laporan pencela real 2011

34
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan pusat berbagai macam kegiatan pembangunan. Hal ini disebabkan wilayah ini memiliki aksesbilitas yang baik untuk kegiatan ekonomi seperti transfortasi dan pelabuhan, industri, permukiman dan pariwisata. Namun demikian seiring dengan peningkatan jumlah dan intensitas pembangunan, daya dukung ekosistem pesisir dalam menyediakan segenap sumberdaya alam dan jasa – jasa lingkungan terancam rusak (Dahuri, 1997). Kerusakan yang terjadi di wilayah pesisir sebagai dampak dari peningkatan jumlah dan intensitas pembangunan di wilayah tersebut menimbulkan pengaruh yang pada gilirannya akan menurunkan kualitas hidup makhluk hidup yang berasosiasi dengan wilayah tersebut karena banyaknya bahan pencemar yang masuk ke dalam laut baik itu limbah padat seperti plastik maupun limbah cair seperti tumpahan minyak bahkan pencemran logam berat. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (1991) pencemaran laut adalah masuknya zat atau energy, secara langsung atau

Upload: rezafredom-fre

Post on 03-Jul-2015

175 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pencela Real 2011

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah pesisir merupakan pusat berbagai macam kegiatan pembangunan. Hal

ini disebabkan wilayah ini memiliki aksesbilitas yang baik untuk kegiatan ekonomi

seperti transfortasi dan pelabuhan, industri, permukiman dan pariwisata. Namun

demikian seiring dengan peningkatan jumlah dan intensitas pembangunan, daya dukung

ekosistem pesisir dalam menyediakan segenap sumberdaya alam dan jasa – jasa

lingkungan terancam rusak (Dahuri, 1997).

Kerusakan yang terjadi di wilayah pesisir sebagai dampak dari peningkatan

jumlah dan intensitas pembangunan di wilayah tersebut menimbulkan pengaruh yang

pada gilirannya akan menurunkan kualitas hidup makhluk hidup yang berasosiasi

dengan wilayah tersebut karena banyaknya bahan pencemar yang masuk ke dalam laut

baik itu limbah padat seperti plastik maupun limbah cair seperti tumpahan minyak

bahkan pencemran logam berat.

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (1991) pencemaran laut adalah

masuknya zat atau energy, secara langsung atau tidak langsung oleh kegiatan manusia

ke dalam lingkungan laut termasuk daerah lingkungan pantai, sehingga dapat

menimbulkan akibat yang merugikan baik terhadap sumberdaya alam hayati, kesehatan

manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut, termasuk peikanan dan penggunaan lain-

lain yang dapat menyebabkan penurunan tingkat kualitas air laur serta menurukan

kualitas tempat tinggal dan rekreasi.

Salah satu Pencemaran yang terjadi diwilayah pesisir adalah pencemaran oleh

limbah padat dan logam berat, logam selalu ada tergantung kadarnya dalam perairam. Salah

Page 2: Laporan Pencela Real 2011

satu logam nonessensial yang terdapat dalam peraiaran adalah Pb dimana penggunaanya

sebagai zat tambahan pada bahan bakar dan pigmen zat merupakan penyebab utama

peningkatan jumlah kadar Pb di lingkungan. Asap yang berasal dari cerobong pabrik sampai

pada knalpot kendaraan telah melepaskan Pb ke udara termasuk bahan cair melalui

pengkristalan Pb di udara dengan bantuan hujan. Selain itu akibat aktifitas manusia, air

buangan limbah industri dan pertambangan akan mencemari aliran sungai hingga mencapai

laut. Sampai pada batas tertentu yang melebihi daya dukung lingkungan, maka keberadaan

logan berat dapat bersifat racun bagi organisme perairan (Darmono 1995).

Pernyataan diaatas sesuai dengan pendapat Palar (1994) yang menurutnya Salah

satu logam berat yang beracun dan berbahaya yang banyak ditemukan sebagai pencemar

dan cenderung mengganggu kelangsungan hidup organisme perairan yang ada adalah logam

timbal (Pb). Adanya persenyawaan timbal yang masuk ke dalam ekosistem menjadi sumber

pencemaran dan dapat berpengaruh terhadap biota perairan sebagai contoh dapat

mematikan ikan terutama pada fase larva (juvenil) karena toksisitasnya tinggi (Darmono

1995).

Organisme perairan khususnya ikan yang mengalami keracunan logam berat akan

mengalami gangguan pada proses pernafasan dan metabolisme tubuhnya, hal ini terjadi

karena bereaksinya logam berat dengan fraksi dari lendir insang sehingga insang diseliputi

oleh gumpalan lendir dari logam berat yang mengakibatkan proses pernafasan dan

metabolisme tidak berfungsi sebagaimana mestinya (Palar 1994). Sejalan dengan laporan

Wardoyo (1975) bahwa salah satu jaringan tubuh organisme yang cepat terakumulasi logam

berat adalah jaringan insang, akibatnya ikan akan mati lemas karena terganggunya proses

pertukaran ion-ion dan gas-gas melalui insang.

Kadar logam berat di dalam badan air akan naik sedikit demi sedikit karena ulah

maunsia, akibatnya logam itu dapat terserap dalam jaringan ikan, tertimbun dalam jaringan

Page 3: Laporan Pencela Real 2011

(bioakumulatif) dan pada konsentrasi tertentu akan dapat merusak organ-organ dalam

jaringan tubuh. Sedangkan adsorbsi logam berat oleh organisme perairan secara langsung

biasa-nya melalui bagian tubuh ikan seperti insang (Palar 1994).

Logam berat yang semula terlarut dalam air sungai diadsorbsi oleh partikel halus

(suspended solid) dan oleh aliran air sungai dibawa ke muara. Di muara, arus air sungai

bertemu dengan arus pasang dan kondisi arus gelombang yang cukup tenang, sehingga

logam tersebut mengalami pengenceran cukup rendah.

Mengingat signifikannya efek yang ditimbulkan oleh bahan pencemar terhadap

lingkungannya terutama mengenai libah padat dan logam berat, maka perlu dilakukan

penelitian di perairan purnama, karena wilayah pesisir purnama merupakan salah satu

wilayah yang padat akan kegiatan industri yang rentan menyebabkan pencemaran. Hal ini

dilakukan agar kondisi lingkungan wilayah pesisir di purnama dapat digambarkan. Apakah

telah terjadi pencemaran dari jenis limbah padat dan logam berat atau belum.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dialukannya praktikum adalah untuk mengetahui kondisi perairan

purnama ditinjau dari kandungan logam berat Pb yang terkandung dalam air dan

sedimen. Dan juga untuk mengetahu kadar pencemaran limbah padat diperairan tersebut

dan kemungkinan apa saja yang mengakibatkan pencemaran tersebut.

Hasil dari laporan ini akan sangat bermanfaat untuk manajemen dan pengelolaan

wilayah pesisir purnama yang terpadu. Data dan fakta yang akan dihasilkan oleh laporan

kegiatan ini akan sangat berguna bagi pra stakeholder dalam mengeluarkan suatu regulasi

untuk mempertahankan lingkungan secara lestari.

Page 4: Laporan Pencela Real 2011

II. METODOLOGI PENELITIAN

2. 1. Waktu dan Tempat

Praktikum Pencemaran Laut ini dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2010

pada pukul 08.00 WIB di perairan Selat Rupat dan Pantai Purnama Dumai, dan analisa

sample air dan sedimen dilakukan di Laboratorium terpadu Ilmu Kelautan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

2.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum analisis kandungan logam berat pada

air laut permukaan dan sedimen adalah larutan standar dari logam berat yang akan

dianalisa (Cu), asam nitrat (HNO3) pekat, Hydrocloric acid (HClO4) dan air suling.

Alat yang digunakan dalam pratikum analisis kandungan logam berat pada air

laut permukaan dan sedimen Perairan Dumai adalah GPS, ekman grab, sendok plastik,

kantong plastik, botol plastik dan ice box untuk mengumpulkan sampel sedimen dan air.

Selain itu digunakan peralatan mengukur kualitas air seperti sechi disk, pH meter dan

hand refraktometer.

Sedangkan untuk analisis sampel adalah timbangan analitik, mortar, kertas

saring Whattman 0,45 µm, gelas ukur, tabung reaksi, gelas breaker, digestion block,

oven, hot plate, pipet, pengaduk, dan Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS) tipe

Perkin Elmer 3110 dengan lampu katoda.

Alat yang digunakan untuk survey limbah padat di Pantai Dumai adalah tali

plastik, kantong plastik, dan alat tulis.

Page 5: Laporan Pencela Real 2011

2.3. Metode Praktikum

Untuk analisis kandungan logam berat pada air laut permukaan dan sedimen

Perairan Dumai dilaksanakan dengan metode survey dan kemudian sampel dianalisis di

laboratorium. Sedangkan untuk limbah padat di Pantai Purnama Dumai dilaksanakan

dengan metode survey.

2.4. Prosedur Praktikum

Untuk analisis kandungan logam berat pada air laut permukaan dan sedimen

Perairan Dumai dilakukan dengan mengambil sampel air dan sedimen pada lima statiun

yang telah ditentukan berdasarkan kondisi perairan dan distribusi aktivitas antropogenik

di Dumai. Kelima stasiun tersebut adalah Lubuk Gaung, Bangsal Aceh, Muara Sungai

Mesjid, Pelabuhan TPI, dan Dockyard. Pengambilan air dengan memasukkan air pada

tiap-tiap stasiun ke dalam botol kemudian diberi label sesuai stasiun pengambilan.

Pengambilan sampel sedimen menggunakan ekman grab lalu sampel yang telah

diperoleh dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi label kemudian

dimasukkan ke dalam ice box. Untuk analisis di laboratorium dilakukan dengan tahap

berikut:

1. Analisis Logam Berat Pada Air Permukaan

Sampel air laut dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml yang

sebelumnya telah disaring terlebih dahulu menggunakan kertas penyaring. Sebelum

dimasukkan ke dalam AAS, AAS terlebih dahulu dikalibrasi dengan air laut. Kemudian

masing-masing sampel diuji.

Mekanisme kerja AAS adalah saat pipa kapiler yang dimasukkan ke dalam

sampel akan mengalirkan sebagian sampel air laut lalu diatomkan dengan cara dibakar.

Page 6: Laporan Pencela Real 2011

Pada kiri dan kanan dinding AAS ada dua buah lampu deteksi logam berat. Lampu ini

dapat ditukar sesuai dengan logam berat yang akan dianalisa.

2. Analisis Logam Berat Pada Sedimen

Ambil sampel seberat 500 g kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 80-

1000 C sampai dicapai berat konstan. Lalu sedimen yang telah kering digerus dengan

menggunakan mortar dan disaring dengan saringan berukuran 63 mikron. Antara 0,5

dan 1,0 g sampel sedimen didestruksi dalam kombinasi larutan HNO3 dan HClO4

dengan perbandingan 4:1, menggunakan block digester pada suhu rendah (400 C)

selama 1 jam dan kemudian suhu dinaikkan menjadi 1400 C selama 3 jam. Setelah

sampel sedimen didestruksi secara sempurna , larutan tersebut didinginkan dan

diencerkan dengan aquades menjadi 40 ml dan disaring dengan kertas Whattman no. 1

dan disimpan dalam botol sampel. Selanjutnya larutan sampel tersebut dianalisis dengan

menggunakan AAS.

Untuk prosedur survey limbah padat di Pantai Dumai pelaksanaan dilakukan

saat surut terendah. Buat transek dengan menggunakan tali sepanjang 100 m sejajar

dengan garis pantai. Sampling dilakukan dengan menentukan tiga kuadran 10 x 10 m

dengan jarak yang sama diantara kedua ujung tali tersebut pada batas pasang tertinggi

dan surut terendah. Limbah padat yang ditemukan dalam kuadrat tersebut diamati dan

catat jenisnya. Masing-masing jenis limbah padat yang dijumpai ditentukan berapa

presentasenya.

Page 7: Laporan Pencela Real 2011

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL

Dari praktikum yang dilaksanakan di perairan Purnama, maka didapatkan hasil

sebagai berikut :

3.1.1. Hasil Pengamatan Konsentrasi Logam Berat

Tabel 1. Data Kandungan Logam Berat Pada Air Laut Permukaan dan Sedimen

NO Stasiun Titik KoordinatUlangan

Konsentrasi Pb N E Air Laut Sedimen1 Lubuk gaung 01' 43' 38'' 101 23'16.4̊ 1 0,030 23,637

2 0,027 19,8503 0,026 19,407

2 Bangsal Aceh 01 43' 27.1'' ̊̊ 101 23' 25.1''̊ 1 0,036 10,90901 43' 17.6'' ̊̊ 101 23' 28''̊ 2 0,043 16,583

3 0,033 15,017

3Muara Sungai Mesjid 01 43' 08.6'' ̊̊ 101 23' 35.1''̊ 1 0,050 20,595

01 41' 59.3'' ̊̊ 101 24' 42.8''̊ 2 0,054 16,5373 0,045 15,245

4 Pelabuhan TPI 01 44' 44'' ̊̊ 101 22' 30.2''̊ 1 0,023 23,91501 44' 38.1'' ̊̊ 101 22' 31''̊ 2 0,022 17,97401 44' 09.2'' ̊̊ 101 22' 49''̊ 3 0,024 22,458

5 Dockyard 01 45' 40.8'' ̊̊ 101 21' 54'.1'̊ 1 0,014 24,434

2 0,006 19,391

3 0,004 22,144Jumlah Total 0,437 288,096

Rata-Rata 0,029 19,026

Tabel 2. Data Analisis Deskriptif Logam Berat

Data Rata-Rata Minimum Maximum N(data) Total

Air laut 0,029133 0,004 0,054 15 0,437

Sedimen 19,2064 10,909 24,434 15 288,096

Page 8: Laporan Pencela Real 2011

Tabel 3. Kandungan Total logam Pb pada masing Stasiun

NO Stasiun Air laut Sedimen

1 Lubuk gaung 0,083 62,894

2 Bangsal Aceh 0,112 42,509

3 Muara Sungai Mesjid 0,149 52,377

4 Pelabuhan TPI 0,069 64,347

5 Dockyard 0,024 65,969

Tabel 4. Kandungan Rata-rata Logam Pb Pada Masing-masing Stasiun

NO Stasiun Air laut Sedimen

1 Lubuk gaung 0,028 20,965

2 Bangsal Aceh 0,037 14,170

3 Muara Sungai Mesjid 0,050 17,459

4 Pelabuhan TPI 0,023 21,449

5 Dockyard 0,008 21,990

Grafik 1. Kandungan total Logam Pb pada masing-masing stasiun

Lubuk gaung Bangsal Aceh Muara Sungai Mesjid

Pelabuhan TPI Dockyard0.000

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

Air lautSedimen

Grafik 2. Kandungan rata-rata logam Pb pada masing-masing Stasiun

Lubuk gaung Bangsal Aceh Muara Sungai Mesjid

Pelabuhan TPI Dockyard0.000

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

Air lautSedimen

Page 9: Laporan Pencela Real 2011

3.1.2. Hasil Pengamatan Limbah Padat

Tabel 3. LImbah Padat Pantai Purnama per-masing-masing stasiunStasiun Jenis Limbah Jumlah

I Logam 1Plastik 15Kain 1

II Logam 1Plastik 15Kain 1

Kertas 1Kaca 2Tall 1

Kayu 4III Plastik 20

Kain 2Karet 1

Jumlah Total 65Rata-Rata 5

Tabel 4. Total Limbah pada pada semua stasiunStasiun Jenis Limbah Jumlah

Logam 2Plastik 50Kain 4

Kertas 1Kaca 2Tall 1

Kayu 4Karet 1

Jumlah Total 65Rata-rata 14,44

Grafik 3. Konsentrasi Limbah Padat di pantai Purnama Dumai berdasarkan jenis sampah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

0.0000.0100.0200.0300.0400.0500.060

Air Laut

Konsentrasi Limbah Padat Pantai Purnama

Air Laut

٤

Page 10: Laporan Pencela Real 2011

3.2. Pembahasan

3.2.1. Kondisi Umum Perairan

Ditinjau dari segi kondisi pantai perairan ini mengalami penurunan mutu

perairan secara umum, hal ini diakibatkan oleh banyaknya proses-proses kegiatan

manusia, industri dan transportasi yang ada disekitar Pantai Purnama. Dari proses

kegiatan manusia ada disekeliling perairan tersebut bahkan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan didaratan di kota dumai bahkan provinsi riau secara umumnya yang pada

akhirnya airnya akan mengalir ke pesisir Purnama melalui sungai-sungai yang bermuara

kesana seperti sungai dumai, sungai mesjid dan lainnya.

Salah satu aspek yang berkontribusi banyak dalam perairan purnama adalah oleh

proses kegiatan industri yang berdomisili disekitar wilayah purnama kota dumai,

diantara industri-industri yang berdomisili disekitar purnama dan berkemungkinan

berkontribusi terhadap pencemaran diperairan tersebut adalah PT. Pertamina UP II, PT

Semen Padang, PT SIA, PT Surya Damai, PT. Indo Palm, PT SDS, PT Jaya Murti dan

industri-ndustri yang bertaraf besar lainnya.

Dari bidang transportasi laut perairan dumai merupakan perairan yang cukup

sibuk di indonesia, karena perairan dumai secara lansung terhubung dengan selat

malaka yang merupakan selat nomor 2 tersibuk didunia. Dari proses transportasi

tersebut ada banyak dampak yang diakibatkan terhadap penurunan mutu perairan,

bahkan dapat dikatakan bahwa dari kegiatan ini menyumbang sejumlah besar

pencemaran yang terjadi. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut : kapal yang

beraktifitas didaerah perairan dumai selain kapal penumpang dan kapal barang adalah

kapal tanker yang mengangkut minyak mentah dari provinci riau keluar negeri dan

kemudian dibawa lagi keperairan dumai dalam bentuk jadi.

٤

Page 11: Laporan Pencela Real 2011

Dalam proses antar jemput minyak tersebut disekitar perairan dumai setiap kapal

akan mengeluarkan water cooling dan air ballast. Water cooling merupakan air yang

berasal dari proses pendingingan mesin kapal. Dimana setelah mesin kapal didinginkan,

air yang bersuhu panas tersebut dikeluarkan kembali keperairan dengan suhu yang

tinggi dan jumlah yang banyak serta berkelanjutan. Air yang dikeluarkan dari mesin

kapal tersebbut akan menaikkan suhu perairan sekitar tempat pembuangan secara

drastis, dan kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap organisme yang hidup disana.

Pada perairan lepas, pada dasarnya buangan limbah air panas yang seperti ini

pada dasarnya tidak akan menjadi masalah yang cukup serius, namun untuk perairan

dumai yang merupakan perairan semi tertutup yang sirkulasi airnya sangat lambat akan

menjadi suatu masalah besar terhadap organisme yang hidup disana. Karena dengan

rendahnya sirkulasi air limbah air panas tersebut akan terakumulasi pada suatu titik

point perairan tertentu sehingga akan mengasilkan suhu perairan tersebut sangat tinggi

dari kondisi alaminya.

Sealain limbah air panas yang dikeluarkan oleh mesin kapal, limbah yang paling

berbahaya dari proses transportasi laut ini adalah limbah air ballast, kapal tangker yang

umumnya memiliki volume luas yang besar untuk trnsportasi akan menghasilkan air

ballast dalam jumlah yang besar. Air ballast digunakan oleh kapal tanker untuk dapat

menyeimbangkan posisi kapal ketika berlayar di samudera lepas, karena jika tidak diisi

dengan air dikwatirkan kapal tersebut tidak dapat menahan keseimbangannya ketika

dalam keadaan kosong.

Fenomena tumpahan air balllast ini sebenarnya sudah menjadi fenomena besar

dalam dampaknya terhadap pencemaran laut, dan sudah menjadi perhatian besar dunia.

Dalam hal ini pada dasarnya sudah ada regulasi yang jelas tentang larangan

Page 12: Laporan Pencela Real 2011

pembuangan limbah air ballast ini keperairan. Namun diindonesia aplikasi dan control

terhadap aturan ini masih lemah, sehingga mengakibatkan pencemaran perairan laut

yang disebabkan oleh limbah air ballast masih banyak ditemukan diindonesia.

Salah satu aspek yang berkontribusi dalam pencemaran laut wilayah pesisir

purnama adalah karena secara geografis pantai dumai terletak pada aliran-aliran sungai

besar yang bermuara disekitar wilayah tersebut. Dan aliran-aliran sungai yang bermuara

ke wilayah pesisir laut dumai tersebut akan membawa sampah-sampah organik dan non

organik sebagai hasil dari antropogenik proses yang terjadi didaratan. Pada saat

pengamatan banyak sekali sampah-sampah domestik yang berserakan di wilayah

tersebut, mulai dari sampah plastik, kain bekas bahkan sampah-sampah domestik

lainnya, selain pencemaran secara estetika sampah-sampah ini juga merupakan

mencemari perairan dengan menurunkan kwalitas perairan dan menghalangi pancaran

cahaya matahari untuk sampai keperairan.

3.2.2. Pencemaran Oleh Logam Berat

Dalam praktikum pencemaran laut di perairain pesisir purnama tentang

konsentrasi logam berat Pb dilakukan pada 5 stasiun yaitu stasiun Lubuk Gaung,

Bangsal Aceh, Muara Sungai Mesjid, Pelabuhan TPI dan Dokyard. Pada masing-masing

stasiun tersebut dilakukan 3 kali pengulangan sehingga diperoleh data sebanyak 15 data.

Berdaskan hasil yang diperoleh rata-rata pada setiap kali pengukuran dilakukan pada

masing-masing titik selalu ditemukan kadar logam berat Pb meski dalam jumlah yang

berbeda. Konsentrasi Logam Pb yang paling tinggi adalah 0,054 pada air laut dan

24,434 pada sedimen. Sedang konsentrasi logam Pb terendah adalah 0,004 pada

kandungan air laut dan 10,909 pada kandungan sedimen.

Page 13: Laporan Pencela Real 2011

Jika jumlah logam berat yang ada pada masing-masing stasiun tersebut di rata-

ratakan maka didapatkan hasil 0,0291 pada air laut dan 19,2064 pada kandungan

sedimen. Dan total dari logam Pb yang dianalisis dari 15 data dari 5 stasiun tersebut

adalah 0,437 pada kandungan air laut dan 288,096 pada kandungan sedimen.

Dilihat dari sebaran data pada masing-masing stasiun ditemukan sebaran data

yang cukup beragam pada kandungan konsentrasi Pb pada air laut, yaitu konsentrasi Pb

yang tertinggi adalah pada muara sungai mesjid kemudian bangsal aceh, Lubuk gaung,

Pelabuhan TPI dan kandungan Pb terendah ditemukan pada Dokyard dengan nilai

signifikansi yang cukup berarti. Namun data sebaran yang ada pada kandungan sedimen

menunjukkan sebarab data yang cukup beragam dengan artian interval nilai konsentrasi

antar stasiun satu dengan yang lainnya tidak terlalu tinggi.

Adanya perbedaan sebaran data antara suatu stasiun dengan yang lain

disebabkan oleh letak geografis dan tofografi dasar pantai laut tersebut. Seperti sungai

mesjid yang merupakan stasiun yang memiliki kandungan konsentrasi Pb yang paling

tinggi kemungkinan besar disebabkan oleh karena Muara sungai mesjid merupakan

tembat aliran terakhir dari air yang terbawa melalui sungai mesjid. Ini merupakan salah

satu model pencemaran non point sources yang merupakan pencemaran yang berasal

dari banyak sumber yang ada didaratan yang kemudian berkontribusi besar terhadap

perairan muara sungai mesjid melalui aliran air. Dilihat dari kegiatan manusia yang

hidup disepanjang sungai mesjid memiliki ragam yang sangat tinggi dan berpotensi

menghasilkan logam berat yang juga tinggi.

Hasil analisis logam berat yang ada di air laut dan dalam kandungan sedimen

memperlihatkan perbedaan yang sangat nyata, diair laut konsentrasi logam pb yang

ditemukan berada dalam konsentrasi yang cikup rendah yaitu rata-rata 0,0291

Page 14: Laporan Pencela Real 2011

sedangkan dalam kandungan sedimen ditemukan rata-rata konsentrasi pb sebanyak

19,2064. Interval nilai perbandingannya sangat tinggi, dari hasil ini ada dua

kemungkinan aturan dalam penyebaran logam berat. Pertama, logam berat tidak dapat

bertahan lama terakumulasi dan terlarut dalam masa air, sehingga seiring dengan aliran

waktu logam berat tersebut mengendap pada lapisan sedimen dengan masa yang cukup

cepat sehingga konsentrasi yang ada dalam massa air selalu jauh lebih sedikit

dibandingkan dengan kandungan yang ada didalam sedimen.

Kedua adalah, adanya kemungkinan bahwa perairan purnama ini pernah

mengalami pencemaran logam berat Pb yang cukup hebat, sehingga perbedaan

konsentrasi pb yang ada disedimen yang menggambarkan kondisi pencemaran logam

berat masa langkau jauh berbeda dengan konsentrasi logam berat yang ada di dalam

masa air dengan kondisi perairan sekarang yang mulai membaik.

Adapun hasil analisis logam berat yang terkandung pada sedimen menunjukkan

konsentrasi logam pb yang tertinggi ada pada stasiun Dockyard, kemudian diikuti oleh

pelabuhan TPI, Muara Sungai Mesjid dan stasiun dengan konsentrasi yang terendah

adalah bangsal aceh. Tingginya konsentrasi logam berat yang terdapat di stasiun 5,4 dan

1 kemungkinan besar disebabkan oleh banyaknya aktifitas disekitas daerah tersebut

yang kemungkinan akan memberikan konstibusi yang besar terhadap pencemaran

logam Pb.

Lubuk Gaung merupakan salah satu stasiun yang mengandung konsentrasi

logam berat pada sedimen yang terbanyak, kondisi ini mungkin karena Lubuk Gaung

sebagai salah satu basis industry dalam bidang minyak sawit dan sebagainya, salah satu

pabrik industry yang beroperasi diasana adalah PT. INDO PALM dan Sari Dumai Sejati

(SDS) dan pabrik-pabrik lainnya yang bergerak dibidang CPO. Adapun Dockyard

Page 15: Laporan Pencela Real 2011

merupakan basis bagi perusahaan kertas, dan kilang minyak seperti PT Jaya Murti(JM).

Begitu juga Pelabuhan TPI yanh merupakan tempat beroperasi kapal-kapal perikanan

dan tempat orasi Pabrik kertas PT SIA.

Jika hasil analisis logam yang ada di air laut dan sedimen ini dibandingkan

dengan mengacu pada NAB yang ditetapkan oleh pemerintah tahun 1988 untuk

kepentingan kehidupan biota laut, yakni kadar Pb ≤ 0,075 ppm. maka hasil pengamatan,

kadar logam berat pada air laut umumnya masih tergolong rendah, kualitas airnya masih

tergolong baik karena tidak ditemukan adanya lokasi yang kadar logam berat yang

melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) baku mutu air laut untuk kehidupan biota laut.

Namun untuk kadar logam berat Pb yang ada disedimen merupakan kadar yang sangat

tinggi sekali dan jauh melibihi ambang batas.

Tingginya kadar logam berat dalam sedimen di stasiun tersebut menunjukkan

bahwa terjadi akumulasi dalam sedimen. Stasiun-stasiun tersebut berada dekat muara

sungai dan pantai tempat berlabuh kapal-kapal yang selesai bongkar muat barang-

barang yang diperlukan oleh industri dan masyarakat yang ada disekitar lokasi tersebut

yang didapat cukup tinggi. Pada umumnya muara sungai mengalami proses sedimentasi,

dimana logam yang sukar larut mengalami proses pengenceran yang berada di kolom air

lama kelamaan akan turun ke dasar dan mengendap dalam sedimen.

Kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam air laut

sewaktu-waktu bias saja terjadi pengadukan masa air yang mengakibatkan kandungan

logam berat yang terakumulasi dalam sedimen kembali lagi kemasa air. Keadaan ini

akan mengakibatkan konsentrasi logam yang ada dimasa air meningkat dengan drastic

dan ini merupakan kondisi yang sangat berbahaya dan buruk bagi kwalitas air, yaitu

kondisi yang jauh melampaui ambang batas.

Page 16: Laporan Pencela Real 2011

3.2.3. Pencemaran Limbah Padat

Salah satu aspek yang berkontribusi dalam pencemaran laut wilayah pesisir

purnama adalah karena secara geografis pantai dumai terletak pada aliran-aliran sungai

besar yang bermuara disekitar wilayah tersebut. Dan aliran-aliran sungai yang bermuara

ke wilayah pesisir laut dumai tersebut akan membawa sampah-sampah organik dan non

organik sebagai hasil dari antropogenik proses yang terjadi didaratan. Pada saat

pengamatan banyak sekali sampah-sampah limbah padat yang berserakan di wilayah

tersebut, mulai dari sampah plastik, kain bekas bahkan sampah-sampah domestik

lainnya, selain pencemaran secara estetika sampah-sampah ini juga merupakan

mencemari perairan dengan menurunkan kwalitas perairan dan menghalangi pancaran

cahaya matahari untuk sampai keperairan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan limbah padat yang terbanyak

ditemukan pada stasiun II kemudian diikuti oleh stasiun ke III dan yang paling sedikit

adalah pada stasiun I. Untuk jenis limbah padat terbanyak yang ditemukan adalah

sampah plastik yaitu 50 sedangkan untuk sampah padat lainnya dengan jumlah yang

hampir sama. Sampah ini kemungkinan besar merupakan hasil aktifitas daratan yang

dibawa melalui aliran sungai. Namun, masih terdapat kemungkinan sampah-sampah

tersebut berasal dari aktifitas transportasi dimana hasil dari keduanya tersebut pada

akhirnya akan terkumpul ditepi pantai akibat aliran air sungai dan arus pasang surut

yang membawa sampah dari laut.

Page 17: Laporan Pencela Real 2011

IV. KESIMPULAM DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

Dari hasil analisis logam berat yang ditemukan di perairan purnama pada

dasarnya masih dengan konsentrasi dibawah ambang batas, kondisi ini menunjukkan

bahwa perairan purnama ditinjau dari kandungan pb dalam air masih berada di zona

aman. Namun konsentrasi yang ditemukan pada sedimen sangat tinggi jika

dibandingkan dengan kandungan yang ada diperairan bahkan dengan interval yang

sangat jauh. Untuk kondisi normal keadaan ini tidak akan berdampak buruk, namun jika

terjadi pengadukan didasar perairan yang disebabkan gempa bumi, tsunami atau yang

lainnya maka akan mengakibatkan konsentrasi logam Pb yang ada pada sedimen akan

kembali masuk kemassa air dan mengakibatkan konsentrasi Pb dimasa air meningkat

drastic dan melebihi ambang batas yang mengakibatkan efek yang serius pada kondisi

perairan. Dan untuk limbbah padat dalam kondisi yang ditunjukkan berdasarkan hasil

sudah mulai mengakibatkan pencemaran, terutama apabila ditinjau dari nilai estetika.

4.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang didapat menunjukkan bahwa untuk keadaan

normal perairan ini bias saja dikatakan dalam zona aman, namun kemungkinan terjadi

pengadukan tetap ada dan sangat berkemungkinan buruk bagi perairan, sehingga dalam

pengelolaan bagi instansi terkait haru memikirkan jalan keluar dari kemungkinan

tersebut. Dan pada dasarnya penelitian yang dilakukan hanya merupakan langkah awal

dalam mengetahui kondisi perairan, masih banyak parameter yang mesti diukur untuk

mendapatkan hasil yang komprehensif tentang logam berat, seperti merkuri, tembaga ,

Hg dan lainnya.

Page 18: Laporan Pencela Real 2011

DAFTAR PUSTAKA

Darmono. (1995). Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta.

Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP 02/MENKLH/1988 Tentang Pedoman Penetapan Buku Lingkungan Hidup. Kantor MenKLH. Jakarta.

Mc. Lannaughey dan Zottly. 1983. Pengantar biola. Diterjemahkan oleh H.Z.B. Tafal dan H.Mansoer. Semarang Press, Semarang. 410 hal.

Palar H. (1994). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta.

Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Bandung.

Wardoyo, S. (1975). Pengelolaan Kualitas Air. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan

Page 19: Laporan Pencela Real 2011

LAMPIRAN

1. Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum

Tabung reaksi Timbangan

Kertas saring AAS

AAS Komputer analisis

Page 20: Laporan Pencela Real 2011

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. iv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................ 11.2. Tujuan dan Manfaat.................................................................... 3

II. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat....................................................................... 42.2. Bahan dan Alat............................................................................ 42.3. Metode Praktikum....................................................................... 52.4. Prosedur Praktikum..................................................................... 5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil............................................................................................. 73.2. Pembahasan................................................................................. 10

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan.................................................................................. 174.2. Saran............................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: Laporan Pencela Real 2011

LAMPIRAN

Page 22: Laporan Pencela Real 2011

Laporan PraktikumPencemaran Laut Dosen : Prof. Dr. Ir. Bintal Amin, M.Sc

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN LIMBAH PADATDI PERAIRAN PURNAMA-DUMAI

OLEH :

ZUL KARIMAN

0804113585

ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2011

Page 23: Laporan Pencela Real 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Berkat

rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat Laporan Praktikum Pencemaran Laut sesuai

dengan waktu yang ditentukan. Ini merupakan tugas individu penulis sebagai

mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pencemaran Laut di Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih seluruh pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan penulisan Laporan ini dalam bentuk ide-ide yang

cemerlang, terutama kepada Dosen Pencemaran Laut yang memberikan pengetahuan

yang sangat berharga dengan nilai tidak terhingga kepada penulis. Hanya dengan

rahmat Allah-lah semua itu dapat terbalaskan.

Penulis berharap dengan selesainya tulisan ini akan mendapat nilai manfaat bagi

banyak orang dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang

Pencemmmaran Laut. Disamping itu penulis juga sangat berharap kritik dan saran dari

pembaca demi menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Pekanbaru, 03 Januari 2011

Penulis