laporan pendahuluan individu contoh

34
LAPORAN PENDAHULUAN INDIVIDU Pertemuan Ke I Tanggal 20 Januari 2014 I. 1. LATAR BELAKANG Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling

Upload: winaiwin

Post on 31-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

LAPORAN PENDAHULUAN INDIVIDU

Pertemuan Ke I Tanggal 20 Januari 2014

I. 1. LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,

penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam

sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan

ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih

sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling

ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk

menunjang kehidupan sehari-hari.

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling

berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula

pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya

sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “

sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling

berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang

sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu

lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang

sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama

(Riyadi, 2007).

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan

khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan

masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat

secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,

perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih

besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu

Page 2: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas

menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang

dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.

Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan

tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,

berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu

keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan

yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal.

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,

keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah

kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok siswa

di sekolah. Dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas pelajar intervensi

dibuat untuk seluruh pelajar dan lingkungan sekolah sehingga diharapkan suatu hasil

yang berarti untuk civitas akademika sendiri.

Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam

perawatan kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan

memenuhi kebutuhan khususnya. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam

identifikasi, definisi, dan resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden

masalah kesehatan kronis yang lebih besar, kemajuan teknologi dan masalah

ekonomi, social, dan kesehatan kontemporer masa kini mendorong professional

perawatan kesehatan berfokus pada peningkatan harapan dan kualitas hidup.

Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang

kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH

mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain

menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia

Page 3: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga,

masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas

lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan

mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi

kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan

lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental.

Walaupun tidak semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan

setengah dari populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas.

Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau

lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan.

B.         RUMUSAN MASALAH

1.        Apa pengertian dari lansia?

2.        Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?

3.        Permasalahan apa yang timbul pada lansia?

4.        Bagaimana peran perawat terhadap lansia?

C.      TUJUAN

a)      Tujuan umum

Agar mahasiswa /mahasiswi S1-Keperawatan Universitas Pembangunan

Nasional memperoleh informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan

Komunitas Pada Kelompok Khusus Lansia.

b)      Tujuan khusus

2)      Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan masalah

yang ada.

3)      Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khusus lansia.

4)      Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok

khusus lansia.

Page 4: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

5)      Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan komunitas pada

kelompok khusus lansia.

6)      Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada

kelompok khusus lansia yang bermasalah.

D. Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1.      Lansia dan Masyarakat Umum

Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan lansia di

komunitas.

2.      Mahasiswa / Penyusun

Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan keperawatan

lansia sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan asuhan keperawatan

terhadap lansia dimasa mendatang.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.      Definisi

Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan

75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi

memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad

selanjutnya (Potter & Perry, 2005).

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam

mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi,

aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah

penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai

dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan

penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan

dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk

Page 5: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak

orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak

manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali

dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi,

2004).

Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri / mengganti diri dan mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat

bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut

organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia pertengahan (middleage) adalah

kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia 60-74 tahun,

Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old)

adalah kelompok usia diatas 90 tahun.

Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan

fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi  pada tingkat

kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat,

dan produktif. Hanya sedikit yang telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri

sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang

berkaitan dengan kebutuhan mereka.

a) Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia

Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki

kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut

usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan

secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman,

kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala

usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi,

membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik.

Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan

tersebut sejalan dengan pendapat Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia

Page 6: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

meliputi (1) Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau

biologis seperti pangan, sandang, papan, seks dan sebagainya. (2) Kebutuhan

ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa keamanan dan ketentraman,

baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan,

kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan

untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban,

organisasi profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4)

Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui

akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization

needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun

daya pikir berdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan

berperan dalam kehidupan. Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang

memiliki kebutuhan psikologis dasar (Setiati,2000).Kebutuhan tersebut diantaranya

orang lanjut usia membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman

terhadap lingkungan yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung

pada diri orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya . Jika kebutuhankebutuhan

tersebut tidak terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut

usia yang akan menurunkan kemandiriannya (Ismayadi, 2004).

b) Teori – teori Proses Menua                                                                                   

Sebenarnya secara individual

1.      Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda

2.      Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda

3.      Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua

Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain:

1.    Teori Genetic Clock

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu .

Setiap spesies mempunyai di dalam nukleinya suatu jam genetik yang telah di putar

menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan

replikasi sel bila tidak berputar.. Jadi menurut konsep ini jika jam ini berhenti, kita

Page 7: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

akan mati meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit terminal.

Konsep “ genetic clock” didukung oleh kenyatan bahwa ini cara menerangkan

mengapa pada beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.

2.    Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori )

Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul –

molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

3.    Teori “ pemakaian dan rusak “

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan se –sel tubuh lelah terbakar.

4.    Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut “ teori akumulasi

dari produk sisa”.

5.    Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

6.    Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.

7.    Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori)

       Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan

tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga tubuh menjadi lemah

dan sakit.

8.    “ Teori imonologi saw virus”

Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam

tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

9.    Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa digunakan tubuh.

Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal,

kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel –sel tubuh lelah terpakai.

10. Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal bebas ( kelompok

atom ) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik seperti karbohidrat

dan protein. Radikal ini menyebabkan sel –sel tidak dapat regenerasi.

11. Teori rantai silang

Sel – sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,

khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan

dan hilangnya fungsi.

Page 8: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

12. Theori program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah setelah sel- sel

mati.

c) Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia

Perubahan – perubahan fisik

1. Sel

a. Lebih sedikit jumlahnya

b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan intramuskuler

c. Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati

d. Terganggunya mekanisme perbaikan sel

e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10%

2. Sistem pernafasan

a.   Cepat menurunnya persarafan

b.   Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan stres.

c.   Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,

mengecilnya saraf penciuman dan rasa,. Lebih sensitif terhadap perubahan  suhu

dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

d. Kurangnya sensitif pada sentuhan

3. Sistem Pendengaran

a.   Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan atau daya

pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau nada – nada

tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50% terjadi pada usia diatas 65

tahun.

b.   Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis

c.   Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya kreatin

d.   Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa

atau stres

4. Sistem penglihatan

a.   Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar

Page 9: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

b.   Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau kekeruhan pada lensa

menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan

c.   Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi

lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap

d.   Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya membedakan

warna biru atau hijau.

5. Sistem kardiovaskuler

a.   Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan menjadi kaku.

b.   Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20

tahun, menyebabkan kontraksi dan volumenya.

c.   Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer

untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri

bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan

pusing mendadak).

d.   Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi pembuluh darah

perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal kurang lebih 90

mmHg

6. Sistem pengaturan temperatur tubuh

Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai termostat, yaitu

menetapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai faktor yang

mempengaruhinya yang sering ditemui antara lain:

a.   Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis kurang lebih 35 derajat

celcius ini akibat metabolisme menurun.

b.   Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas banyak sehingga

terjadi rendahnya aktifitas otot.

7. Sistem Respirasi

a.   Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia

b.   Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih

berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun.

c.   Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang

Page 10: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

d.   Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada arteri tidak

berganti

e.   Kemampuan untuk batuk berkurang

f.   Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring

dengan pertambahan usia.

8. Sistem gastrointestinal

a.   Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease

b.   Indra pengecap menurun dan esofagus melebar

c.   Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu mengosongkan

menurun

d.   Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi

e.   Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran

darah

f.   Menciutnya ovari dan uterus

g.   Atropi payudara

h.   Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya

penurunan secara berangsur – angsur.

i.    Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun

 j.   Selaut lendir menurun

9. Sistem Genitourinaria

Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai

50% fungsi tubulus berkurang.

a.    Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200ml, atau

dapat menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria susah dikosongkan

sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

b.    Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 % tahun

c.    Atrofi vulva

10. Sistem Endokrin

a.    Produksi dari hampir semua hormon menurun.

b.    Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

Page 11: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

c.    Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya didalam pembuluh

darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH dan LH.

d.    Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaran zat

e.    Menurunnya produksi aldosteron

f.     Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen dan testosteron

11. Sistem kulit

a.    Kulit keriput atau mengkerut

b.    Permukaan kulit kasar dan bersisik

c.    Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.

d.    Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

e.    Rambut dan hidung dan telinga menebal.

f.     Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan vaskularitas

g.    Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki

tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

h.    Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

12. Sistem muskoloskeletal

a.    Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh

b.    Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas geraknya.

c.    Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.

d.    Persendian membesar dan kaku

e.    Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

f.     Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan tremor.

B. Tugas Perkembangan Lansia

Peck mengonseptualisasikan tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik

antara perbedaan integritas dan keputusasaan.

         Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja. Tugas ini membutuhkan pergeseran

sistem nilai seseorang, yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulang

mendefinisikan kembali pekerjaan mereka. Penilaian ulang ini mengrahkan lansia

Page 12: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

untuk mengganti peran yang sudah hilang dengan peran dan aktivitas baru.

Selanjutnya, lansia mampu menemukan cara-cara baru memandang diri mereka

sendiri sebagai orangtua dan okupasi.

         Body transcendence versus preokupasi tubuh. Sebagian besar lansia mengalami

beberapa penurunan fisik. Untuk beberapa orang, kesenangan dan kenyamanan

berarti kesejahteraan fisik. Orang-orang tersebut mungkin mengalami kesulitan

terbesar dalam mengabaiakan status fisik mereka. Orang lain memiliki kemampuan

untuk terlibat dalam kesenangan psikologi dan aktivitas sosial sekalipun mereka

mengalami perubahan dan ketidaknyamanan fisik. Peck mengemukakan bahwa dalam

sistem nilai mereka, ”sumber-sumber kesenangan sosial dan mental dan rasa

menghormati diri sendiri mengabaikan kenyamanan fisik semata.”

         Transendensi ego versus preokupasi ego. Peck mengemukakan bahwa cara paling

konstruktif untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat didefinisikan dengan : ”hidup

secara dermawan dan tidak egois yang merupakan prospek dari kematian personal-the

night of the ego, yang bisa disebut-paras dan perasaan kurang penting dibanding

pengetahuan yang telah diperoleh seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan

lebih panjang daripada yang dapat dicakup oleh ego seseorang.” manusia

menyelesaikan hal ini melalui warisan mereka, anak-anak mereka, kontribusi mereka

pada masyarakat, dan persahabatan mereka. Mereka ”ingin membuat hidup lebih

aman, lebih bermakna, atau lebih bahagia bagi orang-orang yang meneruskan hidup

setelah kematian.” Untuk mengklarifikasi, ”individu yang panjang umur cenderung

lebih khawatir tentang apa  yang mereka lakukan daripada tentang siapa mereka

sebenarnya, mereka hidup di luar diri mereka sendiri daripada kepribadian mereka

sendiri secara egosentris.

(Stanley & Beare, 2006).

C. Permasalahan yang timbul Pada Lansia

Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan lansia.

1. Permasalah Umum

Page 13: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

a.             Bersarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya prosentase kenaikan lansia

memerlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan kesehatan bagi

lanjut usia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan meningkat menjadi

209.535.49. jiwa dan jumlah lansianya 15.262.199., berarti 7.28% (Anwar,1994 ).

Menurut Kinsilla dan Taeuber ( 1993) peningkatan penduduk lansia dalam waktu

1990-2000 sebesar 41%  dan merupakan yang tertinggi didunia ( Darmojo, 1999:1).

b.   Jumlah lansia miskin makin banyak

c.    Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makin individualistik

d.   Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang melayani lansia

e.    Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia

f.    Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan popuilasi pada

kehidupan dan penghidupan lansia.

2. Permasalahan Khusus

a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia

Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan

dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan terlihat

pada jaringan organ tubuh seperti: kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban

dan rontok, penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga

berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan menyusut karena proses

ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya berkurang,

kekuatan berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas

menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh

darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah, otot bekerja tidak efisien,

terjadi penurunan fungsi organ reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak

menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu

menurun

b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia

Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui nasehat

atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan sendi,

kelainan prostat dan inkotenensia

Page 14: Laporan Pendahuluan Individu Contoh
Page 15: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

D. Sikap perawat terhadap lansia

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan

memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai

tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan

mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli

dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya

dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan

kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan

keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan

atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan,

mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang

bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen kasus,

pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.

Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap

tersebut mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif,

perawat harus menciptakan sikap positif terhadap lansia. Sikap negatif dapat

mengakibatkan penurunan rasa nyaman, adekuat, dan kesejahteraan klien. Lebih jauh

lagi, sikap tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas asuhan. Klien dalam

fasilitas perawatan jangka panjang memberi tantangan khusus bagi perawat. Klien ini

sering kali memandang diri sendiri sebagai pecundang, dan mungkin masyarakat juga

memandang mereka seperti itu. Perawat dapat meningkatkan kemandirian dan harga

diri klien yang merasa bahwa hidup tidak lagi berharga.

Perawat harus menjelaskan sikap pribadi dan nilai tentang lansia untuk

memberikan perawatan paling efektif. Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan

lembaga pekerjaan seorang perawat mempengaruhi stereotip. Pengalaman pribadi

dengan lansia sebagai anggota keluarga dapat juga mempengaruhi sikap. Karena

lansia menjadi lebih lazim dalam pelayanan kesehatan, maka penting sekali bagi

perawat untuk mengembangkan pendekatan asuhan yang positif bagi klien lansia.

Page 16: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

         Pendekatan perawatan lanjut usia

a. Pendekatan fisik

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :

-          Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang

lain.

-          Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan

atau sakit.

b. Pendekatan psikis

Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif

pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap

segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat

yang akrab.

c. Pendekatan sosial

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam

pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien

lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.

Page 17: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian

      Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi

tubuh, dan situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk etiologi

fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada lanjut usia

yag dirawat (Kushariyadi, 2010).

Menurut Anderson E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan

pengkajian secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan

subsistem yang mempengaruhinya. Inti komunitas, perlu dikaji tentang pendidikan,

pekerjaan, agama, keyakinan/nilai yang dianut serta data-data tentang subsistem

sebagai berikut :.

1.      Data inti

a.    Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, Vital Statistik

            Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri : jumlah penduduk lansia

dalam wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital stastistik, pekerjaan, agama,

nilai – nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas yang dapat

dicontohkan sebagai berikut :

 Jumlah penduduk              : 987 jiwa

a) Laki – laki                  : 523 jiwa

b) Perempuan                 : 464 jiwa

Pendidikan penduduk      : Para penduduk mayoritas berpendidikan hingga lulus SLTA dan beberapa

diantaranya perguruan tinggi.

Suku Bangsa                     : Suku Jawa

Status perkawinan             : Menikah dan kebanyakan penduduk di komunitas tersebut adalah janda (lansia)

karena kebanyakan pasangannya meninggal.

Nilai dan kepercayaan       : Nilai dan norma para masyarakat masih mengenal nilai kesopanan, gotong royong

dan kerukunan antar warganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan yang masih terus berjalan. Seperti: kerja bakti, arisan, dan takziyah.

Page 18: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

Agama                                   : Mayoritas beragama Islam dan beberapa diantaranya beragama nasrani

2.      Data subsistem

a.    Lingkungan fisik

1)   Kualitas udara

Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia beriklim sejuk atau panas, apakah

terdapat polusi udara yang dapat mengganggu pernafasan warga atau tidak.

2)   Kualitas air

Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keadaan

saluran air disekitar rumah.

3)   Tingkat kebisingannya

Adanya sumber suara / bising yang dapat mengganggu keadaan lansia, contohnya

seperti pabrik.

4)   Jarak antar rumah/ kepadatan

Jarak antar rumah satu dengan yang lainnya, apakah saling berdempetan.

b.   Pendidikan

Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana pendidikan yang

dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan warga.

c.    Keamanan dan transportasi

Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling, satpam atau polisi.

Apakah dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau tidak. Sarana transportasi

yang digunakan warga untuk mobilisasi sehari menggunakan kendaraan umum atau

kendaraan pribadi.

d.   Politik dan pemerintahan

Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang sehingga

memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.

e.    Pelayanan social dan kesehatan

Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan)

untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila

gangguan sudah terjadi serta karakteristik pemakaian fasilitas pelayanan kesehatan.

Page 19: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

f.     Komunikasi

Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk

saling berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkan informasi dari

luar  misalnya televisi, radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.

g.    Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja atau tidak,

bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

h.   Rekreasi

Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh

komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi

stress.

B.Analisis data

a.       Diagnosa keperawatan

Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan

diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :

         Masalah (Problem)

Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.

         Penyebab (Etiologi)

Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan

fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.

          Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)

Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk

timbulnya masalah.

No. Data Problem Etiologi

1 Ds: 

- Kader posyandu

mengatakan 35%

lansia menderita

Diabetes pada

lansia

Kebiasaan hidup lansia yang

tidak terkontrol

Page 20: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

diabetes namun

jarang

memeriksakan

kondisinya.

Do:

- Lansia

menkonsumsi

makanan dengan

tidak terkontrol dan

hanya berada di

rumah setiap harinya

2 DS: Bidan desa

mengatakan lansia

banyak yang

menderita hipertensi

dan lansia malas

mengikuti posyandu

lansia yang

diselengarakan

setiap bulannya.

Hipertensi Ketidakpatuhan lansia dalam

mengikuti posyandu lansia

3. Ds:

-     Banyak warga yang

mengeluh gatal-gatal

pada tubuhnya.

Do:

-    Tubuh terlihat

bintik-bintik merah.

Resiko kerusakan

integritas kulit

Perubahan status kesehatan

Diagnosa            :

1.      Diabetes berhubungan dengan kebiasaan hidup lansia yang tidak terkontrol.

Page 21: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

2.      Hipertensi berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti posyandu

lansia.

3.      Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status kesehatan.

b. Kriteria Penapisan

Dx.

Kep

Kriteria penapisan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Dx. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42

Dx. 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 40

Dx.3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 39

Keterangan :

1.         Sesuai degan peran perawat komunitas.

2.         Jumlah yang beresiko

3.         Besarnya resiko

4.         Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5.         Minat masyarakat

6.         Kemungkinan untuk diatasi

7.         Sesuai program pemerintah

8.         Sumber daya tempat

9.         Sumber daya waktu

10.     Sumber daya dana

11.     Sumber daya peralatan

12.     Sumber daya manusia

Skor :

1 = sangat rendah

2 = rendah

3 = cukup

4 = tinggi

5 = sangat tinggi

Page 22: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

Jumlah skor 121

c. Rencana Tindakan

Diagnosa Tujuan jangka pendek Tujuan jangka panjang

Diabetes berhubungan

dengankebiasaan hidup

lansia yang tidak

terkontrol ditandai

dengan 35 % lansia

menderita diabetes

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 4

minggu,  komunitas

diharapkan:

1.      Lansia mampu

mengontrol asupan

makanan sehari harinya

dan dapat melakukan

sedikit aktivitas.

2.      Lansia rutin setiap

bulannya menghadiri

kegiatan posyandu lansia

yang diadakan.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 8 minggu,

komunitas diharapkan

angka diabetes (kadar

glukosa) pada lansia

dapat menurun

 

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Basford, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada Asuhan

Pasien. Jakarta : EGC

Ismayadi. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) Pada Lansia. Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Kushariyadi. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia pada Home

Care. UniversitaMuhammadiyah Malang

Page 23: Laporan Pendahuluan Individu Contoh

Kushariyadi. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC

Potter, Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan

Praktik. Jakarta: EGC

Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd

Stanlet, Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi kedua.

Jakarta : EGC