiknya apabila peralatan yang digunakan pada praktiku sesuai dengan

yang ada pada buku panduan praktikum.

Page 20: Laporan Praktiku 1 Energi Surya 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2. 2009. Klimatologi. http:/ /74 .125.153.132/search?q=cache:

TUoi8Fs5PS0J: sophiadwiratna. unpad.ac.id. Diakses tanggal 11 November

2013

G. H. Trewartha, dan L. H. Horn, 1999. Pengantar Iklim. Edisi Kelima,

Gajah       Mada University Press, Yogyakarta.

Wikipedia.com, 2008. Radiasi Surya. Dikutip dari http://www.wikipedia.com.

Diakses tanggal 10 November 2013.

Yuliarto, B., 2006. Energi Surya : Alternatif Sumber Energi Masa

Depan di

Indonesia.

 Sembiring, M.1993. Penelitian dan Perhitungan energy Surya yang dapat di Absorbs

i oleh alat Penyerap Kalor Absorber .USU:Medan

Supranto, Dr. Ir.1991.Diklat Energi Surya Sebagai Sumber Panas.PAU IlmuTek

nik UGM:Yogyakarta