laporan pelayanan perawatan las

15
LAPORAN PRAKTIKUM Pengelasan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Teknik Perawatan Dosen Pembimbing : Soerya Soelarta Disusun Oleh : Yusri Sumiarni 101411064 Kelompok : VII (Tujuh) Kelas : 3 B

Upload: yusri-sumiarni

Post on 14-Aug-2015

58 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pelayanan Perawatan Las

LAPORAN PRAKTIKUM

Pengelasan

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Teknik Perawatan

Dosen Pembimbing : Soerya Soelarta

Disusun Oleh :

Yusri Sumiarni 101411064

Kelompok : VII (Tujuh)

Kelas : 3 B

D3-TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2012

Page 2: Laporan Pelayanan Perawatan Las

I. Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan pengelasan

II. Dasar Teori

1. Pengertian las listrik

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu

akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat

dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum

atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu

bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.

2. Mesin las listrik

Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang

diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatulengkung

listrik las. Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:

a. Motor bensin atau diesel

b. Gardu induk

Tegangan pada mesin las listrik biasanya :

a. 110 volt

b. 220 volt

c. 380 volt

Antara jaringandengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus. Mesin las

digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada

bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat

jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke

benda kerja. Jenis-jenis mesin las las listrik terbagi atas :

a. Mesin las listrik – Transformator arus bolak-balik (AC)

Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan yang

lebih rendah pada lengkung listrik. Keuntungan – keuntungan mesin las

AC antara lain :

Page 3: Laporan Pelayanan Perawatan Las

Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya

keropos pada rigi-rigi las

Perlengkapan dan perawatan lebih murah

b. Mesin las listrik – Rectifier arus searah (DC)

Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi

arus listrik searah (DC) keluar. Pada mesin AC, kabel masa dan kabel

elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang

timbul pada busur nyala. Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara

lain :

Busur nyala stabil

Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut

Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut

Dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP

Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan

sempit

3. Klasifikasi Pengelasan dan Pemotongan

Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan

dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal

tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini

dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi

berdasarkan energi yang digunakan. Klasifikasi pertama membagi las dalam

kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi yang

kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las

mekanik dan seterusnya. Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci

lagi, maka kedua klasifikasi tersebut diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-

kelompok yang banyak sekali. Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas

kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak digunakan karena itu

Page 4: Laporan Pelayanan Perawatan Las

pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara kerja.

Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu :

a. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan

sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api

gas yang terbakar.

b. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan

dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.

c. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan

disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik

cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.

Pemotongan yang adalah cara memotong logam yang didasarkan atas

mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam

pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan

dengan busur listrik. Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada

waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur gas.

4. LAS BUSUR LISTRIK 

Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses

penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.

Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara

elektroda las dan benda kerja. Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran

arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari

busur api arus listriik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda

kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang

sukar dipisahkan. Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan

tetap.

Penggolongan macam proses las listrik antara lain, ialah : 

a. Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya : aLas listrik dengan

elektroda karbon tunggal bLas listrik dengan elektroda karbon ganda.

Page 5: Laporan Pelayanan Perawatan Las

b. Pad alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi

diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung

elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan

dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau

elektroda yang berselaput fliksi. Las Listrik dengan Elektroda Logam,

misalnya :

1. Las listrik dengan elektroda berselaput,

2. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas),

3. Las listrik submerged.

4. Las listrik dengan elektroda berselaput

Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan

tambahan.

Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan

mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang

turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung

elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput

elektroda yang membeku akan memutupi permukaan las yang juga berfungsi

sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Perbedaan suhu busur listrik tergantung

pada tempat titik pengukuran, missal pada ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi

pada benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.

a. Las Listrik TIG

Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia)

menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah.

Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan

dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda

wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut

mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai listrik dilengkapi dengan

nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah

las dari luar pada saat pengelasan.Sebagian bahan tambah dipakai

Page 6: Laporan Pelayanan Perawatan Las

elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang

terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas

pelindung dipakai argin, helium atau campuran dari kedua gas tersebut

yang pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas. Tangkai

las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi.

Pembakar las TIG terdiri dari :

Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis

menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar.

Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam

timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya

pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca

pelindung mata (helm las). Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan

mencir dan membeku dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk

yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-

terak las. Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk

gulungan (roll) digerakan maju oleh pasangan roda gigi yang diputar

oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai dengan

kebutuhan pengelasan.

c. Las Listrik MIG

Seperti halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas

ditimbulkan oleh busur listrik antara dua electron dan bahan dasar.

Elektroda merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang

geraknya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor

listrik. Gerakan dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai las

dilengkapi dengan nosel logam untuk menghubungkan gas pelindung

yang dialirkan dari botol gas melalui slang gas.

Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan baja.

Argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium

Page 7: Laporan Pelayanan Perawatan Las

dan baja tahan karat. Proses pengelasan MIG ini dadpat secara semi

otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara

manual, sedangkan otomatik adalah pengelasan yang seluruhnya

dilaksanakan secara otomatik. Elektroda keluar melalui tangkai

bersama-sama dengan gas pelindung.

d. Arus Listrik

Pada arus ini, elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya

dalam satu arah. Arah aliran arus bolak-balik merupakan gelombang

sinusoide yang memotong garis nol pada interval waktu 1/ 100 detik

untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap siklus gelombang

terdiri dari setengah gelombang positif dan setenngah gelombang

negative. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan

menggunakan pengubah arus 

5. Perlengkapan Las listrik

a. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus

dangan karet

isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :

Kabel Elektroda

Kabel Massa

Kabel Tenaga

Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan

elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda

kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga

atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat

pada pesawat las AC atau AC.

b. Pemegang elektroda

Page 8: Laporan Pelayanan Perawatan Las

Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang

elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan

yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai

mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel

digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.

c. Palu Las

Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada

jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.

Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena

kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

d. Sikat Kawat

Dipergunakan untuk :

• Membersihkan benda kerja yang akan dilas

• Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh

pukulan palu las.

e. Klem Massa

Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke

benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar

listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir

dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang

dapat menjepit benda kerja . Walaupun demikian permukaan benda

kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih

dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.

f. Tang Penjepit

Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda

kerja yang masih panas.

Page 9: Laporan Pelayanan Perawatan Las

III. Cara Kerja dan Data Pengamatan

Nyalakan alat

Pastikan semua peralatan dalam keadaan aman dan berfungsi

Mulai pengelasan, jangan terlalu lama menempelkan elektroda pada benda

yang akan di las, karena akan menyebabkan bolong

Pastikan benda yang telah di las kuat dengan memukul benda yang telah

tertempel

Page 10: Laporan Pelayanan Perawatan Las

IV. Pembahasan

Padapraktikum kali ini dilakukan pengelasan terhadap besi untuk pembuatan

pagar. Untuk melakukan pengelasan yang baik maka pada saat elektroda

ditempelkan pada benda kerja jangan terlalu lama karena akan menyebabkan

bolong pada benda kerja.

Pada saat kita melakukan proses pengelasan kita harus memakai penutup mata

untuk melindungi mata. Pada saat pengelasan gunakan arus yang sesuai, jangan

terlalu besar ataupun terlalu kecil.

V. Daftar Pustaka

http://isidunia.com/2010/03/teknik-las-listrik-dan-rangkaian-las-listrik.html

Cary Howard B, “Modern Welding Technology” Prentice Hall, Englewood Cliffs,

New Jersey Q7632, USA, 1994.

Messler R.W, Jr., “Principles of Welding” John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.