laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

25
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN TANAMAN ACARA 1 PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA MERUNDUK (LAYERING) DAN MENCANGKOK (AIR LAYERING) ANDY PRASETYO 131510501245 GOLONGAN C / KELOMPOK 6

Upload: andy-prasetyo

Post on 26-Dec-2015

372 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan bab 1-dapus

TRANSCRIPT

Page 1: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

LAPORAN PRAKTIKUMPEMBIAKAN TANAMAN

ACARA 1

PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA MERUNDUK (LAYERING) DAN MENCANGKOK (AIR LAYERING)

ANDY PRASETYO131510501245

GOLONGAN C / KELOMPOK 6

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbanyakan atau pembiakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan

yang diperlukan untuk menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan

penelitian maupun program penanaman secara luas. Perbanyakan tanaman bisa

dilakukan dengan cara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan secara seksual

atau generatif adalah proses perbanyakan dengan menggunakan salah satu bagian

dari tanaman, yaitu biji. Biji adalah organ tanaman yang terbentuk setelah

terjadinya proses fertilisasi (menyatunya/ meleburnya gamet jantan dan gamet

betina). Biji dapat dianggap sebagai tanaman mini karena di dalamnya sudah

terdapat bagian-bagian tanaman yang tersusun dalam massa yang kompak.

Salah satu tujuan perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji adalah

untuk memperoleh sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, tahan penyakit,

dan sebagainya. Sedangkan Perbanyakan secara aseksual atau vegetatif adalah

proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari

tanaman seperti, daun, batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan

tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsip dari perbanyakan vegetatif

adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar

berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun

sekaligus.

Perkembangbiakan secara vegetatif alami merupakan cara

perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia.

Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon,

Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perkembangbiakan secara

vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja

dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan

maristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara

perkembangbiakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena dilakukan dalam

waktu yang relative lebih singkat dibandingkan dengan perkembang biakan secara

Page 3: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

vegetatif alami. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif buatan seperti Setek,

Cangkok, Sambung (enten), Tempel (okulasi), Runduk, Kultur Jaringan.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara mencangkok dan merunduk, serta

untuk mengetahui pertumbuhan akar cangkokan dan rundukan.

2. Untuk mengetahui pengaruh media cangkokan dan rundukan terhadap

pembentukan sistem perakaran pada batang.

Page 4: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cangkok

Menurut Adinugraha dkk (2012), Penerapan teknik pembiakan vegetatif

diperlukan dalam pengembangan tanaman, karena dapat dilakukan secara

kontinyu, tidak tergantung pada musim buah, caranya cukup mudah dan biayanya

relatif murah (low cost technology) serta tanaman dapat lebih cepat berbuah.

Teknik mencangkok dan sambungan diterapkan untuk memperbanyak pohon

induk nyamplung yang telah diseleksi mengingat penggunaan teknik lainnya

seperti stek cabang dan stek pucuk sulit tumbuh/berakar apabila diambil dari

pohon dewasa.

Pembentukan akar sangat dipengaruhi oleh adanya zat pengatur tumbuh

(zpt) golongan auksin sedangkan pertumbuhan tunas baru sangat dipengaruhi oleh

zpt golongan sitokinin. Penambahan zat pengatur tumbuh sitokinin dan auksin

diduga lebih efektif merangsang pertumbuhan tunas dan pembentukan akar stek

dibandingkan dengan hanya menggunakan satu jenis zpt secara tunggal

(Wulandari, 2013).

Pencangkokan adalah teknik perbanyakan vegetatif yang ditandai dengan

inisiasi akar adventif pada salah satu bagian dari cabang pohon in situ. Setelah

inisiasi akar, bagian berakar (marcott) keluar dari pohon dan ditransplantasi di

dalam substrat di mana ia tumbuh secara mandiri dari pohon induknya. Seperti

teknik perbanyakan vegetatif lainnya, keuntungan utama dari cangkok yaitu

mengkloning pohon yang dipilih dengan sifat yang diinginkan dan serta

memperpendek masa produksi buah (Tchoundjeu et. al, 2010).

Cangkok sayuran secara umum prakteknya salah satunya untuk

mengendalikan penyakit tular tanah dan nematoda, baik dilapangan dan rumah

kaca tempat pertumbuhan. Selain itu, Pencangkokan tanaman dapat menghasilkan

lebih banyak tanaman dan meningkatkan toleransi terhadap cekaman lingkungan,

salinitas tanah dan suhu rendah tanah( Rodriquez et. al, 2010).

Page 5: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

Produksi Sayuran yang berasal dari pencangkok telah menjadi praktek

umum untuk mengendalikan penyakit menular patogen. Pencangkokan

merupakan teknik yang populer tetapi pencangkokan masih belum umum didalam

perlindingan tanaman (Çürük et. al, 2009).

Stek dan penyerbukan menjadi cara termuda untuk meningkatkan varietas

tanaman. Pembiakan tanaman dengan cara penyetekan merupakan salah satu cara

yang tertua praktek hortikultar dan salah satu yang telah dipadu dengan berkebun

dan non-berkebun (Balaj et. al, 2011).

Penggunaan stek dari batang, daun, akar atau tunas terminal dianggap

teknik yang paling sering diterapkan karena kepraktisan dan kesederhanaan

terutama di negara berkembang seperti Nigeria (Okunlola, 2013).

2.2 Perundukan

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

media tanam dan pemberian auksin. Untuk mendapatkan hasil perbanyakan bibit

yang baik selain perlu memperhatikan media tumbuh, diperlukan zat pengatur

tumbuh (zpt) untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Auksin

merupakan salah satu hormon yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan

akar, perkembangan tunas, kegiatan sel-sel meristem, pembentukan bunga,

pembentukan buah dan terhadap gugurnya daun dan buah (Patma dkk., 2013).

Faktor genetik merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan sifat

dari tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu diperhatikan sifat dari

pohon induk, dan jika ingin mendapatkan sifat unggul seperti pohon induk dapat

diperoleh dengan cara perbanyakan atau pembiakan tanaman. Faktor tersebut

perlu diperhatikan apakah cocok/kontanibel digunakan (Hayati, 2012)

Teknik perbanyakan yang paling sesuai terutama untuk jenis-jenis yang

terancam punah dapat menjadi salah satu kontribusi yang sangat penting dalam

upaya pelestarian jenis tersebut. Berbagai teknik perbanyakan yang ada,

penyetekan merupakan teknik yang paling populer dalam memperbanyak tanaman

secara vegetatif, namun juga terdapat teknik perundukan dalam memperbanyak

tanaman (Hendalastuti, 2010).

Page 6: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

Menurut Pitojo (2008), Perundukan merupakan salah satu cara

perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan melengkungkan cabang atau ranting

tanaman yang berada bagian bawaha, dan kemudian menimbunnya dengan tanah.

Perbanyakan dengan cara merunduk adalah merangsang terbentuknya akar atau

tunas adventif sebelum dipisahkan dari pohon induk. Perbanyakan dengan cara

merunduk dapat dilakukan pada jenis tanaman hias yang memiliki percabangan

panjang dan lentur (Rukmana, 2010).

Page 7: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan TempatPraktikum pembiakan tanaman ini dilaksanakan pada tanggal 24

September 2014 pada hari rabu siang pukul 12.00 hingga selesai, bertempat di

Laboratorium Pembiakan Tanaman di Gedung Agonomi Fakultas Pertanian,

Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Tali rafia

2. Plastik Gelap

3. Pisau tajam (cutter) baru

4. Timba/Sprayer

5. Pengait

3.2.2 Bahan

1. Tanaman yang akan di cangkok dan dirundukkan

2. Serabut Kelapa

3. Pupuk kompos

4. Tanah

3.3 Cara Kerja3.3.1 Mencangkok (Air Layerage)1. Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang diperlukan

2. Memilih batang dan cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

3. Menyayat/menghilangkan kambium kulit dan kambium pada batang atau

cabang tersebut sepanjang ± 10 cm

4. Memberi media pada bagian yang luka secukupnya dengan pupuk kompos dan

tanah.

5. Menjaga kelembapan tanah dengan melakukan penyiraman air

Page 8: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

3.3.2 Merunduk (Layerage)

1. Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang diperlukan

2. Memilih batang dan cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda Pilih

batang tanaman uang dapat dirundukkan kedalam tanah dan tidak patah.

3. Menyayat/menghilangkan kulit dan kambium pada batang atau cabang pada

bagian ujung tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm

4. Memberikan media tanam yang dapat dibenamkan kedalam tanah dan kompos

sedalam 3-5 cm.

5. Menjaga kelembapan tanah dengan melakukan menyiram air.

Page 9: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan air layerage

Media

Tanam

Perlakuan

Pembungkus

Ulangan /

Kelompok

Parameter Pengamatan

Jumlah akarPanjang akar

(cm)

Kompos

+ Tanah

Serabut

Kelapa

1 3 0,1

2 0 0

3 8 0,1

4 0 0

5 0 0

6 0 0

Rerata 1,8 0,03

Kompos

+ Tanah

Plastik

Gelap

1 7 0,01

2 0 0

3 0 0

4 0 0

5 24 0,2

6 1 0,1

Rerata 5,3 0,05

Tabel 2. Tabel Pengamatan Layerage

Page 10: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

Media

Tanam

Ulangan /

Kelompok

Parameter Pengamatan

Jumlah akar Panjang akar (cm)

Tanah

1 4 1,15

3 1 0,1

5 11 0

Rerata 5,3 0,42

2 3 6,5

4 0 0

6 0 0

Rerata 1 2,17

Kompos

+ Tanah

1 4 1,15

3 1 0,1

5 11 0

Rerata 5,3 0,42

2 3 6,5

4 0 0

6 0 0

Rerata 1 2,17

4.2 Pembahasan

Pembiakaan vegetatif tanaman dapat terjadi secara alamiah atau dibuat

oleh manusia. Secara alamiah, perkembangan terjadi melalui pembelahan sel,

spora, tunas, rhizome, dan geragih. Pembiakan vegetatif buatan dimanfaatkan

melalui cara stek, cangkok, okulasi dan sambung. Para petani memanfaatkan

pembiakan vegetatif buatan untuk menghasilkan tanaman baru yang cepat

berproduksi dengan sifat dan kualitas yang sama dengan induknya. Namun

perbanyakan vegetatif buatan yang dikenal oleh para petani hanya mampu

menghasilan tanaman dalam jumlah yang terbatas. Keuntungan pembiakan

vegetatif antara lain adalah bahan-bahan heterozigot dapat dilestarikan tanpa

pengubahan dan pembiakan vegetatif lebih baik dibandingkan pembiakan secara

generatif. Pada pembiakan vegetatif satu tumbuhan induk dapat menghasilkan

Page 11: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

beberapa individu baru dalam waktu yang cukup singkat. Tanaman yang

dikembangkan secara vegetatif bersifat melestarikan sifat hasil tanaman induk.

Kekurangan dari pembiakan vegetatif adalah merusak tanaman yang berfungsi

sebagai tanaman induk, jumlah biji yang diperoleh terbatas, perakaran tanaman

hasil biakan vegetatif kurang, dan umur tanaman lebih pendek.

Menurut Rukmana (2010), Teknik mencangkok banyak dilakukan untuk

memperbanyak tanaman hias atau tanaman buah yang sulit diperbanyak dengan

cara lain seperti melalui biji, stek, atau sambung. Mencangkok adalah membuat

cabang batang tanaman menjadi berakar. Mencangkok dilakukan pada cabang

dekat dengan batang. Caranya, sebagian kulit cabang dibuang. Cabang itu

kemudian dibalut dengan tanah. Pada cabang yang mencangkok akan tumbuh

akar. Cabang ini siap menjadi tanaman baru. Mencangkok biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkambium. Tanaman yang biasanya dicangkok umumnya

memiliki kambium atau zat hijau daun. Perbanyakan tanaman dengan cara

mencangkok memiliki kelebihan diantaranya tanaman memiliki sifat unggul

seperti tanaman induknya dan tanaman lebih cepat berproduksi. Syarat tumbuhan

yang dapat dicangkok adalah batang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda,

ukuran tidak besar, tegap, mulus, berwarna coklat muda.

Perbanyakan dengan cara mencangkok akan menumbuhkan akar dari

batang dari batang yang telah dilukai dan ditutup media. Pemotongan jaringan

pengangkut melalui penyayatan kulit cabang berarti pembuangan lapisan

kambium ataupun pembelahan batang yang berarti pemutusan hubungan jaringan

vascular akan menciptakan suatu fenomena bahwa zat-zat makanan (fotosintat)

berasal dari bagian atas cabang yang disayat. Dibelah tersebut akan menunmpuk

pada tepi sayatan bagian atas. Artinya, fotosintat tidak dapat ditersukan ke bagian

bawah daripada sayatan tersebut. Akibat dari penumpukan tersebut, maka kulit

kayu cabang di bagian atas sayatan akan membengkak karena terjadinya

pembelahan sel yang cepat. Pembelahan sel ini dipacu dengan adanya auksin dan

karbonhidrat yang tertumpuk. Fotosintat yang sebagian besar berupa karbonhidrat

akan tertumpuk pada bagian yang disayat atau luka. Pada bagian tersebut

kemudian akan terjadi differensiasi sel-sel yang merupakan tempat inisiasi akar.

Page 12: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

Sel-sel terus mengalami pembelahan dan berdifferensiasi membentuk jaringan

primordia akar. Pembentukan primordia akar yang kemudian terus berkembang

membentuk akar biasanya terjadi pada jaringan dekat dengan jaringa pembuluh

pengangkutan. Tanaman berkayu yang telah memiliki dua lapisan atau lebih

pembuluh floem dan xylem, akar-akar akan tumbuh dari jaringan floem sekunder

atau pada pembuluh vaskuler, atau pada kambium. Perakaran pencangkokan

umumnya akan tumbuh setelah 1-3 bulan. Cepat lambatnya pertumbuhan

dipengaruhi oleh keadaan fisiologis bahan tanaman dan faktor luar.

Berdasarkan hasil praktikum mencangkok yang dilakukan, kebanyakan

tanaman yang dicangkok mengalami kegagalan atau mati. Hal ini bisa disebabkan

oleh beberapa faktor yang mempengaruhi seperti batangnya terlalu tua, kurangnya

air maupun kelebihan air yang menyebabkan tumbuhnya jamur. Hal lain yang

menyebabkan kegagalan adalah teknik pencangkokan misal pada penyayatan

terjadi luka pada batang yang akan dicangkok, selain itu faktor suhu dan factor

lingkungan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan akar, dapat menjadi kendala

utama dalam pencangkokan. Selain itu juga diperoleh data jika nilai rerata

pertumbuhan akar yang dihasilkan dengan menggunakan perlakuan media tanam

kompos yang ditambahkan tanah serta menggunakan pembungkus plastik gelap

lebih tinggi yaitu rerata sebesar 5,3 dari pada menggunakan pembungkus serabut

kelapa yang memiliki nilai rerata 1,8. Sedangkan untuk panjang akar yang

menggunakan pembungkus serabut kelapa lebih pendek ketimbang menggunakan

pembungkus plastik gelap yaitu berbanding 0,03 : 0,05. Hal ini disebabkan sifat

dari plastik hitam yang dapat mengefektifkan cahaya matahari yang datang.

Sehingga berpengaruh terhadap bagian internal dan eksternal organ yang di

cangkok. Bagian internal yang terpengaruhi ialah proses mempercepat proses

pertumbuhan akar melalui proses respirasi. Sedangkan bagian luar berpengaruh

terhadap suhu, kelembaban dan lain-lain. Sehingga dari segi kontaminasi oleh

bakteri peluangnya sedikit.

Menurut Rukmana (2010), perbanyakan dengan cara merunduk adalah

merangsang (menstimulir) terbentuknya akar atau tunas adventif sebelum

dipisahkan dari pohon induk. Tata cara merunduk adalah dengan melakukan

Page 13: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

pembengkokan atau pelengkungan cabang, kemudian sebagian cabang tersebut

ditimbun atau dibenamkan ke dalam tanah. Hal yang harus diperhatikan dalam

merunduk adalah bagian tanaman (cabang) yang dibenamkan harus mengandung

mata. Setelah bagian tanaman yang ditimbun tanah tampak bertunas dan berakarm

barulah dipisahkan dari pohon induknya untuk dijadikan bibit.

Perbanyakan vegetatif secara merunduk dan mencangkok sangatlah

berbeda. Jika cangkok caranya sebagian kulit cabang dibuang dan kemudian

dibalut dengan tanah serta tujuan mencangkok adalah agar diperoleh tumbuhan

baru yang cepat berbuah dan sifatnya sama dengan induknya, maka perbanyakan

dengan cara merunduk yaitu caranya dilakukan dengan merundukkan dan

kemudian membelokkan ke bawah batang atau cabang tanaman. Pada bagian

cabang yang tertimbun tanah kemudian akan tumbuh akar-akar. Setelah akar-

akarnya kuat cabang yang berhubungan dengan batang induk dipotong. Pada

perbanyakan melalui merunduk terdapat 5 teknik antar lain;

1. Tip Layerage, teknik penimbunan ini dilakukan dengan cara merunduk cabang

tanaman kearah permukaan tanah sehingga bagian ujung cabang tersebut dapat

dibenamkan (3-5) cm.

2. Simple Layerage, perbanyakan tanaman dengann menggunakan teknik ini

hampir mirip dengan Tip Layerage. Namun penimbunan bagian cabang yang

cukup panjang dilakukan dengan kedalaman 10-25 cm dengan membiarkan

ujung cabang muncul dipermukaan tanah hingga 10-25 cm.

3. Trench Layerage, pada teknik ini cabang tanamn yang timbun lebih panjang

dari pada kedua teknik diatas. Penanaman cabang berkisar 10-15 cm bahkan

pada beberapa tanaman dapat 25-50 cm dengan kedalaman tanam 10 cm

dibawah permukaan tanah.

4. Serpentive Layerage, sering disebut sebagai compound layarage yaitu cabang

tanaman yang dilengkungkan secara memanjang denagan kemudian

dibenamkan tanah secara berselang seling ditibun dan muncul, kemudian

ditimbun lagi.

Page 14: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

5. Mound Layarage, perbanyakan tanaman yang hampir sama dengan teknik

ratoon pada padi. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara batang utama pohon

induk dipotong, kemudian di sekitar batang tersebut ditimbun tanah.

Berdasarkan hasil praktikum merunduk yang dilakukan oleh golongan,

terlihat jika sebagian besar tanaman yang dilakukan merunduk berhasil dan

tumbuh akar pada batang tanaman yang telah dilukai dan dirundukkan ke tanah

namun ada juga tanaman yang mati. Keberhasilan dari teknik perundukan ini bisa

dipengaruhi beberapa faktor diantaranya cara/teknik perundukan sudah benar, bisa

juga dari faktor lingkungan serta pemeliharaan tanaman. Terlihat jika

kemungkinan besar data yang diambil pada saat pengamatan telah terjadi

kesalahan, karena ada kesamaan antara hasil pada media tanah dan pada media

tanah yang diberi kompos.

Page 15: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Mencangkok adalah membuat cabang batang tanaman menjadi berakar.

2. Perbanyakan tanaman dengan cara mencangkok memiliki kelebihan

diantaranya tanaman memiliki sifat unggul seperti tanaman induknya dan tanaman

lebih cepat berproduksi.

3. Beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan mencangkok seperti batangnya

terlalu tua, kurangnya air maupun kelebihan air yang menyebabkan tumbuhnya

jamur.

4. Merunduk yaitu caranya dilakukan dengan merundukkan dan kemudian

membelokkan ke bawah batang atau cabang tanaman.

5. Merunduk terdapat 5 teknik antar lain Tip Layerage, Simple Layerage, Trench Layerage, Serpentive Layerage, dan Mound Layarage.

6. Keberhasilan dari teknik perundukan ini bisa dipengaruhi beberapa faktor

diantaranya cara/teknik perundukan sudah benar, bisa juga dari faktor lingkungan

serta pemeliharaan tanaman.

5.2 Saran

Sebaiknya saat dilakukan pencangkokan diharapkan bisa dilakukan di

areal kampus/fakultas saja agar memudahkan bagi praktikan dan tim asisten juga

bisa ikut mengamati.

Page 16: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, Hamdan A., Mahfudz, E. W. Muchtiari dan S. Huda. 2012. Pertumbuhan Dan Perkembangan Tunas Pada Bibit Nyamplung Hasil Pembiakan Dengan Teknik Sambungan. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 6 (2) : 91-102

Balaj, Nexhat dan Zogaj, Refki. 2011. Production Seedlings Of Roses By Grafting With Bud For Hybrid Teas And Climbing Roses Cultivars. Research Journal of Agricultural Science, 43 (2) : 155 – 161

Çürükm, Sebahattin. H. Y. Dasgan, S. Mansuroglu, S. Kurt. 2009. Grafted eggplant yield, quality and growth in infested soil with Verticillium dahliae and Meloidogyne incognita. Pesq. agropec. bras., 44, (12)

Hayati, Erita., Sabaruddim, dan Rahwati. 2012. Pengaruh Jumlah Mata Tunas Dan Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.). Jurnal Agrista, 16 (3) : 129-135

Hendalastuti, Henti, A. Subiakto, I. Z. Siregar, Dan Supriyanto. 2010. Uji Pertumbuhan Stek Cemara Sumatra Taxus Sumatrana (Miquel) De Laub. Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 7 (3) : 289-298

Okunlola, A. I.. 2013. The Effects of Cutting Types and Length on Rooting of Duranta Repens in the Nursery. Global Journal of HUMAN SOCIAL SCIENCE Geography, Geo-Sciences, Environmental & Disaster Management, 13 (3) : 1 - 5

Patma, U., L. A. P. Putri , L. A. M. Siregar. Respon Media Tanam Dan Pemberian Auksin Asam Asetat Naftalen Pada Pembibitan Aren (Arenga Pinnata Merr). Jurnal Online Agroekoteknologi, 1 (2) : 286-296

Pitojo, Setijo. 2008. Ceplukan Herba Berkasiat Obat. Yogyakarta : Kanisius.

Rodriquez, Maria Maribel dan Bosland, Paul W. 2010. Grafting Capsicum to Tomato Rootstocks. The Journal of Young Investigator, 20 (2) : 1-6

Rukmana, Rahmat. 2010. Teknik Perbanyakan Tanaman Hias. Yogyakarta : Kanisius.

Tchoundjeu, Zac., A. C. Tsoberg, E. Asaah, dan P. Anegbeh. 2010. Domestication of Irvingia gabonensis (Aubry Lecomte) by air layering. Horticulture and Forestry, 2(7) : 171-179

Page 17: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk

Wulandari, Retno C., R. Linda, dan Mukarlina. 2013. Pertumbuhan Stek Melati Putih (Jasminum sambac (L) W. Ait.) dengan Pemberian Air Kelapa dan IBA (Indole Butyric Acid ). Protobiont, 2 (2) : 39 – 43

Page 18: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk
Page 19: laporan pemtan layering cangkok dan merunduk