laporan penerapan tata kelola - bpraptasejahtera.com · harmen kusuma bertanggung jawab terhadap...

46
1 LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT. BPR APTA SEJAHTERA Laporan pelaksanaan tata kelola di BPR APTA SEJAHTERA disusun selaras dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat. Berikut adalah pokok-pokok laporan penerapan tata kelola selama tahun 2017: A. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi B. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris C. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite D. Kepemilikan Saham Anggota Direksi E. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham BPR F. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris G. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dengan Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR H. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Komisaris I. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah J. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris K. Jumlah Penyimpangan Intern L. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh BPR M. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan N. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun Penerima Dana O. Hasil Penilaian (Self Assesment) dan Kesimpulan Umum.

Upload: tranthuy

Post on 18-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

PT. BPR APTA SEJAHTERA

Laporan pelaksanaan tata kelola di BPR APTA SEJAHTERA disusun selaras dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat. Berikut adalah pokok-pokok laporan penerapan tata kelola selama tahun 2017:

A. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi B. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris C. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite D. Kepemilikan Saham Anggota Direksi E. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan

Komisaris, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham BPR F. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris G. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dengan

Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR H. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Komisaris I. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah J. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris K. Jumlah Penyimpangan Intern L. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh BPR M. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan N. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun Penerima

Dana O. Hasil Penilaian (Self Assesment) dan Kesimpulan Umum.

2

A. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Berikut adalah daftar susunan dari Direksi PT. BPR APTA SEJAHTERA :

No Nama Jabatan Masa Jabatan

1 Harmen Kusuma Direktur 1 Jul 2011 sd Sekarang

Sdr. Harmen Kusuma bertanggung jawab terhadap jabatannya selaku Direktur dan DIrektur Kepatuhan.

Memiliki kemampuan manajerial yang cukup baik dalam mengelola usaha di BPR dan mampu

meminimalisir risiko-risiko yang akan dihadapi oleh BPR dengan mempertimbangkan beberapa aspek,

salah satunya adalah dengan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko. Selalu berhati-hati dan

memikirkan risiko ke depan sebelum membuat keputusan. Dalam komunikasi, ybs baik dalam

penyerahan tugas yang diberikan kepada jabatan lainnya dan mampu mengkoordinir dengan baik.

Permasalahan yang dihadapi oleh BPR cukup ditanggapi dengan baik dan dicarikan problem solvingnya.

Dalam structural Sdr. Harmen Kusuma merangkap sebagai Direktur, Direktur Kepatuhan dan Internal

Cntrol. Sdr. Harmen Kusuma selaku Direktur memiliki kompetensi yang cukup baik dalam menjalankan

tugas sebagai Direktur dan telah memiliki pengalaman di bidang Perbankan dan pernah menjabat sebagai

Direktur dan Komisaris sebelumnya. Ybs memiliki pengalaman kerja antara lain

1. Sebagai Staf THL di BRI Surabaya pada tahun 1970

2. sebagai Job Training di BRI Cabang Surabaya pada tahun 1973

3. Sebagai Wa Pinca di BRI Cabang Semarang pada tahun 1976

4. Sebagai Pem. Cabang di BRI Cabang Sijunjung pada tahun 1979

5.Sebagai Pem. Cabang di BRI Cabang Karanganyar pada tahun 1976

6. Sebagai Kepala bagian SDM di BRI Pusat pada tahun 1985

7. Sebagai Pem. Cabang di BRI Cabang Lumanjang pada tahun 1989

8. Sebagai Wakil Inspektur di BRI Banjarmasin ada tahun 1993

9. Sebagai Inspektur di BRI Jayapura pada tahun 1996

10. Sebagai Inspektur di Bringin Life pada tahun 1998

11. Sebagai Kepala Divisi Umum di Bringin Life pada tahun 2001

12. Sebagai Komisaris di PT. BPR Warga Dhani pada tahun 2002

13. Sebagai Direktur di PT. Bringin Sarana pada tahun 2003

14. Sebagai Komisaris di PT. BPR Apta Sejahtera pada tahun 2007

3

15. Sebagai Direktur di PT. BPR Apta Sejahtera pada Desember 2011 hingga Sekarang

Ybs memegang jabatan sebagai Direktur yaitu memberikan Support kepada Direktur Utama dan

bertanggung jawab terhadap bidang SDM. Mengawasi dan berperan dalam pengambilan keputusan pada

pendanaan. Ybs juga membawahkan Fungsi Kepatuhan dan bertanggung jawab terhadap pemenuhan

kepatuhan baik kepatuhan secara kelembagaan maupun kepatuhan dalam pelaporan kepada OJK, BI,

PPATK dan Lembaga pelaporan terkait lainnya.

Ybs telah dinyatakan kompeten sebagai Direktur dengan dikeluarkannya Sertifikat Kompetensi Direktur

pada tanggal 4 Oktober 2011 dengan No. Sertifikat 65100 1210 6 6168 2011 dan sertifikat penyegaran

65100 1210 6 2201 2016 diterbitkan pada tanggal 13 Desember 2016.

Sdr. Harmen Kusuma tidak memiliki rangkap jabatan pada perusahaan lain.

Sdr. Harmen Kusuma selaku Direktur termasuk dalam anggota pemegang saham di BPR dengan jumlah

saham 6,64%. Ybs tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan Dewan Komisaris maupun Anggota

Direksi lainnya.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Direksi telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR, antara lain :

a. Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR. b. Mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam

Anggaran Dasar BPR dan peraturan perundang-undangan. c. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang

organisasi. d. Menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan:

1) Fungsi audit intern; 2) Fungsi manajemen risiko; dan 3) Fungsi kepatuhan

e. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

f. Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan adanya:

1) pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit kerja yang menangani pembukuan, operasional, dan kegiatan penunjang operasional; dan

2) penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan independen terhadap unit kerja lain.

g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

h. Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai.

4

i. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

Anggota Direksi telah melakukan pembelajaran secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya. Training dan/atau seminar yang diikuti oleh Direksi adalah sebagai berikut :

7. Calon Wa Ka Kanca BRI tahun 1973 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

8. Documentary Credit tahun 1976 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

9. Pemimpin Cabang tahun 1981 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

10. Kursus Pemimpin II tahun 1982 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

11. Manajemen SDM tahun 1985 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

12. Kursus Pemimpin III tahun 1985 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

13. Human Resource Management tahun 1987 Di Singapura Diikuti oleh Harmen Kusuma

14. Pedoman Teknik Pemeriksaan tahun 1993 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

15. Management Audit tahun 1994 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

16. Audit Treasury tahun 1995 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

17. EDP Audit for Excecutive BUMN tahun 1996 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

18. Audit Intern Tingkat Manajerial tahun 1997 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

19. Teknik Penyidikan, Fraud Auditing tahun 1997 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

20. Qualified Internal Auditor tahun 1997 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

21. Education and training System tahun 2002 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

22. Sertifikasi Direktur tanggal 18 s/d 20 Agustus 2011 Di Jakarta DIikuti oleh Harmen Kusuma

23. Program Pemeliharaan Pemegang Sertifikat Kompetensi tanggal 11 s/d 12 Agustus 2016 Di Jakarta Diikuti oleh Harmen Kusuma

5

B. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

Ketentuan Dewan Komisaris yang berlaku di BPR berdasar anggaran dasar perusahan adalah : sesuai

dengan ketentuan POJK No. 4/POJK.03/2015 bahwa BPR dengan modal inti kurang dari RP

50,000,000,000,- (Lima puluh milyar rupiah) wajib memiliki Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang

dan jumlahnya tidak melebihi jumlah Direksi. PT. BPR APTA SEJAHTERA saat ini memliki 2 Anggota

Komisaris yaitu Ir. Marliadi Eko Yunianto. MBA dan Sartono Hardjo Oetomo sebagai Anggota Komisaris.

Masa jabatan Anggota Komisaris di BPR APTA SEJAHTERA tidak memiliki batas, dan dinyatakan keluar dari

jabatan Komisaris setelah pemegang jabatan mengundurkan diri. Dewan Komisaris diangkat berdasarkan

hasil RUPS, yaitu Sdr. Ir. Marliadi Eko Yunianto.MBA diangkat menjadi Komisaris berdasarkan Risalah

RUPS pada tanggal 30 Juni 2011. Sedangkan Sdr. Sartono Hardjo Oetomo diangkat sebagai Komisaris

berdasarkan hasil 8 Februari 2012.

PT. BPR APTA SEJAHTERA memiliki anggota Dewan Komisaris dengan susunan sebagai berikut :

No Nama Jabatan Masa Jabatan

1 Ir. Marliadi Eko Yunianto. MBA Komisaris 1 Jul 2011 sd Sekarang

2 Sartono Hardjo Oetomo Komisaris 8 Feb 2012 sd Sekarang

Sdr. Ir. Marliadi Eko. MBA selaku Komisaris memiliki profesionalisme sebagai Komisaris dan melakukan

pengawasan terhadap kegiatan usaha BPR dengan baik. Ybs mampu menjalankan jabatan Komisaris

sesuai dengan kompetensi dan ketentuan dari perundang-undangan. Memiliki kemampuan yang baik

dalam melakukan pengawasan, detil dalam melihat permasalahan dan menanggulangi permasalahan

yang dapat ditimbulkan dalam BPR. Menggunakan prinsip kehati-hatian dalam membuat perencanaan

dan menanggapi permasalahan yang sedang dihadapi.

Ybs belum ada pengalaman sebagai Komisaris sebelum di PT. BPR APTA SEJAHTERA. Pengalaman kerja

Sdr. Marliadi Eko Yunianto antara lain adalah :

1. Sebagai Karyawan Percobaan di PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 1988

2. Sebagai Karyawan Bagian Manajemen Properti di PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 1990

3. Sebagai Asisten Manajer Manajemen Properti di PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 1990

4. Sebagai Asisten Projek Manajer Gedung BRI Yogyakarta di PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 1990

5. Sebagai Manajer Manajemen Properti di PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 1991

6. Sebagai Asisten Projek ManajerGedung BRI Kudus tahun 1991

7. Sebagai Site Manajer Manajemen Properti di PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 1992

8. Sebagai Manajer Teknik di PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 2003

9. Sebagai Koordinator P3-U, Site Manajer P3-U di PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 2005

6

10. Sebagai Manajer Umum PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 2005

11. Sebagai Kepala Divisi Manajemen Properti di PT. BRINGIN KARYA SEJAHTERA tahun 2011

12. Sebagai Komisaris di PT. BPR APTA SEJAHTERA SEJAHTERA tahun 2011

Sdr. Marliadi Eko Yunianto belum mengikuti sertifikasi kompetensi Komisaris, namun mengikuti sertifikasi kompetensi untuk Direktur. Sertifikat kompetensi yang dimiliki dengan No. 65100 1210 6 6192 2011 diterbitkan tanggal 14 November 2011 dan sertifikat penyegaran 65100 1210 6 2202 2016 diterbitkan pada tanggal 13 Desember 2016. Yang bersangkutan juga telah mengikuti Fit and Proper test untuk Komisaris pada 21 Desember 2011 dan telah diterbitkan sertifikat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 13/165/KEP.GBI/DKBU/2011/RAHASIA.

Sdr. Sartono Hardjo Oetomo selaku Anggota Dewan Komisaris mampu menjalankan tugasnya sebagai

Anggota Dewan Komisaris sesuai dengan kompetensi dan ketentuan berdasarkan perundang-undangan

mengenai tanggung jawab Dewan Komisaris berdasarkan anggaran dasar perusahaan. Detil dalam

melihat permasalahan.

Sdr. Sartono Hardjo Oetomo telah berpengalaman dalam bidang perbankan. Pengalaman kerja ybs

antara lain adalah:

1. Sebagai Staf di BRI Karawang tahun 1972

2. Sebagai Wakil Pemimpin Cabang BRI Krekot Jakarta tahun 1976 s/d 1981

3. Sebagai Pemimpin Cabang BRI Bandung tahun 1983 s/d 1988

4. Sebagai Kepala Bagian Perencanaan Kantor Pusat BRI Jakarta tahun 1988

5. Sebagai Kepala Bagian Kredit Cabang Khusus BRI tahun 1989 s/d 1991

6. Sebagai Wakil Pemimpin Wilayah BRI Sulawesi Selatan dan Tenggara di Ujung Pandang tahun 1991 s/d 1992

7. Sebagai Wakil Pemimpin Wilayah BRI Jawa Timur tahun 1992 s/d 1997

8. Sebagai Pejabat Sementara Pemimpin Wilayah BRI di Jayapura tahun 1991 s/d 1997

9. Sebagai Pemimpin Wilayah BRI Aceh tahun 1997 s/d 1999

10. Bekerja di PT. Bringin Indotama Sejahtera Finance tahun 2000 s/d 2005

11. Sebagai Komisaris di PT. BPR APTA SEJAHTERA tahun 2013 hingga sekarang

Sdr. Sartono Hardjo Oetomo dinyatakan kompeten sebagai Anggota Dewan Komisaris berdasar

diterbitkannya sertifikat (sertifikat hilang).

Sdr. Marliadi Eko Yunianto dan Sdr. Sartono Hardjo Oetomo tidak memiliki rangkap jabatan pada BPR maupun organisasi lainnya.

7

Sdr. Marliadi Eko Yunianto merupakan keluarga dari Sdr. Martono selaku salah satu pemegang saham.

Sekaligus adalah salah satu angggota pemegang saham di BPR. Sdr. Marliadi Eko Yunianto tidak memiliki

hubungan keluarga dengan anggota Direksi dan Dewan Komisaris lainnya. Sdr. Sartono Hardjo Oetomo

adalah anggota pemegang saham di BPR. Sdr. Sartono Hardjo Oetomo tidak memiliki hubungan keluarga

dengan anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris lainnya

Sdr. Marliadi Eko adalah Pemegang Saham di PT. BPR APTA SEJAHTERA dengan kepemilikan saham

sebesar 4,36%. Sdr. Sartono Hardjo Oetmo juga merupakan Pemegang Saham di PT. BPR APTA

SEJAHTERA dengan kepemilikan saham sebesar 8,16%.

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dewan Komisaris telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR, antara lain :

a. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

c. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b), Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

d. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b), Dewan Komisaris dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR, kecuali terkait dengan:

1) penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR; dan

2) hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. e. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau

pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

f. Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan: 1) pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan; dan/atau

2) keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR;

Anggota Dewan Komisaris telah melakukan pembelajaran secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya. Training dan/atau seminar yang diikuti oleh Anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 1. Uji Kompetensi Sertifikasi Direktur pada tanggal 11 s/d 13 Oktober 2011 di Jakarta Diikuti oleh

Marliadi Eko Yunianto

2. Capacity Building BPR se-Jabodetabek dan Banten Bidang Perkreditan dan Pengendalian Intern pada tanggal 31 Agustus hingga 1 September 2015 di Bogor Diikuti oleh Marliadi Eko Yunianto

3. Strategi Anti Fraud pada tanggal 18 Februari 2016 di Jakarta Diikuti oleh Marliadi Eko Yunianto

8

4. Penerapan Manajemen Risiko bagi BPR pada tanggal 19 April 2016 di Jakarta Diikuti oleh Marliadi Eko Yunianto

5. Pelatihan Penyegaran : Audit Internal dan Manajemen Risiko pada tanggal 26 s/d 27 Mei 2006 di Jakarta Diikuti oleh Marliadi Eko Yunianto

C. KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS ATAU FUNGSI KOMITE

Dalam rangka penerapan tata kelola, Direksi telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern dengan susunan sebagai berikut:

Nama Pejabat Eksekutif Fungsi Tgl Pengangkatan

Anggakara Ade Kurnia A. Audit Intern 02-03-2017

Sdr. Anggakara Ade K. diangkat sebagai Pejabat Eksekutif yang menangani Audit Intern Pada tanggal 2 Maret 2017 dengan Surat Keputusan Direksi KEP.05/III/2017 . Pengangkatan Pejabat Eksekutif berdasarkan adanya rekomendasi dari Komisaris dan POJK tentang Tata Kelola BPR. Dalam struktur organisasi PE Audit Intern Berada di bawah Direktur (Karena tidak adanya Direktur Utama) dan berkoordinasi dengan Dewan Komisaris . PE Audit Intern Bertugas dalam melakukan pemeriksaan dan menjaga asset dan kegiatan yang dilakukan oleh BPR agar berjalan sesuai dengan ketentuan .

C.1. Fungsi Audit Intern

Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Intern

a. Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan

operasional BPR yang mencakup perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit;

b. Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya paling sedikit dengan cara pemeriksaan langsung dan analisis dokumen;

c. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana; dan

d. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen.

e. Menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.

9

Independensi Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Internal Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Internal berasal dari pihak internal tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, dan/ atau kepemilikan saham dengan Dewan Komisaris. Direksi, dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuan bertindak independen.

C.2. Fungsi Audit Manajemen Risiko

Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Eksekutif Fungsi Manajemen Risiko

a. Pemantauan pelaksanaan kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko yang telah disetujui oleh Direksi;

b. Pemantauan posisi Risiko secara keseluruhan, per jenis Risiko, dan per jenis aktivitas fungsional;

c. Pengkajian usulan penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas baru;

d. Penyampaian rekomendasi kepada satuan kerja atau pegawai yang menangani fungsi operasional dan Komite Manajemen Risiko, sesuai kewenangan yang dimiliki; dan

e. Penyusunan dan penyampaian laporan profil Risiko secara berkala kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko dan/atau Komite Manajemen Risiko.

C.3. Fungsi Kepatuhan

Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Eksekutif Fungsi Kepatuhan

a. Menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan. b. Memantau dan memahami setiap perkembangan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan

peraturan perundang-undangan lain yang relevan dengan kegiatan usaha BPR;

c. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkini dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan;

d. Memastikan bahwa masing-masing unit kerja sudah melakukan penyesuaian ketentuan intern dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan;

e. Memberikan konsultansi kepada unit kerja atau pegawai BPR mengenai kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain;

f. Memberikan rekomendasi untuk produk, aktivitas, dan transaksi BPR sesuai peraturan perundang-undangan;

10

g. Memastikan penerapan prosedur kepatuhan pada setiap unit kerja BPR;

h. Melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada Satuan Kerja Audit Intern atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh pegawai BPR;

D. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI

Nama Anggota Direksi Kepemilikan Saham

BPR Apta Sejahtera Perusahaan Lain

Harmen Kusuma 6,64% -

E. HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI

DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR Saudara Harmen Kusuma selaku Direktur tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota

Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham.

Saudara Harmen Kusuma selaku Direktur juga merupakan Pemegang Saham pada PT. BPR

APTA SEJAHTERA.

F. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

Nama Anggota Dewan Komisaris

Kepemilikan Saham BPR APTA

SEJAHTERA BPR Lain Perusahaan Lain

Ir. Marliadi Eko Yunianto.MBA 4,36 % - -

Sartono Hardjo Oetomo 8,16 % - -

G. HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

KOMISARIS DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAIN, ANGGOTA DIREKSI DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR

Saudara Ir. Marliadi Eko Yunianto.MBA selaku Komisaris adalah Pemegang Saham sekaligus

anak dari Saudara Martono selaku Pemegang Saham pada PT. BPR APTA SEJAHTERA.

11

Saudara Sartono Hardjo Oetomo selaku Anggota Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga

dengan Anggota Direksi maupun Dewan Komisaris lainnya.

Saudara Sartono Hardjo Oetomo selaku Anggota Komisaris adalah Pemegang Saham pada

PT. BPR APTA SEJAHTERA.

H. PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2017.

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 Tahun

Dewan Komisaris Direksi

Jumlah keseluruhan gaji 130.000.000,- 104.000.000,-

Tunjangan (JAMSOSTEK) - 6.738.000,-

Tantiem - -

Kompensasi berbasis saham

Remunerasi berdasarkan RUPS dengan memperhatikan tugas, wewenang, tanggung jawab dan risiko

- -

Fasilitas lain yang diterima tidak dalam bentuk uang, antara lain perumahan, transportasi, dan asuransi kesehatan

28.314.200 21.071.700,-

I. RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah:

a) rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 0.1 : 0.07

b) rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 1 : 1

c) rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 0.54 : 0.45

12

d) rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi adalah 0.6 : 0.4

e) rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 0.66 : 0.34

J. FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS

Rapat Dewan Komisaris dilakukan bersamaan dengan Rapat Pemegang Saham yang dilakukan minimal 1 kali dalam 1 bulan selama 12 bulan dalam 1 tahun. Jumlah rapat pada tahun 2017 adalah 12 Data Kehadiran Anggota Dewan Komisaris pada Rapat :

Nama Anggota Dewan Komisaris Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Persentase Kehadiran

Marliadi Eko Yunianto 12 12 100%

Sartono Hardjo Oetomo 12 12 100%

Total rapat per tahun 12

K. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN YANG TERJADI DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR

Internal Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh

dalam 1 tahun Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Pegawai Tidak

Tetap

2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017

Total Fraud 0 0 0 0 0 0 0 0

Telah Diselesaikan

0 0 0 0

Dalam proses penyelesaian internal BPR

0 0 0 0 0 0 0 0

Belum diupayakan penyelesaiannya

0 0 0 0 0 0 0 0

Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum

0 0 0 0

13

L. JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR

Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 0 0

Dalam proses penyelesaian 0 0

Total 0 0

M. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN Dalam 2017, tidak ada transaksi kepada pihak terkait yang terindikasi menimbulkan kerugian bagi BPR. Tabel berikut ini menunjukkan pemberian kredit kepada pihak terkait:

No

Nama dan Jabatan Pihak yang Memiliki

Benturan Kepentingan

Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan

Jenis Transaksi

Nilai Transaksi (Juta Rupiah)

Keterangan

1 Sartono Hardjo Oetomo - Komisaris

Harmen Kusuma - Direktur

Pinjaman 40.000.000 Pinjaman atas nama Sartono Hardjo Oetomo

2 Asmaniari – Manager Ops

Marliadi Eko – Komisaris Harmen Kusuma - Direktur

Pinjaman 15.000.000 Pinjaman an Asmaniari

N. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK, BAIK NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA No Nama Penerima Jumlah (Juta Rp) Tanggal

Tidak ada Tidak ada Tidak ada

14

O. HASIL PENILAIAN (SELF ASSESMENT)

(terlampir)

KERTAS KERJA PENILAIAN TATA KELOLA

No. Kriteria / Indikator Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,- (Lima puluh milyar rupiah) Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti di bawah Rp 50.000.000.000,- (Lima puluh milyar rupiah) Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan.

v Jumlah anggota Direksi sebanyak 1 orang

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota / kabupaten yang sama, atau kota / kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota / kabupaten yang berbatasan langsung dengan kota / kabupaten pada provinsi Kantor Pusat BPR.

v Direksi bertempat tinggal sesuai dengan Kota dan provinsi yang sama dengan kota kantor pusat

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).

v Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, usaha non bank dan/atau lembaga lain

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan / atau anggota Dewan Komisaris.

v Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda dengan Dewan Komisaris

5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas

v Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan . penyedia jasa sebagai konsultan

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

v Direksi telah lulus uji kompetensi dan telah diangkat melalui RUPS

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

5 0 0 1 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

5 0 0 4 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

9

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 6

9 : 6 = 1.5

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50%

0.75

B) Proses Penerapan Tata Kelola (P)

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

v Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

v Direksi menindaklanjuti temuan audit

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

v Direksi menyediakan data dan informasi akurat kepada Dewan Komisaris

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat,

v Pengambilan keputusan rapt dilakukan secara musyawarah

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan Keterangan

SB (1)

B (2)

CB (1)

B (2)

SB (1)

atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan / atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan / atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan / lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan / pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

v Direksi membudayakan pembelajaran dalam rangka peningkatan pengetahuan perbankan dan perkembangan terkini

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.

v Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.

v Direksi memiliki dan melaksanakan pedman dan tata tertib kerja Direksi

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 8 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 16 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

16

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 8

16 : 8 = 2

Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata Kelola (P) : 40%

0.8

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan Keterangan

SB (1)

B (2)

SB (1)

B (2)

SB (1)

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

15) Direksi mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

v Direksi bertanggung jawab thd pemegang saham melalui RUPS

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

v Direksi mengkomunikasikan kebijakan strategis

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

v Hasil rapt dituangkan dalam risalah rapat

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

v Ada peningkatan, keahlian dan kemampuan anggta Direksi dan seluruh pegawai dalam pengellaan BPR

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

v Laporan tata kelola disampaikan ke OJK sesuai ketentuan

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

1 3 1 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

1 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

10

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 5

10 : 5 = 2

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

0.2

Penjumlahan S + P + H 1.75

Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot factor 1 : 20%

0.35

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Komisaris

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1)

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang

BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah ) : Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

v Jumlah Dewan Komisaris sebanyak 2 orang

2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.

v Jumlah anggota Dewan Komisaris lebih banyak dari Direksi

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan

Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

v Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus fit and proper test

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota / kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi kantor Pusat BPR.

v Tidak ada anggta Dewan Komisaris yang berdomisili sama dengan kantor pusat BPR

5) BPR memiliki Komisaris Independen : a. Untuk BPR dengan modal inti paling

sedikit Rp 80.000.000.000,- (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp 80.000.000.000,- (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

v Modal inti BPR dibawah 50 M

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk

v Dewan Komisaris memliki pedman dan

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.

Tata tertib kerja

7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

v DeKom tidak merangkap pada BPR atau BPRS lain

8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesame anggota Dewan Komisaris atau Direksi.

v Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga dengan sesame DeKom maupun Direksi

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

v Seluruh Komisaris merupakan pemegang saham

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 5 1 0 0 3

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

5 2 0 0 15

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

22

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 9

2.44

Dikali dengan bobot Struktur dan infrastruktur Tata Kelola (S) : 50%

1.22

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

v Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan,memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

v Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan

v DeKom tidak terlibat dalam pengambilan

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

Keputusan operasional BPR

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.

v Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti hasil temuan audit

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

v Dewan Komisaris minimal melakukan rapat 1 bulan sekali

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah

mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

v Pengambilan keputusan dalam bentuk musyawarah

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v DeKom tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.

v DeKom melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 5 3 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan

0 10 9 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

19

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 8

2.38

Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P) : 40%

0.95

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

v Hasil rapt dituangkan dalam risalah rapat

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 1

2

Dikali dengan bobot Hasil Tata Kelola (H) : 10%

0.2

Penjumlahan S + P + H 2.37

Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2 BPR dengan Bobot A, B, & C : 15% BPR dengan Bobot D : 12,5%

0.40

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

3.

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 1

Dikali dengan bobot Struktur dan infrastruktur Tata Kelola (S) : 50%

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern.

3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.

4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 3

Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P) : 40%

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 1

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 3 dikalikan dengan bobot Faktor 3 BPR dengan Bobot A, B, & C : 0% BPR dengan Bobot D : 2,5%

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

4. Penanganan Benturan Kepentingan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

(S)

1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat

v BPR memiliki kebijakan dan prosedur benturan kepentingan

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 1 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 1

2

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) : 50%

1

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.

v DeKom, Direksi dan PE tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan keuntungan BPR

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 1 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 1

2

Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata Kelola (P) : 40%

0.8

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah

v Benturan kepentingan kurang diungkapkan dan telah terdokumentasi dengan baik

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

Terdokumentasi dengan baik.

Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan

0 0 0 v 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 0 0 4 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

4

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 1

4

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

0.4

Penjumlahan S + P + H 2.20

Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot Faktor 4 : 10%

0.24

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

(S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit untuk : a. tidak merangkap sebagai Direktur

Utama b. tidak membawahkan bidang

operasional penghimpunan dan penyaluran dana, dan

c. mampu bekerja secara independen

BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

v Direksi yang membawahkan kepatuhan masih menangani peyaluran dana

2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.

v Direksi yang membawahi kepatuhan paham peraturan OJK dan UU lain terkait perbankan

3) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fugsi operasional.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

v BPR belum menunjuk PE Kepatuhan

4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat

Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan / atau

v BPR belum menunjuk PE Kepatuhan

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

Mengkinikan pedoman kerja, system, dan prosedur kepatuhan.

5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.

v BPR belum memiliki ketentuan yang mengatur PE Kepatuhan

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 1 0 0 4

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 2 0 0 20

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

22

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 5

4.4

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Penerapan Tata Kelola (S) : 50%

0.8

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.

v Direksi kepatuhan belum menetapkan langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR memenuhi ketentuan OJK

7) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.

v Direktur kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR

8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v Direktur kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap komitmen ke OJK

9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat v BPR belum

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

Menunjuk PE Kepatuhan

10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v BPR belum memiliki PE Kepatuhan

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 0 2 1 2

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 0 6 4 10

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

20

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 5

4

Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata Kelola (P) : 40%

1.6

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan.

v Tingkat pelanggaran cukup berkurang

12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan

disampaikan kepada Dewan Komisaris.

v Laporan Direktur Kepatuhan tidak disampaikan kepada DeKom secara berkala

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang

v Laporan khusus belum disampaikan ke OJK

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 0 1 0 2

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 0 3 0 10

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

13

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 3

4.33

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

0.43

Penjumlahan S + P + H 4.23

Total Penilaian factor 5 Dikalikan

dengan bobot Faktor 5 : 10%

0.42

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

6. Penerapan Fungsi Audit Intern

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

(S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.0000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)

BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000.000,- (ima puluh milyar rupiah) : BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.

v BPR telah memiliki PE audit intern namun belum mendapat persetujuan dari OJK

2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai peraturan perundang-undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

v Pedoman dan kebijakan pelaksanaan audit intern sudah ada

3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan penyaluran dana).

v PE audit intern independen dari operasional

4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

v PE Audit intern bertanggung jawab kepada Direktur karena tidak ada Dirut

5) BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit intern.

v BPR memiliki program pengembangan SDM

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

2 3 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan

2 6 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

8

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 5

1.6

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) : 50%

0.8

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

6) BPR menerapkan fungsi audit intern

sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.

v BPR menerapka n fungsi audit intern sesuai pedoman

7) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.

v BPR memiliki modal inti kurang dari Rp 50 M

8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak lanjut hasil audit.

v Pelaksanaan audit intern dilaksanakan secara memadai dan independen

9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit intern.

v BPR melaksanakan peningkaatan mutu ketrampilan SDM secara berkala

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 3 1 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

9

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 4

2.25

Dikali dengan bobot Proses

Penerapan Tata Kelola (P) : 40%

0.9

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan

v Laporan pelaksanaan audit intern telah disampaikan ke Direksi dan Dekom

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.

11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern dan laporan khusus (apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern ke OJK

12) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v BPR memiliki modal inti dibawah Rp 50 M

13) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v BPR menyampaikan laporan pengangkatan PE audit intern ke OJK

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 4 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 8 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

8

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 4

2

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

0.2

Penjumlahan S + P + H 1.9

Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot Faktor 6 : 10%

0.2

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total asset paling sedikit Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud.

V Penugasan audit oleh KAP memenuhi aspek legalitas

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

1 0 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

1 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

1

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 1

1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Penerapan Tata Kelola (S) : 50%

0.5

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris.

V BPR menunjuk KAP yang terdaftar di OJK serta mendapat persetujuan RUPS berdasar usulan Dewan Komisaris

3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.

V BPR melaporkan hasil temuan KAP kepada OJK

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

2 0 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

2 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 2

1

Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata Kelola (P) : 40%

0.4

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

4) Hasil audit dan Management letter

telah menggambarkan permasalahan BPR dan disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk.

V Hasil audit dan management letter menggambarkan permasalahan BPR

5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v Cakupan hasil audit sesuai dengan ruang lingkup audit sesuai ketentuan OJK

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

2 0 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

2 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 2

1

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

0.1

Penjum0ahan S + P + H 1

Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot Faktor 7 : BPR dengan bobot A : 0% BPR dengan bobot B, C & D : 2,5%

0.03

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

8. Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk Sistem Pengendalian Intern

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 80.000.000.000,- (delapan puluh milyar rupiah) : BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan satuan kerja Manajemen Risiko.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp 80.000.000.000,- (delapan puluh milyar rupiah) : BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko

BPR dengan modal inti kurang dari RP 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) : BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi Manajemen Risiko.

2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko.

3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 3

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) : 50%

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

4) Direksi : a. menyusun kebijakan dan pedoman

penrapan Manajemen Risiko secara tertulir, dan

No Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi

5) Dewan Komisaris : a. menyetujui dan mengevaluasi

kebijakan Manajemen Risiko b. mengevaluasi pertanggung

jawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan

c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap seluruh factor Risiko yang bersifat material.

7) BPR menerapkan system pengendalian intern yang menyeluruh.

8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

9) BPR memiliki system informasi yang memadai yaitu system informasi manajemen yang mampu menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini dan utuh.

10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisai mengenai manajemen risiko.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 7

Dikali dengan bobot Proses

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

Penerapan Tata Kelola (P) : 40%

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas jasa Keuangan.

12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 2

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot Faktor 8 : 10%

0

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

9. Batas Maksimum Pemberian Kredit

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

(S)

1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai terkait dengan BMPK termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari pedoman kebijakan perkreditan BPR.

V

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 1 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 1

2

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) : 50%

1

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, system dan prosedur BMPK agar disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.

v BPR mengikuti ketentuan BMPK yang berlaku dan disesuaikan saat ada perubahan

3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit besar telah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun peraturan perundang-undangan.

v Pemberian kredit pada pihak terkait telah sesuai ketentuan OJK

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

1 0 1 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

1 0 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

4

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 2

2

Dikali dengan bobot Proses 0.8

No. Kriteria / Indikator

Penerapan Tata Kelola (P) : 40%

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

V Laporan pemberian kredit yang melanggar BMPK disampaikan ke OJK

5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v BPR tidak melanggar BMPK sesuai ketentuan OJK

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

1 1 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

1 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

3

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 2

1.5

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

0.15

Penjumlahan S + P + H 1.95

Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot Faktor 9 : 7,8%

0.16

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

10 Rencana Bisnis BPR

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi dan misi BPR

v RBB telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh DeKom

2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis jangka panjang dan rencana bisnis tahunan termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v RBB menggambarkan rencana strategis jangka panjang dan tahunan

3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat permodalan dan infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya manusia, teknologi informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur.

v RBB didukung sepenuhnya oleh pemegang saham

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 3 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 6 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

6

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 3

2

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) : 50%

1

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

4) Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan paling sedikit : a. factor eksternal dan internal yang

dapat mempengaruhi kelangsungan

BPR b. azas perbankan yang sehat dan

prinsip kehati-hatian, dan c. penerapan manajemen risiko.

V RBB cukup mempertimbangkan

penerapan manajemen risiko

5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR.

v DeKom melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan RBB

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 1 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 2 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala 5

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (P) : 2

2.5

Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata Kelola (P) : 40%

1

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v RBB disampaikan ke OJK sesua ketentuan

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 1

2

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

0.2

Penjumlahan S + P + H 2.20

Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot Faktor 10 : 7,5%

0.18

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.

v BPR memiliki SIM yang memadai

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 1

2

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) : 50%

1

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulan dengan materi paling sedikit memuat laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

V BPR menyusun laporan keuangan publikasi tiap triwulan sesuai ketentuan OJK

3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat informasi umum, laporan keuangan, opini dari akuntan public atas laporan keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh aspek transparansi dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

V BPR menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan OJK

4) BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk, layanan dan / atau penggunaan data nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v BPR melaksanakan tranparansi informasi pada nasabah sesuai ketentuan OJK dengan cukup baik

5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

V BPR menyusun dan menyajikan laporan sesuai ketentuan OJK

No. Kriteria / Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB (1)

B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5)

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 3 1 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan

0 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

9

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P) : 4

2.25

Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata Kelola (P) : 40%

0.9

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v Laporan tahunan dan publikasi ditandatangani oleh Direksi

7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu.

v Laporan penanganan pengaduan nasabah disampaikan sesuai ketentuan

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 2 0 0 0

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

4

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H) : 2

2

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H) : 10%

0.2

Penjumlahan S + P + H 2.1

Total Penilaian Factor 11 Dikalikan denga bobot Faktor 11 : BPR dengan Bobot A : 10% BPR dengan Bobot B, C, & D : 7,5%

0.18

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai

Komposit Total

Penilaian Faktor

0.39 0.40 0.24 0.47 0.21 0.03 0.16 0.18 0.18 2.26

Predikat Komposit

Baik

Keterangan :

Faktor 8 (Penerapan Manajemen Risiko) diperhitungkan sesuai pentahapan sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan yang mengatur mengenai manajemen risiko BPR. Dalam hal penerapan manajemen

risiko belum diterapkan, penyebut yang digunakan saat menghitung Total Penilaian Faktor untuk

masing-masing factor adalah 90.

Kesimpulan

Direksi PT BPR Apta Sejahtera sebanyak 1 orang, yaitu Direktur yang juga sekaligus membawahi Fungsi Kepatuhan. Untuk BPR dengan Modal kurang dari Rp 50 M, jumlah yang ada tidak sesuai dengan ketentuan yang seharusnya minimal sebanyak 2 orang. Direksi telah memiliki ketentuan tata tertib kerja Direksi. Dewan Komisaris PT. BPR Apta Sejahtera sebanyak 2 orang, dan belum adanya Komisaris Utama. Jumlah Komisaris melebihi jumlah Direksi yang sesuai ketentuan jumlahnya tidak boleh melebihi jumlah anggota Direksi. Dewan Komisaris telah memiliki ketentuan tata tertib kerja Komisaris. BPR telah memiliki ketentuan yang mengatur benturan kepentingan.Namun dalam penerapannya masih kurang diperhatikan dan masih adanya benturan kepentingan yang terjadi. Untuk BMPK, BPR melakukan penyesuaian apabila terdapat perubahan ketentuan BMPK. Dalam penerapannya BPR sudah baik memberikan dananya tidak melampaui BMPK sesuai ketentuan. BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50 M, wajib memiliki PE Kepatuhan, Audit Intern dan Manajemen Risiko. Namun dalam penerapannya, BPR hanya memiliki PE Audit Intern. Saat ini BPR masih berupaya dalam mengisi kekosongan untuk PE Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Pelaksanaan Audit intern telah sesuai dengan ketentuan dan telah memiliki pedoman sendiri. Pelaksanaan Audit ekstern dari KAP telah sesuai dengan ketentuan, Manajemen letter juga dapat menggambarkan kondisi permasalahan yang dihadapi oleh BPR. Rencana Bisnis telah dibuat dan telah disampaikan kepada OJK sesuai dengan ketentuan, dan disetujui oleh Pemegang Saham.