laporan pkl-kartiko mukti widodo-d310031

74
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN KERJA PRAKTIK DI UNIT KERJA TELKOMSEL PUSAT JAKARTA PT. TELKOMSEL MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE (SCR) DAN ALARM PADA JARINGAN CIRCUIT SWITCHING DI NETWORK OPERATING CENTER (NOC)- CORE PT. TELKOMSEL Laporan Praktik Kerja Lapangan disusun guna memenuhi syarat Kewajiban Praktik Kerja Lapangan Oleh : KARTIKO MUKTI WIDODO NIM D310031 PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2012

Upload: junrevol-wicaksana-putra

Post on 07-Jul-2016

244 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KERJA PRAKTIK DI UNIT KERJA TELKOMSEL PUSAT

JAKARTA

PT. TELKOMSEL

MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE

(SCR) DAN ALARM PADA JARINGAN CIRCUIT

SWITCHING DI NETWORK OPERATING CENTER (NOC)-

CORE PT. TELKOMSEL

Laporan Praktik Kerja Lapangan disusun guna memenuhi syarat Kewajiban

Praktik Kerja Lapangan

Oleh :

KARTIKO MUKTI WIDODO

NIM D310031

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI

AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

PURWOKERTO

2012

Page 2: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KERJA PRAKTIK DI UNIT KERJA TELKOMSEL PUSAT

JAKARTA

PT. TELKOMSEL

MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE

(SCR) DAN ALARM PADA JARINGAN CIRCUIT

SWITCHING DI NETWORK OPERATING CENTER (NOC)-

CORE PT. TELKOMSEL

Oleh :

KARTIKO MUKTI WIDODO

NIM D310031

Telah disahkan pada hari tanggal Oktober 2012

Pembimbing

Alfin Hikmaturokhman, ST. MT.

NIDN : 0621087801

Page 3: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KERJA PRAKTIK DI UNIT KERJA TELKOMSEL PUSAT

JAKARTA

PT. TELKOMSEL

MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE

(SCR) DAN ALARM PADA JARINGAN CIRCUIT

SWITCHING DI NETWORK OPERATING CENTER (NOC)-

CORE PT. TELKOMSEL

Oleh :

Kartiko Mukti Widodo

NIM D310031

Telah diuji oleh penguji pada hari tanggal Oktober 2012

Penguji

Alfin Hikmaturokhman, ST. MT.

NIDN : 0621087801

Page 4: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan KATA PENGANTAR

AKATEL SP Purwokerto i D310031

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

hanya dengan rahmat dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan

Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2012 sampai

dengan tanggal 30 Juli 2012 dengan tanpa halangan suatu apapun.

Adapun penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Telkomsel ini

merupakan salah satu wujud dari pertanggungjawaban penulis atas segala

kegiatan yang telah dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan. Pada dasarnya

kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud pengaplikasian dari pengetahuan yang

selama ini penulis dapatkan dari perkuliahan dan sekaligus sebagai media untuk

mendapatkan pengalaman kerja yang sangat berharga.

Dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, penulis menyadari

akan banyaknya keterbatasan, kekurangan dan kelemahan dari penulisan laporan

ini sehingga laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari

semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah

ini. Disamping itu semua, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yang maha Esa

2. Kedua orang tua penulis

3. Bapak Alfin Hikmaturokhman, ST. MT. Selaku dosen pembimbing

4. Bapak Fajar S. Bhawana, selaku pembimbing PKL di PT. Telkomsel

5. Staf kariawan NOC khususnya pada bagian Core Network

6. Teman – teman yang membantu penulis selama PKL dan pihak lain yang

tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis berharap kiranya segala yang telah tersusun dalam laporan ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Purwokerto, Agustus 2012

Penulis

Page 5: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan DAFTAR ISI

AKATEL SP Purwokerto ii D310031

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan

Lembar Pengujian

Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------------i

Daftar Isi -------------------------------------------------------------------------------------- ii

Daftar gambar ------------------------------------------------------------------------------- iv

Daftar Lampiran ------------------------------------------------------------------------------ v

Daftar Singkatan ---------------------------------------------------------------------------- vi

Abstraksi ----------------------------------------------------------------------------------- viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ---------------------------------------------------------------------------- 1

B. Tujuan PKL ------------------------------------------------------------------------------- 2

C. Ruang Lingkup --------------------------------------------------------------------------- 2

D. Aspek Umum Kelembagaan ------------------------------------------------------------ 2

E. Metode Penulisan ----------------------------------------------------------------------- 12

F. Sistematika Penulisan ------------------------------------------------------------------ 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teknologi GSM------------------------------------------------------------------------- 13

1. Mobile Station (MS) --------------------------------------------------------------- 14

2. Base Station system (BSS)-------------------------------------------------------- 14

3. Network Switching System (NSS) ----------------------------------------------- 14

4. Network Management System ---------------------------------------------------- 16

5. Media Gateway (MGW) ---------------------------------------------------------- 16

6. DCS ---------------------------------------------------------------------------------- 17

7. Operation and Support System (OSS) ------------------------------------------ 18

B. Teknologi 3G --------------------------------------------------------------------------- 18

Arsitektur Jaringan 3G----------------------------------------------------------------- 21

C. Switching Network --------------------------------------------------------------------- 23

Page 6: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan iii

AKATEL SP Purwokerto D310031

BAB III MONITORING PERFORMANSI SCR DAN ALARM PADA

JARINGAN CIRCUIT SWITCHING DI NOC-PT.TELKOMSEL

A. Definisi NOC --------------------------------------------------------------------------- 26

B. Definisi Monitoring -------------------------------------------------------------------- 27

C. Konfigurasi Jaringan pada Circuit Switching -------------------------------------- 27

D. Klasifikasi Alarm ----------------------------------------------------------------------- 28

1. Critical ------------------------------------------------------------------------------ 29

2. Major -------------------------------------------------------------------------------- 29

3. Minor -------------------------------------------------------------------------------- 29

E. Tipe – Tipe Alarm ---------------------------------------------------------------------- 29

1. Alarm Critical ---------------------------------------------------------------------- 29

2. Alarm Major ------------------------------------------------------------------------ 35

3. Alarm Minor ------------------------------------------------------------------------ 37

F. Monitoring SCR ------------------------------------------------------------------------ 38

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------ 42

B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------- 42

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 7: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan DAFTAR GAMBAR

AKATEL SP Purwokerto iv D310031

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar I.1. Logo Identitas PT. TELKOMSEL -------------------------------------- 6

2. Gambar I.2. Starter Pack kartuHALO ------------------------------------------------ 8

3. Gambar I.3. Starter Pack simPATI ---------------------------------------------------- 8

4. Gambar I.4. logo KARTU As ---------------------------------------------------------- 9

5. Gambar I.5 Struktur Organisasi PT. Telkomsel ----------------------------------- 11

6. Gambar II.1.Arsitektur Jaringan 3G ------------------------------------------------- 21

7. Gambar II.2. Comunication Network ------------------------------------------------ 23

8. Gambar III.1. Konfigurasi Circuit Switching -------------------------------------- 27

9. Gambar III.2. Iwf Ip Connection Lost ----------------------------------------------- 30

10. Gambar III.3. Alarms From Network Element Not Arriving --------------------- 31

11. Gambar III.4. Link Set Unavailable ------------------------------------------------- 33

12. Gambar III.5. H.248 Ip Connection Lost ------------------------------------------- 34

13. Gambar III.6. Mgw Out Of Service -------------------------------------------------- 35

14. Gambar III.7. Call Establishment Faliure ------------------------------------------ 36

15. Gambar III.8. Failure In Signaling Link Activation Or Restoration ------------ 37

16. Gambar III.9. Circuit Pool Information Conflict Between Msc And Bsc ------- 38

17. Gambar III.10. Sumber Nilai SCR --------------------------------------------------- 39

18. Gambar III.11. Tampilan Monitoring SCR ----------------------------------------- 41

Page 8: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan DAFTAR LAMPIRAN

AKATEL SP Purwokerto v D310031

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pertanyaan dan jawaban pada saat seminar PKL.

2. Daftar hadir pada saat pelaksanaan PKL.

3. Daftar nilai selama pelaksanaan PKL.

4. Print Screen proses monitoring pada saat pelaksanaan PKL.

5. Power point presentasi seminar PKL.

Page 9: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan DAFTAR SINGKATAN

AKATEL SP Purwokerto vi D310031

DAFTAR SINGKATAN

1. GSM : Global System for Mobile Telecomunication

2. NOC : Network Operating Center

3. CS : Circuit Switch

4. STBS : Sistem Telekomunikasi Bergerak Seluler

5. DCS : Digital Cellular System

6. AMPS : Advances Mobile Phone System

7. NMT : Nordic Mobile Telephone

8. MS : Mobile Station

9. BSS : Base Sstasion System

10. BTS : Base Transceiver Station

11. BSC : Base Station Controller

12. NSS : Network Switching System

13. MSS : Mobile Switching Center

14. HLR : Home Location Register

15. VLR : Visitor Location Register

16. SIM : Subscriber Identity Module

17. IMSI : Subscriber Identity Internasional Mobile

18. AuC : Authentication Center

19. EIR : Equipment Identity Register

20. IMEI : Internasional Mobile Equipment Identity

21. IWF : Inter Working Function

22. EC : Echo Canceller

23. OMC : Operation and Maintenance Center

24. NMC : Network Management Centre

25. MGW : Media gateway

26. OSS : Operation and Suport System

27. CN : Core Network

28. UE : User Equipment

29. UTRAN : UMTS Terrestrial Radio Access Network

30. SGSN : Serving GPRS Support Node

Page 10: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan vii

AKATEL SP Purwokerto D310031

31. GGSN : Gateway GPRS Support Node

32. RNS : Radio Network System

33. RNC : Radio Network Controller

34. PC : Power control

35. HC : Handover control

36. POTS : Plain Old Telephone Service

37. SMS : Short Massage Service

38. SCR : Success Call Rate

39. GMSC : Gateway MSC

40. ISDN : Switch Integrated Service Digital Network

41. NSN : Nokia Siemens Network

Page 11: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan ABSTRAKSI

AKATEL SP Purwokerto viii D310031

ABSTRAKSI

Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan

teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.

Salah satunya telepon sellular yang berbasis GSM (Global System for Mobile

Telecommunicatons) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang

bersifat digital. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman

sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim

akan sampai pada tujuan. Pada perkembangannya teknologi GSM kini sudah

mencapai pada teknologi 3G. Teknologi 3G sering disebut dengan mobile

broadband karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang dapat

dibawa ke mana saja. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan layanan yang ada

diperlukan adanya sebuah pengawasan. Pengawasan ini dilakukan oleh bagian

Network Operating Center (NOC).

Kata kunci : GSM, mobile broadband, modem, NOC.

ABSTRACTION

Along with the rapid progress in the world of science and technology,

telecommunications are also progressing quite rapidly. One of these cellular

phone based GSM (Global System for Mobile Telecommunicatons) is a wireless

communications technology that is digital. This technology utilizes the microwave

and signal transmission divided by time, so the signal information sent will reach

its destination. In the development of GSM technology has now reached the 3G

technology. 3G technology is often referred to as mobile broadband because of its

superiority as a modem for the internet that can be taken anywhere. Therefore, to

optimize existing services necessary to an oversight. Supervision is done by the

Network Operating Center (NOC).

Key Word : GSM, mobile broadband, modem, NOC.

Page 12: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan BAB I

AKATEL SP Purwokerto 1 D310031

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan

teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.

Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu

hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup manusia

menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat. Semakin lama pola pikir

konsumen berubah seiring perkembangan jaman. Konsumen yang dulunya hanya

menggunakan alat komunikasi, disebut telepon, kini mulai beralih menggunakan

telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat

mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang

belum terpenuhi. Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan

kekurangan. Salah satunya telepon sellular yang berbasis GSM (Global System for

Mobile Telecommunicatons) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang

bersifat digital. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman

sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim

akan sampai pada tujuan.

GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai

teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Dalam

perkembangannya GSM saat ini sudah mencapai teknologi 3G. Teknologi 3G

adalah teknologi generasi ke tiga yang dikeluarkan oleh ITU yang diadopsi dari

IMT-2000. Dalam arsitektur jaringan 3G terdapat beberapa komponen seperti

node B, BSS, MSS, MGW dan lain sebagainya. Dalam penerapannya dalam

telekomunikasi atau dalam penggunaannya sehari-hari perangkat tersebut

terkadang mengalami berbagai gangguan yang disebabkan oleh beberapa aspek

diantaranya yaitu cuaca. Jika terjadi gangguan pada salah satu perangkat tersebut

maka pada bagian monitoring akan muncul alarm (alert) yang kemudian akan di

Page 13: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 2

AKATEL SP Purwokert D310031

infokan ke bagian regional dimana perangkat tersebut mengalami gangguan untuk

di tindaklanjuti.[2]

B. TUJUAN PKL

1. Tujuan Pelaksanaan PKL

Praktek Kerja Industri (PKL) dilaksanakan penulis dengan maksud dan

tujuan sebagai berikut :

a. Untuk memberikan pengalaman praktik kerja secara langsung serta

menggali berbagai masalah / pekerjaan yang timbul di lapangan.

b. Untuk meningkatkan keteramplian dan wawasan, baik secara tekhnik

maupun hubungan kemanusiaan.

c. Untuk membentuk perulaku positif bagi penulis melalui penyesuaian diri

dengan lingkungan kerja yang sebenarnya.

d. Untuk membentuk rasa kebersamaan dan kerjasama tim secara baik

dalam menjalani suatu pekerjaan.

e. Untuk mengukur kemampuan diri sendiri pada pekerjaan nyata.

2. Tujuan Pembuatan Laporan

Sebagai syarat untuk melengkapi salah satu mata kuliah program DIII di

AKATEL Sandhy Putra Purwokerto.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelaksanaan PKL di Operation and Monitoring Center,

yang sekarang disebut dengan NOC (Network Operating Center) Telkomsel

Pusat Jakarta, penulis ditempatkan pada satu bagian yaitu CS CORE

NETWORK (Circuit Switch CORE NETWORK).

D. ASPEK UMUM KELEMBAGAAN

1. Sejarah PT. Telkomsel

Telkomsel pada awalnya adalah nama pelayanan dari jasa Sistem

Telekomunikasi Bergerak Selular (STBS) yang dikelola oleh PT. Telkom.

Dengan nama inilah dimulai proyek percontohan STBS pada awal bulan

November 1993 di Pulau Batam dan Pulau Bintan, dengan menggunakan

teknologi GSM (Global System for Mobile) yang telah dikenal luas didunia

internasional.[1]

Page 14: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 3

AKATEL SP Purwokert D310031

Proyek yang pertama kali menggunakan teknologi GSM di Indonesia

ini, berhasil membangun jaringan komunikasi selular dari awal sampai dapat

melakukan pembicaraan pada sistem telekomunikasi bergerak hanya dalam

tempo dua bulan (tepatnya sampai tanggal 31 Desember 1993) sejak

dimulainya proyek ini. [1]

Keberhasilan ini tidak hanya berhenti di Pulau Batam dan Bintan saja,

akan tetapi terus dikembangkan ke daerah lain, seperti Medan dan Pekanbaru.

Nama Telkomsel pun kemudian didaftarkan ke GSM MOU yang merupakan

organisasi perkumpulan operator GSM yang berkedudukan di Dublin, yang

mempunyai aturan standar teknis dan nonteknis untuk seluruh operator GSM

di dunia. [1]

Pada tanggal 26 Mei 1995 dengan berdasarkan pada keputusan Menteri

Pariwisata Pos dan Telekomunikasi serta Menteri Keuangan R.I.maka secara

resmi berdirilah PT. Telkomsel sebagai salah satu operator GSM di

Indonesia, dengan karyawannya yang berasal dari PT. Telkom dan PT.

Indosat serta ditambah tenaga-tenaga baru yang berpengalaman. [1]

Dengan semakin berkembangnya bisnis telekomunikasi maka semakin

besar pula tuntutan bagi PT. Telkomsel untuk mengadakan pengembangan

perusahaan dengan melakukan kerjasama baik dengan perusahaan asing

maupun lokal. Karena saat itu PT. Telkom dan PT. Indosat telah tercatat pada

Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek New York, maka dilakukanlah tender

secara terbuka dan transparan selama kurunwaktu satu tahun pada kedua

lokasi tersebut. Melalui proses tender yangketat didapatlah rekanan baru yaitu

PTT Telecom Netherlands (anak perusahaan raksasa telekomunikasi Belanda

KPN), dan Setdco Megacell Asia (perusahaan lokal yang dimotori pengusaha

terkemuka Indonesia, Setiawan Djody). Sehingga mulai Bulan Maret 1996

berubahlah status PT.Telkomsel dari PMDN menjadi PMA. [1]

2. Profil Perusahaan

PT Telkomsel adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler

di Indonesia. Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM

kedua di Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan pada

Page 15: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 4

AKATEL SP Purwokert D310031

tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT

Telkom (51%) dan PT Indosat (49%). Kemudian pada November 1997

Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan

layanan prabayar GSM. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator

telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, dengan 26,9 juta pelanggan dan

memiliki market share sebesar 55% (Maret 2006).Telkomsel memiliki tiga

produk GSM,yaitu SimPATI (prabayar), KartuAS (prabayar), serta

KartuHALO (paskabayar).Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh TELKOM

(65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%). TELKOM

merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh

Pemerintah Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang

mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura. [1]

3. Visi PT. TELKOMSEL

Visi adalah sebuah pedoman bagi perusahaan sebagai wujud keinginan

terhadap keadaan di masa yang akan datang. TELKOMSEL memiliki visi

yang dijadikan sebagai acuan untuk perkembangan perusahaan ke depan

yaitu:

“ The Indonesia Wireless Telecomunication Solution Company “

Dari kalimat diatas, jelas TELKOMSEL selalu berkeinginan untuk

menjadi perusahaan yang selalu menyediakan slolusi teknologi selular terbaik

di Indonesia dengan standar kelas dunia serta selalu mengedepankan

kepuasan pelanggan. [1]

4. Misi PT.TELKOMSEL

Misi adalah sebuah penjabaran secara tertulis mengenai makna dari isi

yang mengandung falsafah atau nilai nilai yang harus ada pada seluruh tubuh

perusahaan. TELKOMSEL sendiri memiliki MISI perusahaan sebagai

berikut:

“ first choice wireless telecomunication solutions provider in Indonesia

working in partnership with shareholders and otheralliances to create value

for investor, employes and nation “

Page 16: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 5

AKATEL SP Purwokert D310031

“ Menjadi pilihan utama sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel di

Indonesia yang bekerja denga npara pemegang saham dan mitra usaha

lainnya untuk menghasilkan nilai tambah bagi Investor(penanam modal),

karyawan dan negara.”

Sesuai dengan kalimat diatas, TELKOMSEL berusaha menjalin

kerjasama dengan para pemegang saham dan mitra usaha agar bersama sama

menjadi penyedia solusi telekomunikasi terbaik di indonesia. [1]

5. Budaya PT.TELKOMSEL

Budaya disini adalah budaya untuk selalu menjadi yang terbaik, seperti

halnya PT.TELKOMSEL yang memiliki budaya perusahaan top

management, midlle management dan lower mangement. Budaya ini

diharapkan menjadi sebuah komitmen serta tujuan bagi perusahaan sehingga

dapat memberikan kinerja pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya.

Adapun beberapa budaya yang bertujuan meningkatkan kualitas layanan

terhadap pelanggan yaitu sebagai berikut. [1]

a. Integritas

Integritas adalah konsistensi antara nurani dan tindakandengan

aturan standar kebenaran yang berlaku. Karyawan perusahaan harus

selalu bersikap konsisten dalam pemikiran dan perbuatan berdasarkan

aturan dan norma perusahaan. [1]

b. Profesionalisme

Profesionalisme adalah upaya secara konsisten untuk memiliki

rasa tanggung jawab dan mampu menyelesaikan tugas dengan solusi

terbaik. Ini dimaksudkan agar karyawa perusahaan memiliki rasa

tanggungjawab dan memiliki kompetensi yang optimal agar dapat

memberikan pemecahan masalah yang lengkap dan terintegrasi. [1]

c. Team Work

Berupaya secara konsisten membangun hubungan kerja yang

sinergi dan saling menghargai dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Dengan begitu karyawan perusahaan mampu mencapai sinergi,

Page 17: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 6

AKATEL SP Purwokert D310031

transparansi serta selalu efektif, baik dengan pihak inernal maupun

ekternal utnuk dapat menyampaikan solusi terbaik. [1]

d. Costumer Intimacy

Secara konsisten bersikap peduli, menghargai serta erupaya untuk

memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan secara optimal. Dengan

begitu karyawan perusahaan harus memahami, peduli serta menghargai

kebutuhan dan kepentingan pelanggan atau pemegang saham dengan

memberikan pemecahan masalah yang tepat. [1]

6. Logo Identitas dan Slogan PT. TELKOMSEL

a. Logo PT. TELKOMSEL

Logo bagi sebuah perusahaan adalah sebuah bentuk yang

mewakili identitas diri dari perusahaan itu sendiri. PT. TELKOMSEL

sendiri tidak semata mata merepresentasikan identitas hanya dengan

bentuk logo yang biasa, namun setiap bentuk dari logo tersemu memiliki

maksud tertentu yang menunjukan identitas dari perusahaan PT.

TELKOMSEL itu sendiri. [1]

Gambar I.1. Logo Identitas PT. TELKOMSEL[1]

Berikut filosofi dari Logo yang dimiliki oleh PT. TELKOMSEL :

1) Lingkaran Elips Horisontal

Lingkaran yang membelah heksagon tersebut melambangkan

penyelenggara jasa telekomunikasi domestik (PT. TELKOM). [1]

2) Lingakaran Elips Vertikal

Lingkaran ini melambangkan penyelenggara jasa

telekomunikasi internasional di Indonesia (PT. INDOSAT) sebagai

salah satu “The Founding Father”.[1]

Page 18: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 7

AKATEL SP Purwokert D310031

3) Heksagon Merah

Bentuk heksagon ini melambangkan seluser, dan warna merah

pada heksagon ersebut melambangkan bahwa TELKOMSEL berani

dan siap menyongsong masa depan dengan segala kemungkinannya.

[1]

4) Heksagon Abu-abu Kehitaman

Heksagon ini memiliki arti bahwa TELKOMSEL selalu siap

mengayomi dan terus memenuhi kebutuhan pelanggannya.

Sedangkan warna abu abu adalah warna logam yang berarti juga

kesejukan yang luwes dan fleksibel. [1]

5) Pertemuan Dua Lingakaran Elips Berwarna Putih

Kedua lingkaran elips tersebut berpotongan di atas heksagon

merah dan membentuk huruf “t” yang merupakan huruf awal dari

TELKOMSEL. Warna putih mengandung makna kebersihan,

keterbukaan serta transparansi. [1]

b. Slogan PT. TELKOMSEL

Slogan PT. TELKOMSEL yaitu “Begitu Dekat Begitu Nyata”.

Dengan slogan tersebut diharapkan TELKOMSEL menjadi perusahaan

jasa telekomunkasi yang memiliki pelanggan terbanyak serta

TELKOMSEL selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas

jaringan terluas serta menyediakan jasa pelayanan yang terbaik kepada

pelanggannya. [1]

7. Produk dan Jasa yang dimiliki TELKOMSEL

TELKOMSEL sebagai perusahaan yang bermain di bidang

telekomunikasi memiliki beberapa produk unggulan yang disediakan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Berkut beberapa produk serta

jasa yang ditawarkan oleh TELKOMSEL. [1]

a. Produk-Produk TELKOMSEL

1. kartuHALO

Page 19: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 8

AKATEL SP Purwokert D310031

Gambar I.2. Starter Pack kartuHALO[1]

Produk utama TELKOSMEL adalah kartuHALO, nama yang

digunakan untu ksetiap kartu SIM (Subscriber Identity Module).

kartuHALO merupakan seluler sim card pertama di indonesia yang

menggunakan bahasa indonesia dengan desain beragam budaya yang

di miliki indonesia, ini mempresentasikan luasnya jangkauan layanan

TELKOMSEL dari Sabang sampai Merauke. [1]

kartuHALO menjamin penggunanya memperoleh semua

keunggulan GSM, seperti bebas penyadapan serta penggandaan,

aksebilitas, serta harga terjangkau dengan kualitas yang prima serta

jangkauan yang luas. [1]

2. simPATI

Gambar I.3. Starter Pack simPATI[1]

Kartu simPATI merupakan kartu prabayar GSM isi ulang

pertama di Indonesia bahkan di Asia yang diluncurkan pada bulan

November tahun 1997. Hal ini menjadikan TELKOMSEL sebagai

operator yang mempelopori layanan kartu prabayar pada saat yang

tepat di mana saat krisis ekonomi sedang melanda Indonesia di tahun

1997, dan simPATI memberikan solusi bagi para pengguna jasa

seluler mulai melakukan pengontrolan anggaran komunikasinya. Dan

Page 20: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 9

AKATEL SP Purwokert D310031

sampai saat ini simPATI merupakan kartu prabayar yang paling

diminati pasar dan telah digunakan lebih dari 29 juta pelanggan dari

pengguna kartu prabayar di Indonesia, dan pelanggan yang tergabung

dalam komunitas simPATI dinamakan simPATIzone. [1]

Keunggulan yang ditawarkan simPATI adalah keamanan (bebas

dari penyadapan dan penggandaan), aksebilitas, harga yang terjangkau

(untuk perdana dan voucher isi ulang), mutu prima, tariff pembicaraan

murah, bebas roaming dari sesama TELKOMSEL dan jangkauan yang

luas. [1]

3. KARTU As

Gambar I.4. logo KARTU As. [1]

KartuAS merupakan kartu prabayar yang sangat fenomenal yang

pernah diluncurkan oleh TELKOMSEL, di mana hanya 3 tahun sejak

diluncurkan 24 Mei 2004 telah digunakan sekitar 17 Juta pelanggan.

KartuAS merupakan inovasi yang ditujukan untuk memperluas pasar

seluler di Indonesia dan mendorong penetrasi pasar sehingga

masyarakat secara lebih luas dapat menikmati layanan seluler

berkualitas dengan harga yang semakin terjangkau. [1]

KartuAS dapat diisi ulang seperti halnya dengan kartu prabayar

yang ada di Indonesia. KartuAS dapat digunakan di seluruh Indonesia,

tarif percakapan sangat kompetitif karena mempunyai dua tarif

khusus, yaitu : [1]

1) Tarif Murah (tarif flat dari pelanggan kartu AS ke pelanggan

kartu HALO dan simPATI).

2) Tarif Super Murah (tarif flat antar sesama pengguna kartu AS).

Page 21: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 10

AKATEL SP Purwokert D310031

8. Jasa Pelayanan TELKOMSEL

a) TELKOMSEL 3G

Video Conference adalah layanan 3G yang disediakan untuk

menghubungkan tiga orang atau lebih dalam sebuah percakapan

menggunakan video call. Layanan ini memberikan kemudahan bagi

pelanggan untuk mengadakan "mobile meeting" menggunakan video call.

User harus memesan nomor ID dan PIN untuk masuk ke dalam

conference call. Pemesanan dilakukan melalui SMS. [1]

Layanan ini berbasis video call 3G. Layanan dapat digunakan jika

user sudah terdaftar pada layanan 3G, menggunakan handset

berkemampuan 3G video call, dan berada pada area 3G TELKOMSEL.

[1]

b) TELKOMSEL FLASH

Saat ini TELKOMSEL juga mengeluarkan produk baru yaitu

TELKOMSEL FLASH, Hadirnya Layanan ini juga menandai untuk

pertama di Indonesia hadir layanan seluler high speed wireless

broadband dengan skema tarif yang didasarkan atas durasi waktu

pemakaian serta bisa dinikmati oleh pelanggan kartu paskabayar dan

prabayar. [1]

Hadirnya TELKOMSEL Flash merupakan milestone bersejarah

dimana untuk pertama di Indonesia hadir layanan seluler HSWB (high

speed wireless broadband) dengan skema tarif yang didasarkan atas

durasi waktu pemakaian serta bisa dinikmati oleh pelanggan kartu

paskabayar (kartuHALO) dan prabayar (simPATI dan kartuAS).Untuk

menikmati layanan ini, pelanggan cukup SMS dengan mengetik “flash”

dan kirim ke 3636 (simple provisioning), tidak perlu direpotkan dengan

sistem registrasi yang rumit dan penuh persyaratan sebagaimana yang

berlaku umum saat ini. [1]

Desain layanan ini sangat user friendly sebagai upaya menghadirkan

solusi kemudahan menikmati dan mengkontrol pemakaian HSWB (High

Speed Wireless Broadband), serta value for money di mana dengan

Page 22: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 11

AKATEL SP Purwokert D310031

kecepatan tinggi yang bisa mencapai 3,2 Mbps atau 10-40 kali lebih

cepat dari sistem dial up internet biasa maka secara umum layanan

menjadi lebih murah karena fasilitas ini didukung jaringan 3G

(WCDMA/ UMTS dan HSDPA). [1]

Kenyamanan layanan ini akan dirasakan oleh pelanggan mulai awal

hingga akhir penggunaan, di mana saat setiap kali mulai menggunakan

pelanggan akan mendapati tampilan menu web informatif yang

menampilkan: pilihan paket tarif, jaringan yang tersedia, serta sisa kredit

yang dimiliki layaknya layanan di warung internet plus. [1]

c) SLI (Saluran Langsung Internasional)

Adalah fitur yang memungkinkan pelanggan TELKOMSEL untuk

bisa menggunakan ponselnya melakukan panggilan langsung ke luar

negeri tentunya dengan memakai produk dari TELKOMSEL. [1]

9. Struktur Organisasi

Gambar I.5. Struktur Organisasi PT. Telkomsel

Network Service Assurance

Management Group

Hanang Setiohargo

Trafic & Service Delivery Management

Division

Rahman Ramadya

Core, VAS & Transport Network Quality

Division

Rahmat Novalianto

Service Assurance Management

-

Retail Costumer Service Quality Mgt.

Div

Achmad Hasan Basri

Corporate & Premium Service Quality Mgt

Dept

Gunawan K. Adhy

KPI Reporting & ICT Problem Mgt. Dept

Sar Ginsan

Service Helpdesk & ICT Incident Mgt.

Dept

Thomas Heriyanto

Core

Fajar S. Bhawana

Radio

M. Nurohman N.

Radio

Eko B.W.S. Nugroho

Transmisi

Ronald Renaldi

Radio Access Network Quality Management

Division

Suharno

OSS & Tools Management

Divison

Ahmad Wahyudi

Page 23: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 12

AKATEL SP Purwokert D310031

E. METODOLOGI PENULISAN

Dalam penyusunan laporan PKL, penulis memperoleh data – data melalui

beberapa metode sebagai berikut :

1. Metode Praktikum

Metode ini dilakukan dengan cara mempraktekan secara langsung apa

yang telah diberikan pada saat pelaksanaan PKL.

2. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara menanyakan secara langsung kepada

narasumber tentang pekerjaan yang dilakukan dan tata cara

pengoperasiannya.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah dalam pemahaman laporan PKL ini, maka laporan ini

dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Beriskani tentang uraian atau gambaran secara umum tentang CS

CORE (Circuit Switch CORE) di PT. Telkomsel Pusat Jakarta.

BAB II DATA UMUM PERUSAHAAN

Berisikan tentang sejarah umum PT. Telkomsel, profil PT.

Telkomsel, struktur kepegawaian dan ruang lingkup tempat PKL

beserta jadwalnya.

BAB III TINJAUN PUSTAKA

Berisikan tentang literatur – literatur tentang GSM, struktur GSM,

tentang perkembangan sistem telekomunikasi generasi ke-3 (3G) dan

switching network.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisikan tentang pengertian dari NOC dan kegiatan monitoring

yang dilkukan pada bagian Core Switching Network.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan tentang kesimpulan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan

PKL dan saran yang ditujukan pada tempat dilaksanakannya PKL.

Page 24: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan BAB II

AKATEL SP Purwokert 13 D310031

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TEKNOLOGI GSM

Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar

global untuk komunikasi bergerak digital. GSM merupakan nama dari sebuah

group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah

standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah

frekuensi 900 MHz. Teknologi ini banyak diterapkan pada komunikasi bergerak,

khususnya telepon genggam. Cara kerjanya dengan memanfaatkan gelombang

mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal

informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. Pada awalnya GSM muncul

pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular

untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal

terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh

pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992,

standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan

dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal

pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah

penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga

arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada

alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas

pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang

semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga

bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi.

Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia.

Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang

bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT(Nordic Mobile Telep

hone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular

membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga

di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir

Page 25: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 14

AKATEL SP Purwokert D310031

tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Di

dalam GSM itu sendiri terdapat beberapa jaringan pembentuknya, daintaranya

yaitu :[2]

1. Mobile Station (MS)

MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk

melakukan komunikasi. MS terdiri dari Mobile Equipment (ME) dan

Subscriber Identify Module (SIM). ME merupakan terminal transmisi radio

yang dilengkapi dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI),

sedangkan SIM berbasis nomor identitias pelanggan untuk masuk ke jaringa

operator GSM.[3]

2. Base Sstasion System (BSS)

BSS terdiri dari tiga perangkat yaitu :

a. Base Transceiver Station (BTS)

BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang

mengalami akses radio dan berinteraksi langsung dengan mobile station

(MS) melalui air interface. BST juga mengatur proses handover yang

terjadi dalam BTS itu sendiri dan dimonitor oleh BSC. [3]

b. Base Station Controller (BSC)

BSC adalah inerface antara BTS dengan MSC dan OMC. BSC

juga mengendalikan beberapa BTS serta mengatur trafik yang datang

dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC memanajemen

sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan

mengatur handover ketika mobile setation melewati batas antar sel. [3]

c. Transcoder (XCDR)

XCDR berfungsi untuk mengkompres data atau suara keluaran

dari MSC (64Kbps) menjadi 16 Kbps ke arah BSC dan sebaliknya

untuk efisiensi kanal transmisi. [3]

3. Network Switching System (NSS)

NSS berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, memanajemen

jaringan, sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya.

Komponen NSS pada jaringan GSM terdiri dari : [3]

Page 26: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 15

AKATEL SP Purwokert D310031

a. Mobile Switching Center (MSC/MSS)

MSC merupakan inti dari jaringan selular, dimana MSC

berperan untuk inter koneksi hubungan pembicaraan, baik antar

pelanggan selularr maupun antar selular dengan jaringan telepon kabel

PSTN, ataupun dengan jaringan data. [3]

Subsistem mobile switching (MSS) terdiri dari pusat mobile

switching dan database, yang menyimpan data yang dibutuhkan untuk

routing dan penyediaan jasa. Sedangkan pada jaringan selular disebut

pusat mobile switching center (MSC).MSS melakukan semua fungsi

switching misalnya routing signalin. Sebuah jaringan selular publik

dapat memiliki beberapa pusat mobile switching dengan masing-

masing bertanggung jawab untuk cakupan areanya masing-masing.[9]

b. Home Location Register (HLR)

HLR menyimpan data identitas dan pengguna dari semua

pelanggan milik area GMSC terkait. HLR merupakan permanen

seperti Subscriber Identity Internasional Mobile (IMSI) dari pengguna

individu, nomor telepon pengguna dari jaringan publik (tidak sama

dengan IMSI), kunci autenticathion, pelanggan diizinkan layanan

tambahan dan beberapa data sementara. Data sementara pada

Subscriber Identity Module (SIM) dapat mencakup entri seperti:

alamat dari VLR pada saat panggilan.[9]

c. Visitor Location Register (VLR)

VLR merupakan database yang berisi informasi sementara

mengenai pelanggan yang melakukan mobile (roaming) dari area

cakupan lain. [3]

VLR menyimpan data dari semua mobile station yang

saat ini berada pada cakupan dari MSC terkait. Sebuah VLR dapat

bertanggung jawab untuk satu MSC atau lebih. Kerja dari mobile

station yang berada pada area cakupan MSC dapat terdeteksi pada

salah satu jaringan VLR dari MSC manapun.[9]

Page 27: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 16

AKATEL SP Purwokert D310031

d. Authentication Center (AuC)

AuC berisi database yang bersifat rahasia yang disimpan dalam

bentuk format kode untuk pengamanan dan pengontrolan

penggunaansistem seluler yang sah dan mencegah pelanggan yang

melakukan kecurangan. [3]

e. Equipment Identity Register (EIR)

Merupakan database terpusat yang berfungsi untuk validasi

Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI). [3]

f. Inter Working Function (IWF)

IWF berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan

jaringan lain. [3]

g. Echo Canceller (EC)

EC digunakan untuk sambungan dengan PSTN untuk

mengurangi echo (gaung/gema) dan delay. [3]

4. Network Management System

Network Management System terdiri dari :

a. Operation and Maintenance Center (OMC)

OMC sebagai pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan

jaringan. Fungsi utamanya mengawasi alarm perangkat dan perbaikan

terhadap kesalahan operasi. [3]

b. Network Management Centre (NMC)

NMC berfungsi untuk pengontrolan operasi dan pemeliharaan

jaringan yang lebih besar dari OMC. [3]

5. Media gateway (MGW)

Media gateway berfungsi sebagai elemen transport untuk merutekan

trafik dalam jaringan softswitch dan juga mengirim atau menerima trafik

dari jaringan lain yang berbeda, seperti PSTN,PLMN, VoIP H.323, dan

jaringan akses pelanggan. Media gateway terbagi menjadi trunk gateway

dan access gateway.[4]

a. Trunk gateway adalah media gateway yang menjalankan fungsi media

bagi softswitch class 4, yaitu merutekan trafik dari jaringan

Page 28: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 17

AKATEL SP Purwokert D310031

PSTN/PLMN (jaringan mobile).Trunk gateway akan melakukan proses

konversi terhadap format transmisi jaringan terhubung yang berbeda

beda, baik format sinyalt rafik maupun signalling atau protokolnya. [4]

b. Access gateway adalah media gateway yang menjalankan fungsi media

bagi softswitch class 5 untuk menghubungkan softswitch dengan

jaringan korporasi atau terminal pelanggan (CPE). Pada umumnya

access gateway yang dikenal adalah perangkat yang berbasis paket (IP)

ataupun nonpaket yang selanjutnya diubah menjadi paket untuk dapat

dikontrol oleh softswitch. [4]

6. DCS

DCS merupakan sistem kontrol yang mampu menghimpun

(mengakuisisi) data dari lapangan dan memutuskan akan diapakan data

tersebut, secara singkat DCS -> ambil/baca data + lakukan pengontrolan

berdasar data tersebut. Data-data yang telah diakuisisi (diperoleh) dari

lapangan bisa disimpan untuk rekaman atau keperluan-keperluan masa

datang, atau digunakan dalam proses-proses saat itu juga, atau bisa juga,

digabung dengan data-data dari bagian lain proses, untuk kontrol lajutan

dari proses yang bersangkutan. DCS terdiri dari : [4]

a. Operator Console

Alat ini mirip monitor komputer. Digunakan untuk memberikan

informasi umpan balik tentang apa yang sedang dikerjakan atau

dilakukan dalam pabrik, selain itu juga bisa menampilkan perintah yang

diberikan pada sistem kontrol. Melalui konsol ini juga, operator

memberikan perintah pada instrumen-instrumen di lapangan. [4]

b. Engineering Station

Ini adalah stasion 2 untuk para teknisi yang digunakan untuk

mengkonfigurasi sistem dan juga mengimplementasi algoritma

pengontrolan. [4]

c. History Module

Alat ini mirip dengan harddisk pada komputer. Alat ini digunakan

untuk menyimpan konfigurasi DC dan juga konfigurasi semua titik di

Page 29: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 18

AKATEL SP Purwokert D310031

pabrik. Alat ini juga bisa digunakan untuk menyimpan berkas-berkas

grafik yang ditampilkan di konsol dan banyak sistem saat ini mampu

menyimpan data-data operasional pabrik. [4]

d. Data Historian

Biasanya berupa perangkat lunak yang digunakan untuk

menyimpan variabel-variabel proses, set point dan nilai-nilai keluaran.

Perangkat lunak ini memiliki kemammpuan laju scan yang tinggi

dibandingkan History Module. [4]

e. Control Modules

Ini seperti otak dari DCS. Disinilah fungsi-fungsi kontrol

dijalankan, seperti kontrol PID, kontrol pembandingan, kontrol rasio,

operasi-operasi aritmatika sederhana maupun kompensasi dinamik.

Saat ini sudah ada peralatan modul kontrol yang lebih canggih dengan

kemampuan yang lebih luas. [4]

f. I/O

Bagian ini digunakan untuk menangani masukan dan luaran dari

DCS. Masukan dan luaran tersebut bisa analog, bisa juga digital.

Masukan/luaran digital seperti sinyal-sinyal ON/OFF atau Start/Stop.

Kebanyakan dari pengukuran proses dan luaran terkontrol merupakan

jenis analog. [4]

7. Operation and Suport System (OSS)

OSS adalah sebuah sub sistem jaringan pada GSM yang berperan

sebagai pusat pengendalian, antara lain sebagai fault management,

configuration management, performance management dan inventory

management.[2]

B. TEKNOLOGI 3G

Teknologi 3G terbagi menjadi GSM dan CDMA. Teknologi 3G sering

disebut juga dengan istilah mobile broadband karena keunggulannya

sebagai modem untuk internet yang dapat dibawa ke mana saja. Perkembangan

teknologi 3G secara komersial dimulai pada Oktober, 2001, ketika NTT Docomo

dari Jepang dengan teknologi W-CDMA menjual produknya untuk pertama kali

Page 30: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 19

AKATEL SP Purwokert D310031

secara terbatas. Kemudian disusul oleh SK Telecom, Korea Selatan pada tahun

2002 dengan teknologi 1xEV-DO, diikuti oleh KTF dari Korea Selatan dengan

teknologi EV-DO. Keberhasilan layanan 3G di kedua negara ini disebabkan oleh

faktor dukungan pemerintah. Pemerintah Jepang tidak mengenakan biaya di muka

(upfront fee) atas penggunaan lisensi spektrum 3G atas operator-operator di

Jepang (ada tiga operator: NTT Docomo, KDDI dan Vodafone). Sedangkan

pemerintah Korea Selatan, walau pun mengenakan biaya di muka, memberikan

insentif dan bantuan dalam pengembangan nirkabel pita lebar (Korea Selatan

adalah negara yang menggunakan Cisco Gigabit Switch Router terbanyak di

dunia) sebagai bagian dalam strategi pengembangan infrastruktur.[5]

Di Eropa, dipelopori oleh British Telecom dan Telenor dengan teknologi W-

CDMA pada Desember 2001. Di Amerika Serika jaringan 3G dipelopori oleh

Monet Mobile Networks dengan teknologi CDMA20001xEV-DO, diikuti oleh

Verizon Wireless pada tahun 2003. Di Australia jaringan 3G komersial pertama

kali diperkenalkan oleh Hutchinson Telecommunication dengan nama Three pada

bulan maret 2003. Pada bulan Desember 2007 jaringan 3G telah dioperasikan di

40 negara dan 154 jaringan HSDPA telah beroperasi di 71 negara, dan 200 juta

pelanggan telah terhubung melalui jaringan 3G. [5]

Perkembangan teknologi 3G mengharuskan pengaturan spektrum secara

global, melalui penyediaan pita (band) yang lebih luas. Adanya teknologi 3G

sebagai hasil pengembangan teknologi generasi kedua, yaitu hasil perkembangan

evolusioner, yang masih menggunakan perangkat jaringan 2G yang diperluas dan

hasil perkembangan revolusioner yang memerlukan jaringan dan

alokasi frekuensi yang sama sekali baru. Secara evolusioner, IMT-2000 telah

menerapkan dua macam evolusi ke 3G, yakni dari 2G CDMA standard IS-95

(cdmaOne) ke IMT-SC (cdma2000) dan dari 2G TDMA standard (GSM/IS-136)

ke IMT-SC (EDGE). Secara revolusioner, IMT-2000 membangun alokasi

spektrum yang baru terkait tuntutan saluran yang makin luas. [5]

Teknologi generasi ketiga (3G Third Generation) dikembangkan oleh suatu

kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis yang

berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. ITU (Intenational

Page 31: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 20

AKATEL SP Purwokert D310031

Telecomunication Union) mendefisikan 3G (Third Generation) sebagai teknologi

yang dapat unjuk kerja sebagai berikut : [5]

1. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan

user 100 km/jam.

2. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan

berjalan kaki.

3. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user

diam (stasioner).

Frekuensi yang dipergunakan dalam teknologi 3G yaitu : [5]

1. Frekuensi penerimaan (downlink) 1920-1980 MHz

2. Frekuensi pengiriman (uplink) 2110-2170 MHz

Teknologi 3G itu sendiri memiliki kecepatan transfer data cepat (144kbps-

2Mbps) sehingga dapat melayani layanan data broadband seperti internet, video

on demand, music on demand, games on demand, dan on demand lain yang

memungkinkan untuk dapat memilih program musik, video, atau game semudah

memilih channel di TV. Kecepatan setinggi itu juga mampu melayani video

conference dan video streaming lainnya. [5]

Kelebihan dan kekurangan 3G

1. Kelebihan: Perkembangan teknologi pita lebar bergerak menguntungkan baik

untuk dunia bisnis, pemerintahan maupun perorangan, karena semakin baru

teknologinya semakin besar data yang dapat dikirimkan dalam waktu yang

lebih singkat. Jenis data yang dapat dikirimkan juga menjadi lebih beragam,

tidak hanya huruf dan angka, tetapi juga gambar diam, gambar bergerak, dan

suara. [5]

2. Kekurangan: Disamping harganya lebih mahal, perlu diperhatikan aspek

keamanannya dan aspek etika di dalam penggunaan teknologi yang baru.

Peran ITU sangat penting di sini.Penyedia jasa layanan pita lebar bergerak

harus membangun jaringan baru yang memerlukan investasi yang sangat

besar. [5]

Page 32: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 21

AKATEL SP Purwokert D310031

Berikut ini merupakan arsitektur jaringan 3G

Arsitektur jaringan UMTS yang menggunakan WCDMA sebagai air

interface dapat dilihat pada gambar di bawah ini :[10]

Gambar II.1. Arsitektur Jaringan 3G[10]

Jaringan arsitektur UMTS digambarkan seperti gambar , dimana

menggunakan air interface WCDMA dan merupakan evolusi atau perkembangan

dari jaringan inti GSM, terdiri atas 3 daerah yang saling berinteraksi, yaitu Core

Network (CN), UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN), dan User

Equipment (UE) atau Mobile Station (MS). [10]

Core Network dibagi dalam daerah Circuit Switched dan Packet Switched.

Beberapa elemen dari Circuit Switched adalah Mobile services Switching Centre

(MSC) merupakan interface yang menangani MS untuk menangani circuit

switched data, Gateway MSC (GMSC) merupakan gerbang penghubung antara

UMTS dan jaringan luar circuit switched seperti PSTN, Visitor Location Register

(VLR), dan Gateway MSC. Elemen Packet Switched adalah Serving GPRS

Support Node (SGSN) merupakan interface yang berfungsi sama dengan MSC

tetapi digunakan untuk layanan packet switched dan Gateway GPRS Support

Node (GGSN) merupakan gerbang yang menghubungkan UMTS menuju jaringan

packet switched. Beberapa elemen jaringan yang lain seperti HLR dan AUC

digunakan bersama oleh kedua daerah tersebut. Arsitektur CN dapat berubah

ketika terdapat layanan atau fitur yang baru. Transfer data di dalam jaringan inti

didukung oleh GGSN (gateway GPRS support node) dan SGSN (serving GPRS

support node). Pada dasarnya, GGSN adalah sebuah fitur pengaturan mobilitas

tambahan, dan menghubungkan dengan berbagai macam elemen jaringan melalui

Page 33: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 22

AKATEL SP Purwokert D310031

standart interface. Pada jaringan ini GGSN merupakan interface fisik yang

terhubung ke jaringan packet data external (misalnya Internet). SGSN menangani

pengiriman packet dari dan ke terminal-terminal mobile. Masing-masing SGSN

memungkinkan untuk mengirimkan packet ke terminal di dalam service area.

GGSN dan SGSN dapat mengirim data dengan kecepatan hingga 2 Mbps.

UTRAN terdiri dari satu atau lebih Radio Network System (RNS), dimana RNS

tersebut terdiri darisebuah pengendali jaringan radio yang disebut dengan Radio

Network Controller (RNC), beberapa node B (UMTS Base Station) dan User

Equipment. UTRAN terhubung pada bagian Core Network (CN) melalui Interface

Iu dan menggunakan Interface Iub untuk mengontrol node B. Sedangkan

Interface Iur yang menhubungkan antar RNC berfungsi untuk mengatur terjadinya

soft handover diantara RNC tersebut. [10]

RNC berfungsi untuk mengendalikan sumber-sumber radio dari beberapa

node B, fungsinya serupa dengan BSC di GSM. RNC juga berperan penting untuk

mengontrol radio resources UTRAN, seperti power control (PC) atau handover

control (HC), dimana sebagiandiantaranya terdapat pada bagian RNC.

BS di UMTS disebut dengan node B. Node B pada jaringan ini sama seperti pada

GSM Base Station (BS/BS), merupakan unit untuk sistem pengiriman dan

penerimaan radio dari sel. Node B menunjukkan proses dari air interface yang

digunakan (WCDMA), meliputi channel coding, interleaving, rate adaptation,

dan spreading. Node B juga memungkinkan terjadinya softer handovers dan

power control. [10]

Ikatan antara RNC dan node B disebut dengan Radio Network Subsystem

(RNS), yang memiliki interface Iub. Tidak seperti ekuivalennya, yakni interface

Abis dalam GSM, interface Iub memiliki standar yang terbuka sehingga

dimungkinkan masing-masing node B dan RNC dibuat oleh pabrik yang berbeda.

Jika dalam GSM tidak ada hubungan antar BSC, dalam UMTS yang disebut

dengan UTRAN justru sebaliknya. RNC satu dihubung dengan RNC lainnya

melalui interface Iur. UTRAN dihubungkan ke jaringan inti melalui interface Iu.

[10]

Page 34: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 23

AKATEL SP Purwokert D310031

User Equipment (UE) mempunyai prinsip yang sama seperti pada GSM

Mobile Station (MS), memiliki modul identitas user, yang serupa dengan SIM

pada GSM. UE terdiri dari dua bagian, yaitu Mobile Equipment (ME) dan UMTS

Subscriber Identity Module (USIM) yang dihubungkan oleh interface Cu. ME

adalah perangkat untuk pengiriman radio, sedangkan USIM merupakan sebuah

kartu yang memuat identitas user dan informasi pribadi. Interface UE dengan

jaringannya disebut interface Uu, yang merupakan air interface WCDMA. [10]

C. SWITCHING NETWORK

Dalam jaringan komunikasi, node pertukaran informasi diklasifikasikan

menjadi 2 bagian, yaitu Switched Comunication Network dan Broadcast

Comunication Network.[6]

Gambar II.2. Comunication Network[6]

Penjelasan ini akan terfokus pada Swtching Network. Switched Comunication

Network dalam Comunication Network adalah switching node yang saling

terhubung dan membentuk sebuah jaringan switching. Setiap node yang berada

dalam jaringan switching selalu bekerja tanpa memperhatikan data yang

ditransmisikan. Transmisi data tersebut dimulai dan berakhir di perangkat yang

dinamakan Station, station ini dapat berupa komuter, terminal, telepon maupun

ponsel. Data tersebut ditransmisikan melalui rute yang telah ditentukan oleh

proses switching di setiap node yang dilalui. Koneksi sebuah node ke node

Page 35: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 24

AKATEL SP Purwokert D310031

lainnya biasanya dilakukan secara multiplex. Teknologi switching sendiri dibagi

menjadi dua jenis yaitu Circuit Switching dan Packet Switching, namun pada

laporan ini penulis hanya akan menjelaskan tentang Circuit Switching sesuai

dengan ruang lingkup PKL. [6]

Dalam dunia telekomunikasi, jaringan circuit switching adalah jaringan

yang mengalokasikan sebuah sirkuit (atau kanal) yang dedicated di antara nodes

dan terminaluntuk digunakan pengguna untuk berkomunikasi. Sirkuit yang

dedicated tidak dapat digunakan oleh penelepon lain sampai sirkuit itu dilepaskan,

dan koneksi baru bisa disusun. Bahkan jika tidak ada komunikasi berlangsung

pada sebuah sirkuit yang dedicated, kanal tersebut tetap tidak dapat digunakan

oleh pengguna lain. Kanal yang dapat dipakai untuk hubungan telepon baru

disebut sebagai kanal yang idle. [6]

Untuk call setup dan pengendalian (dan keperluan administratif lainnya)

dapat digunakan sebuah kanal pensinyalan yang dedicated dari node terakhir ke

jaringan. ISDN adalah salah satu layanan yang menggunakan sebuah kanal

pensinyalan terpisah. Plain Old Telephone Service (POTS) tidak memakai

pendekatan ini. [6]

Sebuah metoda untuk membangun, memonitor perkembangan, dan menutup

sebuah koneksi adalah dengan memanfaatkan sebuah kanal terpisah untuk

keperluan pengontrolan, misalnya untuk links antar telephone exchanges yang

menggunakan CCS7 untuk komunikasi call setup dan informasi kontrol dan

menggunakan TDM untuk transportasi data di sirkuit tersebut. [6]

Sistem telepon zaman dahulu merupakan contoh penggunaan circuit

switching. Pelanggan meminta operator untuk menghubungkan mereka dengan

pelanggan lain, yang mungkin berada pada yang sama, atau melalui sebuah inter-

exchange link dan operator lain. Dimanapun posisi para pelanggan ini, tetap

terbentuk sebuah koneksi antar telepon kedua pelanggan selama hubungan telepon

berlangsung. Kawat tembaga yang sedang digunakan untuk koneksi ini tidak

dapat digunakan untuk hubungan telepon lain, walaupun para pelanggan ini tidak

sedang berbicara dan jalur ini dalam kondisi tidak digunakan (silent). [6]

Page 36: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 25

AKATEL SP Purwokert D310031

Akhir-akhir ini sudah dapat dilakukan multiplexing terhadap berbagai

koneksi yang terdapat pada sebuah konduktor, namun demikian tetap saja setiap

kanal pada link yang mengalami multiplexing selalu berada pada salah satu dari

dua kondisi ini : dedicated pada sebuah koneksi telepon, atau dalam keadaan idle.

Circuit switching mungkin relatif tidak efisien karena kapasitas jaringan bisa

dihabiskan pada koneksi yang sudah dibuat tapi tidak terus digunakan (walaupun

hanya sebentar). Di sisi lain, keuntungannya adalah cepatnya membuat koneksi

baru, dan koneksi ini bisa digunakan dengan leluasa selama dibutuhkan. [6]

Pendekatan lain adalah packet switching yang membagi data yang akan

dikirimkan (misalnya, suara digital atau data komputer) menjadi kepingan-

kepingan yang disebut paket, yang lalu dikirimkan melewati sebuah shared

network. Jaringan packet switching tidak membutuhkan sebuah sirkuit khusus

untuk melakukan koneksi. Dengan pendekatan ini banyak pasangan node dapat

melakukan komunikasi yang hampir simultan pada kanal yang sama. Dengan

tiadanya koneksi yang dedicated, masing-masing paket yang diberikan dilengkapi

dengan alamat tujuan sehingga jaringan dapat mengirimkan paket tersebut ke

tujuan yang diinginkan. [6]

Page 37: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan BAB III

AKATEL SP Purwokert 26 D310031

BAB III

MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE

(SCR) DAN ALARM PADA JARINGAN CIRCUIT SWITCHING

DI NETWORK OPERATING CENTER (NOC)-CORE

PT. TELKOMSEL

A. DEFINISI NOC

Network Operation Center (NOC) merupakan sebuah pusat pengontrolan

operasi dan pemeliharaan jaringan yang memiliki fungsi utama yaitu untuk

mengawasi alarm yang menandakan terjadinya gangguan pada network element

tertentu. NOC pada umumnya memiliki tugas untuk momonitor keadaan atau

kondisi tiap – tiap network element yang terhubung dengannya. Sebagai pusat

pengendali, NOC melakukan tugas diantaranya proses monitoring, eskalasi,

modifikasi dan manajemen network, maintenance server, dan sebagainya. NOC

adalah bagian yang pertama kali mengetahui jika terjadi gangguan, first

troubleshoot, eskalasi, dan berkoordinasi dengan bagian dari regional. Secara

garis besar NOC dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan network yang dimonitor

yaitu NOC Radio, NOC Core, dan NOC Transmisi. NOC Core sendiri dibagi

menjadi dua bagian yaitu Packet Switching dan Circuit Switching. NOC pada

umumnya memiliki tugas – tugas sebagai berikut : [1]

1. Fault Management

Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network element yang terhubung

dengannya. Dalam hal ini, NOC akan selalu menerima alarm dari network

element yang menunjukan kondisi dari network element tersebut, apakah ada

probelm atau tidak. [1]

2. Configuration Management

sebagai interface untuk melakukan/merubah konfigurasi network

element yang terhubung dengannya. [1]

Page 38: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 27

AKATEL SP Purwokerto D310031

3. Performance Management

Berapa NOC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi performance

management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari network

element yang terhubung dengannya. [1]

B. DEFINISI MONITORING

Hal yang dilakukan oleh NOC yaitu monitoring jaringan. Monitoring

tersebut dapat berupa monitoring alarm maupun grafik. Pada divisi Core

khususnya Sircuit Switching, monitoring yang dilakukan yaitu monitoring alarm

dan monitoring SCR di sisi MSS dan di sisi MGW pada jaringan layanan Voice

dan SMS (Short Massage Service). Monitoring alarm yaitu memonitoring setiap

alarm yang masuk baik itu alarm dari sisi MSS maupun dari sisi MGW.

Munculnya alarm tersebut merupakan indikasi dari terjadinya gangguan pada

salah satu network element, gangguan tersebut dapat terjadi karena kerusakan

pada jaringan itu sendiri maupun kerusakan karena infrastruktur pendukung

seperti AC, pasokan listrik dari PLN dan sebagainya. Tiap alarm memiliki

klasifikasi yang berbeda – beda dari tingkat Critical hingga Minor. Nama dari tiap

alarm juga mengandung arti yang berbeda – beda pula. Monitoring SCR (Success

Call Rate) yaitu memonitoring kesukssan tiap pelanggan dalam melakukan

panggilan. Tingkat kesuksesan tersebut ditampilkan dalam bentuk prosentase. Hal

yang menyebabkan turunnya nilai SCR dapat karena ada gangguan yang

disebabkan oleh banyak hal.[7]

C. KONFIGURASI JARINGAN PADA CIRCUIT SWITCHING

Gambar III.1. Konfigurasi Circuit Switching

Page 39: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 28

AKATEL SP Purwokerto D310031

Core Network dibagi ke dalam daerah Circuit Switching dan daerah Packet

Switching. Beberapa elemen dari Circuit Switching adalah Mobile services

Switching Centre (MSC) merupakan interface yang menangani MS untuk

menangani circuit switching data, Gateway MSC (GMSC) merupakan gerbang

penghubung antara UMTS dan jaringan luar dari circuit switching seperti PSTN,

Visitor Location Register (VLR), dan Gateway MSC. Beberapa elemen jaringan

yang lain seperti HLR digunakan bersama oleh kedua daerah tersebut. Arsitektur

Core Network dapat berubah ketika terdapat layanan atau fitur yang baru.[3]

MSC didesain sebagai Switch Integrated Service Digital Network (ISDN)

yang dimodifikasi agar berfungsi untuk jaringan seluler. Mobile Switching Center

(MSC) juga dapat menghubungkan jaringan seluler dengan jaringan fixed.

Gateway MSC (GMSC) adalah sebuah gerbang terluar dari jaringan GSM akan

melakukan panggilan (call established) dengan gateway nomor tujuan (di contoh

ini gateway PSTN). Home Location Register (HLR) merupakan database yang

berisi data-data pelanggan tetap, berupa layanan pelanggan, service tambahan

serta informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir. Visitor Location

Register (VLR) merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai

pelanggan terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area pelanggan.

Base Station Controller (BSC) membawahi satu atau lebih Base Transceiver

Station (BTS) yang bertugas mengatur trafik yang datang dan keluar dari BSC

menuju MSC atau BTS, mengatur manajemen sumber radio dalam pemakaian

frekuensi untuk setiap BTS serta mengatur handover. Base Transceiver Station

(BTS) merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan

radio kepada MS. Dalam BTS terdapat kanal trafik yang digunakan untuk

komunikasi. Mobile Station (MS) dilengkapi dengan sebuah smart card yang

dikenal dengan Subscriber Identity Module (SIM) yang berisi nomor identitas

pelanggan. [3]

D. KLASIFIKASI ALARM

Tahap awal dalam alarm handling adalah penentuan prioritas

penanganannya, sebab seringkali terjadi lebih dari satu gangguan pada saat yang

bersamaan. Untuk itu perlu diklasifikasikan setiap alarm yang timbul dari

Page 40: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 29

AKATEL SP Purwokerto D310031

perangkat tersebut. Gangguan-gangguan dalam perangkat MSS Nokia Siemens

Network (NSN) dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Critical

Alarm pada kondisi ini menunjukan bahwa kerusakan yang telah

terjadi sangat mempengaruhi pelayanan sehingga diperlukan tindakan

secepatnya untuk mengatasi alarm tersebut. Pada object view akan berubah

dari tidak berkedip menjadi berkedip dan warna akan berubah menjadi

merah.

2. Major

Alarm pada kondisi ini menunjukan bahwa kerusakan telah

berkembang dan mempengaruhi pelayanan sehingga diperlukan tindakan

segera untuk mengatasi alarm tersebut agar tidak berkembang menjadi

critical. Pada object view akan berubah dari tidak berkedip menjadi

berkedip danwarna akan berubah menjadi orange.

3. Minor

Alarm pada kondisi ini tidak mempengaruhi pelayanan dan tidak

menganggu mekanisme kerja serta tidak membutuhkan penanganan

langsung. Pada object view akan berubah dari tidak berkedip menjadi

berkedip dan warna akan berubah menjadi kuning.

E. TIPE – TIPE ALARM

Berikut ini merupakan beberapa contoh alarm dari masing – masing alarm

yang diklasifikasikan menjadi alarm Critical, alarm Major dan alarm Minor.

1. Alarm Critical

a. IWP IP CONNECTION LOST

MGW menerima pemberitahuan bahwa koneksi kontrol (IP) ke

IWF mengalami kerusakan. Ini berarti tidak ada lalu lintas IP (IWF

kontrol pesan) yang akan melelui koneksi kontrol IWF. Pada data

pangilan menggunakan koneksi ini akan terputus untuk beberapa saat

karena tidak dapat melanjutkan pengambilan data dari IWF melalui

Page 41: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 30

AKATEL SP Purwokerto D310031

jaringan IP. Data pangilan yang baru masuk membutuhkan sumber daya

dari IWF sampai sambungan tersedia kembali. Untuk mengatasi hal

tersebut yang perlu dilakuakn yaitu memeriksa konfigurasi dan keadaan

jaringa IP. Alamat yang ditunjukan oleh IP dan port tersebut harus valid

dan dapat diakses.

Berikut ini contoh dari alarm “IWF IP CONNECTION LOST”

pada MGW Timika 1.

Gambar III.2. Iwf Ip Connection Lost

b. ALARMS FROM NETWORK ELEMENT NOT ARRIVING

Alarm ini muncul bila tidak ada alarm dari elemen jaringan yang

muncul pada NMS dalam kurun waktu tertentu. Alarm ini mendeteksi

setiap 15 menit untuk meyakinkan bahwa saluran alarm tersebut bekerja

dengan baik. Situasi ini dapat terjadi ketika koneksi ke network element

mengalami gangguan, network element tidak dapat mengirimkan alarm

gangguan, kerusakan pada sistem alarm dalam NMS. Untuk mengatasi

Page 42: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 31

AKATEL SP Purwokerto D310031

alarm tersebut dapat dilakukan dengan cara memeriksa koneksi menuju

network element, memeriksa gangguan yang diterima dari NMS,

memeriksa sistem alarm pada NMS.

Berikt ini contoh dari alarm “ALARMS FROM NETWORK

ELEMENT NOT ARRIVING” pada MGW Denpasar 4.

Gambar III.3. Alarms From Network Element Not Arriving

c. LINK SET UNAVAILABLE

Semua link signaling pada signaling link set tidak tersedia. Tidak

ada koneksi langsung ke link set cadangan yang terhubung dengannya.

Jika ada alternatif koneksi diantara link set tersebut, maka traffic akan

dirutekan ke koneksi tersebut. Jika alarm 2064 ROUTE SET

UNAVAILABLE aktif, maka tidak ada koneksi ke link set cadangan

yang dicapai melelui signaling link set.

Page 43: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 32

AKATEL SP Purwokerto D310031

Ini membuktika bahwa ada sesuatu yang salah dengan koneksi

pentransmisian data links dari link set ini, atau links telah diblokir. Link

set cadangan secara otomatis akan mengupayakan untuk membangun

kembali koneksi dengan mencoba memulai kembali links tersebut yang

ada di bagian UA-INS. Alarm 1072 SIGNALING LINK OUT OF

SERVICE diberikan untuk setiap link yang berada dalam UA-INS.

Untuk mengatasi alarm terebut dapat dilakukan dengan cara mengetahui

identifier dari link set cadangan dan jumlah link individual dengan

perintah NSI. Perlu dicatat bahwa pada perintah NSI jumlah link set dala

bentuk desimal, sementara dalam informasi tambahannya alarm ini

menggunakan bentuk heksadesimal. periksa link dengan perintah NLI,

jika ada links di dalam link set di beberapa bagian selain UA-INS,

aktifkan salah satu link tersebut dengan perintah NLC. Bahkan ketika

salah satu link tersedia lagi, maka sistem akan membatalkan alarm ini.

Perbaiki situasi untuk setiap link seperti yang diinstruksikan dalam

instruksi alarm 1072. Jika salah satu link sudah bisa digunakan kembali

maka sistem akan membatalkan alarm tersebut. Jika langkah – langkah

pemulihan otomatis dari sistem telah gagal, yakni link yang rusak tidak

dapat dijalankan selama 2 menit setelah kerusakan itu terjadi, maka

dikeluarkan alarm 2072 FAILURE IN SIGNALING LINK

ACTIVATION OR RESTORATION. Periksa alarm 2072 yang diberikan

untuk links di dalam link set dan lakukan tindakan seperti yang

diperintahkan dalam instruksi untuk alarm 2072.

Berikut ini adalah contoh dari alarm “LINK SET

UNAVAILABLE” yang terjadi pada MGW Ujungpandang 13.

Page 44: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 33

AKATEL SP Purwokerto D310031

Gambar III.4. Link Set Unavailable

d. H.248 IP CONNECTION LOST

MSC server atau MGW memberitahukan bahwa koneksi IP (yang

digunakan oleh protokol H.248) mengalami gangguan. Itu artinya tidak

ada lalulintas IP (H.248 messages) melalui koneksi H.248. panggilan

keluar melalui koneksi ini akan diputuskan setelah beberapa saat.

Panggilan baru tidak dirutekan ke koneksi yang mengalami gangguan

hinga koneksi ini tersedia kembali. Jika koneksi H.248 tidak pulih

kembali atau jika koneksinya mengalami ganguan berulang kali, periksa

konfigurasi dari koneksi IP dan konfigurasi MGW/VMGW yang

digunakan. Untuk menangani alarm ini pada sisi MSS dapat dilakukan

dengan cara memeriksa konfigurasi dari koneksi IP. Jika IP protokol

yang digunakan adalah SCTP, periksa parameter. Kemudian periksa

konfigurasi MGW. Sedangkan untuk menangani alarm ini pada sisi

MGW dapat dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan cara

Page 45: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 34

AKATEL SP Purwokerto D310031

sebelumnya, hanya saja untuk memeriksa konfigurasi dari VMGW

diperiksa menggunakan perintah yang sedikit berbeda.

Berikut ini adalah contoh dari alarm “H.248 IP CONNECTION

LOST” pada MSS Ujungpandang 9.

Gambar III.5. H.248 IP Connection Lost

e. MGW OUT OF SERVICE

MGW tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini bisa

disebabkan karena hal yang disengaja maupun yang tidak disengaja

seperti gangguan teknis atau lainnya. Alar ini dapat diatasi dengan cara

memeriksa status dari H.248 dan protokol yang mendasari MGW

tersebut.

Berikut ini contoh dari alarm “MGW OUT OF SERVICE” pada

MSS Ujungpandang 10.

Page 46: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 35

AKATEL SP Purwokerto D310031

Gambar III.6. Mgw Out Of Service

2. Alarm Major

a. CALL ESTABLISHMENT FAILURE

Sistem ini mengeluarkan alarm sebagai hasil dari kegagalan

melakukan panggilan. Alasan yang paling memungkinkan adalah sebagai

berikut :

Pelanggan mencoba untuk melakukan panggilan ke nomor

customers service, tetapi seleksi panggila gagal karena

pelanggan tidak berada pada area routing zone.

Tingkat kepadatan arus pangilan yang terlalu padat.

Kontrol pangilan mengirimkan pesan ke program dimana

panggilan memberikan jawaban yan salah atau tidak

menjawab sama sekali.

Jumlah dari kapasitas panggilan telah terpakai seluruhnya

sehingga panggilan terputus dengan sendirinya.

Page 47: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 36

AKATEL SP Purwokerto D310031

Efek dari alarm ini akan mengakibatkan kegagalan dalam

melakukan panggilan dan operator kehilanggan pemasukan. Berikut ini

adalah contoh dari alarm “CALL ESTABLISHMENT FAILURE” pada

MSS Denpasar 2.

Gambar III.7. Call Establishment Faliure

b. FAILURE IN SIGNALING LINK ACTIVATION OR RESTORATION

Aktifasi atau restorasi signalling gagal, jika ada signaling links di

dalam signaling link set, maka lalu lintas signaling akan ditransmisikan

ke links tersebut. Bagaimanapun kapasitas transmisi akan meningkat.

Alarm ini juga terpengaruh dengan munculnya alarm 1072 SIGNALING

LINK OUT OF SERVICE. Untuk mengatasi alarm tersebut dapat

dilakukan dengan cara melengkapi terminal link yang rusak dan

menambahkannya dengan terminal link yang baru atau menggantikan

terminal yang rusak dengan yang baru. Selain itu dapat juga dengan cara

menghapus signaling link dan membuat kembali link tersebut untuk unit

yang lainnya.

Page 48: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 37

AKATEL SP Purwokerto D310031

Berikut ini adalah contoh dari alarm “FAILURE IN SIGNALING

LINK ACTIVATION OR RESTORATION” pada MGW Menado 4.

Gambar III.8. Failure In Signaling Link Activation Or Restoration

3. Alarm Minor

a. CIRCUIT POOL INFORMATION CONFLICT BETWEEN MSC AND

BSC

Sebuah konfigurasi sirkuit dari base setation tidak setabil dan

terdeteksi oleh MSC. Sirkuit dari base setation tersebut kemungkinan

sedang tidak aktif. Untuk mengatasi alarm tersebut dapat dilakukan

dengan cara mengkonfigurasi ulang kembali base setation tersebut.

Berikut ini adalah contoh dari alarm “CIRCUIT POOL

INFORMATION CONFLICT BETWEEN MSC AND BSC” pada MSS

denpasar 1.

Page 49: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 38

AKATEL SP Purwokerto D310031

Gambar III.9. Circuit Pool Information Conflict Between Msc And Bsc

F. MONITORING SCR (SUCCESSFULL CALL RATE)

Monitoring SCR (Successfull Call Rate) yaitu memonitoring kesukssan

pelanggan dalam setiap melakukan panggilan. Tingkat kesuksesan tersebut

ditampilkan dalam bentuk prosentase. Nilai dari SCR ini dapat mengalami

penurunan hingga mengalami kegagalan dalam melakukan panggilan. Hal yang

menyebabkan turunnya nilai SCR ini dapat dikarena adanya gangguan yang

disebabkan oleh banyak hal. Nilai dari SCR ini bukan hanya berkaitan dengan

performansi dari jaringan Switching Network saja, tetepi berkaitan erat dengan

performansi dari jaringan Radio Network dan Transmition Network.

1. Keterkaitan Radio Network dengan nilai SCR

Performansi dari radio network sangat berpengaruh terhadap

kesuksesan nilai SCR. Terjadinya gangguan pada network tersebut dapat

mengakibatkan turunnya nilai SCR. Sebagai contoh jika pada bagian radio

network mengalami gangguan signaling, maka secara bersamaan nilai SCR

pada daerah tersebut akan mengalami penurunan. Namun hal ini tidak

Page 50: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 39

AKATEL SP Purwokerto D310031

berlaku sebaliknya, jika nilai SCR pada daerah tertentu mengalami

penurunan belum tentu pada radio network mengalami ganguan hal ini

dikarenakan penentuan nilai SCR bukan hanya berdasarkan pada satu

sumber saja.

2. Keterkaitan Transmition Network dengan nilai SCR

Transmition netwok merupakan jaringan backbone atau jaringan

tulang punggung yang menghubungkan daerah – daerah di indonesia.

Jaringan ini trebagi menjadi jaringan microwave dan jaringan fiber optic.

Jika terjadi gangguan pada jaringan tersebut maka akan menimbulkan

impack terhadap tingkat kesuksesan dalam melakukan pangilan. Hal ini

disebabkan karena turunnya performansi dari MSS yang terganggu akibat

kerusakan jaringan backbone tersebut. Namun hal ini tidak berlaku untuk

sebaliknya, nilai SCR dapat mengalami penurunan tanpa adanya krusakan

pada jaringan backbone.

Berikut ini adalah contoh dari hasil perolehan nilai SCR yang

diperoleh pada daerah yang tercover oleh MSS SBY 2.

Gambar III.10. Sumber Nilai SCR

Page 51: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 40

AKATEL SP Purwokerto D310031

Pada gambar III.10 terdapat beberapa data Traficability Performance Of

Exchange yang tercover oleh MSS SBY 2. Dari data tersebut dapat terlihat data

jumlah pelanggan yang melakukan panggilan pada area yang dicover oleh MSS

SBY 2. Pada data tersebut terdapat jumlah pelangan yang sukses melakukan

panggilan dan pelanggan yang melakukan panggilan yang tidak terjawab atau

dikatakan panggilan yang gagal atau panggilan yang tidak sukses. Panggilan yang

dianggap sukses yaitu panggilan yang dilakukan dari awal telepon tersambung ke

nomor tujuan kemudian terjadi percakapan dan panggilan tersebut berakhir setelah

pelanggan menekan tombol pemutusan panggilan. Sedangkan panggilan yang

dianggap gagal atau tidak sukses yaitu panggilan yang dilakukan tidak sampai ke

nomor tujuan atau ketika sedang dalam percakapan secara tiba – tiba paggilan

tersebut terputus. Pada gambar III.10 terdapat delapan grup dan beberapa data

lainnya yang diantaranya merupakan sumber dari nilai SCR yang terdapat dalam

grup 1. Grup 2 dan grup 3 merupakan ganguan yang terdapat pada gagguan

Transmisi dan gangguan pada Radio. Sedangkan Grup 4 merupakan ganguan

yang disebabakan dari luar sistem, sebagai contoh pelanggan yang melakukan

panggilan namun tidak mempunyai pulsa. Panggilan tersebut dianggap panggilan

yang sukses meskipun tidak tersambung ke nomor tujuan dikarenakan kesalahan

yang terjadi bukan karena kesalahan dari sistem melainkan kesalahan dari

pelanggan itu sendiri.

Berikut ini merupakan tampilan dari monitoring nilai SCR pada MSS dan

MGW pada setiap daerah di seluruh Indonesia. Monitoring ini dibagi menjadi

beberapa kolom dengan dua Vendor yang berbeda yaitu NSN (Nokia Siemens

Network) dan EID (Ericsson Indonesia). Kedua vendor tersebut menangani daerah

yang berbeda – beda. NSN (Nokia Siemens Network) menangani SCR bagian

regional tiga sampai dengan regional sembilan. Sedangkan EID (Ericsson

Indonesia) menangani SCR bagian regional satu, regional dua dan regional

sepuluh. Data monitoring ini akan terus berganti setiap beberapa saat, nilai ini

akan berubah sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masing – masing network

element.

Page 52: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan 41

AKATEL SP Purwokerto D310031

Gambar III.11. Tampilan Monitoring SCR

Pada gambar III.11 terlihat tampilan dari SCR yang dimonitoring oleh NOC

Circuit Switching Network. Pada gambar tersebut terlihat beberapa kolom list

MSS dan MGW di wilayah Indonesia. Dua kolom yang berwarna biru merupakan

tampilan dari SCR NSN (Nokia Siemens Network) sedangkan tiga kolom yang

berwarna hijau merupakan tampilan dari SCR Ericsson. Meskipun terlihat beda,

namun inti dari kedua SCR tersebut (NSN dan Ericsson) memiliki makna yang

sama persis. Pada list tersebut terlihat tanggal dan jam running alarm, pada bagian

bawahnya terdapat list nama MSS dan MGW di wilayah Indonesia kemudian

disampingnya terdapat angka – angka yang merupakan nilai dari SCR dalam

prosentase (%). Tanda bintang yang terlihat pada list dari NSN merupakan

indikasi terjadinya penurunan nilai SCR. Tanda tersebut secara otomatis akan

muncul ketika nilai SCR berada dibawah 90%.

Page 53: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan BAB IV

AKATEL SP Purwokerto 42 D310031

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil selama pelaksanaan PKL yaitu :

1. Network Operation Center (NOC) merupakan pusat pengontrolan

operasi dan pemeliharaan jaringan yang memiliki fungsi utama untuk

mengawasi alarm yang menandakan terjadinya gangguan pada network

element tertentu.

2. NOC memiliki tugas untuk momonitor keadaan atau kondisi tiap – tiap

network element yang terhubung dengannya.

3. NOC memiliki tanggung jawab dalam menjaga kualitas layanan kepada

pelanggan sehingga diperlukan kerjasama antara NOC pusat dengan

regional dalam menangani gangguan yang terjadi.

4. Alarm yang dimonitoring oleh bagian CS Core yaitu alarm gangguan

pada sisi MSS dan MGW Alarm yang muncul biasanya terjadi karena

gangguan Link Site Down, Power Down (PLN off), Signaling Down, dan

gangguan dari luar lainnya.

5. Selain memonitoring alarm, CS Core juga mempunyai tugas untuk

memonitoring SCR (Successfull Call Rate).

6. Penanganan gangguan pada NOC CS Core dilakukan berdasarkan alarm

yang muncul pada saat monitoring, penanganan dilakukan dengan cara

menghubungi bagian regional tempat dimana munculnya alarm

gangguan.

B. SARAN

Saran – saran yang dapat diberikan berdasarkan pengalaman PKL yang

telah dilaksanakan atara lain :

1. Pahami terlebih dahulu mengenai arsitektur jaringan 3G.

2. Pahami tentang konfigurasi dan konsep dari jaringan GSM.

3. Pahami mengenai konsep switching network.

Page 54: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan DAFTAR PUSTAKA

AKATEL SP Purwokerto D310031

Daftar Pustaka

[1]Sejarah Berdirinya PT. Telkomsel. Dipetik Juli 25, 2012, dari scribd.com:

http://www.scribd.com/doc/60933645/8/sejarah-Berdirinya-PT-Telkomsel.

[2]Global System for Mobile Communicationss. Dipetik Juli 2, 2012, dari

id.wikipedia.org:

http://id.wikipedia.org/wiki/Global_System_for_Mobile_Communicationss

[3]Jaringan GSM Secara Umum. Dipetik Juli 2, 2012, dari diglib.ittelkom.ac.id:

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?view=article&catid=10%3Ajaringan&id

=133%3Ateknologi-softswitch&tmpl=component&print=1&page=com

content&Itemid=14

[4]Dipetik Juli 2, 2012, dari agfi.staff.ugm.ac.id:

http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/12/distributed-control-system-

dcs/

[5]3G. Dipetik 2 Juli, 2012, dari id.wikipedia.org: http://id.wikipedia.org/wiki/3G

[6]Circuit switching. Dipetik Juli 25, 2012, dari id.wikipedia.org:

http://id.wikipedia.org/wiki/Circuit_switching

[7]Pengertian Monitoring dan Evaluasi. (2009, Juni 16). Dipetik Juli 25, 2012,

dari hafidzf.wordpress.com:

http://hafidzf.wordpress.com/2009/06/16/pengertian-monitoring-dan-evaluasi/

[8]NOC 3G CS Core PT. Telkomsel. (2012). JUKLAK CS CORE. Jakarta: NOC

3G CS Core PT. Telkomsel.

[9]Mishra, A. R. (2007). Advanced Celluler Network Planning and Optimisation.

New Delhi, India: Antony Rowe Ltd. Chippenham, England.

[10]Hikmaturokhman, A. Arsitektur Jaringan 3G. Dipetik September 26, 2012, dari

Sinauonline.org: http://sinauonline.org//?s=arsitektur+jaringan+3G&x=0&y=0

Page 55: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PERTANYAAN DAN JAWABAN

AKATEL SP Purwokerto D310031

A. Pertanyaan dan jawaban pada saat seminar PKL.

I. Pertanyaan

1. Bagaimana prosedur penanganan jika terjadi gangguan ?

2. Pada tampilan monitoring SCR terdapat tanda bintang, apa maksud

dari tanda tersebut ?

3. Penjelasan dari sumber nilai SCR pada gambar III.10 ?

4. Perbedaan antara monitoring SCR menggunakan NSN dengan

menggunakan Ericsson ?

5. Apa penyebab dari terjadinya free charging ?

6. Maksud dari SCR dan monitoring yang dilakukan berada pada sisi

mana saja ?

II. Jawaban

1. Ketika terjadi gangguan atau muncul alarm gangguan pada monitor,

hal yang pertama dilakukan yaitu dengan melakukan pengecekan

dengan memasukan beberaba comand tertentu ke Scure CRT. Jika

alarm yang muncul benar adanya, langkah selanjutnya yaitu

mengirimkan pesam melalui e-mail ke bagian regional tempat

terjadinya gangguan tersebut agar segera ditindak lanjuti. Jika

gangguan yang terjadi adalah penurunan nilai SCR, maka penanganan

yang dilakukan yaitu; pertama melakukan koordinasi dengan bagian

lainnya seperti bagian RAN dan Transmisi apakah ada gangguan yang

terjadi pada bagiannya. Setelah itu melakukan pemberitahuan ke

regional tempat terjadinya penurunan nilai SCR tersebut melalui

telephone untuk segera dilakukan investigasi.

2. Tanda bintang yang dimaksudkan yaitu sebagai tanda ketika terjadi

penurunan nilai SCR pada daerah tertentu.

3. Pada gambar III.10 terdapat beberapa data Traficability Performance

Of Exchange. Dari data tersebut dapat terlihat data jumlah pelanggan

yang sukses melakukan panggilan dan pelanggan yang melakukan

panggilan yang tidak terjawab atau dikatakan panggilan yang gagal

Page 56: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PERTANYAAN DAN JAWABAN

AKATEL SP Purwokerto D310031

atau panggilan yang tidak sukses. Pada gambar III.10 terdapat delapan

grup dan beberapa data lainnya yang diantaranya merupakan sumber

dari nilai SCR yang terdapat dalam grup 1. Grup 2 dan grup 3

merupakan ganguan yang terdapat pada gagguan Transmisi dan

gangguan pada Radio. Sedangkan Grup 4 merupakan ganguan yang

disebabakan dari luar sistem, sebagai contoh pelanggan yang

melakukan panggilan namun tidak mempunyai pulsa. Panggilan

tersebut dianggap panggilan yang sukses meskipun tidak tersambung

ke nomor tujuan dikarenakan kesalahan yang terjadi bukan karena

kesalahan dari sistem melainkan kesalahan dari pelanggan itu sendiri.

4. Perbedaan antara monitoring SCR menggunakan NSN dengan

Ericsson yaitu terletak pada daerah yang dicover oleh kedua Vendor

tersebut. Untuk NSN menangani daerah Jawa dan sebagian Sumatra.

Sedangkan Ericsson menangani daerah Sumatra, Kalimantan serta

Indonesia Timur.

5. Penyebab terjadinya Free Charging adalah terpakainya seluruh kanal

yang digunakan untuk komunikasi Voice sehingga beberapa panggilan

yang dapt masuk tidak tercatat dalam reporting billing.

6. Monitoring SCR (Successfull Call Rate) yaitu memonitoring

kesukssan pelanggan dalam setiap melakukan panggilan. Tingkat

kesuksesan tersebut ditampilkan dalam bentuk prosentase. Nilai dari

SCR ini dapat mengalami penurunan hingga mengalami kegagalan

dalam melakukan panggilan. Hal yang menyebabkan turunnya nilai

SCR ini dapat dikarena adanya gangguan yang disebabkan oleh

banyak hal. Nilai dari SCR ini bukan hanya berkaitan dengan

performansi dari jaringan Switching Network saja, tetepi berkaitan erat

dengan performansi dari jaringan Radio Network dan Transmition

Network.

Monitoring yang dilakukan oleh bagian CS Core Network yaitu

monitoring alarm gangguan pada sisi MSS dan MGW atau lebih

dikenal dengan MSC dan GMSC.

Page 57: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan DAFTAR NILAI

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 58: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan DAFTAR HADIR

AKATEL SP Purwokerto D310031

DAFTAR HADIR DATANG

Page 59: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan DAFTAR HADIR

AKATEL SP Purwokerto D310031

DAFTAR HADIR PULANG

Page 60: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Berikut ini merupakan screen shoot dari proses monitoring pada NOC-CORE CS

Page 61: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 62: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 63: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 64: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 65: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 66: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 67: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 68: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 69: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 70: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 71: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 72: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 73: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031

Page 74: Laporan Pkl-kartiko Mukti Widodo-d310031

Praktik Kerja Lapangan PRINT SCREEN

AKATEL SP Purwokerto D310031