laporan pendahuluan pada klien dengan gangguan pengelihatan

13
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PENGELIHATAN : INFEKSI MATA a) Pengertian Infeksi mata merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak disebabkan oleh agen mikrobiologi seperti virus atau bakteri.Konjungtivis (mata merah muda atau merah) merupakan infeksi mata yang paling sering terjadi. Inflamasi konjungtiva mata yang disebabkan oleh proses infeksi, iritasi fisik, atau respons alergi dikenal sebagai konjungtivitis. Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva akibat suatu proses infeksi atau respon alergi. (Corwin, 2001).Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata merah. (Brunner & Suddarth,2001)Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tetapi

Upload: adrinihudyanaaa

Post on 10-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

LP KLIEN DENGAN GGN PENGELIHATAN

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PENGELIHATAN : INFEKSI MATAa) Pengertian

Infeksi mata merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak disebabkan oleh agen mikrobiologi seperti virus atau bakteri.Konjungtivis (mata merah muda atau merah) merupakan infeksi mata yang paling sering terjadi. Inflamasi konjungtiva mata yang disebabkan oleh proses infeksi, iritasi fisik, atau respons alergi dikenal sebagai konjungtivitis.

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva akibat suatu proses infeksi atau respon alergi. (Corwin, 2001).Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata merah. (Brunner & Suddarth,2001)Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan. (Effendi, 2008).b) Tanda dan Gejala

1. Tanda dan Gejala Konjungtivis

Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:

a. Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.b. Produksi air mata berlebihan (epifora).c. Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.d. Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan.e. Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.f. Perbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).g. Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)h. Nyeri dan terjadi gangguan tidur.

c) Patofisiologi

d) Pemeriksaan diagnostic

1. Pemeriksaan diagnostic pada konjungtivis

Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan langsung sekret dengan pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas untuk perencanaan pengobatan.Untuk diagnosis pasti konjungtivitis gonore dilakukan pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen biru, diambil dari sekret atau kerokan konjungtiva , yang diulaskan pada gelas objek, dikeringkan dan diwarnai dengan metilen biru 1% selama 1 2 menit. Setelah dibilas dengan air, dikeringkan dan diperiksa di bawah mikroskop. Pada pemeriksaan dapat dilihat diplokok yang intraseluler sel epitel dan lekosit, disamping diplokok ekstraseluler yang menandakan bahwa proses sudah berjalan menahun. Morfologi dari gonokok sama dengan meningokok, untuk membedakannya dilakukan tes maltose, dimana gonokok memberikan test maltose (-). Sedang meningokok test maltose (+).Bila pada anak didapatkan gonokok (+), maka kedua orang tua harus diperiksa. Jika pada orang tuanya ditemukan gonokok, maka harus segera diobati.e) Penatalaksanaan Medis

1. Penatalaksanaan medis konjungtivis

Bila konjungivitis disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontraminasi mata yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat memberikan intruksi pada pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit dan kemudian menyentuh mata yang sakit. Asuhan khusus harus dilakukan oleh personal asuhan kesehatan guna menghindari penyebaran konjungivitis antar pasien.

Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulphonamide ( sulfacetamide 1,5 %) atau antibiotika ( Gentamycine 0,3%; chlorampenicol 0,5%). Konjungivitis karena jamur sangat jarang sedangkan konjungivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, konjungivitis karena alergi di obati dengan anthistamin (antazidine 0,5%, rapazoline 0,05%) atau kortikosteroid ( misalnya dexametazone 0,1%). Penanganan dimulai dengan edukasi pasien untu memperbaiki hygiene kelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artificial tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.

Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topical atau kombinasi antibiotic steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya iritis. Pada banyak kasus Prednisolon asetat ( Pred forte), satu tetes, QID cukup efektif, tanpa adanya kontraindikasi.

Apabila etiologinya dicurigai reaksi Sthapylococcus atau acne rosasea, diberikan Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama dengan pemberian salep antibiotic topical seperti bacitrasin atau erythromycin sebelum tidur. Metronidazole topical ( Metrogel ) diberikan pada kuli TID juga efektif. Karena tetracycline dapat merusak gigi pada anak anak. Sehingga kontraindikasi untuk usia dibawah 10 tahun. Pada kasus ini, diganti dengan doxycyline 100 mg TID atau erythromycin 250 mg QID PO. Terapi dilanjutkan 2 sampai 4 minggu. Pada kasus yang dicurigai, pemeriksaan X-ray dada untuk menyingkirkan tuberculosis (Alamsyah,2007).f) Pengkajian keperawatan

1. Pengkajian pada konjungivitis

a. Keluhan utama

Tanyakan kepada klien adanay keluhan seperti nyeri, mata berair, mata merah, silau dan sekret pada mata b. Riwayat penyakit sekarang

Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai penurunan tajam penglihatan, trauma pada mata, riwayat gejala penyakit mata seperti nyeri meliputi lokasi,awitan, durasi, upaya mengurangi dan beratnya, pusing, silau.

c. Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan pada klien riwayat penyakit yang dialami klien seperti diabetes mellitus, hrpes zooster, herpes simpleks

d. Pengkajian fisik penglihatan

1) Ketajaman penglihatan

Uji formal ketajaman penglihatan harus merupakan bagian dari setiap data dasar pasien. Tajam penglihatan diuji dengan kartu mata ( snellen ) yang diletakkan 6 meter.

2) Palpebra superior

Merah,sakit jika ditekan

3) Palpebra inferior

Bengkak, merah, ditekan keluar secret

4) Konjungtiva tarsal superior dan inferior

Inspeksi adanya :

a) Papil, timbunan sel radang sub konjungtiva yang berwarna merah dengan pembuluh darah ditengahnya b) Membran,sel radang di depan mukosa konjungtiva yang bila iangkat akan berdarah, membran merupakan jaringan nekrotik yang terkoagulasi dan bercampur dengan fibrin, menembus jaringan yang lebih dalam dan berwarna abu abu. c) Pseudomembran, membran yang bila diangkat tidak akan berdarah d) Litiasis, pembentukan batu senyawa kalsium berupa perkapuran yang terjadipada konjungtiviti kronis e) Sikatrik, terjadi pada trakoma.

5) Konjungtiva bulbi

a) Sekresi b) Injeksi konjungtival c) Injeksi siliar d) Kemosis konjungtiva bulbi, edema konjungtiva berat e) Flikten peradangan disertai neovaskulrisasi 6) Kornea

a) Erosi kornea, uji fluoresin positif b) Infiltrat, tertibunnya sel radang c) Pannus, terdapat sel radang dengan adanya pembuluh darah yang membentuk tabir kornea d) Flikten e) Ulkus f) Sikatrik

7) Bilik depan mata

a) Hipopion, penimbunan sel radang dibagian bawah bilik mata depan b) Hifema, perdarahan pada bilik mata depan

8) Iris

a) Rubeosis, radang pada iris b) Gambaran kripti pada iris 9) Pupil a) Reaksi sinar, isokor b) Pemeriksaan fundus okuli dengan optalmoskop untuk melihat c) Adanya kekeruhan pada media penglihatan yang keruh seperti pada kornea, lensa dan badan kaca.f) Diagnose keperawatan

Diagnosa keperawatan Konjungtivitis`Diagnosa Konjungtivitis menurut Nanda, 2012-2014 adalah:

1. Gangguan sensori/persepsi (visual) berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori transmisi 2. Gangguan ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan penglihatan3. Gangguan konsep diri

g) Rencana keperawatan

a) Gangguan sensori/persepsi (visual) berhubungan dengan perubahan proses sensori, persepsi (penglihatan)NOCSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan :

1. Ketajaman penglihatan kembali normal dengan skala 3NIC

1. Kaji derajat dan durasi gangguan visual

2. Kaji adanya tanda dan gejala seperti hiperemia (kemerahan), cairan, edema, pengeluaran air mata, gatal, rasa terbakar, atau rasa tercakar atau ada benda asing

3. Berikan terapi antibiotika sistemik atau topikal sesuai penyebab

4. Ajari klien tentang prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata

5. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan kelopak mata

6. Anjurkan klien melakukan kompres air hangat pada sekitar mata

7. Instruksikan klien untuk tidak menggosok mata yang sakit dan kemudian menyentuh mata yang sehat8. Instruksikan klien untuk mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk dan sapu tangan baru yang terpisah9. Kolaborasikan dengan tenaga kesehatan lainb) Ketidaknyaman berhubungan dengan gangguan proses penglihatanSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan dapat :NOC1. Mengungkapkan rasa aman nyaman dengan skala 4

2. Klien mendapatkan kembali fungsi penglihatannya dengan skala 4NIC

1. Mengkaji persepsi klien mengenai ketidaknyamananya

2. Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan gangguan penglihatan

3. Lakukan modifikasi lingkungan

4. Anjurkan keluarga untuk menemani klien5. Kolaborasikan dengan tenaga kesehatan lainnyac) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan konjungtivitis yang kemerahan pada mata, edema perubahan visionSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan dapat :NOC1. Menunjukan sikap positif dengan skala 22. Mampu menghasilkan masalah terkait dengan status penyakitnya dengan skala 23. Klien menunjukan kesediaan untuk dirawat dengan skala 3 NIC

1. Monitor tanggapan klien terhadap dirinya2. Menentukan persepsi percaya diri menurut penilaian klien3. Bantu klien untuk mengenal segi positif yang klien miliki4. Bantu klien untuk menyadari respon positif yang diberikan oleh orang lain5. Bantu klien untuk menentukan goal treatment yang seimbang6. Monitor tanda-tanda self-negatifDAFTA PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.Ahern, Nancy R. 2011. Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9, Jakarta: EGC.

Tamsuri, Anas. 2010. Buku Ajar Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta : EGCNANDA International.2012.Diagnosa Keperawatan 2012-2014. Jakarta:EGC

Sue Moorhead,dkk.2013.Nursing Outcomes Classification Fifth Edition (NOC). Amerika : ELSEVIER

Gloria M. Bulecheck,dkk. 2013. Nursing Interventions Classification Sixth Edition (NIC). Amerika:ELSEVIER