laporan pendahuluan kelompok selesai

35
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK 1.1 Latar belakang Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok . Menurut DeVito (1997) kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya. Menurut Joseph S. Roucek Suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.

Upload: yunike-wirahmaningrum

Post on 20-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asam urat adalah

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK1.1 Latar belakang

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Menurut DeVito (1997) kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.Menurut Joseph S. Roucek Suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.Dari hasil pendataan mahasiswa UPN VETERAN JAKARTA program studi S1 Keperawatan pada hari rabu, 22 januari 2013. Di dapatkan hasil : jumlah lansia di RW 006 kelurahan grogol kecamatan limo kota depok berjumlah 48 orang, dengan hipertensi sebagai masalah kesehatan yang dominan.1.2 Landasan teori

DefinisiHipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003 ).Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.Hipertensi didefinisikan olehJoint National Committee on Detection(JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,1996).Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).EtiologiPada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:a) Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.b) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.c) Stress Lingkungan.d) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah.Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:a) Hipertensi Esensial (Primer)Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.b) Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada :a. Elastisitas dinding aorta menurunb. Katub jantung menebal dan menjadi kakuc. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.d. Kehilangan elastisitas pembuluh darahHal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :1. Faktor keturunanDari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi Ciri perseorangan.Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )d. Kebiasaan hidupKebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :a. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )b. Kegemukan atau makan berlebihanc. Stressd. Merokoke. Minum alcoholf. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :a. Ginjalb. Glomerulonefritisc. Pielonefritisd. Nekrosis tubular akute. Tumorf. Vascularg. Aterosklerosish. Hiperplasiai. Trombosisj. Aneurismak. Emboli kolestroll. Vaskulitism. Kelainan endokrinn. DMo. Hipertiroidismep. Hipotiroidismeq. Sarafr. Strokes. Ensepalitist. SGBu. Obat obatanv. Kontrasepsi oralw. KortikosteroidFaktor Resikoa. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensib. Pria usia 35 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopausec. Kebanyakan mengkonsumsi garam/natriumd. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa hal seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffeine, DM, dsb.e. Factor emosional dan tingkat stressf. Gaya hidup yang monotong. Sensitive terhadap angiotensinh. Kegemukani. Pemakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen.KlasifikasiKlasifikasi hipertensi menurut WHO1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91-94 mmHg3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment of HipertensionDiastolik1. < 85 mmHg : Tekanan darah normal2. 85 99 : Tekanan darah normal tinggi3. 90 -104 : Hipertensi ringan4. 105 114 : Hipertensi sedang5. >115 : Hipertensi beratSistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)1. < 140 mmHg : Tekanan darah normal2. 140 159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi3. > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasiKrisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistole 180 mmHg dan/atau diastole 120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah).Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah. Dibagi menjadi dua:a. Hipertensi EmergensiSituasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau progresiftarget akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.b. HipertensiurgensiSituasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresifbermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresifdan tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari).PatofisiologiMekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono, Slamet. 1996 ).Tanda Dan GejalaTanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :a. Tidak ada gejalaTidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.b. Gejala yang lazimSering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurunManifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg b. Sakit kepalac. Pusing / migrained. Rasa berat ditengkuke. Penyempitan pembuluh darahf. Sukar tidurg. Lemah dan lelahh. Nokturiai. Azotemiaj. Sulit bernafas saat beraktivitasPemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :1. Pemeriksaan yang segera seperti :a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensif. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )g. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensih. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.j. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensik. Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalismel. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.2)Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama ) : IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati. IUP:mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan ginjal. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasienKomplikasiEfek pada organ :a. OtakPemekaran pembuluh darahPerdarahanKematian sel otak : strokeb. GinjalMalam banyak kencingKerusakan sel ginjalGagal ginjalc. JantungMembesarSesak nafas (dyspnoe)Cepat lelahGagal jantungPenatalaksanaanPengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :1. Terapi tanpa ObatTerapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :a. Dietb.Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hrDiet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuhc.Penurunan berat badand.Penurunan asupan etanole.Menghentikan merokokf.Latihan FisikLatihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggui.Edukasi PsikologisPemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :1) Tehnik BiofeedbackBiofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.2) Tehnik relaksasiRelaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.2.Terapi dengan ObatTujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.Pengobatannya meliputi :a. Step 1Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitorb. Step 2Alternatif yang bisa diberikan :1)Dosis obat pertama dinaikkan2)Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama3)Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilatorc. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh1)Obat ke-2 diganti2)Ditambah obat ke-3 jenis laind. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya1)Ditambah obat ke-3 dan ke-42)Re-evaluasi dan konsultasi3)Follow Up untuk mempertahankan terapiUntuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :a.Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnyab.Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnyac.Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitasd.Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur,memakai,alat,tensimeter Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapie. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumahf. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x seharig. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadih. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimali. Usahakan biaya terapi seminimal mungkinj. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih seringk.Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.l. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekalipengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.Cara Pencegahan1. Pencegahan PrimerFaktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:a.Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.b.Dilarang merokok atau menghentikan merokok.c.Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.d.Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.2. Pencegahan sekunderPencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:a.Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.b.Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin.c.Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.d.Batasi aktivitas.Perawatan Hipertensi Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah kegemukan). Batasi pemakaian garam. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor keturunan hipertensi dalam keluarga. Tidak merokok. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran. Hindari minum kopi yang berlebihan. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang). Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40 tahun.Bagi yang sudah sakit Berobat secara teratur. Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat tanpa petunjuk dokter. Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk penyakit lain karena ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk hipertensi.Mengetahui tentang hipertensi dan cara merawat bukanlah kunci utama kesembuhan, kunci utamanya adalah :1.Keaktifan penderita dalam pengendalian tekanan darah.2.Penderita berusaha, petugas petugas kesehatan membantu.3.Hubungan baik dan kerjasama penderita dan petugas kesehatan Diit Hipertensia. Perbedaan Diit Dengan Makanan Biasa1. konsumsi lemak dibatasi2. konsumsi Cholesterol dibatasi3. konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese4. Makanan yang boleh dikonsumsib. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi1. Sumber kaloriBeras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.2. Sumber protein hewaniDaging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak.3. Sumber protein nabatiKacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.4. Sumber lemakSantan kelapa encer dalam jumlah terbatas.5. SayuranSayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.6. Buah-buahanSemua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah terbatas.7. BumbuPala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih 15 gram perhari.8. MinumanThea encer, coklat encer, juice buah.c. Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi1. Makanan yang banyak mengandung garam Biscuit,krakers,cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda. Dendeng, abon,cornet beaf,daging asap,ham, ikan asin,ikan pindang, sarden ikan teri, telur asin. Keju, margarine dan mentega.2. Makanan yang banyak mengandung kolesterolMakanan dari hewan seperti otak,ginjal,hati,limfadan jantung.3. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh Lemak hewan :sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega. Kelapa, minyak kelapa,margarine,alpokat.4. Makanan yang banyak menimbulkan gasKool, sawi, lobak, dll.d. Bagaimana Mengatur Diit1. Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa,lemak hewan, margarine,mentega sebagai pengganti gunakan minyak kacang atau minyak jagung dalam jumlah tertentu.2. Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu dengan paling banyak 50 gram tiap kali makan, makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.3. Gunakan susu skim sebagaipengganti susu penuh.4. Batasi penggunaan telur hingga hanya 3 kali seminggu.5. Gunakan sering tahu,tempe, dan hasil kacang-kacangan lainya.6. Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman manis seperti sirup, coca cola, limun, permen,dodol, coklat, kolak, eskrim.7. Makanlah banyak sayuran dan buah-buahan.e.Obat Tradisional Untuk HipertensiBanyak tumbuhan obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat secara tradisional untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal yang perlu diinformasikan kepada masyarakat adalah cara penggunaannya, dosis, serta kemungkinan adanya efek samping yang tidak diketahui. Obat obat tradisional tersebut diantaranya:1)Buah BelimbingBuah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan juga bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah mengalaminya. Caranya yaitu buah belimbing yang sudah masak diparut halus. Kemudian parutan belimbing diperas sehingga menjadi satu gelas sari belimbing. Air perasan ini diminum setiap pagi, lakukan selama tiga minggu sampai satu bulan. Setelah satu bulan sari belimbing ini dapat diminum dua hari sekali. Tidak perlu menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasan. Bagi mereka yang sudah terlanjur menderita hipertensi, sebaiknya gunakan buah belimbing yang besar sehingga air perasannya lebih banyak.2)Daun SeledriCara penggunaannya dengan menumbuk segenggam daun seledri sampai halus, saring dan peras deengan kain bersih dan halus. Air saringan usahakan satu gelas diamkan selama satu jam, kemudian diminum pagi dan sore dengan sedikit ampasnya yang ada di dasar gelas. Menurut penelitian daun seledri bisa memperkecil fluktuasi kenaikan tekanan darah.3)Bawang PutihCaranya dengan memakan langsung tiga siung bawang putih mentah setiap pagi dan sore hari. Pilih bawang putih yang kulitnya berwarna coklat kehitaman karena mutunya lebih baik. Jika tidak mau memakannya dalam keadaan mentah bisa direbus atau dikukus dulu. Namun karena banyak zatnya yang bisa berkhasiat yang dapat ikut larut ddalam air rebusannya, sebaiknya ditambaah menjadi 8 sampai 9 siung sekali makan.4)Buah Mengkudu / PaceBuah ini sebagai alternatif untuk menekan hipertensi. Caranya hampir sama dengan buah belimbing, yaitu dengan cara memarut halus, kemudian diperas memakai kain kassa yang bersih, diambil airnya. Minum sari mengkudu setiap pagi dan sore hari secara teratur5)AvokadCaranya lima daun avokad dicuci bersih, kemudian direbus dengan 4 gelas air putih. Tunggu air rebusan hingga menjaadi 2 gelas, saring. Satu gelas diminum pagi hari, satu gelas lagi diminum sore hari.6)MelonBuah yang sudah masak dapat langsung di makan7)SemangkaBuah yang sudah masak dapat langsung di makan8)MentimunDapat dimakan langsung, atau dapat di parut kemudian diminum2. Data yang perlu dikaji

NONAMAUSIAALAMATKELUHAN

1.Nursiah69 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoNyeri pinggang

2.Rubiati Ningsih72 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit Kepala

3.Isa70 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. Limo-

4.Wasinah85 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit pada kaki

5.Pause97 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit kepala

6.Runah70 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. Limo-

7.Sati51 tahunRt 02/06 kel. Grogol, kec. Limo-

8.Kenih65 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit kepala belakang, nyeri ulu hati

9.Nimah78 tahunRt 02/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit ulu hati, sakit pinggang

10.Alus80 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoPusing kadang-kadang

11.Lisan64 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoHipertensi, lemas

12.Edi76 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. Limolemas

13.Nimah65 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit kepala belakang

14.Mani65 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit tengkuk belakang,sakit pada jari tangan kanan

15.Nilawati60 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. Limotengkuk kepala berat,pusing berputar putar

16.tisah65 tahunRt 02/06 kel. Grogol, kec. Limo-

17.Nurofiq69 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. Limo-

18.Aman89 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoTengkuk terasa berat

19.Mana80 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoLinu pada dengkul

20.Nisah100 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoKaki lemes

21.Tinggal66 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoNyeri sendi

22.Paji80 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoKaki dan tangan semutan

23.Nata68 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoKaki dan tangan semutan.

24.Titi94 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoTengkuk terasa berat, nyeri pinggang, penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan

25Sani60 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoPenglihatan menurun, tengkuk terasa berat kadang-kadang

26.Senah75 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoTenggorokan gatel,dengkul terasa sakit

27.Namah amid70 tahunRt 02/06 kel. Grogol, kec. LimoPenurunan pendengaran, sakit kepala(hipertensi), nyeri sendi (asam urat)

28.Saadah70 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. Limo-

Rimun72 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. Limo-

29.Gusniar75 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoPusing,sakit kepala (hipertensi), penurunan penglihatan, nyeri pinggang (osteporosis)

30.sukar70 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. Limo-

31.satikem60 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. Limo-

32.sami65 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoPenurunan penglihatan (selaput di mata)

33.Musa60 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoPendengaran menurun

34.marjaya65 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoKebas pada ujung jari tangan dan kaki.

35.Namah nata62 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoTangan bengkak, kesemutan (rematik)

36.Namin70 tahunRt 02/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit pada sendi (asam urat)

37.Suemah65 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit kepala (hipertensi), nyeri punggung (ostheoporosis)

38.umar63 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoNyeri saat berkemih (batu ginjal), susah BAK (batu ginjal)

39.Sanen75 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. Limo-

Ribut70 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. LimoSakit kepala (hipertensi), nyeri dada (jantung)

40.Dasuki65 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. Limo-

41.Sunarto64 tahunRt 02/06 kel. Grogol, kec. Limo-

42.Tarjo60 tahunRt 02/06 kel. Grogol, kec. Limo-

43.Liman88 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. LimoNyeri sendi, pendengaran menurun.

44.Nirun80 tahunRt 03/06 kel. Grogol, kec. Limo-

45.Ali saan82 tahunRt 01/06 kel. Grogol, kec. Limo-

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada :

Hari

: Rabu

Tanggal: 22-01-2014

Metode: kuisioner

Hasil yang di dapatkan :

PerempuanLaki-Laki

2819

Total : 45 orang

Dengan presentase keluhan

A. Hipertensi 70%

B. Asam urat15%

C. Ostheoporosis 10%

D. Rematik 5%

3. Masalah Keperawatan kelompok

Hipertensi

Asam urat

Ostheoporosis Rematik

II. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa

Diagnose ditentukan menurut bnyakanya keluhan yang ada pada kelompok : hipertensi 2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kunjungan 1x 60 menit diharapkan kelompok mampu megenali masalah keperwtan pada kelompok 3.tujuan khusus Agar lansia dapat mengenal definisi, etiologi, tanda gejala, dan pencegahan hipertensi mengidentifikasi masalah kesehatan tentng hipertensiIII Rancangan Kegiatan.1. Topik: pengkajian data umum, lingkungan,fungsi keluarga,pemeriksaan fisik, dan harapan keluarga

2. Metode: wawancara, obserfasi, inspeksi, palapasi, perkusi, auskultasi.

3. Media: format perkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik

4. Waktu: hari senintgl 22-01-2014 pukul 09.00-10.00

5. Tempat:rumah keluarga bp,S Rt 02 Rw 06 kelurahan limo, kecamatan gerogol.

6. Setrategi pelaksanaan: Orientasi

Mengucapkan salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan kunjungan

Memfalidasi keadaan keluarga

Kerja

Melakukan pengkajain .

Melakukan pemeriksaan fisik(khususnya untuk anggota keluarga yang beresiko)

Mengidentifikasi masalah kesehatan.

Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang di lakukan keluarga.

Terminasi

Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.

Mengucap salam.7. Kriteria evaluasi

Struktur

LP di siapkan

Alat bantu di siapkan

Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana

Proses

Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan.

Keluarga aktif dalam kegiatan.

Hasil

Di dapatkan: data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik pada angota keluarga yang beresiko, dan harapan keluarga.

Teridentifikasi masalah kesehatan.