laporan perekonomian provinsi sulawesi selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata...

88
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Mei 2019 (terbit setiap triwulan)

Upload: others

Post on 24-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Laporan Perekonomian

Provinsi Sulawesi Selatan

Mei 2019

(terbit setiap triwulan)

Page 2: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

www.bi.go.id/web/id/Publikasi/

Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

Divisi Advisory Ekonomi dan Keuangan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Selatan

Jl. Jenderal Sudirman No. 3

Makassar 90113, Indonesia

Telepon: 0411 – 3615188/3615189

Faksimili: 0411 – 3615170

Page 3: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan iii

KATA PENGANTAR

Kata Pengantar

Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

(Sulsel) disusun dan disajikan setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, mencakup

aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan pemerintah, inflasi, stabilitas keuangan daerah dan pengembangan akses

keuangan, penyelenggaraan sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan

masyarakat, serta prospek perekonomian ke depan. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini disamping bertujuan untuk

memberikan masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial, serta

sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, juga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi para

stakeholders di daerah dalam membuat keputusan. Dengan demikian, keberadaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw

BI) Provinsi Sulsel diharapkan dapat semakin berperan sebagai economic advisor dan strategic partner bagi stakeholders di

wilayah kerjanya.

Aktivitas ekonomi Sulsel pada triwulan I 2019 tercatat mengalami akselerasi yang lebih tinggi dari dari kinerja pada triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi mencapai 6,6% (yoy), urutan kelima tertinggi di nasional setelah Maluku Utara (7,6%;

yoy), Kalimatan Utara (7,1%;yoy), Sulawesi Tengah (6,8%; yoy), dan Gorontalo (6,6%; yoy). Meskipun meningkat, angka

pertumbuhan pada triwulan I 2019 tersebut berada di bawah kisaran proyeksi Bank Indonesia. Kinerja perekonomian Sulsel

terutama ditopang oleh kuatnya konsumsi. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), dorongan terhadap pertumbuhan secara

signifikan datang dari LU Perdagangan Besar dan Eceran, serta Industri pengolahan. Sejalan dengan kinerja perekonomian,

laju inflasi terkendali dengan capaian 3,08% (yoy), turun dari 3,50% (yoy) di akhir 2018 meskipun inflasi tarif angkutan udara

meningkat sangat signifikan. Melanjutkan capaian di triwulan pertama, ekonomi Sulsel pada triwulan II 2019 dan

keseluruhan tahun 2019 kami perkirakan meningkat pada kisaran 7,0%-7,4% (yoy) dengan inflasi terkendali pada kisaran

target 3,5%±1% didukung oleh sinergi yang solid dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), serta stabilitas sistem

keuangan tetap terjaga. Pencapaian atas perkiraan tersebut tentu dapat memperbaiki tingkan kemiskinan dan kesenjangan

ke depan.

Dalam penyusunan kajian ini, kami memanfaatkan data sekunder yang diterbitkan atau yang disediakan oleh berbagai

institusi. Selain itu, kami juga menggunakan data primer dan informasi yang kami peroleh dari hasil survei dan liaison atau

hasil kunjungan ke sejumlah perusahaan besar di Sulsel. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengucapkan terima kasih

dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak, terutama bagi Bapak/Ibu yang telah berkontribusi dalam sharing

pemikiran dan membantu dalam penyediaan data atau informasi yang lengkap, akurat dan terkini. Saran serta masukan

dari para stakeholders sangat kami harapkan agar ke depan kajian yang kami susun menjadi semakin lebih baik.

Makassar, 27 Mei 2019

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI SELATAN

ttd

Bambang Kusmiarso Direktur Eksekutif

Page 4: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

iv Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

VISI BANK INDONESIA Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional

melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian

inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

MISI BANK INDONESIA 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi

kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang

berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan

efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal

untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat

berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian

nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang

berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter, dan

stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan

akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia

yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta

melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka

melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

NILAI-NILAI STRATEGIS Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen,

dan pegawai untuk bertindak dan atau berperilaku, yang terdiri atas:

Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public Interest –

Coordination and Teamwork.

Page 5: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan v

DAFTAR ISI

Daftar Isi

KATA PENGANTAR III

DAFTAR ISI V

RINGKASAN EKSEKUTIF 1

TABEL INDIKATOR EKONOMI 5

1. PERTUMBUHAN EKONOMI 10

1.1. PERTUMBUHAN EKONOMI 11

1.2. SISI PENGELUARAN 12

1.3. SISI LAPANGAN USAHA 17

1.4. PERTUMBUHAN EKONOMI TANPA LAPANGAN USAHA PERTAMBANGAN 21

BOKS 1.A EKONOMI DIGITAL SEBAGAI POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI SULSEL KE DEPAN 25

2. KEUANGAN PEMERINTAH 25

2.1 STRUKTUR ANGGARAN 26

2.2 PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBD PROVINSI 27

2.3 PERKEMBANGAN REALISASI BELANJA APBN DI SULSEL 30

3. INFLASI DAERAH 31

3.1. INFLASI UMUM 32

3.2. INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA 33

3.3. INFLASI MENURUT KOTA IHK 34

3.4. DISAGREGASI INFLASI 34

3.5. KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI 35

BOKS 3.A KENAIKAN TARIF ANGKUTAN UDARA DAN DAMPAKNYA TERHADAP INFLASI SULAWESI SELATAN 37

4. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 40

4.1. STABILITAS KEUANGAN DAERAH 41

4.2. PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 43

5. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 48

5.1. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN 49

5.2. PENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.3. PERKEMBANGAN TRANSAKSI JUAL-BELI VALUTA ASING

BOKS 5.A Implementasi Transaksi Non Tunai di Lingkup Transaksi Keuangan Pemerintah Daerah

Provinsi Sulsel Terus Meluas ke Berbagai Sektor 55

6. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 59

Page 6: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

DAFTAR ISI

vi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

6.1 TENAGA KERJA

6.2 PENDUDUK MISKIN 60

6.3 RASIO GINI 61

6.4 NILAI TUKAR PETANI 62

7. PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 65

7.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI 66

7.2 PROSPEK INFLASI 68

7.3 REKOMENDASI KEBIJAKAN ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

BOKS 7.A KERJASAMA BANK INDONESIA DAN BMKG DALAM MENDORONG PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI CUACA 69

LAMPIRAN 70

Page 7: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 1

RINGKASAN EKSEKUTIF

Ringkasan Eksekutif

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Gambaran Umum

Perekonomian Sulsel triwulan

I 2019 tumbuh lebih tinggi

dibandingkan periode

sebelumnya dengan tekanan

inflasi yang terkendali dan

stabilitas sistem keuangan

yang terjaga. Pada triwulan II

dan keseluruhan tahun 2019

aktivitas perekonomian

diperkirakan tetap akseleratif

dan semakin inklusif .

Perekonomian Sulsel triwulan I 2019 tumbuh 6,6% (yoy), meningkat dari

pertumbuhan triwulan VI 2018 sebesar 6,5% (yoy). Kinerja ekonomi tersebut

ditopang oleh kuatnya konsumsi dan masih positifnya kontribusi investasi dan ekspor

LN, meskipun relatif melambat. Dari sisi lapangan usaha, perdagangan dan industri

manufaktur merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan

laporan. Adapun tekanan inflasi relatif mereda pada triwulan I 2019 dengan mencatat

angka 3,08% didukung rendahnya tekanan inflasi bahan makanan sejalan periode

musim panen meskipun inflasi tarif angkutan udara melonjak signifikan. Paralel

dengan itu, stabilitas sistem keuangan daerah terjaga dengan tingkat NPL yang cukup

rendah serta sistem pembayaran yang solid, termasuk program elektronifikasi guna

mendorong keuangan inklusif. Capaian positif tersebut pada akhirnya termanifestasi

pada kemiskinan yang lebih rendah dan tingkat kesenjangan yang membaik antara lain

didukung NTP yang memberikan cukup insentif bagi petani, meskipun tingkat

kemiskinan sedikit meningkat.

Ke depan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan selanjutnya kami perkirakan lebih

tinggi dari kinerja triwulan I 2019, dan secara keseluruhan tahun 2019 akselerasi PDRB

akan berada pada kisaran 7,0% (yoy) s.d. 7,4% (yoy). Sejalan dengan itu, tantangan

pengendalian inflasi terutama datang dari komoditas bahan makanan terlebih pada

saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), namun dengan sinergi dan koordinasi

TPID, inflasi diperkirakan masih terkendali pada kisaran 3,5%±1% (yoy)

Pertumbuhan Ekonomi

Konsumsi, investasi dan ekspor

luar negeri menjadi tumpuan

kinerja pertumbuhan ekonomi

Sulsel di triwulan I 2019.

Sementara itu, lapangan

usaha perdagangan dan

industri pengolahan menjadi

motor utama pertumbuhan

ekonomi Sulsel.

Ekspansi ekonomi Sulsel pada triwulan I 2019 terutama ditopang tingkat konsumsi

yang solid dengan pangsa lebih dari setengah PDRB. Selain itu, investasi (PMTB) juga

berkontribusi signikan pada capaian pertumbuhan ekonomi triwulan I 2019, meski

mengalami perlambatan dari triwulan IV 2018. Demikian halnya ekspor barang dan

jasa yang turut memberikan sumbangan positif pada kinerja triwulan I 2019. Adapun

dari sis Lapangan Usaha (LU), perdagangan dan industri manufaktur berperan sebagai

penyokong utama ekspansi PDRB Sulsel pada triwulan pertama 2019 dengan tumbuh

masing-masing 9,9% (yoy) dan 8,3% (yoy), termasuk informasi dan komunikasi dan

kontruksi yang andilnya masing-masing 0,9% dan 0,8% pada pertumbuhan PDRB

triwulan 1 2019.

Prospek pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan II 2019 diperkirakan lebih

terakselerasi. Dari sisi permintaan, selain komsumsi yang kinerjanya semakin

meningkat, pertumbuhan PDRB juga masih akan ditopang oleh investasi terutama

berlanjutnya proyek infrastruktur. Adapun kinerja ekspor luar negeri juga diperkirakan

meningkat di triwulan II 2019. Sementara dari sisi lapangan usaha, ekspansi ekonomi

Page 8: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

RINGKASAN EKSEKUTIF

2 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sulsel diperkirakan masih ditopang teruama oleh Lapangan Usaha Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan seiring panen raya komoditas perkebunan dan curah hujan

yang bersahabat bagi penangkapan ikan, serta lapangan usaha perdagangan yang

memasuki HBKN Ramadhan dan Idul Fitri.

Keuangan Pemerintah

Realisasi belanja APBN/APBD

Provinsi Sulsel pada triwulan I

2019 lebih tinggi dibanding

periode yang sama tahun

2018.

Daya dorong belanja APBD Provinsi Sulsel terhadap perekonomian pada triwulan I

2019 sedikit meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, namun

masih perlu ditingkatkan. Realisasi belanja APBD Provinsi Sulsel pada triwulan I 2019

tercatat mencapai Rp1,2 triliiun atau 12,1% dari pagu anggaran sebesar Rp9,6 triliun,

lebih tinggi dibanding triwulan I 2018 yang mencapai 8,1%. Penyerapan anggaran

didominasi oleh belanja operasional (pangsa 76,3%) dan belanja transfer (pangsa

23,5%), sementara untuk realisasi belanja modal mencapai Rp3,3 triliun (pangsa

0,3%).

Sementara itu, peningkatan juga terjadi pada realisasi belanja APBN yang

dialokasikan di Sulsel. Realisasi total belanja pada triwulan I 2019 sebesar Rp2,9

triliun atau 14,6% dari pagu anggaran sebesar Rp19,9 triliun, lebih tinggi dari

pencapaian triwulan I 2018 yang mencapai 13,7% atau Rp2,8 triliun. Dari sisi

komponen, Peningkatan terjadi pada komponen belanja pegawai, barang dan

bantuan sosial, sementara realisasi belanja modal pada triwulan I 2019 mencapai

7,6% (Rp349,6 miliar) lebih rendah dari triwulan I 2018 yang mencapai 12,2%

(Rp527,6 miliar)

Tekanan inflasi relatif mereda

pada triwulan I 2019 didukung

penurunan harga pada

kelompok bahan makanan.

Namun, pada triwulan II

tekanan diperkirakan

meningkat sejalan dengan

periode HBKN meskipun inflasi

masih terkendali dalam

kisaran target 3,5%±1% (yoy).

Tekanan inflasi menurun didorong disinflasi kelompok bahan makanan. Laju inflasi

Sulsel pada triwulan I 2019 tercatat 3,08% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya

(3,50%, yoy), terutama karena penurunan harga kekelompok bahan makanan seiring

datangnya musim panen dan normalisasi permintaan pasca-HBKN natal dan tahun

baru. Disinflasi terutama terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya; bumbu-

bumbuan; dan buah-buahan antara lain komoditi cabe merah, bawang putih dan cabe

rawit masing-masing 37,06%(yoy), 7,98%(yoy), dan 42,98%(yoy), sementara

komoditas tersebut pada triwulan sebelumnya mengalami inflasi. Meskipun tarif

angkutan udara, tarif pulsa ponsel dan biaya pengiriman mengalami inflasi di atas 6%,

namun dampaknya tertahan sehingga secara umum inflasi triwulan I 2019 tetap lebih

rendah.

Tekanan inflasi triwulan II 2019 diperkirakan meningkat sejalan memasuki HBKN

ramadhan dan idul fitri. Inflasi pada triwulan II 2019 diperkirakan datang dari

kelompok bahan makanan, terutama komoditas daging ayam ras dan kelompok

bumbu-bumbuan seperti bawang merah, cabai merah dan cabai rawit sejalan

terbatasnya pasokan, termasuk karena diperdagangkan antar daerah dan belum

masuknya masa panen. Selain itu, dari kelompok administered price tekanan inflasi

terutama ditimbulkan oleh kenaikan tarif angkutan udara, sementara dari kelompok

inflasi inti terutama terkait kenaikan biaya sekolah.

Telah dilakukan berbagai upaya pengendalian oleh TPID terutama menghadapi

tekanan inflasi menjelang HBKN ramadhan dan idul fitri. TPID Sulsel telah menempuh

sinergi melakukan langkah-langkah upaya pengendalian yang sejalan dengan Key

Strategy 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan

Komunikasi Efektif) seperti Lorong Peduli Inflasi, program Smart Truck Inflation Control

untuk mobilisasi barang yang mengalami kelangkaan dari daerah penyangga, inspeksi

mendadak dan pasar murah, termasuk kerja sama dengan MUI, alim ulama, pemuka

Page 9: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 3

agama untuk menghimbau masyarakat tidak berlebihan dalam melakukan konsumsi

(belanja) di bulan ramadhan. Langkah-langkah tersebut diyakini efektif sehingga inflasi

terkendali dalam kisaran target 3,5%±1% (yoy).

Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

Stabilitas keuangan di Sulsel

tetap terjaga untuk

mendukung pertumbuhan

ekonomi yang semakin inklusif.

Stabilitas sistem keuangan di Sulawesi Selatan tetap terjaga yang ditunjukkan dengan

NPL yang tetap stabil dan rendah. Tingkat NPL yang terjaga tersebut sebagai buah dari

proses konsolidasi keuangan korporasi, yaitu melakukan deleveraging untuk

memperbaiki rasio keuangannya. Indikasi terjadinya upaya konsolidasi juga diperkuat

dengan kenaikan DPK korporasi. Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumsi sektor

rumah tangga juga masih melambat sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah

tangga yang sedikit melambat. Kondisi di sektor korporasi dan rumah tangga tersebut

mendukung NPL terjaga dan stabil di level rendah (di bawah 5%).

Di sisi lain, penyaluran kredit kepada sektor UMKM justru meningkat menggambarkan

keberpihakan perbankan kepada sektor UMKM. NPL UMKM juga terjaga di bawah

threshold 5% yang menunjukkan sektor UMKM tetap pruden menjaga kesehatan

keuangannya.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Transaksi nontunai melalui

kliring nilainya semakin

menurun, sementara nilai

transaksi RTGS meningkat.

Kebutuhan uang kartal tetap

mengalami net inflow ke Bank

Indonesia.

Nilai transaksi keuangan melalui RTGS pada triwulan I 2019 mengalami peningkatan,

Sementara transaksi keuangan melalui SKNBI justru mengalami penurunan.

Transaksi RTGS meningkat menjadi Rp11,6 triliun dari Rp11,4 triliun pada triwulan IV

2018 namun dengan pertumbuhan secara tahunan (yoy) yang meningkat signifikan

yaitu, menjadi 73,2% (yoy) dari 13,5% (yoy) pada triwulan IV 2018. Adapun nilai

transaksi SKNBI terkontraksi sebesar 5,7% (yoy), lebih besar dari kontraksi pada

triwulan sebelumnya sebesar 2,2% (yoy). Selanjutnya, upaya peningkatan penggunaan

non tunai di Provinsi Sulsel dilakukan melalui implementasi program elektronifikasi

jalan tol, transaksi keuangan Pemerintah Daerah, bantuan sosial dan Bantuan

Operasional Sekolah (BOS). Sementara itu jumlah uang yang diedarkan untuk

memenuhi kebutuhan permintaan masyarakat, tercatat net inflow sebesar Rp4,03

triliun sesuai dengan peran Sulsel sebagai hub perdagangan kawasan timur Indonesia.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Penyerapan tenaga kerja

hingga Februari 2019

mengalami penurunan.

Sebaliknya, tingkat kemiskinan

dan kesenjangan membaik

sejalan dengan NTP yang

meningkat dan tetap kondusif

bagi usaha pertanian.

Tingkat Pengangguran Terbuka (selanjutnya disebut TPT) pada Februari 2019 di Sulsel

meningkat menjadi 5,42% dibandingkan awal tahun sebelumnya 5,39%. Jumlah

penduduk miskin di Sulsel pada September 2018 turun menjadi 8,87% (779,6 ribu

orang) dari tahun sebelumnya sebesar 9,48% (826 ribu orang). Selain itu, tingkat

kesenjangan di Sulsel pada September 2018 membaik, dengan gini ratio sebesar 0,388

dibandingkan posisi September 2017 sebesar 0,429. Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulsel

berada pada teritori menguntungkan, atau di atas 100 pada triwulan I 2019 dengan

rata-rata sebesar 103,04, lebih tinggi dibandingkan NTP pada triwulan sebelumnya

102,98.

Prospek Perekonomian Daerah

Pertumbuhan ekonomi Sulsel

pada triwulan III 2019

diprakirakan mengalami

moderasi dari kinerja triwulan

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2019 diperkirakan berada pada kisaran 6,6

– 7,0% (yoy). Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2019 diperkirakan

bergerak lebih rendah dari capaian pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya. Hal

ini didasari pada tidak adanya HBKN sebagai pendorong konsumsi RT serta pergeseran

Page 10: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

RINGKASAN EKSEKUTIF

4 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

sebelumnya. Adapun tekanan

inflasi di triwulan III 2019

mereda sejalan tidak adanya

HBKN dan tidak ada lagi base

effect kenaikan tarif angkutan

udara.

pencairan gaji ke 13 dari bulan Juli ke bulan Juni menggeser belanja pemerintah dari

triwulan III ke triwulan II 2019. Pendorong PDRB triwulan III diperkirakan datang dari

investasi yang masih kuat dan konsumsi RT terkait biaya pendidikan pada tahun ajaran

baru. Dengan perkembangan tersebut, maka kami memperkirakan pertumbuhan

ekonomi pada 2019 berada pada kisaran 7,0% (yoy) s.d. 7,4% (yoy).

Inflasi di triwulan III 2019 dan keseluruhan tahun 2019 diperkirakan masih dalam

rentang target inflasi nasional walau terdapat beberapa potensi tekanan inflasi.

Tekanan inflasi pada triwulan III 2019 diperkirakan mulai mereda sejalan dengan

berakhirnya HBKN. Faktor lainnya adalah hilangnya base effect dari kenaikan tarif

angkutan udara serta dampak penurunan batas atas transporasi udara. Di sisi lain,

tekanan inflasi inti juga diperkirakan relatif stabil dengan kecenderungan kenaikan

didorong oleh biaya sekolah dan seragam sekolah. Hal ini sejalan dengan dorongan

permintaan di tahun ajaran baru

Page 11: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

TABEL INDIKATOR EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 5

TABEL INDIKATOR EKONOMI

Tabel Indikator Ekonomi

A. INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

I II III IV I II III IV I II III IV I

MAKRO

- Sulawesi Selatan 123,62 123,65 124,78 125,71 127,84 129,20 129,98 131,29 132,57 134,55 134,00 135,89 136,65

- Sulawesi Utara 123,92 124,31 124,02 125,64 128,79 128,77 128,26 128,71 130,23 133,23 130,02 133,64 133,43

- Gorontalo 120,50 121,65 120,98 121,78 123,79 126,14 126,32 127,07 127,29 128,51 128,58 129,80 129,28

- Sulawesi Tengah 124,42 125,53 126,24 127,09 129,46 132,10 132,06 132,59 132,97 136,87 135,39 141,15 140,40

- Sulawesi Tenggara 121,96 120,72 123,74 121,68 123,06 128,17 125,89 125,28 127,68 131,39 128,03 128,48 129,05

- Sulawesi Barat 122,23 123,74 123,94 125,52 127,24 128,92 129,55 130,28 130,57 132,37 135,39 132,62 131,82

- Sulawesi Selatan 1,22 0,02 0,91 0,75 1,69 1,06 0,60 1,01 0,97 1,49 (0,41) 1,41 0,56

- Sulawesi Utara (1,02) 0,31 (0,23) 1,31 2,51 (0,02) (0,40) 0,35 1,18 2,30 (2,41) 2,78 (0,16)

- Gorontalo 0,23 0,95 (0,55) 0,66 1,65 1,90 0,14 0,59 0,17 0,96 0,05 0,95 (0,40)

- Sulawesi Tengah (0,64) 0,89 0,57 0,67 1,86 2,04 (0,03) 0,40 0,29 2,93 (1,08) 4,25 (0,53)

- Sulawesi Tenggara 1,35 (1,02) 2,50 (1,67) 1,13 4,15 (1,78) (0,48) 1,92 2,91 (2,56) 0,35 0,44

- Sulawesi Barat (0,45) 1,24 0,16 1,27 1,37 1,32 0,49 0,56 0,22 1,38 2,28 (2,05) (0,60) 0 0 0 0 0 0 0 0

- Sulawesi Selatan 1,22 1,25 2,17 2,94 1,69 2,77 3,39 4,44 0,98 2,48 2,06 3,50 0,56

- Sulawesi Utara (1,02) (0,71) (0,94) 0,35 2,51 2,49 2,09 2,44 1,18 3,51 1,02 3,83 (0,16)

- Gorontalo 0,23 1,19 0,63 1,30 1,65 3,58 3,73 4,34 0,17 1,13 1,19 2,15 (0,40)

- Sulawesi Tengah (0,64) 0,25 0,81 1,49 1,86 3,94 3,91 4,33 0,29 3,23 2,12 6,46 (0,53)

- Sulawesi Tenggara 1,35 1,96 2,83 2,69 0,91 4,45 3,31 2,96 0,34 3,26 2,20 2,55 0,29

- Sulawesi Barat (0,45) 0,78 0,94 2,23 1,37 2,71 3,21 3,79 0,22 1,60 3,92 1,80 (0,60)

- Sulawesi Selatan 5,70 4,30 3,07 2,94 3,42 4,49 4,17 4,44 3,70 4,14 3,09 3,50 3,08

- Sulawesi Utara 4,90 3,67 2,28 0,35 3,93 3,59 3,42 2,44 1,12 3,46 1,37 3,83 2,46

- Gorontalo 5,74 4,89 2,77 1,30 2,73 3,69 4,41 4,34 2,83 1,88 1,79 2,15 1,56

- Sulawesi Tengah 6,03 4,21 4,08 1,49 4,05 5,23 4,61 4,33 2,71 3,61 2,52 6,46 5,59

- Sulawesi Tenggara 4,75 4,37 3,28 3,07 2,40 6,17 3,49 2,96 2,39 1,79 1,70 2,55 2,60

- Sulawesi Barat 5,19 4,29 3,42 2,23 4,10 4,19 4,53 3,79 3,40 2,68 4,51 1,80 0,96

63.116 67.457 71.257 67.593 68.004 72.022 76.034 72.848 72.997 77.277 81.427 77.542 77.784

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 12.837 15.164 16.857 13.493 14.682 15.888 17.422 13.477 15.458 17.114 18.361 13.941 15.878

Pertambangan dan Penggalian 3.605 3.954 4.297 4.139 3.908 4.198 4.369 4.244 4.036 4.256 4.219 4.266 3.891

Industri Pengolahan 9.209 9.432 9.810 10.023 9.659 9.826 10.294 10.628 9.982 9.710 10.288 10.808 10.806

Pengadaan Listrik, Gas 60 64 66 67 66 66 69 72 67 72 76 78 73

Pengadaan Air 78 81 80 81 82 87 88 87 90 94 93 90 94

Konstruksi 7.610 7.888 8.161 8.330 8.142 8.593 8.842 9.181 8.803 9.164 9.835 10.069 9.409

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8.939 9.572 10.313 9.537 9.592 10.553 11.304 11.030 10.691 11.911 12.669 11.861 11.747

Transportasi dan Pergudangan 2.416 2.438 2.612 2.384 2.447 2.588 2.837 2.803 2.765 2.953 3.097 2.963 2.872

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 887 903 924 942 948 1.002 1.050 1.082 1.085 1.146 1.187 1.194 1.153

Informasi dan Komunikasi 4.055 4.170 4.355 4.408 4.440 4.639 4.784 4.914 4.967 5.081 5.406 5.574 5.619

Jasa Keuangan 2.351 2.438 2.459 2.595 2.452 2.567 2.575 2.681 2.684 2.787 2.646 2.638 2.649

Real Estate 2.411 2.442 2.445 2.485 2.511 2.549 2.561 2.602 2.610 2.638 2.703 2.746 2.743

Jasa Perusahaan 277 281 291 294 295 305 316 322 325 335 347 356 348

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.860 3.000 2.698 2.779 2.865 2.996 3.027 3.038 2.990 3.253 3.387 3.485 3.338

Jasa Pendidikan 3.420 3.488 3.674 3.714 3.664 3.818 4.046 4.157 3.948 4.152 4.427 4.691 4.409

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.253 1.276 1.325 1.401 1.346 1.398 1.456 1.517 1.484 1.541 1.588 1.595 1.630

Jasa lainnya 849 866 888 919 907 949 992 1.012 1.012 1.069 1.100 1.186 1.125

1. Konsumsi 39.034 42.105 42.787 45.978 41.137 44.358 45.306 48.572 44.195 47.443 48.376 51.823 47.620

2. Investasi 24.359 25.562 26.614 27.235 26.151 27.672 28.865 29.018 29.145 30.287 30.042 30.212 29.670

3. Net Ekspor (1.311) (1.097) 1.038 (6.322) (35) (420) 8 (4.790) (343) (453) 3.009 (4.493) 494

63.116 67.457 71.257 67.593 68.004 72.022 76.034 72.848 73.014 77.314 81.486 77.542 77.784

7,24 8,02 6,80 7,67 7,75 6,77 6,70 7,78 7,37 7,35 7,17 6,47 6,56

229,37 276,31 325,41 336,67 261,13 267,31 307,30 346,80 302,99 350,29 383,65 411,77 303,49

163,02 187,21 226,87 247,29 178,55 302,04 382,81 335,35 386,30 640,55 426,44 801,12 502,04

122,68 210,55 150,13 270,62 200,95 210,17 229,61 188,86 164,35 215,14 167,94 181,50 167,63

284,74 329,06 275,21 407,15 291,66 391,26 376,91 453,54 290,64 453,51 481,56 371,05 352,16

106,69 65,76 175,28 66,04 60,18 57,15 77,69 157,93 138,64 135,15 215,71 230,27 135,86

*) Angka sementara untuk data PDRB; data IHK menggunakan tahun dasar 2007**) Angka sangat sementara untuk data PDRB; data IHK menggunakan tahun dasar 2012

2019**

Indeks Harga Konsumen

Catatan:

Total PDRB (Rp Miliar)

Pertumbuhan PDRB (%, yoy)

Nilai Ekspor (X) Luar Negeri Non-migas (US$ Juta)

Volume Ekspor Luar Negeri Non-migas (Juta Ton)

Nilai Impor (M) Luar Negeri Non-migas (US$ Juta)

Sumber : BPS & Ditjen Bea Cukai

Volume Impor Luar Negeri Non-migas (Juta Ton)

Neraca Perdagangan (X - M) Non-migas (US$ Juta)

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp Miliar) **

Laju Inflasi Bulanan (%, qtq)

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp Miliar) Tahun Dasar 2010 & SNA 2008

Laju Inflasi Tahun Kalender (%, ytd)

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

2018*2017INDIKATOR

2016

Page 12: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

TABEL INDIKATOR EKONOMI

6 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

2019

I II III IV I II III IV I II III IV I

Total Aset (Rp Miliar) 120.832 122.711 123.190 125.955 130.863 130.564 129.565 134.100 132.433 136.333 139.503 142.448 143.850

78.342 82.097 82.025 82.396 81.891 85.232 83.874 87.322 85.385 87.794 90.331 92.813.524 92.366

Giro 12.894 12.203 11.802 10.388 12.434 12.532 12.562 10.726 12.013 12.447 12.669 11.324.297 13.089

Tabungan 38.589 42.611 41.800 44.994 41.400 43.973 43.308 50.161 47.161 48.402 49.043 53.314.347 49.803

Deposito 26.859 27.283 28.423 27.014 28.057 28.726 28.004 26.434 26.211 26.946 28.619 28.174.879 29.474

96.310 101.617 102.774 103.890 104.798 108.154 107.583 113.129 114.102 115.210 116.265 117.917 119.370

- Modal Kerja 37.510 39.518 39.653 39.952 40.620 42.311 41.776 44.569 43.940 44.528 45.324 45.756 45.207

- Investasi 20.041 20.796 20.204 20.221 19.830 19.946 19.773 19.842 20.251 20.915 20.012 20.022 21.097

- Konsumsi 38.759 41.303 42.917 43.718 44.347 45.898 46.034 48.717 49.911 49.767 50.929 52.139 53.065

122,94% 123,78% 125,30% 126,09% 127,97% 126,89% 128,27% 129,55% 133,63% 131,23% 128,71% 127,05% 128,54%

96.310 101.617 102.774 103.890 104.798 108.154 107.583 113.129 114.102 115.210 116.265 117.917 118.731

- Pertanian 2.681 2.933 2.998 3.280 3.279 3.514 3.624 4.386 4.533 4.748 4.966 5.232 5.343

- Pertambangan 430 399 372 336 340 333 316 303 308 312 325 381 452

- Industri pengolahan 7.239 7.993 8.104 7.582 7.494 7.555 7.477 7.015 6.980 6.991 7.524 7.413 7.413

- Listrik, Gas, dan Air 306 277 267 248 255 222 226 159 147 182 200 230 220

- Konstruksi 5.483 5.977 6.305 6.698 6.305 6.602 6.637 6.805 6.574 6.828 6.999 6.047 5.786

- Perdagangan 31.959 33.268 32.431 32.555 32.970 33.787 33.256 34.343 34.104 34.578 34.617 35.435 35.688

- Pengangkutan 2.824 2.738 2.730 2.627 2.420 2.508 2.441 2.698 3.064 3.190 1.996 2.115 2.223

- Jasa Dunia Usaha 4.117 4.085 4.234 4.278 4.715 4.889 4.709 5.659 5.570 5.632 5.652 5.685 5.418

- Jasa Sosial Masyarakat 2.462 2.587 2.392 2.518 2.640 2.819 2.838 3.014 2.883 2.971 3.048 3.224 3.414

- Lain-lain 38.809 41.359 42.941 43.767 44.378 45.926 46.060 48.747 49.937 49.778 50.939 52.155 52.773

31.110 32.156 32.936 33.233 36.798 34.306 34.297 35.996 35.612 36.314 37.217 38.058 38.573

8.698 8.993 9.050 9.277 9.234 9.800 9.950 10.604 11.022 11.399 11.929 11.864 12.368

- Modal Kerja 6.329 6.580 6.707 6.841 6.711 7.211 7.334 7.797 8.063 8.330 8.694 9.212 8.937

- Investasi 2.369 2.413 2.343 2.436 2.523 2.589 2.615 2.807 2.959 3.069 3.234 2.651 3.431

- Konsumsi - - - - - - - - - - - - -

12.433 12.687 12.549 12.695 13.070 13.409 13.384 13.535 13.344 13.502 13.793 13.955 12.368

- Modal Kerja 7.265 7.540 7.713 7.817 8.341 9.116 9.114 9.593 9.426 9.580 9.834 9.967 9.934

- Investasi 5.169 5.147 4.836 4.878 4.729 4.293 4.270 3.942 3.918 3.922 3.958 3.988 4.080

- Konsumsi - - - - - - - - - - - - -

9.979 10.476 11.336 11.260 14.495 11.097 10.964 11.857 11.247 11.413 11.496 12.239 12.191

- Modal Kerja 7.198 7.624 8.542 8.568 8.013 7.965 7.850 8.588 8.172 8.294 8.376 8.993 8.949

- Investasi 2.781 2.852 2.795 2.692 6.481 3.132 3.114 3.270 3.074 3.119 3.120 3.246 3.242

- Konsumsi - - - - - - - - - - - - - - -

3,36% 3,05% 3,00% 2,29% 2,43% 2,45% 2,54% 3,45% 4,35% 4,50% 4,41% 3,52% 3,59%-

4,43% 4,14% 4,07% 3,78% 3,70% 3,93% 4,05% 3,67% 3,99% 4,12% 4,16% 3,76% 4,07%

BANK UMUM SYARIAH

7.018 6.687 6.633 6.718 6.703 6.708 6.365 6.812 6.967 7.184 7.306 7.716 7.714 - - -

3.517 3.630 3.872 3.972 3.967 3.921 3.680 4.291 4.362 4.362 4.613 4.889 4.926

Giro 339 390 429 366 357 326 353 429 387 413 495 439 507

Tabungan 1.761 1.793 1.886 2.020 2.008 2.037 2.053 2.211 2.209 2.236 2.339 2.585 2.575

Deposito 1.417 1.447 1.557 1.587 1.601 1.558 1.275 1.651 1.766 1.713 1.779 1.865 1.844 - - -

5.817 5.744 5.668 5.851 5.911 5.994 5.831 5.848 5.936 5.997 5.930 6.279 6.420

- Modal Kerja 1.659 1.685 1.619 1.594 1.616 1.594 1.487 1.559 1.451 1.404 1.164 1.292 1.222

- Investasi 1.143 1.034 970 1.096 1.081 1.094 1.075 968 1.025 986 912 936 967

- Konsumsi 3.015 3.025 3.079 3.162 3.213 3.306 3.269 3.321 3.459 3.607 3.855 4.051 4.231

165,43% 158,23% 146,38% 147,30% 149,00% 152,85% 158,44% 136,28% 136,09% 137,48% 128,56% 128,42% 130,33%

Catatan:* (<Rp50 juta)** (Rp50 < X < Rp500 juta)*** (Rp500 juta < X < Rp5 miliar)**** Angka sementara

2016

NPL UMKM gross - Lokasi Bank (%)

Kredit - Lokasi Bank (Rp Miliar)

Kredit - Lokasi Bank (Rp Miliar)

INDIKATOR

BANK UMUM :

DPK - Lokasi Bank Pelapor (Rp Miliar)

Kredit Kecil ** (Rp Miliar)

Kredit UMKM - Lokasi Bank (Rp Miliar)

FDR

Total Aset (Rp Miliar)

DPK - Lokasi Bank Pelapor (Rp Miliar)

Pembiayaan - Lokasi Bank (Rp Miliar)

2018

NPL Total gross - Lokasi Bank (%)

Kredit Mikro* (Rp Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp Miliar)

2017

LDR

B. PERBANKAN (KREDIT LOKASI BANK, DPK LOKASI BANK PELAPOR)

Page 13: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

TABEL INDIKATOR EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 7

C. PERBANKAN (KREDIT LOKASI PROYEK, DPK LOKASI PROYEK)

2019

I II III IV I II III IV I II III IV I

Total Aset (Rp Miliar) 120.832 122.711 123.190 125.955 130.863 130.564 131.222 134.100 132.433 136.333 139.503 142.448 143.850

78.002 81.674 81.640 81.971 81.536 84.852 84.675 86.809 84.924 87.352 89.878 92.305 91.896

Giro 12.881 12.178 11.788 10.376 12.420 12.519 11.981 10.649 11.962 12.428 12.640 11.305 13.062

Tabungan 38.342 42.311 41.544 44.678 41.157 43.702 44.658 49.842 46.884 48.117 48.777 53.045 49.570

Deposito 26.778 27.185 28.309 26.917 27.959 28.632 28.037 26.318 26.079 26.807 28.461 27.955 29.263

102.280 107.627 108.401 109.723 111.780 115.158 117.433 119.771 121.299 126.261 126.255 129.620 130.296

- Modal Kerja 38.920 40.809 40.590 40.842 41.856 43.281 43.853 45.317 44.925 46.954 47.927 49.346 48.471

- Investasi 22.507 23.420 22.771 23.079 23.597 23.931 24.455 23.660 24.428 27.322 25.306 25.993 27.007

- Konsumsi 40.853 43.398 45.040 45.802 46.327 47.945 49.125 50.795 51.946 51.985 53.021 54.281 54.818

131,13% 131,78% 132,78% 133,86% 137,09% 135,72% 138,69% 137,97% 142,83% 144,54% 140,47% 140,43% 141,79%

102.280 107.627 108.401 109.723 111.780 115.158 117.433 119.771 121.299 126.261 126.255 129.620 130.296

- Pertanian 2.368 2.616 2.592 2.852 2.858 3.110 3.415 3.604 3.750 3.909 4.095 4.434 4.575

- Pertambangan 407 431 402 390 397 381 374 343 433 443 450 565 583

- Industri pengolahan 7.984 8.674 8.398 8.039 7.844 8.145 7.472 7.357 7.443 7.670 8.623 9.107 9.178

- Listrik, Gas, dan Air 2.290 2.149 2.203 2.239 2.835 2.823 4.373 3.142 3.297 5.595 4.447 4.549 4.783

- Konstruksi 6.262 6.363 6.496 6.522 6.629 6.812 6.625 7.098 6.816 8.038 8.298 7.909 7.647

- Perdagangan 32.480 34.128 33.399 33.784 34.449 35.080 35.244 35.670 35.633 35.960 36.250 36.937 37.083

- Pengangkutan 2.501 2.433 2.414 2.314 2.152 2.224 2.269 2.535 2.876 3.070 1.821 1.982 2.087

- Jasa Dunia Usaha 4.637 4.804 5.022 5.165 5.570 5.725 5.550 6.127 6.103 6.497 6.255 6.676 6.206

- Jasa Sosial Masyarakat 2.449 2.574 2.412 2.567 2.690 2.882 2.957 3.069 2.977 3.082 2.983 3.165 3.330

- Lain-lain 40.902 43.456 45.064 45.851 46.358 47.976 49.155 50.824 51.971 51.996 53.031 54.295 54.824

29.316 30.544 31.433 31.909 38.572 33.612 33.996 35.029 34.799 35.580 36.094 36.891 37.452

8.368 8.740 8.788 8.999 8.978 9.563 10.135 10.415 10.947 11.419 11.777 11.727 12.291

- Modal Kerja 6.240 6.537 6.671 6.805 6.717 7.227 7.625 7.833 8.126 8.426 8.810 9.351 9.095

- Investasi 2.128 2.204 2.118 2.194 2.261 2.336 2.510 2.582 2.821 2.993 2.967 2.375 3.196

- Konsumsi - - - - - - - - - - - - -

11.434 11.780 11.732 11.883 12.307 12.641 12.846 12.940 12.729 12.870 13.114 13.237 13.300

- Modal Kerja 7.194 7.425 7.649 7.744 8.238 9.006 9.248 9.469 9.309 9.457 9.704 9.812 9.820

- Investasi 4.239 4.355 4.082 4.139 4.069 3.636 3.598 3.471 3.420 3.413 3.410 3.425 3.479

- Konsumsi - - - - - - - - - - - - -

9.515 10.023 10.914 11.027 17.288 11.407 11.016 11.674 11.124 11.291 11.202 11.928 11.861

- Modal Kerja 6.821 7.279 8.200 8.321 8.105 7.778 7.878 8.488 8.061 8.256 8.107 8.744 8.673

- Investasi 2.694 2.744 2.714 2.706 9.183 3.629 3.138 3.186 3.062 3.034 3.095 3.184 3.188

- Konsumsi - - - - - - - - - - - - -

3,46% 3,21% 3,19% 2,54% 2,64% 2,67% 2,73% 3,99% 4,85% 4,76% 4,71% 3,74% 3,63%

4,39% 4,31% 4,15% 3,98% 3,56% 4,04% 4,05% 3,96% 4,22% 4,26% 4,33% 3,82% 4,12%

BANK UMUM SYARIAH

7.018 6.687 6.633 6.718 6.703 6.708 6.938 6.812 6.967 7.184 7.306 7.716 7.714 - - - - -

3.462 3.569 3.794 3.865 3.870 3.829 4.086 4.175 4.220 4.212 4.443 4.650 4.694

Giro 338 387 428 364 356 324 416 428 384 408 486 429 497

Tabungan 1.742 1.770 1.864 1.967 1.979 2.011 2.090 2.176 2.167 2.194 2.294 2.527 2.525

Deposito 1.383 1.411 1.502 1.533 1.535 1.494 1.580 1.571 1.668 1.610 1.663 1.695 1.673 - - - - -

6.647 6.778 6.359 6.522 6.628 6.605 6.704 6.600 6.725 6.490 6.408 7.157 7.283

- Modal Kerja 2.503 2.679 2.252 2.192 2.192 2.012 1.992 1.973 1.815 1.723 1.473 1.783 1.700

- Investasi 1.240 1.198 1.145 1.313 1.300 1.352 1.326 1.208 1.317 1.059 1.012 1.274 1.295

- Konsumsi 2.904 2.901 2.962 3.017 3.136 3.241 3.385 3.419 3.593 3.709 3.922 4.100 4.288

191,98% 189,94% 167,61% 168,77% 171,27% 172,51% 164,07% 158,10% 159,36% 154,09% 144,22% 153,91% 155,17%

Catatan:* (<Rp50 juta)** (Rp50 < X < Rp500 juta)*** (Rp500 juta < X < Rp5 miliar)**** Angka sementara

Kredit Mikro* (Rp Miliar)

2017

DPK - Lokasi Proyek Pelapor (Rp Miliar)

NPL Total gross - Lokasi Proyek (%)

NPL UMKM gross - Lokasi Proyek (%)

Kredit - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

LDR

Kredit - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

Kredit UMKM - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

2016

BANK UMUM

2018

FDR

Total Aset (Rp Miliar)

DPK - Lokasi Proyek Pelapor (Rp Miliar)

Pembiayaan - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

Kredit Kecil ** (Rp Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp Miliar)

INDIKATOR

Page 14: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

TABEL INDIKATOR EKONOMI

8 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

D. GRAFIK INDIKATOR

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan: PDRB TD 2010 ; KTI adalah Kaimantan, Sulampua, Balinusra; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan : PDRB TD 2010; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Kontribusi Perekonomian (PDRB ADHK) Pertumbuhan Ekonomi (PDRB ADHK)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan : PDRB TD 2010; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan : PDRB TD 2010; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Sumbangan Komponen Penggunaan bagi Pertumbuhan Ekonomi Sulsel

Sumbangan SektorEkonomi bagi Pertumbuhan Ekonomi Sulsel

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sumber: Laporan Bank, diolah Inflasi dan BI Rate Perbankan Sulsel

Keterangan: Data 2018: Data Februari 2018; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara; Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Keterangan: Data 2018: Data Maret 2018; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Pengangguran Terbuka Persentase Penduduk Miskin

Page 15: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

TABEL INDIKATOR EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 9

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 16: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 10

1. PERTUMBUHAN EKONOMI

Bab 1 Pertumbuhan Ekonomi1

1Pembahasan bab 1 menggunakan alur waktu Triwulan I 2019 (data realisasi BPS) dan Triwulan II 2019 (data proyeksi Bank Indonesia).

Perekonomian Sulsel pada triwulan I 2019 bila diukur berdasarkan PDRB nilainya

masing-masing mencapai Rp118,1 triliun (ADHB) atau Rp72,8 triliun(ADHK), atau

tumbuh 6,6% (yoy) di triwulan I 2019, lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan IV

2018 (6,5%; yoy).

Pada triwulan I 2019, pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan konsumsi agregat

khususnya pada komponen konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah yang

tercatat tumbuh meningkat, serta masih tetap kuatnya konsumsi rumah tangga.

Persiapan pesta demokrasi serta peningkatan tunjangan ASN menjadi faktor

utama pendorong pertumbuhan di periode laporan.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2019 terjadi

pada sebagian besar lapangan usaha. Pertumbuhan ekonomi Sulsel yang

meningkat didorong oleh kinerja lapangan usaha Industri Pengolahan;

Perdagangan Besar dan Eceran; Pengadaan Air; dan Jasa Kesehatan.

Dengan realisasi pada triwulan I 2019 tersebut, diperkirakan pada triwulan II

2019 pertumbuhan ekonomi tumbuh dengan kisaran 7,0%-7,4% (yoy). Akselerasi

perekonoomian terutama berasal dari Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan seiring panen raya komoditas perkebunan dan curah hujan yang

kondusif untuk penangkapan ikan; Perdagangan Besar dan Eceran seiring

dengan masuknya bulan ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Dari sisi pengeluaran,

penguatan perekonomian terutama karena meningkatnya konsumsi rumah tangga

dan investasi yang mulai direalisasikan paska pesta demokrasi.

Page 17: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 11

1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pada triwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami peningkatan. Pada triwulan laporan,

ekonomi Sulsel tumbuh 6,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 6,6% (yoy) pada triwulan IV 2018. Akselerasi

pertumbuhan tersebut terutama karena meningkatnya kinerja di beberapa lapangan usaha antara lain Lapangan Usaha

(LU) Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar. Di sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan investasi tetap

merupakan kontributor terbesar terhadap aktivitas perekonomian meskipun konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga

dan konsumsi pemerintah tumbuh tinggi.

Ekspansi ekonomi Sulsel diperkirakan berlanjut pada triwulan II 2019 sehingga tumbuh pada rentang 7,0% - 7,4%.

Peningkatan tersebut dari Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Konstruksi; serta Perdagangan Besar dan

Eceran. Dari sisi pengeluaran, meningkatnya perekonomian karena konsumsi rumah tangga dan investasi. Naiknya

konsumsi rumah tangga sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat saat bulan Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan

Nasional (HBKN) Idul Fitri 1440 H.

Sumber: Badan Pusat Statistik

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara P : Prediksi Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan triwulan IV 2018 menjadi yang tertinggi keenam di nasional.

Pertumbuhan tertinggi berada di Provinsi Maluku Utara (7,6%; yoy), DI. Yogyakarta (7,5%; yoy), Kalimatan Utara (7,1%;

yoy), Sulawesi Tengah (6,8%; yoy), dan Gorontalo (6,6%; yoy) (Grafik 1.2). Meski mengalami penurunan tren pertumbuhan

dalam beberapa tahun terakhir, namun pangsa perekonomian Sulsel masih mendominasi di Sulawesi, Maluku dan Papua

(Sulampua) mencapai 35,2%, dengan sumber pertumbuhan yang cenderung bervariasi dari sektor primer, sekunder, hingga

tersier. Adapun untuk provinsi dengan pertumbuhan tinggi di atas Sulsel (Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo)

cenderung bergantung kepada perkembangan sektor primer (Pertanian dan Pertambangan).

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Spasial Indonesia Triwulan I 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah BI

5.1 5.0 5.0 5.0 4.8 4.7 4.8 5.2 4.9 5.2 5.0 4.9 5.1 5.0 5.1 5.2 5.1 5.3 5.2 5.2 5.1

8.4

6.4

7.7 7.7

5.9

7.97.5 7.3 7.2

8.0

6.8

7.7 7.7

6.7 6.6

7.87.3 7.3 7.2

6.5 6.6

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* IIP

2014 2015 2016 2017 2018 2019

yoy Nasional yoy Sulsel

% yoy

7.4

7.0

Page 18: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI D

12 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

1.2. Sisi Pengeluaran

Dari sisi pengeluaran, konsumsi yang solid menjadi pendorong utama peningkatan pertumbuhan ekonomi di triwulan I

2019 termasuk konsumsi LNPRT dan pemerintah yang lebih akseleratif. Pada triwulan I 2019, konsumsi lembaga nonprofit

rumah tangga meningkat signifikan karena adanya persiapan pesta demokrasi. Konsumsi pemerintah yang tinggi juga

didorong oleh kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) di tahun 2019, dan pengeluaran terkait bantuan korban bencana

alam. Meski melambat, konsumsi rumah tangga tetap kuat yang didorong oleh berbagai faktor salah satunya adalah

kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 8,03% dan didukung oleh inflasi tahun 2018 yang rendah (3,5%; yoy),

sehingga tetap menjaga daya beli masyarakat.

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2019 diperkirakan meningkat. Peningkatan tersebut seiring dengan

naiknya konsumsi rumah tangga karena peningkatan daya beli masyarakat saat HBKN (bulan Ramadhan dan idul fitri)

sejalan dengan kenaikan gaji ASN dan pembayaran THR . Dari sisi Pemerintah, peningkatan penerimaan ASN tersebut

merupakan bagian dari belanja pegawai yang mendukung ekspansi konsumsi pemerintah. Adapun peningkatan konsumsi

LNPRT lebih rendah dari triwulan sebelumnya seiring telah dilaksanakannya pesta demokrasi pada awal triwulan laporan.

Selain itu, investasi juga diperkirakan mengalami akselerasi, termasuk masih berlanjutnya pelaksaan proyek infrastruktur.

Tabel 1.1. Pertumbuhan (%, yoy) Ekonomi Menurut Komponen Pengeluaran (triwulanan)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Bank Indonesia *) Angka Sangat Sementara

1.2.1 Konsumsi

Pengeluaran konsumsi secara agregat tumbuh meningkat dan menjadi faktor naiknya pertumbuhan ekonomi di triwulan

I 2019. Pada triwulan I 2019, konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga tumbuh 38,3% (yoy), naik signifikan dari periode

sebelumnya yang tumbuh 11,7% (yoy) sejalan persiapan pesta demokrasi . Selain itu, konsumsi pemerintah yang menguat

dari 4,5% (yoy) di triwulan IV 2018 menjadi 9,4% (yoy) karena adanya kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) di tahun

2019.

Konsumsi rumah tangga tumbuh melambat meski tetap kuat pada triwulan I 2019. Konsumsi rumah tangga tumbuh 6,8%

(yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (7,0%; yoy), namun lebih tinggi dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir

(5,9%; yoy). Tetap terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga karena masih tingginya aktivitas di awal tahun, seperti

persiapan penyelenggaraan pesta demokrasi, potongan harga yang masih terjadi di awal tahun serta peningkatan UMP di

tahun 2019.Konsumsi rumah tangga yang tetap kuat tersebut terkonfirmasi dari masih tingginya pertumbuhan Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK) yang tumbuh positif 3,2% atau 137 di triwulan I 2019.

Realisasi belanja pemerintah daerah yang meningkat pada triwulan I 2019 juga menjadi salah satu pendorong kenaikan

pertumbuhan. Realisasi belanja operasional APBD Provinsi Sulsel hingga triwulan I 2019 sebesar Rp892,1 miliar atau 12,5%

dari target Rp7,1 triliun. Pencapaian nilai realisasi belanja ini lebih tinggi dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar

Rp622,2 miliar atau 8,7% dari yang ditargetkan sebesar Rp7,2 triliun. Peningkatan tersebut dikarenakan komponen belanja

pegawai, barang, bunga dan hibah mengalami peningkatan realisasi dari yang ditargetkan di tahun 2019 dibandingkan

tahun 2018. Peningkatan belanja pegawai tersebut diperkirakan karena terdapat peningkatan tunjangan ASN di awal tahun.

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5.29 5.48 5.54 6.47 6.15 6.41 6.15 6.97 6.65 6.50 7.04 6.79 6.81

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1.13 3.26 6.57 7.35 5.81 7.58 6.83 22.53 21.72 7.06 11.74 15.67 38.30

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8.09 (1.34) 4.65 (0.54) 4.78 2.75 2.71 7.78 6.11 7.90 4.45 6.21 9.39

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8.08 7.02 7.38 8.28 8.49 8.62 8.21 8.69 6.42 3.95 4.18 5.72 3.35

5. Perubahan Inventori (579.81) (28.52) (32.01) (63.22) 123.00 (186.22) (35.30) 0.47 156.79 (99.75) 7.53 (59.78) (61.59)

6. Ekspor LN (7.57) (20.52) 8.84 (8.62) (4.19) 1.19 (1.12) 14.49 30.62 22.93 18.87 21.61 3.97

7. Impor LN (11.58) (2.12) 49.63 (3.69) 24.83 (27.55) 3.03 (3.36) 18.59 12.87 31.36 14.77 (3.50)

8. Net Ekspor Antar Daerah 5.92 (46.35) (87.14) (53.65) 81.29 (7.92) (26.99) 287.45 60.17 (304.30) (6.45) (21.42) (56.46)

PDRB 7.19 7.42 7.74 6.75 6.65 7.74 7.21 7.35 7.33 7.17 6.47 7.07 6.56

2019*Komponen 2015

201820172016

Page 19: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 13

Sumber: Survei Konsumen Sumber: LBU, Lokasi proyek, diolah Grafik 1.3. Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.4. Penyaluran Kredit Konsumsi

Penyaluran kredit konsumsi tercatat tumbuh melambat

pada triwulan I 2019. Kredit konsumsi tumbuh 5,5% (yoy)

turun dari triwulan sebelumnya 6,9% (yoy). Penurunan

ekspansi kredit konsumsi berasal dari kredit KPR/KPA,

kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit

perlengkapan rumah tangga yang masing-masing

tumbuh 7,1% (yoy); 11,0% (yoy) dan 15,1% (yoy) pada

triwulan laporan dari triwulan sebelumnya masing-

masing 12,5% (yoy); 16,9% (yoy) dan 105,6% (yoy).

Perlambatan kredit konsumsi sejalan dengan konsumsi

rumah tangga yang melambat.

Sumber: Laporan Bank, lokasi proyek, diolah

Grafik 1.5. Penyaluran Kredit Konsumsi

1.2.2 Investasi

Investasi tumbuh melambat di triwulan I 2019. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan indikasi dari

kegiatan investasi tumbuh 3,3% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2018 (4,2%; yoy). Penurunan investasi

terlihat dari masih terbatasnya proyek baru baik dari pemerintah maupun swasta.

Menurunnya investasi berasal dari PMDN. Pada triwulan I 2019, PMDN terkontraksi lebih cukup dalam mencapai 90,3%

(yoy) dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya mencapai 23,7% (yoy). Salah satu proyek unggulan Sulsel tahun 2019

adalah PLTB Tolo I di Kab. Jeneponto, dimana Kab. Jeneponto mengalami bajir di bulan Januari 20192. Meski demikian,

pertumbuhan PMA meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah pusat dalam mendorong LU pertambangan3.

Peningkatan PMA dapat menjaga investasi tidak turun lebih dalam.

Kinerja impor barang modal sebagai indikasi aktivitas investasi menunjukkan tren menurun di triwulan I 2019. Impor

barang modal tumbuh melambat meski masih dalam fase terkontraksi -35,5% (yoy) atau mencapai USD33,2 juta di periode

laporan. Menurunnya impor barang modal terjadi pada perlengkapan tansportasi dan industri. Meski demikian, penyaluran

kredit investasi di periode laporan membaik dengan tumbuh 10,6% (yoy) atau sebesari Rp27,0 triiliun dari triwulan

sebelumnya sebesar 9,9% (yoy) menopang kinerja investasi tetap positif. Penyaluran kredit investasi4 yang meningkat

disinyalir digunakan untuk pembelian perlengkapan pembangunan pada triwulan selanjutnya, agar proses pembangunan

dapat terus berjalan meski terkendala bencana.

2 http://www.tribunnews.com/regional/2019/01/26/gubernur-sulsel-tetapkan-tanggap-darurat-banjir-di-jeneponto-hingga-29-januari 3 Dinas Penanaman modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPM-PTSP) 4 https://nasional.kontan.co.id/news/membaiknya-kredit-investasi-jadi-katalis-positif-untuk-pertumbuhan-ekonomi

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

80

90

100

110

120

130

140

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Growth yoy (%) - Skala Kanan

Indeks% yoy

0

5

10

15

20

25

30

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoyRp Triliun

Kredit Konsumsi gKredit Konsumsi - Skala Kanan

(10)

0

10

20

30

40

50

-

2

4

6

8

10

12

14

16

18

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% (

yoy)

Rp

Tri

liun

Kredit Pemilikan Rumah/Apartemen (KPR/A) Pertumbuhan Kredit - Skala Kanan

Page 20: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI D

14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sumber: Bea Cukai, diolah Sumber: Laporan Bank, diolah

Grafik 1.6. Impor Barang Modal Grafik 1.7. Penyaluran Kredit Investasi

Secara total, investasi yang menurun diperkirakan

terjadi secara temporer di awal triwulan laporan.

Pembangunan listrik dan transportasi diperkirakan

dapat menstimulasi bisnis di Sulsel untuk membangun

dan menambah kapasitas produksi. Selain itu,

investasi di LU pertambangan juga diperkirakan masih

terus berjalan seiring masih terdapat beberapa

pembangunan smelter. Oleh karena itu, Bank

Indonesia turut mengawal percepatan reformasi

struktural dan akan bekerjasama dengan pemerintah

dan pelaku usaha. Sumber: BKPM, diolah

Grafik 1.8. Pertumbuhan Proyek PMA dan PMDN Sulsel

1.2.3 Ekspor dan Impor

Ekspor Sulsel di triwulan I 2019 mengalami kinerja yang

menurun. Pertumbuhan ekspor dengan tujuan luar

negeri (LN) mencapai 4,0% (yoy), melambat

dibandingkan dengan triwulan IV 2018 yang tercatat

tumbuh 18,9% (yoy). Penurunan ekspor luar negeri

seiring dengan kinerja negara mitra dagang yang

menurun terutama Jepang, Tiongkok dan Amerika

Serikat. Lebih rendahnya harga komoditas utama Sulsel

juga turut menurunkan ekspor seperti nikel dan kakao.

Net ekspor antar daerah menunjukkan kontraksi yang

lebih dalam menjadi -56,5% (yoy) di periode laporan

(Tabel 1.1), dibandingkan triwulan IV 2018 yang sebesar

-6,45% (yoy).

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.9. Volume Ekspor Nonmigas

Kinerja ekspor (LN) yang melambat di triwulan I 2019 tersebut terlihat dari turunnya ekspor Nikel. Hal ini dikarenakan

pangsa nikel yang mencapai 42% dari total keseluruhan ekspor periode laporan. Nilai ekspor nikel tercatat terkontraksi -

25,8% (yoy), turun cukup dalam dibandingkan dengan pertumbuhan di periode sebelumnya sebesar 9,2% (yoy) (Grafik

1.12). Penurunan nilai ekspor ini tidak terlepas dari lebih rendahnya harga komoditas nikel di pasar internasional. Sepanjang

triwulan I 2019, harga nikel mencapai USD12.411/mt atau terkontraksi lebih dalam -6,6% (yoy), dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai -1,2% (yoy) (Grafik 1.14).

(150)

(100)

(50)

0

50

100

150

200

250

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoyUS$ Juta

Impor Barang Modal gImpor Barang Modal

(10)

0

10

20

30

40

50

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoyRp Triliun

Kredit Investasi gKredit Investasi - Skala Kanan

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

-200

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

PMDN

PMA - sisi kanan

Total Investasi

% yoy % yoy

(100)

(50)

0

50

100

150

200

250

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%; yoyRibu Ton

Volume Ekspor gVolume Ekspor - Skala Kanan

gNilai Ekspor - Skala Kanan

Page 21: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 15

Sumber: Bea Cukai, diolah Sumber: World Bank Grafik 1.10. Nilai Ekspor Nikel Matte Grafik 1.11. Perkembangan Harga Nikel

Ekspor beberapa komoditas unggulan Sulsel juga tumbuh terbatas. Pertumbuhan nilai ekspor komoditas biji kakao dan

udang segar tumbuh meningkat meski masih dalam fase kontraksi masing-masing menjadi -25,7% (yoy) dan -25,0% (yoy),

membaik dari triwulan sebelumnya yang masing-masing tumbuh -56,4% (yoy) dan -40,6% (yoy). Rumput laut menjadi salah

satu komoditas ekspor yang mengalami pertumbuhan meningkat di triwulan laporan menjadi 23,1% (yoy) dari triwulan

sebelumnya -2,5% (yoy). Perekonomian global yang masih tidak menentu disertai dengan harga komoditas yang fluktuatif

menjadi salah satu penghambat kinerja ekspor LN.

Kinerja perekonomian negara-negara mitra dagang Sulsel turut memengaruhi kinerja ekspor Sulsel. Bila mengacu pada

Purchasing Manager Index (PMI) yang dirilis oleh Markit Survey, negara mitra dagang utama Sulsel seperti Jepang,

Tiongkok, Kora Selatan dan Zona Eropa mengalami penurunan bahkan dibawah batas tresholdnya (<50), sementara

Amerika Serikat meski menurun namun masih diatas angka 50 di triwulan I 2019 yang mengindikasikan bahwa industri

manufaktur negara tersebut masih berada dalam fase ekspansi.

Sumber: Bea Cukai, diolah Sumber: Trading Economics, Markit Survey

Grafik 1.6. Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Unggulan Grafik 1.7. Purchasing Managers Index

Impor luar negeri (LN) Sulsel di triwulan I 2019

mengalami kontraksi. Impor LN terkontraksi dari

31,3% (yoy) menjadi -3,5% (yoy) di triwulan laporan.

Penurunan impor LN tersebut tercermin dari

penurunan nilai dan volume impor masing-masing

dari USD181,4 juta dan 371,0 ribu ton menjadi

USD167,6 juta dan 352,2 ribu ton. Masih

terbatasnya investasi bangunan menjadi salah satu

faktor utama penurunan impor LN (Tabel 1.1).

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.8. Volume Impor Nonmigas

Jika dilihat secara lebih rinci, nikel matte masih merupakan komoditas dengan pangsa terbesar dalam struktur ekspor,

sedangkan gandum menjadi penyumbang terbesar dalam impor di triwulan I 2019. Pangsa nilai ekspor komoditas nikel

(60)

(40)

(20)

0

20

40

60

80

100

120

0

50

100

150

200

250

300

350

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoyJuta USD

Ekspor Nikel Matte gEkspor - Skala Kanan

(60)

(40)

(20)

0

20

40

60

0.0

5,000.0

10,000.0

15,000.0

20,000.0

25,000.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoy$/mt Nikel gHarga - Skala Kanan

*Data sampai bulan April 2019

(100)

(50)

0

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoy

Rumput Laut Ikan dan Lain-lain Udang Segar/Beku Biji Kakao

46

48

50

52

54

56

58

60

62

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Indeks

Jepang Tiongkok AS Zona Eropa Korea Selatan

0

100

200

300

400

500

600

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

US$ Juta

Total Nilai Impor Total Volume Impor

Ribu ton

Page 22: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI D

16 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

matte mencapai 41,7% terhadap ekspor luar negeri Sulsel, yang kemudian diikuti oleh ikan/udang dan biji coklat dan coklat

olahan dengan pangsa masing-masing 10,6% dan 8,5%. Untuk impor luar negeri, pangsa nilai impor gandum mencapai

27,3% di triwulan I 2019, kemudian disusul gula dan kembang gula (11,5%) serta mesin-mesin/pesawat mekanik (11,1%).

Tabel 1.2. Peringkat Ekspor Menurut Komoditas Tabel 1.3. Peringkat Impor Menurut Komoditas

Sumber: Bea Cukai, diolah Sumber: Bea Cukai, diolah

Berdasarkan negara tujuan, Jepang masih menjadi negara tujuan utama ekspor Sulsel, sedangkan Argentina merupakan

negara utama penyedia barang-barang yang diimpor Sulsel. Di triwulan I 2019, nilai ekspor Sulsel ke Jepang mencapai

45,9% dari total ekspor Sulsel, yang kemudian diikuti oleh Tiongkok (17,4%), dan Amerika Serikat (10,4%). Sementara dari

sisi impor, sebagian besar barang yang masuk ke Sulsel berasal dari Argentina yang mencapai 19,9% dari total impor Sulsel,

yang kemudian diikuti oleh Tiongkok (17,7%) dan Singapura (14,4%).

Tabel 1.4. Negara Tujuan Utama Ekspor Tabel 1.5. Negara Asal Utama Impor

Sumber: Bea Cukai, diolah Sumber: Bea Cukai, diolah

Surplus neraca perdagangan LN Sulsel mengalami penurunan. Surplus neraca perdagangan LN Sulsel pada triwulan I 2019

mencapai USD 135,8 juta, lebih rendah dari surplus pada periode sebelumnya yang tercatat USD230,3 juta (Grafik 1.18).

Surplus neraca perdagangan LN yang menurun tersebut disebabkan oleh penurunan ekspor LN di hampir seluruh komoditas

utama seperti nikel, kakao dan udang.

Sumber: Bea Cukai, diolah Grafik 1.15. Neraca Perdagangan Bersih Luar Negeri

Nilai Ekspor

Triwulan I 2019

(USD)

1 Nikel 126,427,576 41.66%

2 Ikan dan Udang 32,151,578 10.60%

3 Biji Coklat dan Coklat Olahan 25,938,314 8.55%

4 Biji-bijian berminyak dan Obat 20,537,795 6.77%

5 Buah-Buahan 18,050,937 5.95%

6 Besi dan Baja 16,913,605 5.57%

7 Garam, belerang, kapur 14,792,321 4.87%

8 Lak, Getah dan Damar 13,664,524 4.50%

9 Daging dan Ikan Olahan 8,828,399 2.91%

10 Kayu, Barang dari Kayu 8,044,650 2.65%

11 Lainnya 18,095,997 5.96%

303,445,696 100.00%

No Komoditas (HS) Pangsa

TOTAL EKSPOR

Nilai Impor

Triwulan I 2019

(USD)

1 Gandum 45,779,714 27.31%

2 Gula dan Kembang Gula 19,278,818 11.50%

3 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 18,606,768 11.10%

4 Plastik dan Barang dari plastik 16,359,502 9.76%

5 Sisa Industri Makanan 14,122,086 8.42%

6 Kendaraan dan Bagiannya 13,183,235 7.86%

7 Produk Keramik 6,757,968 4.03%

8 Biji Coklat dan Coklat Olahan 5,411,505 3.23%

9 Bahan Kimia anorganik 5,336,202 3.18%

10 Mesin dan Peralatan Listrik 4,445,596 2.65%

11 Lainnya 18,352,741 10.95%

167,634,134 100.00%TOTAL IMPOR

No Komoditas (HS) Pangsa

Total Ekspor

FOB (USD)

1 Jepang 139,194,060 45.87%

2 Tiongkok 52,962,016 17.45%

3 Amerika Serikat 31,675,158 10.44%

4 Malaysia 17,533,506 5.78%

5 Australia 10,919,037 3.60%

6 Vietnam 7,250,178 2.39%

7 Korea Selatan 6,039,320 1.99%

8 Jerman 4,928,314 1.62%

9 Taiwan 4,571,325 1.51%

10 Singapura 2,961,965 0.98%

11 Lainnya 25,410,816 8.37%

303,445,696 100.00%

No Negara Tujuan Pangsa

TOTAL EKSPOR

Total Ekspor

FOB (USD)

1 Argentina 33,445,019 19.95%

2 Tiongkok 29,705,704 17.72%

3 Singapura 24,228,475 14.45%

4 India 18,161,673 10.83%

5 Kanada 15,626,696 9.32%

6 Italia 12,583,680 7.51%

7 Rusia 8,825,106 5.26%

8 Amerika Serikat 4,522,591 2.70%

9 Malaysia 4,466,927 2.66%

10 Pantai Gading 4,027,959 2.40%

11 Lainnya 12,040,305 7.18%

167,634,134 100.00%TOTAL IMPOR

No Negara Asal Pangsa

(100)

0

100

200

300

400

500

600

700

(600)

(400)

(200)

0

200

400

600

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

US$ JutaUS$ Juta

Ekspor Luar Negeri Nonmigas

Impor Luar Negeri Nonmigas

Neraca Perdagangan Bersih Luar Negeri Nonmigas - Skala Kanan

Keterangan: *) Angka Sementara

Page 23: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 17

1.3. Sisi Lapangan Usaha

Pada triwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi Sulsel yang meningkat terutama didorong oleh meningkatnya Lapangan

Usaha (LU) utama Sulsel seperti LU Industri Pengolahan serta Perdagangan Besar dan Eceran. Pertumbuhan LU Industri

Pengolahan serta Perdagangan Besar dan Eceran naik masing-masing dari 1,7% (yoy) dan 8,1% (yoy) di triwulan IV 2018

menjadi masing-masing 8,3% (yoy) dan 9,9% (yoy). Usaha lain yang mengalami peningkatan adalah LU Pengadaan Listrik

(10,2%; yoy); Pengadaan Air (4,1%; yoy); serta Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (9,8%; yoy). Meski demikian, peningkatan

perekonomian Sulsel yang terbatas karena terdapat penurunan kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan akibat

banjir di 13 kabupaten di Sulsel termasuk di sentra pertanian.

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2019 diperkirakan dalam tren meningkat. Peningkatan tren tersebut di

dorong oleh LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Konstruksi; Perdagangan Besar dan

Eceran; Transportasi dan Pergudangan; serta Penyediaan Akomodasi dan Makan minum. Meningkatnya Lapangan Usaha

Perdagangan Besar dan Eceran dipengaruhi oleh naiknya konsumsi masyarakat saat bulan Ramadhan dan HBKN (idul fitri),

serta cuti bersama di bulan Juni. Sementara untuk LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang meningkat sesuai dengan

jadwal panen raya pada komoditas perkebunan seperti kakao dan kopi, serta curah hujan menurun dan kondusif dalam

penangkapan ikan di laut pada subusaha perikanan.

Tabel 1.6. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan usaha Ekonomi

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Bank Indonesia *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

1.3.1 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.

Kinerja Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menurun pada triwulan laporan. Gambaran kinerjanya

terlihat dari penurunan pertumbuhan sehingga hanya mencapai 2,7% (yoy), lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar

3,1% (yoy). Turunnya kinerja LU Pertanian tersebut dikarenakan daerah sentra pertanian utama mengalami banjir seperti

Kab. Sidrap, Soppeng, Maros, Gowa dan Wajo. Secara total, terdapat 13 kabupaten yang terkena bencana banjir dan

berdampak pada 13.792 hektar sawah5. Selain itu, harga komoditas perkebunan seperti kakao dan kopi menurun. Harga

kakao tumbuh melambat dari 6,3% (yoy) menjadi 2,1% (yoy) pada triwulan I 2019.

Perlambatan ekspansi Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan tidak terlihat dari kinerja di sub usaha

kehutanan (perkebunan). Volume ekspor komoditas kakao sebagai salah satu indikator sub usaha perkebunan tumbuh

meningkat menjadi 25,7% (yoy) di triwulan I 2019, dari -11,1% (yoy) di triwulan IV 2018 . Secara volume, total volume

ekspor kopi juga tercatat tumbuh 138,2% (yoy) meningkat dari periode sebelumnya yang tumbuh 70,9% (yoy).

5 https://sulawesi.bisnis.com/read/20190123/540/881583/banjir-berimbas-terhadap-13.792-ha-lahan-padi-di-maros-dan-gowa

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I*

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.87 7.86 14.62 4.99 3.49 0.18 5.56 5.06 7.50 5.25 3.13 5.32 2.71

B Pertambangan dan Penggalian 7.42 1.22 7.67 5.41 0.97 1.83 3.80 3.99 2.12 -2.77 1.21 1.05 -3.61

C Industri Pengolahan 6.77 8.23 4.89 4.18 4.94 6.03 5.03 3.34 -1.18 -0.06 1.70 0.94 8.26

D Pengadaan Listrik dan Gas -1.38 11.52 9.84 3.50 4.64 6.65 6.10 1.11 8.55 9.55 9.51 7.26 10.24

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.34 5.44 5.56 7.30 10.84 7.81 7.89 9.53 8.84 4.62 3.29 6.51 4.15

F Konstruksi 8.32 6.75 7.35 9.30 8.71 10.58 9.02 7.76 6.30 10.86 9.31 8.60 6.88

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7.89 9.87 6.89 9.64 8.85 15.03 10.13 11.90 13.49 12.85 8.13 11.57 9.87

H Transportasi dan Pergudangan 6.82 7.75 1.26 6.15 8.61 17.57 8.37 13.01 14.08 9.16 5.68 10.32 3.86

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.81 8.47 7.07 11.31 13.97 15.13 11.94 14.19 14.04 12.74 10.15 12.71 6.29

J Informasi dan Komunikasi 7.92 8.13 9.48 11.25 9.84 11.47 10.52 11.88 9.53 13.01 13.42 11.99 13.13

K Jasa Keuangan dan Asuransi 7.41 13.63 4.27 5.29 4.71 3.34 4.39 9.47 8.58 2.75 -1.62 4.67 -1.30

L Real Estate 7.39 6.37 4.15 4.35 4.74 4.69 4.48 3.94 3.49 5.53 5.54 4.63 5.11

M,N Jasa Perusahaan 5.87 7.88 6.81 8.73 8.64 9.49 8.44 10.16 9.84 9.54 10.54 10.02 6.80

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7.88 -0.22 0.20 -0.13 12.19 9.29 5.20 4.34 8.58 11.86 14.73 9.96 11.64

P Jasa Pendidikan 7.25 6.86 7.13 9.46 10.13 11.92 9.72 7.73 8.75 9.40 12.85 9.77 11.68

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9.31 8.45 7.42 9.54 9.88 8.34 8.80 10.26 10.27 9.06 5.13 8.59 9.83

R,S,T,U Jasa lainnya 8.99 9.81 6.84 9.60 11.65 10.07 9.58 11.67 12.60 10.87 17.16 13.13 11.16

7.19 7.42 7.74 6.73 6.63 7.75 7.20 7.35 7.33 7.17 6.47 7.07 6.56

7.17 7.84 7.75 6.81 6.99 8.14 7.41 7.55 7.65 7.77 6.79 7.44 7.15

2019

PDRB

PDRB Non Tambang

Sektor Berdasarkan Tahun Dasar 201020182017

2015 2016

Page 24: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI D

18 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sumber: Bea Cukai, diolah Sumber: World Bank Grafik 1.16. Volume Ekspor Kakao dan Produk Olahannya Grafik 1.17. Harga Internasional Kakao

Kinerja sub usaha perikanan juga menjadi salah satu faktor turunnya kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.

Penurunan kinerja di subusaha perikanan dapat diindikasikan dengan penurunan nilai ekspor komoditas perikanan. Secara

nilai, ekspor ikan melambat menjadi 5,7% (yoy) pada triwulan I 2019 dibandingkan periode sebelumnya (24,2%; yoy). Meski

demikian, ekspor ikan mengalami sedikit perbaikan dari sisi volume dengan tumbuh sebesar -1,4% (yoy) dari triwulan

sebelumnya yang mencapai -1,5% (yoy). Penurunan kinerja perikanan diperkirakan karena gelombang laut yang masih

cukup tinggi hingga 1,25 meter (atau tingkat sedang) sehingga memengaruhi nelayan melaut dan berdampak pada

terbatasnya pasokan ikan laut tujuan ekspor.

Sumber: Bea Cukai, diolah Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.18. Volume Ekspor Komoditas Ikan Grafik 1.19. Nilai Ekspor Komoditas Ikan

Pertumbuhan LU Pertanian Sulsel yang melambat juga tercermin dari pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan.

Di triwulan I 2019, kredit yang disalurkan ke usaha pertanian tumbuh 22,0% (yoy) atau mencapai Rp4,6 triliun. Angka

pertumbuhan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 23,0% (yoy).

Sumber: Laporan Bank, lokasi proyek, diolah

Grafik 1.20. Perkembangan Kredit di Lapangan usaha Pertanian

-150%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

-

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Juta

To

n

Ekspor Kakao dan Produk Olahannya Pertumbuhan - Skala Kanan

YOY

(40)

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoy$/kgKakao gHarga - Skala Kanan

-120%

-100%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

0

1

2

3

4

5

6

7

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Ekspor Ikan Pertumbuhan - Skala Kanan

JutaTon YOY

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Ekspor Ikan Pertumbuhan - Skala Kanan

Juta USD YOY

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoyRp Triliun

Pertanian gKredit Pertanian - Skala Kanan

Page 25: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 19

1.3.2 Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian

Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian tumbuh negatif. Lapangan usaha ini tercatat tumbuh -3,61% (yoy), lebih

rendah dari pertumbuhan di triwulan sebelumnya 1,2% (yoy). Jumlah produksi nikel matte yang menurun menjadi faktor

utama LU Pertambangan terkontraksi. Total produksi nikel matte pada triwulan laporan mencapai 13.080 metrik ton atau

terkontraksi cukup dalam mencapai -23,7% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,5% (yoy).

Menurunnya produksi nikel matte pada triwulan laporan karena adanya kombinasi aktivitas pemeliharaan yang telah

direncanakan dan masalah tanur listrik yang tidak terencana. Selain itu, harga nikel yang menurun juga menjadi salah satu

faktor penyebab penurunan di usaha pertambangan.

Sumber: Industri Pengolahan Nikel Sumber: Industri Pengolahan Nikel

Grafik 1.21. Produksi Nikel dalam Matte Grafik 1.22. Penjualan Nikel dalam Matte

Pertumbuhan usaha pertambangan dan penggalian juga sejalan dengan penyaluran kredit di usaha ini yang melambat.

Di triwulan I 2019, pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan ke lapangan usaha tambang sebesar 34,6% (yoy) atau

mencapai Rp583,2 miliar, turun dari triwulan sebelumnya sebesar 64,6% (yoy) (Grafik 1.28). Hal ini mengindikasikan bahwa

kebutuhan pembiayaan pada LU Pertambangan dan Penggalian menurun sejalan dengan penurunan kinerja pada lapangan

usaha ini.

Sumber: World Bank Sumber: LBU, diolah Grafik 1.23. Harga Komoditas Tambang Grafik 1.24. Kredit Lapangan usaha Pertambangan

1.3.3 Lapangan Usaha Industri Pengolahan

Lapangan usaha industri pengolahan tumbuh akseleratif. Lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan I 2019

tumbuh 8,3% (yoy), meningkat dari triwulan IV 2018 yang mencapai 1,7% (yoy). Kinerja Industri Menengah dan Kecil (IBS)

yang naik di triwulan I 2019 karena terdapat peningkatan di usaha barang galian bukan logam menjadi 1,9% (yoy) dari

triwulan sebelumnya 1,5% (yoy). Peningkatan produksi semen sejalan peningkatan ekspor terutama pada negara Tiongkok,

Taiwan, Australia dan Timor Leste.

(40)

(20)

0

20

40

60

80

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Rib

u

Produksi Nikel dalam Matte (Ton Metrik) yoy (%) - Skala Kanan

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Rib

u

Penjualan Nikel dalam Matte (Ton Metrik) yoy (%) - Skala Kanan

-17.0

(60)

(40)

(20)

0

20

40

60

80

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Nikel Batu Bara Tembaga

(% yoy)

(40)

(20)

0

20

40

60

80

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoyRp Triliun

Pertambangan gKredit Pertambangan - Skala Kanan

Page 26: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI D

20 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.25. Pertumbuhan Industri Grafik 1.26. Nilai Ekspor Hasil Industri

Di sisi lain, kinerja industri pengolahan yang meningkat

tidak sejalan dengan kredit yang disalurkan perbankan

ke lapangan usaha ini. Kredit yang disalurkan ke industri

pengolahan tercatat tumbuh melambat menjadi 23,3%

(yoy) atau Rp9,2 triliun dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 23,8% (yoy). Industri barang galian bukan logam

ini diperkirakan mendapatkan pembiayaan dari

perusahaan induknya, sehingga tidak membutuhkan

pendanaan dari perbankan. Adapun tetap kuatnya

pertumbuhan industri pengolahan ditopang oleh

pertumbuhan kredit ke industri makanan yang digunakan

untuk meningkatkan inventory sebelum datangnya bulan

Ramadhan dan HBKN (idul fitri).

Sumber: LBU Grafik 1.27. Kredit Industri Pengolahan

1.3.4 Lapangan Usaha Konstruksi

Pada triwulan I 2019, Lapangan Usaha Konstruksi melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan,

lapangan usaha ini tumbuh 6,9% (yoy) melambat dari pertumbuhan di periode sebelumnya yang mencapai 9,3% (yoy).

Perlambatan pada LU Konstruksi terjadi sesuai dengan pola historisnya. Selain itu, penyebab lain perlambatan usaha ini

karena curah hujan yang masih berada pada level menengah sehingga berpotensi menghambat pelaksanaan pembangunan

fisik seperti pembuatan pondasi yang membutuhkan cuaca kering selama 3 hari berturut-turut. Sesuai data BKPM, nilai

proyek PMDN terkontraksi -90,3% (yoy) atau Rp140,3 miliar dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp539,5 miliar.

Penyaluran kredit konstruksi mengalami peningkatan. Berbeda dengan kondisi di lapangan usaha lain, penyaluran kredit

konstruksi tumbuh 12,2% (yoy) atau Rp 7,6 triliun di triwulan laporan, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

11,4% (yoy) sehingga tidak sejalan dengan LU Konstruksi yang melambat. Peningkatan kredit konstruksi diperkirakan karena

perusahaan tengah melakukan persiapan seperti pembelian bahan bangunan yang akan digunakan pada triwulan II 2019.

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Sumber: Laporan Bank, diolah

Grafik 1.28. Pengadaan Semen Grafik 1.29. Kredit kepada Lapangan usaha Konstruksi

(15)

(10)

(5)

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoy

IMK IBS

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Ekspor Industri Pertumbuhan - Skala Kanan

Juta USD YOY

(40)

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

10.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoyRp Triliun

Industri Pengolahan gKredit Industri Pengolahan - Skala Kanan

(15)

(10)

(5)

0

5

10

15

20

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoyRibu Ton Realisasi Pengadaan Semen Sulsel (Ton)

gRealisasi - Skala Kanan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoyRp Triliun

Konstruksi gKredit Konstruksi - Skala Kanan

Page 27: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 21

1.3.5 Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Lapangan Usaha Perdagangan Besar Dan Eceran tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan. Di triwulan laporan,

lapangan usaha ini tumbuh 9,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di periode sebelumnya yang tercatat 8,1%

(yoy). Hal tersebut berbeda dengan pola historisnya selama 3 tahun terakhir. Faktor utama yang mendorong kinerja LU

Perdagangan Besar dan Eceran adalah adanya persiapan pelaksanan pesta demokrasi yang terjadi di bulan April 2019. Selain

itu, pertumbuhan Lapangan Usaha Perdagangan juga terkonfirmasi dari penyaluran kredit perdagangan yang meningkat.

Kredit ke lapangan usaha perdagangan tercatat mencapai Rp37,1 triliun atau tumbuh 4,1% (yoy), meningkat dibandingkan

pertumbuhan di triwulan IV 2018 yang tumbuh 3,5% (yoy).

Sumber: Laporan Bank, diolah

Grafik 1.9. Perkembangan Kredit Perdagangan

1.4. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Lapangan Usaha Pertambangan

Pertumbuhan ekonomi non tambang memiliki pola yang sama dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pada

triwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi non tambang tercatat tumbuh terakselerasi mencapai 7,1% (yoy) dibandingkan

periode sebelumnya yang mencapai 6,8% (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa Lapangan Usaha Pertambangan di periode

laporan merupakan salah satu faktor penahan perekonomian Sulsel dari penurunan kinerja yang lebih dalam. Sejalan

dengan pertumbuhan secara total, laju pertumbuhan ekonomi non pertambangan yang meningkat juga ditopang oleh LU

Industri Pengolahan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran.

Dari sisi rasio komponen lapangan usaha, Lapangan Usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan masih mendominasi

PDRB non tambang. Pangsa lapangan usaha tersebut sebesar 21,5%, diikuti dengan Perdagangan Besar dan Eceran 15,9%;

Industri Pengolahan sebesar 14,6%, dan Konstruksi 12,7%. LU Perdagangan Besar dan Eceran yang meningkat seiring

dengan adanya persiapan pesta demokrasi, peningkatan UMP 8,03% dan tunjangan ASN sehingga menopang peningkatan

daya beli masyarakat . Selain itu, pertumbuhan industri pengolahan yang meningkat sejalan dengan persiapan industri

sebelum bulan Ramadhan dan HBKN (idul fitri) yaitu dengan meningkatkan persedian.

Pada triwulan II 2019, lapangan usaha non pertambangan diperkirakan tumbuh meningkat berada pada kisaran 7,2%-

7,6% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi pada di hampir semua lapangan usaha. Pertumbuhan LU Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan diperkirakan meningkat seiring masih terdapat panen raya pada komoditas perkebunan seperti kakao, dan

subusaha perikanan yang membaik didukung curah hujan yang kondusif untuk kegiatan penangkapan ikan. Adapuan LU

Perdagangan Besar dan Eceran; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan minum merupakan LU

yang mendapatkan manfaat dari peningkatan aktivitas masyarakat saat bulan ramadhan dan HBKN (idul fitri).

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%, yoy

Rp Triliun

Perdagangan gKredit Perdagangan - Skala Kanan

Page 28: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI D

22 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sumber: BPS, diolah BI

Grafik 1.10. Perkembangan Ekonomi Non Pertambangan Sulawesi Selatan

(5)

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Pertambangan dan Penggalian

PDRB

PDRB Non-Tambang

% yoy

Page 29: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 23

Boks 1.A. Ekonomi Digital Sebagai Potensi Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Ke Depan

Kecepatan perubahan teknologi merubah paradigma konsumen dalam berbelanja. Hal ini tercermin pada tren konsumsi yang perlahan tapi pasti bergeser dari konsumsi ritel konvesional menjadi belanja pada marketplace (online). Perubahan tersebut tercermin dari beberapa kejadian nasional dimana toko ritel dengan merk terkenal terpaksa menutup gerai untuk menghindari kerugian lebih lanjut. Survei beberapa lembaga riset independen menunjukkan pergeseran tersebut disebabkan lebih mudahnya masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai barang yang hendak dibeli.

Grafik 1.A.1. Jenis Konsumsi Rumah Tangga Sulawesi Selatan Tahun 2010

Grafik 1.A.2. Jenis Konsumsi Rumah Tangga

Sulawesi Selatan Tahun 2017

Konsumsi rumah tangga masih kuat di Sulawesi Selatan, dan ada indikasi bergesernya tren konsumsi ke arah ekonom digital dan e-commerce. Hal ini terlihat dari mulai bergesernya konsumsi rumah tangga dari konsumsi makanan dan minuman non restoran kepada konsumsi yang sifatnya lebih kepada gaya hidup. Dalam hal ini, konsumen tidak memilih durable goods sebagai porsi utama pergeseran sebagaimana tercermin dari pangsa konsumsi durable goods yang menurun. Konsumen Sulawesi Selatan terindikasi memilih konsumsinya kepada unsur leissure (seperti traveling dan makan di restoran) serta kebutuhan jasa lainnya. Pergeseran tersebut juga diimbangi dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang terus membaik (Grafik 1.A.3).

Kelas menengah di Sulsel semakin meningkat dengan potensi akses ke internet yang besar. Kelas menengah semakin

meningkat terindikasi dari pertumbuhan pendapatan perkapita yang meningkat signifikan hingga 9,41% pada 2017 (Grafik

1.A.4). Kepemilikan gawai setiap satu penduduk adalah 2 gawai yang terhubung dengan internet. Sejalan dengan hal

tersebut, mayoritas pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun, yaitu sebesar hampir setengah dari total jumlah

pengguna internet di Indonesia (49%)6. Hampir 90% dari pengguna internet tersebut adalah aktivis dunia maya melalui

media sosial.

Grafik 1.A.3. Pertumbuhan Jenis Konsumsi Rumah Tangga

Sulawesi Selatan Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1.A.4. Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Dibandingkan Pertumbuhan Pendapatan per Kapita

Sumber: BPS (diolah)

Ke depan, pertumbuhan ekonomi digital dan e-commerce akan semakin berkembang, dengan ruang untuk Sulsel yang masih sangat terbuka. Perkembangan transaksi ekonomi melalui dunia digital diperkirakan terus berkembang sejalan dengan pertumbuhan bisnis marketplace dan on line. Kadin menyatakan pertumbuhan e-commerce di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 22% lebih tinggi daripada India (20%) maupun dunia (14%). Dari hasil kajian Bank Indonesia, pangsa

6 Hasil survei Profil Pengguna Internet Di Indonesia (2014)

46%

14%

27%

13%

44%

13%

28%

14%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Durable Goods Leissure Expense

Service Spending Food Beverage Non Restaurant

%,yoy

5

6

7

8

9

10

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

g. Konsumsi RT g. PDRB per Kapita

%,yoy

Page 30: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI D

24 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

pasar Kawasan Timur Indonesia (KTI) untuk e-commerce masih sangat rendah, baru sekitar 1% dibandingkan transaksi kawasan Jawa (95,3%) maupun Sumatera (3,7%).

Gambar 1.A.1 Kondisi Interkoneksi di Indonesia

Sumber: UN, US Cencus Bureau, AP JII

Grafik 1.A.5. Pertumbuhan E-Commerce

Sumber: kadin-indonesia.or.id

Peluang pariwisata, perdagangan, dan jasa hotel restoran adalah potensi yang dapat diraih Sulsel melalui ekonomi digital dan e-commerce. Jumlah wisatawan terus bertambah dan Sulsel harus mampu menangkap peluang kejenuhan konsumen pada destinasi yang cenderung mainstream. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui penciptaan destinasi wisata yang sifatnya unik dan menunjukkan ciri khas Sulsel. Dalam contoh singkat, generasi adalah kaum yang memiliki daya beli tinggi dan haus akan sesuatu yang baru, sehingga akan ikut mempromosikan keunikan ke media sosial. Peluang lainnya adalah dengan menggunakan aplikasi augmented reality untuk menunjang kemudahan akses pariwisata dan perdagangan. Teknologi augmented reality adalah teknologi yang diprediksi memenuhi semua jenis smartphone di tahun 2022.

Grafik 1.A.6. Perkembangan Wisatawan Ke Sulawesi Selatan

Sumber: BPS

Gambar 1.A.2.Penerapan Teknologi Augmented Reality dalam

Berbelanja Sumber: Anekdotal information

Page 31: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 25

2. KEUANGAN PEMERINTAH

Bab 2 Keuangan Pemerintah

Realisasi belanja APBD Provinsi Sulsel pada triwulan I 2019 tercatat mencapai

Rp1,2 triliiun atau 12,1% dari pagu anggaran sebesar Rp9,6 triliun, lebih tinggi

dibanding periode yang sama tahun 2018 yang mencapai 8,1%. Sebagian

besar penyerapan anggaran direalisasikan untuk belanja operasional (pangsa

76,3%) dan belanja transfer (pangsa 23,5%), sementara untuk realisasi belanja

modal mencapai Rp3,3 triliun (pangsa 0,3%).

Di sisi lain, pencapaian realisasi belanja pada APBN yang dialokasikan di Sulsel

juga meningkat. Pada triwulan I 2019, total belanja telah terealisasi sebesar

Rp2,9 triliun atau 14,6% dari yang dianggarkan sebesar Rp19,9 triliun.

Peningkatan komponen belanja terjadi pada komponen belanja pegawai,

barang dan bantuan sosial.

Ke depan realisasi APBD dan APBN di Sulsel, memiliki peran strategis dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel 2019, terutama stimulus pertumbuhan

yang berbentuk pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan untuk

mendorong perekonomian daerah.

Page 32: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 KEUANGAN PEMERINTAHD

26 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

2.1 Struktur Anggaran

2.1.1 Pendapatan

2.2.1.1. Struktur Realisasi Pendapatan

Struktur pendapatan Provinsi Sulsel didominasi oleh pendapatan transfer sebesar 64,5. Hingga triwulan I 2019, nilai

pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat mencapai Rp1,2 triliun atau 22,2% dari total nilai realisasi

pendapatan sebesar Rp5,5 triliun. Sebagian besar pendapatan transfer direalisasikan dalam bentuk Dana Alokasi Umum

(DAU). Sumber pendapatan kedua berasal dari realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hingga triwulan I 2019 mencapai

Rp675,3 miliar (pangsa 35,5%), dengan sumber pendapatan utama berasal dari pendapatan pajak daerah yang nilainya

mencapai Rp624,6 miliar dengan porsi 92,5% dari PAD. Sementara sumber pendapatan lain berasal dari lain-lain

pendapatan yang sah.

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulsel, diolah

Grafik 2.1. Proporsi Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sulsel

2.2.1.2. Perkembangan Realisasi Pendapatan

Realisasi APBD Provinsi Sulsel sampai triwulan I 2019 mencapai 20,1% dari target yang dianggarkan atau relatif stabil

dari triwulan I 2018. Secara persentase realisasi, pendapatan APBD pada triwulan I 2019 mencapai 20,1% (Rp1,90 triliun),

relatif stabil dari capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 20,0% (Rp1,91 triliun). Komponen

yang mengalami peningkatan realisasi berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan transfer. Pada komponen

PAD, peningkatan didorong oleh pajak daerah karena program pemerintah seperti Samsat Lorong, Samsat Mobile Banking

dan Samsat Sipakainge’ yang menjadi layanan unggulan di tahun 20197. Realisasi komponen pajak daerah meningkat dari

18,07% di triwulan I 2018 menjadi 18,11% di triwulan I 2019.

Tabel 2.1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sulsel

7 anekdotal

Rp510(46%)

Rp597(49%)

Rp664(49%)

Rp623(40%)

Rp631(31%)

Rp655(34%)

Rp675(35%)

Rp599(54%)

Rp634(51%)

Rp699(51%)

Rp940(60%)

Rp1,389(69%) Rp836

(44%)

Rp1,229(65%)

1 (0%)

0 (0%)

0(0%)

1(0%)

0.01 (0%) 421.01

(22%)

0.30 (0%)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tw I-2013 Tw I-2014 Tw I-2015 Tw I-2016 Tw I-2017 Tw I-2018 Tw I-2019

Rp miliar

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Pendapatan TransferPendapatan Asli Daerah

Page 33: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 2KEUANGAN PEMERINTAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 27

(Rp Miliar)

Keterangan: angka sementara (APBD Provinsi Sulawesi Selatan Unaudited); %Realisasi triwulan I 2018 dilakukan penyesuaian dari anggaran perubahan Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulsel

Sementara itu, realisasi Dana Alokasi Keuangan (DAK) pada triwulan I 2019 mengalami peningkatan. Realisasi DAK

meningkat dari 0% di triwulan I 2018 menjadi 12,3% di triwulan I 2019. Peningkatan tersebut diperkirakan karena terdapat

perubahan kebijakan APBN 2019 yang dialokasikan untuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD)8. Selain itu, perubahan

lainnya pada DAK adalah DAK dipergunakan untuk mengurangi kesenjangan layanan dasar publik dengan fokus pada daya

saing SDM, termasuk pendidikan, pengentasan stunting, infrastruktur daerah, penguatan pengelolaan dana desa melalui

distribusi yang adil dan merata serta penajaman prioritas penggunaanya.

2.1.2 Belanja

2.2.2.1. Struktur Realisasi Belanja

Selama beberapa tahun terakhir, belanja operasional mendominasi struktur belanja Provinsi Sulsel. Hingga triwulan I

2019, total realisasi belanja mencapai Rp1,2 triliun dengan nilai realisasi belanja operasional mencapai Rp892,1 miliar

(pangsa 76,3%) lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp622,2 miliar (pangsa 79,7%). Selanjutnya

pangsa tertinggi belanja pada belanja transfer 23,5% (atau Rp274,4 miliar) dan belanja modal 0,3% (atau Rp3,3 miliar).

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulsel

Grafik 2.2.Proporsi Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulsel

2.2.2.2. Perkembangan Realisasi Belanja

Persentase dan nilai realisasi belanja APBD Provinsi Sulsel pada triwulan I 2019 meningkat dibandingkan triwulan I 2018.

Realisasi belanja di triwulan I 2019 tercatat sebesar Rp1,2 triliun atau 12,1% dari yang ditargetkan sebesar Rp9,6 triliun.

Pencapaian realisasi belanja tersebut lebih tinggi dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp780,2 miliar atau 8,1%

8 https://finansial.bisnis.com/read/20181210/10/867963/ini-perubahan-kebijakan-transfer-daerah-dana-desa

NOMINAL % REALISASI NOMINAL % REALISASI

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH 3,975.73 655.13 16.48% 3,917.73 675.31 17.24%

- Pendapatan Pajak Daerah 3,462.10 625.67 18.07% 3,449.10 624.61 18.11%

- Pendapatan Retribusi Daerah 89.08 14.42 16.19% 91.09 14.38 15.79%

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 109.49 - 0.00% 142.71 - 0.00%

- Lain-lain PAD yang Sah 315.05 15.04 4.77% 234.84 36.33 15.47%

PENDAPATAN TRANSFER 5,538.29 836.49 15.10% 5,531.51 1,229.19 22.22%

- Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 310.81 - 0.00% 310.81 60.33 19.41%

- DAU 2,509.48 836.49 33.33% 2,509.48 836.49 33.33%

- DAK 2,702.00 - 0.00% 2,695.23 332.36 12.33%

- Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 16.00 0.00 0.00% 16.00 - 0.00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 32.61 421.01 1291.05% 32.89 0.30 0.90%

JUMLAH PENDAPATAN 9,546.63 1,912.64 20.03% 9,482.14 1,904.80 20.09%

ANGGARAN

2019

REALISASI s/d TRIWULAN I 2019ANGGARAN

PERUBAHAN

2018

REALISASI s/d TRIWULAN I 2018U R A I A N

Rp527(94%)

Rp574(73%)

Rp542(86%)

Rp682(74%)

Rp497(69%)

Rp622(80%)

Rp892(76%)

Rp0(0%)

Rp9(1%)

Rp1(0%)

Rp1(0%)

Rp1(0%)

Rp3(0%)

Rp3(0%)

Rp31(6%)

Rp201(26%)

Rp87(14%)

Rp243(26%)

Rp218(30%)

Rp155(20%)

Rp274(23%)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tw I-2013 Tw I-2014 Tw I-2015 Tw I-2016 Tw I-2017 Tw I-2018 Tw I-2019

Rp miliar

Belanja Transfer Belanja Modal Belanja Operasional

Page 34: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 KEUANGAN PEMERINTAHD

28 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

dari yang ditargetkan sebesar Rp9,7 triliun. Dengan realisasi belanja sampai triwulan I 2019 tersebut, maka terdapat surplus

pada APBD Provinsi Sulsel sebesar Rp735,0 miliar.

Persentase dan nilai realisasi belanja operasional lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya. Total pos

belanja operasional pada triwulan I 2019 terealisasi Rp892,1 miliar (12,5%), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya sebesar Rp622,2 miliar (8,7%). Baik persentase maupun nilai realisasi belanja operasional yang lebih

tinggi terjadi pada seluruh komponen kecuali belanja bantuan sosial dan belanja bantuan keuangan yang belum terealisasi.

Secara presentase, realisasi belanja modal meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan I

2019, presentase realisasi belanja modal telah mencapai 0,30% (Rp3,27 miliar) dari yang ditargetkan sebesar Rp1,1 triliun,

meningkat dibandingkan persentase realisasi pencapaian pada triwulan I 2018 sebesar 0,29% (Rp3,27 miliar) dari yang

ditargetkan sebesarRp1,1 triliun.

Tabel 2.2. Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulsel (Rp Miliar)

Keterangan: NA (not available); %Realisasi triwulan I 2018 dilakukan penyesuaian dari anggaran perubahan Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulsel

Nilai realisasi transfer kepada Kabupaten/Kota juga tercatat meningkat. Realisasi transfer sampai dengan triwulan I 2019

tercatat Rp274,4 miliar (20,3%), lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp154,7 miliar (11,5%). Transfer tersebut dapat

digunakan untuk pelayanan publik, pembangunan infrastruktur, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lainnya yang

diharapkan dapat mendorong perekonomian daerah masing-masing.

2.2 Perkembangan Realisasi Belanja APBN di Sulsel

2.2.1 Struktur Realisasi Belanja

Realisasi belanja pegawai masih mendominasi belanja pada APBN Sulsel. Pada triwulan I 2019, realisasi belanja pegawai

mencapai 20,2% atau Rp1,5 triliun dari pagu sebesar Rp7,3 triliun, dimana realisasi pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan

dengan pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 18,1% atau Rp1,3 triliun dari pagu sebesar Rp7,4

triliun. Realisasi belanja APBN Sulsel triwulan I 2019 tersebut didominasi belanja pegawai 50,6% dari total belanja dana

APBN, dengan pangsa lebih tinggi dari triwulan I 2018 (48,1%). Demikian pula pangsa belanja barang dan belanja bansos

NOMINAL % REALISASI NOMINAL % REALISASI

BELANJA

BELANJA OPERASIONAL 7,183.13 622.21 8.66% 7,158.94 892.06 12.46%

- Belanja Pegawai 3,165.18 378.11 11.95% 3,191.79 390.00 12.22%

- Belanja Barang 1,808.02 71.36 3.95% 1,748.98 99.46 5.69%

- Belanja Bunga 1.50 - 0.00% 11.50 0.92 8.02%

- Belanja Hibah 1,987.82 172.75 8.69% 2,007.51 401.68 20.01%

- Belanja Bantuan Sosial 0.60 - 0.00% 0.60 - 0.00%

- Belanja Bantuan Keuangan 220.01 - 0.00% 198.56 - 0.00%

BELANJA MODAL 1,140.26 3.27 0.29% 1,090.38 3.27 0.30%

- Belanja Tanah 0.40 n.a n.a 0.35 - 0.00%

- Belanja Peralatan & Mesin 351.17 n.a n.a 317.96 2.10 0.66%

- Belanja Gedung dan Bangunan 433.67 n.a n.a 411.97 1.19 0.29%

- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 264.59 n.a n.a 278.37 0.03 0.01%

- Belanja Aset Tetap Lainnya 70.67 n.a n.a 66.68 - 0.00%

- Aset Lainnya 10.23 n.a n.a 6.84 - 0.00%

- Belanja BLUD 9.53 n.a n.a 8.21 0.46 5.65%

BELANJA TIDAK TERDUGA 2.80 - 0.00% 20.00 - 0.00%

JUMLAH BELANJA 8,326.19 625.49 7.51% 8,269.32 895.33 10.83%

TRANSFER 1,347.12 154.73 11.49% 1,354.74 274.42 20.26%

TOTAL BELANJA 9,673.31 780.22 8.07% 9,624.06 1,169.76 12.15%

SURPLUS / (DEFISIT) -126.69 1,132.42 -893.88% (141.92) 735.04 -517.92%

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 192.34 - 0.00% 217.57 183.84 84.50%

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 65.65 34.00 51.79% 75.65 34.00 44.94%

JUMLAH PEMBIAYAAN 126.69 (34.00) -26.84% 141.92 149.84 105.58%

ANGGARAN

2019

REALISASI s/d TRIWULAN I 2019ANGGARAN

PERUBAHAN

2018

REALISASI s/d TRIWULAN I 2018U R A I A N

Page 35: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 2KEUANGAN PEMERINTAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 29

lebih tinggi dari pangsa triwulan I 2018. Adapun untuk pangsa belanja modal triwulan I 2019 mencapi 12,0% (Rp349,6 miliar)

lebih rendah dari triwulan I 2018 yaitu 19,0%.

Sumber: Kanwil DJPB Provinsi Sulsel, diolah

Grafik 2.3. Proporsi Belanja APBN di Sulsel

2.2.2 Perkembangan Realisasi Belanja

Realisasi belanja dana APBN Sulsel pada triwulan I 2019 menunjukkan kinerja yang membaik dibandingkan dengan

triwulan I 2018. Pada triwulan I 2019, realisasi belanja APBN di Sulsel mencapai 14,6% atau sebesar Rp2,9 triliun, lebih

tinggi dari pencapaian triwulan I 2018 yang mencapai 13,7% atau Rp2,8 triliun. Persentase realisasi per jenis belanja APBN

di Sulsel yang lebih tinggi terutama terjadi pada belanja pegawai, belanja barang dan belanja bantuan sosial. Persentase

belanja barang pada triwulan I 2019 mencapai 13,5% (Rp1,1 triliun) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya 10,6% (Rp908,1 miliar) di triwulan I 2018. Demikian pula, belanja bansos mengalami peningkatan baik secara

presentasi maupun nominal yang disalurkan sebesar Rp7,8 miliar (20,1%) di triwulan I 2019 dari triwulan I 2018 yang

mencapai Rp4,2 miliar (14,2%). Realisasi belanja pegawai APBN di Sulsel yang meningkat karena terdapat kenaikan

tunjangan kinerja pada Aparatur Sipil Negara (ASN)9.

Di sisi lain, realisasi belanja modal mengalami penurunan. Realisasi belanja modal pada triwulan I 2019 mencapai 7,6%

(Rp349,6 miliar) lebih rendah dari triwulan I 2018 yang mencapai 12,2% (Rp527,6 miliar). Menurunnya realisasi belanja

modal diperkirakan karena baru mulainya kontrak kerja/program baru10, serta terdapat beberapa pembangunan yang tidak

tepat waktu, sehingga berdampak pada penyerapan belanja modal. Sementara itu, pelaksanaan transfer untuk Dana Desa

telah terealisasi di bulan Februari 2019. Dana desa 2019 disalurkan melalui tiga tahap yaitu tahap 1 sebesar 20%, tahap 2

sebesar 40% dan tahap 3 sebesar 40%. Pencairan Tahap 1 mempersyaratkan sudah tersedianya Peraturan Desa dan APBDes

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa). Tahap 2 memiliki persyatan seperti memberikan laporan realisasi dan konsolidasi

dana desa tahun sebelumnya. Sementara itu, pencairan pada tahap 3 mensyaratkan telah disampaikannya laporan dari

pencairan tahap 1 dan tahap 211. Dengan tahapan tersebut, masih terdapat kendala penyaluran dana desa karena masih

adanya daerah yang berproses dalam administrasi penyaluran, penyusunan Perda APBD, dan peraturan kepala daerah

sebagai salah satu persyaratan dalam penyaluran dana desa12.

Tabel 2.3. Realisasi Belanja APBN Provinsi Sulsel Tahun 2019 Per Jenis Belanja Rp miliar

9 https://www.liputan6.com/bisnis/read/3900143/tunjangan-pns-naik-belanja-pemerintah-melonjak-di-awal-2019 10 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4479613/masih-rendah-belanja-modal-kl-bakal-dipelototi-sri-mulyani 11 https://www.liputan6.com/news/read/3937438/tiga-tahap-penyaluran-dana-desa-yang-harus-diketahui-masyarakat 12 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4474647/sri-mulyani-sudah-kucurkan-transfer-daerah-dan-dana-desa-rp-126-t

Rp978.42(60,6%)

Rp1,104.11(61%)

Rp1,226.54(58,8%)

Rp1,370.43(57,6%)

Rp1,358.31(55,5%) Rp1,336.47

(48,1%)

Rp1,469.53(50,6%)

Rp304.79(18,9%)

Rp451.39(24,9%)

Rp421.96(20,2%)

Rp607.01(25,5%)

Rp686.09(28%)

Rp908.15(32,7%)

Rp1,076.72(37,1%)

Rp280.56(17,4%)

Rp120.85(6,7%)

Rp120.36(5,8%)

Rp397.22(16,7%)

Rp396.90(16,2%)

Rp527.65(19%)

Rp349.62(12,0%)

Rp49.89(3,1%)

Rp132.93(7,3%)

Rp315.41(15,1)

Rp4.06(0,2%)

Rp6.66(0,3%)

Rp4.24(0,2%)

Rp7.79(0,3%)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tw I 2013 Tw I 2014 Tw I 2015 Tw I 2016 Tw I 2017 Tw I 2018 Tw I 2019

Rp miliar

Belanja Bantuan Sosial Belanja Modal Belanja Barang Belanja Pegawai

Page 36: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 1 KEUANGAN PEMERINTAHD

30 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sumber: Kajian Fiskal Regional (KFR), Kanwil DJPB Provinsi Sulsel, diolah

2.3 Peran Realisasi Keuangan Pemerintah Dalam PDRB

Rasio realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) masih dalam tren

menurun13 sejak 6 tahun terakhir. Rasio pada triwulan I 2019 tercatat 0,57 sedikit menurun dibanding triwulan I 2018 yang

terhitung 0,60. Sementara rasio realisasi pendapatan transfer terhadap PDRB ADHB meningkat dari semula 0,8 di triwulan

I 2018 menjadi 1,0 pada triwulan I 2019. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan pemerintah provinsi dalam menggali

sumber pendapatan asli daerah cenderung menurun. Pada satu sisi, ketergantungan pemerintah daerah terhadap

pemerintah pusat meningkat yang terlihat dari rasio pendapatan transfer yang meningkat. Oleh karena itu, perlu dicermati

lebih lanjut, terkait kemandirian pemerintah provinsi Sulsel dalam membiayai program pembangunan dan pelayanan publik

seiring dengan meningkatya transfer pemerintah pusat.

Sumber: KFR-Kanwil DJPB Provinsi Sulsel, BPKAD Provinsi Sulsel, diolah

BI Grafik 2.4. Rasio Realisasi Pendapatan APBD Terhadap PDRB ADHB

Sumber: KFR-Kanwil DJPB Prov. Sulsel, BPKAD Prov. Sulsel, diolah BI Grafik 2.5. Rasio Realisasi Belanja APBD Terhadap PDRB ADHB

Rasio realisasi belanja operasional dan belanja modal APBD di Sulsel terhadap PDRB ADHB meningkat di triwulan I 201914. Peningkatan rasio belanja operasional terhadap PDRB ADHB menjadi 2,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya 2,6%. Hal ini mengindikasikan bahwa peran realisasi belanja pemerintah sebagai kontributor perekonomian mengalami perbaikan di periode laporan. Meski demikian, rasio belanja modal terhadap perekonomian menurun dari 0,4% menjadi 0,3% sehingga perlu terus didorong. Diharapkan pemerintah dapat mendorong perekonomian Sulsel.

13 Dihitung dengan rumus realisasi komponen pendapatan APBD dibagi dengan total PDRB ADHB. 14 Dihitung dengan rumus realisasi komponen belanja APBD dibagi dengan total PDRB ADHB .

NOMINAL % REALISASI NOMINAL % REALISASI

Belanja Pegawai 7,371.30 1,336.47 18.1% 7,264.79 1,469.53 20.2%

Belanja Barang 8,564.40 908.15 10.6% 7,967.06 1,076.72 13.5%

Belanja Modal 4,342.67 527.65 12.2% 4,619.21 349.62 7.6%

Belanja Bantuan Sosial 29.85 4.24 14.2% 38.75 7.79 20.1%

JUMLAH BELANJA 20,308.22 2,776.51 13.7% 19,889.81 2,903.66 14.6%

ANGGARAN

2019

REALISASI TRIWULAN I 2019ANGGARAN

PERUBAHAN

2018

U R A I A NREALISASI TRIWULAN I 2018

0.86

0.870.85

0.71 0.65 0.60 0.57

1.010.92 0.89

1.07

1.42

0.77

1.04

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1.4

1.6

Tw I-2013 Tw I-2014 Tw I-2015 Tw I-2016 Tw I-2017 Tw I-2018 Tw I-2019

%

Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer

3.05

3.09

2.79

3.03

2.61 2.64 2.92

0.47

0.190.16

0.45

0.41

0.49

0.30

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

2.30

2.40

2.50

2.60

2.70

2.80

2.90

3.00

3.10

3.20

Tw I-2013 Tw I-2014 Tw I-2015 Tw I-2016 Tw I-2017 Tw I-2018 Tw I-2019

%%

Belanja Operasi Belanja Modal - sisi kanan

Page 37: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 31

3. INFLASI DAERAH

Bab 3 Inflasi Daerah

Laju inflasi Sulsel pada triwulan I tahun 2019 tercatat 3,08% (yoy), lebih rendah

dibandingkan inflasi pada triwulan IV 2018 yang tercatat 3,50% (yoy), namun

tetap berada dalam sasaran inflasi 2019. Inflasi pada triwulan I 2019

didorong oleh kenaikan pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan seiring dengan kenaikan tarif angkutan udara akibat arus balik

pasca libur HBKN dan anak sekolah.

Pada triwulan II 2019, tekanan inflasi diperkirakan lebih meningkat namun

masih dalam rentang sasaran Bank Indonesia. Faktor yang mendorong antara

lain peningkatan permintaan jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1440 H selain itu

dikarenakan tekanan perdagangan antar daerah dan masa panen yang belum

terjadi pada rentang waktu tersebut. Ke depan, inflasi tahun 2019 akan

diarahkan pada rentang yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 3,5+1%

(yoy). Oleh karena itu, Bank Indonesia dan TPID akan terus memastikan upaya

stabilitas harga untuk menjaga daya beli masyarakat dan mencapai

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Page 38: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 3INFLASI DAERAH

32 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

3.1. Inflasi Umum

Tekanan inflasi Sulsel cenderung lebih terbatas

selama triwulan I 2019. Tren penurunan laju

inflasi Sulsel berlanjut pada triwulan I 2019

dengan mencatatkan angka 3,08% (yoy), lebih

rendah dibandingkan angka di akhir triwulan IV

2019 yang mencapai 3,50% (yoy). Secara umum,

turunnya tekanan inflasi dari kelompok bahan

makanan, terutama cabai dan hortikultura pasca

panen raya merupakan pendorong utama

disinflasi pada triwulan I 2019. Selain itu, tekanan

inflasi administered price juga lebih rendah

sejalan dengan based effect kenaikan tarif dasar

listrik pada tahun 2017 dan tidak adanya

penyesuaian tarif dasar listrik hingga akhir

triwulan I 2019. Secara paralel, inflasi inti (core

inflation) yang lebih rendah juga mendukung

disinflasi di triwulan I 2019, terutama dari

penurunan harga emas perhiasan.

Sumber: Badan Pusat Statistik Grafik 3.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan Berdasarkan Waktu

Adapun pendorong inflasi selama triwulan laporan utamanya disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara dipicu

penyesuaian biaya operasional dan pemeliharaan. Inflasi juga turut didorong oleh penurunan pasokan kelompok ikan

tangkap seperti layang dan cakalang yang dipengaruhi oleh penurunan frekuensi melaut para nelayan akibat cuaca yang

kurang kondusif.

Peningkatan tekanan inflasi diperkirakan terjadi pada triwulan II 2019, meskipun masih terkendali dalam rentang sasaran

Bank Indonesia. Tekanan inflasi diprakirakan berasal dari meningkatnya harga pangan bergejolak (volatile foods) pada

Ramadhan dan Idul Fitri 1440 H yang terjadi pada Mei dan Juni 2019, terutama komoditas daging ayam ras dan kelompok

bumbu-bumbuan seperti bawang merah, cabai merah dan cabai rawit sejalan terbatasnya pasokan, termasuk karena

diperdagangkan antar daerah dan belum masuknya masa panen. Di sisi lain, tekanan inflasi kelompok administered price

khususnya tarif angkutan udara secara persisten dalam tiga tahun berturut-turut terus mengalami peningkatan seiring

dengan periode hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idul Fitri dan masa liburan anak sekolah. Sedangkan untuk inflasi

inti, pembiayaan sekolah dan perkuliahan juga diperkirakan meningkatkan tekanan inflasi merespon dimulainya tahun ajar

baru pada Juli 2019.

3.2. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa15

Pada triwulan I 2019, inflasi dipengaruhi oleh peningkatan dari seluruh kategori barang dan jasa, kecuali kelompok bahan

makanan yang mengalami disinflasi cukup dalam. Kenaikan tertinggi berasal dari kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa

Keuangan yang mengalami peningkatan menjadi 6,61% (yoy) pada triwulan I 2019, dari 5,58%(yoy) pada triwulan IV 2018.

Peningkatan tekanan inflasi tertinggi terjadi pada tarif angkutan udara yang naik hingga 118,22% (yoy), lebih tinggi dari

kenaikan pada triwulan IV 2018 sebesar 66,72% (yoy). Peningkatan tarif angkutan udara menjadi faktor pendorong utama

walaupun terjai perubahan ketentuan tarif batas oleh maskapai16. Selain itu, komoditas lain yang juga mengalami

peningkatan signifikan yakni tarif pulsa ponsel dan biaya pengiriman barang dimana pada triwulan I mengalami peningkatan

masing-masing menjadi 6,94%(yoy) dan 6,24%(yoy) pada triwulan I 2019, dari 6,94%(yoy) dan 0,71%(yoy) pada triwulan IV

2018. Kenaikan harga tersebut seiring dengan investasi untuk peningkatan kapasitas dan kualitas spektrum 4G, terutama

Telkomsel di wilayah Sulampua serta biaya perbaikan jaringan yang pembiayaannya dibebankan kepada konsumen. Dengan

demikian kenaikan tarif pulsa ponsel yang signifikan di awal tahun merupakan shock yang bersifat temporer. Adapun

15 Terdapat 7 (tujuh) kelompok barang dan jasa dalam perhitungan inflasi

16 Permenhub No.72/2019 dan No.20/thn 2019 tentang penentuan tarif batas

Page 39: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 3INFLASI DAERAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 33

kenaikan untuk biaya pengiriman barang terjadi sejalan dengan kenaiakan tarif Surat Muatan Udara (SMU) atau kargo udara

oleh maskapai.

Disinflasi pada kelompok bahan makanan pada awal 2019 didukung oleh tertahannya kenaikan harga pada subkelompok

daging dan hasil-hasilnya; bumbu-bumbuan; dan buah-buahan. Penurunan harga terbesar terjadi pada kelompok bumbu-

bumbuan yang turun hingga 7,81%(yoy), sementara pada triwulan IV 2018 mengalami inflasi sebesar 14,19%(yoy). Deflasi

tersebut disebabkan oleh komoditas cabai merah, bawang putih, dan cabai rawit yang pada triwulan I 2019 harganya

terkontraksi masing-masing 37,06%(yoy), 7,98%(yoy), dan 42,98%(yoy), sementara komoditas tersebut pada triwulan IV

2018 mengalami inflasi di kisaran 5% (yoy) s.d. 14% (yoy). Penurunan harga didorong oleh normalisasi permintaan pasca

HBKN Natal dan tahun baru, sertai melimpahnya hasil panen cabai merah dan cabai rawit sejalan kondisi cuaca yang

mendukung. Selain itu, ketersediaan pasokan yang mencukupi juga ditopang oleh lancarnya distribusi bawang putih dari

pelabuhan Surabaya.

Tabel 3.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy)

Keterangan: *) Data hingga April 2019 Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada April 2019, tekanan inflasi mengalami peningkatan terutama pada kelompok bahan makanan, sandang dan

transpor. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 3,15%(yoy) dari 2,16%(yoy) pada Maret

2019. Kenaikan inflasi bahan makanan tersebut dikontribusi oleh kelompok daging dan hasil-hasilnya dan ikan segar

yang masing-masing sebesar 7,77%(yoy) dan 5,37%(yoy) pada April 2019 lebih tinggi dari inflasi Maret 2019 yang

masing-masing mencapai 7,76%(yoy) dan 4,14%(yoy). Inflasi kelompok daging dan hasil-hasilnya terutama didorong

oleh daging ayam ras dan telur ayam ras menyusul kenaikan harga pakan jagung serta belum efektifnya penerapan

kebijakan harga khusus untuk daging ayam ras mengacu pada regulasi Kemendag sejak awal tahun17. Adapun kenaikan

17 Surat Edaran Nomor 82/M-DAG/SD/1/2019 tanggal 29 Januari 2019.

Bahan

Makanan

Makanan

JadiPerumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Umum

I 8,01 4,57 3,43 6,03 2,28 3,54 0,89 4,61

II 6,22 4,63 3,60 2,61 1,99 3,33 3,96 4,36

III 10,76 4,70 4,76 2,77 3,23 3,66 12,01 7,24

IV 6,97 4,47 6,06 2,36 3,71 1,39 11,58 6,22

I 4,76 5,39 6,25 3,73 3,79 1,33 10,31 5,88

II 6,15 5,38 5,96 5,65 5,22 1,38 7,91 5,92

III 1,97 5,80 6,32 4,12 5,28 1,97 0,87 3,72

IV 16,02 6,21 6,87 3,24 5,08 1,85 10,15 8,61

I 12,87 6,34 7,33 4,51 5,75 2,18 4,35 7,13

II 15,01 6,54 7,84 4,86 5,52 2,35 6,00 8,06

III 16,11 6,23 6,48 6,95 5,28 2,63 7,20 8,36

IV 8,78 5,48 4,13 6,01 5,02 2,57 (0,99) 4,48

I 12,46 4,82 3,40 5,89 3,87 2,25 2,80 5,70

II 9,46 5,26 2,75 6,36 3,14 2,10 (0,76) 4,30

III 6,51 4,01 2,63 3,13 2,51 0,78 (0,48) 3,07

IV 6,36 3,63 2,76 2,97 2,65 0,83 (0,87) 2,94

I 3,94 4,28 3,52 1,89 2,74 0,81 3,61 3,42

II 5,19 3,72 5,85 2,05 2,36 0,82 5,47 4,49

III 3,55 3,77 5,55 2,60 3,00 4,23 4,46 4,17

IV 3,29 3,70 6,07 4,66 3,36 4,26 4,85 4,44

I 5,23 3,11 4,55 3,95 2,83 4,32 0,95 3,70

II 7,77 3,56 2,38 4,29 3,40 4,65 1,95 4,14

III 5,42 3,41 2,40 2,80 2,80 1,02 1,52 3,09

IV 5,18 3,27 1,60 1,80 2,75 1,25 5,58 3,50

I 2,16 3,47 1,75 2,68 3,17 1,38 6,61 3,08

II* 3,15 3,49 1,63 2,93 2,88 1,40 6,72 3,33 2019

Tahun

2018

2016

2017

2014

2013

2015

Page 40: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 3INFLASI DAERAH

34 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

harga pada kelompok ikan segar didorong oleh berkurangnya pasokan ikan tangkap seperti tongkol/ambu-ambu dan

cakalang/sisik seiring dengan menurunnya hasil tangkap nelayan akibat cuaca buruk.

3.3 Inflasi Menurut Kota IHK18

Andil inflasi Kota Makassar terhadap inflasi Sulawesi Selatan tercatat masih dominan dibandingkan dengan zona

lainnya. Makassar memiliki porsi hingga 78% terhadap inflasi Sulawesi Selatan sejalan dengan aktivitas ekonomi Sulsel

yang masih berpusat di sekitar kota Makassar. Selain aktivitas ekonomi, lebih beragamnya jenis konsumsi di kota

Makassar membuat komoditas penyebab inflasi di Makasar cenderung unik dibandingkan zona lainnya. Sebagai contoh,

angkutan udara hanya dicatatkan di zona Makassar karena dominasi angkutan udara yang tinggi. Adapun kontribusi

zona lainnya terhadap inflasi Sulsel relatif terbatas yaitu Parepare (7%), Palopo, (6,4%), Watampone (5,8%), dan zona

Bulukumba (2,8%). Dilihat dari kontributor inflasi pada triwulan I 2019, maka zona Makassar merupakan kontributor

utama tekanan inflasi Sulsel disusul Bulukumba dan Palopo.

Sumber: Badan Pusat Statistik Grafik 3.2 Persentase Bobot Kota Pembentuk Inflasi

Sulawesi Selatan Grafik 3.3 Sumber Tekanan Inflasi Berdasarkan Wilayah

Peningkatan tekanan harga yang disebabkan oleh tarif angkutan udara secara umum di seluruh kota IHK. Pada triwulan

I 2019, tarif angkutan udara menjadi penyumbang utama inflasi Sulsel, terutama berasal dari inflasi di Kota Makassar. Inflasi

masih terjadi pada komoditas hortikultura dan sayuran meski lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Hal tersebut didukung dari ketersediaan pasokan dari panen yang terjadi di triwulan I 2019 disertai cuaca yang relatif

kondusif.

Secara spasial, inflasi April 2019 dalam rentang sasaran 3,5±1% (yoy) pada 4 zona kota IHK, sedangkan 1 zona

mengalami inflasi di bawah 3,5±1% (yoy)19 . Zona yang mengalami inflasi di bawah 3,5±1% (yoy) adalah Parepare 2,38%

(yoy). Adapun 4 zona lainnya mengalami inflasi dalam rentang 3,5±1% (yoy). Zona Makassar mengalami inflasi 3,56% (yoy)

dengan faktor pendorong utama antara lain komoditas cabai rawit, bawang merah dan minuman ringan. Zona Palopo

mencatat inflasi sebesar 2,57% (mtm) dipengaruhi oleh komoditas tomat sayur, cakalang dan bawang merah. Selanjutnya

zona Watampone mengalami inflasi 2,52% (yoy) dengan faktor pendorong inflasi adalah komoditas tomat sayur, telur

ayam ras dan bawang merah. Sementara zona Bulukumba tercatat inflasi 2,52% (yoy) karena bawang merah, tomat sayur

dan bawang putih.

18Mulai Januari 2014, inflasi Sulsel dihitung dari agregasi lima kota/kabupaten, yaitu Makassar, Palopo, Parepare, Watampone (Bone), dan Bulukumba. 19 Sampai dengan April 2019.

Page 41: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 3INFLASI DAERAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 35

Gambar 3.2 Inflasi Sulawesi Selatan Menurut Spasial April 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik

Tabel 3.2. Komoditas Pendorong dan Penahan Inflasi Per Zona Inflasi

Sumber: Badan Pusat Statistik

Berdasarkan komoditasnya, andil komoditas volatile food mendominasi seluruh zona inflasi di Sulawesi Selatan. Secara

umum komoditas yang rentan terhadap perubahan cuaca seperti cabai rawit, bawang merah, dan tomat sayur mengalami

kenaikan harga yang signifikan di seluruh zona. Kurangnya ketersediaan pasokan karena cuaca yang masih buruk di tengah

naiknya permintaan pada saat perayaan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan persiapan jelang Ramadhan. Adapun kenaikan

harga bawang putih yang terjadi di seluruh kabupaten/kota IHK di Sulawesi Selatan disebabkan oleh pasokan yang tidak

tersedia akibat keterlambatan impor.

3.4 Koordinasi Pengendalian Inflasi

Dalam rangka pengendalian inflasi di Sulsel, TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota terus meningkatkan koordinasi

secara intensif. Sejak triwulan I 2018, sinergi program kerja pengendalian inflasi terus difokuskan pada implementasi

strategi 4K yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif(Tabel 3.3).

Sinergi dan koordinasi yang erat di Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menjadi kunci sukses pengendalian inflasi

triwulan I 2019 yang masih terjaga pada kisaran target. Pada awal tahun 2019, TPID Sulsel telah menetapkan roadmap

Pengendalian Inflasi tahun 2019-2021 dan program kerja pengendalian inflasi 2019. Sesuai arahan TPIP, pengendalian inflasi

Kota Makassar Andil Kota Parepare Andil Kota Palopo Andil Kab Bulukumba Andil Bone Andil

Cabai Rawit 0,14% Bawang Merah 0,13% Tomat Sayur 0,12% Bawang Merah 0,20% Tomat Sayur 0,16%

Bawang Merah 0,10% Tomat Buah 0,07% Cakalang/Sisik 0,10% Tomat Sayur 0,08% Telur Ayam Ras 0,07%

Bawang Putih 0,08% Bawang Putih 0,05% Selar/Tude 0,08% Bawang Putih 0,06% Bawang Merah 0,06%

Tomat Buah 0,06% Gula Pasir 0,04% Bawang Merah 0,04% Kol Putih/Kubis 0,04% Bandeng/Bolu 0,05%

Tomat Sayur 0,04% Tomat Sayur 0,02% Layang/Benggol 0,04% Rekreasi 0,04% Emas Perhiasan 0,05%

Cakalang/Sisik 0,03% Ayam Hidup 0,02% Daging Ayam Ras 0,04% Gula Pasir 0,03% Daging Ayam Ras 0,04%

Cabai Merah 0,02% Cabai Rawit 0,02% Telur Ayam Ras 0,03% Terong Panjang 0,03% Kangkung 0,04%

Minuman Ringan 0,02% Daging Ayam Ras 0,02% Udang Basah 0,03% Cabai Rawit 0,02% Asam 0,03%

Cumi-cumi 0,01% Kol Putih/Kubis 0,02% Bawang Putih 0,03% Pasta Gigi 0,02% Bawang Putih 0,03%

Jeruk 0,01% Nangka Muda 0,02% Teri 0,02% Tomat Buah 0,02% Cabai Rawit 0,03%

Daging Ayam Ras -0,04% Beras -0,18% Cabai Rawit -0,08% Selar/Tude -0,09% Cakalang/Sisik -0,08%

Bandeng/Bolu -0,02% Bandeng/Bolu -0,12% Telur Itik -0,04% Kembung/Gembun -0,05% Telepon Seluler -0,05%

Kangkung -0,02% Tarip Listrik -0,04% Tarip Listrik -0,04% Telur Ayam Ras -0,04% Layang/Benggol -0,05%

Beras -0,01% Wortel -0,03% Pisang -0,02% Tarip Listrik -0,03% Tarip Listrik -0,03%

Tarip Listrik -0,01% Kembung/Gembung -0,02% Susu Kental Manis -0,002% Teri -0,03% Kembung/Gembung -0,02%

Anggur -0,01% Udang Basah -0,02% Cabai Merah -0,002% Mujair -0,02% Beras -0,01%

Kembung/Gembung -0,01% Telur Itik -0,02% Jaket -0,001% Daging Ayam Ras -0,02% Wortel -0,01%

Wortel -0,01% Bahan Bakar Rumah Tangga -0,02% Terong Panjang -0,001% Bandeng/Bolu -0,02% Sawi Hijau -0,01%

Apel -0,01% Cakalang/Sisik -0,01% Kentang -0,001% Kangkung -0,01% Gula Pasir -0,01%

Tempe -0,01% Tempe -0,01% Udang Basah -0,01% Kacang Hijau -0,01%

Inflasi (mtm)

Deflasi (mtm)

Page 42: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 3INFLASI DAERAH

36 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

pada tahun 2019 akan difokuskan pada ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi dengan tetap menjalankan program

kerja yang disepakati untuk keterjangkauan harga dan komunikasi efektif. Seiring dengan hal tersebut, koordinasi yang

dilaksanakan TPID Sulsel bersama dengan stakeholder dikhususkan untuk menjaga ketersediaan pasokan hingga akhir

tahun melalui projeksi kebutuhan konsumsi dan produksi komoditas utama di Sulawesi Selatan seperti beras, bawang

merah dan bandeng. Ke depan, ketersediaan beras diperkirakan akan mampu terpenuhi melalui serapan beras Bulog

sejalan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) dan kelancaran distribusi melalui peresmian Pasar Induk

Beras (PIB) Pare-pare yang akan dilaksanakan pada 2019. Adapun ketersediaan pasokan komoditas bawang merah akan

didukung dengan penyediaan Controlled Atmosphere Storage (CAS) sebanyak 20 unit dengan kapasitas penyimpanan

sebanyak 120 ton, dan selanjutnya melalui CAS diharapkan harga bawang merah dapat stabil sehingga dapat memberikan

ekspektasi positif terhadap konsumen maupun pelaku usaha. Selanjutnya pasokan untuk bandeng serta jenis ikan budidaya

lainnya dapat lebih terjaga melalui penguatan CAS yang telah tersedia di beberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) seperti TPI

Untia dan TPI Paotere.

Upaya pengendalian harga terus diperkuat, terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1440 H. Koordinasi penentuan

langkah strategis jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1440 H dilakukan baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Berdasarkan koordinasi tersebut, telah dilaksanakan kegiatan sidak pasar dan pasar murah. Sidak pasar dilaksanakan oleh

Dinas Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota secara rutin serta

dilaporkan ke TPID Sulsel. Dalam hal pelaksanaan pasar murah, TPID Kota Makassar melakukan sinergi bersama stakeholder

distributor utama yakni Bulog Subdivre Kota Makassar dan PT Charoen Pokphand untuk melaksanakan pasar murah pada

saat Ramadhan hingga jelang Idul Fitri 1440 H. Selanjutnya untuk skala yang lebih luas TPID Provinsi Sulawesi Selatan telah

melakukan pasar murah di beberapa kabupaten/kota termasuk Kota Makassar dan Kabupaten Bantaeng. Kemudian untuk

menjaga ekspektasi masyarakat agar tidak berbelanja berlebihan, TPID Provinsi Sulawesi Selatan aktif mempublikasikan

aplikasi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) dan SIGAP (Sistem Informasi Harga Pangan). Selain itu TPID Kota

Makassar juga giat memperkenalkan aplikasi Sembakota’ yang berisi update harga sembako di pasar utama yang ada di

Kota Makassar.

Tabel 3.3 Tabel Kegiatan TPID pada Triwulan I 2019 dan awal triwulan II 2019

Page 43: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 3INFLASI DAERAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 37

Page 44: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 38

Boks 3.A

Kenaikan Tarif Angkutan Udara dan Dampaknya Terhadap Inflasi Sulawesi Selatan

Tekanan inflasi di wilayah Sulampua dari komoditas angkutan udara cenderung lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Kenaikan rata-rata di wilayah Sulampua mencapai 77% (yoy) di posisi Maret 2019. Kenaikan tersebut khususnya disumbang oleh Sulawesi Selatan yang mengalami kenaikan 118% (yoy), Maluku Utara dengan kenaikan 11% (yoy), dan Maluku dengan kenaikan 110% (yoy). Seluruh provinsi di wilayah Sulampua mengalami kenaikan lebih dari 40% (yoy) kecuali pada provinsi Sulawesi Utara yang mengalami kenaikan harga angkutan udara kurang dari 10% (yoy).

Grafik 3A.1 Inflasi Spasial dari Komoditas Angkutan Udara

Kenaikan tarif angkuran udara yang cukup tinggi disebabkan oleh komponen biaya angkutan udara yang terpengaruh oleh faktor eksternal. Kenaikan harga minyak dunia yang berdampak pada harga avtur (bahan bakar pesawat terbang) membuat maskapai penerbangan terpaksa mem-pass through kenaikan harga yang signifikan kepada konsumen. Pasalnya, biaya avtur mencapai 51% dari biaya operasional penerbangan yang mana biaya tersebut merupakan 74% dari total biaya maskapai. Selain faktor harga avtur, nature business dari bisnis maskapai juga mengalami mismatch currency juga menjadi salah satu faktor kenaikan harga tiket angkutan udara yang tinggi.

Grafik 3A.2 Struktur Umum Biaya Angkutan Udara Grafik 3A.3 Sub Biaya Operasional Angkutan Udara

Page 45: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 3INFLASI DAERAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 39

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 46: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 40

4. Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan

UMKM

Bab 4 Stabilitas Keuangan Daerah,

Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

Stabilitas sistem keuangan di Sulawesi Selatan tetap terjaga yang

ditunjukkan dengan NPL yang tetap stabil dan rendah. Terjaganya NPL

tersebut merupakan dampak dari konsolidasi keuangan korporasi, yaitu

melakukan penurunan penggunaan utang untuk memperbaiki rasio

keuangannya. Penurunan utang korporasi masih dalam batas wajar guna

mengurangi biaya bunga. Upaya konsolidasi juga terindikasi dari kenaikan

DPK dari korporasi. Dari sisi rumah tangga, pertumbuhan kredit konsumsi

juga masih melambat sejalan dengan moderasi konsumsi rumah tangga.

Kedua kondisi tersebut membuat NPL terpantau stabil dan berada di

bawah batas aman sebesar 5%.

Di tengah akselerasi kredit yang melambat, penyaluran kredit kepada

sektor UMKM terpantau meningkat yang menunjukkan keberpihakan

perbankan kepada sektor UMKM. NPL UMKM juga berada di bawah

ambang batas 5% yang menunjukkan sektor UMKM terus menjaga

kesehatan keuangannya.

Page 47: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 41

4.1. Stabilitas Keuangan Daerah

4.1.1 Asesmen Sektor Rumah Tangga20

Konsumsi rumah tangga yang tumbuh lebih lambat pada triwulan I bergerak sejalan dengan perlambatan pertumbuhan

kredit. Pertumbuhan kredit riil konsumsi rumah tangga (kredit konsumsi rumah tangga dikurangi inflasi) menunjukkan

perlambatan. Pertumbuhan kredit konsumsi riil di triwulan I 2019 tercatat tumbuh sebesar 1,04% (yoy) atau lebih lambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,36% (yoy). Perlambatan tersebut lebih disebabkan perlambatan

pertumbuhan kredit nominal di tengah stabilnya inflasi di kuartal pertama 2019.

Perlambatan penyaluran kredit konsumsi rumah tangga juga tercermin dari peningkatan DPK rumah tangga. Rumah

tangga ditengarai melakukan perubahan alokasi pendapatannya ke bentuk simpanan dibandingkan konsumsi. Hal ini

ditunjukkan dengan peningkatan pertumbuhan DPK rumah tangga yang signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. DPK

rumah tangga tumbuh sebesar 8% (yoy) pada triwulan I 2019 atau naik signifikan dari sebelumnya yang tumbuh sebesar

6,4% (yoy). Pertumbuhan khususnya terjadi pada segmen deposito dengan pertumbuhan sebesar 12,2% (yoy) disusul

tabungan dengan pertumbuhan sebesar 6,2% (yoy).

Sumber: BPS

Sumber: BPS, Bank Indonesia

Grafik 4.1 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga dan Kredit Riil

Rumah Tangga Grafik 4.2 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga dan Kredit Riil

Rumah Tangga

Perlambatan kredit konsumsi rumah tangga yang diimbangi dengan peningkatan DPK mengindikasikan rumah tangga

jauh lebih pruden dalam melakukan pengelolaan keuangan. Lebih pruden-nya rumah tangga dalam mengelola

keuangannya tercermin dari tingkat NPL yang stabil pada level di bawah 2,5%. Kondisi NPL tersebut jauh lebih rendah dari

thresshold 5% yang mengindikasikan kualitas kredit yang memburuk di suatu wilayah. Terjaganya kualitas kredit tersebut

sejalan dengan prilaku rumah tangga yang mengandalkan penerimaannya untuk melakukan konsumsi. Hasil sruvei

konsumen Bank Indonesia menunjukkan prilaku rumah tangga yang lebih memprioritaskan pendapatannya untuk menutup

kebutuhan konsumsi ketimbang mengandalkan kredit.

Grafik 4.3 Non Performing Loan Kredit Konsumsi Grafik 4.4 Proporsi Belanja Rumah Tangga

20 Di dalam sistem keuangan, Rumah Tangga memiliki dua fungsi yaitu sebagai penyedia dana dan penerima dana dari institusi keuangan. Kondisi keuangan Rumah Tangga berfluktuatif sepanjang waktu dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah tingkat pengangguran, tingkat konsumsi, dan kondisi pembiayaan/kredit yang dilakukan oleh Rumah Tangga.

Page 48: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

42 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Grafik 4.5 Indeks Keyakinan Konsumen

Ke depan, rumah tangga diperkirakan akan tetap pruden dalam melakukan konsumsi sejalan dengan lebih moderatnya

keyakinan rumah tangga terhadap kondisi ekonomi. Indeks keyakinan konsumen menunjukkan penurunan optimisme

rumah tangga dibandingkan sebelumnya. Penurunan optimisme konsumen khususnya terjadi pada indeks kondisi ekonomi

saat ini yang dianggap tidak sebaik perkiraan sebelumnya. Namun demikian, indeks keyakinan konsumen tetap berada pada

teritori optimis namun dalam magnitude yang lebih rendah. Indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama pada 6

bulan mendatang menunjukkan angka yang berada di atas 100 (di level 144,5 pada Mei 2019) namun dalam pertumbuhan

yang melambat.

4.1.2 Asesmen Sektor Korporasi

Korporasi di Sulawesi Selatan terindikasi melakukan konsolidasi keuangan untuk menyehatkan balance sheet dan rasio

keuangannya. Hal ini ditandai dengan kecenderungan penyaluran kredit modal kerja yang melambat. Kredit modal kerja

tercatat tumbuh melambat menjadi 7,9% (yoy) dari posisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,9% (yoy). Kecenderungan

penggunaan modal kerja yang lebih moderat tersebut sejalan dengan rasio profitabilitas korporasi yang menurun sehingga

korporasi ditengarai mulai mengefisiensikan penggunaan utang untuk menekan biaya bunga.

Di sisi lain, korporasi diperkirakan masih optimis dalam melakukan investasi di tengah dinamika ekonomi global sejalan

dengan penyaluran kredit investasi yang lebih tinggi. Penyaluran kredit investasi tumbuh 10,6% (yoy) dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,9% (yoy). Faktor fundamental ekonomi Sulawesi Selatan yang kuat diperkirakan

menjadi alasan utama pelaku usaha masih berniat melakukan ekspansi walau realiasi investasi pada triwulan I 2019 belum

menunjukkan peningkatan yang signifikan. Bank Indonesia memperkirakan akselerasi investasi akan mulai terjadi di

triwulan II 2019, khususnya pasca pemilu usai.

Sumber: Bloomberg

Grafik 4.6 Perkembangan Kredit Korporasi Grafik 4.7 Rasio Profitabilitas Korporasi Sulawesi Selatan

Upaya korporasi melakukan konsolidasi juga tercermin dari pertumbuhan DPK korporasi. DPK korporasi di Sulawesi

Selatan tumbuh 22% (yoy) pada triwulan I 2019, meneruskan tren pertumbuhan DPK di triwulan IV 2018 yang tumbuh 18%

(yoy). Pertumbuhan paling signifikan terjadi komponen jangka pendek seperti giro dan tabungan. Hal ini mengindikasikan

korporasi siap untuk ekspansi dalam waktu dekat bila insentif investasi dirasa sudah meyakinkan.

Page 49: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 43

Grafik 4.8 Perkembangan DPK Korporasi Sulawesi Selatan

Dilihat dari sisi lapangan usaha, penyaluran kredit korporasi yang tumbuh paling signifikan terjadi pada sektor tradable.

Kredit pada sektor tradable (pertanian, pertambangan, dan industri) masih cenderung ekspansif. Namun pangsa yang tidak

dominan membuat pertumbuhan kredit secara keseluruhan relatif tertahan sejalan dengan perlambatan pertumbuhan

kredit pada sektor non tradable. Lapangan usaha pengangkutan merupakan lapangan usaha yang mengalami penurunan

penyaluran kredit. Hal ini ditengarai sebagai dampak dari semakin maraknya bisnis transportasi daring yang membuat

margin usaha menurun sehingga memberikan tekanan profil risiko. Selain itu, kenaikan tarif angkutan udara yang signifikan

terjadi di Sulawesi Selatan diperkirakan turut andil dalam penurunan penyaluran kredit kepada lapangan usaha ini.

Deselerasi kredit juga terjadi pada lapangan usaha konstruksi sejalan dengan telah rampungnya beberapa proyek

pemerintah. Adapun lapangan usaha perdagangan cenderung stabil dalam hal penyaluran kredit.

Grafik 4.9 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Tradable Grafik 4.10 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Non Tradable

Langkah pruden yang diambil korporasi mampu menahan NPL berada di bawah thresshold 5%. Di tengah perlambatan

konsumsi rumah tangga yang membuat inventory turnover korporasi juga menurun, langkah korporasi melakukan

konsolidasi keuangan membuat risiko kredit korporasi tetap terjaga. NPL kredit korporasi stabil pada kisaran 3,4% dengan

NPL kredit investasi yang menurun dari sebelumnya 5% di triwulan IV 2018 menjadi 3,9% di triwulan I 2019. Ke depan,

stabilitas sistem keuangan dari sisi korporasi diperkirakan tetap terjaga selaras dengan langkah korporasi yang masih

menjaga rasio keuangannya dalam level aman.

Grafik 4.11. Non Performing Loan Korporasi Menurut Penggunaan

Page 50: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

44 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

4.1.3 Asesmen Sektor Institusi Keuangan (Perbankan)21

Dalam fase rumah tangga yang lebih selektif dan konsolidasi keuangan korporasi, kredit yang disalurkan oleh perbankan

Sulawesi Selatan juga cenderung melambat. Pertumbuhan kredit tumbuh melambat menjadi 7,4% (yoy) pada triwulan I

2019 dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,2% (yoy). Pertumbuhan kredit yang melambat disebabkan oleh deselerasi

kredit konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,1% (yoy) di triwulan pertama 2019. Angka tersebut mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada posisi 6,9% (yoy). Selain kredit rumah tangga, kredit modal kerja juga

mengalami deselerasi sejalan dengan konsolidasi keuangan korporasi. Namun Bank Indonesia memperkirakan kondisi

investasi akan membaik sejalan dengan masih terakselerasinya kredit investasi.

Di sisi lain, langkah pruden rumah tangga dan konsolidasi keuangan korporasi membuat penghimpunan DPK oleh

perbankan Sulawesi Selatan menjadi meningkat. Pertumbuhan DPK meningkat menjadi 8,2% (yoy) pada triwulan I 2019

dari posisi sebelumnya sebesar 6,3% (yoy) di triwulan IV 2018. Peningkatan pertumbuhan khususnya terjadi pada

komponen deposito dan giro. Pertumbuhan deposito sebesar 12,2% (yoy) di triwulan I 2019 khususnya disumbangkan oleh

korporasi sejalan dengan konsolidasi keuangan yang sedang dilakukan. Selain faktor tersebut, rumah tangga yang lebih

pruden dalam melakukan konsumsi juga mengalihkan pendapatannya pada DPK yang memiliki tenor lebih panjang. Pada

segmen giro, masih tertahannya belanja pemerintah membuat pertumbuhan giro di perbankan juga mengalami

peningkatan. Giro tercatat tumbuh 9,2% (yoy) dari posisi sebelumnya di triwulan IV 2018 yang tumbuh sebesar 6,2% (yoy).

Grafik 4.12. Perkembangan Penyaluran Kredit oleh Perbankan Grafik 4.13. Perkembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Dalam fase konsolidasi korporasi dan perbankan, indikator perbankan Sulsel masih menujukkan pertumbuhan yang baik.

Rasio intermediasi masih menunjukkan angka lebih dari 100% yang berarti penyaluran kredit oleh perbankan Sulawesi

Selatan jauh melebihi DPK yang berhasil dihimpun di wilayah tersebut. Rasio LDR pada triwulan I 2019 adalah 142% atau

cenderung stabil dengan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, risiko kredit bermasalah masih berada di bawah thresshold 5%.

Posisi non performing loan (NPL) pada triwulan berjalan tercatat sebesar 3,6% atau membaik dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 3,7%. Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan risiko kredit khususnya dari sisi loan at risk

(LaR) yang menunjukkan peningkatan.

21Data perbankan lokasi bank

Page 51: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 45

Grafik 4.14. Rasio Intermediasi dan Risiko Kredit

4.2. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

Penyaluran kredit kepada sektor UMKM tetap meningkat di tengah konsolidasi korporasi Sulawesi Selatan. Keberpihakan

perbankan terhadap sektor UMKM terus meningkat sejalan dengan upaya Bank Indonesia untuk mendorong penyaluran

kredit kepada sektor UMKM. Pertumbuhan kredit UMKM tercatat tumbuh sebesar 7,6% (yoy) di triwulan I 2019, lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,3% (yoy). Pertumbuhan khususnya terjadi pada

jenis kredit investasi dimana kredit investasi UMKM naik 6% (yoy) dari posisi triwulan sebelumnya yang mengalami

kontraksi sebesar -2,8% (yoy).

Berdasarkan sub segmennya, kredit skala kecil dan menengah merupakan kredit yang mengalami peningkatan signifikan.

Kredit usaha kecil tumbuh 4,5% (yoy) pada triwulan I 2019 dari sebelumnya yang tumbuh 2,3% (yoy). Adapun kredit usaha

skala menengah tumbuh 6,6% (yoy) pada triwulan laporan dari sebelumnya sebesar 2,2% (yoy). Peningkatan tersebut

menunjukkan kegiatan usaha di Sulawesi Selatan banyak diakselerasi oleh bisnis UMKM.

Sumber: LBU Bank Indonesia (Lokasi Bank), diolah Sumber: LBU Bank Indonesia (Lokasi Bank), diolah Grafik 4.15. Pertumbuhan Kredit UMKM Grafik 4.16. Perkembangan Sub Kredit UMKM

Dari sisi lapangan usahanya, kredit UMKM sektor perdagangan, industri, dan pengangkutan merupakan katalis.

Penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut tumbuh masing-masing sebesar 7%; 16%; dan 43%(yoy). Eskalasi pada ketiga

sektor tersebut sejalan dengan pertumbuhan dari sisi lapangan usaha yang menunjukkan pertumbuhan. Hanya sektor

pertambangan, listrik gas dan air, serta konstruksi yang mengalami penurunan penyaluran kredit. Penurunan kredit pada

ketiga sektor tersebut lebih disebabkan proyek yang sudah selesai sehingga terjadi pelunasan dan outstanding kreditnya

menjadi turun.

Page 52: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

46 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Tabel 4.1 Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi

Pertumbuhan kredit UMKM yang meningkat tetap diimbangi dengan risiko kredit yang tetap terjaga. Rasio NPL kredit

UMKM tetap berada di bawah ambang batas 5% walaupun sedikit mengalami peningkatan. NPL tercatat sebesar 4,1%

pada triwulan I 2019 atau sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada posisi 3,8%. Ke depan,

Bank Indonesia bersama pihak terkait akan terus mendorong perkembangan UMKM dengan tetap menjaga kualitas

kreditnya.

Grafik 4.16. Rasio NPL Kredit UMKM Grafik 4.17. Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit

Page 53: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 47

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 54: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 48

5. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG

RUPIAH

Bab 5 Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan

Pengelolaan Uang Rupiah

Nilai transaksi keuangan melalui RTGS pada triwulan I 2019

mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya aktivitas

ekonomi Sulsel di triwulan I 2019. Upaya peningkatan penggunaan

non tunai di Provinsi Sulsel dilakukan melalui implementasi program

elektronifikasi jalan tol, transaksi keuangan Pemerintah Daerah,

bantuan sosial dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Sementara itu jumlah uang yang diedarkan untuk memenuhi

kebutuhan permintaan masyarakat, tercatat net inflow sebesar

Rp4,03 triliun sesuai dengan peran Sulsel sebagai hub perdagangan

kawasan timur Indonesia.

Sementara untuk transaksi jual-beli valuta asing yang diawasi oleh

Bank Indonesia, pada triwulan I 2019 menunjukkan proporsi

penjualan valas lebih tinggi dibandingkan pembelian, dikarenakan

adanya peningkatan kebutuhan valas oleh aktivitas hedging yang

dilakukan perusahaan diawal tahun.

Page 55: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 49

5.1. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

5.1.1 Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)

Pada triwulan I 2019, nominal transaksi non tunai melalui layanan RTGS mengalami peningkatan mencapai dari Rp11,4 triliun pada triwulan IV 2018 menjadi Rp11,6 triliun dengan pertumbuhan yang meningkat secara signifikan yaitu, dari 13,5% (yoy) menjadi 73,2% (yoy). Meningkatnya transaksi RTGS secara nominal sejalan dengan meningkatnya transaksi berdasarkan volumenya tercatat sebesar 1,1% (yoy) atau sebanyak 5.542 transaksi. Meningkatnya transaksi RTGS tersebut diperkirakan sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi terutama pada sektor perdagangan, konsumsi RT dan industri. Kenaikan UMP dan persiapan HKBN juga mendorong perdagangan dalam level yang akseleratif.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.1. Perkembangan Transaksi RTGS

5.1.2 Perkembangan Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) Transaksi non tunai yang dilakukan melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Provinsi Sulsel mengalami

penurunan pada triwulan I 2019, baik nominal maupun jumlah warkat. Secara nilai, transaksi kliring terkontraksi sebesar

5,7% (yoy), lebih besar dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,2% (yoy). Dari sisi jumlah warkat, transaksi

kliring juga menyusut mencapai 13,9% atau sebanyak 246 ribu warkat, lebih sedikit dari triwulan IV 2018 yang mencapai

282 ribu warkat, atau tumbuh negatif 9,7% (yoy). Secara rata-rata harian, transaksi kliring hanya turun sedikit (3,7%, yoy)

dari rata-rata tahun 2018, yaitu sekitar Rp190 miliar. Penurunan ini merupakan siklus musiman di akhir tahun akibat

switching temporer bulanan ke transaksi tunai untuk penyelesaian transaksi, realisasi anggaran, pembayaran tunjangan

kinerja akhir tahun untuk instansi pemerintah dan perusahaan swasta, yang juga bertepatan dengan momen hari besar

keagamaan dan tahun baru.

Tabel 5.1. Perputaran Kliring Kredit (Transfer Dana)

Sumber: Bank Indonesia

Sebagai informasi, KPwBI Provinsi Sulsel memiliki wilayah kerja kliring debit yang mencakup 4 (empat) Koordinator

Pertukaran Warkat Debit (KPWD) yaitu di Kota Makassar, Parepare, Watampone, dan Palopo. Jumlah bank peserta yang

mengikuti kegiatan PWD di Makassar adalah 61 Bank, sedangkan untuk di ketiga wilayah lainnya adalah 12 Bank. Keempat

KPWD tersebut memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan pertukaran warkat debit di wilayahnya masing-masing. Rata-

rata harian jumlah warkat debit kliring selama triwulan I 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2. Perputaran Kliring Kredit (Transfer Dana)

Sumber: Bank Indonesia

-80%

-40%

0%

40%

80%

120%

160%

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Nominal (Rp Miliar) Volume (Transaksi) g. Nominal (yoy) g. Volume (yoy)

2019

I II III IV I II III IV I II III IV I

Total Perputaran Kliring

- Nominal (triliun rupiah) 18,23 19,31 15,60 16,46 14,88 11,36 12,85 13,30 12,45 11,79 12,88 13,01 11,74

- Lembar (ribuan) 346,87 360,79 327,99 353,25 328,45 278,64 300,06 311,77 285,58 269,21 287,29 281,52 246,03

Rata-rata Harian Total Perputaran Kliring

- Nominal (triliun rupiah) 0,30 0,31 0,26 0,26 0,24 0,21 0,20 0,21 0,20 0,21 0,21 0,20 0,19

- Lembar (ribuan) 5,69 5,73 5,47 5,61 5,30 5,26 4,76 5,03 4,61 4,81 4,63 4,40 4,03

URAIAN2016 2017 2018

Wilayah Kerja Penyelenggara KliringRata-rata Harian Jumlah Warkat

Debit Kliring Penyerahan

Rata-rata Harian Jumlah Warkat

Debit Kliring Pengembalian

Kota Makassar KPWBI Provinsi Sulsel 1.886 57

Kota Pare-pare PT. BNI KC Pare-pare 40 1

Kabupaten Watampone PT. Bank Mandiri KC Watampone 33 2

Kota Palopo PT. BRI KC Palopo 90 2

Page 56: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

50 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

5.1.3 Perkembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan Elektronifikasi

Sejalan dengan peningkatan transaksi RTGS, volume dan nilai transaksi pembayaran non tunai menggunakan kartu

ATM/D tercatat meningkat. Volume transaksi pembayaran non tunai menggunakan kartu ATM/D pada bulan Maret 2019

tercatat mencapai 14,7 juta transaksi, meningkat sebesar 8,1% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu,

nominal transaksi pembayaran non tunai menggunakan kartu ATM/D tercatat mencapai Rp16,2 triliun, meningkat sebesar

4,9% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya kepemilikan jumlah

kartu ATM/D pada bulan Maret 2019 yang mencapai 4.634.121 kartu, meningkat sebesar 1,4% (mtm) dibandingkan bulan

sebelumnya. Sebanyak 80,6% transaksi masih berupa tarik tunai dan transfer interbank, sementara transaksi belanja

(merchant dan online) masih sangat minim sejalan preferensi penggunaan tunai yang masih tinggi.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.2. Volume dan Nominal Transaksi ATM/D Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.3. Jumlah Kartu ATM/D

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.4. Pangsa Jenis Transaksi ATM/D Berdasarkan Nominal

Seiring dengan menurunnya kredit konsumsi dan meningkatnya tarif angkutan udara serta beragamnya alternatif

pembayaran non tunai, transaksi kartu kredit mengalami penurunan baik nominal maupun volume, sejalan dengan

turunnya jumlah kartu. Volume transaksi menggunakan kartu kredit pada triwulan I 2019 tercatat sebanyak 1,2 juta

transaksi, turun sebesar 4,8% (qtq) dari triwulan sebelumnya. Secara paralel, nominal transaksi kartu kredit turun sebesar

2,7% (qtq), atau tercatat sebesar Rp1,3 triliun. Penurunan ini juga dipengaruhi oleh menurunnya kepemilikan jumlah kartu

kredit sebesar 2,1% (qtq) dari triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut mendorong penurunan NPL kartu kredit menjadi 3,3%

dari triwulan IV 2018 sebesar 3,4%, mengindikasikan adanya perbaikan kualitas kredit masyarakat.

-

4.000.000

8.000.000

12.000.000

16.000.000

20.000.000

Jan-19 Feb-19 Mar-19

Vol Transaksi Nom Transaksi (Rp Juta)

4.542.576

4.569.715

4.634.121

4.450.000 4.500.000 4.550.000 4.600.000 4.650.000

Jan-19

Feb-19

Mar-19

40,6% 42,0% 40,3%

2,6% 1,6% 2,0%

39,6% 39,9% 40,3%

17,2% 16,4% 17,4%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Jan-19 Feb-19 Mar-19

Tunai Belanja Online Interbank Antarbank

Page 57: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 51

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.5. Volume dan Nominal Transaksi serta Jumlah Kartu Kredit Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.6. NPL Kartu Kredit

Perluasan jangkauan layanan keuangan pada masyarakat terus didorong melalui penyelenggaraan Layanan Keuangan

Digital (LKD). Berdasarkan rasio ketersediaan layanan keuangan dibandingkan jumlah penduduk produktif (usia 15 s.d. 64

tahun) di Provinsi Sulsel, rasio ketersediaan layanan keuangannya sedikit menurun menjadi 1 : 2.285 (satu mesin ATM dapat

melayani sejumlah 2.285 penduduk produktif) dari 1 : 2.232. Meskipun demikian, jumlah mesin ATM pada triwulan I 2019

meningkat 4,4% (yoy) mencapai 3.477 mesin. Apabila ditinjau dari jumlah agen LKD, terjadi peningkatan yang signifikan

sebesar 174,2% (yoy) apabila dibandingkan dengan triwulan tahun sebelumnya. Jumlah Agen LKD pada triwulan I 2019

mencapai 35.279 Agen LKD. Rasio ketersediaan layanan keuangannya menunjukkan perbaikan dari 1 : 582 (satu Agen LKD

dapat melayani sejumlah 582 penduduk produktif) pada triwulan I 2018 menjadi 1 : 225 pada triwulan I 2019. Hal ini

mengindikasikan peningkatan jumlah Agen LKD secara optimal dapat mengakomodir kebutuhan layanan non tunai

masyarakat. Aspek ini perlu menjadi perhatian bagi pemangku kebijakan dan industri keuangan agar dapat meningkatkan

jangkauan layanan keuangan bagi masyarakat, terutama yang berada di Provinsi Sulsel dengan topografi daerah yang

beragam mulai dari lereng hingga pegunungan. Dilihat dari nominal transaksinya, jumlah uang elektronik dan nominal

transaksi pada Agen LKD meningkat sangat signifikan masing-masing sebesar 1.514,9% (yoy) dan 493,7% (yoy) dibandingkan

pada triwulan sebelumnya.

Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.7. Jumlah Mesin ATM dan Rasionya Terhadap Jumlah

Penduduk Produktif

Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.8. Jumlah Agen LKD dan Rasionya Terhadap Jumlah Penduduk

Produktif

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.9. Jumlah Agen, Jumlah Uang Elektronik dan Nominal Transaksi Agen LKD

1.120.000

1.140.000

1.160.000

1.180.000

1.120.000

1.160.000

1.200.000

1.240.000

1.280.000

1.320.000

IV I

2018 2019

Nom Transaksi (Rp Juta) Vol Transaksi Jumlah Kartu Kredit (rhs)

3,4%

3,3%

3,2%

3,2%

3,3%

3,3%

3,4%

3,4%

3,5%

3,5%

IV I

2018 2019

2.200

2.220

2.240

2.260

2.280

2.300

3.250

3.300

3.350

3.400

3.450

3.500

I II III IV I

2018 2019

Jumlah Mesin ATM

Rasio Mesin ATM thd Jumlah Penduduk Produktif (rhs)

2.200

2.220

2.240

2.260

2.280

2.300

3.250

3.300

3.350

3.400

3.450

3.500

I II III IV I

2018 2019

Jumlah Mesin ATM

Rasio Mesin ATM thd Jumlah Penduduk Produktif (rhs)

(20)

-

20

40

60

80

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

-

100

200

300

400

500

Billio

ns

Th

ou

san

ds

Jumlah Agen Jumlah Uang Elektronik Nom Transaksi (rhs)Ribu

Page 58: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

52 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Berbagai upaya terus dilakukan Bank Indonesia guna mendorong transaksi non tunai sehingga meningkatkan inklusivitas

keuangan, dan terciptanya less cash society. Selain infrastruktur penunjang elektronifikasi yang sebarannya belum merata,

tantangan utama dalam implementasi elektronifikasi di tingkat daerah adalah mengubah mindset masyarakat untuk

terbiasa bertransaksi non tunai. Koordinasi dan sinergi Bank Indonesia dengan stakeholder terkait di Provinsi Sulsel terus

dilakukan guna mendorong penggunaan transaksi non tunai di sektor-sektor baru maupun perluasan di sektor yang sudah

implementasi elektronifikasi. Berbagai upaya peningkatan penggunaan non tunai tersebut tetap dilakukan melalui antara

lain implementasi program elektronifikasi jalan tol, transaksi keuangan Pemerintah Daerah, bantuan sosial dan Bantuan

Operasional Sekolah (BOS).

Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Makassar resmi terapkan 100% pembayaran Uang Elektronik (UNIK) sejak November 2018.

Guna meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna jalan tol, koordinasi dan sinergi Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulsel dengan BUJT, Perbankan dan merchant (Indomaret, Alfamidi dan Alfamart) difokuskan pada

peningkatan ketersediaan fasilitas layanan top up di merchant. Survei Bank Indonesia pada Februari 2019 menunjukan

bahwa 100% dari 120 merchant yang berlokasi di sekitar jalan tol tersebut telah menyediakan layanan top up. Namun

demikian, kelancaran top up masih terkendala oleh kartu akses yang terblokir (41%), EDC yang bermasalah (29%), EDC tidak

online (13%) dan kendala teknis lainnya seperti pengetahuan SDM kasir yang belum optimal. Rapat koordinasi terkait

monitoring dan evaluasi secara berkala telah dilakukan dalam rangka meningkatkan layanan bagi masyarakat. Pemanfaatan

Agen LKD juga menjadi komplementer penyedia layanan top up.

Peningkatan elektronifikasi serta keuangan inklusif di Provinsi Sulsel juga didukung oleh implementasi bantuan sosial

non tunai. Pada triwulan I 2019, progres implementasi bantuan sosial non tunai di Sulsel yang terdiri dari Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) masing-masing tercatat sebesar 85,4% untuk penyerapannya dan

100% untuk penyalurannya. Penyerapan BPNT (penarikan laporan bulan April 2019) pada triwulan I 2019 tercatat sebanyak

196.745 KPM dengan nilai sebesar Rp21,6 miliar di 11 kabupaten/kota. Penyerapan yang mencapai 85,4% tersebut lebih

tinggi dibandingkan penyerapan secara nasional yaitu, 80,5%. Perluasan penyaluran BPNT ke 13 kabupaten/kota sisanya

akan dilakukan pada bulan Juni, Agustus dan Oktober 2019.

Pada triwulan I 2019, penyaluran PKH di Provinsi Sulsel telah mencapai 100% KPM di seluruh kabupaten/kota22.

Mengingat penyerapan PKH tidak dapat diukur dari realisasi penggunaan saldo rekening tabungan kartu Combo karena

telah tercampur dengan dana yang ada di rekening KPM yang berasal dari sumber lain, progres implementasi bantuan sosial

non tunai PKH diukur berdasarkan penyalurannya. Belanja bansos pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

yang terpantau melalui Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) online menunjukan pencairan dana bantuan PKH mencapai

298.038 KPM, atau setara Rp408,6 miliar, meningkat sebesar 166,8% (yoy) dibandingkan dengan triwulan I 2018. Hal ini

sejalan dengan adanya kebijakan baru yang menyatakan bahwa mulai tahun 2019 penyaluran bansos PKH bersifat non-flat

di berdasarkan kondisi masing-masing KPM. Beberapa tantangan dalam perluasan bansos non tunai antara lain adalah

verivali data KPM yang belum real time, sehingga terdapat lag dalam penggunaan data KPM tersebut saat penyalurannya;

banyaknya daerah blank spot sehingga menghambat pencairan dana PKH dan BPNT; dan sebaran ATM serta Agen Bank

yang sangat minim dibandingkan wilayah lainnya secara nasional. Dengan demikian, dibutuhkan inovasi dalam mengatasi

kendala tersebut salah satunya adalah pemanfaatan teknologi V-SAT dan EDC Offline untuk daerah blank spot serta

pembaharuan aplikasi e-PKH untuk update data KPM secara real time.

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

22 Terdapat 24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulsel

98%

99%

100%

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

I II III IV I

2018 2019

Juta

Nominal Penyaluran (SP2D) Nominal Penyaluran % Penyaluran

75,00%

80,00%

85,00%

90,00%

95,00%

100,00%

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

I II III IV I

2018 2019

Juta

Nominal Penyaluran Nominal Penyerapan % Penyerapan thd Penyaluran

Page 59: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 53

Grafik 5.10. Penyaluran Bantuan Sosial PKH Grafik 5.11. Penyerapan Bantuan Sosial BPNT

Bank Indonesia Sulsel juga mendorong elektronifikasi di sektor pendidikan melalui program Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) non tunai. Perluasan penggunaan dana BOS non tunai sejalan dengan keberhasilan pelaksanaan pilot project

penggunaan dana BOS secara non tunai dan selesainya proses perizinan aplikasi BOS non tunai Bank Sulselbar pada Januari

201923. Selanjutnya, perluasan akan dilakukan sampai dengan sekolah tingkat SMA/K di seluruh kabupaten/kota yang

implementasinya menunggu Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Dinas Pendidikan

Provinsi Sulsel. Tingkat penyerapan (belanja dana BOS secara non tunai) sekolah terhadap jumlah penyalurannya pada

triwulan I 2019 mengalami perbaikan mencapai 40,1% dari triwulan IV 2018 yang hanya mencapai 25,5%. Beberapa jenis

transaksi pembayaran yang masih dilakukan secara tunai adalah pembayaran honor insidentil kepada mitra yang tidak

memiliki rekening bank, sedangkan pembayaran honor, pembelian alat tulis sekolah, tagihan koran serta tagihan lainnya

sudah dilakukan secara non tunai.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.12. Penyaluran dan Penyerapan Dana BOS Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.13. % Penyerapan Terhadap Penyaluran Dana BOS

Pengembangan dan perluasan elektronifikasi di Provinsi Sulsel juga dilakukan dalam pengelolaan keuangan Pemerintah

Daerah dalam rangka menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan, serta guna meningkatkan pendapatan

daerah secara optimal. Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia Provinsi Sulsel terus melakukan koordinasi dan fasilitasi

antara Pemerintah Daerah dan Bank Sulselbar selaku bank pemegang kas daerah. Pada Februari 2019, telah dilakukan

integrasi sistem keuangan Pemerintah Provinsi Sulsel24 dengan Cash Management System (CMS) Bank Sulselbar yang

berbasis internet. Dengan demikian, OPD di lingkup Pemprov Sulsel akan terintegrasi dengan Bank Sulselbar melalui aplikasi

Transaksi Non Tunai (TNT) atau Electronic Surat Perintah Bayar (e-SPB). Dengan aplikasi tersebut, monitoring penggunaan

dana menjadi lebih mudah, bahkan dapat dilakukan melalui ponsel. Selain itu, hingga Maret 2019, Badan Pendapatan

Daerah Kota Makassar telah memasang 63 (enam puluh tiga) tapping box dalam rangka mendukung peningkatan

penerimaan pajak daerah, khususnya pajak hotel, hiburan dan restoran. Sementara itu, Kota Makassar juga telah

mengimplementasikan E-Parking melalui penggunaan mesin Terminal Parkir Elektronik (TPE) yang per Maret 2019 telah

dipasang pada 25 (dua puluh lima) titik pada 3 (tiga) ruas jalan. Hadirnya layanan pembayaran parkir elektronik di Kota

Makassar merupakan yang pertama di Wilayah Sulampua, yang diharapkan mampu menghadirkan kemudahan dan

kepraktisan transaksi non tunai bagi masyarakat dan pengelola parkir. Selain itu, keberhasilan elektronifikasi di Kota

Makassar juga diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi kabupaten/kota lain di wilayah Sulampua.

-

400

800

1.200

1.600

2.000

IV I II III IV I

2017 2018 2019

Juta

Penyaluran Penyerapan

45%

54%

37%35%

26%

40%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

IV I II III IV I

2017 2018 2019

Page 60: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

54 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

5.2 Pengelolaan Uang Rupiah: Perkembangan Aliran Uang Kartal24

Aliran uang kartal di Sulsel tetap menunjukkan net inflow, sejalan dengan pola historisnya. Pada triwulan I 2019, aliran

uang masuk (inflow) tercatat sebesar Rp6,49 triliun, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar Rp4,97 triliun atau naik

sebesar 11,75% (yoy) (Grafik 5.3). Adapun aliran uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia mengalami penurunan dari

Rp4,81 triliun menjadi Rp2,45 triliun pada triwulan I 2019, meskipun secara tahunan meningkat sebesar 12,25% (yoy)(Grafik

5.4). Dengan demikian, net inflow pada triwulan I 2019 tercatat sebesar Rp4,03 triliun lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang hanya sebesar Rp150 miliar (Grafik 5.5). Kondisi net inflow tersebut diperkirakan terjadi karena Sulsel

merupakan hub perdagangan di kawasan timur Indonesia, sehingga uang kartal dari daerah sekitar cenderung masuk ke

Sulsel.

Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.14. Aliran Uang Kartal Inflow

Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.15. Aliran Uang Kartal Outflow

Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.16. Selisih Inflow dan Outflow

24 Termasuk data distribusi uang kartal melalui layanan kas titipan.Terdapat 4 (empat) kas titipan BI di Sulawesi Selatan yaitu di Kabupaten Bulukumba

dengan plafon sebesar Rp150 miliar per hari, Kota Parepare dengan plafon sebesar Rp 200 miliar per hari, Kota Palopo dengan plafon sebesar Rp200 miliar per hari dan Kabupaten Bone dengan plafon sebesar Rp150 miliar per hari.

Rp Triliun %, yoy

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

70

0

1

2

3

4

5

6

7

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

Inflow Growth = sisi kanan %, yoyRp Triliun

(40)

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

70

0

1

2

3

4

5

6

7

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

Outflow Growth = sisi kanan

Rp Triliun

Net Outflow

Net Inflow

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

Page 61: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 55

5.3. Perkembangan Transaksi Jual-Beli Valuta Asing (Valas)

Provinsi Sulsel menjadi pemasok valas pada triwulan I 2019, meskipun jumlahnya relatif terbatas. Berdasarkan pantauan

Bank Indonesia terhadap aktivitas pedagang valas, penjualan valas pada triwulan I 2019 di Sulsel mencapai Rp724,77 miliar,

sedikit lebih tinggi dibandingkan pembelian valas Rp711,31 miliar. Namun demikian, baik transaksi penjualan maupun

pembelian valas mengalami penurunan, dengan persentase penurunan berturut-turut sebesar 12,18% (yoy) dan 7,41%

(yoy). Transaksi pembelian valuta asing biasanya terkait aktivitas hedging yang dilakukan oleh perusahaan diawal tahun

atau aktivitas wisata ke luar negeri oleh masyarakat. Sementara itu, penjualan valuta asing terkait aktivitas ekspor dan

investasi di Sulsel, termasuk wisatawan asing yang membutuhkan dana rupiah dalam kegiatannya.

Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.17. Transaksi Pembelian Valas Grafik 5.18. Transaksi Penjualan Valas

Dari sisi jenis mata uang, sebagaimana gambaran secara nasional, perdagangan valas masih didominasi oleh mata uang

US Dollar, disusul Singapura Dollar, China Yuan, Ringgit, Riyal, dan Euro. Pada triwulan I 2019, penjualan USD dan SGD

masih mendominasi dengan share masing-masing 31,26% dan 30,20%. Demikian pula halnya untuk transaksi pembelian,

USD dan SGD juga mencatat porsi tertinggi masing-masing sebesar 32,76% dan 29,18%.

Page 62: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

56 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Boks 5.A Implementasi Transaksi Non Tunai di Lingkup Transaksi Keuangan Pemerintah

Daerah Provinsi Sulsel Terus Meluas ke Berbagai Sektor

Ditinjau dari sistem pengelolaan keuangan daerahnya, seluruh Pemda di Provinsi Sulsel telah menerapkan sistem

keuangan yang berbasis elektronik sesuai dengan PP No. 12 Tahun 2019 Pasal 222 (1). 48% Pemda (12 Pemda)

menerapkan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang dikembangkan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) sebagai sistem keuangannya, 16% Pemda (4 Pemda) menerapkan Sistem Informasi Manajemen

Anggaran dan Akuntansi Keuangan Daerah (SIMAKDA) yang dikembangkan Murfa Surya Mahardika Group (MSM Group),

12% Pemda (3 Pemda) menerapkan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang dikembangkan

Kemendagri, sisanya menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dikembangkan masing-masing Pemda. 84% Pemda

(21 Pemda) telah memiliki regulasi terkait implementasi

transaksi non tunai. 68% Pemda (17 Pemda) telah menerapkan

SP2D online untuk penggunaan dana yang bersumber dari

RKUD/APBD. SP2D online ini merupakan sebuah sistem berupa

CMS, namun belum berbasis internet. Di samping itu, 96%

Pemda (24 Pemda) telah menerapkan Aplikasi TNT (e-SPB)

untuk penggunaan dana yang sudah bersumber langsung dari

masing-masing SKPD. E-SPB ini merupakan sebuah sistem

berupa CMS yang sudah berbasis internet, sehingga

monitoring penggunaan dana dapat dilakukan lebih fleksibel

melalui ponsel. Payroll untuk seluruh ASN telah dilakukan

secara non tunai melalui Teller maupun CMS dengan basic

feature (SP2D online).

Ditinjau dari komponen APBDnya, seluruh Pemda di Provinsi Sulsel telah melakukan 100% proses penerimaan maupun

belanjanya secara non tunai lebih tinggi dibandingkan dengan progres elektronifikasi secara nasional. Meski demikian,

masih terdapat beberapa transaksi pemerintah yang dikecualikan dari transaksi non tunai seperti uang perjalanan dinas

Pimpinan Daerah termasuk anggota DPRD, uang persediaan untuk suku cadang/servis kendaraan dinas, pembayaran

biaya kontribusi yang menggunakan mata uang asing serta transaksi-transaksi lainnya dengan batasan transaksi tertentu

seperti honor pihak ketiga sampai dengan Rp5 juta atau Rp10 juta sesuai dengan Peraturan Daerah masing-masing

Pemda.

Sumber: Laporan Pemerintah Daerah, diolah

Grafik 5.A.2 Progres Elektronifikasi Pajak Daerah Sulsel vs Nasional Sumber: Laporan Pemerintah Daerah, diolah

Grafik 5.A.3 Progres Elektronifikasi Retribusi Daerah Sulsel vs

Nasional

65%

85%

53%

53%

53%

53%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

PBB

PKB

Pajak Hotel

Pajak Restoran

Pajak Hiburan

Pajak Reklame

Sulsel Nasional

44%

41%

32%

32%

38%

32%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pelayanan Pasar

Pelayanan Parkir

Terminal

Tempat Rekreasi

Izin Mendirikan Bangunan

Izin Gangguan

Sulsel Nasional

16%

48%

12%

24%

SIMAKDA SIMDA SIPKD Lainnya

Sumber: Laporan Pemerintah Daerah, diolah Grafik 5.A.1 Penerapan Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah

Page 63: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 57

Sumber: Laporan Pemerintah Daerah, diolah

Grafik 5.A.4 Progres Elektronifikasi Belanja Langsung Sulsel vs

Nasional

Sumber: Laporan Pemerintah Daerah, diolah Grafik 5.A.5 Progres Elektronifikasi Belanja Tidak Langsung Sulsel vs

Nasional

Secara umum, transaksi penerimaan dan pengeluaran Pemda masih didominasi menggunakan Teller dengan pangsa

masing-masing sebesar 82% dan 34%. Hal ini sejalan dengan kendala infrastruktur pendukung (baik jaringan dan sebaran

ATM) dan minimnya pemahaman masyarakat terkait penggunaan non tunai. Apabila ditinjau dari status buku Bank

pemegang kas daerahnya, Bank Sulselbar telah menyandang status buku II, dimana berdasarkan Surat Edaran OJK

No.27/SEOJK.03/2016, perolehan perizinan untuk kanal-kanal pembayaran tidak menjadi hambatan untuk implementasi

elektronifikasi (kecuali untuk uang elektronik dapat dilakukan co-branding dengan Bank lain). Bank Sulselbar sendiri telah

memperoleh izin untuk internet banking, SMS banking, mobile banking, phone banking serta uang elektronik dengan

menggandeng Bank Mandiri sebagai partner untuk co-brandingnya. Dengan demikian, tantangan kedepan adalah lebih

kepada peningkatan pemahaman masyarakat terkait penggunaan kanal-kanal pembayaran tersebut serta perluasan

sebaran penyediaan kanal pembayaran melalui kerjasama yang masif dengan merchant-merchant.

Sumber: Laporan Pemerintah Daerah, diolah

Grafik 5.A.6 Penggunaan Kanal Pembayaran Pada Transaksi Penerimaan Pemerintah

Sumber: Laporan Pemerintah Daerah, diolah Grafik 5.A.7 Penggunaan Kanal Pembayaran Pada Transaksi Belanja

Pemerintah

Tabel 5.A.1 Perizinan Produk Perbankan Berdasarkan Status Buku Bank

91%

91%

94%

100%

100%

100%

85% 90% 95% 100%

Belanja Modal

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Pegawai

Sulsel Nasional

94%

85%

88%

85%

100%

100%

100%

100%

70% 80% 90% 100%

Belanja Pegawai

Belanja Subsidi

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Keuangan

Sulsel Nasional

82%

6%

3%

0%

2%

5%

2%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Teller

ATM

EDC

CMS

Internet Banking

Mobile Banking

SMS Banking

34%

0%

0%

33%

32%

0%

0%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Teller

ATM

EDC

CMS

Internet Banking

Mobile Banking

SMS Banking

Page 64: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

58 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sumber: OJK, diolah

Keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan lain dalam penerapan elektronifikasi tersebut, mengingat Provinsi

Suslel memiliki topografi daerah yang bermacam-macam mulai dari lereng, dataran dan lembah sehingga penerimaan

sinyal kuat menjadi terbatas, begitu juga dengan sebaran infrastruktur ATM dan Kantor Cabangnya. Masih terdapat

38% desa/kota yang belum menerima sinyal atau menerima sinyal yang lemah di Provinsi Sulsel (BPS, 2014). Di samping

itu, sebaran jaringan kantor bank, ATM dan Agen Bank masih minim di Provinsi Sulsel, yaitu masing-masing 20 Kantor

Cabang, 72 ATM dan 237 Agen Bank per 1.000km2 sehingga mempengaruhi kemajuan elektronifikasi transaksi di Pemda.

Gambar 5.A.2 Sebaran Akses Keuangan dan Infrastruktur

Sumber: Bank Indonesia

Inovasi dan perluasan elektronifikasi transaksi pemerintah terus dilakukan guna mewujudkan pemerintahan yang

transparan, memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakatnya serta meningkatkan PAD. Baru-baru saja Kota

Makassar melakukan pemasangan alat tapping box. Hingga bulan Maret 2019, Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar

telah memasang 63 (enam puluh tiga) alat tapping box dalam rangka mendukung peningkatan penerimaan pajak daerah,

khususnya pajak hotel, hiburan dan restoran. Di samping itu, Makassar telah implementasi integrasi sistem informasi

terintegrasi yaitu e-Planning dan e-Budgeting dalam rangka mendukung e-Government mulai November 2018 sebagai

SULSEL

Page 65: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 59

upaya mencapai smart auditing untuk perencanaan, penganggaran dan pemantauan realisasi APBD. Selain itu, E-Parking

juga telah diimplementasikan di Kota Makassar per bulan Maret 2019 menggunakan mesin Terminal Parkir Elektronik

(TPE) yang di pasang pada 25 (dua puluh lima) titik pada 3 (tiga) ruas jalan. Hadirnya layanan pembayaran parkir

elektronik menggunakan uang elektronik BRI dan Bank Mandiri di wilayah Kota Makassar merupakan yang pertama di

Wilayah Sulampua, yang diharapkan mampu menghadirkan kemudahan dan kepraktisan transaksi non tunai bagi

masyarakat dan pengelola parkir.

Gambar 5.A.3 Launching Implementasi E-Parking Kota Makassar

Page 66: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 60

6. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Bab 6

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulsel mencapai 5,42%

per Februari 2019, lebih tinggi dibandingkan Februari 2018

sebesar 5,39%.

Jumlah penduduk miskin di Sulsel hingga September 2018

meningkat apabila dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya, baik penduduk miskin di wilayah

perkotaan maupun pedesaan. Disisi lain, ketimpangan Sulsel

pada September 2018 membaik, dengan gini ratio sebesar

0,388 dibandingkan posisi September 2017 sebesar 0,429.

Tingkat kesejahteraan petani tetap baik, tercermin dari Nilai Tukar Petani

(NTP) pada triwulan I 2019 tetap berada diatas batas optimis (100).

Page 67: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 61

6.1. Tenaga Kerja

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulsel

mencapai 5,42% per Februari 201928 meningkat

dibandingkan Februari 2018 sebesar 5,39%. Secara

nominal jumlah pengangguran terbuka Sulsel naik dari

224,88 ribu orang per Februari 2018 menjadi 225,28

ribu orang per Februari 2019 atau mengalami

peningkatan sebesar 0,18% (yoy). Peningkatan

pengangguran mengindikasikan perlambatan

ekonomi pada triwulan I 2019 yang berdampak

terhadap penyerapan tenaga kerja. Disisi lain, jumlah

angkatan kerja juga mengalami penurunan sebesar

14.343 orang atau turun sebesar -0,34% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah BI

Sektor pertanian masih menjadi sektor penyerap tenaga kerja terbesar pada periode Februari 2019. Sektor pertanian

menyerap 38,47% dari total tenaga kerja 3,94 juta orang. Angka ini turun -0,37% (yoy) dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Penurunan tenaga kerja sektor pertanian disebabkan adanya pengaruh penerapan mekanisme alat-alat

pertanian modern combine harvester (alat panen gabah) sehingga pekerja buruh musim panen diawal tahun 2019

berkurang. Sementara itu, lapangan usaha perdagangan, industri pengolahan dan konstruksi mengalami kenaikan jumlah

tenaga kerja, berturut-turut sebesar 13,39%, 4,36% dan 2,21% (yoy) (Tabel 6.2).

Tabel 6.2. Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah BI

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sulsel tercatat menurun, seiring dengan penurunan jumlah angkatan kerja.

TPAK turun dari 66,36% pada Februari 2018 menjadi 65,29% pada Februari 2019. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2019

mencapai 4,16 juta orang, lebih rendah dari periode Februari 2018 sejumlah 4,17 juta orang. Secara sektoral, penurunan

TPAK diperkirakan terjadi karena penurunan angkatan kerja di sektor pertanian yang memiliki pangsa penyerapan tenaga

kerja terbesar. Kondisi demikian, dikonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen Bank Indonesia untuk ketersediaan lapangan

kerja yang menunjukkan hasil serupa (Grafik 6.2).

28 BPS mengeluarkan perhitungan tenaga kerja 2 kali dalam setahun, yaitu Februari (yang rilis pada bulan Mei) dan Agustus (yang rilis pada November)

KEGIATAN UTAMAFebruari

2018

Agustus

2018

Februari

2019

Angkatan Kerja 4.174.181 3.988.029 4.159.838

a. Bekerja 3.949.296 3.774.924 3.934.557

b. Menganggur 224.885 213.105 225.281

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 66,36% 63,02% 65,29%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,39% 5,34% 5,42%

Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa Growth

(yoy)

A Pertanian 1,544,614 40.63% 1,391,639 38.67% 1,617,680 40.96% 1,426,501 37.79% 1,513,552 38.47% -6.44%

B Pertambangan 41,840 1.10% 28,447 0.79% 41,647 1.05% 24,283 0.64% 26,162 0.66% -37.18%

C Industri Pengolahan 279,668 7.36% 279,246 7.76% 304,224 7.70% 341,716 9.05% 317,478 8.07% 4.36%

D Pengadaan Listrik dan Gas 12,378 0.33% 11,292 0.31% 22,990 0.58% 9,217 0.24% 12,597 0.32% -45.21%

E Pengadaan Air 10,916 0.29% 7,136 0.20% 9,544 0.24% 9,586 0.25% 11,942 0.30% 25.13%

F Konstruksi 245,679 6.46% 232,673 6.47% 236,673 5.99% 254,738 6.75% 241,897 6.15% 2.21%

G Perdagangan Besar dan Eceran 666,962 17.55% 674,127 18.73% 652,232 16.52% 720,352 19.08% 739,575 18.80% 13.39%

H Transportasi dan Pergudangan 150,205 3.95% 156,112 4.34% 136,237 3.45% 156,019 4.13% 135,578 3.45% -0.48%

I Penyediaan Akomodasi 137,489 3.62% 118,521 3.29% 154,251 3.91% 134,126 3.55% 142,047 3.61% -7.91%

J Informasi dan Komunikasi 20,029 0.53% 21,546 0.60% 15,245 0.39% 20,069 0.53% 26,473 0.67% 73.65%

K Jasa Keuangan dan Asuransi 44,737 1.18% 35,924 1.00% 41,745 1.06% 47,853 1.27% 51,241 1.30% 22.75%

L Real Estat 890 0.02% 5,079 0.14% 801 0.02% 8,594 0.23% 2,367 0.06% 195.51%

M,N Jasa Perusahaan 19,482 0.51% 31,577 0.88% 28,630 0.72% 35,023 0.93% 51,544 1.31% 80.03%

O Administrasi Pemerintahan 239,782 6.31% 206,819 5.75% 262,878 6.66% 207,003 5.48% 257,238 6.54% -2.15%

P Jasa Pendidikan 246,833 6.49% 228,271 6.34% 253,103 6.41% 207,913 5.51% 233,565 5.94% -7.72%

Q Jasa Kesehatan 68,997 1.82% 74,101 2.06% 76,317 1.93% 68,630 1.82% 70,185 1.78% -8.03%

R,S,T,U Jasa Lainnya 70,906.00 1.87% 96,153 2.67% 95,099 2.41% 103,301 2.74% 101,116 2.57% 6.33%

Total 3,801,407 100% 3,598,663 100% 3,949,296 100% 3,774,924 100% 3,934,557 100% -0.37%

Agustus 2018 Februari 2019Februari 2018Februari 2017 Agustus 2017

Lapangan Pekerjaan Utama

Page 68: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

62 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sumber : BPS, diolah BI Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 6.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Grafik 6.2. Indeks Penghasilan Saat ini dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

6.2. Penduduk Miskin29 Berdasarkan data September 201830, jumlah penduduk miskin di Sulsel turun dibandingkan September 2017. Jumlah

penduduk miskin pada September 2018 mencapai 779,6 ribu orang atau 8,87% dari total penduduk Sulsel, membaik

dibandingkan kondisi September 2017 yang berjumlah 826 ribu orang (9,48%). Penurunan jumlah penduduk miskin

signifikan terjadi di daerah pedesaan, sejalan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) yang membaik pada September 2018 karena

meningkatnya penerimaan petani, dimana sebagian besar penduduk perdesaan memiliki pekerjaan di sektor pertanian.

Dilihat dari pangsanya, jumlah penduduk miskin di pedesaan mencapai 78,36% dari total penduduk miskin Sulsel,

sedangkan selebihnya 21,64% berada di perkotaan.

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah BI Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah BI

Grafik 6.3. Jumlah Penduduk Miskin Sulsel Grafik 6.4. Persentase Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Menurut Provinsi September 2018

Secara spasial, persentase jumlah penduduk miskin di Sulsel pada September 2018 relatif cukup rendah dibandingkan

provinsi lain se-Sulawesi. Jumlah penduduk miskin Sulsel berada pada urutan kedua terendah (8,87%) setelah Sulawesi

Utara (7,90%) (Grafik 6.3). Sedangkan persentase jumlah penduduk miskin tertinggi untuk wilayah Sulawesi tercatat 15,83%

terdapat di Provinsi Gorontalo.

29 BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. BPS mengeluarkan perhitungan kemiskinan 2 kali dalam setahun, yaitu Maret (yang rilis pada bulan September) dan September (yang rilis pada Januari).

30 BPS mengeluarkan perhitungan kemiskinan 2 kali dalam setahun, yaitu Maret (yang rilis pada bulan Juli) dan September (yang rilis pada Januari).

Page 69: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 63

6.3. Rasio Gini31

Ketimpangan di Provinsi Sulsel mengalami penurunan. Nilai gini ratio Sulsel pada September 2018 sebesar 0,388 membaik

dibandingkan September 2017 yang mencapai 0,429, sejalan dengan peningkatan jumlah nominal Dana Desa yang

disalurkan, yang selanjutnya melibatkan program padat karya di 21 kabupaten. Secara tren selama 3 tahun terakhir, angka

gini ratio Sulsel cenderung menurun. Jika dibandingkan provinsi lain di Sulawesi, nilai gini ratio Sulsel pada posisi September

2018 tersebut berada pada peringkat keempat terendah di Sulawesi. Penurunan ketimpangan tersebut sejalan dengan

penurunan jumlah penduduk miskin di desa dan tren kenaikan nilai tukar petani.

Tabel 6.3. Nilai Gini Ratio di Pulau Sulawesi

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah BI

6.4. Nilai Tukar Petani32

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan I 2019 masih berada diatas batas optimis 100. Rata-rata NTP Sulsel pada triwulan

I 2019 sebesar 103,04, lebih tinggi dibandingkan NTP pada triwulan sebelumnya 102,98 (Grafik 6.4) dan secara tahunan

mengalami peningkatan 1,70% (yoy). Rata-rata indeks yang diterima petani mengalami peningkatan dari 137,29 pada

triwulan IV 2018 menjadi 137,93 pada triwulan I 2019 (Grafik 6.6). Disisi lain, rata-rata Indeks yang dibayar petani pada

triwulan I 2019 juga mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebesar 133,33 menjadi 133,86 (Grafik 6.5).

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah BI

Grafik 6.4. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani

Pertumbuhan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulsel pada triwulan I 2019 tumbuh cukup menggembirakan. Hal ini tercermin dari

NTP triwulan I 2019 yang meningkat 102.98 atau sebesar 1,70% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 1,64%

(yoy). Tingkat kesejahteraan petani yang tetap baik, tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) selama triwulan I 2019 selalu

berada diatas batas optimis (100). Untuk terus mendorong kesejahteraan petani, perlu dilakukan upaya berkelanjutan,

seperti memperbaiki infrastruktur jalan dan jembatan ke pedesaan agar barang-barang yang diperlukan lebih mudah

didistribusikan kepada masyarakat.

31 Angka koefisien gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien gini terletak antara 0 (nol)

dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmeraaan sempurna. 32 NTP merupakan keseimbangan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan yang dibayar petani (Ib), angka di atas 100 mengindikasikan bahwa kegiatan produksi petani (hulu atau on farm), menghasilkan gabah misalnya, masih menguntungkan. NTP dapat dianggap sebagai early warning system untuk mengantisipasi dari kondisi tidak ada lagi orang yang mau berusaha sebagai petani ketika NTP terus berada di bawah 100 karena usaha di sektor pertanian (on farm) tidak lagi menguntungkan.

Mar-15 Sept-15 Mar-16 Sept-16 Mar-17 Sept-17 Mar-18 Sept-18

Sulawesi Selatan 0.424 0.404 0.426 0.400 0.407 0.429 0.397 0.388

Gorontalo 0.420 0.401 0.419 0.410 0.430 0.405 0.403 0.417

Sulawesi Tenggara 0.399 0.381 0.402 0.388 0.394 0.404 0.409 0.392

Sulawesi Utara 0.368 0.366 0.386 0.379 0.396 0.394 0.394 0.372

Sulawesi Tengah 0.374 0.37 0.362 0.347 0.355 0.345 0.346 0.317

Sulawesi Barat 0.363 0.362 0.364 0.371 0.354 0.339 0.370 0.366

Indonesia 0.408 0.402 0.397 0.394 0.393 0.391 0.389 0.384

2018Provinsi

2015 2016 2017

Page 70: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

64 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 6.5. Perkembangan Rata-rata Indeks yang Dibayar Petani Grafik 6.6. Perkembangan Rata-rata Indeks yang Diterima Petani

Page 71: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 65

7. PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Bab 7 Prospek Perekonomian Daerah

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2019 diperkirakan berada pada

kisaran 6,6 – 7,0% (yoy). Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi triwulan

III 2019 diperkirakan bergerak lebih rendah dari capaian pertumbuhan

ekonomi triwulan sebelumnya. Hal ini didasari pada beberapa faktor

seasonal (musiman) seperti hilangnya faktor pendorong HBKN pada

konsumsi RT serta pergeseran pencairan gaji ke 13 dari bulan Juli ke bulan

Juni. Pergeseran pencairan gaji ke 13 membuat sektor fiskal diperkirakan

mengalami pergeseran pertumbuhan ke triwulan II 2019. Di sisi lain, faktor

pendorong ekonomi pada triwulan III diperkirakan masih berasal dari

alokasi belanja rumah tangga pada sektor pendidikan menjelang tahun

ajaran baru dan masih kuatnya investasi. Selain itu, kegiatan ekspor impor

diperkirakan masih akan cenderung stabil seperti perkiraan pada triwulan II

2019.

Inflasi di triwulan III 2019 dan keseluruhan tahun 2019 diperkirakan masih

dalam rentang target inflasi nasional walau terdapat beberapa potensi

tekanan inflasi. Tekanan inflasi pada triwulan III 2019 diperkirakan mulai

mereda sejalan dengan berakhirnya HBKN. Faktor lainnya adalah

hilangnya base effect dari kenaikan tarif angkutan udara serta dampak

penurunan batas atas transporasi udara. Di sisi lain, tekanan inflasi inti juga

diperkirakan relatif stabil dengan kecenderungan kenaikan didorong oleh

biaya sekolah dan seragam sekolah. Hal ini sejalan dengan tarikan

permintaan di tahun ajaran baru.

Page 72: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 7PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

66 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan diperkirakan bergerak pada rentang 6,8 – 7,2% (yoy) dengan kecenderungan

mendekati batas bawah. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2019 diperkirakan bergerak lebih rendah

dari capaian pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya. Hal ini didasari pada beberapa faktor seasonal (musiman) seperti

hilangnya faktor pendorong HBKN pada konsumsi RT serta pergeseran pencairan gaji ke 13 dari bulan Juli ke bulan Juni.

Pergeseran pencairan gaji ke 13 membuat sektor fiskal diperkirakan mengalami pergeseran pertumbuhan ke triwulan II

2019. Di sisi lain, faktor pendorong ekonomi pada triwulan III diperkirakan masih berasal dari alokasi belanja rumah tangga

pada sektor pendidikan menjelang tahun ajaran baru dan masih kuatnya investasi. Selain itu, kegiatan ekspor impor

diperkirakan masih akan cenderung stabil seperti perkiraan pada triwulan II 2019.

Sumber: BPS,diolah. Ket.: Proyeksi oleh BI

Grafik 7.1. Perkembangan PDRB Sulsel dan Proyeksinya

Path pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tahun 2019 diperkirakan berada pada rentang 7,0 – 7,4% (yoy) sejalan

dengan konsolidasi keuangan korporasi. Konsolidasi keuangan korporasi didefinisikan sebagai langkah pengurangan

penggunaan utang untuk menyehatkan kondisi keuangan yang direpresentasikan melalui rasio keuangan. Selain faktor rasio

keuangan korporasi, pertumbuhan yang lebih moderat diperkirakan merupakan dampak langsung dari kenaikan tarif

angkutan udara yang mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan tarif angkutan udara yang mencapai 118% (yoy) di bulan

April membuat lapangan usaha transportasi dan pergudangan serta lapangan usaha perdagangan menghadapi tantangan

berat. Namun demikian, dengan fundamental ekonomi yang kuat, ekonomi Sulawesi Selatan diperkirakan akan memasuki

fase pemulihan di tahun 2020 sejalan dengan new normal harga tike angkutan udara yang sudah diadaptasi oleh pelaku

ekonomi. Berakhirnya konsolidasi keuangan korporasi juga diperkirakan akan membuat kredit diperkirakan tumbuh lebih

baik sebelum memasuki fase ekspansi.

Page 73: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 7PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 67

7.1.1 Prospek Sisi Pengeluaran

Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2018 masih akan bertumpu pada konsumsi RT. Konsumsi RT diperkirakan tumbuh pada

rentang 5,3 – 5,7% (yoy) atau cenderung lebih lambat dibandingkan perkiraan triwulan sebelumnya yang berada pada

rentang 6,7 – 7,1% (yoy). Lebih moderatnya pertumbuhan triwulan III disebabkan oleh hilangnya faktor pendorong utama

pada belanja RT, yaitu HBKN. Hal tersebut juga senada dengan pencairan THR dan gaji ke 13 yang seluruhnya dicairkan pada

triwulan II sehingga membuat faktor katalisator pertumbuhan triwulan III relatif lebih terbatas. Pada sisi belanja

pemerintah, realisasi belanja modal dan pegawai relatif stabil dengan triwulan sebelumnya sehingga pertumbuhan belanja

pemerintah diperkirakan juga akan mengalami moderasi sebagai dampak base effect.

Dari sisi investasi, pertumbuhan diperkirakan cenderung stabil pada rentang 6,5 – 6,9% (yoy). Di tengah kecenderungan

korporasi melakukan langkah konsolidasi keuangan, investasi diarahkan pada kebutuhan untuk merivatilisasi mesin

produksi. Masih stabilnya investasi tersebut sejalan dengan langkah korporasi besar pertambangan di Sulawesi Selatan

yang masih melakukan peremajaan mesin produksi sehingga membuat produksi relatif lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Di sisi transaksi luar negeri, kinerja ekspor diperkirakan masih stabil seperti triwulan sebelumnya dengan impor yang

lebih melandai. Pertumbuhan ekspor diperkirakan berada pada rentang 8,6% - 9% (yoy) sejalan dengan perkembangan

harga komoditas. Harga komoditas yang masih cenderung stabil diperkirakan mengompensasi kinerja produksi nikel yang

mengalami gangguan. Di sisi lain, ekspor pada komoditas ikan dan udang diperkirakan akan mengompensasi sebagian nilai

Sumber: Survei Bank Indonesia

Sumber: World Bank; Proyeksi: Quarterly Global Output, UOB

Grafik 7.2. Perkembangan Harga Internasional Nikel Grafik 7.3. Perkembangan Harga Internasional Bijih Besi

7.1.2 Prospek Sisi Lapangan Usaha

Pertumbuhan pada triwulan III akan bertumpu pada stabilnya pertumbuhan lapangan usaha pertanian di tengah

moderatnya sektor tradable. Dengan peran terhadap ekonomi yang mencapai ampir seperempat PDRB Sulsel, stabilnya

pertumbuhan pertanian diperkirakan mengompensasi konsumsi RT (tercermin dari perdagangan) yang diperkirakan

tumbuh lebih moderat. Selain itu, dampak perbaikan mesin produksi pertambangan diperkirakan akan meningkatkan

pertumbuhan lapangan usaha pertambangan pascakontraksi di awal tahun. Dari sisi industri, pertumbuhan diperkirakan

masih cenderung stabil dengan triwulan sebelumnya.

Pada sektor nontradable, pertumbuhan bertumpu pada lapangan usaha konstruksi di tengah lapangan usaha

perdagangan dan lapangan usaha transportasi yang melambat. Lapangan usaha konstruksi masih didorong oleh

penyelesaian proyek pemerintah yang memasuki tahap akhir. Di sisi lain, lapangan usaha perdagangan diperkirakan tumbuh

melambat sehubungan dengan hilangnya faktor HBKN yang merupakan pendorong konsumsi RT. Lapangan usaha

perdagangan diperkirakan masih akan didorong oleh tahun ajaran baru sehingga pertumbuhan diperkirakan melambat

tidak terlalu dalam. Demikian juga dengan lapangan usaha transportasi yang diperkirakan melambat sejalan dengan musim

mudik yang telah usai.

Page 74: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 7PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

68 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Tabel 7.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan (Tahun Dasar 2010)

Sumber: BPS,diolah Keterangan : p) Proyeksi BI

7.2 Prospek Inflasi

Inflasi di triwulan III 2019 dan keseluruhan tahun 2019 diperkirakan masih dalam rentang target inflasi nasional walau

terdapat beberapa potensi tekanan inflasi. Tekanan inflasi pada triwulan III 2019 diperkirakan mulai mereda sejalan

dengan berakhirnya HBKN. Faktor lainnya adalah hilangnya base effect dari kenaikan tarif angkutan udara serta dampak

penurunan batas atas transporasi udara. Di sisi lain, tekanan inflasi inti juga diperkirakan relatif stabil dengan

kecenderungan kenaikan didorong oleh biaya sekolah dan seragam sekolah. Hal ini sejalan dengan tarikan permintaan di

tahun ajaran baru.

Tekanan inflasi volatile food diperkirakan terjaga melalui fungsi TPID di seluruh Kabupaten/Kota sehingga inflasi tahun

2019 berada pada rentang sasaran 3,5+1% (yoy). Tekanan inflasi volatile food diperkirakan sedikit meningkat walaupun

masih dalam level yang terjaga akibat meningkatnya kebutuhan masyarakat saat HBKN (bulan Ramadhan dan idul fitri)

ditengah telah berlalunya musim panen di triwulan II 2019. Selain itu, Bank Indonesia bersama dengan Tim Pengendalian

Inflasi Daerah (TPID) se-Sulsel juga terus meningkatkan koordinasi melalui pemanfaatan Pusat Informasi Harga Pangan

Strategis (PIHPS) yang lebih optimal, rapat teknis dan kebijakan high level meeting untuk memantau dan menjaga

ketersediaan pangan, inspeksi mendadak (sidak) pada kebutuhan pangan strategis, dan penyediaan pangan dengan harga

terjangkau melalui pasar murah.

Page 75: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

BAB 7PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 69

Sumber: BPS, diolah. Ket: angka proyeksi oleh BI

Grafik 7.4. Perkembangan dan Proyeksi Inflasi Sulsel

Untuk menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi barang, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)

Provinsi/Kabupaten/Kota di Sulsel terus meningkatkan koordinasi. Koordinasi menjadi sangat penting mengingat

peningkatan tekanan inflasi dipicu oleh permasalahan harga dan distribusi pasokan bahan pangan. Pada permasalahan

harga, TPID Provinsi tengah mengembangkan SOP Pengendalian Harga dengan tujuan agar (1) TPID lebih mudah untuk

mengawasi kenaikan harga, khususnya harga pangan; dan (2) bagi konsumen, dapat meningkatkan akses harga pangan

yang terpadu sehingga ekspektasi masyarakat lebih terjaga.

Page 76: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 70

LAMPIRAN

Lampiran

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tabel A.1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010(Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.3. PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.4. PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.5. Pendapatan Per Kapita Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Juta)

Sumber : Badan Pusat Statistikm, Keterangan: P merupakan proyeksi Penduduk dari BPS

2019**

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 46,45 51,10 54,10 58,35 14,68 15,89 17,42 13,48 61,47 15,46 17,11 18,36 13,94 64,87 15,88

B Pertambangan dan Penggalian 13,24 14,71 15,80 16,00 3,91 4,20 4,37 4,24 16,72 4,04 4,26 4,22 4,27 16,78 3,89

C Industri Pengolahan 30,55 33,29 35,55 38,47 9,66 9,83 10,29 10,63 40,41 9,98 9,71 10,29 10,81 40,79 10,81

D Pengadaan Listrik, Gas 0,20 0,23 0,23 0,26 0,07 0,07 0,07 0,07 0,27 0,07 0,07 0,08 0,08 0,29 0,07

E Pengadaan Air 0,30 0,30 0,30 0,32 0,08 0,09 0,09 0,09 0,34 0,09 0,09 0,09 0,09 0,37 0,09

F Konstruksi 26,03 27,67 29,97 31,99 8,14 8,59 8,84 9,18 34,76 8,80 9,16 9,84 10,07 37,87 9,41

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 30,19 32,36 34,92 38,36 9,59 10,55 11,30 11,03 42,48 10,69 11,91 12,67 11,86 47,13 11,75

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,45 8,56 9,14 9,85 2,45 2,59 2,84 2,80 10,68 2,77 2,95 3,10 2,96 11,78 2,87

H Transportasi dan Pergudangan 2,95 3,19 3,37 3,66 0,95 1,00 1,05 1,08 4,08 1,08 1,15 1,19 1,19 4,61 1,15

J Informasi dan Komunikasi 13,77 14,56 15,71 16,99 4,44 4,64 4,78 4,91 18,78 4,97 5,08 5,41 5,57 21,03 5,62

K Jasa Keuangan 7,63 8,07 8,66 9,84 2,45 2,57 2,58 2,68 10,28 2,68 2,79 2,65 2,64 10,75 2,65

L Real Estate 7,93 8,56 9,20 9,78 2,51 2,55 2,56 2,60 10,22 2,61 2,64 2,70 2,75 10,70 2,74

M,N Jasa Perusahaan 0,94 1,00 1,06 1,14 0,30 0,31 0,32 0,32 1,24 0,33 0,34 0,35 0,36 1,36 0,35

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 10,29 10,53 11,36 11,34 2,87 3,00 3,03 3,04 11,93 2,99 3,25 3,39 3,49 13,11 3,34

P Jasa Pendidikan 11,92 12,47 13,38 14,30 3,66 3,82 4,05 4,16 15,69 3,95 4,15 4,43 4,69 17,22 4,41

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,02 4,43 4,85 5,25 1,35 1,40 1,46 1,52 5,72 1,48 1,54 1,59 1,60 6,21 1,63

R,S,T,U Jasa lainnya 2,74 2,94 3,21 3,52 0,91 0,95 0,99 1,01 3,86 1,01 1,07 1,10 1,19 4,37 1,13

217,59 233,99 250,80 269,42 68,00 72,02 76,03 72,85 288,91 73,00 77,28 81,43 77,54 309,24 77,78

2017** 2018**2016

PDRB

2013Sektor Berdasarkan Tahun Dasar 2010 2014 2015

2019**

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 57,37 68,47 19,46 22,80 24,54 27,07 21,49 95,90 95,90 25,08 27,66 29,13 22,15 104,01 25,61

B Pertambangan dan Penggalian 17,88 21,18 4,61 5,37 5,49 5,73 5,88 22,47 22,47 5,34 5,83 5,87 5,66 22,70 5,02

C Industri Pengolahan 35,49 41,65 12,57 13,67 13,92 14,63 15,23 57,45 57,45 14,48 14,14 14,99 15,84 59,45 15,97

D Pengadaan Listrik, Gas 0,18 0,20 0,05 0,06 0,07 0,07 0,07 0,27 0,27 0,07 0,07 0,08 0,08 0,30 0,08

E Pengadaan Air 0,35 0,35 0,10 0,10 0,11 0,11 0,11 0,43 0,43 0,11 0,12 0,12 0,12 0,47 0,12

F Konstruksi 31,52 36,02 11,19 12,29 13,14 13,62 14,33 53,39 53,39 13,90 14,98 16,43 17,29 62,60 16,27

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 33,63 37,62 11,66 13,00 14,42 15,52 15,45 58,38 58,38 14,95 16,74 17,84 16,91 66,44 16,87

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,43 11,83 3,86 3,96 4,26 4,69 4,61 17,51 17,51 4,51 4,95 5,23 5,08 19,76 5,22

H Transportasi dan Pergudangan 3,56 4,11 1,21 1,32 1,40 1,47 1,51 5,70 5,70 1,53 1,62 1,68 1,70 6,53 1,65

J Informasi dan Komunikasi 13,79 14,59 4,15 4,70 4,91 5,09 5,23 19,93 19,93 5,33 5,47 5,91 6,08 22,78 6,13

K Jasa Keuangan 9,60 10,82 3,38 3,68 3,93 3,99 4,19 15,80 15,80 4,24 4,45 4,29 4,30 17,28 4,32

L Real Estate 9,90 11,52 3,70 3,92 4,01 4,06 4,15 16,15 16,15 4,16 4,22 4,34 4,43 17,14 4,46

M,N Jasa Perusahaan 1,15 1,30 0,40 0,43 0,45 0,47 0,49 1,85 1,85 0,50 0,51 0,54 0,55 2,11 0,54

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 12,24 13,63 4,19 4,33 4,55 4,63 4,69 18,19 18,19 4,61 5,12 5,34 5,58 20,65 5,36

P Jasa Pendidikan 13,89 15,50 4,54 4,94 5,22 5,72 5,88 21,76 21,76 5,49 5,92 6,31 6,70 24,43 6,31

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,68 5,51 1,73 1,90 1,99 2,09 2,20 8,19 8,19 2,17 2,27 2,36 2,39 9,19 2,45

R,S,T,U Jasa lainnya 3,18 3,72 1,18 1,29 1,37 1,44 1,47 5,57 5,57 1,48 1,59 1,65 1,79 6,51 1,70

258,84 298,03 340,39 379,63 97,79 103,78 110,39 106,97 418,93 107,94 115,65 122,11 116,65 462,34 118,09

2018**2017**201620152013Sektor Berdasarkan Tahun Dasar 2010

PDRB

2014

2019**

I II III IV** TOTAL I II III IV TOTAL I

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 127,67 134,42 141,79 36,45 37,41 38,13 38,51 150,51 39,00 39,90 40,61 41,22 160,73 41,65

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 2,92 2,95 3,05 0,79 0,81 0,82 0,84 3,25 0,97 0,98 0,87 0,94 3,76 1,34

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 23,51 25,41 25,07 3,89 6,14 6,36 9,22 25,61 4,21 6,54 6,87 9,67 27,35 4,63

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 89,71 96,96 103,77 26,15 27,67 28,86 29,57 112,26 28,42 29,45 30,10 30,85 118,82 29,41

5 Perubahan Inventori (0,97) 4,66 3,33 0,69 0,31 1,74 (0,59) 2,15 0,74 0,81 0,00 (0,63) 0,87 0,27

6 Ekspor 60,31 54,05 36,38 11,14 10,88 11,11 9,78 42,91 11,12 3,74 4,04 4,48 15,75 3,41

7 Impor 69,16 67,65 43,97 11,11 11,20 10,99 14,48 47,79 11,42 (1,15) 1,85 3,36 11,85 2,45

233,99 250,80 269,42 68,00 72,02 76,03 72,85 288,91 73,02 77,31 81,49 77,54 309,24 77,78

201620152018*2017

2014

PDRB

No Komponen

2019**

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 165,19 185,59 204,37 53,97 55,92 57,22 58,29 225,40 59,91 62,01 64,08 65,15 251,15 66,51

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,86 4,27 4,63 1,23 1,27 1,29 1,32 5,11 1,56 1,59 0,14 1,55 6,15 2,25

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 31,70 36,40 37,37 5,83 9,36 9,75 14,27 39,21 6,69 10,55 11,40 16,12 44,83 7,77

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 113,16 125,99 141,29 36,24 38,67 40,44 41,73 157,07 40,24 42,12 43,84 45,75 171,94 43,76

5 Perubahan Inventori (1,55) 5,64 4,85 0,97 0,47 2,53 (1,04) 2,94 1,32 1,43 0,01 (1,13) 1,54 0,23

6 Ekspor 78,01 73,41 52,05 16,66 15,53 16,61 15,10 63,89 16,76 5,55 6,35 6,55 23,30 5,10

7 Impor 90,73 90,90 64,86 17,11 17,44 17,44 22,70 74,69 17,83 (2,31) 1,02 4,94 19,31 3,85

299,63 340,39 379,70 97,79 103,78 110,39 106,97 418,93 108,65 116,29 123,06 116,65 462,34 118,09

2018*20172014 2015 2016No Komponen

PDRB

Penduduk (Jiwa) 8.034.776 8.115.638 8.190.222 8.342.047 8.432.163 8.520.304 8.606.375 8.690.294 8.771.970 8.851.240 8.928.004

PDRB per Kapita (Juta Rp) 21,31 24,31 27,67 31,01 35,34 39,17 43,68 48,21 52,71

2019P 2020PKategori 2010 2011 2012 2013 2017P 2018P201620152014

Page 77: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 71

B. Indeks Harga Konsumen (IHK)

Tabel B.1. IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kelompok Pengeluaran

Sumber: BPS, diolah

Tabel B.2. IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK

Sumber: BPS, diolah

Tabel B.3. Angka Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK

Sumber: BPS, diolah

Umum Bahan

Makanan

Makanan

Jadi,

Minuman,

Rokok, dan

Tembakau

Perumahan,

Air, Listrik,

Gas, dan

Bahan Bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan,

Rekreasi, dan

Olahraga

Transpor dan

Komunikasi

Triwulan I 132,89 156,33 139,19 128,22 149,63 129,86 120,33 105,61

Triwulan II 133,44 156,50 140,33 129,03 150,10 130,61 120,60 105,92

Triwulan III 135,69 161,48 143,21 129,73 154,94 130,98 121,38 106,22

Triwulan IV 136,14 158,86 144,70 130,72 158,05 132,02 124,35 106,72

Triwulan I 139,01 168,84 145,55 132,61 158,64 132,82 124,59 106,55

Triwulan II 139,26 166,24 146,83 133,67 154,02 133,21 124,61 110,11

Triwulan III 145,51 178,85 149,93 135,89 159,22 135,20 125,82 118,97

Triwulan IV 144,60 169,92 151,18 138,64 161,74 136,89 126,08 119,08

Triwulan I 109,16 111,25 108,80 109,10 108,00 105,49 103,66 110,65

Triwulan II 109,71 111,33 109,77 109,58 108,46 107,25 103,72 111,33

Triwulan III 111,72 114,94 112,34 111,74 110,06 108,51 105,35 111,29

Triwulan IV 116,89 125,03 114,11 114,88 110,82 109,25 105,45 121,49

Triwulan I 116,94 125,83 115,15 117,40 114,32 112,29 105,70 115,08

Triwulan II 118,55 128,30 116,95 118,18 113,74 113,18 106,16 118,01

Triwulan III 121,06 133,46 119,33 118,99 117,71 114,24 108,12 119,30

Triwulan IV 122,13 136,01 120,36 119,63 117,48 114,73 108,16 120,29

Triwulan I 123,62 141,22 121,28 121,08 119,52 115,87 108,29 118,70

Triwulan II 123,65 140,14 123,09 121,43 120,97 116,73 108,39 117,11

Triwulan III 124,78 142,15 124,12 122,12 121,39 117,10 108,96 118,73

Triwulan IV 125,71 144,66 124,73 122,94 120,97 117,78 109,05 119,24

Triwulan I 127,84 146,78 126,47 125,35 121,77 119,05 109,17 122,99

Triwulan II 129,20 147,41 127,67 128,53 123,45 119,49 109,27 123,52

Triwulan III 129,98 147,20 128,79 128,89 124,55 120,61 113,57 124,03

Triwulan IV 131,29 149,41 129,34 130,41 126,61 121,74 113,69 125,03

Triwulan I 132,57 154,46 130,40 131,06 126,58 122,41 113,88 124,16

Triwulan II 134,55 158,86 132,22 131,59 128,75 123,55 114,35 125,92

Triwulan III 134,00 155,17 133,18 131,98 128,03 123,99 114,73 125,91

Triwulan IV 135,89 157,15 133,56 132,49 128,89 125,08 115,11 132,00

Triwulan I 136,65 157,80 134,93 133,35 129,98 126,29 115,45 132,37

2014

IHK

(Akhir Periode)

2012

2013

2019

2017

2018

2016

2015

2019

I II III IV I II III IV I II III IV I

Makassar 124,40 124,16 125,50 126,44 126,44 128,69 129,79 130,61 132,10 132,10 133,28 135,21 134,60 136,70 136,70 137,68

Palopo 121,60 122,65 123,02 123,78 123,78 125,56 127,41 127,48 128,67 128,67 130,86 133,43 133,08 134,06 134,06 133,99

Parepare 119,77 120,53 120,52 122,09 122,09 122,84 124,60 125,44 126,28 126,28 126,87 128,08 129,54 128,76 128,76 129,41

Bone (Watampone) 118,27 119,46 120,08 120,27 120,27 122,81 126,06 126,73 126,93 126,93 128,87 131,76 132,24 132,88 132,88 131,83

Bulukumba** 127,18 128,21 129,02 130,24 130,24 132,34 134,85 136,31 136,31 136,31 138,72 140,64 140,66 141,56 141,56 142,30

Kota Inflasi2016 2017

2016 20182018

2017

2019

I II III IV I II III IV I II III IV I

Makassar 6,38 4,63 3,36 3,18 3,18 3,45 4,53 4,07 4,48 4,48 3,57 4,18 3,02 3,48 3,48 3,30

Palopo 4,47 4,05 3,07 2,74 2,74 3,26 3,88 3,63 3,95 3,95 4,22 4,72 4,39 4,19 4,19 2,39

Parepare 3,82 2,12 1,56 2,11 2,11 2,56 3,38 4,08 3,43 3,43 3,28 2,79 1,55 1,96 1,96 2,00

Bone (Watampone) 1,94 2,67 2,02 1,50 1,50 3,84 5,52 5,54 5,54 5,54 4,93 4,52 4,35 4,69 4,69 2,30

Bulukumba** 2,16 2,12 0,84 1,48 1,48 4,06 5,18 5,65 4,66 4,66 4,82 4,29 3,19 3,85 3,85 2,58

Kota Inflasi2016 2017

2016 20182018

2017

Page 78: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

72 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Giro Tabungan Deposito Jumlah Modal Kerja Investasi Konsumsi Jumlah

Triwulan I 7.770 29.321 15.211 52.302 25.980 12.232 30.158 68.371 130,72%

Triwulan II 8.092 30.068 15.297 53.457 26.659 14.486 31.793 72.937 136,44%

Triwulan III 9.221 32.076 16.062 57.359 26.160 15.769 33.085 75.014 130,78%

Triwulan IV 7.845 35.007 17.592 60.444 27.231 14.494 33.663 75.388 124,72%

Triwulan I 7.990 32.446 17.726 58.162 27.257 14.642 33.974 75.874 130,45%

Triwulan II 9.730 33.168 18.504 61.402 29.062 15.467 34.807 79.336 129,21%

Triwulan III 9.693 34.828 19.819 64.339 29.847 15.457 35.159 80.463 125,06%

Triwulan IV 7.995 37.428 20.690 66.112 31.442 16.241 35.877 83.560 126,39%

Triwulan I 10.154 34.147 22.118 66.420 32.776 16.482 36.045 85.304 128,43%

Triwulan II 11.820 34.881 22.166 68.867 34.627 16.500 36.436 87.563 127,15%

Triwulan III 12.471 37.491 22.472 72.433 34.876 17.476 37.558 89.911 124,13%

Triwulan IV 13.165 42.211 23.091 78.467 36.730 20.538 37.713 94.982 121,05%

Triwulan I 12.894 38.589 26.859 78.342 37.510 20.041 38.759 96.310 122,94%

Triwulan II 12.203 42.611 27.283 82.097 39.518 20.796 41.303 101.617 123,78%

Triwulan III 11.802 41.800 28.423 82.025 39.653 20.204 42.917 102.774 125,30%

Triwulan IV 10.388 44.994 27.014 82.396 39.952 20.221 43.718 103.890 126,09%

Triwulan I 12.434 41.400 28.057 81.891 40.620 19.830 44.347 104.798 127,97%

Triwulan II 12.532 43.973 28.726 85.232 42.311 19.946 45.898 108.154 126,89%

Triwulan III 11.995 44.899 28.138 85.032 42.853 19.358 47.047 109.258 128,49%

Triwulan IV 10.726 50.161 26.434 87.322 44.569 19.842 48.717 113.129 129,55%

Triwulan I 12.013 47.160 26.210 85.383 43.939 20.251 49.910 114.101 133,63%

Triwulan II 12.447 48.402 26.946 87.794 44.528 20.915 49.767 115.210 131,23%

Triwulan III 12.669 49.043 28.619 90.331 45.324 20.012 50.929 116.265 128,71%

Triwulan IV 11.324 53.314 28.175 92.813.524 45.756 20.022 52.139 117.917 127,05%

Triwulan I 13.089 49.803 29.474 92.366 44.943 21.021 52.766 118.731 128,54%

2019

2018

2017

2016

2015

LDRDPK KREDIT

Periode

2014

2013

Giro Tabungan Deposito Jumlah Modal Kerja Investasi Konsumsi Jumlah

Triwulan I 7.759 29.206 15.182 52.147 28.671 12.725 30.622 72.019 138,11%

Triwulan II 8.086 29.942 15.271 53.299 27.484 17.402 32.197 77.083 144,62%

Triwulan III 9.211 31.943 16.050 57.204 27.822 18.289 33.503 79.613 139,17%

Triwulan IV 7.836 34.840 17.563 60.239 29.217 17.089 34.203 80.509 133,65%

Triwulan I 7.984 32.314 17.705 58.003 28.996 17.088 34.752 80.836 139,37%

Triwulan II 9.714 33.024 18.489 61.226 31.057 17.232 35.865 84.154 137,45%

Triwulan III 9.681 34.652 19.797 64.131 31.697 18.030 36.523 86.250 134,49%

Triwulan IV 7.975 37.212 20.661 65.849 33.125 18.632 37.195 88.952 126,39%

Triwulan I 10.125 33.960 22.093 66.178 34.244 19.119 37.404 90.768 128,43%

Triwulan II 11.807 34.683 22.145 68.635 37.014 19.431 37.954 94.399 137,54%

Triwulan III 12.454 37.256 22.416 72.126 37.017 19.865 39.137 96.019 133,13%

Triwulan IV 13.150 41.907 23.019 78.076 38.556 22.774 39.933 101.263 129,70%

Triwulan I 12.881 38.342 26.778 78.002 38.920 22.507 40.853 102.280 131,13%

Triwulan II 12.178 42.311 27.185 81.674 40.809 23.420 43.398 107.627 131,78%

Triwulan III 11.788 41.544 28.309 81.640 40.590 22.771 45.040 108.401 132,78%

Triwulan IV 10.376 44.678 26.917 81.971 40.842 23.079 45.802 109.723 133,86%

Triwulan I 12.420 41.157 27.959 81.536 41.856 23.597 46.327 111.780 137,09%

Triwulan II 12.519 43.702 28.632 84.852 43.281 23.931 47.945 115.158 135,72%

Triwulan III 11.981 44.658 28.037 84.675 43.853 24.455 49.125 117.433 138,69%

Triwulan IV 10.649 49.842 26.318 86.809 45.317 23.660 50.795 119.771 137,97%

Triwulan I 11.961 46.884 26.078 84.924 44.925 24.428 51.945 121.298 142,83%

Triwulan II 12.428 48.117 26.807 87.352 46.954 27.322 51.985 126.261 144,54%

Triwulan III 12.640 48.777 28.461 89.878 47.927 25.306 53.021 126.255 140,47%

Triwulan IV 11.305 53.045 27.955 92.305 49.346 25.993 54.281 129.620 140,43%

Triwulan I 13.062 49.570 29.263 91.896 48.471 27.007 54.818 130.296 141,79%

LDRDPK KREDIT

Periode

2014

2013

2019

2018

2017

2016

2015

C. Perbankan

Tabel C.1. Dana Pihak Ketiga (Lokasi Bank Pelapor) dan Kredit (Lokasi Bank) Bank Umum (Rp Miliar)

Tabel C.2. Dana Pihak Ketiga (Lokasi Proyek Pelapor) dan Kredit (Lokasi Proyek) Bank Umum (Rp Miliar)

Page 79: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 73

Pertanian TambangIndustri

Pengolahan

Listrik, Gas,

dan AirKonstruksi Perdagangan Angkutan

Jasa Dunia

Usaha

Jasa Sosial

MasyarakatLain-lain

Triwulan I 1.373 590 6.116 996 3.835 20.344 2.317 3.446 1.479 31.523 72.019

Triwulan II 1.356 584 5.570 1.357 4.043 23.549 2.379 4.511 1.515 32.219 77.083

Triwulan III 1.354 599 5.720 1.484 4.405 24.050 2.459 4.289 1.740 33.513 79.613

Triwulan IV 1.374 611 4.314 1.579 4.231 25.010 2.600 4.656 1.800 34.334 80.509

Triwulan I 1.388 586 4.063 1.554 4.175 25.246 2.522 4.613 1.867 34.821 80.836

Triwulan II 1.510 555 4.592 1.031 4.564 26.941 2.584 4.374 1.890 36.112 84.154

Triwulan III 1.454 543 5.153 1.886 4.968 26.883 2.517 4.043 2.031 36.772 86.250

Triwulan IV 1.530 470 5.501 2.022 5.169 28.161 2.420 3.976 2.160 37.544 88.952

Triwulan I 1.675 401 5.830 2.093 5.596 28.761 2.407 4.046 2.425 37.532 90.768

Triwulan II 1.779 411 6.487 2.340 5.761 30.356 2.343 4.249 2.610 38.063 94.399

Triwulan III 1.837 376 6.226 2.436 6.259 30.678 2.381 4.187 2.409 39.228 96.019

Triwulan IV 2.173 400 8.460 2.572 6.346 31.985 2.442 4.409 2.480 39.996 101.263

Triwulan I 2.368 407 7.984 2.290 6.262 32.480 2.501 4.637 2.449 40.902 102.280

Triwulan II 2.616 431 8.674 2.149 6.363 34.128 2.433 4.804 2.574 43.456 107.627

Triwulan III 2.592 402 8.398 2.203 6.496 33.399 2.414 5.022 2.412 45.064 108.401

Triwulan IV 2.852 390 8.039 2.239 6.522 33.784 2.314 5.165 2.567 45.851 109.723

Triwulan I 2.858 397 7.844 2.835 6.629 34.449 2.152 5.570 2.690 46.358 111.780

Triwulan II 3.110 381 8.145 2.823 6.812 35.080 2.224 5.725 2.882 47.976 115.158

Triwulan III 3.415 374 7.472 4.373 6.625 35.244 2.269 5.550 2.957 49.155 117.433

Triwulan IV 3.604 343 7.357 3.142 7.098 35.670 2.535 6.127 3.069 50.824 119.771

Triwulan I 3.749 433 7.442 3.297 6.816 35.633 2.875 6.102 2.976 51.970 121.298

Triwulan II 3.909 443 7.670 5.595 8.038 35.960 3.070 6.497 3.082 51.996 126.261

Triwulan III 4.095 450 8.623 4.447 8.298 36.250 1.821 6.255 2.983 53.031 126.255

Triwulan IV 4.434 565 9.107 4.549 7.909 36.937 1.982 6.676 3.165 54.295 129.620

Triwulan I 4.575 583 9.178 4.783 7.647 37.083 2.087 6.206 3.330 54.824 130.296

2019

2018

2017

Total

2013

2016

2015

2014

Kredit (Lokasi Proyek)

Periode

Tabel C.3. Penyaluran Kredit (Lokasi Bank) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar)

Tabel C.4. Penyaluran Kredit (Lokasi Proyek) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar)

Pertanian TambangIndustri

Pengolahan

Listrik, Gas,

dan AirKonstruksi Perdagangan Angkutan

Jasa Dunia

Usaha

Jasa Sosial

MasyarakatLain-lain

Triwulan I 1.403 447 5.335 133 2.565 19.933 2.631 3.240 1.619 31.065 68.371

Triwulan II 1.396 449 5.579 116 2.780 22.957 2.763 3.433 1.650 31.814 72.937

Triwulan III 1.385 444 5.631 121 2.966 23.360 2.864 3.414 1.733 33.096 75.014

Triwulan IV 1.400 397 4.186 191 3.034 24.132 2.923 3.550 1.780 33.794 75.388

Triwulan I 1.405 377 3.918 218 3.043 24.334 2.960 3.747 1.828 34.043 75.874

Triwulan II 1.499 560 4.210 245 3.666 25.587 2.950 3.598 1.968 35.053 79.336

Triwulan III 1.435 537 4.283 232 4.173 25.748 2.951 3.581 2.115 35.408 80.463

Triwulan IV 1.506 509 4.747 350 4.366 27.033 2.820 3.662 2.340 36.226 83.560

Triwulan I 1.630 427 5.035 382 4.746 27.920 2.782 3.733 2.473 36.174 85.304

Triwulan II 1.788 390 5.109 413 4.902 29.003 2.693 4.037 2.681 36.547 87.563

Triwulan III 2.303 383 5.304 398 5.417 29.373 2.672 4.024 2.388 37.648 89.911

Triwulan IV 2.461 410 7.487 379 5.491 31.424 2.781 4.221 2.549 37.777 94.982

Triwulan I 2.681 430 7.239 306 5.483 31.959 2.824 4.117 2.462 38.809 96.310

Triwulan II 2.933 399 7.993 277 5.977 33.268 2.738 4.085 2.587 41.359 101.617

Triwulan III 2.998 372 8.104 267 6.305 32.431 2.730 4.234 2.392 42.941 102.774

Triwulan IV 3.280 336 7.582 248 6.698 32.555 2.627 4.278 2.518 43.767 103.890

Triwulan I 3.279 340 7.494 255 6.305 32.970 2.420 4.715 2.640 44.378 104.798

Triwulan II 3.514 333 7.555 222 6.602 33.787 2.508 4.889 2.819 45.926 108.154

Triwulan III 3.748 326 6.830 160 6.810 33.836 2.525 5.056 2.891 47.076 109.258

Triwulan IV 4.386 303 7.015 159 6.805 34.343 2.698 5.659 3.014 48.747 113.128

Triwulan I 4.533 308 6.979 147 6.574 34.104 3.064 5.569 2.883 49.937 114.101

Triwulan I I 4.748 311 6.991 182 6.828 34.578 3.190 5.632 2.971 49.778 115.210

Triwulan I I I 4.966 325 7.524 200 6.999 34.617 1.996 5.652 3.048 50.939 116.265

Triwulan IV 5.232 381 7.413 230 6.047 35.435 2.115 5.685 3.224 52.155 117.917

Triwulan I 5.343 452 7.413 220 5.786 35.688 2.223 5.418 3.414 52.773 118.731

2019

2018

2017

2016

2015

Total

2014

2013

Kredit (Lokasi Bank)

Periode

Page 80: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

74 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Triwulan I 13,04 9,94 13,01 12,92 13,14 14,34 8,28 10,28 22,85 12,93 11,76 13,57

Triwulan II 12,86 9,78 12,93 12,45 13,21 13,87 8,10 9,89 23,69 12,63 11,65 13,36

Triwulan II I 12,71 9,62 12,55 12,40 13,01 14,02 8,56 9,57 23,59 12,54 11,47 13,15

Triwulan IV 12,24 10,88 12,44 11,99 12,97 13,84 8,11 8,42 23,30 12,11 12,09 13,00

Triwulan I 12,16 10,65 12,38 12,07 12,80 14,13 6,71 8,40 22,74 12,05 11,94 13,03

Triwulan II 12,66 10,25 12,25 11,74 12,58 13,93 6,76 8,47 21,41 12,16 11,32 12,86

Triwulan II I 12,81 10,32 12,26 12,54 12,85 13,81 7,29 9,24 20,90 12,56 11,55 12,83

Triwulan IV 12,93 10,45 12,35 12,92 13,43 13,80 6,79 10,11 20,93 12,77 12,00 12,88

Triwulan I 13,03 10,53 12,42 13,11 13,59 13,97 9,30 10,71 21,87 13,03 12,19 12,99

Triwulan II 13,15 10,76 12,63 13,34 13,68 14,11 7,68 10,73 22,62 13,13 12,31 13,17

Triwulan II I 13,36 10,50 12,70 13,50 13,72 14,19 6,50 10,81 26,08 13,23 12,15 13,28

Triwulan IV 13,37 10,37 12,90 13,15 13,76 14,29 7,20 11,14 26,76 13,13 12,13 13,45

Triwulan I 13,39 10,34 12,86 13,17 13,74 14,44 7,13 11,10 27,50 13,13 12,11 13,46

Triwulan II 13,43 10,39 13,00 12,91 13,76 14,61 6,83 9,64 28,49 12,98 12,15 13,61

Triwulan II I 13,29 10,25 13,22 13,01 13,70 14,62 8,84 11,46 28,73 13,09 12,00 13,76

Triwulan IV 12,96 9,51 13,31 12,86 13,35 14,72 9,52 11,89 28,40 12,86 11,29 13,82

Triwulan I 12,30 9,54 13,46 12,94 13,51 14,65 8,76 10,63 28,18 12,56 11,37 13,89

Triwulan II 11,88 9,46 13,13 12,63 13,21 14,56 6,08 11,44 28,48 12,16 11,16 13,60

Triwulan II I 11,54 9,15 12,83 12,56 13,04 14,39 5,74 11,73 26,35 11,95 11,03 13,47

Triwulan IV 11,31 8,96 12,77 12,63 12,80 14,30 7,27 11,71 24,08 11,88 10,81 13,38

Triwulan I 11,08 8,75 12,68 12,09 12,33 14,07 8,75 11,61 22,50 11,54 10,44 13,25

Triwulan II 11,08 8,81 12,50 11,90 12,01 13,79 6,03 11,59 20,23 11,40 10,36 13,00

Triwulan II I 10,96 8,29 12,29 11,66 11,68 13,36 4,73 10,20 19,56 11,20 9,91 12,73

Triwulan IV 10,98 8,77 12,16 11,34 11,50 13,13 7,88 9,58 17,67 11,11 9,94 12,44

2018

Triwulan I 10,77 8,67 12,01 11,15 11,27 12,94 7,28 7,21 16,94 10,91 9,74 12,28

Triwulan II 10,47 8,66 12,03 11,11 11,23 12,83 6,46 7,33 17,96 10,70 9,66 12,27

Triwulan II I 10,17 8,53 11,79 10,98 11,31 12,47 5,09 7,20 17,08 10,42 9,59 11,99

10,34 8,89 11,62 10,77 10,95 12,44 7,24 6,76 16,64 10,49 9,71 11,85

Triwulan I 10,43 8,70 11,52 10,92 10,82 12,33 7,10 6,72 15,89 10,59 9,51 11,75

Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Campuran

2014

Bank Umum

Periode

2012

2019

2017

2016

2015

2013

Tabel C.5. Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Bank)

Tabel C.6. Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Proyek)

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Triwulan I 12,56 10,74 12,20 12,31 12,89 14,04 7,21 8,21 23,67 12,40 12,05 12,85

Triwulan II 12,77 10,57 12,12 12,01 12,71 13,89 8,12 8,37 20,92 12,38 11,65 12,74

Triwulan III 12,94 10,79 12,11 12,72 12,99 13,83 9,14 9,16 21,14 12,80 12,02 12,72

Triwulan IV 13,00 11,08 12,18 13,04 13,53 13,91 10,20 10,06 20,92 12,99 12,57 12,78

Triwulan I 13,10 11,15 12,24 13,23 13,67 14,06 10,49 10,68 22,14 13,13 12,71 12,86

Triwulan II 13,26 11,44 12,41 13,51 13,53 14,05 10,08 10,72 22,94 13,33 12,75 12,97

Triwulan III 13,48 11,61 12,44 13,62 13,53 14,10 10,26 10,81 23,49 13,50 12,81 13,00

Triwulan IV 13,46 11,57 12,61 13,48 13,78 14,17 10,77 11,14 23,13 13,44 12,93 13,13

Triwulan I 13,81 12,12 11,45 14,04 15,29 14,74 10,03 11,38 23,11 13,25 13,13 13,59

Triwulan II 13,42 10,40 13,00 12,91 13,75 14,61 6,83 9,64 28,49 12,98 12,14 13,61

Triwulan III 13,28 10,26 13,22 13,01 13,69 14,62 8,84 11,46 28,73 13,09 12,00 13,76

Triwulan IV 12,95 9,53 13,31 12,86 13,34 14,72 9,52 11,89 28,40 12,86 11,30 13,82

Triwulan I 12,36 10,15 13,22 13,13 13,70 14,41 8,74 10,63 22,34 12,67 12,00 13,57

Triwulan II 11,91 10,01 12,90 12,85 13,54 14,28 8,47 11,44 23,74 12,29 11,77 13,28

Triwulan III 11,58 9,65 12,51 12,73 13,29 14,19 8,55 11,73 21,90 12,07 11,55 13,18

Triwulan IV 11,33 9,36 12,44 12,66 13,20 14,05 8,50 11,71 10,30 11,89 11,36 13,08

Triwulan I 11,09 9,08 12,34 12,14 12,76 13,79 8,64 11,61 9,91 11,56 10,99 12,93

Triwulan II 11,10 9,45 12,23 12,02 12,49 13,51 8,52 11,59 12,38 11,50 11,04 12,73

Triwulan III 10,99 9,28 12,02 11,75 12,07 13,29 8,82 11,18 12,44 11,31 10,77 12,53

Triwulan IV 11,00 9,43 11,96 11,37 11,88 13,13 8,03 11,01 10,89 11,13 10,51 12,26

Triwulan I 10,82 9,28 11,82 11,21 11,63 12,94 8,47 10,92 10,26 10,96 10,29 12,10

Triwulan II 10,45 9,31 11,82 11,15 11,47 12,80 8,35 10,89 9,79 10,76 10,22 12,06

Triwulan III 10,22 9,36 11,58 11,01 11,26 12,54 8,18 11,10 10,10 10,50 10,16 11,82

Triwulan IV 10,40 9,82 11,40 10,97 11,23 12,46 9,19 11,13 10,21 10,60 10,42 11,66

Triwulan I 10,49 9,48 11,30 11,17 11,13 12,43 8,50 10,93 10,14 10,73 10,14 11,58

2014

2019

2018

2017

2016

2015

Bank Umum

Periode

2013

Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Campuran

Page 81: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 75

D. Ekspor dan Impor

Tabel D.1. Perkembangan Komoditas Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$ Ribu)

Sumber: Bea Cukai, diolah Ket: 10 besar komoditas ekspor sepanjang triwulan I 2019

Tabel D.2. Perkembangan Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Tujuan (US$ Juta)

Sumber: Bea Cukai, diolah Ket: 10 besar negara tujuan ekspor sepanjang triwulan I 2019

Tabel D.3. Perkembangan Komoditas Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$ ribu)

Sumber: Bea Cukai, diolah Ket: 10 besar komoditas impor sepanjang triwulan I 2019

Tabel D.4. Perkembangan Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Asal (US$ Ribu)

2019

Q1 Q2 Q3 Q4 2017Pangsa

PasarQ1 Q2 Q3 Q4 Q1

1 Nikel 143,94 147,94 156,82 180,63 629,33 53,22% 170,45 204,16 204,98 197,31 47,92% 126,43 41,66% -25,83%

2 Ikan dan Udang 28,76 32,00 32,81 34,54 128,10 10,83% 30,42 27,27 36,92 42,89 10,42% 32,15 10,59% 5,69%

3 Biji Coklat dan Coklat Olahan 24,83 22,25 36,51 30,06 113,66 9,61% 16,74 17,05 25,79 31,89 7,75% 25,94 8,55% 54,91%

4 Biji-bijian berminyak dan Obat 13,80 13,06 16,06 26,46 69,38 5,87% 18,35 24,64 29,57 24,33 5,91% 20,54 6,77% 11,91%

5 Buah-Buahan 16,32 12,43 12,11 17,62 58,49 4,95% 15,12 9,25 12,49 17,40 4,23% 18,05 5,95% 19,38%

6 Besi dan Baja - - 0,94 - 0,94 0,08% - - 0,90 8,13 1,98% 16,91 5,57% 0,00%

7 Garam, belerang, kapur 5,08 8,84 9,73 9,05 32,70 2,77% 8,75 16,54 12,00 18,35 4,46% 14,79 4,87% 69,01%

8 Lak, Getah dan Damar 0,99 0,52 1,60 1,96 5,08 0,43% 0,72 5,04 9,72 16,40 3,98% 13,66 4,50% 1801,26%

9 Daging dan Ikan Olahan 4,85 5,74 14,83 10,54 35,97 3,04% 6,52 8,07 14,19 10,71 2,60% 8,83 2,91% 35,33%

10 Kayu, Barang dari Kayu 11,01 11,66 8,84 16,77 48,27 4,08% 13,51 14,71 14,81 19,50 4,74% 8,04 2,65% -40,47%

11 Lainnya 11,54 12,86 17,03 19,18 60,61 5,13% 22,39 23,57 22,27 24,85 6,04% 18,14 5,98% -18,96%

Nilai Ekspor Sulsel 261,13 267,31 307,30 346,80 1.182,54 100,00% 302,99 350,29 383,65 411,77 100,00% 303,49 100,00% 0,17%

Pangsa

PasarGrowth (yoy)

Komoditas Ekspor Utama

(dalam juta USD)

2017 2018Pangsa

Pasar

2019

Q1 Q2 Q3 Q4 TotalPangsa

PasarQ1 Q2 Q3 Q4 Q1

1 Jepang 154,28 160,31 172,78 198,25 685,62 57,98% 183,55 217,31 223,34 214,25 139,19 45,87%

2 Tiongkok 16,42 16,67 29,14 33,75 95,98 8,12% 22,29 33,74 46,21 50,07 52,96 17,45%

3 Amerika Serikat 31,36 29,58 34,64 36,87 132,45 11,20% 26,79 26,08 36,16 50,71 31,68 10,44%

4 Malaysia 16,40 18,99 15,41 17,04 67,83 5,74% 12,99 8,40 11,50 16,68 17,53 5,78%

5 Australia 3,10 3,69 7,56 3,14 17,49 1,48% 7,70 7,60 8,29 8,84 10,92 3,60%

6 Vietnam 7,62 5,57 6,87 12,12 32,17 2,72% 9,65 6,56 3,46 10,83 7,25 2,39%

7 Korea Selatan 2,83 2,02 7,04 6,72 18,61 1,57% 5,47 6,04 5,87 8,69 6,04 1,99%

8 Jerman 2,85 2,49 3,60 4,15 13,09 1,11% 3,57 1,85 3,82 2,82 4,93 1,62%

9 Taiwan 1,57 2,71 4,02 2,22 10,51 0,89% 1,56 1,53 3,95 5,00 4,57 1,51%

10 Singapura 1,32 1,93 1,95 1,88 7,08 0,60% 2,35 2,79 3,10 4,32 2,96 0,98%

11 Lainnya 23,37 23,36 24,29 30,66 101,68 8,60% 27,09 38,39 37,95 39,55 25,41 8,37%

261,13 267,31 307,30 346,80 1.182,54 100,00% 302,99 350,29 383,65 411,77 303,45 100,00%Nilai Ekspor Sulsel

Pangsa

Pasar

NEGARA TUJUAN EKSPOR

(dalam juta USD)

2017 2018

2019

Q1 Q2 Q3 Q4 2016Pangsa

PasarQ1 Q2 Q3 Q4 2017

Pangsa

PasarQ1 Q2 Q3 Q4 Q1

1 Gandum 35,84 37,99 31,65 38,25 143,73 19,06% 38,27 26,97 40,34 38,67 144,24 17,39% 33,65 25,07 44,07 28,53 45,78 27,31%

2 Gula dan Kembang Gula 0,19 0,26 0,54 0,70 1,68 0,22% 0,83 30,70 39,70 33,02 104,25 12,57% 22,62 53,29 28,28 35,50 19,28 11,50%

3 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 35,07 51,66 41,10 75,79 203,62 27,01% 60,89 42,91 21,54 14,17 139,51 16,82% 20,08 17,55 12,58 17,81 18,61 11,10%

4 Plastik dan Barang dari plastik 0,36 0,84 2,67 1,73 5,61 0,74% 0,56 0,90 1,43 1,88 4,76 0,57% 0,82 1,42 2,14 3,12 16,36 9,76%

5 Sisa Industri Makanan 13,57 15,38 23,50 15,69 68,14 9,04% 13,00 21,65 17,28 23,38 75,30 9,08% 16,93 30,46 28,18 27,53 14,12 8,42%

6 Kendaraan dan Bagiannya 0,09 0,11 1,63 0,28 2,12 0,28% 0,11 0,17 0,34 0,46 1,07 0,13% 0,06 4,63 0,72 0,05 13,18 7,86%

7 Produk Keramik 4,06 3,08 2,17 3,61 12,92 1,71% 4,15 3,91 5,77 4,71 18,54 2,24% 5,88 3,79 6,63 2,88 6,76 4,03%

8 Biji Coklat dan Coklat Olahan 1,80 2,02 6,25 4,18 14,25 1,89% 3,36 3,90 5,09 0,70 13,04 1,57% 0,48 4,57 3,37 4,55 5,41 3,23%

9 Bahan Kimia anorganik 3,35 2,13 0,07 2,39 7,93 1,05% 0,14 2,53 3,15 4,08 9,90 1,19% 0,40 3,82 5,07 0,60 5,34 3,18%

10 Mesin dan Peralatan Listrik 1,62 1,14 5,84 53,19 61,79 8,20% 37,86 16,43 43,84 35,69 133,82 16,13% 34,19 38,29 6,86 9,40 4,45 2,65%

11 Lainnya 26,72 95,96 34,71 74,81 232,20 30,80% 41,78 60,10 51,13 32,12 185,13 22,32% 29,31 32,24 30,03 51,54 18,35 10,95%

Nilai Nilai Impor Sulsel 122,68 210,55 150,13 270,62 753,98 100,00% 200,95 210,17 229,61 188,86 829,58 100,00% 164,42 215,14 167,94 181,50 167,63 100,00%

Pangsa

Pasar

Komoditas Impor Utama

(dalam juta USD)

2016 2017 2018

Page 82: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

76 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Sumber: Bea Cukai, diolah Ket: 10 besar negara impor sepanjang triwulan I 2019

E. Sistem Pembayaran

Tabel E.1. Perkembangan Jumlah Aliran Uang Kertas di Depo KPw BI Provinsi Sulsel (Rp Triliun)

2019

Q1 Q2 Q3 Q4 TotalPangsa

PasarQ1 Q2 Q3 Q4 Q1

Pangsa

Pasar

1 Argentina 10,87 17,93 15,49 20,54 64,83 7,81% 16,37 19,92 25,19 24,25 33,45 19,95%

2 Tiongkok 126,89 74,32 34,05 49,78 285,05 34,36% 27,75 29,58 38,55 47,07 29,71 17,72%

3 Singapura 1,06 31,07 14,65 37,80 84,57 10,19% 24,49 48,96 22,68 11,37 24,23 14,45%

4 India 0,66 3,59 0,17 0,50 4,92 0,59% 0,79 5,17 0,27 0,22 18,16 10,83%

5 Kanada 9,15 12,43 8,38 18,02 47,98 5,78% 8,38 7,20 8,85 6,60 15,63 9,32%

6 Italia 0,02 0,00 0,00 0,50 0,53 0,06% 0,17 0,00 0,02 2,82 12,58 7,51%

7 Rusia 7,43 29,78 0,45 5,72 43,38 5,23% 1,97 4,81 1,34 15,00 8,83 5,26%

8 Amerika Serikat 10,08 5,87 13,08 2,84 31,87 3,84% 11,56 3,18 2,38 6,90 4,52 2,70%

9 Malaysia 2,95 2,69 3,80 0,92 10,36 1,25% 5,66 3,79 3,89 4,40 4,47 2,66%

10 Pantai Gading - 1,68 0,67 - 2,35 0,28% - 1,07 2,50 - 4,03 2,40%

11 Lainnya 31,82 30,81 138,88 52,23 253,74 30,59% 67,26 91,46 62,26 62,86 12,04 7,18%

Nilai Impor SulselNilai Impor Sulsel 200,95 210,17 229,61 188,86 829,58 100,00% 164,42 215,14 167,94 181,50 167,63 100,00%

2018NEGARA ASAL IMPOR

(dalam juta USD)

2017

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow

I 5,30 2,35 2,95 20,16% 36,73% 9,61%

II 4,07 3,83 0,24 25,78% 32,72% -31,43%

III 5,56 5,64 -0,08 14,19% 6,17% -82,13%

IV 4,31 4,10 0,21 5,51% -1,49% -358,75%

19,24 15,91 3,32 15,94% 13,10% 31,83%

I 6,18 2,26 3,93 16,72% -3,70% 32,93%

II 3,83 4,06 -0,22 -5,81% 5,97% -193,72%

III 5,70 5,99 -0,29 2,55% 6,24% 265,41%

IV 3,83 3,96 -0,12 -10,96% -3,43% -159,93%

19,55 16,27 3,29 1,66% 2,22% -0,99%

I 6,51 1,49 5,02 5,20% -34,03% 27,76%

II 3,47 5,02 -1,55 -9,55% 23,64% 589,17%

III 6,55 2,59 3,96 14,83% -56,85% -1473,25%

IV 4,29 2,08 2,21 12,03% -47,43% -1884,56%

20,82 11,17 9,64 6,46% -31,31% 193,23%

I 4,57 1,29 3,28 -29,73% -13,45% -34,56%

II 3,34 3,18 0,16 -3,56% -36,60% -110,48%

III 5,58 2,10 3,48 -14,84% -18,76% -12,28%

IV 3,68 1,99 1,69 -14,34% -4,24% -23,83%

17,17 8,56 8,61 -17,51% -23,36% -10,74%

I 5,80 2,25 3,55 26,94% 74,78% 8,16%

II 5,44 6,08 -0,64 62,72% 91,15% -493,93%

III 5,63 6,23 -0,61 0,92% 196,53% -117,54%

IV 4,97 4,81 0,15 35,04% 141,62% -90,87%

21,84 19,38 2,45 27,19% 126,28% -71,49%

I 6,49 2,49 4,00 11,82% 10,45% 12,69%

2014

2014

2015

2015

2016

Jumlah yoyPeriode

2018

2018

2019

2016

2017

2017

Page 83: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 77

Tabel E.2. Perkembangan Jumlah Aliran Uang Logam di Depo KPw BI Provinsi Sulsel (Rp Juta)

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow

I 144,0 2198,6 -2054,6 388,7% 685,7% 720,6%

II 39,5 3221,8 -3182,3 -47,7% 314,3% 353,2%

III 227,8 3928,2 -3700,4 186,1% 295,8% 305,3%

IV 13,3 2072,4 -2059,1 -86,8% -21,1% -18,5%

424,6 11421,0 -10996,4 48,9% 144,2% 150,4%

I 3,5 1738,0 -1734,5 -97,5% -20,9% -15,6%

II 5,3 3660,0 -3654,7 -86,5% 13,6% 14,8%

III 34,4 2019,3 -1985,0 -84,9% -48,6% -46,4%

IV 2,7 5836,8 -5834,1 -79,9% 181,6% 183,3%

45,9 13254,2 -13208,3 -89,2% 16,1% 20,1%

I 2,0 4449,5 -4447,4 -43,0% 156,0% 156,4%

II 3,1 6433,7 -6430,6 -41,5% 75,8% 76,0%

III 55,5 3542,0 -3486,5 61,4% 75,4% 75,6%

IV 63,1 3982,5 -3919,4 2266,1% -31,8% -32,8%

123,7 18407,7 -18284,0 169,5% 38,9% 38,4%

I 112,1 3401,4 -3289,4 5442,6% -23,6% -26,0%

II 10,8 3852,0 -3841,2 247,7% -40,1% -40,3%

III 0,9 2859,0 -2858,1 -98,4% -19,3% -18,0%

IV 0,0 3345,8 -3345,8 -100,0% -16,0% -14,6%

123,8 13458,2 -13334,5 0,0% -26,9% -27,1%

I 1,0 2031,3 -2030,3 -99,1% -40,3% -38,3%

II 5,4 4061,0 -4005,8 -50,4% 5,4% 4,3%

III 0,8 5106,0 -5105,3 -14,2% 78,6% 78,6%

IV 2,1 2314,7 -2312,5 0,0% -30,8% -30,9%

9,3 13513,0 -13453,9 -92,5% 0,4% 0,9%

I 18,86 5577,92 -5559,06 1733,8% 174,6% 173,8%2019

2018

PeriodeJumlah yoy

2014

2018

2017

2014

2015

2015

2016

2016

2017

Page 84: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

78 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Tabel E.3. Perkembangan Transaksi Nontunai Melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (Lembar & Rp Triliun)

Volume Nilai

I 37.461 0,56 6,03% 12,16%

II 38.646 0,57 5,40% 12,54%

III 39.105 0,58 0,67% 7,17%

IV 40.567 0,61 0,55% 6,02%

155.779 2,31 3,04% 9,32%

I 36.457 0,56 -2,68% -0,13%

II 34.774 0,58 -10,02% 1,24%

III 37.895 0,87 -3,09% 51,00%

IV 41.130 1,05 1,39% 73,51%

150.256 3,06 -3,55% 32,30%

I 29.191 0,67 -19,93% 21,02%

II 28.625 0,64 -17,68% 10,62%

III 30.355 0,68 -19,90% -22,79%

IV 32.940 0,81 -19,91% -23,34%

121.111 2,79 -19,40% -8,70%

I 34.547 0,89 18,35% 31,93%

II 38.973 1,03 36,15% 61,26%

III 53.395 1,62 75,90% 139,45%

IV 86.793 4,28 163,49% 431,65%

213.708 7,81 76,46% 179,88%

I 132.841 8,92 284,52% 901,91%

II 151.191 10,50 287,94% 921,91%

III 132.118 7,04 147,44% 335,36%

IV 146.241 7,28 68,49% 70,15%

562.391 33,74 163,16% 331,75%

I 137.126 6,54 3,23% -26,66%

II 131.837 5,93 -12,80% -43,56%

III 147.734 6,92 11,82% -1,64%

IV 158.824 7,35 8,60% 0,87%

575.521 26,73 2,33% -20,76%

I 149.197 6,99 8,80% 6,87%

II 145.269 6,70 10,19% 13,14%

III 132.236 5,56 -10,49% -19,68%

IV 139.697 6,16 -12,04% -16,12%

566.399 25,42 -1,58% -4,93%

2019 I 122.837 5,68 -17,67% -18,67%

yoy

2012

2013

Volume

(lembar)

2012

Periode Nilai (Rp Triliun)

2014

2015

2016

2013

2014

2015

2018

2018

2016

2017

2017

Page 85: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 79

H. Daftar Istilah

Istilah Keterangan

Administered prices Komponen inflasi berupa harga-harga barang dan jasa yang diatur pemerintah

Abenomics Mencakup serangkaian langkah-langkah kebijakan yang dirancang untuk mengatasi masalah ekonomi makro Jepang dari

resesi berkepanjangan di negara itu, isu-isu seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan investasi swasta untuk

meningkatkan konsumsi dalam negeri sekaligus meningkatkan ekspor

Austerity program Program kebijakan ekonomi yang bertujuan mengurangi defisit atau belanja pemerintah

Bail out Injeksi dana talangan bagi pihak yang mengalami kesulitan dana/likuiditas

Balance sheet Neraca

Banking union Kerangka kerja perbankan yang terintegrasi dengan tujuan menjaga stabilitas perbankan

Barrel Satuan pengukur volume yang biasa digunakan dalam perdagangan minyak internasional

Basel III Standar regulasi global mengenai tingkat kesehatan bank yang didasarkan pada kecukupan modal bank, stress testing,

dan risiko likuiditas pasar; disepakati oleh ang gota Basel Committee on Banking Supervision dan akan diimplementasikan

2013-2018

BI rate Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

Branchless banking Strategi pemberian pelayanan jasa keuangan perbankan tanpa bergantung pada keberadaan kantor cabang

Bullish Kecenderungan harga untuk meningkat

Clean money policy Kebijakan penggantian uang rusak dengan uang layak edar

Consensus forecast Prediksi masa depan yang dibuat dengan menggabungkan bersama beberapa perkiraan terpisah yang sering dibuat

menggunakan metodologi yang berbeda

Core-deposit Sumber dana andalan bank yang bersifat stabil sebagai basis pinjaman bank

Cost push inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya

Cost of capital Biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa,

maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan

Credit Limit Batas kredit

Credit rating Sebuah penaksiran kelayakan kredit dari individu atau korporasi

Crisis management

protocol

Prosedur manajemen krisis ini menetapkan protokol penggelaran tim manajemen dan mendefinisikan peran dan

tanggung jawab anggota tim itu

Debt ceiling Pagu hutang

Debt service ratio Rasio beban pembayaran utang terhadap penerimaan ekspor suatu negara

Debt swap Serangkaian transaksi yang mempertukarkan pembayaran utang oleh dua entitas ekonomi

Deflasi Penurunan harga-harga barang dan jasa secara umum

Dependency ratio Rasio ketergantungan penduduk usia nonproduktif terhadap penduduk yang produktif

Deposit facility Fasilitas deposit untuk membuat deposito overnight dengan bank sentral

Deposit rate Tingkat suku bunga simpanan

Deposito Produk bank sejenis jasa tabungan yang memiliki jangka waktu penarikan, berdasarkan kesepakatan antara bank dengan

nasabah

Depresiasi rupiah Penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

Devisa Semua barang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional

Disposable income Jumlah pendapatan pribadi individu memiliki setelah pajak dan biaya pemerintah, yang dapat dihabiskan pada kebutuhan,

atau non-penting, atau diselamatkan

Double-dip recession Peristiwa dimana resesi menimpa suatu negara setelah sempat membaik dari resesi sebelumnya dalam waktu yang

pendek

Double taxation Pengenaan pajak oleh suatu yurisdiksi lebih dari satu kali

Down payment Pembayaran awal sebelum melunasi pembelian

Page 86: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

80 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Istilah Keterangan

Dropshot Pembayaran uang layak edar (ULE) setoran dari bank kepada bank yang sama (bank penyetor) atau kepada bank berbeda,

dimana terhadap setoran ULE dari bank tersebut, Bank Indonesia tidak melakukan perhitungan rinci dan penyortiran

Ekspansi fiskal Kebijakan peningkatan fiskal dengan cara menambah pengeluaran pemerintah

Emerging market Kelompok negara-negara dengan ekonomi yang berkembang pesat yang antara lain tercermin dari perkembangan pasar

keuangan dan industrialisasi

E-money Uang elektronik

Exchange rate pass

through

Persentase perubahan dalam mata uang lokal harga impor akibat perubahan satu persen dalam nilai tukar antara negara-

negara pengekspor dan pengimpor

External imbalance Keseimbangan eksternal terjadi ketika transaksi berjalan tidak terlalu positif atau negatif berlebihan

Fee based income Pendapatan bank yang berasal dari transaksi jasa-jasa bank selain dari selisih bunga

Financial sophistication Kecang gihan dalam pengelolaan keuangan financial exclusion pemberian layanan keuangan dengan biaya terjangkau

untuk bagian segmen yang kurang beruntung dan berpenghasilan rendah masyarakat

Fiscal space Ruang ekspansi kebijakan fiskal

Flight to quality Istilah yang digunakan untuk menyatakan fenomena di pasar keuangan, dimana investor menjual apa yang mereka anggap

sebagai investasi berisiko dan membeli investasi yang lebih aman

Fiscal sustainability Kemampuan pemerintah untuk menjaga kesinambungan belanja, pajak, dan kebijakan lainnya dalam jangka panjang

tanpa risiko gagal bayar

Giro Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau surat perintah

pembayaran lain atau dengan pemindahbukuan

Good corporate

governance

Tata kelola yang baik

Growth-supporting

funding facility

Fasilitas pendanaan yang disediakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi

Hedging Strategi untuk melindung nilai dengan membatasi risiko atau probabilitas kerugian yang dapat ditimbulkan

Holding company Perusahaan induk dari beberapa perusahaan

Idle money Uang yang tidak terpakai

Imported inflation Inflasi yang disebabkan kenaikan harga barang-barang impor

Indeks kedalaman

kemiskinan

Ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap batas miskin

Indeks keparahan

kemiskinan

Ukuran penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin

Industrial upgrading Peningkatan industri produk nonkomoditas

Inflasi Kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum

Inflasi inti

Komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan

dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran, nilai tukar, harga komoditas internasional,

inflasi mitra dagang dan ekspektasi Inflasi

Inter-bank lending Penempatan dana bank pada bank lain

Intercompany loans Pinjaman yang dilakukan oleh suatu departemen kepada departemen lain dalam satu struktur organisasi

Intra-regional trade Perdagangan internasional negara-negara dalam satu kawasan

Investasi portofolio Investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar keuangan

Investment grade Peringkat layak investasi

Leading indicator Indikator penuntun yang menunjukkan arah variabel acuan ke depan

Lending facility Sebuah mekanisme yang digunakan saat bank sentral meminjamkan dana kepada dealer utama

Less cash society Masyarakat yang terbiasa memakai alat pembayaran nontunai

Long-term financing Skema fasilitas pinjaman murah (bunga 1%) dari ECB bagi perbankan eropa dalam rangka mencegah keketatan likuiditas

Page 87: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan| Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan 81

Istilah Keterangan

operation Credit crunch dengan jangka waktu 3 tahun

M1 Uang dalam arti sempit (uang kartal dan giral)

M2 Uang dalam arti luas (uang kartal, giral, dan deposito)

Makroprudensial Pendekatan regulasi keuangan yang bertujuan memitigasi risiko sistem keuangan secara keseluruhan

Margin Selisih

Mikroprudensial Kehati-hatian yang terkait dengan pengelolaan lembaga keuangan secara individu agar tidak membahayakan

kelangsungan usahanya

Monetary union Penggunaan satu mata uang tunggal dalam satu kawasan

Monetisasi Proses konversi/perubahaan sesuatu (aset) menjadi uang

Moral hazard Kecenderungan untuk melakukan kecurangan

Mtm Month-to-month growth: perubahan atau pertumbuhan suatu besaran pada suatu titik waktu tertentu (hari, minggu, atau

bulan) terhadap satu bulan sebelumnya

Online banking Transaksi keuangan yang dilakukan dengan memanfaatkan koneksi internet

Operation twist Kebijakan The Fed pada akhir 2011, dimana The Fed mengambil inisiatif membeli surat berharga jangka panjang dan

secara simultan menjual yang jangka pendek untuk menurunkan tingkat suku bunga jangka panjang

Operasi Pasar Kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan bank dan pihak lain dalam rangka

pengendalian moneter

Pagu hutang / debt

ceiling

Jumlah total utang pemerintah Amerika Serikat yang boleh diterbitkan dalam periode tertentu

Pasar obligasi Tempat diperdagangkannya obligasi

Pendapatan disposibel Bagian dari pendapatan yang siap untuk dibelanjakan

Price taker Pengambil harga

Primary reserves Cadangan utama, bisanya bersifat likuid (dapat diuangkan sewaktu-waktu)

Push factor Faktor pendorong

Quantitative easing Kebijakan dimana The Fed mencetak uang baru dan menyalurkannya pada bank untuk memberikan dukungan

pembiayaan/pendanaan usaha/bisnis dengan bunga terjangkau

Qtq Quarter-to-quarter growth: perubahan atau pertumbuhan suatu besaran pada suatu titik waktu tertentu (hari, minggu,

bulan, atau kuartal) terhadap titik waktu yang sama tiga bulan (1 kuartal) sebelumnya

Rasio gini Suatu ukuran yang biasa digunakan untuk memperlihatkan tingkat ketimpangan pendapatan

Second round effect Dampak lanjutan

Short-term liquidity Likuiditas jangka pendek

Sistem pembayaran Sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain

Solvabilitas Kemampuan perusahaan untuk membayar segala kewajibannya

Sovereign debt crisis Krisis timbul akibat kegagalan pemerintah negara penerbit surat berharga untuk memenuhi kewajibannya (bunga dan

pokoknya)

Stimulus fiskal Kebijakan fiskal pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi permintaan agregat (aggregate demand) yang

selanjutnya (diharapkan) akan berpangaruh pada aktivitas perekonomian dalam jangka pendek

Sukuk Suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi

syariah

Tenor Masa pelunasan pinjaman, dinyatakan dalam hari, bulan atau tahun

Term of trade Perbandingan harga ekspor suatu negara terhadap impornya

Unbanked Orang-orang atau bisnis yang tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan utama biasanya ditawarkan oleh bank-

bank ritel

Velositas uang Kecepatan perputaran uang yang beredar

Page 88: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2019-06-11 · daftar isi daftar isi kata pengantar iii daftar isi v ringkasan eksekutif 1 tabel indikator ekonomi 5 1. pertumbuhan

LAMPIRAN

82 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan | Periode Mei 2019

Kunci Sukses Ekonomi Sulawesi Selatan

Istilah Keterangan

Volatile food Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam,

atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan

internasional

Yield Imbal hasil

Yoy Year-on-year growth: perubahan atau pertumbuhan suatu besaran pada suatu titik waktu tertentu (hari, minggu, bulan,

triwulan, semester, atau tahun) terhadap titik waktu yang sama satu tahun sebelumnya

Ytd Year-to-date growth: perubahan atau pertumbuhan suatu besaran pada suatu titik waktu tertentu (hari, minggu, bulan,

triwulan, semester) terhadap titik waktu terakhir pada tahun sebelumnya (31 Desember). Ytd biasanya untuk mengukur

pertumbuhan secara akumulatif.

Yuan Mata uang Tiongkok