real laporan media pertumbuhan lelano

66
Media Pertumbuhan dan Sterilisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media pembiakan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorgamisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhanya. Bakteri memerlukan nutrient atau makanan untuk dapat tumbuh. Nutient diartikan sebagai material kasar yang dibutuhkan untuk membangun komponen selular baru dan menghasilkan Nurlela Sundari Z Serlyana Br.Tambunan O1A1 14 034 F1F1 12 123

Upload: ayu

Post on 03-Oct-2015

234 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

utututu

TRANSCRIPT

Media Pertumbuhan dan Sterilisasi

Media Pertumbuhan dan Sterilisasi55

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMedia pembiakan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorgamisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhanya. Bakteri memerlukan nutrient atau makanan untuk dapat tumbuh. Nutient diartikan sebagai material kasar yang dibutuhkan untuk membangun komponen selular baru dan menghasilkan energi untuk proses-proses dalam kehidupan sebuah mikroba. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya.Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan, dalam hal ini kita menggunakan medium Nutrient Agar (NA) dan Potato Dekstrosa Agar (PDA). Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan atau piaraan organisme. Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril, artinya pada bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba lain yang tidak diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi.

B. Tujuan PraktikumTujuan dari percobaan kali ini adalah untuk mengetahui cara membuat media pertumbuhan Nutrient Agar, Nutrient Broth, dan Potato Dekstro Agar baik sintetik maupun alami dan untuk mengetahui cara sterilisasi dengan autoklaf.

C. Manfaat PraktikumManfaat percobaan dalam praktikum ini yaitu dapat memahami prinsip bagaimana cara pembuatan media dengan berbagai metode baik sintetik maupun alami dan dapat mengetahui cara sterilisasi dengan autoklaf.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Teori UmumMedia adalah suatu substrat untuk menumbuhkan jamur. Yang umum digunakan di dalam laboratorium adalah media biakan yang menggunakan bahan pemadat berupa agar-agar. Berdasarkan pada macam bahan yang digunakan, media untuk membiakkan jamur ada 3 macam, yaitu, media alam, media semi sintetik, dan media sintetik. Dalam media alam, komposisi zat gizi tidak dapat diketahui dengan pasti karena komposisinya berubah-ubah bergantung pada bahan asalnya seperti kentang,merang,serangga dan lain sebagainya. Dalam media semi-sintetik, selain bahan alam digunakan pula zat kimia yang komposisinya diketahui dengan tepat. Contoh media semi-sintetik yaitu agar-agar dekstrosa kentang (ADK) yang dikenal pula sebagai potato dextrose agar (PDA). Sedangkan pada media sintetik, semua kandungan nutrisinya diketahui dengan tepat misalnya agar-agar Czapek. Media untuk menumbuhkan jamur pangan umumnya merupakan media alam dan semi-sintetik (Gunawan, 2007).Kultur bakteri indikator. Bakteri (E. coli, B. subtilis dan S. aureus) yang segar diinokulasikan sebanyak 1 ose ke dalam media NB, diinkubasi semalam pada suhu 37C. Selanjutnya masing-masing bakteri uji diinokulasi sebanyak 2% ke dalam 10 mL media cair, kemudian diinkubasi pada suhu 370C dengan kecepatan putaran 150 rpm selama 18- 24 jam sampai kekeruhannya mencapai 25% T. Kultur bakteri diukur kekeruhannya secara turbidimetri dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 580 nm. Pengujian aktivitas senyawa antibakteri P. Cuentum terhadap bakteri indikator (E. coli, B. subtilis dan S. Aureus) (Holo et al, 1991). Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode lubang. Sampel antibakteri merupakan senyawa aktif hasil proses ekstraksi bertingkat (A,B,C) dari kultur mikroalga P. cruentum. Proses pengujian menggunakan metode berlubang sebagai berikut: Bakteri (E. coli, B. subtilis dan S. aureus) yang telah diinokulasi ke dalam media pertumbuhan (NB), masing-masing dimasukkan ke dalam media NA lunak (0,7%) steril. Selanjutnya media agar lunak mengandung bakteri uji dituang di atas media padat steril dalam cawan petri yang telah memadat. Media menjadi dua lapisan dan didiamkan pada suhu kamar sehingga memadat. Pada lapisan atas dibuat 4 lubang dengan diameter 4 mm (Kusmiyati dan Agustini, 2006).Nutrient Agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, peptone, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pembuatan medium NA ini ditambahkan peptone agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Panjaitan, 2014).Mikroorganisme akan bertumbuh jika mendapat zat gizi dan berada dalam kondisi yang tepat untuk pertumbuhan. Sebagian besar bakteri bersifat aerob dan membutuhkan oksigen bebas untuk tumbuh, tetapi ada juga bakteri anaerob yang dapat tumbuh tanpa oksigen. Bakteri anaerob ini tumbuh pada luka yang dalam dimana terdapat jaringan mati, misalnya Clostridium tetani. Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen, misalnya Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Jamur dan ragi umumnya bersifat aerob dan biasanya tumbuh pada temperatur dan pH yang lebih rendah dari bakteri. Mikroorganisme tumbuh sangat cepat dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan. Karena ukurannya yang kecil, maka pengukuran pertumbuhan mikroorganisme melalui pertambahan ukuran atau berat sangat sulit. Oleh karena itu, pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dihitung berdasarkan jumlah sel atau jumlah partikel virus dalam suatu populasi (James dkk, 2008).Sterilisasi adalah suatu proses untuk mcnghilangkan atau menginaktivasi mikroorganisme hidup (bakteri. jamur, virus dan organisme bersel satu lainnya) yang terdapat pada suatu produk. Sedangkan istilah steril secara umum dapat diartikan bebas dari mikroorganisme hidup (I). Secara garis besar terdapat tiga cara sterilisasi yaitu sterilisasi cara panas (panas basah. panas kering), sterilisasi cara kimia (gas etilen oksida, EtO) dan sterilisasi dingin (filtrasi. radiasi). Sterilisasi cara dingin (radiasi dan EtO) banyak digunakan untuk mensterilkan produk yang tidak tahan/rusak oleh pemanasan (Darwis, 2006).Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap barang atau barang di mana pada akhir proses tidak dapat ditunjukkan adanya mikroorganisme hidup pada bahan/barang tersebut. Teknik sterilisasi ruangan ada beberapa metode diantaranya adalah penyinaran, penyaringan dan sterilisasi dengan bahan kimia atau gas. Sterilisasi ruangan di Ruang operasi pada umumnya menggunakan sinar ultraviolet dan bahan kimia /desinfektan. Sterilisasi ruangan dengan sinar ultraviolet dapat dinilai keberhasilannya dengan mengukur kualitas udara ruangan. Indikator yang digunakan adalah angka kuman udara ruang (Muzakar, 2005).Sterilisasi merupakan proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup. Pada proses sterilisasi, spora bakteri adalah yang paling resisten diantara semua organisme hidup (Pelczar dan Chan, 1938). Untuk mengetahui hal tersebut, diperlukan bakteri berspora dalam pembuktiannya karena spora bersifat lebih tahan terhadap pengaruh luar yang tidak sesuai dibandingkan dengan bakteri biasa (bentuk vegetatif). Efektifitas sterilisasi tergantung pada jumlah dan jenis mikroorganisme jumlah dan jenis kontaminasi oleh zat lain, serta ada tidaknya tempat-tempat perlindungan mikroorganisme pada alat (Adji dkk, 2007).

B. Uraian Bahan1. Agar ( Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 74 ) Nama resmi : Agar Nama lain: Agar-agar Pemerian: Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keeping, serpih atau butiran ; jingga lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai putih kekuningan atau tidak berwarna ; tidak berbau atau berbau lemah ; rasa berlendir ; jika lembab liat ; jika kering rapuh Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air ; larut dalam air mendidih Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik Produksi : Difco TM. Bocton, Dickinson and Company Sparks, MD 21152 USA2. Akuades ( Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 96 ) Nama resmi: Aqua destillata Nama lain: Air suling RM/ BM: H2O / 18,02 Pemerian: Cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa. Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik. Stabilitas: Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi partikel- pertikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel partikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air. OTT: Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient lainya yang mudah terhidrolisis.3. Alkohol ( FARMAKOPE INDONESIA IV halaman 63, Martindale 30th edition halaman 783, Handbook of Pharmaceutical excipient edisi VI halaman 7) Nama resmi: Aethanolum Nama lain: Etanol / Alkohol Rumus molekul: C2H6O BM: 46,07 Pemerian: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78C dan mudah terbakar. Kelarutan: Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik. Berat Jenis: 0,812 0,816 g/ml. Stabilitas: Mudah menguap walaupun pada suhu rendah. OTT: Bahan pengoksidasi bila dicampur dengan alkali, warna akan menjadi gelap. Konsentrasi: 60-90 %. Kegunaan: Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.Penyimpanan: Wadah tertutup rapat jauh dari api.4. Ekstrak Beef ( Dirjen POM Edisi IV, 1979 )Nama resmi : BEEF EXTRACTNama lain : Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beefPemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging Sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.Kelarutan: Larut dalam air dingin.Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganismePenyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya.Produksi: Difco TM. Bocton, Dickinson and company Sparks, MD 21152 USA5. Dekstrosa ( Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV : 300 )Nama resmi : DextrosumNama Lain : Dekstrosa ; GlukosaRM / BM : C6H12O6.H20 / 180,16 Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis.Kelarutan: Mudah larut dalam air ; sangat mudah Larut dalam air mendidih ; larut dalam etanol mendidih ; sukar larut dalam etanol.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.Produksi: Difco TM. Bocton, Dickinson and company Sparks, MD 21152 USA

6. Kentang ( Solanum tuberosum )a. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2007) Regnum: Plantae Divisio: Spermatophyta Sub Divisio: Angiospermae Class: Dicotyledoneae Sub Class: Sympetalae Ordo: Solanales Familia: Solanaceae Genus: Solanum Species : Solanum tuberosum Kegunaan : Untuk ekstraknya, sebagai sumber nutrient mikroba.b. Morfologi (Tjitrosoepomo, 2007)Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya disebut stolon. Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi. Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.

BAB IIIMETODE PERCOBAANA. Alat dan Bahan1. AlatAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Autoklaf Batang pengaduk Elektromantel Gelas kimia Gelas ukur Labu erlenmeyer Sendok Timbangan analitik

2. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Agar Akuades Alkohol Alumunium foil Beef extract Dekstrosa Kain kasa Kapas Kentang Kertas saring Plastic wrap

B. Cara Kerja1. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) SintetikCara kerja dari pembuatan media NA sintetik ini adalah : Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang komponen media dengan menggunakan timbangan analitik sebanyak 1,4 gram. Diukur aquadest sebesar 50 ml dengan menggunakan gelas ukur. Dilarutkan bahan dalam aquadest menggunakan gelas kimia. Dipanaskan dan diaduk secara konstan larutan bahan di atas elektro mantel. Dimasukkan larutan ke dalam labu Erlenmeyer dan didinginkan. Ditutup bagian mulut Erlenmeyer menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap. Disterilkan media dalam autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit. Diamati warna dan konsistensi media.2. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Non Sintetik Cara kerja dari pembuatan media NA non sintetik ini adalah : Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitik sesuai komposisi berikut : daging 0,3 gram dan agar 1,5 gram. Diukur aquades yang akan digunakan sebesar 100 ml menggunakan gelas ukur. Dibagi akuades menjadi dua bagian, yakni 30 ml dan 70 ml. Aquades 30 ml digunakan untuk melarutkan daging dan aquadest 70 ml digunakan untuk melarutkan agar. Dilarutkan daging pada gelas kimia dan diletakkan di atas elektro mantel. Dibiarkan hingga mendidih dan terjadi perubahan warna. Dilarutkan agar pada gelas kimia dan diletakkan di atas electromantel. Diaduk secara konstan hingga mendidih. Disaring larutan daging menggunakan kertas saring untuk diambil kaldunya. Dimasukkan larutan beef extract kedalam larutan agar dan diaduk sampai homogen. Dimasukkan media ke dalam labu Erlenmeyer dan ditutup bagian mulutnya menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap. Disterilkan media pada autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Diamati warna dan konsistensi media.3. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB) Sintetik Cara kerja dari pembuatan media NB sintetik ini adalah : Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang komponen media dengan menggunakan timbangan analitik sebanyak 0,65 gram Diukur aquadest sebesar 50 ml dengan menggunakan gelas ukur. Dilarutkan bahan dalam aquadest menggunakan gelas kimia. Dipanaskan dan diaduk secara konstan larutan bahan di atas elektro mantel. Didinginkan larutan dan dimasukkan larutan ke dalam labu Erlenmeyer. Ditutup bagian mulut Erlenmeyer menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap. Disterilkan media dalam autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit. Diamati warna dan konsistensi media.4. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB) Non SintetikCara kerja dari pembuatan media NB non sintetik ini adalah : Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitik sesuai komposisi berikut : daging 0,3 gram. Diukur aquades yang akan digunakan sebesar 100 ml menggunakan gelas ukur. Dilarutkan daging pada gelas kimia dan diaduk. Disaring menggunakan kertas saring dan dimasukkan media ke dalam labu Erlenmeyer lalu dicukupkan voumenya dengan aquadest sampai 100 ml. Ditutup bagian mulut labu Erlenmeyer menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap. Disterilkan media pada autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Diamati warna dan konsistensi media.5. Pembuatan Media Potato dextrose agar (PDA) SintetikCara kerja dari pembuatan media PDA sintetik ini adalah : Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang komponen media dengan menggunakan timbangan analitik sebanyak 1,95 gram. Diukur aquadest sebesar 50 ml dengan menggunakan gelas ukur. Dilarutkan bahan dalam aquadest menggunakan gelas kimia. Dipanaskan dan diaduk secara konstan larutan bahan di atas elektro mantel. Didinginkan larutan dan dimasukkan larutan ke dalam labu Erlenmeyer. Ditutup bagian mulut Erlenmeyer menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap. Disterilkan media dalam autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit. Diamati warna dan konsistensi media.6. Pembuatan Media Potato dextrose agar (NA) Non SintetikCara kerja dari pembuatan media PDA non sintetik ini adalah: Disiapkan alat dan bahan. Dikupas kentang, dipotong kecil-kecil (dadu) dan dicuci hingga bersih. Ditimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitik sesuai komposisi berikut : potato/kentang 0,3 gram dan agar 1,5 gram. Diukur aquades yang akan digunakan sebesar 100 ml menggunakan gelas ukur. Dibagi akuades menjadi dua bagian, yakni 10 ml dan 90 ml. Aquades 10 ml digunakan untuk memanaskan kentang dan aquadest 90 ml digunakan untuk melarutkan agar. Dipanaskan kentang pada gelas kimia dan diletakkan di atas elektro mantel. Dibiarkan hingga lunak. Diambil ekstrak kentang dengan menyaring dan memerasnya menggunakan kertas saring dan disimpan dalam gelas kimia baru. Dilarutkan agar pada gelas kimia dan diletakkan di atas elektro mantel. Diaduk secara konstan hingga mendidih. Dimasukkan larutan ekstrak kentang kedalam larutan agar dan diaduk sampai homogen. Dimasukkan media ke dalam labu Erlenmeyer dan ditutup bagian mulutnya menggunakan kapas, kain kasa dan plastic wrap. Disterilkan media pada autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Diamati warna dan konsistensi media.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil PengamatanAdapun hasil pengamatan dari praktikum media pertumbuhan ini ialah sebagai berikut :1. Tabel PengamatanNoMediumJenis MediumKegunaan

BakteriCendawan

1. Nutrient AgarSintetik

2. Nutrient AgarNon Sintetik

3. Nutrient Broth Sintetik

4. Nutrient BrothNon Sintetik

5. Potato DextroseAgarSintetik

6. Potato Dextrose AgarNon Sintetik

2. Tabel PengamatanNoJenis MediumFungsi

1. Nutrient Agar Sintetik

Untuk melihat pertumbuhan pada bakteri

2. Nutrient Agar Non Sintetik

Untuk melihat pertumbuhan pada bakteri

3. Nutrient Broth Sintetik

Untuk melihat pertumbuhan pada bakteri

4. Nutrient Broth Non Sintetik

Untuk melihat pertumbuhan pada bakteri

5. Potato dextrose agar Sintetik

Untuk melihat pertumbuhan pada jamur

6. Potato dextrose agar Non Sintetik

Untuk melihat pertumbuhan pada jamur

B. PembahasanMedia merupakan suatu bahan yang mengandung nutrisi yang digunakan untuk menumbuhan mikroorganisme. Jenis medium sangat bervariasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar penamaan. Media selain berfungsi sebagai tempat pembiakan mikroba, juga berfungsi untuk isolasi mikroba, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba.Media yang baik haruslah memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar mikroorganisme yang terdapat dalam medium tersebut dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Persyaratan yang dimaksud antara lain yaitu unsur-unsur hara yang diperlukan mikroorganisme haruslah terdapat dalam media tersebut untuk petumbuhan dan perkembangan mikroorganisme, media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba dan media haruslah dalam keadaan steril maksudnya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme jenis lain.Berdasarkan bentuknya media terbagi menjadi tiga macam yaitu media cair, media setengah padat dan media padat. Perbedaan yang paling utama dari ketiga macam media tersebut yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Media setengah padat dan media padat menggunakan bahan pemadat sedangkan media cair tidak menggunakan bahan pemadat. Bahan pemadat yang digunakan dapat berupa amilum, gelatin, selulosa, dan agar-agar. Dikatakan media setengah pada karena penambahan zat pemadatnya hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya.Berdasarkan fungsinya media terbagi menjadi empat yaitu media umum, media selektif, media diperkaya dan media differensial. Media umum berfungsi untuk menumbuhakan atau mengembangbiakkan satu atau lebih kelompok mikroba. Contoh dari medium umum yang digunakan dalam percobaan ini antara lain Nutrien agar (NA) yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri, serta Potato Dextrosa Agar (PDA) untuk pertumbuhan jamur. Medium selektif umumnya digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih jenis mikroba terentu dengan menghambat atau mematikan jenis mikroorganisme lainnya. Media diperkaya berfungsi untuk menumbuhkan atau mengembangbiakkan satu jenis/kelompok mikroba dengan cepat. Sedangkan pada medium diferensiasi berfungsi untuk membedakan kelompok mikroorganisme, biasa juga digunakan untuk identifikasi.Percobaan kali ini yaitu pembuatan media Nutrient Agar (NA), Nutrient Borth (NB), dan Potato Dekstro Agar (PDA). Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara membuat media pertumbuhan Nutrient Agar (NA), Nutrient Borth (NB), dan Potato Dekstro Agar (PDA) baik sintetik maupun alami dan untuk mengetahui cara sterilisasi dengan autoklaf.Berdasarkan komposisi kimianya dikenal media sintetik dan media non sintetik atau medium alami. Komposisi kimia media sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Diantara medium yang dibuat dalam percobaan ini yang termasuk dalam media sintetik adalah media yang mengandung agar, seperti halnya media Nutrient Agar yang digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Di pihak lain komposisi kimia non sintetik tidak diketahui dengan pasti. Seperti bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu nutrient yaitu ekstrak daging.Medium Nutrient Agar (NA) berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat. Medium ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Komposisi NA yang terdiri dari ekstrak beef berfungsi sebagai sumber karbohidrat, mengandung senyawa nitrogen organik yang dibutuhkan mikroba, pepton merupakan sumber protein dan penghasil nitrogen, Bacto agar berfungsi sebagai pemadat medium dan aquades berfungsi sebagai pelarut. Medium Nutrient Borth (NB) berdasarkan konsistensinya termasuk medium cair. Dikatakan medium cair karena pada komposisinya tidak terdapat bacto agar sebagai pemadat medium. Medium NB ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Komposisinya berupa ekstrak beef sebagai sumber karbohidrat, mengandung nitrogen dan bermacam-macam vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba. Pepton merupakan sumber protein dan mengandung unsur nitrogen dan karbohidrat.Aquadest selain berfungsi sebagai sumber oksigen, juga berfungsi sebagai pelarut sehingga memberi konsistensi cair pada medium.Medium Potato Dekstrosa Agar (PDA) berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat. Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur (kapang). Komposisinya terdiri dari dekstrosa berfungsi sebagai sumber karbon. Kentang sebagai sumber karbohidrat, bacto agar berfungsi memadatkan medium dan aquades berfungsi sebagai pelarut dan sumber oksigen.Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalan suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri.Sterilisasi yang umum dilakukan antara lain sterilisasi kering, sterilisasi basah, penyaringan, sterilisasi kimia dan sterilisasi dengan radiasi. Sesuai dengan percobaan yang dilakukan kita menggunakan strerilisasi basah yaitu menggunakan autoklaf. Sterilisasi menggunakan autoklaf dilakukan dengan memasukkan agar dan bahan-bahan lain ke dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 1210 C pada tekanan 2 atm. Sterilisasi basah tersebut dilakukan dengan menggunakan air, yang dimanfaatkan adalah uap airnya dalam proses sterilisasi.Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. Pada pemanasan sterilisasi dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu sterilisasi panas kering (oven), sterilisasi uap air panas (tyndalisasi), dan sterilisasi uap air panas bertekanan (autoklaf). Sterilisasi panas kering (oven), prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Sterilisasi dengan metode ini biasanya digunakan untuk peralatan gelas seperti cawan petri, pipet ukur dan labu erlenmyer. Alat gelas yang disterilisasi dengan udara panas tidak akan timbul kondensasi sehingga tidak ada tetes air (embun) didalam alat gelas. kira-kira 60-1800C. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilan tergantung dengan waktu dan suhu yang digunakan. Kisaran suhu sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.Sterilisasi uap air panas (tyndalisasi), prinsip kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.Sterilisasi uap panas bertekanan (autoklaf), prinsipnya adalah suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 1210C. Apabila di laboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15 menit. Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisasi lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik.Sterilisasi penyinaran sinar UV dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior LAF dengan disinari lampu UV. Laminar Air Flow (LAF) adalah alat sterilisasi menggunakan prinsip pemanasan dengan sinar UV dan bekerja secara aseptis dengan pola pengaturan dan penyaringan aliran udara. Prinsip kerjanya yaitu dengan cara hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah. Nyalakan lampu neon dan blower. Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena memperbesar resiko kontaminan. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke laminar air flow sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.Sterilisasi kimiawi terbagi menjadi dua yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia dan sterilisasi gas. Prinsip dari sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia adalah Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain itu juga Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkhohol aceton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam.Sterilisasi gas, prinsip dasarnya adalah dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus SH, -OH, -COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan dan mikroba mati.

BAB VPENUTUPA. KesimpulanKesimpulan dari praktikum kali ini adalah : Pembuatan media dengan menggunakan media Nutrient Agar (NA) ditambahkan agar dan digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan media dengan menggunakan media Nutrient Broth (NB) tidak ditambahkan agar dan digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan media dengan menggunakan media Potato Dekxtrose Agar (PDA) ditambahkan agar dan digunakan sebagai media pertumbuhan fungi atau jamur. Sterilisasi dapat dilakukan dengan tekanan uap tinggi menggunakan otoklaf sehingga alat dan media steril. Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan.B. SaranDisarankan dalam praktikum mengenai pembuatan medium selanjutnya terlebih dahulu diberikan pembekalan materi kepada para praktikan sehingga praktikan berul-betul tahu dan mengerti tekhnik-tekhnik yang diperlukan sehingga dapat lebih mengefisiensikan waktu dan juga untuk menghindari adanya miss-communication baik antara sesama praktikan maupun dengan para asisten praktikum.

DAFTAR PUSTAKAAdji, D., Zuliyanti, dan Herny Larashanty. 2007. Perbandingan EfektivitasSterilisasi Alkohol 70%, Inframerah, Otoklaf dan Ozon TerhadapPertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis. Jurnal Sains Veterier, Vol.25 No.1 UGM, Yogyakarta.Darwis, D., 2006. Sterilisasi Produk Kesehatan (Health Care Products)dengan Radiasi Berkas Elektron. Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya, Edisi Khusus, Jakarta. ISSN 1411-1349Gunawan, Agustin Wydia. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadata, 2008.James, J., Colin Baker, dan Helen Swain. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.Kusmiyati, dan Ni Wayan Sri Agustini. 2006. Uji Aktivitas SenyawaAntibakteridari Mikroalga Porphyridium cruentum. BiodiversitasVol. 8 No. 1.Muzakar, Kahar. 2005. Penaruh Lama Waktu Sterilisasi Sinar UltravioletTerhadap Angka Kuman Udara di Ruang Operasi Instalasi BedahSentral RSUD Dr Moewardi Surakarta. Skripsi, Hal: 1.Panjaitan, D., I Ketut Suada, dan Made Sritamin. 2014. Uji Keefektivan Ekstrak Beberapa Biji Tanaman untuk Menghambat PertumbuhanBakteri Bercak Daun (Xanthomonas campestris) pada TanamanTomat. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika Vol. 3 No. 2.

LAMPIRANI. Skema KerjaA. Nutrien Agar (NA)Nutrien Agar

Ditimbang sebanyak 2,8 gr Erlenmeyer 100 mlDitambahkan dengan aquades 100 ml Diaduk hingga homogenDipanaskan

AutoclafDisterilkanDidinginkanDiamati bentuk dan warnanya

B. Nutrien Broth (NB)Nutrien Broth

Ditimbang sebanyak 1,3 gr Erlenmeyer 100 mlDitambahkan dengan aquades 100 ml Diaduk hingga homogen

AutoclafDisterilkan Diamati bentuk dan warnanya

C. Potato Dekstrose (PDA)Potato Dekstrose (PDA)

Ditimbang sebanyak 3,9 grErlenmeyer 100 mlDitambahkan dengan aquades 100 ml Diaduk hingga homogenDipanaskan

AutoclafDisterilkan Didinginkan

Diamati bentuk dan warnanya

II. Perhitungan BahanA. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) SintetikMedia Nutrient Agar sintetik dibuat dengan perbandingan : 28 gram dalam 1000 ml aquades.Untuk aquades 50 ml : Jadi, untuk membuat media Nutrient Agar sintetik perludilarutkan 1,4 gram NA sintetik dalm 50 ml aquades.B. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Non SintetikMedia Nutrient Agar non sintetik dibuat dengan perbandingan beefextract 3 gram dan agar 15 gram dalam 1000 ml aquades.Untuk aquades 100 ml : a. Beef Extract

b. Agar

Jadi, untuk membuat media Nutrient Agar non sintetik diperlukan 0,3 gram beef extract dan 1,5 gram agar dalam 100 ml aquades.C. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB) SintetikMedia Nutrient Broth sintetik dibuat dengan perbandingan : 13 gram dalam 1000 ml aquades. Untuk aquades 50 ml :

Jadi, untuk membuat media Nutrient Broth sintetik perlu dilarutkan 0,65 gram NB sintetik dalm 50 ml aquades.

D. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB) Non SintetikMedia Nutrient Broth non sintetik dibuat dengan perbandingan beef extract 3 gram dalam 1000 ml aquades. Untuk aquades 100 ml :

a. Beef Extract

Jadi, untuk membuat media Nutrient Agar non sintetik diperlukan 0,3 gram beef extract dalam 100 ml aquades.E. Pembuatan Media Potato dextrose agar (PDA) SintetikMedia potato dextrose agar sintetik dibuat dengan perbandingan : 39 gram dalam 1000 ml aquades.Untuk aquades 50 ml :

Jadi, untuk membuat media potato dextrose agar sintetik perlu dilarutkan 1,95 gram PDA sintetik dalm 50 ml aquades.F. Pembuatan Media Potato dextrose agar (PDA) Non SintetikMedia potato dextrose agar non sintetik dibuat dengan perbandingan kentang 3 gram dan agar 15 gram dalam 1000 ml aquades. Untuk aquades 100 ml : a. Kentang

b. Agar

Jadi, untuk membuat media Nutrient Agar non sintetik diperlukan 0,3 gram kentang dan 1,5 gram agar dalam 100 ml aquades.

III. Komposisi MediaA. Komposisi Media Nutrient Agar (NA) SintetikAnimal tissue0,25 gramSodium Chloride0,25 gramBeef Extract0,075 gramYeast Extract0,075 gramAgar0,75 gramAquadestad 50 mlB. Komposisi Media Nutrient Agar (NA) Non SintetikBeef extract0,3 gramAgar1,5 gramAquadestad 100 mlC. Komposisi Media Nutrient Broth (NB) SintetikPeptic digest of animal tissue0,25 gramSodium Chloride0,25 gramBeef extract0,075 gramYeast extract0,075 gramAquadestad 50 mlD. Komposisi Media Nutrient Broth (NB) Non SintetikBeef extract0,3 gramAquadestad 100 mlE. Komposisi Media Potato dextrose agar (PDA) SintetikPotato infusion form10 gram Dextrose1 gramAgar0,75 gramAquadestad 50 mlF. Komposisi Media Potato dextrose agar (PDA) Non SintetikKentang0,3 gramAgar1,5 gramAquadestad 100 ml

Nurlela Sundari Z Serlyana Br.TambunanO1A1 14 034 F1F1 12 123