laporan penelitian dosen universitas semarang
TRANSCRIPT
LAPORAN
PENELITIAN DOSEN
UNIVERSITAS SEMARANG
ANALISIS PERBANDINGAN STABILISASI TANAH ASLI
DENGAN HASIL PRE BORING PADA PROYEK MENARA
USM DENGAN CAMPURAN PASIR DAN KAPUR UNTUK
MENINGKATKAN DAYA DUKUNG TANAH
TIM PENGUSUL :
Trias Widorini, ST, M.Eng 0626018101
Ngudi Hari Crista, ST, MT 0623127904
Ir. Bambang Purnijanto, MT 0630386301
Sumber Dana : Universitas Semarang
No. Konrtrak : 001/USM.H7.LPPM/L/2019
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
Semester Gasal
Tahun Ajaran 2019/2020
LAPORAN
PENELITIAN DOSEN
UNIVERSITAS SEMARANG
ANALISIS PERBANDINGAN STABILISASI TANAH ASLI
DENGAN HASIL PRE BORING PADA PROYEK MENARA
USM DENGAN CAMPURAN PASIR DAN KAPUR UNTUK
MENINGKATKAN DAYA DUKUNG TANAH
TIM PENGUSUL :
Trias Widorini, ST, M.Eng 0626018101
Ngudi Hari Crista, ST, MT 0623127904
Ir. Bambang Purnijanto, MT 0630386301
Sumber Dana : Universitas Semarang
No. Konrtrak : 001/USM.H7.LPPM/L/2019
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
Semester Gasal
Tahun Ajaran 2019/2020
iv
Lampiran
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian : ANALISIS PERBANDINGAN STABILISASI TANAH
ASLI DENGAN HASIL PRE BORING PADA PROYEK MENARA USM
DENGAN CAMPURAN PASIR DAN KAPUR UNTUK MENINGKATKAN
DAYA DUKUNG TANAH
2. Tim Peneliti :
No Nama Jabatan Bidang
Keahlian
Prodi
Asal
Alokasi
Waktu
(Jam /
Minggu)
1 Trias Widorini, ST, M.Eng Ketua Struktur Teknik
Sipil
24
2 Ngudi Hari Crista, ST, MT Anggota Struktur Teknik
Sipil
24
3 Ir. Bambang Purnijanto, MT Anggota Struktur Teknik
Sipil
24
3. Objek Penelitian :
Perbaikan daya dukung tanah dengan campuran pasir dan kapur
4. Masa Pelaksanaan :
Semester gasal 2019/2020
5. Lokasi Penelitian :
Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Semarang
Jumlah Biaya : Rp. 5.000.000,00
6. Instansi yang terlibat :
-
7. Temuan yang ditargetkan :
Perbaikan daya dukung tanah
8. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran :
Jurnal Teknika Fakultas Teknik USM
9. Rencana luaran HKI :
-
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN REVIEWER .......................................................... iii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
RINGKASAN ........................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rencana Target Capaian Luaran Kegiatan Penelitian 3
Tabel 2.1 Batasan Indeks Plastis Menurut Atterberg 8
Tabel 2.2 Sistim Klasifikasi Tanah ( ASTM D 2487 – 66T ) 9
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Kadar Air Tanah Asli dengan campuran pasir dan kapur 19
Tabel 4.2.Hasil Uji Berat Jenis dan Harga Air Tanah Asli dengan campuran serbuk
genteng dan kapur
20
Tabel 4.3 Harga koreksi suhu untuk pengujian berat jenis tanah / Spesific Gravity
(GS)
21
Tabel 4.4 Hasil perhitungan berat volume tanah basah atau lembab (b) 22
Tabel 4.5 Hasil perhitungan berat volume tanah kering ((d) 23
Tabel 4.6 Hasil perhitungan nilai porositas tanah (n) 24
Tabel 4.7 Hasil perhitungan nilai rongga pori tanah atau void ratio (e) 25
Tabel 4.8 Hasil perhitungan nilai derajat kejenuhan tanah (S) 26
Tabel 4.9 Hasil Soil Propertis 26
Tabel 4.10. Hasil pengujian batas cair tanah asli (0%) (LL-Liquid Limit) 26
Tabel 4.11 Hasil pengujian batas cair tanah campuran (5%) (LL-Liquid Limit) 27
Tabel 4.12 Hasil pengujian batas cair tanah campuran (10%) (LL-Liquid Limit) 28
Tabel 4.13 Hasil pengujian batas cair tanah campuran (15%) (LL-Liquid Limit) 29
Tabel 4.14 Hasil pengujian batas cair tanah campuran (20%) (LL-Liquid Limit) 30
Tabel 4.15 Hasil pengujian batas plastis (PL) tanah lempung berbagai campuran 31
Tabel 4.16 Hasil pengujian batas indeks (PI) tanah lempung berbagai campuran 32
Tabel 4.17 Hasil uji geser langsung (Direct Shear Test) tanah lempung 33
Tabel 4.18 Hasil analisa nilai sudut geser dalam tanah secara grafis 34
Tabel 4.19 Hasil uji geser langsung (Direct Shear Test) tanah lempung 34
Tabel 4.20 Daftar nilai Koefisien daya dukung tanah Terzaqhi 36
Tabel 4.21 Kesimpulan Hasil Pengujian Tanah Asli dengan Campuran dengan
Metode Terzaghi
40
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Diagram Fase Tanah 5
Gambar 2.2. Batas-batas Atterberg 7
Gambar 2.3. Hubungan w (%) dengan jumlah pullulan (log)7 7
Gambar 2.4. Batas konsistensi tanah menurut system klasifikasi tanah unified 10
Gambar 2.5. Alat Uji Geser Langsung 11
Gambar 2.6. Grafik hubungan τ (kg/cm2) dengan σ (kg/cm2) 12
Gambar 3.1. Bagan alur penelitian 16
Gambar 4.1 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Asli 27
Gambar 4.2 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Campuran 5% 28
Gambar 4.3 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Campuran 10% 29
Gambar 4.4 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Campuran 15% 30
Gambar 4.5 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Campuran 20% 31
Gambar 4.6 Grafik Direct shear testuntuk tanah asli 35
Gambar 4.7 Grafik Direct shear testuntuk campuran 5% 35
Gambar 4.8 Grafik Direct shear testuntuk campuran 10% 35
Gambar 4.9 Grafik Direct shear testuntuk campuran 15% 36
Gambar 4.10 Grafik Direct shear testuntuk campuran 20% 36
Gambar 4.11 Tampang pondasi 37
Gambar 4.12 Hasil Pengujian Tanah Asli dan dengan Campuran dengan
Metode Terzaghi 41
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 2 Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti
Lampiran 3 surat perjanjian Pelaksanaan Penelitian Dosen USM
Lampiran 4 Surat Keterangan Jurnal
Lampiran 4 Artikel Penelitian
RINGKASAN
Kondisi tanah di setiap tempat sangat bervariasi dari butiran maupun daya
dukungnya. Karena tanah memiliki peran yang sangat penting dalam bidang konstruksi
terutama sebagai dasar atau pijakan suatu bangunan. Tanah yang ditemukan di lapangan
sangat bervariasi hal ini dapat dilihat dari berbagai jenis sampel dan hasil analisis di
laboratorium maka dapat diketahui kualitas tanah tersebut. Penelitian ini akan
menganalisis besarnya kekuatan daya dukung tanah yang
distabilkan.dengan.pasir.dan.kapur.
Studi stabilisasi bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui hasil data uji
Tanah, uji geser langsung, dan Batas Atterberg dengan campuran 5%, 10%, 15%, 20%.
Dari percobaan, Metode Terzaghi pada tanah asli di Universitas Semarang
diperoleh qu = 7.42 KN / m². Nilai Qu dari daya dukung tanah dengan campuran 5% =
6,36 KN / m², untuk campuran 10% = 8,66 KN / m², 15% = 8,98% KN/m2, tanah
dengan campuran 20% = 10,30 KN / m², Nilai daya dukung mengalami peningkatan
dengan perbandingan atau nilai prosentase 20% dengan peningkatan untuk nilai qu =
10,30 KN/m2. Sehingga dapat dilihat untuk mendapatkan daya dukung yang lebih besar
maka perlu adanya campuran kapur dan pasir dengan prosentase yang tinggi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan peranan terpenting dalam pekerjaan teknik sipil karena tanah
adalah tempat pijakan pondasi. Jadi dalam hal pekerjaan teknik sipil kita perlu
memahami dan mengerti tentang fungsi serta sifat tanah tersebut.
Kondisi tanah disetiap tempat sangat berbeda karena tanah tidak homogen dan
tidak satu kesatuan dan sangat berfariasi, apabila suatu tanah yang terdapat dilapangan
bersifat sangat lepas atau lunak sehingga tidak bagus untuk pondasi suatu bangunan,
maka tanah tersebut harus distabilitas untuk memperbaiki daya dukung tanah.
Stabilitasi tanah adalah mutu usaha untuk meningkatkan kemampuan tanah agar
stabil sebagai pendukung kontruksi diatasnya. Stabilitasi tanah pada dasarnya
memperbaiki sifat-sifat tanah dan memperkuat daya dukung tanah yang ada dengan
cara mencampurkan dengan material yang lain seperti Kapur, Semen, Flyash.
Pada penelitian ini dilakukan percampuran antara pasir dan kapur yang akan
dicampur dengan tanah yang berasal dari hasil pre boring pada proyek bangunan
menara USM
1.2 Masalah
Setiap jenis tanah di setiap daerah selalu berbeda. Pada sampel tanah yang diuji
pada penelitian ini, mengambil sampel tanah di lokasi pembangunan menara USM.
Jenis tanah di daerah ini berupa tanah lempung yang sangat basah, karena saat
pengambilan sampel pada kedalaman 1 m, galian tanah sudah digenangi oleh air.
Seperti yang diketahui, jenis tanah lempung mempunyai daya dukung tanah yang
tidak begitu besar. Dan karena sifatnya jika basah maka akan mengembang dan pada
saat kering akan menyusut maka, beberapa upaya dilakukan untuk memperoleh
stabilitas tanah dengan melakukan uji laboratorium pada sampel tanah yang telah
diambil. Pencampuran pasir dan kapur dengan variasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%.
Di harapkan dengan banyaknya variasi pada uji laboratorium, dapat membandingkan
2
pengaruh penambahan campuran akan di peroleh komposisi campuran terbaik yang
dapat meningkatkan daya dukung tanah.
1.3 Maksud
Analisa ini diharapkan untuk mengetahui klasifikasi tanah berdasarkan sifat fisik
dan mekanis tanah lempung. Mengetahui pengaruh penambahan pasir dan kapur
terhadap kekuatan daya dukung tanah lempung sebagai bahan campuran dan
menganalisa berapa persen campuran pasir dan kapur agar memperoleh hasil yang
maksimal.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Menentukan nilai sifat tanah diantaranya kadar air tanah (w), berat jenis tanah
(Gs), porositas tanah (n), angka pori-pori tanah (e), dan derajat kejenuhan tanah
(s), Kohesi (c), sudut gesek (Q), berat volume tanah basah (yb), berat volume
tanah kering (yd), liquid limit (LL), plastic limit (PL), analisis saringan
2. Analisis data terhadap hasil uji/ hasil ukur/ hasil kalibrasi yang dilakukan di
laboraturium mekanika tanah yang meliputi identifikasi verifikasi datan primer,
uji soil test, uji specific graffiti (Gs), uji direct shear test, uji sieve analysis,
percobaan hydrometer dan percobaan atterberg limit.
3. Analisis daya dukung tanah dengan menggunakan rumus, Terzaghi
4. Mengetahui kesimpulan dari kekuatan daya dukung tanah.
1.5 Manfaat
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Diharapkan hasil daya dukung tanah yang lebih baik dari pada tanah
aslinya.
2. Mengetahui daya dukung tanah di daerah USM dengan mencampur pasir
dan kapur serta diharapkan pula dapat menjadi referensi guna
merencanakan pondasi dangkal .
3
1.6 Luaran Penelitian
Luaran yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah publikasi jurnal Teknika
Tabel 1.1 : Renacan Target Capaian Luaran Kegiatan Penelitian
No. Jenis Luaran Indikator
1. Publikasi ilmiah di Jurnal Jurnal Teknika
2. Pemakalah dalam temu ilmiah Nasional -
Internasional -
3. Bahan ajar Bahan Ajar PPT
4. Luaran lainnya jika ada (teknologi tepat guna,
model/purwarupa/desain/karya seni/rekayasa sosial)
-
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Secara umum tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat
mineral – mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain dan dari
bahan – bahan organik yang telah melapuk disertai dengan zat cair dan gas yang
mengisi ruang - ruang kosong di antara partikel – pertikel padat tersebut.
Tanah selalu mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu lokasi
pekerjaan konstruksi. Tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan, atau bahan
konstruksi dari bangunan itu sendiri (Sosrodarsono, 2000). Dalam suatu pekerjaan
konstruksi tanah mendapat posisi yang sangat penting. Kebanyakan problem tanah
dalam bidang keteknikan adalah tanah lempung yang merupakan tanah kohesif.
Tanah kohesif ini didefinisikan sebagai kumpulan partikel mineral yang
mempunyai tingkat sensitifitas tinggi terhadap perubahan kadar air sehingga
perilaku tanah sangat tergantung pada komposisi mineral, unsur kimia, teksture dan
partikel serta pengaruh lingkungan sekitarnya.
2.2. Berat Volume Tanah dan hubungan-hubungannya
Segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Dalam tanah yang
kering, hanya akan terdiri dari dua bagian, yaitu butir-butir tanah dan pori-pori
udara. Dalam tanah yang jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau
butiran dan air pori. Dalam keadaan tidak jenuh, tanah terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian padat (butiran), pori-pori udara dan air pori. Bagian-bagian tanah dapat
digambarkan dalam bentuk diagram fase, seperti ditunjukkan Gambar.
Gambar (a) memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume v dan
berat total W, sedang gambar (b) memperlihatkan hubungan berat dengan
volumenya.
5
Gambar 2.1 Diagram Fase Tanah
Sumber : Hardiyatmo, 2006, Teknik Pondasi 1
dengan:
Va = volume udara
Vw = volume air
Vs = volume butiranpadat
Vv = volume rongga pori = Va + Vw
V = volume total = Vv + Vs
Berat udara (Wa) dianggap sama dengan nol. Hubungan-hubungan volume
yang sering digunakan adalah kadar air (w), angka pori (e), porositas (n) dan derajat
kejenuhan (S).
Beberapa persamaan dalam hubungan volume berat ini adalah sebagai berikut
1. Kadar Air (w)
Adalah perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat butiran padat (Ws)
dari volume tanah yang diselidiki. Dinyatakan dalam persen.
w = Ww/Ws x 100%
2. Porositas (n)
Adalah perbandingan antara volume rongga (Vv) dengan volume total (V).
Nilai n dapat dinyatakan dalam persen atau desimal.
e = Vv/V
3. Angka pori (e)
Didefinisikan sebagai perbandingan antara volume rongga (Vv) dengandengan
volume butiran (Vs), biasa dinyatakan dalam persen atau desimal.
e = Vv/Vs
6
4. Berat Volume Basah (γb)
Adalah perbandingan antara berat butiran tanah termasuk air dan udara (W)
dengan volume tanah (V).
γb = W/ V
dimana W = Ws + Ww + Wa
5. Berat Volume Kering (γd)
Adalah perbandingan antara berat butiran (Ws) dengan volume total (V) tanah.
γd = Ws/V
6. Berat volume butiran padat (γs)
Adalah perbandingan antara berat butiran padat (Ws) dengan volume butiran
padat (Vs).
γs = Ws/Vs
7. Berat Jenis (specific gravity, Gs)
Adalah perbandingan antara berat volume butiran padat (γs) dengan berat
volume air (γw) pada temperatur 4o C.
Gs = γs / γw
8. Derajat kejenuhan (S)
Adalah perbandingan antara volume air (Vw) dengan volume total rongga pori
tanah (Vv), biasanya dinyatakan dalam persen,
S (%) = Vw/Vv x 100
2.3. Batas-batas Atterberg
Menurut (Hardiyatmo,2000) memberikan cara untuk menggambarkan
batas konsistensi dari tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kandungan
kadar airnya. Batas- batas tersebut adalah batas cair (liquidlimit) batas plastis
(plastic limit), dan batas susut (shrinkage limit).
Kandungan mineral montmorillonite mempengaruhi nilai batas konsistensi.
Semakin besar kandungan mineral montmorillonite semakin besar batas cair dan
indeks plastisitas serta semakin kecil nilai batas susut dan batas plastisnya
(Supriyono,1993 dalam Suriadi, 2000).Berikut adalah gambar batas Atterberg.
7
Gambar 2.2 Batas-batas Atterberg
Sumber : Hardiyatmo, 2002, Mekanika Tanah 1
2.3.1. Batas Cair (Liquid Limit)
Batas cair (LL) didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas
antara keadaan cair dan keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis.
Batas cair biasanya ditentukan dari uji casagrande.
Hasil uji batas cair dapat dilihat pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Hubungan w (%) dengan jumlah pukulan (log)
2.3.2. Batas Plastis (Plastic Limit)
Batas plastis (PL) didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan
antara daerah plastis dan semi padat, yaitu persentase kadar air dimana
tanah dengan diameter silinder 3,2 mm mulai retak-retak ketika digulung.
8
2.3.3. Indeks Plastisitas (Plasticity Index)
Indeks plastisitas (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis :
Indeks plastisitas merupakan interval kadar air, yaitu tanah masih
bersifat plastis. Jika tanah mempunyai PI tinggi, maka tanah mengandung
banyak butiran lempung, Jika PI rendah, seperti lanau, sedikit pengurangan
kadar air berakibat tanah menjadi kering. Batasan mengenai indeks
plastisitas, sifat, macam tanah, dan kohesi diberikan oleh Atterberg terdapat
dalam Tabel 2.1
IP = LL – PL
Tabel 2.1 Batasan Indeks Plastis Menurut Atterberg
PI Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non Plastis Pasir Non Kohesif
< 7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif
sebagian
7 – 17 Plastisitas Sedang Lempung berlanau Kohesif
>17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif
Sumber : Hardiyatmo, 2002, Mekanika Tanah 1
2.4. Klasifikasi Tanah
Suatu klasifikasi mengenai tanah adalah perlu untuk memberikan gambaran
sepintas mengenai sifat-sifat tanah dalam menghadapi perencanaan dan
pelaksanaan. Jadi, untuk maksud pemanfaatan contoh-contoh perencanaan dan
pelaksanaan di masa lampau atau ketelitian penggunaan syarat-syarat perencanaan
yang digunakan dalam peraturan perencanaan (spesifikasi perencanaan),
ternyatadiperlukan suatu klasifikasi tanah yang dikelompokkanmenurut suat
kriteria yang sama.
Untuk memperoleh hasil klasifikasi yang objektif, biasanya tanah itusecara
sepintas dibagi dalam tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halusberdasarkan
suatu hasil analisa mekanis. Selanjutnya tahap klasifikasi tanahberbutir halus
diadakan berdasarkan percobaan konsistensi.
2.5. Sistem Klasifikasi Unified
Pada sistem Unified, suatu tanah diklasifikasikan ke dalam tanah berbutir
kasar (kerikil dan pasir) jika lebih dari 50 % tinggal dalam saringan nomer 200, dan
sebagai tanah berbutir halus (lanau dan lempung) jika lebih dari 50 % lewat
9
saringan 200. Yang selanjutnya tanah diklasifikasikan dalam sejumlah kelompok
dan sub kelompok.
Tabel 2.2 Sistim Klasifikasi Tanah ( ASTM D 2487 – 66T )
Klasifikasi umum Simbol
klasifikasi Nama Jenis
Tanah berbutir halus
lebih dari 50% lolos
ayakan 74µ
Lanau dan
lempung
LL ≤ 50 %
ML
Lanau inorganik, pasir
sangat halus, debu padas,
pasir halus berlanau atau
berlempung
CL
Lempung inorganik dengan
plastisitas rendah atau
sedang,lempung dari
kerikil, lempung berpasir,
lempung berlanau, lempung
dengan berviskositas
rendah
OL
Lanau organik dengan
plastisitas rendah dan
lempung berlanau organik
Lanau dan
lempung
LL > 50 %
MH
Lanau inorganik dengan
plastisitas rendah atau
sedang, lempung dari
kerikil, lempung berpasir,
lempung berlanau, lempung
dengan viskositas rendah
CH
Lempung inorganik dengan
plastisitas tinggi, lempung
dengan viskositas tinggi
OH
Lempung organik dengan
plastisitas sedang sampai
tinggi
Sumber : Sosrodarsono, 2000, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi
10
Batas konsistensi tanah menurut sistem klasifikasi tanah unified
Gambar 2.4. Grafik Sistem Klasifikasi Tanah Unified
Sumber : Sosrodarsono, 2000, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi
2.6. Sifat Mekanis Tanah
Sifat mekanis tanah yaitu perilaku tanah akibat diberikannya gaya terhadap
tanah. Sifat-sifat mekanis tanah antara lain : kuat geser tanah, sudut geser dalam,
dan nilai kohesi tanah.
2.6.1 Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)
Sifat-sifat mekanis tanah tersebut dapat diketahui dengan melakukan
pengujian geser langsung (Direct Shear Test)
Dalam pengujian uji geser langsung, terdapat beberapa batasan, antara lain :
1. Tanah benda uji dipaksa untuk mengalami keruntuhan (fail) pada bidang yang
telah ditentukan sebelumnya.
2. Distribusi tegangan pada bidang kegagalan tidak uniform.
3. Tekanan air pori tidak dapat diukur.
4. Deformasi yang diterapkan pada benda uji hanya terbatas pada gerakan
maksimum sebesar alat geser langsung dapat digerakkan.
5. Pola tegangan pada kenyataannya adalah sangat kompleks dan arah dari bidang-
bidang tegangan utama berotasi ketika regangan geser ditambah.
11
6. Drainasi tidak dapat dikontrol, kecuali hanya dapat ditentukan kecepatan
penggeserannya.
7. Luas bidang kontak antara tanah di kedua setengah bagian kotak geser
berkurang ketika pengujian berlangsung. Koreksi mengenai kondisi ini
diberikan oleh (Petley, 1966, dalam Hardiyatmo, 2002). Tetapi pengaruhnya
sangat kecil pada hasil pengujiannya, hingga dapat diabaikan.
Gambar 2.4 Alat Uji Geser Langsung
Sumber : Hardiyatmo, 2002, Mekanika Tanah 1
Tegangan normal dapat dihitung dengan persamaan :
σ (tegangan normal) =
Tegangan geser yang melawan pergerakan pergeseran geser dapat dihitung
dengan persamaan :
τ( tegangan geser) =
12
gambar 2.6 Grafik hubungan τ (kg/cm2) dengan σ (kg/cm2)
Sumber : Hardiyatmo, 2002, Teknik Pondasi 1
Analisisnya dilakukan dengan menganggap bahwa tanah berkelakuan
sebagai bahan yang bersifat plastis. Pada umumnya didasarkan pada persamaan
Mohr - Coulomb :
τ = c + σ tg φ
dengan :
τ = tahanan geser tanah (kN/m2)
c = kohesi tanah (kN/m2)
σ = tegangan normal (kN/m2)
φ = sudut geser dalam tanah (º)
2.7. Stabilisasi tanah lempung dengan serbuk genteng dan kapur
Menurut (Wahana teknik sipil, 2010) Stabilisasi tanah adalah usaha untuk
memperbaiki tanah yang bermasalah agar tanah memenuhi syarat sesuai dengan
fungsinya. Stabilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanis, fisis dan kimiawi.
Secara umum maksud dan tujuan stabilisasi tanah secara kimia adalah menambah
kuat dukung, mengurangi kompresibilitas, mengurangi perubahan volume, dan
mengurangi kapileritas. Apabila dalam suatu proyek bangunan terdapat tanah yang
tidak memenuhi persyaratan daya dukungnya disebabkan sifatnya yang
13
lunak,mempunyai indeks konsistensi yang terlalu tinggi, mempunyai permeabilitas
yang terlalu tinggi, atau mempunyai sifat lain yang tidak diinginkan maka tanah
tersebut harus distabilkan. Stabilisasi tanah dapat terdiri dari salah satu kombinasi
dari pekerjaan berikut :
a) Stabilisasi Mekanik
Stabilisasi mekanik adalah stabilisasi yang dilakukan untuk mendapatkan
kepadatan tanah yang maksimum yang dilakukan dengan menggunakan peralatan
mekanis seperti mesin gilas (roller), benda berat yang dijatuhkan (pounder),
ledakan(explosive), tekanan statis, tekstur, pembekuan, dan pemanasan.
b) Stabilisasi Fisik
Stabilisasi fisik adalah stabilisasi yang dilakukan untuk merubah sifat-sifat
tanah dengan cara pemanasan (heating), pendinginan (cooling), dan menggunakan
arus listrik. Salah satu jenis stabilisasi fisik yang sering dipakai adalah pemanasan.
c) Stabilisasi Kimia
Stabilisasi kimia adalah stabilisasi yang dilakukan dengan memberikan
bahan kimia pada tanah sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan sifat-sifat
tanah tersebut. Pencampuran kimia yang sering dilakukan adalah dengan
menambahkan semen, kapur, abu batu bara, aspal, geosta dan lain sebagainya pada
tanah.
2.8. Kapur
Batu Kapur (Limestone) adalah batuan yang terbentuk dari organisme
laut.Batu kapur adalah barang yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.Setelah melalui proses pemecahan,batu kapur dibagi dalam berbagai
ukuran.Dengan ukuran yang berbeda,kegunaan batu kapur berbeda pula.Batu kapur
memiliki spesifikasi kandungan CaC03 diatas >95% dan Ca0>52%
Batu kapur banyak digunakan sebagai bahan baku utama dan bahan
pembantua proses produksi,diantaranya untuk PLTU,industry karet,pabrik lem dll.
Bukan hanya itu,batu kapur juga dapat digunakan sebagai pondasi konstruksi
bangunan atau pondasi rumah.
14
2.9. Pasir
Pasir adalah tanah dengan partikel berukuran besar. Tanah ini terbentuk
dari batuan-batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran besar dan
kasar atau yang sering disebut dnegan kerikil. Tanah pasir memiliki kapasitas serat
air yang rendah karena sebagian besar tersusun atas partikel berukuran 0,02 sampai
2 mm.
Tanah pasir memiliki tekstur yang kasar. Terdapat ruang pori-pori yang
besar diantara butiran-butirannya sehingga kondisi tanah ini menjadi struktur yang
lepas dan gembur. Dengan kondisi yang seperti itu menjadikan tanah pasir ini
memiliki kemampuan yang rendah untuk dapat mengikat air.
2.10. Tanah Lempung
Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel –
partikel mineral tertentu yang “menghasilkan sifat - sifat plastis pada tanah bila
dicampur dengna air” (Risman,2011 ). Partikel - partikel tanah berukuran yang
lebih kecil dari 2 mikron (=2μ), atau <5 mikron menurut sistem klasifikasi yang
lain, disebut saja sebagai partikel berukuran lempung daripada disebut lempung
saja. Partikel – partikel dari mineral lempung umumnya berukuran koloid (<1μ)
dan ukuran 2μ merupakan batas atas (paling besar) dari ukuran partikel mineral
lempung.
Untuk menentukan jenis lempung tidak cukup hanya dilihat dari ukuran
butirannya saja tetapi perlu diketahui mineral yang terkandung didalamnya ASTM
D- 653 memberikan batasan bahwa secara fisik ukuran lempung adalah partikel
yang berukuran antara 0,002 mm samapi 0,005 mm. Sifat -sifat yang dimiliki tanah
lempung (Hardiyatmo, 1999) adalah sebagai berikut:
1. Ukuran butir halus, kurang dari 0,002 mm
2. Permeabilitas rendah
3. Kenaikan air kapiler tinggi
4. Bersifat sangat kohesif
5. Kadar kembang susut yang tinggi
6. Proses konsolidasi lambat
15
2.11. Kapasitas Dukung Tanah
Analisis kapasitas dukung tanah mempelajari kemampuan tanah dalam
mendukung beban pondasi dari struktur yang terletak diatasnya. Kapasitas dukung
menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan,
yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah disepanjang bidang-bidang
gesernya. Apabila beban yang bekerja pada tanah pondasi telah melampaui daya
dukung batasnya, tegangan geser yang ditimbulkan didalam tanah pondasi
melampaui ketahanan geser tanah pondasi maka akan berakibat keruntuhan geser
dari tanah pondasi. Analisis kapasitas dukung, dilakukan dengan cara pendekatan
untuk memudahkan hitungan. Persamaan-persamaan yang dibuat, dikaitkan dengan
sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi saat keruntuhan
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bagan Alur Penelitian
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
Mulai
Penelitian di Laboratorium
Mengumpulkan buku referensi
tentang
Tanah dan bahan Stabilisasi
Pengambilan Tanah Hasil pre boring dilokasi proyek Pembangunan
Menara USM
Kesimpulan & Saran
Pengujian Tanah dicampur Pasir dan
Kapur 5%, 10%, 15%, 20%
1. Soil Properties ( W, GS,
b, e, S )
2. LL dan PL ( PL,LL,IP )
3. Direct Shear Test
4. Grain Size + Hydrometer
Pengujian Tanah Asli
1. Soil Properties (W, GS, b,
d, e, n, S)
2. Batas Atterberg ( PL,LL,IP )
3. Direct Shear Test
4. Sieve Analysis/Hidrometer
Hasil Uji Penelitian Laboratorium
Selesai
Analisa Kapasitas Dukung Tanah dengan
Metode Terzaghi dan Hansen
21
3.2 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data primer hasil dari
uji penelitian laboratorium.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Uji laboratorium, yaitu
pengujian kualitas material yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Semarang berupa pengujian soil properties, batas-batas
atterberg, analisa saringan, dan uji kadar lumpur. Pengumpulan data menggunakan
metode observasi (pengamatan) pada obyek yang diuji di laboratorium.Mengamati
hasil uji penelitian laboratorium dan mencatat data secara sistematik. Kemudian
mengolah data tersebut dengan bantuan data penunjang lainnya.
3.4 Pekerjaan Laboratorium
Adapun pengujian yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan
Teknik Sipil, FakultasTeknik Sipil, Universitas Semarang dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut ini:
a) Kadar air (w), dalam persen (%) standar ASTM D 2216-71
b) Berat jenis tanah (Gs), standar ASTM D 854-72
c) Batas konsistensi tanah
- Batas cair (LL), dalam persen (%) standar ASTM D 423-66
- Batas plastis (PL), dalam persen (%) standar ASTM D 424-74
d) Kohesi (c), dalam (kg/cm2) didapat dari Uji Geser Langsung (ASTM D 3080)
e) Sudut geser dalam (φ), dalam derajat (º ) didapat dari Uji Geser Langsung (ASTM
D 3080)
3.5 Tahap Penelitian
Pelaksanaan pengujian sampel harus melalui prosedur-prosedur Laboratorium
yang ditentukan oleh standar ASTM. Adapun tahapan penelitiannya sebagai berikut ini:
1. Pengambilan tanah sampel dari lokasi dengan cara digali sampai kedalaman< 1,5 m
untuk tanah terusik (disturbed soil).
22
2. Pengujian klasifikasi.
• Tanah asli
Tanah asli 1000 gr tidak ada campuran Pasir dan kapur
• Campuran 5%
Tanah asli dengan campuran 2,5% (25 gr) Pasir dan 2,5% (25 gr) kapur dari
tanah asli 1000 gr
• Campuran 10%
Tanah asli dengan campuran 5% (50 gr) Pasir dan 5% (50 gr) kapur dari tanah
asli 1000 gr
• Campuran 15%
Tanah asli dengan campuran 7,5% (75 gr) Pasir 7,5% (75 gr) kapur dari tanah
asli 1000 gr
• Campuran 20%
Tanah asli dengan campuran 10% (100 gr) Pasir dan 10% (100 gr) kapur dari
tanah asli 1000 gr
3. Pelaksanaan pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test) untuk mendapatkan
parameter kuat geser, nilai kohesi (c),sudut geser dalam tanah (φ).
4. Analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian kemudian diambil beberapa
kesimpulan.
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian terhadap tanah lempung dan beberapa komposisi tanah yang
dicampur dengan serbuk genteng dan kapur. Penelitian dilakukan di Laboraturium
Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang. Dari
hasil penelitian ini dibatasi pada pengujian yang meliputi sifat fisik dan sifat mekanis
tanah diperoleh hasil : kadar air, berat jenis, berat volume, dan uji geser langsung
(Direct Shear Test).
4.1.Sifat Fisik Tanah
Dilihat dari sifat fisiknya diketahui bahwa tanah, di Universitas Semarang
berwarna Coklat kehitaman dan lengket,dimana tanah ini sangat lunak.
4.2.Hasil Pengujian Kadar Air Tanah
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kadar air yang
terkandung dalam tanah. Kadar air tanah adalah nilai perbandingan antara berat air
dalam satuan tanah dengan berat kering tanah tersebut. Sampel tanah diambil dari
lokasi pada kedalaman + 1 meter dari permukaan tanah, kemudian sampel tanah
dibungkus agar kadar air tidak berubah yang kemudian langsung ditimbang di
Laboratorium, Analisa perhitungan Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada Tabel
4.1 dengan menggunakan formula :
Wt = 𝑊𝑤
𝑊𝑠 x 100%
= 𝑊2−𝑊3
𝑊3−𝑊1 x 100%
Tabel 4.1.Hasil Pengujian Kadar Air Tanah Asli
dengan campuran pasir dan kapur
1 No. Kaleng I II III IV V
2 Komposisi Campuran 0% 5% 10% 15% 20%
3 Berat Kaleng (W1) (gram) 15,7 16,1 16 15,9 15,5
4 Berat Tanah Basah + Kaleng (W2) (gram) 63,11 60,68 58,48 60,4 61,01
5 Berat Tanah Kering + Kaleng (W3) (gram) 49,10 48,55 46,76 48,7 52,2
6 Berat Tanah Kering (5-3) (gram) 33,4 36,42 30,76 32,8 36,7
7 Berat Air (4-3) (gram) 14,01 12,13 11,72 11,7 8,81
8 Kadar Air % (W) 41,95% 33,31
% 38,1%
35,67
%
24,01
%
4.3.Uji Soil Test
Uji soil test terdiri dari beberapa percobaan yang terdiri dari uji Berat jenis
tanah, Berat volume tanah, dan Kadar air tanah.
4.3.1. Hasil Pengujian BeratJenis Tanah (Spesific Gravity)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya nilai perbandingan
antara berat butir-butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume
yang sama pada suhu tertentu dengan suhu 30,20C. Hasil dari pengujian berat
jenis tanah dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut ini.
Gs (t o) = )W - (W - )W - (W
)W - (W
2314
12
Gs (30,2o) = Gs (t o) x o
o
30,2air Suhu
air tSuhu
Tabel 4.2.Hasil Uji Berat Jenis dan Harga Air Tanah Asli
dengan campuran serbuk genteng dan kapur
1 No Pengujian 0% 5% 10% 15% 20%
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram)
2 Berat picnometer kosong (a) 28,1 28 27,3 28,7 26,2
3 Berat Picnometer + Aquadest (b) 78 77,5 77,7 79,4 76,4
4 Ukur Suhu (t10 c), (dilihat dalam tabel
koreksi suhu)
29˚= 30˚= 28˚= 28,7˚= 29˚=
1,00400 1,00428 1,00374 1,00392 1,00100
5 Harga Air Picnometer (w’) 50,09 49,71 50,6 50,89 50,25
6 Berat Picnometer + Tanah Kering (c) 57,95 57,5 59 58,8 57,2
7 Berat Picnometer + Tanah kering +
Aquadest (d) 94 93 96,8 95,2 93,3
8 30˚= 31˚= 30˚= 27,8˚= 28,7˚=
UkurSuhu (t20 c), (dilihat dalam tabel
koreksi suhu) 1,00420 1,00451 1,00420 1,00365 1,00396
9 GS = __ 6 - 2 2,15 2,1 2,46 2,07 2,2
5 - (7 - 6) x 8
Tabel 4 .3 Harga koreksi suhu untuk pengujian berat jenis tanah / Spesific Gravity (GS)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
25 1.00301 1.00303 1.00305 1.00307 1.00310 1.00312 1.00314 1.00317 1.00319 1.00322
26 1.00324 1.00326 1.00329 1.00331 1.00334 1.00336 1.00338 1.00341 1.00343 1.00346
27 1.00349 1.00351 1.00353 1.00353 1.00358 1.00361 1.00361 1.00366 1.00368 1.00371
28 1.00374 1.00376 1.00379 1.00379 1.00384 1.00387 1.0039 1.00392 1.00396 1.00398
29 1.00400 1.00430 1.00406 1.00406 1.00411 1.00414 1.00416 1.00419 1.00422 1.00425
30 1.00420 1.00459 1.00433 1.00433 1.00439 1.00442 1.00445 1.00448 1.00450 1.00453
31 1.00456 1.00488 1.00462 1.00462 1.00467 1.00470 1.00473 1.00476 1.00479 1.00482
32 1.00485 1.00406 1.00491 1.00491 1.00497 1.00500 1.00503 1.00503 1.00506 1.00521
33 1.00515 1.00518 1.00521 1.00521 1.00527 1.0053 1.00533 1.00536 1.00539 1.00542
34 1.00546 1.00549 1.00552 1.00552 1.00558 1.00562 1.00565 1.00568 1.00571 1.00574
4.4 Hasil Pengujian Berat Volume Tanah
Pengujian berat volume tanah dimaksudkan untuk mengetahui berat volume
suatu sampel tanah. Berat volume tanah adalah nilai perbandingan berat tanah total
termasuk air yang terkandung di dalamnya dengan volume tanah total. Adapun jenis
berat volume tanah yang diperlukan untuk penelitian tanah ini adalah berat volume
tanah lembab atau basah (b) dan berat volume tanah kering (d).
4.4.1. Berat Volume Tanah Lembab atau Basah (b)
Berat volume tanah basah atau lembab adalah perbandingan antara
berat butiran tanah total termasuk berat air dan udara (W) yang terkandung
didalam tanah tersebut dengan volume tanah total tanah tersebut (V). Hasil
pengujian berat volume tanah lembab atau basah (b) dari penelitian tanah ini
adalah sebagai berikut :
γb = Vs Void Volume
KeringTanah Berat Air Berat
+
+
V
W=
Vs Vv
Ws Ww
+
+=
Vs=Tanah JenisBerat
KeringTanah Berat
Gs
Ws=
Dengan :
b = Berat volume tanah basah
Ww = Berat air
Ws = Berat tanah kering
Vv = Volume rongga atau pori
Vs = Volume butiran tanah kering
Berat butiran tanah total (W) adalah termasuk berat air dan udara yang
terkandung di dalam tanah tersebut, jadi bias diasumsikan dengan :
W = Ww + Ws + Wa
Dengan :
W = Berat total tanah
Ww = Berat air
Ws = Berat tanah kering
Wa = Berat udara
Apabila ruang udara di dalam tanah penuh terisi dengan air maka nilai Wa = 0,
ini artinya tanah tersebut penuh dengan air atau tanah tersebut dalam keadaan jenuh.
Tabel 4.4 Hasil perhitungan berat volume tanah basah atau lembab (b)
1 Pengujian 0% 5% 10% 15% 20%
2 Volume Rongga (Vv) = Volume air (Ww) 14,01 12,13 11,72 11,7 8,81
3 Berat butiran tanah kering (Ws) 33,4 36,42 30,76 32,8 36,7
4 Berat jenis tanah (Gs) 2,15 2,1 2,46 2,07 2,2
5 Volume butiran tanah kering (Vs) (cm3) 15,53 17,34 12,50 15,84 16,53
6 Berat Volume Tanah basah (γb) (gr/cm3) 1,60 1,65 1,75 1,62 1,80
4.4.2 Berat Volume Tanah kering (d)
Berat volume tanah kering adalah perbandingan antara berat butiran tanah
kering (Ws) yang terkandung di dalam tanah tersebut dengan volume tanah total tanah
tersebut (V). Hasil pengujian berat volume tanah kering (d) dari penelitian tanah ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil perhitungan berat volume tanah kering (d)
1 Pengujian 0% 5% 10% 15% 20%
2 Volume Rongga (Vv) = Volume air
(Ww) 14,01 12,13 11,72 11,7 8,81
3 Berat butiran tanah kering (Ws) 33,4 36,42 30,76 32,8 36,7
4 Berat jenis tanah (Gs) 2,15 2,1 2,46 2,07 2,2
5 Volume butiran tanah kering (Vs)
(cm3) 15,53 17,34 12,50 15,84 16,53
6 Berat Volume Tanah kering (γd)
(gr/cm3) 1,13 1,23 1,27 1,19 1,45
4.5 Hasil Perhitungan Harga Porositas Tanah (n)
Harga porositas tanah adalah perbandingan antara volume rongga (Vv) dalam
tanah dengan volume total (V) tanah tersebut, dan dinyatakan dalam desimal. Hasil
perhitungan harga porositas (n) dari penelitian tanah ini adalah sebagai berikut :
n = V
Vv
Dengan :
n = Harga porositas tanah
Vv = Volume rongga atau pori tanah
V = Volume total tanah
Harga volume tanah total (V) adalah termasuk volume air dan volume udara yang
terkandung di dalam tanah tersebut, jadi bisa diasumsikan dengan :
V = Vw + Vs + Va
Dengan :
V = Volume total tanah
Vw = Volume air
Vs = Volume butiran tanah padat
Va = Volume udara
Apabila ruang udara di dalam tanah penuh terisi dengan air maka nilai Va = 0, ini
artinya tanah tersebut penuh dengan air atau tanah tersebut dalam keadaan jenuh,
sehingga :
Vv = Vs + Vw
V = Vv + Vs
Tabel 4.6 Hasil perhitungan nilai porositas tanah (n)
1 Pengujian 0% 5% 10% 15% 20%
2 Berat Volume Tanah kering (γd)
(gr/cm3) 1,13 1,23 1,27 1,19 1,45
3 Berat jenis tanah (Gs) 2,15 2,1 2,46 2,07 2,2
4 Porositas (n) (%) 47,44 41,42 48,37 42,51 34,09
4.6. Hasil Perhitungan Angka Pori Tanah atau Void Ratio (e)
Harga angka pori tanah atau void ratio adalah perbandingan antara volume
rongga (Vv) dalam tanah dengan volume butiran tanah kering (Vs) tanah tersebut, dan
dinyatakan dalam desimal. Hasil perhitungan harga angka pori (n) dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
e = Vs
Vv
Dengan :
e = Harga angka pori tanah atau void ratio
Vv = Volume rongga atau pori tanah
Vs = Volume butiran tanah kering
Adapun hubungan antara angka pori tanah (e) dengan porositas tanah (n) dapat
dituliskan sebagai berikut ini :
e = n-1
n
n = e1
e
+
Tabel 4.7 Hasil perhitungan nilai rongga pori tanah atau void ratio (e)
1 Pengujian 0% 5% 10% 15% 20%
2 Volume Rongga (Vv) 14,01 12,13 11,72 11,7 8,81
3 Volume butiran tanah kering (Vs) 15,53 17,34 12,50 15,84 16,53
4 Harga Void Ratio (e) 0,90 0,69 0,94 0,74 0,53
4.7. Hasil Analisa Perhitungan Derajat Kejenuhan Tanah (S)
Derajat kejenuhan tanah (S) adalah perbandingan antara volume air (Vw) yang
terkandung dalam tanah dengan volume rongga pori (Vv) tanah tersebut, dan
dinyatakan dalam persen (%). Hasil perhitungan harga derajat kejenuhan tanah (S) dari
penelitian ini dianalisa sebagai berikut :
S = Vv
Vwx 100%
Dengan :
S = Harga derajat kejenuhan dalam (%)
Vv = Volume rongga atau pori tanah
Vw = Volume air
Jika tanah dalam kondisi jenuh air maka nilai derajat kejenuhan adalah sama dengan
1, karena volume rongga pori dalam tanah seluruhnya terisi oleh air jadi besarnya
volume rongga pori (Vv) sama dengan besarnya berat air (Ww). Hubungan antara
berat jenis tanah (Gs), angka pori tanah (e), dan kadar air tanah (w) terlihat dalam
persamaan berikut ini,
S = e
Gs x wx 100%
Dengan :
S = Derajat kejenuhan tanah (%)
w = Kadar air tanah (%)
Gs = Berat jenis tanah (specific gravity) (gram/cm3)
e = Angka pori tanah
Tabel 4.8 Hasil perhitungan nilai derajat kejenuhan tanah (S)
1 Pengujian 0% 5% 10% 15% 20%
2 Kadar air ( w ) 41,95 33,31 38,1 35,67 24,01
3 Gs 2,15 2,1 2,46 2,07 2,2
4 Harga Void Ratio (e) 0,90 0,69 0,94 0,74 0,53
5 Derajat Kejenuhan Tanah ( S ) 100,214% 101,378% 99,708% 99,780% 99,664%
Tabel 4.9 Hasil Soil Propertis
SOIL PROPERTIS
W Gs γb γd E n S
Tanah Asli 41,95 2,15 1,60 1,13 0,90 47,44% 100,214%
Campuran 5% 33,31 2,1 1,65 1,23 0,69 41,42% 101,378%
Campuran 10% 38,1 2,46 1,75 1,27 0,94 48,37% 99,708%
Campuran 15% 35,67 2,07 1,62 1,19 0,74 42,51% 99,780%
Campuran 20% 24,01 2,2 1,80 1,45 0,53 34,09% 99,664%
4.8.Pengujian Batas-Batas Konsistensi (Atterberg Limits)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sifat konsistensi tanah berbutir halus
pada kadar air yang bervariasi. Pengujian batas konsistensi yang dilakukan meliputi :
Pengujian Batas Cair, Batas Plastis dan Indeks Plastisitas.
4.8.1.Batas cair (Liquid Limit)
Tabel 4.10. Hasil pengujian batas cair tanah asli (0%) (LL-Liquid Limit)
1 Percobaan No 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 31 29 23 19
3 No. Kaleng 8 10 1 3
4 Berat tanah basah + Kaleng (gr) 70,98 69,53 29,8 30,5
5 Berat tanah kering + Kaleng (gr) 53,74 52,97 24,2 24,2
6 Berat air (gr) 17,24 16,56 5,6 6,3
7 Berat Kaleng (gr) 17 18 16,35 16
8 Berat tanah kering (gr) 36,74 34,97 7,85 8,2
9 Kadar air (%) 46,92% 47,35% 53,01% 76,8%
Grafik 4.1 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Asli
Tabel 4.11 Hasil pengujian batas cair tanah campuran (5%) (LL-Liquid Limit)
1 Percobaan No 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 33 29 19 15
3 No. Kaleng 1 2 8 4
4 Berat tanah basah + Kaleng (gr) 67,20 60,88 44,66 46,76
5 Berat tanah kering + Kaleng (gr) 55,50 49,90 35,7 36,1
6 Berat air (gr) 11,70 10,99 8,96 10,66
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kad
ar A
ir
Banyak Ketukan
7 Berat Kaleng (gr) 21,09 21,10 16 15,8
8 Berat tanah kering (gr) 34,41 28,89 19,7 20,3
9 Kadar air (%) 34% 38,18% 45,48% 52,51%
Grafik 4.2 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Campuran 5%
Tabel 4.12 Hasil pengujian batas cair tanah campuran (10%) (LL-Liquid Limit)
1 Percobaan No 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 28 32 19 16
3 No. Kaleng 4 5 1 2
4 Berat tanah basah + Kaleng (gr) 56,98 66,2 43,63 74,56
5 Berat tanah kering + Kaleng (gr) 49,17 56 37,87 59,91
6 Berat air (gr) 7,81 10,2 5,76 14,65
7 Berat Kaleng (gr) 16,5 15,65 21,13 21,5
8 Berat tanah kering (gr) 32,67 40,35 16,74 38,58
9 Kadar air (%) 23,90% 25,2% 34,41% 37,98%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kad
ar A
ir
Banyak Ketukan
Grafik 4.3 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Campuran 10%
Tabel 4.13 Hasil pengujian batas cair tanah campuran (15%) (LL-Liquid Limit)
1 Percobaan No 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 30 28 23 19
3 No. Kaleng 1 4 2 3
4 Berat tanah basah + Kaleng (gr) 60 70 70,13 79,68
5 Berat tanah kering + Kaleng (gr) 48,1 52,8 52,09 55,6
6 Berat air (gr) 11,9 17,2 18,04 19,08
7 Berat Kaleng (gr) 16 16,13 17 16,5
8 Berat tanah kering (gr) 32,1 36,67 35,09 39,1
9 Kadar air (%) 37,07% 46,90% 48,79% 51,41%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kad
ar A
ir
Banyak Ketukan
Grafik 4.4 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Campuran 15%
Tabel 4.14 Hasil pengujian batas cair tanah campuran (20%) (LL-Liquid Limit)
1 Percobaan No 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 29 27 17 15
3 No. Kaleng 1 5 3 4
4 Berat tanah basah + Kaleng (gr) 70 74,7 76,39 72,2
5 Berat tanah kering + Kaleng (gr) 54,6 57,26 57,41 51,9
6 Berat air (gr) 15,4 17,44 18,98 20,3
7 Berat Kaleng (gr) 16,1 16 16,5 16,5
8 Berat tanah kering (gr) 38,5 41,26 40,91 35,4
9 Kadar air (%) 40% 42,26% 46,39% 57,31%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kad
ar A
ir
Banyak Ketukan
Grafik 4.5 Grafik liquid limit Pengujian Tanah Campuran 20%
4.8.2Batas Plastis (plastic limit)
Batas plastis (PL) didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah plastis
dan semi padat. Pengujian batas plastis (PL–Plastic Limit) dilakukan untuk
menentukan kadar air minimum suatu jenis tanah lempung yang masih dalam keadaan
plastis, dan dinyatakan dalan persen (%). Hasil dari perhitungan batas plastis tanah
lempung, Kampus Universitas Semarang, Tlogosari, Semarang, dari mulai tanah
lempung asli sampai dengan tanah lempung menggunakan campuran semen dan
serbuk batu bata komposisi campuran 5%, 10% ,15% dan 20% dapat dilihat pada tabel
4.15
Tabel 4.15 Hasil pengujian batas plastis (PL) tanah lempung berbagai campuran
1 Percobaan No I II III IV V
2 Banyaknya Campuran 0% 5% 10% 15% 20%
3 Berat tanah basah + Kaleng (gr) 20 22,2 24,3 18,6 18,01
4 Berat tanah kering + Kaleng (gr) 19,48 21 22,74 18,55 17,6
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kad
ar A
ir
Banyak Ketukan
5 Berat air (gr) 0,4 1,2 1,56 0,5 0,41
6 Berat Kaleng (gr) 16,8 16,6 16,2 16,2 16,2
7 Berat tanah kering (gr) 2,2 4,4 6,54 1,9 1,4
8 Kadar air (%) 28,2% 27% 24% 26,31% 29,28%
4.8.3Indeks Plastisitas (Plasticity Index)
Dari pengujian-pengujian batas cair dan batas plastis, maka didapatkan rata-
rata yang dapat dilihat padaTabel di bawah ini.
Tabel 4.16 Hasil pengujian batas indeks (PI) tanah lempung berbagai campuran
1 Percobaan No I II III IV V
2 Banyaknya Campuran 0% 5% 10% 15% 20%
3 Batas cair / Liquid limmit (LL) 52,31% 52,31% 51,12% 58,40% 64,49%
4 Batas plastis / Plastic Limmit (PL) 28% 27% 24% 26,31% 29,28%
5 Indeks Plastisitas (PI) 24,31% 25,31% 27,12% 31,09% 35,21%
4.9.Sifat Mekanis Tanah
Sifat Mekanis Tanah di laboratorium meliputi Pengujian Geser Langsung
(Direct Shear Test).
4.9.1.Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)
Sifat-sifat mekanis dari suatu tanah dapat diketahui melalui beberapa
pengujian. Salah satunya dengan pengujian geser langsung (Direct Shear Test).
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Semarang.
Pengujian geser langsung (Direct Shear Test) dilakukan untuk menentukan
besar parameter geser langsung pada kondisi Unconsolidated Undrained. Parameter
geser tanah terdiri atas sudut geser intern ( φ ) atau sudut geser dalam tanah, dan
Kohesi ( c ). Pengujian ini dilakukan pada sampel benda uji tanah asli dan tanah dengan
campuran pasir dan kapur komposisi 5%, 10%, 15%, 20% dengan jumlah sampel
sebanyak 3 buah, yaitu untuk beban 2.01 kg, 6.03 kg, dan 10.06 kg.
Data Benda Uji Laboratorium:
▪ Berat ring = 0,70 kg
▪ Diameter penampang sample = 6,3 cm
▪ Luas penampang (F) = ¼ .π . D² = 31,17 cm²
▪ Angka kalibrasi = 0,20
▪ Beratbeban 1 = 2,01 kg/cm²
▪ Beratbeban 2 = 6,03 kg/cm²
▪ Berat beban 3 = 10,06 kg/cm²
Tabel 4.17 Hasil uji geser langsung (Direct Shear Test) tanah lempung
Tanah uji No.
Berat
beban
(Kg)
Berat
Ring
(Kg)
F
(cm²)
Bacaan
Dial
Teg.
normal
(Kg/cm²)
Teg. geser
(Kg/cm²)
Tanah asli
I 2,01 0,70 31,157 16 0,0869 0,102
II 6,03 0,70 31,157 19 0,2160 0,121
III 10,06 0,70 31,157 22 0,3453 0,141
Tanah Camp. 5%
I 2,01 0,70 31,157 5 0,0869 0,032
II 6,03 0,70 31,157 9 0,2160 0,057
III 10,06 0,70 31,157 11 0,3453 0,070
Tanah Camp.
10%
I 2,01 0,70 31,157 3 0,0869 0,019
II 6,03 0,70 31,157 6 0,2160 0,038
III 10,06 0,70 31,157 9 0,3453 0,057
Tanah Camp.
15%
I 2,01 0,70 31,157 4 0,0869 0,025
II 6,03 0,70 31,157 7 0,2160 0,044
III 10,06 0,70 31,157 12 0,3453 0,077
Tanah Camp.
20%
I 2,01 0,70 31,157 2 0,0869 0,012
II 6,03 0,70 31,157 5 0,2160 0,032
III 10,06 0,70 31,157 8 0,3453 0,051
Rumus perhitungan :
Tegangan normal (σn) = F
RingBerat NormalBeban +
Tegangan Geser (σs) = F
(0,200) Kalibrasi x DialPembacaan
4.5.2. Perhitungan analisa nilai sudut geser dalam tanah ()
Dari hasil pengujian geser dengan pengujian direct shear test, dianalisa
besarnya sudut geser dalam tanah () dengan cara grafis adalah sebagai berikut ini :
Tabel 4.18 Hasil analisa nilai sudut geser dalam tanah secara grafis
Percobaan campuran tanah Nilai () metode
Grafis (kg/cm2)
Tanah Asli (0%) 5°
Tanah Camp. (5%) 6°
Tanah Camp. (10%)
Tanah Camp. (15%)
Tanah Camp. (20 %) 7°
4.5.3. Perhitungan nilai kohesi tanah (c)
Dari hasil pengujian geser dengan pengujian direct shear test, dianalisa
besarnya nilai kohesi tanah (c) dengan cara grafis adalah sebagai berikut ini :
Tabel 4.19 Hasil uji geser langsung (Direct Shear Test) tanah lempung
Percobaan campuran
tanah
Nilai (c) metode
Grafis (kg/cm2)
Tanah Asli (0%) 0,091
Tanah Camp. (5%) 0,056
Tanah Camp. (10%)
Tanah Camp. (15%)
Tanah Camp. (20 %) 0,122
Grafik 4.6 Direct shear testuntuk tanah asli
Grafik 4.7 Direct shear testuntuk campuran 5%
Grafik 4.8 Direct shear testuntuk campuran 10%
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,087 0,216 0,346
Tega
nga
n G
ese
r
Tegangan Normal
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,087 0,216 0,346
Tega
nga
n G
ese
r
Tegangan Normal
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,087 0,216 0,345
Tega
nga
n G
ese
r
Tegangan Normal
Grafik 4.9 Direct shear testuntuk campuran 15%
Grafik 4.10 Direct shear testuntuk campuran 20%
7. Analisis Kapasitas Dukung Tanah Berdasarkan Uji Geser Langsung (Direct
Shear Test) dengan metode terzagi
Berikut ini adalah hitungan kapasitas dukung tanah berdasarkan data
pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)
Tabel 4.20 Daftar nilai Koefisien daya dukung tanah Terzaqhi
Nc Nq Ng (Ø) Nc’ Nq’ Ng’
5.7 1.0 0.0 0° 5.7 1.0 0.0
7.3 1.6 0.5 5° 6.7 1.4 0.2
9.6 2.7 1.2 10° 8.0 1.9 0.5
12.9 4.4 2.5 15° 9.7 2.7 0.9
17.7 7.4 5.0 20° 11.8 3.9 1.7
25.1 12.7 9.7 25° 14.8 5.6 3.2
37.2 22.5 19.7 30° 19.0 8.3 5.7
57.8 41.4 42.4 35 25.2 12.6 10.1
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,087 0,216 0,346
Tega
nga
n G
ese
r
Tegangan Normal
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,087 0,216 0,346
Tega
nga
n G
ese
r
Tegangan Normal
95.7 81.3 100.4 40 34.9 20.5 18.8
Catatan : Untuk nilai f diantara nilai – nilai tersebut dapat diinterpolasi
lempung murni kenyang air
Dari pengujian Direct Shear Test Tanah Asli didapat perhitungan Kapasitas
Dukung Tanah. Dengan Metode Terzagi sebagai ilustrasi perhitungan, diambil
pondasi (B=L) 1,4 meter dengan kedalaman (Df) 1,4 meter seperti pada gambar
dibawah ini :
Df = 1,4 m
D = 1,4 m
+ 0,00 m
Gambar 4.11 Tampang pondasi
7.1. Analisis Kapasitas Dukung Tanah dengan Metode Terzagi
1. Tanah Asli
Kohesi (c) = 0,091 kg/cm3 = 0,91 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 5o
γb = 1,60 gr/cm3 = 1,60 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,60 = 2,24 kN /m3
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya
(φ) untuk pondasi adalah :
N’c = 6,7
N’q = 1,4
N’ γ = 0,2
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
= (2/3)0,91 x 6,7 + 2,24 x 1,4 + 0,5 (1,60) x 1,4 x 0,2
= 7,42 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 7,42
= 2,47 kN/m2
2. Tanah Asli dengan campuran 5%
Kohesi (c) = 0,056 kg/cm3 = 0,56 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 6o
γb = 1,65 gr/cm3 = 1,65 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,65 = 2,31 kN /m3
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ)
untuk pondasi adalah :
N’c = 6,96
N’q = 1,5
N’ γ = 0,26
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
= (2/3)0,56 x 6,96 + 2,31 x 1,5 + 0,5(1,65) x 1,4 x 0,26
= 6,36 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 6,36
= 2,12 kN/m2
3. Tanah Asli dengan campuran 10%
Kohesi (c) = 0,072 kg/cm3 = 0,72 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 9o
γb = 1,75 gr/cm3 = 1,75 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,75 = 2,45 kN /m3
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ)
untuk pondasi adalah :
N’c = 7,74
N’q = 1,8
N’ γ = 0,44
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
= (2/3)0,72 x 7,74 + 2,45 x 1,8 + 0,5(1,75) x 1,4 x 0,44
= 8,66 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 8,66
= 2,89 kN/m2
4. Tanah Asli dengan campuran 15%
Kohesi (c) = 0,094 kg/cm3 = 0,94 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 8o y
γb = 1,62 gr/cm3 = 1,62 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,62 = 2,27 kN /m3
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ)
untuk pondasi adalah :
N’c = 7,48
N’q = 1,7
N’ γ = 0,38
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
= (2/3)0,94 x 7,48 + 2,27 x 1,7 + 0,5(1,62) x 1,4 x 0,38
= 8,98 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 8,98
= 2,99 kN/m2
5. Tanah Asli dengan campuran 20%
Kohesi (c) = 0,122 kg/cm3 = 1,22 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 7o
γb = 1,80 gr/cm3 = 1.80 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,80 = 2,52 kN /m3
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ)
untuk pondasi adalah :
N’c = 7,22
N’q = 1,6
N’ γ = 0,32
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
= (2/3)1,22 x 7,22 + 2,52 x 1,6 + 0,5(1,80) x 1,4 x 0,32
= 10,30 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 10,30
= 3,43 kN/m2
Tabel 4.21 Kesimpulan Hasil Pengujian Tanah Asli dengan Campuran dengan
Metode Terzaghi
Tanah Asli qu (kN/m2) qs (kN/m2)
Tanah Asli 7,42 2,47
Campuran 5 % 6,36 2,12
Campuran 10 % 8,66 2,89
Campuran 15 % 8,98 2,99
Campuran 20 % 10,30 3,43
Grafik 4.12 Hasil Pengujian Tanah Asli dan dengan Campuran dengan Metode
Terzaghi
0
5
10
15
20
25
30
Tanah Asli 5% 10% 15% 20%
qu dan qs Metode Terzaghi
qu
qs
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
hal-hal seperti berikut ini :
1. Berdasarkan sifat fisiknya tanah dari hasil penyelidikan tanah yang berasal
dari Universitas semarang adalah lanau lempung coklat keabuan dan
lunak,.memiliki kadar air sebesar 41,95 % , berat jenis (Gs) 2,15 gr/cm3,
berat volume tanah basah (γb) 1,60 gr/cm3 , dan volume tanah kering (γd)
sebesar 1,13 gr/cm3. . Setelah di campur dengan campuran 5% mempunyai
kadar air 33,31 %, berat jenis (Gs) 2,1 gr/cm3, berat volume tanah basah (γb)
1,65 gr/cm3. Volume tanah kering (γd) 1,23 gr/cm3. Campuran 10%
mempunyai kadar air 38,1 %, berat jenis (Gs) 2,46 gr/cm3. berat volume
tanah basah (γb) 1,75 gr/cm3, volume tanah kering (γd) 1,27 gr/cm3.
Campuran 15 % mempunyai kadar air 35,67 %,berat jenis (Gs) 2,07 gr/cm3,
berat volume tanah basah (γb) 1,62 gr/cm3, volume tanah kering (γd) 1,19
gr/cm3, dan campuran 20 % mempunyai kadar air 24,01 %, berat jenis (Gs)
2,2 gr/cm3, berat volume tanah basah (γb) 1,8 gr/cm3, volume tanah kering
(γd) 1,45 gr/cm3.
2. Pada analisis perhitungan menggunakan Metode Terzaghi dapat dilihat nilai
kapasitas dukung tanah sebagai berikut :
a. Pada tanah asli didapat qu = 7,42 kN/m2 dan qs = 2,47 kN/m2
b. Nilai kapasitas dukung tanah dengan campuran pasir dan kapur 20%
didapat nilai qu sebesar 10,30 kN/m2, qs 3,43 kN/m2 atau dengan
kenaikan untuk qu sebesar 2,88 kN/m2 dan qs 0,96 kN/m2
43
5.2 Saran
Berdasarkaan pengujian dan pembahasan diatas dapat diambil beberapa saran
untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya penelitian selanjutnya dalam menganalisis kapasitas dukung
tanah dengan menggunakan metode-metode yang lain dengan beban yang
berbeda untuk mengetahui settelment tanah.
2. Proses stabilitasi tanah lempung dapat menggunakan bahan aditif atau
campuran lainnya yang dapat meningkatkan daya dukung tanah dengan
melakukan uji langsung dan pembuatan sampel beban dari beton untuk
mengetahui penurunannya
DAFTAR PUSTAKA
Braja M. Das, 1994, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta
Braja M. Das, 1998, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta
Hardiyatmo, Hary Christady, 2002, Mekanika Tanah I, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hardiyatmo, 2006, Teknik Pondasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Supriyono, Suradi, 2000, Gava Media, Universitas Gajah Mada, 2006
Henry, D Foth, 1994, Dasar Dasar Ilmu Tanah, Jilid 6.Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soedarmo, G. Djatmiko, Mekanika Tanah 1, Kanisius, Malang.
Sosrodarsono, Suyono ,2000, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Stabilisasi tanah lempung dengan serbuk genteng dan kapur (wahana teknik sipil,
2010)
Risman, 2011, Stabilisasi tanah lempung, Teknik sipil politeknik, Semarang.
Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah, Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan
Teknik Sipil Universitas Semarang.
1
Analisis Perbandingan Stabilisasi Tanah Asli Dengan Hasil Pre Boring Pada
Proyek Menara USM Dengan Campuran Pasir Dan Kapur Untuk
Meningkatkan Daya Dukung Tanah
Trias Widorini1, Ngudi Hari Crista2, Bambang Purnijanto3
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang
ABSTRAK
Kondisi tanah di setiap tempat sangat bervariasi dari butiran maupun daya
dukungnya. Karena tanah memiliki peran yang sangat penting dalam bidang konstruksi
terutama sebagai dasar atau pijakan suatu bangunan. Tanah yang ditemukan di lapangan
sangat bervariasi hal ini dapat dilihat dari berbagai jenis sampel dan hasil analisis di
laboratorium maka dapat diketahui kualitas tanah tersebut. Penelitian ini akan menganalisis
besarnya kekuatan daya dukung tanah yang distabilkan.dengan.pasir.dan.kapur.
Studi stabilisasi bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui hasil data uji Tanah, uji
geser langsung, dan Batas Atterberg dengan campuran 5%, 10%, 15%, 20%.
Dari percobaan, Metode Terzaghi pada tanah asli di Universitas Semarang diperoleh
qu = 7.42 KN / m². Nilai Qu dari daya dukung tanah dengan campuran 5% = 6,36 KN / m²,
untuk campuran 10% = 8,66 KN / m², 15% = 8,98% KN/m2, tanah dengan campuran 20% =
10,30 KN / m², Nilai daya dukung mengalami peningkatan dengan perbandingan atau nilai
prosentase 20% dengan peningkatan untuk nilai qu = 10,30 KN/m2. Sehingga dapat dilihat
untuk mendapatkan daya dukung yang lebih besar maka perlu adanya campuran kapur dan
pasir dengan prosentase yang tinggi.
Kata kunci : USM,Daya Dukung Tanah, campuran Pasir dan Kapur.
ABSTRACT
Soil conditions in each place vary greatly from grain and carrying capacity. Because
land has a very important role in the field of construction, especially as the basis or footing of
a building. Soil found in the field varies greatly, this can be seen from various types of
samples and the results of analysis in the laboratory, it can be seen the quality of the soil.
This study will analyze the strength of the carrying capacity of the soil stabilized with sand
and limestone.
The stabilization study aims to study and find out the results of the Soil test, direct
shear test, and Atterberg Limits with a mixture of 5%, 10%, 15%, 20%.
From the experiments, the Terzaghi Method on native soil at the University of
Semarang obtained qu = 7.42 KN / m². Qu value of carrying capacity of the soil with a
mixture of 5% = 6.36 KN / m², for a mixture of 10% = 8.66 KN / m², 15% = 8.98% KN / m2,
soil with a mixture of 20% = 10.30 KN / m², the carrying capacity has increased by a ratio or
a percentage value of 20% with an increase for the value of qu = 10.30 KN / m2. So that it
can be seen to get a greater carrying capacity, it is necessary to have a mixture of lime and
sand with a high percentage.
Keywords: USM, Soil Bearing Capacity, Mixture of Sand and Lime.
2
Pendahuluan
Tanah merupakan peranan terpenting dalam pekerjaan teknik sipil karena tanah
adalah tempat pijakan pondasi. Jadi dalam hal pekerjaan teknik sipil kita perlu memahami dan
mengerti tentang fungsi serta sifat tanah tersebut.
Kondisi tanah disetiap tempat sangat berbeda karena tanah tidak homogen dan tidak satu
kesatuan dan sangat berfariasi, apabila suatu tanah yang terdapat dilapangan bersifat sangat
lepas atau lunak sehingga tidak bagus untuk pondasi suatu bangunan, maka tanah tersebut
harus distabilitas untuk memperbaiki daya dukung tanah.
Stabilitasi tanah adalah mutu usaha untuk meningkatkan kemampuan tanah agar stabil
sebagai pendukung kontruksi diatasnya. Stabilitasi tanah pada dasarnya memperbaiki sifat-
sifat tanah dan memperkuat daya dukung tanah yang ada dengan cara mencampurkan dengan
material yang lain seperti Kapur, Semen, Flyash.
Pada penelitian ini dilakukan percampuran antara pasir dan kapur yang akan
dicampur dengan tanah yang berasal dari hasil pre boring pada proyek bangunan menara
USM
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Uji laboratorium, yaitu
pengujian kualitas material yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas
Teknik Universitas Semarang berupa pengujian soil properties, batas-batas atterberg, analisa
saringan, dan uji kadar lumpur. Pengumpulan data menggunakan metode observasi
(pengamatan) pada obyek yang diuji di laboratorium.Mengamati hasil uji penelitian
laboratorium dan mencatat data secara sistematik. Kemudian mengolah data tersebut dengan
bantuan data penunjang lainnya.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian terhadap tanah lempung dan beberapa komposisi tanah yang dicampur
dengan pasir dan kapur. Penelitian dilakukan di Laboraturium Mekanika Tanah Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang. Dari hasil penelitian ini dibatasi pada
pengujian yang meliputi sifat fisik dan sifat mekanis tanah diperoleh hasil : kadar air, berat
jenis, berat volume, dan uji geser langsung (Direct Shear Test).
1. Hasil Pengujian Kadar Air Tanah
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kadar air yang terkandung
dalam tanah. Kadar air tanah adalah nilai perbandingan antara berat air dalam satuan tanah
dengan berat kering tanah tersebut. Sampel tanah diambil dari lokasi pada kedalaman + 1
meter dari permukaan tanah, kemudian sampel tanah dibungkus agar kadar air tidak berubah
yang kemudian langsung ditimbang di Laboratorium, Analisa perhitungan Hasil dari
pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 dengan menggunakan formula :
Wt = x 100%
= x 100%
Tabel .1.Hasil Pengujian Kadar Air Tanah Asli dengan campuran pasir dan kapur
1 No. Kaleng I II III IV V
2 Komposisi Campuran 0% 5% 10% 15% 20%
3 Berat Kaleng (W1) (gram) 15,7 16,1 16 15,9 15,5
3
4 Berat Tanah Basah + Kaleng (W2) (gram) 63,11 60,68 58,48 60,4 61,01
5 Berat Tanah Kering + Kaleng (W3) (gram) 49,10 48,55 46,76 48,7 52,2
6 Berat Tanah Kering (5-3) (gram) 33,4 36,42 30,76 32,8 36,7
7 Berat Air (4-3) (gram) 14,01 12,13 11,72 11,7 8,81
8 Kadar Air % (W) 41,95% 33,31
% 38,1% 35,67% 24,01%
2. Uji Soil Test
Uji soil test terdiri dari beberapa percobaan yang terdiri dari uji Berat jenis tanah,
Berat volume tanah, dan Kadar air tanah.
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya nilai perbandingan antara berat butir-
butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama pada suhu tertentu
dengan suhu 30,20C. Hasil dari pengujian berat jenis tanah dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut ini.
Tabel 2.Hasil Uji Berat Jenis dan Harga Air Tanah Asli dengan campuran pasir dan
kapur
1 No Pengujian 0% 5% 10% 15% 20%
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram)
2 Berat picnometer kosong (a) 28,1 28 27,3 28,7 26,2
3 Berat Picnometer + Aquadest (b) 78 77,5 77,7 79,4 76,4
4 Ukur Suhu (t10 c), (dilihat dalam tabel
koreksi suhu)
29˚= 30˚= 28˚= 28,7˚= 29˚=
1,00400 1,00428 1,00374 1,00392 1,00100
5 Harga Air Picnometer (w’) 50,09 49,71 50,6 50,89 50,25
6 Berat Picnometer + Tanah Kering (c) 57,95 57,5 59 58,8 57,2
7 Berat Picnometer + Tanah kering +
Aquadest (d) 94 93 96,8 95,2 93,3
8 UkurSuhu (t20 c), (dilihat dalam tabel
koreksi suhu)
30˚= 31˚= 30˚= 27,8˚= 28,7˚=
1,00420 1,00451 1,00420 1,00365 1,00396
9 GS = __ 6 - 2 2,15 2,1 2,46 2,07 2,2
5 - (7 - 6) x 8
3. Hasil Pengujian Berat Volume Tanah
Pengujian berat volume tanah dimaksudkan untuk mengetahui berat volume suatu
sampel tanah. Berat volume tanah adalah nilai perbandingan berat tanah total termasuk air
yang terkandung di dalamnya dengan volume tanah total. Adapun jenis berat volume tanah
4
yang diperlukan untuk penelitian tanah ini adalah berat volume tanah lembab atau basah
(b) dan berat volume tanah kering (d).
3.1. Berat Volume Tanah Lembab atau Basah (b)
Berat volume tanah basah atau lembab adalah perbandingan antara berat butiran tanah
total termasuk berat air dan udara (W) yang terkandung didalam tanah tersebut dengan
volume tanah total tanah tersebut (V). Hasil pengujian berat volume tanah lembab atau
basah (b) dari penelitian tanah ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Hasil perhitungan berat volume tanah basah atau lembab (b)
1 Pengujian 0% 5% 10% 15% 20%
2 Volume Rongga (Vv) = Volume air (Ww) 14,01 12,13 11,72 11,7 8,81
3 Berat butiran tanah kering (Ws) 33,4 36,42 30,76 32,8 36,7
4 Berat jenis tanah (Gs) 2,15 2,1 2,46 2,07 2,2
5 Volume butiran tanah kering (Vs) (cm3) 15,53 17,34 12,50 15,84 16,53
6 Berat Volume Tanah basah (γb) (gr/cm3) 1,60 1,65 1,75 1,62 1,80
3.2. Berat Volume Tanah kering (d)
Berat volume tanah kering adalah perbandingan antara berat butiran tanah kering
(Ws) yang terkandung di dalam tanah tersebut dengan volume tanah total tanah
tersebut (V). Hasil pengujian berat volume tanah kering (d) dari penelitian tanah ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Hasil perhitungan berat volume tanah kering (d)
1 Pengujian 0% 5% 10% 15% 20%
2 Volume Rongga (Vv) = Volume air
(Ww) 14,01 12,13 11,72 11,7 8,81
3 Berat butiran tanah kering (Ws) 33,4 36,42 30,76 32,8 36,7
4 Berat jenis tanah (Gs) 2,15 2,1 2,46 2,07 2,2
5 Volume butiran tanah kering (Vs)
(cm3) 15,53 17,34 12,50 15,84 16,53
6 Berat Volume Tanah kering (γd)
(gr/cm3) 1,13 1,23 1,27 1,19 1,45
4. Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)
Sifat-sifat mekanis dari suatu tanah dapat diketahui melalui beberapa pengujian.
Salah satunya dengan pengujian geser langsung (Direct Shear Test). Pengujian ini dilakukan
di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Semarang.
5
Pengujian geser langsung (Direct Shear Test) dilakukan untuk menentukan besar
parameter geser langsung pada kondisi Unconsolidated Undrained. Parameter geser tanah
terdiri atas sudut geser intern ( φ ) atau sudut geser dalam tanah, dan Kohesi ( c ). Pengujian
ini dilakukan pada sampel benda uji tanah asli dan tanah dengan campuran pasir dan kapur
komposisi 5%, 10%, 15%, 20% dengan jumlah sampel sebanyak 3 buah, yaitu untuk beban
2.01 kg, 6.03 kg, dan 10.06 kg.
Tabel 5 Hasil uji geser langsung (Direct Shear Test) tanah lempung
Tanah uji No.
Berat
beban
(Kg)
Berat
Ring
(Kg)
F
(cm²)
Bacaan
Dial
Teg.
normal
(Kg/cm²)
Teg.
geser
(Kg/cm²)
Tanah asli
I 2,01 0,70 31,157 16 0,0869 0,102
II 6,03 0,70 31,157 19 0,2160 0,121
III 10,06 0,70 31,157 22 0,3453 0,141
Tanah Camp.
5%
I 2,01 0,70 31,157 5 0,0869 0,032
II 6,03 0,70 31,157 9 0,2160 0,057
III 10,06 0,70 31,157 11 0,3453 0,070
Tanah Camp.
10%
I 2,01 0,70 31,157 3 0,0869 0,019
II 6,03 0,70 31,157 6 0,2160 0,038
III 10,06 0,70 31,157 9 0,3453 0,057
Tanah Camp.
15%
I 2,01 0,70 31,157 4 0,0869 0,025
II 6,03 0,70 31,157 7 0,2160 0,044
III 10,06 0,70 31,157 12 0,3453 0,077
Tanah Camp.
20%
I 2,01 0,70 31,157 2 0,0869 0,012
II 6,03 0,70 31,157 5 0,2160 0,032
III 10,06 0,70 31,157 8 0,3453 0,051
5. Perhitungan analisa nilai sudut geser dalam tanah ()
Dari hasil pengujian geser dengan pengujian direct shear test, dianalisa besarnya
sudut geser dalam tanah () dengan cara grafis adalah sebagai berikut ini :
Tabel 6 Hasil analisa nilai sudut geser dalam tanah secara grafis
Percobaan campuran tanah Nilai () metode
Grafis (kg/cm2)
Tanah Asli (0%) 5°
Tanah Camp. (5%) 6°
Tanah Camp. (10%) 9°
6
Tanah Camp. (15%) 8°
Tanah Camp. (20 %) 7°
6. Perhitungan nilai kohesi tanah (c)
Dari hasil pengujian geser dengan pengujian direct shear test, dianalisa
besarnya nilai kohesi tanah (c) dengan cara grafis adalah sebagai berikut ini :
Tabel 7. Hasil uji geser langsung (Direct Shear Test) tanah lempung
Percobaan campuran
tanah
Nilai (c) metode
Grafis (kg/cm2)
Tanah Asli (0%) 0,091
Tanah Camp. (5%) 0,056
Tanah Camp. (10%) 0,072
Tanah Camp. (15%) 0,094
Tanah Camp. (20 %) 0,122
Grafik 1 Direct shear test untuk tanah asli
7
Grafik 2. Direct shear testuntuk campuran 5%
Grafik 3. Direct shear tes tuntuk campuran 10%
Grafik 4. Direct shear test untuk campuran 15%
8
Grafik 5. Direct shear test untuk campuran 20%
7. Analisis Kapasitas Dukung Tanah Berdasarkan Uji Geser Langsung (Direct
Shear Test) dengan metode terzagi
Berikut ini adalah hitungan kapasitas dukung tanah berdasarkan data pengujian Geser
Langsung (Direct Shear Test)
Tabel 8. Daftar nilai Koefisien daya dukung tanah Terzaqhi
Nc Nq Ng (Ø) Nc’ Nq’ Ng’
5.7 1.0 0.0 0° 5.7 1.0 0.0
7.3 1.6 0.5 5° 6.7 1.4 0.2
9.6 2.7 1.2 10° 8.0 1.9 0.5
12.9 4.4 2.5 15° 9.7 2.7 0.9
17.7 7.4 5.0 20° 11.8 3.9 1.7
25.1 12.7 9.7 25° 14.8 5.6 3.2
37.2 22.5 19.7 30° 19.0 8.3 5.7
57.8 41.4 42.4 35 25.2 12.6 10.1
95.7 81.3 100.4 40 34.9 20.5 18.8
Catatan : Untuk nilai f diantara nilai – nilai tersebut dapat diinterpolasi lempung murni
kenyang air
Dari pengujian Direct Shear Test Tanah Asli didapat perhitungan Kapasitas Dukung Tanah.
Dengan Metode Terzagi sebagai ilustrasi perhitungan, diambil pondasi (B=L) 1,4 meter
dengan kedalaman (Df) 1,4 meter seperti pada gambar dibawah ini :
9
Df = 1,4 m
D = 1,4 m
+ 0,00 m
Gambar 1 Tampang pondasi
8. Analisis Kapasitas Dukung Tanah dengan Metode Terzagi
1. Tanah Asli
Kohesi (c) = 0,091 kg/cm3 = 0,91 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 5o
γb = 1,60 gr/cm3 = 1,60 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,60 = 2,24 kN /m3
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
N’c = 6,7
N’q = 1,4
N’ γ = 0,2
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
= (2/3)0,91 x 6,7 + 2,24 x 1,4 + 0,5 (1,60) x 1,4 x 0,2
= 7,42 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 7,42
= 2,47 kN/m2
2. Tanah Asli dengan campuran 5%
Kohesi (c) = 0,056 kg/cm3 = 0,56 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 6o
γb = 1,65 gr/cm3 = 1,65 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,65 = 2,31 kN /m3
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk pondasi
adalah :
N’c = 6,96
N’q = 1,5
N’ γ = 0,26
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
10
= (2/3)0,56 x 6,96 + 2,31 x 1,5 + 0,5(1,65) x 1,4 x 0,26
= 6,36 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 6,36
= 2,12 kN/m2
3. Tanah Asli dengan campuran 10%
Kohesi (c) = 0,072 kg/cm3 = 0,72 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 9o
γb = 1,75 gr/cm3 = 1,75 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,75 = 2,45 kN /m3
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk pondasi
adalah :
N’c = 7,74
N’q = 1,8
N’ γ = 0,44
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
= (2/3)0,72 x 7,74 + 2,45 x 1,8 + 0,5(1,75) x 1,4 x 0,44
= 8,66 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 8,66
= 2,89 kN/m2
4. Tanah Asli dengan campuran 15%
Kohesi (c) = 0,094 kg/cm3 = 0,94 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 8o y
γb = 1,62 gr/cm3 = 1,62 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,62 = 2,27 kN /m3
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk pondasi
adalah :
N’c = 7,48
N’q = 1,7
N’ γ = 0,38
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
= (2/3)0,94 x 7,48 + 2,27 x 1,7 + 0,5(1,62) x 1,4 x 0,38
= 8,98 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 8,98
= 2,99 kN/m2
5. Tanah Asli dengan campuran 20%
Kohesi (c) = 0,122 kg/cm3 = 1,22 kN/m3
Sudut geser dalam (φ) = 7o
γb = 1,80 gr/cm3 = 1.80 kN/m3
Df = 1,4 m
B=L ( lebar ) = 1,4 m
q = Df. γb = 1,4 x 1,80 = 2,52 kN /m3
11
Nilai N’c, N’q dan N’y berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk pondasi
adalah :
N’c = 7,22
N’q = 1,6
N’ γ = 0,32
Kapasitas dukung ultimit
Qu = 2/3 c x N’c + q x N’q + 0,5 y x B x N’y
= (2/3)1,22 x 7,22 + 2,52 x 1,6 + 0,5(1,80) x 1,4 x 0,32
= 10,30 kN/m2
Daya Dukung Tanah yang diijinkan
Qs = (1/3) x 10,30
= 3,43 kN/m2
Tabel 9. Kesimpulan Hasil Pengujian Tanah Asli dengan Campuran dengan Metode
Terzaghi
Tanah Asli qu (kN/m2) qs (kN/m2)
Tanah Asli 7,42 2,47
Campuran 5 % 6,36 2,12
Campuran 10 % 8,66 2,89
Campuran 15 % 8,98 2,99
Campuran 20 % 10,30 3,43
Grafik 6. Hasil Pengujian Tanah Asli dan dengan Campuran dengan Metode
Terzaghi
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan seperti
berikut ini :
1. Berdasarkan sifat fisiknya tanah dari hasil penyelidikan tanah yang berasal dari
Universitas semarang adalah lanau lempung coklat keabuan dan lunak,.memiliki
12
kadar air sebesar 41,95 % , berat jenis (Gs) 2,15 gr/cm3, berat volume tanah basah
(γb) 1,60 gr/cm3 , dan volume tanah kering (γd) sebesar 1,13 gr/cm3. . Setelah di
campur dengan campuran 5% mempunyai kadar air 33,31 %, berat jenis (Gs) 2,1
gr/cm3, berat volume tanah basah (γb) 1,65 gr/cm3. Volume tanah kering (γd) 1,23
gr/cm3. Campuran 10% mempunyai kadar air 38,1 %, berat jenis (Gs) 2,46 gr/cm3.
berat volume tanah basah (γb) 1,75 gr/cm3, volume tanah kering (γd) 1,27 gr/cm3.
Campuran 15 % mempunyai kadar air 35,67 %,berat jenis (Gs) 2,07 gr/cm3, berat
volume tanah basah (γb) 1,62 gr/cm3, volume tanah kering (γd) 1,19 gr/cm3, dan
campuran 20 % mempunyai kadar air 24,01 %, berat jenis (Gs) 2,2 gr/cm3, berat
volume tanah basah (γb) 1,8 gr/cm3, volume tanah kering (γd) 1,45 gr/cm3.
2. Pada analisis perhitungan menggunakan Metode Terzaghi dapat dilihat nilai kapasitas
dukung tanah sebagai berikut :
a..Pada tanah asli didapat qu = 7,42 kN/m2 dan qs = 2,47 kN/m2
b..Nilai kapasitas dukung tanah dengan campuran pasir dan kapur 20% didapat nilai
qu sebesar 10,30 kN/m2, qs 3,43 kN/m2 atau dengan kenaikan untuk qu sebesar 2,88
kN/m2 dan qs 0,96 kN/m2
DAFTAR PUSTAKA
Braja M. Das, 1994, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta
Braja M. Das, 1998, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta
Hardiyatmo, Hary Christady, 2002, Mekanika Tanah I, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hardiyatmo, 2006, Teknik Pondasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Supriyono, Suradi, 2000, Gava Media, Universitas Gajah Mada, 2006
Henry, D Foth, 1994, Dasar Dasar Ilmu Tanah, Jilid 6.Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soedarmo, G. Djatmiko, Mekanika Tanah 1, Kanisius, Malang.
Sosrodarsono, Suyono ,2000, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Stabilisasi tanah lempung dengan serbuk genteng dan kapur (wahana teknik sipil, 2010)
Risman, 2011, Stabilisasi tanah lempung, Teknik sipil politeknik, Semarang.
Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah, Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan
Teknik Sipil Universitas Semarang.