laporan praktek pemesinan i
DESCRIPTION
mesinTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK PEMESINAN
OBSERVASI MESINDisusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Pemesinan
Dosen Pengampu: Danar Susilo W. S.T., M.Eng.
Disusun Oleh:
FAJAR RIZKI SAPUTRAK2513021
PTM A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESINJURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya maka penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan “Laporan
Observasi Mesin” untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Pemesinan.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Pemesinan.
Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki
saat ini masih terbatas, sehingga dalam laporan ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, baik dalam penyajian, maupun dalam isi laporan.
Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk
penyusunan laporan berikutnya.
Akhir kata penulis berharap, semoga laporan ini dapat menambah wawasan
dan bermanfaat bagi para pembaca.
Surakarta, Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Praktek Pemesinan
B. Standar Kompetensi
C. Kompetensi Dasar
D. Tujuan Praktek Pemesinan
BAB II HASIL OBSERVASI MESIN PERKAKAS
A. Mesin 1
1. Identitas Mesin Perkakas
2. Merk Mesin
3. Jenis Mesin
4. Bagian-bagian Mesin Perkakas
5. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum
B. Mesin 2
1. Identitas Mesin Perkakas
2. Merk Mesin
3. Jenis Mesin
4. Bagian-bagian Mesin Perkakas
5. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum
C. Mesin 3
1. Identitas Mesin Perkakas
2. Merk Mesin
3. Jenis Mesin
4. Bagian-bagian Mesin Perkakas
5. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum
D. Perlengkapan-perlengkapan Mesin Perkakas
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 1.5
Gambar 1.6
Gambar 1.7
Gambar 1.8
Gambar 1.9
Gambar 1.10
Gambar 1.11
Gambar 1.12
Gambar 1.13
Gambar 1.14
Gambar 1.15
Gambar 1.16
Gambar 1.17
Gambar 1.18
Gambar 1.19
Gambar 1.20
Gambar 1.21
Gambar 1.22
Gambar 1.23
Gambar 1.24
Gambar 1.25
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Praktek Pemesinan
B. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu teori pemesinan yang didapatnya pada praktek
pemesinan, khususnya dapat mengoperawsikan mesin bubut untuk mengerjakan
benda kerja.
C. Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat memasang pahat pada rumah pahat dan dapat
menyamakan titik ujung mata pahat dengan mata center kepala lepas
mesin bubut dengan tepat
2. Mahasiswa dapat memasang benda kerja pada pencekam dengan baik
3. Mahasiswa dapat menyalakan mesin bubut, dan mengetahui arah putaran
spindel pada saat posisi tuas digerakkan.
4. Mahasiswa dapat mengatur kecepatan mesin bubut berdasarkan tabel
sesuai dengan kebutuhan.
5. Mahasiswa dapat menggunakan eretan dengan baik.
6. Mahasiswa dapat menggunakan sistem otomastis pada saat pemakanan.
D. Tujuan Praktek Pemesinan
BAB II
HASIL OBSERVASI MESIN PERKAKAS
A. Mesin 1
1. Identitas Mesin Perkakas
a. Merk Mesin
Mesin bubut merk KRISBOW tipe KW15-486
b. Jenis Mesin
Mesin Bubut Konvensional semi otomatis
c. Foto Mesin
Gambar 1.1 Mesin Bubut
2. Bagian-bagian Mesin Perkakas
Keterangan Gambar:
A = Headstock : sebagai bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk
menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan untuk
menggerakkan spindle.
B = Papan gambar kerja : sebagai tempat meletakkan gambar kerja pada benda
kerja yang sedang dikerjakan
C = Tail Stock : sebagai kekdudukan twist drill atau reamer untuk proses
pembuatan lubang dalam
D = Apron : sebagai kedudukan lintasan eretan terhadap bed mesin.
E = Bak Penampung Pendingin : sebagai penampung pendingin yang berasal
dari sisa proses pembubutan.
F = Pompa Pendingin (coolant) : sebagai pemompa pendingin dari bak
penampung pendingin menuju kran pendingin.
B
F
E
DC
A
G = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala
lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus
dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut
(kelurusan).
Keterangan Gambar:
A = Tuas Pengatur RPM : sebagai pengatur RPM kecepatan putaran spindle
mesin.
B = Spindle mesin : sebagai penggerak chuck (penjepit benda kerja) saat diputar.
C = Cover Penutup : sebagai pelindung operator dari percikan pendingin yang
dihasilkan dari putaran spindle mesin.
D = Lampu : sebagai penerang saat mengukur bagian dalam atau tersulit saat
benda keja dicekam dichuck.
E = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala
lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus
dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut
(kelurusan).
F = Lead Screw : sebagai laju lintasan otomatis ulir saat pembubutan ulir.
G = Feed Shaft : sebagai laju lintasan otomatis memanjang biasa.
H = Tombol Emergensi : sebagai tombol atau saklar mati secara total dan
mendadak.
I = Saklar pompa pendingin : sebagai penyalur pendingin ( coolant ) dari bak
penampung pendingin ke kran pendingin.
J = Tuas Pengatur Feeding : sebagai pengatur besarnya kecepatan gerak
pemakanan pada mesin bubut.
K = Tuas Pengatur Otomatis biasa dan ulir : sebagai pengatur gerak pemakanan
secara otomatis biasa ataupun pemakanan ulir
L = Indikator oli : sebagai indikasi kadar atau jumlah oli yang ada pada mesin
atau untuk mengetahui peredaran oli pada mesin.
M = Tabel kode RPM, Feeding, dan Ulir : untuk mengetahui pengaturan tuas
kecepatan putaran mesin, feeding dan jarak puncak ( pitch )
pada ulir.
Keterangan Gambar:
A = Tool Post : sebagai rumah pahat atau tempat pencekaman pahat bubut.
B = Eretan Atas : sebagai pengatur sudut putar pahat untuk proses pembubutan
tirus.
C = Tuas Penggerak Utama : sebagai tuas saklar penghidup putaran mesin dan
pengatur arah putaran spindle mesin.
D = Tuas otomatis ulir : sebagai pengatur jalanya otomatis ulir saat melakukan
proses pembubutan ulir.
E = Tuas pompa oli : sebagai penyalur oli kebagian eretan.
F = Tuas otomatis arah melintang : sebagai saklar penggerak otomatis pada
eretan arah melintang.
G = Eretan Memanjang : sebagai penggerak sumbu Y pada pahat saat menyayat
benda kerja atau arah kanan-kiri.
H = Eretan Melintang : sebagai penggerak sumbu X pada pahat saat menyayat
benda kerja atau arah maju-mudur.
3. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum
B. Mesin 2
1. Identitas Mesin Perkakas
a. Merk Mesin
b. Jenis Mesin
c. Foto Mesin
2. Bagian-bagian Mesin Perkakas
Keterangan Gambar:
A = Headstock : sebagai bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk
menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan untuk
menggerakkan spindle.
B = Papan gambar kerja : sebagai tempat meletakkan gambar kerja pada benda
kerja yang sedang dikerjakan
C = Tail Stock : sebagai kekdudukan twist drill atau reamer untuk proses
pembuatan lubang dalam
D = Apron : sebagai kedudukan lintasan eretan terhadap bed mesin.
E = Bak Penampung Pendingin : sebagai penampung pendingin yang berasal
dari sisa proses pembubutan.
F = Pompa Pendingin (coolant) : sebagai pemompa pendingin dari bak
penampung pendingin menuju kran pendingin.
G = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala
lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus
dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut
(kelurusan).
Keterangan Gambar:
A = Tuas Pengatur RPM : sebagai pengatur RPM kecepatan putaran spindle
mesin.
B = Spindle mesin : sebagai penggerak chuck (penjepit benda kerja) saat diputar.
C = Cover Penutup : sebagai pelindung operator dari percikan pendingin yang
dihasilkan dari putaran spindle mesin.
D = Lampu : sebagai penerang saat mengukur bagian dalam atau tersulit saat
benda keja dicekam dichuck.
E = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala
lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus
dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut
(kelurusan).
F = Lead Screw : sebagai laju lintasan otomatis ulir saat pembubutan ulir.
G = Feed Shaft : sebagai laju lintasan otomatis memanjang biasa.
H = Tombol Emergensi : sebagai tombol atau saklar mati secara total dan
mendadak.
I = Saklar pompa pendingin : sebagai penyalur pendingin ( coolant ) dari bak
penampung pendingin ke kran pendingin.
J = Tuas Pengatur Feeding : sebagai pengatur besarnya kecepatan gerak
pemakanan pada mesin bubut.
K = Tuas Pengatur Otomatis biasa dan ulir : sebagai pengatur gerak pemakanan
secara otomatis biasa ataupun pemakanan ulir
L = Indikator oli : sebagai indikasi kadar atau jumlah oli yang ada pada mesin
atau untuk mengetahui peredaran oli pada mesin.
M = Tabel kode RPM, Feeding, dan Ulir : untuk mengetahui pengaturan tuas
kecepatan putaran mesin, feeding dan jarak puncak ( pitch )
pada ulir.
Keterangan Gambar:
A = Tool Post : sebagai rumah pahat atau tempat pencekaman pahat bubut.
B = Eretan Atas : sebagai pengatur sudut putar pahat untuk proses pembubutan
tirus.
C = Tuas Penggerak Utama : sebagai tuas saklar penghidup putaran mesin dan
pengatur arah putaran spindle mesin.
D = Tuas otomatis ulir : sebagai pengatur jalanya otomatis ulir saat melakukan
proses pembubutan ulir.
E = Tuas pompa oli : sebagai penyalur oli kebagian eretan.
F = Tuas otomatis arah melintang : sebagai saklar penggerak otomatis pada
eretan arah melintang.
G = Eretan Memanjang : sebagai penggerak sumbu Y pada pahat saat menyayat
benda kerja atau arah kanan-kiri.
H = Eretan Melintang : sebagai penggerak sumbu X pada pahat saat menyayat
benda kerja atau arah maju-mudur.
3. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum
C. Mesin 3
1. Identitas Mesin Perkakas
a. Merk Mesin
b. Jenis Mesin
c. Foto Mesin
2. Bagian-bagian Mesin Perkakas
Keterangan Gambar:
A = Headstock : sebagai bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk
menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan untuk
menggerakkan spindle.
B = Papan gambar kerja : sebagai tempat meletakkan gambar kerja pada benda
kerja yang sedang dikerjakan
C = Tail Stock : sebagai kekdudukan twist drill atau reamer untuk proses
pembuatan lubang dalam
D = Apron : sebagai kedudukan lintasan eretan terhadap bed mesin.
E = Bak Penampung Pendingin : sebagai penampung pendingin yang berasal
dari sisa proses pembubutan.
F = Pompa Pendingin (coolant) : sebagai pemompa pendingin dari bak
penampung pendingin menuju kran pendingin.
G = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala
lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus
dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut
(kelurusan).
Keterangan Gambar:
A = Tuas Pengatur RPM : sebagai pengatur RPM kecepatan putaran spindle
mesin.
B = Spindle mesin : sebagai penggerak chuck (penjepit benda kerja) saat diputar.
C = Cover Penutup : sebagai pelindung operator dari percikan pendingin yang
dihasilkan dari putaran spindle mesin.
D = Lampu : sebagai penerang saat mengukur bagian dalam atau tersulit saat
benda keja dicekam dichuck.
E = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala
lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus
dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut
(kelurusan).
F = Lead Screw : sebagai laju lintasan otomatis ulir saat pembubutan ulir.
G = Feed Shaft : sebagai laju lintasan otomatis memanjang biasa.
H = Tombol Emergensi : sebagai tombol atau saklar mati secara total dan
mendadak.
I = Saklar pompa pendingin : sebagai penyalur pendingin ( coolant ) dari bak
penampung pendingin ke kran pendingin.
J = Tuas Pengatur Feeding : sebagai pengatur besarnya kecepatan gerak
pemakanan pada mesin bubut.
K = Tuas Pengatur Otomatis biasa dan ulir : sebagai pengatur gerak pemakanan
secara otomatis biasa ataupun pemakanan ulir
L = Indikator oli : sebagai indikasi kadar atau jumlah oli yang ada pada mesin
atau untuk mengetahui peredaran oli pada mesin.
M = Tabel kode RPM, Feeding, dan Ulir : untuk mengetahui pengaturan tuas
kecepatan putaran mesin, feeding dan jarak puncak ( pitch )
pada ulir.
Keterangan Gambar:
A = Tool Post : sebagai rumah pahat atau tempat pencekaman pahat bubut.
B = Eretan Atas : sebagai pengatur sudut putar pahat untuk proses pembubutan
tirus.
C = Tuas Penggerak Utama : sebagai tuas saklar penghidup putaran mesin dan
pengatur arah putaran spindle mesin.
D = Tuas otomatis ulir : sebagai pengatur jalanya otomatis ulir saat melakukan
proses pembubutan ulir.
E = Tuas pompa oli : sebagai penyalur oli kebagian eretan.
F = Tuas otomatis arah melintang : sebagai saklar penggerak otomatis pada
eretan arah melintang.
G = Eretan Memanjang : sebagai penggerak sumbu Y pada pahat saat menyayat
benda kerja atau arah kanan-kiri.
H = Eretan Melintang : sebagai penggerak sumbu X pada pahat saat menyayat
benda kerja atau arah maju-mudur.
3. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum
BAB III
PENUTUPA. Kesimpulan
B. Saran